Anda di halaman 1dari 13

KEPOLISIAN DAERAH NUSA TENGGARA TIMUR

SATUAN BRIMOB
SEKSI LOGISTIK

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP ) SEKSI LOGISTIK


SATUAN BRIMOB POLDA NTT

BAB I PENDAHULUAN

1. UMUM
a. Kepala seksi Logistik ( Kasilog ) secara umum bertugas sebagai fungsi
pembinaan seksi Logistik di jajaran Batalyon / Kompi Pelopor serta
Detasemen gegana pada Satuan Brimob Polda NTT yang meliputi
perbekalan umum ( BMP, Perlengkapan Mesin kantor ) fasilitas jasa dan
kontruksi, administrasi tanah, peralatan (angkutan, senmu dan alsus),
Simak BMN, LPSE, Pemeliharaan dan perbaikan, inventarisasi barang
dan pergudangan;

b. Bahwa dalam rangka pelaksanaan program kerja, transformasi polri


dalam meningkat pelayanan publik untuk meningkatkan polri yang
mandiri, profersional dan di percaya masyarakat, maka perlu adanya
standar operasi dan prosedur bidang pelayanan baik tingkat pusat
maupun tingkat ke wilayahan yang transparan dan akuntabel;

c. fungsi standar operasional prosedur di bidang pelayanan baik untuk


tingkat pusat maupun kewilayahan dalam upaya mewujudkan
pelayanan kepada anggota polri dan pns yang prosedural, cepat,
murah, terjangkau dan terukur serta dapat di pertanggung jawabkan.

2. DASAR

a. Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara


Republik Indonesia;
b. Peraturan Kepolisian Nomor 14 tahun 2018 tentang susunan
organisasi dan Tata Kerja Tingkat kepolisian Daerah:
c. Peraturan Bersama antara Menteri Keungan bersama Kepala BPN
Nomor : 86/PMK.06/2009 dan Nomor : 24 tahun 2009 tentang
pensertifikatan Barang Milik Negara ( BMN);
d. Surat Direktur Jenderal Kekayaan Negara ( DJKN) Kemenkeu RI
Nomor : S-537/KN/2020 tanggal 21 Juni 2021 perihal permintaan data
sertifikasi Barang Milik Negara berupa tanah;

e. Rapat koordinasi Virtual antara Slog Polri, BPN Pusat, KPKNL dan
DJKN serta Birolog Jajaran Polda tanggal 31 Mei 2021 tentang
percepatan Sertifikasi Barang Milik Negara (BMN) berupa tanah;
f. Surat Kapolda NTT Nomor : B/1246/VI/LOG.9./Birolog tanggal 10 Juni
2021 perihal pengiriman data barang tidak bergerak tanah dan
bangunan Polda NTT semester I Tahun 2021.
g. Notulen Kegiatan Rakernis Internal Satbrimob Polda NTT nomor : B/
332/ VI/ 2021/ Satbm tanggal 10 juni 2021;
h. Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 31/ KM.6/ 2008 tanggal 19 juni
2008 tentang pelimpahan sebagian Wewenang Pengelolaan Barang
Milik Negara kepada kepala kantor Wilayah dan Kepala Kantor
Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang di Lingkungan Direktorat
Jenderal Kekayaan negara untuk dan atas nama Menteri Keuangan
Menandatangani Surat dan / atau Keputusan Menteri Keuangan.
3. MAKSUD DAN TUJUAN

a. Maksud
Untuk memberikan gambaran tentang standar Operasional prosedur
Pelaksanaan tugas bidang seksi logistik di lingkungan Jajaran Satuan
Brimob Polda NTT serta mekanismenya sesuai dengan ketentuan dan
perundang-undangan yang berlaku.

b. Tujuan
Pedoman bagi pengemban fungsi logistik di lingkungan jajaran Satuan
Brimob Polda NTT dalam pelaksanaan tugas, sehingga memiliki
standar dan keseragaman untuk tercapainya prinsip pelayanan secara
profesional, sesuai kebutuhan, pengawasan, transaparan, akuntabel
dengan tidak megabaikan aspek keamanan ( security ), serta tertib
administrasi.
4. RUANG LINGKUP

Ruang Lingkup Standar operasional Prosedur seksi Logistik tentang tata


penyelenggaraan manajemen penata usahaan tugas logistik meliputi :
 Batalyon A Pasukan Pelopor ( Kota Kupang ) terdiri dari :Kompi 1
( Kota Kupang), Kompi 2 (Kab.Kefa), Kompi 3 ( Kab.Belu), Kompi
4 ( Kab.Alor )
 Batalyon B Pasukan Pelopor ( Kab.Maumere/Sikka) terdiri dari:
Kompi 1 (Kab.Maumere ), Kompi 2 ( Kab.Manggarai), Kompi
(Kab.Ende), Kompi 4 (Kab.Mangarai Barat)
 Batalyon C Pasukan Pelopor ( Kab.Sumba Barat Daya ) Kompi 1
(Kab.Sbd), Kompi 2 ( Kab.Sumba Barat), Kompi 3 (Kab.Sumba
tengah), Kompi 4 (Kab.Sumba Timur)
 Detasemen Pasukan Gegana ( Kota Kupang )
5. TATA URUT

BAB I PENDAHULUAN

BAB II PELAKSANAAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


MANAJEMEN LOGISTIK TERHADAP SUBSI PALANG
SERTA SUBSI BEKUM DI LINGKUNGAN SATRBRIMOB
POLDA NTT
BAB III PENUTUP

6. PENGERTIAN – PENEGERTIAN
a. Kepolisian Negara Rapublik Indonesia yang selanjutnya disebut Polri
adalah alat negara yang berperan dalam memlihara keamanan dan
ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan
perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat dalam
rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri.
b. Kepala Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Timur yang selanjutnya
disingkat Kapolda NTT

c. Satuan Brimob Polda NTT yang selanjutnya disebut Satbrimobda NTT


adalah Satuan Pelaksana Utama Polda NTT yang berada di bawah
Kapolda NTT yang bertugas melaksanakan kegiatan penanggulangan
terhadap gangguan keamanan berintensitas tinggi,terorisme, huru hara
/ kerusuhan massa, kejahatan terorganisir bersenjata api atau bahan
peledak termasuk penyelamatan dan pertolongan ( SAR ) akibat
bencana gangguan lainnya bersama unsur pelaksana dalam negeri,
sesuai perintah Kapolda NTT atau permintaan mendesak dari satuan
fungsi / kewilayahan Polda NTT.
c. Komandan Satuan Brimob Polda Nusa Tenggara Timur yang
selanjutnya disebut Dansat Brimob Polda NTT adalah pejabat pimpinan
Satuan Brimob Polda NTT
d. Kepala Biro Logistik Polda Nusa Tenggara Timur yang selanjutnya
disebut Karolog Polda Nusa Tenggara Timur adalah personel Polri yang
ditunjuk oleh Kapolri dengan batas kewenangannya.
e. Kepala Seksi Logistik yang selanjutnya disebut Kasilog adalah
Personil Polri yang ditunjuk oleh Dansat Brimob dengan Kewenangan.
f. Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah kegiatan atau rangkaian
kegiatan yang harus dilakukakan sesuai dengan peraturan dan
perundang-undangan serta ketentuan yang berlaku guna tercapainya
prinsip pelayanan secara profesional, sesuai kebutuhan, pengawasan,
transaparan, akuntabel dengan tidak mengabaikan aspek keamanan
(security), serta tertib administrasi
g. Kuasa Pengguna Barang (KPB) adalah Kasatker / Kasatwil yang
berkuasa atas kepemilikan barang / aset.
h. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) adalah daftar anggaran
yang ada pada Satker/ Satwil.
i. Memorendum Of Understanding (MOU) adalah Kesepakatan
bersama bersama antara Pihak Kasatker / Kasatwil dengan pihak ke
dua.
j. Surat Perintah Kerja (SPK) adalah surat perintah yang dikeluarkan
dan ditandatangani oleh PPK.
k. Rekening Koran adalah rekening yang dikeluarkan oleh Bank.
l. Lembaga Kebijakan Pengadaan barang/jasa Pemerintah yang
selanjutnya disingkat LKPP adalah Lembaga Pemerintah yang
bertugas mengembangkan dan merumuskan Kebijakan Pengadaan
Barang/Jasa sebagaimana dimaksud dalam peraturan Presiden nomor
106 Tahun 2007 tentang Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/ Jasa
Pemerintah;
m. Pengadaan Barang/Jasa Secara Elektronik ( E-Procurement)
adalah pengadaan barang/jasa yang dilaksanakan dengan
menggunakan teknologi informasi dan transaksi elektronik sesuai
dengan ketentuan Perundang- Undangan;
n. Pelelangan Secara elektronik ( E-Tendering ) adalah tata cara
Pemeliharaan penyedia barang /jasa yang dilakukan secara terbuka
dan dapat diikuti oleh semua penyedia barang/jasa yang terdaftar pada
system pengadaan secara elektronik dengan cara menyampaikan
dalam waktu yang telah ditentukan;
o. Layanan Pengadaan Secara Elektronik yamg selanjutnya disingkat
LPSE adalah unit kerja lembaga polri yang dibentuk untuk
,menyelenggarakan sistem pelayanan pengadaan barang/ jasa secara
elektronik;
p. Portal Pengadaan Nasional adalah pintu gerbang sistem informasi
elektronik yang terkait dengan informasi pengadaan barang/jasa secara
nasional yang dikelola oleh LKPP;
q. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat PA adalah pejabat
pemegang kewenangan penggunaan anggaran Lembaga Polri;
r. Kuasa Peggunaan Anggaran yang selanjutnya disingkat KPA adalah
pejabat yang ditetapkan oleh PA untuk menggunakan APBN atau
Sumber anggaran lain yang dipersamakan dengan Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran;
s. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disingkat PPK adalah
pejabat yang ditetapkan oleh PA/KPA untuk bertanggung jawab atas
pelaksanaan pengadaan barang/jasa;
t. Sistem Akuntansi Barang Milik Negara( Simak BMN ) adalah Aplikasi
pengelolaan data yang dikeluarkan oleh kementerian keuangan.
u. Surat Perintah Penerimaan Materil (SPPM) adalah surat tanda bukti
telah menerima barang/materil
v. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) adalah kantor
pemerintah dibawah kementeriaan keuangan yang mengurusi bidang
keuangan baik tahap penerimaan dan pencairan.
w. Badan Pertanahan Nasional (BPN) adalah kantor pemerintah dibawah
kementerian dalam negeri yang mengurusi bidang pensertifikatan tanah
dan pendataan tanah.

x. Kantor Pelayanan Kas Negara dan Lelang (KPKNL) adalah kantor


pemerintah dibawah kementerian Keuangan yang mengurusi bidang
keuangan khususnya hasil dari hibah, lelang dan sewa menyewa.
BAB II

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR MANAJEMEN LOGISTIK


SUB BAGIAN SEKSI PERALATAN DAN ANGKUTAN (SUBSI PALANG) DAN SUB
BAGIAN SEKSI PERBEKALAN UMUM ( SUBSI BEKUM )

A. BAGIAN PERALATAN DAN ANGKUTAN ( SUBSI


PALANG ) PENERIMAAN, PENDISTRIBUSIAN DAN
PENGHAPUSAN MATERIL

1. Prosedur Administrasi :
a. Penerimaan Materil Peralatan
 Surat perintah pendistribusian materil (Mabes, Polda,)
 Surat pengiriman materil
 Berita acara pengiriman
 Berita acara komisi pemeriksaan materil dari penerimaan
 Berdasarkan BA komisi penerimaan di catat di buku penerimaan materil

b. Pendistribusian Materil Peralatan


 Membuat konsep surat perintah pendistribusian dengan menganalisa data
awal berupa :
 Jenis materil, kwalitas, kwantitas, sesuai BA Penerimaan
 Surat perintah pendistribusian Dari Asslog, dan
 Data materil yang sudah ada digudang atau pada satker / satwil
 Konsep surat perintah pendistribusian diajukan kepada pimpinan secara
berjenjang
 Penomoran dan penggandaan surat perintah pendistribusian
 Pengetikan SPPM (Surat Perintah pengeluaran Materil ) dan pencatatan
pada buku pengeluaran
 Pemberitahuan kepada alamat distribusi melalui telegram
 Menyampaikan SPPM kepada Baur gudang, Dan Yon/KI Por, Dan Den
gegana
 Laporan pelaksanaan penerimaan dan pendistribusian kepada Dansat Brimob
 Pengarsipan administrasi pendistribusian

c. Usulan penghapusan Ranmor dinas dan kapal / alpung


 Pengecekan / pemeriksaan terhadap berkas usulan dari satker / satwil yang
meliputi
 Surat perintah Team Pencelaan Materil
 Berita acara pengujian keadaan materil
 Daftar ranmor yang akan diusulkan penghapusan.
 Kartu Identitas Barang/ KIB
 Foto kendaraan ukuran 3R berwarna
 STNKBD Asli
 Hasil cek fisik nomor mesin dan nomor rangka dari sat lantas / ditlantas
 Hasil cek fisik kondisi kendaraan dari dinas perhubungan komunikasi dan
informatika
 Daftar harga perolehan kendaraan
 Khusus kapal / alat apung syahbandar /administrasi pelabuhan
 Ijin prinsip dari KPKNL
 Usul penghapusan dibuat 3 (tiga ) rangkap
 Meneruskan usulan penghapusan ke Kapolri
 Pengarsipan berkas usulan penghapusan.

d. Pelaksanaan penghapusan kendaraan dinas dengan cara lelang

 Pengecekan / pemeriksaan terhadap keputusan penghapusan dari kapolri


 Pembuatan surat perintah panitia lelang
 Surat perintah pengumpulan kendaraan yang akan dilelang
 Permintaan jadwal lelang ke KPKNL
 Membuat pengumuman lelang sesuai ketentuan
 Pelaksanaan lelang umum yang dipimpin oleh juru lelang KPKNL
 Laporan hasil lelang kepada Kapolri u.p. Asslog Kapolri
 Pengarsipan berkas hasil lelang

e. Penggunaan kendaraan dinas dan Sopir


 Membuat surat permohonan tentang permintaan kendaraan dinas ditujukan
ke Birolog Polda
 Kasubsi Pal menunjuk Sopir dan kendaraan yang akan digunakan
(penggunaan kendaraan dengan rekomendasi Kasilog )
 Membuat surat perintah dengan mencantumkan :
 Nama/ Pangkat/ Nrp Sopir;
 Jenis kendaraan dan No. pol;
 Rute yang ditempuh
 Waktu bertugas;
 Kegiatan yang dilayani, dan
 BBM dan uang saku sopir
 Surat perintah dibuat rangkap dua;
 Pengarsipan
 Sopir dalam melaksanakan tugas
1) Memeriksa dan membawa surat tugas/Sprin,SIM
2) Menegecek , kondisi kendaraan (BBM, pelumas, minyak rem, tekanan
angin ban,ban serep, tool kit, lampu, Air AKI / Beterai,dll)
3) Pemanasan mesin
4) Mengetahui rute tujuan dan membawa perlengkapan yang dibutuhkan
5) Melaporkan hasil pelaksanaan kepada Kasubsi Palang
f. Usulan penghapusan senpi yang hilang akibat kelalaian Anggota
 Menerima dan memeriksa kelengkapan berkas berupa:
 Laporan polisi tentang kehilangan senjata api;
 Berita acara pemeriksaan pemegang senjata api;
 Berita acara pemeriksaan saksi-saksi;
 Surat izin senjata api;
 Surat penyelesaian perkara
 Surat keputusan hukuman disiplin;
 Surat keputusan telah menjalani hukuman;
 Surat keputusan pembebanan sementara kerugian negara;
 Bukti setor TGR dari Bensat
 Membuat usul hapus kepada Kapolri
 Setelah skep Penghapusan keluar Satker yang bersangkutan agar
mengeluarkan dari pertanggung jawaban Barang Milik Negara.

g. Usulan penghapusan senjata Api Hilang dalam tugas operasional


 Menerima berkas usulan penghapusan dari Satker yang terdiri :
 Laporan polisi
 Laporan Kronologis kejadian / resume;
 Berita acara pemeriksaan pemegang senpi dari provost
 Berita acara pemeriksaan saksi-saksi
 Surat perintah pelaksanaan tugas
 Membuat usul hapus kepada kapolri
 Setelah skep penghapusan keluar memberitahukan kepada satker yang
bersangkutan agar menegeluarkan dari pertanggung jawaban Barang Milik
Negara.
h. Usulan penghapusan senjata api yang hilang dan pemegang meninggal
 Pemeriksaan terhadap berkas usulan dari satker yaitu:
 Surat izin memegang senjata api
 Laporan secara kronologis tentang kejadian tersebut dan diketahui
komandan

 Berita acara pemeriksaan saksi-saksi


 Keterangan dari dokter

 Membuat usul hapus kepada Kapolri


 Setelah skep penghapusan keluar memberitahukan kepada satker yang
bersangkutan agar mengeluarkan dari pertanggung jawaban Barang Milik
Negara.
i. Usulan penghapusan senjata api yang hilang akibat bencana alam
 Pemeriksaan terhadap berkas usulan dari satker yaitu:
 Laporan kronologis tentang kejadian tersebut dan diketahui Komandan
 Berita acara pemeriksaan saksi-saksi
 Jenis senjata, nomor senjata, dan pemegang
 Membuat usul hapus kepada Kapolri ( usulan tersebut dijilid )
 Setelah skep penghapusan keluar memberitahukan kepada satker yang
bersangkutan agar mengeluarkan dari pertanggung jawaban Barang Milik
Negara
 Penghapusan amunisi dalam latihan menembak
 Membuat surat usulan ke Asslog Polri dengan melampirkan :
 Surat perintah tugas kegiatan latihan menembak;
 Daftar nama, pangkat, peserta latihan menembak;
 Jumlah amunisi yang digunakan dalam latihan menembak, dan
 Membuat berita acara pencelaan amunisi hasil penggunaan latihan
menembak
 Pengiriman dan pengarsipan
 Pembuatan laporan bulanan
 Kumpulan data awal terdiri dari:
 Laporan bulanan bulan sebelumnya
 Laporan dari satker
 Laporan lainan yang ada kaitannya dengan laporan yang dibuat
 Menganalisa data dan buat konsep laporan
 Konsep laporan dan ajukan ke atasan untuk ditandatangani
 Laporan yang telah ditandatangani lakukan penggandaan / copy sesuai
keperluan penomoran tanggal dan di cap stempel
 Kirim ke alamat dan dicatat ke dalam buku expedisi, dan
Arsipkan sesuai tata naskah polri

B. BAGIAN PERBEKALAN UMUM ( SUBSI BEKUM )


1. SUB BAGIAN PERLENGKAPAN DAN MESIN KANTOR

a. Prosedur Administrasi :
 Pendataan
 Membuat surat kasatker tentang laporan bulanan
 Membuat buku absensi
 Menginventarisir/menghimpun laporan dari Jajaran
 Memberikan jukrah ke jajaran

 Melaksanakan komisi
Berdasarkan surat perintah Dansat Brimob tentang tim Komisi penerimaan
materil perbekalan umum sesuai dengan administrasi pendukukungnya
yaitu SP3M

 Melaksanakan Pendistribusian
 Membuat surat perintah pendistribusian dan konsep rencana
pendistribusian untuk diajukan kepada Dansat;
 Membuat surat perintah penerimaan materil (SPPM) diajukan kepada
Dansat Brimob
 Membuat surat telegram kepada kasatker tentang pemberitahuan
pemngambilan barang.
 Penghapusan
 Syarat- syarat penghapusan:
 Surat perintah pencelaan dari kasatker ;
 Berita acara (BA) pencelaan yang memuat daftar BMN yang diusulkan
untuk dihapuskan dengan mencantumkan penjelasan bentuk format
dengan urutan sebagai berikut:
1) Nomor urut
2) Nama barang ( sesuai laporan SIMAK BMN)
3) Nomor Urut pendaftaran (Sesuai laporan SIMAK BMN)
4) Tahun perolehan
5) Jumlah barang
6) Harga perolehan
7) Harga limit penjualan / harga taksiran
8) Keterangan

9) Foto barang yang diusulkan penghapusan


 Proses penghapusan

Untuk BMN dengan nilai perolehan per unit 250 juta s/d 1 Milyar, prosesnya
sbb:
 Satker pada jajaran polda mengajukan usulan kepada kapolda ditempat;
 Polda menindak lanjuti dengan melaksanakan penelitian kelengkapan
administrasi usulan penghapusan yang terdiri dari:
1) Surat perintah pencelaan dari kasatker setempat;
2) Berita acara (BA) pencelaan yang memuat daftar BMN yang diusulkan
untuk dihapus;
3) Foto barang yang diusulkan penghapusan.
4) Setelah diajukan lengkap dan benar, polda mengajukan usulan
penghapusan tersebut ke DJKN depkeu Cq KPKNL tingkat provinsi
untuk mendapatkan persetujuan;
5) Setelah terbit persetujuan dari KPKNL provinsi, Kapolda melalui
Asslog Kapolri menerbitkan Skep penghapusan.
b. Prosedur pelaporan :
 Laporan barang bergerak alat kantor dan rumah tangga dan komputer ke
mabes polri setiap 6 (enam ) bulan sekali (per semester);
 Laporan kapor (rencana kebutuhan)
 Laporan pelaksanaan pendistribusian;
 Berdasarkan skep penghapusan tersebut, kapolda melaksanakan proses
penghapusan dan selanjutnya melaporkan kepada Kapolri cq Asslog Kapolri
tentang hasil pelaksanaan penghapusan tersebut dengan melampirkan :
 Sprin pencelaan
 BA pencelaan
 Persetujuan DJKN ( KPKNL)
 Skep penghapusan
 Sprin penghapusan
 BA penghapusan
BAB III

PENUTUP

Demikian Standar Operasional Prosedur (SOP) ini dibuat sebagai pedoman anggota
Satuan Brimob Polda Nusa Tenggara Timur dalam pelaksanaan tugas di bidang seksi
logistik,guna tercapainya prinsip- prinsip pelayanan secara profesioanal, sesuai
kebutuhan, pengawasan, transaparan, akuntabel dengan tidak mengabaikan aspek
keamanan (security), serta tertib administrasi.

Kupang, September 2022

KEPALA SEKSI LOGISTIK

ANTONIO CORETERAL
AJUN KOMISARIS POLISI NRP 76100189

MENGETAHUI
KOMANDAN SATUAN BRIMOB POLDA NTT

FERRY RAIMOND UKOLI, S.I.K.


KOMISARIS BESAR POLISI NRP 73020673

Anda mungkin juga menyukai