Anda di halaman 1dari 3

Bidang Teologi Bacaan Injil pada saat ini memuat bacaan dan episode yang panjang.

Bidang Teologi Yohanes 18 dan 19 memberikan gambaran berbagai peristiwa di


akhir kehidupan Yesus di dunia. Meskipun terdiri dari dua pasal,
Jumat Agung 29 Maret 2024 namun sesungguhnya yang ada dalam narasi Yohanes 18-19 adalah
Rancangan Khotbah
peristiwa yang berlangsung kurang dari 24 jam. Karena pentingnya
16 March 2024
Bacaan 1: Yesaya 52 : 13 – 53 : 12 peristiwa dalam kurun 24 jam tersebut, maka penulis tidak ingin
Bacaan 2: Yohanes 19 : 28-37 melewatkan mengisahkan adegan demi adegan penderitaan,
pengadilan serta salib Yesus. Tidak lama sesudah Yesus berdoa, Ia
ditangkap dan dibawa ke pengadilan. Gubernur Pontius Pilatus
Yesaya 52 : 13 – 53 : 12 menjatuhkan hukuman mati kepada Yesus. Hal ini dilakukan untuk
Yesaya 52:13-53:12 termasuk dalam bagian yang disebut Deutero mencegah keributan. Kematian Yesus di kayu salib berlangsung
Yesaya (Yesaya ke II). Deutero Yesaya ditulis oleh seorang nabi dengan cepat. Melalui kematian-Nya, Ia telah menyelesaikan
dari tradisi Yesaya pada masa pembuangan. Yesaya 49-55 ditulis pekerjaan yang dikehendaki oleh Sang Bapa.
setelah Raja Koresy menaklukkan Babel dan Raja Koresy
memperbolehkan orang-orang Yahudi yang berada di pembuangan
kembali ke Yerusalem. Peristiwa ini terjadi pada tahun 539 SM. Di sepanjang jalan kesengsaraan, Ia menerima berbagai hinaan,
Dengan demikian hamba Tuhan yang menderita dalam Yesaya 52 cemoohan, bahkan siksaan. Gambaran ini seperti halnya
muncul dalam konteks keluarnya atau kembalinya bangsa Israel dari diilustrasikan di dalam Yesaya 52. Tanpa perasaan empati, para
pembuangan. tentara Romawi menyiksa Yesus menuju Golgota. Di antara
keempat Injil, Injil Yohaneslah yang menggambarkan penderitaan
Yesus dengan sangat dramatis, hingga untuk memastikan kematian-
Di kalangan Kekristenan, gambaran tentang hamba Allah yang Nya, prajurit pun menikam lambung Yesus. Bagian ini untuk
menderita kemudian dikaitkan dengan Mesias. Hal ini tentu bisa menggenapkan nubuatan dalam Kel. 12:46, Bil. 9:12, Mzm. 34:12.
dimengerti karena Kitab Yesaya dikutip oleh beberapa teks dalam
Perjanjian Baru, khususnya kaitanya dengan penderitaan Kristus di
kayu salib (lihat Yes. 53:1, bdk Yoh. 12:38, Rom. 10:16; Yes. 53:4 Kematian Yesus bukanlah kekalahan atau ketidakberdayaan, namun
bdk Mat. 8:17, 53:5-6, 1 Ptr. 2:24-25; Yes. 53:7-8 bdk Kis. 8:23-33; justru menegaskan tentang kesetiaan dan keteguhan Yesus
Yes. 53:7 bdk Why. 5:6; Yes. 53:9 bdk 1 Ptr. 2:22; Yes. 53:12 bdk mengemban tugas dan perutusan dari Sang Bapa. Penderitaan Yesus
Luk. 22:37). Gambaran hamba Tuhan dalam Yesaya 52:13 – 53:12 yang demikian hebatnya tidak lain adalah demi pendamaian relasi
memberikan gambaran perjuangan, penderitaan, serta kesetiaan antara ciptaan dengan Sang Pencipta. Darah Yesus yang sedemikian
utusan-Nya mengemban panggilan dan perutusan dari Tuhan. berharga harus dicurahkan demi mendatangkan pendamaian bagi
seluruh ciptaan. Keteguhan hati serta kesetiaan Yesus dalam
mengemban salib harus menjadi dorongan bagi kita semua untuk
memiliki sikap setia di dalam mengemban perutusan dari Tuhan
untuk mendatangkan damai. Ia telah menebus kita semua dengan menderita hingga disalib demi menjadi jalan pendamaian bagi
darah-Nya yang mahal, maka jangan sia-siakan hidup kita dengan seluruh ciptaan.
terus menerus hidup di dalam dosa.
Isi
Ada seorang tokoh India yang sangat terkenal, yang bernama Nubuatan tentang hamba Tuhan yang menderita telah diberitakan
Mahatma Gandhi. Gandhi lahir tanggal 2 Oktober 1869. Ia belajar sejak zaman Nabi Yesaya. Jika kita merunut pada waktu penulisan
hukum di Inggris. Setelah menyelesaikan pendidikannya, maka ia Kitab, maka itu tertulis 500 tahun sebelum kelahiran Yesus.
pergi ke Afrika Selatan. Disana ia mengalami diskirminasi ras, kala Nyanyian hamba Tuhan sebenarnya memang ada dalam konteks
itu ada politik apartheid. Berdasarkan pengalaman itu, maka ia berpulangnya bangsa Israel dari pembuangan di Babel kembali ke
kemudian menjadi aktivis gerakan kemanusiaan. Sepulangnya ke Yerusalem. Setelah sekian tahun lamanya (70 tahun) berada di
India, ia membantu usaha kemerdekaan India dari Inggris. Tahun Babel, atas kerelaan Raja Koresh bangsa Israel diperkenankan untuk
1947 India merdeka dari Inggris, namun kemudian negara terbelah kembali ke Yerusalem. Dalam tradisi Kekristenan, hamba Tuhan
menjadi dua, yakni India dan Pakistan. Gandhi tidak menyetujui hal ( Yes. 52:13-53:12) yang menderita kemudian dihubungkan dengan
tersebut. Ia percaya bahwa ras, golongan, agama bukan sesuatu yang Tuhan Yesus. Dalam nyanyian hamba Tuhan, penderitaan Sang
perlu dibedakan secara tajam. Ia melakukan perlawanan dengan cara Hamba digambarkan sedemikian mengerikan. Dalam ayat 14
damai, yang disebut dengan prinsip Satyagraha, “jalan kehidupan”. digambarkan demikian, “begitu buruk rupanya, bukan seperti
Namun hasil dari tindakannya itu, Gandhi dibunuh oleh seorang manusia lagi, dan perawakannya bukan seperti manusia
lelaki hindu, dan ia meninggal pada tanggal 30 Januari 1948. lagi.” Namun demikian, karena kesetiaan Hamba Tuhan, maka Ia
akan mendapatkan kemuliaan, Ia akan ditinggikan, disanjung, dan
Gandhi menulis kata-kata mutiara demikian, “Cinta tidak pernah dimuliakan (Ay. 13). Penderitaan yang Ia alami adalah karena kasih-
meminta, ia senantiasa memberi, cinta membawa penderitaan, Nya untuk memberikan pendamaian kepada ciptaan. Dalam ayat
tetapi tidak pernah mendendam dan tak pernah membalas dendam. 53:4 tertulis, “Sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya
Dimana ada cinta, di situ ada kehidupan, manakala kebencian dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia
membawa kepada kemusnahan.” Gandhi dengan keberanian, kena tulah, dipukul, dan disakiti Allah.”
ketulusan, dan kedamaian, berani menyuarakan suara kebenaran di
tengah kekerasan. Ia berani melawan arus kuat, demi sebuah Dalam bacaan Injil narasi penderitaan Yesus digambarkan dengan
kebenaran. Dan tentu ada resiko dari keberaniannya, yakni dibenci, lebih lengkap. Dimulai dari pasal 18, selepas Yesus berdoa
disingkirkan, dipenjara bahkan akhirnya ia dibunuh. Sebuah jalan permulaan penderitaan dimulai. Tentara Romawi berdatangan untuk
cinta terkadang harus bersiap menghadapi penderitaan. Seperti mencari dan menangkap Yesus. Setelah ditangkap, Yesus dibawa ke
halnya Gandhi, jalan cinta yang dipilih oleh Yesus juga berhadapan hadapan Hanas, ayah mertua dari Kayafas. Tidak selesai dengan
dengan penderitaan. Karena kasih-Nya kepada dunia, Ia rela Hanas, Yesus kemudian dibawa oleh para tentara Romawi menuju
pada Kayafas. Kayafas pun tidak berani mengambil keputusan,
sehingga Yesus dibawa ke hadapan Pilatus. Demi mengikuti
keinginan orang banyak yang mendesak agar Yesus dihukum mati,
Pilatus akhirnya mengikuti kemauan orang banyak dan memberikan
salib kepada Yesus. Penderitaan demi penderitaan selanjutnya
diterima oleh Yesus. Bahkan murid yang dikasihi-Nya pun,
menyangkal Dia karena tidak sanggup menerima penderitaan yang
sama dengan Sang Guru (Ay. 25-27). Sampai akhirnya Yesus
menyempurnakan panggilan dan perutusan-Nya dengan mengalami
kematian di atas kayu salib (Ay. 28-30). Sebelum Ia
menghembuskan nafas yang terakhir Ia berkata, “sudah
selesai!” (Ay. 30). Yesus telah menyelesaikan panggilan perutusan-
Nya dengan sempurna, melalui pengorbanan-Nya di kayu salib.

Penutup
Cinta-Nya kepada seluruh ciptaan dinyatakan melalui penderitaan
dan kematian-Nya. Darah-Nya tercurah demi menebus dosa kita
semua. Masih pantaskan bagi kita menolak kasih-Nya dan terus
hidup dalam dosa? Tuhan telah menyatakan cinta dan kasih-Nya
dengan sempurna, sudahkah kita menyatakan kasih kita kepada
sesama kita? Bukankah kita semua adalah mandataris karya
pendamaian Allah bagi dunia. Maka marilah kita menyatakan cinta
kita bagi dunia, meskipun terkadang harus mengalami berbagai
tantangan dan penderitaan. Amin. [ANS].

Anda mungkin juga menyukai