Anda di halaman 1dari 10

Metode Analisa Grafik

Induksi Diri

Tujuan:
1. Mengukur besarnya Induksi Diri dari Induktor menggunakan tiga(3) metode
berbeda yaitu Waktu Transient, Beda Tegangan, dan Beda Fase.

Metode:
1. Waktu Transient
2. Beda Tegangan
3. Beda Fase
1. Metode Waktu Transient
𝑁𝜙
Teori : L =
𝐼 …(1)
i) Analisis Data:
𝑑𝐼
V= L + 𝐼𝑅 …(2)
𝑑𝑡
𝑑𝐼
0= 𝐿 + 𝐼𝑅 …(3)
𝑑𝑡
−𝑅𝑡
𝐼𝑡 = 𝐼0 𝑒 𝐿 …(4)

Waktu yang diperlukan supaya arus dalam rangkaian turun menjadi 1/e kali nilai
awalnya yaitu,
−𝑅𝑡
𝐼𝑡 = 𝐼0 𝑒 𝐿 = 𝐼0 𝑒 −1 …(5)
𝐿 1
𝑇= ln ( ) … (6)
𝑅 𝑒
𝐿
𝑇 = … (7)
𝑅
1 1
= 𝑅 … (8)
𝑇 𝐿
Dari persamaan …(8), diperoleh melalui Metode Analisa grafik sebagai berikut:
1 1
= 𝑦 …(8.1), = 𝑚 …(8.2) , 𝑅 = 𝑥 …(8.3)
𝑇 𝐿
1
Dari persamaan = 𝑚,
𝐿
1 1
𝐿= …(9) dan 𝛥𝐿 =
𝑚2
𝛥𝑚 …(10)
𝑚
ii) Tabel Data:
Tabel Pengamatan Waktu Transient
R (103Ω) Div Time/Div (µs/Div) Time (µS)

Tabel Perhitungan Waktu Transient


R (103Ω) T (10-7S) 1/T (107 S-1) L (H) ΔL (H)

iii) Ilustrasi Grafik:

iv) Kesimpulan:
(Lt ± ΔLt) = (…. ± ….)H

2. Metode Beda Tegangan


𝑁𝜙
Teori : L =
𝐼 …(1)
i) Analisis Data:
𝑑𝐼
V= L + 𝐼𝑅 …(2)
𝑑𝑡
𝑑𝐼
0= 𝐿 + 𝐼𝑅 …(3)
𝑑𝑡
−𝑅𝑡
𝐼𝑡 = 𝐼0 𝑒 𝐿 …(4)
Dengan adanya dua(2) sumber tegangan Alternating Current(AC),
−𝑅𝑡
𝐼𝑡 = 𝐼0 𝑒 𝐿 𝑆𝑖𝑛(2𝜋𝑓𝑡) …(5)
1
𝑓= …(6)
𝑅2
2𝜋√ 2 𝐶
𝐿
1
𝑓 = 2𝜋𝐿 𝑅(√3) …(7)
√3
𝑓 = (2𝜋𝐿) 𝑅 …(8)

Dari persamaan …(8), diperoleh melalui Metode Analisa grafik sebagai berikut:

𝑓 = 𝑦 …(8.1), (2√3
𝜋𝐿
) = 𝑚 …(8.2) , 𝑅 = 𝑥 …(8.3)

√3
Dari persamaan 𝑚 = ( ),
2𝜋𝐿

√3
𝑚=( ) …(9)
2𝜋𝐿

√3 √3
𝐿=( ) …(10.1) dan 𝛥𝐿 = ( ) 𝛥𝑚 …(10.2)
2𝜋𝑚 2𝜋𝑚2

ii) Tabel Data:


Tabel Pengamatan Beda Tegangan
R (103Ω) f (Hz) Knob Pengkali f (Hz)
X100

iii) Ilustrasi Grafik:

iv) Kesimpulan:
(Lbt ± ΔLbt) = (…. ± ….)H
3. Metode Beda Fase
𝑁𝜙
Teori : L =
𝐼 …(1)
i) Analisis Data:

Z = R + j(x1 – x0) …(2)


Z = R …(3)
𝑉𝑚
𝑍 = …(4)
𝐼𝑚

𝑉𝑚
Dari persamaan dapat diperoleh,
𝐼𝑚

𝑉𝑚 = 𝑉0 𝑒 𝑗𝑤𝑡 …(5)
𝐼𝑚 = 𝐼0 𝑒 𝑗𝑤𝑡 …(6)
𝐼𝑚 = 𝐼0 (𝜙) …(7)

Dari persamaan …(7) dapat dijabarkan,


𝜋
ф =𝛿- …(8)
2
XL = ωL …(9)
𝜔𝐿
𝑅= …(10)
𝑡𝑎𝑛ф

1 1
= 𝜔𝐿 𝑅 …(11)
𝑡𝑎𝑛ф

1 1
= 2𝜋𝑓𝐿 𝑅 …(12)
𝑡𝑎𝑛ф

Dari persamaan …(12), diperoleh


1 1
= 𝑦 …(12.1), = 𝑚 …(12.2), 𝑅 = 𝑥 …(12.3).
𝑡𝑎𝑛ф 2𝜋𝑓𝐿

Dimana
𝐷
Ф (°) = 𝑆𝑖𝑛−1 ( ) …(13)
𝐶
ii) Tabel Data:
Tabel Pengamatan Beda Fase
R (103Ω) D (Div) C (Div)

Tabel Perhitungan Beda Fase


R (103Ω) Tan(ф) 1/Tan(ф)

iii) Ilustrasi Grafik:

iv) Kesimpulan:
(Lbf ± ΔLbf) = (…. ± ….)H
4. Contoh Perhitungan Data

1. Metode Waktu Transient

Tabel Pengamatan Waktu Transient:


R (103Ω) Div Time/Div (µs/Div) Time (µS)
0 0.18 5 0.9
10 0.14 5 0.7
20 0.11 5 0.55
30 0.08 5 0.4
40 0.06 5 0.3
50 0.04 5 0.2
60 0.03 5 0.15

Tabel Perhitungan Waktu Transient:


R (103Ω) T (10-7S) 1/T (107 S-1)
0 0.9 1.11111111
10 0.7 1.42857143
20 0.55 1.81818182
30 0.4 2.5
40 0.3 3.33333333
50 0.2 5
60 0.15 6.66666667

Grafik Pengamatan Waktu Transient:

1/T = 1/L * R
7

5
1/T (107 S-1)

2
y = 0.9045x + 0.4092
1 R² = 0.9113

0
0 1 2 3 4 5 6 7
R (104 Ohm)
m 904.453
Δm 126.192
L 0.00111
ΔL 0.00015

(Lt ± ΔLt) = ( 11 ± 2 )10-4 H

2. Metode Beda Tegangan

Tabel Pengamatan Beda Tegangan:


R (103Ω) f (10-2 Hz) Knob Pengkali f (Hz)
10 24 X100 2400
20 44 X100 4400
30 66 X100 6600
40 84 X100 8400
50 95 X100 9500
60 109 X100 10900
70 130 X100 13000

Grafik Pengamatan Beda Tegangan:

14

12

10
f (103 Hz)

4
y = 1.7036x + 1.0714
2 R² = 0.9909

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8
R (104 Ohm)

m 0.17036
Δm 0.00731
L 1.61816
ΔL 0.06944

(Lbt ± ΔLbt) = ( 161 ± 7 )10-2 H


3. Metode Beda Fase
Tabel Pengamatan Beda Fase:
R (103Ω) D (Div) C (Div)

10 1.4 2.4
20 1.6 3.6
30 1.4 4
40 1.2 4.4
50 1.2 4.6
60 1.0 4.8
70 0.9 4.8

Tabel Perhitungan Beda Fase:


R (103Ω) Tan(ф) 1/Tan(ф)
10 0.72 1.39
20 0.50 2.01
30 0.37 2.67
40 0.28 3.52
50 0.27 3.7
60 0.21 4.69
70 0.19 5.23

Grafik Pengamatan Beda Fase:

1/Tan(ф) = 1/2πfL * R
6

5
4
1/Tan(ф)

2 y = 0.6396x + 0.7571
1 R² = 0.9899

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8
R (104 Ohm)

m 0.0000639
Δm 0.0000028
L 2.48818
ΔL 0.11234

(Lbf ± ΔLbf) = ( 24 ± 1 )10-1 H


HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari Plot data dalam Grafik Metode Waktu Transient, diperoleh hubungan 1/T vs R
berbanding lurus, dan T vs R berbanding terbalik, yang artinya semakin besar nilai R, maka
semakin kecil nilai T yang diperoleh. Diperoleh pula nilai (Lbt ± ΔLbt) = ( 161 ± 7 )10-2 H.
Dari Plot data dalam Grafik Metode Beda Tegangan, diperoleh hubungan f vs R
berbanding lurus, yang artinya semakin besar nilai R, maka semakin besar pula nilai f.
Diperoleh pula nilai (Lbt ± ΔLbt) = ( 161 ± 7 )10-2 H.
Dari Plot data dalam Grafik Metode Beda Fase, diperoleh hubungan 1/tanф VS R
adalah berbanding lurus dan tanф VS R berbanding terbalik, yang artinya semakin besar R
maka semakin kecil nilai tanф. Diperoleh pula nilai (Lbf ± ΔLbf) = ( 24 ± 1 )10-1 H.
Berdasarkan pengamatan pada ketiga grafik, metode yang memberikan nilai ralat
data terhadap garis terkecil adalah pada metode beda tegangan, dengan penyimpangan data
(R2) dari garis sebesar 0.9909. Sedangkan metode yang memberikan nilai ralat Terkecil
adalah metode Waktu Transient, yaitu sebesar 0.0002 H.

Diperoleh Kesimpulan:
1. (Lt ± ΔLt) = ( 11 ± 2 )10-4 H
2. (Lbt ± ΔLbt) = ( 161 ± 7 )10-2 H
3. (Lbf ± ΔLbf) = ( 24 ± 1 )10-1 H
Pengamatan Nilai Berbobot dari ketiga metode:
Rumus Analisis Nilai Berbobot
∑ 𝑊𝑖𝑋𝑖
Xb = ∑ 𝑊𝑖
…(1)
1
𝑊𝑖 = …(2)
𝜎𝑖 2

1
𝜎𝑏 = …(3)
√∑ 𝑊𝑖

Hasil dari ketiga metode:


1. (Lt ± ΔLt) = ( 11 ± 2 )10-4 H
2. (Lbt ± ΔLbt) = ( 161 ± 7 )10-2 H
3. (Lbf ± ΔLbf) = ( 24 ± 1 )10-1 H

Sehingga diperoleh,
W1 = 1/(0.0002^2) = 25000000
W2 = 1/(0.07^2) = 204.0816327
W3 = 1/(0.1^2) = 100

Sehingga diperoleh:
Xb = 0.011022609
σb = 0.000199999
( Xb ± σb ) H = ( 110 ± 2) 10-4 H

Anda mungkin juga menyukai