Anda di halaman 1dari 9

1

HARI KETIDAKBERUNTUNGAN
Kenji Biramur itu Cuma pemuda pengangguran yang baru lulus kuliah . Jujur saja dia sudah sangat ingin memiliki pekerjaan dan
menghasilkan uang , namun keadaan tak sesuai dengan apa yang inginkan . Dia sudah mencoba untuk melamar pekerjaan ke
berbagai kantor dikota pusat , namun tak satu pun yang bisa menerimanya . Akhirnya dia hanya bisa pasrah dan masih
memikirkan pekerjaan apa yang sekiranya bisa membantunya untuk mendapatkan uang .

Kenji Biramur atau lebih akrab dipanggil Kebi itu sebenarnya tidak mau ambil pusing tentang pekerjaan , tapi ada suatu hal yang
membuatnya tak boleh menjadi pengangguran selalu , yaitu neneknya . Kebi hanya tak ingin mengecewakan orang yang telah
merawatnya dari kecil . Ditambah neneknya yang juga selalu bertanya kepada Kebi dan marah jika Kebi belum dapat pekerjaan ,
dan Kebi malas mendengar celoteh neneknya yang menurutnya mirip seperti mendiang kakeknya . Menyebalkan kata Kebi .

Seperti hari biasanya , hari ini Kebi tak melakukan apa apa dan bosan setengah mati , ia bahkan tak minat untuk melakukan
apapun tapi diam membuatnya juga merasa malas , entah perasaan macam apa yang dia rasakan saat ini . Sampai pada saat dia
ingin memutuskan untuk melakukan sesuatu dikebun belakang rumah , seseorang menelfon Kebi dan ketika melihat itu siapa ia
langsung mengangkatnya .

“halo , Kebi disini” sapa Kebi .

‘halo bro , sibuk kagak?’

“enggak sih , napa emang?”

‘gw ama Budi mau liburan ke kota barat , mau join?’

“elah kekota barat doang , nggak keluar kota gitu?”

‘udah syukur diajakin yah , serah lu aja! Mau ikut ato enggak’

“weh santuy dong , yaudah gw ikut , jemput gw”

‘okey’

“o..”

Tok tok tok

Kebi menoleh kearah pintu kamarnya saat mendengar suara ketukan dari luar ,”bentar yak” ucapnya pada orang yang
diseberang telfon lalu berjalan kearah pintu dan membukanya .

”nenek?” ia mendapati neneknya yang berada didepan pintu .

“nenek mau ngomong sesuatu” ucap neneknya dengan wajah damai , ada sedikit senyum tipis diwajah keriputnya . Kebi
mengangguk .

Ia membiarkan nenek nya masuk kekamar dan mengangkat ponsel ketelinganya ,”nanti ngomong lagi” setelahnya ia mematikan
telfon tersebut lalu menatap neneknya yang duduk ditepi ranjang . Ia juga mendudukan diri dikursi belajarnya yang kebetulan
terletak tak cukup jauh dari ranjangnya .

“telfon dari siapa? Pacar?” canda neneknya sambil tersenyum .

“pacar apanya? Cuma temen” sahut Kebi dan si nenek cuma mengangguk . “tadi mau ngomong apa?” Tanya Kebi .

“ohiya , hari ini adalah hari ke seratus kematian kakek mu , dan nenek beberapa menit yang lalu baru ingat kalau kakekmu
pernah meminta mu untuk melakukan sesuatu untuknya” Kebi menatap neneknya , menunggu lansia itu melanjutkan
omongannya .”dia meminta mu untuk menabur abunya dilaut timur , teluk Berduka” dapat diliat dari wajah neneknya , ada
kesedihan disana , beda hal dengan Kebi yang sudah bersungut sungut didalam hati .

‘ni orang udah mati ada ada aja maunya yah’ batinnya .
“ke laut timur? Yang benar saja nek? Jauh loh” ucap Kebi . Neneknya menatap Kebi , tersenyum lalu mengangkat tangannya
untuk mengelus pucuk kepala cucunya itu .

“bukan urusan nenek , kamu yang disuruh , kamu yang bertanggung jawab , itu wasiat loh” sahut neneknya dengan senyum
menyebalkan ala lansia .

“tcik , yaudah , kapan?” putus Kebi , dia memilih untuk pergi dari pada nanti didatangi kakeknya karena ia tak melakukan
perintahnya .

“hari ini” Kebi membeliakkan matanya dan menoleh cepat kearah neneknya .

“hah?!”

“iya , hari ini adalah hari yang dipilih sama kakekmu , dah jangan bantah lagi , sekarang siap siap , simpan pakaiannya , stasiun
kereta ke kota timur hari ini berangkat jam 11.00 “ Kebi menganga sambil menatap neneknya yang bangkit berniat
meninggalkan kamarnya .

“nenek gimana?, nenek jadi sendiri disini” Kebi berniat membuat neneknya mengurungkan keberangkatannya .

“enggak kok , siapa bilang nenek bakalan sendiri disini?” nenek nya menatap Kebi . Dan kemudian muncul dibelakang neneknya
seorang wanita paruh baya .

“bibi?” itu adalah bibinya Kebi , anak bungsu dari neneknya .

“nah sekarang nenek nggak akan sendiri , kamu lakuin sana tugas kamu , aku akan nemenin ibu disini , oh nggak Cuma aku…”
kemudian muncul lagi anggota keluarga lainnya , mulai dari bibi , paman , sepupu dan saudara jauh lainnya . Semuanya
menatap Kebi sambil tersenyum konyol dan Kebi hanya bisa pasrah . Nggak , Kebi nggak pasrah , dia berniat untuk tidak
menjalani wasiat tersebut

Dengan dibantu anggota keluarga lain , semua perlengkapan Kebi pun sudah siap . Kebi berfikir bahwa dia akan berangkat
sendiri ke stasiun , jadi dia sudah memberitahu temannya itu , yang beberapa menit yang lalu mengajaknya liburan , untuk
menjemput nya distasiun kota . Namun sialnya , satu anggota keluarga malah ikut mengantarnya ke stasiun dengan alasan
mereka ingin menemani(?) abu kakek untuk terakhir kalinya . Bahkan mereka naik bus untuk pergi ke stasiun dan Kebi , dia
sudah kesal setengah mati sekarang .

Sesampainya distasiun , Kebi membeli tiket kereta dengan ditemani pamannya , sedangkan yang lainnya menunggu dikursi
tunggu yang terletak didekat kereta .

“kau tau kenapa kakek memilihmu?” tiba tiba pamannya bertanya kepada Kebi saat mereka berjalan beriringan .

“kenapa?” Tanya Kebi serius .

“karena kau belum dapat jodoh” dan Kebi memutar matanya .

“apa hubungannya?” Tanyanya malas . Pamannya tak menyahut dan mengangkat bahu hirau .

Mereka berdua sampai dikursi tunggu , dan neneknya menghampiri Kebi .

“lakukan tugasmu , ini uang , tidak perlu hari ini menaburnya , lagian laut timur itu cukup jauh , kau juga perlu istirahat .
Pulanglah jika sudah , jangan melakukan hal lain lagi , apa kau mendengarku?” ucap neneknya menasehati dan Kebi cuma
mengangguk .

“denger tuh kata nenek , jangan ngangguk aja” ucap bibi , sianak bungsu neneknya .

“berisik” sahut Kebi dan bibinya mencebik .

Terdengar suara pemberitahuan mengenai kereta yang akan segera berangkat dan Kebi mengalami panas dingin .
“okeh masuk sana” usir pamannya . Kebi mengangguk dan menoleh lagi keanggota keluarganya itu .

“kalian kapan pulang?” Tanya Kebi tiba tiba .

“tentu saja sampai kereta berangkat , memangnya ada apa?” Tanya bibinya yang lain .

“tidak ada , aku masuk kalau begitu , bye semuanya , bye nek” Kebi pun masuk kedalam kereta , mencari tempat duduk lalu
menaruh tasnya ditempat yang sudah disediakan . Ia mengambil ponselnya lalu menelfon temannya lagi .

‘halo’ sapa dari seberang .

“halo”

‘dimana?’

“disurgah”

‘buset , cepet amat?’

“jangan becanda dah”

‘lu yang mulai tolol’

“udahlah , gw bingung ni sekarang , gw nggak bisa ketempat lu karena mereka bakal nunggu sampai keretanya berangkat , kan
gila”

‘yaudahlah nggak usah pusing , gw bisa nunggu lu diperhentian kedua , distasiun cadangan’

“hah emang ada?”

‘bah kudet nya ni orang , gw tunggu lu disitu , dah gak usah khawatir’

“bagus deh , tunggu yak”

‘iya , dah , gw berangkat sekarang’

Telfon pun berakhir dengan Kebi yang menarik nafas lega . Saat ini ia tengah mengatur rencana , dimana dua tiga hari kedepan
ia bakal liburan , nah setelah itu dia bakal ngajak dua temannya buat lanjut liburan ke kota timur sambil nabur abu kakeknya
dilaut yang disebut teluk Berduka itu . Begitulah rencananya .

Suara kereta pun terdengar yang berarti kereta mulai berangkat dan Kebi semakin menghela nafas lega . Tujuan dia ingin ikut
liburan juga karena dirinya yang bosan dan ingin refreshing . Iapun merogoh sesuatu didalam tas nya yaitu sebuah wadah yang
terbuat dari keramik . Dengan tatapan kesalnya , Kebi pun mulai berceloteh .”liatlah dirimu , kau selalu menyusahkan ku ,
sekarang apa lagi yang kau lakukan? Kau benar benar tak puas membuat…” Kebi berhenti berbicara saat merasa ada yang
memperhatikannya , ia pun melirik ke samping kaca jendela lalu menoleh lagi kesisi lain ,”aAa!” teriak Kebi kaget saat
mendapati seorang petugas kereta yang menatap aneh padanya . “ya?” tanya Kebi berusaha mengatur nafasnya .

“apa kau ingin sesuatu?” tanya petugas itu masih menatap aneh .

“tidak , terima kasih” tolak Kebi , lalu petugas itu pun berlalu sambil mendorong sebuah meja beroda yang berisikan makanan
dan minuman .

Kebi merutuki dirinya sendiri lalu meletakkan wadah abu milik kakeknya disamping tas dan duduk menunggu perhentian
selanjutnya .
30 menit kemudian

Terdengar suara gesekan kereta dengan relnya yang mengerem dan sebuah pemberitahuan akan perhentian tersebut , Kebi
pun bergegas mengambil tasnya dan bersiap untuk turun . Ia bahkan menunggu didepan pintu masuk kereta , dan pada saat
kereta berhenti ia pun keluar dengan senyum diwajahnya . Kebi bergegas mencari teman temannya dan ia menemukannya .
Sebuah mobil mewah terparkir tidak jauh dari stasiun cadangan tersebut . Ia pun berjalan dengan langkah yang sedikit cepat
menghampiri mobil berwarna merah itu . Terlihat kaca mobil yang terbuka dan menampakkan seorang pemuda berkulit hitam
berambut keriting .

“ni dia sibujang” ucapnya melihat Kebi .

“sorry , lama nunggu yak?” Tanya Kebi sedikit ngos ngosan .

“kagak , belum lama nyampe , dah yuk berangkat , tas lu taruh dibagasi belakang , trus lu duduk depan , soalnya Budi ketiduran
dibelakang gara gara cape nunggu” Kebi mengangguk dan berjalan kebelakang mobil berniat menaruh tasnya , namun
sepertinya ada yang kurang . Ia pun memeriksa tasnya dan benar saja , wadah abu kakeknya tertinggal dikereta .

“sial!” ia lantas bergegas kembali ke kereta sambil membawa tasnya . Ia pun berlari .

“KEBI?!” teriak temannya melihat Kebi kembali masuk kestasiun .

“TUNGGU BENTAR CENG , BARANG GW ADA YANG KETINGGALAN!” teriaknya yang mengundang perhatian orang orang yang
distasiun . Kebi kembali masuk kedalam kereta ,”huh untung keretanya belum berangkat..” leganya . Ia mencari tempat
duduknya tadi dan sampai . Tempat duduknya sudah diisi seseorang yang memakai kain dikepalanya yang lebih seperti tudung
dan mulutnya juga tertutup kain , Kebi mengamati orang itu , dia fikir itu adalah seorang wanita muslimah , ditambah saat
orang itu menoleh kearahnya , dapat dilihat bulu mata nya yang lentik dan matanya berwarna coklat kehijauan , ‘cantik’ fikir
Kebi . Cukup lama mereka saling pandang , dengan Kebi yang menatap mata indah orang itu dan orang itu yang juga menatap
Kebi . “permisi” sapa Kebi mengakhiri momen itu , sedangkan orang bertudung itu bertindak seperti salah tingkah .

“ya” suara laki laki , Kebi juga tak berharap banyak .

“barang ku ada yang tertinggal dan kemungkinan itu tertimpa tas mu” ucap Kebi sambil menunjuk ke tempat penyimpanan
barang yang terletak diatas orang itu .

“oh , sebentar ku tolong ambilkan” ucapnya halus , ia pun berdiri dan mencari barang yang dimaksud . Saat mendapatinya ia
pun menjamah wadah abu kakek lalu menyerahkannya pada Kebi dan Kebi pun menyambutnya .

“terima kasih” Kebi berucap sopan .

“sama sama” sahut orang itu sambil menatap Kebi dengan tatapan , entahlah , kata kan saja tertarik , mungkin .

“aku pergi kalau begitu , ehm tapi sebelum itu bolehkah aku bertanya?” Kebi hanya penasaran dengan sesuatu .

“tentu!” semangat orang itu,”oh maksud ku ya , kau boleh bertanya” ucapnya , lagi lagi salah tingkah sendiri .

“mengapa kau bercadar? Padahal kau laki laki?” pertanyaan ini sedikit membuat kerutan didahi orang itu .

“aku borokan” itu lah jawaban orang itu , dan Kebi tak percaya , tapi dia lebih memilih untuk pergi ketimbang melanjutkan rasa
penasarannya , sebelum kereta berangkat dan dia terbawa . Orang itu menatap Kebi yang berlari menuju pintu ,”hanya
miripkah?” gumamnya lalu kembali duduk .

Kebi baru sampai diambang pintu keluar sambil menyimpan wadah abu kakeknya kedalam tas . Sampai terdengar suara
pemberitahuan keberangkatan kereta dan Kebi bergegas , ia baru ingin melangkahkan kakinya keluar Kereta dan tiba tiba

BRUGHH

Seseorang tiba tiba masuk kedalam kereta bersamaan dengan Kebi yang baru ingin keluar , sehingga terjadi tabrakan antar
tubuh yang membuat Kebi terdorong kembali kedalam . Tidak hanya terdorong , tapi juga jatuh dengan ditindih oleh sipelaku .
Kebi meringis karena kepala nya yang terbentur kelantai , dia baru ingin marah namun saat melihat wajah sipelaku , dia terpana
dan menatap pelaku itu . Seorang bocah laki laki berwajah imut . Sibocah kata Kebi itu juga menatap Kebi dengan tatapan yang
sulit dijelaskan .

“minggirlah bocah , kau berat!” ucap Kebi yang membuat pemuda itu bangkit dan berdiri , diikuti Kebi yang juga bangun sambil
meringis .

“aku bukan bocah!” pemuda itu tampak kesal dan itu terlihat lucu dimata Kebi .

“oh aku fikir kau bocah , lalu ada apa dengan mu?, masuk kedalam kereta seperti terburu buru , buronan?” Tanya Kebi .

“jaga bicara mu!” pemuda itu mendelik kan matanya . Kebi mengangkat bahu hirau .

Kereta perlahan berjalan dan Kebi bersiap akan turun , namun sebuah tangan nan besar terlihat memegang ambang pintu , Kebi
yang melihat itu reflek memegang tangan itu dan membantu sang pelaku naik kedalam kereta . Seorang laki laki bertubuh besar
dengan wajah yang lumayan tidak bersahabat pun berjalan kearah si pemuda , setelah berhasil masuk , lalu menatap pemuda
imut itu , dan si pemuda sepertinya mengenal laki laki itu , terlihat dari wajah takut yang terpampang diwajahnya .

Kebi hanya menatap hirau kedua orang yang tengah beradu tatap itu , ia kembali melangkahkan kaki hendak keluar dari kereta ,
namun ia kembali melihat tangan besar diambang pintu dan melakukan hal yang sama untuk kedua kalinya , dan lagi , laki laki
yang juga bertubuh besar dengan wajah sedikit seram itu pun juga ikutan menatap pemuda itu yang kini terlihat pasrah . Kebi
menatap mereka ,”ada apa?” tanyanya mencoba menengahi dan kedua orang bertubuh lebih besar dari Kebi itu menoleh
kearah Kebi dan Kebi memundurkan diri , terkejut .

Kebi kembali berniat turun dari kereta , dan lagi lagi ada sebuah tangan yang lebih besar sudah berada diambang pintu , Kebi
ingin menolong lagi , namun pemilik tangan itu , yang ternyata memiliki badan yang tinggi dan besar , berhasil menggapai
ambang pintu dan masuk kedalam kereta . Tubuh yang lebih besar dari kedua laki laki itu tadi bahkan kesusahan untuk masuk
sehingga Kebi harus minggir cukup jauh dari pintu masuk . Ia terkagum sekaligus ngeri dengan pemandangan yang ia lihat
sekarang , 3 monster 1 kurcaci .

Menyadari kereta yang sudah berjalan dari tadi ia pun kembali kearah pintu masuk dan ia harus kecewa , karena pijakan dari
stasiun cadangan itu sudah terganti dengan bebatuan berdataran curam “shit” gumamnya . Kebi marah , ia menatap keempat
orang asing itu yang menurutnya telah menjadi pelaku kesialannya hari ini . “HEI KALIAN! Lihat lah apa yang kalian lakukan , aku
jadi pergi ketimur!” bentak Kebi dengan wajah benar benar marah . Namun sayangnya , yang digertak sama sekali tak
bergeming dan menatap Kebi dengan tatapan aneh .

“siapa dia?” tanya sibadan yang paling besar .

“entahlah , orang asing” sahut siwajah seram .

“hei aku menyelamatkan kalian dari bahaya tadi , karna itu…”

“aku tidak butuh bantuan mu tadi , tanpa mu pun aku bisa naik sendiri ke kereta” sela siwajah tak bersahabat .

Kebi mengangguk tapi ala orang kesal ,”kalau begitu aku harus menyalahkan diri sendiri?” tanya Kebi geram .

“ya . dan Ade , kita akan berhenti diperbatasan besok , pulang kerumah” ucap sibadan paling besar pada pemuda imut itu yang
kini memilin ujung baju adat berwarna merah dengan berbagai jalinan berbentuk motif dayak , yang baru disadari oleh Kebi .
Mereka baru saja akan mencari tempat duduk dan Kebi , dengan gerakan berkelas ala michael jackson , menghadang mereka .

“hei , masalah kita belum kelar , kalian tunggu lah disini” ucap Kebi lalu pergi mencari petugas kereta .

Kebi kembali dengan membawa seorang petugas ,“mereka tak membawa tiket , aku jamin” ucapnya dan anehnya keempat
orang disana hanya hirau dengan kedatangan petugas itu .

“apa benar kalian tak membawa tiket?” tanya petugas laki laki itu .

“sepertinya dia baru” ucap siwajah seram .

“aku rasa begitu” sahut siwajah tak bersahabat .


“tolong dijawab atau saya lapor polisi!” Kebi sudah tertawa jahat dalam hati , namun saat melihat wajah tenang pemuda imut
itu , ia rasa ada yang tidak beres . “okey saya akan lap!arghhAAAAAAaaa…” sang petugas terlempar keluar kereta dan
untungnya saat ini kereta tengah melewati sebuah jembatan dimana dibawahnya terdapat sungai , entah apa yang terjadi
dengan sipetugas , yang jelas Kebi yang melihat kejadian itu langsung menatap ngeri kearah pelaku pelempar yang merupakan
sibadan paling besar .

“kalian telah membunuh seseorang!” ucapnya sambil menjauhkan diri dari orang asing dan menakutkan itu . Lantas Kebi
merogoh ponselnya dengan tangan yang bergetar . Ia menekan angka dan menelfon pihak kepolisian , namun belum sempat
tersambung ponselnya tiba tiba direbut , pelakunya melempar ponsel Kebi keluar kereta dan itu terhempas dibebatuan . “apa
yang kau lakukan?!” tanya Kebi kesal ,”ponselku” dia ingin menangis rasanya . Kesialan macam apa yang terjadi dengannya hari
ini? . Karena sudah terbakar emosi , dia pun menghampiri siwajah tak bersahabat dan melayangkan tinjuan yang membuat
korban terhuyung sambil memegang pipinya . Sipemuda imut tampak tak percaya dengan tindakan Kebi sekaligus kagum
dengan tinjuan Kebi yang lumayan kuat . Dua orang lainnya pun menghampiri Kebi ,”hei satu lawan satu” ucapnya khawatir .

“beraninya kau!” geram sibadan yang lebih besar . Lantas ia mengangkat Kebi dengan meraih kerah baju belakangnya dan
berniat melemparnya dari kereta . Ia mengarah kan Kebi ke ambang pintu , menggantungnya diudara .

“arghh le pas!” Kebi memukul tangan besar itu . Kebi ketakutan saat melihat sisi kiri kanan atas bawahnya , pemandangan yang
mengerikan terpampang diberbagai sisi , bagaimana tidak , ia tengah berada diluar kereta yang tengah berjalan dengan
kecepatan penuh , tidak terbayang jika ia terhempas disamping rel kereta api yang penuh dengan hamparan kerikil kecil , ia
pasti akan mati .

Sipemuda imut tampak kasihan pada Kebi dan ketika ia tengah berlarut dalam rasa kasihan itu , tiba tiba muncul ide diotaknya .

“BERHENTI!” sibadan besar menoleh kearah pemuda itu,”sejujurnya , dia adalah kekasihku , aku berniat kabur bersamanya , ku
mohon lepaskan dia” sibadan besar mengerutkan kening sedikit tak percaya , tapi melihat raut sedih pemuda itu , ia pun
membawa Kebi masuk lalu melepaskan pegangannya pada kerah belakang Kebi , dan Kebi jangan ditanya , dia sudah ketakukan
setengah mati .

“kejam” ucapnya sambil bergetar menatap sibadan besar . Sipemuda menghampiri Kebi yang merosot kelantai .

“apa kau baik baik saja?” Tanya pemuda itu dan Kebi menoleh cepat kearahnya .

“apa kau tak melihat air mata ku yang bercucuran ini!?” mata Kebi hanya berkaca kaca .

“ti dak” jawab pemuda itu sedikit menyipitkan mata indahnya . Kebi berdiri dengan dibantu oleh sipemuda,”dengar , aku ingin
mengatakan sesuatu” bisik pemuda itu pada Kebi . Ia mengiring Kebi bersamanya untuk dibawa ke salah satu kursi . Saat
melewati ketiga orang berbadan besar itu Kebi agak sedikit meringkuk disamping sipemuda . Mereka berdua pun duduk
berhadap hadapan . Sipemuda sedikit melirik kearah orang orang besar itu memastikan mereka tidak mendengar
pembicaraannya dengan Kebi . “hei” panggil pemuda itu setengah berbisik . Kebi menoleh kearahnya , ia masih ketakutan .
“tenanglah , mereka tak akan menyakitimu lagi” ucap pemuda itu menenangkan . Kebi menghela nafas nya , ia menatap
sipemuda dengan kesal .

“apa apaan yang mereka lakukan? Mereka telah membunuh seseorang dan , dan kenapa kalian..” Kebi bingung dengan
pertanyaan nya sendiri , setelah apa yang ia lihat dan alami , ia yakin orang asing yang saat ini bertemu dengannya bukanlah
orang biasa .

“aku mengerti perasaan mu , begini saja , agar lebih enak ada baiknya kita berdua berbicara bahasa kampung orang Asbar ,
kamu bisa kan?” Kebi mengangguk saja , jujur saja dia tidak tau apa yang ia lakukan , mengapa ia berbicara dengan orang asing
ini? Dia hanya mengikuti alur . “petama tama aku kak kenalan lau ngau ikau , namo ku Kieran Hyelan , kau tauk ngumai ku
Kiran , namo kau?” (pertama tama aku pengen kenalan dulu sama kamu , nama ku Kieran Hyelan , kamu bisa memanggilku
Kiran , nama mu?) .

“namo ku Kenji Biramur , tapi urang ngumai ku Kebi , nah entok eh , namo te kak dijantuh ke dik ngusung aku teh?”(nama ku
Kenji Biramur , tapi orang orang memanggil ku Kebi , nah sekarang , apa yang ingin kau bicarakan dengan ku?)

“aku kak ikau mantuk aku”(aku ingin kau membantu ku)

“hah?” Kebi mengerutkan kening .


“dinga bah , aku tuk teh kak disuruh tunangan ngau anak dari kawan apak aku , tapi aku tuk engai , jadi aku lari re rumah
ngamik ke ndai jadi tunang , tapi gara gara ikau , aku gagal lari . Nah sidak betiga nyak teh saudara aku , disuruh ngigak aku
ngamik ke pulai kerumah” (dengar yah , aku ini disuruh tunangan sama anak dari kawan ayah aku , tapi aku nggak mau , jadi aku
kabur dari rumah biar nggak jadi tunangan , tapi gara gara kamu , aku gagal kabur . Nah mereka bertiga itu adalah saudara ku ,
disuruh nyari aku biar balek lagi kerumah) . Mendengarnya , Kebi hanya ternganga tak percaya , pasalnya , ketiga orang nan
seram dan nan nggak berperikemanusiaan itu adalah saudara pemuda manis yang saat ini duduk dihadapannya .

“kalian sungguh tidak mirip” ucap Kebi ,”jadi , namo te perlu ku bantuk?”(jadi , apa yang perlu ku bantu?)

“kau purak purak jadi pacar aku” (kau pura pura jadi pacar ku)

“eh tua tuk baruk kenal , kati baka ikau kak nyuruh ku purak purak piak? Lagik pun aku ndai ketauk ikau tuk siapa”(eh kita
berdua ini baru kenal , gimana bisa kau menyuruh aku untuk berpura pura begitu? Lagian aku tak tau kau ini siapa) , Kebi sama
sekali tidak mengerti saat ini , apa apaan pemuda didepannya ini? .

“kau kak ketauk , Hyelan nyak siapa?”(Kamu pengen tau , Hyelan itu siapa?) pertanyaan ini diucapkan dengan nada serius .

“nggak , dan nggak mau tau juga , sudahlah , omongan macam apa yang kita berdua bicarakan ini” ucap Kebi menyudahi
pembicaraan yang mulai tak sehat menurutnya itu . Ia menyenderkan diri pada kaca jendela kereta .

“baiklah , kau boleh menolak untuk membantu ku , tapi saat ini kau sudah masuk dalam rencana ku dan jika kau menolak maka
kau akan mati”

“hei! Jangan mengancam ku! Apa apaan kau ini?!” sela Kebi tampak marah . Pemuda manis bernama Kiran itu juga tampak
kesal akan tolakan dari Kebi , tapi ia tak kehabisan ide .

“kau juga salah disini , jika kau tak membantu mereka untuk masuk kedalam kereta , aku yakin aku akan bebas dan lepas dari
mereka , jadi anggap saja saat ini kita imbang , aku bersalah dan kau juga . Tapi ya tidak masalah , aku bisa mengatakan kepada
mereka bahwa kau telah menyakiti hati ku dan mereka akan melenyapkan mu dengan membuang mu dari kereta ini” ucap
Kiran dengan tatapan menantang .

“jangan berlaku seenak hati wahai tak bermoral , aku sama sekali tak mengerti permasalahan mu” sahut Kebi sambil
mendekatkan wajah nya pada Kiran .

“kau tak perlu mengerti , kumohon , bantu aku” ucap Kiran kini dengan nada memohon yang tidak dibuat buat . Kebi bisa
membaca air wajah seseorang dengan cepat , dan tau bahwa pemuda manis ini benar benar butuh pertolongan , tapi mau
gimana? Kebi saja bingung mengapa ia harus mengiyakan permintaan Kiran? . Kebi memundurkan wajahnya tanpa melepas
tatapannya dengan Kiran .

“dengar , aku tidak mengerti apa ini , yang jelas saat ini aku juga memiliki suatu hal yang harus kulakukan , aku tak tau kau ini
siapa , apapun yang terjadi nanti aku harap kau bisa bertanggung jawab akan semua itu” anggap saja Kebi setuju untuk
membantu Kiran , dan Kiran yang mengerti langsung tersenyum .

“terima kasih , aku jamin setelah ini , jika kita disetujui maka kita pasti akan bebas dan setelah itu kau boleh menjalani hidup mu
dan aku juga akan menjalani hidup ku sendiri” ucap Kiran sumringah . Ia sangat senang .

“sudahlah , jangan menatap ku seperti itu” Kebi jadi risih sendiri dengan tatapan mata Kiran yang entah kenapa serasa tidak
asing .

“entah kenapa aku merasa sangat senang” ucap Kiran masih menatap Kebi , namun tiba tiba senyumnya sirna , “eh!tunggu
sebentar!” Kiran bangkit dari kursi dan mencari ketiga saudaranya , dan untungnya mereka sudah tertidur , membuatnya
menghela nafas lega .

“ada apa?” Tanya Kebi bingung dengan Kiran yang tiba tiba bangkit dari kursi .

“tidak ada , kau benar benar akan membantu ku kan?” Kiran hanya memastikan .

“ya , jadi apa sekarang?” Tanya Kebi . Kiran duduk kembali dikursinya menghadap Kebi .
“begini , besok kita akan sampai ditenggara tepatnya dirumah klan Hyelan , dan aku yakin aku pasti akan disambut oleh ratusan
oh tidak , mungkin puluhan anggota ayah ku , dann pada saat itu aku ingin kau menyatakan perasaan mu pada ku didepan ayah
ku yang kuyakini pasti juga akan ikut menjemputku nantinya , dan kita berdua akan direstui lalu aku akan berangkat bersama
mu untuk hidup bersama selamanya , begitu saja rencananya , mudah bukan” jelas Kiran dengan yakin .

“aku fikir ini tidak akan semudah pembicaraan mu” Kebi ragu , lagian apa tadi kata Kiran? Dia bilang dia akan dijemput oleh
puluhan anggota ayahnya? Memangnya dia siapa? Kenapa ayahnya punya anggota sebanyak itu? Siapa ayahnya? Klan Hyelan
itu apa? Begitulah pertanyaan yang saat ini berada dikepala Kebi .

“aku juga berfikir begitu” jangan kan Kebi , Kiran yang tadinya yakin kini ragu dengan apa yang akan ia lakukan .

“oh sudahlah , mari liat besok , sudah sore juga , malam ini fikirkan lah lagi rencana mu , jangan sampai kau membuat ku
terjebak dalam kondisi yang tak menguntungkan nanti , aku juga sudah rela membantu orang asing seperti mu” ucap Kebi . Kebi
berjalan pergi entah kemana , meninggalkan Kiran yang kebingungan .

Beginilah akhir hidup Kebi hari ini , ia tak mengerti dan lagi lagi bingung dengan keputusan nya sendiri , intinya dia hanya ingin
melihat apa yang akan terjadi dengannya besok , dan menjalaninya saja tanpa harus membebani diri , ia juga capek . Setelah
menyelesaikan tugasnya dalam rangka membantu Kiran , dia akan pergi menjalani tugas aslinya , yakni menabur abu kakeknya .
Jika bukan itu maka apa lagi? Liburannya gagal , dan kini ia terjebak dalam situasi aneh menurutnya . Dia harap dia bisa
menyelesaikan apa yang ia mulai dan pulang seperti permintaan neneknya . Tiba tiba ia merindukan rumah .
2

Anda mungkin juga menyukai