Anda di halaman 1dari 8

A.

KETENTUAN KHUSUS CABOR TENIS MEJA


Peserta :
1. Peserta cabor tenis meja adalah : Tunanetra, Tunadaksa, Tunagrahita dan Tuna Rungu
Wicara yang telah lolos tim keabsahan & klasifikasi.
2. Peserta yang termasuk kategori sbb :

NO PUTRA PUTRI GANDA MIX &


Beregu

TUNGGAL GANDA TUNGGAL GANDA

1 Klas TT 1 – 2 Klas TT 1 – 3 Klas TT 1 – 2 Klas TT 1–3 Klas TT 1 – 3

2 Klas TT 3 Klas TT 4 – 5 Klas TT 3 Klas TT 4- 5 klas TT4 – 5

3 Klas TT 4 Klas TT 6 – 7 Klas TT 4 Klas TT 6–8 Klas TT 6 – 7

4 Klas TT 5 Klas TT 8 Klas TT 5 Klas TT 9–10 Klas TT 8

5 Klas TT 6 – 7 Klas TT 9 Klas TT 6 – 7 Open TT1–5 Klas TT 9

6 Klas TT 8 Klas TT 10 Klas TT 8 Klas TT TRW Klas TT 10

7 Kelas TT 9 Open TT 1 – 5 Klas TT 9 klas TT TRW

8 Kelas TT 10 Klas TRW Klas TT 10 Klas TN

9 Kelas TT 11 Klas TT 11

10 Kelas TT Tn Klas TT Tn

11 KelasTT TRW Klas TT T RW

Keterangan: Kelas TT 1 – 5 = Tunadaksa Kursi Roda


Kelas TT 6 – 10 = Tunadaksa Berdiri
Kelas TT 11 = Tunagrahita
Kelas TT TN = Tunanetra
Kelas TT TRW = Tunarungu Wicara

1. Klasifikasi disabilitas di atas adalah ;


No. Kode klas Keterangan

1. Dapat meluruskan siku dan lengan dengan gerakan berayun yang


dimulai dari bahu.
1 TT 1 2. Koordinasi dari gerakan lengan sangat berbeda dengan lengan
yang normal.
3. CP: kekakuan otot yang berat diseluruh tubuh, ketepatan dan
keceptan gerakan lengan berkurang, keseimbangan duduk
berkurang. (biasanya beraktivitas dng kursi roda)

1. Siku cukup dapat diluruskan.


2. Koordinasi gerakan tangan sangat baik, namun kekuatannya
2 TT 2 kurang.
3. CP: sama seperti TT 1 dengan lengan yang bermain normal.
(biasanya beraktivitas dng kursi roda)

1. Ada kehilangan fungsi yang minimal pada lengan yang bermain.


2. Posisi badan sedikit goyah, jika tidak disangga oleh lengan yang
3 TT 3 bebas, atau dengan memegang/mendorong kursi roda atau paha.
3. Bagian pinggang kebawah tetap bertumpu pada “back of seat”.
4. Gerakan backhand dari lengan berkurang karena gangguan pada
keseimbangan badan.
5. CP: control yang sedikit terbatas pada kedua lengan dan kekakuan
yang berat pada kedua tungkai.
6. (biasa beraktivitas dng kursi roda)

1. Gerakan lengan dan badan normal.


2. Gerakan tubuh dapat ditingkatkan hanya dengan menyangga
lengan yang bebas, berpegangan/mendorong kursi roda atau paha.
4 TT 4 3. Putus kedua tungkai di atas lutut, dengan sisa amputasi yang
pendek.
4. CP: kekuatan tingkat sedang dan gerakkan lengan serta badan
secara persis berkurang.
(biasa beraktivitas dng kursi roda)

1. Dapat membungkukkn badan ke depan maupun ke belakang, tanpa


menggunakan lengan yang bebas.
5 TT 5 2. Paha dan kaki dapat melakukan dorongan secara bermakna.
3. Berpegangan pada kursi roda dapat optimal karena dapat
membungkuk ke depan atau belakang secara baik.
4. Kadang dapat melakukan gerakan menyimpanh.
5. CP: kekuatan otot atau gangguan gerakan yang minimal pada lengan
dan badan.
(biasa beraktivitas dng kursi roda)

1. Kombinasi difabel pada lengan yang bermain dan tungkainya.


2. CP: kekakuan tingkat sedang dan gerakan yang tidak normal pada
6 TT 6 tungkai lebih berat daripada lengan atau gerakan tidak terkontrol di
seluruh tubuh.
( tunadaksa berdiri )

1. Polio derajat berat pada kedua tungkai.


2. Putus 1 tungkai atas lutut dan 1 tungkai bawah lutut.
7 TT 7
3. Putus lengan di atas dan di siku pada lengan yang bermain, atau
kedua lengan.
4. CP: gerakkan tidak terkontrol tingkat sedang.
( tunadaksa berdiri )

1. Difabel yang berat pada 1 atau ke 2 tungkai.


8 TT 8 2. Putus 1 tungkai atas lutut atau ke 2 tungkai dibawah lutut.
3. CP: sedikit gerakkan tidak normal dan kekakuan pada lengan dan
tungkai.

1. Keseimbangan dinamis yang baik.


2. Difabel min pd 1 atau 2 lengan atau panjang tungkai yang
9 TT 9 berbeda
3. Putus 1 tungkai di bawah lutut.
4. CP: sedikit gerakkan tdk normal & kekakuan pd lengan dan
tungkai.

1. Lengan yang bermain berfungsi normal.


2. Sedikit difabel pada lengan yang bebas.
10 TT 10 3. Putus pada lengan yang bebas sampai 1/3 lengan bagian bawah.
CP: gerakkan tidak terkontrol pada tingkat minimal.

11 TT 11 Tunagrahita

12 TT. Tn Tunanetra T/F 11


Tunanetra T/F 12
Tunanetra T/F 13

13 TT. TRW Tunarungu wicara

4. Nomor Cabor Tenis Meja Yang Dipertandingkan

NO Jenis Klasifikasi Disabilitas Nomor Jenis Jmlh


Disabilitas Pertandingan / Kelamin
Perlombaan
1 Tunadaksa Kursi roda Tunggal Pa 1
TT1 – TT10 Tunggal Pi 1

Ganda Pi 1

Beregu pi 1

Ganda camp Pa 1
&pi
Berdiri TT6 – TT10 Lower Tunggal Pa 1

Upper tunggal pa 1
Ganda pa 1

beregu pa 1

2 Tungrahita Terbuka Tunggal Pa Pi 2

3 Tunanetra Terbuka Tunggal Pa Pi 2

Beregu Pa/pi 1

4 Tunarungu Terbuka Tunggal Pa Pi 2

Ganda Pa Pi 2

Ganda Camp Pa/pi 1

TOTAL 19

4. Medali Yang Diperlukan


Emas : 19 + 8 + 2 = 29 Keping
Perak : 19 + 8 + 2 = 29 Keping
Perunggu : 58 Keping
5. Peraturan Pertandingan
a. Permainan tenis meja mengikuti peraturan PTMSI dan Internasional Table Tennis
Federation – Para Table Tennis (ITTF – PTT) tahun 2016. Semua peserta di harap
telah mengetahui peraturan tersebut.
b. Peserta selama bertandaing harus mengenakan sepatu dan pakaian seragam
kontingennya, Pakaian/kaos bertanding wajib diberi nama pemain dan daerah
kontingennya sebagai indentitas diri.
c. Peserta selama bertandaing harus mengenakan sepatu dan pakaian seragam
kontingennya, Pakaian/kaos bertanding wajib diberi nama pemain dan daerah
kontingennya sebagai indentitas diri
6. Sistem Pertandingan
a. Nomor Kategori Perorangan (Tunggal & Ganda)
Apabila jumlah peserta lebih dari 5, babak pertama dimainkan dalam sistem
setengah kompetisi dalam pool dan dilanjutkan dengan sistem gugur.
Jika jumlah peserta 5 atau kurang dari 5 maka pertandingan dilaksanakan dengan
sistem setengah kompetisi.
b. Nomor Kategori Beregu
Setiap regu harus terdiri 2 atau 3 pemain. System pertandingan menggunakan The
Best Of five Matches, yaitu regu pertama yang memenangkan 3 (tiga ) set
pertandingan keluar sebagai pemenang. Dengan point 11 (sebelas).
c. Bola yang digunakan berjenis pollybangall beratnya 2.7 gram dengan garis tengah
40mm, serta berwarna putih., bintang tiga.
d. Ukuran, berat dan bentuk raket tidak ditentukan, tetapi daun raket harus datar dan
kaku.
e. Permukaan karet yang menutup daun raket di satu sisi harus berwarna
merah/hijau/ungu menyala di satu sisi dan hitam di sisi lain (tidak sama dengan
warna sebelahnya), atau permukaan daun raket yang dibiarkan polos tanpa
penutup harus berwarna pudar. Karet penutup raket yang digunakan harus tanpa
perlakuan bahan kimia, tanpa mengubah karakteristik karet secara fisik, atau hal
lainnya (karet bintik proses tidak diperbolehkan)
7.a. Sistem Pertandingan tenis meja Khusus peserta Tunanetra.
a. Ketentuan berpakaian dan permainan mengikuti peraturan International Blind
Sports Federation (IBSA) 2013 – 2017.
b. Sistem yang digunakan adalah “the best of three”, masing – masing pemain
bermain maksimal 3 set.
c. Pemain dinyatakan menang dalam sebuah set apabila, mencapai minimum 11 poin
dan selisih 2 (dua) poin dari lawannya.
d. Pemain mendapatkan 1 (satu) poin apabila lawan memukul bola dan menyentuh
papan pembatas tengah dan bola berhenti bergulir maju. Bola dinyatakan masih
bergulir maju, jika bola menyentuh dasar dari papan pembatas tengah dan
kemudian menuju area meja lawan.
e. Pemain mendapatkan (1) satu poin apabila lawan menyentuh bola dengan bagian
tubuh, atau seragam yang dikenakannya, selain dari raket atau tangan yang
memegang raket di dalam area bermain.
f. Pemain mendapatkan 1 (satu) poin apabila lawan memukul bola keluar dari area
bermain.
g. Pemain mendapatkan 1 (satu) poin apabila lawan menahan atau menghentikan
bola selama lebih dari 2 detik, sehingga bunyi bola menjadi tidak terdengar. Waktu
2 detik tersebut tidak diukur dengan stopwatch, namun berdasarkan perkiraan
wasit.
h. Pemain mendapatkan satu (1) poin apabila lawan memukul bola mengenai bagian
atas dinding samping dan atau bagian atas dari papan kotak dan atau kembali lagi
ke area bermain.
i. Pemain tidak boleh menutupi atau menyentuh area gawang, apabila terjadi
maka (1) poin akan diberikan kepada lawan.
j. Peraturan Servis:
1) Setelah peluit ditiup oleh wasit, pemain harus sudah melakukan servis sebelum
2 detik, jika melanggar pemain lawan akan mendapatkan (1) poin, ketentuan
tersebut juga berlaku apabila pemain melakukan servis sebelum wasit meniup
peluit.
2) Bola harus diletakkan di permukaan meja sebelum melakukan servis, jika
melanggar pemain lawan akan segera mendapatkan (1) poin.
3) Ketika melakukan servis, setiap ayunan ke arah bola dihitung 1 kali servis.
4) Setiap pemain mendapatkan giliran untuk melakukan servis 2 kali secara
berurutan.
5) Bola servis harus dipantulkan 1 kali, ke daerah dinding samping sebelum
pembatas tengah, jika melanggar maka pemain lawan akan mendapatkan (1)
poin. Jika bola servis bergulir menyusuri dinding samping maka bola dianggap
memantul berulang kali dan pemain lawan mendapatkan (1) poin.
7. b. Perangkat Permainan
a. Raket
Raket terbuat dari bahan yang keras namun permukaannya halus, yang terdiri dari
daun raket dan gagang, dengan panjang total 30cm. Raket tersebut boleh dilapisi
dengan bahan lunak (satu lapis dengan ketebalan maksimal 2mm pada salah satu
sisi atau kedua sisinya).
ukuran maksimal:
1. Panjang daun raket : 20cm
2. Lebar daun raket : 7,5cm
3. Ketebelan raket : 1cm (termasuk lapisan lunak)
4. Panjang gagang : 10cm
5. Diameter gagang : 4cm
Daun raket dapat berbentuk bulat atupun kotak. Ukuran daun raket tidak
termasuk ukuran gagang dan ukuran gagang, dan ukuran gagang tidak termasuk
ukuran daun raket.
b. Bola
Bola yang dibuat harus mengeluarkan bunyi, diameter bola adalah 60mm dengan
permukaan yang namun halus.
c. Meja
1) Panjang bagian dalam: 366cm (toleransi 5cm)
2) Lebar bagian dalam: 122cm (toleransi 5cm)
3) Tinggi (dari permukaan meja hingga lantai): 78cm
4) Dinding samping: 14cm
5) Sudut (radius bagian dalam): 23cm
6) Gawang(setengah lingkaran): diameter 30cm
7) Lubang vertikal gawang 30cm x 10cm (diujung dinding meja)
8) Batas area taktis untuk area gawang: diameter 40cm
9) Papan kontak: 5cm, berada di bagian dalam ujung meja, atau boleh di bagian
luar.
10) Papan pembatas tengah 42cm, diukur dari bagian atas atau permukaan
dinding samping, jarak terbuka atau renggang adalah 10cm dari permukaan
meja bermain.
d. Perangkat Khusus:
1. Pemain harus memakai pelindung tangan:
a). Pelindung tangan tidak boleh menutupi lengan lebih dari 6cm diukur dari
pergelangan.
b) Ketebelan pelindung tangan maksimal 2,5cm pada bagian depan (semua
jari) sampai pergelangan.
c) Ibu jari tidak termasuk dalam pengukuran tangan.
2. Pemain dapat memakai pelindung di atas 6cm pada lengan, dengan ketentuan
warna harus berbeda dari sarung tangan (misal: bandana kepala, bandana
balut atau perban, dan lain - lain)
3. Pemain harus memakai penutup mata yang tidak tembus cahaya, yang berguna
untuk mengaburkan pandangan pemain. Bagian tepi pelindung mata harus
menggunakan atau diisi dengan bahan busa atau silicon untuk benar – benar
menutupi cahaya.
4. Protes ditiadakan, keputusan wasit mutlak.

Catatan:
*) Tergantung pada jumlah entri by names pemain/regu yang masuk, panitia
penyelenggara dan Technical Delegate berhak untuk menggabungkan
kelas yang mungkin diperlukan.
*) Jumlah minimum peserta untuk nomor tunggal adalah 4 pemain atau 4
pasangan dari 2 kab/kota yang berbeda dan minimum peserta untuk
nomor beregu minimum 4 kab/kota.
*) Jika jumlah minimum peserta tidak terpenuhi meskipun sudah terjadi
penggabungan kelas, maka aturan “Minus One” akan berlaku, yaitu:
a. Apabila peserta hanya 1 (satu) atlet tidak dipertandingkan.
b. Apabila peserta hanya 2 (dua) atlet tidak dipertandingkan
c. Apabila peserta hanya 3 (tiga) minimal harus dari 2 kab/kota berbeda
dan diambil juara 1 dan 2. Sedangkan juara 3 ditiadakan.
d. Jika dikategorikan tunggal akan didahulukan untuk bertanding dan
diikuti oleh pertandingan kategori beregu.
e. PERSYARATAN
1) Acara ini terbuka untuk peserta yang memenuhi syarat untuk mewakili
NPC Kabupaten/Kota masing – masing provinsi Kaltim
2) Untuk nomor kategori TM Tunagrahita dan TM Tunanetra, setiap
kab/kota hanya boleh mengirimkan maksimal 1 pemain putra dan 1
pemain putri pada setiap kategorinya.
3) Untuk kategori TM Tunadaksa setiap kab/kota hanya mengirimkan
maksimal 2 pemain di setiap kelas.
4) Untuk kategori TM Tunadaksa dan Tunagrahita, kayu, karet dan lem(lem
air) yang digunakan harus memenuhi standar ITTF terbaru dan masuk
dalam LARC (List Of Approved Rocket Converings) .
5) ITTF 2015, akan ada sesi Racket Control untuk mengecek kebasahan kayu,
karet, dan lem yang digunakan pemain.
1) Setiap NPC kab/kota boleh mengikutkan maksimal 2(dua) atlet atau dua
pasang dalam setiap nomor kategori individu.
Setiap NPC kab/kota boleh mengikutkan maksimal 1 regu yang terdiri dari
2 atau 3 orang pemain.
a. Peserta adalah paralympian sesuai klasifikasi yang telah ditentukan
oleh tim klasifikasi.
b. Peserta mewakili kab/kota di provinsi Kaltim, dibuktikan dengan surat
keterangan yang sah (Kartu Tanda Penduduk).
c. Peserta adalah paralympian yang berusia minimal 14 tahun.

PENUTUP
1. Hal – hal lain yang belum termasuk dalam peraturan ini dapat disampaikan
melalui Technical Meeting dan dibicarakan secara musyawaarah dimana
keputusan akhir tetap kewenangan Technical Delegate.
2. Jika terjadi sesuatu hal setelah Technical Meeting dan dalam masa kompetisi
dapat dimusyawarahkan bersama Technical Delegate dan keputusan akhir
diserahkan kepada Dewan Hakim.

Peralatan dan perlengkapan cabor Tenis meja yg diperlukan

1) 4 unit meja pingpong beserta jaring/net


2) 2 unit meja pingpong khusus tunanetra.beserta jarring/net.
3) 2 gros bola pingpong warna putih merk DHS*3
4) 10 buah bola pingpong tunanetra
5) 4 buah peluit
6) 4 unit papan scor
7) Meja juri/wasit
8) Meja & kursi lineman
9) Tabir pemisah meja/lapangan
10) ATK, Laptop, spidol besar
11) 10 lembar karton
12) Waerless/sound sistem

Anda mungkin juga menyukai