Anda di halaman 1dari 21

4 Teori Belajar (Behavioristik, Kognitif, Konstuktivisme, & Humanistik) – Belajar sangatlah

penting dalam kehidupan. Selama manusia masih menghembuskan napas maka manusia akan
terus belajar. Pada dasarnya ketika belajar kita tidak bisa melakukannya dengan sendiri.
Dengan kata lain, ketika belajar kita membutuhkan orang lain untuk mengajarkannya.

Jika digambarkan, belajar itu seperti bayi yang sedang mencoba untuk berjalan, makan,
duduk, dan lain sebagainya. Secara naluriah bayi akan bisa melakukan aktivitas-aktivitas
seperti itu, tetapi diperlukan manusia lain untuk mengajarkannya agar aktivitas-aktivitas itu
dilakukan dengan baik. Dengan bantuan manusia lain maka bayi akan memaksimalkan
kepandaiannya yang akan bermanfaat  bagi kehidupannya di kemudian hari.

“Belajar” dalam dunia pendidikan merupakan konsep pengetahuan yang banyak dilakukan
oleh pendidik. Guru yang berperan sebagai pendidik atau pengajar akan berusaha
menyampaikan ilmu pengetahuan kepada murid-muridnya atau peserta didik dengan
sungguh-sungguh dan giat. Satu hal yang perlu diketahui dari proses belajar mengajar adalah
ilmu pengetahuan yang didapat dan bertambahnya ilmu pengetahuan hanya salah satu bagian
kecil dari kegiatan untuk membentuk kepribadian seutuhnya.

Dalam proses belajar ada yang namanya teori belajar. Teori belajar adalah suatu langkah-
langkah yang dapat membantu guru atau pendidik untuk mendidik dan menyampaikan ilmu
pengetahuan kepada murid atau peserta didik.

Namun, ada beberapa guru yang lebih suka mengajar berdasarkan pengalaman saat belajar.
Maksudnya, dalam beberapa kasus, guru sudah menemukan cara jitu untuk mendidik dan
menyampaikan ilmu pengetahuan kepada murid-muridnya tanpa harus mengetahui teori
belajar.

Pada dasarnya teori belajar sangatlah banyak, tetapi yang sering digunakan oleh beberapa
guru atau pendidik ada empat, yaitu teori belajar behavioristik, teori belajar kognitif, teori
belajar konstruktivistik, dan teori belajar humanistik. Simak penjelasan lebih lanjut tentang
empat teori belajar tersebut.

Table of Contents

 TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK


o Kelebihan Teori Belajar Behavioristik
o Kekurangan Teori Belajar Behavioristik
 TEORI BELAJAR KOGNITIF
o Kelebihan Teori Belajar Kognitif
o Kekurangan Teori Belajar Kognitif
 TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME
o Kelebihan Teori Belajar Konstruktivisme
o Kekurangan Teori Belajar Konstruktivisme
 TEORI BELAJAR HUMANISTIK
o Kelebihan Teori Belajar Humanistik
o Kekurangan Teori Belajar Humanistik
 Kesimpulan mengenai Teori Belajar
 Buku Terkait Teori belajar
o Teori Belajar Dan Proses Pembelajaran Yang Mendidik
o TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN. Menciptakan Pembelajaran
yang Kreatif dan Efektif
o Teori Pembelajaran Bahasa
 Apa saja 4 teori belajar?
 Apa yang dimaksud dengan teori belajar?
 Ada berapa banyak teori belajar?
 Artikel Mengenai Anak Lainnya

TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK


Behavioristik: Teori-teori Kepribadian

Gagne dan Berliner adalah dua orang yang membuat teori belajar behavioristik. Teori ini
berisi tentang perubahan tingkah laku yang terjadi karena pengalaman belajar. Dalam
perkembangannya, teori ini menjadi aliran psikologi belajar yang memiliki pengaruh
terhadap tujuan peningkatan teori belajar dan praktik dalam dunia pendidikan dan
pembelajaran. Aliran psikologi belajar juga dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini
lebih mengutamakan terbentuknya perilaku yang dihasilkan dari proses belajar.

Belajar itu sendiri merupakan interaksi antara stimulus dan respon. Menurut teori
behavioristik, dalam proses belajar mengajar yang terpenting adalah seseorang akan dianggap
telah belajar ketika sudah menunjukkan perubahan perilaku. Dari teori ini juga, proses
pembelajaran dapat diartikan sebagai stimulus dan respon.

Dengan kata lain, input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Bentuk dari
stimulus berupa penyampaian materi, pembentukan karakter, nasihat, dan lain-lain yang
diberikan guru kepada muridnya. Sementara, bentuk dari respon berupa reaksi atau tanggapan
dari murid atau peserta didik terhadap stimulus yang diberikan oleh guru atau pendidik.

Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak dapat diamati dan diukur. Hal yang
terpenting dan perlu diperhatikan adalah perilaku dari stimulus dan respon. Maksudnya apa
yang diberikan guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh murid (respon) harus diperhatikan
dan diukur. Hal itu dilakukan karena pengukuran stimulus dan respon merupakan hal yang
penting agar dapat mengetahui apakah murid mengalami perubahan tingkah laku atau tidak.

Pada penerapannya atau proses pembelajaran, teori belajar behavioristik sangat tergantung
dari beberapa aspek, seperti tujuan pembelajaran, karakteristik murid, materi pelajaran, media
pembelajaran, dan fasilitas pembelajaran.

Dalam pelaksanaannya teori belajar behavioristik memiliki kelebihan dan kekurangan.


Dengan mengetahui kedua hal itu teori ini dapat diterapkan secara maksimal. Berikut
kelebihan dan kekurangan teori behavioristik.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menerapkan teori behavioristik dalam proses
pembelajaran, yaitu.
1. Perhatian guru kepada peserta didik sangat penting untuk dilakukan.
2. Lingkungan belajar harus diperhatikan.
3. Mengutamakan pembentukan tingkah laku dengan cara latihan dan pengulangan.
4. Proses belajar mengajar harus dengan stimulus dan respon.

Kelebihan Teori Belajar Behavioristik

1. Guru akan terbiasa untuk bersikap teliti dan peka saat kondisi belajar mengajar.
2. Guru lebih sering membiasakan muridnya untuk belajar mandiri, tetapi ketika murid
kesulitan baru bertanya kepada guru.
3. Dapat mengganti cara mengajar (stimulus) yang satu dengan stimulus lainnya hingga
mendapatkan apa yang diterima oleh murid (respon).
4. Dengan teori belajar ini sangat cocok untuk mendapatkan kemampuan yang
mengandung unsur-unsur kecepatan, spontanitas, dan daya tahan.
5. Teori ini bisa membentuk perilaku yang diinginkan. Dengan kata lain, perilaku yang
berdampak baik bagi murid diberi perhatian lebih dan perilaku yang kurang sesuai
dengan murid perhatiannya dikurangi.

Kekurangan Teori Belajar Behavioristik

1. Tidak semua pelajaran dapat memakai teori belajar behavioristik.


2. Guru diharuskan untuk menyusun bahan pelajaran dalam bentuk yang sudah siap.
3. Murid cenderung diarahkan untuk berpikir linier, konvergen, tidak kreatif, dan
memposisikan murid sebagai murid pasif.
4. Dalam proses belajar mengajar, murid hanya bisa mendengar dan menghafal yang
didengarkan.
5. Murid membutuhkan motivasi dari luar dan sangat bergantung pada guru.

TEORI BELAJAR KOGNITIF


Pendidikan Akhlak/Moral Berbasis Teori Kognitif

Seorang psikolog asal Swiss yaitu Jean Piaget mengembangkan teori kognitif, sehingga teori
belajar kognitif disebut juga dengan teori belajar Piaget. Berkat teori dari Piaget terlahir
perkembangan psikologi yang berpengaruh terhadap perkembangan konsep kecerdasan.Teori
kognitif berbicara tentang manusia membangun kemampuan kognitifnya dengan motivasi
yang dilakukan oleh diri sendiri terhadap lingkungannya.

Inti dari konsep teori ini adalah bagaimana munculnya dan diperolehnya schemata (skema
atau rencana manusia dalam mempersepsikan lingkungannya) dalam tahapan-tahapan
perkembangan manusia atau saat seseorang mendapatkan cara baru dalam memaknai
informasi secara mental.
Berdasarkan teori belajar kognitif, belajar merupakan proses perubahan persepsi dan
pemahaman. Dengan kata lain, belajar itu tidak harus berbicara tentang perubahan tingkah
laku atau sikap yang bisa diamati.

Setiap orang memiliki pengalaman dan pengetahuan yang berbeda dan tertata rapi dalam
bentuk struktur kognitif. Pengalaman dan pengetahuan inilah yang membuat kegiatan
pembelajaran akan berjalan dengan baik. Teori ini dikatakan dapat berjalan dengan baik
ketika materi pelajaran yang baru bisa beradaptasi dengan struktur kognitif atau kemampuan
yang dimiliki oleh siswa.

Arti “belajar” dalam teori kognitif yaitu proses perseptual atau bisa dikatakan seperti perilaku
seseorang dapat ditentukan oleh persepsi dan pemahamannya dalam melihat situasi yang
berhubungan dengan tujuan proses belajar mengajar. Teori ini mempercayai bahwa “belajar”
itu dihasilkan dari proses persepsi kemudian membentuk hubungan antara pengalaman yang
baru dan pengalaman yang sudah tersimpan di dalam dirinya.

Proses belajar mengajar dengan teori kognitif tidak hanya beroperasi dengan terpatah-patah
atau terpisah-pisah, tetapi melalui proses yang mengalir dan menyeluruh. Hal yang
ditekankan pada teori belajar kognitif adalah proses dari belajar bukan hasil belajar.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menerapkan teori kognitif dalam proses belajar
mengajar.

1. Pembuatan materi pembelajaran harus disusun dengan pola atau logika sederhana dan
kompleks.
2. Siswa bukanlah orang dewasa yang sudah mengerti dan mudah dalam berpikir. Oleh
karena itu, guru harus memberikan pengarahan sesuai dengan usia murid atau peserta
didik.
3. Setiap kegiatan pembelajaran harus memiliki makna.
4. Agar keberhasilan murid tercapai maka guru perlu mengamati perbedaan yang ada
pada setiap murid.
Bagi Grameds yang ingin memahami lebih dalam mengenai neurosains kognitif yang
menekankan agar seseorang tidak hanya menggunakan otak kanan dan kiri saja, tetapi juga
siste limbik pada proses pembelajarannya, buku berjudul Biopsikologi Pembelajaran: Teori
dan Aplikasi dari Hasanuddin ini akan berguna untuk kamu.

Powered By

Dalam pelaksanaannya teori belajar kognitif memiliki kelebihan dan kekurangan. Dengan
mengetahui kedua hal itu teori ini dapat diterapkan secara maksimal. Berikut kelebihan dan
kekurangan teori kognitif.
Kelebihan Teori Belajar Kognitif

1. Memudahkan siswa untuk memahami materi belajar.


2. Siswa menjadi mandiri dan lebih kreatif.

Kekurangan Teori Belajar Kognitif

1. Teori yang belum bisa digunakan pada semua tingkat pendidikan.


2. Pada pendidikan tingkat lanjut, teori ini susah untuk diterapkan.

Dalam penerapannya pada seorang anak, buku berjudul Perkembangan Kognitif Anak Usia
Dini: Teori dan Praktik oleh Dr. Khadijah M.Ag dan Nurul Amelia ini dapat dijadikan
referensi dalam mengembangkan kemampuan kognitif anak di usia dini.
 

TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME


 
Berdasarkan asalnya, teori konstruktivisme bukan bagian dari teori pendidikan. Sebenarnya
teori ini bersumber dari ilmu filsafat terutama filsafat ilmu. Dalam ilmu filsafat ilmu, hal
yang dibahas atau dijelaskan dalam teori ini adalah bagaimana proses terbentuknya
pengetahuan manusia. Menurut teori konstruktivisme, pembentukan pengetahuan yang terjadi
pada manusia berasal dari pengalaman-pengalaman yang telah dilewatinya.

Dalam perkembangannya, teori belajar konstruktivisme ini menerima pengaruh dari ilmu
psikologi, khususnya psikologi kognitif Piaget yang di mana kognitif Piaget sangat
berkorelasi dengan psikologis manusia untuk mendapatkan pengetahuan. Jadi, bisa dikatakan
bahwa “belajar” adalah suatu proses yang dilakukan oleh murid atau peserta didik dalam
membangun pengetahuan.

Konstruksi berarti membangun. Jadi teori belajar konstruktivisme adalah suatu usaha yang
dilakukan untuk membangun tata hidup yang berbudaya modern. Teori belajar ini
berlandaskan pembelajaran kontekstual. Dengan kata lain, manusia membangun pengetahuan
sedikit demi sedikit yang hasilnya disebarkan melalui konteks yang terbatas dan dalam waktu
yang direncanakan.

Teori ini menekankan seseorang yang belajar memiliki tujuan untuk menemukan bakatnya,
menambah pengetahuan atau teknologi, menambahkan pengetahuan yang dimilikinya, dan
lain-lain yang dibutuhkan untuk mengembangkan dirinya.

Pengalaman demi pengalaman yang telah dilewati manusia maka akan memiliki hidup yang
lebih dinamis dan pengetahuan akan bertambah. Dalam konteks kegiatan pembelajaran antara
murid dengan siswanya, teori belajar konstruktivisme membebaskan peserta didik untuk
membimbing sendiri pengetahuan yang dimiliki berdasarkan pengalaman, tetapi masih dalam
pengawasan pendidik.

Menurut teori konstruktivisme, “belajar” lebih mudah dipahami oleh manusia karena manusia
membangun dan mengembangkan pengetahuan berdasarkan pengalaman-pengalaman yang
telah dilewati. Dengan hal ini juga hidup manusia menjadi lebih dinamis.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menerapkan teori konstruktivisme dalam proses
belajar mengajar.

1. Saat mengajar sebaiknya memberikan kesempatan kepada murid agar dapat


mengeluarkan pendapatnya dengan bahasa sendiri.
2. Murid diberikan waktu atau kesempatan untuk menceritakan pengalamannya agar
menjadi murid yang lebih kreatif dan imajinatif.
3. Lingkungan belajar mengajar harus kondusif agar murid bisa belajar dengan
maksimal.
4. Murid diberi kesempatan untuk membuat gagasan atau ide yang baru.

Dalam pelaksanaannya, teori belajar konstruktivisme memiliki kelebihan dan kekurangan.


Dengan mengetahui kedua hal itu, maka teori ini dapat diterapkan secara maksimal. Berikut
kelebihan dan kekurangan teori belajar konstruktivisme.
Kelebihan Teori Belajar Konstruktivisme

1. Dalam proses belajar mengajar guru dapat mengajarkan para murid untuk
mengeluarkan ide-idenya atau gagasannya dan melatihnya agar bisa mengambil
keputusan.
2. Semua murid bisa mengingat pelajaran yang sudah diajarkan karena mengikuti proses
belajar mengajar secara langsung dan aktif.
3. Pengulangan pelajaran yang dilakukan secara berulang akan membuat murid lebih
mudah untuk berinteraksi dan yakin bisa memahami pelajarannya.
4. Ketika proses belajar mengajar, murid akan lebih mudah beradaptasi dengan
lingkungannya dan mendapatkan pengetahuan baru. Misalnya berinteraksi dengan
teman-temannya dan guru.
5. Pengetahuan yang diterima oleh murid akan mudah diterapkan dalam kehidupannya.

Kekurangan Teori Belajar Konstruktivisme

1. Teori ini lebih susah untuk dimengerti karena ruang lingkupnya lebih luas.
2. Tugas guru menjadi tidak maksimal karena murid diberi kebebasan lebih banyak.

TEORI BELAJAR HUMANISTIK


Teori-Teori Kepribadian Humanistis

Teori belajar ini lebih cenderung melihat perkembangan pengetahuan dari sisi kepribadian
manusia. Hal ini dikarenakan humanistik itu sendiri merupakan ilmu yang melihat segala
sesuatu dari sisi kepribadian manusia. Teori ini juga bertujuan untuk membangun kepribadian
murid dengan melakukan kegiatan-kegiatan  yang positif. Hal ini bisa disebut dengan para
pendidik atau guru yang mengajar dan mendidik menggunakan pendekatan humanistik.

Guru atau pendidik dengan aliran humanistik akan mengutamakan hasil pengajaran berupa
kemampuan positif yang dimiliki oleh murid. Kemampuan positif akan membangun atau
mengembangkan emosi positif pada murid.

Teori belajar humanistik  berbeda dengan teori belajar behavioristik yang di mana lebih
mengutamakan melihat tingkah laku manusia sebagai campuran antara motivasi yang lebih
tinggi atau lebih rendah. Sedangkan teori belajar behavioristik hanya melihat motivasi
manusia sebagai sebuah usaha untuk memenuhi fisiologis manusia.

Teori ini lebih menekankan pada pembentukan kepribadian, perubahan sikap, menganalisis
fenomena sosial, dan hati nurani yang diterapkan melalui materi-materi pelajaran. Maka dari
itu, dapat dikatakan bahwa guru atau pendidik sangat berperan sebagai fasilitator.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menerapkan teori humanistik dalam proses belajar
mengajar.

1. Guru berusaha untuk menyusun dan mempersiapkan materi-materi pembelajaran lebih


banyak agar tujuan belajar mengajar tercapai.
2. Guru harus tetap santai ketika mendengar ungkapan-ungkapan dari murid yang
memberitahukan bahwa ada perasaan yang kuat dan dalam saat belajar mengajar.
3. Dalam teori ini, guru sangat berperan sebagai fasilitator. Maksudnya guru diharuskan
memberikan perhatian kepada murid dan menciptakan suasana kelas kondusif.
4. Ketika guru berperan sebagai fasilitator, guru harus bisa mengenali dan menerima
kelemahan-kelemahan pada dirinya. Dengan mengenali diri dan mengetahui
kelemahan-kelemahannya maka saat mengajar akan lebih tenang.
5. Guru ditugaskan untuk mengetahui keinginan dari setiap murid karena keinginan-
keinginan yang ada pada setiap murid dapat menambah kekuatan dan mendorong
semangat belajar.

Dalam pelaksanaannya teori  humanistik memiliki kelebihan dan kekurangan dalam kegiatan
pembelajaran. Dengan mengetahui kedua hal itu teori ini dapat diterapkan secara maksimal.
Berikut kelebihan dan kekurangan teori belajar humanistik.

Kelebihan Teori Belajar Humanistik

1. Tingkat keberhasilan atau indikator penilaian dari teori belajar ini adalah murid
merasa senang dalam belajar dan terjadi perubahan terhadap tingkah laku dan pola
pikir bukan karena paksaan atau keinginan sendiri.
2. Jika proses belajar mengajar mengutamakan pembentukan kepribadian, perubahan
tingkah laku, dan hati nurani maka teori belajar humanistik sangat sesuai.
3. Dengan teori ini, murid diharapkan menjadi manusia yang bisa mengatur dirinya
sendiri dan menjadi pribadi yang tidak terikat oleh pendapat orang lain tanpa harus
merugikan atau mengambil hak-hak orang lain.

Kekurangan Teori Belajar Humanistik

Kekurangan yang ada pada teori belajar humanistik berada pada murid. Maksudnya, murid
yang tidak mau mengerti akan potensi dirinya maka murid itu akan tertinggal dalam proses
belajar mengajar.

Kesimpulan mengenai Teori Belajar


Dalam proses pembelajaran ada yang namanya teori belajar yang di mana setiap teori tersebut
dapat membantu guru atau pendidik untuk mendidik dan menyampaikan ilmu pengetahuan
kepada murid atau peserta didik. Namun, ada beberapa guru yang lebih suka mengajar
berdasarkan pengalaman saat belajar. Maksudnya, dalam beberapa kasus, guru sudah
menemukan cara jitu untuk mendidik dan menyampaikan ilmu pengetahuan kepada murid-
muridnya tanpa harus mengetahui teori belajar.

Setiap teori belajar mempunyai kelebihan dan kekurangan. Jadi, setiap guru atau pendidik
sebaiknya mencari teori belajar yang sesuai dengan karakter dari setiap murid. Dengan
pemilihan teori yang benar maka proses pembelajaran akan lebih maksimal dan hasil yang
didapatkan dari proses itu berdampak baik bagi murid atau peserta didik.

 
Dalam buku berjudul Strategi Pembelajaran: Teori & Praktik Di Tingkat Pendidikan Dasar
oleh Mohamad Syarif Sumantri, disebutkan mengenai beragam strategi atau teori belajar
yang tepat bagi tingkat pendidikan dasar. Jika Grameds tertarik untuk membeli buku ini, klik
“beli buku” yang ada di atas.

Buku Terkait Teori belajar

Dalam buku ini, penulis berusaha menyajikan berbagai teori dan praktik belajar dan
pembelajaran yang dapat dijadikan rujukan dalam mencari terobosan baru untuk
meningkatkan kemampuan guru dalam melakukan proses pembelajaran kepada siswa,
sehingga proses pembelajaran tidak hanya didominasi oleh guru, yang pada akhirnya
menyebabkan siswa kurang berkembang dalam kemampuan berpikirnya.

Dengan mengubah model pembelajaran yang konvensional, kepada model pembelajaran yang
dinamis dan lebih bermakna, maka akan terbuka kesempatan kepada siswa untuk
membangkitkan cara berpikir kritis dan dengan hasil pembelajaran yang lebih baik.

Teori Belajar Dan Proses Pembelajaran Yang Mendidik

Buku ini sangat berharga dibaca dan dipelajari oleh para semua kalangan guru terutama guru
SD, SMP, SMA/SMK dan pada jenjang yang sama. Juga oleh kepala sekolah, wakil kepala
sekolah, pengawas, guru pemula, serta oleh para mahasiswa bidang keguruan/kependidikan
serta calon guru.

TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN. Menciptakan Pembelajaran


yang Kreatif dan Efektif
Tugas dan tanggung jawab guru erat kaitannya dengan kemampuan yang dipersyaratkan
dalam jabatan profesi kependidikan. Kemampuan tersebut antara lain guru

 (1) memiliki pengetahuan tentang teori belajar dan pembelajaran;


 (2) memiliki pengetahuan asas asas dan factor-faktor yang memengaruhi proses
pembelajaran;
 (3) memiliki keterampilan menggunakan teknik dan pendekatan dalam kegiatan
pembelajaran; dan (4) memiliki pengetahuan pembelajaran abad ke-21.

Buku Teori Belajar dan Pembelajaran: Menciptakan Pembelajaran yang Kreatif dan Efektif
ini merupakan wujud kepedulian penulis untuk meningkatkan mutu pembelajaran, dengan
harapan dapat bermanfaat bagi mahasiswa/i, calon guru, dan juga bagi guru, bagi kepala
sekolah, pengawas, sekolah serta para pemerhati pendidikan khususnya yang berkaitan
dengan kegiatan belajar dan pembelajaran sebagai upaya peningkatan mutu belajar, karena
melalui pembelajaran ini dapat diukur kualitas hasil belajar.

Teori Pembelajaran Bahasa

Teori Pembelajaran Bahasa

Buku ini merupakan gambaran umum mengenai teori belajar, khususnya belajar bahasa, baik
bahasa pertama, kedua, juga bahasa asing. Semoga dengan kehadiran buku ini turut serta
mempunyai andil dalam pembelajaran bahasa.

Tidak banyak buku yang secara sengaja dan secara mendalam membahas teori-teori belajar
bahasa yang pernah berkembang, dari tradisional sampai pada perkembangan yang paling
mutakhir. Di sini, kami mencoba memadukan apa yang telah ada sebelumnya, tanpa
mengurangi isi ataupun muatan yang memang secara spesifik harus ada, pengetahuan tentang
teori.

Anda mungkin juga menyukai