Anda di halaman 1dari 19

JURNAL TUGAS AKHIR

ANALISA POTENSI WISATA KULINER KOTA SALATIGA


( Studi Kasus : Kota Salatiga )

Disusun Oleh :

GIZELLA ADLIEN MAHARANI

732014004

Program Studi Destinasi Pariwisata

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana


1. Pendahuluan

Sektor pariwisata sebagai kegiatan perekonomian telah menjadi andalan dan prioritas
pengembangan bagi sejumlah negara, terlebih bagi negara berkembang seperti Indonesia
yang memiliki potensi wilayah yang luas dengan adanya daya tarik wisata cukup besar,
banyaknya keindahan alam, aneka warisan sejarah budaya dan kehidupan masyarakat .

Pariwisata adalah suatu kegiatan yang secara langsung menyentuh dan melibatkan
masyarakat, sehingga membawa berbagai manfaat terhadap masyarakat setempat dan
sekitarnya . Dalam melakukan pengembangan pariwisata, tentu tidak lepas dari peran
organisasi kepariwisataan terutama organisasi kepariwisataan pemerintah, yaitu Dinas
Pariwisata Dan Kebudayaan (Disparbud) yang mempunyai tugas dan wewenang serta
kewajiban untuk mengembangkan , mempromosikan , dan memanfaatkan aset daerah yang
berupa objek-objek wisata. Pengembangan potensi pariwisata telah terbukti mampu memberi
dampak positif dengan adanya perubahan yang besar dalam kehidupan masyarakat. Secara
ekonomi pariwisata memberi dampak dalam perluasan lapangan usaha dan kesempatan kerja
.

Salatiga adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Tengah. Kota ini berbatasan sepenuhnya
dengan Kabupaten Semarang . Salatiga terletak, dan berada di jalan yang menghubungkan
Semarang-Surakarta. Kota ini berada di lereng timur Gunung Merbabu, sehingga membuat
kota ini berudara cukup sejuk.

Keanekaragaman kuliner di salatiga mempunyai ciri khas tersendiri , sehingga


menyimpan potensi yang besar untuk dikembangkan sebagai jasa penunjang dalam
pengembangan potensi wisata kuliner . wisata kuliner menjadi salah satu alternatif disamping
pilihan jenis wisata lainnya , seperti wisata budaya , wisata alam , wisata belanja yang sudah
terlebih dahulu dikenal oleh wisatawan . Atas dasar itulah penulis tertarik untuk menganalisa
lebih dalam potensi wisata kuliner di Salatiga.
2. Tinjauan Pustaka
2.1 Pariwisata

Banyak para pakar dan ahli pariwisata serta organisasi pariwisata yang memberikan
batasan atau pengertian dari pariwisata tetapi untuk menyatukan pengertian, maka dalam
penelitian ini, penulis menggunakan pengertian pariwisata menurut Undang – Undang No.
10 Tahun 2009 Pasal 1 butir 3 dimana yang dimaksud dengan pariwisata adalah berbagai
macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh
masyarakat, pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah.Sementara itu pengertian
kepariwisatan menurut Undang – Undang No. 10 tahun 2009 pasal 1 angka 4 adalah
keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta
multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara, serta interaksi
antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, pemerintah, pemerintah
daerah dan pengusaha.

2.2 Wisata Kuliner

Inskeep pada tahun 1991 mengatakan “The Local cuisine reflects the history and
culture of an area and can be an attraction for many tourist. In addition to providing good
quality food for tourists, efforts should be made to promote any dishes unique to the area-
most tourists enjoy at least trying to local cuisine” (Inskeep,1991:286) . Menurut Edward
Inskeep masakan lokal mencerminkan sejarah dan kebudayaan daerah dan dapat dijadikan
atraksi pariwisata Dengan syarat makanan yang disajikan berkualitas untuk
wisatawan/pengunjung,makanan yang dihasilkan harus unik/ berbeda dengan daerah lain dan
sebagian besar turis menikmati atau paling tidak mencoba masakan local.

Definisi yang dikemukakan Hall dan Mitchell tentang food tourism adalah , “ Food
tourism may be defined as visitation to primary and secondary food producers , food festivals
, restaurants and specific locations for which food tasting and/or experiencing the attributes
of specialist food production region are the primary motivating factor for travel ” . (Hall and
Mitchel, 2001:308)
Wisata kuliner menurut Hall dan Mitchell didefinisikan sebagai kunjungan utama
suatu perjalanan wisata dan mendukung industri makanan , seperti mengunjungi festival
makanan , rumah makan / tempat makan dan lokasi khusus dimana untuk mencicipi makanan
dan sifatnya mencari pengalaman dari makanan yang dihasilkan / ciri khas dari suatu daerah
adalah faktor motivasi utama untuk melakukan suatu perjalanan wisata dan bukan untuk
bekerja dan mencariuang .

2.3 Analisa SWOT

Analisa SWOT adalah metode perencanaa strategis yang digunakan untuk


mengevaluasi . Teknik ini dibuat oleh Albert Humphrey, yang memimpin proyek riset pada
Universitas Stanford pada dasawarsa 1960-an dan 1970-an. SWOT sendiri merupakan
singkatan dari:

a. Strenght (S) atau disebut sebagai analisis kekuatan

Adalah suatu kondisi internal yang menjadi pendorong keberhasilan meraih posisi
unggul dari suatu organisasi atau perusahaan dalam menghadapi persaingan. Yang harus di
lakukan dalam analisis ini adalah setiap organisasi atau perusahaan harus bisa menilai
kekuatan-kekuatan dan kelemahan di bandingkan dengan para pesaingnya.

b. Weaknesses (W) atau disebut sebagai analisi kelemahan

Adalah suatu kondisi internal yang menghambat keberhasilan dari suatu organisasi
atau perusahaan untuk mencapai tujuannya. Weaknesses merupakan sebuah cara untuk
menganalisis kelemahan sebuah organisasi ataupun perusahaan yang menjadi kendala serius
dalam kemajuan suatu organisasi atau perusahaan.

c. Opportunity (O) atau disebut sebagai analisis peluang

Adalah suatu kondisi eksternal yang menjadi pendorong keberhasilan dari suatu
organisasi atau perusahaan dan dapat memberikan peluang berkembangnya organisasi dimasa
depan. Opportunity adalah sebuah alat analisa yang gunanya untuk mencari sebuah peluang
ataupun terobosan masa sekarang ataupun di masa yang akan datang.

d. Threats (T) atau disebut sebagai analisis ancaman

Adalah suatu kondisi eksternal yang menghambat keberhasilan pencapaian tujuan


suatu organisasi atau perusahaan. Threat adalah sebuah alat analisa yang digunakan untuk
menghadapi berbagai macam faktor lingkungan yang tidak menguntungkan pada suatu
perusahaan atau organisasi yang dapat menyebabkan kemunduran. Jika tidak segera di atasi,
maka ancaman tersebut akan menjadi penghalang di masa sekarang maupun masa yang akan
datang.

2.4 Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian ini penulis menggunakan 2 jurnal sebagai acuan dalam penulisan
penelitian ini . Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan
penelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori yang digunakan dalam
mengkajipenelitian yang dilakukan. Dari penelitian terdahulu, penulis menemukan penelitian
dengan judul yang hapir sama seperti judul penelitian penulis. Disini penulis mengangkat 2
penelitian sebagai referensi dalam memperkaya bahan kajian pada penelitian penulis. Berikut
merupakan penelitian terdahulu berupa beberapa jurnal terkait dengan penelitian yang
dilakukan penulis , seperti table berikut :

Tabel . 1.1

Nama peneliti Judul penelitian Hasil penelitian

Eri Besra . 2012 Potensi Wisata Kuliner menghasilkan daftar


Dalam Mendukung lengkap seluruh Rumah
Pariwisata Kota Padang Makan dan Pusat Oleh-
oleh makanan Kota
Padang.

Perbedaan : penelitian yang dilakukan Eri Besra mengasilkan daftar wisata kuliner
yang ada di Kota Padang , sedangkan penulis menghasilkan dafar icon kuliner Kota
Salatiga , analisa SWOT wisata kuliner Kota Salatiga dan peran Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata Kota Salatiga dalam mengembangkan potensi wisata Kuliner .
Tabel 2.1

Nama peneliti Judul penelitian Hasil penelitian

Fajri Kurniawan . 2010 Potensi Wisata Kuliner Menghasilkan daftar


Dalam Pengembangan lengkap beberapa wisata
Pariwisata di Yogyakarta Kuliner lengkap beresta
menu dan daftar harganya
, dan menghasilkan
kesimpulan bahwa pelaku
wisata kuliner sangat
kesulitan mengikuti
perkebangan jaman.

Perbedaan : penelitian yang dilakukan Fajri Kurniawan menghasilkan beberapa daftar


lengkap wisata Kuliner di Yogyakarta berserta keterangan , daftar menu dan daftar
harganya , sedangkan penulis menghasilkan dafar icon kuliner Kota Salatiga ,
analisa SWOT wisata kuliner Kota Salatiga dan peran Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kota Salatiga dalam mengembangkan potensi wisata Kuliner .

3. METODE PENELITAN

3.1 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik wawancara, observasi, dan


mengumpulkan informasi-informasi yang diperoleh dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kota Salatiga . Dalam teknik wawancara, penulis memilih wawancara langsung dengan
beberapa pelaku kuliner di Kota Salatiga , dan beberapa orang yang menyukai wisata kuliner
, seperti Bapak Danu selaku Kepala Dinas Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Salatiga ,
Bapak Nyoto Dwi Sabdo selaku Kepala Bidang Pariwisata di Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kota Salatiga , dan beberapa pegawai Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota
Salatiga seperti Ibu Yeyen dan Ibu Ika . Disini penulis juga mewawancarai beberapa teman ,
yaitu Heidar Nur Yudanto dan Jennifer Angeline Freda Likumahwa .

3.2 Analisa Data

Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif , maka data-data yang sudah
terkumpul akan dianalisis lebih dalam lagi secara deskriptif kualitatif . Data-data akan
disusun secara sistematis dan dijelaskan dengan kata-kata yang memberikan gambaran jelas .
Penulis menggunakan analisa SWOT untuk mengetahui potensi Wisata Kuliner Kota
Salatiga. Dari analisa SWOT ini akan diperoleh bentuk starategi pemasaran yang tepat dan
aplikatif untuk Wisata Kuliner Kota Salatiga.

4 PEMBAHASAN
Sebagai Kota yang dikenal sejuk , Kota Salatiga mengandalkan potensi wisata kuliner
sebagai daya tarik wisatawan dengan icon wedang ronde/ronde sekoteng sebagai icon kuliner
Kota Salatiga . Subjek penelitian ini adalah pelaku wisata kuliner dan wisatawan dan Kepala
Bidang Pariwisata yaitu Bapak Nyoto Dwi Sabdo,SSTP,MM , untuk mengetahui bagaimana
strategi pemasaran wisata kuliner di Kota Salatiga . Waktu penelitian ini memakan waktu
kurang lebih 2 minggu untuk pengumpulan data. Kegiatan ini digunakan untuk mengetahui
strategi pemasaran dengan melihat data yang telah terkumpul dan analisis SWOT, yang
kemudian diinterpretasikan secara deskriptif melalui hasil wawancara dan observasi .

4.1 Wisata kuliner yang menjadi icon kota salatiga yaitu :

a) Getuk Kethek Satu Rasa


Getuk Kethek Satu Rasa berada di Jl. Argotunggal No.9, Ledok, Argomulyo, Kota
Salatiga . Getuk sendiri berasal dari singkong yang ditumbuk halus dengan campuran
gula dan kelapa ini sangat nikmat untuk dinikmati pada saat bersantai bersama keluarga.
Yang membedakan Getuk Kethek dengan getuk yang lain adalah tekstur yang sangat
lembut dan rasanya yang cenderung manis dan gurih,Getuk Kethek “Satu Rasa”

b) Singkong Keju D9
Singkong Keju D9 berada di Jalan Argowiyoto No.8A, Ledok, Argomulyo, Kota
Salatiga. Seperti namanya singkong keju D9 berasal dari olahan Singkong goreng yang
ditaburi dengan beberapa toping sesuai selera, seperti keju, coklat dan masih banyak rasa
lain sesuai selera. Singkong keju D-9 dikenal dan sangat disukai karena rasa singkong
yang merupakan makanan tradisional dipadukan dengan keju, coklat dan beberapa toping
yang lain.

c) Abon Salatiga
Olahan daging sapi ini memiliki rasa yang sangat enak dan juga tahan lama untuk
disimpan. Abon sapi memiliki beberapa varian rasa seperti manis, pedas manis, pedas
asin, dan lain-lain. Abon sapi ini selalu siap disantap dengan nasi hangat tanpa harus repot
memasaknya lagi.

d)Enting-Enting Gepuk

Cemilan yang mulai dibuat sejak tahun 1920-an ini terbuat dari paduan kacang, gula
pasir, dan lain-lain ini sangat cocok untuk disajikan sebagai suguhan tamu dan juga
sebagai oleh-oleh saat pergi ke luar kota.

e) Bakso Babat Salatiga


Seperti namanya bakso babat memiliki tambahan babat dalam bakso yang menambah
sedapnya makanan berkuah ini. Adapula tambahan yang lain yaitu semua isian lengkap,
dari udang, bakso, tahu, gorengan, kikil sapi dan tersedia juga paket komplit.bakso babat
yang terkenal yaitu bakso babat RM”Taman Sari” yang berada di Jalan Diponegoro No.
105, Sidorejo Lor , dan bakso babat “Pak Tomo” sendiri berada di Jalan Merak No. 11,
Klaseman, Mangunsari, Sidomukti.

f) Wedang Ronde
Minuman jahe ini sangat cocok dengan udara Kota Salatiga yang dingin dan sejuk.
Wedang ronde ini berisi kacang, ronde, kolang-kaling, agar-agar, dan lain-lain. Biasa
wedang ronde mulai dijual pada malam hari. Terdapat Wedang Ronde Jago di Jalan
Jendral Sudirman No.9, Kutowinangun Kidul menjual berbagai macam minuman dengan
air jahe panas .

g) Ampyang
Gula Kacang yang berbahan dasar kacang dan gula merah (yang sering disebut gula
jawa) ini merupakan makanan khas salatiga yang memiliki rasa manis dan teksturnya juga
tidak keras. Ampyang atau yang sering disebut gula kacang dapat ditemukan dibeberapa
toko oleh-oleh khas Salatiga.
h) Tumpang Koyor
tumpang koyor adalah lauk khas Salatiga yang bahan dasarnya terdiri atas
otot, tulang muda dan tetelan daging sapi. Dinamai tumpang karena dalam proses
memasaknya menggunakan peralatan memasak kuali yang yang ditumpangkan di atas
tungku selama minimal dua jam untuk mendapatkan tekstur koyor yang lembut

i) Bapao Luber
Bakpao Luber Salatiga telah berdiri sejak tahun 1969 berlokasi di Jalan
Sukowati No 5, Salatiga, Jawa Tengah Indonesia (0298) 321-388. Bakpao (tertulis di
kemasan : bak paw) Salatiga merupakan toko penjual bakpao yang telah sangat dikenal di
Salatiga bahkan toko ini telah dikenal luas di seluruh Indonesia sebagai toko penjual
bakpao yang memiliki ciri khas dan lezat.

4.2. Analisa SWOT Wisata Kuliner Kota Salatiga

IFAS

Strenghts (S) Weaknesses (W)

- Salah satu jalur strategis - Kurangnya media promosi , karena


semarang-solo tidak semua pelaku wisata kuliner
Kota Salatiga memanfaatkan media
sosial seperti facebook dan
- memiliki banyak sekali Instagram .
kuliner yang sudah menjadi ciri
khas kota salatiga .
- Kurangnya kerjasama dengan
beberapa dinas dan pemerintahan
- Memiliki semua jenis-jenis kota di Kota Salatiga untuk sama-
wisata. sama memasarkan dan menarik
pengunjung untuk mengunjungi kota
Salatiga khususnya untuk wisata
Kuliner.(Tidak Semua)
EFAS
Oppurtunity (O) Threats (T)

- Diawasi dan disukung - Sekarang ini banyak sekali kuliner


langsung oleh Dinas baru yang bermunculan , terutama
Kebudayaan Dan Pariwisata kuliner-kuliner yang sedang
Kota Salatiga menjadikan digemari anak-anak muda dan
kerjasama antara dua pihak sekarang ini banyak cafe-cafe baru
yaitu pelaku wisata kuliner dan yang menyusung tema yang unik
Dinas sendiri,(Namun tidak dan memiliki potensi spot foto yang
semua wisata kuliner diawasi indah , dan itu menjadi daya tarik
oleh DISBUDPAR) pelaku tersendiri untuk wisata kuliner,
wisata kuliner di Kota Salatiga karena kuliner di Kota Salatiga
yang sudah bekerjasama banyak yang termasuk kuliner sejak
dengan Dinas memiliki dulu kala . Kuliner yang baru
keuntungan yaitu , setiap ada bermuculan ini akan memberi
event atau pameran Pariwisata ancaman untuk kuliner khas kota
di manapun Dinas Kebudayaan Salatiga sendiri , karena dengan
Dan Pariwisata ikut mengajak banyaknya kuliner inovasi baru yang
serta pelaku wisata kuliner lama-kelamaan membuat lebih
tersebut untuk berpartisipasi dikenal masyarakat , dan itu
memasarkan dan memamerkan menyebabkan kuliner khas Kota
produknya pada acara tersebut. Salatiga sendiri menjadi terancam
karena wisatawan lebih memilih
kuliner dengan inovasi yang baru.
-tempat yang sangat trategis /
kota yang strategis berada di
jalur kota solo dan semarang.

1. Strategi S-O : Salatiga memiliki jalur yang strategis , dan jalur ini dan
sering digunakan untu transit , untuk kuliner kota ini juga bermacam- macam .
untuk perkembangan wisata kuliner Kota Salatiga harus diawasi langsung dan
didukung oleh Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kota Salatiga .
2. Strategi W-O : Strategi dengan membuat buku panduan wisata ,
terutama wisata kuliner , dengan panduan buku wisata yang lengkap dan menarik ,
dan juga harus memanfaatkan media sosial sebagai bagian media untuk
promosi seperti Instagram , Facebook . Namun tidak semua wisatawan
mampu mengakses atau menggunakan media sosial , sehingga penulis
membuat buku panduan wisata yang dapat dipergunakan untu semua kalangan
termasuk orang-orang yang sudah lanjut usia dan tidak mengerti media sosial .

3. Strategi S-T : Strategi memanfaatkan jalur strategis Kota


Salatiga yang sering kali digunakan sebagai kota transit dengan itu dapat
dimanfaatkan untuk menarik wisatawan berkunjung dengan memanfaatkan
tempat makan yang memiliki spot foto yang bagus .

4. Strategi W-T : Strategi memberikan pelayanan ekstra bagi


wisatawan yang akan berkunjung dengan menyuguhkan wisata kuliner
dengan cita rasa yang tidak pernah berubah dan hanya ada di Salatiga.

Dapat disimpulkan bahwa :

Strenghts (Kekuatan)

Kekuatan yang dimiliki Kota Salatiga yaitu Kota yang terkenal sejuk
karena berada di lereng gunung dan Kota Salatiga adalah Kota yang strategis
karena berada di jalur Kota Semarang dan Kota Solo . dan Kota Salatiga amat
sangat terkenal dengan kulinernya yang beranekaragam mulai dari sate sapi , sate
kambing , ronde sekoteng ,tumpang koyor , gudeg krecek , bapao , ampyang kacang ,
abon sapi , bakso babat , dan aneka olahan ketela , karena itu Kota Salatiga menjadi
salah satu tujuan wisata Kuliner , bukan hanya Wisata Kuliner Kota Salatiga
juga mempunyai Tempat wisata keluarga yang wajib dikunjungi .
Weaknesses (Kelemahan)

Hambatan yang dialami oleh wisata kuliner Kota Salatiga adalah tidak adanya
media promosi yang efektif , setiap ada media promosi tidak berjalan terus menerus
dan hanya bertahan beberapa saat saja , strategi promosi yang kurang matang
membuat promosi berjalan tidak lancar dan kurang diterima masyarakat contohnya
saat adanya Food Festival beberapa kali yang menjadi ajang promosi kuliner Kota
Salatiga tidak berjalan dengan lancar bahkan acara tersebut dapat dikatakan tidak
berhasil karena di dalam food festival sendiri acaranya kurang menarik dan hanya
mengajak beberapa pelaku wisata kuliner tidak melibatkan pelaku wisata kuliner yang
mempunyai usaha . pelaku kuliner di Kota Salatiga tidak semua ditangani atau
dibawah naungan dan tidak semua bekerjasama dengan PHRI ( Perhimpunan Hotel &
Restoran Indonesia cabang Kota Salatiga dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota
Salatiga , keuntungan yang didapatkan jika pelaku wisata kuliner mendaftarkan atau
bekerjasama dengan PHRI dan Disbudpar adalah PHRI dan Disbudpar dapat
membantu dalam memasarkan usaha kuliner secara menyeluruh , Untuk Sumber Daya
Manusia(SDM) sendiri PHRI Menyediakan program-program pelatihan untuk
anggota yang memerlukannya .Setiap anggota yang memerlukan SDM sesuai dengan
kualifikasi yang dibutuhkan. dan memberikan sertifikasi laik sehat kepada usaha
kuliner tersebut , serta membantu persoalan yang menyangkut legal .

Opportunities (Peluang)

Peluang yang dimiliki dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan


yaitu Diawasi langsung dan didukung oleh Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kota
Salatiga .(walaupun tidak semua wisata kuliner diawasi oleh DISBUDPAR) . Peluang
yang sangat besar karena kota salatiga adalah kota yang berada di jalur Kota Solo dan
Kota semarang dan banyak orang yang transit untuk instirahat sehingga banyak orang
yang mencari kuliner di Kota Salatiga .
Threats (Ancaman)

Ancaman yang dialami wisata kuliner Kota Salatiga adalah persaingan yang
ketat , karena sekarang banyak sekali wisata kuliner yang unik dan lebih menarik
pengunjung . Biasanya anak muda jaman sekarang tidak mementingkan cita rasa
namun lebih tertarik dengan tempat-temat makan yang unik yang dapat dijadikan
spot foto dan nongkrong dan selalu menyampingkan cita rasa . jaman sekarang
tempat makan yang dicari adalah tempat makan yang memiliki konsep unik seperti
contoh “Warung Lawas” yang memiliki konsep dengan menampilkan barang-barang
unik jaman dahulu yang dapat dijadikan spot foto para pengunjung.

4.3. Peran Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kota Salatiga dalam


mengembangkan potensi wisata Kota Salatiga

Peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Salatiga dalam


mengembangkan potensi wisata kuliner di Salatiga yaitu dengan mengadakan event
pemilihan mas dan mbak duta wisata Kota Salatiga , dengan diadakannya pemilihan
mas dan mbak duta wisata diharapkan mas dan mbak yang terpilih menjadi pemenang dapat
mengembangkan dan mempromosikan wisata-wisata yang ada di Kota Salatiga , terutama
Kota Salatiga amat sangat terkenal dengan wisata kuliner yang beranekaragam .
namun bukan hanya dengan pemilihan Mas Dan Mbak sebagai Duta Wisata
Kota Salatiga , peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Salatiga dalam
mengembangkan potensi wisata kuliner di Salatiga juga dengan mengadakannya expo
kuliner atau pameran kuliner kota salatiga yang sering diadakan di SMA-SMK Kota Salatiga
, di GPD(Gedung Pertemuan Daerah) tak luput juga Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota
Salatiga selalu mengikuti pameran Pariwisata di berbagai Kota .
5. PENUTUP

Kota Salatiga adalah kota yang memiliki banyak sekali makanan khas yang sudah
dikenal wisatawan yang dapat di kunjungi dan sangat di minati oleh para wisatawan dan itu
menjadikan ikon wisata kuliner di kota ini . Ikon wisata kuliner Kota Salatiga adalah enting-
enting gepuk , bapao luber , ampyang (Gula Kacang) , singkong keju D9 , getuk kethek ,
ronde sekoteng “jago” , tumpang koyor , bakso babat , dan abon sapi .

Sebagai salah satu keunggulan di bidang pariwisata, wisata kuliner mempunyai


potensi yang sangat besar untuk dikembangkan dan dimanfaatkan bila dikelola secara
profesional dan tertata bahkan mungkin menjadi daya tarik tersendiri yang dapat menambah
minat para wisatawan untuk datang berkunjung ke Kota Salatiga pada khususnya dan
menghasilkan devisa di sektor pariwisata. Keberadaan wisata kuliner juga berperan dalam
perkembangan industri pariwisata.

Para pelaku wisata kuliner di Kota Salatiga juga menghadapi kendala , jadi para
pelaku wisata kuliner masih perlu melakukan perbaikan guna untuk lebih meningkatkan mutu
dan daya tarik supaya dapat mengikuti perkembangan jaman. Usaha yang dilakukan Dinas
Kebudayaa dan Pariwisata kota Kota Salatiga dalam melakukan perkembangan di dalam
industri wisata kuliner sudah lumayan baik walaupun belum maksimal . Sehingga peran
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kota Kota Salatiga dalam melakukan perkembangan di
industri wisata kuliner seharusnya mendapat dukungan dari pemerintah . kuliner di Kota
Salatiga dapat mengikuti perkembangan akan tetapi tidak meninggalkan ciri khas dari suatu
daerah.
Daftar Pustaka

Besra , Eri . 2012 . Potensi Wisata Kuliner Dalam Mendukung Pariwisata Kota
Padang . Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Hall , Cholin Michael dkk, 2003, Food Tourism Around the world: development,
management and markets, Butterworth-Heinemann

Inskeep,Edward .1991 . Tourism Planning, An Integrated and Sustainable


Development Approach, Van Nostrand Reinhold, NewYork

Kotler ,Philip . 2002 . Manajemen Pemasaran Edisi 11 . Terjemahan Benyamin


Molan. PT.Indeks . Jakarta

Kotler,Philip san Keller , Kevin Lane . 2007 . Manajemen Pemasaran , Edisi 12.
Terjemahan Benyamin Molan . PT . Indeks Jakarta

Kurniawan Fajri . 2010 . Potensi Wisata Kuliner Dalam Pengembangan Pariwisata


di Yogyakarta . Fakultas Sastra Dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta .

Wisata Kuliner Di Kota Bandung ,2007


http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/513/jbptunikompp-gdl-okaprasety- 25602- 3-
bab2.pdf (diakses tanggal 25 juli 2017)

Yoeti ,Oka A.1996 . Pemasaran Wisata. Angkasa.Bandung

Anda mungkin juga menyukai