“PENATAAN DAN PERBAIKAN JARINGAN INSTALASI PIPA PEMADAM KEBAKARAN GEDUNG B.1.C
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA”
1. Latar Belakang
Dalam rangka upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran di Gedung B.1.C diperlukan jaringan instalasi pipa
pemadam kebakaran yang ada di Gedung B.1.C yang memenuhi syarat. Untuk menjamin keselamatan karyawan di
lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya maka dianggap perlu dilakukan penataan dan perbaikan jaringan instalasi
pipa pemadam kebakaran Ged B.1.C
Salah satu cara sebagai upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran adalah dengan menyediakan instalasi
Jaringan pipa pemadam kebakaran. Untuk mempermudah penggunaan dan menjaga kualitas jaringan instalasi pipa
tersebut perlu dilakukan pemasangan dan pemeliharaan yang sesuai dengan Undang-Undang tentang syarat-syarat
Pemasangan dan Pemeliharaan.
Untuk memenuhi kemanan bagi karyawan di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya maka dibutuhkan
pemeliharaan berupa penataan dan perbaikan jaringan instalasi pipa pemadam kebakaran yang ada di Gedung B1.C
dengan memperbaiki dan mengganti jaringan instalasi pipa pemadam kebakaran agar tetap dapat berfungsi dengan
baik.
Sebagai salah satu upaya optimalisasi penggunaan instalasi pipa pemadam kebakaran yang laik fungsi Sekretariat
Direktorat Jenderal Cipta Karya bertugas memenuhi prasarana dan sarana kebutuhan instrument bangunan gedung,
perlu dukungan dalam melakukan penataan komponen gedung maupun ruangan melalui kegiatan “PENATAAN DAN
PERBAIKAN JARINGAN INSTALASI PIPA PEMADAM KEBAKARAN GEDUNG B.1.C ”
2.2. Tujuan
1. Memenuhi faktor keamanan pada Gedung B.1.C
3. Sasaran
Peningkatkan sarana dan prasarana Gedung B.1.C.
4. Lokasi Kegiatan
Gedung B1.C, Jl. Pattimura No. 20, Kebayoran Baru – Jakarta Selatan
5. Sumber Pendanaan
Kegiatan ini dibiayai dari sumber pendanaan : DIPA Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun Anggaran 2016 dengan No.
DIPA-033.05.1.622213/2016
7. Data Dasar
a. Kondisi Eksisting Gedung B1.C;
b. Gambar arsitektur B1.C (apabila ada);
679933395.doc
8. Standar Teknis
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 73 tahun 2011 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
9. Referensi Hukum
a. Undang – Undang No. 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;
b. Undang – Undang Bangunan Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
c. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksil;
d. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang – Undang Nomor 28 tahun
2002 tentang Bangunan Gedung;
e. Peraturan Presiden RI No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
f. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 73 tahun 2011 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara;
g. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 29/PRT/M/2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan
Gedung;
h. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 30/PRT/M/2006 tentang Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas
pada Bangunan Gedung dan Lingkungan;
i. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 45/PRT/M/2008 tanggal 27 Desember 2008 tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Bangunan Gedung Negara;
j. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 43/PRT/M/2008 tanggal 27 Desember 2008 tentang Standard dan
Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi.
11. Keluaran
1. Gambar Lay Out ruangan;
2. Gambar Desain Interior Ruangan;
3. Spesifikasi teknis pekerjaan
4. Spesifikasi teknis material yang dibutuhkan;
5. Rencana Anggaran Biaya Pemeliharaan (Engineers Estimate) lengkap dengan harga dasar , harga satuan bahan
dan upah dan analisa harga satuan;
6. Rencana Kerja dan Syarat yang dibutuhkan dalam hal pelaksanaan hasil perencanaan;
7. CD hasil perencanaan.
Magister dengan latar belakang pendidikan S-2 Teknik Sipil/Arsitektur pengalaman profesional pada bidang
perencanaan teknis banguna gedung dan interior minimum 8 tahun.
Sarjana dengan latar belakang pendidikan S-1 Teknik Sipil dengan pengalaman profesional pada bidang pekerjaan
perencanaan teknis teknis elevator/lift/escalator minimum 3 tahun.
Sarjana dengan latar belakang pendidikan S-1 Teknik Mesin/Listrik dengan pengalaman profesional pada bidang
pekerjaan perencanaan teknis teknis elevator/lift/escalator minimum 3 tahun.
Tenaga Pendukung
Disamping itu, Konsultan dapat menyediakan tenaga pendukung terdiri dari tenaga ahli Komputer/Auto CAD, tenaga
pendukung ahli estimator dan tenaga adminitrasi/keuangan.
1. Setelah Kerangka Acuan Kerja ini diterima, maka konsultan hendaknya memeriksa semua bahan masukan yang
diterima dari nara sumber dan mencari sumber data tambahan lain yang dibutuhkan.
2. Konsultan harus melakukan konsultasi dan mempresentasikan program kerja dan seluruh tahapan draft laporan kepada
Pejabat Pembuat Komitmen dan Tim Teknis sesuai jadwal yang telah diajukan.
3. Konsultan dalam pembahasan diskusi harus mengundang para nara sumber aktif dari lingkungan Direktorat Jenderal
Cipta Karya bersama Pejabat Pembuat Komitmen dan Tim Teknis sesuai jadwal yang telah diajukan.
4. Untuk lebih melengkapi kesempurnaan laporan Konsultan dalam menghimpun data primer agar melakukan kunjungan
ke daerah yang pernah mengalami bencana dan kunjungan ke salah satu Depo Gudang regional Direktorat Jenderal
Cipta Karya.
5. Dalam rangka penyempurnaan Laporan , buku Konsultan dalam pembahasan diskusi harus mengundang para nara
sumber aktif dari lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya bersama Pejabat Pembuat Komitmen dan Tim Teknis
sesuai jadwal yang telah diajukan.
6. Konsultan harus memeriksa kebenaran informasi yang digunakan dalam pelaksanaan tugasnya, baik yang berasal dari
Pejabat Pembuat Komitmen maupun yang dicari sendiri.
7. Kesalahan/kelalaian dalam melaksanakan pekerjaan ini akibat dari kesalahan data informasi menjadi tanggung jawab
Konsultan.
8. Dalam melaksanakan kegiatan, konsultan harus selalu memperhitungkan bahwa waktu pelaksanaan pekerjaan adalah
mengikat.
25. Penanggung Jawab
Penanggung jawab Kegiatan Pekerjaan Perencanaan Rehabilitasi Bagian Gedung Direktorat Jenderal Cipta Karya adalah
Kepala Satuan Kerja Sekretariat Direktorat Jenderal Cipta Karya.
Risnandi, ST
NIP : 195806181981111001