Anda di halaman 1dari 14

Academia.

edu

LOG IN SIGN UP

EXPOSISI MAZMUR 23

Freethinker Tian

UPLOADED BY

Freethinker Tian

SEKOLAH TINGGI TEOLOGIA REFORMED INDONESIA

STUDI PERJANJIAN LAMA II B

Dosen: Inawaty Teddy, Th.M

EXPOSISI MAZMUR 23

Oleh Michael Dhimas Anugrah Jakarta 27 November 2013

Exposisi Mazmur 23

Michael Dhimas Anugrah (M.Th/2013)

(1) Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. (2) Ia membaringkan aku di
padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; (3) Ia menyegarkan jiwaku. Ia
menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya. (4)Sekalipun aku berjalan dalam lembah
kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang
menghibur aku. (5)Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi
kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah. (6)Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti
aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.

Mazmur 23 (LAI:TB)

Pendahuluan
Mazmur

ini mengundang sejuta kekaguman. James M. Boice menyebutnya sebagai

the best-loved chapter

dalam Alkitab.

A masterpiece throughout,

begitu pujinya.

Benar yang dikatakan Boice. Mazmur 23 memang merupakan nyanyian agung yang begitu indah.
Sebuah Mazmur yang memberikan

perfect peace of mind

bagi manusia.

Keistimewaan Mazmur 23 bertambah karena, menurut W. S. Plumer, figur gembala di dalamnya


merujuk kepada Tuhan Yesus Kristus sendiri.

Mazmur 23 sendiri bahkan menempati

a supreme place

dalam literatur agamawi dunia.

Akan tetapi polemik mengenai judul Mazmur ini datang ketika Hans-Joachim Kraus secara tegas
mengatakan Gembala yang Baik tidak cocok dikenakan sebagai judul Mazmur ini.

Benarkah tudingannya? Makalah ini ditulis untuk mengajak para pembaca melihat sedikit lebih
mendalam mengenai Mazmur yang memiliki
tender touch

ini.

Mazmur 23 sebenarnya tidak akan memiliki makna sama sekali jika tidak dikaitkan dengan mazmur 22
dan mazmur 24, yang Vernon McGee katakan sebagai

triptych of psalms,

namun dalam ekposisi kali ini penulis hanya membatasi pada Mazmur 23 saja.

Kata

„Mazmur‟

atau

Psalm

(dalam bahasa Inggris) diturunkan dari terjemahan bahasa Yunani Perjanjian Lama (Septuaginta/LXX).
Kata Yunani

Psalmos

yang menerjemahkan kata bahasa Ibrani Mizmor memiliki

arti „musik yang disertai alat musik yang menggunakan senar‟. Di

bawah pengaruh Septuaginta dan kekristenan, kata

Psalmos

artinya menjadi suatu „lagu pujian‟ tanpa suatu penekanan pada

penyertaan oleh alat musik yang menggunakan senar.


2

James M. Boice,

Psalms vol 1

(Grand Rapids: Baker, 1994), 206

Boice, 206

Menurut Weiser, disebut memberikan

perfect peace of mind

bagi manusia karena ditulis dari sebuah kepercayaan penuh kepada Tuhan. Lih. Artur Weiser, trans.

The Psalms

(Philadelphia: The Westminster Press, 1962), 226

W. S. Plumer,

Psalms

(Carlisle: The Banner of Truth, 1975),309

George A. Buttrick, et al. Ed.

The Interpreter’s Bible

(Nashville: Abingdon, 1991), 123


7

Hans-Joachim Kraus,

Psalms 1-59

(Minnepolis: Fortress, 1993), 303

Weiser, 226

J. Vernon McGee,

Thru The Bible

(Nashville: Thomas Nelson, 1982), 711

Penjelasan Umum

Mazmur 23 ini pendek dan relatif tidak sulit ditafsirkan. Peter Cragie mengatakan: “it

is neverthless particularly difficult to interpret with respect to such matters as its form and

original social or culting setting.”

10

Benar kata Cragie. Mazmur 23 memang dapat dengan mudah menunjukkan kasih Tuhan yang begitu
besar bagi umat-Nya. Seakan-akan penulis Mazmur ini mengajak setiap umat Tuhan untuk memuji dan
membesarkan nama Tuhan karena kasih dan pemeliharaan-Nya yang begitu besar kepada umat pilihan-
Nya. Charles

Spurgeon mengatakan: “It should be the subject of grateful admiration that the great God

allows Himself to be compared to anything which will set forth His great love and care for

His own people.”

11
Tepat sekali yang dikatakan Spurgeon, karena memang dalam Mazmur 23 kita langsung dapat melihat
akan kasih dan kebaikan Tuhan kepada umat-Nya. Mazmur ini ditulis oleh Daud, dan kalimat-kalimat
yang termuat di dalamnya relatif tidak memuat kesulitan yang berarti walaupun kita tidak mengetahui
secara pasti kapan dan apa latar belakang Mazmur ini ditulis.

12

Sebelum masuk ke dalam exposisi, penulis akan melihat kepada suatu polemik mengenai judul Mazmur
ini.

Good Sheperd

, (LAI:TB memberi judul M

azmur ini “TUHAN,

Gembalaku yang B

aik”

), pemberian judul ini menimbulkan keberatan. Setidaknya, Hans-Joachim Kraus adalah sarjana yang
mengajukan keberatan pada judul tersebut.

13

Keberatan terhadap judul

Good Sheperd

antara lain karena ayat 5 secara jelas tidak berbicara tentang hubungan antara gembala dan domba.
Argumennya: (1) gembala tidak menyediakan hidangan (ayat 5a), melainkan membawa domba ke
padang rumput yang hijau (bdk. ayat 2); (2) domba tidak diminyaki kepalanya oleh gembala (ayat 5b); (3)
domba juga tidak meminum dari piala (ayat 5c), melainkan dari sungai/mata air (bdk. ayat 2).

14

10

Peter Craigie,

World Biblical Commentary vol 19

(Waco: Word Books, 1983), 204

11

Charles Haddon Spurgeon,


The Treasury of David Vol I

(London: Passmore & Alabaster, 1904), 399

12

Beberapa usulan sudah diajukan oleh para penafsir. Sampai sejauh ini yang paling masuk akal adalah
ketika Daud lari dari musuh-musuhnya di padang gurun, kemungkinan dari Absalom (

http://www.gkri-exodus.org/page.php?SER-Mazmur23

. Ada beberapa argumen yang mendukung praduga ini. Rujukan tentang pergumulan hidup domba di
padang gurun sesuai dengan kehidupan Daud selama di pelarian. Mazmur ini juga menyiratkan adanya
musuh atau bahaya (ayat 4, 5).Gambaran tentang gembala (ayat 1-4)

dan raja

(ayat 5) tampaknya menyiratkan bahwa Mazmurini ditulis setelah Daud menjadi raja. Dengan demikian,
musuh yang mengejar dia kemungkinan besar bukanlah Saul (1Sam. 19-28), sekalipun waktu itu dia
sudah diurapi sebagai raja Israel oleh Samuel (1Sam. 16).

13

Ia mengatakan bahwa Gembala yang Baik tidak cocok dikenakan sebagai judul mazmur ini, ia

mengusulkan “

Security in the Goodness and Mercy of Yahweh

” sebagai judulnya.

Kraus,303

14

Menurut argumen ini, ayat 5 lebih tepat dipahami sebagai gambaran tentang seorang raja yang
menjamu undangan istimewa. Suasana yang diceritakan adalah suasana pesta kemenangan di istana,
bukan kehidupan di padang.

14

Selain itu, penggabungan antara figur gembala dan raja juga sesuai dengan perjalanan hidup Daud yang
pernah menjadi gembala maupun raja
.

Bangsa Israel secara eksplisit pernah menyebut Daud

Jika kita setuju bahwa Mazmur 23:5 berbicara tentang raja yang mengadakan jamuan kemenangan,
maka

judul “

Good Sheperd

” atau “

TUHAN adalah Gembalaku yang Baik

tidak bisa mewakili keseluruhan isi Mazmur ini. Kraus tidak ingin Gembala yang Baik diberikan sebagai
judul M

azmur ini, ia mengusulkan “Security in the Goodness and Mercy of Yahweh” sebagai judulnya.

15

Dukungan atas keberatan ini datang dari John Eaton. Ia mengingatkan karena Mazmur ini juga memuat
pesan Allah sebagai Raja yang

caring, providing,

dan

mightily providing,

16

sehingga

Good Sheperd

bukanlah judul yang cocok bagi Mazmur 23. Kritik tersebut di atas memang cukup baik dan beralasan,
akan tetapi keberatan pada judul Mazmur 23 ini semestinya tidak perlu ada jika kita mau melihat lebih
jeli pada ayat-ayat dalam Mazmur 23 sendiri. Keberatan atas judul

Good Sheperd
seharusnya tidak akan muncul jika para kritikus bisa melihat makna di balik untaian kata-kata Daud
dalam Mazmur 23 ini. Mari kita perhatikan: Ayat 1

: TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.

Ayat ini memiliki kesamaan makna dengan ayat 5

:Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku.

Dua ayat ini sama-sama memiliki makna keyakinan akan pemeliharan Tuhan. Penulis melihat bahwa di
sini ada kesengajaan Daud untuk mengulang dua maksud yang sama dengan lirik yang berbeda. Justru di
sinilah s

ense of art

yang tinggi dari Daud terlihat, di mana ia menuliskan idenya tentang pemeliharan Tuhan melalui dua
lirik yang berbeda. Ayat 2-3a:

Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang;

Ia menyegarkan jiwaku.

Ayat ini juga memiliki makna yang sama dengan ayat 5:

Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah.

Di sini kita bisa melihat ide mengenai kesegaran yang diberikan dalam gambaran yang berbeda. Ayat-
ayat ini berbicara mengenai kesegaran yang dirasakan oleh Daud dari Tuhannya. Kesamaan makna
terdapat juga pada ayat 3b:

Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya,

di mana ayat

ini memiliki pesan yang sama dengan ayat 4:

Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku;
gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.

Ayat-ayat ini menunjukkan ide tentang gembala yang tidak terpaku pada lirik dan nuansa riil pekerjaan
seorang gembala, tetapi juga tersampaikan dalam gambaran seorang raja.

sebagai raja dan gembala

(
1Taw. 11:2

).

Maka tidak heran gambaran yang ia berikan dalam Mazmur ini begitu riil dan menyentuh, karena Daud
sendiri sudah menjalani dua peran tersebut dalam hidupnya.

15

Kraus,303

16

John Eaton,

The Psalms

(New York: T & T Clark International, 2003),122

Gembala dan raja dalam deskripsi indah Daud dilukiskan sebagai seorang yang menjamin kehidupan
domba atau rakyat, menyegarkan serta memimpin mereka berjalan, dan memberi jaminan keamanan
bagi keselamatan mereka. Setelah kita melihat kesamaan makna yang terkandung di setiap ayat dalam
Mazmur 23 ini, maka dengan demikian kita bisa memberi jawaban atas keberatan terhadap judul

Good Sheperd

tersebut. Penulis setuju dengan LAI yang memberikan judul

“Tuhan, Gembalaku yang Baik”

kepada Mazmur 23 ini. Alasan penulis adalah karena hampir di setiap bagian Mazmur ini kita

menemukan ide tentang kebaikan; (2) kata “TUHAN” mun

cul pada bagian awal (ayat 1) dan

akhir (ayat 6), sehingga dengan demikian kata “TUHAN” membentuk sebuah

inclusio

yang sekaligus menyiratkan inti dari Mazmur ini. Struktur Mazmur 23 secara keseluruhan dapat dilihat
sebagai berikut: Ayat 1-4 TUHAN sebagai Gembala yang Baik Ayat 5 TUHAN sebaga Raja yang Baik Ayat 6
Keyakinan akan jaminan masa depan Jadi, dengan demikian keberatan terhadap judul
Good Sheperd

telah terjawab tuntas. Penulis menghargai keberatan yang diajukan oleh para sarjana mengenai judul

Good Sheperd

, oleh karena mereka telah bersikap kritis dan

responsible

dalam argumen-argumen mereka. Akan tetapi jika kita melihat keseluruhan Mazmur ini, maka
keberatan-keberatan semacam itu tentulah sangat berlebihan.

TUHAN sebagai Gembala yang Baik

(ayat 1-4)

17

W. G. Scrog

gie mengatakan: “The Shepperd is

none other than the LORD Himself,

and the sheep is none other than I.”

18

Scroggie menyatakannya dengan tepat. Penulis setuju bahwa tidak ada penafsiran lain yang lebih
pantas selain melihat Allah sebagai figur Gembala itu sendiri dan kita adalah kawanan dombanya.
Penulis Mazmur sendiri dengan sangat jelas memulai Mazmurnya

dengan ungkapan “TUHAN adalah Gembalaku” (ayat 1a).

19

Tidak ada

17

Kitab Suci memang juga menggambarkan Tuhan sebagai gembala Israel secara kolektif. Maz. 78:52 -

“disuruh

-Nya umatNya berangkat seperti domba-domba, dipimpin-Nya mereka seperti kawanan hewan di

padang gurun”
. Yes. 40:11 -

“Seperti seorang gembala Ia menggembalakan kawanan ternak

-Nya dan menghimpunkannya dengan tangan-Nya; anak-anak domba dipangku-Nya, induk-induk domba
dituntun-Nya dengan hati-

hati”

. Tetapi, dalam ay 1 ini kelihatan bahwa Ia menggembalakan domba-Nya secara pribadi. Ini
menunjukkan bahwa dalam menggembalakan, Tuhan memperhatikan kita satu per satu. (Bdk. Yoh.
10:3b -

„I

a memanggil domba-domban-Nya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya keluar)

18

W. Graham Scroggie,

The Psalms Vol 1

(London: Pickering & Inglis, 1948), 145

19

Yang menarik dari ungkapan ini adalah pemakaian kata ganti orang “ku”. Kata ini menunjukkan

bahwa ungkapan ini adalah ungkapan

pribadi

. Allah tentu saja adalah Gembala dari semua umat Israel (2Sam. 7:7l; Mzm. 78:71-72), tetapi Daud
bukan sedang mengajarkan keyakinan nasional tersebut. Dia sedang

keraguan bahwa memang sang penulis Mazmur menganggap Allahnya sebagai Gembala. Tidak heran
jika ia

menggunakan istilah “gembala” tersebut.

Samuel Terrien menganggap Mazmur 23 memang kental dengan nuansa pengalaman dan keahlian
seorang gembala.
20

Penulis sependapat dengan yang diyakini Terrien tersebut, karena jika kita melihat ayat 1-4 maka
nyatalah bahwa perasaan yang termuat dalam untaian kata di empat ayat tersebut mustahil lahir dari
jiwa yang tidak mengenal suka-duka dunia penggembalan. Dalam bagian selanjutnya sang penulis
Mazmur menjelaskan apa yang diberikan TUHAN sebagai Gembala. Pertama,

kecukupan

(ayat 1b). LAI:TB mene

rjemahkan bagian ini dengan “

takkan kekurangan

aku”. Versi Inggris memakai “I shall not be in want” (NIV) atau “I shall not want” (KJV/ASV/NASB/RSV).
Makna yang disiratkan dalam berbagai versi Inggris bukan sekedar “kita tidak kekurangan sesuatu”
(kontra LAI:TB), tetapi “kita tidak

menginginkan

apapun”

. Makna ini bisa dibenarkan dari sisi konteks Mazmur 23 ini sendiri. Mazmur ini bukan hanya berbicara
tentang pemenuhan segala sesuatu yang bersifat materi, tetapi lebih kepada rasa cukup: (1) rumput
hijau di ayat 2 bukan hanya dimakan, tetapi juga dijadikan tempat berbaring; dengan demikian
menunjukkan jumlah yang sangat banyak dan domba-domba sudah puas memakan rumput itu; (2) piala
di ayat 5 diisi minuman secara melimpah, bukan sekedar penuh. Kecukupan di sini tidak selalu berarti
memiliki segala-galanya dari TUHAN, misalnya kekayaan yang melimpah. Kecukupan ini lebih ke arah
keutuhan hidup di dalam TUHAN. Kita mungkin berada dalam bahaya dan penderitaan (bdk. ayat 4),
tetapi kita tetap puas bersama TUHAN. Bahkan di bagian akhir Mazmur ini Daud mengungkapkan
kerinduannya yang mendalam, yaitu berada dalam rumah TUHAN sepanjang masa. Bagi sang penulis
Mazmur yang paling penting adalah bersama dengan TUHAN baik dalam keadaan enak (ayat 1-3)
maupun dalam bahaya (ayat 4). Penyertaan inilah yang memberikan kecukupan sejati bagi kita. Kedua,

kesegaran

(ayat 2-3a). Ketika kita membaca ayat 2a kita mungkin akan terkejut. Mengapa? Seperti sudah
disinggung sebelumnya, bagian ini tidak menyatakan

“Ia

memberi makan
aku rump

ut yang hijau”. Rumput yang hijau di bagian ini bahkan

menjadi tempat berbaring. Ini menunjukkan bahwa domba bukan sekedar kenyang, tetapi memiliki
waktu untuk beristirahat dan menyegarkan tubuh mereka. Bagian ini bukan sekedar

menceritakan keyakinan dan pengalaman pribadi bersama TUHAN. Apakah kita juga mengalami sendiri
apa yang menjadi pengakuan iman bersama dalam gereja (misalnya Tuhan itu baik, dsb)?

20

Samuel Terrien,

The Psalms

(Grand Rapids: Eerdmans, 2003), 239

GET PDF

Find new research papers in:PhysicsChemistryBiologyHealth SciencesEcologyEarth SciencesCognitive


ScienceMathematicsComputer ScienceEngineering

Anda mungkin juga menyukai