Allah SWT adalah yang menciptakan kita semua, semua yang ada di
alam semesta adalah ciptaanya. Dan jika jangan sampai lupa apa tujuan
Allah menciptakan kita sebagai manusia. Sebagaimana firman Allah :
dari ayat diatas, sangat jelas apa yang Allah inginkan dari kita, terlepas
dari semua profesi dan pekerjaan yang telah takdirkan untuk kita, Allah
ingin kita beribadah kepadanya.
sekarang, coba kita intropeksi diri kita semua, sudahkah kita penuhi hak-
Nya Allah, apakah kita masih sering menunda, menggabaikan atau
bahkan meninggalkan hak-Nya Allah.
Sebagai contoh, jika nanti malam ada saudara muslim kita mengundang
untuk acara hajatan seperti yang biasa ada di desa kita yaitu acara
pembentukan panitia resepsi pernikahan, acara hajatannya di mulai pukul
08.00 malam, sedangkan sholat Isya pukul setengah 8 malam.
apakah ada jaminan bahwa nyawa kita masih ada setelah hajatan tersebut,
dan jika ada yang terlintas di pikiran kita untuk menunda sholat isya
karena waktu nya panjang, itu semua bisikan syaiton, semua itu jangan
diikuti dan harus dilawan. Bisikan Syaiton itu penuh dengan tipu daya,
Karena, jika syaiton tidak bisa membisikan kepada kita untuk melakukan
keburukan, ia akan membisikan kedalam hati untuk lalai dan jauh dari
rahmat Allah SWT. maka dari itu utamakanlah hubungan kita dengan
Allah, baru kemudian hubungan kita dengan manusia, Habbluminnallah
wa Habbluminnannas.
pada kesempatan yang mulia ini, khotib mengajak diri khotib pribadi dan
kepada semua jamaah, marilah kita utamakan hak-Nya Allah, hak Allah
untuk disembah, hak Allah untuk diibadahi, Allah selalu memanggil kita
melalui lisan mu'adzin untuk sholat 5 hari sehari semalam, penuhilah
panggilan itu, jangan ditunda, diabaikan atau bahkan ditinggalkan,
sesibuk apapun profesi dan pekerjaan kita, jawablah panggilan itu dengan
sholat, dan sebaik-baiknya sholat wajib bagi laki-laki adalah sholat wajib
yang dilakukan berjamaah di masjid.
dalam hadist diatas ada nama 4 orang disebut yaitu Qorun, Fir'aun,
Haman dan Ubay bin Kholaf.
dari hadist tersebut bukankah sudah sangat jelas, jika orang buta saja
masih disuruh untuk sholat berjamaah, apa lagi kita yang matanya sehat.
Para sahabat tidak pernah membangkang atau mencari-cari alasan untuk
pembenaran diri tidak sholat berjamaah di masjid, karena mereka yakin
jika sudah Allah dan Rosul-nya perintahkan pasti semua penuh dengan
kebaikan.
dan ada juga sahabat Abdurrahman bin auf, beliau termasuk 10 sahabat
dijamin masuk surga oleh rosulullah. saat ikut Rasulullah hijrah ke
madinah hanya membawa pakaian di badannya, setelah 3 bulan, beliau
menjadi orang kaya nomor 2 di madinah dengan berdagang. walaupun
sibuk berdagang, tapi beliau tidak pernah tinggal sholat berjamaah
dimasjid bersama Nabi. Abdurahman bin Auf tidak pernah menginginkan
kekayaan dunia, bahkan beliau pernah membagikan seluruh kekayaannya
kepada seluruh muslim dimadinah, saat mendengar nabi bersabda bahwa
Abdurahman bin Auf, terlambat setengah hari masuk surga karena
banyak hartanya saat dihisap. Meskipun harta dan untung dari berdagang
selalu ia bagikan tapi hartanya selalu bertambah setiap hari dari arah yang
tak pernah diduga-duga, saat wafat harta beliau jumlah 6,2 Triliun.
Kisah dua sahabat rosulullah di atas bisa kita jadikan teladan, mereka
tidak melupakan dunia, mereka juga sibuk dengan urusan dunia, tapi jika
waktu sholat tiba, mereka penuhi haknya Allah dan perintah Rasulnya.
Sekarang, marilah kita introspeksi diri kita, siapakah kita, kita tidak ada
jaminan surga dari nabi, kita yg selalu sibuk bekerja sehingga melalaikan
sholat, dan apakah harta yang kita kumpulkan membuat kita semakin
dekat dengan Allah atau semakin jauh dari Allah. Dan juga apakah ada
jaminan, harta yang kita kumpulkan akan bertahan 7 keturunan.
Syeikh Sholih Al Fauzan pernah berkata "Surga tidak akan diraih dengan
sikap malas, tidur dan bersantai namun surga itu diraih dengan berletih-
letih dalam amalan-amalan sholeh.