PANDANGAN
HIDUP
Kontributor: Abdul,
ejaan diedit oleh Ted Sprague
(Feb 2008)
( 1 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
1. MANUSIA MONYET
Puluhan ribu tahun lalu, dimasa yang masih gelap gulita untuk
ingatan kita sekarang, ketika mungkin kepulauan Indonesia masih
besartu antara satu dengan lainnya, juga dengan Filipina dan benua
Asia bahwa mungkin juga dengan Australia, menurut seorang ahli
hiduplah disini, dekat desa Trinil, makhluk setengah hewan setengah
manusia, yang oleh ilmu dinamakan pithecantropus erectus, manusia
monyet. Di belahan bumi lain seperi di Tiongkok Utara, Afrika Selatan,
serta Eropa Selatan dan Tengah ditemukan juga mahluk semacam itu.
Semenjak Charles Darwin, banyak sekali para ahli biologi (ilmu
hayat) mendapatkan pandangan dan kesimpulan baru yang
bertentangan dengan kepercayaan yang ditaati oleh agama selama ini
tentang asal-usul dan hari akhir manusia di bumi kita yang kecil dan
sama sekali tak berarti, kalau dibandingkan dengan besarnya pelbagai
bintang diantara jutaan bintang di alam raya kita ini, di Universe kita
ini.
2. INDONESIA SEDERHANA
Kita kembali kepada alam kita di Indonesia tadi serta kembali
mengamati penghuninya! Maka sekarang pun Indonesia masih dapat
menyaksikan manusia pada tingkat yang serendah-rendahnya, yang
berada di antara jenis hewan yang paling tinggi derajatnya, seperti
orang utan, dengan pelbagai penduduk manusia di gunung serta hutan
rimba raya Indonesia.
Orang Kubu yang masih berkeliaran di hutan rimba Sumatera
Selatan, orang Semang di Malaya dan banyak orang Dayak di hutan
Kalimantan seperti banyak orang Irian (Papua) masih bisa
( 2 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
( 3 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
( 4 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
Bagi manusia yang sejak awal berpikir, yang sejak awal sekali
mencerminkan alam-luar itu kepada alam-dalamnya, kepada jiwanya,
cocok benarlah paham bahwa tekanan atas jiwa dalam dirinya
disebabkan olah jiwa yang berada di Alam-Luar, yakni yang berada
dalam hutan rimba raya itu. Buat pikiran orang serba sederhana itu
jiwa cuma bisa dipatahkan karena ditimpa oleh pohon besar.
Demikianlah di mata orang sederhana itu, semua benda yang dahsyat
di sekitarnya dianggap mengandung jiwa seperti dirinya sendiri. Pohon
besar yang rindang dahsyat, air mancur yang bergemuruh; binatang
buas yang berbahaya; bahkan batu dan kayu pun dianggapnya berjiwa,
bernyawa.
Sesungguhnya anti tesis antara buruk dan baik, yang terpendam
dalam pengalamannya sehari-hari belum lagi begitu terpisah dalam
pandangannya. orang sederhana memuja bukan yang baik asal baik
saja, tetapi juga yang jahat. Mereka memberikan korban kepada
keduanya, yang baik maupun yang jahat. Hantu yang jahat tak kurang
menerima pujaan atau korban orang sederhana daripada hantu yang
baik, yakni hantu kawan manusia. tentulah di mana alam sangat
dahsyat di sanalah hantu jahat, harimau si raja hutan atau sang buaya
mendapat perhatian lebih dari pada yang baik.
Teranglah sudah bahwa zaman serba permulaan itu pandangan
bangsa Indonesia, dalam keadaan serba-serbi itu pula, berdasarkan
paham yang oleh para ahli dinamai kepercayaan animisme. Semua
yang ada di alam ini dianggapnya berjiwa, bernyawa.
Berkenaan dengan manusia sederhana bangsa kita tadi dengan
alamnya di mana mansuia itu berlaku pasif, menerima, bahkan
( 5 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
( 6 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
yang berumur tujuh tahun, yang sudah masak itu. Tanamlah satu
pohon penggantinya. Inilah pekerjaan yang perlu dilakukan seorang
anggota, yakni memotong sepohon sagu sekali satun dan menanam
sepohon sagu sekali setahu. Selainnya itu dia boleh memancing atau
berburu, berkelahi atau bersuka ria. Dalam pergaulan semacam itu
Dewi Sagu-lah yang dianggapnya pencipta segala-galanya dan yang
berkuasa dalam segala-galanya. Demikianlah dalam Swarga-Loka di
Irian.
Sederhana, Dewi Sagu menjunjung segala kemegahannya ke
angkasa sambil memberi bahagia kepada makhluk manusia di
sekelilingnya.
4. KEPERCAYAAN INDIA.
Melompat kita sekarang ke bagian lain di bumi kita ini, ke
masyarakat lain, yakni India! Salah satu kesimpulan yang kita peroleh
setelah membaca buku suci Mahabarat, Ramayan, dan Upanishad, serta
tulisan tentang hidupnya Sidharta Gautama, Sang Budha, dan agama
Budha, yakni bahwa pertama kali India mempunyai penduduk asli dan
penduduknya terdiri dari bermacam-macam bangsa yang masuk
menyerbu dari Utara dan mungkin pula dari Timur atau Selatan!
Kedua, bahwa mayarakat India di masa semua buku tersebut
dikarang sudah mengenal alat perkakas produksi yang dibuat dari
logam.
Ketiga, bahwa masyarakat India sudah meningkat dari komunis asli
ke tingkat feodal yang mengenal beberapa raja dan maharaja,
sedangkan aturan desanya berdasarkan komunis asli.
( 7 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
( 8 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
( 9 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
( 10 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
( 11 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
5. INDONESIA-INDIA
Gerakan Pandangan-Hidup di India sepeti ditinjau selayang
pandang di atas itu, menjalankan lakonnya pula di Indonesia kita ini.
Di sini pun kita mengenal berlakunya diberlainan tempat dan
diberlainan tempo Trimurti, Mahadewa Brahma, Wisnu, dan Shiwa.
Kita pun mengenal pengembangan dan perluasan agama Islam.
Dengan berkembang dan berkuasanya perdagangan Hindu di
Indonesia setahun demi setahun, berkembang dan berkuasa pula
bansga Hindu (dibelakang hari juga bangsa Arab) atas masyarakat dan
politik bangsa Indonesia asli. Dengan begitu berkembang dan
berkuasalah pula semua agama Hindu dan Arab (Islam) itu dalam
masyarakat Indonesia.
Dalam hal itu pada puncak kekuasaan masing-masing agama,
Hindu ataupun Arab (Islam), kepercayaan Indonesia asli, kepercayaan
yang timbul dari alam Indonesia sendiri, yakni animisme, tak pernah
dapat dilenyapkan dari hati dan otaknya sebagian besar bangsa
Indonesia. Sekarang pun para Hantu yang bersemayam di pohon besar,
di hutan rimba atau air terjun yang terus-menerus menuangkan airnya
itu masih menekan jiwa orang Indonesia yang melihat dan
mendekatinya.
Perbandingan dalam dunia kepercayaan di zaman Hindu itu sesuai
pula dengan perbandingan yang terdapat dalam dunia perekonomian
bangsa Indonesia di zaman tersebut. Perdagangan dan perusahaan
asing walaupun berkembang dan berkuasa dalam masyarakat
Indonesia, belumlah pernah Indonesia lepas dari tangannya. Tegasnya,
sawah, ladang, serta hutan, sungai dan lautan, ringkasnya tanah, air,
( 12 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
( 13 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
( 14 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
( 15 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
( 16 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
hukum alam dan common sense, yang ditemukan oleh para ahli dan
saya sendiri dalam kedua kitab suci, yakni kitab Injil Tua dan Injil Baru,
tidak menjadi pusat perhatian saya di sini. Saya pikir dalam tingkat
pengetahuan teknik dan ilmu, bukti di masa Nabi Isa itu, semua
kegaiban alam dan kesaktian manusia seperti tertulis dalam kitab
sudah pada tempat dan temponya. Yang menjadi pusat perhatian saya
di sini ialah moral (kesusilaan) dan ketuhanan yang termaktub dalam
kitab suci itu. Pertentangan arti dalam hal susila dan ketuhanan, yang
saya rasa terdapat dalam kitab suci itupun dapat disesuaikan dengan
pikiran kita, kalau kita berpendirian seperti ahli, bahwa kitab suci
tertulis lama sesudahnya Nabi Isa wafat dan banyak mengandung
faham yang sudah diucapkan oleh para pujangga Yunani lama sebelum
Nabi Isa lahir ke dunia.
Bagaimanakah bisa dipersatukan dalil pokok dari agama Kristen
yang berbunyi : “Kalau pipi kirimu dipukul orang berikanlah pipi
kananmu kepadanya buat dipukul pula” dengan ucapan Nabi Isa yang
berbunyi : “Saya tidak datang untuk berdamai, melainkan untuk
berperang”.
Itu dalam hal kesusilaan. Dalam hal ketuhanan pun bagaimana
pula bisa menyesuaikan Yang Maha-Esa, yang diutamakan Injil-Lama
dan oleh nabi seperti kita bentangkan di atas dengan Trinitas-nya,
dengan Trimurti-nya, karena Katholik, ialah kesatuan Yang Tiga,
kesatuan Bapa (Tuhan), Anak (Yesus) dan Roh Suci.
Buat saya sendiri semuanya itu sudah semestinya, kalau diseluk-
belukkan dengan tempo dan tempat. Dengan demikian maka
kuranglah pula penting buat saya apakah pernah hidup seorang
( 17 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
Yahudi, yang menamai dirinya Anak Tuhan. Buat saya sudahlah cukup
jelas pelajaran yang diberikan oleh agama Kristen dan Ideal Keluruhan
Jiwa yang dijunjungnya, seperti tergambar pada Nabi Isa. Sudah pula
memuaskan pikiran saya, kalau ada para ahli sejarah, yang
mendapatkan kesimpulan bahwa di mana bangsa Yahudi di bawah
penjajahan bangsa Romawi, maka bangkitlah soerang pemberontak
dari daerah Galilea, bernama Yesus dan terang-terangan membela
kaum Murba menghadapi kaum pendeta (Rabbi) Yahudi, yang menjadi
kaki tangannya kekuasaan Romawi di masa itu. Pemimpin
pemberontak dari Galilea itu menamai dirinya raja Yahudi, Mahdi,
Yezus Nazarenus Rex Judiorum!
Jika dipandang dari sudut ini, maka hilanglah sudah semua
pertentangan di dalam pikiran kita. Nabi Isa melimpahkan segala kasih
sayang serta mengorbankan jiwanya terhadap kaum Murba, yang
memang melarat hidupnya di masa itu dan memang bersemangat
pemberontak, terutama di daerah Galilea. Kalau dia menganjurkan
sikap bermaaf-maafan menganjurkan sikap “pipi kiri dipukul,
berikanlah pipi kanan” maka sikap itu terutama dimaksudkan bagi
segenap Murba. Terhadap kaum pendeta dengan jelas Nabi Isa
memajukan sikap menentang, yakni kalau perlu dengan senjata di
tangan menghancurkan kaum Rabbi, penindas bangsa Yahudi dan kaki
tangannya penjajah Romawi di masa itu.
Tentulah ada tafsiran lain yang rasional tentang dua susila yang
bertentangan itu. Salah satunya dikatakan bahwa kaum Murba Yahudi
di masa itu tidak berdaya pula menghadapi kaum Rabbi, penindas dan
pemeras yang langsung berurusan dengan Murba Yahudi.
( 18 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
( 19 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
( 20 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
( 21 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
( 22 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
( 23 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
( 24 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
1=1 sebagai tesis. Setelah Nabi Isa, maka timbullah tentangan berupa
3=1, sebagai anti-tesis. Dengan Nabi Muhammad terbentuklah sintesis,
yakni kembalinya filsafat 1=1 dengan lebih sempurna dan lebih kaya
isinya daripada semula.
Sedikit saja filsafat Ketuhanan Islam yang tercantum dalam takdir,
kemauan Tuhan, yang tak dapat dielakkan itu menoleh ke dunia lama,
yakni masyarakat Yunani, maka filsafat Islam mendapatkan bahan
serta petunjuk yang berharga. Filsafat Islam dapat mengangkat kembali
filsafat Yunani yang ratusan tahun terpendam di bawah haribaan
kerajaan Romawi. Filsafat Islam dapat memisahkan padi yang berisi
dari padi yang hampa, menanam yang berisi sampai tumbuhnya di
Abad Pertengahan.
Dengan demikian sepatutnyalah kita menoleh ratusan tahun ke
belakang masyarakat Islam yang jaya-mulia-makmur di Spanyol,
Mesir, dan Bagdad dan kembali sebentar menoleh ke masyarakat
Yunani asli.
9. UNANI ASLI.
Bagi kebudayaan Eropa-Amerika modern, maka kebudayaan
Yunani asli masih dianggap Kebudayaan Ibu. Plato, sebagai ahli filsafat,
masih menjadi sumber bagi filsafat Idealisme. Filsafat Heraklitos masih
dianggap uratnya materialisme dan dialektika. Aristoteles masih
dianggap moyang pelbagai ahli ilmu pengetahuan empirik (scientis
dalam sudut pandang positivisme) modern. Demikianlah bermacam
cabang kebudayaan modern dapat dicari uratnya pada Kebudayaan
Yunani asli. Tidaklah mengherankan, kalau bahasa Yunani asli itu
( 25 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
( 26 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
( 27 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
Jelas kiranya bahwa dalam tiga zaman yang kita kemukakan buat
Dunia Barat seperti tersebut di atas salaing beralihan nilai dan
kedudukan yang diambil oleh tiga garis pokok kebudayan itu: agama,
filsafat, dan ilmu pengetahuan empirik. Adapun peralihan ketiga garis
pokok yang sejajar pula dengan peralihan kedudukan yang dialami
oleh para penguasa masyarakat dan negara (Social-political regime)
adalah berurat pada peralihan yang dialami oleh sistem produksi yang
berdasarkan teknik yang ada.
11. PERALIHAN SISTEM PRODUKSI.
Pada masa pendeta dan ningrat memegang tampuk pimpinan
masyarakat dan negara baik di Yunani, Romawi maupun di Eropa Barat
di zaman pertengahan (kurang lebih tahun 1500 sampai 1850 M),
produksi sudah lebih dipusatkan pada manufaktur. Di akhir masa itu,
pengoperasian pabrik sudah mulai dijalankan dengan mesin uap.
Pada masa borjuis (yang dibantu atau ditentang oleh kaum sosialis)
di mana kaum borjuis memegang tampuk pimpinan masyarakat dan
negara di Eropa-Barat dan Amerika, (berkisar sejak tahun 1850 sampai
1948), produksi sudah dikuasai finance capital (modal bank) dan
monopoli. Tekonologi maju cepat, dari tenaga uap sampai tenaga
listrik, minyak dan sekarang tenaga atom.
12. SOAL AGAMA.
Adapun soal agama, kita semua kurang lebih sudah mengetahuinya.
Soal itu berpusat kepada : Dari mana asalnya dan bagaimana akhirnya
Bumi, Bintang, dan langit pendeknya alam raya ini?
( 28 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
( 29 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
( 30 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
dapat makan, supaya dapat berpikir”. Syahdan sebelum manusia itu ada
di bumi ini, maka bumi dan bintang itu sudah ada, kata kaum filsafat
materialis.
Menurut kaum idealis, maka ide, kodrat atau rohani itulah yang
asal (primus) dan benda jasmani itulah yang turunan (derivative). Kata
idealis ekstrem, maka yang ada di alam raya ini cuma ide saja, yakni ide
yang ada dalam otaknya ahli filsafat itu sendiri. Memang paham ini ada
hubungannya dengan kekuasaan mahadewa Rah, yang mengisi dunia-
kosong pada awal dunia ini dengan binatang, bumi, langit, sungai,
tumbuh-tumbuhan, hewan, dan manusia dalam sekejap mata setelah
kata “Ptah” difirmankan (lihat Madilog)
Bagaimanapun juga perbedaan paham itu, teranglah sudah bahwa
ejekan yang ditujukan oleh kaum idealis kepada kaum materialis,
bahwa kaum materialis cuma memikirkan makan-minum serta
kesenangan hidup saja, tidaklah pada tempatnya sama sekali.
15. AHLI FILSAFAT YUNANI
Bahwasanya setelah para ahli pikir Yunani mulai melepaskan diri
dari tali pusat kepercayaan yang bersandar kepada dogma semata-
mata, dan mulai kritis menghadapi alam raya kita ini, kita mengenal
juga jawab yang diberikan oleh mereka itu. Mereka sampai kepada
empat anasir asli, yakni tanah, air, udara dan api. Terkurung dalam
rohaninya sendiri sebagai penyelidik alam raya ini serta terganggu oleh
benda dan gerakan benda di luar pikirannya sendiri, maka Zeno, idealis
Yunani, mengambil kesimpulan bahwa: “Gerakan (benda) itu cuma
bayangan panca indera manusia saja (illusion of the sense)."
( 31 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
( 32 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
( 33 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
( 34 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
( 35 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
( 36 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
sendiri tidak akan ada bagi orang lain itu saja, selain daripada satu
gambaran dalam otak orang lain itu saja. “Kamu” buat Hume adalah
“saya” buat orang lain itu. Sebaliknya “saya” buat Hume adalah “kamu”
buat orang lain itu.
Imanuel Kant ahli filsafat Jerman yang banyak dipengaruhi oleh
David Hume tidak berani menarik kesimpulan nekat layaknya David
Hume itu. Kant berdiri ditengah-tengah! Dia tidak bisa meniadakan
yang ada di alam raya ini. Tetapi selain mengakui yang ada itu, dia lari
pula kepada “Ding An Sich” “benda pada dirinya sendiri”, yang belum
diketahuinya. Dengan hadirnya Imanuel Kant di Jerman, maka timbul-
tumbuhlah juga filsafat idealisme yang kemudian diteruskan oleh para
ahli seperti Fichte dan Hegel.
Berkeley dan Hume, kedua ahli filsafat idealis Inggris di sekitar
revolusi borjuis itu mendapat kritikan yang keras sekali dari ahli
filsafat materialis Perancis yang termashur seperti Diderot dan
Lamartine. Bersandarkan matematika, ilmu alam dan fisika yang maju
pesat pada masa itu, maka mereka meniadakan kemahakuasaan
kerohanian di alam raya ini. Tenggelam pada paham sebaliknya, maka
mereka mengakui kemahakuasaan kerohanian di alam raya ini.
Tenggelam pada paham sebaliknya, maka mereka mengakui
kemahakuasaan Matter in move, benda bergerak. Seolah-olah manusia
tak memiliki daya berhadapan dengan benda dan hukum gerakan
benda di alam raya ini. Manusia itu adalah mesin yang pasif, menerima
saja. Kalau ada kodrat penggerak bergeraklah dia, kalau tidak
berhentilah dia. Jadi seperti mesin yang pasif, penerima itu,
demikianlah pula manusia itu takluk tanpa syarat apa-apa kepada
( 37 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
( 38 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
kedua orang ini adalah ahli dan penggemar matematika yang kerap
mempergunakan utopis sosialisme Perancis dan Inggris. mereka juga
memanfaatkan teori Evolusi dari Charles Darwin, serta teori ekonomi
Adam Smith dan David Ricardo dalam pembentukan teori mereka.
Dengan mendapatkan cause atau lebih tepat condition (keadaan), yakni
sebab kemajuan masyarakat itu, maka sosialisme, yang berdasarkan
impian (utopia) seperti dicetak oleh Thomas Moore, Saint Simon, Fourir,
dan Robert Owen, berubah menjadi scientific socialism, yakni
sosialisme ilmiah. Adapun yang dianggap menjadi sebab ( cause)
perubahan, termasuk perubahan masyarakat, dari tingkat ke tingkat itu
ialah perubahan sistem produksi ilmu sejarah yang didasarkan pada
benda yang nyata dinamai historical materialism (materialisme
sejarah), yakni teori materialisme tentang sejarah. Pandangan hidupnya
yang berkenan dengan kebendaan yang bergerak itu dinamai juga
Materialisme Dialektis.
Disebut materialisme karena matter, bendalah yang dianggap
primus, pokok, asal di alam raya ini. Disebut pula dialektis karena cara
menghampiri soal benda serta kejadian di alam raya ialah dalam
keadaan bertentangan dan bergerak, yakni dalam keadaan timbul,
tumbuh, dan tumbang.
Setelah Marx dan Engels mendapatkan cause atau condition,
sebabnya dari perubahan dan pertukaran sesuatu masyarakat manusia
itu, maka berubah-bertukarlah pula sejarah manusia, dari satu
kebetulan, dari satu nasib yang tiada bersebab dan tiada pula
mengakibatkan sesuatu yang nyata, menjadi sesuatu peristiwa yang
berpangkal, berujung, bersebab dan berakibat. Dengan begitu, maka
( 39 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
( 40 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
( 41 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
( 42 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
( 43 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
( 44 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
( 45 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
dalam dunia bukti saja dan tak sanggup melepaskan bukti-bukti itu
supaya bsia melayang ke dunia hipotesis dan teori, tidaklah akan
sanggup membentuk laws and systems seperti maksud science. Mereka
akan tetap tinggal pada dunia bukti saja.
22. MASYARAKAT TIMUR DAN ILMU PENGETAHUAN EMPIRIK.
Kurang tepat kalau dikatakan bahwa masyarakat Timur, di luar
Arab tidak mengenal ilmu pengetahuan empirik. Kurang tepat jika
disebut bahwa India, Tiongkok dan lain-lainnya cuma mengenal
agama dan filsafat saja dan tidak mengenal science, ilmu pengetahuan
empirik. Konon kabarnya bapak ilmu ukur (geometri) itu adalah
seorang Hindu asal Birma dan katanya juga India lama sudah
mengenal aljabar. Juga Tiongkok sudah mengetahui bagaimana
membuat lingkaran, walaupun tidak memkai rumus P.R yang kita
kenal. Tak ada yang tak akan terkagum-kagum dan terpengaruhi oleh
logikanya mahaguru Kung (Confucius) kalau membaca sistem
kekeluargaan dalam empat bukunya. Tak ada pula orang yang tak akan
terpesona mengikuti cara dialektis yang dipergunakan oleh mistikus
maha guru Lao Tze, apa bila dia menjelaskan pahamnya. Saya sendiri
berkali-kali mengagumi kemajuan obat orang Tionghoa. Bahkan dalam
meramalkan hari depan, sehubungan dengan hujan, panas, angin ribut
dan topan sering kali saya menyaksikan keulungan pawang Tionghoa
(biasanya para rahib) di atas ilmu pengetahuan empirik Barat dengan
weather forecast, weerbericht atau ramalan cuacanya. Dan bukankah
pengetahuan percetakan, bubuk mesiu dan kompas diwariskan oleh
Tiongkok ke dunia Barat melalui Arab?
( 46 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
( 47 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
( 48 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
( 49 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
( 50 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
( 51 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
Isi, bagian, sifat, sejarah, daerah serta batas logika, seperti juga isi,
bagian, sifat, sejarah, daerah dan jenisnya dialektika, sudah kami
uraikan juga dengan panjang lebiar dalam buku Madilog. Di sini akan
kami bentangkan perbedaan dan daerah masing-masing dari kedua
cara berpikir itu secara garis besarnya saja. Lagi akan kami singgung
pula dua jenis dialektika, yakni dialektika idealistis dan dialektika
materialistis.
Dunia mengakui Aristoteles sebagai bapak logika. Dialah yang
pertama kali membentuk logika, yakni cara berpikir sebagai suatu ilmu
yang terpisah. Pembentukan itu sudah sampai begitu sempurna,
sehingga bolehlah dikatakan bahwa dari zaman Aristoteles sampai ke
zaman John Stuart Mill dan Ueberweg, logika itu tidak banyak lagi
mengalami perubahan penting. Boleh dikatakan bahwa dalam segala
cabang ilmu pengetahuan maka logika itu tidak dapat disingkirkan
ataupun diabaikan zonder menderita kegagalan atau kekurangan di
pihak ilmu pengetahuan itu sendiri.
Dialektika di tangan Heraklitos dan demokritos sudah sanggup
menyelami dunia benda sampai ke molekul dan atom yang tidak kasat
mata dan baru bisa dilihat dengan mikroskop di zaman modern. Tetapi
dengan majunya pengetahuan tentang semua benda dan gerakan
benda maka dialektika sebagai hukum berpikir yang berdasarkan
benda dan gerakannya mendapat dorongan yang belum pernah
dialaminya di dunia lampau, di dunia statis, berhenti dan pasif tadi.
Di tangan Hegel, pemimpin aliran borjuis demokratis Jerman yang
menentang feodal-autokratis, maka dialektika idealistis melambung
setinggi-tingginya. Di tangan Marx dan Engels sebagai pemimpin
( 52 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
( 53 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
( 54 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
( 55 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
( 56 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
( 57 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
( 58 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
( 59 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
mutlak itu, cuma satu pemisahan (abstraction) dari gerakan. Dan oleh
gerakan itu terjadilah semua perpaduan dari keadaan semua benda.
Menurut Hegel, maka paham itu maju disebabkan oleh keinsyafan
dan penyelesaian beberapa pertentangan yang berada di dalam pikiran
(concept). Menurut teori materialis kami, maka semua pertentangan
yang ada dalam pikiran oleh dunia pikiran, atas pelbagai pertentangan
yang ada itu adalah bayangan di otak manusia; adalah satu tafsiran
pada dunia nyata (fenomena), sebagai akibat dari pertentangan yang
terdapat pada dasarnya-bersama, yakni gerakan.
Menurut Hegel, maka semua kemajuan yang nyata, itu ditetapkan
oleh kemajuan pikiran (idea). Menurut paham kami, maka kemajuan
pikiran itu dapat dijelaskan oleh kemajuan yang nyata, kemajuan
paham oleh kemajuan hidup (manusia).
Demikianlah Marx dan Engels membalikkan kembali yang di udara
itu ke tanah dan kepada yang oleh Hegel ditaruh di tanah kembali ke
udara dan membuka kudung kegaiban yang dikenal oleh Hegel kepada
dialektika itu. Dengan begitu, maka di tangan Marx dan Engels
dialektika menjadi senjata revolusi semata-mata.
Diselimuti oleh kudung gaib, maka dialektika menjadi senjata kaum
reaksioner di Jerman. Buat Hegel maka dialektika adalah senjata
revolusi terhadap kaum feodal tetapi berubah menjadi senjata
reaksioner terhadap kaum proletar. Buat Marx dan Engels sebagai para
pembela kaum proletar, maka dialektika yang bersandar pada
materialismelah senjata yang tepat, tetap, dan sempurna terhadap
kaum feodal dan kaum borjuis.
( 60 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
( 61 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
( 62 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
( 63 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
1. NEGARA (STATE).
( 64 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
( 65 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
( 66 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
( 67 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
( 68 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
( 69 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
( 70 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
( 71 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
( 72 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
( 73 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
( 74 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
( 75 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
( 76 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
( 77 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
( 78 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
tawanan itu atau orang yang berhutang tetapi tidak sanggup lagi
melunasi. Milik bersama atas alat dan hasil seperti pada zaman
komunis asli beralih menjadi milik perseorangan (private ownership)
atas alat, tenaga, dan hasil. Kelas yang kecil, yakni kelas yang berpunya,
memeras dan menindas kelas yang besar tetapi tidak memiliki apa-apa.
Pertentangan yang sering beralih menjadi perjuangan semakin
menghebat dengan bertambah tajamnya pertentangan dalam
memenuhi kebutuhan hidup.
Disinilah timbul alat penindas yang istimewa “yang menempatkan
dirinya diatas masyarakat dan makin lama makin mengasingkan
dirinya dari masyarakat itu”. Timbul dan tumbuh tentara dan polisi,
yakni “alat utama untuk mempertahankan kekuasaan negara.” Beralih
masyarakat komunis asli, dari “satu masyarakat bersenjata yang
bertindak sendiri” menjadi negara budak, dengan serdadu, reserse,
polisi, jaksa, penjara, dan algojonya.
Pada tingkat ke-3, masyarakat feodal, maka pemakaian besi
bertambah baik. Bajak besi dan jentera buat menenun berkembang.
Peternakan, pertanian, dan pengusaha susu buat membikin keju dan
mentega (dairying) sedang maju. Mulai timbul manufacturies (parik
atas dasar kerja tangan) disamping pertukangan. Keluarga raja dan
ningrat memiliki alat produksi (tanah dan perkakas). Budak yang di
zaman Yunani boleh dibunuh dan diperjualbelikan, tidak boleh lagi
dibunuh, tetapi masih boleh diperjualbelikan. Budak-slave bertukar
menjadi budak-serf (lijfeigene). Produksi di zaman feodal menghendaki
sedikit perhatian serta initiatif dalam pekerjaannya. Budak- slave sama
sekali tidak mempunyai kedua sifat itu karena memang badan dan
( 79 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
jiwanya sendiri bukan milik mereka, apa lagi alat dan hasil. Budak- serf
diizinkan sedikit mempunyai tanah (husbandry) dan perkakas
(implements) untuk digarap. Dengan demikian mereka sanggup
membayarkan sebagian hasilnya kepada ningrat dan sanggup
memegang sisa pajak itu buat hidupnya sendiri beserta keluarganya.
Sebab itu pula maka mereka sekedarnya menaruh perhatian terhadap
dan menunjukkan initiatif dalam pekerjaannya. Disamping milik feodal
ada juga milik perseorangan oleh petani dan tukang alat beserta
hasilnya yang berdasarkan kerja perseorangan. Milik perseorangan itu
bertambah maju dalam zaman feodal ini. Umumnya pemerasan di
zaman budak-serf hampir tidak beda dengan zaman budak-slave.
Demikian juga pertentangan dan perjuangan antara kelas ningrat
dengan kelas budak-serf bersama-sama dengan pertentangan serta
perjuangan antara baas dengan knecht (majikan dan pembantu) pada
suatu usaha manufaktur tidak pula berkurang dibandingkan di zaman
budak-slave. Di zaman feodal ini negara dengan perlengkapannya
seperti serdadu, polisi, jaksa, penjara, dan algojo disertai gereja sebagai
penekan mental, jelas sekali sifat dan coraknya sabagai alat
penindasnya satu kelas atas kelas yang lain.
Tingkat ke 4 adalah zaman kapitalisme yang sudah lebih kita kenal.
Perkakas digerakkan dengan tangan di masa manufaktur dahulu,
sekarang digerakkan dengan uap dan listrik. Godam yang beratnya ½
kg di zaman manufaktur yang sukar buat diayunkan oleh seorang
pekerja, maka 500.0000 kg dengan mudah bisa diayunkan oleh
kekuatan listrik. Sedangkan satu pabrik dizaman manufaktur cuma
bisa memusatkan 1000 orang kaum pekerja, maka pabrik mesin
( 80 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
( 81 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
( 82 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
( 83 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
( 84 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
( 85 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
dari berbagai bentuk dan warna selama sejarah seluruh manusia dalam
puluhan, ratusan, bahkan ribuan tahun.
Syahdan seperti dibayangkan di atas, maka zaman diktator
proletariat itu bukanlah zaman komunisme modern. Bolehlah diktator
proletariat itu dikatakan sebagai zaman peralihan yang
menyambungkan dunia kapitalisme dengan komunisme modern. Pada
permulaan zaman peralihan itu, masyarakat yang didiktatori oleh
kaum proletar itu meninggalkan masyarakat kapitalisme dan
menginjak masyarakat komunisme modern. Pada akhir zaman
peralihan itulah terletak masyarakat komunisme modern, masyarakat
pada tingkat tertinggi.
Adapun diktator proletariat itu masih mengandung sifat
kenegaraan, yakni alat penindas yang diadakan oleh kaum proletar
untuk kaum proletar itu sendiri sebagai alat untuk menumbangkan alat
penindas milik kaum borjuis. Tetapi pemerintah proletar, yang bersifat
memaksa terhadap bekas borjuis itu sedang menanam semua bibit yang
akan tumbuh menjadi pohon komunisme. Setelah semua alat produksi
yang penting dijadikan milik masyarakat pekerja, maka semua sistem
perekonomian, sosial, dan kebudayaan didasarkan atas maksud
menanam semua kebiasaan yang diperlukan oleh masyarakat komunis,
masyarakat fase tertinggi. Semua pekerjaan dilakukan menurut
rencana, yang ditentukan oleh kaum pekerja sendiri, dijalankan dan
diawasi jalannya oleh kaum pekerja untuk seluruh masyarakat pekerja.
Tetapi pada zaman peralihan, yakni zaman sosialisme atau zaman
diktator proletariat itu distribusi (pembagian hasil) masih dijalankan
menurut hukum borjuis, yaitu pertama: siapa yang tidak bekerja tidak
( 86 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
( 87 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
( 88 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
kaya atas yang miskin. Mereka lupa bahwa dalam badan pemerintahan,
seperti dalam tentara, polisi, kehakiman, administrasi dan sebagainya,
kaum intelek borjuislah yang menjadi pemimpin. Mereka ini dapat
melakukan sabotase terhadap undang-undang yang menguntungkan
kaum proletar dan merugikan kaum borjuis yang sudah diterima oleh
parlemen, yang setelah itu harus dijalankan oleh berbagai alat negara.
Dalam prakteknya sabotase itu selalu dilakukan oleh negara.
Pengalaman kaum sosialis di Jerman yang memegang kekuasaan
sesudah Perang Dunia I (pemerintah Ebort, Noske, dan Sheidemann)
serta 3 kali masa pemerintahan sosialis di Inggris membuktikan bahwa
kaum buruh tidak dibolehkan dengan bulat begitu saja mewarisi alat
pemerintahan negara borjuis. Baik pemerintahan sosialis Jerman
maupun pemerintah sosialis Inggris tidak berdaya menjalankan
undang-undang sosialis yang bisa memotong akar-akar kapitalisme
yang terpenting.
Mengambil pelajaran dari Revolusi Proletar di Perancis yang
didirikan Comune Kota Paris (pemerintah kota Paris) pada tahun 1870,
Marx dalam bukunya “Peperangan Saudara di Perancis” menyatakan
bahwa kaum proletar tak boleh begitu saja mewarisi bulat-bulat
negara (state) kaum borjuis, melainkan harus menghancurkan alat
perlengkapan negara (birokrasi, tentara, polisi, mahkamah, dan
lainnya) dan menukar alat negara itu dengan alat negara kaum
proletar. Dari sinilah asalnya pengertian diktator proletariat yang oleh
kaum Bolshewyk di Rusia di bawah pimpinan Lenin dilaksanakan dan
oleh pihak internasional kedua dibawah pimpinan Karl Kautzky selalu
dilupakan atau pura-pura dilupakan.
( 89 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
( 90 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
( 91 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA
( 92 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi