Anda di halaman 1dari 117

PERANAN KERAJINAN BAMBU TERHADAP

PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT DI DESA


KLAMBIR 5 KEBUN KECAMATAN HAMPARAN PERAK
KABUPATEN DELI SERDANG

SKRIPSI

Oleh :

Afandi
1815210025

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS SOSIAL SAINS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCA BUDI
MEDAN
2022
FAKULTAS SOSIAL SAINS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCA BUDIMEDAN

PENGESAHAN SKRIPSI

Nama : Afandi
NPM : 1815210025
Program Studi : Ekonomi Pembangunan
Jenjang : S1 (Strata Satu)
Judul Skripsi : Peranan Kerajinan Bambu Terhadap Peningkatan Pendapatan
Masyarakat Di Desa Klambir 5 Kebun Kecamatan Hamparan Perak
Kabupaten Deli Serdang

MEDAN, 20 Oktober 2022

KETUA PROGRAM STUDI DEKAN

( ) ( )

PEMBIMBING I PEMBIMBING II

( ) ( )

i
FAKULTAS SOSIAL SAINS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCA BUDI
MEDAN

SKRIPSI DITERIMA DAN DISETUJUI OLEH


PANITIA UJIAN SARJANA LENGKAP FAKULTAS SOSIAL SAINS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCA BUDI MEDAN

PERSETUJUAN UJIAN

Nama : Afandi
NPM : 1815210025
Program Studi : Ekonomi Pembangunan
Jenjang : S1 (Strata Satu)
Judul Skripsi : Peranan Kerajinan Bambu Terhadap Peningkatan Pendapatan
Masyarakat Di Desa Klambir 5 Kebun Kecamatan Hamparan Perak
Kabupaten Deli Serdang

MEDAN, 20 Oktober 2022

KETUA ANGGOTA – I

( ) ( )

ANGGOTA - II ANGGOTA – III

( ) ( )

ANGGOTA- IV

( )

ii
SURAT PERNYATAAN

Nama : Afandi
NPM : 1815210025
Program Studi : Ekonomi Pembangunan
Jenjang : S1 (Strata Satu)
Judul Skripsi : Peranan Kerajinan Bambu Terhadap Peningkatan Pendapatan
Masyarakat Di Desa Klambir 5 Kebun Kecamatan Hamparan Perak
Kabupaten Deli Serdang

Dengan ini menyatakan bahwa :


1. Skripsi ini merupakan hasil karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan hasil karya
orang lain.
2. Memberi izin hak bebas Royalti Non-Eksklusif kepada UNPAB untuk menyimpan,
mengalih-media/formatkan mengelola, mendistribusikan, dan mempublikasikan karya
skripsinya melalui internet atau media lain bagi kepentingan akademis.

Pernyataan ini saya buat dengan penuh tanggung jawab dan saya siap menerima segala
konsekuensinya sesuai dengan peraturan yang berlaku, apabila di kemudian hari saya
mengetahui bahwa pernyataan tersebut tidak benar.

MEDAN, 20 Oktober 2022

(AFANDI)
NPM 1815210025

iii
ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Peranan Kerajinan Bambu Terhadap Peningkatan


Pendapatan Masyarakat Di Desa Klambir 5 Kebun Kecamatan Hamparan Perak
Kabupaten Deli Serdang, memiliki tujuan yaitu untuk mengetahui dan
menjelaskan pengaruh Modal Usaha, Bahan Baku, Harga Jual, Jam Kerja,
Pengalam Kejra, Tenaga Kerja dan Lama Usaha terhadap pendapatan pengrajin
bambu Desa Klambir 5 Kebun Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli
Serdang. Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan yaitu
menggunakan kuisioner dengan skala likert. Sampel dalam penelitian ini yaitu
seluruh pengrajin bambu Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang
yang berjumlah 50 pengrajin bambu Desa Klambir 5 Kebun Kecamatan
Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang. Teknik analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan Confirmatory Factor Analysis
dan analisis regresi linear berganda.
Hasil dari penelitian menujukan bahwa dari 7 variabel yang dianalisis dengan
menggunakan model analisis faktor yang mempengaruhi pendapatan pengrajin
bambu Desa Klambir 5 Kebun Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli
Serdang. Faktor yang mempengaruhi pendapatan pengrajin batu bata terdiri dari 3
faktor yaitu Modal Usaha, Bahan Baku dan Lama Usaha. Berdasarkan dari hasil
analisis regresi liner berganda menunjukan bahwa biaya Modal Usaha, Bahan
Baku dan Lama Usaha berpengaruh dan signifikan terhadap factor pendapatan
pengrajin pengrajin bambu Desa Klambir 5 Kebun Kecamatan Hamparan Perak
Kabupaten Deli Serdang.

Kata Kunci : Modal Usaha, Bahan Baku, Lama Usaha dan Pendapatan
Pengrajin Bambu

v
ABSTRACT

This study entitled The Role of Bamboo Crafts on Increasing Community Income
in Klambir 5 Kebun Village, Hamparan Perak District, Deli Serdang Regency,
has the aim of knowing and explaining the effect of Business Capital, Raw
Materials, Selling Prices, Working Hours, Work Experience, Labor and Business
Length on the income of bamboo craftsmen in Klambir 5 Gardens, Hamparan
Perak District, Deli Serdang Regency. In this study, the data collection method
used was using a questionnaire with a Likert scale. The sample in this study were
all brick craftsmen in Ramiah Birem Bayeun Village, Langsa City, Aceh, totaling
50 bamboo craftsmen in Klambir Village 5 Kebun Hamparan Perak District Deli
Serdang Regency. The data analysis technique used in this research is using
Confirmatory Factor Analysis and multiple linear regression analysis.
The results of the study indicate that of the 7 variables analyzed using a factor
analysis model that affects the income of bamboo craftsmen in Klambir 5 Kebun,
Hamparan Perak District, Deli Serdang Regency. Factors that affect the income
of brick craftsmen consist of 3 factors, namely Business Capital, Raw Materials
and Business Duration. Based on the results of multiple linear regression
analysis, it shows that the cost of Business Capital, Raw Materials and Business
Time has an effect and is significant on the income factor of bamboo craftsmen in
Klambir 5 Kebun Subdistrict, Hamparan Perak, Deli Serdang Regency.

Keywords: Business Capital, Raw Materials, Length of Business and Income of


Bamboo Craftsmen

vi
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur kepada Allah SWT, karena atas

Rahmat Nya Penulis dapat melakukan tugas terakhir ini. Judul yang diajukan oleh

penulis adalah “Peranan Kerajinan Bambu Terhadap Peningkatan

Pendapatan Masyarakat Di Desa Klambir 5 Kebun Kecamatan Hamparan

Perak Kabupaten Deli Serdang”. Menyelesaikan proposal ini, penulis

menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam pengolahan dan penyajian

penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa karena keterbatasan pengetahuan dan

pengalaman, masih banyak kekurangan dalam penulisan proposal ini. Penulis

mengharapkan pembaca dan saran untuk perbaikan proposal ini. Semoga proposal

ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Terimakasih

1. Bapak Dr. H. Muhammad Isa Indrawan, SE., MM selaku Rektor

Universitas Pembangunan Panca Budi.

2. Bapak Dr.E.Rusiadi, SE.M.Si,CIOaR,CIOnR selaku Dekan Fakultas

Sosial Sains Universitas Pembangunan Panca Budi.

3. Bapak Dr. Bakhtiar Effendi, SE., M.Si selaku Ketua Program Studi

Ekonomi Pembangunan Fakultas Sosial Sains Universitas Pembangunan

Panca Budi.

4. Ibu Uswatun Hasanah, SE., M.Si selaku pembimbing I yang telah

meluangkan waktu untuk memberi arahan dan bimbingan sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

5. Ibu Dr. Rahmad Sembiring, S.E., M.Si selaku Dosen Pembimbing II

yang telah memberikan arahan dan bimbingan mengenai ketentuan


vii
penulisan skripsi sehingga skripsi ini dapat tersusun dengan rapi dan

sistematis.

6. Tristimewah ucapan terima kasih kepada Ibu dan Ayah terhebat ku serta

abang ku tercinta yang telah banyak mendoakan dan memberikan

motivasi serta bantuan baik moril maupun materil sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

7. Seluruh Dosen pengajar dan Staff Administrasi pada Fakultas Sosial

Sains Universitas Pembangunan Panca Budi Medan.

8. Kepada sahabat-sahabatku teman saya Siswanto dan Prasetio terima

kasih atas waktu dan dukungan kalian yang telah membantu dalam

menyelesaikan tugas akhir terimahkasih atas semua bantuannya.

Penulis menyadari bahwa karena keterbatasan pengetahuan dan

pengalaman, masih banyak kekurangan dalam penulisan penelitian ini. Penulis

mengharapkan masukan dan saran dari pembaca untuk perbaikan karya ini.

Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

MEDAN, 20 Oktober 2022

Penulis,

AFANDI
NPM. 1815210025

viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
PENGESAHAN SKRIPSI.................................................................... i
PERSETUJUAN UJIAN....................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN...................................................................... iii
ABSTRAK.............................................................................................. v
ABSTRAK.............................................................................................. vi
KATA PENGANTAR........................................................................... vii
DAFTAR ISI.......................................................................................... ix
DAFTAR TABEL.................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR............................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah....................................................................... 4
C. Batasan Masalah............................................................................ 4
D. Rumusan Masalah.......................................................................... 5
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian...................................................... 5
1. Tujuan Penelitian...................................................................... 5
2. Manfaat Penelitian..................................................................... 5
F. Keaslian Penelitian......................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Landasan Teori.............................................................................. 7
1. Teori Variabel............................................................................ 7
2. Pendapatan................................................................................. 9
3. Modal Usaha.............................................................................. 11
4. Bahan Baku................................................................................ 14
5. Harga Jual.................................................................................. 16
6. Jam Kerja................................................................................... 19
7. Pengalaman Kerja...................................................................... 23
8. Tenaga Kerja.............................................................................. 25
9. Lama Usaha............................................................................... 28
ix
B. Penelitian Sebelumnya................................................................... 31
C. Kerangka Konseptual dan Kerangka Berfikir................................ 35
D. Hipotesis........................................................................................ 35

BAB III METODE PENELITIAN


A. Metode Pendekatan Penelitian....................................................... 37
B. Tempat dan Waktu Penelitian........................................................ 37
C. Defenisi Operasional Variabel....................................................... 38
D. Populasi dan Sampel...................................................................... 40
E. Teknik Pengumpulan Data............................................................. 41
F. Uji Analisis Data............................................................................ 43
1. Confirmatory Factor Analysis................................................... 44
2. Regresi Linier Berganda............................................................ 45

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.......................................................... 48
1. Geografis Kabupaten Deli Serdang......................................................... 48
2. Hasil Analisis Data CFA (Confirmatory Factor Analysis)...................... 50
3. Hasil Analisis DataRegresi Linier Berganda........................................... 56
B. Pembahasan................................................................................................ 63
1. Analisis Hasil Confimatory Faktor Analysi (CFA)................................. 63
2. Analisis Hasil Regresi Linier Berganda.................................................. 65

BAB V Kesimpulan Dan Saran


5.1. Kesimpulan.............................................................................................. 71
5.1. Saran........................................................................................................ 71

DAFTAR PUSTKA
LAMPIR

x
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. 1 : Laju Pertumbuhan Atas Dasar Harga Berdasarkan Lapangan

Usaha tahun 2018-2020................................................................... 2

Tabel 1. 2 : Distribusi PDRB Provinsi Sumatera Utara Menurut

Lapangan Usaha atas Dasar Harga Berlaku.................................... 3

Tabel 1. 3 : Perbandingan dengan penelitian sebelumnya 6

Tabel 2. 1 : Hasil Penelitian Sebelumnya......................................................... 32


Tabel 3. 1 : Rencana Waktu Penelitian............................................................... 38
Tabel 3. 2 : Defenisi Oprasional Variabel........................................................ 39
Tabel 4. 1 : Kecamatan-kecamatan di Kabupaten Deli Serdang........................ 49

Tabel 4. 2 : KMO and Bartlett's Test 50

Tabel 4. 3 : Communalities................................................................................. 51
Tabel 4. 4 : Total Variance Explained.............................................................. 52
Tabel 4. 5 : Component Matrix........................................................................... 53
Tabel 4. 6 : Rotated Component Matrix............................................................. 54
Tabel 4. 7 : Uji Multikolinearitas........................................................................ 58
Tabel 4. 8 : Regresi Linier Berganda 59
Tabel 4. 9: Coefficientsa 61
Tabel 4. 10: ANOVA 62
Tabel 4. 11: Koefisien Determinasi Model Summary 63

xi
DAFTAR GAMBAR
Halam
an

Gambar 2.1 : Kerangka Konseptual Confimatory Factor Analys (CFA).......... 35


Gambar 2.2 : Kerangka Konseptual Regresi Linear Berganda......................... 35
Gambar 4.1 : Peta Kecamatan-kecamatan di Kabupaten Deli Serdang............. 49
Gambar 4.2 : Scree plot Component Number.................................................... 52
Gambar 4.3 : Regresi Linear Berganda.............................................................. 55
Gambar 4.4 : Histogram Uji Normalitas............................................................ 57
Gambar 4.5 : Normal P-P Plot Regression Standarized Residual..................... 57
Gambar 4.6 : Scatterplot Pendapatan................................................................. 59

xii
xiii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Industri adalah kegiatan ekonomi yang berkaitan dengan konversi bahan

baku dan produksi produk jadi di lokasi industri dengan menggunakan

keterampilan dan tenaga kerja serta penggunaan alat-alat di bidang transformasi

dan produksi, didistribusikan sebagai kegiatan utama tindakan utama. Industri

umumnya dikenal sebagai bisnis yang dilakukan untuk memenuhi permintaan

(perekonomian). Industri merupakan bagian dari proses produksi dan kegiatan

proses produksi dalam suatu industri disebut industri. Seiring waktu, permintaan

barang manusia meningkat dan beragam. Dengan kegiatan manufaktur, kebutuhan

manusia akan terpenuhi, seperti halnya dengan industri. Industri juga dapat

dipahami sebagai kumpulan perusahaan berbeda yang menawarkan jenis produk

yang sama.

Manufaktur adalah industri yang memproduksi barang dari bahan

dasarnya. Salah satu usaha yang ada adalah usaha kerajinan bambu. Industri

bambu dalam negeri merupakan industri rumah tangga yang menggunakan bambu

sebagai bahan baku. Kerajinan ini menghasilkan berbagai jenis barang, seperti

keranjang, topi, kursi, meja, kipas bambu dan lain-lain. Bambu adalah sumber

daya alam terbarukan dan menawarkan manfaat sosial, ekonomi dan budaya

karena tumbuh dengan cepat dan merupakan sumber pendapatan bagi masyarakat.

Kerajinan bambu merupakan salah satu karya seni asli Indonesia yang

dikembangkan secara turun temurun sebagai sumber pendapatan dan penghidupan

1
2

masyarakat, bambu hanya mampu memberikan nilai tambah yang tinggi bila

ditanam secara optimal.

Sektor industri adalah yang paling maju di banyak negara. Sektor industri

memegang peranan yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi dan

kemajuan negara. Industri ini digunakan untuk meningkatkan perekonomian suatu

negara yang sedang mengalami kondisi ekonomi yang sulit. Sektor industri

merupakan sektor yang maju karena sektor industri memiliki sejumlah

keunggulan dibandingkan daerah lain. Sektor industri tidak hanya dapat

memberikan kontribusi ekonomi yang penting melalui nilai tambah, lapangan

kerja yang menguntungkan, dan devisa. Selain itu, sektor industri dapat

memberikan kontribusi penting dalam transformasi budaya bangsa menuju

modernisasi kehidupan masyarakat, mendukung pembentukan daya saing bangsa.

Berikut tabel laju pertumbuhan harga menurut industri pada periode 2018-

2020:

Tabel 4.1: Laju Pertumbuhan Atas Dasar Harga Berdasarkan Lapangan


Usaha tahun 2018-2020
Lapangan Usaha Laju Pertumbuhan Atas Dasar
Harga Konstan
2018 2019 2020
Pertanian 3,88 3,61 1,75
Pertambangan dan Penggalian 2,16 1,22 -1,95
Industri Pengolahan 4,27 3,80 -2,93
Pengadaan Listrik dan Gas 5,47 4,04 -2,34
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 5,56 6,83 4,94
Konstruksi 6,09 5,76 -3,26
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda 4,97 4,60 -3,72
Motor
Transportasi dan Pergudangan 7,05 6,39 -15,04
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 5,68 5,79 -10,22
Informasi dan Komunikasi 7,02 9,42 10,58
Jasa Keuangan dan Asuransi 4,17 6,61 3,25
Real Estat 3,48 5,76 2,32
Jasa Perusahaan 8,64 10,25 -5,44
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial 6,97 4,65 -0,03
Wajib
O. Jasa Pendidikan 5,36 6,30 2,63
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 7,15 8,69 11,60
3

Q. Jasa Lainnya 8,95 10,57 -4,10


Nilai Tambah Bruto Atas Dasar Harga Dasar 4,95 4,96 -1,58
Pajak Dikurangi Subsidi Atas Produk 10,82 6,46 -13,42
Produk Domestik Bruto (PDB) 5,17 5,02 -2,07
Sumber : BPS (Badan Pusat Statistik)

Tabel data di atas menunjukkan bahwa kontribusi tersebut tetap

memberikan dampak positif bagi pelaku UMKM meskipun tingkat

pertumbuhannya negatif. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikutnya tabel

distribusi Produk Domestik Bruto regional untuk sektor industri pengolahan tetap

sebesar 19,29%.

Tabel 1.2: Distribusi PDRB Provinsi Sumatera Utara Menurut


Lapangan Usaha atas Dasar Harga Berlaku
Kategori Lapangan Usaha Distribusi PDRB Provinsi Sumatera
Utara Menurut Lapangan Usaha atas
Dasar Harga Berlaku (Persen)
2016 2017 2018 2019 2020
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 21.55 21.38 20.92 20.53 21.33
Pertambangan dan Penggalian 1.35 1.30 1.29 1.27 1.28
Industri Pengolahan 20.05 20.28 20.02 19.04 19.29
Pengadaan Listrik, Gas 0.11 0.12 0.11 0.11 0.11
Pengadaan Air 0.10 0.11 0.10 0.10 0.10
Konstruksi 13.45 13.66 13.88 14.23 13.59
Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi 17.84 17.54 18.10 18.81 18.88
Mobil dan Sepeda Motor
Transportasi dan Pergudangan 5.08 5.02 5.00 5.07 4.48
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 2.39 2.37 2.38 2.42 2.18
Informasi dan Komunikasi 1.95 2.01 2.04 2.14 2.28
Jasa Keuangan 3.31 3.17 3.05 2.92 2.90
Real Estate 4.75 4.97 5.04 5.12 5.27
Jasa Perusahaan 1.00 1.03 1.03 1.08 1.07
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan 3.67 3.71 3.66 3.69 3.73
Jaminan Sosial Wajib
Jasa Pendidikan 1.88 1.82 1.82 1.85 1.90
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0.95 0.96 0.98 1.02 1.03
Jasa lainnya 0.56 0.58 0.57 0.58 0.57
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 100.0 100.0 100.0 100.00 100.0

Sumber : BPS (Badan Pusat Statistik)

Tabel distribusi di atas menunjukkan bahwa laju pertumbuhan PDB

industri pengolahan dan manufaktur berfluktuasi dari tahun 2016 ke tahun 2020
4

namun penurunan ini tidak signifikan. Modal adalah sesuatu yang dikeluarkan

dalam usaha kerajinan bambu. Bahan-bahan bambu yang dibutuhkan diperoleh

para pengrajin bambu dari desa Hamparan Perak. disana dan jumlah bambu disana

juga sangat mempengaruhi pendapatan yang diterima pengrajin bambu.

Selain bahan baku, tenaga kerja juga tidak kalah pentingnya dalam

meningkatkan pendapatan karena tenaga kerja berperan sebagai pembuat produk

tenaga kerja. Pada usaha kerajinan bambu di Desa Hamparan Perak, ada yang

mempekerjakan tenaga keluarga dan ada yang mempekerjakan tenaga kerja tidak

terampil.

Dari fenomena diatas maka pada dasarnya penulis dapat melakukan

penelitian melalui jurnal untuk melakukan penelitian tentang “Peranan

Kerajinan Bambu Terhadap Peningkatan Pendapatan Masyarakat Di Desa

Klambir 5 Kebun Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan dari latar belakang yang telah diuraikan diatas maka dapat

diidentifikasikan beberapa permasalahan adalah permasalahan penurunan

pendapatan pengerajin bambu kemudian penurunan pendapatan pengerajin

bambu dan diikuti dengan peningkatan modal, kemudian yang menjadi

masalah adalah dalam segi pasokan bahan baku dan permaslaahn yang ada

adalah pemasaran.

C. Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam penelitian ini yaitu mencakup Pendapatan

Y, sedangkan variabel X yang di tinjau dari Modal Usaha, Bahan Baku, Harga

Jual, Jam Kerja, Pengalam Kejra, Tenaga Kerja dan Lama Usaha pengerajin
5

bambu di Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang dengan

menggunakan metode Regresi Linier Berganda.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari fenomena-fenomena diatas dapat dirumuskan bahwa

permasalahan pokok yang untuk dapat dikaji lebih lanjut adalah sebagai.

Apakah faktor-faktor relevan tersebut berpengaruh signifikan terhadap

Pendapatan pengerajin bambu di Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten

Deli Serdang?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tjuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah :

Untuk dapat menganalisis dan mengetahui bahwa faktor-faktor mana

yang relevan dan berpengaruh signifikansi terhadap Pendapatan pengerajin

bambu di Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang.

2. Manfaat penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

a. Bagi penulis, merupakan sebagai bahan melatih, menulis dan berpikir

secara ilmiah dengan menerapkan teori dan literature yang ada.

Terutama pada bidang Modal Usaha, Bahan Baku, Harga Jual, Jam

Kerja, Pengalam Kejra, Tenaga Kerja dan Lama Usaha.

b. Bagi masyarakat yang memiliki usaha pengerajin bambu, sebagai

masukan atau sebagai saran dalam menggembangkan usaha mereka.

c. Bagi akademisi, sebagai referensi bagi para akademisi atau peneliti

lain yang tertarik untuk melakukan penelitian dibidang dan


6

permasalahan yang sama, tema yang sama, dan metode yang sama

pada masa yang akan datang.

F. Keaslian Penelitian

Penelitian ini merupakan hasil pengemabangan dari penelitian (Ida

Bagus Windu Wiyasa & Made Heny Urmila Dewi) dengan judul “Faktor-

Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Melalui Curahan Jam Kerja Ibu

Rumah Tangga Pengrajin Bambu Di Kabupaten Bangli”. Sedangkan penelitan

ini berjudul “Peranan Kerajinan Bambu Terhadap Peningkatan Pendapatan

Masyarakat Di Desa Klambir 5 Kebun Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten

Deli Serdang”. Penelitian ini memiliki perbedaan dengan sebelumnya yang

dapat dilihat pada table 1.1 berikut:

Tabel 1. 3 : Perbandingan dengan penelitian sebelumnya


Perbandingan Penelitian terdahulu Penelitian sekarang
Variabel variabel dependen yaitu : variabel dependen yaitu :
- Pendapatan - Pendapatan
variabel independen yaitu : variabel independen yaitu :
1. Umur 1. Modal Usaha
2. intensitas adat 2. Bahan Baku
3. jumlah tanggungan 3. Harga Jual
4. curahan jam kerja 4. Jam Kerja
5. Pengalaman Kerja
6. Tenaga Kerja
7. Lama Usaha
Waktu penelitian 2017 2022
Jumlah sampel - 50
Lokasi penelitian Kabupaten Bangli Kecamatan Hamparan Perak
Kabupaten Deli Serdang
Metode analisis Path analysis CFA (Confimatory Factor
Analys) & Regresi Linier
Berganda
BAB II
TINJUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Teori Variabel

a. Teori Adam Smith

Teori Adam Smith menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi

dapat dicapai melalui pertumbuhan penduduk dan total output yang

dihasilkan. Output bruto menunjukkan sejauh mana produksi barang dan

jasa dipengaruhi oleh ketersediaan sumber daya alam, tenaga kerja, dan

pasokan barang. Untuk memaksimalkan pertumbuhan produksi, semua

sumber daya alam yang tersedia harus dikelola secara efisien dan efektif

melalui tenaga kerja yang menggunakan alat produksi. Dan dengan

pertumbuhan produksi yang maksimal akan mampu menghasilkan

pendapatan dan keuntungan yang maksimal (Hastarini Dwi Atmanti,

h.514) dalam (Rosadi, 2019).

b. Teori Solow-Swan

Teori Solow-Swan adalah teori yang berpandangan bahwa laju

pertumbuhan produksi ditentukan oleh pertumbuhan eksogen, yaitu

kemajuan teknologi. Teori ini pertama kali dikembangkan oleh Robert

M.Solow dari Amerika Serikat pada tahun 1970 dan T.W.Swan dari

Australia pada tahun 1956. Teori Solow-Swan menggunakan faktor

teknologi yang efektif digunakan oleh masing-masing negara efisiensi

dan efisiensi yang semakin berkurang. keuntungan) dalam hal akumulasi

modal dan jumlah pekerja. Teori ini memiliki beberapa keunggulan, yaitu

7
8

perekonomian akan bergerak menuju keseimbangan dalam jangka

panjang, dapat digunakan lebih leluasa untuk menjelaskan masalah

distribusi pendapatan, dan dapat menjelaskan unsur-unsur kemajuan

teknologi di dalamnya. Atas dasar itu, penelitian ini mengkaji teori

Solow-Swan dan penerapannya pada pertumbuhan ekonomi.

c. Teori SCM (Supply Chain Management)

Beberapa tanggung jawab manajemen rantai pasok menurut

beberapa ahli adalah sebagai berikut:

1.Reyes (1998)

SCM adalah filosofi manajemen yang terus mencari fungsi

bisnis yang kompeten untuk mengintegrasikan baik di dalam

maupun di luar perusahaan.

2.Frank (1997)

Pendekatan perusahaan untuk memaksimalkan potensi

seluruh bisnisnya (termasuk aktivitas pendukung) untuk memenuhi

kebutuhan bisnis yang berkembang ditunjukkan oleh kebutuhan

sistem pelanggannya di seluruh dunia.

3. Simchi-Levi dkk.

SCM adalah serangkaian pendekatan yang diterapkan untuk

mengintegrasikan pemasok, produsen, gudang, dan area

penyimpanan lainnya secara efisien sehingga produk diproduksi dan

dikirimkan dengan kualitas yang tepat, di lokasi yang tepat, dan

pada waktu yang tepat, pada waktu yang tepat untuk mengurangi

biaya dan memenuhi kebutuhan pelanggan.


9

2. Pendapatan

Dari sudut pandang ekonomi, pendapatan adalah hasil yang diperoleh

dari kegiatan ekonomi dengan biaya barang dan jasa. Barang atau jasa yang

diberikan akan mengurangi utilitas atau nilainya dan menghasilkan apa yang

disebut pendapatan. Pendapatan adalah bertambahnya aliran modal pemilik

karena penjualan barang, jasa kepada pelanggan, penyewaan barang,

peminjaman uang dan segala kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh

pendapatan (C. Rollin Niswonger, 1992).dalam (Mufikah, 2021) .

Dalam teori perilaku produsen (perusahaan), teori produksi memiliki

kesamaan dengan teori perilaku konsumen. Jika konsumen mengalokasikan

uang untuk konsumsi, maka produsen mengalokasikan uang untuk digunakan

sebagai faktor produksi atau diubah menjadi produksi. Dengan demikian, jika

keseimbangan bagi konsumen terjadi ketika seluruh uang dihabiskan untuk

konsumsi, maka keseimbangan bagi produsen tercapai ketika seluruh

anggaran mereka digunakan untuk membeli barang faktor produksi (Pratama

Rahardja, 2008) dalam (M. Amin Suma, 2015). .

Menurut Tohar, secara umum konsep pendapatan ada dua aspek, yaitu

pengertian aktual dan interpretasi angka eksternal. Pengertian pendapatan

dalam arti yang sebenarnya adalah nilai total dari keluaran barang atau jasa

yang dihasilkan oleh masyarakat dalam kurun waktu tertentu. Walaupun

penghasilan bruto adalah jumlah yang diterimanya, dapat berupa upah karena

tenaga kerja atau hasil penjualan dan sebagainya. (Nurul Huda, hlm. 21)

dalam (Rosadi, 2019).


10

Menurut Gregori Mankiw, pendapatan pribadi adalah pendapatan

pribadi yaitu pendapatan yang diperoleh dan diterima oleh rumah tangga dan

usaha ekonomi non swasta (Greogori Mankiw, p.130) dalam (Rosadi, 2019).

Menurut Sadono Sukirno, pendapatan adalah sejumlah uang yang diterima

penduduk dari prestasi kerjanya dalam kurun waktu tertentu, baik harian,

mingguan maupun bulanan (Sadono Sukirno, 2005) dalam (Rosadi, 2005).

2019). Sedangkan menurut Soediyono, pendapatan adalah apa yang diterima

masyarakat dalam suatu periode tertentu berupa balas jasa atas faktor-faktor

yang ikut membentuk produksi nasional (Soediyono, 1998) dalam (Rosadi,

2019).

Dalam kamus manajemen, pendapatan adalah uang yang diterima

oleh individu, bisnis, dan organisasi dalam bentuk upah, gaji, sewa, bunga,

komisi, biaya, dan keuntungan. Penghasilan atau upah didefinisikan sebagai

jumlah yang dibayarkan oleh orang yang memberikan tenaga kerja kepada

pekerja atau jasa mereka seperti yang diperjanjikan (Ibid, p.262) dalam

(Rosadi, 2019). Pendapatan yang meliputi baik penjualan maupun

pendapatan adalah pendapatan yang diperoleh dari kegiatan usaha yang dapat

diukur dalam bentuk penjualan, biaya, bunga, dividen, royalti dan sewa

(Rosadi, 2019).

Pendapatan memiliki sejumlah faktor yang mempengaruhi

pendapatan sebagai berikut:

1. Modal merupakan faktor yang sangat penting dalam usaha. Peran

modal dalam bisnis sangat penting karena merupakan sarana untuk

menghasilkan barang dan jasa. Jika suatu usaha tidak memiliki modal
11

sebagai faktor produksi, maka usaha tersebut tidak akan berjalan

dengan baik. (Suparmoko et al., 2008) dalam (Ripianti, 2021).

2. Ketenagakerjaan Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.13

Tahun 2003 yang meliputi ketenagakerjaan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 1 ayat 1 angka 2 yang mengatur bahwa ketenagakerjaan

adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan, bekerja untuk

memperoleh barang dan pelayanan baik untuk kebutuhan sendiri

maupun untuk masyarakat.

Kewirausahaan tentunya dalam menjalankan usaha harus dibarengi

dengan kemampuan menjalankan usaha dan kemampuan yang dimiliki oleh

usaha tersebut. Tata kelola perusahaan dan kemampuan mengelola aset

perusahaan adalah kemampuan mengejar peluang dengan keyakinan tinggi

dan dengan kewajiban untuk mencapai hasil.

3. Modal Usaha

Modal atau ekuitas dicatat di neraca sebagai kewajiban. Modal

adalah hak pemilik usaha atas kekayaan (aset) usahanya. Jumlah hak pemilik

sama dengan kekayaan bersih perusahaan, yaitu selisih antara aset dan

kewajiban. Dengan demikian, jumlah modal merupakan sisa hak atas harta

yang tersisa setelah dikurangi kewajiban kepada kreditur (Haryono Jusup, p.

29) dalam (Muflikah, 2021). Setiap perusahaan yang melakukan kegiatan

operasional pasti membutuhkan dana untuk dapat membiayainya. Dana yang

telah dikeluarkan kembali ke perusahaan dan digunakan kembali oleh

perusahaan sehingga dapat membiayai kegiatan lainnya. Salah satu dana

tersebut adalah modal. Modal adalah modal yang digunakan untuk dapat
12

menjalankan kegiatan usaha. Modal juga dapat dipahami sebagai investasi

pada aktiva lancar atau lancar, seperti kas, surat berharga, piutang, persediaan

dan lain-lain (Kasmir, 2012). Modal adalah hak atau bagian dari kekayaan

perusahaan termasuk harta yang disetorkan atau berasal dari luar perusahaan

dan kekayaan itu sendiri dapat membangkitkan kegiatan usaha (Munawir,

2010).

Modal adalah sejumlah uang yang digunakan sebagai pokok (induk)

yang digunakan untuk berdagang, mengeluarkan koin, dll. digunakan untuk

menghasilkan sesuatu yang menambah kekayaan. Modal merupakan input

penting (faktor produksi) yang menentukan tingkat pendapatan yang dapat

dicapai (Rusmusi IMP, 2018).

Menurut Bambang Riyanto, modal kerja adalah gambaran neraca

perusahaan yang menggunakan modal konkrit dan modal abstrak. Kapital

konkrit dianggap sebagai kapital aktif sedangkan kapital abstrak dianggap

sebagai kapital pasif (Muflikah, 2021). Semula konsep modal mencakup

segala sesuatu yang berkaitan dengan kekayaan dalam bentuk moneter

(modal finansial) atau nonmoneter (modal nonfinansial). Modal non-moneter

meliputi bangunan, mesin, peralatan, dan aset fisik lainnya yang digunakan

untuk menghasilkan produk. Evolusi pemahaman modal saat ini telah meluas

hingga mencakup apa yang dikenal sebagai modal manusia. Modal manusia

yang mencakup semua pengetahuan, keterampilan, pemahaman dan aset

manusia lainnya yang berguna untuk produksi. Berbeda dengan dua jenis

modal lainnya, modal manusia bukanlah modal fisik (Hendrie Anto, 2003)

dalam (Mufikah, 2021).


13

Saat ini banyak sektor ekonomi sulit untuk mengembangkan

usahanya, keterbatasan modal yang dimiliki oleh semua sektor ekonomi akan

menghambat perkembangan usaha, bahkan biaya produksi yang sangat tinggi

membuat semua sektor ekonomi sulit untuk mengembangkan usahanya.

bisnis (Erdah Litriani, 2017).

Jenis Modal Pada dasarnya kegiatan usaha meliputi dua jenis, yaitu:

1. Modal investasi digunakan untuk waktu yang lama dan dapat digunakan

berkali-kali. Penggunaan utama modal jangka panjang adalah untuk

membeli aset tetap, seperti tanah, rumah atau bangunan, mesin,

peralatan, kendaraan, dan persediaan lainnya. Modal investasi biasanya

diambil dari modal utang jangka panjang. Pinjaman seperti ini biasanya

diambil dari dunia perbankan.

2. Modal kerja adalah modal yang digunakan untuk membiayai kegiatan

suatu perusahaan selama operasinya. Ini adalah modal jangka pendek,

hanya digunakan untuk satu kali produksi atau lebih. Modal kerja

digunakan untuk membeli bahan baku, membayar gaji staf,

pemeliharaan dan pengeluaran lainnya (Kasmir, 2003) dalam (Rohmah,

2021).

Modal usaha memiliki 4 Indikator yaitu sebagai berikut:

a. Modal sendiri

b. Modal pinjaman

c. Pemanfaatan modal tambahan

d. Keadaan usaha setelah menambahkan modal (Kartika Putri, 2014).


14

4. Bahan Baku

Menurut Pasal 1 UU Perindustrian No. 5 Tahun 1984, bahan baku

industri adalah bahan baku yang sudah diolah atau belum diolah yang

digunakan sebagai alat produksi dalam industri. Bahan baku pembuatan batu

bata adalah tanah. Istilah tanah atau lahan mengacu pada segala sesuatu yang

dapat menjadi faktor produksi dan ada atau tersedia dari alam tanpa usaha

manusia (Rosydik, 2014).

Bahan baku juga dikenal sebagai bahan dasar yang digunakan untuk

memproduksi barang. Material merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

suatu produk yang diproduksi oleh suatu perusahaan. Setiap perusahaan yang

melakukan kegiatan manufaktur pasti membutuhkan persediaan bahan baku.

Semakin besar kuantitas bahan baku yang harus dimiliki, maka semakin besar

pula kuantitas produk manufaktur yang dapat dihasilkan, sehingga semakin

tinggi pendapatan yang diperoleh dari penjualan produk tersebut (I Komang

Suartawan, p.1632) dalam (Maliha, 2018) . Berdasarkan pemahaman umum

tentang istilah bahan mentah, perak dan tempat pembakaran digunakan

sebagai bahan baku kerajinan perak, misalnya anting-anting, kalung dan

bingkai foto dapat digunakan untuk hiasan dinding dan masih banyak lagi

contohnya (Maliha, 2018).

Setiap perusahaan yang melakukan kegiatan manufaktur pasti

membutuhkan sumber bahan baku. Dengan bahan baku yang tersedia,

diharapkan perusahaan dapat menyempurnakan proses produksi sesuai

kebutuhan atau kebutuhan konsumen. Selain memiliki persediaan bahan baku


15

yang cukup untuk mempercepat kegiatan produksi dalam melayani

konsumen, perusahaan dapat terhindar dari kekurangan bahan baku.

Keterlambatan waktu pemesanan produk oleh konsumen akan merugikan

usaha dalam hal ini citra buruk (Maliha, 2018). Bahan baku atau raw material

merupakan faktor produksi yang diperlukan untuk semua proses produksi.

Menurut Sudarsono, material atau bahan baku yang digunakan dalam proses

produksi dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

1. Bahan langsung adalah bahan baku yang berkontribusi pada produk

jadi. Biaya pembelian bahan baku yang dikeluarkan berhubungan erat

dan sebanding dengan kuantitas produk jadi yang diproduksi.

2. Bahan penolong adalah bahan yang berperan penting dalam proses

produksi tetapi tidak langsung tercermin dalam produk jadi. Untuk bisa

mendapatkan bahan baku yang digunakan dalam proses produksi, maka

diperlukan pengorbanan uang untuk membeli bahan baku tersebut.

Pengorbanan ini disebut royal (Sudarsono, 2000) dalam (Maliha, 2018).

Bahan baku merupakan faktor penting dalam mempercepat proses

produksi, sehingga perlu dilakukan perencanaan dan pengorganisasian

penggunaan bahan baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Secara umum

bahan baku adalah bahan baku yang menjadi dasar suatu produk, yang dapat

diubah oleh proses tertentu menjadi bentuk lain (Ayudina, 2019). . Menurut

Mulyadi (2005) dalam (Ayudina, 2019) bahan baku adalah bahan yang

merupakan bagian integral dari produk jadi. Sedangkan bahan baku yang

diperoleh berasal dari pembelian barang dalam negeri, pembelian barang

impor atau bisa juga berasal dari pengolahan sendiri.


16

5. Harga Jual

Menurut Kotler, harga merupakan salah satu unsur marketing mix

atau bauran pemasaran yang dapat menghasilkan pendapatan, dimana faktor

lainnya menghasilkan biaya (Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, 2009)

dalam (Febriantoni), 2019). Kotler juga menyatakan bahwa penetapan harga

merupakan bagian dari unsur bauran pemasaran yaitu harga, produk, saluran,

dan promosi yang dikenal dengan 4P (Price, Product, Place, and Promotion).

Harga suatu perusahaan atau organisasi bisnis menghasilkan pendapatan,

sedangkan elemen bauran pemasaran lainnya adalah produk, tempat, atau

saluran, dan promosi menghasilkan biaya atau pengeluaran yang harus

ditanggung oleh pengusaha atau organisasi bisnis. Harga adalah satu-satunya

elemen bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, sedangkan faktor

lainnya hanyalah akal sehat. Sementara harga merupakan isu penting, banyak

perusahaan tidak sempurna dalam menangani masalah harga. Karena harga

merupakan hasil dari penerimaan penjualan, maka harga mempengaruhi

tingkat penjualan, tingkat keuntungan dan lokasi (Sofyan Assauri, 2002)

dalam (Febriantoni, 2019). Buchari Alam berpendapat bahwa dalam teori

ekonomi, konsep harga, nilai dan penggunaan merupakan konsep yang paling

relevan. Yang dimaksud dengan utilitas adalah atribut yang melekat pada

suatu barang yang memungkinkan barang tersebut memenuhi kebutuhan dan

keinginan serta memuaskan konsumen (kepuasan).

Memiliki nilai adalah nilai dari satu produk sebagai ganti produk

lainnya. Nilai yang dapat dilihat dalam situasi barter adalah pertukaran
17

barang dengan barang. Namun ketika perekonomian Indonesia tidak lagi

menggunakan barter sebagai alat tukar, maka digunakan mata uang sebagai

alat tukar yang bisa disebut harga. Harga adalah jumlah total yang digunakan

untuk dapat menilai dan memperoleh produk dan jasa yang dibutuhkan

konsumen (Buchari Alma, 2005) dalam (Febriantoni, 2019).

Berdasarkan uraian di atas, harga adalah pendapatan yang diterima

penjual melalui pembelian produk yang dijual, dan bagi konsumen harga

adalah pengorbanan atau biaya yang digunakan untuk memperoleh barang

yang diinginkan. Sedangkan harga adalah pendapatan bagi pengusaha, dalam

pengertian konsumen, harga adalah biaya atau pengorbanan yang harus

dilakukan konsumen untuk mendapatkan produk yang diinginkan yang

memenuhi kebutuhan konsumen. Bagi pengusaha atau pedagang, harga

merupakan faktor yang paling mudah disesuaikan dengan kondisi pasar,

sedangkan faktor lain seperti produk, lokasi, dan iklan membutuhkan waktu

lama untuk beradaptasi dengan kondisi pasar.pasar karena harga dapat

menjelaskan kepada konsumen tentang kualitas produk dan merek. suatu

produk (Muhammad Birusman Nuryadin, hal.86).

Menurut Tjiptono, untuk berhasil memasarkan barang dan jasa, setiap

pelaku usaha harus menetapkan harga yang tepat. Harga merupakan salah

satu unsur bauran pemasaran yang mendatangkan pendapatan bagi

perusahaan, sedangkan ketiga unsur lainnya (produk, distribusi, dan promosi)

menghasilkan biaya (cost). Lebih jauh lagi, harga merupakan salah satu

elemen bauran pemasaran yang fleksibel, artinya dapat berubah dengan cepat

(Tjiptono, 1997) di dalam (Febriantoni, 2019). Tjipono juga menganggap


18

bahwa harga dianggap biaya, tarif, sewa, bunga, bonus, komisi, upah, gaji,

biaya, uang sekolah, dll. Harga juga dapat dilihat dari sudut pandang lain,

seperti pemasaran, harga moneter dan ukuran lainnya, termasuk barang dan

jasa yang dipertukarkan dengan kepemilikan dan hak untuk menggunakan

barang atau jasa (Tjiptono, 1997) dalam (Febriantoni, 2019).

Harga penting bagi perekonomian karena harga berperan dalam

menjalankan bisnis atau usaha. Dengan kata lain, harga yang ditetapkan

mempengaruhi barang yang dijual. Jumlah barang yang dijual sangat

mempengaruhi biaya pembelian barang dan jasa yang dikeluarkan untuk

perusahaan bisnis dan efisiensi penggunaan produk untuk bisnis. Akibatnya,

harga memengaruhi penjualan, sehingga laba dapat memengaruhi laba

operasi dan posisi keuangan perusahaan. Tjiptono menyatakan bahwa harga

digunakan sebagai indikator manfaat yang diterima konsumen atas barang

dan jasa yang diterima, yang berkaitan erat dengan nilai yang diterima

konsumen dari harga (Tjiptono, 1997) dalam (Febriantoni, 2019). Beberapa

faktor yang mempengaruhi tingkat harga, antara lain (Febriantoni, 2019):

1. Syarat/ketentuan pemerintah sangat mempengaruhi harga yang

berlaku. Selama resesi, daya beli konsumen menurun karena jatuhnya

nilai tukar. Orang sangat bijaksana dan selektif dalam memilih produk

mana yang akan dibeli.

2. Penawaran dan permintaan akan kualitas suatu produk yang akan

dibeli bergantung pada harga barang tersebut. Semakin tinggi harga,

semakin besar permintaan konsumen akan barang dan jasa.


19

3. Lastisitas Permintaan mempengaruhi keputusan manajemen untuk

menaikkan atau menurunkan harga jual produk. Jika permintaan suatu

barang bersifat elastis, keputusan untuk menurunkan harga jual akan

menghasilkan peningkatan volume penjualan yang relatif lebih besar.

4. Persaingan yang ketat dengan perusahaan dapat mempengaruhi harga

produk. Untuk menentukan harga produk, pihak manajemen

perusahaan akan dapat melihat harga produk di perusahaan lain.

Apakah harga yang lebih tinggi, rata-rata atau lebih rendah.

5. Biaya adalah dasar untuk menentukan harga, karena harga tidak

menutupi biaya, yang akan menyebabkan kerugian bagi perusahaan.

Sebaliknya, jika tingkat harga melebihi seluruh biaya, baik biaya

operasional maupun non operasional akan menghasilkan laba.

6. Pengawasan pemerintah merupakan faktor penting dalam penentuan

harga. Pengawasan pemerintah dapat diwujudkan dalam bentuk

penetapan harga maksimum dan minimum, serta praktik-praktik lain

yang dapat mendorong atau menghambat upaya menuju monopoli

yang lebih luas (Dita Amanah, 2010).dalam (Febriantoni, 2019).

6. Jam Kerja

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada (Anggraini, 2019) jam

kerja adalah jumlah jam kerja yang merupakan jangka waktu dalam jam kerja

yang digunakan untuk melakukan semua pekerjaan, tidak termasuk waktu

istirahat, dinas dan jam kerja untuk sesuatu selain pekerjaan. . . bekerja

seminggu. Semakin tinggi jumlah jam kerja pekerja atau waktu yang

dialokasikan untuk dapat membuka usaha, semakin tinggi kemungkinan


20

pendapatan dirasakan oleh pedagang, semakin sukses pedagang tersebut

dalam memenuhi permintaan mereka. keluarga pedagang. Jangka waktu

seseorang dapat bekerja dengan baik dalam sehari biasanya 6-8 jam, sisa 16-

18 jam digunakan untuk keluarga, komunitas, istirahat dan hal lainnya. Jadi,

dalam seminggu, seseorang bisa bekerja dengan baik dari 40 hingga 50 jam.

Jam kerja adalah waktu yang digunakan untuk menjalankan bisnis

dari saat bisnis siap sampai tutup. Working time and working hours

breakdown adalah total waktu atau jam kerja yang digunakan oleh seorang

trader dalam bertrading. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),

jam kerja adalah waktu digunakannya peralatan atau waktu yang diharapkan

dari pekerjaan pekerja. Jam kerja seseorang menentukan efisiensi dan

produktivitas kerja (Badudu, 1994) dalam (Anggraini, 2019).

Selebihnya, jika terpaksa bekerja, umumnya tidak efektif. Pada

akhirnya, produktivitas pekerja akan menurun dan pekerja cenderung merasa

lelah dan tidak aman dalam bekerja, masyarakat dapat mendukung kemajuan

dan mendorong kelancaran operasional bisnis, baik pribadi individu maupun

kolektif. Bekerja 8 jam per hari, karyawan berhak istirahat dari 1 jam hingga

1,5 jam, pekerja membutuhkan waktu istirahat untuk mempertahankan

tingkat pekerjaan hariannya. Jam kerja pekerja menentukan efisiensi dan

produktivitas. Setiap trader memiliki jam kerja yang berbeda antar trader. Hal

tersebut juga mempengaruhi tingkat pendapatan yang akan diterima oleh

setiap pedagang (Sasmita, 2012).

Peruntukan waktu kerja atau jam kerja adalah total waktu atau jam

kerja yang digunakan para pedagang dalam berdagang. Menurut Kamus


21

Besar Bahasa Indonesia, jam kerja adalah waktu yang diharapkan untuk

mengoperasikan peralatan atau waktu yang diharapkan pekerja untuk bekerja

(KBBI, 2011) pada (Romadina, 2018). Jam kerja pekerja menentukan

efisiensi dan produktivitas. Jam kerja yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah jumlah atau lamanya waktu yang digunakan untuk bertransaksi atau

membuka usaha melayani pelanggannya setiap hari.

Bagi pedagang yang bergerak di sektor informal, jam kerja dihitung

dari mulai bekerja atau membuka warung/toko sampai pulang atau menutup

warung/gudang. (Sa'ud, 2007) dalam (Romadina, 2018) menetapkan kriteria

manajemen waktu kerja yang efektif sebagai berikut:

a. Memahami sepenuhnya pekerjaan yang akan dilakukan

b. Memberikan keutamaan kerja menurut kepentingan

c. Mendelegasikan pekerjaan-pekerjaan yang banyak

d. Mengawasi masalah supaya tidak terjadi lagi

e. Menetapkan masa selesainya pekerjaan

f. Pekerjaan yang tidak perlu supaya segera disingkirkan

g. Senantiasa menyadari nilai waktu dalam setiap pekerjaan yang

dikerjakan

h. Mencatat hal-hal yang perlu dikarjakan di masa depan

i. Membentuk daftar penggunaan waktu kerja

j. Menilai keberhasilan kerja berdasarkan objektif pekerjaan

Jam kerja karyawan di sektor swasta diatur oleh UU No. 13 Tahun

2003 memiliki pengaturan tentang ketenagakerjaan, khususnya dari pasal 77

sampai dengan pasal 85. Pasal 77 Ayat 1 UU No. 13/2003 mewajibkan


22

semua pengusaha untuk mematuhi peraturan jam kerja. Pengaturan jam kerja

telah ditetapkan dalam 2 sistem, yaitu:

a. 7 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam kerja dalam 1 minggu dengan 6

hari kerja dalam 1 minggu.

b. 8 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam kerja dalam 1 minggu selama 5

hari kerja dalam 1 minggu (UU No. 13 Tahun 2003).

Di kedua sistem, jam kerja dibatasi hingga 40 jam per minggu. Jika

mereka bekerja lembur, waktu kerja normal dianggap lembur, sehingga

pekerja dan karyawan dibayar lembur. Berdasarkan penelitian yang

dilakukan oleh Ike Wahyu Nurfiana, terdapat tiga indikator jam kerja, yaitu:

a. Waktu kerja, menetapkan waktu yang diperlukan untuk menjamin

keselamatan dan kesehatan kerja saat bekerja, waktu istirahat yang

cukup antar shift pekerja dan keseimbangan antara tanggung jawab

pekerja terhadap keluarga dan pekerjaan.

b. Waktu kerja adalah waktu yang digunakan untuk dapat melakukan

pekerjaan pada jam-jam tertentu dalam sehari.

c. Hari kerja dalam seminggu, hari kerja yang digunakan oleh para

pedagang di Pasar Mlilir yaitu setiap hari dalam seminggu, para

pedagang akan tetap bekerja selama pedagang tidak menginginkan

hari libur dan pedagang libur pada hari-hari tertentu. karena alasan

tertentu (Ike Wahyu Nurfiiana, 2018).

Jam kerja dalam penelitian ini adalah jumlah jam kerja yang diukur

dengan waktu yang diperoleh pedagang pasar Cemara Medan sebagai

pedagang pasar yang dinyatakan dalam satuan (jam/hari) (Rohmah, 2021).


23

7. Pengalaman Kerja

Pengalaman kerja adalah kemampuan tenaga kerja untuk melakukan

kegiatan operasional yang menunjang kegiatan usaha industri. Pengalaman

kerja juga merupakan proses pembelajaran dan peningkatan potensi perilaku

dari pendidikan formal dan informal, yang dapat dipahami sebagai proses

menjadi panutan yang lebih baik (Zainullah et al., 2013) dalam (Purnamil,

2019). Pengalaman kerja berkaitan dengan kemampuan dan keterampilan

seorang pekerja dalam melaksanakan tugas yang diberikan. Pengalaman kerja

tidak hanya dilihat dari keterampilan, keahlian dan kemampuan saja, tetapi

pengalaman kerja juga dapat dilihat dari pengalaman seseorang yang pernah

bekerja atau bekerja. Semakin banyak pengalaman yang dimiliki pekerja,

semakin mahir mereka dalam pekerjaannya (Purnamil, 2019). Dalam

pembuatan batu bata, pengalaman kerja sangat penting karena setiap

pengalaman yang diperoleh seseorang membantu mereka memperoleh

keterampilan dan pengetahuan yang sesuai dengan jenis pekerjaan yang

mereka lakukan. Pada dasarnya, siapa pun yang melakukan jenis pekerjaan

ini berulang kali dalam jangka waktu yang lama menjadikan dirinya cukup

terampil untuk melakukan setiap pekerjaan, sehingga meningkatkan

produktivitas dan pendapatannya juga meningkat. Namun dalam industri batu

bata, tidak semua tukang batu berpengalaman akan berpenghasilan lebih dari

pekerja yang tidak berpengalaman.


24

Seseorang dengan pengalaman kerja memiliki keterampilan kerja

yang lebih baik daripada seseorang yang baru di dunia kerja, karena dia telah

belajar dari aktivitas dan masalah yang muncul dalam pekerjaan yang

dilakukan. Seiring dengan pengalaman kerja, telah terjadi proses penambahan

pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam diri seseorang, sehingga dapat

menunjang pertumbuhan pribadinya dalam menghadapi perubahan yang ada.

Dengan pengalaman yang didapat, seseorang akan memiliki kompetensi dan

keterampilan yang lebih baik serta mampu menjalankan tugas pekerjaannya

(Nirmalasari, 2021).

Sejalan dengan itu, menurut hukum (law of execution) dalam

(Mustaqim, 2004) dalam (Nirmalasari, 2021), terungkap bahwa dalam hukum

kinerja atau hukum non guna (law of use) bahwa “Hubungan antara stimulus

dan respon Efeknya akan menjadi lebih kuat atau lebih ketat dengan

penggunaan rutin (pemakaian) atau latihan rutin (latihan) dan akan berkurang

atau bahkan hilang sama sekali dengan sedikit atau tanpa penggunaan sama

sekali, ini akan menambah pengalaman sehingga Anda dapat menyelesaikan

masalah yang akan Anda hadapi bersama caranya, karena pengalaman dapat

menginspirasi Anda untuk melihat pekerjaan apa pun sebagai peluang untuk

berlatih dan belajar terus menerus. Pengalaman kerja memiliki 3 indikator,

khususnya sebagai berikut:

1. Jangka waktu/waktu kerja Dalam hal durasi atau durasi kerja, seseorang

harus dapat memahami tugas-tugas di tempat kerja dan melakukannya

dengan benar.
25

2. Tingkat pengetahuan dan keterampilan mengacu pada konsep, prinsip,

prosedur, kebijakan, atau informasi lain yang dibutuhkan oleh setiap

karyawan. Pengalaman juga mencakup kemampuan untuk memahami

dan dapat menerapkan informasi yang diperoleh selama menjalankan

tanggung jawab pekerjaannya.

3. Penguasaan alat dan perlengkapan kerja Derajat penguasaan pekerjaan

seseorang tercermin dari aspek teknis alat dan teknik kerja

(Nirmalasari, 2021).

8. Tenaga Kerja

Menurut undang-undang RI no.13 tahun 2003 pasal 1 ayat 2,

termasuk pekerjaan, pekerjaan adalah setiap orang yang mampu melakukan

pekerjaan untuk menghasilkan barang dan jasa guna memenuhi kebutuhan

dirinya dan masyarakat. UUD RI 2003) dalam (Ripianti, 2021).

Menurut Sudarsono, tenaga kerja adalah sumber daya manusia untuk

dapat melakukan suatu pekerjaan. Sumber daya manusia atau sumber daya

manusia memiliki dua pengertian, yang pertama adalah usaha kerja atau jasa

yang diberikan dalam setiap proses produksi. Sumber daya manusia

mencerminkan kualitas suatu perusahaan yang diberikan oleh seseorang

dalam waktu tertentu untuk dapat menghasilkan barang dan jasa. Kedua,

sumber daya manusia mengacu pada orang-orang yang dapat bekerja untuk

dapat menyediakan layanan tersebut (Sudarsono, 2001) dalam (Ripianti,

2021).

Tenaga Kerja Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) dalam (Fauzan,

2015), tenaga kerja adalah setiap orang yang mempunyai kemampuan untuk
26

melakukan suatu pekerjaan yang dapat menghasilkan barang dan jasa yang

dapat menunjang kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Batas usia

kerja yang dianut oleh Indonesia adalah usia minimal 10 tahun, tidak ada

batasan usia yang lebih tinggi. Setiap orang atau penduduk berusia 10 tahun

atau lebih dianggap sebagai pekerja.

Populasi aktif terdiri dari 2 kelompok yaitu populasi aktif dan

populasi tidak aktif. Angkatan kerja adalah angkatan kerja atau penduduk

usia kerja yang sedang bekerja atau bekerja tetapi untuk sementara tidak

bekerja dan sedang mencari pekerjaan. Sedangkan orang yang tidak termasuk

dalam angkatan kerja adalah pekerja atau penduduk usia kerja yang tidak

bekerja, sedang tidak bekerja dan tidak sedang mencari pekerjaan, yaitu

orang yang sedang menempuh penelitian seperti sekolah atau perguruan

tinggi. yang menghasilkan pendapatan tetapi tidak membayar langsung untuk

layanan. melakukan apa yang diproduksi (Dumairy, 1996) dalam (Fauzan,

2015).

Jumlah angkatan kerja yang bekerja merupakan gambaran kondisi

lapangan kerja yang tersedia. Jika jumlah lapangan kerja yang tersedia

meningkat, maka akan menyebabkan peningkatan total output di suatu

negara, dimana indikator pertumbuhan lapangan kerja di Indonesia adalah

ukuran dinamis Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK). Besar kecilnya

tingkat partisipasi menggambarkan jumlah angkatan kerja suatu kelompok

umur sebagai penduduk kelompok umur tersebut, yaitu dengan

membandingkan jumlah angkatan kerja dengan jumlah angkatan kerja

(Fauzan, 2015).
27

Tenaga kerja adalah setiap orang dalam angkatan kerja yang bekerja

untuk dapat menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhannya

sendiri dan untuk masyarakat. Menurut Simanjuntak, angkatan kerja dibagi

menjadi dua kelompok, yaitu angkatan kerja dan angkatan kerja tidak aktif.

Angkatan kerja dibagi menjadi kelompok-kelompok yang mencakup mereka

yang sedang bekerja dan mereka yang menganggur atau sedang mencari

pekerjaan. Mereka yang tidak masuk dalam angkatan kerja adalah mereka

yang bersekolah, merawat keluarga dan kelompok pendapatan lainnya.

Jumlah pekerja yang dipekerjakan menggambarkan kondisi pekerjaan saat ini

(Norlita, 2018).

Menurut Sukirno (2005) dalam (Norlita, 2018), pertumbuhan

penduduk dari waktu ke waktu dapat menjadi pendorong atau penghambat

pembangunan ekonomi. Pertumbuhan populasi akan meningkatkan jumlah

pekerja dan penambahan ini akan memungkinkan negara untuk

meningkatkan output. Meski demikian, masih banyak pertanyaan apakah

pertumbuhan penduduk yang sangat cepat tersebut justru akan berdampak

positif atau negatif terhadap pembangunan ekonomi.

Arthur Lewis dalam Boediono (1999) dalam (Norlita, 2018), proses

pertumbuhan ekonomi terjadi ketika tenaga kerja dapat dipenuhi oleh

pertumbuhan penduduk. Dampak positif atau negatif dari pertumbuhan

berupa peningkatan angkatan kerja tergantung pada kemampuan suatu sistem

perekonomian daerah dalam menyerap dan memanfaatkan pertambahan

angkatan kerja tersebut.


28

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) dalam (Norlita, 2018),

penduduk usia kerja terdiri dari dua kelompok yaitu peserta angkatan kerja

dan peserta bukan angkatan kerja. Penggolongan usia kerja di Indonesia

mengikuti standar internasional yang telah ditetapkan yaitu usia 15 tahun ke

atas. Penduduk aktif meliputi penduduk yang aktif bekerja dan mencari

pekerjaan, hal ini disebut pengangguran terbuka. Sedangkan yang disebut

kelompok tidak aktif adalah anak sekolah, ibu rumah tangga, pensiunan dan

lain-lain.

Jumlah tenaga kerja merupakan gambaran kondisi lapangan kerja

yang tersedia. Semakin banyak lapangan kerja yang tersedia, semakin banyak

tenaga kerja yang terserap. Dengan terserapnya tenaga kerja maka total

output di suatu wilayah akan meningkat (Norlita, 2018).

9. Lama Usaha

Lamanya usaha dapat mengarah pada pengalaman eksperimental,

pengalaman yang sangat mempengaruhi sejauh mana dia mengamati

perilakunya. Semakin banyak bisnis terlibat dalam perdagangan, semakin

banyak pengetahuan yang dimilikinya tentang perilaku konsumen dan

perilaku pasar (Budi Prihatminingtyas, 2019).

Pengalaman berdagang merupakan peningkatan pengetahuan dasar

bagi para pedagang, antara lain pelatihan manajemen akuntansi, pelatihan

strategi penjualan, sistem penyimpanan dan penerusan, serta informasi harga

komoditas di pasar (Khasan Setiaji, 2018).

Menurut Sadono Sukirno, masa usaha adalah lamanya seorang

pedagang menjalankan usaha niaga. Waktu usaha dapat menimbulkan


29

pengalaman dalam usaha, dimana pengalaman dapat mempengaruhi

pengamatan perilaku dan pengambilan keputusan seseorang (Sadono

Sukirno, 2002) dalam (Suniati, 2021). Masa operasi adalah waktu yang telah

berlalu sejak berdirinya usaha pedagang pasar ikan Cemara Medan. Lamanya

seorang wirausahawan dalam berbisnis akan mempengaruhi kemampuan

profesionalnya. Semakin lama menekuni bidang bisnis akan menambah

pengetahuan tentang selera atau perilaku konsumen. Keterampilan bisnis

meningkat dan semakin banyak hubungan bisnis dan pelanggan akan berhasil

ditangkap (Nurlaila Hanum, 2017).

Jangka waktu usaha adalah jangka waktu keberadaan pedagang dalam

menjalankan badan usaha. Menurut Sukirno durasi aktivitas diukur dengan

indikator sebagai berikut (Sadono Sukirno, 2002) dalam (Suniati, 2021):

1) Lama berdagang

2) Waktu berdagang

Waktu yang dibutuhkan untuk membuka usaha dapat mempengaruhi

tingkat pendapatan mereka, pelaku usaha atau perusahaan yang terlibat dalam

usahanya dapat mempengaruhi produktivitas mereka sehingga meningkatkan

efisiensi dan mengurangi biaya produksi. kurang dari penjualan. Semakin

lama Anda berbisnis, semakin banyak pengetahuan/pengalaman Anda

tentang selera atau perilaku konsumen. Keterampilan komersial meningkat

dan semakin banyak hubungan bisnis dan pelanggan berhasil ditangkap.

Keahlian perusahaan adalah kemampuan seseorang untuk mengatur dan

menggunakan faktor-faktor lain dalam suatu kegiatan untuk menghasilkan

barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat (Akhbar Nursenta Priyandika,


30

2015). Menurut Foster, beberapa faktor yang digunakan untuk menentukan

pengalaman seseorang sekaligus sebagai indikator lama bekerja di suatu

perusahaan yaitu (Mufikah, 2021):

a. Senioritas adalah ukuran waktu yang dibutuhkan seseorang untuk

memahami tugas suatu pekerjaan dan melakukannya dengan benar.

b. Tingkat pengetahuan dan keterampilan adalah pengetahuan yang

mengacu pada konsep, prinsip, prosedur, kebijakan dan informasi

lain yang dibutuhkan oleh seseorang.

c. dibandingkan dengan Kecakapan perlengkapan dan alat kerja adalah

tingkat kecakapan dalam melaksanakan aspek teknis perlengkapan

dan teknik kerja.

Untuk dapat meningkatkan pendapatan seorang trader tidak hanya

dibutuhkan modal untuk trading tetapi juga beberapa faktor lainnya yaitu

durasi usaha. Istilah berbisnis adalah seluruh hidup seorang pedagang dalam

menjalankan usahanya, dalam penelitian ini para pedagang di pasar ikan

Cemara Medan. Semakin lama seorang pedagang dalam bisnis, semakin

banyak pengalaman yang dia miliki. Tetapi tidak pasti apakah pedagang

dengan pengalaman lebih pendek menghasilkan uang lebih sedikit daripada

pedagang dengan pengalaman lebih lama (Setyaningsih dan Edi Wibowo,

2015).

Sedangkan menurut Pangestu, yang termasuk dalam pengalaman

berdagang adalah meningkatkan pengetahuan dasar bagi pedagang, antara

lain pelatihan manajemen akuntansi, pelatihan strategi penjualan,

penyimpanan dan pengiriman, serta informasi harga komoditas di pasar


31

(Khasan Setiaji, 2018). . Lamanya waktu sebuah perusahaan dapat

memperoleh pengalaman bisnis, pengalaman dapat mempengaruhi tingkat

pengamatan perusahaan dalam perilaku dan pengambilan keputusan.

Semakin banyak bisnis terlibat dalam perdagangan, semakin banyak

pengetahuan yang dimilikinya tentang perilaku konsumen dan perilaku pasar

(Budi Prihatminingtyas, 2019).

Pedagang bisnis lama memahami kebutuhan konsumen sehingga

pedagang dapat memenuhi kebutuhan konsumen dan lebih memahami selera

dan keinginan konsumen sehingga dapat menjual produk untuk

meningkatkan pendapatan lebih banyak lagi (Anggraini, 2019).

Uptime dapat mengarah pada pengalaman bisnis, di mana

pengalaman dapat memengaruhi pengamatan perilaku dalam operasi bisnis.

Jam buka usaha dapat mempengaruhi tingkat pendapatan, sedangkan

lamanya waktu agen ekonomi bertahan dalam usaha mempengaruhi

produktivitas (keterampilan atau keahlian spesialis), sehingga meningkatkan

efisiensi dan mengurangi biaya, biaya produksi. daripada penjualan. Semakin

lama ia berkecimpung dalam bisnis makanan, semakin ia mengetahui selera

atau perilaku konsumen (Akhbar Nursenta Priyandika, 2015).

B. Penelitian Sebelumnya

Kerangka konseptual dalam sebuah penelitian ini digunakan sebagai

tinjauan teori dan sebagai tinjauan terdahulu yang keterkaitan dengan variabel.

Kerangka konseptual dalam penelitian ini di gambarkan sebagai berikut :


32

Tabel 2. 1 : Hasil Penelitian Sebelumnya


No Identitas Judul Variabel Hasil
1. I Komang Pengaruh Modal X1 : Modal hasil penelitian diperoleh simpulan bahwa
Suartawan & Dan Bahan Baku X2: Bahan baku modal dan bahan baku berpengaruh secara
IB Terhadap langsung dan signifikan terhadap produksi
Purbadharmaja, Pendapatan Y: Pendapatan pengrajin patung kayu. Variabel modal, bahan
Fakultas Melalui Produksi baku dan produksi berpengaruh secara
Ekonomi Dan Pengrajin Patung langsung dan signifikan terhadap pendapatan
Bisnis Kayu Di industri kerajinan patung kayu di Kecamatan
Universitas Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar. Variabel
Udayana, Bali, Sukawati produksi merupakan variabel mediasi
Indonesia Kabupaten Gianyar berpengaruh secara tidak langsung variabel
modal dan bahan baku terhadap pendapatan.

2 Christina Pengaruh Bahan X1: Bahan Hasil penelitian dengan uji simultan (Fhitung)
Panjaitan, Baku, Bahan Baku menunjukkan bahan baku, bahan penolong,
Jurusan Penolong, Tenaga X2: Bahan tenaga kerja dan peralatan mempengaruhi
Manajemen, Kerja Dan Peralatan penolong pendapatan sebesar 3,060 dengan taraf
Fakultas Terhadap X3: Tenaga signifikan 0,03 sedangkan uji parsial (thitung)
Ekonomi, Pendapatan Peternak Kerja menunjukkan pengaruh bahan baku terhadap
Universitas Sapi Perah X4: Peralatan pendapatan sebesar 2,303 dengan taraf
Negeri Semarang Kecamatan Getasan signifikan 0,046, bahan penolong sebesar
Kabupaten Y:pendapatan 1,945 dengan taraf signifikan 0,013, tenaga
Semarang kerja sebesar 4,629 dengan taraf signifikan
0,00 dan peralatan sebesar 2,616 dengan taraf
signifikan 0,011.
Kartika Mutia Analisis Faktor- X1: Modal Hasil penelitian menunjukkan bahwa
3 Ritonga, Faktor Yang Usaha pendapatan rata-rata yang diperoleh pedagang
Program Studi Mempengaruhi X2: Harga Jual nira di Kabupaten Deli Serdang adalah sebesar
Agribisnis, Pendapatan X3: Rp.1.162.167,- per bulan. Berdasarkan hasil
Fakultas Pedagang Nira Di Pengalaman uji - t diperoleh bahwa secara parsial variabel
Pertanian, Kabupaten Deli X4: Lokasi modal usaha, pengalaman dan lokasi usaha
Universitas Serdang Usaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Medan Area, pendapatan pedagang nira di Kabupaten Deli
Medan Y: Pendapatan Serdang. Sedangkan variabel harga jual tidak
berpengaruh terhadap pendapatan pedagang
nira di Kabupaten Deli Serdang. Selanjutnya
variabel modal usaha, harga jual, pengalaman
dan lokasi usaha secara bersamasama
berpengaruh signifikan terhadap pendapatan
pedagang nira di Kabupaten Deli Serdang.
Pengaruh tersebut sebesar 92,8% dan sisanya
33

7,2% dijelaskan oleh variabel-variabel lain.


4 Ike Wahyu Analisis X1: Modal Dimana Variabel Pendapatan (Y),
Nurfiana, Pengaruh Modal, X2: Jam Kerja VariabelModal (X1), Variabel Jam Kerja (X2)
Fakultas Jam Kerja, Dan X3: Lokasih dan Lokasi (X3). Pengujian Hipotesis
Ekonomi Dan Lokasi menggunakan uji t menunjukan bahwa ketiga
Bisnis Islam,
Terhadap Tingkat Y: Pendapatan variabel independen yang di teliti terbukti
Universitas secara signifikan berpengaruh secara parsial
Islam Negeri
Pendapatan terhadap variabel dependen pendapatan
Walisongo, Pedagang Pasar pedagang. Kemudian melelui Uji F dapat
Semarang Mranggen diketahui bahwa ketiga variabel independen
yang di teliti secara simultan berpengaruh
terhadap variabel dependen pendapatan
pedagang angka adjusted R2 sebesar 0,663
menunjukan bahwa 66,3% variabel
pendapatan pedagang dapat di jelaskan oleh
ketiga variabel
indpenden dalam persamaan regresi.
Sedangkan sisanya sebesar 33,7% di jelaskan
oleh variabel lain diluar kedua variabel yang
digunakan dalam penelitian ini.
5 Sofyan, Jurusan Analisis Pengaruh X1: Modal hasil penelitian, diperoleh hasil bahwa
Ilmu Ekonomi, Modal, Jam Kerja, X2: Jam Kerja 1).Variabel modal (X1), berpengaruh positif
Fakultas Dan Pengalaman X: Pengalaman dan signifikan terhadap tingkat pendapatan
Ekonomi Dan kerja terhadap Kerja pengrajin batu bata di Desa Bontobiraeng
Bisnis Islam, Pendapatan Selatan Kecamatan Bontonompo Kabupaten
Universitas Pengrajin Batu Y: Pendapatan Gowa 2).Variabel jam kerja (X2),
Islam Negeri Bata Di Desa berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Alauddin, Bontobiraeng tingkat pendapatan pengrajin batu bata di
Makassar Selatan Kecamatan Desa Bontobiraeng Selatan Kecamatan
Bontonompo Bontonompo Kabupaten Gowa 3).Variabel
Kabupaten Gowa pengalaman kerja (X3), berpengaruh positif
dan signifikan terhadap tingkat pendapatan
pengrajin batu bata di Desa Bontobiraeng
Selatan Kecamatan Bontonompo Kabupaten
Gowa. Dengan demikian hasil penelitian ini
dapat dijadikan acuan atau landasan bahwa
pendapatan pengrajin batu bata di Kecamatan
Bontonompo harus di tingkatkan secara
efisien dan efektif melalui kebijakan-
kebijakan pemerintah setempat dan
pengetahuanpengetahuan ilmiah pemilik
usaha yang dapat mendorong pendapatan
pengrajin batu bata di Desa Bontobiraeng
Selatan Kecamatan Bontonompo Kabupaten
Gowa demi kesejahteraan warga atau
masyarakat di Desa Bontobiraeng Selatan
Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa.
6 Lisa Nurjanah, Pengaruh Modal X1: Modal Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1)
Fakultas Usaha, Tenaga Usaha terdapat pengaruh positif modal usaha
Ekonomi Dan Kerja, Dan Sikap X2: Tenaga terhadap pendapatan pengusaha batu bata
Bisnis Islam, Kewirausahaan Kerja merah, dibuktikan dari nilai t hitung sebesar
Institut Agama Terhadap X3: 4,183; nilai signifikansi 0,000<0,05; dan
Islam Negeri Pendapatan Kewirausahaan koefisien regresi sebesar 0,311; (2) terdapat
(IAIN), Pengusaha Batu pengaruh positif tenaga kerja terhadap
Purwokerto Bata Merah Y: Pendapatan pendapatan pengusaha batu bata merah,
Di Panggisari, dibuktikan dari nilai t hitung sebesar 5,796;
Mandiraja, nilai signifikansi 0,000<0,05; dan koefisien
34

Banjarnegara regresi sebesar 0,480; (3) terdapat pengaruh


positif sikap kewirausahaan terhadap
pendapatan pengusaha batu bata merah,
dibuktikan dari nilai t hitung sebesar 6,201;
nilai signifikansi 0,000<0,05; dan koefisien
regresi sebesar 0,208; dan (4) terdapat
pengaruh positif modal usaha, tenaga kerja,
dan sikap kewirausahaan secara bersama-sama
terhadap pendapatan pengusaha batu bata
merah, dibuktikan dengan nilai F hitung
sebesar 56,315 dengan signifikansi
0,000<0,05.
7 Eva Fitriani, Pengaruh Modal, X1: Modal Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada
Program Studi Lama Usaha Dan X2:Lama Usaha jangka panjang konsumsi pemerintah
Ekonomi Jam Kerja X3: Jam Kerja mempunyai pengaruh yang positif dan
Pembangunan, Terhadap signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di
Fakultas Pendapatan Y: Pendapatan Indonesia. Sedangkan investasi swasta dan
Ekonomi, Pedagang Di Pasar modal insani mempunyai pengaruh negatif
Universitas Tradisional dan signifikan. Pada jangka pendek, konsumsi
Batanghari Kelurahan Olak pemerintah, investasi swasta dan modal insani
Jambi Kemang tidak signifikan dalam mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi di Indonesia. ECT
dalam jangka pendek signifikan dengan nilai
negatif yang menunjukkan ba
8 Suniati, Analisis Faktor- X1: Modal Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada
Program Studi Faktor Yang X2: Jam Kerja pengaruh positif signifikan sebesar 19,8%
Manajemen Mempengaruhi X3: Lokasi antara modal terhadap pendapatan pedagang,
Keuangan Pendapatan Usaha ada pengaruh positif signifikan sebesar 20,5%
Syariah, Fakultas Pedagang Pada X4: Tenaga antara jam kerja terhadap pendapatan
Ekonomi Dan Masa Pandemi Kerja pedagang, ada pengaruh positif signifikan
Bisnis Islam Covid-19 Di Pasar X5: Lama sebesar 19,9% antara lokasi usaha terhadap
Universitas Angso Duo Usaha pendapatan pedagang, ada pengaruh positif
Islam, Negeri Kota Jambi signifikan sebesar 20,1% antara jumlah tenaga
Sulthan Thaha Y: Pendapatan kerja terhadap pendapatan pedagang, tidak ada
Saifuddin Jambi pengaruh signifikan antara lama usaha
terhadap pendapatan pedagang. Hasil uji F
dan regresi didapatkan bahwa ada pengaruh
positif signifikan sebesar 14,6% antara modal,
jam kerja, lokasi usaha, jumlah tenaga kerja,
dan lama usaha secara bersama-sama terhadap
pendapatan pedagang.
9 Kristina Pengaruh Modal X1: Modal Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Yuniasih, Awal, Lama Usaha X2: Lama usaha secara parsial maupun simultan pada uji t
Manajemen, Dan X3: Jenis maupun uji f dan uji lainnya modal awal, lama
Fakultas Ilmu Jenis Dagangan dagangan usaha dan jenis dagangan berpengaruh positif
Sosial Dan Terhadap dan signifikan terhadap pendapatan pedagang
Humaniora, Pendapatan Y: Pendapatan di pasar tos 3000 batam.
Universitas Pedagang Di Pasar
Putera Batam Tos 3000 Batam
10 Nurul Fitriani, Pengaruh Tenaga X1: Jenis Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1)
Fakultas Kerja Dan Dagangan Tenaga Kerja berpengaruh positif dan
Ekonomi Pengeluaran X2: Lama signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi
Universitas Pemerintah Usaha dengan probabilitas sebesar 0,0644, 2)
Negeri Terhadap X3: Modal Pengeluaran Pemerintah berpengaruh positif
Yogyakarta Pertumbuhan Awal dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi
Ekonomi Di dengan probabilitas 0,0001. 3) Secara
Provinsi Daerah Y: Pendapatan simultan Tenga Kerja dan Pengeluaran
35

Istimewa Pemerintah berpengaruh terhadap


Yogyakarta Tahun Pertumbuhan Ekonomi dengan probalilitas
2007-2015 sebesar 0,000000. 4) Niai Adjusted R-squared
dalam penelitian ini adalah 0,517457 berarti
nilai kontribusi seluruh variabel independen
dalam menjelaskan variabel dependen sebesar
51,74%.

C. Kerangka Konseptual dan Kerangka Berfikir

Kerangka konseptual penelitian ini digunakan sebagai penilaian

teoritis dan penilaian awal mengenai variabel. Kerangka konseptual

penelitian ini diuraikan sebagai berikut:

1. Kerangka konseptual Confimatory Factor Analyis (CFA).

Modal Usaha (X1)

Bahan Baku (X2)

Harga Jual (X3)

Jam Kerja (X4)

Pengalaman Kerja
(X5) Pendapatan (Y)

Tenaga Kerja (X6)

Lama Usaha (X7)

Gambar 2. 1 : Kerangka Konseptual Regresi Linier Berganda

2. Kerangka Konseptual Regresi Linier Berganda

X1

Y
X2
36

X3

Gambar 2. 2 : Kerangka Konseptual Regresi Linier Berganda

D. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara yang perlu dibuktikan. Suatu

hipotesis dapat diterima atau disangkal, dan dapat diterima jika hipotesis

tersebut dapat dibuktikan dengan bukti faktual dan empiris. Hipotesis

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Semua faktor–faktor (Modal Usaha, Bahan Baku, Harga Jual, Jam

Kerja, Pengalam Kejra, Tenaga Kerja dan Lama Usaha) yang relevan

dalam mempengaruhi Pendapatan pengerajin bambu di Kecamatan

Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang.

2. Semua Faktor-faktor relevan tersebut berpengaruh signifikan terhadap

Pendapatan pengerajin bambu di Kecamatan Hamparan Perak

Kabupaten Deli Serdang.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Pendekatan Penelitian

Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dan

pendekatan asosiatif/kuantitatif. Menurut (Rusiadi, 2013) penelitian yang

menggunakan asosiatif/kuantitatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk

dapat mengetahui derajat hubungan dan pola/bentuk pengaruh antara dua

variabel atau lebih yang dimana dengan penelitian ini maka akan dapat di bangun

suatu teori yang berfungsi untuk dapat menjelaskan, meramalkan dan mengontrol

suatu gejala.

Penelitian ini dilakukan untuk dapat menganalisis dan mengetahui faktor-

faktor manakah (Modal Usaha, Bahan Baku, Harga Jual, Jam Kerja, Pengalam

Kejra, Tenaga Kerja dan Lama Usaha) yang relevan dan dapat mempengaruhi

Pendapatan pengerajin bambu di Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli

Serdang. Dan untuk dapat menganalisis dan mengetahui faktor–fiktor mana yang

berpengaruh signifikan terhadap Pendapatan pengerajin bambu di Kecamatan

Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang. Dalam pendekatan penelitian ini

untuk mendukung data kuantitatif digunakan metode CFA (Confimatory Factor

Analyis) dan Regresi Linier Berganda.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kota Medan, dengan periode penelitian

Maret 2022 sampai dengan Juni 2022 dengan rincian periode penelitian sebagai

berikut:

37
38

Tabel 3. 1 : Rencana Waktu Penelitian


Mar-mei Jun-Agus Sep-Des Des 2022-
No. Jenis Kegiatan
2022 2022 2022 jan 2023

Riset awal/pengajuan
1
judul

2 Penyusunan proposal

3 Seminar proposal

4 Perbaikan/acc proposal

5 Pengolahan data

Penyusunan laporan
6
penelitian

Bimbingan
7

8 Acc penelitian

C. Defenisi Operasional Variabel

Definisi operasional merupakan dasar dari suatu teori yang digunakan

untuk melakukan penelitian dimana satu variabel berhubungan dengan variabel

lainnya sehingga penelitian dapat disesuaikan dengan data yang diinginkan.

Untuk memudahkan pemahaman terhadap variabel-variabel yang digunakan

dalam penelitian ini, perlu diberikan batasan-batasan operasional sebagai berikut:


39

Tabel 3. 2 : Defenisi Oprasional Variabel


Variabel Definisi Skala
Pendapatan (Y) Semua hasil yang di dapat atau di Likert
peroleh seseorang dari kegiatan perjual
belian atau dari jasa yang telah di
keluarkan atau di usahakan seseorang
pengerajin bambu di Kecamatan
Hamparan Perak Kabupaten Deli
Serdang.
Modal Usaha (X1) Sekumpulan uang atau barang yang Likert
digunakan sebagai dasar untuk
melakukan suatu pekerjaan atau usaha
untuk menghasilkan output pengerajin
bambu di Kecamatan Hamparan Perak
Kabupaten Deli Serdang.
Bahan Baku (X2) Bahan-bahan atau komponen yang Likert
dibutuhkan dan digunakan dalam suatu
produksi untuk menghasilkan suatu
barang pun jasa pengerajin bambu di
Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten
Deli Serdang.
Harga Jual (X3) Suatu nilai tukar yang bisa disamakan Likert
dengan uang atau barang untuk manfaat
yang diperoleh dari suatu barang atau
jasa pengerajin bambu di Kecamatan
Hamparan Perak Kabupaten Deli
Serdang.
Jam Kerja (X4) Waktu yang digunakan seseorang Likert
dalam melakukan sebuah pekerjaan dan
usaha untuk mendapatkan upah atas apa
yang dikerjakan pengerajin bambu di
Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten
Deli Serdang.
Pengalam Kerja Proses pembelajaran dan pertambahan Likert
(X5) perkembangan potensi yang di
dapatkan seseorang dari kebiasaan
yang di lakukan pengerajin bambu di
Kecamatan Hamparan Perak
Kabupaten Deli Serdang.
Tenaga Kerja (6) Setiap orang yang mampu melakukan Likert
pekerjaan guna menghasilkan barang
atau produk dan juga saja pengerajin
bambu di Kecamatan Hamparan Perak
Kabupaten Deli Serdang.
Lama Usaha (X7) Lamanya seseorang dalam berusaha Likert
yang sedang dijalani seseorang untuk
memperoleh pendapatan pengerajin
bambu di Kecamatan Hamparan Perak
Kabupaten Deli Serdang.
40

D. Populasi dan Sampel

Menurut (Sugiyono, 2008 dalam Randa, 2018) “Populasi adalah wilayah

yang digeneralisasikan yang terdiri dari subjek dan subjek dengan kualitas dan

karakteristik tertentu yang diidentifikasi oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian diikutsertakan menarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini

adalah pendapatan pengrajin bambu di Hamparan Kecamatan Perak Kabupaten

Deli Serdang yaitu sebanyak 100 orang.

Teknik pengambilan sampel kera besar menggunakan kuota random

sampling, yaitu teknik penentuan sampel dari suatu populasi dengan karakteristik

tertentu ke suatu jumlah (kuota) yang diinginkan. Sampel ditentukan menurut

rumus Slovin (Kusmayadi dan Sugiarto, 2000 dalam Randa, 2018) sebagai

berikut:

N
n=
1+N ( e2 )

Keterangan:

n = Ukuran Sampel yang dibutuhkan

N= Ukuran populasinya (n=100)

e= Margin eror eror yang diperkenan yaitu 0,1

1
+ n ( n−1 ) x
+…
Berikut perhitungannya ukuran sampelnya. : 1!
41

100
n=
1+100 (0,1)2

100
n=
1+100 (0,01)

100
n=
2

n = 50

Jadi, dapat diketahui bahwa dari 100 sampel dapat dipilih berdasarkan

kreteria sebanyak 50 kk responden.

Berdasarkan perhitungan eror yang diinginkan sebesar 10% maka diambil

sampel sebanyak 50 orang. Pendapatan pengrajin bambu di kecamatan Hamparan

Perak Kabupaten Deli Serdang. Permintaan sampel adalah penyedia yang saya

temui saat membagikan kuesioner.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode simple random

sampling, selanjutnya menurut Sugiyono (2017) Random sampling adalah

pengambilan sampel secara sederhana dari suatu populasi, dilakukan secara acak,

tanpa memperhitungkan kelas populasi.

E. Teknik Pengumpulan Data

Berdasarkan data yang diperoleh, penelitian ini menggunakan data primer

dan data sekunder sebagai dasar untuk menganalisis masalah penelitian. Dalam

teknik pengumpulan data, peneliti menggunakan beberapa metode untuk

memperoleh data dan hasil penelitian yang sesuai dengan kenyataan di lapangan.

1. Observasi yaitu wawancara dan studi gerak dan waktu dilakukan melalui

pengamatan langsung dengan melihat keadaan sebenarnya para pengrajin


42

bambu di Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang, sehingga

dapat menemukan dan mencatat data yang dibutuhkan untuk melengkapi

proses penelitian (Jogiyanto, 2014). ). Teknik observasi yang digunakan

adalah observasi samar atau jujur.

2. Wawancara, yaitu percakapan dengan tujuan tertentu. Percakapan

dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara mengajukan pertanyaan dan

yang diwawancara memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut

(Moloeng, 1995) dalam (Dhiajeng, 2013). Wawancara dilakukan langsung

dengan stakeholder penelitian yaitu pedagang dan pengrajin bambu di

Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang. Teknik wawancara

dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara terbuka.

3. Kuesioner adalah alat survei untuk pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberikan sejumlah pertanyaan atau kalimat tertulis kepada

responden untuk dijawab guna menemukan data dari suatu variabel

(Zaroh, 2012). Penelitian ini menggunakan metode angket untuk

mengetahui kondisi ekonomi, sosial budaya dan lingkungan (fisik)

pengrajin bambu di Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang.

4. Periksa validitasnya. Ajukan pertanyaan dalam kuesioner yang relevan

secara konseptual atau teoretis dan konsultasikan dengan ahli (laporan

penilaian), diskusikan dengan supervisor, dan jangan gunakan perhitungan

statistik. Periksa kekuatan hubungan (korelasi) skor item dengan skor

variabel total menggunakan korelasi product moment, jika korelasinya

signifikan, maka item atau item yang dimaksud valid. Validasi struktur ini

dilakukan dengan menggunakan metode one-shot. Jika ada elemen yang

tidak valid, maka akan ditolak. Item yang layak untuk dijadikan
43

pertanyaan kuesioner akan tersedia untuk semua responden yang akan

disurvei hingga 200 keluarga dan sampai item instrumen kuesioner

dinyatakan valid. Untuk menghitung validitas kuesioner digunakan rumus

perkiraan waktu produk kuesioner. (Arikunto dalam Agung 2018).

NΣ XY − ( ΣX ) (ΣY )
M Rxy = √[ NΣX 2 − (ΣX )2 ] [ NΣY 2 − ( ΣY 2)] .
Keterangan :

X = skor soal

Y = skor total

rxy = koefisien korelasi antara skor soal dan skor total

N = banyak responden

Bila rxy hitung > rxy tabel dengan dk = N-2 dengan taraf

signifikan ( = 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa butir item yang

disusun sudah valid.

Uji Reliabilitas. Suatu pengujian untuk mengetahui konsentrasi atau

keyakinan hasil pengukuran yang mengandung ketelitian pengukuran, sehingga

dilakukan uji reliabilitas. Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan

metode satu kali. Pada penelitian ini pengukuran variabel dilakukan satu kali,

kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain untuk mengukur

korelasi antara pertanyaan dan jawabannya. Suatu konstruk atau variabel

dikatakan reliabel jika memberikan Cronbach Alpha > 0,600 (Ghozali dalam

Agung 2018).

F. Uji Analisis Data

Menurut (Zaroh, 2012), analisis data adalah proses penyederhanaan

menjadi bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Analisis yang
44

digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan kuantitatif. Menurut

(Muhson, 2016) Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk

menganalisis data dengan menggambarkan atau menggambarkan data yang

dikumpulkan sesuai dengan kenyataan.

Analisis deskriptif penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dampak

pendapatan pada masa pandemi Covid 19 terhadap pengrajin bambu di

Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang untuk dapat mendukung

kegiatan pedagang dengan meningkatkan pendapatan bagi para pengrajin bambu

di Kecamatan Hamparan Perak. Daerah Deli, Daerah Serdang. Dalam penelitian

kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah pengumpulan data lapangan.

Kegiatan analisis data meliputi pengelompokan data menurut variabel dan jenis

responden, pengolahan data menurut variabel seluruh responden, penyajian data

tiap variabel yang diteliti dengan melakukan komputasi untuk menguji hipotesis

yang diajukan (Purwanto, 2007 at Randa, 2018). .

Analisis kuantitatif penelitian ini bertujuan untuk mengkaji strategi

pengembangan pengrajin bambu di Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli

Serdang untuk meningkatkan pendapatan pengrajin bambu di Kecamatan

Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang.

1. Confirmatory Factor Analysis

Confirmatory Factor Analysis aims to find a way to summarize the

information contained in the original (initial) variables into a new set of

dimensions or variables (factors) with the formula:

Xi = Bi1 F1 + Bi1 F1 + Bi3 F3 + ................+ Viµi

Dimana:
45

Xi= Variabel ke-i yang dibakukan

Bij= Koefisien regresi parsial yang untuk variabel i pada

common factor ke-j

Fj= Common factor ke-i

Vi= Koefisien regresi yang dibakukan untuk variabel ke-i

pada faktor yang unik ke-i

µi = Faktor unik variabel ke-i

Suatu faktor dianggap dominan jika memiliki koefisien komponen

matriks > 0,5. Khusus untuk analisis faktor, asumsi berikut harus dipenuhi

(Randa, 2018):

1. Korelasi antar variabel bebas. Besarnya korelasi atau korelasi antar

variabel bebas harus cukup kuat, misalnya lebih besar dari 0,5.

2. Korelasi parsial. Besarnya korelasi parsial, korelasi antara dua

variabel dengan asumsi variabel lain konstan, seharusnya sangat

kecil. Dalam deteksi SPSS, korelasi parsial disediakan melalui opsi

Anti-Image Correlation.

3. Periksa seluruh matriks korelasi (korelasi antar variabel) yang

diukur dengan uji kebulatan Bartlett atau pengukuran kecukupan

sampel (MSA). Tes ini membutuhkan korelasi yang signifikan

antara setidaknya beberapa variabel.

4. Dalam beberapa kasus, asumsi normalitas kejadian variabel atau

faktor harus dihormati.

2. Regresi Linier Berganda.


46

Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui arah dan

derajat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen

(Suhyadi, 2008 dalam Randa, 2018). Secara matematis, persamaan dapat

dibangun sebagai berikut:

Y= a + b1x1+ b1x1 + b3x3 +e

Keterangan :

Y = Pendapatan

a = Konstanta

x1,x1,x3= Variable Relevan/ Faktor Relevan

e =Eror term.

b = Koefisien Regresi

Regresi linear berganda di dukung oleh Test Goodnes Of Fit yang

terdiri dari :

1) Uji hipotesis parsial (uji –t)

1) Uji hipotesis simultan (uji-F)

3) Uji Determinasi (uji-D)

Regresi linier berganda harus memenuhi syarat uji asumsi klasik yaitu :

a. Uji Normalitas Data

Menurut (Imam Ghozali, 2013) tujuan uji normalitas

adalah sebagai “Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui

apakah setiap variabel berdistribusi normal. Uji normalitas

diperlukan karena menguji variabel lain dengan asumsi residual

mengikuti distribusi normal.

b. Uji Multikolinieritas
47

Menurut (Imam Ghozali, 2013) pengujian ini untuk

menguji apakah model regresi menemukan korelasi antar

variabel independen atau tidak. Dalam model regresi yang baik,

seharusnya tidak ada korelasi antar variabel bebas/variabel

bebas. Jika variabel independen berkorelasi, maka variabel

tersebut tidak ortogonal.

c. Uji Heteroskedastisitas

Menurut (Imam Ghozali, 2013), uji varians bertujuan

untuk memeriksa apakah dalam suatu model regresi terdapat

ketidaksamaan varians dari residual satu observasi ke observasi

lainnya. heteroskedastisitas.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Geografis Kabupaten Deli Serdang

Deli Serdang adalah sebuah kabupaten di provinsi Sumatera Utara,

Indonesia. Ibukota bupati adalah kecamatan Lubuk Pakam. Jumlah penduduk

Kabupaten Deli Serdang adalah 1.931.441 (2020) dan merupakan jumlah

penduduk terbesar berdasarkan kecamatan di provinsi Sumatera Utara.

Kabupaten Deli Serdang dikenal sebagai salah satu dari 33 kabupaten/kota di

provinsi Sumatera Utara. Kabupaten ini memiliki basis sumber daya alam

yang sangat beragam, sehingga merupakan daerah yang menawarkan peluang

investasi yang baik. Selain kekayaan alamnya, Deli Serdang juga memiliki

keragaman budaya yang dijiwai oleh sebagian besar suku nusantara.

Suku asli penduduk Deli Serdang adalah suku Melayu Deli dan bagian

dari suku Melayu Serdang, yang nama kabupatennya juga diambil dari dua

kerajaan yaitu Kerajaan Deli dan Kerajaan Serdang. berdomisili di daerah

hulu/daerah yang berbatasan dengan Kabupaten Karo. Belakangan, Batak

Toba, Batak Simalungun dan suku Batak lainnya beserta beberapa suku

pendatang yang dominan seperti Jawa, Minangkabau, Nias, Tionghoa, India

dan lainnya juga menduduki kabupaten ini.

48
49

Gambar 1.1: Peta Kecamatan-kecamatan di Kabupaten Deli Serdang

Bupati Deli Serdang adalah pejabat pemerintahan tertinggi di

Kabupaten Deli Serdang. Bupati Deli Serdang bertanggung jawab kepada

Gubernur Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten Deli Serdang terbagi menjadi

22 kecamatan sebagai berikut:

Tabel 1.1: Kecamatan-kecamatan di


Kabupaten Deli Serdang
NO NAMA KECAMATAN
1 Kecamatan Bangun Purba
2 Kecamatan Batang Kuis
3 Kecamatan Beringin
4 Kecamatan Biru-biru
5 Kecamatan Delitua
6 Kecamatan Gunung Meriah
7 Kecamatan Galang
8 Kecamatan Hamparan Perak
9 Kecamatan Kutalimbaru
10 Kecamatan Labuhan Deli
50

11 Kecamatan Lubuk Pakam


12 Kecamatan Namorambe
13 Kecamatan Pagar Merbau
14 Kecamatan Pancur Batu
15 Kecamatan Pantai Labu
16 Kecamatan Patumbak
17 Kecamatan Percut Sei tuan
18 Kecamatan Sibolangit
19 Kecamatan STM HIlir
20 Kecamatan STM Hulu
21 Kecamatan Sunggal
22 Kecamatan Tanjung Morawa

Hamparan Perak terletak di pesisir timur pulau Sumatera. Saat ini,

Hamparan Perak adalah sebuah desa di Kecamatan Hamparan Perak, bagian

dari Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara, Republik Indonesia.

Berjarak 20 km dari Medan, Hamparan Perak merupakan ibu kota terakhir dari

Ten Dua Kuta, desa percontohan Guru Patimpus, desa pertama dengan seribu

kota di Medan.

2. Hasil Analisa Data Confirmatory Factor Analyisis (CFA)

Penulis menggunakan dan menerapkan metode analisis deskriptif

dalam penelitian ini untuk menganalisis data penelitian. terutama dengan

parsing dan clustering. untuk menyajikan secara rinci isi penjelasan dan

masalah yang akan dibahas nanti. Kemudian, analisis faktor dilakukan untuk

mengetahui cara mengumpulkan data untuk variabel baru (baseline) dan

seperangkat kriteria atau variabel (faktor) baru. Pada penelitian ini data diolah

dengan menggunakan program SPSS sebagai berikut hasil:

Tabel 4.2: KMO and Bartlett's Test


Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .875
Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 33.249
df 21
Sig. .000
Sumber : Hasil Pengolahan aplikasih SPSS.16
51

Komponen utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penggunaan metodologi. Dari grafik uji KMO dan Bartlet di atas, nilai Kaiser

Meyer Olkin (KMO) adalah 0,875, nilai yang lebih besar dari 0,5. Nilai

tersebut menunjukkan bahwa informasi yang digunakan untuk analisis

selanjutnya menggunakan analisis yang benar. Dan nilai uji Barlett sebesar

33,249 dengan nilai signifikansi 0,000 dibawah 5%, sehingga hasil matriks

komunikasi yang terbentuk adalah matriks homogen atau dengan kata lain

model faktor digunakan dengan sangat baik.

Selain itu, untuk dapat melihat variabel mana yang memiliki nilai

korelasi komunitas pada tabel lebih besar atau lebih kecil dari 0,5 atau lebih

besar dari 50%, dapat dilihat pada tabel komunitas berikut.

Tabel 4.3: Communalities


Communalities

Initial Extraction
MDU 1.000 .753
BHBU 1.000 .675
HJL 1.000 .479
JMKR 1.000 .627
PGKJ 1.000 .636
TKJ 1.000 .443
LMUSH 1.000 .689
Extraction Method: Principal
Component Analysis.
Sumber : Hasil Pengolahan aplikasih SPSS.16

Hasil analisis data Communalities di atas menunjukkan bahwa semakin

tinggi nilai Communalities dinamis, semakin kuat hubungan antar faktor.

Tabel di atas menunjukkan enam variabel yang memberikan kontribusi lebih

dari 0,5 atau 50% dari nilai input yaitu modal usaha, bahan baku, harga jual,

jam kerja, pengalaman kerja, tenaga kerja, dan lama usaha. Namun, kelayakan

lebih lanjut harus diuji ulang dengan varian yang ditentukan.


52

Tabel 4.4: Total Variance Explained

Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings

Compon
ent Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative %
1
1.731 24.722 24.722 1.731 24.722 24.722

2
1.370 19.573 44.295 1.370 19.573 44.295

3
1.202 17.174 61.469 1.202 17.174 61.469

4
.990 14.148 75.616

5
.665 9.500 85.116

6
.637 9.100 94.216

7
.405 5.784 100.000

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Sumber : Hasil Pengolahan aplikasih SPSS.16

Berdasarkan hasil general varian yang dijelaskan pada kolom Initial

Eigenvalues diketahui bahwa hanya 3 variabel yang mempengaruhi

pendapatan. Kolom Individual Values menunjukkan tingkat kepentingan

relatif dari masing-masing variabel yang dianalisis pada urutan ke 7. Dari tabel

di atas diketahui bahwa hanya tiga faktor yang mempengaruhi pendapatan.

Karena hanya ada dua hal yang jumlah Eigenvalues lebih besar dari 0,5, atau

nilainya mendekati 0,5, yaitu untuk faktor 1 sebesar 1.731, faktor 2 sebesar

1.370, dan faktor 3 sebesar 1.202. Dengan demikian, proses produksi

dihentikan hanya karena 3 alasan yang akan dimasukkan dalam analisis

selanjutnya.
53

Sumber : Hasil Pengolahan aplikasih SPSS.16


Gambar 4.2 Scree plot Component Number

Dari scree plot di atas terlihat bahwa arah garis pada grafik mengecil

dari faktor 1 menjadi faktor 2, dari faktor 2 menjadi faktor 3 (sumbu

komponen = 1 menjadi 2). 3 sampai 4 berikutnya sudah berada di bawah

angka 1 pada sumbu Y (nilai eigen). Hal ini menunjukkan bahwa hanya 3

faktor yang terbaik untuk jumlah 7 variabel.

Tabel 4.5: Component Matrixa


Component
1 2 3
MDU .844 .194 -.055
BHBU -.288 .744 .196
HJL .626 .200 .216
JMKR .589 .310 .140
PGKJ -.306 .649 -.347
TKJ .222 .204 .594
LMUSH .230 .123 .788
Extraction Method: Principal Component
Analysis.
a. 3 components extracted.
Sumber : Hasil Pengolahan aplikasih SPSS.16

Mengingat hanya ada dua elemen optimal, hal ini dapat dilihat pada

tabel Matriks Komponen di atas. Hal ini menunjukkan bahwa distribusi 7

variabel mengandung dua faktor pelatihan. Sisa angka pada tabel


54

menunjukkan korelasi antara variabel faktor 1, faktor 2 dan faktor 3 dengan

factor loading. Proses penentuan besarnya korelasi dan variabel yang termasuk

dalam faktor yang dibandingkan. pada setiap baris. Tabel matriks komponen

menunjukkan korelasi lebih besar dari 0,5. Faktor 1, yaitu:

a) Tingkat Model Usaha dengan factor loading sebesar 0,844

b) Jumlah Harga Jual dengan factor loading sebesar 0,626

c) Jam Kerja dengan factor loading sebesar 0,589

Pada faktor 2 yaitu variabel yang menunjukkan korelasi diatas 0,5 adalah:

d) Bahan Baku dengan factor loading sebesar 0,744

e) Pengalaman Kerja dengan factor loading sebesar 0,649

Pada faktor 3 yaitu variabel yang menunjukkan korelasi diatas 0,5 adalah:

a) Tenaga Kerja perkapita factor loading sebesar 0,594

b) Lama Usaha dengan factor loading sebesar 0,788

Pada awal penggalian penelitian ini, penentuan faktor-faktor dominan

yang termasuk dalam faktor-faktor tersebut masih sulit karena nilai korelasi

dari faktor-faktor yang berbeda hampir sama. Untuk mengatasi masalah ini,

kami juga melakukan rotasi yang dapat menggambarkan distribusi suatu

variabel secara jelas dan bermakna. Tabel di bawah ini menunjukkan hasil

rotasi yang dapat memperjelas posisi suatu variabel dalam suatu faktor.

Tabel 4.6: Rotated Component


Matrixa
Component

1 2 3

MDU .849 -.171 -.052

BHBU .043 .808 .144

HJL -.488 .451 .191

JMKR .647 .233 .119


55

PGKJ -.017 .594 -.392

TKJ .281 .057 -.601

LMUSH .267 .069 .783


Extraction Method: Principal Component
Analysis.
Rotation Method: Varimax with Kaiser
Normalization.
a. Rotation converged in 5 iterations.
Sumber : Hasil Pengolahan aplikasih SPSS.16

Pada tabel Matrix of Components ini menunjukkan distribusi variabel

yang lebih jelas dan bermakna. Pada saat menentukan variabel input untuk

suatu faktor tertentu, langkah selanjutnya adalah menentukan korelasi antara

variabel dengan faktor tersebut, yaitu besarnya korelasi.

Dari hasil nilai matrik komponen, terlihat bahwa hanya tiga dari tujuh

faktor yang dapat mempengaruhi Pendapatan pengrajin bambu suatu daerah:

a. Komponen 1 terbesar : Modal Usaha

b. Komponen 2 terbesar : Bahan Baku

c. Komponen 3 terbesar : Lama Usaha

Sehingga tampak bahwa dimensi baru dari regresi linier berganda dan

struktur konseptualnya adalah sebagai berikut:

Modal Usaha
(X1)

Pendapatan
Bahan Baku
(Y)
(X2)

Lama Usaha
(X3)

Gambar 4.3 Regresi Linear Berganda


56

Dengan demikian, dimensi baru muncul dari regresi linier berganda

dan struktur konseptualnya adalah sebagai berikut:

Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + e

Dimana :

Y = Pendapatan

X1 = Modal Usaha

X2 = Bahan Baku

X3 = Lama Usaha

e = Error term

Model regresi linier berganda yang terdapat dalam penelitian ini

menggunakan uji tebakan klasik, yaitu sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

b. Uji Multikolinearitas

c. Uji Autokorelasi

3. Hasil Analisa Data Regresi Linier Berganda

a. Uji Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dalam penelitian ini,

terlebih dahulu dilakukan uji hipotesis klasik untuk mengetahui apakah alat

uji regresi linier berganda yang digunakan layak atau tidak digunakan

dalam penelitian ini pengujian hipotesis. Jika uji prediksi klasik terpenuhi,

alat uji statistik regresi linier berganda yang saat ini digunakan dapat

digunakan.

b. Uji Normalitas data

Uji normalitas data digunakan untuk memeriksa apakah regresi,

variabel pengganggu atau variabel sisanya berdistribusi normal. Indikasi


57

bahwa model regresi yang baik memiliki distribusi normal atau mendekati

normal. Berikut adalah hasil analisis data regresi linier berganda:

Sumber : Hasil Pengolahan aplikasih SPSS.16


Gambar 4.4 Histogram Uji Normalitas

Sumber : Hasil Pengolahan aplikasih SPSS.16


Gambar 4.5 Normal P-P Plot Regression Standarized Residual

Berdasarkan PP dan grafik normal di atas diketahui bahwa survei

ini berdistribusi normal seperti yang terlihat dari grafik di atas yaitu

berdistribusi normal, cembung, mid-balanced dan kemungkinan terlihat


58

pada foto normal dengan grafik PP . hanya titik-titik yang terletak di antara

diagonal yang dapat menyimpulkan bahwa data terdistribusi secara normal.

c. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dalam penelitian ini. Ini digunakan untuk

memeriksa apakah model regresi menemukan hubungan antara variabel

independen. Gunakan aplikasi SPSS untuk melihat analisis varians dan

faktor modal kerja, material dan hasil panjang kerja yang dapat diterima

(VIF) dan jalankan pengujian. Jika selisihnya lebih besar dari 0,10 atau

lebih kecil dari VIF, maka tidak ada garis lurus.

Uji multikolinieritas yang menghasilkan pendapatan dapat dilihat

pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.7 Uji Multikolinearitas


Coefficients a

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF


1 (Constant)
44.441 2.257 1.968 .000

MDU
.245 .133 .287 .338 .000 .639 1.565

BHBU
.490 .135 .603 .667 .000 .847 1.181

LMUSH
.214 .161 .97 .649 .000 .902 1.108

a. Dependent Variable: PDTN

Sumber : Hasil Pengolahan aplikasih SPSS.16

Melihat uji multikolinearitas di atas terlihat bahwa terdapat dua

variabel yang dapat ditemukan pada hasil VIF (modal usaha, bahan baku

dan lama usaha) untuk variabel ini dan terdapat nilai tolerance untuk
59

variabel dengan ukuran lebih kecil. lebih besar dari 10 tanpa

multikolinearitas. Itu mungkin untuk diketahui. Ini melebihi 0,1.

d. Heteroskedastisitas

Gambar 4.6 Scatterplot Pendapatan

Gambar Scatter plot di atas menunjukkan bahwa titik-titik yang

dihasilkan tidak terdistribusi secara acak tetapi juga membentuk pola atau

trendline tertentu. Grafik di atas juga menunjukkan bahwa sebaran data

tidak hanya berkisar nol. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada masalah

varians variabel dalam model regresi ini.

e. Regresi Linier Berganda

a) Regresi Linier Berganda

Keluaran dari tabel koefisien SPSS di atas, persamaan regresinya

adalah:

Tabel 4.8 Regresi Linier Berganda


60

Coefficients a

Unstandardized Standardized Collinearity


Coefficients Coefficients Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF


1 (Constant)
44.441 2.257 1.968 .000

MDU
.245 .133 .287 .338 .000 .639 1.565

BHBU
.490 .135 .603 .667 .000 .847 1.181

LMUSH
.214 .161 .97 .649 .000 .902 1.108

a. Dependent Variable: PDTN

Sumber : Hasil Pengolahan aplikasih SPSS.16

Berdasarkan tabel di atas, hasil regresi linier berganda adalah

sebagai berikut:

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 +  e

Y = (44,441) + (0,245) X1 + (0,490) X2 + (0,214) X3 +e

Dari persamaan regresi linier berganda di atas dapat dijelaskan

sebagai berikut:

1. Nilai konstanta (a) bernilai positif sebesar 44,441. Tanda positif

berarti terdapat hubungan satu arah antara variabel bebas Modal

Usaha (X1), Bahan Baku (X2) dan Lama Usaha (X3) dengan

variabel terikat Pendapatan. Hal ini menunjukkan bahwa jika semua

variabel bebas masuk nilai 0% atau tetap tidak berubah maka nilai

pendapatan adalah 44,441.

2. Nilai koefisien regresi untuk variabel Modal Usaha (X1) memiliki

nilai positif sebesar 0,245. Hal ini menunjukkan bahwa jika modal

usaha meningkat sebesar 1% maka pendapatan akan meningkat


61

sebesar 0,245 dengan asumsi variabel independen lainnya konstan.

Tanda positif menunjukkan bahwa terdapat hubungan satu arah

antara variabel bebas dan variabel terikat.

3. Nilai koefisien regresi untuk variabel Bahan Baku (X2) memiliki

nilai positif sebesar 0,490. Hal ini menunjukkan bahwa jika bahan

baku naik 1% maka pendapatan akan naik sebesar 0,490 dengan

asumsi variabel bebas lainnya konstan. Tanda positif menunjukkan

bahwa terdapat hubungan satu arah antara variabel bebas dan

variabel terikat.

2. Nilai koefisien regresi variabel Lama Usaha (X2) memiliki nilai

positif sebesar 0,214. Hal ini menunjukkan bahwa jika Lama Usaha

bertambah 1% maka pendapatan akan bertambah sebesar 0,214

dengan asumsi variabel bebas lainnya konstan. Tanda positif

menunjukkan bahwa terdapat hubungan satu arah antara variabel

bebas dan variabel terikat.

b) Uji –t (Uji Hipotesis Parsial)

Tabel 4.9: Coefficientsa


Coefficients a

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF


1 (Constant)
44.441 2.257 1.968 .000

MDU
.245 .133 .287 .338 .000 .639 1.565

BHBU
.490 .135 .603 .667 .000 .847 1.181

LMUSH
.214 .161 .97 .649 .000 .902 1.108

a. Dependent Variable:
PDTN
62

Sumber : Pengolahan Program Analisis Statistik SPSS 16.0

 Variabel X1 (Modal Usaha)

Asumsikan bahwa Th(0,338) < Tt (2,021) dan nilai sig 0,000 < 0,05,

Ha menunjukkan bahwa modal usaha berpengaruh signifikan

terhadap pendapatan pengrajin bambu di Kecamatan Hamparan

Perak Kabupaten Deli Serdang.

 Variabel X2 (Bahan Baku)

Nilai Th (0,667) < Tt (2,021) dan sig 0,000 <0,05 Ha dapat diterima

yang artinya bahan baku berpengaruh signifikan terhadap

pendapatan pengrajin bambu di Kecamatan Hamparan Perak

Kabupaten Deli Serdang.

 Variabel X3 (Lama Usaha)

Nilai Th (0,649) < Tt (2,021) dan sig 0,000 < 0,05 Ha dapat

diterima, artinya Lama Usaha berpengaruh signifikan terhadap

Pendapatan pengerajin bambu di Kecamatan Hamparan Perak

Kabupaten Deli Serdang.

c) Uji –f ( Uji Hipotesis Simultan )

Tabel 4.10: ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 16.714 7 2.388 1.136 .000a

Residual 88.266 42 2.102

Total 104.980 49

a. Predictors: (Constant), LMUSH, HJL, TKJ, PGKJ, JMKR, BHBU,


MDU
b. Dependent Variable: PDTN
Sumber : Pengolahan Program Analisis Statistik SPSS 16.0
63

Dari Tabel 4:1, dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1

diterima. Hal ini terlihat dari nilai F hitung sebesar 1,136. Sedangkan

nilai signifikansi yang dihasilkan sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model regresi berganda

adalah layak dan bahwa variabel independen termasuk modal usaha,

bahan baku, dan lama usaha memiliki dampak secara bersamaan

terhadap variabel dependen Pendapatan pengrajin bambu di Kecamatan

Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang.

d) Uji-D

Tabel 4.11 Koefisien Determinasi Model Summaryb


Model Summaryb

Change Statistics
Adjusted R Std. Error of the R Square Sig. F
Model R R Square Square Estimate Change Change
1
.399a .159 .819 1.44968 .159 .359

a. Predictors: (Constant), LMUSH, HJL, TKJ, PGKJ, JMKR, BHBU, MDU


b. Dependent Variable: PDTN
Sumber : Pengolahan Program Analisis Statistik SPSS 16.0

Dari hasil R Square Adjustment sebesar 0,819 atau 8,19%, berarti

perbedaan pendapatan pengrajin bambu di Kecamatan Hamparan Perak

Kabupaten Deli Serdang dapat dijelaskan oleh Modal Usaha, Bahan

Baku dan Lama Usaha, sedangkan sisanya sebesar 0,918%. dipengaruhi


64

oleh variabel lain yaitu Harga Jual, Jam Kerja, Pengalaman Kerja, dan

Tenaga Kerja yang dirahasiakan saat mencari model.

B. Pembahasan

1. Analisis Hasil Confimatory Faktor Analysi (CFA)

Dari hasil analisis CFA terlihat dari tabel uji KMO and Bartlett’s test

bahwa nilai Kaiser Mayer Olkim (KMO) sebesar 0,875 lebih tinggi dari nilai

0,5. Nilai tersebut menunjukkan bahwa data yang diolah bernilai untuk

dianalisis lebih lanjut dengan analisis faktor. Nilai uji Bartlett sedang sebesar

33,249 dan nilai sig (signifikan) sebesar 0,000 di bawah 5%. Maka nilai

matriks korelasi yang terbentuk kurang dari 5%. Dan matriks korelasi yang

terbentuk adalah matriks identitas.

Selain itu, untuk mengetahui variabel mana yang memiliki nilai korelasi

komunitas lebih besar atau lebih kecil dari 0,5 atau 50%, kita dapat melihat

pada tabel communilities untuk menunjukkan variabel mana yang memiliki

nilai communilities lebih tinggi, hubungan antar faktor lebih sempit. Hasil tabel

communilities menunjukkan bahwa jika dibedah secara terpisah, terdapat 7

variabel dengan nilai kontribusi lebih besar dari 0,5 atau 50% yaitu modal

usaha, bahan baku, harga jual, jam kerja, pengalaman kerja, tenaga kerja, dan

lama usaha. Selain itu, kelayakan harus diperiksa dengan mengacu pada tabel

varian yang dijelaskan. Hasil uji varian yang diuraikan menunjukkan bahwa

hanya tiga komponen variabel yang berpengaruh terhadap pendapatan

pengrajin Anyaman Bambu.

Dari tabel varians Explained yang dijelaskan, diketahui bahwa hanya

tiga faktor yang terbentuk. Dari ketiga faktor yang terbentuk jumlah
65

Eigenvalues lebih besar dari 0,5 atau mendekati 0,5 yaitu untuk faktor 1

sebesar 1.731, faktor 2 sebesar 1.370 dan faktor 3 sebesar 1.202. Sedangkan

proses factoring hanya berhenti pada tiga faktor yang mengikuti analisis

selanjutnya. Selanjutnya, lihat diagram scree yang menunjukkan dari 1 hingga

2, dari 2 hingga 3 (sumbu nomor bagian = 1 hingga 2). 3 sampai 4 berikutnya

sudah berada di bawah angka 1 pada sumbu Y (nilai eigen). Hal ini

menunjukkan bahwa hanya 3 faktor yang paling baik untuk mensintesa 7

variabel. Hal ini menunjukkan bahwa dari ketiga faktor tersebut yang terbaik

adalah menjumlahkan tujuh variabel.

Selain itu, kita mengetahui bahwa 3 faktor adalah angka yang paling

optimal, kita dapat melihat tabel component matrix yang menunjukkan

distribusi 7 variabel bentuk 3 faktor. Kemudian tabel component matrix

menunjukkan nilai korelasi lebih besar dari 0,5 yang merupakan koefisien 1

dari variabel pendapatan . faktor 1 adalah variabel modal kerja, faktor 2 adalah

faktor bahan baku dan faktor 3 adalah variabel lama usaha. Kemudian langkah

selanjutnya adalah memutar elemen pada elemen yang dilatih. Putar untuk

mengklarifikasi variabel yang termasuk dalam faktor tertentu.

Berdasarkan hasil nilai component matrix diketahui bahwa dari 7 faktor

hanya 3 yang layak mempengaruhi pendapatan yaitu dari komponen 1 yang

memiliki nilai paling tinggi yaitu komponen 1 rasio modal usaha memiliki nilai

terbesar, yaitu tingkat bahan baku dan bahan terpenting ke-3, nilai terpenting

adalah lama usaha. Dengan demikian, model persamaan OLS adalah regresi

linier berganda.

2. Analisis Hasil Regresi Linier Berganda

a. Pengaruh Modal terhadap Pendapatan


66

Dari tabel Variation Explained, hasil regresi linier berganda

menunjukkan bahwa modal usaha berpengaruh signifikan terhadap laba. Hal

ini sesuai dengan asumsi bahwa modal usaha berpengaruh signifikan

terhadap pendapatan. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian

(Maliha, 2018) menunjukkan bahwa modal berpengaruh signifikan terhadap

pendapatan. Kemudian dalam penelitian (Rosita, 2021) disebutkan bahwa

variabel modal usaha berpengaruh signifikan terhadap pendapatan pengrajin

bambu. Dan dalam penelitian (Muflikah, 2021) yang diajukan dalam

penelitian ini, Ho2 ditolak dan Ha2 diterima atau dapat disimpulkan bahwa

X2 (modal usaha) berpengaruh signifikan terhadap Y (pendapatan

pengusaha).

Dalam kegiatan niaga tentunya diperlukan biaya atau pengeluaran

(modal), baik dalam hal biaya produksi, pembelian bahan baku, dan lain-lain,

dalam pengelolaan suatu usaha. Modal adalah investasi bisnis, yang meliputi

uang tunai, piutang dan persediaan, gaji karyawan, dan banyak lagi. Modal

yang ditempatkan akan kembali ke perusahaan dalam waktu singkat melalui

hasil penjualan. Kemudian hasil dari hasil tersebut akan segera muncul untuk

pendanaan selanjutnya. Dengan cara ini, biaya ini akan terus bergulir di

setiap tahap siklus hidup perusahaan. Dengan berkembangnya teknologi dan

persaingan di sektor industri yang semakin ketat, modal menjadi sangat

penting bagi perusahaan untuk mengembangkan usahanya. Modal juga

merupakan tahap pertama dari kegiatan produksi.

Dimana modal dapat meningkatkan output dengan meningkatkan

kapasitas produktif. Penggunaan modal yang besar dalam proses produksi

dapat meningkatkan pendapatan yang diterima industri dan tenaga kerja,


67

sebaliknya jika modal yang digunakan sedikit maka pendapatan yang

diperoleh pengrajin akan kecil. Artinya semakin banyak alat produksi yang

digunakan maka semakin tinggi output yang dihasilkan, seperti mesin dan

peralatan produksi. Modal yang baik adalah syarat penting untuk

pertumbuhan dan kesuksesan jangka panjang dari bisnis yang

menguntungkan.

Sebaliknya, jika usaha kekurangan modal kerja, tentunya tidak akan

mampu meningkatkan output, sehingga tidak dapat meningkatkan

pendapatan, dan pada akhirnya akan mengalami kerugian. Artinya semakin

besar modal yang dimiliki maka semakin besar pendapatan yang diperoleh

maka semakin luas pula peluang pertumbuhan usaha. Dan sebaliknya, jika

jumlah modal yang dimiliki relatif rendah maka pendapatan yang diperoleh

akan berkurang.

b. Pengaruh Bahan Baku Terhadap Pendapatan

Dari tabel Variation Explained hasil analisis regresi linier berganda

menunjukkan bahwa bahan baku berpengaruh signifikan terhadap penjualan.

Bahan baku adalah bahan dasar yang digunakan untuk memproduksi barang.

Bahan baku merupakan bagian integral dari produk yang diproduksi oleh

perusahaan. Hal ini sesuai dengan hipotesis yang diajukan yaitu bahan baku

berpengaruh signifikan terhadap pendapatan pengrajin batu. Hal ini terkait

dengan penelitian (Maliha, 2018) menunjukkan bahwa variabel Bahan Baku

berpengaruh positif signifikan terhadap variabel Pendapatan dan hal ini

relevan dengan penelitian (Maliha, 2021) menunjukkan bahwa bahan baku

berpengaruh positif signifikan terhadap variabel Pendapatan .positif dan

signifikan terhadap Y (pendapatan).


68

Penelitian ini sesuai dengan teori lanjutan Sukanto bahwa bahan baku

sangat mempengaruhi pendapatan karena bahan baku merupakan salah satu

faktor produksi yang sangat penting. Kurangnya bahan baku yang tersedia

dapat menghentikan proses produksi karena kurangnya bahan baku untuk

diproses. Ketersediaan bahan merupakan faktor penting dalam memastikan

kelancaran operasi.

Hasil analisis yang telah dijelaskan di atas menunjukkan bahwa bahan

baku merupakan bahan dasar yang digunakan untuk pembuatan suatu barang.

Bahan baku merupakan bagian tak terpisahkan dari produk suatu perusahaan

atau bisnis. Kegiatan produksi akan berhenti jika bahan baku tidak tersedia

atau jika harga bahan baku naik sehingga akan mempengaruhi penjualan yang

akan diterima maka hal ini berpengaruh.

Hasil ini juga sejalan dengan penelitian Komang Suartawan dan B

Purbadharmaja at (Maliha, 2018), dalam hasil penelitiannya bahan baku

berpengaruh positif terhadap pendapatan atau dapat dikatakan bahwa output

merupakan median variabel waktu dalam pengaruh penghasilan. bahan baku

menjadi pendapatan. Menurut penelitiannya, produksi merupakan variabel

yang dapat berpengaruh positif dan signifikan terhadap hubungan bahan baku

dengan pendapatan.

c. Pengaruh Lama Usaha Terhadap Pendapatan

Dari tabel Variation Explained, terbentuk hasil analisis regresi linier

berganda yang menunjukkan bahwa lama usaha berpengaruh signifikan

terhadap pendapatan pengrajin bambu. Hasil ini sejalan dengan penelitian

(Mufikah, 2021) yang menunjukkan bahwa X3 lama usaha (waktu

perdagangan jangka panjang) berpengaruh signifikan terhadap Y (pendapatan


69

pedagang). dan menurut penelitian (Sofyan, 2017) menunjukkan bahwa

variabel lama usaha memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel

pendapatan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa uji hipotesis di atas

menolak H0 dan menerima Ha. Hal ini menunjukkan bahwa pengalaman

kerja berdampak pada pendapatan. Lamanya seorang wirausahawan dalam

bisnis memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pilihan strategi dan cara

bisnis mereka dijalankan, dan sangat bervariasi di antara para wirausahawan.

Pengusaha bisnis lama akan memiliki manajemen produk, produksi, dan

strategi pemasaran yang lebih matang dan akurat.

Karena dengan waktu yang lama, pengusaha yang menjalankan

bisnisnya akan memiliki banyak pengalaman, pengetahuan dan mampu

mengambil keputusan dalam segala kondisi dan keadaan. Dan secara tidak

langsung mereka akan mendapatkan jaringan yang luas atau koneksi yang

berguna untuk memasarkan produknya, yang akan mempengaruhi tingkat

pendapatan para pedagang. Alokasi pendapatan adalah proses pengalokasian

(bagian dari total penjualan produk) ke faktor penentu pendapatan. Faktor-

faktor tersebut adalah faktor tenaga kerja, tanah, modal dan manajemen.

Besar kecilnya distribusi pendapatan ini ditentukan oleh sejauh mana peran

masing-masing faktor produksi. Ada beberapa bentuk distribusi kekayaan

atau pendapatan Islam, yaitu: sewa, upah pekerja, laba atas modal, laba

perusahaan.

Pengalaman kerja juga menentukan penghasilan seseorang, karena

pengalaman kerja merupakan peristiwa aktual yang dialami oleh seseorang

yang bekerja. Semakin banyak pengalaman kerja yang dimiliki seseorang

atau semakin banyak pengalaman kerja yang dimiliki, semakin kompeten dan
70

cepat mereka dalam melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya.

Akibatnya, lebih banyak output yang dihasilkan dan pendapatan yang mereka

terima juga akan meningkat. Pengalaman kerja seseorang sangat

berkontribusi terhadap keterampilan dan kecepatan menyelesaikan pekerjaan,

sehingga tingkat kesalahan turun. Semakin banyak pengalaman kerja yang

dimiliki seseorang atau semakin banyak pengalaman kerja yang dimiliki,

semakin kompeten dan cepat seseorang dalam melaksanakan tugas yang

menjadi tanggung jawabnya. Pengalaman kerja adalah pengetahuan atau

keterampilan yang diketahui dan dikuasai oleh seseorang sebagai akibat

perbuatan atau pekerjaan yang dilakukan dalam kurun waktu tertentu.

Pengalaman kerja memiliki pengaruh langsung maupun tidak

langsung terhadap hasil produksi. Semakin lama seseorang memiliki

pengalaman kerja, semakin tinggi output dan pendapatan yang diperoleh.

Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa pengalaman kerja dapat memberikan

kontribusi terhadap peningkatan produktivitas. Pada dasarnya semakin

banyak pengalaman yang dimiliki seseorang sebagai pengrajin batu bata

maka semakin besar pula hasil produksi batu bata dan pendapatan yang

diperoleh. Secara teoretis, unsur pengalaman dalam buku tersebut tidak

menentukan bahwa pengalaman merupakan fungsi dari pendapatan atau laba.

Namun dalam kegiatan tukang batu manual, ternyata dengan lebih banyak

pengalaman dalam produksi batu bata, tukang batu manual dapat

meningkatkan pendapatan atau keuntungannya.


71

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan di atas, dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut.
72

1. Berdasarkan dar hasil nilai component matrix diketahui bahwa dari tujuh

faktor, yang layak mempengaruhi Pendapatan adalah tiga faktor saja yang

berasal dari komponen 1 nilai terbesar yaitu modal usaha, komponen 1

nilai terbesar yaitu bahan baku dan komponen terbesar 3 nilai terbesar

yaitu lama usaha. Sehingga model persamaan OLS adalah regresi linier

berganda

2. Dari tabel Variation Explained maka terbentuklah hasil Analisis Regresi

Linear Berganda, menunjukkan bahwa modal, bahan baku dan lama

usaha berpengaruh signifikan terhadap pendapatan.

B. Saran

Setelah melakukan penelitian, penulis menawarkan rekomendasi untuk

masyarakat, pemerintah, dan peneliti lain untuk dipertimbangkan.

1. Saran bagi pengrajin bambu sebaiknya pengrajin harus menambah modal

usaha guna mengembangkan usaha, serata nantinya juga dapat

menanmbah bahan baku pada usha anyaman bambu dan lama usaha yang

dilakukan juga sebagai pendukung peningkatan pendapatan usaha

anyaman bambu.

a. Pengrajin bambu mensinergikan produk pengrajinnya dengan pihak

bank atau melakukan pola kemitraan sehingga dapat berkembang

(kur).

b. Pengrajin bambu juga dapat melakukan pola kemitraan dengan

industri besar untuk mendapatkan bahan baku bambu.

c. Pengrajin bambu dapat melakukan pemasaran dengan metode

kolaborasi sehingga produk kerajinan semakin berkembang


73

2. Bagi akademisi dan penelitian peneliti selanjutnya, dengan adanya hasil

hasil penelitian ini diharapkan bisa dijadikan sebuah bahan referensi

untuk kegiatan mengajarnya ataupun penelitiannya. dan pemerintah

pemerintah daerah Desa Klambir 5 Kecamatan Hamparan Perak

Kabupaten Deli Serdang juga diharapkan untuk memberi pelatihan dan

dukungan bagi para pengrajin bambu agar dapat mengimpor hasil prodak

mereka yang nantinya juga akan dapat meningkatkan devisa Negara.

Dikarenakan penelitian ini masih memiliki kekurangan seperti

keterbatasan dalam memperoleh data dan periode waktu yang digunakan.

Sehingga penelitian selanjutnya diharapkan mampu meneliti dengan

menambah variabel bebas lainnya dan tahun penelitian yang lebih baik

lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, W. (2019). Pengaruh Faktor Modal, Jam Kerja Dan Lama Usaha
Terhadap Pendapatan Usaha Mikro Kecil Menengah (Studi Kasus Pedagang
74

Pasar Pagi Perumdam Ii Sriwijaya Kota Bengkulu). Ekonomi Dan Bisnis


Islam.
Ayudina, S. (2019). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Bata
Merah (Studi Kasus Desa Salam Jaya Kecamatan Pabuaran Kabupaten
Subang). Jurnal Ekonomi Dan Bisnis.
Basu Swastha Dh Dan Irawan ,Manajemen Pemasaran Modern, Yogyakarta: Liberty,
1997, Hal. 5

Boediono, “Teori Pertumbuhan Ekonomi”, 1998. (Yogyakarta: Bpfe), H. 45.


Buchari Alma Dan Donni Juni Priansa, Manajemen Bisnis Syari’ah, Bandung:
Alfabeta, 2014, Hal. 344.

C. Rollin Niswonger, Dkk, Prinsip-Prinsip Akutansi (Terjemahan), Alih Bahasa:


Alfonsus Sirait, Jil.L (Jakarta : Erlangga, Edisi 16. 1992)Hlm 56-57
Danang Sunyoto, Teori Kuisioner & Analisis Data Untuk Pemsaran Dan Perilaku
Konsumen, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013, Hal. 1

Dr. Ir. Agus Zainal Arifin, Manajemen Keuangan, (Yogyakarta: Zahir Publishing,
2018),3.
Erdah Litriani, Leni Leviana, Pengaruh Pembiayaan Modal Kerja Terhadap
Pendapatan Usaha Nasabah Pada Pt. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang
Simoang Patal Palembang, Jurnal, 2017,124.
Fauzan, A. W. (2015). Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, Dan Tingkat
Pendidikan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Studi Kasus: Kabupaten/Kota
Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2013). Jurnal Ekonomi Dan Bisnis.

Greogori Mankiw, Pengantar Ekonomi…, H.130


Hastarini Dwi Atmanti…, H.514.
Haryono Jusup, Dasar-Dasar Akuntansi Jilid 1.Hal 29.

Hendrie Anto, Pengantar Ekonomi Mikro Islam (Yogyakarta: Ekonisia, 2003), 178.

Ibid, H.262 (Soediyono, Ekonomi Makro Pengantar Analisa Pendapatan Nasional


Edisi Revisi ( Yogyakarta: Libertty, 1998), H. 99.)

I Komang Suartawan, I B Purbadharmaja, Op.Cit. H.1632


Jusmaliani At Al, Bisnis Berbasis Syariah, Jakarta: Bumi Aksara, 2008, Hal. 1

J William Stanto, Prinsip Pemasaran, Jakarta: Erlangga, 2006, Hal.

Kasmir. Analisa Laporan Keuangan (Jakarta: Pt Raja Grafindo, 2012), 250.


75

Kasmir, Studi Kelayakan Bisnis (Jakarta:Prenadamedia Group, 2003),140.

Kasmir, Kewirausahaan,(Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada, 2007), Hal 158-159

Kartika Putri, Ari Pradhanawarti, Bulan Prabawani, Pengaruh Karekteristik


Kewirausahaan, Modal Usaha Dan Peran Bussiness Development Service
Terhahadap Pengembangna Usaha, Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis. Volume
3, No 4, Tahun 2014.

Lubis, Aif (2018). Strategi Peningkatan Ilmu Pengetahuan Dan Kesejahteraan


Melalui Teknologi Pemberdayaan
Masyarakat. Int. J.Civ. Ind. Teknologi , 9 (9), 1036-1046.

M.Amin Suma, Pengantar Ekonomi Syariah (Bandung : Cv Pustaka Setia, 2015)


H.209.

Maliha, A. (2018). Pengaruh Modal,Tenaga Kerja, Dan Bahan Baku Terhadap


Tingkat Pendapatan Industri Kue Dalam Perspektif Ekonomi Islam ( Studi
Kasus Di Home Industri Mitra Cake Legundi Sukarame Bandar Lampung).
Ekonomi Syariah.

M.Sabirin. (2021). Analisis Peran Bauran Pemasaran Dalam Meningkatkan


Pendapatan Di Rumah Batik Azmiah Olak Kemang Jambi Kota Seberang .
Ekonomi Dan Bisnis Islam.

Munawir, Analisa Laporan Keuangan (Yogyakarta: Liberty, 2010), 19.

Muflikah, D. L. (2021). Pengaruh Relokasi Pasar, Modal Usaha Dan Lama Usaha
Terhadap Pendapatan Pedagang Muslim (Studi Kasus Di Pasar Parang
Kabupaten Magetan). Ekonomi Syariah.

Norlita, V. (2018). Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, Dan Infrastrukturn Terhadap


Pertumbuhan Ekonomi Di Pulau Jawa. Pendidikan Ekonomi.

Nurul Huda, Ekonomi Mikro Islam…, H. 21.

Pratama Rahardja, Mandala Manurung, Pengantar Ilmu Ekonomi, (Jakarta :Feui,


2008) H.95.

Philip Kotler Dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran:Edisi 12 Jilid 1,


Jakarta: Pt. Indeks, 2007, Hal. 6.

Ripianti, A. (2021). Pengaruh Kewirausahaan Islami, Modal Dan Tenaga Kerja


Terhadap Pendapatan Pengrajin Batu Bata Di Desa Muaro Pijoan Kecamatan
Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi . Ekonomi Dan Bisnis Islam.
76

Rosadi, E. (2019). Pengaruh Modal Dan Tenaga Kerja Terhadap Pendapatan.


Ekonomi Dan Bisnis Islam.

Rohmah, N. M. (2021). Pengaruh Modal Dan Jam Kerja Terhadap Pendapatan


Pedagang Pasar Mlilir Kabupaten Madiun. Ekonomi Syariah.

Rosyidi Suherman, 2014 Pengantar Teori Ekonomi, Ekonomi Pendekatan Kepada


Teori Ekonomi Mikro & Makro Edisi Revisi, Jakarta: Rajawali Pers

Rusmusi Imp, Afrah Nabila Maghfira, “Pengaruh Modal, Jam Kerja, Dan Lama
Usaha Terhadap Pendapatan Pedagang Di Pasar Ikan Hias Mina Restu
Purwokerto Utara,” Jurnal Ekonomi , Bisnis, Dan Akuntansi, 4 (2018), 4.
32danang Faizal Furqon. 30.

Sadono Sukirno, Pengantar Teori Mikro Ekonomi (Jakarta: Pt Raja Grafindo


Persada,
2005), H. 106.

Soediyono, Ekonomi Makro Pengantar Analisa Pendapatan Nasional Edisi Revisi


( Yogyakarta: Libertty, 1998), H. 99.

Sadono Sukirno, Pengantar Teori Mikro Ekonomi (Jakarta: Pt Raja Grafindo


Persada, 2005), H. 106.

Sembiring, R. (2018). Pengaruh Nilai Tukar Nelayan (Pendapatan Nelayan,


Pendapatan Non Nelayan, Pengeluaran Nelayan, Pengeluaran Non Nelayan)
Terhadap Kesejahteraan Masyarakat (Pendidikan, Kesehatan, Kondisi Fisik
Rumah) Di Desa Pahlawan. Jurnal Abdi Ilmu, 10(2), 1836-1843.

Sembiring, R., & Faried, A. I. (2019). Productivity Analysis And Welfare Of Salt
Farmers In Tanoh Anoe Village, Bireun-Indonesia. Ic2rse2019, 290.

Sembiring, R. (2018). Dampak Perubahan Budaya Sosial Ekonomi Terhadap


Kemiskinan Dan Kesejahterahan Pada Masyarakat Desa
Pahlawan. Jepa, 3(1), 75-82.

Sembiring, R., Nasution, L. N., Faried, A. I., & Novalina, A. Determinant Of Human
Development Index (Hdi) Towards Poverty In The Regency/City Of North
Sumatera Province (Case Study Medan, Binjai, Deli Serdang, Karo, And
Pematang Siantar).

Sembiring, R., & Faried, A. I. Community In The Bireun Regencyfishing Village.

Sudarsono,. Ekonomi Sumber Daya Manusia ( Jakarta: 2000) H.45

Sudarsono, Pengantar Ekonomi Mikro (Jakarta:Lp3es,2001)Hlm.200.


77

Tengku Firli Musfar, Buku Ajar Manajemen Pemasaran: Bauran Pemasaran Sebagai
Materi Pokok Dalam Manajemen Pemasaran, (Bandung: Cv. Media Sains
Indonesia, 2020), Hal. 10.

Undang-Undang Ri Nomor 13 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 2.

Veithzal Rivai, Islamic Marketing, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2012, Hal. 7
L
A
M
P
I
R
A
N
78
Lampiran Data

Lapangan Usaha Laju Pertumbuhan Atas Dasar Harga


Konstan
2018 2019 2020
Pertanian 3,88 3,61 1,75
Pertambangan dan Penggalian 2,16 1,22 -1,95
Industri Pengolahan 4,27 3,80 -2,93
Pengadaan Listrik dan Gas 5,47 4,04 -2,34
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan 5,56 6,83 4,94
Daur Ulang
Konstruksi 6,09 5,76 -3,26
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil 4,97 4,60 -3,72
dan Sepeda Motor
Transportasi dan Pergudangan 7,05 6,39 -15,04
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 5,68 5,79 -10,22
Informasi dan Komunikasi 7,02 9,42 10,58
Jasa Keuangan dan Asuransi 4,17 6,61 3,25
Real Estat 3,48 5,76 2,32
Jasa Perusahaan 8,64 10,25 -5,44
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan 6,97 4,65 -0,03
Jaminan Sosial Wajib
O. Jasa Pendidikan 5,36 6,30 2,63
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 7,15 8,69 11,60
Q. Jasa Lainnya 8,95 10,57 -4,10
Nilai Tambah Bruto Atas Dasar Harga Dasar 4,95 4,96 -1,58
Pajak Dikurangi Subsidi Atas Produk 10,82 6,46 -13,42
Produk Domestik Bruto (PDB) 5,17 5,02 -2,07

Kategori Lapangan Usaha Distribusi PDRB Provinsi Sumatera


Utara Menurut Lapangan Usaha atas
Dasar Harga Berlaku (Persen)
2016 2017 2018 2019 2020
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 21.55 21.38 20.92 20.53 21.33
Pertambangan dan Penggalian 1.35 1.30 1.29 1.27 1.28
Industri Pengolahan 20.05 20.28 20.02 19.04 19.29
Pengadaan Listrik, Gas 0.11 0.12 0.11 0.11 0.11
Pengadaan Air 0.10 0.11 0.10 0.10 0.10
Konstruksi 13.45 13.66 13.88 14.23 13.59
Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi 17.84 17.54 18.10 18.81 18.88
Mobil dan Sepeda Motor
Transportasi dan Pergudangan 5.08 5.02 5.00 5.07 4.48
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 2.39 2.37 2.38 2.42 2.18
Informasi dan Komunikasi 1.95 2.01 2.04 2.14 2.28
Jasa Keuangan 3.31 3.17 3.05 2.92 2.90
Real Estate 4.75 4.97 5.04 5.12 5.27
Jasa Perusahaan 1.00 1.03 1.03 1.08 1.07
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan 3.67 3.71 3.66 3.69 3.73
Jaminan Sosial Wajib
Jasa Pendidikan 1.88 1.82 1.82 1.85 1.90
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0.95 0.96 0.98 1.02 1.03
Jasa lainnya 0.56 0.58 0.57 0.58 0.57
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 100.0 100.0 100.0 100.00 100.0
Lampiran Angket

PERANAN KERAJINAN BAMBU TERHADAP


PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT DI
DESA KLAMBIR 5 KEBUN KECAMATAN
HAMPARAN PERAK KABUPATEN DELI SERDANG

ANGKET PENELITIAN

Mohon kesedian bapak/ibu untuk mengisi angket penelitian ini, dengan tujuan
menyelesaikan skripsi. Angket ini semata-mata hanya memenuhi syarat akademis untuk
menyelesaikan penelitian (skripsi) sarjana saya dan penulis akan menjaga kerahasiaan
informasi yang bapak/ibu berikan.

Hormat saya, Penulis

NAMA : Afandi
NPM : 1815210025

A. DENTITAS RESPONDEN

1. Nama :
2. Alamat lengkap :
RT/RW :
Dusun :
Desa :
Kecamatan :
3. Jenis kelamin :
4. Usia :
5. Pendidikan :
6. Pekerjaan :
Pekerjaan Sampingan :
7. Status Pernikahan :

B. Biaya
1. Apa saja bahan-bahan yang dibutuhkan?
No Nama input Jumlah Harga
1
2
3
4
5

2. Berapa biaya tenaga kerja dalam satu kali produksi?


Tenaga kerja dalam keluarga
Kegiatan tenaga
No Laki – laki Perempuan
kerja
Jumlah Waktu Upah Jumlah Waktu Upah
1
2
3
4
5
Sistem pembayaran upahnya
a. Harian
b. Mingguan
c. Bulana
No Kegiatan tenaga Tenaga kerja luar keluarga
kerja Laki – laki Perempuan
Jumlah Waktu Upah Jumlah Waktu Upah
1
2
3
4
5
Sistem pembayaran upahnya
a. Harian
b. Mingguan
c. Bulanan

3. Apa saja peralatan yang dibutuhkan dalam memproduksi?


Umur Harga setelah
No Nama Alat Jumlah Kegunaan Harga Beli
ekonomis pemakaian
1.
2.
3.
4.
5.
1. Pendapatan
1. Apakah pendapatan selama ini sudah seseuian dengan biaya produksi yang
dikeluarkan?
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Cukup setuju
d. Kurang setuju
e. Sangat tidak setuju
2. Apakah hasil pendapatan sebagai pengerajin bambu sudah mencukui?
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Cukup setuju
d. Kurang setuju
e. Sangat tidak setuju
3. Berapakah penghasilan yang bapak/ibu dapat selama sebulan dari menjadi
pengrajin bambu?
a. Rp. 4.000.000 – Rp. 5.000.000
b. Rp.3.000.000 - Rp.4.000.000
c. Rp. 2.000.000 - Rp. 3.000.000
d. Rp. 1.000.000 - Rp. 2.000.000
e. Rp. 500.000 - Rp.1.000.000

2. Modal Usaha
1. Apakah modal usaha bapa/ibu berasal dari modal pribadi untuk menjalankan
usaha pengerajin bambu?
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Cukup setuju
d. Kurang setuju
e. Sangat tidak setuju
2. Apakah modal yang dikeluarkan bapak/ibu sangat bermanfaat untuk
mengembangkan usaha pengrajin bambu?
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Cukup setuju
d. Kurang setuju
e. Sangat tidak setuju
3. Berapakah Modal usaha yang bapak/ibu keluarkan dalam satu bulan?
a. Rp. 300.000
b. Rp. 500.000
c. Rp. 700.000
d. Rp. 900.000
e. Rp. 1.000.000

3. Bahan Baku
1. Apakah bahan baku bambu berasal dari hasil kebun bapak/ibu sendiri?
a. Sangat setuju
b.Setuju
c. Cukup setuju
d.Kurang setuju
e. Sangat tidak setuju
2. Apakah harga bahan baku yang ditetapkan oleh pemasok sangat terjangkau?
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Cukup setuju
d. Kurang setuju
e. Sangat tidak setuju
3. Apakah bahan baku yang digunakan selalu tersedia sehingga tidak menghambat
kegiatan produksi?
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Cukup setuju
d. Kurang setuju
e. Sangat tidak setuju

4. Harga Jual
1. Apakah menurut bapak/ibu harga jual sangat berpengaruh dalam peningkatan
pendapatan?
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Cukup setuju
d. Kurang setuju
e. Sangat tidak setuju
2. Apakah harga jual yang bapak/ibu tentukan dapat bersaing dengan yang lain?
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Cukup setuju
d. Kurang setuju
e. Sangat tidak setuju
3. Adakah harga jual dapat dijangkau oleh semua konsumen?
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Cukup setuju
d. Kurang setuju
e. Sangat tidak setuju

5. Jam Kerja
1. Apakah jam kerja yang dibutuhkan sudah cukup dalam meningkatkan pendapatan
pedagang?
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Cukup setuju
d. Kurang setuju
e. Sangat tidak setuju
2. Berapakah waktu yang dibutuhkan untuk bekerja sebagai pengerajin bambu dalam
sehari?
a. 7 jam/hari
b. 8 jam/hari
c. 9 jam/hari
d. 10 jam/hari
e. 11 jam/hari
3. Apakah jam kerja bapak/ibu sangat mempengaruhi pendapatan yang akan di dapat?
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Cukup setuju
d. Kurang setuju
e. Sangat tidak setuju

6. Pengalaman Kerja
1. Apakah menurut bapak/ibu pentingkah sebuah pengalaman kerja dalam melakukan
usaha pengerajin bambu?
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Cukup setuju
d. Kurang setuju
e. Sangat tidak setuju
2. Apakah pengalaman kerja yang dimiliki bapak/ibu miliki berpengaru terhadap
peningkatan pendapatan?
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Cukup setuju
d. Kurang setuju
e. Sangat tidak setuju
3. Apakah pengalaman kerja yang dimiliki memudahkan Bapak/Ibu dalam bekerja?
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Cukup setuju
d. Kurang setuju
e. Sangat tidak setuju

7. Tenaga Kerja
1. Apakah Bapak/Ibu menggunakan tenaga kerja dalam setiap memlakukan produksi?
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Cukup setuju
d. Kurang setuju
e. Sangat tidak setuju
2. Apakah tenaga kerja yang Bapak/Ibu miliki sudah cukup untuk mengelolah
produksi setiap bulannya?
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Cukup setuju
d. Kurang setuju
e. Sangat tidak setuju
3. Apakah Bapak/Ibu menggunakan Tenaga Kerja dari anggota keluarga?
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Cukup setuju
d. Kurang setuju
e. Sangat tidak setuju

8. Lama Usaha
1. Apakah Lama Usaha Bapak/Ibu sudah cukup lama dan mempengaruhi pendapatan?
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Cukup setuju
d. Kurang setuju
e. Sangat tidak setuju
2. Apakah semakin lama Bapak/Ibu membuka usaha Pengerajin babu membuat
semakin ahli dalam memuat kerajinan bambu?
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Cukup setuju
d. Kurang setuju
e. Sangat tidak setuju
3. Apakah lama usaha pengerajin bambu dapat mempengaruhi peningkatan ekonomi
keluarga?
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Cukup setuju
d. Kurang setuju
e. Sangat tidak setuju

Lampiran Tabulasi

PDTN1 PDTN2 PDTN3 MDU1 MDU2 MDU3 BHBU1 BHBU2 BHBU3


1 2 3 1 2 3 1 2 3
3 1 3 1 4 4 1 2 4
3 1 2 4 3 4 3 1 3
3 2 3 2 2 3 1 1 2
2 2 3 2 3 3 1 3 2
3 1 2 1 1 1 2 2 3
3 1 3 1 1 1 4 1 2
3 1 3 1 2 4 3 2 3
4 2 3 1 3 3 2 1 2
4 1 3 1 3 3 3 3 3
1 2 2 1 3 3 3 2 2
3 1 2 1 2 2 4 1 4
3 1 4 2 3 3 4 2 2
2 1 2 2 4 4 1 2 2
1 1 2 2 4 2 4 2 2
1 1 4 1 1 2 1 1 4
3 2 3 1 3 3 2 1 1
1 1 3 2 2 3 3 3 3
2 1 2 2 2 3 3 2 3
4 2 3 2 3 3 3 3 3
2 2 3 1 3 2 4 3 4
3 1 4 1 3 3 3 3 3
2 2 2 1 3 2 3 3 3
1 1 3 2 3 2 1 2 3
4 1 3 1 3 3 2 2 3
3 2 4 2 3 1 1 1 4
2 1 2 1 3 2 3 3 3
3 1 3 1 4 2 3 3 4
3 1 3 1 2 2 3 3 3
4 2 3 2 3 2 3 3 3
3 3 3 2 4 1 2 2 3
1 3 4 1 4 3 2 2 3
4 2 3 2 4 2 3 4 4
1 3 3 2 2 3 2 2 1
2 4 2 3 4 3 2 2 2
3 2 1 1 4 4 3 3 3
2 2 2 1 2 1 4 3 3
2 3 3 1 4 3 3 3 2
3 3 3 2 3 3 2 3 2
3 2 2 3 3 3 3 3 3
1 2 3 3 4 4 3 3 3
1 3 2 3 2 3 3 3 3
2 2 2 4 3 2 2 2 2
1 2 2 4 3 3 3 3 3
2 2 1 4 4 4 3 3 2
2 4 4 4 1 4 2 3 3
2 3 2 4 2 3 3 3 3
2 2 3 3 3 3 2 2 3
2 2 3 3 3 3 2 2 3
3 2 4 4 3 3 2 3 4
3 2 4 2 1 2 3 3 4

JMKR JMKR JMKR


HJL1 HJL2 HJL3 1 2 3 PGKJ1 PGKJ2 PGKJ3
1 2 3 1 2 3 1 2 3
3 2 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 2 2 3 4 2 2
3 2 1 1 1 1 1 2 2
3 2 1 3 2 3 2 2 2
4 3 3 1 1 3 3 2 3
4 3 3 1 1 1 3 3 2
4 3 2 1 2 3 3 2 3
3 3 3 3 3 3 3 2 2
3 4 3 3 3 4 2 2 2
3 2 1 2 2 4 2 2 3
3 3 2 3 3 3 3 3 2
4 2 2 3 3 3 2 1 1
3 1 1 2 3 3 2 1 1
3 2 2 2 3 3 3 3 3
3 3 2 2 4 2 3 3 2
4 1 4 3 3 2 2 2 2
3 3 2 2 2 2 4 3 3
4 3 1 3 3 3 2 3 3
3 3 1 3 3 3 4 3 3
4 3 2 2 2 2 4 3 3
3 3 3 3 3 3 2 2 2
2 2 2 2 2 2 3 3 4
3 2 1 2 2 2 1 1 1
4 3 2 2 2 2 1 1 1
3 3 1 3 3 3 4 4 4
3 2 1 3 2 3 3 3 2
3 3 1 3 3 2 2 2 1
3 3 3 3 1 2 3 3 2
4 4 3 3 1 2 3 3 3
4 3 2 2 2 2 2 3 2
2 2 2 3 3 3 4 3 4
3 3 3 2 3 2 3 2 1
1 2 3 1 1 2 2 3 1
1 2 3 3 3 3 2 2 3
3 3 3 3 2 3 3 3 2
3 3 3 1 1 1 4 3 1
2 2 3 2 3 3 3 3 3
3 3 3 2 2 2 2 2 1
3 3 4 3 2 3 2 2 3
3 2 1 3 3 4 2 3 1
3 1 3 4 3 2 3 3 2
3 4 3 4 3 3 3 3 1
2 2 1 4 1 2 3 3 2
2 2 2 2 1 2 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 2 3
4 4 1 4 3 2 3 3 1
3 3 3 2 2 3 4 4 1
1 1 1 3 3 3 3 3 1
1 3 1 4 3 3 3 3 2
3 4 3 2 3 3 3 3 4

LMUSH LMUSH LMUSH


TKJ1 TKJ2 TKJ3 1 2 3
1 2 3 1 2 3
3 4 3 2 2 2
3 3 3 3 1 1
3 3 2 1 3 3
3 3 3 3 3 3
3 3 2 3 3 1
4 2 2 3 2 2
3 3 3 3 4 2
3 3 2 3 3 2
4 4 2 3 3 3
3 3 2 3 4 1
3 3 3 3 2 4
4 4 1 2 1 4
3 2 2 2 3 4
2 2 2 3 4 4
3 3 3 2 2 3
3 3 2 3 3 4
2 3 2 2 2 3
4 2 2 1 2 2
2 2 2 2 2 2
2 2 1 2 3 3
3 3 3 2 3 3
2 2 3 2 2 2
1 2 2 2 3 3
3 3 3 2 2 3
3 2 2 2 3 3
1 1 2 3 2 3
3 3 2 3 2 3
3 3 2 2 2 2
4 4 4 3 2 3
3 3 2 2 3 3
3 3 4 1 3 3
3 3 3 3 4 2
4 4 2 2 3 2
3 4 3 2 2 2
2 3 3 3 3 2
3 3 4 2 3 3
4 4 2 2 3 3
2 1 2 2 3 3
1 2 3 3 3 4
4 2 3 1 3 4
4 3 3 4 2 3
2 3 1 4 2 2
2 2 1 3 2 3
2 1 2 3 3 2
1 2 2 3 2 2
2 2 1 4 3 3
4 2 3 4 2 4
3 3 2 3 1 2
3 3 3 4 3 3
2 3 3 3 1 2

PDTN MDU PGKJ LMUSH


BHBU(X2) HJL (X3) JMKR (X4) TKJ(X6)
(Y) (X1) (X5) (X7)
7 9 7 8 9 9 10 6
6 11 7 9 7 8 9 5
8 7 4 6 3 5 8 7
7 8 6 6 8 6 9 9
6 3 7 10 5 8 8 7
7 3 7 10 3 8 8 7
7 7 8 9 6 8 9 9
9 7 5 9 9 7 8 8
8 7 9 10 10 6 10 9
5 7 7 6 8 7 8 8
6 5 9 8 9 8 9 9
8 8 8 8 9 4 9 7
5 10 5 5 8 4 7 9
4 8 8 7 8 9 6 11
6 4 6 8 8 8 9 7
8 7 4 9 8 6 8 10
5 7 9 8 6 10 7 7
5 7 8 8 9 8 8 5
9 8 9 7 9 10 6 6
7 6 11 9 6 10 5 8
8 7 9 9 9 6 9 8
6 6 9 6 6 10 7 6
5 7 6 6 6 3 5 8
8 7 7 9 6 3 9 7
9 6 6 7 9 12 7 8
5 6 9 6 8 8 4 8
7 7 10 7 8 5 8 8
7 5 9 9 6 8 8 6
9 7 9 11 6 9 12 8
9 7 7 9 6 7 8 8
8 8 7 6 9 11 10 7
9 8 11 9 7 6 9 9
7 7 5 6 4 6 10 7
8 10 6 6 9 7 10 6
6 9 9 9 8 8 8 8
6 4 10 9 3 8 10 8
8 8 8 7 8 9 10 8
9 8 7 9 6 5 5 8
7 9 9 10 8 7 6 10
6 11 9 6 10 6 9 8
6 8 9 7 9 8 11 9
6 9 6 10 10 7 11 8
5 10 9 5 7 8 11 8
5 12 8 6 5 9 12 8
10 9 8 9 9 8 11 7
7 9 9 9 9 7 5 10
7 9 7 9 7 9 9 10
7 9 7 3 9 7 8 6
9 10 9 5 10 8 9 10
9 5 10 10 8 10 8 6

Lampiran Hasil Output Confirmatory Factor Analysis (CFA)

KMO and Bartlett's Test


Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .875
Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 33.249
df 21
Sig. .000
Communalities
Initial Extraction
MDU 1.000 .753
BHBU 1.000 .675
HJL 1.000 .479
JMKR 1.000 .627
PGKJ 1.000 .636
TKJ 1.000 .443
LMUSH 1.000 .689
Extraction Method: Principal
Component Analysis.

Total Variance Explained


Extraction Sums of Squared
Initial Eigenvalues Loadings Rotation Sums of Squared Loadings
Compon % of % of Cumulative % of
ent Total Variance Cumulative % Total Variance % Total Variance Cumulative %
1 1.731 24.722 24.722 1.731 24.722 24.722 1.670 23.862 23.862
2 1.370 19.573 44.295 1.370 19.573 44.295 1.429 20.421 44.283
3 1.202 17.174 61.469 1.202 17.174 61.469 1.203 17.186 61.469
4 .990 14.148 75.616
5 .665 9.500 85.116
6 .637 9.100 94.216
7 .405 5.784 100.000
Extraction Method: Principal Component Analysis.

Component Matrixa
Component
1 2 3
MDU .844 .194 -.055
BHBU -.288 .744 .196
HJL .626 .200 .216
JMKR .589 .310 .140
PGKJ -.306 .649 -.347
TKJ .222 .204 .594
LMUSH .230 .123 .788
Extraction Method: Principal Component Analysis.
a. 3 components extracted.

Rotated Component Matrixa


Component
1 2 3
MDU .849 -.171 -.052
BHBU .043 .808 .144
HJL -.488 .451 .191
JMKR .647 .233 .119
PGKJ -.017 .594 -.392
TKJ .281 .057 -.601
LMUSH .267 .069 .783
Extraction Method: Principal Component
Analysis.
Rotation Method: Varimax with Kaiser
Normalization.
a. Rotation converged in 5 iterations.

Component Transformation Matrix

Compo
nent 1 2 3

1 .913 -.408 .019


2 .409 .911 -.062
3 .008 .064 .998

Extraction Method: Principal Component


Analysis.
Rotation Method: Varimax with Kaiser
Normalization.
Lampiran Hasil Output Regresi Linear Berganda

Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
PDTN 7.0200 1.46371 50
MDU 7.5200 1.95082 50
BHBU 7.7600 1.67283 50
HJL 7.7800 1.74133 50
JMKR 7.4600 1.85395 50
PGKJ 7.4800 1.92979 50
TKJ 8.4000 1.85164 50
LMUSH 7.8000 1.35526 50
Correlations
PDTN MDU BHBU HJL JMKR PGKJ TKJ LMUSH
Pearson PDTN 1.000 -.039 -.023 .306 .132 .011 .140 -.060
Correlation MDU -.039 1.000 -.055 -.374 .407 -.133 .235 .148
BHBU -.023 -.055 1.000 .213 .096 .302 -.047 .068
HJL .306 -.374 .213 1.000 -.145 .069 .047 .067
JMKR .132 .407 .096 -.145 1.000 .063 .046 .143
PGKJ .011 -.133 .302 .069 .063 1.000 .071 -.150
TKJ .140 .235 -.047 .047 .046 .071 1.000 -.114
LMUSH -.060 .148 .068 .067 .143 -.150 -.114 1.000
Sig. (1-tailed) PDTN . .393 .437 .015 .181 .470 .166 .340
MDU .393 . .353 .004 .002 .179 .050 .152
BHBU .437 .353 . .069 .255 .017 .372 .318
HJL .015 .004 .069 . .157 .318 .373 .321
JMKR .181 .002 .255 .157 . .333 .375 .161
PGKJ .470 .179 .017 .318 .333 . .313 .150
TKJ .166 .050 .372 .373 .375 .313 . .216
LMUSH .340 .152 .318 .321 .161 .150 .216 .
N PDTN 50 50 50 50 50 50 50 50
MDU 50 50 50 50 50 50 50 50
BHBU 50 50 50 50 50 50 50 50
HJL 50 50 50 50 50 50 50 50
JMKR 50 50 50 50 50 50 50 50
PGKJ 50 50 50 50 50 50 50 50
TKJ 50 50 50 50 50 50 50 50
LMUSH 50 50 50 50 50 50 50 50

Variables Entered/Removedb
Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 LMUSH, HJL,
TKJ, PGKJ,
. Enter
JMKR, BHBU,
MDUa
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: PDTN
Model Summaryb
Change Statistics
Std. Error of the R Square Sig. F
Model R R Square Adjusted R Square Estimate Change F Change df1 df2 Change
1 .399a
.159 .819 1.44968 .159 1.136 7 42 .359
a. Predictors: (Constant), LMUSH, HJL, TKJ, PGKJ, JMKR, BHBU, MDU
b. Dependent Variable: PDTN

ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 16.714 7 2.388 1.136 .000a
Residual 88.266 42 2.102
Total 104.980 49
a. Predictors: (Constant), LMUSH, HJL, TKJ, PGKJ, JMKR, BHBU, MDU
b. Dependent Variable: PDTN

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF


1 (Constant) 44.441 2.257 1.968 .000

MDU .245 .133 .287 .338 .000 .639 1.565

BHBU .490 .135 .603 .667 .000 .847 1.181

HJL .301 .134 .358 2.240 .000 .782 1.278

JMKR .163 .125 .207 1.309 .000 .803 1.245

PGKJ -.014 .116 -.018 -.118 .000 .850 1.177

TKJ .080 .119 .101 .667 .000 .879 1.138

LMUSH .214 .161 .97 .649 .000 .902 1.108

a. Dependent Variable: PDTN


Coefficient Correlationsa
Model LMUSH HJL TKJ PGKJ JMKR BHBU MDU
1 Correlations LMUSH 1.000 -.142 .153 .149 -.094 -.073 -.156
HJL -.142 1.000 -.185 .042 .018 -.211 .381
TKJ .153 -.185 1.000 -.111 .047 .087 -.307
PGKJ .149 .042 -.111 1.000 -.114 -.304 .160
JMKR -.094 .018 .047 -.114 1.000 -.083 -.371
BHBU -.073 -.211 .087 -.304 -.083 1.000 -.037
MDU -.156 .381 -.307 .160 -.371 -.037 1.000
Covariances LMUSH .026 -.003 .003 .003 -.002 -.002 -.003
HJL -.003 .018 -.003 .001 .000 -.004 .007
TKJ .003 -.003 .014 -.002 .001 .001 -.005
PGKJ .003 .001 -.002 .014 -.002 -.005 .002
JMKR -.002 .000 .001 -.002 .016 -.001 -.006
BHBU -.002 -.004 .001 -.005 -.001 .018 .000
MDU -.003 .007 -.005 .002 -.006 .000 .018
a. Dependent Variable: PDTN

Collinearity Diagnosticsa
Model Dimensi Eigenvalue Condition Index Variance Proportions
on (Constant) MDU BHBU HJL JMKR PGKJ TKJ LMUSH
1 1 7.710 1.000 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00
2 .094 9.042 .00 .17 .03 .09 .07 .08 .00 .00
3 .057 11.668 .00 .00 .01 .17 .04 .49 .02 .05
4 .050 12.439 .00 .01 .07 .00 .16 .04 .47 .05
5 .033 15.186 .00 .16 .26 .10 .63 .00 .03 .04
6 .028 16.507 .01 .00 .57 .00 .06 .25 .07 .30
7 .021 19.366 .00 .57 .05 .49 .04 .03 .29 .27
8 .007 33.224 .99 .08 .02 .16 .01 .11 .10 .29
a. Dependent Variable: PDTN
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 6.0548 8.4461 7.0200 .58403 50
Residual -2.57186 2.71551 .00000 1.34214 50
Std. Predicted Value -1.653 2.442 .000 1.000 50
Std. Residual -1.774 1.873 .000 .926 50
a. Dependent Variable: PDTN
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

PDTN MDU BHBU HJL JMKR PGKJ TKJ LMUSH

N 50 50 50 50 50 50 50 50
Normal Parametersa Mean 7.0200 7.5200 7.7600 7.7800 7.4600 7.4800 8.4000 7.8000
Std. Deviation 1.8516
1.46371 1.95082 1.67283 1.74133 1.85395 1.92979 1.35526
4
Most Extreme Differences Absolute .137 .175 .191 .218 .215 .166 .174 .181
Positive .137 .125 .129 .147 .123 .134 .113 .181
Negative -.128 -.175 -.191 -.218 -.215 -.166 -.174 -.179
Kolmogorov-Smirnov Z .969 1.237 1.349 1.543 1.517 1.175 1.234 1.282
Asymp. Sig. (2-tailed) .305 .094 .053 .017 .020 .126 .095 .075

a. Test distribution is Normal.


Lampiran Foto

Anda mungkin juga menyukai