ت ِ َّن ْال َح ْم َد هَّلِل ِ نَحْ َم ُدهُ َونَ ْستَ ِعينُهُ َونَ ْستَ ْغفِ ُرهُ َونَعُو ُذ ِباهللِ ِم ْن ُشر
ُى لَه
َ ض َّل لَهُ َو َم ْن يُضْ لِلْ فَالَ هَا ِد ِ أَ ْع َمالِنَا َم ْن يَ ْه ِد هَّللا ُ فَالَ ُم
ُك لَهَ َوأَ ْشهَ ُد أَ ْن الَ إِلَهَ إِالَّ هَّللا ُ َوحْ َدهُ الَ َش ِر ْي
َُوأَ ْشهَ ُد أَ َّن ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُولُه
ان إِلَى يَ ْو ِم ال ِّدي ِْن ٍ صلِّ َعلَى نَبِيِّنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َو َم ْن تَبِ َعهُ ْم ِبإِحْ َس َ اللّهُ َّم
،ُق َحقّا ً َوارْ ُز ْقنَا اتِّبَا َعه َّ َوأَ َرنَا ال َح،ً َو ِز ْدنَا ِع ْلما، َوا ْنفَ َعنَا بِ َما َعلَّ ْمتَنَا،اللّهُ َّم َعلِّ ْمنَا َما يَ ْنفَ ُعنَا
ُاطالً َوارْ ُز ْقنَا اجْ تِنَابَه ِ َاط َل ب ِ ََوأَ َرنَا الب
Amma ba’du
Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam yang telah memberikan kita berbagai karunia. Karunia
terbesar yang Allah berikan adalah karunia Iman dan Islam. Karena Islam adalah nikmat terbesar
dibandingkan lainnya seperti nikmat harta dan kenikmatan dunia.
Bagaimana cara mensyukuri nikmat yang telah Allah karuniakan?
Kita diperintahkan untuk menikmatan takwa kita pada Allah,
Ada hadits yang patut direnungkan pada kesempatan Jumat kali ini yaitu mengenai mereka yang akan
mendapatkan naungan Allah pada hari kiamat.
Yang dimaksudkan naungan di sini adalah naungan ‘Arsy Allah sebagaimana dikuatkan riwayatnya
oleh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari (2: 144).
Hadits lengkapnya berbunyi sebagai berikut.
ُ َس ْب َعةٌ ي ُِظلُّهُ ُم هللا: صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل ِ َع ْن أَبِ ْي هُ َر ْي َرةَ َر
َ ض َي هللاُ َع ْنهُ َع ِن النَّبِ ِّي
ُفِ ْي ِظلِّ ِه يَ ْو َم اَل ِظ َّل إِاَّل ِظلُّه
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Beliau Shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda, “Tujuh golongan yang dinaungi Allâh dalam naungan-Nya pada hari di mana
tidak ada naungan kecuali naungan-Nya:
اَإْل ِ َما ُم ْال َعا ِد ُل
(1) imam yang adil,
Golongan keenam yang nantinya akan mendapatkan naungan Allah pada hari kiamat adalah
ُ ِص َدقَ ٍة فَأ َ ْخفَاهَا َحتَّى اَل تَ ْعلَ َم ِش َمالُهُ َما تُ ْنف
ُق يَ ِم ْينُه َ ص َّد
َ ِق ب َ ََو َر ُج ٌل ت
(6) seseorang yang bershadaqah dengan satu shadaqah lalu ia menyembunyikannya sehingga
tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfaqkan tangan kanannya.
Maksudnya, sedekah yang paling utama adalah sedekah yang dilakukan sembunyi-sembunyi. Lihatlah
ibarat yang dinyatakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, tangan kanan yang berinfak lantas
tangan kiri tidak mengetahuinya. Ini menunjukkan bahwa yang paling dekat saja tidak mengetahui
kalau ia bersedekah.
Namun boleh saja seseorang bersedekah terang-terangan untuk memberikan contoh pada orang lain.
Juga sedekah boleh dilakukan terang-terangan jika yang dimaksud adalah sedekah wajib (seperti
zakat dan nafkah keluarga).
Lalu golongan ketujuh yang akan mendapatkan naungan Allah adalah,
ْ ض
ُت َع ْينَاه َ َو َر ُج ٌل َذ َك َر هللاَ َخالِيًا فَفَا
(7) seseorang yang berdzikir kepada Allâh dalam keadaan sepi lalu ia meneteskan air matanya.
Maksudnya adalah orang yang rajin berdzikir pada Allah dengan benar-benar menghayati, hingga
terkadang air matanya menetes ketika menyendiri karena takutnya pada Allah.
Dikatakan ia berdzikir seorang diri (ketika sepi) menunjukkan bahwa dzikir yang utama itu
disembunyikan, karena lebih akan terjaga dari riya’.
Semoga Allah menggolongkan kita masuk dalam tujuh golongan di atas yang tidak ada naungan
kecuali naungan-Nya.