Kegawatdaruratan
Gawat Darurat adalah keadaan klinis pasien yang membutuhkan tindakan medis segera untuk
penyelamatan nyawa dan pencegahan kecacatan
Pelayanan Gawat Darurat adalah tindakan medis yang dibutuhkan oleh Korban/Paslen Gawat Darurat
dalam waktu segera untuk menyelamatkan nyawa dan pencegahan kecacatan.
Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) adalah suatu mekanisme pelayanan
Korban/Pasien Gawat Darurat yang terintegrasi dan berbasis call center dengan menggunakan kode
akses telekomunikasi 119 dengan melibatkan masyarakat
KEGAWATDARURATAN PREHOSPITAL
1. SEHARI-HARI
Trauma
medikal
SPGDT TUJUAN
Manajemen Kegawatdaruratan
1. Sistem komunikasi gawat darurat
PREHOSPITAL
INTRA HOSPITAL
INTER HOSPITAL
1. Sistem Rujukan
1.Komunikasi informasi
2. Komunikasi koordinasi
Akses mudah
Menggunakan tiga angka...119.
Sistem komunikasi terintregasi dengan satu komando
Preparation
Response
Scene Management
Retum to Service
Documentation
Timely
Dalety of you and
bystanders
protective
Hoomprata, oguned
portive
heads
SPGDT BENCANA
Upaya tanggap darurat bidang kesehatan
Klaster Kesehatan
Screening
Latar Belakang
Kunjungan ke IGD di Indonesia sebanyak 4.402.205
paslen (13,3% dari total seluruh kunjungan di RSU)
Jumlah kunjungan 12% dari kunjungan IGD berasal dari rujukan dengan jumlah Rumah Sakit
Umum sebanyak 1.033 darl 1.319 jumlah Rumah Sakit.
Masih banyak RS yang mengadaptasi TRIAGE untuk bencana
Banyak Rumah Sakit belum memiliki TIM Khusus TIRIAGE
Alur pasien
1. Datang sendiri
2. Rujukan
3. Pendaftaran online
Definisi Skrining
SEBELUM COVID
► Skrining dilakukan untuk menentukan layanan yang tepat sesuai kebutuhan Misal: Rawat Jalan, IGD,
atau memerlukan pelayanan diagnostic sesuai kebutuhan.
SETELAH COVID
► Skrining merupakan proses penapisan pasien di mana seorang individu dievaluasi dan disaring
menggunakan kriteria gejala dan riwayat epidemiologis, untuk menentukan pasien tersebut masuk ke
dalam kategori dicurigai COVID-19 atau bukan
Skrining biasanya sering disebut juga dengan TRIAGE Tipe I terdiri dari 2 level dengan memilahkan
pasien berdasarkan kondisi sakit atau tidak sakit ("sick" or "not sick") yang dapat dilakukan oleh
resepsionis atau pemberi pelayanan kesehatan non perawat.
rujukan/bukan
tujuan berobat
kesadaran
Keluhan
Tujuan skrining:
▸ Memisahkan pasien yang dicurigai COVID-19 dengan pasien non COVID- 19.
▷ Mengurangi pajanan untuk pasien lain, pengunjung dan petugas Rumah Sakit.
▸ Memastikan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) digunakan sesuai pedoman penggunaan APD.
"Skrining dilakukan pada semua orang yang mengunjungi Rumah Sakit (pasien, petugas Rumah Sakit
atau pengunjung Rumah Sakit lainnya)"
LOKASI SKRINING
Pastikan lokasi sedekat mungkin dengan pintu masuk utama Rumah Sakit (IGD maupun rawat jalan)
guna memusatkan semua pintu masuk.
► Pastikan akses yang baik untuk pasien, pengunjung dengan keamanan yang terjamin.
TRIAGE
Pemilahan dan klasifikasi pasien untuk menentukan prioritas kebutuhan dan penentuan tempat
perawatan yang sesual
TRIAGE TIPE 2
► Tipe II dilakukan oleh perawat terregistrasi atau dokter dengan memilah pasien ke dalam 3 level yaitu
emergent, urgent, dan non urgent dengan identifikasi pengkategoriannya berupa warna, misalnya
merah, kuning dan hijau.
1. ( merah) urgent A B C
MTS
ESI
ATS
CTAS
Pemilahan dan klasifikasi pasien untuk menentukan prioritas kebutuhan dan penentuan tempat
perawatan yang sesual
Indikator: A-B-C-D
EWS screening COVID-19 memungkinkan tenaga kesehatan untuk mendeteksi lebih cepat dan relatif
lebih akurat pada pasien yang dicurigal COVID-19
Definisi
"ESI merupakan triase level yang simple digunakan untuk menilai kondisi kegawatan pasien serta
kebutuhan SDM dalam melakukan penanganannya"
▷ Nyeri dada aktif, Criga ACS tetapi tidak memerlukan tindakan segera intervensi yang menyelamatkan
jiwa, stabil
►Seorang pasien yang menjalani kemoterapi dan karena itu immunocompromised, dengan demam