Anda di halaman 1dari 20

I.

PENDAHULUAN

1. Judul Program

KAJI PENDAHULUAN KANDUNGAN BATUBARA DI SELATAN GUNUNG API


ROGOJEMBANGAN KABUPATEN BANJARNEGARA

1. Latar Belakang

Alam menyediakan berbagai sumber energi tak terbarukan. Antara lain panas bumi,
minyak dan gas bumi serta batubara. Padakala teknologi belum maju seperti saat ini,
batubara merupakan sumber energi yang lebih awal ditemukan, merupakan pilihan utama.
Kemudian disusul minyak bumi yang ditemukan kemudian dan ternyata lebih praktis
(Sukandarrumidi, 2005).

Namun, kebutuhan energi dewasa ini sangat meningkat, terutama ketergantungan


akan pemakaian minyak bumi. Menjelang akhir tahun 2005, harga minyak mentah melabung
tidak terkendali hingga mencapai 60 dollar/barrel. Untuk Indonesia harga tersebut tidak
pernah terbayangkan, sehingga pemerintah Indonesia terpaksa menyesuaikan harga bahan
bakar minyak. Penyesuaian bahan bakar minyak, berakibat naiknya biaya produksi industri
dan sarana transportasi serta rumah tangga. Sebagai akibat selanjutnya, masyarakat industri
dan rumah tangga mulai menyesuaikan diri, yang semula menggunakan bahan energi
minyak, beralih menggunaan sumber energi alternatif yang dianggap lebih murah. Salah satu
diantaranya adalah batubara, dengan segala kelebihan dan kekurangannya yang sangat
berpotensi karena banyak tersebar di Indonesia (Sukandarrumidi, 2005).

Dari beberapa penelitian terdahulu, diketahui bahwa di daerah Banjarnegara


berpotensi menghasilkan batubara yang memiliki nilai ekonomis. Namun kendala yang
dihadapi saat ini adalah kualitas dan kuantitas batubara di daerah tersebut yang belum
diketahui nilai kelayakannya karena minimnya data-data yang tersedia dan belum banyaknya
penelitian mengenai batubara di daerah Banjarnegara ini.
Beberapa penelitian mengenai analisis kandungan endapan bitumen di daerah
Banjarnegara yang pernah dilakukan belum mendapatkan kesimpulan yang pasti mengenai
nilai keekonomisan endapan bitumen batubara yang ada di daerah Banjarnegara sehingga
sampai saat kini baik masyarakat maupun perusahaan belum ada yang mau mencoba
menambang hasil alam berupa batubara ini.

Berdasarkan latar belakang di atas, perlu diadakannya penelitian lebih lanjut


mengenai jumlah kandungan batubara di daerah Banjarnegara agar dapat diketahui nilai
ekonomis dari endapan bitumen tersebut.

1. Hipotesa

Dugaan sementara untuk menjawab permasalahan dari latar belakang di atas adalah:
Jumlah cadangan batubara di daerah Banjarnegara sangat bernilai ekonomis karena
sebarannya cukup luas.

1. Tujuan Penelitian

Sesuai permasalahan yang akan diteliti, tujuan penelitian adanya batubara di wilayah
Kabupaten Banjarnegara yaitu:

1.
1.
1. Untuk menyelidiki sebaran endapan batuan serpih yang diperkirakan
mengandung batubara di daerah Kabupaten Banjarnegara.
2. Tujuan penelitian untuk mendapatkan data-data yang lebih akurat tentang
keterdapatan batubara guna mendapatkan gambaran yang lebih detail
mengenai kualitas dan kuantitas batubara.
3. Untuk mengetahui penyebaran batubara yang ada di Kabupaten
Banjarnegara.
4. Menambah referensi pustaka yang berhubungan dengan batubara yang
tersebar di Indonesia.
II. TINJAUAN PUSTAKA

1. KEADAAN GEOLOGI

Geologi daerah penyelidikan tepatnya terletak pada jalur Pegunungan Serayu Utara, yaitu
pada lereng bagian selatan dari Gunung Api Rogojembangan, Dieng dan Gunung Sundoro, serta
terletak pada bagian utara dari aliran Sungai Serayu yang mengalir dari Timur ke arah Barat.
Tidak semua formasi batuan Tersier yang tersingkap di daerah penyelidikan, sehingga akan
mempunyai kenampakan dan ciri khusus mengenai morfologi, stratigrafi dan keadaan struktur di
daeah tersebut.

1. Morfologi Daerah Penyelidikan

Morfologi daerah penyelidikan umumnya dapat dikelompokkan menjadi tiga satuan


morfologi yaitu :

1. Satuan morfologi dataran.


2. Satuan morfologi perbukitan bergelombang sedang.
3. Satuan morfologi perbukitan terjal.

Satuan morfologi dataran, umumnya terdapat pada bagian selatan, yang menempati
sekitar 15% daerah penyelidikan, menyebar memanjang hampir berarah Timur-Barat, yaitu
disekitar bantaran aliran Sungai Serayu, yang tediri dari endapan aluvial dan undak sungai,
umumnya merupakan lahan persawahan dan tempat pemukiman penduduk. Mempunyai rata-
rata ketinggian sekitar 100 sampai 500 meter dari permukaan laut.

Satuan morfologi perbukitan bergelombang sedang, umumnya terdapat pada bagian


tengah yang menyebar memanjang hampir berarah Timur-Barat, menempati sekitar 40%
daerah penyelidikan, terletak di sekitar tekuk lereng kaki gunung, terdiri dari endapan batuan
sedimen dan sebagian endapan batuan gunung api, umumnya berupa lahan perkebunan dan
sedikit persawahan serta pemukiman penduduk. Mempunyai rata-rata ketinggian sekitar 500
sampai 1000 meter dari permukaan laut.
Satuan morfologi perbukitan terjal, umumnya terdapat pada bagian utara dan tengah
yang menyebar tidak merata, menempati sekitar 45% daerah penyelidikan, terletak di sekitar
lereng gunung, terdiri dari batuan gunung api, batuan terobosan dan endapan batugamping
serta batupasir, umumnya berupa hutan, baik hutan industri, hutan lindung dan hutan
konservasi, tidak ditempati penduduk, mempunai rata-rata ketinggian diatas 1000 meter dari
permukaan laut.

1. Stratigrafi Daerah Penyelidikan

Formasi batuan tertua yang tersingkap di daerah penyelidikan adalah Formasi


Totogan, berumur Oligosen, yang diendapkan selaras di atas endapan batugamping terumbu.
Batuan dari Formasi Totogan terdiri dari : Breksi, batulempung, napal, batupasir,
konglomerat dan tufa. Bagian bawah satuan ini terdiri dari perselingan tak teratur dari breksi
aneka bahan, batulempung dan konglomerat berkomponen basal yang terpilah buruk. Tebal
satuan ini diperkirakan sekitar 150 meter dan menipis ke arah Selatan, yang diendapkan
dalam lingkungan batial atas dan merupakan endapan olistostrom.

Formasi Rambatan, berumur Miosen Awal sampai Tengah, diendapkan secara tidak
selaras di atas Formasi Totogan, terdiri dari satuan batuan serpih, napal dan batupasir
gampingan mengandung foraminifera kecil, tebal formasi ini diperkirakan lebih dari 370
meter dan diendapkan dalam lingkungan laut terbuka. Pada Formasi Rambatan terdapat
Anggota Sigugur yang berupa endapan batugamping terumbu, mengandung foraminifera
besar dan mempunyai ketebalan beberapa ratus meter. Di atas formasi ini diendapkan secara
selaras satuan batuan dari Formasi Halang dan Formasi Kumbang.

Formasi Halang, berumur Miosen Tengah sampai Pliosen Awal, terdiri dari satuan
batupasir tufaan, konglomerat, napal dan batulempung yang mengandung fosil Globigerina
dan foraminifera kecil, bagian bawah berupa batuan breksi andesit. Tebal formasi ini
bervariasi dari 200 meter sampai 500 meter dan menipis ke arah Timur. Formasi ini
diendapkan sebagai endapan turbidit dalam lingkungan batial atas dan diendapkan menjemari
dengan satuan batuan Formsi Kumbang.
Formasi Kumbang, berumur Miosen Tengah sampai Pliosen Awal, terdiri dari dari
satuan batuan lava andesit yang mengaca, basal, breksi, tufa dan sisipan napal yang
mengandung fosil Globigerina, diendapkan dalam lingkungan laut dan diendapkan
menjemari dengan satuan batuan Formasi Halang. Ketebalan formasi ini sekitar 2000 meter
yang menipis ke arah Timur. Di atas formasi ini diendapkan Formasi Tapak.

Formasi Tapak, berumur Pliosen, diendapkan secara tidak selaras diatas Formasi
Kumbang dan menjemari dengan Formasi Kalibiuk, terdiri dari satuan batupasir gampingan
dan napal berwarna hijau mengandung pecahan molusca. Pada formasi ini terdapat Anggota
Batugamping dari batugamping terumbu yang mengandung koral dan foraminifera besar,
napal dan batupasir yang mengandung molusca. Selain itu terdapat juga Anggota Breksi yang
terdiri dari breksi gunung api yang bersusunan andesit dan batupasir tufaan yang sebagian
mengandung sisa tumbuhan. Ketebalan formasi ini sekitar 500 meter, yang diendapkan
dalam lingkungan peralihan sampai laut.

Formasi Kalibiuk, berumur Pliosen, diendapkan secara tidak selaras diatas Formasi
Kumbang dan menjemari dengan Anggota Breksi Formasi Tapak, terdiri dari satuan batuan
napal dan batulempung, bersisipan tipis tufa pasiran. Napal dan batulempung berwarna abu-
abu kebiruan, kaya fosil molusca. Tebal Formasi Kalibiuk diperkirakan sampai 3000 meter
yang diendapkan dalam lingkungan pasang surut. Di atas formasi ini diendapkan satuan
batuan dari Formasi Ligung.

Anggota Breksi Formasi Ligung, berumur Plistosen, diendapkan secara tidak selaras
diatas Formasi Kalibiuk, terdiri dari satuan batuan breksi gunung api (aglomerat) yang
bersusunan andesit, lava andesit hornblenda dan tufa. Di atas Formasi Ligung diendapkan
endapan undak sungai berupa pasir, lanau, tufa, konglomerat dan breksi tufaan yang tersebar
di sepanjang lembah Sungai Serayu.

Batuan Gunung api Jembangan, berumur Plistosen, diendapkan bersamaan dengan


endapan undak sungai, terdiri dari satuan batuan lava andesit hiperstein-augit, klastika
gunung api, lahar dan aluvium.
Batuan Gunung api Dieng, berumur Plistosen, diendapkan di atas Batuan Gunung api
Jembangan, terdiri dari satuan batuan lava andesit dan andesit-kuarsa serta batuan klastika
gunung api, yang kemudian diatasnya diendapkan endapan aluvial.

Endapan aluvial, berumur Holosen, berupa endapan pasir, kerikil, lanau, lempung
serta endapan sungai dan rawa, yang diendapkan tidak selaras di atas satuan batuan yang
berada di bawahnya.

Di daerah penyelidikan, selain endapan batuan sedimen, terdapat juga batuan


terobosan yang berkomposisi diorit, yang terjadi pada Kala Miosen dan Pliosen serta
menembus sebaran endapan dari Formasi Rambatan dan Formasi Tapak.

1. Struktur Geologi Daerah Penyelidikan

Secara tektonik geologi, bahwasanya daerah penyelidikan terletak diantara jalur


pegunungan Serayu Utara dan Serayu Selatan, yaitu pada Zona Intramontain, yang mana
terdapat sekitar empat buah patahan naik dan beberapa patahan normal yang membuat
adanya block faulting di daerah tersebut, diperkirakan terjadi adanya kegiatan tektonik
sekitar Mio-Pliosen yang dibarengi dengan munculnya batuan intrusi, sehingga banyak
dijumpai kemiringan lapisan batuan hingga 700. Patahan naik dan patahan normal tersebut
memotong di tengah daerah penyelidikan yang berarah Tenggara-Baratlaut, yaitu berkisar
dari N 2850 E Sampai N 3150 E. Selain itu terdapat juga patahan geser atau mendatar yang
berarah hampir arah Utara-Selatan, umumnya banyak terdapat pada bagian Tenggara dan
bagian Baratlaut daerah penyelidikan, yang mengakibatkan adanya pergeseran dari sebaran
Formasi Rambatan, Tapak dan Formasi Ligung. Selain itu juga mengakibatkan adanya
pergeseran dan overlaping dari patahan-patahan naik dan patahan normal, yang diperkirakan
terjadi akibat kegiatan tektonik disekitar Plio-Pleistosen. Struktur lipatan tidak dijumpai di
daerah tersebut, umumnya banyak dijumpai lapisan batuan yang homoklin, miring ke arah
Timurlaut.
1. INDIKASI BATUBARA

Pada umumnya lapisan batubara terdapat dalam endapan batuan serpih, dan
berasosiasi dengan endapan batugamping terumbu dalam lingkungan laut dangkal atau
lagoon. Mengingat bahwasanya pada Formasi Rambatan yang tersebar cukup luas di daerah
penyelidikan, yang terdiri dari endapan batuan serpih dan batupasir gampingan, serta di
beberapa tempat terdapat endapan batugamping yang diendapkan dalam lingkungan laut
terbuka, maka di harapkan dapat ditemukan adanya batubara yang terkandung di dalam
batuan serpih tersebut.

Pada bagian Baratdaya daerah penyelidikan, tepatnya di daerah Wangon, Kabupaten


Banyumas, terdapat rembasan minyak pada lapisan batupasir Formasi Halang, yang
diperkirakan batuan sumber (source rock) yang mengandung minyak tersebut berasal dari
formasi batuan yang berada di bagian bawahnya, sedangkan posisi Formasi Rambatan persis
berada dibawah Formasi Halang, maka diharapkan Formasi Rambatan tersebut mengandung
batubara.
III. METODOLOGI PENELITIAN

1. Metode Penyelidikan Lapangan

Penyelidikan lapangan dilaksanakan pada Minggu ketiga bulan Mei sampai Minggu
Pertama bulan Juni 2009 untuk mencapai daerah penyelidikan dapat ditempuh dengan
menggunakan kendaraan bermotor dari Kota Purbalingga ke arah Utara menuju Kota
Banjarnegara dengan jarak tempuh sekitar 40 Km, selanjutnya untuk menuju lokasi daerah
sasaran utama yang meliputi kecamatan-kecamatan tersebut diatas yaitu berjarak tempuh
sekitar 20 Km sampai 50 Km ke arah Utara Kota Banjarnegara.

Secara administratif, lokasi daerah penyelidikan termasuk dalam wilayah Kabupaten


Banjarnegara, Propinsi Jawa Tengah, dengan daerah sasaran utama yaitu meliputi Kecamatan
Pagentan, Wanayasa, Karangkobar dan Kecamatan Kalibening.

Secara geografis, daerah penyelidikan dibatasi oleh Koordinat 7 0100 sampai 70250
Lintang Selatan dan 1090350 sampai 1090500 Bujur Timur, dengan luas daerah penyelidikan
sekitar 756 Km2 (27,5 Km x 27,5 Km).

Metoda penyelidikan lapangan yaitu melakukan pemetaan batuan seperti pada


umumnya, diawali dengan mengkalibrasi peralatan dan peta dasar, kemudian dilanjutkan
dengan pencarian singkapan batuan yang umumnya terdapat pada tebing sungai dan jalan
yang memotong arah jurus lapisan batuan. Setelah menemukan singkapan batuan dilanjutkan
dengan tahapan pengamatan, pengukuran, pengambilan contoh, plotting di peta dan dilaporan
atau pencatatan lengkap. Setibanya di base camp data lapangan tersebut dikaji dan dianalisis
kelanjutannya. Adapun peralatan lapangan yang digunakan antara lain yaitu :

1.
1. Peta geologi lembar Banjarnegara dan Pekalongan, sekala 1 : 100.000.
2. Peta topografi lembar Banjarnegara, Wonosobo, Karangkobar dan lembar Batur,
sekala 1 : 50.000.
3. Palu geologi, Kompas, GPS 12XL, tali ukur, loupe, cairan HCl, kantong  plastik,
alat photo, alat tulis dan alat-alat penunjang lainnya.
1. Metoda analisis laboratorium

Analisis Laboratorium dilakukan pada minggu kedua sampai minggu keempat bulan
Juni 2009. Analisis laboratorium dilakukan untuk meneliti Contoh batuan serpih dan
batupasir di laboratorium fisika mineral Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral
Bandung. Analisis tersebut yaitu meliputi jenis analisis petrografi batuan dan analisis bakar
(retort analysis). Analisis petrografi batuan yaitu untuk melihat adanya zat organik (organik
matter) dan tingkat kematangan dari kandungan minyak, yaitu dari hasil reflektan organik
tersebut. Analisis bakar, yaitu untuk melihat jumlah kandungan minyak dan air yang terdapat
dalam contoh batuan serpih. Kandungan minyak dalam batuan dinyatakan ekonomis jika
dalam batuan tersebut mengandung 50 Liter minyak per Ton batuan.
IV. JADWAL PENELITIAN

Jadwal kegiatan penelitian ini dirancang dalam bentuk bar-chart sebagai berikut.

Mei Juni Juli


Minggu Minggu Minggu
N
Jenis Kegiatan ke ke ke
o
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4


1.
1  Persiapan dan
Perijinan

2 Penelitian Lapangan

3 Analisis Laboratorium

4 Pembuatan Laporan sementara

5 Seminar

6 Pembuatan Laporan
V. BIODATA PELAKSANA PENELITIAN

1. Ketua Pelaksana Kegiatan


1. Nama Lengkap : Lulut Saputro
2. NIM : H1F007047
3. Fakultas/Program Studi : Sains dan Teknik/Teknik Geologi
4. Perguruan Tinggi : Universitas Jenderal Soedirman
2. Anggota Pelaksana I
1. Nama Lengkap : Ade Akhyar Nurdin
2. NIM : H1F007016
3. Fakultas/Program Studi : Sains dan Teknik/Teknik Geologi
4. Perguruan Tinggi : Universitas Jenderal Soedirman
3. Anggota Pelaksana II
1. Nama Lengkap : Denis Mararis
2. NIM : H1F007068
3. Fakultas/Program Studi : Sains dan Teknik/Teknik Geologi
4. Perguruan Tinggi : Universitas Jenderal Soedirman
4. Anggota Pelaksana III
1. Nama Lengkap : Carmidi
2. NIM : H1F008063
3. Fakultas/Program Studi : Sains dan Teknik/Teknik Geologi
4. Perguruan Tinggi : Universitas Jenderal Soedirman
VI. BIODATA DOSEN PENDAMPING

1. Nama Lengkap dan Gelar : Rachmad Setijadi, Ssi., Msi.

2. Golongan Pangkat dan NIP : Gol IIIb/ 132313846

3. Jabatan Fungsional : Kepala Laboratorium

4. Jabatan Struktural : Asisten Ahli

5. Fakultas/Program Studi : Sains dan Teknik/ Teknik Geologi

6. Perguruan Tinggi : Universitas Jenderal Soedirman

7. Bidang Keahlian : Mikropaleontologi (palinologi)


VII. PERKIRAAN BIAYA PENELITIAN

1. Bahan Habis Pakai

Kertas HVS 10 rim @ Rp. 27.000,- Rp. 270.000,-

Kertas Manila 50 lbr @ Rp. 2000,- Rp. 100.000,-

Cardtridge Komp 1 bh @ Rp 160.000,- Rp. 160.000,-

Tinta Komputer 2 bh @ Rp 50.000,- Rp. 100.000,-

CD RW 1 dos @ Rp 100.000,- Rp. 100.000,-

Kertas buram 3 rim @ Rp 20.000,- Rp. 60.000,-

Spidol Transparansi 1 pak @ Rp 60.000,- Rp. 60.000,-

Transparansi warna 1 pak @ Rp 70.000,- Rp. 70.000,-

Rp. 920.000,-

1. Peralatan Penunjang

Peta geologi lembar Banjarnegara dan Pekalongan, Rp. 200.000,-


sekala 1 : 100.000

Peta topografi lembar Banjarnegara, Wonosobo, Rp. 300.000,-


Karangkobar dan lembar Batur

Palu geologi Rp. 700.000,-

Sewa Kompas Geologi Rp. 200.000,-

Sewa GPS Rp. 500.000,-

Sewa Laboratorium Rp. 500.000,-

Tali Ukur Rp. 50.000,-

Loup pembesaran 20 kali Rp. 70.000,-

Cairan HCl Rp. 50.000,-

Kantong Plastik Rp. 10.000,-


Alat Tulis dan Buku Penunjang Rp. 100.000,-

Rp. 2.680.000,-
1. Kegiatan Penelitian Lapangan

Transportasi Rp. 500.000,-

Survey lokasi Rp. 100.000,-

Persiapan Administrasi (Perizinan) Rp. 300.000,-

Penelitian Rp. 200.000,-

Penginapan Rp. 200.000,-

Rp. 1.300.000,-

1. Analisis Laboratorium

Persiapan Analisis Rp. 100.000,-

Analisis Petrografi Rp. 200.000,-

Analisis Bakar Rp. 200.000,-

Rp. 500.000,-

1. Konsumsi

Peneliti Rp. 200.000,-

Pembimbing Rp. 400.000,-

Tenaga bantu Rp. 200.000,-

Rp. 800.000,-

1. Lain-Lain

Biaya Seminar Rp. 500.000,-

Pembuatan dokumentasi VCD Rp. 800.000,-

FotoCopy Rp. 800.000,-

Pembuatan Laporan Rp. 500.000,-


Biaya tidak terduga Rp. 200.000,-

Rp. 2.670.000,-

Jumlah total Rp. 9.000.000,-

(Sembilan Juta Rupiah)


DAFTAR PUSTAKA

Condon W.H.; L. Pardyanto dkk, 1996, Peta Geologi Lembar Banjarnegara dan Pekalongan,
Jawa, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.

Hutton A.C.; A.J. Kantsler; A.C. Cook; 1980, Organic Matter in Oil Shale, APEA, Jurnal Vol
20.

Mark P.;  Stratigraphic Lexicon of Indonesia, Publikasi Keilmuan Seri Geologi, Pusat Jawatan
Geologi, Bandung.

Sukandarrumidi, 2005. Batubara dan Pemanfaatannya. Gadjah Mada University Press.


Yogyakarta.

Teh Fu Yen and George V. Chilingarian.;1976, Introduction to Oil Shale, Developments in


Petroleum Science Vol 5, Amsterdam.
Lampiran 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENYUSUN

Nama dan Biodata Ketua serta Anggota

1.
1. Ketua pelaksana

1. Nama lengkap : Lulut Saputro


2. NIM : H1F007047
3. Tempat tanggal lahir : Cilacap, 29 Mei 1988
4. Alamat : Kebonarum RT 02 / IV Gandrungmangu Cilacap
5. Pendidikan

Sekolah Dasar/lulus : SD Negeri 04 Gandrungmangu/2001

Sekolah Menengah Pertama/lulus : SMP Negeri 1 Gandrungmangu/2004

Sekolah Menengah Atas/lulus : SMA Negeri 1 Gandrungmangu/2007

1. Organisasi : - Anggota HMTG fakultas sains dan teknik Jurusan teknik Geologi

- UPL MPA UNSOED

1.
1. Anggota Pelaksana 1

1. Nama lengkap : Ade Akhyar Nurdin


2. NIM : H1F007016
3. Tempat tanggal lahir : Ciamis, 18 Mei 1989
4. Alamat : Dusun Sukanegara, Rt4/Rw1, Desa Waringinsari, Kec. Langensari, Kota Banjar
46342
5. Pendidikan
Sekolah Dasar/lulus : SD Negeri Sukahurip II/2001

Sekolah Menengah Pertama/lulus : SMP Negeri 1 Banjar/2004

Sekolah Menengah Atas/lulus : SMA Negeri 1 Banjar/2007

1. Organisasi : Pengurus HMTG fakultas sains dan teknik Jurusan teknik Geologi divisi
Infokom

1.
1. Anggota Pelaksana 2

1. Nama lengkap : Denis Mararis


2. NIM : H1F007068
3. Tempat tanggal lahir : Purwokerto 14 April 1989
4. Alamat : Berkoh Jl. Martadireja III No: 2 Purwokerto Selatan
5. Pendidikan

Sekolah Dasar/lulus : SD Negeri ledug 1/2001

Sekolah Menengah Pertama/lulus : SMP Negeri 6 Purwokerto/2004

Sekolah Menengah Atas/lulus : SMA Negeri 1 Sokaraja/2007

1. Organisasi : Anggota HMTG fakultas sains dan teknik Jurusan teknik Geologi

1.
1. Anggota Pelaksana 3

1. Nama lengkap : Carmidi


2. NIM : H1F008063
3. Tempat tanggal lahir : Kutai, 7 September 1989
4. Alamat : Kota Bangun 3 Kutai Kartanegara Kaltim 75561
5. Pendidikan

Sekolah Dasar/lulus :

Sekolah Menengah Pertama/lulus :

Sekolah Menengah Atas/lulus :

1. Organisasi : Anggota HMTG fakultas sains dan teknik Jurusan teknik Geologi

Anda mungkin juga menyukai