HALAMAN JUDUL
UNIVERSITAS INDONESIA
LAPORAN AKHIR
TUGAS BESAR
i
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
iii
3.3 Audit K3 ................................................................................................. 23
LAMPIRAN ............................................................................................................ 9
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
1 BAB I
PENDAHULUAN
1
lifestyle dan belanja baru di kawasan selatan Jakarta. Melihat besarnya antusiasme
masyarakat terhadap kehadiran Bintaro Xchange Mall ini, PT. Jaya Real Property
sebagai owner berencana untuk menghadirkan Bintaro Xchange Mall tahap 2
dengan berbagai inovasi. Bintaro Jaya Xchange tahap 2 ini berlokasi di Boulevard
Bintaro Jaya dengan lahan seluas 50.298 m2. Proyek Bintaro Xchange Mall tahap 2
adalah proyek mixed used yang terdiri dari 3 fasilitas utama, yaitu mall, hotel, dan
Oceanarium. Hal ini merupakan sebuah inovasi karena saat ini perkembangan mall
pada saat ini tak hanya sekedar untuk berbelanja atau makan, oleh karena itu pada
proyek Bintaro Xchange Mall tahap 2 ini dibangun oceanarium berupa aquarium
besar yang menyerupai biota laut dan sekitarnya untuk menambah minat
pengunjung seperti dengan Ice Rink yang terdapat pada Bintaro Xchange Mall 1.
Tujuan dan sasaran dari SMK3L adalah terciptanya sistem K3L di tempat
kerja yang melibatkan segala pihak sehingga dapat mencegah dan mengurangi
kecelakaan dan penyakit akibat risiko-risiko yang ada, serta untuk dapat terciptanya
tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif.
1. Bagi penulis, laporan ini dapat dijadikan sebagai sumber edukasi dan
pengalaman terkait dengan konsep SMK3L dan penerapannya di
lapangan
2. Untuk aspek ilmu pengetahuan, diharapkan penelitian ini dapat
memberikan informasi dan data baru terkait Pemantauan, Monitoring, dan
Evaluasi SMK3L pada Proyek Bintaro Xchange Mall Tahap 2
3. Bagi Universitas Indonesia secara umum serta bagi bidang keilmuan
Teknik Sipil secara khusus, dapat menjadi acuan maupun referensi
3
dengan topik yang berhubungan dengan penerapan program SMK3 dalam
proyek konstruksi.
4
2 BAB II
DATA UMUM PROYEK
5
besar yang menyerupai biota laut dan sekitarnya untuk menambah minat
pengunjung seperti dengan Ice Rink yang terdapat pada Bintaro Xchange Mall 1.
6
Bagian Utaranya adalah taman bermain besar dan parkiran motor Bintaro XChange
Mall 1.
8
Kontraktor STP PT Fransari Tirta
Konsultan
Konsultan Manajemen Konstruksi PT Jaya Construction Management
Konsultan Perencana Struktur PT Wiratman
Konsultan Perencana Arsitek Mall PT Arkonin
Konsultan Perencana M/E/P PT Arkonin
Konsultan Perencana Hotel Blue Antz Architect
Konsultan Struktur Tunnel Ir. Firman
Sub Konsultan
Konsultan Quantity Surveyor PT Jaya Construction Management
Konsultan Interior Hotel Mhoel ID Sarana Estetika
Konsultan Landscape PT Sheilsflym Asia
Konsultan Arsitek & MEP Tunnel PT Matrik Tata Sarana
Konsultan Interior Mall Prada Tata Internasional
Konsultan Interior Kitchen Penta Resources International
Konsultan Lighting ARTmosphere Lighting Consultant
Konsultan Special Lighting Atelier Desain Iluminasi
Konsultan Gedung Parkir Ir. Arsyad Matjik
Konsultan Arsitek Oceanarium Biru Mas Asri
Konsultan Arsitek Hotel Blue Antz
Konsultan Signage PT Bentuk Metakreasi
9
usahanya seperti jaringan bioskop,
pakaian, perlengkapan rumah, arena
kreasi, dan lainnya. Di lantai 2 dan 4
bagian Barat proyek ini juga akan
dibangun sky bridge yang menghubungkan
langsung ke Bintaro Jaya Xchange Mall 1.
Didalamnya juga terdapat lift pribadi yang
khusus digunakan untuk akses ke hotel.
2 Hotel Sebagai sarana akomodiasi atau tempat
tinggal sementara (penginapan) dengan
berbagai fasilitas yang dibutuhkan seperti
kamar tidur, restaurant, kolam renang pada
lantai 5 bagian pinggir hotel dengan
pemandangan indah dan dikelilingi kaca
akrilik. hotel berbintang 4 yang akan
dibuat pada proyek ini memiliki kapasitas
185 kamar dengan ballroom atau banquet
berkapasitas >1000 pengunjung, meeting
room, rooftop wedding venue, dan taman
interaktif yang dilengkapi dengan stage
performance, video tron, amphitheater,
mistri, fountain, dan jogging track. Pada
mall ini juga akan dibangun chapel untuk
tempat ibadah.
3 Oceanarium Sebagai aquarium yang juga dijadikan
pusat rekreasi, edukasi, dan konservasi
dengan bentuk yang menyerupai laut demi
menjaga biota laut di dalamnya.
Oceanarium yang memiliki kapasitas 4,5
juta liter air dengan 36 display biota air laut
dan air tawar seperti kolam pinguin,
10
bintang laut, akuarium ikan-ikan laut, dan
lainnya.
4 Landscape Landscape ini berfungsi untuk
mempercantik keindahan lingkungan
sekitar mall dan hotel, dapat dijadikan
lokasi olahraga ringan seperti jogging atau
jalan-jalan untuk mengatur mood lebih
baik dengan paduan tanaman yang indah.
5 Tunnel Tunnel atau terowongan ini berguna
sebagai sarana pejalan kaki untuk akses
yang menghubungkan antara stasiun
commuter line Jurang Mangu dengan halte
antar moda dan taman bagian selatan mall.
Tunnel ini dibuat agar tidak mengganggu
lalu lintas di lingkar proyek dan
menghindari kecelakaan.
6 Ground Water Tank Fungsi GWT adalah sebagai penampung
air, pengolah air bersih dan dapat dijadikan
hydrant. Disebut juga clean water tank
yang airnya digunakan untuk kebutuhan
sehari-hari dan siap dikonsumsi seperti
pada kamar mandi.
7 Sewage Treatment Plant STP dijadikan sebagai system pengelolaan
air limbah pada seluruh bangunan di
proyek ini, dengan mengelola air kotor
menjadi air yang layak digunakan seperti
untuk menyiram tanaman bagian
landscape. STP bangunan ini terletak di
bagian selatan basement 1 gedung parkir.
11
2.6.2 Dimensi Bangunan
Tabel 2.3 Ukuran Bangunan
12
3 BAB III
KEBIJAKAN KESELAMATAN
• PP 50 Tahun 2012
a. Penetapan kebijakan K3
b. Perencanaan K3
c. Pelaksanaan rencana K3
d. Pemantauan dan evaluasi kinerja K3
e. Peninjauan dan peningkatan kerja SMK3
13
• Safety Management System dalam ISO 45001
a. Perencanaan
b. Prosedur kerja
c. Teknik bekerja aman
d. APD, Perangkatt pelindung jatuh, dan Angkur
e. Tenaga kerja
15
• Keputusan Bersama Menaker dan Men. PU No. KEP.174/MEN/1986
Nomor 104/KPTS/1986
a. Kewajiban kontraktor
b. Organisasi keselamatan dan Kesehatan kerja
c. Ketentuan kesehatan kerja dan pertolongan pada kecelakaan
• KEP/187/MEN/1999
a. Bahan Kimia Berbahaya adalah bahan kimia dalam bentuk tunggal atau
campuran yang berdasarkan sifat kimia atau fisika dan atau toksikologi
berbahaya terhadap tenaga kerja, instalasi dan lingkungan
b. Pengusaha atau pengurus yang menggunakan, menyimpan, memakai,
memproduksi dan mengangkut bahan kimia berbahaya di tempat kerja wajib
mengendalikan bahan kimia berbahaya untuk mencegah terjadinya
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
c. Pengendalian bahan kimia berbahaya sebagaimana menurut pasal 2
meliputi: Penyediaan Lembar Data Keselamatan Bahan (LDKB) dan label,
serta Penunjukan petugas K3 Kimia dan Ahli K3 Kimia.
17
a. Pemeriksaan dan pengujian pengawas ketenagakerjaan spesialis K3 listrik,
ahli K3 bidang listrik pada perusahaan, ahli K3 bidang listrik pada PJK3,
sebelum penyerahan kepada pemilik, setelah ada perubahan, dan perbaikan
secara berkala
b. Hasil pemeriksaan dan pengujian digunakan sebagai bahan pertimbangan
pembinaan atau tindakan hukum oleh pengawas ketenagakerjaan
c. Hasil pemeriksaan dan pengujian oleh ahli K3 bidang listrik digunakan
sebagai bahan pertimbangan pembinaan atau tindakan hukum oleh
pengawas ketenagakerjaan (Dihapus)
d. Pengesahan diterbitakn oleh Kepala Dinas Provinsi (Dihapus)
Tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat
Kerja. Adapun ketentuan umum yang dimuat dalam Permenaker dan Transmigrasi
No. PER.13/MEN/X/2011 meliputi:
a. Nilai Ambang Batas yang selanjutnya disingkat NAB adalah standar faktor
bahaya di tempat kerja sebagai kadar/intensitas rata-rata tertimbang waktu
(time weighted average) yang dapat diterima tenaga kerja tanpa
mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan, dalam pekerjaan sehari-
hari untuk waktu tidak melebihi 8 jam sehari atau 40 jam seminggu.
b. Pengurus dan/atau pengusaha wajib melakukan pengendalian faktor fisika
dan faktor kimia di tempat kerja sehingga di bawah NAB
c. NAB faktor fisika dalam Pasal 2, meliputi iklim kerja, kebisingan, getaran,
gelombang mikro, sinar ultra ungu, dan medan magnet
d. NAB faktor kimia meliputi bentuk padatan (partikel), cair, gas, kabut,
aerosol dan uap yang berasal dari bahan-bahan kimia.
18
• UU No. 32 Tahun 2009
Ruang Lingkup:
a. Perencanaan;
b. Pemanfaatan;
c. Pengendalian;
d. Pemeliharaan;
e. Pengawasan; dan
19
f. Penegakan hukum.
Tentang Tata Cara Pemberian Simbol dan Label Bahan Berbahaya dan
Beracun. Adapun ketentuan umum yang terdapat dalam Permen LH No. 3 Tahun
2008 meliputi:
20
b. Label adalah uraian singkat yang menunjukkan antara lain klasifikasi dan
jenis B3.
c. Kemasan adalah wadah atau tempat yang bagian dalamnya terdapat B3 dan
dilengkapi penutup.
d. Tempat penyimpanan kemasan B3 adalah bangunan atau dalam bentuk lain
yang digunakan untuk menyimpan kemasan B3.
a. Sampah rumah tangga adalah sampah yang berasal dari kegiatan sehari-hari
dalam rumah tangga yang tidak termasuk tinja dan sampah spesifik
b. Pengaturan pengelolaan sampah ini bertujuan untuk menjaga kelestarian
fungsi lingkungan hidup dan kesehatan masyarakat, dan menjadikan
sampah sebagai sumber daya.
c. Peraturan Pemerintah ini meliputi pengaturan tentang kebijakan dan strategi
pengelolaan sampah, penyelenggaraan pengelolaan sampah, kompensasi,
21
pengembangan dan penerapan teknologi, sistem informasi, peran
masyarakat, serta pembinaan.
meliputi:
22
Langkah-langkah dalam melakukan pemantauan/monitoring meliputi:
a. Kriteria perusahaan
b. Jenis proyek
c. Memastikan tanggal pemantauan/monitor
d. Mencatat kondisi proyek
e. Mengurutkan berdasarkan scope of pekerjaan
f. Buat checklist sesuai dengan urutan SMK3 konstruksi, sesuai 5 pilar
g. Menyiapkan alat kerja
h. Mengkonfirmasikan kepada penyedia jasa yang akan dilakukan monitor.
3.3 Audit K3
Menurut PP No.50 Tahun 2012, audit SMK3 adalah pemeriksaan secara
sistematis dan independen terhadap pemenuhan kriteria yang telah ditetapkan untuk
mengukur suatu hasil kegiatan yang telah direncanakan dan dilaksanakan dalam
penerapan SMK3 di perusahaan. Manfaat dari dilaksanakannya proses audiit SMK3
diantaranya adalah:
Sesuai Permenaker No.26 Tahun 2014 Pasal 21, lembaga audit wajib
membuat perencanaan pelaksanaan audit SMK3 dan menyampaikan kepada
Menteri atau Direktur Jenderal dengan salinan disampaikan kepada Dinas Provinsi.
Pelaksanaan audit SMK3 paling sedikit dilakukan melalui tahapan:
1. Pertemuan pembuka
2. Proses audit SMK3
3. Pertemuan tim auditor SMK3
4. Pertemuan penutup
5. Penyusunan laporan Audit SMK3
24
inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja, didokumentasikan dan digunakan untuk
mengidentifikasi ketidaksesuaian, tindakan perbaikan/koreksi dan pencegahan
yang harus segera dilakukan serta pihak manajemen menjamin pelaksanaanya
secara sistematik dan efektif.
a. Hasil audit internal dan hasil dari evaluasi kesesuaian dengan persyaratan
legal dan persyaratan lain yang berlaku
b. Hasil dari partisipasi dan konsultasi
c. Komunikasi relevan dengan pihak luar yang berkepentingan, termasuk
keluhan
d. Kinerja K3 organisasi
e. Tingkat pencapaian sasaran
f. Status investigasi insiden, tindakan koreksi dan tindakan pencegahan
g. Tindak lanjut dari tinjauan manajemen sebelumnya
h. Hal-hal yang berubah, termasuk perkembangan persyaratan legal dan
persyaratan lain terkait K3
i. Usulan-usulan untuk peningkatan
a. Kinerja K3
b. Sasaran dan kebijakan K3
26
c. Sumber daya
d. Unsur-unsur lain dari sistem manajemen K3
Hasil yang relevan dari tinjauan manajemen harus tersedian (dapat diakses)
untuk proses komunikasi dan konsultasi.
27
4 BAB IV
LINGKUP PEKERJAAN PROYEK
28
g. Pengadaan K3LH terdiri dari penyelenggaraan K3 yang terdapat 9
aktivitas wajib dalam pelaksanaan K3 dalam menunjang keselamatan
dan kebersihan kerja dalam proyek.
2. Pekerjaan Struktur Bawah
Pekerjaan struktur bawah ini meliputi pekerjaan tanah, pondasi, pekerjaan
basement atau gedung parkir bangunan, dan pekerjaan bagian oceanarium yang
berada di bawah landscape mall.
a. Pekerjaan tanah terdiri dari pekerjaan pembersihan lahan dengan
melakukan stripping atau pengupasan tanah dan pengangkatan
sampah disekitarnya, lalu pekerjaan galian tanah untuk pondasi,
basement, dan tie beam. Selanjutnya dilakukan pengurugan tanah
dengan mengurug tanah pondasi hingga basement, pasir untuk bawah
tanah, dan memobilisasi tanah urugan tersebut. Terakhir, dilakukan
pekerjaan pemadatan dan perataan tanah.
b. Pekerjaan pondasi pada pembangunan proyek ini terbagi 2, yaitu
pekerjaan pondai raft pada bagian hotel, dan pondasi bor pile pada
bangunan mall dan oceanarium. Keduanya merupakan pondasi
menerus dengan pile cap yang disambungkan ke tie beam kemudian
ditimbun lantai kerja. Disekitar pondasi dikelilingi oleh dinding
penahan tanah soldier pile dan sheet pile.
c. Pekerjaan basement pada proyek pembangunan mall ini dibagi
menjadi 2 lantai dengan lingkup pekerjaan yang sama yaitu dimulai
dari pekerjaan kolom, pekerjaan balok, pekerjaan plat lantai,
pekerjaan tangga, dan pekerjaan ramp.
d. Pekerjaan oceanarium serupa dengan basement, hanya berbeda di
material arsitektur dan ketebalan slab nya.
3. Pekerjaan Struktur Atas
a. Pekerjaan struktur atas ini terbagi menjadi pekerjaan lantai 1-4 untuk
bagian mall dan pekerjaan lantai 5-16 untuk bagian hotel. Pekerjaan
ini meliputi pekerjaan kolom, balok, dan pelat yang menggunakan
metode cast in situ dan prestressed, ditambah dengan pekerjaan
struktur tangga dan ramp.
29
b. Pekerjaan sky bridge ini dilakukan pada bagian Timur mall lantai 2
dan 4 untuk menghubungkan antara Mall Bintaro Jaya XChange 1 dan
2.
c. Pekerjaan atap pada proyek dibedakan menjadi atap mall dan atap
hotel dengan material dan metode yang berbeda.
4. Pekerjaan MEP
Pekerjaan mekanikal, elektrikal, dan plumbing pada proyek ini dikerjakan
dari awal pekerjaan struktur karena pada proyek ini terdapat beberapa alat
mekanikal dan elektrikal yang tertanam di dalam struktur bangunan seperti
pipa PVC dan gutter.
30
Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5
Nama Rumpun
Zona Pekerjaan Jenis Pekerjaan Paket Pekerjaan
Proyek Pekerjaan
Project Name Work Section Work Package Type of Work Work Package
Ruang direksi
31
Zona 1, Zona 2A, Zona 2B,
Zona 2C, Zona 2D, Zona Pekerjaan Penggalian Galian Tanah
2E, Zona 2F, Zona 2G,
Zona 3A, Zona 3B, Zona
3C, Zona 4A, Zona 4B, Pekerjaan Pembuangan Pekerjaan Stripping
Zona 4C, Zona 4D, Zona
Pekerjaan Tanah 4E, Zona 4F, Zona 4G,
Zona 4H, Zona 5A, Zona Pekerjaan Pengurugan Urugan Tanah Kembali
5B, Zona 5C, Zona 5D,
Zona 5E, Zona 5F, Zona
5G, Zona 6A, Zona 6B,
Pemadatan dan
Zona 6C, Zona 6D, Zona Pekerjaan Pemadatan
PerataanTanah
6E, Zona 7A, Zona 7B,
Zona 7C, Zona 8A, Zona
8B, Zona 9A, Zona 9B,
Zona 9C, Zona 9D, Zona 10 Pekerjaan Pondasi Borpile
A, Zona 10 B, Zona 10 C,
Zona 10 D, Zona 10 E,
Pekerjaan Zona 10 F, Zona 10 G,
Pekerjaan Pondasi
Struktur Bawah Zona 11 A, Zona 12 A,
Zona 13 A, Zona 14 A,
Zona 14 B, Zona 14 C, Pekerjaan Pondasi Raft
Zona 14 D, Zona 14 E,
Zona 14 F , Zona 14 G,
32
Zona 15 A, Zona 16 A,
Zona 16 B , Zona 16 C Pekerjaan Tie Beam
Pekerjaan Dinding
Penahan Tanah
Pekerjaan Kolom
Pekerjaan Balok
Pekerjaan Tangga
Pekerjaan Ramp
33
Pekerjaan Kolom
Pekerjaan Balok
Pekerjaan Tangga
Pekerjaan Ramp
34
Lantai 10, Lantai 11, Lantai
12, Lantai 13, Lantai 14,
Lantai 15, Lantai 16, Lantai Pekerjaan Balok
Atap, Zona Sky Bridge
Tiang 1, Zona Sky Bridge
Tiang 2, Zona Sky Bridge
Tiang 3, Area Tangga Lt.
Pekerjaan Pelat
B2 ke Lt. B1, Area Tangga
Lt. B1 ke Lt. 1, Area
Tangga Lt. 1 ke Lt. 2, Area
Tangga Lt. 2 ke Lt. 3, Area
Tangga Lt. 3 ke Lt. 4, Area Pekerjaan Tangga
Tangga Lt. 4 ke Lt. 5, Area
Tangga Lt. 7 ke Lt. 8, Area
Tangga Lt. 8 ke Lt. 9, Area
Tangga Lt. 9 ke Lt. 10, Area Pekerjaan Kolom
Tangga Lt. 10 ke Lt. 11,
Area Tangga Lt. 11 ke Lt.
12, Area Tangga Lt. 12 ke
Lt. 13, Area Tangga Lt. 13 Pekerjaan Balok
ke Lt. 14, Area Tangga Lt. Pekerjaan Lantai 2
14 ke Lt. 15, Area Tangga
Lt. 15 ke Lt. 16, Area
Tangga Lt. 16 ke Lt. Atap
Pekerjaan Pelat
35
Pekerjaan Kolom
Pekerjaan Balok
Pekerjaan Lantai 3
Pekerjaan Pelat
36
Pekerjaan Permukaan
Jalan
Mobilisasi Apal
Pekerjaan Pengaspalan Penghamparan aspal
Pekerjaan Finishing Aspal
Pekerjaan Drainase
Pekerjaan Finishing Jalan
Pekerjaan Trotoar
Pemberian marka jalan
dan lahan parkir
Pekerjaan Pasangan Bata
Pekerjaan Pasangan dan
Pekerjaan Plesteran
Lantai B2, Lantai B1, Plesteran
Lantai 1, Lantai 2, Lantai 3, Pekerjaan Acian
Lantai 4, Lantai 5, Lantai 6,
Pekerjaan
Lantai 7, Lantai 8, Lantai 9,
Arsitektur Pekerjaan Pasang Keramik
Lantai 10, Lantai 11, Lantai
12, Lantai 13, Lantai 14, Marmer
Lantai 15, Lantai 16 Pekerjaan Penutup lantai
Granite tile
37
Pekerjaan Pembesian
Tangga
Pekerjaan Logam Arsitektur
Pekerjaan Hand Railing
Pengecatan dinding
Pekerjaan pengecatan
Pekerjaan waterproofing 1
PC : 3 PSR
Pengecatan Plafond
Pekerjaan Plafond
Pekerjaan Langit-Langit
Pekerjaan List Plafond
Pekerjaan MVAC
Mechanical Pemadam Kebakaran
Elektrikal
Elektronik
Intercom
Pekerjaan
Escalator
Elektrikal dan
Lift
Elektronik
Genset
Gondola Tower
Penangkal Petir
38
Test Commisioning
Façade
Pekerjaan
Pembersihan Seluruh zona proyek
Tabel
Area Proyek
4.1
Work Breakdown Structure Proyek (Tabular View)
39
Gambar 4.1 Work Breakdown Structure Proyek (Tree Structure)
40
4.3 Metode Pelaksanaan
Metode pekerjaan yang dilakukan dalam proyek dijelaskan pada tabel dibawah.
Nama Metode
No Material Deskripsi Tahapan Pelaksanaan Konstruksi
Pekerjaan Konstruksi
A. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pekerjaan Pondasi TC
2. Penanaman angkur TC dan base section ke
Tower crane berfungsi sebagai alat dalam pondasi, dilanjutkan pengecoran
Pemasangan
angkat barang dan bahan meterial 3. Pemasangan mast section
1 Tower - Tower Crane
konstruksi seperti besi dan 4. Pemasangan climbing crane
Crane(TC)
bekisting. 5. Pemasangan kabin
6. Pemasangan boom dan counter jib
7. Pemasangan counterweight
1. Pekerjaan Persiapan
Lantai kerja dibuat untuk 2. Penghamparan plastic cor
Pembuatan Perkerasan Beton fc' 30 memudahkan mobilisasi alat berat, 3. Pembesian
2
Jalan Kerja Beton Mpa dan memastikan area kerja terlihat 4. Pengecoran dengan mutu beton fc' 30 Mpa
bersih ketebalan 15-18 cm dengan lebar 2m
5. Finishing dengan grooving
41
1. Marking elevasi top lean concrete
Lean concrete merupakan lantai
2. Zoning lean concrete pada area yang luas (1.5-
Pekerjaan Lean Beton fc' 10 kerja yang digunakan untuk
4 2m)
lantai kerja concrete Mpa mempermudah pekerjaan di
3. Pengecoran
lapangan
4. Pemerataan permukaan beton
Pekerjaan urugan dan pemadatan 1. Pengeringan Area Kerja
Urugan dan tanah bertujuan untuk 2. Pengurugan lapis demi lapis
Convensional
5 pemadatan Tanah urug menyesuaikan property dari tanah 3. Pemadatan dengan nilai optimum 20-30%
Compaction
tanah agar sesuai dengan standart yang menggunakan vibro roller
dibutuhkan untuk proses konstruksi 4. Check genangan air dan kepadatan optimum
B. PEKERJAAN STRUKTUR BAWAH
1. Pekerjaan Persiapan (survey lahan, setting titik
Borepile adalah salah satu jenis bor, setting posisi alat bor)
fondasi dalam yang memiliki bentuk 2. Pekerjaan pengeboran awal
seperti tabung dan terbuat dari 3. Pemasangan casing borepile
Besi BJTS
Pekerjaan campuran beton bertulang dengan 4. Pengeboran hingga kedalaman rencana
1 Borepile 420, Beton 5. Pembersihan dan pembuangan lumpur
Pondasi ukuran diameter tertentu. Dalam
fc' 35 Mpa 6. Pembesian borepile
tahap pelaksanannya borepile
dipasang ke dalam tanah dengan 7. Airlift dan pemasangan pipa tremie
cara mengebor terlebih dahulu. 8. Pengecoran borepile
9. Pekerjaan finishing (Pengangkatan pipa tremie
dan pemasangan borepile hole protection)
42
1. Pekerjaan persiapan (Survey, galian tanah,
Fondasi rakit (Raft Foundation) pekerjaan K3, dewatering)
adalah bagian bawah struktur yang 2. Pemotongan kepala tiang borepile
berbentuk rakit melebar keseluruh 3. Pembuatan lantai kerja
Besi BJTS 4. Pemasangan bekisting precast
Pekerjaan Raft bagian dasar bangunan. Fondasi
2 420, Beton 5. Pembesian raft
Pondasi foundation rakit merupakan jenis fondasi
fc' 35 Mpa 6. Pemasangan stop cor
dangkal yang menyatukan bukan
hanya beberapa borepile, tetapi 7. Pemasangan thermocouple
keseluruhan area bangunan 8. Pemasangan tenda
9. Pengecoran
10. Finishing (monitoring suhu dan curing beton)
Pada sistem konstruksi top down,
1. Pekerjaan secant pile
struktur basement dilaksanakan
2. Pekerjaan kingpost
bersamaan dengan pekerjaan galian
3. Pekerjaan caping beam balok dan plat lantai 1
basement, dengan urutan
4. Pekerjaan struktur atas (pembesian kolom,
Pekerjaan Top-Down Baja penyelesaian balok dan pelat
3 pembesian balok dan plat, pengecoran lantai 1 dan
Basement Construction kingpost lantainya dimulai dari atas kebawah.
2)
Selama proses pelaksanaan
5. Pekerjaan struktur bawah (pembesian raft
konstruksi top down, struktur pelat
basement, pengecoran raft, pembesian kolom
dan balok didukung oleh tiang baja
basement, pengecoran kolom basement)
yang disebut King Post.
C. PEKERJAAN STRUKTUR ATAS
Bekisting adalah konstruksi
pembantu untuk cetakan beton pada
Pekerjaan Bekisting 1. Pemasangan bekisting2. Pemasangan support3.
1 Kayu saat dilakukan pengecoran. Fungsi
Bekisting Konvensional Pengecoran4. Pembongkaran Bekisting
bekisting untuk menjaga bentuk,
ukuran, dan rupa dari beton
43
Kolom adalah batang tekan vertikal
dari rangka struktur yang memikul
beban dari balok. Kolom merupakan
suatu elemen struktur tekan yang
memegang peranan penting dari
Pekerjaan Reinforced Beton fc' 40 suatu bangunan, sehingga 1. Pekerjaan persiapan
2
Kolom Concrete Mpa keruntuhan dari suatu kolom yang 2. Fabrikasi Pembesian kolom
merupakan lokasi kritis dapat 3. Pemasangan tulangan dan beton decking
menyebabkan runtuhnya struktur 4. Pemasangan bekisting
lantai yang bersangkutan ataupun 5. Pengecoran kolom
runtuh total (total collapse) seluruh 6. Pembongkaran bekisting kolom
struktur 7. Pekerjaan Finishing
1. Pekerjaan persiapan
Plat lantai dan balok merupakan 2. Pemasangan bekisting
Pekerjaan bagian dari struktur inti suatu 3. Pemasangan besi tulangan
Reinforced Beton fc'25 4. Pengecoran
3 Balok dan bangunan. Fungsi dari plat lantai
Concrete Mpa 5. Pemadatan
Plat dan balok adalah meneruskan beban
ke kolom dan pondasi 6. Pemerataan permukaan
7. Curing
8. Pembongkaran bekisting
1. Pekerjaan persiapan
Pada proyek pembangunan bintaro 2. Penentuan elevasi
Pekerjaan
xchange tahap 2 dilakukan 3. Ereksi kolom baja
4 Struktur Struktur baja Baja
pekerjaan struktur baja pada kolom 4. Grouting base plate
Baja
dan pemasangan truss 5. Pemasangan rangka baja (truss)
6. Pengencangan baut dan final check
44
5 BAB V
POTENSI BAHAYA DAN RISIKO
1
6 BAB VI
DAMPAK DARI RISIKO
2
7 BAB VII
PENILAIAN RISIKO
3
8 BAB VIII
PENGENDALIAN RISIKO
4
9 BAB IX
SASARAN DAN PROGRAM SMKK
5
10 BAB X
PEMBAHASAN
6
11 BAB XI
KESIMPULAN
7
DAFTAR PUSTAKA
8
LAMPIRAN