Anda di halaman 1dari 10

BAB I 

PENDAHULUAN 

A. Latar Belakang Masalah 

Al-Qur'an (bahasa Arab: ‫القرآن‬, translit. al-Qurʾān), adalah sebuah kitab suci  dalam agama
Islam, yang dipercayai Muslim bahwa kitab ini diturunkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Seorang muslim memiliki kewajiban yang harus
terpenuhi terhadap Al-Qur'an. Kewajiban seorang muslim yaitu mengimani bahwa Al-Qur'an
adalah  Sebagaimana firman Allah SWT dalam Surah al-Hijr/15:9. 

ِّ ‫ ِا َّنا َنحْ نُ َن َّز ْل َنا‬      


ُ ‫الذ ْك َر َو ِا َّنا َل ٗه َل ٰحف‬
‫ِظ ْو َن‬

  “Sesungguhnya kamilah yang menurunkan Al-Qur'an dan kami benar-benar


menjaganya.” 

Ayat tersebut menjelaskan tentang penegasan turunnya Al Quran bahwa Allah SWT yang
telah menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Allah lah yang benar-benar menjaga, memelihara
kemurnian Al Quran sampai hari kiamat. Allah menjaga Al-Qur'an dengan cara menghadirkan
para penghafal Al-Qur'an di muka bumi ini. 

Al-Qur'an memiliki banyak keistimewaan. Salah satu keistimewaannya adalah kemudahan


yang diberikan Allah kepada orang yang mau dengan sungguh-sungguh mempelajarinya.
Sebagaimana Allah berfirman dalam Surah Al-Qamar/54: 40.  

‫َو َل َق ْد َيسَّرْ َنا ْالقُرْ ٰا َن ل ِِّلذ ْك ِر َف َه ْل ِمنْ ُّم َّدك ٍِر‬


“Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Qur`an untuk pelajaran, maka adakah orang
yang mengambil pelajaran?.” 

 Di dalam surat Al-Qamar, ayat tersebut disebutkan sebanyak 4 kali. Hal ini bertujuan
untuk menegaskan bahwa Allah telah memudahkan Al-Qur`an untuk dibaca dan dihafalkan serta
mudah untuk dipahami makna yang terkandung di dalamnya.   

1
Data Kemenag RI tahun 2020 menunjukkan jumlah penghafal Al-Qur'an (Hafidz 30 Juz) di
Indonesia hanya berkisar 30.000 jiwa, sekitar 0.01% dari total populasi penduduk Indonesia.
Selain itu, di Indonesia  terdapat banyak pondok pesantren yang memiliki program unggulan
Tahfidz Qur’an. Salah satunya yaitu adalah Pondok Pesantren Tahfidz Qur’an Al-Hidayah
Wonopringgo yang beralamatkan Jl. Raya Wonopringgo No.811, Logaten Selatan, Rowokembu,
Kec. Wonopringgo, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. Pondok Pesantren Al-Hidayah
Wonopringgo menargetkan santrinya untuk lulus dengan hafalan minimal 5 juz. Akan tetapi, ada
beberapa santri yang tidak dapat memenuhi target hafalan 5 juz. Hal ini, tentunya disebabkan oleh
beberapa faktor yang menghambat santri dalam menghafal Al-Qur'an. Untuk itu penelitian
mengenai faktor penghambat menghafal AlQur’an bagi santri Pondok Pesantren Tahfidz Qur’an
Al-Hidayah Wonopringgo perlu dilakukan. 

B. Rumusan Masalah

Apa saja faktor penghambat menghafal Al-Qur'an di Pondok Pesantren Tahfidz Qur’an Al-
Hidayah Wonopringgo? 

C. Tujuan Penelitian

Mengetahui faktor penghambat menghafal Al-Qur'an di Pondok Pesantren Tahfidz Qur’an


Al-Hidayah Wonopringgo. 

2
BAB II
METODE PENELITIAN

Pada bagian ini,metode yang penulis gunakan adalah metode penelitian kuantitatif dengan
pendekatansecara deskriptif.
Metode penelitian yang penulis gunakanpada karya tulis ilmiah ini juga meliputibeberapa
indikator, yaitu sebagai berikut:

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang penulis terapkan pada karya tulis ilmiah ini adalah jenis penelitian kuntitatif.
Penulis memilih jenis penelitian tersebut karena disebabkan jangka waktu yang penulis miliki
tidak panjang sehingga tidak memungkinkan untuk penulis menerapkan penelitian kualitatif.

B. Lokasi Peneletian

Lokasi yang penulis gunakan untuk melakukan penelitian adalah lingkungan Pondok Pesantren
Tahfidz Qur’an Al-Hidayah Wonopringgo.

C. Metode Pengumpulan Data

Metode yang penulis lakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Metode Observasi
Metode observasi adalah metode yang dilakukan dengan cara melakukan pengamatan secara
langsung terhadap aktivitas di lapangan.

2. Metodi Study Pustaka


Metode study pustaka adalah metode yang berupa kajian literature yang sesuai dengan penelitian
baik berupa buku maupun dari sumber internet.

3. Populasi Dan Sampel


Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh santriwan Pondok Pesantren Tahfidz Qur’an Al-
Hidayah Wonopringgo yang tidak mencapai target. Sedangkan, sampel yang berjumlah 12 orang
santriwan , yaitu :

3
N
o Nama Kelas
1 Dyo Aditya Pranata IX A
2 Deni Kaisa Pratama IX A
3 Ilyasa IX A
4 Adli Haidar Rafi IX A
5 M. Riski Wijaya VIII A
6 Rasya Bayu Pamungkas VIII A
7 M. Affa Yubarik VIII A
8 Rafa Adityatama VIII A
9 M. Khairul Anam VII A
10 Gilang Satya Raka VII A
11 Alif Najmuddin VII A
12 Purwo Eko Saputra VII A

4
BAB III
PEMBAHASAN

Pondok Pesantren Tahfidz Qur’an Al-Hidayah Wonopringgo merupakan pondok


pesantren yang memiliki program unggulan Tahfidz Qur’an. Di pondok pesantren tersebut, santri
diharuskan menghafal Al-Qur’an minimal dua juz untuk kelas satu, empat juz untuk dua, dan lima
juz untuk kelas tiga. Akan tetapi, ada beberapa santri yang belum mencapai target hafalan.
Santriwan yang belum mencapai target hafalan mencapai 80% dari jumlah keseluruhan santriwan
yang berjumlah 80 orang.

Persentase Capaian Target Hafalan Santri

Mencapai Target
20%

Belum Mencapai Target


80%

Dari diagram berikut, dapat dilihat bahwa santriwan yang telah mencapai target hafalan
sebanyak 20% dari seluruh santriwan.

5
A. Hambatan

Dari diagram berikut, dapat dilihat bahwa santriwan yang telah mencapai target hafalan
sebanyak 20% dari seluruh santriwan. Hal ini, dikarenakan banyaknya hambatan atau kendala
yang dialami oleh santriwan dalam menghafal Al-Qur’an, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Waktu Yang Kurang
Menurut Satria Radha Bahari, santriwan kelas dua, waktu untuk menghafal Al-Qur’an di pondok
pesantren ini kurang panjang. Waktu yang diberikan oleh pondok adalah kurang lebih empat jam
per hari dengan rincian satu jam setelah salat shubuh , satu jam sebelum salat maghrib dan dua
jam setelah salat isya. Selain itu, ada juga pelajaran tahfidz yang kurang lebih lima jam per
minggu.(8 Juni 2023)

2. Tidur Saat Halaqah


Tidur saat halaqah (dalam terminology Islam mengacu pada pertemuan atau pertemuan
keagamaan untuk mempelajari Islam dan Al-Qur’an) juga merupakan salah satu penghambat
santri dalam menghafalkan Al-Qur’an. Karena tidur saat halaqah hanya menyia-nyiakan waktu
untuk menghafalkan Al-Qur’an. Tidur saat halaqah dapat disebabkan karena santri tidak tidur
siang atau santri kelelahan.

3. Kurangnya Semangat Santri Dalam Menghafal


Kurangnya semangat santri dalam menghafal dapat dikarenakan sedang mengantuk ataupun lelah,
sebagaimana ujar Muhammad Nabyl Adkiya pada 9 Juni 2023 “Saya malas menghafal itu karena
ngantuk sama lelah.”

4. Kemampuan Santri Yang Berbeda


Santri memiliki kemampuan yang berbeda dalam menghafal Al-Qur’an. Hal tersebut disebabkan
oleh kemampuan santri dalam membaca Al-Qur’an. Santri yang mampu membaca Al-Qur’an
dengan lancar dan hukum tajwid (mengeluarkan huruf dari tempatnya dengan memberikan sifat-
sifat yang dimilikinya) yang benar dapat menghafal Al-Qur’an dengan mudah. Sedangkan, santri
yang kurang lancar dalam membaca Al-Qur’an sedikit terhambat dalam menghafal Al-Qur’an.

6
B. Solusi

Hambatan diatas merupakan sebagian dari hambatan yang dialami dan juga hambatan
yang sering dialami oleh santriwan Pondok Pesantren Tahfidz Qur’an Al-Hidayah Wonopringgo.
Hambatan-hambatan tersebut pastinya memiliki solusinya tersendiri. Solusi-solusi tersebut
diantara lain :

1. Menggunakan Waktu Luang Untuk Menghafal


Menggunakan waktu luang untuk menghafal contohnya seperti saat jam pelajaran sedang kosong
atau berangkat menuju masjid lebih awal.

2. Tidur Siang
Tidur siang dapat mengurangi kemungkinan tidur saat halaqah karena saat tidur siang badan
diistirahatkan sehingga badan kembali bertenaga dan tidak terasa lelah.

3. Memotivasi Diri Sendiri


Memotivasi diri sangat berguna untuk menumbuhkan semangat. Motivasi diri dapat diperoleh dari
mengingat orang tua atau alasan menjadi santri.

4. Lebih Sering Membaca Al-Qur’an


Dengan sering membaca Al-Qur’an, dapat meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an
sehingga menghafalpun menjadi lebih mudah.

7
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hambatan yang dialami oleh santri Pondok
Pesantren Tahfidz Qur’an Al-Hidayah Wonopringgo diantara lain :
1. Waktu Yang Kurang Untuk Menghafal
2. Tidur Saat Halaqah
3. Kurangnya Semangat Santri Dalam Menghafal
4. Kemampuan Santri Yang Berbeda

Dengan masing-masing solusinya, yaitu:


1. Menggunakan Waktu Luang Untuk Menghafal
2. Tidur Siang
3. Memotivasi Diri Sendiri
4. Lebih Sering Membaca Al-Qur’an

B. Harapan

Penulis berharap karya tulis ini dapat bermanfaat bagi santri Pondok Pesantren Tahfidz Qur’an
Al-Hidayah Wonopringgo beserta pondok pesantren tersebut dalam melewati hambatan saat
menghafal Al-Qur’an.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Al-Qur’an

https://www.dream.co.id/dinar/kandungan-surat-al-hijr-ayat-9-allah-menjaga-kemurnian-al-quran-
210217b.html

https://askarkauny.org/indonesiamenghafalalquran/

https://mbswonopringgo.ponpes.id/profil/

https://id.wikipedia.org/wiki/Tajwid

https://en.wikipedia.org/wiki/halaqa

https://yoursay.suara.com/lifestyle/2022/08/01/180506/4-manfaat-memotivasi-diri-sendiri-jangan-
disepelekan

9
10

Anda mungkin juga menyukai