Anda di halaman 1dari 29

MEREKOMENDASIKAN DAN MEMBUAT MODEL

ARSITEKTUR ENTERPRISE UNTUK


MENDUKUNG SISTEM INFORMASI PEMERINTAH
DESA KUTAWARINGIN

Anggota Kelompok :

10220011 Riki Abdul Holik


10220023 Yoga Nuralam
10220019 Riyan Hidayatulloh

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI CIPASUNG 2023


Jalan Raya Cisinga KM1,Cilampunghilir,Padakembang Tasikmalaya
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, hidayah,
dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul "Merekomendasikan dan Membuat Model Arsitektur Enterprise untuk
Mendukung Sistem Informasi Pemerintah Desa”.
Makalah ini disusun dalam rangka menjawab kebutuhan akan
pengembangan sistem informasi yang efektif dan efisien dalam konteks
pemerintahan desa. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang
pesat, pemanfaatan sistem informasi yang handal menjadi semakin penting
untuk mendukung kegiatan operasional, pengambilan keputusan, serta
pelayanan publik di tingkat pemerintah desa.
Model arsitektur enterprise menjadi salah satu pendekatan yang dapat
membantu dalam perancangan dan pengembangan sistem informasi
pemerintah desa yang kokoh dan berkelanjutan. Dalam makalah ini, kami akan
menjelaskan secara mendalam tentang pentingnya model arsitektur enterprise
dan bagaimana penerapannya dalam konteks pemerintah desa.
Kami mengucapkan terima kasih kepada para pihak yang telah
memberikan dukungan dan bantuan dalam penyusunan makalah ini. Kami
juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah
memberikan arahan dan masukan berharga selama proses penulisan.
Makalah ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih
baik tentang model arsitektur enterprise dan kontribusinya terhadap
pengembangan sistem informasi pemerintah desa. Semoga makalah ini dapat
menjadi sumber informasi yang bermanfaat bagi pembaca yang tertarik dalam
mengoptimalkan penggunaan teknologi informasi di lingkungan pemerintah
desa.
Akhir kata, kami menyadari bahwa makalah ini tidak lepas dari
kekurangan dan keterbatasan. Oleh karena itu, kami mengharapkan masukan
dan saran yang membangun untuk perbaikan di masa mendatang.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ………………………………………………………….i


Daftar Isi
………………………………………………………….ii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Rumusan Masalah ……………………………………………
1.2 Tujuan ………………………………………………………...

BAB II : DESKRIPSI ORGANISASI

1.1.Visi dan Misi Desa Kutawaringin ……………………………………….


1.2. Struktur Organisasi Desa Kutawaringin
1.3. Job Deskripsi

BAB III : ANALISIS SITEM

3.1. Value Chain ………………………………………………………….


3.2. Analisis Value Chain pada pengelolaan BumDes Peternakan dan ATK dan
Photocopy Kutawaringin ………………………………………………….
3.3. Struktur organisasi …………………………………………………....

BAB IV : MODEL ARSITEKTUR ENTERPRISE

4.1. Arsitektur data ………………………………………………………..


4.2. Arsitektur Aplikasi …………………………………………………...
4.3. Arsitektur Teknologi …………………………………………………
BAB V : PERANCANGAN SISTEM
5.1. Use Case Diagram ……………………………………………………
5.2. Class Diagram Admin ………………………………………………..
5.3. Activity Diagram
5.4. State Diagram
BAB VI : PENUTUP
BAB 1

PENDAHULUAN

Perkembangan di dunia digital sangatlah cepat, sehingga masyarakat dipaksa


untuk dapat menyesuaikan diri dengan teknologi-teknologi yang ada.
Perkembangan di era saat ini tidak hanya dalam hal alat penghubung antar
manusia seperti handphone dan media social. Dibidang yang lain juga
perkembangannya tidak bisa ditentukan dan ditebak oleh semua masyarakat,
seperti halnya pada bidang pemerintahan dimana dalam menjalankan tugas
sebagai pegawai negara kemampuan menggunakan sistem informasi juga
sangat diperlukan untuk menunjang pekerjaan berjalan dengan baik dan
efisien.
Pemerintah Indonesia telah menggunakan sistem informasi untuk menjalankan
roda pemerintahan dengan baik, penggunaan sistem informasi diberikan ke
pemerintahan yang ada di Indonesia diantaranya, pemerintah pusat, pemerintah
provinsi, pemerintah daerah bahkan sampai ke pemerintah desa. Sistem
informasi untuk pemerintah telah disediakan oleh pusat dimana semua bagian
kalangan pemerintahan dapat mengakses dan menggunakan sistem tersebut,
untuk tingkat pemerintahan provinsi dan daerah masih aman dan bisa
menggunakan sistem yang diberikan, namun untuk pemerintah desa sangat
sulit dalam memahami dan menggunakan sistemnya.
Menurut Bapak Sarif Zaenal Arifin selaku Kepala desa Kutawaringin,
“Permasalahan terjadi pada Pemerintah desa Kutawaringin kecamatan Salawu
yaitu pemerintah telah menggunakan sistem informasi, seperti dibagian
keuangan menggunakan sistem informasi keuangan desa (SisKeuDes),
dibagian operator menggunakan Sistem Infromasi Kesejahteraan Sosial
(SITENJI) dan sistem absensi dengan kartu digital, namun terjadi permasalahan
pada integrasi antar sistem dan sistem hanya menyimpan data saja tanpa adanya
rekapitulasi data yang menyebabkan semua pegawai bekerja dua kali tak hanya
itu juga jaringan yang digunakan menggunakan WIFI dimana komputer yang
ada di desa tersebut tidak saling terhubung satu sama lain yang menyebabkan
kendala pada saat transfer data menjadi tidak otomatis dan harus memita
kepada bagian dari organisasi yang bersangkutan untuk mendapatkan data,
sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mentransfer data ke
flash disk yang digunakan sedangkan pegawai desa sudah mengetahui resiko
yang diberikan pada saat menggunakan kabel LAN, adapun masalah lain
dimana pada bagian pelayanan belum menggunakan sistem informasi dan
masih menggunakan pelayan yang manual”.
Dengan adanya permasalahan tersebut peneliti memberikan solusi dengan
memrekomendasikan dan Membuat Model Arsitektur Enterprise untuk
mendukung Sistem Informasi Pemerintah Desa Kutawaringin.
1. Rumusan Masalah
1.1 Dengan cara seperti apa komputer yang ada di Desa Kutawaringin
bisa terhubung satu sama lain?
1.2 Bagaimana cara pelayanan di desa Kutawaringin dapat
terkomputerisasi?
1.3 Bagaimana cara memberikan gaji sesuai dengan rekapitulasi absensi
digital secara otomatis?
2. Tujuan
2.1 Membuat arsitektur jaringan wireless tanpa kabel LAN
2.2 Membuat sistem pelayanan desa Kutawaringin
2.3 Memperbaharui sistem absensi agar dapat membuat rekapitulasi dan
memberikan gaji secara otomatis.
BAB II

DESKRIPSI ORGANISASI

Desa Kutawaringin merupakan kantor desa yang berada di Kecamatan Salawu


Kabupaten Tasikmalaya, Desa Kutawaringin berdiri pada tahun 1982 saat
pemerintahan Bapak Odo. Desa Kutawaringin merupakan pemekaran dari desa
Tenjowaringin dan memiliki Luas Wilayah 572,92 Ha. Batas wilayah Desa
Kutawaringin Sebelah Utara Desa Tanjung karang , Sebelah Selatan Desa
Kawungsari , Timur Desa Tanjungsari , Barat Desa Tenjowaringin.
Adapun nama-nama Kepala Desa yang telah memimpin Desa Cilampunghilir
diantaranya sebagai berikut:

No Nama Kepala Desa (Kuwu) Masa Jabatan


1. Kuwu Odo 1982 - 1986
2. Kuwu Dahlan Amir 1986 - 1990
3. Kuwu Umar Sukmana 1990 – 1994
4. Kuwu A Sahda 1994 – 1998
5. Kuwu Ojo Sutarjo 1998 – 2005
6. Kuwu Ucu Nurhakim 2005 - 2013
7. Kuwu Dadang Supriatna S.E 2013 - 2019
8. Kuwu Sarif Zaenal Arifin 2020 - 2025

2.1 Visi dan Misi Desa Kutawaringin


1. Visi Desa Kutawaringin:
“Mewujudkan Masyarakat yang bertaqwa, maju dan sejahtera”
Dalam rangka pencapaian Visi Desa Kutawaringin maka dirumuskan Misi
sebagai berikut:
a. Penataan pembangunan dari desa
b. Penguatan daya saing masyarakat
c. Peningkatan aktifitas keagamaan di Desa Kutawaringin
d.Bersama-sama memanfaatkan potensi ekonomi di Desa Kutawaringin
2.2 Struktur Organisasi Desa Kutawaringin

2.3 Job Deskripsi


1. Kepala Desa
Kepala Desa berkedudukan sebagai Kepala Pemerintah Desa yang memimpin
penyelenggaraan pemerintahan desa. Kepala desa mempunyai tugas sebagai
beriukut:
a. Menyelenggarakan Pemerintahan Desa
b. Melaksanakan pembangunan Desa
c. Pembinaan kemasyarakatan Desa
d. Pemberdayaan masyarakat Desa.
Kemudian dalam melaksanakan tugas kepala desa mempunyai fungsi sebagai
berikut:
a. Menyelenggarakan pemerintaham desa, meliputi:
1) Tara praja pemerintahan
2) Penetapan peraturan di Desa
3) Pembinaan masalah pertanahan
4) Pembinaan ketentraman dan ketertiban
5) Pelaksanaan upaya perlindungan masyarakat
6) Administrasi kependudukan
7) Penataan dan pengelolaan wilayah
b. Melaksanakan pembangunan Desa meliputi:
1) Pembangunan sarana prasarana perdesaan
2) Pembangunan bidang Pendidikan
3) Pembangunan bidang Kesehatan
c. Pembinaan kemasyarakatan desa, meliputi:
1) Pelaksanaan hak dan kewajiban masyarakat
2) Pelaksanaan partisipasi masyarakat
3) Pembinaan sosial dan budaya masyarakat
4) Pembinaan keagamaan
5) Pembinaan ketenagakerjaan
d. Pemberdayaan masyarakat Desa, meliputi:
1) Sosialisasi dan motivasi masyarakat di bidang budaya, ekonomi,
politik, lingkungan hidup.
2) Pemberdayaan keluarga, pemuda, olahraga dan karang taruna
Selain itu juga Kepala desa mempunyai fungsi menjaga hubungan
kemitraan dengan lembaga masyarakat dan lembaga lainnya.

2. Sekretaris Desa
Sekretaris Desa berkedudukan sebagai unsur pemimpin sekertariat desa, yang
mempunyai tugas membantu Kepala Desa dalam bidang administrasi
pemerintahan antara lain mengkoordinasikan pelaksanaan urusan
ketatausahaan, urusan umum, urusan keuangan dan urusan perencanaan.
Dalam melaksanakan tugas sekretaris desa mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. Koordinasi pelaksanaan urusan ketatausahaan, meliputi:
1) Tata naskah
2) Pengelolaan administrasi
3) Pengelolaan arsip
4) Pengelolaan ekspedisi
b. Koordinasi pelaksanaan urusan umum, meliputi:
1) Penataan administrasi perangkat desa
2) Penyediaan prasarana perangkat desa dan kantor
3) Penyiapan rapat
4) Pengadministrasian aset
5) Inventarisasi asset
6) Perjalanan dinas
7) Pelayanan umum
c. Koordinasi pelaksanaan urusan keuangan, meliputi:
1) Pengurusan administrasi keuangan
2) Administrasi sumber pendapatan dan pengeluaran
3) Verifikasi administrasi keuangan
4) Administrasi penghasilan kepala desa, perangkat desa, BPD, dan
Lembaga pemerintahan desa lainnya
d. Koordinasi pelaksanaan urusan perencanaan, meliputi:
1) Penyusunan rencana anggaran pendapatan dan belanja desa
2) Inventarisasi data dalam rangka pembangunan
3) Monitoring dan evaluasi program 4) Penyusunan laporan
3. Kepala Urusan Umum dan Tata Usaha Kepala urusan umun dan tata
usaha berkedudukan sebagai unsur staf sekertariat, yang mempunyai
tugas membantu sekertaris desa dalam pelaksanaan administrasi urusan
ketatausahaan dan urusan umum.
Dalam melaksanakan tugas kepala urusan umum dan tata usaha mempunyai
fungsi sebagai berikut:
a. Pengurusan tata naskah
b. Pengadministrasian surat menyurat, arsip dan ekspedisi
c. Penataan administrasi perangkat desa
d. Penyediaan prasarana perangkat desa dan kantor
e. Penyiapan rapat
f. Pengadministrasian dan inventarisasi asset
g. Pengadministrasian perjalanan dinas
h. Pelayanan umun

4. Kepala Urusan Keuangan


Kepala urusan keungan berkedudukan sebagai unsur staf sekertariat, yang
mempunyai tugas membantu sekertasis desa dalam pelaksanaan administrasi
urusan keuangan.
Dalam melaksanakan tugas kepa urusan keungan mempunyai fungsi sebagai
berikut:
a. Pengelolaan administrasi keuangan
b. Pengadministrasian sumber pendapatan dan pengeluaran
c. Verifikasi administrasi keuangan
d. Pengadministrasian penghasilan kepala desa, perangkat desa, BPD,
dan Lembaga pemerintahan desa lainnya.

5. Kepala Urusan Perencanaan


Kepala urusan perencanaan berkedudukan sebagai unsur staf sekertariat, yang
mempunyai tugas membantu sekertaris desa dalam pelaksanaan administrasi
urusan perencanaan.
Dalam melaksanakan tugas kepala urusan perencanaan mempunyai fungsi
sebagai berikut:
a. Penyusunan rencana anggaran pendapatam dan belanja desa
b. Investarisasi data dalam rangka pembangunan desa
c. Penyusunan rencana pembangunan desa
d. Pemantauan dan evaluasi program
e. Penyusunan laporan penyelenggaraan pemerintahan desa

6. Kepala Seksi Pemerintahan


Kepala seksi pemerintahan berkedudukan sebagai unsur pelaksana teknis, yang
mempunyai tugas membantu kepala desa dalam pelaksanaan tugas operasional
bidang pemerintahan.
Dalam melaksanakan tugas operasional, kepala seksi pemerintahan mempunyai
fungsi sebagai berikut:
a. Pelaksanaan manajemen tata praja pemerintahan
b. Penyusunan rancangan regulasi desa
c. Pembinaan masalah pertanahan
d. Pembinaan ketentraman dan ketertiban
e. Pelaksanaan upaya perlindungan masyarakat
f. Penataan kependudukan
g. Penataan dan pengelolaan wilayah h. Pendataan dan pengelolaan
profil desa.

7. Kepala Seksi Kesejahteraan


Kepala seksi kesejahteraan berkedudukan sebagai unsur pelaksana teknis, yang
mempunyai tugas membantu kepala desa dalam pelaksanaan tugas operasional
bidang kesejahteraan.
Dalam melaksanakan tugas operasional, kepala seksi kesejahteraan mempunyai
fungsi sebagai berikut:
a. Pembangunan sarana dan prasarana perdesaan
b. Pembangunan bidang Pendidikan
c. Pembangunan bidang kesehatan
d. Pelaksanaan sosialisasi serta motivasimasyarakat dalam bidang
budaya, ekonomi, politik dan lingkungn hidup
e. Pembinaan dan pengembangan kegiatan masyarakat dalam bidang
pertanian, kehtanan, perindustrian, perdagangan, koperasi, usaha mikro
kecil dan menengah, pertambangan dan energi serta pariwisata
f. Pemberdayaan keluarga, pemuda, olahraga dan karang taruna
g. Pemberdayaan Lembaga kemasyarakatan desa yang membidangi
pembangunan
h. Pengembangan perekonomian masyarakat desa
8. Kepala Seksi Pelayanan
Kepala seksi pelayanan berkedudukan sebagai unsur pelaksana teknis, yang
mempunyai tugas membantu kepala desa
dalam pelaksanaan tugas operasional bidang pelayanan.
Dalam melaksanakan tugas operasional, kepala seksi pelayanan mempunyai
fungsi sebagai berikut:
a. Pelaksanaan sosialisasi dan motivasi terhadap pelaksanaan hak dan
kewajiban masyarakat
b. Peningkatan upaya partisipasi masyarakat
c. Pelestarian nilai sosial budaya masyarakat
d. Pembinaan keagamaan
e. Pembinaan ketenagakerjaan.

9. Kepala dusun
Kepala dusun berkedusunan sebagai unsur satuan tugas kewilayahan, yang
mempunyai tugas membantu kepala desa dalam pelaksanaan tugas
kewilayahan sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat 3 PERBUP No 52
Tahun 2020.
Dalam melaksanakan tugas kepala dusun mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. Dalam penyelenggaraan pemerintahan desa, antara lain:
1) Pembinaan ketentraman dan ketertiban
2) Pelaksanaan upaya perlindungan masyarakat
3) Pengawasab terhadap mobilitas kependudukan
4) Penataan dan pengolaan wilayah
b. Pengawasan terhadap pelaksanaan pembangunan di wilayahnya
c. Pelaksanaan pembinaan kemasyarakatan dalam meningkatkan
kemampuan dan kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungannya
d. Pelaksanaan upaya pemberdayaan masyarakat dalam menunjang
kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.
BAB III

ANALISIS SITEM

1. Visi dan Misi Desa Kutawaringin


“Membangun Bersama Desa Wisata”
Dalam rangka pencapaian Visi dan Misi Desa Kutawaringin maka dirumuskan
sebagai berikut:
1. Penataan pembangunan dari desa
2. Penguatan daya saing masyarakat
3. Peningkatan aktifitas keagamaan di Desa Kutawaringin
4. Bersama-sama memanfaatkan potensi ekonomi di Desa
Kutawaringin

2. Visi Pengembangan Sistem


“Kekuatan Sistem Informasi dalam membangun Desa Wisata”

3. Pemodelan Bisnis
3.1 Value Chain
1. Pengertian Value Chain
Value chain atau rantai nilai adalah deskripsi menyeluruh tentang nilai suatu
produk atau layanan dari konsepsi produk hingga pengirimannya ke pelanggan.
Ini adalah proses di mana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggannya.
(Gie, 2021)
Ahli teori ekonomi dan akademisi Michael Porter menciptakan istilah “value
chain” dalam bukunya tahun 1985 “Competitive Advantage.” Sejak ia
menggambarkan value chain dalam teks tersebut, komunitas bisnis telah
menggunakan konsep tersebut secara luas. Setiap industri atau perusahaan
dapat menggunakan analisis rantai nilai karena ini adalah model umum dan
sangat mudah beradaptasi.
Value chain Porter memiliki elemen yang jelas dan spesifik yang dipecah
menjadi dua kategori. Analisis memprioritaskan sistem daripada departemen
karena tujuan akhir dari analisis rantai nilai adalah untuk mengidentifikasi
aspek sistem atau proses untuk perbaikan daripada keseluruhan departemen.
Rantai nilai mengidentifikasi kegiatan bisnis umum dan bidang bantuan di
mana mereka berfungsi dalam dua kategori besar yang disebut utama dan
dukungan:
Gambar 2.1 Model Analisis Nilai menurut Porter

2. Utama
Kategori utama value chain memiliki lima sub kategori:
a. Logistik masuk: Proses ini berhubungan dengan logistik internal seperti
menyimpan, menerima, dan mendistribusikan suku cadang atau bahan.
Pemasok biasanya merupakan faktor kunci dalam proses logistik masuk.
b. Operasi: Proses-proses ini berkontribusi pada pergeseran dari bahan
masukan mentah ke keluaran akhir yang siap untuk pelanggan. Proses operasi
biasanya internal.
c. Logistik keluar: Proses ini mencakup langkah-langkah yang memasok
produk ke pelanggan dari perusahaan Anda. Terkadang, ini melibatkan koneksi
pengiriman eksternal sedangkan untuk logistik keluar perusahaan lain adalah
prosedur internal.
d. Pemasaran dan penjualan: Proses ini berhubungan dengan persuasi
pelanggan untuk melakukan pembelian dari perusahaan Anda. Sebagian besar
perusahaan memiliki tim penjualan dan pemasaran internal.
e. Layanan: Proses ini mencakup tindakan pasca pembelian atau dukungan
yang diambil perusahaan Anda untuk memaksimalkan kebahagiaan dan
loyalitas pelanggan.

3. Pendukung
Dalam kategori dukungan value chain, Porter mengidentifikasi empat bidang
penting:
a. Infrastruktur perusahaan: Ini adalah kegiatan yang mendukung penciptaan
produk atau layanan, tetapi tidak harus berkontribusi secara langsung.
Akuntansi, manajemen dan hukum adalah contoh infrastruktur perusahaan.
b. Manajemen sumber daya manusia: Kegiatan ini mencakup segala sesuatu
yang berhubungan dengan karyawan atau pekerja lain yang terlibat dalam
semua langkah rantai
nilai.
c. Pengembangan teknologi: Aktivitas ini mencakup semua proses dan
prosedur teknologi yang digunakan perusahaan Anda sebagai bagian dari rantai
nilai.
d. Pengadaan: Aktivitas ini mencakup setiap langkah yang diambil bisnis Anda
untuk membeli bahan mentah yang diperlukan untuk membuat produk Anda.

3.2 Analisis Value Chain pada pengelolaan BumDes Peternakan dan ATK dan
Photocopy Kutawaringin
3.2.1 Kegiatan Utama BumDes Kutawaringin
1. Inbound Logistic
Aktivitas yang berhubungan dalam penyimpanan, penerimaan, input kepada
produk, seperti: penanganan material, pengendalian persediaan dan
pengembalian pada pemasok serta penjadwalan transportasi.
2. Operation
Kegiatan yang berkaitan dengan mengolah bahan menjadi barang jadi, seperti:
pemasangan, pemeliharaan dan pengoprasian fasilitas dan perawatan seperti
halnya peternakan kambing dan Ayam dilakukan disekitaran wilayah desa
Kutawaringin sekitar 10 RW dengan cara operasional secara langsung.
3. Marketing and sales
Kegiatan yang berkaitan dengan menyediakan sarana yang digunakan
pembeli untuk membeli produk, seperti: promosi, iklan, hubungan, penyalur,
tenaga penjualan dan penetapan harga.
Contohnya peternakan kambing dan Ayam tidak cukup berinvestasi dalam
pemasaran melainkan mengandalkan kata dari mulut ke mulut yang dicapai
dengan cara melalui kualitas hewan yang tinggi dan layanan pelanggan yang
baik.
4. Outbound Logistics
Kegiatan yang berkatan dengan pengumpulan, penyimpanan dan distribusi
fisik kepada konsumen seperti: peternakan kambing dan Ayam dengan cara:
Penjualan dan pemasaran khusus ini melibatkan penjualan kambing, Ayam
dan telur dan daging Ayam ke restoran kecil sampai ke restoran besar. Dengan
melibatkan penanganan pesanan dari internet atau pengiriman.
5. Service
Kegiatan yang berkaitan dengan penyediaan layanan untuk mendongkrak atau
mempertahankan nilai produk, seperti: instalasi, pelatihan, perbaikan dan
penyesuaian produk.
Contohnya memberikan tingkat layanan pelanggan yang unggul adalah salah
satu tujuan utama peternakan kambing dan Ayam dan didorong dari pernyataan
misi organisasi. Dan staf BumDes didorong untuk bekerja lebih keras untuk
memastikan tingkat kepuasan pelanggan yang tinggi.
3.2.2 Kegiatan pendukung BumDes Kutawaringin
1. Insfrastructure
Kegiatan ini meliputi: perencanaan, manajemen, akuntansi, keuangan,
manajemen mutu dan urusan pemerintah. Contohnya: desa Kutawaringin
mencakup berbagai kegiatan dukungan seperti manajement perencanaan,
keuangan akuntansi, dukungan hukum dan hubungan pemerintah yang
diperlukan untuk mendukung kerja seluruh rantai nilai.
2. Human Resource Management
Kegiatan yang meliputi: pengembangan tenaga kerja, pelatihan, perekrutan,
penyewaan dan kompensasi untuk seluruh jenis tenaga kerja. Tenaga kerja pada
Desa Kutawaringin adalah sember daya paling berharga. Berbagai program
pelatihan dalam peternakan kambing dan ayam tersedia utuk masyarakat yang
berada di desa Kutawaringin yang dapat dijadikan sebagai motivasi dan
pembuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat yang ada.
3. Technology Development
Kegiatan dikelompokan secara luas dari pengembangan teknologi yang
digunakan dalam penyususnan dokumen Desa mengandalkan teknologi untuk
keberlangsungan pemasaran hewan ternak dan telur ayam untuk memajukan
desa Kutawaringin agar lebih terkenal dan menjadi desa dengan tingkat
perekonomian yang cukup.
4. Procurement
Mengacu pada fungsi pembelian input yang digunakan dalam rantai nilai
perusahaan, bukan input yang dibeli itu sendiri. Misal, pembelian bibit kambing
dan ayam yang unggul yang dibutuhkan untuk budidaya kambing dan ayam di
desa Kutawaringin.

3.3 Struktur organisasi


1. Struktur Organisasi Saat ini
Gambar 3-2 Struktur Organisasi Saat ini

2. Struktur Organisasi Usulan

Gambar 3-3 Struktur Organisasi Usulan

Dalam struktur organisasi usulan ini dibentuk bagian dari teknologi infomasi
yang berfungsi untuk melakukan pengimplementasikan, pengembangan dan
perawatan bagian technology informasi pada Desa Kutawaringin yaitu:
1) Sistem analys memiliki peran dalam mendesain keseluruhan sistem, baik
dalam hal desain database, aplikasi dan sistem pendukung teknologi
informasi.
2) Programmer memiliki peran dalam pembangunan aplikasi dan tahap
pengembangan aplikasi yang telah di desain oleh sistem analis.

3) Technology support memilik peran dalam melakukan seluruh konfigurasi


jaringan komputer, baik software, client dan server.

3. Pemetaan setiap fungsi bisnis terhadap unit organisasi


Penjelasan pemetaan fungsi bisnis terhadap unit organisasi terlihat dalam tabel:
Stakeholder Kepala Sekretaris Pelayanan Kesejahteraan keuangan perencanaan seplier costumer pengaw
Aktifitas Desa Desa asan
Aktifitas Utama

1. Inbound
Logistic
2. Operation

3. Sales and
Marketing
4. Outbound
Logistic
5. Services

Aktifitas
Pendukung
1.Insfrastructure

2. Human
Resource
Management
3. Technology
Development
4. Procurement
4. Bisnis Proses diagram
1. Proses bisnis Kepala Urusan Kesejahteraan
Proses Kesejahteraan
Costumers Bagian Kesejahteraan
Melakukan Pemeliharaan hewan (kambing, ayam)
pemberian pakan dan vitamin
Melakukan perkembangbiakan
Melakukan seleksi hewan
pengiriman kepada costumers Sesuai standar [Iya] [Tidak]

Gambar 3-4.1 Proses bisnis bagian kesejahteraan

Pengamatan dilakukan dengan cara mewawancarai narasumber tentang sistem


yang ada pada saat ini di seluruh bidang pada pemerintahan Desa Kutawaringin,
sistem yang digunakan untuk mendukung keberlangsungan kegiatan
pengelolaan pemerintahan desa. Berikut hasil analisis dari koondisi sistem saat
ini.
Table 3-1 Kondisi sistem saat ini
Kondisi Simtem Saat Ini
Sistem informasi yang digunakan untuk mengelola keuangan dari kepala
Urusan keuangan yaitu dengan menggunakan sistem yang diberikan oleh
pemerintah yaitu SisKeuDes (Sistem Keuangan Desa)
Sistem Informasi pada Operator dimana sistem ini langsung terhubung
dengan pemerintah dinas sosial. Untuk mendapatkan data masyarakat yang
menerima bantuan di desa Kutawaringin
Sistem Informasi absensi digital untuk penggajian tenaga kerja, dengan
memasukan kartu pada sistem, sistem akan otomatis membaca dan
mengimputkan data kehadiran.

Kondisi Sistem Saat ini yang dijadikan acuan dalam pembuatan tugas dan
metode apa yang digunakan untuk melakukan penelitian atau memecahkan
masalah.

2. Proses bisnis BUM Desa


BUM Desa
BUM Desa Pelanggan
Pengadaan
Barang
Pemelihraan
Barang
Penjagaan toko
Penjualan
[Iya]
Transaksi
[Tidak]
Pembellian
Penjelesan singkat mengenai penelitian terkait
Gambar 3-4.2 Proses bisnis BUM Des 3.
BAB IV

MODEL ARSITEKTUR ENTERPRISE

4.1 Arsitektur data


Arsitektur data adalah proses standarisasi bagaimana organisasi
mengumpulkan, menyimpan, mentransformasikan, mendistribusikan, dan
menggunakan data. Sasarannya adalah memberikan data yang relevan kepada
mereka yang membutuhkannya, kapan mereka membutuhkannya, dan
membantu mereka memahaminya.

1. Daftar Kandidat Entitas Data


Kandidat entitas didasarkan pada fungsi bisnis yang ada di organisasi
berdasarkan value chain Michael E. Porter yang telah dijelaskan sebelumnya,
sehingga diperoleh kandidat entitas sebagai berikut:

Entitas Bisnis Entitas Data

Entitas Absensi Entitas Daftar Hadir Pegawai

Entitas Laporan Daftar Hadir

Entitas Pegawai

Entitas Pelayanan Entitas pelaksanaan sosialiasi

Entitas Peningkatan Partisipasi masyarakat

Entitas pembinaan keagamaan

Entitas Pembinaan ketenagakerjaan

Entitas pelayanan masyarakat

2. Analisis Gap Data


Kelas Data Proses Operator Pelayanan BumDes Masyarakat
Pengelolaan laporan data 
desa
Pengelolaan data 
bantuan PKH
Pengelolaan data 
bantuan BLT
Pengelolaan data  
bumdes
Pengelolaan laporan  
daftar hadir pegawai
Pengelolaan data 
pegawai
Pemberian informasi 
pelayanan
Pembuatan surat  
menyurat
Pelayanan masyarakat  
Pengelolaan pelaksanaan 
sosialisasi
Pengelola pembinaan 
keagamaan
Pengelola pembinaan 
ketenagakerjaan
Pengelola peningkatan 
partisipasi masyarakat
Pengelola usaha ternak 
kambing
Pengelola usaha ternak 
bebek
Pengelola usaha ternak 
lebah
Pengelola usaha 
potocopy & ATK
Pengelolaan data laporan  
usaha

4.2 Arsitektur Aplikasi


Pembangunan arsitektur aplikasi juga menggunakan framework pengelolaan
portofolio aplikasi untuk menentukan strategi sistem informasi terhadap
strategi bisnis yang dikemukakan oleh Ward karena framework ini memiliki
kesamaan dan keterkaitan dengan metodologi EAP yaitu strategi
sisteminformasi ditentukan oleh dorongan bisnis.
1. Daftar Kandidat Aplikasi
Pembangunan arsitektur aplikasi dimulai dengan mengidentifikasikan kandidat
aplikasi yang dibutuhkan untuk mengelola data dan mendukung proses bisnis
dengan dukungan teknologi informasi.
Berikut ini merupakan Pelayanan perlengkapan desa :

Pelayanan Aplikasi Entitas


perlengkapan pengelolaan pelaksanaan
desa sosialiasi
surat

Aplikasi Entitas
Pengelolaan pelayanan
masyarakat
data masyara
kat
Absensi Pelayanan Aplikasi Entitas Daftar
informasi kehadiran Hadir Pegawai
kehadiran
pegawai
Aplikasi data
Entitas Laporan
pegawai Daftar Hadir

2. Analisis gap Aplikasi


Fungsi Grup Kandidat Kandidat Entitas
Aplikasi Aplikasi Data
Bisnis

Pelayanan Pelayanan  Aplikasi  Entitas


desa Pembinaan
pelayanan
ketenagakerja
informasi an
desa  Entitas
Peningkatan
 Aplikasi Partisipasi
pelaporan masyarakat
 Entitas
pembinaan pembinaan
masyarakat keagamaan

4.3 Arsitektur Teknologi


Tahap ini bertujuan mengembangkan teknologi sehingga dapat menerapkan visi
arsitektur guna menjawab keinginan stakeholder. Dalam tahap ini diidentifikasi
komponenkomponen arsitektur yang akan ada sebagai target arsitektur
teknologi.
Pada jaringan usulan di kantor Desa Kutawaringin pada gambar tersebut
dengan menggunakan jaringan wifi. Dimana semua komputer yang ada pada
bagian kasi pelayanan bisa terhubung satu sama lain sehingga dapat melakukan
transfer data secara otomatis tanpa melakukan perpindahan data secara manual
menggunakan perangkat lain seperti flahdisk
1. Analisis Gap Teknologi
Sistem Saat ini Analisis

Sistem informasi yang digunakan Sistem sudah dapat melakukan


untuk mengelola keuangan dari pengimputan
kepala Urusan keuangan yaitu keseluruhan dari kegiatan yang
dengan menggunakan sistem yang ada pada bagian Kepala Urusan
diberikan oleh pemerintah yaitu Keuangan, hanya saja dalam segi
SisKeuDes (Sistem Keuangan pemberian gaji untuk tenaga
Desa) kerja masih dihitung manual
dengan melihat daftar kehadiran
dari tenaga kerja.
Sistem Informasi pada Operator Sistem ini sudah sangat bagus
dimana sistem ini langsung dengan
terhubung dengan pemerintah dinas terhubungnya
sosial. Untuk mendapatkan data dengan dinas sosial, hanya saja
masyarakat yang menerima Ketika ingin melakukan
bantuan di desa Kutawaringin pembagian bantuan kepala
Urusan Keuangan harus meminta
datanya dengan memberikan
flashdisk kepada operator

Sistem Informasi absensi digital Kendala yang ada pada sistem ini
untuk penggajian tenaga kerja, adalah hanya menginputkan
dengan data saja tanpa ada laporan total
memasukan kartu pada sistem, kehadiran. Ini sangat
sistem akan otomatis membaca bermasalah
dan pmengimput kan data dikarenakan
kehadiran. ketika melakukan pengecekan
kehadiran harus dihitung manual.

4.4 Rencana Implementasi


1. Penyusunan Portopolio Aplikasi
Konsep potofolio aplikasi bertujuan untuk menemukan sistem informasi yang
digunakan, sedang direncanakan atau potensial di dalam organisasi, serta
penilaian terhadap kontribusinya terhadap bisnis. Portofolio aplikasi dibuat
dengan didasarkan pada pemahaman dan kesepakatan dari pihak manajemen
tentang kontribusi yang diharapkan dari berbagai sistem informasi saat ini dan
dimasa mendatang dari sudut pandang strategi organisasi.
Portofolio aplikasi ini dibagi kedalam tiga komponen, yaitu aplikasi yang ada
saat ini, aplikasi yang dibutuhkan dan aplikasi yang potensial.
1) Aplikasi yang ada saat ini, merupakan aplikasi saat ini digunakan atau
sedang dikembangkan untuk diimplementasikan dalam waktu dekat ini.
Aplikasi ini harus dinilai berdasarkan kontribusinya terhadap proses bisnis
yang ada, serta kinerjanya dalam endukung pencapaian tujuan bisnis di masa
mendatang.
2) Aplikasi yang dibutuhkan, merupakan aplikasi yang saat ini belum ada,
namun diperlukan dalam mencapai tujuan dan strategi bisnis. Dari sudut
pandang perencanaan bisnis, aplikasi tersebut dapat memberikan kontribusi
yang spesifik.
3) Aplikasi yang potensial, merupakan aplikasi yang kemungkinan besar dapat
bernilai di masa mendatang. Aplikasi yang mungkin bisa menghasilkan
keuntungan yang relevan, baik secara strategi maupun perbaikan kinerja bisnis
di masa mendatang.
Berikut ini merupakan portofolio Sistem informasi pemerintahan desa
Kutawaringin.

Strategic High Potential

Sistem Aplikasi Keuangan Sistem Absensi


Pembangunan arsitektur
jaringan

Sistem Aplikasi Pelayanan

Key Operational Support


BAB V

PERANCANGAN SISTEM

5.1 Use Case Diagram


1. Usecase diagram bagian keuangan
Login keuangan
Keuangan
Sistem Absensi dengan RFID keuangan
Absensi dengan Kartu keuangan
<<include>>
Laporan absensi dokumen

2. Sequence diagram untuk keuangan


Keuangan
Absensi Tabel absensi Laporan
Actor_1

2. Use case diagram baian pegawai


Scan kartu
Saving data
Konfirmasi Dashboard absensi
Menu scan pegawai
<<include>>
Pegawai
Absensi dengan Kartu pegawai
Sistem Absensi dengan RFID pegawai
Melihat data absensi
menampilkan laporan
Laporan

3. Use case diagram untuk admin/staf IT


Input username dan password
<<Include>> Login
<<include>>
Cetak kartu
pegawai
Sistem Absensi dengan RFID
Pendaftaran pegawai
Hapus data pegawai
<<include>>
Staf IT

5.2 Class Diagram Admin


Mengubah data pegawai
Absensi
dengan Kartu Laporan
<<include>> <<include>>
Menu scan file dokumen

3. Sequence diagram untuk pegawai


Absensi
Absensi
Pegawai
melakukan Absensi dengan Scan Kartu
Data masuk
Tabel_absensi
-----
NIP
Nama
Alamat
jabatan
hak akses
: int : int : int : int : int
1..1
Konfirmasi absensi
Dashboard aplikasi
+ pendaftaran pegawai () 1..1
Absensi
1..1
0..*
-----
Nip
Nama Hari
Tanggal Waktu
: int : int : int : int : int
0..*
1..*
----
Pegawai
NIP
Nama
Alamat
jabatan
: int : int : int : int
-
+ Absensi () user
hak akses
: int
--
email
password
: int : int
0..*
+ absensi ()
+ login () 1..1
Keuangan
1..1
-----
NIP
Nama
Alamat
jabatan
hak akses
: int : int : int : int : int
1..1
+ laporan ()
5.3 Sequence diagram
1. Sequence diagram Admin / Staff IT
5.4 Activity Diagram
User/admin Sistem
Admin Actor_1
Absensi pegawai tbl_absensi tbl pegawai laporan
Akses sistem
management asset
Apakah kamu punya kartu?
[Ya]
Buat akun baru [Tidak]
Melakukan absensi
Saving data
konfirmasi
Dashboard absensi
Daftar pegawai Saving data
Form pegawai
Hapus data pegawai
deleting data
Konfirmasi Form pegawai
Update data
Updating data
Konfirmasi
Masukan kartu Request to Staf IT
5.5 State Diagram
1. Admin
Send Data
Scan kartu
Form pegawai
Konfirmasi
Melihat data laporan
Laporan
Menapilkan laporan
[Tambah][Ubah]
[Mulai]
Login
Validasi username dan password
[Gagal]
[Benar]
Dashboard Absensi
Absensi/ scan Melihat laporan absensi
Menambah pegawai Mengubah pegawai hapus data
2. Pengguna
Dashboard aplikasi
Absensi dengan kartu
3. Keuangan
kartu
Login keuangan
pegawai
[Hapus]
[gagal]
Masukan username dan password
[sesuai]
dashboard absensi untuk keuangan
[Docs]
[Scan kartu]
absensi Laporan
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa peniliti merekomendasikan


model arsitektur enterprise untuk mendukung sistem informasi pemerintahan
Desa Kutawaringin. Sehingga dapat mempermudah dalam proses keuangan,
rekapitulasi data kehadiran dan sistem pelayanan.

Anda mungkin juga menyukai