JURNAL TERAPI OKUPASI INGGRIS, APRIL.

1987, 50(4)

Terapi Okupasi untuk Anak-Anak Yang Gangguan Bicara dan

Bahasa: Pendekatan Integratif Sensorik
oleh

Greg Kelly, BSc, DipCOT

Sebelumnya Terapis Okupasi Senior, Cherryville Clinic, 2 Cherryville Street, Belfast"

Perawatan anak-anak dengan gangguan bicara dan bahasa biasanya dilakukan oleh terapis wicara
tetapi, karena fakta bahwa mereka juga hadir dengan berbagai masalah persepsi-motar, seorang
terapis okupasi dapat terlibat dalam perawatan. Penelitian terbaru dari AS menunjukkan bahwa terapi
okupasi, menggunakan pendekatan sensorik integratif (SI), dapat memiliki efek langsung dan
menguntungkan pada perkembangan bicara dan bahasa. Dalam beberapa kasus, anak pada awalnya
mungkin lebih diuntungkan dari terapi okupasi daripada dari terapi wicara. Artikel ini membahas
implikasi teoretis dari penggunaan pendekatan Sl untuk pengobatan, dengan penekanan khusus
diberikan pada stimulasi vestibular. Hal ini, terutama, dimaksudkan untuk menjadi tinjauan pustaka
dalam persiapan untuk proyek penelitian yang saat ini sedang dilakukan oleh penulis.

PERKENALAN Pendekatan SI untuk pengobatan telah

Perawatan klinis anak-anak dengan gangguan
bicara dan bahasa secara tradisional dilakukan
oleh terapis wicara, tetapi banyak dari anak-
anak ini juga cenderung menunjukkan
ketidakdewasaan neurologis, atau disfungsi, di
daerah lain. Conseguently, terapi okupasi dapat
memberikan penilaian dan pengobatan
berbagai kesulitan perseptual-motorik yang
dialami oleh anak-anak ini.
Perawatan dapat dilakukan bersama dengan
terapis wicara. Berbagai aktivitas perseptual,
visual-motorik, motorik halus, dan motorik
kasar, seperti yang dijelaskan oleh Routledge!
dan Ogilvic?, bisa bermanfaat. Diasumsikan
bahwa, dengan mengobati kesulitan perseptual-
motorik yang muncul, akan ada lebih sedikit
tekanan pada anak dan ia akan menjadi lebih
mampu mengembangkan keterampilan kognitif
yang lebih tinggi seperti bahasa.
Gagasan terapis okupasi dan terapis wicara
yang bekerja sama di bidang pediatri bukanlah
hal yang aneh dan tentu saja ada area tumpang
tindih dalam program perawatan mereka. Seng
dan Fisher? telah menggambarkan bagaimana
pendekatan terpadu untuk terapi bisa sangat
efektif. Jaroma et al" juga telah menunjukkan
bagaimana penggunaan gabungan dari
pendekatan pengobatan khusus, terapi
integratif sensorik, dan terapi wicara membantu
seorang anak laki-laki dispraktik untuk
mencapai tingkat normal untuk usianya dan
kematangan untuk memulai schooi pada waktu
usuai. Namun, ada beberapa bukti bahwa terapi
okupasi, menggunakan pendekatan sensorik
integratif (SI), dengan sendirinya dapat memiliki
efek langsung dan menguntungkan pada
perkembangan bahasa.
dijelaskan dengan sangat baik dalam edisi-edisi
sebelumnya dari jurnal ini5789 dan s0 tidak
perlu mengulangi informasi di sini. Pendekatan
perawatan khusus akan, bagaimanapun,
dijelaskan jika sesuai.
HUBUNGAN ANTARA GERAKAN TUBUH DAN
PERKEMBANGAN BAHASA
Selama lebih dari 50 tahun, kemungkinan
bahwa koordinasi otot yang buruk dikaitkan
dengan kegagalan untuk mengembangkan
pidato artikulasi telah menjadi subjek studi
ilmiah. Hasil penelitian ini telah bertentangan
tetapi tampaknya anak-anak dengan gangguan
artikulasi yang parah, rata-rata, memiliki lebih
banyak kesulitan dalam kecakapan motorik
daripada chiidren normal.1 Memang, sebagian
besar survei terhadap anak-anak dengan
kesulitan bicara dan bahasa, terutama
gangguan artikulasi, menunjukkan bahwa
mereka biasanya canggung secara fisik atau
'canggung'.! Ayres!? telah menduga bahwa
sensasi yang timbul dari aktivitas motorik
membantu merangsang area otak yang
dipanggil dalam membuat suara bicara.
Satu teori mengapa fungsi motorik kasar
dapat memiliki efek negatif pada
perkembangan bahasa adalah bahwa tingkat
yang lebih tinggi dari sistem saraf pusat (SSP)
direguir untuk menjaga keseimbangan dan
koordinasi. Semakin tinggi tingkat SSP yang
terlibat, semakin besar kesulitan dalam
memusatkan keterampilan kognitif yang lebih
tinggi pada proses pembelajaran seperti tahap
awal perkembangan bahasa. Disarankan bahwa
belahan bumi non-dominan dari korteks
serebral adalah belahan bumi "postural' dan
 JURNAL TERAPI OKUPASI INGGRIS, APRIL. 1987, 50(4)

menghambat kerja belahan bumi dominan Terlepas dari bukti yang menunjukkan
dalam pengembangan fungsi bahasa.! hubungan erat antara gerakan tubuh dan
perkembangan bahasa, yang cenderung
Tampaknya produksi pidato mungkin
mendukung penggunaan terapi SI untuk
melibatkan seluruh tubuh. Pola sensorimotor
beberapa jenis gangguan bicara dan bahasa,
yang direguir dalam pembelajaran bicara
masih ada kesulitan. Terapi SI menempatkan
dianggap sebagai satu kesatuan yang utuh. Pola
penekanan pada integrasi sistem saraf pada
gerakan dasar ini dibangun di atas postur tubuh
tingkat subkortikal, sedangkan teori klasik dan
dasar, yang mengarah pada pengembangan
kontemporer dari proses serebral yang terlibat
seguensi gerakan motorik phasic yang berbeda,
dalam pidato menganggap pemrograman
termasuk gerakan tubuh dan wajah serta pola
motorik yang mendasari ucapan sebagai proses
artikulasi." Namun, jika postur tubuh dasar
kortikal. Mekanisme subkortikal, secara
tidak ditetapkan, apresiasi anak terhadap citra
tradisional, masih belum dianggap terlibat
tubuhnya akan kurang. Dengan penuh
dalam produksi gerakan sukarela yang
pertimbangan, ia tidak akan mampu
diperlukan untuk berbicara dan korteks motorik
membangun serangkaian pola gerakan yang
diyakini cukup untuk fungsi ini. Namun
mengarah pada produksi ucapan normal.?
demikian, penghancuran area vokalisasi korteks
Biasanya, anak membuat skema tubuh precentral manusia tidak menghasilkan afasia,
primer yang kemudian dipindahkan oleh sistem seperti yang diharapkan jika seluruh aliran
postural terintegrasi yang memungkinkan informasi terbatas pada korteks motorik.
bahasa berkembang dengan menggusur hierarki
Tampaknya korteks motorik bukanlah dasar
tubuh. Namun, jika seorang anak melewatkan
umum untuk gerakan sukarela. Fungsi
salah satu tahap perkembangan postural, maka
utamanya akan tampak sebagai alat khusus
ia dapat mengembangkan pola komunikasi yang
penyesuaian taktil dan proprioseptif untuk
tidak normal." Memang, tampaknya aktivitas
gerakan-gerakan yang memperdaya regulasi
motorik dari satu jenis atau yang lain setidaknya
tertentu. Mekanisme umum gerakan sukarela
sama pentingnya dengan audisi dalam bahasa
terutama tampaknya melibatkan struktur
mediasi. Menurut Crickmay,!f cara paling kaset
subkortikal seperti beberapa inti batang otak,
dan paling sukses untuk menghasilkan suara
otak kecil dan ganglia basal. Lesi pada struktur
pada anak yang lumpuh otak adalah melalui
ini mengakibatkan gangguan yang lebih
penggunaan gerakan dan getaran.
mendalam dari gerakan sukarela daripada lesi
Secara tradisional, rute pendengaran telah pada korteks motorik dan, tanpa struktur ini,
dianggap sebagai modalitas utama dalam korteks motorik tidak akan efektif dalam
persepsi bicara, tetapi sekarang tampaknya menghasilkan gerakan yang direguir untuk
anak itu merasakan seguensi suara dalam hal berbicara.2! Rupanya, batang otak dan talamus
reaksi motoriknya sendiri .!" Pola motorik juga menawarkan struktur saraf yang lebih baik
adalah peristiwa paling awal dalam pemahaman untuk pemrosesan rangsangan pendengaran
bicara, sehingga umpan balik proprioseptif daripada korteks.
harus menengahi antara stimulus akustik dan
Tampaknya sebagian besar bahasa ekspresif
persepsinya. Memang, persepsi suara ucapan
dicapai oleh ganglia basal dan, sampai batas
mungkin lebih terkait erat dengan artikulasi
tertentu, oleh otak kecil dan bahwa korteks
daripada stimulus akustik. Novikova?2
motorik tidak, pada kenyataannya, memainkan
menemukan bahwa ada peningkatan nyata
peran utama dalam produksi pidato. Jadi, jika
dalam potensi otot lidah anak-anak tunarungu
terapi SI dapat meningkatkan fungsi pada
yang sedang belajar berbicara. Dia mampu
tingkat subkortikal, maka itu mungkin memiliki
mempercepat pembelajaran mereka dengan
efek langsung dan menguntungkan pada
merangsang umpan balik proprioseptif melalui
perkembangan bahasa. Kesan klinis dan bukti
"mavement verbal'. Pendekatan Bobath dan
menduga bahwa ada hubungan antara sistem
metode motorik-kinestetik keduanya berusaha
vestibultar dan bahasa.
untuk memperkuat stimulasi pendengaran dan
visual dengan memberi anak perasaan SISTEM VESTIBULAR DAN PENGEMBANGAN
bergerak, dengan keyakinan bahwa umpan balik BAHASA
kinestetik adalah faktor kuat dalam
Penelitian neurobiologis dan klinis
membangun kebiasaan berbicara. Diperkirakan
menunjukkan bahwa sistem vestibular, lebih
bahwa umpan balik dari suara atau kata guickly
dari sistem saraf lainnya, memainkan peran
ini menjadi kontrol dominan dalam pidato.
penting dalam pemrosesan pendengaran dan
MEKANISME SUBKORTIKAL YANG TERLIBAT produksi bicara. Namun, hubungan neurologis
DALAM PIDATO antara ucapan dan akguisisisisi bahasa dan
 JURNAL TERAPI OKUPASI INGGRIS, APRIL. 1987, 50(4)
fungsi sistem vestibular sebagian besar bersifat
spekulatif." Namun demikian, dua cara di mana
stimulasi vestibular dapat meningkatkan
perkembangan bahasa adalah melalui koneksi
langsung antara sistem vestibular dan pusat
bahasa di Korteks serebral, dan dengan
meningkatkan gairah, perhatian dan motivasi
melalui efeknya pada sistem pengaktifan
reticular dan / atau sistem limbik.
Juga telah disarankan bahwa sistem
vestibular memainkan peran dalam
pengembangan bahasa dengan berkontribusi
pada pengembangan spesialisasi hemisfer.
Salah satu efek dari sistem vestibular yang
kurang reaktif adalah sering mengganggu
spesialisasi setiap sisi otak dan tubuh untuk
fungsi yang berbeda. Secara conseguently, anak
mungkin juga mencoba mengembangkan
bahasa di kedua belahan bumi tetapi, pada
kenyataannya, tidak melakukannya dengan baik
di kedua belahan bumi. Kurangnya lateralisasi
keterampilan pada anak-anak dengan gangguan
vestibular-bilateral menduga bahwa anak-anak
ini tidak memiliki komunikasi normal antara
kedua belahan bumi.
Selanjutnya, ketika kedua belahan bumi tidak
berkomunikasicmakan dengan sedih, kedua
belahan cenderung mengembangkan fungsi
motorik dan bahasa yang serupa.5 Juga telah
disarankan bahwa terapi sensorimotor dapat
mempengaruhi spesialisasi hemisfer untuk
pemrosesan bahasa seperti yang ditunjukkan
oleh peningkatan ingatan total pada tugas
mendengarkan dikotik.
Jika perkembangan bicara dan bahasa
tergantung sampai batas tertentu pada
integritas sistem vestibular, maka anak-anak
dengan gangguan bicara dan bahasa harus
menunjukkan penyimpangan sorna dalam
fungsi vestibular. Fungsi vestibular dapat dinilai
dengan berbagai cara. Secara singkat, ini dapat
dibagi menjadi beberapa kategori otologis dan
klinis. Penilaian otologis meliputi uji percepatan
kalori, putar dan linier yang memberikan
informasi mengenai fungsi labirin dengan
memeriksa respon nistagmus. Uji klinis meliputi
penilaian keseimbangan dinamis, postur
ekstensi rawan, tonus otot dan keseimbangan
berdiri.
Ayres" telah menggambarkan anak-anak
yang menunjukkan disfungsi vestibular sebagai
memiliki nistagmus postrotary abnormal (PRN)
sebagaimana diukur oleh tes nistagmus
postrotary California Selatan (SCPNT). PRN
adalah serangkaian gerakan mata bolak-balik
yang cepat yang dapat dilihat setelah seorang
anak berputar beberapa kali dan kemudian
berhenti. Jika nistagmus berhenti terlalu cepat,
tidak Terjadi sama sekali atau tidak teratur,
maka inti vestibular anak tidak mendapatkan
input ruang depan yang cukup atau tidak
memproses input ini dengan benar. Durasi rata-
rata PRN yang tertekan telah ditemukan pada
anak-anak dengan berbagai gangguan
komunikasi jika dibandingkan dengan kelompok
kontrol. Anak-anak dengan gangguan bahasa
memiliki durasi rata-rata PRN yang jauh lebih
rendah jika dibandingkan dengan anak-anak
yang memiliki gangguan artikulasi atau
gangguan bicara dan bahasa.
Saat menguji durasi PRN menggunakan
SCPNT, anak direguir untuk duduk bersila di
papan yang berputar bebas pada perangkat
bantalan bola. Ini melekat pada papan lain yang
terletak di lantai. Kepala anak miring pada sudut
30 " ke depan dari vertikal untuk merangsang
kanal setengah lingkaran horizontal dalam
posisi kira-kira horizontal ke permukaan bumi.
Ini adalah posisi optimal untuk stimulasi. Anak
kemudian diputar secara manual ke kirinya 10
kali dalam 20 detik dan kemudian tiba-tiba
berhenti. Durasi respons nistagmus kemudian
dipantau secara visual dan diatur waktunya ke
detik terdekat. Prosedur ini kemudian diulangi
tetapi kali ini mengubah anak ke kanan.
Dari sudut pandang terapi okupasi, durasi
PRN juga merupakan prediktor penting dari
hasil terapi pada anak-anak dengan disfungsi SI
dan ketidakmampuan belajar. Jadi, kegunaan
tes ini tidak terbatas pada anak-anak dengan
gangguan bicara dan bahasa.2? Gangguan
vestibular juga telah didokumentasikan pada
anak-anak dengan sindrom Down, hiperaktif,?!
gangguan emosional, keterbelakangan mental,
cerebral palsy" dan autisme. Sangat menarik
untuk dicatat bahwa hampir semua anak autis
menunjukkan durasi PRN yang singkat ketika
diuji dengan mata terbuka.'? Kurangnya
eksklusivitas ini dapat mengacaukan
kemampuan tes secara khusus untuk
mengidentifikasi gangguan komunikasi —
kecuali, tentu saja, ini terbukti menjadi faktor
umum.
TERAPI INTEGRASI SENSORIK UNTUK ANAK-
ANAK DENGAN GANGGUAN BICARA DAN
BAHASA
Proses perencanaan motorik yang terlibat
dalam pidato pada dasarnya sama dengan yang
terlibat dalam perencanaan tindakan seluruh
tubuh. Oleh karena itu, terapi apa pun yang
membantu anak dispraktik untuk mendapatkan
SI dan perencanaan motorik yang lebih baik
mungkin juga akan membantu perkembangan
bicara. Baik proses input pendengaran dan
 JURNAL TERAPI OKUPASI INGGRIS, APRIL. 1987, 50(4)
perencanaan bicara dibantu dalam terapi SI
karena mempengaruhi fungsi seluruh otak.
Secara konseguen, itu juga dapat meningkatkan
konsentrasi dan mengurangi frustrasi dan
dengan demikian memberikan dasar untuk
terapi wicara yang lebih efektif."
Namun, anak-anak dengan gangguan bicara
dan bahasa dapat menunjukkan peningkatan
setelah terapi SI meskipun mereka tidak
menerima pelatihan languape khusus. Dalam
sebuah studi tentang inftuensi prosedur SI pada
perkembangan bahasa anak-anak muda yang
aphasic, Ayres" menemukan bahwa, tergantung
pada tingkat disfungsi SI, terapi okupasi dapat
meningkatkan pemahaman dan ekspresi
bahasa. Selain itu, hingga titik tertentu, anak
dengan kesulitan yang lebih parah, pada
kenyataannya, mungkin lebih diuntungkan dari
terapi okupasi daripada dari terapi wicara.
Namun, harus diingat bahwa tidak semua
masalah bicara dan bahasa dikaitkan dengan
gangguan vestibular, beberapa tampaknya
dihasilkan dari disfungsi di pusat-pusat bicara
belahan otak kiri. Oleh karena itu, gangguan
jenis ini tidak disebabkan oleh SI yang buruk
sehingga biasanya tidak akan menanggapi
terapi SI — kecuali, tentu saja, ada juga masalah
postural dan koordinasi.'? Stilwell et a28
mengusulkan bahwa pengembangan pusat
bahasa di otak, dalam beberapa hal, tergantung
pada SI subkortikal sebelumnya, serta
berkelanjutan. Tampaknya terapi okupasi,
menggunakan teknik SI, dapat berkontribusi
pada kemampuan umum seorang anak untuk
mengatur perilakunya sendiri dengan cara yang
tidak dilakukan oleh terapi wicara.
Pentingnya SI untuk pengembangan bahasa
tergantung pada sejumlah besar rangsangan
vestibular. Sebagian besar studi klinis
menunjukkan bahwa stimulasi vestibular dapat
memiliki efek positif pada tingkat gairah,
perilaku eksplorasi visual, perkembangan
motorik dan integrasi refleks pada anak kecil.
Terapi SI tampaknya merangsang sistem
vestibular dengan gerakan atau getaran dan ini
tampaknya memiliki pengaruh langsung pada
proses pendengaran dan bahasa. Tampaknya
suchimprovements terjadi melalui koneksi saraf
primitif antara sistem vestibular dan
pendengaran. Bukti filogenetik menunjukkan
bahwa ada hubungan antara sistem vestibular
dan bagian anatomi tubuh yang berkaitan
dengan ucapan dan bahasa." Sebagai contoh,
reseptor pendengaran tampaknya telah
berevolusi dari reseptor gravitasi primitif. Lebih
khusus lagi, rangsangan vestibular dan
pendengaran biasanya ditemukan untuk
mengaktifkan struktur saraf yang sama? dan
sistem vestibular dan pendengaran merespons
getaran.'? Selanjutnya, De Ouiros? telah
mengidentifikasi disfungsi dalam sistem
vestibular yang mencakup keterlambatan
perkembangan bicara dan bahasa - "vestibular
areflexia'.
Terapi okupasi dapat memberikan berbagai
macam peluang untuk sensasi dan gerakan
dengan eguipment yang dapat digunakan untuk
berayun, berputar, berguling, memanjat,
merangkak, berkuda, melompat dan gerakan
seluruh tubuh lainnya. Jika ada bukti bahwa
sistem vestibular anak tidak menerima input
adeguate, ia dapat dipintal, atau memutar
dirinya sendiri, dengan duduk atau Iying di
tempat tidur gantung atau tong plastik besar,
yang kedua ujungnya ditangguhkan dari titik
yang sama. Ini dapat memberikan gerakan
putar yang cepat dengan kepala di berbagai
posisi. Anak dapat didorong, atau mendorong
dirinya sendiri dengan tangan atau kakinya.
Dengan demikian jumlah rangsangan yang dia
terima dapat sepenuhnya berada dalam
kendalinya.!? Knickerbocker" menunjukkan
bahwa 30 detik pada 60 putaran per menit
(rpm) searah jarum jam, diikuti oleh hal yang
sama dalam arah berlawanan arah jarum jam,
sesuai dan dapat diulang sekali atau dua kali jika
tidak ada nistagmus yang terangsang dan tidak
ada kontraindikasi yang jelas. Tempat tidur
gantung yang ditangguhkan kurang aman
sehingga lebih banyak memperdaya lebih
banyak "keamanan gravitasi" dan "toleransi
terhadap gerakan' daripada larasnya.
Stimulasi vestibular serupa dapat diberikan
dengan papan skuter yang memperdaya
kembali partisipasi yang lebih aktif dari pihak
anak. Papan skuter hanyalah papan kayu yang
dipasang pada empat kastor sehingga dapat
berguling bebas dan berputar ke segala arah. Itu
harus cukup besar untuk menopang bagian
tengah tubuh sementara kepala, dada bagian
atas dan kaki menggantung di ujungnya. Anak-
anak biasanya menderita dalam posisi
tengkurap di papan skuter sambil mengangkat
kedua ujung tubuh. Kemampuan untuk
mempertahankan posisi ini dengan mudah
adalah salah satu ujian fungsi vestibular yang
efisien. Anak-anak yang kepalanya melorot dan
yang kakinya terseret cenderung berada di
bawah sistem vestibular reaktif sementara
anak-anak yang tampaknya takut pada babi
hutan skuter" mungkin memiliki sistem
vestibular yang terlalu reaktif. Jika seorang anak
mengalami kesulitan memasukkan tubuhnya ke
papan dan jatuh dengan mudah begitu dia
hidup, dia mungkin mengalami dyspraxic.
 JURNAL TERAPI OKUPASI INGGRIS, APRIL. 1987, 50(4)
Beberapa anak tampaknya sangat sensitif
terhadap stimulasi vestibular atau bahkan
terancam olehnya. Dalam kasus seperti itu,
berguling-guling di lantai adalah kegiatan yang
baik untuk memulai dan biasanya dapat
diterima oleh anak yang tidak aman secara
postural, asalkan ia mengaktifkan penggulungan
itu sendiri sebagai lawan dari digulung. Ini dapat
diikuti dengan duduk dengan aman di tempat
tidur gantung jaring gantung yang ditangguhkan
atau tong yang dekat dengan lantai. Dia
kemudian harus didorong untuk mendorong
kakinya ke lantai untuk mulai berayun dengan
lembut. Kemudian, dia bisa meletakkan
tangannya di lantai dan mendorong dengan
lembut untuk menggerakkan dirinya sendiri. Ini
harus secara bersamaan meningkatkan
kapasitas otaknya untuk mengintegrasikan
rangsangan vestibular dengan mengembangkan
respons motorik yang membantu integrasi dan
secara bertahap meningkatkan stimulasi
vestibular yang diinduksi sendiri.
Di sisi lain, anak-anak yang menunjukkan
respons yang berkurang terhadap rangsangan
vestibular umumnya harus memulai
pengobatan dengan pemintalan secepat yang
mereka inginkan dan sebanyak yang dapat
ditoleransi oleh otak mereka. Terapi harus
memberikan pemboman stimulasi
menggunakan banyak posisi dan gerakan kepala
yang berbeda untuk merangsang semua
kemungkinan reseptor vestibular. Munculnya
nistagmus dan pusing secara bertahap dari
stimulasi vestibular semacam itu menunjukkan
bahwa jalur yang dulunya tidak aktif di otak
sedang terangsang.? Refleks yang sebelumnya
belum dikembangkan diaktifkan dan input
sensorik dan organisasi berikutnya membantu
membangun fondasi untuk proses otak seperti
pengembangan bahasa.
Stimulasi vestibular yang lambat dan ritmis
dapat menjadi penghambatan dan s0
mengurangi hiperaktif. Ini dapat dicapai dengan
mengayunkan anak secara pasif bolak-balik atau
dalam orbit sekitar 25-30 rpm. Setelah
mengendarai papan skuter, anak-anak
seringkali lebih tenang dan fokus dan tetap
seperti ini selama beberapa waktu. Metode lain
adalah menempatkan anak dalam posisi
tengkurap pada bola terapi besar dan
menggulungnya perlahan bolak-balik. Jika ini
terlalu penghambatan atau terlalu rangsang,
respons adaptif yang normal dapat didorong
dengan meminta anak untuk meletakkan
tangannya untuk menyentuh lantai saat ia
digulung bolak-balik. Ini cenderung
menyeimbangkan komponen rangsang dan
penghambatan fungsi otak.?
Selain merangsang aksi refleks antigravitasi
untuk memperpanjang batang atas, goyangan
yang rentan juga dapat merangsang otot-otot
leher dan batang atas dan memperingatkan
kanal setengah lingkaran. Goyangan terlentang
meningkatkan tarikan gravitasi yang kuat untuk
merangsang kanal anterior dan setengah
lingkaran. Berbagai posisi lain, termasuk empat
kali lipat, duduk dan berlutut, juga dapat
membantu meningkatkan respons
keseimbangan dan keseimbangan .
Respons ini dirangsang oleh kegiatan yang
mengaktifkan proprioseptor otot, sendi dan
tendon. Ini dapat dicapai melalui kegiatan yang
meregangkan, mengompres, dan memberikan
tekanan dalam ke area ini. Oleh karena itu,
melompat-lompat di atas trampolin atau, lebih
praktis, dalam situasi klinis, pada "pelari dalam
ruangan" dapat merangsang reseptor yang
sesuai. Ketidakstabilan permukaan kontak pelari
membuatnya ideal untuk meningkatkan
keseimbangan, baik dengan meminta anak
untuk mengambil berbagai postur statis (seperti
berdiri dengan satu kaki) atau bergerak secara
dinamis (seperti melompat atau berlari di
tempat). Memantul juga bisa menjadi pelatih
gaya berjalan yang sangat efektif serta
memperkuat otot-otot batang dan
mengembangkan koordinasi kaki.
Delacato telah menyarankan bahwa kegiatan
trampolin dapat Mengatur anak secara
neurologis dan bahwa tahap perkembangan
prenatal dan postnatal dapat direplikasi selama
setiap pantulan. Rupanya, trampolin itu
ditemukan oleh seorang ahli saraf Prancis yang
menggunakannya untuk merawat anak-anak
yang terluka otak dengan beberapa
keberhasilan. Meskipun Delacato belum
menerima banyak dukungan ilmiah, teori-
teorinya tampaknya sangat mirip dengan teori
SI dalam beberapa hal dan mungkin layak untuk
diselidiki lebih lanjut. Peneliti lain"!'? juga telah
melaporkan keberhasilan significant dalam
mengembangkan penglihatan dengan
menggunakan trampolin sebagai modalitas
pengobatan utama. Hal ini menarik mengingat
hubungan antara sistem vestibular dan visual
yang juga telah dijelaskan oleh teori SI.!?
Penggunaan trampolin sebagai alat penilaian
dan pengobatan dalam terapi SI patut diteliti
lebih lanjut.
Ketika memberikan stimulasi vestibular untuk
seorang anak, respons spontannya mungkin
merupakan indikator yang paling dapat
diandalkan untuk penerapan prosedur
terapeutik. Namun, tepatnya bagian mana dari
sistem vestibular yang coba dirangsang anak
tetap tidak pasti dan teoretis. Namun demikian,
 JURNAL TERAPI OKUPASI INGGRIS, APRIL. 1987, 50(4)

jenis stimulasi yang dibutuhkan anak terungkap
dengan jelas dan terang-terangan melalui
gerakan atau posisi tubuh tertentu yang ia cari.
Sejauh mana kebutuhan ini ditunjukkan oleh
pengulangannya dan durasi serta intensitas
gerakannya. Terapi okupasi dapat memberikan
kesempatan bagi anak yang perlu merangsang
sistem vestibularnya. Meskipun beberapa anak
awalnya mencari stimulasi sistem vestibular
berulang kali dan terus-menerus, intensitas
drive ini biasanya mulai berkurang secara
bertahap selama perawatan. Pengurangan
kebutuhan, perasaan pusing, dan munculnya
respons nistagmus secara bertahap ini dapat
dianggap sebagai indikasi klinis integrasi
bilateral vestibular yang lebih baik."
melakukan percobaan terkontrol di mana satu-
satunya perawatan yang diberikan adalah,
misalnya, stimulasi vestibular. Penulis saat ini
terlibat dalam proyek penelitian 2 tahun penuh
waktu untuk menyelidiki penggunaan versi
modifikasi dari SCPNT untuk mengidentifikasi
anak-anak dengan gangguan komunikasi. Hal ini
juga diharapkan untuk mengevaluasi
penggunaan stimulasi vestibular sebagai bentuk
terapi untuk anak-anak tersebut.

Namun, meskipun input vestibular sangat kuat,

itu bisa menjadi tidak teratur.? Stimulasi
vestibular yang dihasilkan dari rotasi cepat
dapat menghasilkan perubahan fisiologis yang
mempengaruhi respirasi, warna kulit dan detak
jantung. Akibatnya, setiap anak yang menerima
stimulasi vestibular, terutama yang bersifat
pasif, harus diawasi dengan cermat untuk
tanda-tanda reaksi merugikan dari jenis ini. Jika
muncul, stimulasi vestibular harus dihentikan
dan durasinya dipersingkat dalam sesi terapi di
masa depan. Efek samping lain yang mungkin
tidak diinginkan adalah hipereksitasibilitas
hingga titik disorganisasi. Stimulasi reseptor
vestibular juga dapat mengendapkan kejang
pada anak-anak yang rentan kejang dan kejang
bahkan dapat terjadi beberapa hari setelah
stimulasi menurut beberapa laporan klinis.
seorang anak tidak dapat memproses input
vestibular itu juga dapat menyebabkan
ketidaksadaran."

KESIMPULAN

Ada beberapa bukti bahwa fungsi subkortikal

memainkan peran besar dalam produksi
ucapan.4-2 Penelitian menunjukkan bahwa
sistem vestibular, khususnya, penting dalam
pemrosesan pendengaran dan produksi
ucapan." Ini mendukung pandangan bahwa
gerakan dan perkembangan bahasa sangat
terkait erat dan sebagian besar survei tentang
masalah ini menunjukkan bahwa anak-anak
dengan masalah bicara dan bahasa biasanya
juga canggung.

Terapi SI tampaknya meningkatkan

kemampuan bicara dan bahasa pada anak-anak
dengan gangguan di daerah tersebut dengan
merangsang sistem vestibular dengan gerakan
atau getaran.' Namun, berbagai faktor sosial,
lingkungan dan fisiologis dapat bergabung
untuk membawa peningkatan melalui
peningkatan motivasi." Penting untuk