Proposal Penelitian Uas
Proposal Penelitian Uas
Disusun oleh:
Puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya
sampai saat ini sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan proposal penelitian yang
berjudul “Perancangan Destination Branding pada Desa Kemuning, Kabupaten
Karanganyar, Jawa Tengah Sebagai Upaya Meningkatkan Brand Awareness” dengan
tepat waktu.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Catur Priyadi, S.Sos., M.Si., M.Ikom selaku dosen
mata kuliah Kapita Selekta Periklanan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Prof. Dr.
Moestopo (Beragama) yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama proses belajar
berlangsung. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang turut
membantu dalam penulisan proposal penelitian ini.
Adapun tujuan proposal penelitian ini disusun yakni untuk memenuhi nilai ujian akhir
semester (UAS) mata kuliah Kapita Selekta Periklanan. Selain itu, makalah ini bertujuan
untuk menambah wawasan tentang pentingnya destination branding pada kawasan cagar
budaya atau kawasan wisata lainnya.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun penulis harapkan guna perbaikan penyusunan kedepannya. Semoga
proposal ini dapat memberikan manfaat. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………..……………………………………………………….... 2
DAFTAR ISI…………………..……………………………………………………………...3
BAB I: PENDAHULUAN…………………………………………………………………....4
1. 1 Latar Belakang………………………………………………………...….…….4
1. 2 Fokus Masalah….………………………..………………...……………………5
1. 3 Rumusan Masalah………………..……………………………………………..5
1. 4 Tujuan Penelitian……..…………………………………………………………5
2. 1 Penelitian Terdahulu……….………..…………………………………………..6
2. 3 Pengertian Branding………………..…………...…………………..…………..7
2. 4 Branding Destination…………………………………….……………………..8
3. 1 Jenis Penelitian………………………………………………………………...11
3. 3 Variabel Penelitian……………………………………………………………...11
3. 6 Sumber Data……………………………………………………………………13
1. 2 FOKUS MASALAH
Peningkatan kesadaran merek atau brand awareness pada Kawasan Wisata
Desa Kemuning, Kec. Ngargoyoso, Kab. Karanganyar, Jawa Tengah guna menekan
penurunan wisatawan serta menjadikan kawasan wisata tersebut menjadi lebih tertata
dan memberikan kemudahan akses bagi pengunjung.
1. 3 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan jabaran latar belakang yang telah disampaikan diatas, maka
rumusan masalah dari bahasan ini adalah bagaimana merancang destination branding
Kawasan Wisata Desa Kemuning, Kec. Ngargoyoso, Kab. Karanganyar, Jawa Tengah
sebagai upaya meningkatkan brand awareness pada masyarakat?
1. 4 TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penyusunan proposal penilitian destination branding pada
Kawasan Wisata Desa Kemuning, Kec. Ngargoyoso, Kab. Karanganyar, Jawa Tengah
adalah untuk meneliti dan mengetahui upaya peningkatan brand awareness di
masyarakat serta sebagai bentuk pengajuan kajian lebih dalam mengenai
potensi-potensi lain dari kawasan tersebut.
BAB II
LANDASAN TEORI
2. 1 PENELITIAN TERDAHULU
Sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan rancangan destinaton branding
Kawasan Wisata Desa Kemuning, Kec. Ngargoyoso, Kab. Karanganyar, Jawa Tengah,
penulis menggunakan literatur atau penelitian terdahulu agar dapat mencapai hasil
yang lebih baik.
2. 3 PENGERTIAN BRANDING
Secara etimologis, branding berasal dari kata brand yang memiliki arti merek
atau tanda. Sedangkan menurut Kotler dan Keller (2006) branding merupakan nama,
istilah, tanda, simbol, rancangan atau kombinasi dari semuanya yang dimaksudkan
untuk mengidentifikasi barang atau jasa atau kelompok penjual dengan untuk
membedakannya dari barang atau jasa pesaing. Maka dari itu, branding adalah
kegiatan membangun persepsi dan kepercayaan publik terhadap sebuah brand. Tujuan
hadirnya brand digunakan brand mudah diidentifikasi, dipercaya, serta dapat
dibedakan dengan produk lain (Rustan, 2021).
Meskipun terkesan hal yang sama, pada dasarnya istilah brand dan branding
adalah dua hal yang berbeda. Menurut Aaker dalam Citranuari Sekar Jingga (2015)
pengertian merek atau brand adalah suatu nama dan/atau simbol yang mana bersifat
dengan guna untuk dapat membedakan sebuah logo, cap, dan kemasan atau yang
lainnya yang bermaksud untuk mengidentifikasi atau mengetahui suatu barang atau
juga suatu jasa dari penjual sebuah produk tertentu.
Sedang istilah branding menurut Wirani Swasty dalam bukunya yang berjudul
Branding: Memahami dan Merancang Strategi (15:2016) mengatakan bahwa
branding adalah suatu program yang mengkhususkan atau memfokuskan dan
memproyeksikan nilai-nilai merek. Dalam program ini terdapat penciptaan perbedaan
antara produk dan pelanggan dalam proses pengambilan keputusan pembelian. Jadi
jika disimpulkan, branding merupakan keseluruhan proses dalam memilih unsur,
nilai, hingga janji apa yang dimiliki oleh sebuah entitas perusahaan yang
membutuhkan proses disiplin dalam usahanya membangun kesadaran serta
memperkuat loyalitas pengguna.
2. 5 DESTINATION BRANDING
Menurut Morisson & Anderson (2002), destination branding adalah proses
yang digunakan untuk mengembangkan identitas dan kepribadian yang berbeda dari
semua destinasi yang kompetitif. Adanya branding berguna untuk mengidentifikasi
serta membedakan kombinasi elemen merek sebuah perusahaan dengan perusahaan
lain. Disamping itu, branding juga digunakan untuk membangun citra positif (Cai,
2000). Konsep branding pada pariwisata menurut Kavaratzis adalah dengan
menjadikan sebuah kota sebagai destinasi atau kota tujuan wisata dari masyarakat
lokal, nasional, hingga internasional. Sangat memungkinkan bagi sebuah kota untuk
mengelola potensi pariwisata yang dimiliki daerahnya sebagai identitas dan
karakteristik unik kota tersebut.
Melalui destination branding memudahkan pengunjung dalam megidentifikasi
satu destinasi dengan destinasi wisata di daerah lain. Selain itu, hal ini dapat
memberikan nilai lebih pada sebuah destinasi. Walau tak dapat dipungkiri, dengan
menggunakan destination branding, masyarakat akan cenderung berekspetasi tinggi
dan berharap mendapatkan pengalaman menyenangkan selama berada di situs
tersebut.
Menurut Das Gupta (2011), terdapat delapan prinsip destination branding yang
umum diikuti, antara lain:
a) Purpose and potential
Menciptakan nilai suatu wilayah, kota, atau negara dengan menyelaraskan
pesan sesuai dengan tempat juga visi yang kuat, khas, serta strategis dengan
membuka potensi, investasi, iklan yang hemat biaya serta kuat agar diingat
dan dapat meningkatkan reputasi.
b) Truth
Kadang kala sebuah destinasi mengalami penurunan citra hingga berada pada
tahap tertinggal, tidak seimbang, hingga tidak adail. Maka dari itu, tugas
destination branding lah yang memastikan agar gambar masyarakat boleh
mendapatkan kembali informasi atau gambaran yang benar, lengkap, dan
kontemporer dalam komunikasi secara terfokus dan efektif tersebut.
c) Aspiration and betterment
Menyajikan visi yang terpercaya, menarik, dan berkelanjutan untuk masa
depan serta tegas dalam konteks masa depan bersama.
d) Inclusiveness and common good
Destination branding harus digunakan untuk pencapaian masyarakat, tujuan
politik, dan ekonomi.
e) Connectivity
Destination branding menghubungkan seseorang dengan lembaga atau
perorangan dengan tujuan akan melahirkan suatu strategi brand atau branding
yang baik. Dalam hal ini tentunya dapat membantu menyatukan pemerintah,
sektor swasta, dan organisasi non pemerintah untuk merangsang keterlibatan
dan partisipasi penduduk.
f) Things take time
Merancang strategi destination branding yang tepat dan melaksanakannya
secara menyeluruh tentu membutuhkan waktu, usaha, kesabaran, serta
kebijaksanaan. Apabila semua dilakukan dengan benar, maka hal ini akan
menjadi keuntungan jangka panjang.
g) Creativity and innovation
Destination branding harus membebaskan, membantu, hingga mengarahkan
bakat dan keterampilan penduduk dan mempromosikan ini untuk mencapai
inovasi dalam pendidikan, bisnis, dan pemerintahan.
h) Complexity and simplicity
Realitas destinasi yang seringkali merupakan hal rumit dan sering
bertentangan, namun esensi branding yang efektif adalah kesederhanaan dan
kelangsungan. Dalam hal ini keanekaragaman tempat dan orang diharapkan
masih mampu mengkomunikasikan destination branding ke seluruh dunia
dengan cara yang jujur, mudah diingat, serta menarik.
BAB III
METODE PENELITIAN
Identifikasi Variabel
a. Variabel Bebas (Independent variable)
Variabel bebas merupakan variabel yang keberadaannya mempengaruhi besar
atau kecilnya nilai dependent variable, baik secara positif maupun negatif.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah destination branding (X1).
b. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat adalah faktor-faktor yang diobservasi dan diukur untuk
menentukan adanya pengaruh variabel bebas, yaitu faktor yang muncul, atau
tidak muncul, atau berubah sesuai dengan yang diperkenalkan oleh peneliti.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah minat pengunjung (Y).
c. Variabel Mediasi (Mediating Variable)
Variabel mediasi mengacu pada proses abstrak yang tidak secara langsung
diamati tetapi memiliki keterkaitan diantara variabel bebas dan terikat. Variabel
Mediasi dalam penelitian ini adalah sikap pengunjung(X2).
2. Sampel
Arikunto (2006:131) menjelaskan bahwa sampel adalah sebagian atau sebagai
wakil populasi yang kana diteliti. Apabila penelitian yang dilakukan sebagian
dari populasi maka bisa di bilang penelitian tersebut penelitian sampel.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian survei dengan jumlah sampel
minimum untuk peserta survei adalah 1000 responden.
Penulis mengumpulkan data primer dengan metode kuesioner dan juga metode
observasi. Metode kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya,
dapat diberikan secara langsung atau angket survei digital atau internet. Jenis angket
ada dua, yaitu tertutup dan terbuka. Kuesioner yang digunakan dalam hal ini adalah
kuesioner tertutup yakni kuesioner yang sudah disediakan jawabannya, sehingga
responden tinggal memilih dan menjawab secara langsung. (Sugiyono, 2008:142)
Berdasarkan pengertian observasi menurut beberapa pendapat para ahli yang telah
dikemukakan, bahwa lembar observasi merupakan metode pengumpulan data dengan
cara mengamati dan mencatat aspek-aspek yang diteliti atau diselidiki secara
sistematis, logis, objektif, dan rasional dari berbagai fenomena, baik dalam situasi
yang sebenarnya maupun di dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu.
Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket yang bersifat tertutup,
dimana responden tidak diberikan kesempatan untuk memberikan jawaban dengan
kata-kata sendiri. Responden hanya memberi tanda ( √ ) pada jawaban yang
disediakan. Penggunaan angket diharapkan akan memudahkan bagi responden dalam
memberikan jawaban, karena alternatif jawaban telah tersedia sehingga menjawabnya
cukup memerlukan waktu yang singkat.
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert, yaitu skala yang berisi
lima pilihan jawaban. “Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau kelompok tentang fenomena sosial” (Sugiyono, 2009:93)
Alternatif jawaban berupa kolom check list (√). Pada setiap pernyataan dalam
instrumen disediakan lima pilihan jawaban yaitu sangat setuju, setuju, kurang setuju,
tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka
jawaban responden diberikan skor, sebagai berikut :