Anda di halaman 1dari 4

“sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang

baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”

Sesungguhnya ada pada diri Rasulullah saw itu contoh teladan yang
baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan
dengan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut nama Allah.

Tatkala muadzin mengumandangkan azan, pertama kali kita


diingatkan dengan Allah swt. Allahu Akbar, Allahu Akbar. Kemudian kita
diingatkan dengan syahadat yang pernah kita ucapkan. Asyhadul Alla
ilaaha illallah, wa asyhadu anna Muhammad ar-Rasullullah. Wahai
saudaraku sekalian, tatkala nama Allah kita dengar kemudian nama Nabi
kita dengar, apakah kita masih tidak mau untuk ke masjid?

Wahai saudaraku, jika bos yang memanggil, dengan spontan kita


datang pada saat itu juga. Tatkala kita terlambat masuk kantor atau
masuk sekolah, kita pun masuk dengan kepala tertunduk, malu dan takut
pada atasan. Apakah perasaan seperti ini hadir dan ada tatkala kita
terlambat melaksanakan shalat atau bahkan meninggalkan shalat? Kalau
seandainya tidak ada, dimana letaknya Allah dan Muhammad dalam hati
kita? Apakah pantas kita menyebut cinta Allah dan Rasulnya?

“katakanlah wahai Muhammad: jika kalian (benar-benar) mencintai


Allah, maka ikutilah aku (Muhammad), niscaya Allah mencintai kalian
dan mengampunkan dosa-dosa kalian. Allah maha pengampun lagi
maha penyayang.”

==è

Bagaimana seharusnya karakter ummat Nabi Muhammad SAW


dahulu dan di akhir zaman ini? Seperti yang dikatakan oleh ayat diatas
tadi ‘fattabi’uni’ maka ikutilah Rasulullah saw, maka sudah jelas untuk
menyatukan ummat di akhir zaman ini, kita harus melahirkan karakter

1
yaitu akhlak Nabawi. Apakah kita benar-benar mencintai Nabi
Muhammad atau mungkin cinta kita adalah semu?

Saudara, orang yang mencintai tentu melahirkan karakter dari yang


dicintainya. Maka oleh karena itu mari kita lestarikan akhlak nabi di
dalam kehidupan kita. Nabi Muhammad mengabarkan kepada kita
bahwa saling mencintai sesama Muslim adalah sebab seseorang masuk
surga dan akhlak yang mulialah yang membuat manusia saling
mencintai:

‫ اوال ادلكم علي ش يء اذا‬.‫والذي نفسي بيديه التدخلوا الجنة حتي تؤمنوا وال تؤمنوا حتي تحابوا‬
‫فعلتموه تحاببتم افشوا السالم بينكم‬

“Demi Dzat yang jiwaku berada digenggaman-Nya, tidaklah kalian


akan masuk surga sehingga kalian beriman, dan tidaklah kalian beriman
sampai kalian saling mencintai. Maukah kalian aku beritahu suatu
amalan yang apabila kalian mengerjakannya, niscaya kalian akan saling
mencintai? Tebarkanlah salam diantara kalian!” (HR. Ibnu Majah)

Mari fokus ke kalimat salam. Diantara nama Allah adalah as-salam,


dari Allah jugalah salam dan apabila orang yang beriman bertemu
mengucapkan salam dan diakhirat nanti juga berjumpa di darul as-salam.
Seharusnya ummat islam kembali ke perdamaian dan kesatuan Islam dan
tidak saling berbangga dengan manhaj masing-masing. Rasanya percuma
banyak metode namun membuat kita berpecah belah. Perlu kita ketahui
diakhir zaman ini bahwa seperti apa sebenarnya Islam yang lebih afdhal
dan baik itu.

‫ من سلم المسلمون من لسانه ويده‬:‫ قال‬.‫يارسول هللا اي االسالم افضل‬

“wahai Rasulullah, Islam seperti apakah yang baik itu?” beliau


berkata: “sesiapa yang selamat orang-orang Muslim yang lainnya dari
lisan dan tangannya.” (HR. Bukhari)

Inilah karakter ummat Nabi Muhammad saw: menjaga lisan dari


cacian, menjaga tangan dari pertumpahan darah. Inilah Akhlaknya
Nabawi. Ummat akhir zaman yang tidak bisa menjaga dua hal ini, adalah
salah satu sebab suksesnya setan membuat pertikaian diantara umat
Islam, baik secara lisan, bahkan pertumpahan darah.

2
Mari berfikir sejenak siapa yang telah membuat ummat Islam
bertikai? Siapakah yang mengadu domba kita sesama umat Islam?
Sesungguhnya setan musuh kalian yang paling nyata. Apa bahan setan
untuk mengadu domba? Dengan perbedaan masalah tatacara shalat;
dengan amalan sosial seperti maulid Nabi dan peringatan agama lainnya,
sehingga hanya dengan masalah ini seorang Muslim tidak bertegur sapa
dalam masjid. Bahkan ada yang berani membom masjid padahal didalam
masjid itu ada saudaranya.

Coba lihat dengan mata dan pikiran, seperti apa ummat pada saat
sekarang ini? Adakah kalian melihat peperangan dimana-mana? Adakah
kalian melihat seorang ustradz A dengan ustadz B dibenturkan dalam
satu masalah kemudian dari hasil editannya tersebut dijual dipasaran.
Yang untung setan dan yang dirugikan adalah Ummat yang telah
berpecah belah.

Semoga khutbah ringkas ini memberikan pelajaran bagi kita semua


agar bisa melahirkan dan mempraktekan akhlak nubuwwah di akhir
zaman ini.

3
11

Anda mungkin juga menyukai