Konsep Dasar HRNA
Konsep Dasar HRNA
HRNA meletakkan ‘Manusia’ sebgai fokus; asset dan proses proses yang terkena
bencana diasumsikan dimiliki atau berkatian dengan kepentingan manusia atau
sekelompok manusia. HRNA mengkaji akibat bencana terhadap kehidupan manusia
terutama dari aspek mulai dari matapencaharian, sosial, budaya dan kepemerintahan.
Berdasarkan kajian itu HRNA memperkirakan kebutuhan untuk melaksanakan upaya-upaya
rehabilitasi dan rekonstruksi. HRNA bersama-sama dengan Pengkajian Kerusakan dan
Kerugian / Damage and Losses Assessment (DALA) membentuk suatu Pengkajian Kebutuhan
Pasca Bencana / Post Disaster Needs Assessment (PDNA) yang komprehensif.
Pendekatan yang digunakan dalam HRNA adalah dengan memilah dan menggolongkan akibat
suatu bencana dengan cara mengikuti konfigurasi sistem respons kemanusiaan atas
bencana tersebut yang kemudian disesuaikan dengan sektor-sektor dalam neraca
anggaran nasional dan regional.
b.
c.
4. Rencana Aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Dampak bencana berkaitan erat dengan
opsi-opsi pemulihan baik rehabilitasi maupun rekonsruksi. Program/tindakan disusun
untuk setiap sektor yang terkait berdasarkan analisis dampak. Rencana aksi
rehabilitasi dan rekonstruksi itulah yang menjadi kendaraan untuk membawa kembali
masyarakat terkena bencana ke jalur pembangunan menuju tingkatan sebelum bencana.
PROSEDUR UMUM PELAKSANAAN PENGKAJIAN KEBUTUHAN PEMULIHAN MANUSIA (HRNA) Secara
sederhana, langkah-langkah yang dilakukan untuk melakukan Pengkajian Kebutuhan
Pemulihan Manusia (HRNA) adalah sebagai berikut.
LANGKAH-1
Data kerusakan primer yang perlu dikumpulkan adalah data kerusakan sektoral yang
disesuaikan dengan kondisi wilayah yang terkena dampak bencana. Kelompok sektor
tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Unit yang dihitung dalam HRNA
merupakan jumlah satuan yang terkena bencana atau yang menjadi sasaran tindakan
rehabilitasi dan rekonstruksi. Dalam HRNA, unit analisisnya adalah manusia, yang
terdiri dari : • • • • Orang/individu Rumah tangga Komunitas Organisasi/unit usaha
5
• Unit pemerintahan daerah
Dalam konteks ini, aset selalu dihitung dalam kaitannya dengan kepemilikan dan
penggunaannya oleh manusia. Pada setiap akibat bencana, perlu di tentukan suatu
indikator dan kelompok sektornya untuk memudahkan pencarian data. Indikator adalah
karakteristik dari unit yang timbul akibat dari kejadian bencana. Format
pengumpulan data adalah sebagai berikut;
6
Tabel Pengumpulan Data KELOMPOK SEKTOR Data Jumlah ….. Pangan SEKTOR DATA YANG
DIKUMPULKAN Contoh Data yang dikumpulkan (Indikator) A : Orang mendapatkan
persediaan pangan P : Komunitas dapat menjangkau harga makanan. R : Komunitas
memiliki mekanisme cadangan pangan A: P: R: SATUAN (UNIT)
Hunian/naungan
Infrastruktur
A: P: R:
Kesehatan
A: P: R: A: P: R: A:
Data dasar sebelum bencana adalah berupa data sekunder yang menunjukkan keadaan
sebelum bencana, yang terdiri dari: 1. Jumlah unit Harga-harga dan biaya yang
berlaku di daerah bencana, termasuk harga satuan. Misalnya … 2. Data
produksi/konsumsi normal dan kalender produksi Data ini diperlukan untuk menghitung
kerugian akibat kehilangan produksi dan penerimaan. Data produksi dapat meliputi:
data produksi per periode (minggu/bulan/tahun) untuk komoditas pertanian dan
industri tertentu (padi/jagung/sawit/hasil industri), tingkat hunian hotel per
periode, jumlah penumpang transportasi, omset pedagang, dsb. Selain data produksi
juga perlu dikumpulkan data dasar mengenai kalender produksi, misalnya: frekuensi
panen dalam setahun, siklus kedatangan wisatawan, dll.
LANGKAH-3
Data yang didapatkan dari hasil pengumpulan data sekunder dan primer, memerlukan
pemeriksaan silang dengan berbagai sumber. Salah satunya adalah dengan cara
membandingkannya dengan data sebelum bencana. Berdasarkan pengalaman berikut ini,
ada beberapa sumber yang dapat digunakan untuk pengecekan silang: • Cek dengan
Narasumber Strategis yang kredibel berupa institusiinstitusi yang bekerja di lokasi
bencana, baik institusi pemerintah maupun non pemerintah. Laporan media massa.
Walaupun perlu berhati-hati terhadap kecenderungan beberapa media massa yang
cenderung mengedepankan sensasi, laporan media massa perlu dimanfaatkan terutama
untuk: (i) mengidentifikasi nama dan institusi yang potensial menjadi narasumber
strategis; (ii) sebagai sumber informasi independen untuk mengkonfirmasi
konsistensi dari informasi resmi yang tersedia; (iii) membantu mengidentifikasi
daerah-daerah yang mengalami kerusakan. Peta dan Peta Udara. Setelah terjadinya
bencana, umumnya tersedia peta daerah-daerah yang terkena dampak bencana beserta
intensitasnya, berdasarkan itu dapat dibandingkan apakah data kerusakan sesuai
dengan intensitas bencana masing-masing daerah. Kunjungan lapangan, kunjungan
lapangan adalah cara yang paling dapat dipercaya untuk melakukan cek silang atas
informasi sekunder yang
•
9
diterima, namun juga merupakan cara yang paling banyak makan waktu dan biaya.
LANGKAH-4
Nilai kebutuhan diperoleh dengan mengkalikan jumlah unit satuan yang terkena dampak
bencana dengan indeks harga standar satuan yang disepakati, tentunya didasarkan
pada indeks biaya standar di wilayah terkena dampak bencana. Perlu diperhatikan
bahwa penilaian kebutuhan masing-masing sektor perlu melibatkan ahli/spesialis di
masing-masing sektor tersebut yang dapat memberikan pertimbangan berdasarkan
keahliannya.
LANGKAH-5
LANGKAH-7