Anda di halaman 1dari 3

ِ ‫ُور أَ ْنفُ ِسنَا َو ِم ْن َسيِّئَا‬

‫ت‬ ِ ‫َّن ْال َح ْم َد هَّلِل ِ نَحْ َم ُدهُ َونَ ْستَ ِعينُهُ َونَ ْستَ ْغفِ ُرهُ َونَعُو ُذ ِباهللِ ِم ْن ُشر‬
ُ‫ى لَه‬
َ ‫ض َّل لَهُ َو َم ْن يُضْ لِلْ فَالَ هَا ِد‬ ِ ‫أَ ْع َمالِنَا َم ْن يَ ْه ِد هَّللا ُ فَالَ ُم‬
ُ‫ك لَه‬َ ‫َوأَ ْشهَ ُد أَ ْن الَ إِلَهَ إِالَّ هَّللا ُ َوحْ َدهُ الَ َش ِر ْي‬
ُ‫َوأَ ْشهَ ُد أَ َّن ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُولُه‬
‫ان إِلَى يَ ْو ِم ال ِّدي ِْن‬ ٍ ‫صلِّ َعلَى نَبِيِّنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َو َم ْن تَبِ َعهُ ْم ِبإِحْ َس‬ َ ‫اللّهُ َّم‬
،ُ‫ق َحقّا ً َوارْ ُز ْقنَا اتِّبَا َعه‬ َّ ‫ َوأَ َرنَا ال َح‬،ً‫ َو ِز ْدنَا ِع ْلما‬،‫ َوا ْنفَ َعنَا بِ َما َعلَّ ْمتَنَا‬،‫اللّهُ َّم َعلِّ ْمنَا َما يَ ْنفَ ُعنَا‬
ُ‫اطالً َوارْ ُز ْقنَا اجْ تِنَابَه‬ ِ َ‫اط َل ب‬ ِ َ‫َوأَ َرنَا الب‬
Amma ba’du

Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam yang telah memberikan kita berbagai karunia. Karunia
terbesar yang Allah berikan adalah karunia Iman dan Islam. Karena Islam adalah nikmat terbesar
dibandingkan lainnya seperti nikmat harta dan kenikmatan dunia.
Bagaimana cara mensyukuri nikmat yang telah Allah karuniakan?
Kita diperintahkan untuk menikmatan takwa kita pada Allah,

َ ‫ق تُقَاتِ ِه َواَل تَ ُموتُ َّن إِاَّل َوأَ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُم‬


‫ون‬ َ ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذ‬
َّ ‫ين آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َح‬
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan
janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (QS. Ali Imran: 102)
 
Shalawat dan salam semoga tercurah pada junjungan dan suri tauladan kita, Nabi akhir zaman, Nabi
besar kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam,  kepada Ummahatul Mukmin, kepada para
sahabat tercinta, kepada khulafaur rosyidin (Abu Bakr, ‘Umar, ‘Utsman dan ‘Ali radhiyallahu ‘anhum)
serta yang mengikuti para salaf tadi dengan baik hingga akhir zaman.

Ada hadits yang patut direnungkan pada kesempatan Jumat kali ini yaitu mengenai mereka yang akan
mendapatkan naungan Allah pada hari kiamat.
Yang dimaksudkan naungan di sini adalah naungan ‘Arsy Allah sebagaimana dikuatkan riwayatnya
oleh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari (2: 144).
Hadits lengkapnya berbunyi sebagai berikut.

ُ‫ َس ْب َعةٌ ي ُِظلُّهُ ُم هللا‬: ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل‬ ِ ‫َع ْن أَبِ ْي هُ َر ْي َرةَ َر‬
َ ‫ض َي هللاُ َع ْنهُ َع ِن النَّبِ ِّي‬
ُ‫فِ ْي ِظلِّ ِه يَ ْو َم اَل ِظ َّل إِاَّل ِظلُّه‬
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Beliau Shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda, “Tujuh golongan yang dinaungi Allâh dalam naungan-Nya pada hari di mana
tidak ada naungan kecuali naungan-Nya:
‫اَإْل ِ َما ُم ْال َعا ِد ُل‬
(1) imam yang adil,

ِ‫َو َشابٌّ نَ َشأ َ بِ ِعبَا َد ِة هللا‬


(2) seorang pemuda yang tumbuh dewasa dalam beribadah kepada Allâh,

ِ ‫ق فِي ْالـ َم َس‬


‫اج ِد‬ ٌ َّ‫َو َر ُج ٌل قَ ْلبُهُ ُم َعل‬
(3) seorang yang hatinya bergantung ke masjid,
‫َو َر ُجاَل ِن تَ َحابَّا فِي هللاِ اِجْ تَ َم َعا َعلَ ْي ِه َوتَفَ َّرقَا َعلَ ْي ِه‬
(4) dua orang yang saling mencintai di jalan Allâh, keduanya berkumpul karena-Nya dan berpisah
karena-Nya,
ُ ‫ إِنِّ ْي أَ َخ‬: ‫ فَقَا َل‬، ‫ال‬
َ‫اف هللا‬ ٍ ‫ب َو َج َم‬
ٍ ‫ص‬ ُ ‫َو َر ُج ٌل َد َع ْتهُ ا ْم َرأَةٌ َذ‬
ِ ‫ات َم ْن‬
(5) seorang laki-laki yang diajak berzina oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan lagi cantik,
lalu ia berkata, ‘Aku benar-benar takut kepada Allâh.’
ُ ِ‫ص َدقَ ٍة فَأ َ ْخفَاهَا َحتَّى اَل تَ ْعلَ َم ِش َمالُهُ َما تُ ْنف‬
ُ‫ق يَ ِم ْينُه‬ َ ‫ص َّد‬
َ ِ‫ق ب‬ َ َ‫َو َر ُج ٌل ت‬
(6) seseorang yang bershadaqah dengan satu shadaqah lalu ia menyembunyikannya sehingga tangan
kirinya tidak tahu apa yang diinfaqkan tangan kanannya, serta
ْ ‫ض‬
ُ‫ت َع ْينَاه‬ َ ‫َو َر ُج ٌل َذ َك َر هللاَ َخالِيًا فَفَا‬
(7) seseorang yang berdzikir kepada Allâh dalam keadaan sepi lalu ia meneteskan air matanya.” (HR.
Bukhari, no. 1423 dan Muslim, no. 1031)
Pertama yang akan mendapatkan naungan Allah adalah pemimpin yang adil.
Pemimpin ini bersikap adil. Dalam hal amanat ia benar-benar mengembannya dengan baik, tidak
melampaui batas dan tidak meremehkan. Keadilannya tidak beralih pada harta dan tidak beralih pada
kesenangan dunia. Itulah pemimpin yang akan mendapatkan naungan Allah pada hari kiamat.
Kedua adalah pemuda yang tumbuh dalam ketaatan pada Allah.
Kenapa disebut pemuda? Karena pemuda asalnya nafsunya begitu tinggi pada dunia dan kebanyakan
itu lalai dari akhirat. Kalau ada pemuda yang rajin berjamaah di masjid, rajin menghadiri shalat fajar,
akhlaknya pun bagus pada bapak-ibunya, dialah pemuda yang jadi harapan akan mendapatkan
naungan Allah pada hari kiamat.
Pemuda seperti itu sangat jarang kita temui saat ini karena kebanyakan pemuda itu lalai, di antara
mereka lebih suka bersenang-senang dan berfoya-foya. Ada kesempatan untuk bermain game, atau
ngebut-ngebutan di sore hari, atau bermain band, waktu mereka habis untuk hal-hal sia-sia semacam
itu, bahkan maksiat pun ada yang dijadikan hobi. Untuk saat ini jarang sekali kita lihat pemuda yang
mau sadar untuk ke masjid kecuali yang dirahmati oleh Allah subhanahu wa ta’ala.
Maka pantas saja, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memasukkan pemuda yang rajin ibadah dalam
golongan yang akan mendapatkan naungan Allah pada hari kiamat.
Ketiga adalah ada orang yang hatinya selalu terkait dengan masjid.
Yang dimaksud di sini adalah laki-laki. Karena wanita lebih layak tempatnya di rumah. Sampai pun
untuk shalat lima waktu, wanita lebih utama mengerjakannya di rumah dan pahalanya lebih besar.
Sedangkan laki-laki, tempat shalatnya itu di masjid.
Laki-laki yang hatinya terkait dengan masjid adalah yang biasa menunggu shalat setelah shalat,
misalnya ia menunggu waktu antara Maghrib dan Isya dengan berada dalam majelis ilmu dengan
mendengar kajian Quran atau hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Bisa juga pengertian orang yang hatinya terkait dengan masjid adalah mereka yang selalu mengingat
shalat berjamaah walau dalam keadaan super sibuk. Sopir kendaraan ketika mendengar suara azan
segera memarkirkan kendaraannya untuk mengerjakan shalat. Pegawai kantoran bergegas ke masjid
ketika berkumandang hayya ‘alash sholah, hayya ‘alash sholah. Contoh-contoh seperti ini itulah
mereka yang hatinya selalu terkait masjid.
Keempat adalah dua orang yang saling mencintai di jalan Allah, keduanya berkumpul karena-
Nya dan berpisah karena-Nya.
Yang dimaksud adalah mereka yang berteman karena Allah. Sehingga teman yang dipilih adalah
karena tertarik pada keshalihan, bukan tertarik pada dunia dan harta. Pertemanan tersebut dibangun
di atas iman sampai maut menjemput.
Kelima, ada seorang laki-laki yang diajak berzina oleh seorang wanita yang mempunyai
kedudukan lagi cantik, lalu ia berkata, ‘Aku benar-benar takut kepada Allâh.’
Ada wanita yang kaya raya, terhormat dan begitu cantik. Ia menggoda dan mengajak laki-laki untuk
berzina. Namun karena takut pada Allah, laki-laki tersebut tidak melakukannya.
Hadits ini mengisyaratkan tentang kisah Nabi Yusuf ‘alaihis salam dengan permaisuri Raja Mesir yang
menggodanya. Kalau tidak dengan pertolongan dan perlindungan Allah tentu Nabi Yusuf bisa saja
terjerumus dalam zina.
Maka kita bisa selamat dari maksiat hanya dengan pertolongan Allah. Ingatlah kalimat “Laa hawla wa
laa quwwata illa billah”. Apa maksud kalimat tersebut?
Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata,
‫ َوالَ قُ َّوةَ َعلَى طَا َعتِ ِه إِالَّ بِ َمع ُْونَتِ ِه‬،‫ْصيَ ِة هللاِ إِالَّ بِ ِعصْ َمتِ ِه‬
ِ ‫الَ َح ْو َل َع ْن َمع‬
“Tidak ada daya untuk menghindarkan diri dari maksiat selain dengan perlindungan dari Allah. Tidak
ada kekuatan untuk melaksanakan ketaatan selain dengan pertolongan Allah.”

Golongan keenam yang nantinya akan mendapatkan naungan Allah pada hari kiamat adalah
ُ ِ‫ص َدقَ ٍة فَأ َ ْخفَاهَا َحتَّى اَل تَ ْعلَ َم ِش َمالُهُ َما تُ ْنف‬
ُ‫ق يَ ِم ْينُه‬ َ ‫ص َّد‬
َ ِ‫ق ب‬ َ َ‫َو َر ُج ٌل ت‬
(6) seseorang yang bershadaqah dengan satu shadaqah lalu ia menyembunyikannya sehingga
tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfaqkan tangan kanannya.
 
Maksudnya, sedekah yang paling utama adalah sedekah yang dilakukan sembunyi-sembunyi. Lihatlah
ibarat yang dinyatakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, tangan kanan yang berinfak lantas
tangan kiri tidak mengetahuinya. Ini menunjukkan bahwa yang paling dekat saja tidak mengetahui
kalau ia bersedekah.
Namun boleh saja seseorang bersedekah terang-terangan untuk memberikan contoh pada orang lain.
Juga sedekah boleh dilakukan terang-terangan jika yang dimaksud adalah sedekah wajib (seperti
zakat dan nafkah keluarga).
Lalu golongan ketujuh yang akan mendapatkan naungan Allah adalah,
ْ ‫ض‬
ُ‫ت َع ْينَاه‬ َ ‫َو َر ُج ٌل َذ َك َر هللاَ َخالِيًا فَفَا‬
(7) seseorang yang berdzikir kepada Allâh dalam keadaan sepi lalu ia meneteskan air matanya.
Maksudnya adalah orang yang rajin berdzikir pada Allah dengan benar-benar menghayati, hingga
terkadang air matanya menetes ketika menyendiri karena takutnya pada Allah.
Dikatakan ia berdzikir seorang diri (ketika sepi) menunjukkan bahwa dzikir yang utama itu
disembunyikan, karena lebih akan terjaga dari riya’.
 
Semoga Allah menggolongkan kita masuk dalam tujuh golongan di atas yang tidak ada naungan
kecuali naungan-Nya.

Anda mungkin juga menyukai