Anggota Kelompok :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, hidayah,
dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul "Merekomendasikan dan Membuat Model Arsitektur Enterprise untuk
Mendukung Sistem Informasi Pemerintah Desa”.
Makalah ini disusun dalam rangka menjawab kebutuhan akan
pengembangan sistem informasi yang efektif dan efisien dalam konteks
pemerintahan desa. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang
pesat, pemanfaatan sistem informasi yang handal menjadi semakin penting
untuk mendukung kegiatan operasional, pengambilan keputusan, serta
pelayanan publik di tingkat pemerintah desa.
Model arsitektur enterprise menjadi salah satu pendekatan yang dapat
membantu dalam perancangan dan pengembangan sistem informasi
pemerintah desa yang kokoh dan berkelanjutan. Dalam makalah ini, kami akan
menjelaskan secara mendalam tentang pentingnya model arsitektur enterprise
dan bagaimana penerapannya dalam konteks pemerintah desa.
Kami mengucapkan terima kasih kepada para pihak yang telah
memberikan dukungan dan bantuan dalam penyusunan makalah ini. Kami
juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah
memberikan arahan dan masukan berharga selama proses penulisan.
Makalah ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih
baik tentang model arsitektur enterprise dan kontribusinya terhadap
pengembangan sistem informasi pemerintah desa. Semoga makalah ini dapat
menjadi sumber informasi yang bermanfaat bagi pembaca yang tertarik dalam
mengoptimalkan penggunaan teknologi informasi di lingkungan pemerintah
desa.
Akhir kata, kami menyadari bahwa makalah ini tidak lepas dari
kekurangan dan keterbatasan. Oleh karena itu, kami mengharapkan masukan
dan saran yang membangun untuk perbaikan di masa mendatang.
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
DESKRIPSI ORGANISASI
2. Sekretaris Desa
Sekretaris Desa berkedudukan sebagai unsur pemimpin sekertariat desa, yang
mempunyai tugas membantu Kepala Desa dalam bidang administrasi
pemerintahan antara lain mengkoordinasikan pelaksanaan urusan
ketatausahaan, urusan umum, urusan keuangan dan urusan perencanaan.
Dalam melaksanakan tugas sekretaris desa mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. Koordinasi pelaksanaan urusan ketatausahaan, meliputi:
1) Tata naskah
2) Pengelolaan administrasi
3) Pengelolaan arsip
4) Pengelolaan ekspedisi
b. Koordinasi pelaksanaan urusan umum, meliputi:
1) Penataan administrasi perangkat desa
2) Penyediaan prasarana perangkat desa dan kantor
3) Penyiapan rapat
4) Pengadministrasian aset
5) Inventarisasi asset
6) Perjalanan dinas
7) Pelayanan umum
c. Koordinasi pelaksanaan urusan keuangan, meliputi:
1) Pengurusan administrasi keuangan
2) Administrasi sumber pendapatan dan pengeluaran
3) Verifikasi administrasi keuangan
4) Administrasi penghasilan kepala desa, perangkat desa, BPD, dan
Lembaga pemerintahan desa lainnya
d. Koordinasi pelaksanaan urusan perencanaan, meliputi:
1) Penyusunan rencana anggaran pendapatan dan belanja desa
2) Inventarisasi data dalam rangka pembangunan
3) Monitoring dan evaluasi program 4) Penyusunan laporan
3. Kepala Urusan Umum dan Tata Usaha Kepala urusan umun dan tata
usaha berkedudukan sebagai unsur staf sekertariat, yang mempunyai
tugas membantu sekertaris desa dalam pelaksanaan administrasi urusan
ketatausahaan dan urusan umum.
Dalam melaksanakan tugas kepala urusan umum dan tata usaha mempunyai
fungsi sebagai berikut:
a. Pengurusan tata naskah
b. Pengadministrasian surat menyurat, arsip dan ekspedisi
c. Penataan administrasi perangkat desa
d. Penyediaan prasarana perangkat desa dan kantor
e. Penyiapan rapat
f. Pengadministrasian dan inventarisasi asset
g. Pengadministrasian perjalanan dinas
h. Pelayanan umun
9. Kepala dusun
Kepala dusun berkedusunan sebagai unsur satuan tugas kewilayahan, yang
mempunyai tugas membantu kepala desa dalam pelaksanaan tugas
kewilayahan sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat 3 PERBUP No 52
Tahun 2020.
Dalam melaksanakan tugas kepala dusun mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. Dalam penyelenggaraan pemerintahan desa, antara lain:
1) Pembinaan ketentraman dan ketertiban
2) Pelaksanaan upaya perlindungan masyarakat
3) Pengawasab terhadap mobilitas kependudukan
4) Penataan dan pengolaan wilayah
b. Pengawasan terhadap pelaksanaan pembangunan di wilayahnya
c. Pelaksanaan pembinaan kemasyarakatan dalam meningkatkan
kemampuan dan kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungannya
d. Pelaksanaan upaya pemberdayaan masyarakat dalam menunjang
kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.
BAB III
ANALISIS SITEM
3. Pemodelan Bisnis
3.1 Value Chain
1. Pengertian Value Chain
Value chain atau rantai nilai adalah deskripsi menyeluruh tentang nilai suatu
produk atau layanan dari konsepsi produk hingga pengirimannya ke pelanggan.
Ini adalah proses di mana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggannya.
(Gie, 2021)
Ahli teori ekonomi dan akademisi Michael Porter menciptakan istilah “value
chain” dalam bukunya tahun 1985 “Competitive Advantage.” Sejak ia
menggambarkan value chain dalam teks tersebut, komunitas bisnis telah
menggunakan konsep tersebut secara luas. Setiap industri atau perusahaan
dapat menggunakan analisis rantai nilai karena ini adalah model umum dan
sangat mudah beradaptasi.
Value chain Porter memiliki elemen yang jelas dan spesifik yang dipecah
menjadi dua kategori. Analisis memprioritaskan sistem daripada departemen
karena tujuan akhir dari analisis rantai nilai adalah untuk mengidentifikasi
aspek sistem atau proses untuk perbaikan daripada keseluruhan departemen.
Rantai nilai mengidentifikasi kegiatan bisnis umum dan bidang bantuan di
mana mereka berfungsi dalam dua kategori besar yang disebut utama dan
dukungan:
Gambar 2.1 Model Analisis Nilai menurut Porter
2. Utama
Kategori utama value chain memiliki lima sub kategori:
a. Logistik masuk: Proses ini berhubungan dengan logistik internal seperti
menyimpan, menerima, dan mendistribusikan suku cadang atau bahan.
Pemasok biasanya merupakan faktor kunci dalam proses logistik masuk.
b. Operasi: Proses-proses ini berkontribusi pada pergeseran dari bahan
masukan mentah ke keluaran akhir yang siap untuk pelanggan. Proses operasi
biasanya internal.
c. Logistik keluar: Proses ini mencakup langkah-langkah yang memasok
produk ke pelanggan dari perusahaan Anda. Terkadang, ini melibatkan koneksi
pengiriman eksternal sedangkan untuk logistik keluar perusahaan lain adalah
prosedur internal.
d. Pemasaran dan penjualan: Proses ini berhubungan dengan persuasi
pelanggan untuk melakukan pembelian dari perusahaan Anda. Sebagian besar
perusahaan memiliki tim penjualan dan pemasaran internal.
e. Layanan: Proses ini mencakup tindakan pasca pembelian atau dukungan
yang diambil perusahaan Anda untuk memaksimalkan kebahagiaan dan
loyalitas pelanggan.
3. Pendukung
Dalam kategori dukungan value chain, Porter mengidentifikasi empat bidang
penting:
a. Infrastruktur perusahaan: Ini adalah kegiatan yang mendukung penciptaan
produk atau layanan, tetapi tidak harus berkontribusi secara langsung.
Akuntansi, manajemen dan hukum adalah contoh infrastruktur perusahaan.
b. Manajemen sumber daya manusia: Kegiatan ini mencakup segala sesuatu
yang berhubungan dengan karyawan atau pekerja lain yang terlibat dalam
semua langkah rantai
nilai.
c. Pengembangan teknologi: Aktivitas ini mencakup semua proses dan
prosedur teknologi yang digunakan perusahaan Anda sebagai bagian dari rantai
nilai.
d. Pengadaan: Aktivitas ini mencakup setiap langkah yang diambil bisnis Anda
untuk membeli bahan mentah yang diperlukan untuk membuat produk Anda.
3.2 Analisis Value Chain pada pengelolaan BumDes Peternakan dan ATK dan
Photocopy Kutawaringin
3.2.1 Kegiatan Utama BumDes Kutawaringin
1. Inbound Logistic
Aktivitas yang berhubungan dalam penyimpanan, penerimaan, input kepada
produk, seperti: penanganan material, pengendalian persediaan dan
pengembalian pada pemasok serta penjadwalan transportasi.
2. Operation
Kegiatan yang berkaitan dengan mengolah bahan menjadi barang jadi, seperti:
pemasangan, pemeliharaan dan pengoprasian fasilitas dan perawatan seperti
halnya peternakan kambing dan Ayam dilakukan disekitaran wilayah desa
Kutawaringin sekitar 10 RW dengan cara operasional secara langsung.
3. Marketing and sales
Kegiatan yang berkaitan dengan menyediakan sarana yang digunakan
pembeli untuk membeli produk, seperti: promosi, iklan, hubungan, penyalur,
tenaga penjualan dan penetapan harga.
Contohnya peternakan kambing dan Ayam tidak cukup berinvestasi dalam
pemasaran melainkan mengandalkan kata dari mulut ke mulut yang dicapai
dengan cara melalui kualitas hewan yang tinggi dan layanan pelanggan yang
baik.
4. Outbound Logistics
Kegiatan yang berkatan dengan pengumpulan, penyimpanan dan distribusi
fisik kepada konsumen seperti: peternakan kambing dan Ayam dengan cara:
Penjualan dan pemasaran khusus ini melibatkan penjualan kambing, Ayam
dan telur dan daging Ayam ke restoran kecil sampai ke restoran besar. Dengan
melibatkan penanganan pesanan dari internet atau pengiriman.
5. Service
Kegiatan yang berkaitan dengan penyediaan layanan untuk mendongkrak atau
mempertahankan nilai produk, seperti: instalasi, pelatihan, perbaikan dan
penyesuaian produk.
Contohnya memberikan tingkat layanan pelanggan yang unggul adalah salah
satu tujuan utama peternakan kambing dan Ayam dan didorong dari pernyataan
misi organisasi. Dan staf BumDes didorong untuk bekerja lebih keras untuk
memastikan tingkat kepuasan pelanggan yang tinggi.
3.2.2 Kegiatan pendukung BumDes Kutawaringin
1. Insfrastructure
Kegiatan ini meliputi: perencanaan, manajemen, akuntansi, keuangan,
manajemen mutu dan urusan pemerintah. Contohnya: desa Kutawaringin
mencakup berbagai kegiatan dukungan seperti manajement perencanaan,
keuangan akuntansi, dukungan hukum dan hubungan pemerintah yang
diperlukan untuk mendukung kerja seluruh rantai nilai.
2. Human Resource Management
Kegiatan yang meliputi: pengembangan tenaga kerja, pelatihan, perekrutan,
penyewaan dan kompensasi untuk seluruh jenis tenaga kerja. Tenaga kerja pada
Desa Kutawaringin adalah sember daya paling berharga. Berbagai program
pelatihan dalam peternakan kambing dan ayam tersedia utuk masyarakat yang
berada di desa Kutawaringin yang dapat dijadikan sebagai motivasi dan
pembuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat yang ada.
3. Technology Development
Kegiatan dikelompokan secara luas dari pengembangan teknologi yang
digunakan dalam penyususnan dokumen Desa mengandalkan teknologi untuk
keberlangsungan pemasaran hewan ternak dan telur ayam untuk memajukan
desa Kutawaringin agar lebih terkenal dan menjadi desa dengan tingkat
perekonomian yang cukup.
4. Procurement
Mengacu pada fungsi pembelian input yang digunakan dalam rantai nilai
perusahaan, bukan input yang dibeli itu sendiri. Misal, pembelian bibit kambing
dan ayam yang unggul yang dibutuhkan untuk budidaya kambing dan ayam di
desa Kutawaringin.
Dalam struktur organisasi usulan ini dibentuk bagian dari teknologi infomasi
yang berfungsi untuk melakukan pengimplementasikan, pengembangan dan
perawatan bagian technology informasi pada Desa Kutawaringin yaitu:
1) Sistem analys memiliki peran dalam mendesain keseluruhan sistem, baik
dalam hal desain database, aplikasi dan sistem pendukung teknologi
informasi.
2) Programmer memiliki peran dalam pembangunan aplikasi dan tahap
pengembangan aplikasi yang telah di desain oleh sistem analis.
1. Inbound
Logistic
2. Operation
3. Sales and
Marketing
4. Outbound
Logistic
5. Services
Aktifitas
Pendukung
1.Insfrastructure
2. Human
Resource
Management
3. Technology
Development
4. Procurement
4. Bisnis Proses diagram
1. Proses bisnis Kepala Urusan Kesejahteraan
Proses Kesejahteraan
Costumers Bagian Kesejahteraan
Melakukan Pemeliharaan hewan (kambing, ayam)
pemberian pakan dan vitamin
Melakukan perkembangbiakan
Melakukan seleksi hewan
pengiriman kepada costumers Sesuai standar [Iya] [Tidak]
Kondisi Sistem Saat ini yang dijadikan acuan dalam pembuatan tugas dan
metode apa yang digunakan untuk melakukan penelitian atau memecahkan
masalah.
Entitas Pegawai
Aplikasi Entitas
Pengelolaan pelayanan
masyarakat
data masyara
kat
Absensi Pelayanan Aplikasi Entitas Daftar
informasi kehadiran Hadir Pegawai
kehadiran
pegawai
Aplikasi data
Entitas Laporan
pegawai Daftar Hadir
Sistem Informasi absensi digital Kendala yang ada pada sistem ini
untuk penggajian tenaga kerja, adalah hanya menginputkan
dengan data saja tanpa ada laporan total
memasukan kartu pada sistem, kehadiran. Ini sangat
sistem akan otomatis membaca bermasalah
dan pmengimput kan data dikarenakan
kehadiran. ketika melakukan pengecekan
kehadiran harus dihitung manual.
PERANCANGAN SISTEM