Anda di halaman 1dari 1

Transformasi digital berhasil menyasar di segala lini kehidupan, termasuk pendidikan.

Pesatnya
perkembangan teknologi informasi menuntutpembaharuan dalam proses belajar mengajar[1]. Diketahui
bersama, kegiatan belajar dan mengajar melibatkaninteraksi antaradua subjek pembelajaran
yakniseseorang dengan lingkungannya. Jika proses pembelajaran formal dilakukan di lingkungan
sekolah, maka interaksi yang terjadi selama proses tersebut tentu dipengaruhi oleh lingkungan yang
terdiri dari pendidik, peserta didik, bahan atau materi pelajaran, serta berbagai sumber dan fasilitas
pendukung lainnya[2].

Kehadiran teknologi baru data sains, kecerdasan buatan hingga semakin bertambahnya penggunaan
internet mengharuskan setiap individu untuk mampu beradaptasi terhadap perubahan. Penguasaan
terhadap teknologi dan inovasi dalam dunia pendidikan sangat dibutuhkanserta dilakukan secara terus
menerus. Hal ini berlaku untuk setiap individu, terutama pendidik yang memiliki peran penuh dalam
proses pendidikan, misalnya dengan melakukan penyesuaian media pembelajaran di era revolusi ini [1].

Problematika yang sering ditemukan di berbagai lembaga pendidikanketika pembelajaran berlangsung


adalah guru atau pendidik sebagai pemandu berjalannya proses belajar mengajar, masih sepenuhnya
menerapkan metode ceramah. Seperti contoh pada pembelajaran Fiqh mengenai haji
danumrohyangkurang diminati oleh peserta didik karena cara penyampaian guru yang monoton dan
kurang menarik perhatian peserta didik. Dengan metode ceramah yang dilakukan gurutersebut, peserta
didikmenjadikurang berhasil dalam memahami materi pelajaran. Hal ini membawa peserta didik
berperan pasif selama pembelajaran, sehingga berdampak pada rendahnya hasil belajar peserta
didik[2].

Kurangnya minat dan motivasi belajar peserta didik dalam proses pembelajaran berpengaruhterhadap
rendahnya hasil belajar peserta didik. Melihat fenomena tersebut,maka guru membutuhkan strategi
baru sebagai pengembangan pembelajaran, agar tetap berjalan dengan tidak membosankan. Kehadiran
media pembelajaran sebagai alternatifpembelajaran dapat memudahkan gurudalam menyampaikan
materi pelajaran dengan lebih interaktif.Guru mengembangkanmedia pembelajaran untuk
meningkatkan hasil belajar peserta didik. Tidak masalah jika guru menggunakan metode konvensional
seperti metode ceramah, tetapi diperlukan cara lain sebagai penunjang pembelajaran. Sehingga,media
yang didesain semenarikmungkin dapat menjadi jalan keluar,meskipun dalam realisasinya masih
berjalan secara perlahan. Hal ini memicu bertumbuh kembangnya minat peserta didik selamaproses
belajar mengajar. Sehingga,peserta didik akan lebih aktif berkontribusi dalam pembelajaran dan mudah
memahami materi yang disampaikan guru.

Dikatakan sebelumnya bahwa salah satu kualitas dari pembelajaran ditentukan oleh seberapa menarik
desain pembelajaran yang disusun secara sistematis. Media menjadi bagian yang terpenting dalam
proses desain pembelajaran. Adanya media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses belajar
mengajar, mendorong guru untuk menerapkan pembelajaran dengan penguasaan keterampilan baru,
juga menciptakan sesuatu dalam pengaplikasian media pembelajaran. Melalui media ini, diharapkan
pesan dari guru akan mudah dipahami secara efektif oleh peserta didik[3].

Anda mungkin juga menyukai