SKRI
NINGPASI EN
DIDALAM DANDI LUAR
RUMAHSAKI T
LEMBAR PENGESAHAN
TAHUN 2022
FALENAGS
3Dr Hi MAKIANI,S.H,M.M.,MARS
Pembina Utama Muda
NIP 196504131996032001
BAB I
DEFINISI
0 2 4 6 8 10
0—1 = sangat bahagia karena tidak nyeri sama sekali
2—3 = sedikit nyeri
4—5 = cukup nyeri
6—7 = lumayan nyeri
8—9 = sangat nyeri
10 = amatsangat nyeri(tak tertahankan)
6) Batuk:
a) Tidakada
b) Batuk>2minggu
2. Triase
Triage adalah seleksi pasien sesuai tingkat kegawat-daruratan
sehingga pasien terseleksi dalam mendapatkan pertolongan sesuai
dengan tingkat kegawatdaruratannya. Triage dilakukan baik di luar
rumah sakit (pra-hospital) maupun di dalam rumah sakit. Triage di
RSUD Palembang BARI menggunakan sistem START TAG
(Simple Triage And Rapid Treatment Triage Tagging System),
pasien ditentukan apakah gawat darurat, gawat tidak darurat, atau
darurat tidak gawat atau tidak gawat tidak darurat. Pemberian label
di triase di RSUD BARI pada pasien :
a. P3 (label hijau) : penderita tidak gawat dan tidak darurat.
b. P2 ( label kuning) : penderita gawat tidak darurat atau darurat
tidak gawat.
c. P1 (label merah) : penderita gawat darurat.
d. Label hitam : penderita datang dalam keadaan D.O.A.
KeputusanTriase
a. Triage di luar rumah sakit.
Dari hasil triase yang dilakukan di luar rumah sakit
(prahospital), didapatkan keputusan sebagai berikut:
1. Pasien dengan kategori triase merah dapat ditransfer ke
RSUD Palembang BARI bila terdapat ruang perawatan
intensif yang kosong, jika tidak ada yang kosong dapat
langsung di transfer ke rumah sakit lain yang tesedia ruang
perawatan intensif dengan terlebih dulu menghubungi
rumah sakit rujukan.
2. Pasien dengan kategori triase kuning dapat ditransfer ke
RSUD Palembang BARI bila sumber daya rumah sakit dapat
memenuhi kebutuhan pasien. Jika rumah sakit tidak dapat
memenuhi kebutuhan pasien, pasien dapat langsung
ditransfer ke rumah sakit lain setelah terlebih dulu
menghubungi rumah sakit rujukan.
b. Triage didalam rumah sakit.
Dari hasil triage yang di lakukan di dalam rumah sakit,di
dapatkan keputusan sebagai berikut:
1. Pasien dengan kategori triase merah segera di transfer
ke kamar periksa IGD,yaitu ruang P1 (triage merah).
2. Pasien dengan kategori triase kuning ditransfer ke kamar
periksa IGD,yaitu ruang P2 (triage kuning).
3. Pasien dengan kategori triase hijau ditransfer ke ruang
P3 (triage hijau).
4. Pasien dengan kategori triage hitam ditransfer ke
kamar jenazah.
Jika fasilitas dan sarana di RSUD Palembang BARI tidak
dapat memenuhi kebutuhan pelayanan pasien tersebut,maka
dirujuk ke rumah sakit rujukan dengan fasilitas dan sarana yang
memadai untuk memenuhi kebutuhan pelayanan pasien
tersebut.
3. Primary survey
a. Petugas triase merespon dengan cepat terhadap kedatangan
pasien.
b. Petugas triase melakukan penilaian kesadaran dengan
menggunakan kriteria Glasgow Coma Scale
c. Petugas triase menilai pasien dengan henti jantung atau henti
nafas atau syok atau gangguan ABC atau DOA dimasukkan ke
dalam prioritas 1 (label merah) untuk dilakukan resusitasisegera
atau memastikan kematian. Untuk pasien neonatus (0–28 hari)
diarahkan ke tempat resusitasi bayi.
d. Setelah memastikan pasien DOA, pasien dikirim kekamar
mayat.
e. Pasien tersangka airborne disease diarahkan langsung keruang
isolasi IGD dengan menggunakan APD (Alat Pelindung Diri )
berupa masker.
f. Untuk pasien anak ( 0 – 18 tahun dan wanita hamil yang tidak
memiliki gangguan henti jantung atau henti nafas atau
gangguan ABC, langsung(Fast Track) menuju prioritas 2
khusus.
g. Jika pada hasil skrinning pasien awal di triase primer ditemukan
pasien dengan kondisi kegawatan yang potensial dapat
mengancam nyawa maka tindakan pemeriksaan terhadap
pasien dilakukan sedemikian rupasehingga dapat dilakukan
secara terintegrasidi ruang resusitasi untuk penatalaksanaan
lebih lanjut.
h. Jika pada hasil skrinning pasien awal ditriase primer ditemukan
pasien dengan kondisi tidak ada tanda – tanda kegawatan yang
potensial dapat mengancam nyawa maka tindakan
pemeriksaan terhadap pasien dilakukan di tempat periksa /
tempat observasi sesuai dengan kondisi klinisnya ( kasus
bedah/ non bedah/ obstetri dan ginekologi)
4. Resusitasi
5. Tambahan pada Primary Survey dan Resusitasi
a. EKG
b. Kateter Uretra
c. Kateter Lambung
d. Monitoring hasil resusitasi dan laboratorium
e. Pemeriksaan foto rontgen
6. Secondary Survey
a. Anamnesis
b. Pemeriksaan fisik
1) Hal yang dinilai : tingkat kesadaran, pupil, kepala,
maksilofasial, leher, thorax,abdomen,pelvis, medula spinalis,
columna vertebralis, ekstremitas
2) Identifikasi / tentukan : beratnya trauma,jenis cedera, dll
3) Penilaian : Skor GCS, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
sensorik dan motorik, pemeriksaan rektum dan vagina serta
deformitas
7. Tambahan pada Secondary Survey
Jenis pemeriksaan yang dapat dipertimbangkan untuk diberikan
kepada pasiendapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1. Rencana Pemeriksaan Diagnostik
No Jenis Pasien Jenis Pemeriksaan Penunjang
1 Pasien dewasa a. Darah rutin
b.Gula darah sewaktu
c. Foto thorax (jika usia >45tahun atau jika
ada indikasi)
d.EKG (jika usia >45 tahun atau jika ada
indikasi)
2 Pasien anak a. Darah rutin
b.Foto thorax bila ada indikasi
3 Pasien kebidanan a. Darah Rutin,
b.GDS
c. Golongan Darah,
d. PPT, APTT
e.Urin lengkap bila ada indikasi
4 PasienKritis a. ECG
b.Fotothorak
c. Pemeriksaan
d.Darah lengkap
e. Kimia Darah
f. AGD, CT Scan
Pada kasus kasus yang sudah pasti rumah sakit tidak bisa
memberikan pelayanan maka pemeriksaan penunjang diagnostik
dapat tidak dilakukan.
8. Re – Evaluasi penderita
a. Penilaian ulang terhadap penderita, dengan mencatat dan
melaporkan setiap perubahan pada kondisi pencerita dan
respon terhadap resusitasi.
b. Monitoring tanda – tanda vital dan jumlah urine.
c. Pemakaina analgetik yang tepat diperbolehkan.
RUMAR
PALEMBANG