id
SKRIPSI
Oleh:
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2009
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
HALAMAN PENGESAHAN
ii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Segala Hormat, Pujian, dan Kemulian hanya bagi Allah Bapa Yang Maha
Kasih, Bapa Yang Maha Besar, yang tidak pernah berhenti melimpahkan berkat
dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Penyusunan skripsi ini dapat selesai karena bantuan dari berbagai pihak.
Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Suntoro, M.S. selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Ir. Catur Tunggal Basuki J.P., M.S. selaku Ketua Jurusan/Program
Studi Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
3. Bapak Ir. Agustono, M.Si. selaku Ketua Komisi Sarjana Jurusan/Program
Studi Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
4. Ibu Ir. Sugiharti Mulya Handayani, MP selaku Pembimbing Akademik
sekaligus Pembimbing Utama yang dengan sabar telah memberikan
bimbingan, dukungan, semangat, kritik, dan masukan yang sangat bermanfaat
bagi penulis.
5. Ibu Wiwit Rahayu, SP. MP selaku Pembimbing Pendamping atas dukungan,
kritik, dan masukan yang sangat bermanfaat bagi penulis.
6. Bapak Ir. Heru Irianto, MM selaku Penguji Tamu atas semua masukan, kritik,
dan saran yang bermanfaat bagi penulis.
7. Mbak Ira dan Pak Sam atas semua bantuan administrasi selama ini di Jurusan
Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis.
8. Kepala Kantor Kesbanglinmas Kota Surakarta, Kepala Kantor Dinas
Pengelolaan Pasar Kota Surakarta, Kepala Kantor Pasar Gede, Kepala Kantor
Pasar Nusukan, Kepala Kantor Pasar Kadipolo, dan Kepala Kantor Pasar
Hardjodaksino atas ijin dan bantuannya dalam penelitian ini.
iii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
9. Kedua orangtuaku, Papi dan Mami tercinta, yang selalu memberikan kasih
sayang, doa, nasehat dan teguran, semangat, serta dukungan material untuk
penulis. Maturnuwun Pi....Mi....Gusti Yesus Mberkahi.
10. My sista, mba Ncy yang memberikan keceriaan, kasih sayang, doa, support,
kritik, dan saran yang membangun bagi penulis.
11. My zobe, mz Wahyu Setiadi, yang selalu memberikan cinta dan doanya untuk
penulis, yang selalu menjadi tempat berkeluh kesah, dan yang selalu memberi
warna serta keceriaan pada hidup penulis. Luv u zobe....
12. Ibu Marto Suwito, untuk semua doa yang dipanjatkan, untuk semua nasehat
dan dukungan yang membuat penulis mengerti arti kasih sayang yang besar.
Maturnuwun Buk...Gusti Yesus Mberkahi.
13. Sahabat-sahabatku tersayang, “G-Munyet” : Anis, Irma, Lency, dan Arum,
yang telah memberikan persahabatan yang manis dan mengisi hari-hari
indahku selama kuliah. Terima kasih atas support dan persahabatan yang
indah ini. Semoga persahabatan ini terjaga utuh selamanya.
14. mz Fani dan keluarga, mz Iwan, mz Hendi, dan mba Mira yang memberikan
support dan dukungan, serta menemani hari-hari penulis.
15. Keponakan-keponakan kecilku : Nathan, Ezra, Ifo, dan Joshua yang telah
memberikan keceriaan di saat penulis lelah bekerja dan mengerjakan skripsi.
16. Teman-temanku “Solo Female Promotion” : Dewi, Pungky, Christina yang
selalu memberi semangat pada penulis di tengah-tengah promo. Terimakasih
untuk setiap info jobnya. God Bless Us...
17. Seluruh keluarga besar Agrobisnis 2004 Wulan, Inez, Amel, Anggita, Pipit,
Yeni, Putri, Ling&Seng, Uli, Sidiq, Hendrik, Agung, dan semuanya yang tidak
dapat penulis sebutkan satu per satu. Terima kasih atas kebersamaanmya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua
pihak. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca
pada umumnya.
Surakarta, Juni 2009
Penulis
iv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL………………………………………………………. i
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………….. ii
KATA PENGANTAR…………………………………………………….. iii
DAFTAR ISI………………………………………………………………. v
DAFFTAR TABEL……………………………………………………….. viii
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………… x
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………… xi
RINGKASAN……………………………………………………………… xii
SUMMARY……………………………………………………………….. xiii
I. PENDAHULUAN………………………………………………….…… 1
A. Latar Belakang………………………………………………….….. 1
B. Perumusan Masalah…………………………………………….…... 4
C. Tujuan Penelitian…………………………………………………… 5
D. Kegunaan Penelitian………………………………………………… 5
II. LANDASAN TEORI………………………………………………. …. 6
A. Penelitian Terdahulu………………………………………………… 6
B. Tinjauan Pustaka……………………………………………………. 8
1. Komoditi Ikan dan Ikan Kakap Merah………………………….. 8
2. Pemasaran……………………………………………………….. 10
3. Bauran Pemasaran ………………………………………………. 11
4. Perilaku Konsumen……………………………………………… 13
5. Pasar Tradisional………………………………….……………. 14
C. Kerangka Teori Pendekatan Masalah………………………………. 15
D. Pembatasan Masalah ………………………………………………. 17
E. Hipotesis …………………………………………………………… 18
F. Asumsi……………………………………………………………… 18
G. Definisi Operasional Pengukuran Variabel………………………… 18
v
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
vi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
vii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
viii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ix
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
x
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
xi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
xii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
I. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia adalah negara agraris yang padat penduduknya, namun di
sisi lain Indonesia juga dikaruniai sumberdaya alam yang sangat potensial dan
wilayah yang sangat luas, sehingga sudah mampu mencukupi kebutuhan
pangan bagi penduduknya. Kebutuhan akan bahan pangan bagi penduduk
Indonesia dapat diperoleh dari sektor pertanian di dalam negeri maupun dari
luar negeri seperti impor dari negara lain. Sektor pertanian tersebut meliputi
lima sub sektor, yaitu tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan dan
kehutanan.
Perikanan sebagai salah satu sub sektor pertanian mempunyai
kedudukan yang unik dan spesifik dalam Pola Dasar Pembangunan Nasional,
yang perlu mendapat perhatian khusus mengingat dominannya faktor-faktor
geografis, hidrografis, serta jenis flora dan fauna perikanan yang sangat
beragam. Peranan sub sektor perikanan dalam pembangunan nasional terutama
adalah menghasilkan bahan pangan protein hewani, mendorong pertumbuhan
agroindustri melalui penyediaan bahan baku, meningkatkan devisa melalui
peningkatan ekspor hasil perikanan, menciptakan kesempatan kerja,
peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani nelayan, serta menunjang
pembangunan daerah (Dinas Perikanan Surakarta, 2000).
Sejalan dengan peningkatan pendapatan masyarakat, pertambahan
penduduk, perbaikan pendidikan serta modernisasi sistem komunikasi dan
transportasi, maka hal ini akan mempercepat terjadinya perubahan-perubahan
dalam susunan menu anggota masyarakat. Terpenuhinya kebutuhan akan
karbohidrat mendorong masyarakat lebih berorientasi kepada menu yang lebih
tinggi nilainya, yaitu protein hewani. Kebutuhan manusia terhadap protein
hewani yang selalu meningkat berkaitan dengan kebutuhan manusia pada gizi
(Soedjana, 1997).
xiii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xiv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
untuk konsumsi luar negeri atau menjadi komoditi ekspor bagi bangsa
Indonesia, hal ini mengingatkan bahwa komoditi ini dapat memenuhi
kebutuhan akan jenis-jenis ikan berdaging putih yang sangat popular pada
beberapa negara, utamanya Eropa, Amerika, Jepang maupun Hongkong.
Sumberdaya ikan kakap merah selain memiliki nilai gizi tinggi guna
memenuhi kebutuhan protein bagi masyarakat Indonesia sendiri, juga mampu
untuk berperan pula dalam menyumbangkan devisa bagi negara.
a
(Anonim, 2007 )
Tingkat konsumsi jenis ikan segar yang mempunyai rata-rata tinggi
terhadap pengeluaran rumah tangga per bulan di Kota Surakarta adalah
sebagai berikut : ikan lele dengan rata-rata pengeluaran rumah tangga per
bulan Rp 7.084, 66; ikan kakap merah dengan rata-rata pengeluaran rumah
tangga per bulan Rp 4.133, 81; dan ikan bandeng dengan rata-rata pengeluaran
rumah tangga per bulan Rp 3.840, 63 (BPS Kota Surakarta, 2007). Data
tersebut memperlihatkan bahwa ikan kakap merah menempati posisi kedua
tertinggi diantara jenis ikan segar lainnya dalam rata-rata pengeluaran rumah
tangga per bulan, yaitu sebesar Rp 4.133, 81. Hal ini menunjukkan bahwa ikan
kakap merah memiliki porsi yang cukup besar dalam pemenuhan kebutuhan
makanan masyarakat Kota Surakarta
Konsumen biasanya memilih pasar tradisional untuk mendapatkan
ikan kakap merah dalam keadaan segar. Pasar tradisonal memiliki kelebihan
yang tidak dimiliki oleh pasar modern, yaitu adanya interaksi sosial
antara pedagang dan pembeli, produk-produk yang dijual selalu segar,
dan kebanyakan pasar tradisional menampung produk-produk lokal
a
(Anonim, 2006 ).
Kondisi persaingan pasar yang semakin ketat mendorong para
produsen dan pemasar bersaing untuk menyediakan produk sesuai dengan
kebutuhan konsumen dan memasarkan produk yang dihasilkan dengan strategi
pemasaran yang baik. Tujuannya, agar produsen tetap mendapat kepercayaan
dari konsumen dan yang terpenting adalah memberikan kepuasan kepada para
konsumen, sehingga diperlukan analisis perilaku konsumen terhadap
xv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xvi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
akan produk yang diberikan, sehingga penting sekali bagi pemasar dalam
menyediakan ikan kakap merah sesuai dengan yang diinginkan konsumen.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut :
1. Faktor-faktor apa sajakah yang dipertimbangkan konsumen dalam
membeli ikan kakap merah di pasar tradisional Kota Surakarta?
2. Variabel apakah yang dominan dipertimbangkan konsumen dalam
keputusan membeli ikan kakap merah di pasar tradisional Kota Surakarta?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengkaji faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam membeli
ikan kakap merah di pasar tradisional Kota Surakarta.
2. Mengkaji variabel-variabel yang dominan dipertimbangkan konsumen
dalam keputusan membeli ikan kakap merah di pasar tradisional Kota
Surakarta.
D. Kegunaan Penelitian
1. Bagi peneliti, penelitian ini berguna untuk menambah pengetahuan dan
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bagi produsen dan pemasar ikan kakap merah, penelitian ini diharapkan
dapat memberikan wawasan yang berkaitan dengan perilaku konsumen
dan sebagai dasar pertimbangan untuk penentuan strategi pemasaran ikan
kakap merah di Kota Surakarta.
3. Bagi akademisi dan peminat masalah pemasaran, penelitian ini dapat
memberikan sumber informasi dan referensi yang berkaitan dengan
perilaku konsumen.
xvii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
A. Penelitian Terdahulu
Penelitian Prasetyawati (2003) mengenai Analisis Perilaku Konsumen
Dalam Membeli Daging Ayam (Kasus Di Pasar Wonokromo dan Pasar
Swalayan Alfa Surabaya), menunjukkan bahwa atribut-atribut yang
dipertimbangkan konsumen dalam membeli daging ayam dikelompokkan
menjadi lima faktor, yaitu : faktor produk, fasilitas, promosi, tempat, dan
harga. Atribut-atribut pada faktor produk adalah kesegaran, ukuran,
kebersihan kulit, warna, ketebalan daging, berat daging, kekenyalan kulit dan
rasa. Faktor fasilitas terdiri dari atribut-atribut yaitu fasilitas pasar,
kenyamanan pasar, kemasan, dan kondisi pasar. Atribut pada faktor promosi
adalah jarak pasar, promosi, keamanan pasar, dan ketersediaan daging. Atribut
pada faktor tempat adalah pelayanan pasar, lokasi pasar, dan kebersihan pasar.
Sedangkan atribut-atribut pada faktor harga adalah potongan harga, harga, dan
kualitas daging.
Penelitian Diana (2008) mengenai Analisis Perilaku Konsumen Dalam
Membeli Ikan Lele Di Pasar Tradisional Kota Surakarta, hasil analisis faktor
menunjukkan bahwa keputusan konsumen dalam membeli ikan lele di pasar
tradisional Kota Surakarta, dipengaruhi oleh tiga faktor bauran pemasaran
secara berurutan, yaitu faktor tempat, produk, dan harga. Faktor 1 (Tempat)
dengan variabelnya yaitu jarak pasar, kenyamanan, pelayanan, kebersihan, dan
keamanan mampu menjelaskan 29,571% varians ke-10 variabel penelitian.
Faktor 2 (Produk) dengan variabelnya yaitu kandungan gizi, ukuran, warna,
dan kebersihan tubuh ikan mampu menjelaskan 15,290% varians ke-10
variabel penelitian. Faktor 3 (Harga) dengan variabel harga ikan mampu
menjelaskan 10,986% varians ke-10 variabel penelitian. Sementara itu, faktor
promosi tidak dipertimbangkan konsumen dalam keputusan membeli ikan lele.
Promosi merupakan komponen yang dipakai untuk memberitahu dan
mempengaruhi pasar. Sedangkan ikan lele sendiri sudah sangat populer dan
dikenal oleh masyarakat Kota Surakarta sehingga promosi tidak
xviii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xix
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
B. Tinjauan Pustaka
1. Komoditi Ikan dan Ikan Kakap Merah
Ikan merupakan salah satu bahan pangan yang mengandung
protein hewani dan sering dikonsumsi masyarakat. Jenis ikan yang sering
dikonsumsi masyarakat beraneka ragam jenisnya. Ikan selain sebagai
sumber protein hewani juga memiliki zat-zat lain yang bisa mencegah
penyakit yang masih sulit untuk diobati yakni kanker (Harli, 2006).
Menurut Alfianto dan Liviawaty (1994), daging ikan mempunyai
komposisi kimia sebagai berikut :
Tabel 1. Komposisi Kimia Pada Daging Ikan
Komposisi Kimia Kadar (%)
Air 60 – 84
Protein 20 – 30
Lemak 0,1 - 2,2
Karbohidrat 0–1
Vitamin dan mineral 0,5 - 0,9
Sumber: Alfianto dan Liviawaty (1994)
Selain itu, bagi manusia daging ikan mempunyai beberapa fungsi,
yaitu diantaranya :
a. Menjadi sumber energi yang sangat dibutuhkan dalam menunjang aktivitas kehidupan sehari-hari
b. Membantu pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh
c. Mempertinggi daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit dan juga memperlancar proses-
proses fisiologi di dalam tubuh
(Afianto dan Liviawaty, 1994).
xx
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xxi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2. Pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok
yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan
hidupnya, untuk berkembang, dan mendapatkan laba. Pemasaran
mencakup usaha perusahaan yang dimulai dengan mengidentifikasi
kebutuhan konsumen yang perlu dipuaskan, menentukan produk yang
hendak diproduksi, menentukan harga produk yang sesuai, menentukan
cara-cara promosi dan penyaluran/penjualan produk tersebut.
Jadi, kegiatan pemasaran adalah kegiatan-kegiatan yang saling
berhubungan sebagai suatu sistem (Dharmmesta dan Handoko, 1997).
Konsep pemasaran bertujuan memberikan kepuasan terhadap
keinginan dan kebutuhan konsumen, atau berorientasi pada konsumen
(consumer oriented). Hal ini secara azasi berbeda dengan falsafah bisnis
terdahulu yang berorientasi pada produk (product concept) dan penjualan
(sales concept) atau keuangan perusahaan (financial concept). Konsep
pemasaran mengajarkan bahwa kegiatan pemasaran harus dimulai dengan
usaha mengenal dan merumuskan keinginan dan kebutuhan dari
konsumennya (Swastha dan Handoko, 1997).
Konsep pemasaran beranggapan bahwa produk yang dihasilkan
harus berorientasi pada kebutuhan konsumen. Hal ini disebabkan karena
selera dan kebutuhan konsumen terus berubah, maka macam dan kualitas
xxii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3. Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran (marketing mix) adalah susunan yang unik
terhadap empat variabel pemasaran yang pokok (produk, promosi, harga,
dan saluran distribusi) yang dikendalikan oleh sebuah organisasi
pemasaran (Schiffman dan Lazar, 2007).
Menurut Mc Carthy dalam Dharmmesta dan Handoko (1997),
kombinasi aspek-aspek strategi pemasaran, atau lebih dikenal dengan
sebutan 4P dari marketing mix dapat dirinci sebagai berikut :
xxiii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4. Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen (consumer behavior) dapat didefinisikan
sebagai kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam
mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa, termasuk
didalamnya proses pengembangan keputusan pada persiapan dan
penentuan kegiatan-kegiatan tersebut. Ada dua elemen penting dari arti
perilaku konsumen: (1) proses pengambilan keputusan, dan (2) kegiatan
fisik yang semua ini melibatkan individu dalam menilai,
xxiv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xxv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xxvi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xxvii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xxviii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
D. Pembatasan Masalah
1. Dalam penelitian analisis perilaku konsumen, yang dikaji adalah perilaku
konsumen dalam membeli ikan kakap merah di pasar tradisional di Kota
Surakarta .
2. Faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam membeli ikan kakap
merah tercakup dalam bauran pemasaran yaitu produk, harga, promosi,
dan tempat.
3. Responden adalah konsumen akhir yaitu konsumen yang membeli ikan
kakap merah untuk dikonsumsi sendiri atau rumah tangga dan pembelian
dilakukan di pasar tradisional Kota Surakarta.
4. Waktu penelitian diadakan pada bulan Nopember 2008.
E. Hipotesis
1. Diduga faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam membeli
ikan kakap merah di pasar tradisional Kota Surakarta adalah faktor produk,
faktor harga, dan faktor tempat.
2. Diduga variabel yang dominan dipertimbangkan konsumen dalam
membeli ikan kakap merah di pasar tradisional Kota Surakarta adalah
variabel ukuran ikan, variabel harga ikan dan variabel jarak pasar.
F. Asumsi
1. Responden merupakan pengambil keputusan dalam pembelian ikan kakap merah.
2. Keputusan pembelian diambil secara rasional dengan mempertimbangkan dan mengevaluasi berbagai variabel
ikan kakap merah.
xxix
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3. Ikan kakap merah adalah salah satu jenis ikan kakap yang dijual di pasar
tradisional dan masih dalam keadaan segar.
4. Pasar tradisional merupakan pasar yang biasanya terdiri dari kios-kios
yang dibuka oleh penjual dan kebanyakan menjual kebutuhan sehari-hari
seperti bahan-bahan makanan berupa ikan, buah, sayur-sayuran, telur,
daging, kain, pakaian barang elektronik, jasa dan lain-lain.
5. Bauran pemasaran adalah kumpulan dari variabel-variabel pemasaran ikan
kakap merah yang terdiri atas produk, harga, tempat dan promosi yang
dapat dikendalikan pemasar untuk merespon yang diinginkan pasar.
6. Variabel adalah unsur-unsur pada produk, harga, promosi, dan tempat
yang dipertimbangkan konsumen dalam keputusan membeli ikan kakap
merah. Dalam hal ini variabel yang diteliti adalah rasa ikan, kandungan
gizi ikan, ukuran ikan, warna ikan, keadaan mata ikan, kebersihan sisik,
harga ikan, promosi, jarak pasar, kenyamanan pasar, pelayanan pasar,
kebersihan pasar, dan keamanan pasar.
7. Faktor merupakan kumpulan variabel dimana beberapa variabel yang
berkaitan menjelaskan suatu faktor. Faktor dalam penelitian ini adalah
faktor produk, harga, promosi, dan tempat.
8. Analisis faktor adalah analisis yang mencari hubungan interdepensi antar
variabel yang dipertimbangkan konsumen dalam keputusan membeli ikan
kakap merah, sehingga mampu mengidentifikasi faktor yang
menyusunnya.
9. Rasa ikan (X1) adalah kesan konsumen terhadap kepuasan yang didapat
dari rasa ikan kakap merah, meliputi daging ikan yang halus tidak berserat,
tebal, dan gurih.
10. Kandungan gizi (X2) adalah kesan konsumen terhadap kandungan protein
dalam ikan kakap merah.
11. Ukuran ikan (X3) adalah kesan konsumen terhadap penampakan ikan
kakap merah berdasarkan besar kecilnya. Menurut pemasar ikan kakap
merah di pasar tradisional, ukuran ikan kakap merah terdiri dari ukuran
xxx
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
besar sebanyak ±1 ekor per Kg, sedang sebanyak 2-3 ekor per Kg, dan
kecil sebanyak ±4 ekor per Kg.
12. Warna ikan (X4) adalah kesan konsumen terhadap warna dari sisik ikan
kakap merah. Warna ikan kakap merah segar yang paling baik adalah
merah cerah agak sedikit kekuningan.
13. Keadaan mata ikan (X5) adalah kesan konsumen terhadap ciri-ciri mata
ikan kakap merah, dimana ciri-ciri mata ikan kakap segar yang baik adalah
mata cerah (bersinar terang), selaput mata jernih, dan menonjol.
14. Kebersihan sisik (X6) adalah kesan konsumen terhadap karakteristik ikan
kakap merah berdasarkan penampakan sisik yang meliputi keadaan sisik
yang utuh atau tidak cacat, dan bebas dari kotoran-kotoran yang
menempel. Keadaan sisik ada dua pilihan, yaitu ikan kakap merah yang
sisiknya masih melekat kuat dan juga ikan kakap merah yang sudah
dibersihkan sisiknya/tanpa sisisk.
15. Harga ikan (X7) adalah kesan konsumen terhadap besarnya uang yang
digunakan untuk membeli ikan kakap merah, yang diukur dengan satuan
rupiah (Rp).
16. Promosi (X8) adalah kesan konsumen terhadap bagian dari sistem
pemasaran yang memberikan informasi kepada konsumen tentang ikan
kakap merah. Promosi hanya berupa informasi dari mulut ke mulut, yaitu
pemasaran ikan kakap merah secara langsung.
17. Jarak pasar (X9) adalah kesan konsumen terhadap jarak yang ditempuh
untuk mencapai pasar tradisional yang menjual ikan kakap merah.
Variabel ini diukur dengan satuan (ukuran) kilometer (Km).
18. Kenyamanan pasar (X10) adalah kesan konsumen terhadap tingkat
kenyamanan yang didapat selama berada di pasar tradisional, meliputi
adanya penataan blok pasar yang baik, adanya kegiatan tawar-menawar,
serta adanya pedagang langganan.
19. Pelayanan pasar (X11) adalah kesan konsumen terhadap pelayanan pasar
tradisional dalam menjual ikan kakap merah. Pelayanan meliputi kejujuran
pedagang dalam menimbang ikan kakap merah, cara pedagang
xxxi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xxxii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xxxiii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xxxiv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xxxv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xxxvi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xxxvii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Keterangan:
Ni : jumlah responden tiap pasar
Nk : jumlah pedagang ikan kakap merah tiap pasar sampel
N : total jumlah pedagang ikan kakap merah pada pasar sampel
100 : jumlah keseluruhan responden yang diamati
Perhitungan dari penerapan rumus di atas digunakan untuk
menentukan jumlah responden tiap pasar tradisional, dan diperoleh hasil
seperti pada Tabel 5 di bawah ini:
Tabel 5. Sampel Pasar Tradisional, Jumlah Pedagang Ikan Kakap Merah,
dan Jumlah Responden di Pasar Tradisional
Jumlah Pedagang
Jumlah Responden
No. Nama Pasar Ikan Kakap Merah
(orang)
(orang)
1. Pasar Gede 12 44
2. Pasar Nusukan 5 19
3. Pasar Kadipolo 4 15
4. Pasar Harjodaksino 6 22
Total 27 100
Sumber: Hasil Pengolahan Data Sekunder dari Dinas Pengelolaan Pasar
Kota Surakarta 2007
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang dicatat secara sistematis dan
dikutip secara langsung dari instansi pemerintah atau lembaga-lembaga
yang terkait dengan penelitian ini. Data diperoleh dari Dinas Pengelolaan
Pasar, Badan Pusat Statistik (BPS) dan sumber-sumber lain yang relevan
dengan penelitian ini.
xxxviii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2. Observasi
Teknik observasi digunakan untuk melengkapi data yang telah
diperoleh dari wawancara yaitu dengan pengamatan secara langsung pada
obyek yang diteliti.
3. Pencatatan
Pencatatan merupakan teknik pengumpulan data dengan cara
mencatat data yang diperoleh dari segala sumber yang berkaitan dengan
penelitian, baik dari hasil wawancara maupun hasil pengamatan langsung
di lapangan.
xxxix
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
X1 : Rasa ikan
X2 : Kandungan gizi ikan
X3 : Ukuran ikan
X4 : Warna ikan
X5 : Keadaan mata ikan
X6 : Kebersihan sisik ikan
X7 : Harga ikan
X8 : Promosi
X9 : Jarak pasar
X10 : Kenyamanan pasar
X11 : Pelayanan pasar
X12 : Kebersihan pasar
X13 : Keamanan pasar
xl
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xli
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xlii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Keadaan Alam
Kota Surakarta atau Kota Solo merupakan salah satu kota besar di
Provinsi Jawa Tengah yang terletak antara 110º 45’ 15” dan 110º 45’35”
Bujur Timur dan antara 7º 36’ dan 7º 56’ Lintang Selatan. Wilayah Kota
Surakarta merupakan dataran rendah dengan ketinggian kurang lebih 92 m di
atas permukaan laut, dengan suhu udara rata-rata berkisar antara 25,9ºC
sampai dengan 27,9ºC dan kelembaban udaranya berkisar antara 71% sampai
dengan 87%.
Wilayah Kota Surakarta atau yang lebih dikenal dengan “Kota Solo”
berbatasan dengan beberapa Kabupaten, yaitu:
Sebelah Utara : Kabupaten Boyolali
Sebelah Timur : Kabupaten Karanganyar
Sebelah Selatan : Kabupaten Sukoharjo
Sebelah Barat : Kabupaten Sukoharjo
Kota Surakarta memiliki luas wilayah sebesar 44,06 km2.
Secara administratif, wilayah Kota Surakarta terbagi menjadi 5 kecamatan dan
51 kelurahan, yaitu: Kecamatan Banjarsari dengan 13 Kelurahan, Kecamatan
Jebres dengan 11 Kelurahan, Kecamatan Pasar Kliwon dengan 9 Kelurahan,
Kecamatan Serengan dengan 7 Kelurahan, dan Kecamatan Laweyan dengan
11 Kelurahan. Kecamatan Banjarsari merupakan Kecamatan terluas dengan
luas mencapai 33,83% dari luas Kota Surakarta. Sebagian besar lahan di Kota
Surakarta digunakan sebagai tempat pemukiman, yaitu sebesar 61,68%.
Sedangkan kegiatan ekonomi juga menempati tempat yang cukup besar, yaitu
kurang lebih 20% dari luas lahan yang ada di Kota Surakarta
(Badan Pusat Statistik Kota Surakarta, 2007).
xliii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Keadaan Penduduk
Pertumbuhan Penduduk
Berdasarkan hasil Sensus Penduduk tahun 1990 dan tahun 2000,
juga berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS)
tahun 1995 dan hasil Pendaftaran Pemilih dan Pendataan Penduduk
Berkelanjutan (P4B) tahun 2003 dan Data Update P4B tahun 2004, serta
hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun 2005 dan 2006,
dan 2007, pertumbuhan penduduk Kota Surakarta tahun 1990-2007
disajikan pada Tabel 6.
Tabel 6. Pertumbuhan Penduduk Kota Surakarta Tahun 1990-2007
Tahun Jumlah Pertambahan jiwa Pertumbuhan
penduduk dari kurun waktu penduduk
(jiwa) sebelumnya (jiwa) (%)
1990 503.827 - -
1995 516.594 12.767 0,51
2000 490.214 -26.830 -1,02
2003 497.234 7.020 0,48
2004 510.711 13.477 2,71
2005 534.540 23.829 4,66
2006 512.898 -21.642 -4,05
2007 515.372 2.474 0,48
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Surakarta, 2007
Tabel 6 di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2000 pertumbuhan penduduk Kota Surakarta cenderung mengalami
penurunan dibandingkan tahun 1995. Pertumbuhan penduduk tahun 2000 mengalami pertumbuhan negatif, yaitu
sebesar 1,02%, akan tetapi pada tahun 2003 dan 2004 pertumbuhan penduduk kembali meningkat sebesar 0,48% dan
2,71%. Bahkan pada tahun 2005, pertumbuhan penduduk mengalami peningkatan yang cukup tinggi yaitu sebesar
4,66%. Pada tahun 2006 pertumbuhan penduduk Kota Surakarta kembali mengalami penurunan sebesar 4,05%,
namun pada tahun 2007 mengalami peningkatan kembali sebesar 0,48%. Semakin pesat pertumbuhan penduduk akan
mengakibatkan semakin padat dan berkembangnya wilayah sekitar Kota Surakarta sehingga tuntutan
kebutuhan akan pangan juga semakin meningkat, termasuk kebutuhan ikan kakap merah.
xliv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xlv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Angkutan 15.347
PNS/TNI/POLRI 26.445
Pensiunan 16.974
Lain-lain 162.526
Jumlah 401.411
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Surakarta, 2007
Tabel 8 menunjukkan bahwa penduduk Kota Surakarta yang
bekerja di bidang non pertanian lebih banyak daripada penduduk yang
bekerja di bidang pertanian. Hal ini disebabkan karena semakin
berkembangnya Kota Surakarta sehingga lahan untuk pertanian semakin
menyempit dan beralih fungsi menjadi perumahan, pabrik industri, dan
bangunan sarana perekonomian. Kenyataan ini juga ditunjukkan dengan
paling banyaknya jumlah penduduk yang bermata pencaharian di bidang
lain-lain. Jenis pekerjaan akan mempengaruhi tingkat pendapatan yang
diterima seseorang. Meningkatnya pendapatan akan berpengaruh pada
pola konsumsi yang cenderung lebih memperhatikan nilai gizi dan
kesehatan, salah satunya dengan mengkonsumsi ikan kakap merah yang
mengandung sumber protein hewani.
xlvi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Jumlah 63
Sumber: Badan Pusat Statistik Surakarta, 2008
Tabel 9 di atas menunjukkan bahwa jenis pasar yang ada di Kota
Surakarta cukup bervariatif. Meskipun jumlahnya relatif sedikit, namun
keberadaan pasar-pasar tersebut cukup dapat menopang kegiatan
perekonomian di Kota Surakarta. Pada tahun 2005, terjadi penambahan pasar
swalayan di Kota Surakarta, yaitu Luwes Group membuka cabang Luwes
Nusukan, selain itu ada juga penambahan pusat perbelanjaan sebanyak dua
buah, yaitu Solo Grand Mall dan Solo Square. Pada tahun 2008 Luwes Group
kembali membuka cabang, yaitu Luwes Lojiwetan, serta pada pasar tradisional
juga mengalami penambahan pasar baru, yaitu Pasar Ngarsopuro. Adanya
berbagai jenis pasar ini akan memudahkan masyarakat Kota Surakarta untuk
mencari dan memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya, termasuk kebutuhan
ikan kakap merah.
Sebagian besar pasar di Kota Surakarta merupakan pasar umum yang
merupakan tempat kegiatan jual beli berbagai macam barang kebutuhan hidup
sehari-hari. Pasar umum di Kota Surakarta kebanyakan masih merupakan
pasar-pasar tradisional. Menurut Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta
terdapat 39 pasar tradisional yang dapat dibedakan menurut jenisnya, disajikan
pada Tabel 10 berikut.
Tabel 10. Banyaknya Los dan Kios di Pasar Tradisional Kota Surakarta Tahun
2008
No Pasar Kelas Luas Kios
Tanah Los
Isi Kosong Isi Kosong
1 Legi IA 16.640 1450 95 205 0
2 Klewer IA 6.731 135 0 2.069 0
3 Cinderamata IA 0 48 0 41 0
4 Singosaren IB 4.900 30 38 243 0
5 Notoharjo IB 17.276 0 0 989 29
6 Gede IB 5.607 634 30 134 0
7 Nusukan IB 6.531 519 147 87 121
8 Hardjodaksino IB 8.997 863 46 56 24
xlvii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xlviii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
maka jenis barang yang dijual di pasar lebih beragam, dan kebanyakan
pembelinya para pedagang pengecer dari berbagai wilayah di Surakarta
maupun wilayah Karisidenan Surakarta. Maka pasar dengan kriteria tersebut
harus memberikan retribusi dalam jumlah yang juga besar kepada Dinas
Pengelolaan Pasar.
Pasar tradisional merupakan sarana yang penting di Kota Surakarta
karena pasar tradisional menyediakan berbagai macam kebutuhan hidup
sehari-hari. Keberadaaan pasar tradisional akan sangat membantu masyarakat
Kota Surakarta dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, termasuk dalam hal
pemenuhan kebutuhan pangan, salah satunya yaitu pemenuhan ikan kakap
merah bagi penduduk Kota Surakarta. Dari seluruh pasar tradisional yang ada
di Kota Surakarta, yang dijadikan sebagai tempat penelitian, yaitu Pasar Gede,
Pasar Nusukan, dan Pasar Hardjodaksino dari kelas IB, dan Pasar Kadipolo
dari kelas IIB. Keempat pasar tradisional tersebut dipilih dengan pertimbangan
bahwa pasar-pasar tersebut memiliki jumlah padagang ikan/daging/ayam
terbanyak diwilayahnya masing-masing sehingga memungkinkan konsumen
ikan kakap merah yang ditemui juga lebih banyak. Konsumen di pasar
tradisional yang beragam mulai dari golongan bawah, golongan menengah,
hingga golongan atas akan memberikan gambaran mengenai perilaku
konsumen ikan kakap merah di Kota Surakarta.
xlix
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Karakteristik Konsumen
Menurut Swastha dan Handoko (1997), pasar konsumen terdiri dari
seluruh individu-individu dan rumah tangga yang membeli atau membutuhkan
barang dan jasa untuk keperluan pribadi. Konsumen akhir merupakan
individu-individu yang melakukan pembelian untuk memenuhi kebutuhan
pribadinya atau konsumsi rumah tangganya.
Karakteristik konsumen dalam penelitian ini dikelompokkan
berdasarkan jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, mata pencaharian,
pendapatan per bulan, dan jumlah anggota keluarga. Karakteristik responden
tersebut disajikan sebagai berikut:
Karakteristik Konsumen Menurut Jenis Kelamin
Konsumen dalam penelitian ini berjumlah 100 orang, dengan
karakteristik yang dibedakan menurut jenis kelaminnya sebagaimana
disajikan pada Tabel 11.
Tabel 11. Karakteristik Konsumen Menurut Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Responden (orang) Persentase (%)
Perempuan 93 93
Laki-laki 7 7
Jumlah 100 100
Sumber : Diadopsi dari Lampiran 1
Tabel 11 menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah berjenis
kelamin perempuan, yaitu 93 orang. Hal ini terjadi karena pada umumnya
perempuanlah yang bertanggung jawab dalam mengatur konsumsi rumah
tangga. Kegiatan rumah tangga termasuk didalamnya adalah berbelanja
kebutuhan pangan, terutama ikan kakap merah masih dominan dikerjakan
oleh perempuan. Dengan demikian, perempuan cenderung memiliki peran
yang lebih besar dalam melakukan keputusan pembelian ikan kakap merah
dibandingkan laki-laki karena perempuan lebih sering terlibat langsung
dalam kegiatan pembelian ikan kakap merah.
l
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
li
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
liii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
liv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dalam konsumsi rumah tangga, dalam hal ini keputusan pembelian ikan
kakap merah.
lv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pembelian
1-2 65 65
3-4 32 32
>4 3 3
Jumlah 100 100
Sumber : Diadopsi dari Lampiran 2
lvi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lvii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1-2 74 74
3-4 25 25
>5 1 1
Jumlah 100 100
Sumber : Diadopsi dari Lampiran 2
Tabel 18 menunjukkan bahwa sebagian besar responden
melakukan pembelian ikan kakap merah sebanyak 1-2 kali dalam satu
bulan. Frekuensi pembelian ini disesuaikan dengan harga ikan kakap
merah, selain itu disesuaikan juga dengan kebutuhan dan kesukaan
keluarga terhadap ikan kakap merah.
Harga ikan kakap merah sebesar Rp 16.000, 00 per kilogram
dirasa tidak mahal oleh responden yang pada umumnya adalah golongan
menengah ke atas. Dibandingkan dengan jenis ikan lain seperti lele
ataupun bandeng segar yang juga banyak peminatnya, ikan kakap merah
memiliki kandungan gizi (protein) yang tinggi, rendah lemak, serta daging
ikan yang tebal dan gurih, sehingga responden sering membeli ikan kakap
merah sebagai variasi menu makanan keluarga.
Konsumen yang tidak terlalu sering membeli ikan kakap merah
dikarenakan mereka menginginkan variasi dalam menu makanannya.
Variasi menu makanan dilakukan untuk menghindari kejenuhan keluarga
terhadap menu makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Akan tetapi, ada
juga konsumen yang sering membeli ikan kakap merah karena ikan kakap
merah merupakan menu favorit keluarganya, sehingga dalam satu bulan
konsumen tersebut bisa membeli ikan kakap merah sebanyak 5 kali atau
lebih.
lviii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dari Rumah
lix
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lx
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lxi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lxii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lxiii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
(orang) (%)
Masih ada sisik yang melekat, 27 27
bersih, dan tidak ada cacat
Sisik sudah dihilangkan, bersih, 73 73
dan tidak ada cacat
Jumlah 100 100
Sumber : Diadopsi dari Lampiran 3
Tabel 25 menunjukkan bahwa sebanyak 73 % responden memilih
ikan kakap merah dengan keadaan sisik sudah dihilangkan, bersih dari
kotoran, dan tidak ada cacat. Hal ini disebabkan sebagian besar responden
tidak ingin repot membersihkan sisik ikan kakap merah di rumah, oleh
karena itu mereka menyuruh pedagang ikan kakap merah untuk
membersihkan sisiknya setelah ditimbang. Mereka menginginkan kualitas
ikan kakap merah yang akan dikonsumsinya dalam keadaan bersih dan
baik, sehingga aman dikonsumsi. Sebanyak 27% responden yang lain
memilih ikan kakap merah yang masih ada sisik yang melekat, namun
tetap bersih dari kotoran, dan tidak ada cacat. Ada dua alasan dari
responden yang memilih untuk membersihkan sisik ikan kakap di rumah.
Pertama, responden tersebut tidak yakin kepada pedagang dalam
membersihkan sisik ikan kakap merah. Mereka yakin bahwa ikan kakap
merah yang akan dikonsumsi benar-benar bersih, apabila mereka
membersihkan sendiri sisik ikan kakap merah tersebut di rumah. Kedua,
sebagian responden tidak memiliki banyak waktu untuk berbelanja,
sehingga menurut mereka terlalu banyak membuang waktu apabila harus
menunggu pedagang ikan kakap merah membersihkan sisik setelah
ditimbang, sehingga mereka memilih untuk membersihkan sisik ikan
kakap merah tersebut di rumah sekaligus mencucinya, dan kemudian
memasaknya, sehingga ikan kakap merah yang disajikan dan dikonsumsi
tetap aman bagi kesehatan.
lxiv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lxv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Besarnya angka MSA ialah antara 0-1, jika digunakan dalam menentukan
penggabungan variabel ketentuannya sebagai berikut :
- Jika MSA = 1, maka variabel tersebut dapat diprediksi tanpa kesalahan.
- Jika MSA ≥ 0,5, maka variabel tersebut masih dapat diprediksi dan dapat
dianalisis lebih lanjut.
- Jika MSA < 0,5, maka variabel tersebut tidak dapat diprediksi dan tidak
dapat dianalisis lebih lanjut sehingga variabel tersebut harus dikeluarkan
atau dibuang.
Hasil penelitian pada Tabel 26 menunjukkan bahwa nilai KMO
Measure of Sampling Adequacy sebesar 0,783 dengan signifikansi sebesar
0,000. Nilai MSA sebesar 0,783 berada di atas 0,5 dan signifikansi 0,000 lebih
kecil dari 0,05. Berdasarkan kriteria di atas maka variabel dan data dapat terus
dianalisis lebih lanjut.
Hasil awal penelitian yang menganalisis faktor-faktor yang
dipertimbangkan konsumen dalam membeli ikan kakap merah
di pasar tradisional Kota Surakarta, disajikan pada Tabel 27.
Tabel 27. Hasil Perhitungan Analisis Faktor
Variabel-variabel MSA
Rasa ikan 0,810
Kandungan Gizi 0,803
Ukuran 0,831
Warna 0,851
Keadaan mata 0,847
Kebersihan sisik 0,751
Harga 0,528
Promosi 0,482
Jarak pasar 0,744
Kenyamanan 0,731
Pelayanan 0,752
Kebersihan 0,759
Keamanan 0,788
Sumber : Diadopsi dari Lampiran 5
Hasil perhitungan analisis faktor menunjukkan bahwa
variabel-variabel yang mempunyai nilai MSA >0,5 yaitu rasa ikan, kandungan
gizi, ukuran, warna, keadaan mata, kebersihan sisik, harga, jarak pasar,
kenyamanan, pelayanan, kebersihan, dan keamanan. Sedangkan variabel
lxvi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lxvii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lxviii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
maka semakin lemah hubungan variabel tersebut dengan faktor yang terkait.
Sebaliknya, semakin besar communality sebuah variabel, maka semakin kuat
hubungannya dengan faktor yang terbentuk.
Kriteria suatu faktor dipertimbangkan oleh konsumen dalam keputusan
membeli ikan kakap merah di pasar tradisional Kota Surakarta, dapat
diketahui dengan melihat nilai eigenvalue dari suatu faktor. Faktor yang
dipertimbangkan konsumen dalam keputusan membeli ikan kakap merah
harus memiliki nilai eigenvalue yang lebih besar atau sama dengan satu.
Nilai eigenvalue menunjukkan kepentingan relatif masing-masing faktor yang
terbentuk dalam menghitung varians dari variabel-variabel penelitian yang
dianalisis.
Angka Eigenvalue dan Proporsi Varians dari Tiap Faktor disajikan
pada Tabel 31.
Tabel 31. Angka Eigenvalue dan Proporsi Varians dari Tiap Faktor
Faktor Eigenvalue Proporsi Varians
1 3,597 29,975%
2 2,928 24,404%
3 1,222 10,179%
Total 7,747 64,558%
Sumber : Diadopsi dari Lampiran 5
Tabel 31 menunjukkan bahwa terdapat 3 faktor yang memiliki nilai
eigenvalue di atas satu. Dengan demikian ditemukan 3 faktor yang menjadi
pertimbangkan konsumen dalam keputusan membeli ikan kakap merah di
pasar tradisional Kota Surakarta. Faktor 1 mampu menjelaskan 29,975%
varians ke-12 variabel penelitian. Faktor 2 mampu menjelaskan 24,404%
varians ke-12 variabel penelitian. Faktor 3 mampu menjelaskan 10,179%
varians ke-12 variabel penelitian. Total varians yang mampu dijelaskan ketiga
faktor tersebut adalah 64,558 %. Dengan demikian, penelitian ini mampu
menjelaskan faktor yang menjadi pertimbangan konsumen dalam membeli
ikan kakap merah di pasar tradisional Kota Surakarta sebesar 64,558%,
sedangkan sisanya merupakan faktor lain yang tidak tercakup dalam hasil
faktor, yaitu sebesar 35,442%.
lxix
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Hasil dari analisis faktor juga menghasilkan grafik scree plot. Scree plot
merupakan grafik yang menggambarkan tentang jumlah faktor yang terbentuk.
Grafik scree plot disajikan pada Gambar 2.
Scree Plot
4
Eigenvalue
1
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Component Number
lxx
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
suatu variabel dari suatu faktor maka korelasi antara variabel dan faktor
tersebut semakin kuat. Informasi ini digunakan untuk menginterpretasikan
faktor secara subyektif. Proses penentuan faktor dilakukan dengan melihat
perbandingan besarnya korelasi setiap baris, yaitu besar nilai korelasi yang
lebih besar dari 0,5.
Factor loading dari 12 variabel tersebut, selanjutnya dirotasikan
dengan metode varimax, yaitu metode rotasi orthogonal yang
menyederhanakan kolom dari matriks faktor agar hanya didapat satu factor
loading tertinggi untuk tiap-tiap variabel. Nilai factor loading setelah
mengalami rotasi disajikan pada Tabel 32.
lxxi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai analisis perilaku konsumen
diketahui bahwa perilaku konsumen dalam proses pengambilan keputusan
pembelian ikan kakap merah di pasar tradisional Kota Surakarta dipengaruhi
oleh berbagai aspek. Aspek-aspek tersebut meliputi profil perilaku beli
konsumen dan preferensi konsumen. Kedua aspek tersebut akan
mempengaruhi faktor-faktor bauran pemasaran. Faktor-faktor tersebut
dipertimbangkan konsumen dalam membeli ikan kakap merah di pasar
tradisional Kota Surakarta.
Perilaku kosumen dalam membeli ikan kakap merah di pasar
tradisional Kota Surakarta dianalisis dengan menggunakan metode analisis
faktor. Analisis faktor adalah analisis yang mencari hubungan interdependensi
antar variabel sehingga mampu mengidentifikasi faktor yang menyusunnya.
Rochaety et al (2007), mengemukakan bahwa dalam analisis faktor tidak
terdapat variabel bebas atau variabel terikat, karena dalam analisis ini tidak
mengklasifikasikan variabel bebas maupun variabel terikat. Manfaat dari
analisis faktor adalah melakukan peringkasan variabel berdasarkan tingkat
keeratan hubungan antar variabel, sehingga akan diperoleh faktor-faktor
dominan yang berpengaruh terhadap variabel lainnya.
Pada penelitian ini, hasil analisis faktor menunjukkan bahwa
keputusan konsumen dalam membeli ikan kakap merah di pasar tradisional
lxxii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lxxiii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lxxiv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lxxv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lxxvi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lxxvii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
tradisional Kota Surakarta karena ikan kakap merah sendiri sudah sangat
dikenal oleh masyarakat. Promosi di sini bukan dengan foto atu gambar
(visual) seperti pada periklanan, namun promosi ikan kakap merah hanya
berupa informasi dari mulut ke mulut, yaitu pembicaraan informal mengenai
ikan kakap merah
Berdasarkan nilai factor loading tertinggi dari analisis faktor, diketahui
variabel-variabel yang dominan dipertimbangkan konsumen dalam membeli
ikan kakap merah di pasar tradisional Kota Surakarta pada masing-masing
faktor. Pada faktor produk, ukuran merupakan variabel yang paling
dipertimbangkan konsumen dalam membeli ikan kakap merah. Pada faktor
tempat, variabel yang dipertimbangkan konsumen dalam membeli ikan kakap
merah di pasar tradisional adalah variabel jarak pasar. Sedangkan pada faktor
harga, harga ikan kakap merah merupakan variabel yang dipertimbangkan
konsumen ikan kakap merah. Dengan demikian, hipotesis kedua juga
diterima.
lxxviii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan, dapat diambil
lain:
Pada faktor produk, sebaiknya pedagang ikan kakap merah di pasar tradisional
Kota Surakarta menambah jumlah persediaan (stock) ikan kakap merah
ukuran sedang (2-3 ekor per kilogram) karena ukuran ikan ikan kakap
merah tersebut paling banyak diminati konsumen.
Pada faktor tempat, mengingat pedagang ikan, daging, dan ayam yang banyak
dikunjungi konsumen dijadikan dalam satu area/lokasi, hendaknya
pengelola pasar memperluas area tersebut untuk meningkatkan
kenyamanan konsumen. Selain itu kebersihan pasar juga harus tetap
dijaga, misalnya dengan menambah petugas kebersihan serta menghimbau
para pedagang untuk menjaga kebersihan lingkungan berdagang masing-
masing.
lxxix
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Afianto, Eddy dan Evi Liviawaty. 1994. Pengawetan dan Pengolahan Ikan.
Kanisius. Yogyakarta.
Anggraeny, L. 2006. Saya Adalah Ibu Rumah Tangga. http://syahidfam.
blogspirit. com/archive/2006/04/27/saya-adalah-ibu-rumah-tangga.html.
Diakses tanggal 15 Juni 2008.
Anonim. 2003. Pasar. http://azzamirsan.wordpress.com/2007/11/17/pasar/.
Diakses pada tanggal 21 Juni 2007.
. 2006a. http://fair-biz.org/berita.php. Diakses tanggal 5 Juni 2008 .
. 2006b. http://pikiran-rakyat.com/cetak/2006/wacana. Diakses tanggal
5 Juni 2008.
. 2007a. Kakap Merah. http://id.wikipedia.org/wiki/Kakap Merah. Diakses
pada tanggal 9 Maret 2008.
. 2007b. Pasar. http://id.wikipedia.org/wiki/Pasar. Diakses pada tanggal
21 Juni 2008.
Asikin. 1994. Budidaya Ikan Kakap. Penebar Swadaya. Jakarta.
Badan Pusat Statistik Kota Surakarta. 2007. Survey Biaya Hidup Tahun 2007.
BPS Jakarta.
_______________________________. 2007. Surakarta dalam Angka 2007.
BPS Jakarta.
_______________________________. 2008. Investasi Bangunan Surakarta
2008. BPS Jakarta.
Badrudin. 2003. Kakap Merah. Penebar Swadaya. Jakarta.
Dharmmesta, B. S. dan H. Handoko. 1997. Manajemen Pemasaran Analisa
Perilaku Konsumen. BPFE. Yogyakarta
Diana, Irma. 2008. Analisis Perilaku Konsumen dalam Membeli Ikan Lele di
Pasar Tradisional Kota Surakarta. Skripsi S1 Fakultas Pertanian UNS.
Surakarta.
Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta. 2007. Jumlah Pedagang Daging (Ikan,
Ayam, Sapi) di Pasar Tradisional. Surakarta.
Dinas Perikanan Surakarta, 2000. Laporan Pelaksanaan Pembangunan Sub
Sektor Perikanan Kota Surakarta Tahun 1999/2000. Surakarta
Gufran, M dan Kordi, K. 1997. Budidaya Ikan Kakap:Biologi dan Teknik. Dahara
Prize. Semarang.
lxxx
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lxxxi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lxxxii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Lampiran 1
IDENTITAS RESPONDEN
UMUR PENDAP
NO NAMA JENIS KELAMIN (TH) PENDIDIKAN PEKERJAAN (RUP
1 Dyah Wulandari Perempuan 27 SMA Ibu Rumah Tangga 1,50
2 Ny. Tutik Perempuan 50 D3 Ibu Rumah Tangga 2,00
3 Minandar Perempuan 45 S1 PNS 5,00
4 Yuni Perempuan 39 SMA Swasta 4,50
5 Suparti Perempuan 52 SMP Ibu Rumah Tangga 1,00
6 Ismilla Perempuan 23 SMA Ibu Rumah Tangga 2,50
7 Ny. Ruri Perempuan 33 D3 Ibu Rumah Tangga 3,80
8 Ambar Perempuan 34 D1 Swasta 2,00
9 Nonik Perempuan 38 S1 Wiraswasta 9,00
10 Astrid Perempuan 27 SMA Ibu Rumah Tangga 4,00
11 Ny. Wanto Perempuan 26 S2 PNS 5,00
12 Sri Mulyani Perempuan 45 SMA Ibu Rumah Tangga 1,70
13 Endah Perempuan 29 D3 Ibu Rumah Tangga 4,00
14 Ny. Samsul Perempuan 58 SD Wiraswasta 80
15 Sofi Perempuan 25 D3 Ibu Rumah Tangga 2,00
16 Anik Perempuan 43 SMA Wiraswasta 2,00
17 Yanti Perempuan 46 SMA Wiraswasta 3,00
18 Ny. Sarta Perempuan 53 SMP Ibu Rumah Tangga 5,00
19 Sinta Perempuan 30 D3 Wiraswasta 3,50
20 Puji Perempuan 52 D3 Ibu Rumah Tangga 2,00
21 Nana Perempuan 45 S2 Ibu Rumah Tangga 10,00
22 Sri Sulastri Perempuan 27 SMA Wiraswasta 2,20
23 Ny. Sadyani Perempuan 46 SMP Ibu Rumah Tangga 1,60
24 Wahyu Setiadi Laki-laki 36 S1 Swasta 3,25
25 Naning Perempuan 35 SMA Wiraswasta 3,75
26 Sari Perempuan 57 S1 Ibu Rumah Tangga 4,00
27 Widati Perempuan 26 SMA Ibu Rumah Tangga 70
28 Titik Perempuan 28 D3 Wiraswasta 2,80
29 Satuti Perempuan 47 SMA Wiraswasta 60
30 Dwi Rini Perempuan 45 D3 Ibu Rumah Tangga 1,50
31 Tariyastri Perempuan 56 S1 PNS 12,50
32 Maria Perempuan 23 SMA Mahasiswa 3,00
33 Novi Perempuan 29 S1 PNS 1,50
34 Endang R. Perempuan 30 SMA Ibu Rumah Tangga 2,00
35 Suwarni Perempuan 25 D3 PNS 5,00
36 Ndari Perempuan 51 SMP Ibu Rumah Tangga 2,00
37 Ny. Sarono Perempuan 63 SMA Swasta 2,00
38 Yanti Perempuan 45 SMA Wiraswasta 1,80
lxxxiii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lxxxiv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lxxxv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Lampiran 2
lxxxvi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
38 1 sampai 2 1 sampai 2
39 1 sampai 2 3 sampai 4
40 1 sampai 2 3 sampai 4
41 3 sampai 4 1 sampai 2
42 3 sampai 4 1 sampai 2
43 3 sampai 4 1 sampai 2
44 1 sampai 2 3 sampai 4
45 3 sampai 4 1 sampai 2
46 1 sampai 2 1 sampai 2
47 1 sampai 2 3 sampai 4
48 1 sampai 2 1 sampai 2
49 1 sampai 2 3 sampai 4
50 1 sampai 2 3 sampai 4
51 3 sampai 4 1 sampai 2
52 3 sampai 4 1 sampai 2
53 3 sampai 4 1 sampai 2
54 1 sampai 2 1 sampai 2
55 1 sampai 2 1 sampai 2
56 1 sampai 2 1 sampai 2
57 3 sampai 4 1 sampai 2
58 3 sampai 4 1 sampai 2
59 1 sampai 2 3 sampai 4
60 3 sampai 4 1 sampai 2
61 1 sampai 2 1 sampai 2
62 1 sampai 2 3 sampai 4
63 3 sampai 4 1 sampai 2
64 1 sampai 2 1 sampai 2
65 3 sampai 4 1 sampai 2
66 1 sampai 2 1 sampai 2
67 1 sampai 2 3 sampai 4
68 1 sampai 2 3 sampai 4
69 1 sampai 2 1 sampai 2
70 3 sampai 4 1 sampai 2
71 1 sampai 2 1 sampai 2
72 3 sampai 4 1 sampai 2
73 3 sampai 4 1 sampai 2
74 3 sampai 4 1 sampai 2
75 1 sampai 2 3 sampai 4
76 1 sampai 2 1 sampai 2
77 1 sampai 2 1 sampai 2
78 1 sampai 2 3 sampai 4
79 1 sampai 2 1 sampai 2
80 1 sampai 2 1 sampai 2
81 1 sampai 2 1 sampai 2
lxxxvii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
82 1 sampai 2 1 sampai 2
83 3 sampai 4 1 sampai 2
84 1 sampai 2 1 sampai 2
85 1 sampai 2 3 sampai 4
86 1 sampai 2 3 sampai 4
87 1 sampai 2 1 sampai 2
88 3 sampai 4 1 sampai 2
89 1 sampai 2 1 sampai 2
90 1 sampai 2 3 sampai 4
91 3 sampai 4 1 sampai 2
92 1 sampai 2 1 sampai 2
93 3 sampai 4 1 sampai 2
94 1 sampai 2 3 sampai 4
95 1 sampai 2 1 sampai 2
96 1 sampai 2 1 sampai 2
97 3 sampai 4 5 atau lebih
98 1 sampai 2 1 sampai 2
99 1 sampai 2 1 sampai 2
100 3 sampai 4 3 sampai 4
lxxxviii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Lampiran 3
lxxxix
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
40 Protein tinggi Sedang Merah cerah kekuningan Bersinar cerah dan menonjol
41 Protein tinggi Besar Merah cerah kekuningan Bersinar cerah dan menonjol
42 Protein sama Sedang Merah cerah Bersinar cerah dan menonjol
43 Protein tinggi Sedang Merah cerah kekuningan Bersinar cerah dan menonjol
44 Protein tinggi Sedang Merah cerah kekuningan Bersinar cerah dan menonjol
45 Protein tinggi Besar Merah cerah kekuningan Bersinar cerah dan datar
46 Protein tinggi Sedang Merah cerah Bersinar cerah dan menonjol
47 Lemak rendah Sedang Merah cerah kekuningan Bersinar cerah dan menonjol
48 Protein tinggi Kecil Merah cerah kekuningan Bersinar cerah dan menonjol
49 Protein tinggi Sedang Merah cerah kekuningan Bersinar cerah dan menonjol
50 Protein tinggi Sedang Merah cerah Bersinar cerah dan menonjol
51 Protein tinggi Besar Merah cerah kekuningan Bersinar cerah dan menonjol
52 Lemak rendah Sedang Merah cerah kekuningan Bersinar cerah dan menonjol
53 Protein tinggi Sedang Merah cerah kekuningan Bersinar cerah dan menonjol
54 Lemak rendah Kecil Merah cerah kekuningan Bersinar cerah dan menonjol
55 Protein tinggi Sedang Merah cerah kekuningan Bersinar cerah dan menonjol
56 Protein tinggi Sedang Merah cerah Menonjol dan sedikit bersinar
57 Protein tinggi Besar Merah cerah Menonjol dan sedikit bersinar
58 Lemak rendah Besar Merah cerah kekuningan Bersinar cerah dan menonjol
59 Protein tinggi Sedang Merah cerah kekuningan Bersinar cerah dan menonjol
60 Protein tinggi Sedang Merah cerah kekuningan Bersinar cerah dan menonjol
61 Protein tinggi Sedang Merah cerah Bersinar cerah dan datar
62 Lemak rendah Sedang Merah cerah kekuningan Bersinar cerah dan menonjol
63 Lemak rendah Besar Merah cerah kekuningan Bersinar cerah dan menonjol
64 Protein tinggi Sedang Merah cerah Bersinar cerah dan menonjol
65 Protein tinggi Besar Merah cerah kekuningan Bersinar cerah dan menonjol
66 Protein tinggi Sedang Merah cerah Bersinar cerah dan menonjol
67 Protein tinggi Sedang Merah cerah kekuningan Bersinar cerah dan menonjol
68 Protein tinggi Sedang Merah cerah kekuningan Bersinar cerah dan menonjol
69 Lemak rendah Sedang Merah cerah kekuningan Bersinar cerah dan menonjol
70 Protein tinggi Besar Merah cerah kekuningan Bersinar cerah dan menonjol
71 Protein tinggi Sedang Merah cerah kekuningan Bersinar cerah dan menonjol
72 Protein tinggi Sedang Merah cerah kekuningan Bersinar cerah dan menonjol
73 Protein tinggi Sedang Merah cerah kekuningan Bersinar cerah dan menonjol
74 Protein tinggi Besar Merah cerah Bersinar cerah dan menonjol
75 Protein tinggi Kecil Merah cerah kekuningan Bersinar cerah dan datar
76 Lemak rendah Sedang Merah cerah kekuningan Bersinar cerah dan menonjol
77 Protein tinggi Sedang Merah cerah kekuningan Bersinar cerah dan menonjol
78 Lemak rendah Sedang Merah cerah kekuningan Bersinar cerah dan menonjol
79 Protein tinggi Sedang Merah cerah kekuningan Bersinar cerah dan menonjol
80 Protein tinggi Sedang Merah cerah kekuningan Menonjol dan sedikit bersinar
81 Protein tinggi Kecil Merah cerah kekuningan Bersinar cerah dan menonjol
82 Lemak rendah Sedang Merah cerah Bersinar cerah dan menonjol
83 Protein tinggi Sedang Merah cerah kekuningan Bersinar cerah dan menonjol
84 Protein tinggi Sedang Merah cerah Bersinar cerah dan menonjol
xc
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
85 Lemak rendah Sedang Merah cerah kekuningan Bersinar cerah dan menonjol
86 Lemak rendah Sedang Merah cerah kekuningan Bersinar cerah dan menonjol
87 Protein tinggi Sedang Merah cerah kekuningan Bersinar cerah dan menonjol
88 Lemak rendah Besar Merah cerah kekuningan Bersinar cerah dan menonjol
89 Protein tinggi Sedang Merah cerah Bersinar cerah dan menonjol
90 Protein tinggi Sedang Merah cerah kekuningan Bersinar cerah dan menonjol
91 Protein tinggi Sedang Merah cerah kekuningan Bersinar cerah dan menonjol
92 Protein tinggi Sedang Merah cerah kekuningan Bersinar cerah dan menonjol
93 Lemak rendah Sedang Merah cerah kekuningan Bersinar cerah dan menonjol
94 Protein tinggi Sedang Merah cerah kekuningan Menonjol dan sedikit bersinar
95 Lemak rendah Kecil Merah cerah Bersinar cerah dan menonjol
96 Protein tinggi Sedang Merah cerah kekuningan Bersinar cerah dan menonjol
97 Protein tinggi Besar Merah cerah kekuningan Bersinar cerah dan menonjol
98 Protein tinggi Sedang Merah cerah Bersinar cerah dan menonjol
99 Lemak rendah Sedang Merah cerah kekuningan Bersinar cerah dan menonjol
100 Protein tinggi Sedang Merah cerah kekuningan Bersinar cerah dan menonjol
xci
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Lampiran 4
xcii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
43 5 5 4 5 4 4 3 2 4
44 4 3 3 3 4 4 3 2 4
45 4 3 4 3 3 5 3 4 3
46 3 4 3 3 3 3 3 2 4
47 5 5 5 5 5 5 3 2 1
48 3 4 4 3 3 5 2 1 3
49 2 2 2 2 2 2 4 2 3
50 5 4 4 5 4 4 2 1 3
51 5 4 4 5 4 5 3 4 4
52 5 5 4 5 4 4 5 1 4
53 4 4 3 3 3 3 4 1 3
54 4 3 5 5 4 5 4 1 3
55 4 5 3 4 4 4 3 1 1
56 4 4 4 5 4 5 3 2 3
57 5 5 4 4 4 4 5 2 5
58 5 5 4 4 5 4 1 3 3
59 4 4 4 5 4 3 2 2 4
60 4 4 4 4 3 4 2 4 5
61 4 3 3 4 3 5 1 3 4
62 5 4 3 5 4 5 3 1 4
63 4 5 4 4 5 4 3 3 4
64 3 4 4 4 3 4 2 2 5
65 2 3 2 3 2 2 3 3 4
66 5 4 4 4 3 5 4 5 2
67 5 5 5 5 5 5 2 3 4
68 5 4 4 4 4 4 1 1 3
69 3 3 3 2 3 3 3 5 5
70 4 4 4 4 4 4 2 3 5
71 4 4 4 4 5 5 3 3 4
72 3 3 4 4 4 4 2 1 5
73 5 4 4 5 5 5 3 2 4
74 4 4 4 4 4 4 4 5 4
75 4 4 4 4 4 4 1 5 4
76 4 4 5 5 4 4 2 1 3
77 4 4 4 4 4 4 3 2 5
78 4 4 4 4 3 3 5 4 3
79 4 4 4 4 4 4 5 4 1
80 4 5 5 4 4 4 3 2 5
81 4 4 3 4 4 4 2 4 2
82 4 4 4 4 4 4 1 1 3
83 4 4 4 3 4 4 3 2 2
84 5 5 5 4 4 4 3 3 4
85 4 4 4 4 4 5 4 3 3
86 4 4 4 4 3 4 4 2 4
87 5 5 5 4 4 3 3 1 3
88 3 3 4 3 3 4 5 2 1
89 4 4 3 4 3 4 2 4 3
90 3 3 3 2 2 3 5 3 4
xciii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
91 4 5 5 5 5 4 3 3 1
92 4 4 5 4 4 5 3 3 5
93 5 4 3 3 3 3 4 1 2
94 4 4 4 4 1 4 5 3 5
95 4 5 4 5 2 4 2 2 4
96 3 4 3 3 3 3 1 4 3
97 3 3 3 3 3 3 4 5 3
98 4 4 4 4 4 4 5 3 2
99 4 5 4 4 4 4 3 2 4
100 4 5 5 4 4 5 2 1 1
xciv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Factor Analysis
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling
Adequacy. .783
Anti-image Matrices
Keadaan Kebersihan
Rasa Ikan Gizi Ikan Ukuran Warna Mata Sisik Ikan Harga Ikan Promosi Jarak P
Anti-image Covariance Rasa Ikan .537 -.177 -.048 -.079 -.087 .008 -.081 .075
Gizi Ikan -.177 .531 -.137 -.074 -.046 .070 -.004 -.052
Ukuran -.048 -.137 .423 -.115 -.070 -.120 -.045 .047
Warna -.079 -.074 -.115 .487 -.085 -.120 .026 .017
Keadaan Mata -.087 -.046 -.070 -.085 .489 -.132 .102 -.021
Kebersihan Sisik Ikan .008 .070 -.120 -.120 -.132 .524 .063 -.095
Harga Ikan -.081 -.004 -.045 .026 .102 .063 .853 -.131
Promosi .075 -.052 .047 .017 -.021 -.095 -.131 .916
Jarak Pasar .076 .020 .011 -.030 .036 .002 .012 -5.84E-05
Kenyamanan -.012 -.061 .024 .020 .021 -.133 .035 .059
Pelayanan -.028 .042 -.115 .096 -.108 .037 .071 -.040
Kebersihan .059 -.071 .052 -.018 -.046 .071 -.162 -.053
Keamanan -.102 .044 -.006 -.052 .056 .085 .038 -.088
Anti-image Correlation Rasa Ikan .810a -.331 -.101 -.155 -.170 .016 -.119 .107
Gizi Ikan -.331 .803a -.288 -.146 -.090 .132 -.006 -.075
Ukuran -.101 -.288 .831a -.253 -.153 -.254 -.075 .076
Warna -.155 -.146 -.253 .851a -.173 -.238 .040 .026
Keadaan Mata -.170 -.090 -.153 -.173 .847a -.261 .157 -.031
Kebersihan Sisik Ikan .016 .132 -.254 -.238 -.261 .751a .094 -.137
Harga Ikan -.119 -.006 -.075 .040 .157 .094 .528a -.148
Promosi .107 -.075 .076 .026 -.031 -.137 -.148 .482a
Jarak Pasar .165 .044 .027 -.069 .083 .004 .021 -9.74E-05
Kenyamanan -.024 -.126 .055 .044 .045 -.277 .057 .092
Pelayanan -.052 .079 -.240 .188 -.210 .070 .105 -.056
Kebersihan .101 -.123 .101 -.033 -.084 .123 -.220 -.070
Keamanan -.195 .084 -.014 -.104 .113 .166 .058 -.129
a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)
xcv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Component Matrixa
Component
1 2 3
Rasa Ikan .693 -.206 .258
Gizi Ikan .705 -.152 .308
Ukuran .817 -.178 .041
Warna .774 -.200 -.004
Keadaan Mata .765 -.198 -.073
Kebersihan Sisik Ikan .662 -.174 -.283
Harga Ikan -.182 -.009 .807
Promosi .007 .205 .425
Jarak Pasar .137 .836 -.189
Kenyamanan .323 .727 -.174
Pelayanan .350 .659 -.034
Kebersihan .130 .670 .340
Keamanan .190 .773 .053
Extraction Method: Principal Component Analysis.
a. 3 components extracted.
Anti-image Matrices
Keadaan Kebersihan
Rasa Ikan Gizi Ikan Ukuran Warna Mata Sisik Ikan Harga Ikan Jarak Pasa
Anti-image Covariance Rasa Ikan .544 -.176 -.053 -.082 -.087 .017 -.072
Gizi Ikan -.176 .534 -.135 -.074 -.047 .066 -.012
Ukuran -.053 -.135 .426 -.116 -.069 -.117 -.039
Warna -.082 -.074 -.116 .487 -.084 -.121 .029
Keadaan Mata -.087 -.047 -.069 -.084 .490 -.137 .101
Kebersihan Sisik Ikan .017 .066 -.117 -.121 -.137 .534 .051
Harga Ikan -.072 -.012 -.039 .029 .101 .051 .872
Jarak Pasar .077 .020 .011 -.030 .036 .002 .013
Kenyamanan -.017 -.058 .021 .020 .022 -.131 .045
Pelayanan -.025 .041 -.114 .098 -.109 .034 .067
Kebersihan .064 -.075 .056 -.017 -.048 .067 -.174
Keamanan -.097 .039 -.002 -.051 .055 .079 .026
Anti-image Correlation Rasa Ikan .819a -.326 -.110 -.159 -.168 .031 -.105
Gizi Ikan -.326 .812a -.284 -.145 -.093 .124 -.018
Ukuran -.110 -.284 .836a -.256 -.152 -.246 -.065
Warna -.159 -.145 -.256 .851a -.173 -.237 .044
Keadaan Mata -.168 -.093 -.152 -.173 .846a -.267 .155
Kebersihan Sisik Ikan .031 .124 -.246 -.237 -.267 .770a .075
Harga Ikan -.105 -.018 -.065 .044 .155 .075 .547a
Jarak Pasar .166 .044 .027 -.069 .083 .004 .022
Kenyamanan -.034 -.120 .048 .042 .048 -.268 .072
Pelayanan -.046 .075 -.236 .190 -.212 .063 .097
Kebersihan .109 -.129 .107 -.031 -.086 .115 -.234
Keamanan -.184 .075 -.004 -.102 .110 .151 .039
a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)
xcvi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Communalities
Initial Extraction
Rasa Ikan 1.000 .626
Gizi Ikan 1.000 .639
Ukuran 1.000 .700
Warna 1.000 .639
Keadaan Mata 1.000 .638
Kebersihan Sisik Ikan 1.000 .610
Harga Ikan 1.000 .693
Jarak Pasar 1.000 .752
Kenyamanan 1.000 .662
Pelayanan 1.000 .557
Kebersihan 1.000 .592
Keamanan 1.000 .639
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Componen
Scree Plot
4
Rasa Ikan
3
Gizi Ikan
Ukuran
2 Warna
Keadaan Mata
Eigenvalue Kebersihan Sisik Ikan
1
Harga Ikan
Jarak Pasar
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kenyamanan
Pelayanan
Component Number
Kebersihan
Keamanan
Extraction Method: Principal Com
a. 3 components extracted.
xcvii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xcviii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
FOTO-FOTO PENELITIAN
xcix
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Component
1 2 3
Rasa Ikan .768 -.004 .192
Gizi Ikan .770 .047 .210
Ukuran .829 .053 -.104
Warna .784 .019 -.152
Keadaan Mata .759 .015 -.249
Kebersihan Sisik Ikan .609 .005 -.489
Harga Ikan -.024 -.063 .830
Jarak Pasar -.126 .845 -.152
Kenyamanan .084 .793 -.161
Pelayanan .149 .729 -.059
Kebersihan .007 .679 .362
Keamanan -.014 .796 .078
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.
a. Rotation converged in 4 iterations.
Component 1 2 3
1 .947 .271 -.172
2 -.269 .962 .037
3 .175 .011 .984
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.