Pada suatu hari DIA medapat kabar dari ayahnya bahwa 2 minggu
lagi dia harus pindah ke kota (....) lantaran pekerjaan orang tuanya
yang dipindah oleh pihak atasan, DIA pun bingung mau nggak mau
dia harus pindah ke sana ikut dengan orang tuanya
2 minggu pun datang pada hari itu dia merasa sedih sekali, diapun
mengemasi semua barangnya dan menaruh didalam koper setelah
itu dimasuk kan kedalam mobil dan berangkat menuju kota dan
rumah barunya (......)
KEESOKAN HARINYA..
Ketika ditengah perjalanan dia tersesat dan tak tahu harus bertanya
kepada siapa alamat rumah barunya itu,DIA memasuki area lorong
hingga DIA merasa ada yang mengikutinya,saat DIA menoleh
kebelakang tak nampak satu orangpun yang DIA lihat,DIA pun
merasa ketakutan dan segera menggendong kucingnya dan
membawanya lari.
REVISI EPS 1
Pada sore hari ketika aku sedang duduk dikamar meratapi kesedihan
meninggalnya ayahku,tiba tiba terbesit dalam hati tentang
permintaan almarhum ayahku yang belum sempat aku kabulkan
(flashback on)
Setelah aku pindah ke kota baruku yang kedua dan sekolahku yang
baru,lagi,aku merasa takut melihatku karena aku menggunakan
cadar,aku semakin risih dengan mereka yang melihatku seolah tak
suka pada penampilanku,begitupun dengan tetangga baruku yang
menatapku dengan tatapan tak suka pula,tapi ada seseorang yang
masih peduli padaku,contohnya Mas Fahri
Pada suatu hari saat ayahku hendak pergi bertugas ada kejanggalan
yang sebelumnya tak pernah dilakukan oleh ayahku,tiba tiba ayahku
menyuruhku duduk disampingnya,ayahku mengusap pucuk kepalaku
seraya menjelaskan kejadian pertengkaran beberapa tahun
silam(dialog),setelah selesai menjelaskan ayah memberiku sebuah
pesan yakni ayah ingin bertemu bundaku sebelum aku lulus
sekolah,namun aku menyepelekan pesan dari ayahku karena kurasa
tidak begitu penting,setelah satu bulan ayahku tugas tiba tiba ada
telfon yang menyampaikan bahwa ayahku meninggal dunia dalam
melaksanakan tugas negara,akupun menangis dan menyuruh orang
yang ada dalam telefon tersebut untuk mengantarkan jenazah
ayahku kerumah.
(flashback off)
Ketika aku pulang aku pun bersiap berkemas untuk pindah besok
pagi,si mbok membantuku mengemasi barang barangku,dan barang
barang si mbok juga,tak lupa juga sebelum aku pergi aku
berterimakasih kepada mas Fahri karena sudah mau membantuku
mencari bundaku dan aku bilang kepada mas Fahri bahwa aku akan
pindah dan tinggal dengan bundaku,tidak jauh dari komplek
perumahan yang sebelumnya kutinggali bersama ayahku,mas Fahri
hanya tersenyum simpul seolah tidak mengikhlaskan aku pindah,aku
mencoba meyakinkan mas Fahri bahwa meskipun kita tidak jadi
tetangga bersebelahan lagi kita akan tetap menjadi SAHABAT sampai
nanti,mas Fahri masih sama dengan senyum simpulnya.
Tak terasa beberapa jam sudah kulalui dan akhirnya aku sampai di
bandara Kairo,aku langsung mencari taksi untuk segera mengantarku
ke pondok pesantren itu,sebelum itu tak lupa aku menelefon bunda
dan si mbok,aku ingin membaritahu mereka bahwa aku sudah
sampai di Kairo dengan selamat,dan aku juga mohon restu pada
bunda supaya aku diberikan kalancaran dalam menuntut ilmu
dinegeri orang,tak lupa juga aku menelefon mas Fahri yang
memintaku mengabarinya saat aku sudah sampai di Kairo,saat aku
menelefon mas Fahri dan meminta restu untuk menuntut ilmu disini
mas Fahri mengucapkan kalimat terakhir sebelum ia menutup
telefonnya yaitu “Cepat pulang dek Laras” aku tersenyum simpul dan
tidak menjawab kalimat mas Fahri tersebut,beberapa saat kemudian
mas Fahri mengucapkan salam,belum sempat aku mengucapkan
salam namun sambungan telefonnya segera ditutup oleh mas
Fahri,setelah aku melihat taksi aku melambaikan tanganku tanda
menyuruh untuk berhenti,sopir taksi tersebut mempersilahkan aku
masuk dan menanyaiku hendak pergi kemana,akupun menjawab
“pondok pesantren (….) pak” sopir taksi tersebut mengangguk
mantap,akupun menikmati perjalananku menuju pondok
pesantrenku ini.
Setelah lama aku memikirkan hal tersebut tiba tiba aku dikagetkan
dengan suara bel landingnya pesawat tujuan Indonesia,akupun
segera masuk dan menikmati perjalanan pulangku dari Kairo menuju
Indonesia,tak terasa setelah beberapa jam akhirnya aku sampai di
bandara Indonesia,bundaku yang sedari tadi menungguku disana
sudah menangis dan menghambur dalam pelukanku saat melihat
anak satu satunya yang beberapa tahun lalu harus menuntut ilmu
dinegeri orang sekarang sudah didepan matanya,tanpa basa basi
bundaku langsung mengajakku untuk naik kemobil dan bergegas
pulang kerumah.
Beberapa hari sudah aku berada dirumah ini tiba tiba terbesit sedikit
kerinduan pada seseorang yang pernah mengutarakan perasaannya
padaku,ya mas Fahri,aku berpikir ingin mengunjunginya akhir pekan
depan,setelah tiga hari berlalu rinduku semakin tak terbendung,aku
ingin segera menemui mas Fahri,saat aku duduk santai di ruang
keluarga tiba tiba ada seseorang mengetuk pintu,ketika aku ingin
menuju kedepan untuk membuka pintu tiba tiba bunda berkata
kalau biar bunda saja yang membuka pintunya,akupun
mengiyakan,kulanjutkan kegiatan nonton televisiku,saat bunda
sudah masuk kedalam bunda mengatakan bahwa ada seseorang
yang menitipkan surat undangan pernikahan padaku,akupun
terheran heran siapa yang menitipkan surat pernikahan padaku,saat
kubuka surat undangan pernikahan tersebut betapa terkejutnya
diriku saat melihat nama seseorang yang kurindukan saat ini sudah
tertera di undangan tersebut,namanya bersanding dengan nama
wanita lain yang pastinya bukan namaku yang ada disana,hatiku
hancur tak karuan tak terasa tiba tiba air mata menetes dari pelupuk
mataku tak mampu kubendung,bunda yang terheran heran
melihatku segera menanyakan apa yang terjadi namun aku diam saja
dan memilih masuk kedalam kamar dengan meninggalkan undangan
pernikahan itu diruang keluarga bersama bunda.
FAHRI
BACK TO LARAS
Hari ini adalah hari besar mas Fahri dan calon istrinya,bunda
menyuruhku untuk tetap menghadiri acara itu,ya orangtuaku
memang mengajarkanku arti menghargai orang lain dari aku masih
kecil,tak heran jika bundaku memaksaku menghadiri acara
pernikahan mas Fahri itu,apalagi mas Fahri seseorang sudah
membantu banyak sekali untuk keluargaku,dengan sedikit ragu
akupun mengiyakan permintaan bundaku,aku memakai gamis
kesayanganku,lengkap dengan handshock yang sering kupakai
semasa aku masih mondok di Kairo,tak lupa aku juga memakai niqab
kesayanganku karena niqab ini adalah kado pemberian almarhum
ayahku pada saat ulang tahunku beberapa tahun silam,aku sudah
siap berangkat ke acara pernikahan mas Fahri,aku menunggu bunda
yang sedang mengambil mobil untuk segera bergegas ke lokasi
pernikahan.
Setelah sampai disana aku melihat mas Fahri yang tampak tampan
menggunakan jas hitam dan dasi yang melingkar
dilehernya,begitupun pengantin perempuan yang memakai gaun
simple namun elegan dengan menggunakan jilbab dengan warna
senada dengan gaun yang dipakai,saat aku dan bundaku sampai
disana mas Fahri melihatku,menatapku dengan tatapan memohon
maaf namun aku hanya memberi tatapan pasrah,disela sela acara itu
tiba tiba seseorang menepuk pundaku akupun segera membalik
badanku dan mendapati bundaku yang tersenyum padaku,bundaku
memberiku motivasi bahwa setiap orang akan dipertemukan dengan
jodohnya masing masing dan itu tak akan pernah tertukar,dan
akupun berfikir selama apapun dan sejauh apapun aku dengan
jodohku pasti akan dipertemukan kelak dijalan Nya,setelah
meyakinkanku bundaku segera mengajaku pulang kerumah,akupun
menurutinya.
-TAMAT-