Anda di halaman 1dari 11

AN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RAH ISTIMEWA YOGYAKARTA


IREKTORAT LALU LINTAS

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


(S O P)
PENYELENGGARA ADMINISTRASI MATERIIL
SBST

Yogyakarta, November 2018


A.Umum
a. Berdasarkan ketentuan Undang – Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang
Lalu Lintas dan dan Angkutan Jalan, Kepolisian Negara Republik Indonesia
(Polri) tujuan yang hendak dicapai oleh Undang-Undang ini adalah
terwujudnya pelayanan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang aman, selamat,
tertib, lancar, dan terpadu dengan moda angkutan lain untuk mendorong
perekonomian nasional, memajukan kesejahteraan umum, memperkokoh
persatuan dan kesatuan bangsa, serta mampu menjunjung tinggi martabat
bangsa, terwujudnya etika berlalu lintas dan budaya bangsa, dan penegakan
hukum serta kepastian hukum bagi masyarakat.
b. Regident ranmor adalah fungsi Kepolisian untuk memberikan legitimasi asal
usul dan kelaikan, kepemilikan serta pengoperasian ranmor, fungsi kontrol,
forensik Kepolisian dan pelayanan kepada masyarakat melalui verifikasi,
pencatatan dan pendataan, penomoran,  penerbitan
,pemberian bukti registrasi dan identifikasi ranmor, pengarsipan serta
pemberian informasi.

c. Kepolisian Negara Republik Indonesia telah memiliki jenis dan tarif atas
jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak sebagaimana diatur dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2004 tentang Tarif atas Jenis
Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kepolisian Negara
Republik Indonesia. Dalam rangka mengoptimalkan Penerimaan Negara
Bukan Pajak guna menunjang pembangunan nasional, Penerimaan
Negara Bukan Pajak pada Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai
salah satu sumber penerimaan negara perlu dikelola dan dimanfaatkan
untuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat melalui Sistem
Manajemen Regident Ranmor, merupakan suatu kesatuan yang saling
terkait antara sumber daya manusia, sarana dan prasarana, dana,
kegiatan, data dan informasi, serta pengawasan untuk mewujudkan tujuan
penyelenggaraan Regident Ranmor.
d. Berdasarkan hal tersebut di atas, perlu dibuat SOP penyelenggaraan
administrasi materiil SBST dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan
matriil SBST di wilayah hokum Polda D.I.Yogyakarta.

B. Dasar

1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik


Indonesia;
2. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Dan Angkutan
Jalan;

3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan


Pajak;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2016 tentang Tarif Atas Jenis PNBP
yang berlaku pada kepolisian Negara Republik Indonesia;

5. Peraturan Kaporli Nomor 22 Tahun 2010 tanggal 28 september 2010 tentang


Susunan organisasi dan Tata Kerja Satuan Organisasi Pada Tingkat
Kepolisian Daerah;
6. Peraturan Kaporli Nomor 23 Tahun 2010 tanggal 30 september 2010 tentang
Susunan organisasi dan Tata Kerja Satuan Organisasi Pada Tingkat
Kepolisian Resor;
7. Petunjuk Administrasi Kaporli No.pol :JUKMIN/08/III/1993 tanggal 11 Maret
1993 tentang pembinaan Materiil SIM, STNK, STCK, BPKB dan TILANG.

C. Maksud dan Tujuan

Standar Operasional Prosedur (SOP) ini untuk dijadikan pedoman oleh para
pelaksanaan dalam menyelenggarakan administrasi materiil Surat Izin Mengemudi
(SIM), SIM Internasional, Buku pemilik kendaraan Bermotor (BPKB), Surat Tanda
Coba Kendaraan Bermotor (STCK), Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor
(STNK), Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (TNKB), Mutasi dan Surat Uji
Ketrampilan Pengemudi (SKUKP).
D. Ruang Lingkup

Ruang lingkup Standar Operasional Prosedur (S.O.P) ini meliputi tugas pokok
penyelenggaraan material SBST.

E. Tata Urut
I. PENDAHULUAN

II. KETENTUAN UMUM

III. PELAKSANAAN

IV. PENUTUP
BAB II
KETENTUAN UMUM

Pengertian

1. Surat Izin Mengemudi yang selanjutnya disingkat SIM adalah tanda bukti
legitimasi kompetensi, alat kontrol, dan data forensik Kepolisian bagi seseorang
yang telah lulus uji pengetahuan, kemampuan, dan ketrampilan untuk
mengemudikan Ranmor di jalan sesuai dengan persyaratan yang ditentukan
berdasarkan Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;

2. Buku Pemilik Kendaraaan Bermotor yang selanjutnya disingkat BPKB adalah


dokumen pemberi legitimasi kepemilikan Ranmor yang diterbitkan Polri dan berisi
identitas ranmor dan pemilik, yang berlaku selama ranmor tidak dipindah
tangankan;

3. Surat Tanda Coba Kendaraan Bermotor yang selanjutnya disebut STCK adalah
dokumen yang berfungsi sebagai bukti legitimasi pengoprasian ranmor sementara
berbentuk surat atau bentuk lain yang diterbitkan Polri yang berisi identitas badan
usaha dibidang penjualan, pembuatan, perakitan, impor ranmor dan Lembaga
penelitian, yang memuat identitas pemilik, identitas ranmor, pemilik, nomor
registrasi, dan masa berlaku;

4. Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor yang selanjutnya disebut STNK adalah
dokumen yang berfungsi sebagai bukti legitimasi pengoprasian ranmor yang
berbentuk surat atau bentuk lain yang diterbitkan Polri yang berisi identitas
pemilik, identitas ranmor dan masa berlaku termasuk pengesahanya;

5. Tanda Nomor Kendaraan Bermotor yang selanjutnya disingkat TNKB adalah


tanda Regident Ranmor yang berfungsi sebagai bukti legitimasi pengoprasian
ranmor berupa pelat atau berbahan lain dengan spesifikasi tertentu yang
diterbitkan Polri dan berisikan kode wilayah, nomor registrasi, serta masa berlaku
dan dipasang pada ranmor;

6. Tanda Coba Nomor Kendaraan bermotor yang selanjutnya disebut TCKB adalah
tanda pemberi legitimasi pengoprasian ranmor sementara berupa pelat dengan
spesifikasi tertentu yang diterbitkan Polri dan berisikan kode wilayah, nomor
registrasi dan dipasang pada ranmor;
7. Mutasi luar daerah adalah proses registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor
yang meliputi perubahan karena pindah ke wilayah registrasi lain baik masih
dalam satu Polda maupun antar Polda;

8. Surat Uji Keterampilan Pengemudi (SKUKP) adalah surat keterangan hasil uji
yang diberikan oleh Polri kepada setiap orang pada proses pelaksanaan ujian
praktek SIM dengan menggunakan alat simulasi;

9. Rencana Kebutuhan (RENBUT) adalah membuat perkiraan kebutuhan materiil


SBST dalam satu tahun berdasarkan angka kenaikan rata-rata pertahun dalam 5
tahun terakhir ditambahkan realisasi pengeluaran pada tahun terakhir;

10. Rencana Pendistribusian (RENDIS) adalah surat yang dikeluarkan Ditlantas untuk
Kepala Gudang agar mendistribusikan materiil ke Polres/ta/tabes;

11. Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) adalah penerimaan yang didapat oleh
kas Negara dari pemohonan/masyarakat yang sesuai dengan harga indek;

12. Bukti Pengeluaran (BP) adalah surat yang dikeluarkan oleh Kepala Gudang
bahwa materiil yang tercantum telah dikirim;

13. Surat Perintah Pengeluaran Materiil (SPPM) adalah surat yang dikeluarkan oleh
Dirlantas Polda D.I.Yogyakarta kepada Kepala Gudang agar mengirimkan materiil
ke Porles/ta/tabes;

14. Berita Acara Penerimaan Pengujian Materiil (BAPPM) adalah surat yang dibuat
oleh Tim Komisi yang sesuai dengan spektek, kualitas mutu dan kelengkapan
sesuai dengan jumlah, anggota Tim Komisi yang terdiri dari anggota fungsional,
minimal 3 orang (jumlah ganjil);
BAB III
PELAKSANAAN

1. Sarana

A. Perangkat computer terdiri dari :


1) perangkat computer dari Central Processing Unit (CPU), LCD monitor
(layer monitor), Keyboard dan mouse untuk Bintara materiil;
2) printer computer;
3) alat komunikasi data (modem)
4) surver;
5) uninterruptible Power Supply (UPS)/battrery backup;

B. Gudang penyimpanan materiil antara lain sebagai berikut;


1) kursi dan meja untuk tempat perangkat computer;
2) listrik / genzet;
3. CCTV;
4) Penyejukan ruangan / AC / Kipas angin;
5) alat pemadam kebakaran;

2. Prosedur

A. Perencanaan

1) Tingkat Satuan Pengguna


a) Satker Polres/ta/tabes/membuat perkiraan kebutuhan materiil SBST
dalam satu tahun berdasarkan angka kenaikan rata-rata/tahun dan
dalam 5 tahun terakhir ditambah realisasi pengeluaran pada tahun
terakhir;
b) Satker Polda, membuat perkiraan Target penerimaan PNBP dari
materiilSBST dalam satu tahun atau perkiraan 5 tahun berikutnya
berdasarkan realitas penggunaan dan kebutuhan yang diajukan;

B. Penyimpanan
1.) Pelaksanaan penyimpanan didalam Gudang Tingkat Polda,
Polres/ta/tabes
a) Ditlantas Polda D.I.Yogyakarta mendistribusikan Materiil Alut
Fungsi Teknis Lalu Lintas SBST ke gudang Polres/ta/tabes;
b) Bintara Materiil Polres/ta/tabes menerima, mencatat dan
membukukan materiil yang sesuai dengan kebutuhan ke
dalam “Kartu Stock/Kartu persediaan Materiil, serta
menolak/mengembalikan materiil yang tidak sesuai dengan
Spektek;
c) Barang Materiil yang sudah datang dimasukan kedalam
gudang Polres/ta/tabes dan disusun diatas valet sesuai
dengan jenis materiil untuk menjaga mutu dan keamanan
materiil selama disimpan di dalam gudang;
d) Keamanan gudang dilengkapi dengan alat pemadam
kebakaran, CCTV dan pintu besi.
e) pendistribusian dan pengendalian penyimpanan materiil
dilakukan oleh Bamat Polda dan diawasi oleh Pamat dan
bertanggung jawab kepada Kasubdit Regident.
C. Pendistribusian
1) Rencana Pendistribusian
Rencana pendistribusian di susun dan ditetapkam oleh Sie Fasmat
Subdit Regident Polda;
2) Pelaksanaan pendistribusian
Setelah Rencana distribusi telah selesai disusun dan ditetapkan
Ditlantas Polda mengeluarkan bukti pengluaran kepada Bamat
Polres/ta/tabes sesuai dengan jenis dan jumlah materiil yang telah
di tentukan;
D. Pelaporan
1) Untuk kepentingan laporan dan pertanggung jawaban, satuan pelaksana
diwajibkan menyelenggarakan/menyusun pembukaan penerimaan,
penyimpanan, dan penggunaan materiil;
2) Satuan pelaksana kewilayahan dalam melaksanakan administrasi
materiil membuat Laporan Bulanan secara tertulis, yang meliputi
penerimaan biaya administrasi, penggunaan materiil dalam bulan
tersebut, dan sisa stock yang terdapat di Satker masing-masing Polda,
Polres/ta/tabes;
3) Satlantas Polres/ta/tabes agar membuat laporan materiil yang
rusak/salah cetak/tidak sesuai dengan spesifikasi teknis ke Ditlantas
Polda D.I.Yogyakarta untuk bahan pelaporan ke Korlantas Polri terhadap
materiil tersebut;
4) Laporan penerimaan biaya administrasi berikut penggunaan materiil dan
sisa stock materiil alut fungtek lantas, dilaksanakan setiap minggu sekali
dalam satu bulan secara berjenjang;
D. Pengawasan
1) Pengawasan dilaksanakan secara fungsional oleh Ditlantas Polda
D.I.Yogyakarta cq Subdit Regident;
BAB IV

Mekanisme Prosedur Administrasi Materiil SBST

MELAKUKAN
MENERIMA MAT SBST MELAKUKAN
PENGUJIAN MEMBUAT
DARI KORLANTAS POLRI PENYIMPANAN MAT
MATERIAL
SBST
SBST KE GUDANG BAPPM

BAPPM DI KIRIM KE
MEMBUAT BUKTI
PENGLUARAN BERDASARKAN MEMBUAT SPPM KORLANTAS BAHWA
SPPM YANG SUDAH DI TANDA BERDSARKAN
PERMOHONAN MAT SBST BARANG YANG SUDAH
TANGANI DIR/KASUBDIT
REGIDENT POLRES/TA/TABES DITERIMA SESUIA DENGAN
BARANG YANG DITERIMA
DARI KORLANTAS

POLRES MENERIMA
MENGELUARKAN BARANG DAN MELAKUKAN
BARANG DAN DI TERIMA OLEH PELAPORAN ADMINISTRASI
DISERAHKAN KE POLRES/TA/TABES SETIAP MINGGU DAN
POLRES/TA/TABES BULAN
BAB V
PENUTUP

1. Standar Operasional Prosedur (S.O.P) tentang penyelenggara administrasi


materiil SBST dilaksanakan sebagaimana mestinya untuk dijadikan pedoman
dalam pelaksanaan oleh seluruh petugas pengemban fungsi teknis lalu lintas.

2. Standar Operasional Prosedur (S.O.P) penyelenggara administrasi materiil SBST


ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, semua ketentuan yang bertentangan dengan
Standar Operasional Prosedur (S.O.P) ini dinyatakan tidak berlaku.

Yogyakarta, November 2018


KASUBDIT REGIDENT
DITLANTAS POLDA D.I. YOGYAKARTA DITLANTAS POLDA D.I. YOGYAKARTA

LATIF USMAN, S.I.K, M.Hum. KUSUMO WAHYU BINTORO,SH.SIK


KOMISARIS BESAR POLISI NRP 73080525 AKBP NRP 76020764

Anda mungkin juga menyukai