Anda di halaman 1dari 1

Pertama yang akan mendapatkan naungan Allah adalah pemimpin yang adil.

Pemimpin ini bersikap adil. Dalam hal amanat ia benar-benar mengembannya dengan baik,
tidak melampaui batas dan tidak meremehkan. Keadilannya tidak beralih pada harta dan tidak
beralih pada kesenangan dunia. Jujur Amanah Itulah pemimpin yang akan mendapatkan
naungan Allah pada hari kiamat.

Kedua adalah pemuda yang tumbuh dalam ketaatan pada Allah.

Kenapa disebut pemuda? Karena pemuda asalnya nafsunya begitu tinggi pada dunia dan
kebanyakan itu lalai dari akhirat. Kalau ada pemuda yang rajin berjamaah di masjid, rajin
menghadiri shalat fajar, akhlaknya pun bagus pada bapak-ibunya, dialah pemuda yang jadi
harapan akan mendapatkan naungan Allah pada hari kiamat.

Pemuda seperti itu sangat jarang kita temui saat ini karena kebanyakan pemuda itu lalai, di
antara mereka lebih suka bersenang-senang dan berfoya-foya. Misalnya kalau jaman
sekarang, main game, atau ngebut-ngebutan di sore hari, atau bermain band, ngobrol nggosip,
sibuk main medsos/hp sampai lupa waktu, waktu mereka habis untuk hal-hal sia-sia semacam
itu

Maka pantas saja, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memasukkan pemuda yang rajin ibadah
dalam golongan yang akan mendapatkan naungan Allah pada hari kiamat.

Ketiga adalah ada orang yang hatinya selalu terkait dengan masjid.

Dimana pun ia berada, sedang apapun ia beraktivitas, namun saat terdengar panggilan Allah
swt.-adzan-, maka ia akan segera memenuhi panggilan tersebut. Tidak hanya untuk
menunaikan shalat fardhu saja, namun juga untuk memakmurkan masjid-masjid Allah
dengan tilawah Al-Qur’an, mengkaji hadits, kaji tafsir, mengajarkan pelajaran bermanfaat-
terutama ilmu Islam- dan lain sebagainya. Dalam haditsnya, tertulis masaajida, yang artinya
masjid-masjid (jamak), jadi kita tidak hanya saja memakmurkan masjid yang ada di sekitar
rumah kita, namun terlebih kita harus berusaha memakmurkan masjid dimana pun kita
berada. Baik sedang di perjalanan, atau sedang ada di luar kota tempat kita tinggal.

Bisa juga pengertian orang yang hatinya terkait dengan masjid adalah mereka yang selalu
mengingat shalat berjamaah walau dalam keadaan super sibuk. Sopir kendaraan ketika
mendengar suara azan segera memarkirkan kendaraannya untuk mengerjakan shalat. Pegawai
kantoran bergegas ke masjid ketika berkumandang hayya ‘alash sholah, hayya ‘alash sholah.
Contoh-contoh seperti ini itulah mereka yang hatinya selalu terkait masjid.

Anda mungkin juga menyukai