Anda di halaman 1dari 92

Pandangan Hidup TANMALAKA

PANDANGAN
HIDUP

Tan Malaka (1948)

Kontributor: Abdul,
ejaan diedit oleh Ted Sprague
(Feb 2008)

( 1 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

1. MANUSIA MONYET
Puluhan ribu tahun lalu, dimasa yang masih gelap gulita untuk
ingatan kita sekarang, ketika mungkin kepulauan Indonesia masih
besartu antara satu dengan lainnya, juga dengan Filipina dan benua
Asia bahwa mungkin juga dengan Australia, menurut seorang ahli
hiduplah disini, dekat desa Trinil, makhluk setengah hewan setengah
manusia, yang oleh ilmu dinamakan pithecantropus erectus, manusia
monyet. Di belahan bumi lain seperi di Tiongkok Utara, Afrika Selatan,
serta Eropa Selatan dan Tengah ditemukan juga mahluk semacam itu.
Semenjak Charles Darwin, banyak sekali para ahli biologi (ilmu
hayat) mendapatkan pandangan dan kesimpulan baru yang
bertentangan dengan kepercayaan yang ditaati oleh agama selama ini
tentang asal-usul dan hari akhir manusia di bumi kita yang kecil dan
sama sekali tak berarti, kalau dibandingkan dengan besarnya pelbagai
bintang diantara jutaan bintang di alam raya kita ini, di Universe kita
ini. 
2. INDONESIA SEDERHANA
Kita kembali kepada alam kita di Indonesia tadi serta kembali
mengamati penghuninya! Maka sekarang pun Indonesia masih dapat
menyaksikan manusia pada tingkat yang serendah-rendahnya, yang
berada di antara jenis hewan yang paling tinggi derajatnya, seperti
orang utan, dengan pelbagai penduduk manusia di gunung serta hutan
rimba raya Indonesia.
Orang Kubu yang masih berkeliaran di hutan rimba Sumatera
Selatan, orang Semang di Malaya dan banyak orang Dayak di hutan
Kalimantan seperti banyak orang Irian (Papua) masih bisa

( 2 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

mendapatkan semua keperluan hidupnya daripada Alam sekitarnya.


Mereka belum lagi terpaksa mengerahkan otaknya dan tenaga untuk
bertanam, bertukang atau berdagang, untuk mendapatkan makanan
dan pakaian yang diperlukannya atau untuk memperoleh senjata buat
membela diri mereka terhadap hewan atau pun manusia buas yang
lainnya. Buah dari pohon di berlainan tempat dan musim, binatang liar
dan ikan yang terdapat di sana-sini cukup untuk menjamin hidup
mereka. Kulit dan daun kayu cukup untuk menutupi bagian badan
yang perlu mereka tutupi. Dahan, ranting, dan daun kayu yang dibikin
seperti sarang, tinggi di atas pohon, cukup pula untuk memberi sekedar
perlindungan terhadap hujan, panas dan bahaya musuh.
Gambaran di atas kurang lebih memang masih terdapat pada
beberapa bagian di kepulauan Indonesia. Ini saya majukan untuk
memberi penjelasan, betapa dekat dan eratnya hubungan alam dan
manusia. Alam Indonesia yang kaya raya ini tidaklah mendorong
manusianya membanting tulang serta memutar otak terus-menerus
untuk mendapatkan makanan dan pakaian serta memperoleh senjata
dan perlindungan untuk membela diri terhadap binatang buas atau
alam yang kejam. Di mana keadaan alam belum lagi memaksa, maka
tenaga, kepandaian dan pengetahuan manusia itu tinggal tetap seperti
awalnya. Tetapi dimana keadaan alam dan masyarakatnya mengalami
perubahan, disana tenaga dan otak penduduk Indonesia menunjukkan
juga kesanggupan penuh terhadap segala macam kemajuan jasmani
dan rohani yang dikehendaki oleh alam dan masyarakat yang berubah
itu. Sungguh besar perbedaan alam jiwanya orang Indonesia asli,
seperti orang Kubu, Semang, Dayak, dan Irian seperti tergambar di atas

( 3 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

tadi dengan alam-jiwanya seorang Indonesia desa kota seperti tani,


buruh, doker, insinyur, atau pengacara. Tetapi dengan tiada sangsi dan
bukan pula dengan maksud memuji atau menghina, saya berani
mengatakan bahwa orang Dayak atau Irian pun jika berada dalam
keadaan sama akan sanggup belajar sampai mencapai apa yang bisa
dicapai oleh suku bangsanya yang berada di desa dan kota. Perbedaan
orang Indonesia berada dengan yang sederhana ( primitive) bukanlah
disebabkan oleh perbedaan sifat dan kesanggupan sebagai manusia,
melainkan disebabkan oleh perbedaan sekitar dan keadaan. Dengan
kata lain, disebabkan oleh kodrat pendorong.
 3. ANIMISME.
Rupanya perbedaan alam sekitar kita itulah yang menjadi alat
adanya perbedaan Pandangan Hidup (Weltanschauung) Indonesia
beradab dengan Indonesia primitif itu. Buat mengerti hal ini, maka
sebaiknya sekejap kita mengandaikan berada di tengah-tengah hutan
rimba Sumatera, Kalimantan, atau Irian! Bagi penduduk kota, ataupun
hampir buat seluruh penduduk pulau Jawa, agak susah mengerti
betapa dahsyatnya suasana hutan rimba yang sesungguhnya itu
menekan jiwa kita.
Pohon yang besar tinggi menjulang ke angkasa; cuaca yang selalu
gelap-gulita karena sang matahari tak sanggup menembus dinding
daun kayu yang rindang itu; suara hewan yang mempengaruhi jiwa
kita; kecurigaan kepada semua semak dan belukar, karena mungkin
menyembunyikan biantang buas atau berbisa, semua itu menimbulkan
perasaan kecil, hina tak berdaya sebagai manusia menghadapi
kebesaran dan kedahsyatan alam.

( 4 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

Bagi manusia yang sejak awal berpikir, yang sejak awal sekali
mencerminkan alam-luar itu kepada alam-dalamnya, kepada jiwanya,
cocok benarlah paham bahwa tekanan atas jiwa dalam dirinya
disebabkan olah jiwa yang berada di Alam-Luar, yakni yang berada
dalam hutan rimba raya itu. Buat pikiran orang serba sederhana itu
jiwa cuma bisa dipatahkan karena ditimpa oleh pohon besar.
Demikianlah di mata orang sederhana itu, semua benda yang dahsyat
di sekitarnya dianggap mengandung jiwa seperti dirinya sendiri. Pohon
besar yang rindang dahsyat, air mancur yang bergemuruh; binatang
buas yang berbahaya; bahkan batu dan kayu pun dianggapnya berjiwa,
bernyawa.
Sesungguhnya anti tesis antara buruk dan baik, yang terpendam
dalam pengalamannya sehari-hari belum lagi begitu terpisah dalam
pandangannya. orang sederhana memuja bukan yang baik asal baik
saja, tetapi juga yang jahat. Mereka memberikan korban kepada
keduanya, yang baik maupun yang jahat. Hantu yang jahat tak kurang
menerima pujaan atau korban orang sederhana daripada hantu yang
baik, yakni hantu kawan manusia. tentulah di mana alam sangat
dahsyat di sanalah hantu jahat, harimau si raja hutan atau sang buaya
mendapat perhatian lebih dari pada yang baik.
Teranglah sudah bahwa zaman serba permulaan itu pandangan
bangsa Indonesia, dalam keadaan serba-serbi itu pula, berdasarkan
paham yang oleh para ahli dinamai kepercayaan animisme. Semua
yang ada di alam ini dianggapnya berjiwa, bernyawa.
Berkenaan dengan manusia sederhana bangsa kita tadi dengan
alamnya di mana mansuia itu berlaku pasif, menerima, bahkan

( 5 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

menderita ketakutan saja, di masa inipun berlakulah hukum dialektika,


yakni perubahan bilangan sedikit demi sedikit, lama-kelamaan menjadi
pertukaran sifat (quantity into quality).
Dalam pencarian hidupnya sehari-hari menghadapi pelbagai
bahaya di hutan, di gunung, di air dan menderita bermacam-macam
penyakit, lama kelamaan tahu-tahu tertumpahlah segala pengorbanan
dan pemujaan kepada salah satu yang paling ditakuti di antara
banyak-yang-ditakuti. Di antara macan, buaya, hantu pohon, hantu
air, atau hantu pemburu, akhirnya jatuhlah Maha-Pujuaan kepada
Maha-Hantu, yang paling penting-cocok dengan penghidupan dan
pengalaman sehari-hari. Dimana pencarian dan pekerjaan berburu
sangat dipentingkan, maka hantu pemburulah yang sengat dipuja. Di
sinilah hantu-pemburu akhirnya mendapat kehormatan sebagai
Maha-Hantu.
Dimana pergaulan sudah agak maju, dan alam-sekitar sudah agak
ramah-tamah, maka yang baik mendapat perhatian agak lebih dari
yang jahat. Konon kabarnya ada satu suku bangsa Irian yang
menganggap pohon aren atau enau sebagai Tuhan dalam arti Maha-
Dewa. Bukankah pohon aren juga antara segala pohon dan segala yang
ada di  alam sekitar mereka yang telah memberikan segala-galanya
yang diperlukan buat kehidupan mereka? Sagu dari pohon Aren adalah
makanan yang sehat dan mengandung banyak kegunaan. Ijuknya
dapat dipakai buat atap rumah. Batangnya bsia juga dipakai sebagai
tombak penangkap ikan dan alat membela diri terhadap musuh.
Seorang Irian asli cuma membutuhkan tujuh pohon Aren yang
berurutan dari satu sampai tujuh tahun. Tebanglah pohon ketujuh

( 6 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

yang berumur tujuh tahun, yang sudah masak itu. Tanamlah satu
pohon penggantinya. Inilah pekerjaan yang perlu dilakukan seorang
anggota, yakni memotong sepohon sagu sekali satun dan menanam
sepohon sagu sekali setahu. Selainnya itu dia boleh memancing atau
berburu, berkelahi atau bersuka ria. Dalam pergaulan semacam itu
Dewi Sagu-lah yang dianggapnya pencipta segala-galanya dan yang
berkuasa dalam segala-galanya. Demikianlah dalam Swarga-Loka di
Irian.
Sederhana, Dewi Sagu menjunjung segala kemegahannya ke
angkasa sambil memberi bahagia kepada makhluk manusia di
sekelilingnya.
4. KEPERCAYAAN INDIA. 
Melompat kita sekarang ke bagian lain di bumi kita ini, ke
masyarakat lain, yakni India! Salah satu kesimpulan yang kita peroleh
setelah membaca buku suci Mahabarat, Ramayan, dan Upanishad, serta
tulisan tentang hidupnya Sidharta Gautama, Sang Budha, dan agama
Budha, yakni bahwa pertama kali India mempunyai penduduk asli dan
penduduknya terdiri dari bermacam-macam bangsa yang masuk
menyerbu dari Utara dan mungkin pula dari Timur atau Selatan!
Kedua, bahwa mayarakat India di masa semua buku tersebut
dikarang sudah mengenal alat perkakas produksi yang dibuat dari
logam.
Ketiga, bahwa masyarakat India sudah meningkat dari komunis asli
ke tingkat feodal yang mengenal beberapa raja dan maharaja,
sedangkan aturan desanya berdasarkan komunis asli.

( 7 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

Keempat, dan inilah pula yang perlu diperhatikan disini, bahwa


kebudayaan dan agama India yang tertulis itu cukuplah mencerminkan
masyarakatnya di masa itu buat mereka yang berpedoman dialektisme
materialistis, jadi bukan dialektisme idealistis.
Memang dalam kitab suci India itu sukar diperoleh fakta
sejarahnya (historical facts) dan sukar pula didapat konsistensinya,
yakni persamaan dasar antara bagian dengan bagian dan semua
kecocokan dengan bukti serta hukum Common-Sense. Malah tarikh
pun, yakni salah satu syarat yang penting bagi sejarah, sukar, kalau tak
mustahil akan didapat.
Maksudnya di sini tidaklah akan bisa mengambil suatu kesimpulan
secara pasti dari Buku-Suci yang tidak berdasarkan historical facts itu.
Cuma sekedar menimbulkan kesamaan petunjuk buat ahli pemeriksa.
Berhubungan dengan dongeng Ramayana, maka dengan sendirinya
timbul dalam hati kita pertanyaan, apakah monyet putih atau
Hanoman itu benar penjelmaan manusia, berdasarkan ilmu gaib
ataukah tiada lebih tepat bahwa Hanoman si Monyet Putih itu adalah
seorang Panglima Aria, yakni bangsa Kaukasia yang berkulit putih?
Tidakkah mungkin pula bahwa perkataan monyet itu adalah satu
ejekan dari bangsa India asli, yang berkulit hitam, seperti bangsa
Keling? Kita pun di Indonesia ini mengenal kata ejekan terhadap orang
asing-putih, penjajah, yakni kebo bule, siwer matan.
Namun bagaimanapun juga, bagi saya dongeng Monyet Putih itu
adalah suatu petunjuk buat memeriksa sejarah India yang sebenarnya.
Tetapi pegangan yang sedikit kuat, yang kita peroleh dari dongengan

( 8 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

Monyet itu ialah: India terdiri dari bermacam-macam bangsa, baik


yang asli atau pun yang masuk menyerbu.
Mungkin sekali perbedaan kasta itu – yang belum pasti terbentuk
dalam kitab suci itu, tetapi terlaksana sampai menjadi kurang lebih
3000 kasta pokok, cabang, dan ranting di masa imperialisme Inggris –
bersandar mulanya kepada perbedaan bangsa.
Yang tiada pula kurang memberi sugesti kepada saya ialah adanya
Trimurti, adanya tiga Mahadewa Hindu, yakni Wisnu Sang
Pembangun, Shiwa Sang Perusak, dan Brahma Sang Pemelihara.
Banyak orang yang melihat pelaksanaan dialektika dalam
kepercayaan Hindu Asli itu. Memang banyak ahli dialektika yang
memandang semangat Hindu berdasar atas dialektika idealistik, bukan
dialektika materialistik, meskipun Hegel menganggap dialektika Hindu
itu kurang kaitannya antara satu faktor dengan faktor yang lain, yakni
antara tesis dan anti tesis. Bagaimanapun juga Trimurti dari mahadewa
Pembangun, Perusak dan Pemelihara, itu cocok sekali dengan
Pandangan Hidup yang menyelami proses dalam segala yang ada baik
lahir ataupun batin. Tidak sukar membelokkan proses tersebut kepada
trimurti Hegel, yakni tesis, anti tesis, sintesis. Cuma buat Hegel, seorang
ahli dalam ilmu filsafat, proses itu berlaku dalam otak manusia.
sedangkan buat orang Hidnu, Trimurti itu adalah Mahadewa yang
menguasai seluruhnya alam raya kita termasuk juga hidup dan
matinya manusia.
Bagi saya asal-usul, serta sifat ketiga Mahadewa Hindu itu cukup
tergambar dalam masyarakat Hindu yang kabur dan tiada logis-
kronologis tercantum dalam Kitab Suci Hindu.

( 9 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

Tiada sukar bagi kita menggambarkan Hindustan yang pada


mulanya terdiri dari berbagai-bagai kerajaan kecil, yang setelah lama
bertempur satu sama lain akhirnya mendapatkan tiga maharaja atau
pun satu maharaja yang terutama. Terhadap tiga mahadewa itu pun
ada tingkat kekuasaan dan kehormatan yang diterima oleh ketiganya
atau masing-masingnya yang berbeda dari tempo ke tempo dan tempat
ke tempat.
Demikianlah di Hindustan sendiri pada satu tempo dan satu tempat
Wisnu-lah yang dipuja. Pada lain tempo dan lain tempat Syiwa-lah
yang diutamakan.
Tidak saja pelbagai dewa dan mahadewanya Hindu di dunia gaib
itu mendapatkan penyesuaian pada pelbagai raja dan maharaja di
dunia lahir, yakni dunia politik, tetapi juga mendapatkan penyesuaian
penuh pada dunia-sosial Hindu. Pelbagai kasta dalam masyarkat Hindu
itu berpuncak pula pada tiga kasta pokok, yakni Kasta Brahma, Kasta
Satria, dan Kasta Waisya, atau Kasta Pendeta, Kasta Ningrat, dan Kasta
Saudagar. Semua kasta itu berpuncak kepada Kasta Brahma. Jikalau
sesudah mati, kembali ke dunia ini dan mendapatkan kemajuan, maka
menurut hukum karma dan reinkarnasi seseorang harus melalui kasta
dari bawah ke atas, setingkat demi setingkat. Dalam hal itu seorang
Kasta Brahma sajalah yang berhak masuk ke dalam surga, sedangkan
Kasta Sudra dan Paria (kelas rendah) mendengarkan bacaan kitab suci
pun di dunia fana ini tiada diizinkan.
Masyarakat Hindu, terutama di bawah imperialisme Inggris,
menjadi pecah belah dan beku, terpaku pada ribuan Kasta yang tiada
boleh bercampur gaul satu dengan lainnya. Lama sebelum Masehi

( 10 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

rupanya pemisahan masyarakat Hindu dalam beberapa kasta itu sudah


menggelisahkan para ahli pemikirnya yang jujur dan mengandung
pri-kemanusiaan.
Reaksi terhadap masyarakat berkasta-kasta itu datang dari pemikir
besar Sidharta Gautama, putera mahkota dari raja Kapilawastu.
Sidharta Gautama atau Budha membantah keras pembagian manusia
ke dalam beberapa kasta itu dan mempropagandakan bahwa bukan
anggota Brahmana saja yang dapat memasuki Nirwana sesudah mati,
tetapi siapa saja yang menjalankan agamanya dengan sungguh-
sungguh.
Proses untuk mendemokratisasi masyarakat Hindu yang dimulai
pada kurang lebih 500 tauhn sebelum Masehi itu berakhir dengan
kemenangan Agama Budha pada kurang lebih 500 tahun pula
sesudahnya Nabi Isa, yakni dibawah pemerintah Ashoka. Tetapi aksi
yang dilakukan oleh Sidahrta Gautama beserta para pengikutnya yang
berakhir dengan kemenangan sesudahnya 500 tahun itu diikuti pula
oleh reaksi dari pihak Hindu. Reaksi itupun memperoleh kemenangan
penuh dan sampai sekarang Hinduisme masih bersimaharajalela di
dalam masyarakat Hindu.
Setelah abad ke-14 masuklah dari jurusan Utara, agama baru yang
terkenal sebagai agama Islam, yang lahir di antara masyarakat Arab di
Arabia. Agama Islam segera mendapatkan penganut di Hindustan baik
dengan propaganda secara damai ataupun dengan jalan peperangan.
Sebelum imperialisme Eropa memasuki India, orang Islam-lain yang
menjadi Maharaja di Hindustan.
 

( 11 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

5. INDONESIA-INDIA
Gerakan Pandangan-Hidup di India sepeti ditinjau selayang
pandang di atas itu, menjalankan lakonnya pula di Indonesia kita ini.
Di sini pun kita mengenal berlakunya diberlainan tempat dan
diberlainan tempo Trimurti, Mahadewa Brahma, Wisnu, dan Shiwa.
Kita pun mengenal pengembangan dan perluasan agama Islam.
Dengan berkembang dan berkuasanya perdagangan Hindu di
Indonesia setahun demi setahun, berkembang dan berkuasa pula
bansga Hindu (dibelakang hari juga bangsa Arab) atas masyarakat dan
politik bangsa Indonesia asli. Dengan begitu berkembang dan
berkuasalah pula semua agama Hindu dan Arab (Islam) itu dalam
masyarakat Indonesia.
Dalam hal itu pada puncak kekuasaan masing-masing agama,
Hindu ataupun Arab (Islam), kepercayaan Indonesia asli, kepercayaan
yang timbul dari alam Indonesia sendiri, yakni animisme, tak pernah
dapat dilenyapkan dari hati dan otaknya sebagian besar bangsa
Indonesia. Sekarang pun para Hantu yang bersemayam di pohon besar,
di hutan rimba atau air terjun yang terus-menerus menuangkan airnya
itu masih menekan jiwa orang Indonesia yang melihat dan
mendekatinya.
Perbandingan dalam dunia kepercayaan di zaman Hindu itu sesuai
pula dengan perbandingan yang terdapat dalam dunia perekonomian
bangsa Indonesia di zaman tersebut. Perdagangan dan perusahaan
asing walaupun berkembang dan berkuasa dalam masyarakat
Indonesia, belumlah pernah Indonesia lepas dari tangannya. Tegasnya,
sawah, ladang, serta hutan, sungai dan lautan, ringkasnya tanah, air,

( 12 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

dan udara masih tetap di dalam genggaman bangsa Indonesia asli.


Dengan demikian masih terjamin bagi bangsa Indonesia asli hari depan
yang lebih baik dan lebih gemilang daripada di waktu yang telah
lampau.
Mata pencaharian yang masih erat pada genggamannya, tanah, air,
udara yang teristimewa kaya-pemurah yang bagaimanapun juga
hebatnya perasaan dan penindasan asing dan bangsa sendiri, di zaman
Hindu itu, masih bisa menjamin kehidupan, walaupun sederhana
sekali.
Seperti halnya dengan kekayaan dan kemurahan alam yang tiada
memaksakan umat manusianya berebut-rebutan dan bunuh
membunuh untuk mendapatkan nafkah, para arca dari bermacam-
macam Mahadewa pun bisa duduk dalam satu gedung berhala.
Berbeda dengan keadaan di negara asalnya sendiri maka di Jawa-
Swarga-Loka, kita dapat menyaksikan Arca Perusak, Shiwa, berdekatan
dengan Arca Pembangun, Wishnu, sambil bersenyum-senyuman.
 
6. DI SEKITAR NABI MUSA.
Marilah kita sekarang melayangkan pikiran kita ke arah sungai Nil
di Mesir, ketika di bawah pemerintahan Maharaja Fir’aun.
Di sekitar bagian bumi sanalah kita mendapatkan bukti sejarah
yang banyak sekali dan paling tua sekali di antara bukti sejarah yang
sudah diperoleh di bagian bumi mana pun juga.
Egypt alias Mesir di zaman ribuan tahun yang lampau itu mengenal
bermacam-macam dewa pula. Di antara berbagai Dewa itu maka

( 13 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

Dewa Rah, yakni Dewa Matahari yang mendapatkan kehormatan dan


pujaan sebagai Mahadewa.
Maka menurut kepercayaan bangsa asli di Mesir itu Dewa Rah-lah
yang memfirmankan bumi, langit, sungai Nil dan gurun pasir beserta
hewan dan manusia. Semua itu terbentuk sekaligus dengan
mengucapkan sepatah kata saja, yakni Ptah. Jadi berlainan dengan
pandangan Kant, Laplace atau Darwin, maka menurut kepercayaan di
Mesir dahulu kala itu dunia dengan isinya ini menjelma dalam kurang
sekejap mata lamanya dari dunia kosong, oleh ucapan Ptah.
Demikian pengertian Mahakuasa, yang sanggup menciptakan Yang
Ada, atau benda dari Yang Tak Ada atau kosong, sudah tersebar pada
masa hidupnya Nabi Musa.
Pengertian Mahakuasa ini pun sudah termasuk ke dalam
kepercayaan bangsa Yahudi, yang pada zaman Fir’aun itu adalah
bangsa budak terhina, berhijrah di kerajaan Fir’aun.
Karena tiada tahan lagi menderita pemerasan, penindasan serta
penghinaan sebagai bangsa asing di tengah-tengah bangsa Mesir asli
itu, maka suatu waktu bangsa Yahudi itu memutuskan, hendak pindah
ke “Tanah susu dan madu” yang menurut kepercayaan yahudi sudah
dijanjikan oleh Tuhan kepada bangsa Yahudi itu. Tanah makmur
penuh dengan susu dan madu yang dimaksudkan itu, ialah tanah
Palestina yang sekarang menjadi tanah-rebutan antara Yahudi dan
Arab itu.
Buat bangsa budak, yang penghidupannya bergembala dalam
suasana kemelaratan dan penghinaan terus menerus, maka satu daerah
bumi dimana “susu dan madu berlimpahan” serta kemerdekaan penuh

( 14 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

dijanjikan kepadanya, tentulah satu besi berani yang mengandung


kekuatan penarik yang sangat besar.
Orang yang memimpin pemindahan besar-besaran (exodus) ke
Palestina itu yang dilakukan secara ilegal dan rahasia sekali, dalam
pengembaraan yang dijalankan dengan mengandung bahaya
kemusnahan sebagai bangsa, karena dikejar oleh tentara Maharaja
Fir’aun yang bersenjata lengkap patutlah disebut seorang pemimpin
dalam arti kata sesungguhnya. Bangsa Yahudi akan musnah atau akan
terpaksa kembali ke bawah penindasan Fir’aun, kalau yang
memimpinnya bukanlah seorang pemimpin seperti Nabi Musa.
Walaupun sudah berumur tinggi sekali, menghadapi pelbagai
bahaya yang oleh orang biasa dianggap suatu yang mustahil akan
dapat diatasi oleh jenis manusia; memimpin rombongan yang terdiri
dari orang tua-muda, bayi, lelaki, perempuan, sehat dan sakit yang
sering bercecok satu sama lainnya lantaran 1001 macam kesulitan;
membimbing rombongan yang sebagian terdiri dari mereka yang
sudah patah hati dan mau kembali menyerah kepada Maharaja Fir’aun,
yang dengan tentara berkudanya sudah dekat mengejar di belakang,
dalam keadaan demikian cuma seorang pemimpin yang lahir sekali
dalam 1001 tahun pula yang dapat terus memegang pimpinannya.
Pengetahuan yang luar biasa tentang sifatnya manusia serta
keadaan alam sekitarnya, yang dimiliki oleh Nabi Musa. Pandangan
tepat tentang kejadian yang mungkin terjadi di hari depan.
Kebijaksanaan, kesabaran dan kecerdikan Nabi Musa melayani
rombongan manusia yang terdiri dari pelbagai umur, pelbagai
pengalaman dan keinginan, serta akhirnya tetapi tidak kurang artinya,

( 15 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

kepercayaan yang tidak dapat dilunturkan oleh bahaya dan


pertolongan yang dijanjikan oleh Jehovah kepada leluhur bangsa
Yahudi dalam menuju ke “Tanah susu dan madu” yang dijanjikan itu.
Semua syarat penting bagi seorang pemimpin dalam keadaan demikian
yang terdapat pada Nabi Musa dapat mengatasi segala kesulitan, dan
membawa bangsanya ke tempat yang aman dan bahagia, dengan tidak
berkompromi sedikit pun dengan musuhnya yang 1001 kali lebih kuat.
Pimpinan ulung dari satu orang yang cuma mempunyai satu tujuan
dan satu tekad, sebagaimana menurut kepercayaan Yahudi, Nabi Musa
dalam keadaan kesusahan dan bahaya sering sendiri saja menjumpai
Tuhan Yang Maha-Esa, pimpinan satu orang, yang berkeyakinan atas
adanya satu Tuhan itu, …pimpinan yang membawa bangsa Yahudi ke
zaman kejayaan itu, memperdalam kepercayaan Yahudi kepada
keesaan dan kemahakuasaan Tuhan itu lebih daripada yang sudah-
sudah. Bagi bangsa Yahudi di zaman itu, benar-benar the proof of the
pudding is the eating (bukti enak atau tidaknya kue itu baru terbukti
setelah dimakan).
Dengan sempurna jayanya pimpinan satu orang atau beberapa
suku Yahudi, yang dahulu kala juga mengenal beberapa dewa,
menurut sukunya, maka sempurna jayalah pula kepercayaan
monotheisme, percaya kepada ke-esaan Tuhan di antara semua suku
bangsa Yahudi.
 
7. DI SEKITAR NABI ISA. 
Inkonsistensi, kontradiksi logika, pertentangan bagian dengan
bagian, pertentangan dalam hal tarikh, pertentangan kejadian dengan

( 16 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

hukum alam dan common sense, yang ditemukan oleh para ahli dan
saya sendiri dalam kedua kitab suci, yakni kitab Injil Tua dan Injil Baru,
tidak menjadi pusat perhatian saya di sini. Saya pikir dalam tingkat
pengetahuan teknik dan ilmu, bukti di masa Nabi Isa itu, semua
kegaiban alam dan kesaktian manusia seperti tertulis dalam kitab
sudah pada tempat dan temponya. Yang menjadi pusat perhatian saya
di sini ialah moral (kesusilaan) dan ketuhanan yang termaktub dalam
kitab suci itu. Pertentangan arti dalam hal susila dan ketuhanan, yang
saya rasa terdapat dalam kitab suci itupun dapat disesuaikan dengan
pikiran kita, kalau kita berpendirian seperti ahli, bahwa kitab suci
tertulis lama sesudahnya Nabi Isa wafat dan banyak mengandung
faham yang sudah diucapkan oleh para pujangga Yunani lama sebelum
Nabi Isa lahir ke dunia.
Bagaimanakah bisa dipersatukan dalil pokok dari agama Kristen
yang berbunyi : “Kalau pipi kirimu dipukul orang berikanlah pipi
kananmu kepadanya buat dipukul pula” dengan ucapan Nabi Isa yang
berbunyi : “Saya tidak datang untuk berdamai, melainkan untuk
berperang”.
Itu dalam hal kesusilaan. Dalam hal ketuhanan pun bagaimana
pula bisa menyesuaikan Yang Maha-Esa, yang diutamakan Injil-Lama
dan oleh nabi seperti kita bentangkan di atas dengan Trinitas-nya,
dengan Trimurti-nya, karena Katholik, ialah kesatuan Yang Tiga,
kesatuan Bapa (Tuhan), Anak (Yesus) dan Roh Suci.
Buat saya sendiri semuanya itu sudah semestinya, kalau diseluk-
belukkan dengan tempo dan tempat. Dengan demikian maka
kuranglah pula penting buat saya apakah pernah hidup seorang

( 17 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

Yahudi, yang menamai dirinya Anak Tuhan. Buat saya sudahlah cukup
jelas pelajaran yang diberikan oleh agama Kristen dan Ideal Keluruhan
Jiwa yang dijunjungnya, seperti tergambar pada Nabi Isa. Sudah pula
memuaskan pikiran saya, kalau ada para ahli sejarah, yang
mendapatkan kesimpulan bahwa di mana bangsa Yahudi di bawah
penjajahan bangsa Romawi, maka bangkitlah soerang pemberontak
dari daerah Galilea, bernama Yesus dan terang-terangan membela
kaum Murba menghadapi kaum pendeta (Rabbi) Yahudi, yang menjadi
kaki tangannya kekuasaan Romawi di masa itu. Pemimpin
pemberontak dari Galilea itu menamai dirinya raja Yahudi, Mahdi,
Yezus Nazarenus Rex Judiorum!
Jika dipandang dari sudut ini, maka hilanglah sudah semua
pertentangan di dalam pikiran kita. Nabi Isa melimpahkan segala kasih
sayang serta mengorbankan jiwanya terhadap kaum Murba, yang
memang melarat hidupnya di masa itu dan memang bersemangat
pemberontak, terutama di daerah Galilea. Kalau dia menganjurkan
sikap bermaaf-maafan menganjurkan sikap “pipi kiri dipukul,
berikanlah pipi kanan” maka sikap itu terutama dimaksudkan bagi
segenap Murba. Terhadap kaum pendeta dengan jelas Nabi Isa
memajukan sikap menentang, yakni kalau perlu dengan senjata di
tangan menghancurkan kaum Rabbi, penindas bangsa Yahudi dan kaki
tangannya penjajah Romawi di masa itu.
Tentulah ada tafsiran lain yang rasional tentang dua susila yang
bertentangan itu. Salah satunya dikatakan bahwa kaum Murba Yahudi
di masa itu tidak berdaya pula menghadapi kaum Rabbi, penindas dan
pemeras yang langsung berurusan dengan Murba Yahudi.

( 18 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

Jadi menurut tafsiran itu sikap pasif, sikap menerima yang


dianjurkan oleh nabi Isa itu berasal dari perasaan tidak berdaya
menghadapi kekuasaan Romawi serta para Pendeta (Rabbi) kaki-
tangannya, “inlanders-alatnya” kekuasaan Romawi itu.
Bagi saya tafsiran yang belakangan ini memang, mengandung
alasan tetapi kurang sempurna. Bangsa Yahudi, terutama kaum
Murba-nya, dibelakang kota seperti di Yerussalem dan teristimewa
pula di daerah Galilea, daerah asal Nabi Isa sendiri, jauh daripada sikap
pasif atau nrimo. Pemberontakan besar dan kecil untuk melepaskan
diri dari pemerasan dan penindasan Romawi dengan kaki tangannya
acap kali terjadi. Jadi cocok pula dengan Nabi Isa sendiri ketika
berhadapan dengan para Rabbi, para inlanders-alat itu, seperti di atas
tadi.
Di masa “hidupnya” Nabi Isa sendiri tak tampak perbedaan dengan
Tuhan Nabi Musa. Tuhan di masa Nabi Isa itu tetap Yang Maha Esa.
Filsafat ketuhanan, bahwa 1+1+1=3 itu timbul dan tumbuh lama
setelah Nabi Isa meninggalkan dunia fana. Tentulah banyak persoalan
duniawi yang memungkinkan timbul dan tumbuhnya 3=1 itu.
Dibelakang harinya di masa Revolusi Perancis banyak pula anasir
masyarakat manusia ini yang menumbangkan filsafat 3=1 itu! Tetapi
bagi saya filsafat semacam ini tidak menjadi soal pokok.
 
8. DI SEKITAR NABI MUHAMMAD. 
Yang lebih menarik hati saya ialah ketika 600 tahun lebih setelah
Nabi Isa, maka kembalilah 1=1 itu. Bersamaan dengan itu kembalilah
pula susila yang biasa, yang praktis, bagi masyarakat manusia, yakni

( 19 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

yang salah dihukum setimpal dengan kesalahannya, dimaafkan salah


seorang yang mengakui kesalahannya dan mengubah tingkah lakunya
di hari depan dengan sungguh dan jujur. Yang mengembalikan itu
ialah Muhammad bin Abdullah, seorang Arab dari suku Qurays.
Karena bangsa Arab dan Yahudi tiada berapa bedanya menurut ilmu
kebangsaan, dan kedua bangsa itu disebutkan bangsa Semit, maka
sebetulnya ketiga nabi besar itu, yakni Nabi Musa, Isa dan Muhammad
itu sebangsa dan seketurunan pula. Dalam kitab Injil sendiri
disebutkan, bahwa bangsa Yahudi dan Arab turun temurun dari Nabi
Ibrahim.
Jika kita melayangkan pandangan kita pada keseluruhan muka
bumi yang kita kenal, pada permulaan abad ketujuh itu, maka yang
kelihatan pada kita ialah cuma keruntuhan dalam hal politik, ekonomi,
sosial dan kebudayaan. Sebaik-baiknya kita hanya dapat menyaksikan
stagnasi, malaise, madegnya, tergenang-mogoknya masyarakat dalam
semua hal.
Romawi Barat dengan jajahannya di Eropa Barat dan Utara, di
Afrika Utara dan Asia Barat sedang menderita keruntuhan akibat
desakan dan serangan pelbagai bangsa Jermania dari Utara. Romawi
Timur hanya dapat melayani bangsa baru yang perkasa (Bulgaria dan
lain-lain) yang menyerbu ke dalam daerahnya itu, sebagai tamu yang
terpaksa diterima dan dijadikan anggota keluarga sendiri. Dalam hal
kebudayaan, Romawi Timur hanya sanggup memamah-mamah
pengetahuan yang dipusakakan oleh Yunani dan Romawi almarhum.
Mesir, Syria, Persia, Judea dan lain-lain negara bekas penguasa di
sekitar Semenanjung Arabia, semuanya berada dalam keadaan hidup

( 20 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

enggan mati tak mau. Sedangkan semenanjung Arabia yang mungkin


sudah mempunyai cacah jiwa, lima juta, yang boleh dianggap tinggi di
masa itu; sudah mencapai kemakmuran, karena perdagangan dengan
negara luar, dengan perantaraan para saudagar yang pintar, berani
dan bersandar pada kalifah yang kuat bersenjata, tersusun sebagai
laskar teristimewa pula, belumlah pernah Semenanjung Arabia
menderita penindasan dari bangsa asing. Dengan demikian maka
bangsa Arab masih bersemangat tegak gagah perkasa dan percaya atas
kekuatan diri sendiri. Cuma antar suku masih bertentangan dan perang
memerangi. Sejajah dengan pertentangan dalam pergaulan itu, maka
kepercayaan pun belumlah lagi bersatu, melainkan terpecah belah
dalam pelbagai kepercayaan, yang setelah Nabi Muhammad dinamai
Kafir-Jahiliyah.
Mempersatukan pelbagai kepercayaan Jahiliyah yang tergambar
pada pelbagai patung di masa itu; mempersatukan ideologi sebagai
sintesis dari pertentangan pelbagai ideologi yang ada di masa itu, inilah
usaha yang pertama sekali dan terutama sekali dilakukan oleh Nabi
Muhammad menjelang persatuan bangsa, politik, sosial, ekonomi dan
kebudayaan.
Persatuan itu tidak terdapat pada satu maha-patung, di antara
beberapa patung yang ada di Arabia dan berpusat di Mekkah di masa
itu melainkan pada ke-Esaan Tuhan dan Kemahakuasaan-Nya, yang
tiada lagi takluk kepada tempat dan tempo, seperti patung dimanapun
juga, yang dibikin oleh tangan manusia dari benda apapun juga di
dunia ini.

( 21 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

Buta huruf bukanlah berarti buta kecerdasan, buta keberanian


ataupun buta kejujuran. Sebaliknya pula, pendidikan pun tidaklah
menjamin keberanian, keuletan, kejujuran, kecakapan memimpin,
ketangkasan memandang ke hari depan dan mengambil sesuatu
putusan dengan cepat serta tepat. (resourcefulness)
Sungguh banyak kebenaran yang terkandung dalam pepatah
Indonesia “jauh berjalan banyak dilihat, lama hidup banyak dirasai”.
Perjalanan yang dilakukan oleh Muhammad bin Abdullah ke negara-
negara di sekitar Arab, bersama-sama dengan kafilah memberikan
semua pengalaman dan pengetahuan yang cukup buat seorang
pemimpin, jenderal, pujangga dan Nabi di hari depan, saat
Semenanjung Arabia dan sekitarnya kelak akan sangat membutuhkan
pemimpin semacam itu.
Nafsu ingin tahu, yang meluap dalam otak pemuda Muhammad bin
Abdullah, yang ingin mengetahui asal-usul semua yang ada di alam
dan masyarakat itu dapat dipenuhi oleh masyarakat di sekitar Arabia,
yang sudah mencapai kebudayaan tinggi di masa lampau. Pendeta dan
Rabbi dapat memberikan petunjuk ataupun cara berpikir beserta bahan
berpikir buat menjawab semua soal yang timbul dalam otak yang ingin
tahu dalam segala-galanya.
Bumi dan langit Semenanjung Arabia yang memberi kesan yang
tidak dapat dilupakan oleh seorang yang mengamatinya akan
menyempurnakan pengetahuan yang diperoleh dengan percakapan
dalam pulang pergi dari Mekah ke luar negeri itu. Pengalaman yang
diperoleh ketika mengikuti kafilah, yang acap kali menghadapi

( 22 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

pelbagai musuh telah mendidik, melatih semua sifat pemimpin yang


terpendam dalam jiwa Muhammad bin Abdullah.
Terlatih tergembleng dalam “University of Life” (Universitas hidup)
itu, maka apa bila Semenanjung Arabia membutuhkan persatuan dalam
segala-galanya maka tampillah Muhammad bin Abdullah ke depan
masyarakatnya, mengambil pimpinan sebagai propagandis, jenderal,
pembesar negara, pemimpin masyarakat dan Nabi.
Tempo dan tempat amat sesuai dengan keesaan dan
kemahakuasaan pada permulaan abad ketujuh itu. Perhatikanlah sekali
lagi Semenanjung Arabia dan sekitarnya di masa itu.
Masyarakat di Semenanjung Arabia sangat membutuhkan kesatuan
dalam pimpinan, yang sanggup menjalankan kekuasaannya, di atas
pelbagai kekuasaan dari pelbagai suku. Lagi pula masyarakat itu
memerlukan adanya satu kaum, yakni kaum Muslimin, yang berdiri di
atas segala bangsa di Dunia. Semua keperluan itu sungguh dapat
dipenuhi oleh kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Yang
Maha Kuasa, yang menguasai serba sekalian alam dan manusia,
bidadari dan malaikatnya.
Semangat Islam, yakni semangat menyerah kepada Kodrat Tuhan,
semangat menerima putusan Tuhan itu dengan suka cita, semangat
Islam itu sebagai pusat, jiwa dan filsafat serta prakteknya suatu
kepercayaan, memang belum lagi dikenal dalam sejarah manusia.
Agama baru yang bertentangan dengan kepercayaan pelbagai suku
Arabia itu tidaklah akan dibatalkan ataupun disembunyikan oleh Nabi
Muhammad. Apabila dalam suatu hari keluarga Nabi Muhammad
meminta dalam satu rapat, supaya propaganda Islam itu dihentikan

( 23 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

saja, karena sangat menimbulkan pertengkaran, dan sangat


mengancam jiwa Nabi Muhammad, maka Nabi Muhammad
menjawab : Bahwa walaupun matahari di kiri dan bulan di kanan
melarang yang sedemikian, larangan itu tak akan diindahkan.
Syahdan, dengan semangat bersatu padu di antara kaum Muslimin
yang kian hari kian bertambah banyak juga anggotanya; dengan
semangat bertawakal menyerahkan jiwa raganya kepada Yang Maha
Kuasa, dengan semangat tak mengenal damai dengan kepercayaan
Kafir Jahiliyah, maka dibawah pimpinan Nabi Muhammad akhirnya
setelah kira-kira dua puluh tahun berjalan propaganda Islam,
persiapan dan pertempuran sengit berulang-ulang, maka tercapailah
persatuan seluruh Semenanjung Arabia.
Dengan persatuan yang kuat-kokoh di antara semua suku Arab,
dengan semangat pantang menyerah, Islam, zonder (tanpa) janji
kepada takdir Tuhan, seimbang dengan semangat menyerang zonder
mengenal damai terhadap negara dan rakyat di sekitar Arabia, untuk
memperoleh kemenangan lahir dan batin, maka dalam kurang lebih
100 tahun dapatlah bangsa Arab menguasai hampir seluruh Laut
tengah di Asia, Afrika dan Eropa.
Seharusnya lebih daripada penghargaan resmi, yang diberikan oleh
dunia Kristen kepada Arab Islam, di Abad Pertengahan sampai
sekarang pun, jasa Arab-Islam, tentang filsafat dan ilmu pengetahuan
empirik, sesungguhnya belum mendapatkan penghargaan yang
sepatutnya!
Dengan bangsa Arab, maka selesailah sudah circle edaran
dialektika! Dengan Nabi Musa majulah ke depan filsafat ketuhanan

( 24 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

1=1 sebagai tesis. Setelah Nabi Isa, maka timbullah tentangan berupa
3=1, sebagai anti-tesis. Dengan Nabi Muhammad terbentuklah sintesis,
yakni kembalinya filsafat 1=1 dengan lebih sempurna dan lebih kaya
isinya daripada semula.
Sedikit saja filsafat Ketuhanan Islam yang tercantum dalam takdir,
kemauan Tuhan, yang tak dapat dielakkan itu menoleh ke dunia lama,
yakni masyarakat Yunani, maka filsafat Islam mendapatkan bahan
serta petunjuk yang berharga. Filsafat Islam dapat mengangkat kembali
filsafat Yunani yang ratusan tahun terpendam di bawah haribaan
kerajaan Romawi. Filsafat Islam dapat memisahkan padi yang berisi
dari padi yang hampa, menanam yang berisi sampai tumbuhnya di
Abad Pertengahan.
Dengan demikian sepatutnyalah kita menoleh ratusan tahun ke
belakang masyarakat Islam yang jaya-mulia-makmur di Spanyol,
Mesir, dan Bagdad dan kembali sebentar menoleh ke masyarakat
Yunani asli.
 
9. UNANI ASLI. 
Bagi kebudayaan Eropa-Amerika modern, maka kebudayaan
Yunani asli masih dianggap Kebudayaan Ibu. Plato, sebagai ahli filsafat,
masih menjadi sumber bagi filsafat Idealisme. Filsafat Heraklitos masih
dianggap uratnya materialisme dan dialektika. Aristoteles masih
dianggap moyang pelbagai ahli ilmu pengetahuan empirik (scientis
dalam sudut pandang positivisme) modern. Demikianlah bermacam
cabang kebudayaan modern dapat dicari uratnya pada Kebudayaan
Yunani asli. Tidaklah mengherankan, kalau bahasa Yunani asli itu

( 25 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

sampai sekarang masih perlu diajarkan kepada mahasiswa yang harus


menyelami semua ilmu  modern itu lebih dengan dalam, sampai
keuratnya.
 
10. AGAMA, FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN EMPIRIK.
Kalau sekarang kita memusatkan perhatian kepada dunia Barat,
yakni Eropa dan Amerika, maka tampaklah di mata kita tiga garis
pokok kebudayaan. Semenjak 2500 tahun sejarah Dunia Barat, yakni
dari kurang lebih tahun 500 SM sampai sekarang tiga garis pokok itu
adalah garis agama, garis filsafat dan garis ilmu pengetahuan empirik.
Semua cabang kebudayaan yang lain termasuk ke dalam atau
bersandar kepada tiga garis pokok itu.
Syahdan, tiga garis pokok dalam sejarah dunia barat yang 2500
tahun itu, banyak sekali mengalami kemajuan, kemunduran serta
pertukaran nilai dan kedudukan.
Dalam garis besarnya, maka dari tahun 500 SM sampai tahun 1500
M, agama memperoleh nilai kedudukan tertinggi. Di masa itu maka
ilmu filsafat cuma mengabdi kepada agama serta ilmu pengetahuan
empirik boleh dianggap melalaikan otak dan pikiran belaka. Saat itu
meliputi zaman Yunani, Romawi dan Abad Pertengahan, yang dikuasai
oleh masyarakat Islam dan masyarkaat Nasrani. Pada zaman Yunani
dan Romawi ahli filsafat sudah mengambil bagian terkemuka dalam
masyarakat dan negara.
Boleh dikatakan pula, dalam garis besarnya maka dari tahun 1500
sampai 1850 masehi, ilmu filsafatlah yang memperoleh nilai dan
kedudukan yang tertinggi dalam masyarakat Barat tadi. Di masa ini

( 26 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

maka mulailah agama terdesak ke belakang. Bahkan pada masa


Revolusi Perancis agama mendapat perlawanan yang sekeras-kerasnya.
Sedangkan ilmu pengetahuan empirik makin mendesak dan sudah
menjadi sandaran utama bagi ilmu filsafat. Pada saat itu, bukan lagi
kaum pendeta yang memegang pimpinan masyarakat dan negara,
melainkan mereka yang mempunyai pengetahuan filsafat dan ilmu
pengetahuan empirik, ilmu nyata.
Akhirnya kira-kira dari tahun 1850 sampai sekarang, maka ilmu
pengetahuan empirik (science)-lah yang memperoleh nilai dan
kedudukan tertinggi dalam masyarakat serta negara Eropa dan
Amerika modern itu. Agama yang di masa Revolusi Perancis mendapat
tentangan yang sekeras-kerasnya bisa bangun kembali, tetapi tidak lagi
mendapatkan nilai dan kedudukan seperti sebelum Revolusi Perancis.
Pada pertengahan abad ke-19 ilmu filsafat dalam arti aslinya mulai
turun dari singgasananya seperti terdapat di zaman sebelumnya. Satu
golongan ahli filsafat, yakni filsafat materialisme dialektis, di bawah
pimpinan Marx dan Engels memproklamirkan : “Hari Akhir Filsafat”.
Semenjak itu ilmu kemasyarakatan pun sudah didasarkan atas hukum
ilmu pengetahuan empirik. Ilmu pengetahuan empirik dalam pelbagai
pokok, cabang dan ranting sudah mengambil nilai serat kedudukan
yang tertinggi sampai sekarang.
Ahli ilmu pengetahuan empirik memakai perkataan filsfat tetapi
artinya berlainan dari semula. Artinya sekarang, terutama ialah
weaving up general principles (penyusupan prinsip umum), seperti
dikatakan Francis Bacon, salah seorang ahli ilmu pengetahuan empirik
besar.

( 27 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

Jelas kiranya bahwa dalam tiga zaman yang kita kemukakan buat
Dunia Barat seperti tersebut di atas salaing beralihan nilai dan
kedudukan yang diambil oleh tiga garis pokok kebudayan itu: agama,
filsafat, dan ilmu pengetahuan empirik. Adapun peralihan ketiga garis
pokok yang sejajar pula dengan peralihan kedudukan yang dialami
oleh para penguasa masyarakat dan negara (Social-political regime)
adalah berurat pada peralihan yang dialami oleh sistem produksi yang
berdasarkan teknik yang ada.
 
11. PERALIHAN SISTEM PRODUKSI.
Pada masa pendeta dan ningrat memegang tampuk pimpinan
masyarakat dan negara baik di Yunani, Romawi maupun di Eropa Barat
di zaman pertengahan (kurang lebih tahun 1500 sampai 1850 M),
produksi sudah lebih dipusatkan pada manufaktur. Di akhir masa itu,
pengoperasian pabrik sudah mulai dijalankan dengan mesin uap.
Pada masa borjuis (yang dibantu atau ditentang oleh kaum sosialis)
di mana kaum borjuis memegang tampuk pimpinan masyarakat dan
negara di Eropa-Barat dan Amerika, (berkisar sejak tahun 1850 sampai
1948), produksi sudah dikuasai finance capital (modal bank) dan
monopoli. Tekonologi maju cepat, dari tenaga uap sampai tenaga
listrik, minyak dan sekarang tenaga atom.
 
12. SOAL AGAMA.
Adapun soal agama, kita semua kurang lebih sudah mengetahuinya.
Soal itu berpusat kepada : Dari mana asalnya dan bagaimana akhirnya
Bumi, Bintang, dan langit pendeknya alam raya ini?

( 28 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

Dari mana asal dan bagaimana akhirnya manusia? Tiga agama


ketuhanan, yakni agama Yahudi, Nasrani, dan Islam mendasarkan
semua asal dan akhir itu kepada kodrat Tuhan. Alam raya itu sekaligus
difirmankan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Manusia adalah ciptaan
Tuhan. Nasib manusia oleh tiga agama diserahkan kepada kemauan
Tuhan. Nasib itu dipertimbangkan pula oleh amal dan ibadahnya. Amal
dan ibadahnya itulah setelah hari kiamat yang akan ikut menentukan,
apakah pahala atau hukuman yang akan diterimanya di akhirat. Yang
beribadah dan bernasib baik akan diampuni dosanya dan masuk surga.
Yang bersalah atau bernasib malang akan dimasukkan ke dalam
neraka. Ringkasnya ketiga agama itu tidak saja menetapkan awal dan
akhir manusia tetapi juga menetapkan jalan buat mendapatkan surga
dan menghindarkan neraka.
Agama Hindu dan Budha mempunyai pengertian lain tentang awal
dan akhir manusia itu. Budha, Sidharta Gautama, mengemukakan lima
jalan untuk mendapatkan surga. Berbeda daripada tiga agama tersebut
diatas, agama Budha lebih menggantungkan akhir manusia itu kepada
tanggung jawab diri sendiri dan perbuatan diri sendiri.
Semua itu sudah kita ketahui. Mana yang betul tentulah terserah
kepada masing-masing penganut agama itu sendiri. Yang benar
menurut satu belum tentu benar menurut yang lain. Bagi saya agama
itu tetap “eine Privatsache” atau kepercayaan masing-masing orang.
Dengan majunya ilmu filsafat, logika, dan matematika maka ahli
agama pun memakai ilmu ini buat menjelaskan sendi agamanya.
Tetapi, yang jelas bagi penganut satu agama belum tentu jelas bagi

( 29 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

penganut agama lain. Agama tinggal tetap sesuatu kepercayaan bagi


masing-masing orang.
 
13. FILSAFAT
Seperti soal agama, maka soal filsafat juga banyak tergantung
kepada sudut pandangnya. Tetapi bagi kami sudut pandang yang bisa
berhasil memuaskan dan yang tepat, yang bsia memberi penyelesaian
ialah soal yang sudah dimajukan oleh Fredrich Engels pada abad
lampau. Menurut Engels, ahli filsafat bisa dibagi dua golongan, yakni
golongan materialis dan golongan idealis. Di antara dua golongan
besar yang merupakan dua-kutub yang saling bertentangan itu
terdapatlah pelbagai golongan, yang kalau dikupas lebih dalam
sebenarnya termasuk ke dalam salah satu golongan, materialis atau
idealis. Ahli-ahli filsafat itu terpecah dua sebagai akibat pertentangan
jawaban yang diberikan oleh mereka atas soal filsafat, yang berbunyi :
“Manakah yang asal (primus) dan manakah yang turunan (derivative)
diantara benda (matter) dan paham (idea)? Di alam raya terdapat soal
benda dan kodrat yang menggerakkan benda itu. Di dalam jenis hewan
soal itu berubah menjadi soal badan dan jiwa (nyawa-naluri). Di dalam
jenis manusia, soal itu berubah-bertukar menjadi soal jasmani dan
rohani-pikiran. Ahli filsafat bertanya, manakah yang asal, benda atau
kodrat, badan atau jiwa, dan jasmani atau rohani?
 
14. KAUM MATERIALIS DAN IDEALIS
Kaum materialis menjawab bahwa benda dan jasmani itulah yang
asal, yang pokok : “Tak ada kodrat zonder benda. Manusia haruslah

( 30 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

dapat makan, supaya dapat berpikir”. Syahdan sebelum manusia itu ada
di bumi ini, maka bumi dan bintang itu sudah ada, kata kaum filsafat
materialis.
Menurut kaum idealis, maka ide, kodrat atau rohani itulah yang
asal (primus) dan benda jasmani itulah yang turunan (derivative). Kata
idealis ekstrem, maka yang ada di alam raya ini cuma ide saja, yakni ide
yang ada dalam otaknya ahli filsafat itu sendiri. Memang paham ini ada
hubungannya dengan kekuasaan mahadewa Rah, yang mengisi dunia-
kosong pada awal dunia ini dengan binatang, bumi, langit, sungai,
tumbuh-tumbuhan, hewan, dan manusia dalam sekejap mata setelah
kata “Ptah” difirmankan (lihat Madilog)
Bagaimanapun juga perbedaan paham itu, teranglah sudah bahwa
ejekan yang ditujukan oleh kaum idealis kepada kaum materialis,
bahwa kaum materialis cuma memikirkan makan-minum serta
kesenangan hidup saja, tidaklah pada tempatnya sama sekali.
 
15. AHLI FILSAFAT YUNANI
Bahwasanya setelah para ahli pikir Yunani mulai melepaskan diri
dari tali pusat kepercayaan yang bersandar kepada dogma semata-
mata, dan mulai kritis menghadapi alam raya kita ini, kita mengenal
juga jawab yang diberikan oleh mereka itu. Mereka sampai kepada
empat anasir asli, yakni tanah, air, udara dan api. Terkurung dalam
rohaninya sendiri sebagai penyelidik alam raya ini serta terganggu oleh
benda dan gerakan benda di luar pikirannya sendiri, maka Zeno, idealis
Yunani, mengambil kesimpulan bahwa: “Gerakan (benda) itu cuma
bayangan panca indera manusia saja (illusion of the sense)."

( 31 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

Pemikir ulung masyhur dari bangsa Yunani juga, yakni Plato


setelah memakai cara berpikir yang memisahkan benda dengan kodrat,
serta memisahkan jasmani dengan rohani, mendapat kesimpulan
bahwa yang asal itu ialah ide-mutlak ( absolute idea). Dengan cara
berpikir yang abstrak, pilah-memilah (analisis), dia sampai kepada
Dunia Logos, Dunia Roh. Banyak persamaan Logos Plato itu dengan
Atma-nya Hindu.
Sebaliknya, seorang pemikir tandingannya yang dengan dua
kakinya bersandar atas benda yang nyata, serta gerakan benda, yakni
Heraklitos, mengucapkan kesimpulan yang sampai sekarang masih
besar artinya bagi kita, yaitu :”Sesuatu itu ada dan tak ada karena
semua itu cair, luntur, senantiasa berubah, selalu timbul dan lenyap”.
Heraklitos mengakui adanya benda, bahkan memajukan hipotesis
molekul, yang lebih dari dua ribu tahun kemudian baru dibenarkan
oleh ilmu pengetahuan empirik. Lagi pula dalam pertentangannya
dengan Zeno, Heraklitos mengemukakan bahwa gerakan, sebagai sifat
benda dan yang menyebabkan benda, senantiasa mengalami
perubahan (Nich ist, alles wird) menurut hukum gerakan, yakni
Hukum Dialektika.
Di antara kaum di samping kedua golongan ahli filsfaat tersebut
hidup raksasa pemikir Yunani, yakni Aristoteles. Sebagai seorang tabib
yang senantiasa mengenal adanya benda dan jiwa, sebagai bapak dari
beberapa ilmu, terutama ilmu hayat (biologi), maka Aristoteles
memusatkan perhatiannya kepada suatu susunan, suatu sistem.
Aristoteles lebih daripada Zeno dan Plato dalam memperhatikan benda.
Tetapi hukum berpikir yang diutamakannya ialah hukum logika dan

( 32 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

hukum dialektika yang dikemukakannya tidak sama dengan hukum


dialektika yang dipakai oleh Heraklitos dan Demokritos.
 
16. AHLI FILSAFAT ABAD PERTENGAHAN
Besar sekali pengaruh para ahli filsafat Yunani pada umumnya,
serta pengaruh Aristoteles dan Plato khususnya terhadap masyarakat di
zaman pertengahan, yakni masyarakat Islam dan Nasrani. Dunia
filsafat Barat memuncakkan pujiannya pada Ibnu Rusyd, yang terkenal
sebagai Averoes, atau Ariestoteles-nya bangsa Arab. Dan memang
bendera filsafat Ariestoteles yang sudah terbenam ratusan tahun itu
diangkat kembali oleh Ibnu Rusyd, diperbarui dan diserahkannya
sebagai warisan masyarakat Yunani. Plato pun banyak mendapat
penghargaan di masyarakat Islam dan Nasrani di zaman pertengahan.
Pada kedua masyarakat itu kita kurang mendengar nama Heraklitos
dan Demokritos. Tetapi mungkin pengaruhnya juga cukup besar atau
lebih besar daripada keterangan sejarah yang diwariskan kepada kita.
Masyarakat Islam di Abad Pertengahan mengenal satu golongan
pemikir yang dinamai Mu’tazilah. Mereka terdapat di kota-kota besar
kerajaan Islam dan dianggap ilegal sebagai pemberontak, sebagai
anarkis dan ateis. Keterangan lebih lanjut tentang paham dan
kehidupan mereka tidaklah sampai kepada kita, selain daripada bahwa
mereka itu dianggap murtad oleh agama resmi. Ibnu Rusyd sendiri,
kalau saya tidak salah adalah seorang Mu’tazilah dan kebebasan
pahamnya itu sangat ditakuti oleh para pendeta di Eropa, sehingga
para murid Eropa (Nasrani) yang kembali dari Spanyol Islam ke Eropa
itu sangat diawasi gerak-geriknya. Tetapi tidak mengherankan kalau

( 33 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

mereka kaum Mu’tazilah adalah Murba-Kota yang berpaham


revolusioner dan penganut materialisme dialektis walaupun masih
serba sederhana (rudimentary).
Tidaklah mengherankan kalau di Eropa Barat di zaman
pertengahan itu, kita sedikit sekali mendengar nama Heraklitos dan
lebih banyak mendengar nama Plato dan Ariestoteles.
Hidup amat sukar sekali bagi kaum budak-serf  di zaman
pertengahan Eropa Barat itu. Hawa yang dingin, kabut yang tebal, alat
yang serba sederhana, ringkasnya kesengsaraan hidup lantaran
pemerasan dan tindasan yang kejam atas budak-serf oleh kaum ningrat
dan pendeta, tidaklah memberikan kesempatan mereka memikirkan
soal filsafat. Soal ini diserahkan kepada para pendeta yang tinggal di
pekarangan gereja yang besar, dikelilingi oleh pohon dan dilayani oleh
rakyat budak disekitarnya. Terpisah dari masyarakat pekerja seperti
Logosnya Plato, terpisah dari benda yang kasar fana itu, maka para
rahib dan pendeta mendapat kesempatan penuh untuk menguji filsafat
Plato dan Ariestoteles. Logos dan rohani mutlak Plato cocok benar
dengan sifatnya God (Tuhan) yang berada lepas dari segala-galanya
dan berada di atas segala itu. Paham mereka, para rahib dan pendeta,
merupakan pelaksanaan Logos dan God itu di duniawi ini.
Klasifikasi Ariestoteles, tentang tumbuhan, hewan dan lain-lain
yang terpisah dari tumbuhan dan hewan yang sesungguhnya sangat
digemari oleh schoolmen, scholasticus, ahli buku, di Abad Pertengahan.
Karena ahli buku yang memang hidup terpisah dari Murba itu,
memisahkan diri pula dari hewan dan tumbuhan yang sesungguhnya!
Demikianlah pengetahuan buku ahli filsafat di Abad Pertengahan itu

( 34 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

tergantung di awang-awang saja, seperti hidupnya sendiri terpisah


dari rakyat Murba yang sesungguhnya, yang menghasilkan semua
kebutuhan hidup para ahli filsfaat di Abad Pertengahan itu.
Dari tahun 500 SM sampai tahun 1500 M, maka filsafat masih
bersandar kepada agama dan ilmu pengetahuan empirik yang
sederhana. Kaum idealis masih memakai kepercayaan agama sebagai
premis (bukti-dasar) dalam pembentukan sistem (karangannya). Tetapi
kaum materialis tidak lagi memakai anasir kepercayaan agama itu
sebagai premis. Mereka ini memakai bukti yang nyata saja sebagai
premis.
Keduanya, idealis dan materialis mempergunakan matematika, ilmu
alam dan ilmu hayat yang sederhana sekali dalam penjelasannya.
Dengan semakin majunya ilmu pengetahuan empirik, maka kian
ditinggalkan penjelasan yang berdasarkan kepercayaan yang tak dapat
dibuktikan itu (petitio principi).
 
17. AHLI FILSFAT DI SEKITAR REVOLUSI PERANCIS.
Di sekitar zaman Revolusi Perancis, maka ilmu pengetahuan
empirik sudah jauh sekali mendapat kemajuan, kalau dibandingkan
dengan zaman Plato, Heraklitos dan Aristoteles. Di Perancis kita
mengenal raksasa matematika dan ilmu-ilmu alam (physic) serta
mekanika seperti Maupertuis, Clairut, D’Alembert, Lagrage, Laplace,
Fourier, Carnot, Pascal dan lain-lain. Di Inggris bangkit seorang
raksasa matematika ilmu alam dan fisika, yakni Isaac Newton. Dalam
dunia ilmu Kimia hadirlah seorang berkebangsaan Perancis bernama

( 35 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

Lavoiser yang menyusun secara sistematis ilmu kimia, yang merupakan


pengembangan lebih lanjut dari pemikiran Ibnu Sina, ahli kimia Arab!
Sedangkan Cuvier mengembangkan pemikiran Aristoteles.
Perbandingan Phytagoras dilanjutkan oleh Newton, begitu juga
pemikiran Archimedes oleh Pascal. Masih banyak yang bisa disebut,
namun itu semua ibarat memperbandingkan anak bayi dengan orang
dewasa.
Tidaklah mengherankan kalau kemajuan ilmu pengetahuan
empirik, yang telah membikin jarak zaman kuno dan Abad
Pertengahan seolah-olah puluhan ribu tahun lamanya itu memberikan
bahan yang tidak ternilai pada ahli filsafat. Tetapi para ahli filsfaat
tetap terpecah dua, yakni golongan idealis dan materialis. Bahkan
masing-masing golongan itu mempergunakan kemajuan ilmu
pengetahuan empirik itu sebagai penjelasan (proof) kebenaran masing-
masing teori mereka.
Di Inggris muncul dua ahli filsafat yang terkemuka, yakni pendeta
Berkeley dan David Hume. Berdasarkan atas kerohanian si pemandang,
maka David Hume dengan tekad konsekuensi seorang ahli filsafat
berkata bahwa setelah final analysis (kupasan terakhir) maka segala
yang ada dalam alam raya ini tidak lain hanyalah a bundle of
conceptions (gabungan paham) tentang alam raya itu. Bahkan Hume
mengatakan bahwa “kamu-pun” buat dia (Hume) hanyalah satu
“gambaran” dalam otak Hume semata-mata. Sesungguhnya dengan
begitu maka Hume meniadakan dirinya sendiri. Karena kalau Hume
mengatakan bahwa orang lain, buat dia cuma satu “gambaran” dalam
otak Hume saja, maka orang lain itu pun bisa berakat bahwa Hume

( 36 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

sendiri tidak akan ada bagi orang lain itu saja, selain daripada satu
gambaran dalam otak orang lain itu saja. “Kamu” buat Hume adalah
“saya” buat orang lain itu. Sebaliknya “saya” buat Hume adalah “kamu”
buat orang lain itu.
Imanuel Kant ahli filsafat Jerman yang banyak dipengaruhi oleh
David Hume tidak berani menarik kesimpulan nekat layaknya David
Hume itu. Kant berdiri ditengah-tengah! Dia tidak bisa meniadakan
yang ada di alam raya ini. Tetapi selain mengakui yang ada itu, dia lari
pula kepada “Ding An Sich” “benda pada dirinya sendiri”, yang belum
diketahuinya. Dengan hadirnya Imanuel Kant di Jerman, maka timbul-
tumbuhlah juga filsafat idealisme yang kemudian diteruskan oleh para
ahli seperti Fichte dan Hegel.
Berkeley dan Hume, kedua ahli filsafat idealis Inggris di sekitar
revolusi borjuis itu mendapat kritikan yang keras sekali dari ahli
filsafat materialis Perancis yang termashur seperti Diderot dan
Lamartine. Bersandarkan matematika, ilmu alam dan fisika yang maju
pesat pada masa itu, maka mereka meniadakan kemahakuasaan
kerohanian di alam raya ini. Tenggelam pada paham sebaliknya, maka
mereka mengakui kemahakuasaan kerohanian di alam raya ini.
Tenggelam pada paham sebaliknya, maka mereka mengakui
kemahakuasaan Matter in move, benda bergerak. Seolah-olah manusia
tak memiliki daya berhadapan dengan benda dan hukum gerakan
benda di alam raya ini. Manusia itu adalah mesin yang pasif, menerima
saja. Kalau ada kodrat penggerak bergeraklah dia, kalau tidak
berhentilah dia. Jadi seperti mesin yang pasif, penerima itu,
demikianlah pula manusia itu takluk tanpa syarat apa-apa kepada

( 37 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

alam disekitarnya. Materialisme yang semacam ini kami namai


Mechanical-matterialism, yakni materialisme yang menganggap
manusia itu seperti mesin yang menerima nasibnya dari kodrat yang
ada di luar dirinya saja. Seolah-olah manusia itu tidak berdaya untuk
mengubah suasana dan keadaan alam disekitarnya. Rupanya masih ada
sisa semangat lama yang melekat pada semangat kaum materialisme
mekanis itu. Seperti manusia sederhana merasa tak berdaya terhadap
takdir Tuhan, demikian pula kaum materialis di masa Revolusi Perancis
merasa tidak berdaya terhadap kebendaan itu (mechanism of matter).
 
18. MATERIALISME DIALEKTIS.
Suara ahli filsafat materialisme, seperti juga suara ahli filsafat
idealisme bisa diterima dengan baik di kalangan pemikir Jerman.
Ludwig Feurbach, seorang profesor Jerman, mengadopsi filsafat
materialisme dari Perancis, tetapi terutama yang menyangkut pada apa
yang dinamakan menschalische taotigkeit (perbuatan manusia). Marx
dalam 11 tesis bantahan terhadap Feurbach, menyatakan bahwa
pemikiran Feurbach itu menyangkut “Perbuatan manusia itu pada
idealisme”, sedangkan bagi Marx “Perbuatan manusia masuk ke dalam
golongan kebendaan”. Setelah Feurbach dipecat oleh kaum borjuis dari
pekerjaanya sebagai mahaguru lantaran dianggap terlampau radikal,
maka feurbach terpaksa hidup terpisah di desa Jerman dan kian hari
kian luntur dalam pandangan revolusioner dan dalam cara berpikir
menurut cara dialektika materialistis.
Pemikiran yang bersandar kepada dialektika dilanjutkan oleh Marx
dan teman sezamannya, yakni Frederich Engels. Di samping pujangga,

( 38 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

kedua orang ini adalah ahli dan penggemar matematika yang kerap
mempergunakan utopis sosialisme Perancis dan Inggris. mereka juga
memanfaatkan teori Evolusi dari Charles Darwin, serta teori ekonomi
Adam Smith dan David Ricardo dalam pembentukan teori mereka.
Dengan mendapatkan cause atau lebih tepat condition (keadaan), yakni
sebab kemajuan masyarakat itu, maka sosialisme, yang berdasarkan
impian (utopia) seperti dicetak oleh Thomas Moore, Saint Simon, Fourir,
dan Robert Owen, berubah menjadi scientific socialism, yakni
sosialisme ilmiah. Adapun yang dianggap menjadi sebab ( cause)
perubahan, termasuk perubahan masyarakat, dari tingkat ke tingkat itu
ialah perubahan sistem produksi ilmu sejarah yang didasarkan pada
benda yang nyata dinamai historical materialism (materialisme
sejarah), yakni teori materialisme tentang sejarah. Pandangan hidupnya
yang berkenan dengan kebendaan yang bergerak itu dinamai juga
Materialisme Dialektis.
Disebut materialisme karena matter, bendalah yang dianggap
primus, pokok, asal di alam raya ini. Disebut pula dialektis karena cara
menghampiri soal benda serta kejadian di alam raya ialah dalam
keadaan bertentangan dan bergerak, yakni dalam keadaan timbul,
tumbuh, dan tumbang.
Setelah Marx dan Engels mendapatkan cause atau condition,
sebabnya dari perubahan dan pertukaran sesuatu masyarakat manusia
itu, maka berubah-bertukarlah pula sejarah manusia, dari satu
kebetulan, dari satu nasib yang tiada bersebab dan tiada pula
mengakibatkan sesuatu yang nyata, menjadi sesuatu peristiwa yang
berpangkal, berujung, bersebab dan berakibat. Dengan begitu, maka

( 39 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

berpindahlah pula ilmu sejarah itu dari dunia-gaib ke dunia nyata.


Demikianlah asal dan tujuan, serta lakonnya suatu masyarakat itu
mulai dapat diselami oleh akal. Setelah segala kebendaan dan semua
gerakannya dalam alam raya ini dipecah-pecah, dikupas, diselidiki, dan
dipastikan hukumnya semenjak ahli filsafat Yunani, maka berubah
bertukarlah pula filsafat, yang berbunyi what does this all mean
(apakah arti semuanya ini), menjadi soal kaum ahli ilmu pengetahuan
empirik yang mengupas, menyelidiki serta membentuk pelbagai ilmu
pengetahuan empirik.
 
19. ILMU PENGETAHUAN EMPIRIK.
Tepat juga kesimpulan Engels yang mengatakan bahwa dalam
perkembangan ratusan tahun itu, maka ilmu filsafat sudah berpecahan
dan berpisahan menjadi ilmu pengetahuan empirik, Wissenschafft,
Science, yakni pelbagai ilmu tentang sejarah dan pelbagai ilmu tentang
alam raya (natura). Sisa dari filsafat itu menurut Engels, ialah logika
dan dialektika.
Kembali lagi kita kepada ilmu pengetahuan empirik awalnya, ke
zaman Yunani dan dari sini secepat kilat kita berlari ke zaman modern.
Kemudian dapatlah kita menoleh sebentar kepada logika dan dialektika
yang oleh Engels disebut sebagai sisanya filsafat itu.
Syahdan, dalam kurang lebih 2500 tahun perantauannya, maka
sains, ilmu pengetahuan empirik, yang dianggap sebagai anak dari
filsafat dan cucu dari agama, yang sampai sekarang sebagian besarnya
belum lagi lepas dari ari-ari (tali pusat) ibu dan neneknya, ilmu
pengetahuan empirik tentang alam raya –dunia terbesar yang tidak

( 40 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

tampak semuanya karena besarnya itu- sudah sampai ke dunai terkecil


yang tidak tampak oleh mata, karena kecilnya. Satu ‘universe’ (alam)
yang dapat ‘universe’. Kini kita mengenal adanya planet-planet dan
tatasurya lain. Kita juga mengenal alam molekul dan atom Molekul dan
atom yang tercipta dalam hipotesis atau dugaan kedua materialis
dialektis, Heraklitos dan Demokritos itu sekarang bisa dibuktikan oleh
mata dengan bantuan teropong. Bahkan ilmu pengetahuan empirik
sudah sampai kepada benda yang lebih kecil lagi. Atom yang semula
diduga tak dapat dibagi-bagi lagi itu ternyata masih bisa dibagi
menjadi dua, yakni proton dan elektron. Seperti bumi dan matahari;
seperti satu tatasurya lainnya; seperti universe dengan universe lain di
alam raya ini diikat oleh kodrat Tolak dan Tarik (repultion dan
atraction), yang boleh dikatakan masih termasuk jenisnya kodrat tesis
dan anti tesis dalam dialektika, maka demikian juga dua dunia terkecil
tadi, yaitu proton dan elektron tadi, diikat oleh kodrat Tolak dan Tarik
menjadi satu atom satu sintesis atom. Ringkasnya sintesis dari proton
dan elektron adalah atom; sintesis atom dan atom ialah molekul;
sintesis molekul dan molekul yakni badan; sintesis dari bumi dan
matahari ialah tatasurya, sintesis dari satu tatasurya dengan tatasurya
lainnya serta akhirnya satu ‘universe’ dengan ‘universe’ lainnya, ialah
alam raya kita ini.
Dalam 2500 tahun ini, menurut dialektika dan hukumnya tesis,
anti tesis, dan sintesis, maka otak manusia sudah mengenal alam
terbesar, yakni alam raya kita dan alam terkecil ialah elektron dan
proton tadi.
 

( 41 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

20. CABANG-CABANG ILMU PENGETAHUAN EMPIRIK


Entah sampai mana ilmu pengetahuan empirik bakal bercabang
lagi!
Kalau kita pergunakan logical division (pembagian logika) atas ilmu
pengetahuan empirik, maka kita memperoleh dua kelas, yakni yang
masuk kelas sejarah dan yang masuk kelas alam. Maka ilmu
pengetahuan empirik mengenai sejarah manusia itu sudah terpecah-
pecah pula menjadi ilmu kemasyarakatan (sosiologi) dan sejarahnya,
ilmu politik, ilmu hukum, ilmu ekonomi, ilmu kesusasteraan dan lain-
lain. Ilmu pengetahuan empirik yang mengenai alam raya ini sudah
terbagi sudah menjadi ilmu bintang, ilmu alam ( phisic), ilmu kimia,
ilmu listrik dan lain-lain. Disamping itu kita kenal pula ilmu
matematika yang bukti dasarnya berlandaskan barang ciptaan seperti
angka (number) dan huruf (letter). Kita kenal ilmu ukur, ilmu hitung,
aljabar, trigonometri dan sebagainya.
Perpecahan ini tidak hanya dalam cabang besarnya saja, tiap-tiap
cabang itu sudah terpecah-pecah juga. Cermati saja berapa banyak ahli
yang sudah terdapat dalam ilmu kedokteran. Kita mengenal ahli gigi,
ahli telinga, ahli hidung, ahli rambut dan lain-lain. Ambillah juga
contoh dari cabang ilmu hukum yang sudah terbagi juga atas beberapa
ranting seperti ilmu hukum undang-undang dasar (constitutional
laws), ilmu hukum tata negara (laws of nation) hukum sipil (civil laws)
dan hukum kejahatan (criminal laws).
Besar sekali bahayanya kalau orang yang ahli dalam suatu cabang
ilmu pengetahuan empirik tidak lagi mengenal hubungan ilmunya
dengan berlusin-lusin ilmu lain sehingga dia hidup terpisah oleh

( 42 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

keahliannya itu. Tegasnya adalah bahaya kalau seorang dokter ahli


rambut hilang lenyap dalam haarklovery-nya saja dan melupakan
hubungan rambut itu dengan seluruh bagian tubuh yang lain dan
seluruhnya kesehatan manusia. Tak kurang juga besar bahaya kalau
seorang ahli kejahatan, kriminolog, memandang kejahatan dari sudut
tingkah laku seseorang saja, seolah-olah dia lupa bahwa perbuatan
orang yang hidup dalam masyarakat itu conditioned tergantung pada
pelbagai keadaan di dalam dan luar dirinya sendiri; tergantung kepada
gerakan jiwa yang berseluk-beluk dan berkenaan pula dengan keadaan
ekonomi-politik, sosial dan kebudayaan dalam masyarakat itu sendiri.
Berhubung dengan bahaya keterpecahan, keterpisahan,
keterasingan itulah maka kuat sekali arusnya satu aliran dalam dunia
ilmu pengetahuan empirik untuk mengkoordinasi, menghubungkan
kembali pelbagai ilmu pengetahuan empirik untuk mengkoordinasi,
menghubungkan kembali pelbagai ilmu yang terpecah-belah karena
kemajuannya sendiri itu! Seperti sudah lebih dahulu saya sebutkan,
inilah rupanya yang dimaksudkan seorang scientis ternama dengan
weaving up general principles sebagai tafsiran dari filsafat modern.
 
21. MAKSUD, CARA, BAHAN DAN SEMANGAT ILMU PENGETAHUAN
EMPIRIK.
Tidaklah mungkin, tetapi tidak juga perlu disini kita menghampiri
dan menafsirkan isi semua atau sebagian pun dari pelbagai cabang
pengetahuan itu. Sudahlah cukup kepentingan kita disini, mencoba
menafsirkan maksud ilmu pengetahuan empirik, cara ilmu
pengetahuan empirik memperoleh maksudnya. Serta bahan yang

( 43 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

dipakainya dan akhirnya semangat yang dikandungnya buat mencapai


maksudnya itu.
Salah satu kalimat yang lazim dipakai buat mendefinisikan
(menetapkan) maksud ilmu pengetahuan empirik ialah : simplification
by generalization atau mempermudah dengan memasukkan sesuatu
yang dipelajari itu ke dalam sesuatu yang sudah lebih dikenal atau
memasukkan yang belum dikenal itu ke dalam yang sudah lebih
dikenal.
Kalimat lain yang juga biasa digunakan untuk mendefinisikan
maksud ilmu pengetahuan empirik berbunyi : the organization of facts
(menyusun segala bukti). Formula ini saya rasa amat praktis.
Berhubung dengan inilah pula, maka sains itu saya terjemahkan
dengan ‘ilmu bukti’.
Tetapi tidak pula kurang praktisnya formula yang lain, yang juga
dipublikasikan di dunia ilmu sebagai maksud sains, yaitu to estabish
laws and system, untuk membentuk hukum dan sistem.
Sekian tentang maksud ilmu pengetahuan empirik.
Tentang caranya mendapatkan maksud itu, ialah dengan cara
logika, klasifikasi, statistik dan ukur-mengukur serta timbang-
menimbang. Sering juga dipakai cara dialektis. Dalam logika kita
berurusan dengan apa yang dinamakan induksi, deduksi dan verifikasi.
Dalam matematika kita berurusan dengan apa yang disebut metode
sintetik, analitik dan reductio ad absurdum. Kedua ragam cara berpikir
dalam logika dan matematika itu tiada berapa bedanya. Di tempat lain
saya sudah uraikan perkara itu lebih lanjut, yaitu dalam buku Madilog.
Di sini saya cuma hendak menyebutkan sambil lalu saja caranya kaum

( 44 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

scientis itu mendapatkan maksudnya, yaitu mendapatkan hukum dan


sistem itu (laws and systems).
Bahan atau bukti yang dipergunakan oleh kaum ahli ilmu
pengetahuan empirik itu diperoleh dengan jalan observation
(pengamatan) atau experiment (praktek). Jalan experiment lebih
banyak mendapatkan hasil. Karena dengan jalan pengamatan
penyelidik cuma pasif, berdiam diri dan mengamati saja, sedangkan
dengan jalan praktek si penyelidik boleh memindahkan barang dari
tempat ke tempat dan mencampurkan pelbagai benda menurut maksud
yang dituju. Sedangkan si pengamat cuma bisa mengamati hidup dan
sifatnya masing-masing tumbuhan atau hewan di masing-masing
tempatnya, tetapi si pelaksana praktek dapat mengawinkan tumbuhan
maupun hewan untuk mendapatkan jenis yang baru, yang lebih besar,
lebih kuat dan lebih sehat.
Alangkah pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan empirik semenjak
Galileo. Pada permulaan abad ke-17 Galileo mengadakan experiment-
nya di menara kota Pisa. Boleh dikata experiment itu telah membuka
pintu untuk mendapatkan kekayaan alam yang tak ada batasnya bagi
umat manusia. Dari empat anasir yang dikenal oleh Yunani asli, yakni
tanah, air, udara, dan api maka ilmu kimia sekarang saja sudah
mengenal 92 elements (anasir)
Akhirnya, dan tidak juga kurang pentingnya maka semangat
objectivity (tidak melibatkan subyektivitas, termasuk emosi dan
kepentingan) di samping semangat adventure, dalam arti sanggup
meloncat dari dunia bukti ke dunia hipotesis dan teori adalah satu sine
qua non bagi seorang sciencetis. Seorang ahli yang cuma tetap berada

( 45 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

dalam dunia bukti saja dan tak sanggup melepaskan bukti-bukti itu
supaya bsia melayang ke dunia hipotesis dan teori, tidaklah akan
sanggup membentuk laws and systems seperti maksud science. Mereka
akan tetap tinggal pada dunia bukti saja.
 
22. MASYARAKAT TIMUR DAN ILMU PENGETAHUAN EMPIRIK.
Kurang tepat kalau dikatakan bahwa masyarakat Timur, di luar
Arab tidak mengenal ilmu pengetahuan empirik. Kurang tepat jika
disebut bahwa India, Tiongkok dan lain-lainnya cuma mengenal
agama dan filsafat saja dan tidak mengenal science, ilmu pengetahuan
empirik. Konon kabarnya bapak ilmu ukur (geometri) itu adalah
seorang Hindu asal Birma dan katanya juga India lama sudah
mengenal aljabar. Juga Tiongkok sudah mengetahui bagaimana
membuat lingkaran, walaupun tidak memkai rumus P.R yang kita
kenal. Tak ada yang tak akan terkagum-kagum dan terpengaruhi oleh
logikanya mahaguru Kung (Confucius) kalau membaca sistem
kekeluargaan dalam empat bukunya. Tak ada pula orang yang tak akan
terpesona mengikuti cara dialektis yang dipergunakan oleh mistikus
maha guru Lao Tze, apa bila dia menjelaskan pahamnya. Saya sendiri
berkali-kali mengagumi kemajuan obat orang Tionghoa. Bahkan dalam
meramalkan hari depan, sehubungan dengan hujan, panas, angin ribut
dan topan sering kali saya menyaksikan keulungan pawang Tionghoa
(biasanya para rahib) di atas ilmu pengetahuan empirik Barat dengan
weather forecast, weerbericht atau ramalan cuacanya. Dan bukankah
pengetahuan percetakan, bubuk mesiu dan kompas diwariskan oleh
Tiongkok ke dunia Barat melalui Arab?

( 46 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

Namun semua yang disebut itu tidak lantas menyatakan bahwa


masyarakat Tiongkok asli sudah sampai ke tingkat science, seperti
masyarakat Yunani 500 tahun SM. Mahaguru Kung walaupun logis
berpikir belum sampai kepada tingkat membentuk logika sendiri, yakni
memisahkan hukum berpikir itu dari process (lakonnya) berpikir itu
sendiri. Mahaguru Lao belum pula dapat menarik hukum dialektika
dari proses berpikir, yang memang dialektis. Demikian juga tukang
ukur, ahli kedokteran, dan ahli cuaca di Tiongkok belumlah sampai ke
tingkat memisahkan, hukum ilmu ukur, hukum kedokteran dan kimia
dari proses ukur-mengukur, obat mengobat dan memisahkan hukum
gerakan udara daripada proses yang berlaku di udara. Kung tzu
memakai logika itu cuma menurut nalurinya (instinct) saja! Begitu juga
Lao tze mempergunakan dialektikanya. Dan cara mencatatnya pun itu
semua dalam bentuk ingatan analogi saja. Demikianlah tukang ukur,
ahli obat dan ahli keadaan cuaca di Tiongkok menjalankan prakteknya.
Mereka tak pernah lepas dan melompat lalu melambung ke dunia
hukum. Di sinilah kelebihan hukum dan pengetahuan yunani daripada
dunia India dan Tiongkok. Rupanya kodrat pendorong di India dan
Tiongkok berupa sistem produksi, cara menghasilkan dan membagikan
hasil, tiada berapa majunya semenjak kurang lebih empat ribu tahun!
India terpaku pada sistem kastanya. Tiongkok terpaku pada dunia
feodal yang mengakar kepada sistem kekeluargaan. Terpaku kepada
teknik, sosial, ekonomi, politik serta kebudayaan yang berlainan
coraknya dengan sistem yang ada di Eropa Barat, seperti huruf alfabet
(a,b,c) belum lagi lepas dari gambaran suatu pengertian menurut
sistem menulis di Tiongkok (Han-dji). Begitulah juga hukum ilmu

( 47 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

pengetahuan empirik belum lagi lepas-terpisah, melompat-melambung


keluar dari bukti itu sendiri.
 
23. YUNANI SEBAGAI PELOPOR ILMU PENGETAHUAN EMPIRIK.
Dengan demikian maka patutlah kita memberikan piala
kehormatan ke tangan bangsa Yunani sebagai pelopor ilmu
pengetahuan empirik modern. Dalam arti tulisan dan lisan memang
Archimedes melompat dan melambung dari dunia bukti nyata ke dunia
hukum atas bukti yang nyata.
Sekian lama Archimedes bertanya kepada dirinya sendiri tentang
mengapa dan bagaimana badannya bisa melambung ke atas, kalau dia
mencemplungkan dirinya ke dalam air, ke dalam sembarang air di
sembarang tempat. Akhirnya dia mendapatkan ilham dan pertama kali
menetapkan, sebab dan akibat, yang dicarinya itu. Archimedes
mendapat hukum, tentang benda yang terbenam, melayang dan
mengapung dalam air, yang sekarang kita jadikan pelajaran di sekolah.
Dalam kegembiraannya Archimedes tidak saja melompat keluar dari
air dan berteriak-teriak Eureka, Eureka (saya dapat) ke sana kemari
melupakan pakaian tetapi ia sudah melompat melambung dari dunia
benda ke dunia hukum. Hukum yang pertama sekali ditetapkan itu
kian tahun kian mengembang dan melambung. Hukum tadi
dilaksanakan pada semua tempat dan semua waktu, sampai salah
seorang pengikutnya menemukan air raksa (kwik). Barang biasa seperti
kayu tidak terbenam di dalam air raksa melainkan terapung. Nyatalah
di belakang hari, bahwa bukan Hukum Archimedes yang salah
melainkan formulanya masih kurang luas. Hukum Achimedes bahkan

( 48 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

mendapatkan verification (pembuktian), lantaran bukti baru (air raksa)


tadi. Kini air diperluas daerahnya, yakni mengenai minyak, air raksa
dan lain-lain atau mengenai semua yang cair. Orang atau kayu
diperluas pula daerahnya menjadi semua benda. Hukum Archimedes
tumbuh dengan subur sampai kepada Gay Lusac dan lain-lain. Sampai
dilanjutkan ke udara, ke strastosphere, ke mana Prof. Piccard
melambung mencari pengesahan alam. Merantaulah Piccard ke dunia
yang belum di alami, ke dunia yang cuma dianggap benar menurut
hipotesis saja! Merantau berpetualang dari alam terkenal ke alam yang
belum di kenal, seperti Columbus, Ronald Amunsen dan lain-lain para
ahli penjelajah samudra!
Dengan begitu sempurnalah cara induksi, deduksi, verifikasi yang
diutamakan oleh logika dan ilmu pengetahuan empirik itu. Dan lebih
sempurnalah pula mencari sebab, yakni dengan lima jalan yang sudah
dikenal :
1. Method of agreement (cara persamaan).
2. Method of Difference (cara pembedaan).
3. Joint Method (cara paduan).
4. Concomitant Variation (cara perubahan serempak).
5. Mehtod of Residue (cara sisa).
Sejarah menceritakan kepada kita bahwa Pytahogras tidak tinggal
menguji (to prove) sudut siku yang kita kenal. Selain pertama sekali
menegakkan teori dan cara menguji teori, Pythagoras pun cocok
dengan suasana zamannya mengangkat angka dan teorinya itu ke
dunia gaib. Banyak angka yang dianggap sakti oleh mahaguru
Pythagoras. Dengan demikian maka Pythagoras mempengaruhi dunia

( 49 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

keagamaan, dunia filsafat dan yang berkenaan dengan uraian kita


disini, yakni dunia matematika. Dipelopori oleh Pythagoras, kita setelah
2500 tahun ini sampai kepada pelbagai teori matematika yang sulit
seperti teori relativitas Einstein, melalui para ahli matematika raksasa
seperti Fermat, Laplace, Newton dan lain-lain. Dan dalam semua
kebesaran dan jasa para ahli matematika itu, sekali-kali tidak dapat kita
lupakan kebesaran dan jasa para ahli Islam yang melakukan pemilahan
(abstraction) yang lebih tinggi. Angka yang dipakai sebagai simbol
(lambang) benda sudah dipisahkan dari sembarang benda. Angka 3
boleh menjadi lambang dari tiga prajurit, tiga bomber ataupun tiga
bambu runcing. Tetapi Aljabar naik setingkat lagi mengangkat huruf
menjadi lambang. Huruf X umpamanya boleh mewakili angka 1,2,3
dan seterusnya. Tanpa Aljabar tidaklah mungkin kita sampai kepada
teori trigonometri dan relativitas Einstein. Teknik Aljabar
memungkinkan atau sekurangnya sangat memudahkan kemajuan
matematika. Pelambungan benda ke angka dan pelambungan angka ke
huruflah yang memberi pesawat kepada Einstein dan Newton supaya
mudah melambung ke dunia bintang di langit dan mengukur segala
kodrat yang bergerak di alam raya ini, dari gerakan pasir, batu, bumi,
matahari sampai ke gerakan atom dan sinar matahari yang laju
300.000 km dalam sedetik!
Dikatakan oleh beberapa ahli bahwa klasifikasi yang dilakukan
Ariestoteles dibekukan oleh pengetahuan di Abad Pertengahan. Ucapan
semacam itu tidak boleh diterima begitu saja. Haruslah diperiksa
bagaimana keadaan produksi dan masyarakat di Abad Pertengahan itu
membekukan klasifikasinya Aristoteles. Tetapi yang nyata ialah

( 50 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

klasifikasi yang banyak dipergunakan oleh Aristoteles dalam ilmu hayat


(biologi) itu menjadi perkakas yang penting, disamping dialektika, bagi
pelopor biologi modern, yakni Charles Darwin. Di masa Darwin
bertualang dengan kapal Beagle-nya mempelajari jenisnya (species)
tumbuhan dan hewan, di daratan, lautan dan udara Darwin tak lepas
dari cara klasifikasi, induksi, deduksi dan cara menetapkan sebab yang
dibentuk oleh Aristoteles dalam logikanya. Memang permulaan abad
ke-19 adalah abad yang sanggup mengangkat kembali ilmu yang
hidup yang sudah dipelopori oleh Aristoteles. Ilmu yang dirintis oleh
raksasa pemikir Yunani itu sempat terhenti di zaman tengah dan di
belakangnya, karena produksi, teknik dan ilmu umumnya belum lagi
mengizinkan kebangkitannya kembali untuk maju dengan pesat cepat,
seperti setelah sampai ke tangannya Charles Darwin yang hidup dalam
kandungan masyarakat kapitalisme modern.
Demikian juga lebih dari 2000 tahun teori molekul dan atom serta
tafsiran materialisme dan cara berpikir dialektis dari Heraklitos,
Demokritos dan Epicurus harus beku terpendam menunggu
masyarakat dan produksi yang cocok serta para ahli yang pantas
seperti Marx, Engels, dan Lenin yang sanggup membangkitkan teori,
tafsiran dan cara yang telah lama beku terpendam itu buat dilanjutkan
dan disempurnakan.
Sekianlah di sini tentang ilmu pengetahuan empirik!
 
24. LOGIKA DAN DIALEKTIKA.
Serba sedikit juga di sini akan diuraikan tentang logika dan
dialektika.

( 51 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

Isi, bagian, sifat, sejarah, daerah serta batas logika, seperti juga isi,
bagian, sifat, sejarah, daerah dan jenisnya dialektika, sudah kami
uraikan juga dengan panjang lebiar dalam buku Madilog. Di sini akan
kami bentangkan perbedaan dan daerah masing-masing dari kedua
cara berpikir itu secara garis besarnya saja. Lagi akan kami singgung
pula dua jenis dialektika, yakni dialektika idealistis dan dialektika
materialistis.
Dunia mengakui Aristoteles sebagai bapak logika. Dialah yang
pertama kali membentuk logika, yakni cara berpikir sebagai suatu ilmu
yang terpisah. Pembentukan itu sudah sampai begitu sempurna,
sehingga bolehlah dikatakan bahwa dari zaman Aristoteles sampai ke
zaman John Stuart Mill dan Ueberweg, logika itu tidak banyak lagi
mengalami perubahan penting. Boleh dikatakan bahwa dalam segala
cabang ilmu pengetahuan maka logika itu tidak dapat disingkirkan
ataupun diabaikan zonder menderita kegagalan atau kekurangan di
pihak ilmu pengetahuan itu sendiri.
Dialektika di tangan Heraklitos dan demokritos sudah sanggup
menyelami dunia benda sampai ke molekul dan atom yang tidak kasat
mata dan baru bisa dilihat dengan mikroskop di zaman modern. Tetapi
dengan majunya pengetahuan tentang semua benda dan gerakan
benda maka dialektika sebagai hukum berpikir yang berdasarkan
benda dan gerakannya mendapat dorongan yang belum pernah
dialaminya di dunia lampau, di dunia statis, berhenti dan pasif tadi.
Di tangan Hegel, pemimpin aliran borjuis demokratis Jerman yang
menentang feodal-autokratis, maka dialektika idealistis melambung
setinggi-tingginya. Di tangan Marx dan Engels sebagai pemimpin

( 52 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

aliran proletaris-komunis Eropa Barat yang menentang kapitalis


demokratis, dialektika materialistis menjadi perkakas berpikir kaum
revolusioner-proletaris bagi seluruh dunia.
Di tangan kaum Bolsyewik Rusia cara berpikir dialektika materialis
dapat membentuk satu partai Murba yang sanggup menghancur
leburkan feodal borjuis Rusia dan mendirikan diktatornya kaum Murba
Rusia.
Syahdan logika itu sering juga ditafsirkan sebagai hukum berpikir,
atau cara berpikir. Itu tafsiran yang sah.
Adakah perbedaan dan apakah perbedaan kedua hukum berpikir
itu? Sepintas lalu saja, saya pikir, perbedaan antara kedua hukum
berpikir itu, terutama sekali terletak pada cara menempatkan (barang)
yang diselidiki oleh penyelidik.
Pemakai logika menempatkan sesuatu yang diperiksa itu dalam
keadaan berhenti (static), terpisah (distinct), tak berubah-ubah
(unchangable) dan kekal. Sesuatu itu harus diselidiki satu persatu,
terpisah-pisah dan dianggap tak berhubungan dan berkenaan satu
dengan lainnya sesuai waktu dan tempat.
Pemakai dialektika menempatkan sesuatu yang diselidiki itu dalam
keadaan bergerak (movement), berhubungan (connection), berubah-
berubah (change) dan bertentangan. Sesuatu itu harus diselidiki dalam
gerakan, pertentangan, timbul-tumbuh dan tumbangnya dalam suatu
waktu pula.
Bagi seorang pemakai logika dalam menghadapi suatu soal dalam
keadaan itu, maka dalam jawabannya, “ya itu adalah ya dan tidak itu
tidak. Ya itu tidak boleh tidak dan tidak itu tidak boleh ya”. Satu sama

( 53 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

lainnya bertentangan, tak bisa liput-meliputi. Seperti kata


Ueberweg :”Pertanyaan yang pasti dalam arti yang pasti pula, yakni
apakah suatu sifat tertentu dimiliki oleh suatu barang, harus dijawab
dengan ya atau tidak. Tidak boleh dijawab dengan ya dan tidak”. Tiga
premis pokok bagi logika adalah : Pertama A itu = A; kedua A itu
bukannya Non A; dan ketiga tak ada jembatan antara A dan Non-A
(tiga premis pokok ini disebut juga ‘prinsip identitas’).
Berhubung dengan tiga premis pokok tersebut maka sesuatu
(barang) itu masuk jenis A atau masuk jenis Non-A. Dan suatu
kesimpulan yang satu dengan yang lainnya bertentangan, tak bisa
benar kedua-duannya.
Contoh :
Apakah warna sapi itu hitum atau putih jika dipandang dari
sebelah kiri ini?
Memang jika hanya satu atau terbatas warna yang dimiliki oleh
benda yang tak bergerak, pertanyaan semacam itu dapat dijawab
dengan hitam atau putih saja. Umpamanya sebagian dari sapi itu
dipandang dari kiri putih, bukannya hitam. Dan kalau dipandang dari
sebelah kanan maka sapi itu sebaliknya, yakni hitam bukannya putih.
Jadi jawabannya boleh cocok A=A itu bukannya Non-A.
Tetapi apakah jawabannya, kalau orang bertanya :
Apakah warna sapi itu seluruhnya hitam atau putih?
Pertanyaan itu sudah tak dapat lagi dijawab dengan putih saja atau
dengan hitam saja.
Tetapi disini dialektika bisa melangkah masuk dan ikut campur
memberi jawaban sebagai berikut :

( 54 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

Seluruh sapi itu ya putih ya hitam. Atau dengan perkataan lain :


Sapi itu belang.
Belum lagi sapi itu menjalani sepanjang umurnya, yakni sejak masa
bayi sampai ia menjadi dewasa, ketika warnanya sering mengalami
perubahan. Dan belum lagi sapi itu digerakkan dengan kecepatan
sinar, yaitu 300.000 km sedetik. Dalam hal ini, maka belum tentu
warna belang itu bisa memadai. Bukankah pada masa perang dunia
kedua penipuan warna (aberation, aberratie) itu, (ialah lantaran
pertukaran warna berkenaan dengan sinar, gerakan dan antara),
dipakai oleh armada Amerika buat menipu musuhnya?
Demikianlah, maka sehubungan dengan sesuatu yang sulit
(complex) tetapi masih dalam keadaan tak bergerak saja, logika sudah
terpaksa meminta bantuan kepada dialektika. Apalagi dalam keadaan
bergerak!
Memang suatu pertanyaan seperti : “ Apakah bola yang bergulir
cepat ini pada detik ini berada di titik ini atau tidak lagi? Ini tidak dapat
lagi dijawab ya atau tidak saja. Kalau dijawab tidak, maka jawaban itu
salah, karena memangnya bola itu pernah berada pada titik yang
dimaksudkan itu. Kalau dijawab ya, maka jawaban ini pun salah
karena belum lagi si penjawab selesai mengucapkan ya, bola itu sudah
melewati titik itu. Jadi logika tak berdaya apa-apa dalam hal ini, logika
harus meminta pertolongan kepada dialektika untuk memberi jawaban
ya dan tidak sekaligus.”
Bahwa sesungguhnya, maka semenjak abad yang lalu ilmu
pengetahuan empirik sudah mengakui bahwa :

( 55 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

1. Semua Kodrat di alam raya ini ( Force, Energy), yang


terlaksana pada cahaya, panas dan sinar (light, heat dan ray)
beserta cadangannya yang tersembunyi seperti magnetisme,
listrik dan kodrat-kimia, semuanya itu adalah bentuk gerakan
di alam raya, yang beralih dari satu bentuk ke bentuk yang lain.
Dengan demikian maka dengan timbulnya satu bentuk kodrat
maka lenyaplah bentuk yang lain, sehingga semua gerakan di
alam raya berada dalam peralihan dari bentuk ke bentuk,
dengan tiada henti-hentinya. Kant-Laplace menjelaskan
peralihan molten mess (benda cair) di alam raya pada
permulaan dini sampai menjadi alam raya sekarang dengan
bumi, bintang dan kometnya.
2. Adanya sel sebagai satuan dalam badan tumbuhan dan
hewan! Karena pelipatgandaan (multiplication) dan perbedaan
(variation), ketika turun temurun sel, maka terciptalah dunia
tumbuhan dan hewan yang dikenal di masa sekarang ini.
Oleh Charles Darwin dijelaskan bahwa semua tumbuhan, hewan
dan manusia yang sekarang ada di atas bumi kita ini adalah hasil dari
kemajuan ratusan-ribu tahun dari beberapa sel-tunggal dalam suasana
struggle for existence (perjuangan hidup) suasana survival of the fittest
(kejayaan yang kuat) dan adaptability (kemampuan menyesuaikan
diri). Beberapa sel-tunggal ini muncul dari putih telur dan protoplasma
menurut hukumnya ilmu kimia.
Joule dan Mayer menunjukkan bahwa panas bisa beralih menjadi
listrik. Memang selama masih berada dalam jenis panas dan listrik kita
bisa menjawab semua pertanyaan menurut logika, statistik, dan

( 56 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

ukuran. Dengan pasti bisa dijawab, berapa derajatkah tingginya panas


dan berapa satuan tenaga kudakah listrik. Juga bisa kita jawab
pertanyaan Ueberweg, apakah ini panas atau listrik, dengan ya atau
tidak. Tetapi apabila panas bukan lagi panas, namun belum lagi
menjadi listrik, maka pertanyaan tadi tidak lagi dapat dijawab dengan
ya atau tidak saja. Pertanyaan itu harus dijawab dengan ya dan tidak
sekaligus.
Demikian pula dalam keadaan di mana satu kodrat sedang
mengalami satu peralihan : seperti air sedang berubah menjadi uap,
kodrat bergerak sedang beralih menjadi dinamo (listrik) dan
sebagainya, atau satu zat sedang mengalami peralihan juga : atom
beralih menjadi molekul, putih telur beralih menjadi benda hidup,
tumbuhan beralih menjadi hewan dan 1001 contoh lainnya…., maka
logika statika dan ukur-mengukur secara matematika itu tidak berdaya
lagi. Dalam hal ini maka dialektikalah yang sanggup memberi jawaban.
Apabila kepastian dalam peralihan itu sudah terampil (air sudah
menjadi uap, magnetisme sudah menjadi listrik, matahari sudah
menjadi bumi, tumbuhan sudah menjadi hewan) maka dalam hal itu
dapatlah juga dipergunakan logika, statika, matematika, dan ilmu
ukur-mengukur serta timbang-menimbang! Di belakang hari
Ueberweg juga mengambil kesimpulan seperti berikut : Dalam soal
yang gampang (simple) boleh dipakai logika. Tetapi dalam berurusan
dengan pelbagai barang yang mengandung pelbagai sifat yang
bertentangan, maka kita harus mengakui coincidence of oposites
(perjumpaan beberapa pertentangan). Jadinya dalam hal ini boleh
dipergunakan ya dan tidak sekaligus!

( 57 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

Dalam salah satu halaman buku karangannya yang berjudul logik,


Hegel seorang raksasa filsafat Jerman berkata kurang lebih begini,
“dialektik nennen wir solche geistlische Bewegung, bei denen das
getrennt scheinenden durch ischselbst, d.h ducrh das, was sie sind in
einander uebergehen, und so des getrent scheinenden aufheben”.
(saya tepaksa mencatat di luar kepala pula!)
Artinya kurang lebih :”Yang kita namakan dialektika ialah gerakan
pikiran (rohani), ketika yang berbentuk saling terpisah itu, olehnya
sendiri artinya terbawa oleh sifatnya sendiri saling berpindahan, dan
dengan begitu, maka yang berbentuk keterpisahan itu ditiadakan
(artinya bersatu kembali).”
Banyak persamaan antara Hegel dengan bekas muridnya Marx!
Tetapi besar pula perbedaan di antara guru dan murid, setelah pikiran
murid keluar dari kandungan pikiran gurunya.
Persamaan pertama :
Kedua jenis pemikiran itu sama-sama mempergunakan cara
dialektik, yakni menyelidiki sesuatu dalam keadaan bergerak,
bertentangan timbul, tumbuh dan tumbang.
Persamaan kedua :
Keduanya sama-sama menolak pemisahan kekal antara ya dan
tidak itu. Dalam gerakan tesis, antitesis, dan sintesis, maka akhirnya ya
itu bisa menjadi tidak dan sebaliknya. Dalam gerakan itu maka
perubahan quantity (jumlah) lambat laun beralih menjadi perubahan
quality (sifat). Dengan demikian tercapailah Negation der Negation
(peniadaan ketiadaan).

( 58 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

Syahdan menurut ilmu logika dan matematika, maka dua barang


yang masing-masingnya bersamaan dengan barang ketiga, kedua
barang itu bersamaan pula satu dengan lainnya. Tetapi dua barang
yang masing-masing berbeda dengan barang ketiga belumlah tentu
bersamaan satu dengan lainnya.
Di atas sudah kita tunjukkan, bahwa dua pemikir besar, yakni
Hegel dan Marx kedunya sama berbeda sikapnya soal logika.
Mereka sama-sama tidak setuju dengan pemisahan kekal dan
pertentangan kekal antara ya dan tidak itu. Mereka sama-sama juga
menyelidiki sesuatu itu dalam suasana dialektika (gerakan
pertentangan). Tetapi ada juga perbedaan besar antara kedua penganut
dialektika itu.
Adapun Hegel menyandarkan dialektika itu kepada tafsiran dan
teori idealisme. Sedangkan Marx mendasarkan dialektika itu atas teori
dan tafsiran materialisme. Hegel adalah penganut dialektika idealistik.
Marx dan teman pembentuknya Engels, adalah penganut dialektika
materialistik.
Dalam “Dialektika dan Logika” maka Plekanov mengikhtiarkan
perbedaan dialektika materialstik dan dialektika idealistik sebagai
berikut :
Dalam sistem Hegel, maka dialektika sama diri dengan metafisika.
Buat kami maka dialektika bersendi atas ilmu ke-alam-an (hukum
alam).
Dalam sistem Hegel, maka demiurge, creator atau pembikin yang
nyata (reality), ialah absolute idea (akal atau ide mutlak). Buat kami, ide

( 59 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

mutlak itu, cuma satu pemisahan (abstraction) dari gerakan. Dan oleh
gerakan itu terjadilah semua perpaduan dari keadaan semua benda.
Menurut Hegel, maka paham itu maju disebabkan oleh keinsyafan
dan penyelesaian beberapa pertentangan yang berada di dalam pikiran
(concept). Menurut teori materialis kami, maka semua pertentangan
yang ada dalam pikiran oleh dunia pikiran, atas pelbagai pertentangan
yang ada itu adalah bayangan di otak manusia; adalah satu tafsiran
pada dunia nyata (fenomena), sebagai akibat dari pertentangan yang
terdapat pada dasarnya-bersama, yakni gerakan.
Menurut Hegel, maka semua kemajuan yang nyata, itu ditetapkan
oleh kemajuan pikiran (idea). Menurut paham kami, maka kemajuan
pikiran itu dapat dijelaskan oleh kemajuan yang nyata, kemajuan
paham oleh kemajuan hidup (manusia).
Demikianlah Marx dan Engels membalikkan kembali yang di udara
itu ke tanah dan kepada yang oleh Hegel ditaruh di tanah kembali ke
udara dan membuka kudung kegaiban yang dikenal oleh Hegel kepada
dialektika itu. Dengan begitu, maka di tangan Marx dan Engels
dialektika menjadi senjata revolusi semata-mata.
Diselimuti oleh kudung gaib, maka dialektika menjadi senjata kaum
reaksioner di Jerman. Buat Hegel maka dialektika adalah senjata
revolusi terhadap kaum feodal tetapi berubah menjadi senjata
reaksioner terhadap kaum proletar. Buat Marx dan Engels sebagai para
pembela kaum proletar, maka dialektika yang bersandar pada
materialismelah senjata yang tepat, tetap, dan sempurna terhadap
kaum feodal dan kaum borjuis.

( 60 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

Akan terlampau panjang kalau kita mengupas lebih dalam


persamaan dan perbedaan, cara dan teori berpikir antara Hegel dan
Marx dalam karangan yang dimaksudkan cuma sebagai satu tujuan
singkat saja ini. Di lain tempat tinjauan yang lebih luas dan lebih dalam
sudah saya kerjakan agak lebih lanjut. cuma sebagai penguji, ingin saya
menyinggung lagi sedikit persamaan dan perbedaan itu, serta
menyinggung pula persamaan dan perbedaan materialisme mekanik
dengan materialisme dialektik!
Janganlah hendaknya kita menyangka bahwa Hegel terus
melayang-layang di dunia pikiran saja dengan tak pernah
menginjakkan kakinya ke tanah-bukti (reality). Sebaliknya pula jangan
dikira bahwa Marx dan Engels tak pernah melepaskan kakinya dari
tanah-bukti dan tak pernah memasuki dunia cita-cita, pikiran, ide itu!
Kedua jenis pemikiran tadi maju berpikir dengan berpegangan
kepada kedua dunia pikiran dan bumi-bukti. Tetapi Hegel
berpangkalan kepada dunia pikiran dan Marx-Engels berpangkalan
kepada bumi-bukti. Dengan demikian, maka hasil yang diperoleh Marx
dan Engels juga jauh lebih kaya daripada hasil yang diperoleh Hegel.
Demikian Hegel pernah mengucapkan, bahwa rohani ( spirit) itu
adalah dasar pendorong (motive-principle) sejarah. Tetapi disamping
itu, diucapkan pula bahwa keadaan-ekonomi pada satu tingkat
menjadi kodrat, yang berlaku dengan perantaraan ( instrumentality)
rohani.
Marx, walaupun pada titik terakhir berpangkalan pada kebendaan
ada juga mengucapkan pada suatu tingkat, maka rohani itu bisa pula
menjadi kodrat yang arahnya ditentukan oleh keadaan ekonomi.

( 61 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

Dengan demikian, maka akhirnya jelas juga bagi kita persamaan


dan perbedaan antara materialisme mekanik dan materialisme
dialektik. Keduanya sama-sama bersandar kepada kebendaan. Tetapi
bagi pengikut materialisme mekanik, maka manusia dengan pikiran,
perasaan, dan kemauannya (ringkasnya manusia dengan jiwanya)
seolah-olah tidak berdaya menghadapi alam raya dan hukumnya.
Sebaliknya bagi Marx dan Engels serta para pengikutnya, dalam
wilayah yang dibatasi oleh keadaan masyarakat sendiri, manusia
dengan jiwanya bukanlah benda yang pasif, nrimo, seperti mesin saja.
Beberapa ayat dari tulisan Marx yang memperlihatkan perlantunan
(interaction, wissel werking) antara manusia dan alam di sekitarnya
berbunyi, kurang lerbih :
“Bumi sekeliling (geographical environment) mempengaruhi
manusia dengan perantaraan kemajuan ekonomi, pada salah satu
daerah, atas salah satu kodrat-produksi ( force of production) yang
sifatnya ditentukan pula oleh bumi sekelilingnya itu”.
“Kodrat produksi (uap, listrik, atom dan lain-lain) mempertinggi
kekuasaan manusia atas alam sekelilingnya. Keadaan ini membentuk
hubungan baru antara manusia dan alam-sekitarnya”.
“Manusia sambil bertindak terhadap alam sekitarnya, mengubah
sekitarnya itu dan dengan begitu mengubah diri (jiwanya) sendiri”.
Akhirnya, sambil menghadapi kaum ahli filsafat, dalam 11 tesis
Marx mengucapkan :
”Die Filosopen hebben die Welt nu verschieden interpretiert. Es
Kommt aber daraufan, die welt zu aendern” (Kaum ahli filsafat cuma

( 62 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

berbeda dalam menafsirkan dunia ini, yang terpenting ialah mengubah


dunia, yakni alam dan masyarakat kita ini).
Dari beberapa catatan tersebut di atas nyatalah sudah salah benar
mereka yang mengatakan bahwa kaum materialis itu cuma orang
fatalis, penerima kodrat alam saja, dan cuma memikirkan makan-
minum dan kepelesiran hidup semata-mata. Sebaliknya bukan juga
hasil pelaksanaan kemauan manusia itu tak terbatas! Melainkan
dibatasi oleh keadaan lahir dan batin yang telah dicapai oleh suatu
masyarakat itu sendiri (ilmu, teknik, produksi, sosial, politik,
kebudayaan, sejarah dan lain-lain).
Terbatas oleh alam dan masyarakat yang ada di Indonesia ini, maka
bagi saya, menafsirkan materialisme dialektik itu dipandang dari salah
satu sudut ialah :
1. Alam dan masyarakat Indonesia, dengan perantaraan
bangsa barat, ilmu teknik dan organisasi modern, sebelum
Proklamasi sudah membentuk sistem masyarakat produksi-
distribusi, sosial-politik yang ringkasnya boleh disebut sebagai
masyarakat kapitalisme-jajahan Belanda (tesis).
2. Dalam kandungan imperialisme Belanda itu, di antara
yang lain-lain, timbul dan tumbuhlah paham yang
bertentangan dengan paham masyarakat-kapitalisme-jajahan
tersebut yang pada hakekatnya bermaksud mendirikan satu
masyarakat baru yang memakai semua alat teknik dan ilmu
Barat itu di dalam suatu produksi berdasarkan tolong menolong
dan distribusi berdasarkan “pada waktu yang memberikan
keuntungan hati gajah sama dilapah, hati tungau sama dicacah

( 63 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

dan di waktu bahaya terlentang sama minum air, terlungkup


sama makan tanah,” berdasarkan kemerdekaan dan persamaan
di antara manusia dan manusia serta bangsa dan bangsa di
dunia ini (anti-tesis).
3. Dengan proklamasi 17 Agustus, maka rakyat pemuda
mulai bertindak melaksanakan paham pembentukan alam dan
masyarakat baru tadi di bagian bumi kita ini.
 
KONSEP NEGARA

1. NEGARA (STATE).

Sebagai hasil dari cara berpikir berdasarkan logika yang


mengesampingkan pertentangan, maka ahli borjuis seperti Kranenburg
dan Krabbe (Belanda), Blackstone (Inggris) dan lain-lainnya
mendefinisikan negara itu, kurang lebih sebagai berikut :
“Negara adalah wilayah tertentu, didiami oleh rakyat (bangsa asli
dan warga baru) tertentu di bawah kekuasaan (authority) yang syah
dan tertentu pula”.
Ayat ilmu politik yang lazim dikemukakan di Amerika ialah :
Wilayah yang tertentu untuk menyusun suatu pemerintahan ( for the
sake of organizing a government).
Sebagai hasil cara berpikir dialektika yang melaksanakan
pertentangan atas paham (teori) idealisme, maka Hegel mendefinisikan
negara itu, sebagai “Pernyataan paham kesusilaan (moral) ….atau
gambaran dan kenyataannya akal, atau ……kerajaan Tuhan di dunia,
dimana hakekat dan keadilan yang abadi dilaksanakan”.

( 64 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

Sebagai hasilnya cara berpikir dialektik, yakni logika-pertentangan


yang diselenggarakan atas paham (teori) materialisme, maka Marx
mendefinisikan itu dengan kalimat yang terkenal : “Negara itu adalah
hasil dan pernyataan perjuangan kelas yang tidak bisa didamaikan”
(The state is the product and the manifestation of the irreconcilability of
class-antagonism”).
Dalam buku karangan Engels judul Der Uspung der Familie, der
Privateigentums und des State (1894) tertulis di antara lain-lainnya "
….(negara) adalah hasil masyarakat pada suatu tingkat kemajuannya,
dia (negara) adalah suatu pengakuan bahwa masayrakat ini sudah
terlibat dalam pertentangan dengan dirinya sendiri sehingga tak dapat
diselesaikan lagi; sampai (negara) itu terbelah dua dalam pertentangan
dendam dan kesumat yang tidak dapat disingkirkan lagi”.
“Supaya pertentangan ini, (yaitu pertentangan) dua kelas yang
berdasarkan pertentangan kepentingan ekonomi ini, jangan
melenyapkan diri dan masyarakat sendiri oleh perjuangan sia-sia,
maka perlu ada sesuatu kekuasaan yang rupanya seolah-olah berdiri di
atas masyarakat untuk menjabarkan perjuangan dan membatasi
perjuangan itu dalam daerah ketentraman; dan kekuasaan ini yang
timbul dalam masyarakat, tetapi menempatkan dirinya di atas
masyarakat dan makin lama makin mengasingkan dirinya dari
masyarakat, yakni negara”.
“Kekuasaan umum itu ada pada tiap-tiap negara; kekuasaan itu
tidak saja terdiri dari orang bersenjata, tetapi juga disertai oleh badan
seperi penjara dan berbagai rupa alat pemaksa, yang semuanya tidak
dikenal dalam suatu masyarakat kekeluargaan.”

( 65 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

Lenin dalam brosur “Negara dan Revolusi” ( State and Revolution)


berkata : "Dua badan yang teristimewa menjadi syarat mutlak mesin
negara ialah birokrasi dan tentara”.
“Birokrasi dan tentara adalah lintah darat yang melekat pada badan
masyarakat borjuis, lintah darat yang timbul dari pertentangan yang
membela dua masyarakat itu, tetapi lambat laun yang menghisap
semua lubang hidup masyarakat”.
Sekianlah dahulu catatan saya tentang negara itu yang saya rasa
perlu sebelum saya memulai uraian saya.
Karena berlainan cara berpikir, berlainan bahan-berpikir dan
berlainan pula semangat berpikir, maka ketiga jenis ahli pikir tersebut
di atas mendapatkan hasil pikiran yang berbeda pula bentuk dan
isinya.
Dengan cara berpikir logika, maka seorang profesor borjuis tidak
mengemukakan pertentangan kelas dengan kelas dalam masyarakat
yang diliputi oleh negara itu. Hegel memang guru Marx dalam hal
ilmu berpikir secara dialektik, yakni cara berpikir yang berdasarkan
pertentangan. Tetapi ia mempergunakan dialektika itu atas pengertian-
tafsiran dan teori idealisme. Marx, Engels, dan Lenin tidak saja berpikir
secara dialektik, tetapi mereka memakai dialektika itu atas teori
kebendaan, kenyataan (materialisme).
Bahan berpikir yang diutamakan oleh ahli borjuis ialah wilayah
(territory), rakyat (people), dan kekuasaan (authority). Dalam definisi
tersebut di atas Hegel tidak mengacuhkan daerah dan rakyat itu. Dia
mengemukakan kesusilaan (moral), atau akal (Rede) atau paham (Idea).
Pun Marx, Engels, dan Lenin tidak memasukkan wilayah ke dalam

( 66 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

definisinya. Tetapi mereka mengutamakan perpecahan kelas di antara


rakyat itu dan mengemukakan kekuasaan yang dipakai oleh salah satu
kelas dalam rakyat itu untuk menindas kelas yang lain dengan alat
kekuasaan negara itu.
Tentang semangat menghampiri persoalan kenegaraan pun ketiga
jenis ahli di atas tadi berlainan satu sama lainnya. Ahli borjuis
bersemangat menyebarkan dan membatasi perjuangan. Sebaliknya
Marx, Engels, dan Lenin mempertajam dan memperluas perjuangan
kelas dari lingkup nasional ke lingkup international. Sedangkan Hegel
bersemangat revolusioner terhadap sistem negara feodal tetapi
bersemangat reaksioner terhadap gerakan proletar!
Meskipun Marx, Engels, dan Lenin tidak memasukkan wilayah dan
rakyat ke dalam definisi negara itu, walaupun ketiga pemikir proletar
ini lahir-batin adalah internationalis, tetapi hal ini tidak berarti bahwa
mereka tidak memperdulikan soal kebangsaan ( nasional-question).
Jauh dari pada itu!
Semua persoalan yang berhubungan dengan kemegahan dan
kebangsaan (nasional-question), seperti soal bentuk suatu negara,
yakni bentuk kesatuan (unitary) atau bentuk gabungan (federation);
soal bentuk pemerintahan; yakni bentuk kerajaan (monarchy) atau
republik; soal yang berhubungan dengan iklim, bahasa, kebudayaan,
dan sejarah semua yang mengenai masing-masing negara tidak luput
dari perhatian, penyelidikan, dan pertimbangan Marx, Engels, Lenin,
Stalin. Dalam pemecahan persoalan kebangsaan dan kenegaraan itu,
maka sampai sekarang di antara beberapa negara raksasa, maka Soviet
Rusia banyak sekali mendapat hasil segala usahanya (tahun 1947).

( 67 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

Internationalisme adalah wujud yang terakhir dan semboyan “kaum


buruh sedunia bersatulah” adalah pekik proletar kepada kelas
sejawatnya di seluruh dunia untuk melaksanakan internasionalisme
itu. Internasionalisme bukanlah berarti menyuruh kaum buruh di
dunia berpangku tangan saja mengharapkan datanganya
internasionalisme itu sebagai keajaiban yang jatuh dari langit. Tiap-
tiap negara masih mempunyai wilayah sendiri, rakyat sendiri dan
kekuasaan sendiri sebagai hasil perjuangan kelas lawan kelas dalam
negara itu dengan negara lain.
Tiap-tiap proletar di masing-masing negara masih harus berjuang
memperluas wilayahnya, atau harus menerobos batas negara yang
terbawa oleh sistem kapitalisme untuk berjabat tangan dengan
proletariat dunia menghancurkan kapitalisme dunia.
Negara sosialis terbesar seperti Uni Soviet yang berdiri sejak Perang
Dunia I (1914-1918) bersama dengan beberapa negara sosialis lain di
sekitarnya, Polandia, Ceko-Slowakia, Hongaria, Rumania, Bulgaria,
Yugoslavia dan lainnya yang berdiri sejak akhir Perang Dunia II
(1935-1945). Uni Soviet dan sekitarnya itu sekarang (tahun 1947),
yakni tepat 100 tahun semenjak Manifesto Komunis dikeluarkan (yakni
tahun 1847) masih memperjuangkan batas wilayah negaranya, dan
membela rakyat (kewargaan) yang termasuk ke dalam negara sosialis
itu.
Bukankah sekarang (Desember 1947) soal wilayah dan rakyat yang
kita anggap harus masuk ke bawah kekuasaan Republik Indonesia,
serta soal kebudayaan yang kita anggap terutama adalah urusan
bangsa Indonesia sendiri itu juga yang menjadi persoalan yang kita

( 68 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

rasa penting dan hangat, soal yang bisa menggagalkan atau


melanggengkan, dengan langsung atau tidak, semua daya upaya
menegakkan kemerdekaan 100 %.
2. TIMBUL TUMBANGNYA NEGARA.
Dimana dan kapan, dalam suatu masyarakat timbul dua kelas yang
bertentangan ekonominya, tak dapat didamaikan, maka disana dan
pada saat itu juga dalam masyarakat itu timbul satu kekuasaan untuk
membatasi dan menempatkan pertentangan itu dalam suatu
ketentraman umum.
Kekuasan ini, yang timbul dalam masyarakat itu sendiri, yang
semakin mengasingkan dirinya dari masyarakat dan berada di atas
masyarakat itu sendiri, oleh Marx dan Engels kekuasaan ini dinamakan
sebagai negara. Kekuasaan yang secara telanjang bulat berupa
birokrasi, tentara, pengadilan, polisi, dan penjara pada awalnya berdiri
di tengah-tengah, sebagai wasit tetapi dalam batinnya dia adalah alat
kaum berpunya untuk menindas kaum tak berpunya. Semakin keras
pemerasan kelas berpunya atau kelas tak berpunya, maka semakin
tajamlah juga pertentangan di antara kedua kelas itu. Dengan
bertambah tajamnya pertentangan itu, maka bertambah terang pula
sifat negara itu, sebagai suatu alat penindas kaum berpunya atas kelas
tak berpunya.
Di mana dan kapan tak ada pertentangan kelas dalam masyarakat
itu kerena tak adanya pertentangan ekonomi di situ, maka di sana  dan
pada saat itu masyarakat tidak memerlukan satu kekuasan yang
teristimewa dan terpisah dari masyarakat itu, serta berdiri di atas
masyarakat itu sendiri. Dengan perkataan lain, masyarakat semacam

( 69 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

itu tidaklah memerlukan negara (state), tidak memerlukan alat


penindas seperti birokrasi, tentara, pengadilan, polisi, penjara dan
algojo. Selama pertentangan ekonomi antar kelas dan kelas manusia
dalam masyarakat itu belum ada maka selama itu pula masyarakat itu
bsia berdamai antar sesama dengan mudahnya. Semua urusan
perekonomian, sosial, dan kebudayaan di dalam masyarakat itu dan
semua urusan pembelian ke luar masyarakat diurus dengan dasar
kemerdekaan, persamaan, persaudaraan, dan permufakatan. Paksaan
dengan alat penindas oleh satu kelas yang lain tidak diperlukan dan
tidak timbul. Dalam menghadapi semua persoalan, semua anggota
masyarakat berunding atas dasar sama rata, untuk mendapatkan
putusan yang dimufakati bersama dan akhirnya untuk bertindak
bersama. Keadaan masyarakat yang semacam itu rupanya yang oleh
Engels di namai “Masyarakat bersenjata yang bertindak sendiri” ( Self
acting armed organisation of the population). Masyarakat yang begini
adalah masyarakat bersenjata yang bertindak sendiri, ia terdapat pada
masyarakat yang berdasarkan Komunisme asli (Oer-kominisme).
Banyak sekali pelajaran yang kita peroleh dari buku kecil karangan
Engels tersebut diatas. Semakin dalam kita kaji pendapat Engels tentang
masyarakat dahulu kala di Amerika (Masyarakat Indian) yang diterima
oleh Engels sebagai hasil penelitian seorang pengarang Amerika,
bernama Lewis H. Mergand dalam buku Ancient Society, semakin
mengerti pula kita akan seluk beluk masyarakat kita sendiri.
Saya sendiri, ketika membaca buku Engels itu, acap kali merasa ada
beberapa persamaan di antara masyarakat Amerika asli (Indian)
dengan masyarakat beberapa daerah di Indonesia. Sebagai contoh,

( 70 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

rasanya tidak banyak bedanya keadaan masyarakat Minangkabau


lampau, di waktu luhurnya, dengan keadaan “Masyarakat bersenjata
yang bertindak sendiri itu”! Dasar seia-sekata menurut pepatah
Minangkabau bukanlah satu perhiasan kata saja. Seia-sekata itu adalah
dasar yang dipegang teguh dalam suatu rapat umum. Rapat umum ini
pun adalah satu kata yang kosong isinya. Laki-perempuan, tua dan
muda boleh hadir dan berhak penuh untuk berbicara dalam suatu
rapat umum, yang acapkali disebut : “bersuluh bulan dan matahari,
bergelangkan mata orang banyak”, artinya berterang-terangan. Ada
pun permusyawaratan itu adalah wajib dilakukan untuk
mendapatakan sia-sekata atau kebulatan pikiran. Kata pepatah : bulat
air dek (oleh) pembuluh, bulat kata dek mufakat . Azasnya suatu
permusyawaratan itu ialah kemerdekaan berbicara bagi tiap-tiap
orang laki, perempuan, tua dan muda. Suatu permusyawaratan harus
jauh dari kekerasan dan paksaan. Yang menjadi dasar perundingan itu
adalah alur (penjelasan yang logis menurut adat dan undang-undang)
dan yang ditujukan kepada yang patut (adil).
Bunyi pepatah: "mufakat beraja kepada alur dan patut”. Setelah seia
dan sekata atau kebulatan kata itu diperoleh dengan cara
permusyawaratan yang bebas dari segala macam kekerasan dan
paksaan, maka barulah masyarakat itu boleh bertindak bersama, cocok
dengan dasarnya "Masyarakat bersenjata yang bertindak sendiri" ke
dalam dan ke luar.
Satu misal saja! Perkara bunuh-membunuh harus diperiksa di
depan umum, dimana si tertuduh dan si penuduh di depan para hakim
dan khalayak, berhak membela perkaranya sepuas-puasnya. Mereka

( 71 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

diperbolehkan memajukan keterangan dan saksi selengkap-


lengkapnya. Kalau perlu mereka boleh memakai pertolongan seorang
cerdik-pandai sebagai pembela. Suatu hukum atas pelanggaran
sepanjang adat, harus terlebih dahulu disetujui oleh kedua belah pihak
sebelum hukuman itu dijalankan.
Kata mufakat pula menetapkan beratnya pihak yang bersalah
membayar denda (bangun!), yakni hukuman yang seberat-beratnya
menurut sistem Datuk Perpatih, walaupun dalam perkara bunuh
membunuh. Dalam hal ini, oleh permufakatan, pihak yang bersalah
diwajibkan memotong sekian banyak kerbau, untuk satu selamatan,
dimana kedua belah pihak yang disaksikan oleh pihak ketiga, bermaaf-
maafan (Acapkali terjadi pembunuhan, sesudah bermaaf-maafan itu
lari ke negeri asing, membuang diri sendiri atau bahkan bunuh diri,
karena malu). Demikian pula dalam hal menentukan sikap berdamai
atau berperang, kebulatan kata diperoleh dengan jalan permufakatan.
Barulah seluruhnya daerah dan seluruhnya masyarakat
Minangkabau bertindak, cocok dengan dasar “Rakyat bersenjata
bertindak sendiri”.
Pepatah : Tegak (tinggal) di kampung pagar kampung, tinggal di
alam (Minangkabau) pagar (nya) alam. Dan : Melompatlah sama pata,
menuruk (sembunyi) sama hilang.
Keadaan di atas terdapat di Minangkabau ketika perekonomian
masih belum atau sedikit sekali dipengaruhi uang. Harta benda,
sebagian besar masih berada di tangan suku (keluarga). Harta pusaka,
seperti sawah dan rumah sekali-kali tidak boleh dijual ataupun
digadaikan, kalau dalam permusyawaratan keluarga ternyata bahwa

( 72 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

ada seorang saja anggota, laki atau perempuan (biasanya perempuan)


yang tidak setuju. Kemakmuran masih merata di antara semua suku.
Pekerjaan penting seperti bersawah dan mendirikan rumah adat,
apalagi balai masih berdasarkan pertobohan atau tolong-menolong.
Sambil lalu saja saya hendak mengemukakan di sini bahwa
menurut bukti yang saya peroleh, maka masyarakat Arab, di masa Nabi
Muhammad dan tiga khalifah berikutnya, yakni Abu Bakar, Umar dan
Usman, juga berada dalam tingkat dasar “Masyarakat bersenjata yang
bertindak sendiri”. Setelah kaum Muslimin menaklukkan beberapa
negara yang kaya raya seperti Syiria, dan lain-lain, maka barulah
masyarakat Muslimin terbelah dua, yang berpunya dan tak berpunya.
Pertentangan antara yang berpunya dengan yang tak berpunya kian
hari kian tajam dan tak dapat didamaikan. Seiring dengan berlanjut
dan kian tajam pertentangan itu, maka kian terpusatlah kekuasaan
pada khalifah dan keluarga serta pembantunya. “Masyarakat Bersenjata
yang bertindak sendiri” yang berdasarkan permusyawaratan di masa
Nabi dan tiga khalifah yang mengikuti, lama kelamaan beralih menjadi
satu negara, satu kerajaan (monarchy). Negara (kerajaan) Islam itu
sering mengenal kemakmuran-umum dan keadilan, seperti kerajaan
Spanyol Islam di bawah pemerintahan Abdur-Rahman; kerajaan
Baghdad dibawah Khalifah Harun al-Rasyid dan kerajaan Hindustan
Islam dibawah Sultan Akbar. Tetapi sering pula negara (kerajaan) Islam
menderita kemelaratan dan kedzaliman, saat khalifah, tentara, polisi,
hakim dan algojo bertindak sewenang-wenang.
Syahdan Benua Eropa sampai sekarang sudah mengenal lima
tingkat kemajuan masyarakat: 1)Masyarat komunisme asli; 2)

( 73 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

Masyarakat budak (slave); 3) Masyarakat feodal (budak, serf); 4)


Masyarakat kapitalis; 5) Masyarakat sosialis (Rusia, Polandia, Cheko-
Slowakia, Hongaria, Rumania, Yugo-Slavia dan Bulgaria!).
Pada tingkat pertama (masyarakat komunisme-asli) maka state,
negara sebagai alat penindas satu kelas atas kelas lain belum dikenal.
Setelah masyarakat di sana pecah menjadi kelas berpunya dan kelas
budak (tingkat 2) seperti Yunani-Kuno dan Romawi, maka barulah
diperlukan negara, sebagai alat kaum berpunya untuk menindas
budak, yang boleh dijual-berlikan dan dibunuh.
Konon kabarnya kurang lebih 25.000 antara keluarga yang
berpunya, yang berdemokrasi, “berdiri sama tinggi, duduk sama
rendah” memeras dan menindas kurang lebih 500.000 (setengah juta)
kaum Budak. Semakin keras pemerasan, semakin kejamlah pula
penindasan; jadi semakin kejam pula tindakan alat-alat negara itu,
yakni militer, polisi, penjara, dan algojo.
Pada tingkat ke-3 (masyarakat feodal), maka negara serta alat
penindasanya dipegang oleh keluarga raja dan ningrat untuk memeras
dan menindas kaum budak (serf) yang terikat kepada tanahnya yang
boleh dijual belikan tetapi tidak boleh dibunuh semau-maunya oleh
yang punya.
Pada tingkat ke-4 (masyarakat kapitalis), maka negara serta alat
penindasnya dipegang oleh kaum kapitalis dan tuan tanah untuk
memeras proletariat melalui mesin dan tanah. Di samping birokrasi,
militer, polisi, mahkamah, penjara dan algojo maka kaum borjuis
mempunyai pula alat batin untuk menindas mental kaum proletariat,
yakni surat kabar, gambar hidup, sekolah dan gereja.

( 74 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

Akhirnya pada tingkat ke-5 (masyarakat sosialis) negara itu sebagai


alat penindas belum juga hilang. Negara pada tingkat ini berupa
diktator proletariat, yakni kaum proletariat, sebagai kelas yang
berkuasa. Ditaktor proletariat mendiktekan kemauannya atas
masyarakat baru (sosialis): Membangun dasar untuk tumbuhnya
komunisme; menindas sisa kapitalisme dan feodalisme di dalam negara,
serta mempertahankan negara proletar itu dari serangan kapitalisme-
imperialisme luar.
3. TUMBANG TIMBULNYA NEGARA.
Suatu negara bisa tumbuh untuk jangka yang lama, yakni selama
kaum yang berpunya dan berkuasa masih sanggup mengadakan
kemajuan (teknik-sosial, politik, dan budaya). Negara yang lama
tumbang dan negara yang baru timbul kalau yang lama itu tak
sanggup lagi memberi kemajuan, dan kelas baru dalam masyarkat,
yakni yang selama ini tertindas, sanggup berorganisasi, berjuang dan
menggantikan yang lama, serta mengadakan kemajuan dalam semua
lapangan masyarakat.
Demikianlah di benua Eropa, negara budak bertukar menjadi
negara feodal seterusnya negara feodal di Perancis bertukar menjadi
negara kapitalis (Revolusi Borjuis tahun 1789) dan negara feodalis-
kapitalis di Rusia bertukar menjadi negara sosialis (Revolusi Proletar
1917).
Pertukaran bentuk demi bentuk negara didahului dan didorong
oleh perubahan ekonomi, yakni perubahan produksi (penghasilan),
distribusi (pembagian hasil), pertukaran barang dan pengangkutan
serta keuangan, sedikit demi sedikit, dari tahun ke tahun, berubah

( 75 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

sampai satu ketika berubah bilangan (quantity) berubah menjadi


peralihan sifat (quality), sesuai dengan hukum dialektika.
Perubahan peraturan ekonomi dalam masyarakat komunisme asli,
sedikti demi sedikit berganti menjadi peralihan besar dan cepat,
melompat atau meletus menjadi perekonomian feodal. Selanjutnya
sepanjang hukum dialektika itu juga perekonomian sosialis di antara
lebih dari pada tiga ratus juta (300.000.000) manusia yang mendiami
Uni Soviet dan beberapa negara sekitarnya (belum termasuk Tiongkok
dan Korea).
Perubahan dan peralihan ekonomi dari sistem ekonomi komunis
asli menjadi perekonmian budak itu mendorong perubahan
masyarakat komunis asli menjadi negara budak. Seterusnya perubahan
dan perubahan ekonomi yang terjadi berturut-turut dari
perekonomian budak ke perekonomian feodal, dari perekonomian-
feodal ke perekonomian kapitalis, dan dari perekonomian kapitalis ke
perekonomian sosialis mendorong pula kepada perubahan bentuk
negara budak berturut-turut kepada bentuk negara feodal, negara
kapitalis, dan negara sosialis (ditaktor proletariat).
Ringkasnya gerakan bentuk negara, dari sesuatu bentuk ke bentuk
lainnya, didorong oleh gerakan perekonomian yang sesuai.
Apa pula yang menjadi kodrat pendorong (moving forces)-nya
perekonomian itu? Marx dan Engels menjelaskan semua bukti yang
dikemukakan oleh para ahli sejarah di masa  mereka hidup, bahwa
perekonomian (produksi, distribusi dan lainnya) itu digerakkan oleh
kekuatan produksi (forces of production), yakni oleh tenaga (manusia),

( 76 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

alat, dan mesin. Dengan perubahan dan beralihnya kekuatan produksi


ini, maka berubah-beralih pula perekonomian itu.
Entah di abad ke berapa dan di tahun berapa pula, maka manusia
itu pada tingkat masyarakatnya yang pertama sekali cuma mengenal
batu sebagai alat. Kemudian mereka mendapatkan panah. Dengan
tenaga (manusia), batu dan panah, maka mereka mencari hasil buat
hidup serta membela diri terhadap musuh yang berupa manusia biadab
dan binatang buas. Makanan yang utama adalah buah-buahan dan
binatang liar. Pekerjaan seperti itu cuma dapat dijalankan bersama-
sama atas dasar tolong-menolong dan gotong royong. Orang tak bisa
hidup dan bertindak sendiri-sendiri di zaman manusia dan hewan
serba liar serta ganas itu.
Kerja bersama untuk mencari makan dan membela diri itu dengan
sendirinya mendorong kepada pemilikan bersama atas alat dan senjata
(kecuali dalam satu dua hal!). Pemilikan bersama berlaku pula atas
hasil produksi atau hasil kerja bersama itu. Di sini dan di zaman ini tak
ada pemerasan manusia atas manusia atau satu kelas atas kelas lainnya.
Semua anggota masyarakat bersama-sama memiliki alat dan hasil
produksi. Tak ada yang tak berpunya. Tak ada pula pertentangan
antara kelas yang berpunya dengan kelas yang tak berpunya. Jadi
masyarakat semacam itu tak memerlukan negara sebagai alat penindas
yang istimewa, “yang menempatkan dirinya dalam masyarakat itu”.
Masyarakat semacam ini adalah masyarakat komunis asli.
Pada tingkat ke-2, masyarakat budak, alat (produksi) itu bukan lagi
batu melainkan logam, yakni tembaga, besi dan baja. Kaum yang
berpunya memiliki tenaga (manusia) dan alat untuk produksi. Budak

( 77 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

dan tenaganya boleh dijual-belikan dan boleh pula dibunuh.


Masyarakat manusia bukan lagi masyarakat pemburu yang belum
mengenal pertanian seperti pada zaman batu. Masyarakat di zaman
logam sudah mengenal peternakan, pertanian (meskipun masih dalam
keadaan sederhana) dan sudah mengenal pertukaran barang. Pada
masa ini juga sudah timbul pembagian pekerjaan (division of labour)
antara golongan peternak, petani, dan tukang. Seorang anggota
masyarakat di zaman itu tidak lagi seperti sebelumnya, misalnya pagi
berburu, petang mengembala, sore bertani dan malam bertukang atau
bertenun, sehingga tak ada satu pekerjaan yang mahir dikerjakannya.
Manusia dalam masyarakat itu sudah terpisah-pisah dalam golongan
menggembala, pemburu, petani, dan tukang, masing-masing golongan
melakukan pekerjaan sendiri-sendiri. Dengan begitu, kepandaian dan
keahlian kerja kian bertambah. Hasil pun terus bertambah. Dalam
keadaan demikian, lahirlah pertukaran barang antara orang dan orang,
antara golongan dengan golongan dalam masyarakat itu sendiri
kemudian antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya. Yang
membutuhkan pakaian, tetapi mempunyai makanan berlebih
menukarkan makanannya (misalnya: gandum) dengan yang
mempunyai pakaian berlebih tetapi membutuhkan makanan.
Pada masa ini mulailah timbul kaum saudagar dan timbul pula
kemungkinan bahwa semua kodrat penghasil, yakni kaum budak serta
alat, jatuh terkumpul di tangan beberapa orang yang berpunya.
Kerja bersama atas dasar kemerdekaan dan kekeluargaan hilang
lenyap. Timbullah kerja-paksa oleh kelas orang berpunya atas kelas
budak yang kebanyakan adalah tawanan perang atau keturunan

( 78 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

tawanan itu atau orang yang berhutang tetapi tidak sanggup lagi
melunasi. Milik bersama atas alat dan hasil seperti pada zaman
komunis asli beralih menjadi milik perseorangan (private ownership)
atas alat, tenaga, dan hasil. Kelas yang kecil, yakni kelas yang berpunya,
memeras dan menindas kelas yang besar tetapi tidak memiliki apa-apa.
Pertentangan yang sering beralih menjadi perjuangan semakin
menghebat dengan bertambah tajamnya pertentangan dalam
memenuhi kebutuhan hidup.
Disinilah timbul alat penindas yang istimewa “yang menempatkan
dirinya diatas masyarakat dan makin lama makin mengasingkan
dirinya dari masyarakat itu”. Timbul dan tumbuh tentara dan polisi,
yakni “alat utama untuk mempertahankan kekuasaan negara.” Beralih
masyarakat komunis asli, dari “satu masyarakat bersenjata yang
bertindak sendiri” menjadi negara budak, dengan serdadu, reserse,
polisi, jaksa, penjara, dan algojonya.
Pada tingkat ke-3, masyarakat feodal, maka pemakaian besi
bertambah baik. Bajak besi dan jentera buat menenun berkembang.
Peternakan, pertanian, dan pengusaha susu buat membikin keju dan
mentega (dairying) sedang maju. Mulai timbul manufacturies (parik
atas dasar kerja tangan) disamping pertukangan. Keluarga raja dan
ningrat memiliki alat produksi (tanah dan perkakas). Budak yang di
zaman Yunani boleh dibunuh dan diperjualbelikan, tidak boleh lagi
dibunuh, tetapi masih boleh diperjualbelikan. Budak-slave bertukar
menjadi budak-serf (lijfeigene). Produksi di zaman feodal menghendaki
sedikit perhatian serta initiatif dalam pekerjaannya. Budak- slave sama
sekali tidak mempunyai kedua sifat itu karena memang badan dan

( 79 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

jiwanya sendiri bukan milik mereka, apa lagi alat dan hasil. Budak- serf
diizinkan sedikit mempunyai tanah (husbandry) dan perkakas
(implements) untuk digarap. Dengan demikian mereka sanggup
membayarkan sebagian hasilnya kepada ningrat dan sanggup
memegang sisa pajak itu buat hidupnya sendiri beserta keluarganya.
Sebab itu pula maka mereka sekedarnya menaruh perhatian terhadap
dan menunjukkan initiatif dalam pekerjaannya. Disamping milik feodal
ada juga milik perseorangan oleh petani dan tukang alat beserta
hasilnya yang berdasarkan kerja perseorangan. Milik perseorangan itu
bertambah maju dalam zaman feodal ini. Umumnya pemerasan di
zaman budak-serf hampir tidak beda dengan zaman budak-slave.
Demikian juga pertentangan dan perjuangan antara kelas ningrat
dengan kelas budak-serf bersama-sama dengan pertentangan serta
perjuangan antara baas dengan knecht (majikan dan pembantu) pada
suatu usaha manufaktur tidak pula berkurang dibandingkan di zaman
budak-slave. Di zaman feodal ini negara dengan perlengkapannya
seperti serdadu, polisi, jaksa, penjara, dan algojo disertai gereja sebagai
penekan mental, jelas sekali sifat dan coraknya sabagai alat
penindasnya satu kelas atas kelas yang lain.
Tingkat ke 4 adalah zaman kapitalisme yang sudah lebih kita kenal.
Perkakas digerakkan dengan tangan di masa manufaktur dahulu,
sekarang digerakkan dengan uap dan listrik. Godam yang beratnya ½
kg di zaman manufaktur yang sukar buat diayunkan oleh seorang
pekerja, maka 500.0000 kg dengan mudah bisa diayunkan oleh
kekuatan listrik. Sedangkan satu pabrik dizaman manufaktur cuma
bisa memusatkan 1000 orang kaum pekerja, maka pabrik mesin

( 80 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

sekarang sanggup pemusatkan 30.000 pekerja dalam satu pabrik dan


ratusan ribu dalam satu perusahaan (tambang dan kereta).
Menjalankan dan mengawasi satu mesin memerlukan latihan dan
kepintaran. Budak-slave ataupun serf yang bodoh itu tak dapat lagi
dipakai oleh kapitalisme zaman sekarang.
Proletar mesin harus disekolahkan lebih dahulu. Di sinilah awalnya
undang-undang demokratis (compulsory education). Seandainya saja
tiap-tiap warga negara mempunyai sebidang tanah atau satu
pertukangan, maka tak akan bisa atau susah sekali buat seorang
kapitalis mendapatkan buruh buat dipekerjakan. Namun hal itu tidak
terjadi.
Pada zaman kapitalis ini suatu perusahaan besar menindas dan
melenyapkan perusahaan kecil. Karena penindasan dan pelenyapan itu,
tidak setiap warga memiliki hak milik sendiri. Dalam satu persaingan
ekonomi yang tajam kejam itu, maka pabrik melenyapkan kebanyakan
perusahaan tangan yang kecil, perkebunan besar melenyapkan atau
mendesak sawah dan ladang. Sebagian besar penduduk menjadi
melarat atau menjadi proletar (tak berpunya) karena didesak oleh
perusahaan besar itu, mereka, proletar, terpaksa menjual tenaganya
kepada kapitalis. Mereka “merdeka” karena “dimerdekakan” oleh
revolusi borjuis dari tanahnya ningrat dan kaum tukang yang kecil
“dimerdekakan” dari alatnya karena disaingi dan dilenyapkan oleh
mesin pabriknya kaum kapitalis. Mereka “merdeka” juga menjual
tenaganya kepada kapitalis. Tetapi karena mereka terikat oleh bahaya
kelaparan, maka mereka terpaksa menjual tenaganya kepada kapitalis
itu dengan harga semurah-murahnya, lantaran persaingan yang tajam

( 81 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

antara seorang proletar dengan proletar lainnya. Dengan terpukulnya


perusahaan kecil oleh perusahaan besar, maka harta benda dalam
negara terpusat pada yang berpunya. Yang miskin bertambah miskin di
samping yang kaya bertambah kaya. Yang miskin bertambah besar
jumlahnya dan yang kaya bertambah kecil jumlahnya.
Syahdan di dunia kapitalis modern tulen seperti Amerika, dua lusin
orang memiliki hampir semua mata pencarian hidup, seperti pabrik,
kebun, tambang, kereta, kapal, bank dan sebagainya. Dengan begitu,
hasil produksi jatuh ke tangan yang memiliki faktor produksi juga.
Sebagian besar rakyat tak mempunyai apa-apa, tetapi merekalah yang
memproduksi dengan cara kerja bersama. Pertentangan selusin dua
lusin orang yang tidak bekerja tetapi memiliki alat dan hasil produksi
dengan sebagian besar rakyat yang bekerja membantung tulang tetapi
tidak memiliki alat produksi dan hasil produksi. Pertentangan ini
sangat berbahaya di masa krisis ekonomi. Di masa inilah negara
kapitalis beserta birokrasi, militer, polisi, kejaksaan, penjara, algojo,
pendeta, dan profesornya bertindak mencegah pecahnya pemogokan
atau revolusi proletar. Di masa krisis inilah negara borjuis bertelanjang
bulat mempertontonkan dirinya sebagai alat penindas kaum borjuis
atas kaum proletar dan melemparkan topengnya sebagai “wasit” yang
berdiri di tengah-tengah, yang adil tidak memihak ke sana atau ke sini.
Revolusi proletar yang melenyapkan pertentangan dalam dunia
kapitalisme dan membawa masyarakat ke tingkat ke-5 yakni ke tingkat
sosialisme, gagal di Perancis pada tahun 1871 dan jaya di Rusia pada
tahun 1917. Di Rusia tak ada lagi pertentangan antara hak milik
pribadi dan hak milik bersama atas alat dan hasil produksi penting. Di

( 82 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

negeri ini rakyatnya hidup dengan cara kerja yang berdasarkan


kolektivitas (sosial) sejak Perang Dunia Pertama. Di sana sekitar 150
juta manusia pada masa Perang Dunia I dan lebih dari 300 juta
manusia sejak Perang Dunia II, dijauhkan dari pertentangan antara
kelas yang berpunya dengan kelas yang tak berpunya. Alat produksi
penting dan hasilnya dimiliki secara bersama-sama juga dibagi-bagi
(masih) menurut aturan :”Siapa yang tidak bekerja tidak akan dapat
makan”. Dengan adanya revolusi di Rusia, timbullah kekuasaan baru,
negara baru, yakni diktator proletariat, yakni kaum proletar sebagai
kelas yang menumbangkan negara feodal kapitalis. Tumbuhlah Soviet,
tentara, polisi, mahkamah dan penjara proletar buat menumbangkan
dan menjaga tetap lenyapnya birokrasi, tentara, polisi dan penjara Tsar,
kapitalis Rusia serta semua bantuan-bantuan konco-konco kaum
kapitalis dan imperialis di luar Rusia.
4. TESIS, ANTI TESIS DAN SINTESIS.
Dalam garis besarnya sudah hampir nyata berlaku hokum
dialektika yang berupa tesis, anti tesis dan sintesis dalam perjalanan
ribuan tahun kemajuan masyarakat di dunia.
Sebagai tesis maka masyarakat itu berada atas dasar kerja bersama
dan milik bersama atas alat dan hasil. Keadaan semacam ini didapati
hampir di seluruh dunia pada zaman komunis asli.
Sebagai anti tesis maka masyarakat komunisme asli terpecah dua
dan menimbulkan pertentangan antara dasar milik bersama terhadap
milik perorangan, antara kelas tak berpunya tetapi bekerja melawan
kelas berpunya tetapi tidak bekerja. Keadaan begini terdapat di tiga

( 83 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

tingkat masyarakat Eropa, yaitu 1) Tingkat masyarakat Budak-S lave 2).


Masyarakat Feodal; dan 3) Masyarakat Kapitalisme.
Sebagai sintesis, maka masyarakat manusia di seluruh dunia
sekarang sedang menuju kepada masyarakat komunis modern. Disini
pertentangan di dalam masyarakat kapitalis, yakni pertentangan antara
kerja bersama oleh yang tak berpunya melawan milik perseorangan
oleh yang berpunya tetapi tidak bekerja akan hilang lenyap. Kita
sedang menuju kepada masyarakat komunis modern yang (seperti
masyarakat sosialisme) berdasarkan atas kerja bersama dan milik
bersama atas alat dan hasil produksi.
Dipandang dari sudut pemerintahan, sejajar dengan cara produksi
dan cara memiliki hasil itu tadi, pada zaman komunis asli “rakyat
bersenjata itu bertindak sendiri” (untuk menentang musuhnya). Pada
zaman berkelas, kelas dalam masyarakat memaksakan kemauannya
atas kelas yang lain dalam masyarakat itu sendiri. Akhirnya kelak –
pada zaman komunisme modern – seluruh manusia akan menjadi
pekerja masyarakat yang merundingkan semua persoalan masyarakat,
melaksanakan keputusan bersama, dan dengan sendirinya bertindak
untuk menjaga kelancaran jalannya semua urusan masyarakat (pada
awal komunisme masih perlu bertindak dengan keras).
Pada tingkat komunisme yang terakhir (fase yang tertinggi) negara
(state), sebagai alat penindas bagi satu kelas atas kelas lainnya, hilang
lenyap (withering away) karena tak ada lagi pertentangan dalam
masyarakat. Tak ada lagi kelas yang akan ditindas. Perilaku
memerintah sudah beralih menjadi perilaku mengatur dan mengawasi
pekerjaan masyarakat, oleh, dari, dan untuk masyarakat itu sendiri atas

( 84 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

dasar kemerdekaan persamaan dan persaudaraan yang sesungguhnya.


Di masa ini semua kebiasaan yang diperlukan oleh fase komunisme
yang tertinggi sudah ditanam dan tumbuh dalam fase komunisme yang
pertama, yakni fase sosialisme yang didiktatori oleh kaum pekerja.
Proses (yang berupa ½ komunis asli) peralihan dari masyarakat
berkelas ke komunisme modern itu bukanlah siklus dalam suatu
lingkungan yang tertutup (circle), melainkan satu siklus dalam
lingkungan yang terbuka dan terus naik (spiral). Komunisme modern
sebagai puncak proses (sintesis) yang mungkin sekali akan mengalami
gerakan dialektika pula (dalam badannya sendiri!) akan mempunyai
sifat yang lebih banyak dan lebih baik daripada segala sifat yang
terdapat pada komunisme asli (pada tesis!).
Kerja bersama pada komunisme modern adalah kerja bersama yang
lebih rasional (teratur) dengan alat (mesin, listrik, dan energi kimia)
yang semuanya jauh lebih maju daripada alat dari batu dan tenaga
manusia di zaman komunisme asli. Milik bersama atas hasil produksi
adalah milik bersama atas hasil yang berjuta-juta kali lipat ganda
banyak sifat serta nilainya daripada hasil yang diperoleh dengan
tangan dan alat dari batu di zaman komunisme asli. Hubungan antara
manusia dengan manusia di zaman komunisme modern adalah
hubungan yang tidak memandang kulit, darah, dan keluarga (suku)
lagi seperti pada zaman komunisme asli, melainkan hubungan yang
luas berdasarkan prikemanusiaan yang sejati.
Ringkasnya masyarakat baru itu akan mempunyai pengetahuan,
pengalaman, dan perbendaharaan yang diperoleh seluruh manusia

( 85 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

dari berbagai bentuk dan warna selama sejarah seluruh manusia dalam
puluhan, ratusan, bahkan ribuan tahun.
Syahdan seperti dibayangkan di atas, maka zaman diktator
proletariat itu bukanlah zaman komunisme modern. Bolehlah diktator
proletariat itu dikatakan sebagai zaman peralihan yang
menyambungkan dunia kapitalisme dengan komunisme modern. Pada
permulaan zaman peralihan itu, masyarakat yang didiktatori oleh
kaum proletar itu meninggalkan masyarakat kapitalisme dan
menginjak masyarakat komunisme modern. Pada akhir zaman
peralihan itulah terletak masyarakat komunisme modern, masyarakat
pada tingkat tertinggi.
Adapun diktator proletariat itu masih mengandung sifat
kenegaraan, yakni alat penindas yang diadakan oleh kaum proletar
untuk kaum proletar itu sendiri sebagai alat untuk menumbangkan alat
penindas milik kaum borjuis. Tetapi pemerintah proletar, yang bersifat
memaksa terhadap bekas borjuis itu sedang menanam semua bibit yang
akan tumbuh menjadi pohon komunisme. Setelah semua alat produksi
yang penting dijadikan milik masyarakat pekerja, maka semua sistem
perekonomian, sosial, dan kebudayaan didasarkan atas maksud
menanam semua kebiasaan yang diperlukan oleh masyarakat komunis,
masyarakat fase tertinggi. Semua pekerjaan dilakukan menurut
rencana, yang ditentukan oleh kaum pekerja sendiri, dijalankan dan
diawasi jalannya oleh kaum pekerja untuk seluruh masyarakat pekerja.
Tetapi pada zaman peralihan, yakni zaman sosialisme atau zaman
diktator proletariat itu distribusi (pembagian hasil) masih dijalankan
menurut hukum borjuis, yaitu pertama: siapa yang tidak bekerja tidak

( 86 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

akan makan, dan kedua “Seorang mengeluarkan tenaga yang sama


untuk mendapatkan hasil yang sama.”
Kedua hukum tersebut masih bersifat borjuis, sebab seperti juga
diakui oleh Marx, orang memang tidak sama satu dengan lainnya.
Yang satu kuat dan yang lain lemah, yang satu kawin dan yang lain
tidak, yang satu beranak banyak yang lain tidak beranak. Oleh sebab
itu, tidak adil sama sekali kalau yang lemah diharuskan mengeluarkan
tenaga yang sama banyak dengan yang kuat. Begitu juga sebaliknya,
yang kuat menghasilkan lebih banyak dari pada yang lemah (dalam
tempo yang sama) menerima upah yang sama dengan yang lemah itu;
atau yang beranak-istri harus mendapat sama banyak dengan yang
tidak; atau yang beranak banyak mendapat sama pula dengan yang
tidak beranak. Persamaan macam itu adalah persamaan untuk semua
orang yang tidak sama satu dengan lainnya atau persamaan yang
palsu.
Tetapi Marx, Engels, Lenin, dan Soviet Rusia merasa terpaksa
mempergunakan dasar tersebut sebagai titik melangkah ke dunia
komunisme. Manusia yang baru keluar dari dunia kapitalisme itu
haruslah mempunyai suatu pegangan buat melangkah. Masyarakat
baru itu terpaksa terkait dengan masyarakat lama, seperti seorang bayi
lahir masih disambungkan oleh ari-ari dengan ibunya. Kelak, setelah
kelas dan ideologi borjuis lenyap dan kebiasaan serta kemauan bekerja
sudah merata di seluruh masyarakat, di samping produksi yang
dijalankan menurut rencana dan pemakaian teknik dan ilmu, maka
hasil masyarakat itu akan berlipat ganda. Dengan produksi yang
melimpah-limpah itu, maka dengan sendirinya berlaku dasar

( 87 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

komunisme yakni : "Seorang bekerja menurut kecakapannya dan


menerima hasil menurut kebutuhannya”.
Sebanding dengan majunya kebiasaan bekerja dan naiknya
produksi maka lenyaplah kelas dan ideologi borjuis. Akhirnya, akan
lenyap pulalah diktator proletariat tadi (withering away) sebagai alat
penindas kaum pekerja terhadap kaum borjuis. Bersama dengan
lenyapnya diktator proletariat, timbullah komunisme, fase tertinggi.
Zaman yang di sebut belakangan itu tidak lagi mengenal negara
besarta alat penindasnya, melainkan merupakan satu masyarakat yang
makmur, rasional, adil, serta penuh perikemanusiaan.
Kaum anarko-sindikalis (bukan yang berlagak-lagak anarkis!) yang
seharusnya cukup kita hormati, tidaklah memikirkan apakah yang
selanjutnya akan terjadi, kalau negara borjuis sudah diruntuhkan.
Mereka seakan-akan percaya bahwa apabila semua orang yang
memegang kekuasaan itu (raja, menteri, jendral dan lainnya) dibunuh
saja di mana pun dijumpai, maka keadaan seperti dalam komunisme –
fase tertinggi – akan tumbuh dengan sendirinya. Mereka melupakan
bahwa semua sifat borjuis dari kelas borjuis yang juga meresap ke
dalam kelas proletar itu tidak akan lenyap begitu saja dengan
terbunuhnya semua orang yang memegang kekuasaan negara.
Kaum sosialis berkeyakinan bahwa kekuasaan kaum borjuis akan
bisa direbut dengan merebut kursi dalam parlemen saja. Dengan jalan
membuat undang-undang oleh para wakilnya kaum terbesar dalam
parlemen, yakni para wakilnya kaum pekerja, maka mereka percaya
bahwa alat produksi bisa dijadikan milik bersama oleh negara. Mereka
lupa bahwa negara itu ialah “suatu negara”, sebagai alat penindas yang

( 88 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

kaya atas yang miskin. Mereka lupa bahwa dalam badan pemerintahan,
seperti dalam tentara, polisi, kehakiman, administrasi dan sebagainya,
kaum intelek borjuislah yang menjadi pemimpin. Mereka ini dapat
melakukan sabotase terhadap undang-undang yang menguntungkan
kaum proletar dan merugikan kaum borjuis yang sudah diterima oleh
parlemen, yang setelah itu harus dijalankan oleh berbagai alat negara.
Dalam prakteknya sabotase itu selalu dilakukan oleh negara.
Pengalaman kaum sosialis di Jerman yang memegang kekuasaan
sesudah Perang Dunia I (pemerintah Ebort, Noske, dan Sheidemann)
serta 3 kali masa pemerintahan sosialis di Inggris membuktikan bahwa
kaum buruh tidak dibolehkan dengan bulat begitu saja mewarisi alat
pemerintahan negara borjuis. Baik pemerintahan sosialis Jerman
maupun pemerintah sosialis Inggris tidak berdaya menjalankan
undang-undang sosialis yang bisa memotong akar-akar kapitalisme
yang terpenting.
Mengambil pelajaran dari Revolusi Proletar di Perancis yang
didirikan Comune Kota Paris (pemerintah kota Paris) pada tahun 1870,
Marx dalam bukunya “Peperangan Saudara di Perancis” menyatakan
bahwa kaum proletar tak boleh begitu saja mewarisi bulat-bulat
negara (state) kaum borjuis, melainkan harus menghancurkan alat
perlengkapan negara (birokrasi, tentara, polisi, mahkamah, dan
lainnya) dan menukar alat negara itu dengan alat negara kaum
proletar. Dari sinilah asalnya pengertian diktator proletariat yang oleh
kaum Bolshewyk di Rusia di bawah pimpinan Lenin dilaksanakan dan
oleh pihak internasional kedua dibawah pimpinan Karl Kautzky selalu
dilupakan atau pura-pura dilupakan.

( 89 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

Lenin dalam State and Revolution, halaman 30-31 sepakat dengan


Marx yang berpendapat bahwa pada tahun 1871 – ketika Inggris
masih “sebagai contoh satu negara kapitalis tulen, tetapi tidak
mempunyai unsur militerisme dan juga hampir tidak mengenal
birokrasi” – adalah masa revolusi. Malah satu revolusi rakyat bisa
dimengerti dan boleh jadi berlaku tanpa memerlukan satu jaminan,
yakni lebih dahulu alat negara yang sudah siap itu harus dihancurkan.
Tetapi, menurut Lenin, pada tahun 1917 dalam masa perang besar
imperialis, paham Marx tadi tidak tepat lagi. Inggris dan Amerika
sebagai buah kemerdekaan (liberty) Anglo-Saxon yang terbesar dan
terakhir tanpa militerisme dan birokrasi, sebaliknya sekarang sudah
terjun ke dalam lumpur perlengkapan birokrasi militerisme yang kotor
berlumuran darah itu, yang menguasai dan menginjak-injak segalanya.
Saat ini, baik di Inggris maupun di Amerika, bagi Lenin, hal terpenting
sebagai syarat terjadinya revolusi rakyat yang sejati adalah
memecahkan dan menghancurkan alat negara yang sduah siap itu
(ready made state machine yang dimasukkan ke dalam ke dua negara
itu antara tahun 1914 dan 1917). Selanjutnya menurut Lenin yang kini
harus dilakukan adalah memberi perhatian istimewa kepada
peringatan Marx bahwa penghancuran alat negara yang berupa
birokrasi dan militerisme itu adalah syarat terpenting penjamin tiap-
tiap revolusi rakyat yang sesungguhnya.
Sistem ditaktor proletariat bukanlah satu mimpi atau ciptaan Marx.
Sebagai seorang scientist, Marx tak pernah memimpikan atau
menciptakan sesuatu seperti kaum utopis : Thomas Moore, Saint-
Simon, Fourir, dan Robert Owen. Sebagai scientist maka Marx

( 90 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

membentuk suatu tesis atau suatu pengalaman, yakni suatu bukti.


Perbuatan kaum proletar para pemimpin Comune di Paris pada tahun
1871 mewarisi alat negara secara bulat begitu saja. Mereka
membiarkan kaum borjuis bersarang terus dalam semua alat negara
dan melakukan perlawanan diam-diam terhadap kaum proletar, serta
mensabotase semua putusan dan undang-undang kaum proletar yang
memegang kekuasaan di masa itu. Para pemimpn proletar tidak
menukar alat negara borjuis dengan alat negara proletar, oleh dan
untuk kaum proletar.
Kealpaan kaum proletar Paris itulah yang oleh Marx dianggap
menjadi sebab utama Comune Paris dapat dihancurkan oleh kaum
borjuis dari dalam dan dari luar dalam waktu singkat.
Proletar Rusia di bawah pimpinan Partai Komunis tidak mewarisi
bulat-bulat alat negara yang dipusakakan oleh Tsar, seperti yang
berturut-turut diwarisi oleh kaum borjuis Rusia, di bawah pimpinan
profesor Miljukoff dan oleh partai sosial revolusioner yang mewakili
kaum borjuis kecil, di bawah pimpinan Kerensky dan kawan-
kawannya. Kaum komunis menghancurkan alat negara peninggalan
Tsar beserta ningratnya yang diwarisi bulat-bulat oleh borjuis besar
dan kecil itu, sambil menggantinnya dengan alat negara proletar.
Pemerintahannya lama diganti dengan Soviet, tentara feodal borjuis
diganti dengan tentara merah, polisi feodal borjuis di babat dan ditukar
dengan polisi proletar, mahkamah feodal borjuis dihapuskan dengan
mahkamah proletar, Pendidikan feodal borjuis ditukar pendidikan
proletar dan sebagainya.

( 91 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi
Pandangan Hidup TANMALAKA

Dengan diktator proletariatnya, maka Soviet Rusia, sudah berdiri


lebih daripada 30 tahun dan sudah sanggup mengganti negara
setengah kapitalis dengan negara industri kelas satu : sudah menang
berperang dan sudah saggup memusatkan tenaga lebih dari pada 300
juta manusia, atau sepertujuh dari jumlah seluruh manusia, serta
menduduki seperlima dari seluruh daratan di dunia.
Tetapi komunisme sejati yang meliputi seluruh dunia haruslah
lebih dahulu melalui zaman peralihan, yakni zaman diktator proletar
yang menguasai seluruh dunia pula. Sekarang manusia yang berpaham
komunis, manusia yang berbentuk dan berwarna bermacam-macam
itu, yang mendiami puluhan negara pada pelbagai macam kondisi
geografis serat kebudayaan di lima benua, memang sedang
mengorganisasi dan mengerahkan kaum proletar dunia dengan hasrat
menghancurkan kaum ningrat-borjuis beserta kaki tangannya di
seluruh dunia.

( 92 ~ 92 )
Dicopy Ulang Oleh ; Ahmad Juraimi

Anda mungkin juga menyukai