Anda di halaman 1dari 12

BAB 9

KESEHATAN NEONATAL BAYI DAN ANAK


BALITA
Nursyahraeni Madika Rahman S.ST M.Keb
Universitas Sipatokkong Mambo

Kesehatan Neonatal

Neonatal adalah bayi berumur 0 (baru lahir) sampai dengan usia 28 hari, disebut juga
bayi baru lahir . Pada masa periode neonatal, bayi rentan sekali terhadap penyakit
yang dapat berpengaruh untuk kelangsungan hidup ke depannya. Bayi baru lahir
mudah sakit dikarenakan fisiknya yang masih sulit beradaptasi dengan lingkungan
baru di sekitarnya. Pada masa bayi neonatal merupakan periode yang berbahaya, baik
secara fisik maupun psikologis. Secara fisik periode ini berbahaya karena sulitnya
mengadakan penyesuaian diri secara radikal yang penting pada lingkungan yang
sangat baru dan sangat berbeda (Ahmad, 2014).

Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator derajat kesehatan
masyarakat karena dapat menggambarkan status kesehatan penduduk secara umum.
AKB termasuk ke dalam salah satu indikator tujuan ke empat Millenium
Development Goals (MDGs). AKB berdasarkan target MDGs pada tahun 2015
adalah 23 kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup (Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional, 2011). AKB berdasarkan target Rencana Strategi (Renstra)
tahun 2014 adalah 24 kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2013).

Bayi baru lahir, penting untuk dilakukan IMD. IMD yaitu Inisiasi Menyusui Dini
adalah bayi segera disusui setelah dilahirkan tanpa dibersihkan terlebih dahulu.
Biarkan bayi mencari dan menghisap puting susu walaupun ASI belum keluar,
dekapdan biarkan bayi menyusu dalam 1 jam pertama kelahirannya.Hal ini berfunsi
untuk menjaga kedekatan psikologis antara ibu dan bayi dan mencegah terbuangnya
air susu ibu pertama (Kolostrum) Bayi Diberi ASI Ekslusif Pemberian ASI secara
eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja tanpa tambahan makanan yang diberikan
selama 6 bulan dianjurkan sampai usia 2 tahun.

1
Manfaat pemberian ASI :

 Mengandung zat gizi yang bernilai sangat tinggi baik dalam jumlah maupun
mutu yang diperlukan untuk pertumbuhan,perkembangan dan imun pada
tubuh bayi
 Dapat membantu pertumbuhan gigi dan bentuk rahang bayi secara sempurna
 Mudah dicerna
 Mempunyai suhu yang sesuai untuk bayi serta selalu bersih dan segar
 Bagi ibu ASI dapat membantu mengencangkan rahim dan mencegah
kehamilan
Pemeriksaan bayi baru lahir Kegiatan ini dilakukan oleh bidan yang bertujuan untuk
memastikan normalitas dan mendeteksi adanya penyimpangan dari normal.
Pemeriksaan yang dilakukan yaitu: Pemeriksaan fisik : Kepala, wajah, mata, hidung,
mulut, telinga, leher, tangan, dada, anus, kulit dan sindrom downbaby (Permenkes
No 53, 2014).

Masalah utama bayi baru lahir pada masa perinatal dapat menyebabkan kematian,
kesakitan dan kecacatan. Hal ini merupakan akibat dari kondisi kesehatan ibu yang
jelek, perawatan selama kehamilan yang tidak adekuat, penanganan selama
persalinan yang tidak tepat dan tidak bersih, serta perawatan neonatal yang tidak
adekuat. Bila ibu meninggal saat melahirkan, kesempatan hidup yang dimiliki
bayinya menjadi semakin kecil. Kematian neonatal tidak dapat diturunkan secara
bermakna tanpa dukungan upaya menurunkan kematian ibu dan meningkatkan
kesehatan ibu. Perawatan antenatal dan pertolongan persalinan sesuai standar, harus
disertai dengan perawatan neonatal yang adekuat dan upaya-upaya untuk
menurunkan kematian bayi akibat bayi berat lahir rendah, infeksi pasca lahir (seperti
tetanus neonatorum, sepsis), hipotermia dan asfiksia. Sebagian besar kematian
neonatal yang terjadi pasca lahir disebabkan oleh penyakit – penyakit yang dapat
dicegah dan diobati dengan biaya yang tidak mahal, mudah dilakukan, bisa
dikerjakan dan efektif. Intervensi imunisasi Tetanus Toxoid pada ibu hamil
menurunkan kematian neonatal hingga 33-58% (Permenkes No 53, 2014).

Penyumbang utama kematian BBLR adalah prematuritas, infeksi, asfiksia lahir,


hipotermia dan pemberian ASI yang kurang adekuat. Beberapa penelitian telah

2
membuktikan bahwa kematian karena hipotermia pada bayi berat lahir rendah
(BBLR) dan bayi prematur jumlahnya cukup bermakna. Perilaku/kebiasaan yang
merugikan seperti memandikan bayi segera setelah lahir atau tidak segera
menyelimuti bayi setelah lahir, dapat meningkatkan risiko hipotermia pada bayi baru
lahir. Intervensi untuk menjaga bayi baru lahir tetap hangat dapat menurunkan
kematian neonatal sebanyak 18-42% (Permenkes No 53, 2014).

Indikator yang menggambarkan upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi


risiko kematian pada periode neonatal yaitu 6-48 jam setelah lahir adalah cakupan
Kunjungan Neonatal Pertama atau KN1. Pelayanan dalam kunjungan ini
(Manajemen Terpadu Balita Muda) antara lain meliputi termasuk konseling
perawatan bayi baru lahir, ASI eksklusif, pemberian vitamin K1 injeksi dan Hepatitis
B0 injeksi (bila belum diberikan). Capaian KN1 Puskesmas Rasau Jaya pada tahun
2021 sebesar 100% (Kemenkes RI, 2013).

Pelayanan kesehatan bagi neonatus didapatkan sejak pertolongan persalinan di


fasilitas kesehatan berupa pertolongan yang bersih dan aman, mendapatkan asuhan
esensial bayi baru lahir sesuai dengan standar pelayanan kesehatan neonatal esensial
meliputi Kewaspadaan Umum (Universal Precaution), Penilaian Awal, Pencegahan
Kehilangan Panas, Pemotongan dan Perawatan Tali Pusat, inisiasi Menyusu Dini
(IMD), Pencegahan Perdarahan dengan pemberian vitamin K injeksi, Pencegahan
Infeksi Mata, Pemberian Imunisasi, Pemberian Identitas, Anamnesis dan
Pemeriksaan Fisis. Pelayanan ini diberikan segera setelah bayi lahir selama bayi di
fasilitas kesehatan dan sebelum meninggalkan fasilitas kesehatan(Kemenkes RI,
2013).

Sistem pembekuan darah pada bayi baru lahir belum sempurna, maka semua bayi
akan berisiko untuk mengalami perdarahan tidak tergantung apakah bayi mendapat
ASI atau susu formula atau usia kehamilan dan berat badan pada saat lahir.
Perdarahan bisa ringan atau menjadi sangat berat, berupa perdarahan pada Kejadian
Ikutan Pasca Imunisasi ataupun perdarahan intrakranial. Untuk mencegah kejadian
perdarahan pada bayi, maka pada semua bayi baru lahir diberikan suntikan vitamin
K1 (Phytomenadione) sebanyak 1 mg dosis tunggal, intra muskular pada antero

3
lateral paha kiri. Suntikan Vitamin K1 dilakukan setelah proses IMD dan sebelum
pemberian imunisasi hepatitis B.

Pemantauan dan asuhan bayi baru lahir selanjutkan di berikan selama bayi atau
neonatus dibawa oleh orang tua ke fasilitas kesehatan untuk kunjungan neonatal ke-1
24 jam - 2 hari, neonatal ke-2 antara umur 3 hari7 hari dan kunjungan neonatal
lengkap dilakukan pada usia 8 hari sampai 28 hari. Kunjungan neionatal ke-2
memberikan asuhan kepada bayi meliputi mengecek pemberian vitamin K,
mengecek pemberian immunisasi HB0, mendeteksi tanda bahaya pada bayi sesuai
manejemen terpadu bayi muda (MTBM) dan konseling bagi ibu tentang perawatan
bayi di rumah (menjaga kehangatan, memberi ASI, menjaga kebersihan dan
mengenali tanda bahaya pada bayi serta memberikan asuhan yang tepat, stimulasi
pertumbuhan perkembangan dan imunisasi). Pelayanan kesehatan neonatal ini sangat
penting untuk memberikan asuhan pada bayi, mendeteksi bahaya pada bayi dan
melakukan penangan secara efektif sehingga memfasilitasi kelangsungan hidup bayi
yang sehat optimal. (Kemenkes RI, 2013).

Pelayanan kesehatan neonatal khusunya kunjungan neonatal (KN) dan pemberian


injeksi vitamin K pada bayi baru lahir secara statistik terdapat hubungan bermakna
dengan kematian neonatal di Indonesia. Kunjungan neonatal yang tidak sesuai
standar atau perilaku tidak melakukan kunjungan neonatal serta tidak mendapatkan
pelayanan pemberian injeksi vitamin K secara statistic memiliki risiko kematian
neonatal yang besar. Hasil peneltian ini mengisyaratkan agar tenaga kesehatan dapat
memperbaiki pelayanan kesehatan Ibu dan Anak dengan memperhatikan aspek
pelayanan yang berkualitas sehingga dapat memberikan kontribusi dalam
menurunkan kesakitan dan kematian neonatal. Pelaksanaan program kunjungan
neonatal yang optimal dengan memberikan asuhan bayi baru lahir melalui pemberian
pelayanan; deteksi dini tanda bahaya, menjaga kehangatan, pemberian ASI,
pencegahan infeksi, pencegahan perdarahan dengan memberikan vitamin K injeksi
untuk menurunkan risiko kesakitan dan kematian pada masa neonatus.(Sukamti,
2015).

4
Kesehatan Bayi dan Anak Balita

Usia anak 1-5 tahun atau balita balita merupakan kelompok yang sangat perlu
perhatian yang besar baik nutrisinya maupun pertumbuhan dan perkembangannya.
Kekurangan akan kebutuhan gizi pada masa anak-anak selain akan mengakibatkan
gangguan pada pertumbuhan jasmaninya juga akan menyebabkan gangguan
perkembangan mental anak. Anak-anak yang menderita kurang gizi setelah mencapai
usia dewasa tubuhnya tidak akan tinggi yang seharusnya dapat dicapai, serta
jaringan-jaringan otot yang kurang berkembang (Solechah & Fitriahadi, 2017)

Keadaan sosial ekonomi merupakan aspek sosial budaya yang sangat mempengaruhi
status kesehatan dan juga berpengaruh pada pola penyakit dan juga dapat
berpengaruh pada kematian misalnya obesitas banyak ditemukan pada golongan
masyarakat berstatus ekonomi tinggi, malnutrisi lebih banyak ditemukan pada
kelompok masyarakat dengan ekonomi rendah (Notoatmodjo, 2012).

Pelayanan bayi dan balita perlu mendapatkan perhatian dari semua pihak,
karena pada periode ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan secara cepat yang
merupakan dasar untuk kehidupan selanjutnya. Dalam Peratutan Menteri
Kesehatan RI tahun 2014 no 25 dijelaskan bahwa ”Upaya Kesehatan Anak
dilakukan sejak janin dalam kandungan sampai berusia 18 (delapan belas) tahun
melalui pelayanan 1) kesehatan janin dalam kandungan, 2) kesehatan Bayi Baru
Lahir, 3) kesehatan Bayi, Anak Balita, dan Prasekolah, 4) kesehatan Anak Usia
Sekolah dan Remaja, 5) perlindungan kesehatan anak” (Menkes, 2014).

Upaya kesehatan pada bayi, anak balita dan Pra sekolah perlu dilakukan secara
dini dan berkesinambungan terutama dalam pemantauan tumbuh kembangnya,
sehingga jika ada masalah bisa segera dilakukan tindakan. Parameter yang
digunakan untuk pemantauan pertumbuhan, tentunya berbeda dengan
paramenetr untuk pemantauan perkembangan meskipun keduanya mempunyai
keterkaitan.

Pemantauan pertumbuhan sebaiknya sudah harus dilakukan sejak anak lahir sampai
usia 72 bulan yaitu dengan penimbangan berat badan tiap bulan, pengukuran
tinggi badan tiap 3 (tiga) bulan dan pengukuran lingkar kepala sesuai jadwal.

5
Sedangkan pemantauan perkembangan dapat dilakukan dengan memberikan
stimulasi, melakukan deteksi dini dan intervensi tumbuh kembang tiap 3 (tiga)
bulan pada anak usia 0 sampai 1 tahun tiap 6 (enam) bulan pada anak usia 1 sampai
6 tahun. Pemantauan tumbuh kembang bisa dilakukan oleh orang tua atau
keluarga balita dengan menggunakan Buku KIA. “Buku KIA ini telah digunakan di
Indonesia sejak tahun 2004 dan ditetapkan dengan keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia nomor 284/Menkes/SK/III/2004 tentang Buku Kesehatan
Ibu dan Anak”. Buku KIA “merupakan alat untuk mendeteksi secara dini adanya
gangguan atau masalah kesehatan ibu dan anak, alat komunikasi dan
penyuluhan dengan informasi yang penting bagi ibu, keluarga dan masyarakat
mengenai pelayanan, kesehatan ibu dan anak termasuk rujukannya dan paket
(standar) pelayanan KIA, gizi, imunisasi, dan tumbuh kembang balita”. Ibu dan
anak perlu memiliki catatan yang lengkap sejak ibu hamil sampai dengan selesai
masa nifas dan anaknya sejak lahir hingga berusia 5 (lima) tahun. (Utami ,2015).

Menilai Status gizi balita bisa dilakukan dengan cara menimbang berat badan
menurut umur (BB/U), mengukur tinggi badan menurut umur (TB/U), berat badan
menurut tinggi badan (TB/BB).Sumber gizi utama berasal dari makanan. Makanan
bergizi merupakan modal utama dalam perkembangan tubuh, kecerdasan otak dan
kesehatan tubuh bayi.Sumber gizi bisa di dapat dari : Karbohidrat( nasi,
jagung,gandum dan umbi-umbian), protein (daging, ikan kacang-kacangan), mineral,
vitamin (sayuran dan buah-buahan) dan susu. Stimulasi Deteksi dan Intervensi
tumbuh kembang anak (SDIDTK) adalah cara untuk memantau pertumbuhan dan
perkembangan anak optimal dan tidak terjadi penyimpangan.SDIDTK dilakukan
dengan cara merangsang kemampuan dasar anak umur 0-6 tahun seperti:

 Mengukur Berat Badan

 Tinggi Badan dan Lingkar Kepala

 Tes Daya Lihat dan Tes Daya Dengar

 Mental Emosional

 Cek lis Deteksi Dini Autis

6
 Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas Penyakit ISPA (Infeksi
Saluran Pernapasan Akut) ISPA penyakit yang disebabkan virus, gejala yang
timbul bervariasi mulai demam, nyeri tenggorokan, pilek, hidung mampet,
batuk kering, batuk berdahak dan bahkan bisa menimbulakan komplikasi
pneumonia (radang paru) dengan gejala sesak nafas.

Pencegahan yang dapat dilakukan adalah menjaga daya tahan tubuh, makan-
makanan bergizi dan minum yang cukup. Diare: adalah keadaan buang-buang air
dengan banyak cairan lebih dari tiga kali dalam satu hari dan biasanya berlangsung
selama dua hari atau lebih yang menyebabkan dehidrasi.Hal ini membuat tubuh kita
tidak dapat berfungsi dengan baik dan dapat membahayakan jiwa, diare menjadi
penyebab nomor satu kematian balita diseluruh dunia (Menkes, 2014).

Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak adalah faktor biologis dimana
salah satunya adalah gizi. Pertumbuhan jaringan otak yang pesat pada anak terjadi
pada usia bayi sampai dengan 2 tahun. Pada usia 2 tahun ukuran otak anak mencapai
80% dari ukuran otak orang dewasa. Selanjutnya otak akan berkembang dengan
perkembangan yang lebih lambat. Otak yang tidak berkembang secara optimal maka
akan mempengaruhi perkembangan kognitif pada anak. Perkembangan kognitif
meliputi kemampuan anak memahami dunianya melalui inderanya, kecakapan
motoric dan proses berfikir logis maupun abstrak. Diperlukan asupan nutrisi yang
baik pada masa pertumbuhan dan perkembangan otak, agar otak dapat berkembang
secara optimal, sehingga anak memiliki perkembangan kognitifyang optimal (Ranuh,
2015).

Masa infant merupakan bagian pertumbuhan dan perkembangan yang mengalami


peningkatan yang sangat pesat pada usia dini, yaitu dari usia 0 sampai 5 tahun yang
sering disebut juga sebagai fase “Golden age”. Golden age merupakan masa yang
sangat penting sekali untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anak secara
cermat agar sedini mungkin dapat terdeteksi apabila terjadi kelainan, selain itu agar
bisa menangani kelainan yang sesuai dengan masa golden age sehingga dapat
mencegah dan meminimalisir kelainan perkembangan yang bersifat permanen.
(Livana, 2019)

7
Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau
dimensi tingkat sel, organ maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran berat
(gram, kilogram) ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan keseimbangan
metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh). Sedangkan perkembangan
(development) adalah bertambahnya kemampuan serta struktur dan fungsi tubuh
yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, dapat diperkirakan dan diramalkan
sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem
organ yang terorganisasi dan berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing
dapat memenuhi fungsinya. (Soetjiningsih,2012)

Pada bayi normal akan mengalami kenaikan berat badan paling sedikit 1 kg setiap
bulannya pada dua bulan pertama, kemudian mengalami kenaikan 0,5 kg setiap bulan
hingga usia 6 bulan, selanjutnya menurun menjadi 0,2-0,3 kg setiap bulan hingga
usia anak 12 bulan. Berat badan bayi lahir normal adalah 2,5-4 kg. Pada usia 5 bulan
berat badan bayi mencapai 2 kali berat badan lahir, diperkirakan berat badan bayi
antara 5-8 kg dan pada usia 12 bulan berat badan bayi mencapai 3 kali berat badan
lahir, yaitu sekitar 7,5-12 kg.4 Berat badan normal pada toddler menurut tabel
standar berat badan menurut usia oleh Kementerian Kesehatan menunjukkan rentang
7,2-18,3 kg dengan rata-rata 12,2 kg, sedangkan pada preschool menunjukkan
rentang 10,9-23,9 kg dengan rata-rata 16,8 kg. (Kemenkes RI, 2020).

WHO telah merekomendasikan menu gizi seimbang ditengah pandemi Covid-19.


Artinya, disetiap menu makanan harus mencakup nutrisi lengkap, baik itu
makronutrien seperti karbohidrat, protein, lemak, serta mikronutrien dari vitamin dan
mineral. Namun, untuk membuat fondasi daya tahan tubuh yang kuat (building
block), kita harus fokus pada asupan protein. Masyarakat harus membiasakan
mengonsumsi aneka ragam makanan pokok. Batasi konsumsi makanan yang manis,
asin, dan berlemak. Perbanyak aktivitas fisik yang cukup dan pertahankan berat
badan ideal. Lakukan kebiasaan mengkonsumsi lauk pauk yang mengandung protein
tinggi. Perbanyak makan buah dan sayuran karena sayuran dan buah-buahan kaya
akan vitamin dan zat gizi yang baik untuk tubuh. (Akbar & Aidha, 2020)

8
Tumbuh dapat juga diartikan sebagai bertambahnya ukuran dan jumlah sel di seluruh
bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur, seperti tinggi badan, berat badan,
dan lingkar kepala. Kembang adalah bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang
dapat dicapai melalui belajar, terdiri dari kemampuan gerak kasar dan halus,
pendengaran, penglihatan, komunikasi, bicara, emosi-sosial,kemandirian,
intelegensia, dan perkembangan moral Dengan demikian tumbuh kembang adalah
proses yang berkesinambungan dan sulit untuk dipisahkan antara perubahan fisik
seperti bertambahnya ukuran berat badan, panjang badan dan perubahan kemampuan
bayi seperti kemampuan gerak kasar, halus, bicara, dan emosi sosial (Soetjiningsih,
2014).

ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi.ASI sangat dibutuhkan untuk kesehatan
bayi dan mendukung pertumbuhan dan perkembangan bayi secara optimal. Bayi
yang mendapatkan ASI eksklusif akan memperoleh semua kelebihan ASI serta
terpenuhinya kebutuhan gizinya secara maksimal sehingga bayi lebih sehat, lebih
tahan terhadap infeksi, tidak mudah terkena alergi, dan lebih jarang sakit karena ASI
mengandung antibodi. Dengan demikian jika bayi yang mendapatkan ASI sacara
eksklusif akan mengalami pertumbuhan yang optimal, hal ini dapat dilihat dari
penambahan berat badan, panjang badan, atau lingkar kepala. ASI juga merpkanan
makanan untuk perkembangan otak anak.ASI mengandung kolesterol tinggi yang
diperlukan untuk mielinisasi. Demikian juga kadar AA dan DHA juga tinggi pada
ASI. Anak yang mendapatkan ASI mempunyai kecerdasan yang lebih baik dari pada
yang tidak mendapatkan ASI (Soetjiningsih, 2014).

Dampak buruk yang dapat ditimbulkan oleh masalah gizi pada 1000 hari pertama
kehidupan adalah terganggunya perkembangan otak, kecerdasan, gangguan
pertumbuhan fisik, dan gangguan metabolisme dalam tubuh. Menurunnya
kemampuan kognitif dan prestasi belajar, menurunnya kekebalan tubuh sehingga
mudah sakit, dan resiko tinggi untuk munculnya penyakit diabetes, kegemukan,
penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker, stroke, dan disabilitas pada usia tua.
Kesemuanya itu akan menurunkan kualitas sumber daya manusia Indonesia,
produktifitas, dan daya saing bangsa (Achadi, 2014).

9
Daftar Pustaka

Achadi. Endang L. (2014). Periode Kritis 1000 Hari Pertama Kehidupan dan Dampak
Jangka Panjang Terhadap Kesehatan dan Fungsinya. Yogyakarta: Departemen
GiziKesmas FKM UI.
Ahmad, E.H., Buraerah, Hakim, Prawirodihardjo, L. (2014). faktor determinan status
kesehatan bayi neonatal di rskdia siti fatimah makassar. Jurnal Kesehatan
Masyarakat
Akbar, D. M., & Aidha, Z. 2020. Perilaku Penerapan Gizi Seimbang Masyarakat Kota
Binjai Pada Masa Pandemi Covid-19 Tahun 2020. Menara Medika.
Kementerian Kesehatan(2020). Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2 tahun 2020 tentang
Standar Antropometri Anak
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2013). Profil Kesehatan Indonesia 2012.
Jakarta: Pusat Data dan Informasi.
Kirana, P. (2018) ‘Buku KIA Belum Dimanfaatkan Secara Maksimal’, Gatra.com
Livana, (2019) . Karakteristik Orang Tua dan Perkembangan Psikososial Infant. Jurnal
Kesehatan Vol 12 No1.
Menkes, (2014) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 25 Tahun
2014 Tentang Upaya Kesehatan Anak. Jakarta.
Notoatmodjo, S. (2005). Teori dan aplikasi promosi kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 53 tahun (2014). (n.d.).
Soetjiningsih. 2012. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak. Jakarta: EGC

Solechah, M., & Fitriahadi, E. (2017). Hubungan status gizi dengan perkembangan
balita usia 1-3 tahun di wilayah kerja Puskesmas JetisYogyakarta.Universitas
Aisyiyah Yogyakarta.
Sukamti, S., & Riono, P. (2015). Pelayanan kesehatan neonatal berpengaruh
terhadap kematian neonatal di Indonesia (analisis data Riskesdas 2010).
Jurnal Ilmu Dan Teknologi Kesehatan.
Ranuh, S. (2015). Tumbuh Kembang Anak Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Utami, S., Susilaningrum, R., & Purwanti, D. (2021). optimalisasi tumbuh kembang
bayi dan balita melalui pemberdayaan keluarga dalam pemanfaatan buku kia
di surabaya optimizing the growth of babies and children through
empowerment of the family in the utilization of kia books in surabaya. Jurnal
Media Pengabdian Kepada Masyarakat.

10
Profil Penulis

Nursyahraeni Madika Rahman

Penulis dilahirkan di Kota Bulukumba Provinsi Sulawesi Selatan


pada Tanggal 10 Januari 1991. Merupakan anak ke-dua dari
pasangan Abdul Rahman.S.Pd (Alm) dan Ibu Dra Hj.Sitti Ramlah
M.Ap . Penulis menyelesaikan Program DIII Kebidanan di Akademi
Kebidanan Tahirah Al-Baety Bulukumba lulus tahun 2011 dan
menyelesaikan Program DIV Bidan Pendidik di Universitas Mega
Rezky lulus tahun 2014. Penulis menyelesaikan Program S2 di
Program Studi Ilmu Kebidanan Program Pascasarjana Universitas
Hasanuddin Makassar lulus tahun 2022. Penulis Pernah Bekerja di
Klinik Bersalin Sehati Bulukumba Sebagai Bidan. Penulis pernah
bekerja sebagai dosen di Program DIII Kebidanan di STIKES Panrita
Husada Bulukumba. Penulis pernah bekerja di RSUD H.A Sulthan DG Radja Bulukumba di
bagian Penunjang Rumah Sakit dan Instalasi Sistem Informasi Rumah Sakit . Penulis
pernah bekerja di BKKBN Kabupaten Bulukumba sebagai Penyuluh Keluarga Berencana
(PLKB). Saat ini sedang bekerja di Universitas Sipatokkong Mambo sebagai Dosen .Selain itu
penulis juga aktif dalam menulis jurnal nasional maupun internasional serta aktif menulis
buku ajar dan book chapter.

Email Penulis: saraheni32@gmail.com

11
DATA PENGIRIMAN DAN PENGAJUAN HKI

1. Untuk Pengiriman buku cetak, mohon isi data berikut

Nama Penerima : Nursyahraeni Madika Rahman


Alamat (lengkap): Btn Lappa Mas Gurami 2 Kelurahan Lappa, Sinjai Utara,
Kabupaten Sinjai.
HP. Aktif : 085396860319

Note: alamat wajib mencantumkan kel./desa, kec., dan kab./kota


----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

2. Untuk pengajuan HKI, mohon mengisi data berikut sesuai yang tertera pada KTP:

Nama Lengkap: Nursyahraeni Madika Rahman S.ST Nama Lengkap: Nursyahraeni Madika Rahman S.ST
Alamat: Komp Btn Ujungbulu Blok A1 NO 4 Alamat: Komp Btn Ujungbulu Blok A1 NO 4
RT/RW:001/001, Kel/Desa: Kalumeme, Kec.: Ujung Bulu RT/RW:001/001, Kel/Desa: Kalumeme, Kec.: Ujung
Bulu
Kab./Kota: Bulukumba Kab./Kota: Bulukumba
Privinsi: Sulawesi Selatan Privinsi: Sulawesi Selatan
Kode Pos: 92511 Kode Pos: 92511
Email: saraheni32@gmail.com Email: saraheni32@gmail.com
Hp. Aktif: 085396860319 Hp. Aktif: 085396860319

FOTO KTP
(bidang data saja tidak perlu bolak-balik)

12

Anda mungkin juga menyukai