Anda di halaman 1dari 52

PENDAHULUAN

BAB 1

PASAL 1
ISTILAH
1. Perusahaan
adalah PT. Tripillar Medisjaya yang didirikan berdasarkan Akte Notaris Maria
Francisca Jenny Setiawati Yosgiarso SH Nomor : 41 tanggal 30 September 2000.

2. Rumah Sakit
adalah Rumah Sakit Happy Land Medical Centre yang merupakan salah satu
kegiatan usaha dari PT Tripillar Medisjaya, yang beralamat di Jl. Ipda Tut Harsono
No. 53 Timoho Yogyakarta.

3. Pemilik
adalah PT Tripillar Medisjaya sebagai induk dari organisasi yang berbadan hukum.

4. Dewan Pengawas
adalah Badan Otoritas Tertinggi yang mewakili pemilik rumah sakit,yang berperan
sebagai penyangga atau penghubung untuk memperjuangkan kepentingan rumah
sakit kepada pihak-pihak terkait.

5. Penyelenggara
adalah PT Tripillar Medisjaya.

6. Pengelola
adalah Direksi dan pejabat struktural.

7. Direksi
adalah pengelola tertinggi yang terdiri dari Direktur dan Wakil Direktur Rumah
Sakit.

8. Staf Pelaksana
adalah seluruh pegawai Rumah Sakit Happy Land Medical Centre.

PERATURAN KEPEGAWAIAN 1
9. Jabatan
adalahkelompok tugas dalam pengelolaan Rumah Sakit yang ditetapkan
berdasarkan struktur organisasi yang berlaku.

10.Jabatan Struktural
adalah jenis jabatan yang tercantum dalam struktur organisasi Rumah Sakit.

11.Jabatan Fungsional
adalah jenis jabatan berdasarkan profesi atau tugas tertentu di lingkungan Rumah
Sakit.

12.Analisa jabatan
adalah proses metode secara sistematis untuk memperoleh data jabatan,
mengolahnya menjadi informasi jabatan yang dipergunakan untuk berbagai
kepentingan program kelembagaan, ketatalaksanaan dan manajemen sumber
daya manusia.

13.Uraian jabatan
adalah ringkasan-ringkasan aktivitas yang terpenting dari suatu jabatan termasuk
tugas dan tanggungjawab dan tingkat pelaksanaan jabatan tersebut.

14.Evaluasi jabatan
adalah proses menganalisa dan menilai suatu jabatan secara sistematik untuk
mengetahui nilai relatif bobot jabatan-jabatan dalam suatu organisasi.

15. Pegawai
adalah seluruh tenaga kerja yang bekerja di Rumah Sakit yang diangkat
berdasarkan surat keputusan Direktur atas persetujuan Dewan Pengawas.

16. Pegawai Tetap (PKWTT)


adalah pegawai yang bekerja penuh waktu dan diangkat melalui seleksi sebagai
pegawai tetap dengan surat keputusan pengangkatan oleh Direktur yang
mempunyai hak dan kewajiban penuh sesuai dengan peraturan yang berlaku.

PERATURAN KEPEGAWAIAN 2
Dalam menentukan pegawai tetap dapat dilakukan masa percobaan maksimal 3
bulan dan hanya berlaku 1 periode, tidak boleh lebih. Apabila ditemukan
ketidakcocokan antara kedua belah pihak di bawah 3 bulan, maka masa
percobaan dapat berakhir dan tidak menimbulkan akibat apapun dikedua belah
pihak.

17. Pegawai Kontrak (PKWT)


adalah setiap orang yang dikontrak untuk bekerja di Rumah Sakit untuk jangka
waktu yang telah ditetapkan sebagaimana dirumuskan dalam perjanjian kerja
antara Pegawai dan Perusahaan (sesuai dengan keputusan yang dikeluarkan
Menteri Tenaga Kerja No. Kep.100/MEN/VI/2004, tentang Ketentuan Pelaksanaan
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu).
Apabila terjadi pembatalan kontrak yang dilakukan oleh salah satu pihak, maka
pihak yang membatalkan kontrak tersebut wajib membayarkan ganti rugi kepada
pihak yang dibatalkan kontraknya

18. Pegawai Harian Lepas


adalah setiap orang yang telah menyetujui dan diterima bekerja di Perusahaan
sebagai Pegawai harian lepas dan dibayarkan upah berdasarkan upah kehadiran
sesuai dengan kebijaksanaan Perusahaan

19. Pegawai Mitra


adalah pegawai yang bekerjasama secara tidak penuh waktu, sesuai yang
tercantum dalam surat perjanjian (MOU)

20. Peraturan Kepegawaian


adalah aturan kerja, ketetapan, prosedur, dan atau tata tertib yang menjadi
pedoman bagi kegiatan yang berkaitan dengan kepegawaian mulai dari proses
penerimaan sampai dengan berakhirnya hubungan kerja.

21. Gaji
adalah hak Pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang
sebagai imbalan dari Pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang
ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau

PERATURAN KEPEGAWAIAN 3
peraturan perundang-undangan termasuk tunjangan bagi para pekerja/buruh dan
keluarganya atas suatu pekerjaan dan /atau jasa yang telah atau akan dilakukan.

22. Struktur gaji


adalah susunan tingkat gaji dari yang terendah sampai yang tertinggi atau dari
yang tertinggi sampai yang terendah.

23. Skala gaji


adalah kisaran nilai nominal gaji untuk setiap kelompok jabatan.

24. Title job


adalah posisi dan pekerjaan yang melekat pada seorang pegawai

25. Penetapan struktur dan skala gaji berkaitan dengan jabatan yang ada dalam
struktur organisasi maka dipandang perlu dibuat analisa jabatan, uraian jabatan,
dan evaluasi jabatan.

26. Undang-undang adalah UU No 13 tahun 2003

PERATURAN KEPEGAWAIAN 4
BAB 2

PASAL 2
STATUS PEGAWAI
1. Status pegawai dibedakan menjadi 4 (Empat) yaitu :

a. Pegawai Tetap (PKWTT)


Adalah pegawai yang bekerja penuh waktu dan diangkat melalui seleksi pegawai
tetap sebagai pegawai tetap dengan surat keputusan pengangkatan oleh Direktur
yang mempunyai hak dan kewajiban penuh sesuai dengan peraturan yang
berlaku.

b. Pegawai Kontrak (PKWT)


Adalah setiap orang yang dikontrak untuk bekerja di RS Happy Land Medical
Center pada jangka waktu yang telah ditetapkan sebagaimana dirumuskan dalam
perjanjian kerja antara Pegawai dan RS Happy Land Medical Center (sesuai
dengan ketentuan yang dikeluarkan Menteri Tenaga Kerja No.
Kep.100/MEN/VI/2004, tentang Ketentuan Pelaksanaan Perjanjian Kerja Waktu
Tertentu).

c. Pegawai Harian Lepas (PHL)


Adalah pegawai yang bekerja paruh waktu, pegawai harian lepas ini bekerja
selama 20 hari dalam 1 bulan. Menerima kompensasi didasarkan pada kehadiran
kerja hariannya dan mempunyai hak yang tidak sama dengan pegawai tetap,
contoh: hak cuti, hak jaminan kesehatan dan ketenaga kerjaan.

d. Pegawai Paruh Waktu (Part Time)

Adalah pegawai yang bekerja paruh waktu, pegawai part time ini bekerja selama
durasi kurang dari 7 sampai 8 jam perhari atau kurang dari 35 sampai 40
perminggunya. Menerima kompensasi didasarkan pada jam kerja hariannya dan

PERATURAN KEPEGAWAIAN 5
mempunyai hak yang tidak sama dengan pegawai tetap, contoh: hak cuti, hak
jaminan kesehatan dan ketenaga kerjaan.

2. Untuk menjadi Pegawai Tetap harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :


a. Rekomendasi dari atasan yang bersangkutan untuk menjadi pegawai tetap
b. Dilakukan evaluasi pegawai tetap atas pegawai yang bersangkutan setelah
menjalani masa kerja yang telah ditentukanminimal satu tahun.
c. Perjanjian kerja antara pegawai tetap dengan rumah sakit berdasarkan
perjanjian kerja yang dibuat dan disetujui oleh kedua belah pihak.
d. Pegawai tetap dimungkinkan untuk mengikuti evaluasi untuk keperluan
pengembangan karier.
e. Semua pegawai tetap wajib menjalankan dan mentaati peraturan yang berlaku
dan mendapatkan hak yang telah ditentukan.
f. Pegawai tetap berhak atas upah sebagai imbalan atas pekerjaan yang
dilaksanakannya sesuai dengan aturan yang berlaku.
g. Pegawai tetap terikat dengan jam kerja dan hari kerja sebagaimana yang
tercantum dalam peraturan ini.
h. Pegawai tetap wajib memakai pakaian seragam dinas sesuai dengan ketentuan
yang berlaku di rumah sakit.
i. Pegawai tetap berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti melahirkan.

3. Untuk menjadi Pegawai Kontrak harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :


a. Perjanjian kerja pegawai kontrak dengan rumah sakit berdasarkan PKWT
yang dibuat dan disetujui oleh kedua belah pihak.
b. Jangka waktu PKWT selama 1 (satu) tahun. Berdasarkan hasil evaluasi
pegawai dimungkinkan untuk mengalami perpanjangan masa kerja sesuai
dengan ketentuan yang berlaku, dan apabila hasil evaluasi tidak sesuai
dengan ketentuan, maka yang bersangkutan tidak diperpanjang kontraknya
(sampai dengan kontrak habis).
c. Kontrak pegawai mengacu kepada Undang – undang cipta kerja yang mana
Menghapus pasal 59 UUK yang mengatur tentang syarat pekerja waktu
tertentu atau pekerja kontrak. Sehingga dapat dilakukan perpanjangan kotrak
sampai batas waktu yang tidak ditentukan sesuai dengan kebutuhan Rumah
Sakit.

PERATURAN KEPEGAWAIAN 6
d. Pegawai kontrak yang telah diselesaikan kontraknya mengacu kepada
Undang – undang cipta kerja mendapatkan kompensasi yakni di atur secara
terpisah
e. Pegawai kontrak berhak atas upah sebagai imbalan atas pekerjaan yang
dilaksanakannya sesuai dengan nilai yang tercantum dalam perjanjian kerja.
f. Semua pegawai kontrak wajib menjalankan dan mentaati peraturan yang
berlaku dan mendapatkan hak yang telah ditentukan.
g. Pegawai kontrak tetap terikat dengan jam kerja dan hari kerja sebagaimana
yang tercantum dalam peraturan ini.
h. Pegawai kontrak wajib memakai pakaian seragam dinas sesuai dengan
ketentuan yang berlaku di rumah sakit.
i. Pegawai kontrak mendapatkan hak cuti diatur secara khusus
j. Pegawai kontrak yang melahirkan dapat mengajukan cuti di luar tanggungan.
k. Apabila pegawai kontrak mengundurkan diri / perusahaan memutus
hubungan kerja sebelum masa PKWT habis dengan alasan apapun, maka
yang bersangkutan harus menyelesaikan kewajibannya membayar ganti rugi
kepada rumah sakit / pegawai sebesar sisa masa wajib kerja yang belum
dijalani dikalikan upah (Bruto) yang diterima setiap bulan.
l. Satu bulan sebelum masa kerjasama berakhir, pegawai kontrak akan
mendapat pemberitahuan tentang status kerja.

4. Untuk menjadi Pegawai Harian Lepas (PHL) harus memenuhi syarat-syarat


tertentu dan diproses melalui proses penerimaan sebagaimana peraturan yang
berlaku, sebagai berikut :
a. Perjanjian pegawai harian lepas dengan rumah sakit berdasarkan
kesepakatan Bersama
b. Selama masa kerja, pegawai akan dilakukan evaluasi. Apabila hasil evaluasi
tidak sesuai dengan ketentuan, maka yang bersangkutan diberhentikan tanpa
kompensasi apapun.
c. Pegawai harian lepas (PHL) berhak mendapatkan imbalan atas pekerjaan
yang dilaksanakannya sesuai dengan nilai yang tercantum dalam perjanjian
kerja
d. Semua pegawai harian lepas wajib menjalankan dan mentaati peraturan yang
berlaku dan mendapatkan hak yang telah ditentukan

PERATURAN KEPEGAWAIAN 7
e. Pegawai harian lepas tetap terikat dengan jam kerja sebagaimana yang
tercantum dalam peraturan ini.
f. Pegawai harian lepas wajib memakai pakaian seragam dinas sesuai dengan
ketentuan yang berlaku di rumah sakit.
g. Selama masa perjanjian kerja, pegawai harus bekerja sampai dengan masa
perjanjian kerja habis.
h. Pegawai harian lepas memiliki ketentuan masa kerja yakni 20 hari kerja setiap
bulan selama maksimal 3 bulan

5. Untuk menjadi Pegawai Paruh Waktu (Part Time) harus memenuhi syarat-syarat
tertentu dan diproses melalui proses penerimaan sebagaimana peraturan yang
berlaku, sebagai berikut :
a. Perjanjian pegawai paruh waktu (Part time) dengan rumah sakit berdasarkan
kesepakatan Bersama
b. Selama masa kerja, pegawai akan dilakukan evaluasi. Apabila hasil evaluasi
tidak sesuai dengan ketentuan, maka yang bersangkutan diberhentikan tanpa
kompensasi apapun.
c. Pegawai paruh waktu (part time) berhak mendapatkan imbalan atas
pekerjaan yang dilaksanakannya sesuai dengan nilai yang tercantum dalam
perjanjian kerja
d. Semua pegawai paruh waktu (part time) wajib menjalankan dan mentaati
peraturan yang berlaku dan mendapatkan hak yang telah ditentukan
e. Pegawai paruh waktu (part time) tetap terikat dengan jam kerja sebagaimana
yang tercantum dalam peraturan ini.
f. Pegawai paruh waktu (part time) wajib memakai pakaian seragam dinas
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di rumah sakit.
g. Selama masa perjanjian kerja, pegawai harus bekerja sampai dengan masa
perjanjian kerja habis.

6. Untuk menjadi Magang harus memenuhi syarat-syarat tertentu dan diproses


melalui proses penerimaan sebagaimana peraturan yang berlaku, sebagai
berikut :
a. Perjanjian Magang dengan rumah sakit berdasarkan kesepakatan Bersama
b. Selama masa kerja, magang akan dilakukan evaluasi. Apabila hasil evaluasi
tidak sesuai dengan ketentuan, maka yang bersangkutan diberhentikan.

PERATURAN KEPEGAWAIAN 8
c. Magang berhak mendapatkan imbalan atas pekerjaan yang dilaksanakannya
sesuai dengan nilai yang tercantum dalam perjanjian magang
d. Semua Magang wajib menjalankan dan mentaati peraturan yang berlaku dan
mendapatkan hak yang telah ditentukan
e. Magang tetap terikat dengan jam kerja sebagaimana yang telah disepakati.
f. Selama masa perjanjian magang, maka harus sampai dengan masa
perjanjian magang habis.

7. Perjanjian Kontrak Kerja (PKWT), Perjanjian Kerja Harian Lepas, Perjanjian Paruh
Waktu (Part Time) akan berakhir dengan sendirinya apabila :
a. Saat jangka waktu yang ditentukan dalam perjanjian kontrak kerja tersebut
berakhir.
b. Pegawai yang bersangkutan meninggal dunia.
c. Pegawai yang bersangkutan karena kondisi kesehatan maupun fisiknya tidak
dapat melanjutkan pekerjaannya.
d. Pegawai yang bersangkutan terlihat kasus hukum dan dinyatakan bersalah.

PERATURAN KEPEGAWAIAN 9
BAB 3

PASAL 3
GRADE PEGAWAI
1. Dalam meningkatkan motivasi pegawai maka dibuatkan suatu jenjang karir yang
diterjemahkan kedalam grade. Grade ini diperoleh berdasarkan evaluasi Job
grading dari masing-masing Title Job.
2. Faktor evaluasi yang mempengaruhi job grading adalah, Pendidikan, pengalaman,
area responcibilty (Jumlah bawahan, jenis bawahan dan hubungan kerja),
Problem solving dan lingkungan kerja (working condition).
3. Grade ini dimulai dari Grade 1 (terendah) sampai dengan Grade 20 (tertinggi),
diiringi dengan struktur skala upah yang diatur secara terpisah.
4. Setiap title job memiliki standar grade awal dan standar grade akhir (rentang
grade)
5. Setiap pegawai baru berdasarkan title job akan berada dalam rentang grade
sesuai standar yang ditetapkan
6. Kenaikan grade dilakukan berdasarkan evaluasi kinerja, dengan standard dan
ketentuan yang berlaku, hal ini diatur secara terpisah.
7. Evaluasi kinerja pegawai dilakukan secara periodik berdasarkan ketentuan yang
berlaku. Hasil evaluasi kinerja pegawai, menentukan perubahan grade (naik/tetap)
8. Pegawai dapat diberikan kenaikan grade istimewa dikarenakan prestasinya, dan
Penyesuaian kenaikan gaji dilakukan pada bulan setelah ditetapkan sesuai
dengan standar pengupahan
9. Penyesuaian ijazah akan disesuaikan dengan standar kualifikasi title job yang
telah ditentukan.
10. Kualifikasi standar pendidikan terendah adalah SMA sederajat

PERATURAN KEPEGAWAIAN 10
11. Apabila pegawai telah mencapai grade maksimum, maka gaji mengikuti standar
struktur upah yang berlaku.

PASAL 4
JABATAN
1. Jabatan dimaksudkan untuk memberikan kewenangan pada pegawai dalam
rangka pelaksanaan tugasnya.
2. Penunjukan Pejabat ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit
dengan mempertimbangkan kemampuan, keahlian, prestasi serta tugas dan
tanggung jawab yang diemban
PASAL 5
PENGISIAN LOWONGAN JABATAN
Dalam menentukan pengisian jabatan yang kosong di lingkungan Rumah Sakit maka
harus mempertimbangkan :

1. Persyaratan untuk menduduki jabatan sesuai dengan Pasal 6 ayat 2.


2. Apabila jabatan yang kosong masih belum ada yang menempati kedudukan tersebut,
maka dapat ditempatkan Pejabat atau Pelaksana Jabatan tersebut.
3. Pejabat atau Pelaksana Jabatan tersebut terdiri dari :
a. Pelaksana Tugas (Plt)
i. Pelaksana Tugas (Plt) adalah pejabat yang menempati posisi jabatan yang
bersifat sementara karena pejabat yang menempati posisi itu sebelumnya
berhalangan tetap tidak dapat melaksanakan tugasnya.
ii. Pelaksana Tugas memiliki kewenangan sama dengan pejabat definitif.
iii. Pelaksana Tugas hanya boleh menjabat selama-lamanya 1 (satu) bulan.
iv. Pelaksana Tugas ini akan mendapatkan tunjangan jabatan yang berlaku,
sebesar 75% (tujuh puluh lima persen).

b. Pelaksana Harian (Plh)


i. Pelaksana Harian (Plh) adalah pejabat yang menempati posisi jabatan
yang bersifat sementara karena pejabat yang menempati posisi itu
sebelumnya berhalangan karena sesuatu hal tidak dapat melaksanakan
tugasnya.
ii. Pelaksana Harian (Plh) memiliki kewenangan tertentu.

PERATURAN KEPEGAWAIAN 11
iii. Pelaksana Harian (Plh) hanya boleh menjabat sekurang-kurangnya 7
(tujuh) hari dan selama-lamanya 1 (satu) bulan.
iv. Pelaksana Harian (Plh) ini akan mendapatkan tunjangan jabatan yang
berlaku, sebesar 25% (lima puluh persen).

c. Pejabat Sementara (Pjs)


i. Pejabat Sementara (Pjs) adalah pejabat yang menempati posisi jabatan
yang bersifat sementara karena pejabat yang menempati posisi itu
sebelumnya berhalangan karena sesuatu hal tidak dapat melaksanakan
tugasnya.
ii. Pejabat Sementara (Pjs) memiliki kewenangan tertentu.
iii. Pejabat Sementara (Pjs)hanya boleh menjabat selama-lamanya 1 (satu)
bulan.
iv. Pejabat Sementara(Pjs) ini akan mendapatkan tunjangan jabatan yang
berlaku, sebesar 50% (lima puluh persen).

Jenis Sifat Kewenangan Waktu Tunj


pelaksana
Sama dengan
Pelaksana Berhalangan
Pejabat 1 Bulan 75%
Tugas (Plt) tetap
Definitive
Pejabat Berhalangan Kewenangan
Selama-lamanya 30 hari 50%
Sementara (Pjs) sementara tertentu
Sekurang-kurangnya 7
Pelaksanaan Berhalangan Kewenangan
hari dan selama-lamanya 25%
Harian (Plh) sementara tertentu
30 hari

4. Apabila persyaratan untuk menduduki suatu jabatan tidak dapat dipenuhi oleh
pegawai yang ada, maka Direktur Rumah Sakit berwenang untuk mengusulkan
pengisian lowongan jabatan kepada Direktur Utama PT Tripillar Medisjaya dengan
merekrut tenaga professional dari luar Rumah Sakit.

PASAL 6
KUALIFIKASI PENDIDIKAN

PERATURAN KEPEGAWAIAN 12
1. Kualifikasi Pendidikan diperlukan untuk menentukan pendidikan apa yang
diperlukan untuk menempati jabatan tertentu.
No Jabatan Kualifikasi Pendidikan
1 Direktur S1/S2
2 Wakil Direktur S1/S2
3 Kabag/Kabid/Kadiv S1
4 Kasubbag/Kainst/Kadiv S1
5 Kaur/Kanit/aru S1
6 Koordinator D3
7 Staf Semua latar belakang pendidikan

2. Kualifikasi pendidikan yang dimaksud adalah kualifikasi yang sesuai dengan


kebutuhan unit kerja, dan diatur dalam ketentuan tersendiri.

PASAL 7
PENILAIAN PRESTASI KERJA
1. Rumah Sakit menetapkan sistem penilaian prestasi kerja bagi pegawai serta
melaksanakan penilaian prestasi kerja tersebut secara berkesinambungan.
2. Penilaian prestasi kerja yang dimaksud adalah berdasarkan evaluasi kinerja
periodik dan dilakukan setiap tahun sekali pada akhir tahun oleh atasan langsung.
3. Evaluasi kinerja meliputi penilaian atas Kesetiaan, Prestasi Kerja, Tanggung
Jawab, Ketaatan, Kejujuran, Kerjasama, Prakarsa, Pencapaikan target kerja dan
Kepemimpinan.
4. Promosi, rotasi, kenaikan grade, mutasi, dan demosi dipengaruhi oleh evaluasi
kinerja
5. Pegawai yang mendapatkan prestasi kerja istimewa diatur pada ketentuan tersendiri.
6. Rumah sakit memilki hak melakukan rotasi dan mutasi bahkan demosi pegawai
berdasarkan kebutuhan rumah sakit dan evaluasi kerja.
7. Rumah sakit memiliki hak memberikan saksi secara administrastif apabila terdapat
pegawai yang menolak dengan sengaja proses rotasi dan mutasi pegawai

PERATURAN KEPEGAWAIAN 13
BAB 4
SKALA DAN KOMPONEN GAJI

PASAL 8
KOMPONEN GAJI

1. Struktur dan skala gaji merupakan alat bantu administratif dan alat kebijakan yang
dapat memetakan bobot jabatan dengan imbalan gaji pokok yang diterima.
2. Tujuan kebijakan penyusunan struktur dan skala gaji adalah demi pemerataan
agar tidak terjadi kesenjangan pekerja level atas maupun pekerja pada level
terbawah.
3. Dalam struktur gaji dikelompokan beberapa jabatan yang memiliki bobot yang
setara dalam satu grade jabatan (Grade atau Level). Sedangkan skala gaji
menentukan nilai maksimum dan nilai minimum dari grade jabatan yang
didasarkan pada pasar penggajian.
4. Dalam membuat struktur dan skala gaji harus mempertimbangkan kesiapan teknis
dan kemampuan pembiayaan masing-masing perusahaan sehingga nantinya gaji
terendah dalam struktur tersebut lebih tinggi dari gaji minimum yang berlaku.
5. Komponen Gaji diatur secara terpisah dan terlampir

PASAL 9

PERATURAN KEPEGAWAIAN 14
GAJI POKOK

1. Gaji pokok adalah imbalan dasar yang dibayar kepada pegawai menurut tingkat
atau jenis pekerjaan yang besarnya ditetapkan berdasarkan ketentuan yang
berlaku di rumah sakit.
2. Komponen gaji terdiri dari gaji pokok dan tunjangan tetap, sedangkan
besarnya gaji pokok sedikit-dikitnya 75% dari UMK yang berlaku.
3. Dewan Pengawas PT Tripillar Medisjaya berhak membuat skala gaji pokok
sesuaidengan Skala Grade di lingkungan rumah sakit.
4. Pegawai diberikan gaji pokok sesuai dengan grade dan masa kerjanya.

BAB 5
TUNJANGAN PEGAWAI

PASAL 10
TUNJANGAN

1. Dalam struktur dan skala gaji tercakup tunjangan-tunjangan. Tunjangan adalah


suatu pembayaran yang diatur berkaitan dengan pekerjaan yang diberikan oleh
pengusaha kepada pekerja. Berdasarkan sifatnya tunjangan ada 2 macam yaitu :
a. Tunjangan tetap
b. Tunjangan tidak tetap

2. Tunjangan Tetap adalah suatu pembayaran yang diatur berkaitan dengan


pekerjaan yang diberikan secara tetap untuk pekerja dan keluarganya serta
dibayarkan dalam satuan waktu yang sama dengan pembayaran gaji pokok tanpa
dikaitan dengan kehadiran atau prestasi/produktivitas tertentu.
Komponen tunjangan tetap
1. Tunjangan Makan
2. Tunjangan Transport
3. Tunjangan Kehadiran

PERATURAN KEPEGAWAIAN 15
4. Tunjangan Masa Kerja
5. Tunjangan Profesi
6. Tunjangan Penyesuaian

3. Tunjangan Tidak Tetap adalah suatu pembayaran yang diatur berkaitan


denganpekerjaan yang diberikan secara tidak tetap dan dikaitan dengan prestasi
tertentu.
1. Tunjangan Insentif
2. Tunjangan Lain - Lain

4. Direktur Rumah Sakit berhak mengatur dalam peraturan tersendiri untuk menentukan
dan menetapkan tunjangan pada pihak tertentu.

PASAL 11
TUNJANGAN JABATAN

1. Tunjangan Jabatan Struktural dan Tunjangan Jabatan Fungsional adalah


tunjangan yang berhak diterima oleh pegawai yang memangku jabatan struktural
dan jabatan fungsional yang diangkat dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit.

2. Besaran Tunjangan Jabatan Struktural dan Tunjangan Jabatan Fungsional


ditetapkan oleh Perusahaan.

3. Komponen Tunjangan struktural dan tunjangan fungsional di atur secara


terpisah dan terlampir

PASAL 12
JASA MEDIS

1. Besarnya bagian jasa medis untuk pegawai tetap dokter diatur secara terpisah dan
terlampir
2. Besarnya bagian jasa medis untuk pegawai paruh waktu/mitra dokter diatur secara
terpisah dan terlampir

PERATURAN KEPEGAWAIAN 16
3. Besarnya jasa medis untuk tenaga medis dokter ditentukan dalam pola tarif yang
berlaku di lingkungan Rumah Sakit.
4. Besarnya bagian jasa medis untuk pasien JKN diatur secara terpisah dan terlampir
5. Seluruh pendapatan jasa medis dikenakan pemotongan pajak sesuai dengan
peraturan perpajakan yang berlaku di Republik Indonesia

PASAL 13
SISTEM PENGGAJIAN

1. Setiap pegawai rumah sakit berhak mendapatkan gaji dan diserahkan kepada
pegawai setiap bulan berikutnya.
2. Pedoman teknis dan besarnya gaji pokok, tunjangan dan pendapatan lain diusulkan
oleh Direktur Rumah Sakit atas persetujuan PT Tripillar Medisjaya dengan mengacu
pada ketentuan Upah Minimum Kota Yogyakarta yang berlaku.
3. Penggajian pegawai berdasarkan skala gaji, fungsi yang dilaksanakan, kualifikasi
akademis yang diakui oleh rumah sakit, dan status kepegawaian.
4. Seluruh pegawai yang telah memenuhi ketentuan perpajakan, dibebani pajak
penghasilan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pelaksanaan pemotongan
pajak penghasilan dilakukan oleh Bagian Keuangan & Akuntansi Rumah Sakit.

PASAL 14
GAJI SELAMA PEGAWAI SAKIT

Seorang pegawai yang tidak masuk kerja selama 12 (dua belas) bulan secara terus-
menerus karena sakit (harus ada keterangan yang sah dari dokter yang merawat) atau
dirawat di Rumah Sakit, gajinya dibayar menurut ketentuan sebagai berikut :

a. Empat bulan pertama dibayar sebesar 100% (seratus persen) dari Upah
b. Empat bulan kedua dibayar sebesar 75% (tujuh lima persen) dari Upah
c. Empat bulan ketiga dibayar sebesar 50% (tujuh lima persen) dari Upah
d. Apabila kurang dari 12 bulan pegawai dinyatakan sudah tidak mampu bekerja
secara medis, maka pihak Rumah Sakit dapat memutuskan hubungan kerja dan
memberikan kompensasi sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.

PERATURAN KEPEGAWAIAN 17
e. Apabila dalam waktu 12 bulan pegawai masih mampu untuk bekerja dan ada
kemungkinan untuk kembali bekerja di Rumah Sakit. Maka yang dibayarkan
sebesar 25%. Sampai dengan batas yang diputuskan oleh perusahaan.

PASAL 15
UPAH TIDAK DIBERIKAN

1. “No Work No Pay” upah tidak diberikan apabila pegawai tidak masuk (tanpa
alasan dan bukti yang sah), ketidakdisiplinan kerja lainnya dan atau pegawai yang
belum mendapatkan hak cuti tahunan.

PASAL 16
IJIN MENINGGALKAN PEKERJAAN DENGAN MENDAPAT GAJI/TANPA GAJI

1. Rumah Sakit dapat memberikan ijin meninggalkan pekerjaan dengan tetap


mendapat gaji untuk keperluan-keperluan seperti tersebut dibawah ini :
No Keterangan Hari
1 Pernikahan pegawai yang bersangkutan 3 (tiga) hari
2 Pernikahan anak pegawai 2 (dua) hari
3 Khitanan/Pembaptisan anak pegawai 2 (dua) hari
4 Isteri pegawai melahirkan 2 (dua) hari
5 Suami/Isteri/Anak/Orang tua/Mertua pegawai meninggal dunia 3 (tiga) hari
6 Malapetaka yang menimpa rumah tangga pegawai 2 (dua) hari
(kebanjiran, kebakaran, gempa bumi)

2. Kepentingan khusus, misalnya ujian tingkat akademis, menunggu


suami/isteri/anak/orang tua/mertua yang sedang operasi, pegawai dapat diberi ijin
meninggalkan pekerjaan terbatas pada jam-jam tersebut dengan cara mengajukan
surat permohonan secara tertulis kepada Atasan langsung dengan melampirkan
bukti-bukti yang sah. Setelah urusannya selesai Pegawai diharapkan untuk segera
kembali ke tempat kerja.

3. Apabila pegawai harus menjalankan kewajiban yang telah digariskan oleh


Pemerintah/Undang-Undang antara lain panggilan sidang saksi dan lain-lain, maka

PERATURAN KEPEGAWAIAN 18
pegawai yang bersangkutan wajib mengajukan Surat Permohonan secara tertulis
kepada Atasan langsung disertai dengan bukti-bukti yang sah.

4. Ijin meninggalkan pekerjaan tersebut harus diperoleh terlebih dahulu dari atasan
langsung kecuali dalam keadaan mendesak bukti-bukti tersebut dapat diajukan
kemudian.

5. Setiap pegawai yang meninggalkan pekerjaan tanpa ijin dari atasan atau tanpa
surat keterangan/alasan yang dapat diterima oleh Rumah Sakit dianggap mangkir
dan dapat dikenakan tindakan disiplin kerja.

6. Pegawai yang sedang menjalankan tugas atas perintah Rumah Sakit, tetap
mendapatkan upah di hari tersebut

7. Pegawai mendapatkan hak cuti menjalankan ibadah agama minimal setelah 1


tahun bekerja di Rumah Sakit.

BAB 6
KEDISIPLINAN PEGAWAI

PASAL 17
HARI KERJA DAN WAKTU KERJA

1. Hari kerja di Rumah Sakit adalah 6 (enam) hari kerja dalam seminggu, yaitu Senin
s/d Sabtu kecuali bagi pegawai yang bekerja atas dasar shift kerja.

2. Hari Minggu dan Hari Besar Nasional libur sesuai kalender kecuali yang bekerja
atas dasar shift kerja.

3. Jam kerja di Rumah Sakit adalah 7 (Tujuh) jam sehari atau 40 jam kerja seminggu
dengan ketentuan bahwa apabila ada pekerjaan mendesak untuk diselesaikan
maka pegawai bersedia untuk melakukan kerja lembur .

4. Waktu kerja bagian administrasi/perkantoran di Rumah Sakit ditentukan sebagai


berikut :

PERATURAN KEPEGAWAIAN 19
No Hari Jam Kerja Keterangan
1 Senin-Jum’at 08.00 WIB – 16..00 WIB Istirahat 1 Jam
2 Sabtu 07.30 WIB – 12.30 WIB Tanpa istirahat

5. Bekerja dalam Shift (paramedis keperawatan dan paramedis non keperawatan)


maka jam kerja yang berlaku pada:
a. Jam kerja 2 shift
No Shift Jam keja
1 Shift 1 07.00 WIB – 15.00 WIB
2 Shift 2 13.00 WIB – 21.00 WIB

b. Jam kerja 3 shift


No Shift Jam keja
1 Shift 1 07.00 WIB – 15.00 WIB
2 Shift 2 13.00 WIB – 21.00 WIB
3 Shift 3 20.00 WIB – 07.00 WIB

6. Pegawai yang masuk kerja 2 (dua) kali berurutan pada shift ke 3 (20.00 – 07.00),
maka kepada pegawai yang bersangkutan mendapat libur turun jaga selama 1
(satu) hari.
7. Jam kerja dapat diatur sesuai dengan kebutuhan pelayanan di Rumah Sakit

PASAL 18
WAKTU DAN DISIPLIN KERJA

1. Setiap pegawai wajib mematuhi dan melaksanakan ketentuan,prosedur, aturan


dan tata kerja yang telah ditentukan oleh Rumah Sakit dalam melaksanakan
pekerjaan yang dibebankan kepadanya untuk kesehatan dan keselamatan diri
sendiri dan atau orang lain.

2. Pegawai wajib hadir sesuai dengan ketentuan hari kerja nasional, kecuali yang
bekerja dalam shift atau pada waktu pegawai menjalankan hak cutinya.

3. Setiap pegawai tanpa kecuali wajib hadir di tempat kerja masing-masing 10


(Sepuluh) menit sebelum jam kerja dimulai.

PERATURAN KEPEGAWAIAN 20
4. Setiap pegawai wajib melakukan absensi melalui alat pencatat waktu pada waktu
hadir maupun pada waktu pulang kerja. Apabila pegawai tidak melakukan absensi,
dianggap pelanggaran dan tidak akan dihitung masuk kerja.

5. Absensi wajib dilakukan pegawai yang bersangkutan, tidak boleh diwakilkan oleh
pegawai lain. Bila yang melakukan orang lain, maka merupakan pelanggaran
kedisiplinan. Sanksi diberlakukan kepada pegawai yang bersangkutan dan
pegawai yang mengabsenkan.

6. Setiap pegawai harus memakai seragam sesuai ketentuan, menggunakan sepatu


dan mengenakan tanda pengenal yang telah ditentukan selama melaksanakan
tugas di lingkungan rumah sakit maupun diluar lingkungan rumah sakit.

7. Pegawai yang tidak hadir 5 (lima) hari berturut-turut tanpa suatu alasan yang sah
dan telah dilakukan pemanggilan secara tertulis dan lisan sebanyak 2 (dua) kali
serta tidak memberikan tanggapan maka yang bersangkutan dianggap telah
mengundurkan diri.

8. Pegawai yang terlambat datang atau pulang kerja sebelum berakhirnya jam kerja
tanpa ada persetujuan ijin dari atasan dianggap suatu perbuatan pelanggaran.

9. Pegawai yang terlambat masuk kerja dengan alasan apapun wajib melapor
kepada atasannya dan Bagian SDM dengan menjelaskan sebab
keterlambatannya.

10. Setiap Pegawai yang hendak meninggalkan pekerjaan pada waktu jam kerja, wajib
mengisi formulir Ijin Meninggalkan Pekerjaan yang sudah disetujui oleh pihak
terkait (atasan dan Bagian SDM)

11. Pemberitahuan ketidakhadiran karena alasan mendadak / darurat harus


diinformasikan kepada atasannya dan Bagian SDM dengan cara apapun di hari
pertama pegawai tidak masuk kerja, surat izin secara tertulis segera maksimal
H+1.

PERATURAN KEPEGAWAIAN 21
12. Pemberitahuan dan permohonan ijin tidak hadir harus disampaikan kepada atasan
dan bagian SDM sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

13. Ketidakhadiran dengan suatu alasan yang sah perlu diperkuat dengan bukti-bukti
yang sah dan diakui oleh Rumah Sakit serta diketahui oleh atasan yang
bersangkutan dan bagian SDM pada hari pertama masuk kerja.

14. Pegawai yang tidak mengindahkan kewajiban seperti tersebut diatas, dianggap
mangkir atau bolos.

15. Keterlambatan dalam kehadiran atau meninggalkan tempat kerja sebelum jam
kerja berakhir tanpa ijin merupakan suatu tindakan melalaikan kewajiban.

16. Pada saat jam kerja, pegawai dilarang untuk tidur / tidur-tiduran pada suatu tempat
di lingkungan kerja.

PASAL 19
TINDAKAN DISIPLIN KERJA PEGAWAI

1. Tindakan disiplin kerja diambil terhadap pegawai yang tidak mematuhi peraturan
kepegawaian sebagai tindakan preventif, kuratif, dan edukatif yang
bersifatpengarahan terhadap sikap / tingkah laku pegawai, namun demikian pada
hal-hal tertentu dapat dilakukan pemutusan hubungan kerja.
2. Tindakan disiplin kerja dapat diambil terhadap pegawai atas pertimbangan jenis
pelanggaran, pengulangan (frekuensi) pelanggaran dan berat ringannya
pelanggaran.

3. Tahapan Pemberian Sanksi :

a. Kepada setiap pegawai yang melanggar Peraturan Kepegawaian Rumah Sakit


Happy Land Medical Centre, akan diberikan sanksi, dapat berupa lisan atau
Surat Peringatan (tertulis), yang terdiri dari :
Surat Peringatan I, Surat Peringatan II dan Surat Peringatan III.

PERATURAN KEPEGAWAIAN 22
b. Kategori sanksi dan perlakuannya terlampir
b. Sanksi tidak selalu diberikan sesuai dengan urutannya, tetapi dinilai dari besar
kecilnya kesalahan atau pelanggaran yang dilakukan oleh pegawai.

c. Sanksi Tidak Tertulis (Lisan) diberikan oleh atasan langsung atau pejabat yang
berwenang untuk kasus kesalahan yang bersifat ringan,

d. Sanksi Tertulis terbagi atas :


1. SP I : dibuat oleh Atasan langsung yang secara struktural membawahi
pegawai yang terkena sanksi dengan tembusan ke Direktur Rumah Sakit.

2. SP II : dibuat oleh Wakil Direktur yang secara struktural membawahi pegawai


yang terkena sanksi dengan tembusan ke Direktur Rumah Sakit.

3. SP III : dibuat oleh Direktur Rumah Sakit.

Masing-masing Surat Peringatan mempunyai masa berlaku selama 6 (enam)


bulan dan apabila setelah Surat Peringatan III yang masih dalam kurun waktu
masa berlakunya, ternyata yang bersangkutan masih melakukan pelanggaran
lagi, maka Rumah Sakit dapat mengusulkan kepada Dewan Pengawas PT
Tripillar Medisjaya untuk memutuskan hubungan kerja dengan pegawai yang
bersangkutan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

4. Penggrade Pelanggaran

a. Yang termasuk Pelanggaran Tingkat I (Ringan), memenuhi minimal salah satu


unsur berikut ini :
1. Telah mendapatkan sanksi lisan sebanyak 3 (tiga) kali pada berbagai
macam kasus pada bulan yang sama.
2. Meninggalkan pekerjaan selama 3 (tiga) kali sebulan tanpa ijin tertulis dari
atasan / mangkir
3. Terlambat masuk kerja lebih dari 30 menit dalam satu bulan hari kerja
4. Melindungi/menutupi kesalahan pegawai lain yang melakukan
pelanggarantingkat I

PERATURAN KEPEGAWAIAN 23
5. Pelanggaran-pelanggaran lain yang dapat digolongkan pada
pelanggarantingkat I

Untuk pelanggaran tingkat I dapat mengakibatkan pemberian Surat Peringatan


I yang mempunyai daya laku 6 (enam) bulan.
Kepada pegawai yang bersangkutan akan diberikan sanksi berupa tidak
diberikannya :
1. Tunjangan Transportasi
2. Tunjangan Makan

b. Yang termasuk Pelanggaran Tingkat II (Sedang), minimal memenuhi salah


satu unsur berikut ini ::
1. Mendapatkan SP I sebanyak 3 kali secara berurutan pada kasus yang
berbeda dan pada tahun yang sama.
2. Meninggalkan pekerjaan selama 4 (empat) hari berturut-turut tanpa ijin
tertulis dari atasan
3. Tidak hati-hati dalam menjalankan pekerjaan demi keselamatan kerja
untuk pegawai lain atau dirinya sendiri
4. Melindungi/menutupi kesalahan pegawai lain yang melakukan pelanggaran
tingkat II
5. Pelanggaran-pelanggaran lain yang oleh pimpinan perusahaan
dapatdigolongkan pada pelanggaran tingkat II

Untuk pelanggaran Tingkat II dapat mengakibatkan pemberian Surat


Peringatan II yang mempunyai daya laku 6 (enam) bulan.
Kepada pegawai yang bersangkutan akan diberikan sanksi berupa tidak
diberikannya :
1. Tunjangan Kehadiran
2. Tunjangan Transportasi
3. Tunjangan Makan
c. Yang termasuk pelanggaran Tingkat III (Berat), minimal memenuhi salah satu
unsur berikut ini :
1. Mendapatkan SP II sebanyak 3 kali secara berurutan pada kasus yang
berbeda dan pada tahun yang sama.

PERATURAN KEPEGAWAIAN 24
2. Menyalahgunakan jabatan untuk kepentingannya sendiri yang
mengakibatkan kerugian Rumah Sakit.
3. Menggunakan pegawai bawahannya pada waktu kerja atau barang yang
dikuasai oleh rumah sakit untuk kepentingan diri sendiri atau kepentingan
orang lain.
4. Sengaja memboroskan waktu atau barang milik / dikuasai oleh rumah
sakit.
5. Bersikap tidak pantas dan atau diluar batas kesopanan terhadap atasan.
6. Melindungi/menutupi kesalahan pegawai lain yang melakukan pelanggaran
tingkat III
7. Pelanggaran-pelanggaran lain yang oleh Pimpinan Perusahaan
digolongkan pelanggaran tingkat III

Pelanggaran tingkat III dapat mengakibatkan pemberian Surat Peringatan III


atau dapat diberhentikan jika seorang pegawai melakukan pelanggaran berat
dengan memperhatikan Undang-undang No.13/2003 jo UU No.02/2004.

Rumah Sakit dapat menentukan jenis tindakan disiplin sesuai dengan bobot
dan jenis pelanggaran atau kesalahannya.

Kepada pegawai yang bersangkutan akan diberikan sanksi berupa tidak


diberikannya :
1. Tunjangan Struktural (bagi pejabat Struktural)
2. Tunjangan Fungsional (bagi staf)
3. Tunjangan Transportasi
4. Tunjangan Makan
5. Tunjangan kehadiran

Sanksi pada pelanggaran tingkat III tersebut dilakukan selama 3 (tiga) bulan
berturut-turut, penundaan kenaikan grade dan kenaikan gaji berkala selama 1
(Satu) tahun. Pada pemberian gaji pada bulan berjalan.

PERATURAN KEPEGAWAIAN 25
BAB 7
RUANG LINGKUP KERJA LEMBUR

PASAL 20
KERJA LEMBUR

1. Rumah Sakit berhak memerintahkan setiap pegawai untuk melakukan kerja


lembur, dengan tetap memperhatikan peraturan perundangan yang berlaku.

2. Rumah Sakit dapat meminta kepada pegawai untuk kerja lembur apabila
diperlukan dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Merupakan pekerjaan Non Rutin.
b. Pekerjaan yang bila tidak dilaksanakan/diselesaikan akan mengakibatkan
kerugian atau hilangnya kesempatan yang menguntungkan bagi Rumah Sakit.
c. Pekerjaan mendesak yang harus diselesaikan segera dan tidak dapat ditunda.

PERATURAN KEPEGAWAIAN 26
d. Setiap pegawai harus bersedia apabila diperintahkan oleh Direktur Rumah
Sakit atas usulan atasan untuk melakukan kerja lembur
e. Setiap pegawai yang diminta bekerja lembur kepadanya diberikan
SuratPerintah Lembur (SPL) yang dikeluarkan Direktur Rumah Sakit dan
membuat laporan ke atasan masing-masing atas pekerjaan lembur yang
dilaksanakan.
f. Surat Perintah Lembur (SPL) dikeluarkan sebelum pelaksanaan kerja lembur.
g. Pegawai yang melaksanakan pekerjaan lembur akan mendapatkan upah
lembur sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
h. Pegawai yang ditugaskan ke luar kota untuk kepentingan dinas walaupun yang
bersangkutan bekerja di luar waktu jam kerja tidak dianggap kerja lembur dan
diberikan uang perjalanan dinas sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
i. Pejabat Struktural Eselon I sampai dengan III yang kelebihan jam kerja tidak
berhak atas upah lembur.
j. Untuk menjaga kesehatan pegawai, kerja lembur maksimal 3 jam sehari dan 14
jam dalam seminggu untuk setiap pegawai dan sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.

PASAL 21
PERHITUNGAN UPAH LEMBUR

1. Yang dapat diperhitungkan sebagai kerja lembur ialah apabila pegawai bekerja di
luar jam kerja sesuai dengan surat perintah lembur
2. Over Time yang timbul akibat menggantikan rekan kerja cuti, maka dianggap ganti
libur.

3. Perhitungan besarnya upah lembur disesuaikan dengan Keputusan Menteri


Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Kep. 102/MEN/VI/2004 tanggal 25 Juni 2004
atau peraturan yang masih berlaku, yaitu ditetapkan sebagai berikut :
a. Apabila kerja lembur dilaksanakan pada hari kerja biasa :
- Untuk jam lembur pertama dibayar sebesar 1,5 X upah sejam
- Untuk jam lembur selebihnya dibayar sebesar 2 X upah sejam.

PERATURAN KEPEGAWAIAN 27
b. Apabila kerja lembur dilaksanakan pada hari Minggu atau libur resmi untuk
waktu6 (enam) hari kerja 40 (empat puluh) jam seminggu maka :
- Perhitungan upah kerja lembur untuk 7 (tujuh) jam pertama dibayar: 2
(dua) kali upah sejam, dan jam kedelapan dibayar 3 (tiga) kali upah sejam
dan jam kesembilan dan kesepuluh dibayar 4 (empat) kali upah sejam.
- Apabila hari libur resmi jatuh pada hari kerja terpendek perhitungan gaji
lembur 5 jam pertama dibayar dua kali upah sejam, jam ke 6 dibayar 3 kali
upah sejam dan lembur ke 7 dan ke 8 dibayar 4 kali upah sejam.

4. Apabila kerja lembur dilakukan pada hari istirahat mingguan dan atau hari
lburresmi untuk waktu kerja 5 hari kerja dan 40 jam seminggu maka perhitungan
upah kerja lembur untuk 8 jam pertama dibayar 2 kali upah sejam, jam ke 9
dibayar 3 kali upah sejam dan jam ke 10 dan ke 11 dibayar 4 kali upah sejam.
a. Perhitungan upah sejam adalah :
Upah sejam = 1/173 X upah

5. Lembur kerja kurang dari 45 (empat puluh lima) menit tidak dihitung sebagai lembur
kerja dan tidak berhak mendapatkan upah lembur.
6. Upah lembur yang dimaksut berdasarkan kebijakan Rumah Sakit

Pegawai yang menjalankan tugas diluar rumah sakit diatur sebagai berikut:
a. Apabila langsung kembali ke rumah sakit, maka kelebihan jam kerjanya
dihitung lembur sesuai Pasal 21 diatas.
b. Apabila harus bermalam (lebih dari pukul 00.00 WIB), maka diberikan uang
jasa/ uang perjalanan dinas dan apabila kurang dari pukul 00.00 WIB dihitung
sebagai lembur.
c. Apabila perjalanan dinas dilakukan dikarenakan sebagai tanggung jawab
(PIC) maka point a dan b tidak diberlakukan

Upah lembur dan uang jasa/ perjalanan dinas akan diperhitungkan berdasarkan
periodik cut off. Maksimal form lembur masuk tanggal 5 setiap bulan di unit SDM
dan telah dilengkapi TTD oleh pihak yang berwenang.

PERATURAN KEPEGAWAIAN 28
BAB 8
JAMINAN PEGAWAI

PASAL 22
BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan
Setiap pegawai Rumah Sakit Happy Land Medical Centre mendapatkan jaminan sosial
berupa BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan

PASAL 23
PENSIUN
Pegawai yang akan memasuki masa pensiun akan diberikan pensiun yang besaran
pesangon / kompensasi berdasarkan perundang-undangan yang berlaku.

PASAL 24
PENSIUN DINI

PERATURAN KEPEGAWAIAN 29
Pegawai yang suka rela mengajukan pensiun dini / pegawai yang diberikan penawaran guna
mengajukan pensiun dini dan telah disepakati oleh kedua belah pihak. Proses dan besaran
kompensasi / pesangon berdasarkan perundang – undangan yang berlaku.

BAB 9
HAK, KEWAJIBAN DAN LARANGAN PEGAWAI

PASAL 25
HAK PEGAWAI

Hak-hak pegawai meliputi :

1. Setiap pegawai berhak atas upah dan segala macam bentuk tunjangan yang
berlaku sebagai kompensasi kerja yang telah dilakukan bagi Rumah Sakit.

2. Setiap pegawai berhak mendapatkan cuti sesuai dengan peraturan yang berlaku.

PERATURAN KEPEGAWAIAN 30
3. Pegawai diberikan hak untuk menyampaikan pendapatnya, ide, dan saran-saran
yang sifatnya positif demi kemajuan dan perkembangan Rumah Sakit melalui
mekanisme rapat/pertemuan yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

4. Pegawai yang berdasarkan ketentuan penilaian kinerja yang baik diberikan


kesempatan naik pangkat atau promosi.

5. Pegawai berhak mendapatkan bantuan perlindungan hukum dan keselamatan


kerja dalam rangka melaksanakan tugas Rumah Sakit.

PASAL 26
KEWAJIBAN PEGAWAI

Kewajiban Pegawai meliputi :

1. Memahami, melaksanakan dan bertanggung jawab atas terselenggaranya visi,


misi, falsafah, nilai-nilai yang dianut Rumah Sakit.

2. Mengetahui, mempelajari, memahami dan melaksanakan semua ketentuan yang


tercantum dalam peraturan Rumah Sakit.

3. Dalam melaksanakan pelayanan kepada pasien maka pegawai wajib


mengutamakan keselamatan pasien, memperlakukan pasien dan keluarga pasien
dengan baik serta menunjukkan sikap dan perilaku yang berorientasi pada
pelayanan yang lebih baik.

4. Dalam menjalankan tugasnya pegawai wajib menghormati dan mematuhi serta


menjaga hubungan kerja yang baik dan harmonis baik dengan pimpinan maupun
sesama pegawai.

5. Mematuhi dan melaksanakan perintah dan atau instruksi yang diberikan oleh
atasannya selama perintah dan atau instruksi tersebut berkaitan atau
berhubungan dengan pekerjaannya serta tidak bertentangan dengan peraturan
dan atau ketentuan yang telah ditetapkan oleh Rumah Sakit.

PERATURAN KEPEGAWAIAN 31
6. Memelihara, merawat dan menjaga aset milik Perusahaan.

7. Menjaga kesopanan, bertingkah laku serta bertutur kata sesuai dengan norma-
norma sosial, sopan-santun dan tata krama yang berlaku.

8. Menjaga dan senantiasa mencegah kemungkinan yang dapat membahayakan diri


sendiri, orang lain dan lingkungan kerjanya.

9. Memelihara ketertiban, ketenangan, kebersihan, keindahan dan kerapihan di


lingkungan kerjanya.

10. Melaksanakan tugas pekerjaannya dengan sebaik-baiknya sesuai dengan


kemampuan, kaidah keilmuan, profesionalisme, etika dan peraturan rumah sakit.

11. Melaporkan kepada atasan/pimpinan Rumah Sakit apabila mengetahui hal-hal


yang dapat menimbulkan bahaya atau kerugian pada Rumah Sakit.

12. Memegang teguh, menjaga dan menyimpan rahasia jabatan maupun rahasia
Rumah Sakit yang diketahui kepada siapapun.

13. Setiap pegawai dilarang memberikan keterangan apapun kepada media atau
pihak luar yang dapat merusak nama baik Rumah Sakit, kecuali atas ijin Direksi.
14. Setiap pegawai dilarang

- Memasang status di media sosial seperti (WA / IG / Twitter / Facebook / media


sosial apapun) terkait dengan Regulasi (Keputusan) / pengumuman internal
atau hal-hal yang terkait dengan rumah sakit yang dapat mengakibatkan
timbulnya asumsi, pro kontra di lingkungan rumah sakit / pegawai.
- Memasang status di media sosial seperti (WA / IG / Twitter / Facebook / media
sosial apapun) yang terdapat indikasi / termasuk dalam golongan pencemaran
nama baik Rumah Sakit
- Memasang status di media sosial seperti (WA / IG / Twitter / Facebook / media
sosial apapun) hal-hal yang terjadi di lingkungan Rumah Sakit tanpa izin dari
management Rumah Sakit
- Memberikan informasi terkait dengan situasi dan kondisi di Rumah Sakit tanpa
izin dari management Rumah Sakit
PERATURAN KEPEGAWAIAN 32
15. Menjaga nama baik dan reputasi Rumah Sakit dimanapun berada.

PASAL 27
LARANGAN PEGAWAI

Larangan-larangan bagi pegawai meliputi :

1. Setiap pegawai dilarang melaksanakan pekerjaan pihak ketiga meliputi


perseorangan maupun badan hukum, lembaga atau institusi diluar Rumah Sakit
dalam jam kerja tanpa seijin Direktur Rumah Sakit.

2. Setiap pegawai dilarang menyalah gunakan jabatan, wewenang, kesempatan,


sarana kerja dan hak milik rumah sakit serta waktu kerja dengan sengaja untuk
kepentingan pribadi.

3. Setiap pegawai dilarang membawa dokumen dan atau salinan rumah sakit,
menggunakan aset milik Perusahaan keluar dari lingkungan Rumah Sakit tanpa
ijin dari Atasan/Pimpinan yang berwenang.

4. Setiap pegawai dilarang melakukan tindakan dan atau perbuatan yang dapat
membahayakan pasien dan keluarganya, pengunjung, teman sekerja dan pegawai
lainnya serta Rumah Sakit itu sendiri.

5. Setiap pegawai dilarang berjualan barang-barang berupa apapun, mencoret-coret


dan atau menulis sesuatu pada tembok-tembok bangunan atau mengedarkan
poster-poster yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan dalam lingkungan
rumah sakit tanpa seijin dari Pimpinan Rumah Sakit.

6. Setiap pegawai dilarang menyimpan dan atau menggunakan obat-obat narkotika


dan obat berbahaya lainnya secara tidak sah di dalam dan di luar rumah sakit.

7. Setiap pegawai dilarang melakukan jual beli sampah medis dan non medis.

PERATURAN KEPEGAWAIAN 33
8. Setiap pegawai dilarang minum minuman keras, mabuk ditempat kerja, melakukan
segala macam perjudian, dan bertengkar atau berkelahi dengan sesama
pegawai/pimpinan di lingkungan Rumah Sakit.

9. Setiap pegawai dilarang melakukan kegiatan kampanye dan atau kegiatan lainnya
yang dapat dikategorikan kampanye salah satu Partai Politik dilingkungan Rumah
Sakit.

10. Setiap pegawai dilarang membawa senjata api dan atau senjata tajam lainnya ke
dalam lingkungan rumah sakit, kecuali menjadi kewenangannya.

11. Setiap pegawai dilarang melakukan tindakan pencurian, penggelapan, korupsi,


kolusi, manipulasi, tindakan asusila dan atau tindakan melawan hukum atau
peraturan perundangan yang berlaku di dalam atau diluar rumah sakit.
12. Setiap pegawai dilarang meminjamkan atau mengkaryakan barang-barang milik
rumah sakit yang dipercayakan kepadanya kecuali atas ijin Direksi.

13. Setiap pegawai dilarang mencemarkan, menyalahgunakan nama baik ataupun


reputasi Rumah Sakit.

14. Setiap pegawai dilarang tidur, bermalas-malasan, bercanda atau mengganggu


sesama pegawai lain selama jam kerja.

15. Setiap pegawai dilarang melakukan kegiatan chatting di media sosial seperti
facebook, twitter dan sebagainya selama jam kerja.

16. Setiap pegawai dilarang meyalahgunakan penggunaan media sosial pribadi yang
berhubungan dengan Rumah Sakit.

17. Setiap pegawai dilarang menerima untuk kepentingan pribadi seperti uang,
barang, pemberian potongan harga dan komisi dari pihak ketiga yang diketahui
atau patut diduga ada hubungannya dengan kedudukan atau jabatan pegawai di
dalam Rumah Sakit.

PERATURAN KEPEGAWAIAN 34
18. Setiap pegawai dilarang mengambil dan atau memiliki barang-barang yang
ditemukan di rumah sakit yang bukan hak miliknya, kecuali untuk diumumkan atau
diserahkan pada bagian keamanan.

19. Setiap pegawai dilarang memfitnah pimpinan, keluarga pimpinan dan atau
pegawai lainnya.

20. Setiap pegawai dilarang melakukan perbuatan-perbuatan yang demi kepentingan


pribadi atau pihak terkait dengannya yang diketahui dapat mengakibatkan
bertambahnya beban rumah sakit atau mengurangi kesempatan rumah sakit
mendapat penghasilan.

BAB 10
HAK IJIN, LIBUR, DAN CUTI

PASAL 28
HAK IJIN

Rumah Sakit dapat memberikan ijin bagi pegawai untuk meninggalkan pekerjaan
sesuai dengan pasal yang telah diatur

PASAL 29
HARI LIBUR

1. Hari libur adalah hari libur resmi yang ditetapkan oleh Pemerintah.

PERATURAN KEPEGAWAIAN 35
2. Pada hari libur, pegawai dibebaskan dari bekerja dengan tetap menerima gaji,
kecuali bagi pegawai yang bekerja dalam shift, sifat tugasnya mengharuskan yang
bersangkutan masuk kerja dengan diperhitungkan lembur.

PASAL 30
CUTI TAHUNAN

1. Setelah pegawai menjalani masa kerja 12 (dua belas) bulan terus menerus dalam
satu tahun kalender berhak mendapat cuti tahunan selama 12 (dua belas) hari
kerja dengan mendapat gaji penuh.

2. Pengambilan hak cuti tahunan diatur sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu
jalannya operasional pelayanan di rumah sakit.

3. Rumah Sakit dapat menunda cuti atau memanggil pegawai yang sedang
menjalani cuti apabila ada kepentingan dinas yang mendesak.

4. Cuti tahunan dapat dipergunakan dan dipertimbangkan untuk dibagi menjadi


beberapa bagian.

5. Bagi pegawai yang ingin menggunakan cuti tahunan, harus mengajukan


permohonan Cuti Tahunan tersebut kepada Bagian SDM dengan mendapat
persetujuan dari atasan langsung paling lambat 1 (satu) minggu sebelumnya.
6. Hak atas Cuti Tahunan gugur apabila setelah waktu 6 (enam) bulan sejak
timbulnya hak tersebut, pegawai ternyata tidak menggunakan haknya, bukan
karena alasan-alasan yang diberikan oleh Rumah Sakit.

7. Pegawai yang ijin meninggalkan tugas tidak sesuai dengan prosedur / ketentuan
yang berlaku akan mendapatkan surat peringatan berdasarkan peraturan Rumah
Sakit.

8. Batas akhir pengambilan cuti tahunan adalah akhir bulan Juni pada tahun
berikutnya.

PERATURAN KEPEGAWAIAN 36
9. Hak Cuti Tahunan tidak dapat diuangkan kecuali yang bersangkutan putus
hubungan kerja.

PASAL 31
CUTI HAID, HAMIL DAN MELAHIRKAN

1. Pegawai perempuan yang kesehatannya terganggu karena haid, tidak diwajibkan


bekerja pada hari pertama dan kedua haid dengan surat keterangan dokter dan
gaji dibayar penuh.

2. Pegawai perempuan berhak atas cuti melahirkan selama 1 ½ (satu setangah)


bulan sebelum dan 1 ½ (satu setangah) bulan setelah melahirkan

3. Pegawai perempuan diperbolehkan untuk menikah setelah minimal 6 bulan


bekerja

4. Pegawai yang akan menggunakan hak cuti melahirkan tersebut harus mengajukan
permohonan terlebih dahulu kepada atasan langsung dan atau Bagian SDM
dengan disertai Surat Keterangan Dokter atau Bidan yang merawatnya.

7. Selama menjalani cuti melahirkan, pegawai berhak memperoleh upah.

8. Pegawai perempuan yang mengalami keguguran kandungan (aborsi klinis) berhak


memperoleh istirahat satu setengah bulan atau sesuai dengan Surat Keterangan
Dokter Kandungan dan berhak memperoleh gaji pokok , tunjangan keluarga.

PASAL 32
CUTI DILUAR TANGGUNGAN

Cuti di luar tanggungan dapat diambil dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Pegawai yang telah bekerja terus menerus sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun


dengan alasan pribadi yang sangat penting.

PERATURAN KEPEGAWAIAN 37
2. Cuti diluar tanggungan hanya diperbolehkan paling lama 6 (Enam) bulan, kecuali
untuk melanjutkan pendidikan sesuai dengan lama pendidikan.

3. Pegawai yang akan menggunakan hak cuti diluar tanggungan harus mengajukan
permohonan secara tertulis minimal 1 (satu) bulan sebelumnya dan mendapatkan
persetujuan Direktur Rumah Sakit.

4. Rentang waktu cuti di luar tanggungan tidak diakui sebagai masa kerja.

5. Rumah Sakit tidak menjanjikan dan atau bertanggung jawab atas tempat / posisi
kerja yang sebelumnya ditempati akan tetap mendapatkan kembali
tugas/pekerjaan setelah pegawai yang bersangkutan menjalani cuti di luar
tanggungan.

6. Apabila pegawai yang melakukan cuti di luar tanggungan maka sisa cuti tahunan
akan tidak terpakai / hangus.

PASAL 33
CUTI BESAR

Cuti Besar dapat diambil dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Pegawai yang telah bekerja terus menerus selama 6 (enam) tahun, berhak atas
cuti besar selama 1 (satu) bulan, dan dilaksanakan dalam satu kesatuan waktu
yang tidak dapat dipisah-pisahkan.

2. Pada tahun yang sama, pegawai yang mengambil cuti besar tidak berhak
mengambil cuti tahunan.

3. Selama cuti besar pegawai yang bersangkutan mendapat gaji pokok, dan
tunjangan Jamsostek.

PASAL 34
CUTI SAKIT

1. Cuti karena sakit hanya dibenarkan jika berdasarkan surat keterangan dari dokter.
PERATURAN KEPEGAWAIAN 38
2. Pegawai yang karena sakitnya harus menjalani istirahat panjang/tidak dapat
masuk kerja selama 12 (dua belas) bulan berturut-turut pemberian gaji diatur
mengacu pada undang-undang yang berlaku.

PASAL 35
CUTI MENUNAIKAN IBADAH AGAMA

1. Seorang pegawai dapat mengambil cuti untuk memenuhi kewajiban ibadah


agamanya sesuai dengan Undang-undang No 13 Tahun 2003 Pasal 93 ayat (2)
huruf e atau sesuai peraturan pemerintah yang berlaku.

2. Pengajuan permohonan cuti menunaikan ibadah agamanya diajukan 1 (satu)


bulan sebelumnya kepada atasan langsung dan atau bagian sdm dengan
mendapat persetujuan dari Pimpinan Rumah Sakit.

3. Dalam hal ini pegawai yang bersangkutan telah bekerja terus menerus lebih dari
12 (duabelas) bulan dan tetap mendapat upah

BAB 11

PERALATAN DAN FASILITAS KERJA

PASAL 36
PERALATAN KERJA

1. Rumah Sakit menyediakan peralatan kerja yang digunakan oleh pegawai dalam
melaksanakan tugasnya.

2. Semua peralatan kerja adalah aset milik perusahaan yang dipakai pada jam kerja
dan untuk keperluan dinas, dan dilarang membawa peralatan kerja keluar kantor.

PERATURAN KEPEGAWAIAN 39
3. Di luar jam kerja yang telah ditentukan oleh Rumah Sakit, semua peralatan kerja
milik perusahaan yang digunakan untuk keperluan pribadi harus dengan ijin tertulis
dari pihak pimpinan rumah sakit.

4. Setiap pegawai wajib memelihara peralatan kerja dengan baik dan penuh
tanggung jawab.

5. Pelanggaran terhadap ayat 3 dan 4 ketentuan ini dianggap sebagai pelanggaran


disiplin kerja.

PASAL 37
FASILITAS KERJA

1. Rumah Sakit menyediakan fasilitas kerja yang dapat digunakan untuk menunjang
dalam melaksanakan tugasnya.

2. Fasilitas kerja tertentu digunakan oleh pegawai yang diatur dalam ketentuan
perusahaan tersendiri.
3. Setiap pengguna fasilitas kerja wajib memelihara dengan baik dan penuh tanggung
jawab.

PERATURAN KEPEGAWAIAN 40
BAB 12

PASAL 38
PERJALANAN DINAS

1. Perjalanan dinas adalah setiap perjalanan yang dilakukan oleh pegawai dalam
rangka kepentingan pekerjaan/dinas yang ditugaskan oleh Pimpinan Rumah Sakit.

2. Perjalanan dinas terdiri dari perjalanan dinas di dalam negeri dan di luar negeri.

3. Biaya perjalanan dinas ditanggung oleh Rumah Sakit dan besarnya biaya dinas
diatur tersendiri dalam Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit.

PERATURAN KEPEGAWAIAN 41
BAB 13

PENDIDIKAN DAN LATIHAN PEGAWAI

PASAL 39
PENDIDIKAN DAN LATIHAN PEGAWAI

1. Untuk meningkatkan kemampuan pegawai serta memenuhi kebutuhan akan


tenaga-tenaga ahli di bidang pengelolaan rumah sakit, maka rumah sakit
menugaskan pegawai untuk mengikuti pendidikan atau pelatihan yang dibiayai
oleh Rumah Sakit.

2. Penentuan mengenai jenis pendidikan atau pelatihan, diatur tersendiri.

3. Setiap pegawai yang mengikuti pendidikan atau pelatihan atas biaya Rumah Sakit,
akan menandatangani perjanjian yang mengatur tentang Ikatan Dinas dengan
Rumah Sakit.

4. Apabila terdapat pegawai yang dengan sengaja menolak perintah maka akan
ditindaklanjuti dengan diberikannya saksi administrasi yang berlaku di Rumah
Sakit

PERATURAN KEPEGAWAIAN 42
BAB 14

PENYELESAIAN KELUH KESAH PEGAWAI

PASAL 40
TATACARA MENYAMPAIKAN KELUH-KESAH

1. Penyelesaian keluh kesah pegawai harus selalu didasarkan pada musyawarah


dan mufakat.

2. Pegawai dapat mengajukan keluh kesah kepada atasan langsung baik secara
lisan atau tertulis.

3. Apabila upaya penyelesaian belum berhasil dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja,
pegawai yang bersangkutan dapat meneruskan keluhannya kepada Bagian
Administrasi & SDM.

4. Apabila upaya penyelesaian belum berhasil dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja sejak
dilaporkan, pegawai yang bersangkutan dapat meneruskan keluhannya kepada
atasan yang lebih tinggi dan secara berjenjang sampai dengan Direktur Rumah
Sakit.

5. Apabila upaya penyelesaian pada ayat (4) belum berhasil terselesaikan oleh
Manajemen Rumah Sakit akan diteruskan kepada Dewan Pengawas / Perusahaan
dan apabila belum dapat diselesaikan maka akan diteruskan ke instansi yang
berwenang.

PERATURAN KEPEGAWAIAN 43
BAB 15

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)

PASAL 41
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA

1. Pemutusan Hubungan Kerja adalah pengakhiran hubungan kerja antara Rumah


Sakit dengan pegawai sehingga yang bersangkutan kehilangan statusnya sebagai
pegawai.

2. Rumah Sakit berusaha agar tidak terjadi Pemutusan Hubungan Kerja.

3. Dalam hal PHK tidak dapat dihindarkan, Rumah Sakit akan bertindak dengan
mempertimbangkan ketetapan / peraturan yang berlaku berdasarkan Undang-
Undang No. 13 / 2003 atau peraturan yang berlaku termasuk putusan Mahkamah
Konstitusi RI Perkara No. 012/PUU-I/2003 jo SE Menakertrans RI No.
SE.13/MEN/Sj-HK/I/2005

PASAL 42
SEBAB-SEBAB PUTUSNYA HUBUNGAN KERJA

1. Pemutusan Hubungan Kerja dikategorikan menjadi 2 (dua)


yaitu :
A. Pemutusan Hubungan Kerja dengan Hormat, apabila
1. Pegawai mencapai usia pensiun
Hubungan kerja pegawai dengan Rumah Sakit akan putus dengan sendirinya
pada saat pegawai mencapai usia pensiun yang telah ditentukan oleh
peraturan ini. Rumah Sakit akan memberikan uang kompensasi kepada
pegawai sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Pegawai meninggal dunia

PERATURAN KEPEGAWAIAN 44
Apabila seorang pegawai meninggal dunia, maka hubungannya dengan
rumah sakit akan putus dengan sendirinya, kepada keluarga yang
ditinggalkan, rumah sakit akan memberikan santunan kematian. Dan
memberikan kompensasi mengacu pada undang-undang 13 pasal 166.

3. Masa kontrak kerja pegawai yang disepakati telah habis.


Pegawai yang telah berakhir masa kerjanya dalam waktu tertentu yang telah
disepakati dalam Surat Perjanjian Kerja, tanggal berakhirnya perjanjian kerja
adalah tanggal berakhirnya hubungan kerja antara pegawai dengan Rumah
Sakit. Dalam hal ini Rumah Sakit tidak wajib memberikan kompensasi
apapun.

4. Pegawai Terus menerus sakit selama 12 (dua belas) bulan


Pegawai yang tidak dapat masuk kerja untuk jangka waktu terus menerus
selama 12 (dua belas bulan) dan atau mengalami cacat fisik atau mental
sesuai dengan rekomendasi dokter sehingga tidak dapat melakukantugasnya
akan diputus hubungan kerja dengan rumah sakit. Rumah sakit akan
memberikan kompensasi sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

5. Ada pengurangan pegawai atau penyederhanaan organisasi.


Pemutusan Hubungan Kerja berdasarkan pertimbangan penyederhanaan
pegawai dapat dilakukan setelah pegawai yang bersangkutan terlebih
dahulu menerima pemberitahuan secara tertulis dari rumah sakit selambat-
lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum tanggal pemberhentiaan dilaksanakan.
Rumah sakit akan memberikan dana kompensasi sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

6. Mengundurkan diri
Pegawai yang ingin mengundurkan diri dapat memutuskan hubungan
kerjanya dengan cara mengajukan permohonan tertulis kepada Direktur
Rumah Sakit selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum tanggal
pengunduran diri. Dalam hal pengajuan pengunduran diri pegawai, Rumah
Sakit akan memberikan penggantian hak sesuai Undang-undang pasal 156
ayat 4.

PERATURAN KEPEGAWAIAN 45
Apabila penyampaian pengajuan surat pengunduran diri yang bersangkutan
terhitung sejak tanggal surat permohonan pengunduran diri kurang dari 1
(satu) bulan, maka Rumah Sakit tidak memberikan Surat Referensi/Surat
Keterangan Kerja kepada pegawai yang bersangkutan.

B. Pemutusan Hubungan Kerja dengan Tidak Hormat


Pemutusan hubungan kerja dengan tidak hormat dapat dilakukan oleh
perusahaan apabila pihak manajemen rumah sakit sudah melakukan segala
upaya pembinaan, namun pegawai yang bersangkutan :
1. Menolak penugasan yang layak atau perintah yang layak dari atasan atau
manajemen rumah sakit (dalam konteks pelaksanaan strategi bisnis
perusahaan) yang akan dapat mengakibatkan terganggunya aktivitas
perusahaan dan kerugian dalam skala yang lebih besar.

2. Terbukti melakukan pelanggaran berat, seperti :

a. Melakukan penipuan, pencurian, atau penggelapan barang dan / atau


uang milik Rumah Sakit Happy Land Medical Centre.

b. Memberi keterangan palsu atau yang dipalsukan kepada Pimpinan


Rumah Sakit yang berhubungan dengan hubungan kerja sehingga
merugikan Rumah Sakit.

c. Mabuk, meminum minuman keras yang memabukkan, memakai dan atau


mengedarkan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya di lingkungan
kerja.

d. Melakukan perbuatan asusila atau perjudian di lingkungan kerja.

e. Menyerang, menganiaya, mengancam, atau mengintimidasi teman


sekerja, manajemen, dokter di lingkungan kerja.

f. Menghasut teman sekerja untuk melakukan perbuatan yang melanggar


hukum.

PERATURAN KEPEGAWAIAN 46
g. Dengan ceroboh atau sengaja merusak atau membiarkan dalam keadaan
bahaya barang milik Rumah Sakit Happy Land Medical Centre yang
menimbulkan kerugian Rumah Sakit Happy Land Medical Centre.

h. Dengan ceroboh atau sengaja membiarkan teman sekerja, manajemen


dan dokter dalam keadaan bahaya di tempat kerja.

i. Menghina secara kasar atau mengancam pimpinan/atasan, keluarga


pimpinan/atasan, dokter atau teman sekerja.

j. Membongkar atau membocorkan rahasia Rumah Sakit yang seharusnya


dirahasiakan demi kepentingan Rumah Sakit kecuali untuk kepentingan
negara.

k. Menyalahgunakan kepercayaan Rumah Sakit yang diberikan kepadanya


dengan menerima uang suap maupun barang atau jasa-jasa yang
merugikan kepentingan Rumah Sakit.

l. Tingkah laku pegawai yang tidak dapat dipertanggungjawabkan dan


membahayakan Rumah Sakit dan atau pegawai lainnya.

m. Melanggar ketentuan-ketentuan tentang kerahasiaan Rumah Sakit.

n. Mangkir selama 5 (lima) hari kerja atau lebih berturut-turut tanpa


keterangan secara tertulis yang dilengkapi dengan bukti yang sah dan
telah dipanggil oleh pihak perusahaan 2 (dua) kali secara patut dan
tertulis dapat diputus hubungan kerjanya karenadikualifikasikan
mengundurkan diri

o. AdanyaKeputusan Pengadilan tetap yang memutuskan bahwa pegawai


melakukan tindakan criminal

p. Pelanggaran terhadap Kitab Undang-undang Hukum Pidana.

PERATURAN KEPEGAWAIAN 47
C. Pemutusan Hubungan Kerja baru dapat dilaksanakan setelah pegawai yang
bersangkutan menyelesaikan hak dan kewajibannya pada rumah sakit :

1. Pegawai yang putus hubungan kerja dengan rumah sakit atas alasan
apapun harus melakukan serah terima pekerjaan kepada rumah sakit.

2. Pemutusan Hubungan kerja tidak membebaskan pegawai dari kewajiban


untuk mengembalikan pinjaman, barang dan fasilitas lain milik rumah
sakit.

3. Jika pegawai belum menyelesaikan kewajibannya sebagaimana poin 1


dan 2, maka akan diperhitungkan dengan sumber dana milik pegawai
yang ada dari rumah sakit ataupun sumber-sumber lainnya.

4. Setiap pegawai yang putus hubungan kerja akan mendapatkan haknya


sesuai dengan peraturan peraturan pemerintah yang berlaku.

PERATURAN KEPEGAWAIAN 48
BAB 16

PERHITUNGAN HAK ATAS PHK

PASAL 43
PESANGON, PENGHARGAAN MASA KERJA & HAK YANG SEHARUSNYA DITERIMA

Pemberian Uang Pesangon, Uang Penghargaan Masa Kerja, dan Uang


Penggantian Hak hanya diberikan bagi Pegawai Tetap.

1. Uang Pesangon yaitu pemberian berupa uang dari Rumah Sakit kepada pegawai
sebagai akibat adanya Pemutusan Hubungan Kerja. Perhitungan minimal uang
pesangon sesuai dengan Undang-Undang No. 13 / 2003 diatur sebagai berikut :

No Masa Kerja Keterangan


1 1 Tahun < 2 Tahun 2 Bulan Upah
2 2 Tahun < 3 Tahun 3 Bulan Upah
3 3 Tahun < 4 Tahun 4 Bulan Upah
4 4 Tahun < 5 Tahun 5 Bulan Upah
5 5 Tahun < 6 Tahun 6 Bulan Upah
6 6 Tahun < 7 Tahun 7 Bulan Upah
7 7 Tahun < 8 Tahun 8 Bulan Upah
8 8 Tahun < lebih 9 Bulan Upah

2. Uang penghargaan masa kerja adalah pemberian berupa uang dari Rumah Sakit
kepada pegawai sebagai penghargaan berdasarkan masa kerja akibat Pemutusan
Hubungan Kerja. Perhitungan uang penghargaan masa kerja sesuai dengan
Undang-Undang No. 13 / 2003 diatur sebagai berikut :

No Masa Kerja Keterangan


1 3 Tahun < 6 Tahun 2 Bulan Upah
2 6 Tahun < 9 Tahun 3 Bulan Upah
3 9 Tahun < 12 Tahun 4 Bulan Upah
4 12 Tahun < 15 Tahun 5 Bulan Upah
5 15 Tahun < 18 Tahun 6 Bulan Upah

PERATURAN KEPEGAWAIAN 49
6 18 Tahun < 21 Tahun 7 Bulan Upah
7 21 Tahun < 24 Tahun 8 Bulan Upah
8 24 Tahun < Lebih 10 Bulan Upah

3. Uang Penggantian Hak adalah pemberian berupa uang dari Rumah Sakit Happy
Land Medical Centre kepada pegawai sebagai pengganti hak-hak yang belum
didapatkan selama masa kerja. Perhitungan Uang Penggantian Hak sesuai
dengan Undang-Undang No. 13 / 2003 diatur sebagai berikut :

a. Cuti tahunan yang belum diambil dan belum gugur

b. Biaya atau ongkos pulang untuk pegawai dan keluarganya ketempat dimana
pegawai diterima bekerja.

c. Penggantian perumahan serta pengobatan dan perawatan ditetapkan 15 %


(lima belas persenn) dari uang pesangon dan atau uang penghargaan masa
kerja bagi yang memenuhi syarat.

d. Hal-hal lain ditetapkan dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau


perjanjian kerja bersama.

4. Perubahan perhitungan Uang pesangon, perhitungan Uang penghargaan masa


kerja, dan uang penggantian hak sebagaimana dimaksud ayat 1 (satu), ayat 2
(dua),dan ayat 3 (tiga) akan disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah.

5. Uang pisah ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara perusahaan dan pegawai


yang tertuang dalam perjanjian kerja.

6. Upah yang dimaksut berdasarkan kebijakan Rumah Sakit

PASAL 44
PEMBERIAN UANG PESANGON
Pemberian uang pesangon atau penghargaan masa kerja atau uang penggantian hak
yang seharusnya diterima akan diberikan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan

PERATURAN KEPEGAWAIAN 50
BAB 17

PAJAK PENGHASILAN

PASAL 45
SUBJEK PAJAK PENGHASILAN (PPH) PASAL 21

1. Pajak Penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan yang


dilakukan oleh Wajib Pajak Orang Pribadi Subjek Pajak dalam negeri, yang
selanjutnya disebut PPh (Pajak Penghasilan) Pasal 21 adalah pajak atas
penghasilan berupa gaji, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan
nama dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan,
jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi Subjek Pajak dalam negeri.

2. Pemotongan diatur secara terpisah dan terlampir.

PERATURAN KEPEGAWAIAN 51
PENUTUP

BAB 18
PASAL 46

Dengan berlakunya Peraturan ini maka Peraturan Perusahaan RS Happy Land


Medical Centre Tahun 2014 dinyatakan tidak berlaku.

PASAL 47
Peraturan Kepegawaian RS Happy Land Medical Centre ini berlaku sejak
disahkan oleh Dinas Koperasi UKM, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota
Yogyakarta

Apabila dikemudian hari didapati adanya terjadi kekurangan atau kesalahan atau
kekeliruan dalam menerbitkan Surat Keputusan ini, maka Surat Keputusan ini dapat
diperbaiki sebagaimana mestinya.

Telah Dikonsultasikan DITETAPKAN DI : YOGYAKARTA


Oleh Perwakilan Karyawan TANGGAL : 24 Juli 2020

1. Nama : Ami Sari, AMK


Bagian : Kepala Bidang Keperawatan PT TRIPILLAR MEDISJAYA
Tanda Tangan :

2. Nama : Agus Sinaring Wahyu


Bagian : Umum IR ABDUL NASIR
Tanda Tangan : DIREKTUR
UTAMA

Tembusan Yth :
1. Para Komisaris PT Tripillar Medisjaya
2. Direktur RS Happy Land Medical Centre
3. Tim Dewan Pengawas
4. Panitia Pengembangan Peningkatan Karier
5. Arsip

PERATURAN KEPEGAWAIAN 52

Anda mungkin juga menyukai