PENDAHULUAN
Al-Qur'an (bahasa Arab: القرآن, translit. al-Qurʾān), adalah sebuah kitab suci dalam agama
Islam, yang dipercayai Muslim bahwa kitab ini diturunkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Seorang muslim memiliki kewajiban yang harus
terpenuhi terhadap Al-Qur'an. Kewajiban seorang muslim yaitu mengimani bahwa Al-Qur'an
adalah Sebagaimana firman Allah SWT dalam Surah al-Hijr/15:9.
Ayat tersebut menjelaskan tentang penegasan turunnya Al Quran bahwa Allah SWT yang
telah menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Allah lah yang benar-benar menjaga, memelihara
kemurnian Al Quran sampai hari kiamat. Allah menjaga Al-Qur'an dengan cara menghadirkan
para penghafal Al-Qur'an di muka bumi ini.
Di dalam surat Al-Qamar, ayat tersebut disebutkan sebanyak 4 kali. Hal ini bertujuan
untuk menegaskan bahwa Allah telah memudahkan Al-Qur`an untuk dibaca dan dihafalkan serta
mudah untuk dipahami makna yang terkandung di dalamnya.
1
Data Kemenag RI tahun 2020 menunjukkan jumlah penghafal Al-Qur'an (Hafidz 30 Juz) di
Indonesia hanya berkisar 30.000 jiwa, sekitar 0.01% dari total populasi penduduk Indonesia.
Selain itu, di Indonesia terdapat banyak pondok pesantren yang memiliki program unggulan
Tahfidz Qur’an. Salah satunya yaitu adalah Pondok Pesantren Tahfidz Qur’an Al-Hidayah
Wonopringgo yang beralamatkan Jl. Raya Wonopringgo No.811, Logaten Selatan, Rowokembu,
Kec. Wonopringgo, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. Pondok Pesantren Al-Hidayah
Wonopringgo menargetkan santrinya untuk lulus dengan hafalan minimal 5 juz. Akan tetapi, ada
beberapa santri yang tidak dapat memenuhi target hafalan 5 juz. Hal ini, tentunya disebabkan oleh
beberapa faktor yang menghambat santri dalam menghafal Al-Qur'an. Untuk itu penelitian
mengenai faktor penghambat menghafal AlQur’an bagi santri Pondok Pesantren Tahfidz Qur’an
Al-Hidayah Wonopringgo perlu dilakukan.
B. Rumusan Masalah
Apa saja faktor penghambat menghafal Al-Qur'an di Pondok Pesantren Tahfidz Qur’an Al-
Hidayah Wonopringgo?
C. Tujuan Penelitian
2
BAB II
METODE PENELITIAN
Pada bagian ini,metode yang penulis gunakan adalah metode penelitian kuantitatif dengan
pendekatansecara deskriptif.
Metode penelitian yang penulis gunakanpada karya tulis ilmiah ini juga meliputibeberapa
indikator, yaitu sebagai berikut:
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang penulis terapkan pada karya tulis ilmiah ini adalah jenis penelitian kuntitatif.
Penulis memilih jenis penelitian tersebut karena disebabkan jangka waktu yang penulis miliki
tidak panjang sehingga tidak memungkinkan untuk penulis menerapkan penelitian kualitatif.
B. Lokasi Peneletian
Lokasi yang penulis gunakan untuk melakukan penelitian adalah lingkungan Pondok Pesantren
Tahfidz Qur’an Al-Hidayah Wonopringgo.
Metode yang penulis lakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Metode Observasi
Metode observasi adalah metode yang dilakukan dengan cara melakukan pengamatan secara
langsung terhadap aktivitas di lapangan.
3
N
o Nama Kelas
1 Dyo Aditya Pranata IX A
2 Deni Kaisa Pratama IX A
3 Ilyasa IX A
4 Adli Haidar Rafi IX A
5 M. Riski Wijaya VIII A
6 Rasya Bayu Pamungkas VIII A
7 M. Affa Yubarik VIII A
8 Rafa Adityatama VIII A
9 M. Khairul Anam VII A
10 Gilang Satya Raka VII A
11 Alif Najmuddin VII A
12 Purwo Eko Saputra VII A
4
BAB III
PEMBAHASAN
Mencapai Target
20%
Dari diagram berikut, dapat dilihat bahwa santriwan yang telah mencapai target hafalan
sebanyak 20% dari seluruh santriwan.
5
A. Hambatan
Dari diagram berikut, dapat dilihat bahwa santriwan yang telah mencapai target hafalan
sebanyak 20% dari seluruh santriwan. Hal ini, dikarenakan banyaknya hambatan atau kendala
yang dialami oleh santriwan dalam menghafal Al-Qur’an, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Waktu Yang Kurang
Menurut Satria Radha Bahari, santriwan kelas dua, waktu untuk menghafal Al-Qur’an di pondok
pesantren ini kurang panjang. Waktu yang diberikan oleh pondok adalah kurang lebih empat jam
per hari dengan rincian satu jam setelah salat shubuh , satu jam sebelum salat maghrib dan dua
jam setelah salat isya. Selain itu, ada juga pelajaran tahfidz yang kurang lebih lima jam per
minggu.(8 Juni 2023)
6
B. Solusi
Hambatan diatas merupakan sebagian dari hambatan yang dialami dan juga hambatan
yang sering dialami oleh santriwan Pondok Pesantren Tahfidz Qur’an Al-Hidayah Wonopringgo.
Hambatan-hambatan tersebut pastinya memiliki solusinya tersendiri. Solusi-solusi tersebut
diantara lain :
2. Tidur Siang
Tidur siang dapat mengurangi kemungkinan tidur saat halaqah karena saat tidur siang badan
diistirahatkan sehingga badan kembali bertenaga dan tidak terasa lelah.
7
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hambatan yang dialami oleh santri Pondok
Pesantren Tahfidz Qur’an Al-Hidayah Wonopringgo diantara lain :
1. Waktu Yang Kurang Untuk Menghafal
2. Tidur Saat Halaqah
3. Kurangnya Semangat Santri Dalam Menghafal
4. Kemampuan Santri Yang Berbeda
B. Harapan
Penulis berharap karya tulis ini dapat bermanfaat bagi santri Pondok Pesantren Tahfidz Qur’an
Al-Hidayah Wonopringgo beserta pondok pesantren tersebut dalam melewati hambatan saat
menghafal Al-Qur’an.
8
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Al-Qur’an
https://www.dream.co.id/dinar/kandungan-surat-al-hijr-ayat-9-allah-menjaga-kemurnian-al-quran-
210217b.html
https://askarkauny.org/indonesiamenghafalalquran/
https://mbswonopringgo.ponpes.id/profil/
https://id.wikipedia.org/wiki/Tajwid
https://en.wikipedia.org/wiki/halaqa
https://yoursay.suara.com/lifestyle/2022/08/01/180506/4-manfaat-memotivasi-diri-sendiri-jangan-
disepelekan
9
10