Anda di halaman 1dari 10

Pengaruh Karakteristik Makanan...

(Robinsen Yurian Priyonggo) 1

PENGARUH KARAKTERISTIK MAKANAN DAN PELAYANAN TERHADAP


KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN DI RESTORAN KHAS KRATON
YOGYAKARTA

Oleh: Robinsen Yurian Priyonggo, Universitas Negeri Yogyakarta


basketball.robin12@gmail.com
Dosen: Dr. Badraningsih L., M.Kes.
ABSTRAK
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui : (1) karakteristik makanan khas Kraton Yogyakarta, (2)
karakteristik pelayanan khas Kraton Yogyakarta, (3) pengaruh karakteristik makanan khas Kraton Yogyakarta
terhadap keputusan pembelian, (4) pengaruh karakteristik pelayanan khas Kraton Yogyakarta terhadap keputusan
pembelian, dan (5) pengaruh karakteristik makanan dan pelayanan khas Kraton Yogyakarta terhadap keputusan
pembelian. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional dengan tujuan mengetahui pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan data yang didapat berupa data
interval skala Likert angka 1 sampai 4, 4 untuk tanggapan sangat setuju dan 1 untuk tanggapan sangat tidak setuju.
Teknik analisis data menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian diketahui bahwa: (1) Makanan khas Kraton
Yogyakarta berasa manis dan gurih, warna tidak mencolok, dan nama makanan dalam bahasa asli/Jawa. (2)
Karakteristik pelayanan khas Kraton Yogyakarta terletak pada pelayan yang menggunakan pakaian tradisional dan
menyediakan camilan saat tamu menunggu pesanan. (3) Karakteristik makanan khas Kraton Yogyakarta berpengaruh
positif terhadap keputusan pembelian, dengan Fhitung sebesar 319,33 lebih besar daripada Ftabel = 3,94. (4) Karakteristik
pelayanan khas Kraton Yogyakarta berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian, dengan Fhitung sebesar 90,73
lebih besar daripada Ftabel = 3,94. (5) karakteristik makanan dan karakteritik pelayanan secara bersama-sama
berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian konsumen di restoran khas Kraton Yogyakarta, dengan Fhitung
sebesar 360,72 lebih besar daripada Ftabel = 3,09.

Kata kunci: Karakteristik, Keputusan Pembelian, Restoran khas Kraton Yogyakarta.

THE INFLUENCE OF FOOD AND SERVICE CHARACTERISTIC FOR CONSUMER’S DINING


DECISION ON YOGYAKARTA SULTAN PALACE RESTAURANT

By: Robinsen Yurian Priyonggo, Yogyakarta State University


basketball.robin12@gmail.com
Lecturer: Dr. Badraningsih L., M.Kes.
ABSTRACT
The purposes of this research were to find: (1) Yogyakarta Sultan Palace Restaurant’s food characteristic, (2)
Yogyakarta Sultan Palace Restaurant’s service characteristic, (3) the influence of Yogyakarta Sultan Palace
Restaurant’s food characteristic for consumer’s dining decision, (4) the influence of Yogyakarta Sultan Palace
Restaurant’s service characteristic for consumer’s dining decision, and (5) the influence of Yogyakarta Sultan Palace
Restaurant’s together food and service characteristic for consumer’s dining decision. This research is correlational
research, with purpose to find the influence of independence variable for dependence variable. The technique of
collecting data used questionaire. Data iscollected by using 1-4 likert scale, 4 is for very agree statement and 1 for
very disagree statement from respondent. Data analysis techniques use single and multiple linear regression. The
results of the study showed that: (1) Sultan Palace Restaurant’s food characteistic were sweety taste, savoury, low
intensity colour, and food name was written in Javanese language. (2) Sultan Palace Restaurant’s service
characteristic were waiters wore traditional outfit and restaurant served welcome snack while consumers were
waiting for their orders. (3) Sultan Palace Restaurant’s food characteristic influenced consumer’s dining decision,
with Fcount = 319,33 was bigger than Ftable=3,94. (4) Sultan Palace Restaurant’s service characteristic influenced
consumer’s dining decision, with Fcount = 90,73 was bigger than Ftable=3,94, and (5) Sultan Palace Restaurant’s food
and service characteristic influenced consumer’s dining decision, with Fcount = 319,33 was bigger than Ftable=3,94.

Keywords: Characteristic, Dining Decision, Yogyakarta Sultan Palace Restraurant.


Pengaruh Karakteristik Makanan...(Robinsen Yurian Priyonggo) 2

PENDAHULUAN dengan Soko Guru yang berada di tengah


Kota Yogyakarta merupakan salah satu kota bangunan, serta tiang-tiang lainnya. Tiang-tiang
tujuan wisata di Indonesia, baik peninggalan bangunan biasanya berwarna hijau gelap atau
sejarahnya maupun wisata kulinernya. Wisata hitam dengan ornamen berwarna kuning, hijau
kuliner di kota Yogyakarta digemari oleh muda, merah, dan emas maupun yang lain. Untuk
wisatawan sekedar untuk mencicipi rasa maupun bagian bangunan lainnya yang terbuat dari kayu
dibawa pulang oleh wisatawan sebagai buah memiliki warna senada dengan warna pada tiang.
tangan khas kota Yogyakarta. Lantai biasanya terbuat dari batu pualam putih
Menurut Ritchie dan Zins (1978:p.221) atau dari ubin bermotif. Lantai dibuat lebih tinggi
bahwa makanan dan kebiasaan makan merupakan dari halaman berpasir. Penggunaan ornamen
salah satu unsur kebudayaan yang dapat menarik ruangan juga dipertimbangkan dengan
kedatangan wisatawan. Makanan merupakan menghadirkan perabot-perabot dari kayu jati,
bagian penting dalam liburan dan restoran yang penggunaan warna cahaya lampu kuning dan
dikunjungi menjadi puncak pengalaman sedikit redup untuk menambah hangat suasana
wisatawan (Blichfeldt, dkk. 2010:p.1-18). khas kota Yogyakarta.
Mengeksplorasi makanan menjadi hal penting Menurut Noor Sulistyo Budi, dkk.
pada tujuan wisata (Ryu & Jang, 2007:p.56-72). (1997:p.3) karakteristik makanan khas Kraton
Clark & Chabrel (2007) berpendapat bahwa Yogyakarta adalah manis dan gurih. Sedangkan
mengonsumsi makanan lokal akan membuat bahan pangan yang digunakan adalah bahan
wisatawan terhubung lebih dalam dengan orang pangan tradisional (Warni Setyaningsih, dkk.
dan tempat tersebut. Makanan etnis menawarkan 2014:p.2). Pusat Kajian Makanan Tradisional
kesempatan bagi wisatawan untuk megeksplorasi (2002:p.4) mengkaji bahwa teknik olah makanan
budaya melalui cita rasa, persiapan makanan dan khas Kraton Yogyakarta adalah dengan cara
lingkungan saat makan. merebus, mengukus dan membakar. Munculnya
Masyarakat kota Yogyakarta menyadari akulturasi budaya Belanda sehingga menambah
potensi bisnis kuliner, sehingga berlomba variasi teknik olah menggoreng. Hasil kajian
mendirikan tempat makan yang menyediakan lainnya adalah bahwa warna makanan khas Kraton
makanan khas kota Yogyakarta agar dapat Yogyakarta tidak mecolok, karena waktu
menjadi tujuan kuliner wisatawan. Dapat ditemui pengolahan yang lama.
dengan mudah di berbagai kawasan wisata di kota Karakteristik pelayanan khas Kraton
Yogyakarta tersusun secara berjajar maupun Yogyakarta. Sultan dilayani oleh pelayan yang
berhadap-hadapan industri makanan lokal, yang mengantarkan makanan dan minuman. Pelayanan
tentunya menjadikan wisatawan memiliki banyak memakai pakaian tradisional (Fadly Rahman,
pilihan dalam memilih tujuan kulinernya. 2011:p.62), pelayan wanita menyanggul
Restoran khas Yogyakarta jumlahnya banyak, rambutnya. Lebih lanjut Fadly Rahman
namun restoran yang mengusung budaya kuliner (2011:p.62) menjelaskan bahwa pelayan Sultan
Kraton Yogyakarta jumlahnya sedikit. selalu memperhatikan Sultan saat makan dan siap
Restoran khas Kraton dapat ditemui di membantu apabila Sultan membutuhkan bantuan.
daerah sekitar Kraton Yogyakarta. Restoran Penelitian yang dilakukan oleh Pusat Kajian
tersebut selalu dicari pengunjung walaupun lokasi Makanan Tradisional (2010:9) menemukan bahwa
restoran tersebut tidak strategis. Restoran khas makanan dan minuman disajikan secara
Kraton Yogyakarta sebagai restoran etnis, bersamaan dan bersuhu ruang.
menawarkan pelayanan makan dan minum yang Beberapa restoran yang mengusung konsep
otentik dari budaya Kraton Yogyakarta dan harga otentik Yogyakarta yang menyajikan makanan
yang ditetapkan oleh restoran tersebut cukup khas raja/sultan antara lain Gadri Resto, Bale Raos
mahal, berkisar antara Rp. 7.500,00 sampai dan Bale Raos Fusion & Lounge Jogja City Mall.
dengan Rp. 110.000,00. Pemilihan tiga tempat tersebut didasari dengan
Restoran khas Kraton Yogyakarta umumnya adanya berbagai kesamaan dalam beberapa
memiliki bangunan berbentuk joglo, permukaan karakteristik makanan seperti makanan dan
atap joglo berupa trapesium. Bahannya terbuat minuman khas Kraton Yogyakarta yang
dari sirap, genting tanah, maupun seng dan ditawarkan merupakan makanan dan minuman
biasanya berwarna merah atau kelabu. Atap favorit Sultan dan keluarga Sultan, citarasa
tersebut ditopang oleh tiang utama yang di sebut makanan dan penampilan makanan dan
Pengaruh Karakteristik Makanan...(Robinsen Yurian Priyonggo) 3

karakteristik pelayanan khas Kraton Yogyakarta harus diisi oleh responden, yakni orang yang
seperti penampilan pelayan meliputi pakaian yang memberikan tanggapan terhadap kuesioner yang
digunakan dan penataan rambut pelayan. Selain kita berikan (Sugiyono, 2006:p.199).
itu, ketiga restoran tersebut dipilih berdasarkan Teknik Analisis data
pertimbangan pemilik, yang merupakan anggota Teknik analisis data deskriptif dengan
keluarga dari Sultan, sehingga dianggap lebih regresi linier. Analisis data dibantu dengan
mengetahui budaya kuliner di Kraton Yogyakarta. menggunakan aplikasi SPSS versi 16.0 for
Berdasarkan latar belakang diatas, tujuan windows. Hasil olah data berupa mean, hasil
dari penelitian adalah untuk mengetahui : (1) regresi linier sederhana dan hasil regresi linier
karakteristik makanan khas Kraton Yogyakarta, berganda.
(2) karakteristik pelayanan khas Kraton HASIL DAN PEMBAHASAN
Yogyakarta, (3) pengaruh karakteristik makanan Hasil Penelitian
khas Kraton Yogyakarta terhadap keputusan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pembelian, (4) pengaruh karakteristik pelayanan konsumen terbanyak di Restoran khas Kraton
khas Kraton Yogyakarta terhadap keputusan Yogyakarta dengan jenis kelamin perempuan
pembelian, dan (5) pengaruh karakteristik sebanyak 61%. Mayoritas konsumen berusia 20-
makanan dan karakateristik pelayanan terhadap 30 tahun (51%) dan tercatat sebagai wirausahawan
keputusan pembelian konsumen di restoran khas (66%). Konsumen umumnya berpenghasilan per
Kraton Yogyakarta. bulan antara Rp. 1.500.000,00 sampai dengan Rp.
METODE PENELITIAN 2.499.999,00. Konsumen umumnya berkunjung
Jenis Penelitian ke restoran tersebut sebanyak kurang dari 3 kali
Jenis penelitian survey dengan dalam sebulan (98%). Konsumen mengetahui
menggunakan pendekatan kuantitatif. restoran khas Kraton Yogyakarta dari media sosial
Tempat dan Waktu Penelitian internet (33%), internet teman/keluaraga (31%),
Penelitian dilakukan di Bale Raos, Gadri dan televisi (8%).
Resto dan Bale Raos Fusion and Lounge. Karakteristik makanan khas Kraton
Penelitian dilakukan pada bulan Januari sampai Yogyakarta yang ditemukan di Restoran khas
dengan bulan Juli 2017. Kraton Yogyakarta antara lain nama makanan
Subjek Penelitian ditulis dalam bahasa Jawa, cita rasa makanan
Subjek penelitian adalah konsumen restoran dominan manis, gurih dan masam, bahan yang
khas Kraton Yogyakarta. Populasi penelitan digunakan adalah berupa rempah khas Indonesia
adalah sebanyak kurang lebih 6400 konsumen per seperti jahe, kayu manis, kapulaga, dll. Ciri khas
bulan dan penentuan sampel menggunakan rumus lain ditunjukkan dari terknik olah yang digunakan
Supramono dan Haryanto, didapatkan sebanyak dengan cara merebus, mengukus, membakar,
100 konsumen. Teknik sampling yang digunakan memanggang dan menggoreng. Makanan khas
adalah accidental sampling. Kraton Yogyakarta umumnya memiliki warna
Prosedur yang tidak mencolok (cenderung gelap), karena
Penelitian menggunakan dua data yaitu data waktu pengolahan makanan yang cukup lama.
primer dan data sekunder. Data primer didapat Tabel 1. Karakteristik hidangan pembuka khas
dengan informasi yang dikumpulkan dari jawaban Kraton Yogyakarta
konsumen melalui kuesioner. Data sekunder No.
Nama
Keterangan
didapat melalui literatur-literatur yang Makanan
Hidangan pembuka berbahan dasar
berhubungan dengan objek penelitian.
daging ayam yang dipanggang,
Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan Salad
sayuran dan disajikan dengan saus
Data 1 Ayam
minyak zaitun yang dicampur dengan
Panggang
Data yang dihimpun melalui kuesioner jeruk nipis. Rasa makanan gurih dan
adalah berupa data interval dengan menggunakan masam. Warna makanan kecoklatan.
empat skala pengukuran Likert, skor 1 = sangat Hidangan pembuka berbahan selada,
tomat, wortel, buncis, mentimun,
tidak setuju dan 4 = sangat setuju.. Instrumen Selada
2 bawang merah, keju, kentang goreng,
penelitian sebanyak 35 butir pernyataan dan terdiri Huzar
telur rebus dan disajikan dengan saus
dari lima tahapan konsumen dalam mengamil mayones. Rasa makanan masam.
keputusan pembelian. Kuesioner adalah teknik
pengumpulan data melalui daftar pernyataan yang
Pengaruh Karakteristik Makanan...(Robinsen Yurian Priyonggo) 4

Tabel 2. Karakteristik hidangan sup khas Kraton Tabel 4. Karakteristik hidangan penutup khas
Yogyakarta Kraton Yogyakarta
Nama Nama
No. Keterangan No. Keterangan
Makanan Makanan
Hidangan sup encer yang berbahan Hidangan penutup dengan bahan
jamur kuping, wortel, kacang kapri, dasar ketela pohon dan kelapa
sosis solo, udang, bunga sedap muda. Teknik olah yang digunakan
Soup malam, jahe, kecap. Teknik olah 1 Bendul adalah mengukus dan
1
Timlo yang digunakan adalah mengukus memanggang. Rasa makanan
dan merebus. Rasa makanan gurih manis. Warna makanan kuning
dan manis. Warna makanan kecoklatan.
kecoklatan. Hidangan penutup berbahan dasar
Hidangan sup encer yang berbahan pisang kepok dan santan kelapa dan
tomat, daging sapi giling, makaroni, disajikan dengan olesan saus areh.
Soup wortel dan daun bawang. Teknik Prawan Hidangan ini diolah dengan cara
2 2
Tomat olah yang digunakan adalah Kenes mengukus, merebus dan membakar.
merebus. Rasa makanan masam dan Rasa makanan manis dan gurih.
gurih. Warna makanan merah. Warna makanan kuning kecoklatan
Hidangan sup encer yang berbahan dan putih dari saus.
dasar daging sapi cincang, cabai Hidangan penutup berbahan dasar
merah, tomat hijau dan santan. tape ketan hijau, telur ayam dan
Gecok
3 Teknik olah yang digunakan adalah Manuk emping mlinjo. Teknik olah yang
Ganem 3
merebus. Rasa makanan gurih, Nom digunakan adalah mengukus. Rasa
masam dan sedikit pedas. Warna makanan manis dan gurih. Warna
makanan putih. makanan putih kehijauan.

Tabel 3. Karakteristik hidangan utama khas Tabel 5. Karakteristik minuman khas Kraton
Kraton Yogyakarta Yogyakarta
Nama Nama
No. Keterangan No. Keterangan
Makanan Makanan
Hidangan utama berbahan dasar Minuman kesukaan Sultan HB IX
daging bebek dan kedondong atau yang berbahan dasar sereh, secang,
Bebek mangga. Hidangan disajikan mesoyi, kayu manis, kapulaga,
1 Suwar- bersama saus kedondong. Teknik Beer cengkeh, jahe dan jeruk nipis.
1
suwir olah yang digunakan adalah Djawa Teknik olah yang digunakan adalah
memanggang. Rasa makanan gurih merebus dan mengocok. Rasa
dan masam. Warna makanan coklat. minuman manis dan masam. Warna
Hidangan utama berbahan dasar minuman kuning keemasan.
daging sapi, kentang, wortel, Minuman berbahan dasar secang,
jagung muda, brokoli. Diolah jahe, kayu manis, cengkeh,
Bestik kapulaga, dan gula batu. Teknik
2 dengan cara direbus dan dibakar.
Djawa 2 Secang olah yang digunakan adalah
Hidangan ini disajikan bersama
saus semur. Rasa makanan gurih merebus dan menuang. Rasa
dan manis. Warna makanan coklat. minuman manis. Warna minuman
Hidangan utama berbahan dasar merah pekat.
daging sapi dan kelapa parut. Minuman tradisional berbahan
Dendeng dasar kencur, cengkeh, kunyit, kayu
3 Hidangan ini diolah dengan cara
Ragi manis dan gula merah. Teknik olah
menggoreng. Rasa makanan gurih. Wedang
Warna makanan coklat. 3 yang digunakan adalah merebus
Adu Limo
dan menuang. Rasa minuman manis
dan pahit. Warna minuman kuning
kecoklatan.
Pengaruh Karakteristik Makanan...(Robinsen Yurian Priyonggo) 5

Karakteristik pelayanan di restoran khas 31%. Sedangkan sumber informasi dengan


Kraton Yogyakarta ditunjukkan dari penampilan prosentase terkecil yaitu dari media cetak (0%).
pelayan, memakai pakaian tradisional, pelayan Tabel 7. Tanggapan konsumen terhadap tahapan
wanita menggunakan pakaian kebaya kutubaru pencarian informasi dalam proses pengambilan
dan kain jarik untuk menutup bagian bawah. keputusan pembelian.
Sedangkan pelayan pria hanya menggunakan Indikator Pros.
celana bahan kain dan baju beskap. Hanya pada Dari teman 31%
acara tertentu pelayan menggunakan pakaian yang Dari keluarga 28%
sangat tradisional khas Kraton Yogyakarta. Dari media elektronik 8%
Begitupun pula dengan tata rambut pelayan, Dari media cetak 0%
pelayan wanita mengikat rapi rambutnya / cepol Dari media sosial internet 33%
dan apabila pelayanan laki-laki hanya
berpenampilan rapi. Restoran khas Kraton juga Setelah mendapat informasi tentang restoran
menyediakan camilan kepada tamu, saat tamu khas Kraton Yogyakarta, konsumen cenderung
menunggu makanan diantar. membandingkannya dengan restoran sejenis
Restoran khas Kraton Yogyakarta tidak lainnya. Konsumen memutuskan satu restoran
menghadirkan tata cara pelayanan khas seperti khas Kraton Yogyakarta yang akan dikunjungi
yang diberikan kepada Sultan. Namun proses dengan pertimbangan informasi umum tentang
pelayanan dilakukan dengan menggunakan tata restoran tersebut (3,4), banyaknya pengunjung
cara pelayanan pada restoran biasa. restoran (3,3), dan lokasi restoran yang
Konsumen memutuskan membeli makanan mendukung suasana asli Kraton Yogyakarta (3,2).
di restoran khas Kraton Yogyakarta melalui lima Tabel 8. Tanggapan konsumen terhadap tahapan
tahapan, antara lain tahap pengenalan masalah, evaluasi alternatif dalam proses pengambilan
pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan keputusan pembelian.
Indikator Mean
pembelian dan perilaku pasca pembelian. Tahap
Informasi umum restoran 3,4
pertama konsumen merupakan motivasi konsumen
Banyaknya pengunjung restoran 3,3
berkunjung ke restoran khas Kraton Yogyakarta. Lokasi restoran 3,2
Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi
konsumen untuk tujuan prestis dan pilihan Tahapan keempat adalah tahapan keputusan
restoran tersebut memiliki mean masing-masing pembelian. Pada tahapan ini konsumen merasakan
2,4 dan 1,9. Sedangkan motivasi konsumen karakteristik pelayanan sebagai kesan pertama
memilih restoran khas Kraton Yogyakarta karena untuk diteruskan ke keputusan untuk membeli
pengaruh daya tarik restoran khas Kraton makanan dan minuman di restoran tersebut.
Yogyakarta dan ingin mendapat pengalaman baru Tanggapan konsumen tentang karakteristik
dengan makanan di restoran tersebut pelayanan yang memiliki mean tertinggi terletak
menunjukkan mean masing-masing sebesar 3,2. pada pelayan penuh dengan perhatian (3,2) dan
Tabel 6. Tanggapan konsumen terhadap tahapan tanggapan konsumen dengan mean dibawah 3
pengenalan masalah dalam proses pengambilan adalah adanya bokor/wadah untuk cuci tangan,
keputusan pembelian. tata cara pelayanan yang khas, penyajian kletikan,
Indikator Mean dan pelayan berpenampilan rapi bernuansa
Tujuan prestis 2,4 tradisional. Sedangkan tentang karakteristik
Tujuan mendapat pengalaman 3,2 makanan yang dirasakan oleh konsumen,
Daya tarik restoran 3,2
konsumen memberikan tanggapan sangat setuju
Latar belakang restoran tradisional 3,2
dengan nama makanan ditulis dalam bahasa Jawa
Harga yang sesuai dengan tipe restoran 3,2
dan tersedianya minuman tradisional sebagai
Restoran sudah merupakan paket wisata 1,9
pendamping makanan dengan mean tertinggi
masing-masing sebesar 3,5. Mean tanggapan
Umumnya konsumen mendapatkan
konsumen yang terkecil tentang karakteristik
informasi perihal restoran khas Kraton
makanan adalah pada suhu makanan saat disajikan
Yogyakarta melalui berbagai sumber. Informasi
sesuai dengan suhu ruang (3,1).
dari media sosial internet memiliki prosentase
terbesar yaitu 33%, kemudian prosentase tepat
dibawahnya adalah informasi dari teman sebesar
Pengaruh Karakteristik Makanan...(Robinsen Yurian Priyonggo) 6

Tabel 9. Tanggapan konsumen terhadap tahapan karakteristik makanan berpengaruh positif dan
keputusan pembelian. signifikan terhadap keputusan pembelian.
Indikator Mean Tabel 11. Ringkasan model regresi variabel
Cita rasa makanan manis, gurih dan 3,35 karakteristik makanan terhadap Keputusan
masam pembelian
Resep turun-temurun 3,3 Rhitung Rtabel Fhitung Ftabel Keterangan
Nama makanan bahasa Jawa 3,5 0,875 0,195 319,332 3,94 Berpengaruh
Presentasi makanan menarik 3,35
Teknik olah makanan 3,4 Hipotesis kedua adalah pengaruh
Adanya minuman tradisional 3,5
karakteristik pelayanan terhadap keputusan
Temperatur makanan sesuai dengan suhu 3,1
pembelian. Berdasarkan uji F yang dilakukan,
ruang
Pelayanan penuh perhatian 3,2
didapat Fhitung = 90,732 lebih besar daripada Ftabel
Tata cara pelayanan yang khas 2,2 = 3,94. Diketahui rhitung = 0,693 lebih besar
Penyajian kletikan saat tamu menunggu 2,9 daripada rtabel = 0,195. Sehingga dinyatakan
pesanan diantar bahwa karakteristik makanan berpengaruh
Adanya bokor/wadah untuk cuci tangan 1,8 terhadap keputusan pembelian konsumen di
Pelayan berpenampilan rapi dan 2,9 restoran khas Kraton Yogyakarta.
bernuansa tradisional Tabel 12. Ringkasan model regresi variabel
Pelayan memahami menu dengan baik 3,0 karakteristik makanan terhadap Keputusan
pembelian
Setelah konsumen merasakan karakteristik Rhitung Rtabel Fhitung Ftabel Keterangan
makanan dan pelayanan secara langsung, maka 0,693 0,195 90,732 3,94 Berpengaruh
muncul perilaku konsumen pasca pembelian.
Berdasarkan hasil penelitian konsumen paling Hipotesis ketiga adalah pengaruh
banyak setuju dengan menyatakan bahwa karakteristik makanan dan karakteristik
konsumen puas terhadap makanan dan pelayanan pelayananan secara bersama-sama terhadap
di restoran khas Kraton Yogyakarta menunjukkan keputusan pembelian konsumen di restoran khas
mean tertinggi sebesar 3,3. Sedangkan mean Kraton Yogyakarta.
terkecil yaitu konsumen memberikan predikat Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa
khusus sebagai restoran khas favorit sebesar 2,9. rhitung = 0,939 lebih besar daripada rtabel = 0,195
Tabel 10. Tanggapan konsumen terhadap tahapan dan setelah dilakukan uji F, didapatkan harga
perilaku pasca pembelian. Fhitung = 360,720 lebih besar daripada Ftabel pada
Indikator Mean taraf signifikansi 5%, dk pembilang = 2 dan dk
Konsumen puas terhadap makanan dan 3,3 penyebut = 97 yaitu sebesar 3,09. Sehingga
pelayan dinyatakan bahwa karakteristik makanan dan
Konsumen akan membeli ulang 3,1 karakteristik pelayanan secara bersama-sama
Konsumen merekomendasikan kepada 3,1
berpegaruh secara positif dan signifikan terhadap
orang lain
keputusan pembelian konsumen di restoran khas
Konsumen memberikan predikat khusus 2,9
Konsumen mendapatkan pengalaman 3,15 Kraton Yogyakarta.
khusus Tabel 13. Ringkasan model regresi variabel
karakteristik makanan dan pelayanan terhadap
Pengujian hipotesis dilakukan untuk Keputusan pembelian
menguji pengaruh karakteristik makanan dan Rhitung Rtabel Fhitung Ftabel Keterangan
pelayanan terhadap keputusan pembelian. 0,939 0,195 360,720 3,09 Berpengaruh
Hipotesis yang pertama adalah pengaruh
karakteristik makanan terhadap keputusan Tabel 14. Rangkuman hasil perhitungan
pembelian. Hasil penelitian menunjukkan rhitung = sumbangan efektif dan sumbangan relatif
0,875 lebih besar daripada rtabel pada N=100 dan Sumbangan Sumbangan
Variabel
Relatif Efektif
taraf signifikansi 5% sebesar 0,195. Selanjutnya
Karakteristik
dilakukan uji F dengan hasil Fhitung sebesar 68,09% 63,93%
Makanan (X1)
319,262 lebih besar daripada Ftabel taraf Karakteristik
signifikansi 5% sehingga dk pembilang = 1 dan dk 31,91% 29,96%
Pelayanan (X2)
penyebut = 2 yaitu sebesar 3,94. Maka Total 100% 99,89%
Pengaruh Karakteristik Makanan...(Robinsen Yurian Priyonggo) 7

Berdasarkan data tabel 4 dapat dilihat bahwa pelayanan wanita menggunakan pakaian kebaya
X1 dan X2 mempunyai sumbangan relatif 100% kutubaru dan kain jarik untuk menutup bagian
dan sumbangan efektif 99,89%, sehingga kedua bawah. Sedangkan pelayan pria hanya
variabel bebas berpengaruh terhadap keputusan menggunakan celana bahan kain dan baju beskap.
pembelian konsumen sebesar 99,89%, sedangkan Hanya pada acara tertentu pelayanan
1,11% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain di menggunakan pakaian yang sangat tradisional
luar model penelitian. khas Kraton Yogyakarta. Begitupun pula dengan
Pembahasan tata rambut pelayan, pelayan wanita mengikat rapi
Karakteristik makanan khas Kraton rambutnya / cepol dan apabila pelayanan laki-laki
Yogyakarta adalah bercita dominan manis, hanya berpenampilan rapi.
kemudian akulturasi cita rasa gurih dari benua Proses pelayanan di restoran khas Kraton
Eropa dan China menambah variasi rasa (Fadly Yogyakarta berbeda dengan proses pelayanan saat
Rahman, 2011:p.70) dari makanan khas Kraton melayani Sultan, bahwa di restoran khas Kraton
Yogyakarta. Makanan yang ditawarkan oleh tersebut pelayan tidak berjalan beriringan dan
restoran khas Kraton Yogyakarta tidak bercita rasa berjalan membungkuk (Noor Sulistyo Budi, dkk.,
masam (dari tomat atau saus) dan tidak dominan 1997:p.28) saat mengantarkan makanan. Prosedur
asin, sesuai dengan pendapat Murdijati Gardjito pelayanan di restoran khas Kraton dikelola seperti
(2010:p.9). pelayanan di restoran pada umumnya.
Nama makanan dan minuman ditulis dalam Semua restoran khas Kraton Yogyakarta
bahasa Jawa dan memiliki arti filosofis. Salah satu menggunakan peralatan untuk makan yakni,
contohnya adalah beer djawa merupakan nama sendok, garpu, dan pisau (untuk hidangan khusus).
sebuah minuman favorit Sri Sultan HB VIII, Walaupun dalam sejarah yang telah ditulis oleh
walaupun terdapat nama “beer” pada minuman Noor Sulistyo Budi, dkk. (1997:p.40), di budaya
ini, tetapi “beer” yang satu ini tidak mengandung makan Sultan juga disediakan “bokor” atau wadah
alkohol. Beer djawa ini memiliki sejarah, saat Sri kecil untuk cuci tangan, tetapi restoran-restoran
Sultan HB VIII berkerabat dekat dengan tamu- khas Kraton Yogyakarta tidak memberikan
tamu dari Belanda dan beliau sangat “bokor” untuk cuci tangan kepada tamu. Beberapa
menghormatinya, bila tamu-tamu Belanda minum restoran khas Kraton menyajikan kletikan pada
“beer” beralkohol untuk menghangatkan tamu saat tamu menunggu makanan diantar ke
tubuhnya, namun Sultan juga sebagai seorang mejanya.
muslim lebih memilih minum minuman yang Mayoritas konsumen yang berkunjung di
tidak beralkohol, sehingga beliau menciptakan restoran khas Kraton Yogyakarta adalah orang
minuman ini untuk menghormati tamu-tamunya. yang berusia antara 20-40 tahun dan memiliki
Teknik olah yang digunakan adalah dengan penghasilan setiap bulan berkisar antara Rp.
cara mengukus, merebus dan membakar. 1.500.000,00 sampai dengan Rp. 2.500.000,00.
Semenjak Sultan HB IX bertahta, muncul Konsumen paling banyak bekerja sebagai
akulturasi teknik olah bangsa Eropa, khususnya wirausahawan. Hasil penelitian yang
Belanda yaitu teknik olah memanggang dan menunjukkan intensitas kunjung setiap bulannya,
menggoreng. Pengalaman tentang teknik olah bahwa konsumen berkunjung ke restoran khas
tersebut didapat Sultan HB IX saat beliau studi di Kraton Yogyakarta kurang dari tiga kali. Faktor
Belanda dan beliau memiliki hobi memasak harga yang diterapkan oleh restoran diyakini
(Murdijati Gardjito, 2010:p.4). membuat konsumen tidak menjadi restoran ini
Makanan yang disajikan umumnya memiliki sebagai tempat tujuan makan konsumen setiap
intensitas warna yang rendah atau warna tidak harinya.
mencolok, hal ini disebabkan karena waktu Berdasarkan hasil penelitian tentang
mengolah yang cukup lama (Murdijati Gardjito, keputusan pembelian, Konsumen umumnya ingin
2010:p.6-8). Namun untuk menggugah selera merasakan citarasa makanan khas Kraton
makan konsumen, maka ditambahkan sayuran Yogyakarta yang menjadi daya tarik wisata kota
untuk membuat tampilan makanan lebih indah. Yogyakarta. Konsumen rela membayar sejumlah
Karakteritik pelayanan di restoran khas harga untuk mendapatkan pengalaman baru
Kraton Yogyakarta, dari segi penampilan tersebut. Motivasi konsumen berkunjung ke
karyawan menunjukkan bahwa karyawan restoran tersebut tidak dengan tujuan prestis dan
khususnya pelayan memakai pakaian tradisional, bukan merupakan paket wisata yang dipilihnya,
Pengaruh Karakteristik Makanan...(Robinsen Yurian Priyonggo) 8

melainkan berdasarkan inisiatif pribadi. Hasil Tahapan perilaku pasca pembelian


tersebut sesuai dengan teori Philip Kotler dan merupakan tahapan terakhir dari proses
Kevin Lane Keller (2009:63) bahwa pembeli pengambilan konsumen. Tahap ini konsumen
menyadari suatu masalah atau kebutuhan yang merasakan menyatakan puas dengan makanan dan
dipicu rangsangan internal dan eksternal. pelayanan yang disajikan restoran khas Kraton
Sumber informasi dari media sosial internet Yogyakarta, kemudian konsumen akan
merupakan sumber informasi yang paling banyak menentukan pilihan untuk datang kembali di lain
dipertimbangkan oleh konsumen. Selain itu waktu dan akan merekomendasikan restoran
konsumen juga mendapat informasi restoran khas tersebut ke orang lain. Konsumen juga
Kraton Yogyakarta dari teman dan keluarga. menyatakan bahwa mereka mendapatkan
Setelah mendapat informasi dari berbagai pengalaman baru di restoran khas Kraton
sumber, maka konsumen akan membandingkan Yogyakarta yang telah dikunjungi dan akan
restoran yang direkomendasikan dengan restoran memberikan predikat restoran tersebut menjadi
sejenis lainnya. Restoran yang dipilih umumnya restoran etnis favoritnya. Penilaian pacsa-
restoran yang paling terkenal dengan kekhasannya pembelian konsumen akan memberikan umpan
dan yang menawarkan menu otentik khas Kraton balik, seperti pengalan terhadap psikologis
Yogyakarta. Lokasi restoran yang berada di konsumen dan membantu mempengaruhi
lingkungan Kraton Yogyakarta juga menjadi salah keputusan yang berkaitan dengan di waktu yang
satu pertimbangan konsumen, serta banyaknya akan datang (Philip Kotler & Kevin Lane Keller,
jumlah pengunjung yang berkunjung ke restoran 2009:509).
tersebut. Hasil tersebut sesuai dengan yang Berdasarkan hasil penelitian, karakteristik
diungkapkan oleh James F. Engel, dkk. (1995:27) makanan berpengaruh terhadap keputusan
yang menyebutkan bahwa konsumen menentukan pembelian. Karakteristik makanan khas Kraton
terlebih dahulu kriteria evaluasi yang akan Yogyakarta memegang poros pelayanan restoran
digunakan, kemudian memutuskan alternatif mana khas Kraton Yogyakarta. Sebagaimana
yang akan dipertimbangkan. diungkapkan oleh Yinghua Liu dan SooCheung
Tahapan keempat adalah tahapan keputusan Jang (2009:p.340) bahwa kualitas makanan
pembelian. Pada tahap ini konsumen merasakan umumnya diterima sebagai faktor yang paling
karakteristik pelayanan restoran khas Kraton berpengaruh terhadap keputusan pembelian,
Yogyakarta sebagai kesan pertama untuk kepuasan pelanggan dan perilaku pasca
diteruskan ke keputusan untuk membeli makanan pembelian.
dan minuman di restoran tersebut. Namun hasil Karakteristik pelayanan memiliki pengaruh
agket menunjukkan bahwa umumnya mean positif dan signifikan terhadap keputusan
karakteristik pelayanan lebih rendah daripada pembelian. Parasuraman, dkk. (1988:p.12-40)
karakteristik makanan. Tanggapan negatif terkait berpendapat bahwa konsumen tidak hanya melihat
karakteristik pelayanan adalah tidak tersedianya kualitas makanan saja, melainkan memperhatikan
bokor/wadah untuk cuci tangan dan tidak adanya kualitas pelayanan pula. Pendapat yang sama
tata cara pelayanan yang khas. Walaupun diungkapkan oleh Riadh Ladhari, dkk. (2008)
demikian, konsumen memberikan tanggapan bahwa kualitas pelayanan mempengaruhi
positif tentang pelayan yang memberi perhatian kepuasan pelanggan melalui perasaan positif
dan siap membantu ketika konsumen maupun negatif, sehingga menimbulkan loyalitas
membutuhkan. pelanggan, rekomendasi dan kemauan pelanggan
Sedangkan untuk karakteristik makanan khas untuk membayar lebih.
Kraton Yogyakarta, konsumen memberikan Karakteristik makanan dan karakteristik
tanggapan sangat setuju yang ditunjukkan dalam pelayanan secara bersama-sama berpengaruh
penulisan nama makanan dalam bahasa Jawa dan positif dan signifikan terhadap keputusan
tersedianya minuman tradisional sebagai pembelian. Karakteristik makanan memiliki
pendamping makanan. Teori yang sama dengan sumbangan efektif terhadap keputusan pembelian
hasil penelitian yaitu dalam tahap ini konsumen yang lebih besar daripada karakteristik pelayanan.
benar-benar membeli produk yang paing mereka Hal ini dikarenakan restoran khas Kraton
sukai (Basu Swasta & Handoko, 2006:77). Yogyakarta lebih mengoptimalkan atau fokus
pada penyajian karakteristik makanan apabila
Pengaruh Karakteristik Makanan...(Robinsen Yurian Priyonggo) 9

dibanding dengan penyajian karakteristik keputusan pembelian konsumen di restoran khas


pelayanan khas Kraton Yogyakarta yang otentik. Kraton Yogyakarta. Karakteristik makanan
Restoran khas Kraton Yogyakarta sebagai memiliki sumbangan efektif terhadap keputusan
restoran etnis, restoran perlu memberikan pembelian konsumen di restoran khas Kraton
perhatian ekstra terhadap lingkup pelayanan dan Yogyakarta lebih besar apabila dibanding dengan
menyajikan cita rasa makanan etnis. Stevens, dkk. karakteristik pelayanan yang disajikan.
(1995:p.56-60) dalam industri restoran, konsumen Saran
juga menilai tentang pelayanan langsung selama Restoran khas Kraton sebaiknya menjaga
mereka makan, kualitas pelayanan yang dirasakan kualitas dan keaslian karakteristik makanan dan
dipandang sebagai inti lain penentu kepuasan lebih memunculkan karakteristik pelayanan yang
pelanggan dan perilaku konsumen, selain kualitas berbeda dengan restoran biasa. Restoran khas
makanan. Kraton Yogyakarta sebaiknya lebih gencar
SIMPULAN DAN SARAN melakukan promosi supaya masyarakat umum
Simpulan mengetahui restoran etnis lokal yang dapat
Karakteristik makanan restoran khas Kraton dijadikan tempat tujuan wisata kuliner, khususnya
Yogyakarta antara lain : cita rasa dominan manis, promosi melalui media sosial berbasis internet
terdapat cita rasa gurih yang berkombinasi dengan yang saat ini sedang menjadi trend.
rasa manis, menu makanan tersaji dalam bahasa DAFTAR PUSTAKA
asli dan bahasa Jawa, makanan dan minuman Basu Swastha dan Handoko. (2006). Manajemen
berbahan dasar tradisional, intensitas warna Pemasaran : Analisa Perilaku
makanan rendah, makanan umumnya diolah Konsumen.Yogyakarta : Liberty.
menggunakan teknik olah merebus, mengukus dan Bodil Stilling Blichfeldt, Chor Jane, Nina Louise
membakar, dan proses pengolahan yang cukup Ballegaard. (2010). The Dining
lama sehingga warna makanan kurang mencolok, Experience: A Qualitative Study of
namun untuk menggugah selera makanan Top Restaurants Visits in a Danish
konsumen maka makanan tersebut ditambahkan Context. International Journal of
garnish. Tourism (11). Hlm. 1-18.
Karakteristik pelayanan restoran khas Fadly Rahman. (2011). Rijstefel: The History of
Kraton Yogyakarta antara lain: tata cara pelayanan Indonesian Foodways. Jakarta: Gramedia
tidak disamakan dengan tata cara melayani Sultan, Pustaka Utama.
namun menggunakan tata cara pelayanan restoran Gordon Clark & Mary Chabrel. (2007). Measuring
pada umumnya, pelayan wanita menggunakan Integrated Rural Tourism. Journal of
pakaian tradisional (kebaya dan kain jarik) dan Tourism Geographies 9 (4). Hlm. 371-386.
menyanggul rambut bagi pelayan wanita, James F. Engel, Roger D. Blackwell, David T.
sedangkan pelayan pria menggunakan pakaian Kollat. (1995). Perilaku Konsumen Jilid 2
semi tradisional dan memiliki tata ranbut rapi. Edisi Keenam. Budiyanto FX, penerjemah.
Pelayan berdiri di sekitar area restoran dengan Jakarta (ID): Binarupa Aksara. Terjemahan
melihat sekitar, sehingga tanggap dengan dari: Consumer Behavior.
konsumen yang membutuhkan bantuan, restoran Kisang Ryu & SooCheung Jang. (2007). The
menyediakan camilan kepada konsumen, restoran effect of environment perceptions on
tidak menyediakan bokor untuk cuci tangan, dan behavioral intentions through emotions:
alat bantu makan yang digunakan adalah sendok, the case of upscale restaurants. Journal
garpu dan pisau untuk hidangan tertentu. of Hospitality and Tourism Research 31
Karakteristik makanan berpengaruh secara (1). Hlm. 56–72.
positif dan signifikan terhadap keputusan Murdijati Gardjito, Retno Indrati, Amaliah.
pembelian konsumen di restoran khas Kraton (2010). Menu Favorit Para Raja. Jakarta:
Yogyakarta. Begitupun pula dengan karakteristik Kanisius.
pelayanan yang berpengaruh terhadap keputusan Noor Sulistyo Budi, Ambar Adrianto,
pembelian konsumen di restoran khas Kraton Mudjijono, Sumarno, Maharkesti. (1997).
Yogyakarta. Tradisi Makan dan Minum di
Variabel karakteristik makanan dan Lingkungan Kraton Yogyakarta.
karakteristik pelayanan secara bersama-sama Yogyakarta: Balai Pelestarian Nilai
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Budaya DIY.
Pengaruh Karakteristik Makanan...(Robinsen Yurian Priyonggo) 10

Parasuraman, A., Valarie A. Zeithaml, Berry,


L.L., (1988). Servqual: a multiple-item
scale for measuring consumer
perceptions of service quality. Journal of
Retailing 64 (Spring). Hlm. 12–40.
Pete Stevens, Bonnie Knutson, Mark Patton.
(1995). DINESERV: a tool for measuring
service quality in restaurants. Cornell Hotel
and Restaurant Administration Quarterly 36
(2). Hlm. 56–60.
Philip Kotler & Kevin Lane Keller. (2009).
Manajemen Pemasaran. Edisi
ketigabelas. Jakarta: Erlangga.
Riadh Ladhari, Isabelle Brun, Miguel Morales.
(2008). Determinants of dining
satisfaction and postdining behavioral
intentions. International Journal of
Hospitality Management 27 (4). Hlm.
563–573.
Ritchie & Zins. (1978). Tourism in
Contemporary Society, An Introductory
Text. Chapter 19: Social and
Cultural Impacts.
Sugiyono. 2006. “Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R&D”. Bandung: Alfabeta.
Warni Setiyaningsih, Widi Nugroho, Sinar Indra
Krisnawan. (2014). Makanan
Tradisional di Daerah Istimewa
Yogyakarta (Makanan dalam Upacara
Tradisi dan Kuliner). Yogyakarta:
Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa
Yogyakarta.
Yinghua Liu & SooCheong Jang. (2009).
Perception on Chinese Restaurant.
International Journal of Hospitality
Management 28. Hlm. 338–348.

Anda mungkin juga menyukai