Anda di halaman 1dari 2

Ada hadits yang patut direnungkan pada kesempatan Jumat kali ini yaitu mengenai mereka yang akan

mendapatkan naungan Allah pada hari kiamat.


Yang dimaksudkan naungan di sini adalah naungan ‘Arsy Allah sebagaimana dikuatkan riwayatnya oleh Ibnu
Hajar dalam Fathul Bari (2: 144).
Hadits lengkapnya berbunyi sebagai berikut.:
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Beliau Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Tujuh golongan yang dinaungi Allâh dalam naungan-Nya pada hari di mana tidak ada
naungan kecuali naungan-Nya:
(1) imam yang adil,
Pemimpin ini bersikap adil. Dalam hal amanat ia benar-benar mengembannya dengan baik, tidak
melampaui batas dan tidak meremehkan. Keadilannya tidak beralih pada harta dan tidak beralih pada
kesenangan dunia. Itulah pemimpin yang akan mendapatkan naungan Allah pada hari kiamat.
(2) seorang pemuda yang tumbuh dewasa dalam beribadah kepada Allâh,
Kenapa disebut pemuda? Karena pemuda asalnya nafsunya begitu tinggi pada dunia dan kebanyakan
itu lalai dari akhirat. Kalau ada pemuda yang rajin berjamaah di masjid, rajin menghadiri shalat fajar,
akhlaknya pun bagus pada bapak-ibunya, dialah pemuda yang jadi harapan akan mendapatkan
naungan Allah pada hari kiamat.
Pemuda seperti itu sangat jarang kita temui saat ini karena kebanyakan pemuda itu lalai, di antara
mereka lebih suka bersenang-senang dan berfoya-foya. Ada kesempatan untuk bermain game, atau
ngebut-ngebutan di sore hari, atau bermain band, waktu mereka habis untuk hal-hal sia-sia semacam
itu, bahkan maksiat pun ada yang dijadikan hobi. Untuk saat ini jarang sekali kita lihat pemuda yang
mau sadar untuk ke masjid kecuali yang dirahmati oleh Allah subhanahu wa ta’ala.
Maka pantas saja, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memasukkan pemuda yang rajin ibadah dalam
golongan yang akan mendapatkan naungan Allah pada hari kiamat.
(3) Seorang yang hatinya bergantung ke masjid,
Yang dimaksud di sini adalah laki-laki. Karena wanita lebih layak tempatnya di rumah. Sampai pun untuk
shalat lima waktu, wanita lebih utama mengerjakannya di rumah dan pahalanya lebih besar. Sedangkan
laki-laki, tempat shalatnya itu di masjid.
Laki-laki yang hatinya terkait dengan masjid adalah yang biasa menunggu shalat setelah shalat,
misalnya ia menunggu waktu antara Maghrib dan Isya dengan berada dalam majelis ilmu dengan
mendengar kajian Quran atau hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Bisa juga pengertian orang yang hatinya terkait dengan masjid adalah mereka yang selalu mengingat
shalat berjamaah walau dalam keadaan super sibuk. Sopir kendaraan ketika mendengar suara azan
segera memarkirkan kendaraannya untuk mengerjakan shalat. Pegawai kantoran bergegas ke masjid
ketika berkumandang hayya ‘alash sholah, hayya ‘alash sholah. Contoh-contoh seperti ini itulah mereka
yang hatinya selalu terkait masjid.
(4) dua orang yang saling mencintai di jalan Allâh, keduanya berkumpul karena-Nya dan berpisah karena-
Nya,
Yang dimaksud adalah mereka yang berteman karena Allah. Sehingga teman yang dipilih adalah karena
tertarik pada keshalihan, bukan tertarik pada dunia dan harta. Pertemanan tersebut dibangun di atas
iman sampai maut menjemput.
(5) seorang laki-laki yang diajak berzina oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan lagi cantik, lalu ia
berkata, ‘Aku benar-benar takut kepada Allâh.’
Ada wanita yang kaya raya, terhormat dan begitu cantik. Ia menggoda dan mengajak laki-laki untuk
berzina. Namun karena takut pada Allah, laki-laki tersebut tidak melakukannya.
Hadits ini mengisyaratkan tentang kisah Nabi Yusuf ‘alaihis salam dengan permaisuri Raja Mesir yang
menggodanya. Kalau tidak dengan pertolongan dan perlindungan Allah tentu Nabi Yusuf bisa saja
terjerumus dalam zina.
Maka kita bisa selamat dari maksiat hanya dengan pertolongan Allah. Ingatlah kalimat “Laa hawla wa
laa quwwata illa billah”. Apa maksud kalimat tersebut?
“Tidak ada daya untuk menghindarkan diri dari maksiat selain dengan perlindungan dari Allah. Tidak ada
kekuatan untuk melaksanakan ketaatan selain dengan pertolongan Allah.”
(6) seseorang yang bershadaqah dengan satu shadaqah lalu ia menyembunyikannya sehingga tangan
kirinya tidak tahu apa yang diinfaqkan tangan kanannya,
Maksudnya, sedekah yang paling utama adalah sedekah yang dilakukan sembunyi-sembunyi. Lihatlah
ibarat yang dinyatakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, tangan kanan yang berinfak lantas
tangan kiri tidak mengetahuinya. Ini menunjukkan bahwa yang paling dekat saja tidak mengetahui kalau
ia bersedekah.
Namun boleh saja seseorang bersedekah terang-terangan untuk memberikan contoh pada orang lain.
Juga sedekah boleh dilakukan terang-terangan jika yang dimaksud adalah sedekah wajib (seperti zakat
dan nafkah keluarga).
(7) seseorang yang berdzikir kepada Allâh dalam keadaan sepi lalu ia meneteskan air matanya.” (HR.
Bukhari, no. 1423 dan Muslim, no. 1031)
Maksudnya adalah orang yang rajin berdzikir pada Allah dengan benar-benar menghayati, hingga
terkadang air matanya menetes ketika menyendiri karena takutnya pada Allah.
Dikatakan ia berdzikir seorang diri (ketika sepi) menunjukkan bahwa dzikir yang utama itu
disembunyikan, karena lebih akan terjaga dari riya’.
Semoga Allah menggolongkan kita masuk dalam tujuh golongan di atas yang tidak ada naungan kecuali
naungan-Nya.

Anda mungkin juga menyukai