Anda di halaman 1dari 3

Ada tiga bagian otak yang paling penting untuk pembelajaran kinestetik dan

keterampilan.
1. Ganglia basal
2. korteks serebral
3. otak kecil
Semuanya memainkan peran yang sama pentingnya dalam kemampuan untuk
mempelajari keterampilan baru dan menguasainya.
Pertama Ganglia basal adalah kumpulan ganglia (kelompok neuron) yang terletak
di dasar otak depan. Ganglia basal menerima informasi dari bagian otak lainnya seperti
hippocampus dan area kortikal yang mengirim pesan tentang dunia luar. Sebagian besar
pesan-pesan ini adalah indera, yang berarti apa yang dirasakan secara fisik oleh
seseorang. Ganglia basal kemudian menafsirkan informasi ini dan mengirimkannya pada
jalan menuju thalamus dan batang otak yang keduanya memainkan faktor besar dalam
pergerakan fisik. Oleh karena itu, ganglia basal adalah awal dari proses bagi seseorang
yang belajar sambil melakukan untuk merespons secara mendalam terhadap rangsangan
di sekitar mereka. Ini penting sekali ketrampilan dipelajari untuk mempraktikkannya. Ini
dapat mengubah bagaimana sirkuit basal ganglia berpartisipasi dalam kinerja
keterampilan itu dan bahwa plastisitas sinaptik adalah mekanisme saraf dasar yang
memungkinkan perubahan tersebut. Semakin banyak seseorang berlatih, semakin banyak
plastisitas yang mereka kembangkan.
Kedua Korteks serebral adalah jaringan otak yang menutupi bagian atas dan
samping otak pada sebagian besar vertebrata. Ini terlibat dalam menyimpan dan
memproses input sensorik dan output motor. Di otak manusia, korteks serebral
sebenarnya adalah selembar jaringan saraf setebal 1/8 inci. Lembaran itu dilipat sehingga
bisa masuk ke dalam tengkorak. [16] Sirkuit saraf di area otak ini mengembang dengan
latihan aktivitas, seperti plastisitas sinaptik yang tumbuh dengan latihan. Klarifikasi
beberapa mekanisme pembelajaran oleh ilmu saraf telah maju, sebagian, dengan
munculnya teknologi pencitraan non-invasif, seperti positron emission tomography (PET)
dan fungsional magnetic resonance imaging (FMRI). Teknologi ini memungkinkan
peneliti untuk mengamati proses pembelajaran manusia secara langsung. Melalui jenis
teknologi ini, kita sekarang dapat melihat dan mempelajari apa yang terjadi dalam proses
pembelajaran. Dalam berbagai tes yang dilakukan otak yang dicitrakan menunjukkan
aliran darah yang lebih besar dan aktivasi ke area otak yang dirangsang melalui berbagai
aktivitas seperti mengetuk jari dalam urutan tertentu. Telah terungkap bahwa proses pada
awal belajar keterampilan baru terjadi dengan cepat, dan kemudian melambat hampir
menjadi dataran tinggi. Proses ini juga bisa disebut sebagai Hukum pembelajaran.
Pembelajaran yang lebih lambat menunjukkan di FMRI bahwa di korteks serebral inilah
saat pembelajaran jangka panjang terjadi, menunjukkan bahwa perubahan struktural di
korteks mencerminkan peningkatan ingatan keterampilan selama tahap pelatihan
selanjutnya. Ketika seseorang mempelajari keterampilan untuk durasi waktu yang lebih
lama, tetapi dalam waktu yang lebih singkat mereka akan belajar dengan cepat, tetapi
juga hanya menyimpan informasi ke dalam memori jangka pendek mereka. Sama seperti
belajar untuk ujian; jika seorang siswa mencoba mempelajari segala sesuatu malam
sebelumnya, itu tidak akan bertahan lama. Jika seseorang mempelajari suatu keterampilan
untuk durasi waktu yang lebih singkat, tetapi lebih sering dan jangka panjang, otak
mereka akan menyimpan informasi ini lebih lama karena disimpan dalam memori jangka
panjang . Studi fungsional dan struktural otak telah mengungkapkan interkonektivitas
yang luas antara beragam wilayah korteks serebral. Misalnya, sejumlah besar akson
menghubungkan wilayah sensorik posterior yang melayani penglihatan, audisi, dan
sentuhan dengan daerah motorik anterior. Komunikasi yang konstan antara sensasi dan
gerakan masuk akal, karena untuk mengeksekusi gerakan halus melalui lingkungan,
gerakan harus terus-menerus diintegrasikan dengan pengetahuan tentang lingkungan
seseorang yang diperoleh melalui persepsi sensorik. Korteks serebral berperan dalam
memungkinkan manusia melakukan hal ini.
Ketiga Otak kecil sangat penting untuk kemampuan manusia atau hewan untuk
dapat mengatur gerakan. Area otak ini membungkus batang otak dan sangat padat dengan
neuron dan koneksi saraf. [16] Bagian otak ini terlibat dalam pengaturan waktu dan juga
gerakan. Ini membantu dalam memprediksi peristiwa, terutama dalam pembentukan,
pelaksanaan, dan waktu tanggapan terkondisi. [4] Otak kecil memainkan peran yang
sangat penting dalam semua bentuk pembelajaran kinestetik dan fungsi motorik. Untuk
seorang balerina, penting untuk dapat mengontrol gerakan mereka dan waktu yang tepat
untuk rutinitas mereka. Untuk seorang pemain sepak bola, penting untuk dapat mengatur
pergerakan saat berlari melempar, dan bisa memiliki kendali atas ke mana arah bola serta
waktu penentuannya.
Ketiga sistem penting ini di otak berfungsi bersama sebagai satu tim, yang satu
tidak lebih penting dari yang lain. Mereka bekerja bersama untuk memungkinkan
menanggapi peristiwa sensorik, waktu, mengendalikan tindakan fisik, dan banyak
lagi. Namun, penting untuk diingat daripada kecuali jika seseorang secara aktif berlatih,
bagian-bagian otak ini tidak akan membantu mereka mencapai potensi penuh
mereka. Perubahan pada otak yang terjadi selama belajar tampaknya membuat sel-sel
saraf lebih efisien atau kuat. Penelitian telah menunjukkan bahwa hewan yang dibesarkan
di lingkungan yang kompleks memiliki volume kapiler per sel saraf yang lebih besar dan
karenanya pasokan darah yang lebih besar ke otak dari pada hewan yang dikurung,
terlepas dari apakah hewan yang dikurung itu hidup sendirian atau bersama
sahabat. Secara keseluruhan, studi-studi ini menggambarkan pola pengaturan peningkatan
kapasitas di otak yang tergantung pada pengalaman.
4. Kelebihan dan Kekurangan Kecerdasan Kinestetik

a. Kelebihan Kecerdasan Kinestetik


Orang yang memiliki kelebihan dalam kecerdasan kinestetik cenderung
mempunyai perasaan yang kuat dan kesadaran mendalam tentang gerakangerakan
fisik. Mereka mampu berkomunikasi dengan baik melalui bahasa tubuh dan sikap
dalam bentuk fisik lainya. Mereka juga mampu melakukan tugas dengan baik
setelah melihat orang lain melakukanya terlebih dahulu, kemudian meniru dan
mengikuti tindakanya. Namun, orang yang memiliki kecerdasan ini sering merasa
tidak tenang ketika duduk dalam waktu yang relatif lama bahkan merasa bosan
jika segala sesuatu yang dipelajari atau disampaikan tanpa disertai dengan
tindakan yang demonstratif.

b. Kekurangan Kecerdasan Kinestetik


Adapun Kelemahan dari anak kinestetik,yaitu cenderung tidak bisa diam
dalam jangka waktu lama. Maunya bergerakterus. Namun, orangtua tidak perlu
khawatir karena mereka anak normal dan seiring perkembangan usianya, anak
kinestetik juga bisa lebih tenang seperti anak-anak lain. Sebab, kinestetik ini
bukan gangguan atau kekurangan dari seseorang melainkan salah satu cara
kemampuan mengekpresikan diri. Perlu diketahui, semua orang mempunyai
kecerdasan kinestetik dengan level yang berbeda. Ada yang lebih dominan, tapi
ada juga yang kecerdasan fisiknya tidak unggul dibandingkan kecerdasan lain.
5. Strategi Pengajaran Kinestetik
Strategi yang digunakan untuk mengajarkan keahlian kinestetik pada anak yaitu:
a. Beri anak-anak kesempatan untuk beraktifitas fisik dan ajak mereka
berpartisipasi
b. Sediakan ruangan dimana anak-anak bisa bermain. Apabila tidak
memungkinkan, ajak anak ke taman
c. Ajak anak melihat pertandingan misalnya olahraga dan balet
d. Ajak anak-anak berpartisipasi dalam aktifitas tari.

6. Karakteristik Kecerdasan Kinestetik


Karateristik kecerdasan kinestetik tidak banyak dikembangkan dalam hubungannya dengan
budaya. Diluar olahraga, belum terlalu dihargai dan berdayakan, terutama sebagai bentuk
ekspresi dalam berbagai aktivitas. Pada anak-anak, kecerdasan kinestetik belum seluruhnya
dikembangkan dalam berbagai aspek. Aktivitas anak-anak hanya dilakukan secara alamiah,
seperti dalam melakukan eksplorasi, ekspresi, dan komunikasi. Ciri-ciri yang menonjol pada
anak yang memilki kecerdasan kinestetik menurut Muslihuddin dan Agustin (2008: 65) yaitu:
a. Cenderung suka bergerak, tidak bisa duduk dian berlama lama dan suka meniru gerak dan
tingkah laku yang menarik perhatianya
b. Senang pada aktivitas yang mengandalkan kekuatan gerak
c. Memilki koordinasi tubuh yang baik, gerakan-gerakan yang seimbang, luwes dan cekatan
d. Cepat dan tangkas dalam menguasai tugas-tugas kerajinan tangan seperti melipat,
menggunting, mencocok dan lain lain.
e. Menonjol dalam kemampuan olahraga dibandingkan dengan teman sebayanya
f. Secara artistik memilki kemampuan menari dan menggerakan tubuh mereka dengan
luwes dan lentur
g. Senang menyentuh barang-barang dan membongkar pasang barang mainan.
Berdasarkan dari ciri-ciri di atas pada dasarnya setiap anak memiliki kecerdasan kinestetik.
Namun, pada orang tertentu dengan stimulasi dan faktor pendukung lainya, kemampuan tersebut
bisa terlihat begitu menonjol. Anak dengan kecerdasan kinestetik memiliki tipe belajar yang
mengandalkan tangan dan tubuhnya. Mereka merespon sesuatu dengan baik pada komunikasi
nonverbal.

Anda mungkin juga menyukai