Anda di halaman 1dari 16

KLIPING

SEJARAH MONUMEN-MONUMEN DI TANAH BATAK

OLEH :

NAMA : Renaldi Gusti Yoga Simangunsong

KELAS : XI IPA

SMA N 2 Tapung Hulu

TA 2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
karunia-Nya yang berlimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan kliping
yang berjudul “Sejarah Monumen-monumen Batak” yang membahas
tentang bagaimana sejarah monumen-monumen yang ada di tahan Batak.

Saya ucapkan terima kasih kepada bapak/ibu guru yang telah


membimbing kami. Besar harapan kami, kehadiran kliping ini dapat
memberikan kontribusi bagi terselenggaranya pendidikan yang berkualitas serta
mendorong siswa untuk menjadi generasi berprestasi.
Saya menyadari dalam penyusunan kliping ini masih banyak
kekurangan, maka dari itu dengan kerendahan hati, kami mengharap kritik dan
saran dari semua pihak untuk/memperbaiki kliping ini sehingga menjadi lebih
baik.

Tapung Hulu, Juni 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN .....................................................................


1.1. Latar Belakang...................................................................
1.2. Rumusan Masalah..............................................................
1.3. Tujuan ...............................................................................
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................
2.1. Sejarah Monumen batak.....................................................
2.2. Fungsi Monumen Batak.....................................................
2.3. Monumen Batak.................................................................
2.3.1. Monumen Sisingamangaraja XII...........................
2.3.2. Monumen KM Sinar Bangun.................................
2.3.3. Monumen T.B Silalahi ..........................................
2.3.4. Monumen Huta Siallagan.......................................
2.3.5. Monumen Raja Sonak Malela................................
BAB III PENUTUP .................................................................................
3.1. Kesimpulan .......................................................................

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Samosir merupakan sebuah pulau yang terletak ditengah-tengah Danau


Toba. Daerah ini merupakan pusat kebudayaan masyarakat Batak Toba. Di
pulau inilah lahir si Raja Batak yang di percaya sebagai nenek moyang suku
Batak. Samosir juga Memiliki keragaman budaya yang sangat unik mulai dari
batu megalitik makam Sidabutar, Tor-tor, Ulos dan Rumah adat Batak Toba
atau yang disebut (Jabu) juga sangat sangat banyak ditemukan. Salah satu hal
yang menarik di pulau ini adalah banyaknya bangunan tugu (monumen kuburan
nenek moyang). Bangunan Tugu merupakan bagian dari budaya yang masih
dipertahankan hingga saat ini dan mengalami perkembangan yang sangat pesat.
Bahkan hampir setiap keturunan membangun Tugu untuk menghormati arwah
nenek moyangnya masing-masing.

Tradisi penghormatan kepada nenek moyang dengan pemakaman


kembali tulangbelulang nenek moyang merupakan salah satu bagian budaya tua
orang Batak, yaitu tradisi megalit. Batu-batu besar merupakan ‘tugu-tugu jiwa’,
yang dengan perantaraannya orangorang hidup berhubungan dengan orang-
orang mati. Peninggalannya masih ada, yaitu sarkofagus yang terdapat di
Samosir. Sesudah Sarkofagus muncullah tambak, yaitu gundukan tanah yang
berbentuk bukit segi empat. Kemudian muncullah simin/ batu na pir, kuburan
yang dibangun dari semen berbentuk segi empat. Dan yang terakhir adalah
tugu, yaitu bangunan (Monumen) atau tiang yang dibangun dari semen dalam
berbagai bentuk dan jenis untuk menghormati arwah nenek moyang dan
mempersatukan keturunan satu generasi. Perkembangan pembangunan Tugu
mulai berkembang sekitar tahun 1960-an.

1
Hal ini didukung oleh munculnya orang Batak kaya dan sukses yang
mengadu nasib diperantauan. Mayoritas anak-anak dari Samosir yang pergi
merantau ke kota cenderung kembali ke kampung halamannya hanya untuk
berpesta dan untuk acara pemakaman. Makam dan monumen orang meninggal
adalah satu-satunya tanda investasi oleh orang-orang Batak rantau di kampung
halaman nenek moyang mereka.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah kliping ini adalah :
1. Bagaimana sejarah monumen-monumen Batak dapat berdiri?
2. Mengapa monumen dianggap penting oleh masyarakat Batak?
3. Apa saja monumen-monumen yang ada di tanah Batak?

1.3 Tujuan
Tujuan dalam pembuatan kliping ini adalah :
1. Untuk mengetahui sejarah monumen di tanah Batak
2. Menambah apresiasi terhadap pentingnya fungsi monumen
3. Mengetahui seberapa banyak monumen yang ada di tanah Batak

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Monumen Batak

Makam dan monumen-monumen orang meninggal adalah satu-satunya


tanda investasi oleh orang-orang batak rantau di kampung halaman nenek
moyang mereka. Pembangunan tugu di Bona Pasongit pada eranya salah
satunya didorong oleh didirikannya patung Sisingamangaraja XX di
Soposurung pada 1953, hingga akhirnya tokoh Batak itu diberi gelar Pahlawan
Nasional pada Nobember 1961. Karena marga-marga lain merasa bahwa
Sisingamangaraja XII hanya sebagai pahlawan Sinambela, maka mereka mulai
membangun patung-patung untuk pahlawan (pendiri marga) mereka masing-
masing.

Pembangunan tugu (monumen makam leluhur) bagi orang batak bukanlah


sesuatu yang asing. Oleh karenanya tak heran apabila saudara mengunjungi
tanah batak di Sumatera Utara akan banyak sekali menemukan tugu-tugu marga
yang ada pada suatu pemakaman disana. Hal tersebut kini seolah menjadi
budaya yang telah dilakukan turun-menurun yang dilestarikan oleh anak cucu
dan generasi penerus dari marga mereka masing-masing.

Walau membangun tugu ini bukan tradisi awal bangsa Batak, tapi
pembangunannya sendiri didasarkan pada rasa hormat serta pelaksanaan
kewajiban untuk menghormati leluhur. Pembangunan tugu mulai berkembang
sekitar tahun 1960-an. Sedikit banyaknya didukung oleh munculnya orang
Batak kaya raya dan sukses di perantauan.

3
2.2 Fungsi Monumen Batak

Monumen merupakan pengingat bahwa telah terjadi peristiwa penting dan


bersejarah. Beberapa monumen biasanya berdiri di pusat kegiatan masyarakat
atau di tempat suatu peristiwa terjadi. Selain itu monumen juga bisa menjadi
bagian dari perjalanan sejarah. Dimulai sejak zaman kerajaan untuk
memeringati keberhasilan raja,maka dibangun tugu atau monumen.

Sebagai karya seni rupa, patung monumen tidak hanya ditujukan untuk
memenuhi unsur keindahan saja. Sebab patung ini dibuat untuk memenuhi
fungsinya sebagai bentuk pengenangan atau peringatan akan suatu hal. Fungsi
patung monumen dibuat ialah sebagai peringatan terhadap sebuah peristiwa
yang pernah terjadi atau sebuah kejadian yang bersejarah. Selain itu patung
monumen juga dibuat biasanya untuk mengenang jasa pahlawan dalam sebuah
bangsa atau negara dan memperindah penampilan tempat wisata / museum yang
digunakan untuk menempatkan monumen tersebut.

2.3 Monumen Batak

2.3.1 Monumen Sisingamangaraja XII

Dinasti Sisingamangaraja berdiri di Bakara ± 1530 – 1907 dipimpin


oleh Raja Sisingamangraja I – XII.  Kerajaan turun-temurun tersebut 
mempunyai istana di Bakara. Di dalam Istana terdapat: Makam Raja
Sisingamangaraja X, Makam Raja Sisingamangaraja XI , Ruma Bolon, Ruma
Parsaktian, Sopo Bolon, Bale Pasogit, Batu Siungkapungkapon. Istana Raja
Sisingamangaraja dibakar oleh pasukan Tuanku Rao tahun 1825 dan pasukan
Belanda tahun 1878, dan dibangun kembali oleh pemerintah dan masyarakat
sejak tahun 1978. Berada di Lumban Raja, Desa Simamora, Kecamatan
Baktiraja.

4
Ga
mbar monumen Sisingamangaraja XII

2.3.2 Monumen KM Sinar Bangun

Monumen ini dirancang oleh arsitek bernama Yori Antar. Bangunan ini
tak hanya sekedar berdiri kokoh, namun memiliki filosofi yang mendalam.
Tragedi tenggelamnya KM Sinar Bangun pada 18 Juni 2018 silam, menyisakan
duka mendalam bagi keluarga korban dan masyarakat di Indonesia. Sebanyak
164 orang dinyatakan tenggelam dan hilang di dasar Danau Toba bersama
bangkai KM Sinar Bangun yang tidak ditemukan hingga saat ini. Hampir satu
tahun peristiwa nahas itu berselang, Bupati Simalungun meresmikan Monumen
KM Sinar Bangun pada 2 Mei 2019.

Monumen ini sengaja dibangun tepat pada hari pencarian korban


dihentikan dan selesai dibangun 10 bulan kemudian. Bangunan ini tampak
menjulang di Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun. Monumen ini
menjadi kenang-kenangan yang sangat berharga bagi seluruh keluarga korban,
sekaligus menjadi pengingat agar peristiwa serupa tak terulang.

5
Gambar Monumen KM Sinar Bangun

2.3.3 Monumen T.B Silalahi

Sejarah Museum TB Silalahi didasarkan atas keinginan sang pendiri


untuk melakukan pelestarian terhadap kebudayaan Batak. Museum ini
kemudian dikembangkan sebagai salah satu pusat penelitian, eksitensi dan
membentuk karakter masyarakat Balak Didirikan pada tanggal 07 Agustus
2007.

Memasuki area pintu museum, anda akan disambut dengan bentuk


bangunan modern namun masih dihiasi dengan lukisan gorga, Terdapat sebuah
monumen/patung TB Silalahi di bagian depan bangunan selain itu terdapat juga
Mortir (Meriam) sebagai perwujudan dari perjuangan rakyat Batak yang
melawan para penjajah. Di bagian dalam terdapat artefak dari kebudayaan
Batak yang berasal dari puak-puak batak seperti: Puak Toba, Puak Pakpak,
Puak Karo, Puak Simalungun, Puak Mandailing, dll.

Menjelajah areal Museum, anda akan menemukan perkampungan Batak yang


sangat kental, dimana rumah tradisional Batak Toba terlihat megah dengan

6
ukiran ukiran Gorga. Bagi anda yang tertarik melihat patung menari, disini juga
terdapat patung Sigale-gale. Jumlah koleksi di area Museum 18 Silahi center
terdiri dari beberapa bagian, di dalam gedung museum terdapat 1010 koleksi.

Museum Batak outdoor sejumlah 49 koleksi Sejarah TB silalahi indoor


sejumlah 2648 koleksi sedangkan jumlah koleksi outdoor TB Silalahi sebanyak
3 koleksi. Museum ini cocok sebagai wisata edukasi/pendidikan dan wisata
Budaya Terlebih bagi anda yang ingin mendalami kebudayaan Balak dan punk-
puak yang terhimpun didalamnya.

Ga
mbar Monumen T.B Silalahi

2.3.4 Monumen Huta Siallagan

Desa Ambarita yang berada di Pulau Samosir menjadi satu tempat


wisata sejarah yang wajib dikunjungi karena kaya akan peninggalan sejarah di
masa kepemimpinan Raja Sidabutar, tokoh yang dipercaya menjadi manusia
pertama yang menginjakkan kaki di pulau tersebut. Di sana wisatawan bisa
melihat dari dekat makam Raja Sidabutar, yang berusia 450 tahun sang
penguasa dan rumah adat Batak yang masih terpelihara hingga sekarang.
Perkampungan ini dibangun pada masa raja huta pertama yaitu Raja Laga

7
Siallagan. Kemudian diwariskan kepada Raja Hendrik Siallagan dan seterusnya
hingga keturunan Raja Ompu Batu Ginjang Siallagan. Huta Siallagan sejak
dahulu dihuni margaSiallagan, hingga sekarang masih dihuni juga oleh
keturunan marga Siallagan.
Pintu masuk yang terbuat dari batu dan tingginya pas pasan dengan tinggi
badan kami, membuat kami harus sedikit merunduk memasuki areal tersebut.
Apabila ditelaah, mungkin memang orang jaman dahulu pendek pendek
sehingga pintu masuk dibuat tidak terlalu tinggi. Dua patung batu warga yang
khas samosir, (sedang duduk jongkok dengan mata besar dan mulut lebar)
menandai kawasan tersebut, dimana di sebelahnya terdapat monumen batu
kuburan yang memiliki patung Manusia Batak.
Batu kursi, begitu warga setempat menyebutnya, adalah lokasi
persidangan sekaligus pembantaian penjahat di masa itu. Untuk alasan cagar
budaya, Areal seputaran Batukursi, yakni bat batu berbentuk kursi yang disusun
melingkar dengan meja di tengahnya di depan rumah Siallagan yang asli ini
tidak boleh dimasuki apalagi diduduki.

Gambar Monumen Huta Siallagan

8
2.3.5 Monumen Raja Sonak Malela

Monumen Pusaka Padan ni Raja Sonak Malela atau lebih sering di sebut
" Tugu Naga Baling Parpadanan Raja Sonak Malela" di gagags oleh DR. TD
Pardede pemilik Pardede Hotel Medan dan Pardede Tex (perusahaan kain diera
tahun 1970 an) yang pembangunannya dimulai dibangun pada 7 Mei 1973 dan
diresmikan pada 31 Agustus 1973 dengan pelaksana pengerjaan pembngunan
adalah Sekar Gunung seorang ahli pemahat dan Ukir dari Pulau Dewata Bali.
Di Monumen Pusaka Padan ni Raja Sonak Malela "Tugu Naga Baling
Raja Sonak Malela" ada prasasti bertuliskan 3 Pesan/Nasehat/Petuah yang
sakral dari Raja Sonak Malela kepada seluruh keturunannya (Pomparannya) di
seantero penjuru dunia ini. Raja Sonak Malela meninggalkan pesan yang sakral
yang harus ditaati dan dilaksanakan oleh seluruh pomparannya (Keturnannya)
yakni " Sisada Rona, sisada lulu anak sisada Lulu Boru, sisada lulu Tano sisada
Pakkilalaan, Anak na sojadi masibola - bolaan, Boru naso boi masitindian, sada
songon daion aek unang mardua songon daion Tuak".

Raja Sonak Malela memiliki "Monumen Pusaka Padan ni Raja Sonak


Malela" atau sering disebut dan dikenal dengan nama "Tugu Parpadanan Raja
Sonak Malela Naga Baling" yang berdiri kokoh di pusat kota Balige Kab.Toba
Samosir Sumatera Utara, dimana Kota Balige disebut dengan nama "Balige
Raja" karena Balige adalah menurut sejarahnya adalah murni perkampung
(parhutaan) milik Raja Sonak Malela yang dihuni oleh keturunannya dari ke 4
anaknya Raja Mangunsong, Raja Marpaung, Raja Napitupulu dan Raja
Pardede.

9
Monumen tersebut akan menjadi sebuah situs budaya bersejarah bagi
suku Batak.karena di Monumen Pusaka Padan ni Raja Sonak Malela di ukir
berbagai kisah dan sejarah Perjuangan Hidup dari Lahir hingga menyebarnya
keturunan Raja Sonak malela di seantero dunia ini serta berbagai kisah kisah
mistis dan realita kehidupan keturunan Raja Sonak Malela dimasa dahulu
hingga saat ini.

G
ambar Monumen Raja Sonak Malela

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan mengenai sejarah monumen-monumen


yang ada di tanah Batak maka penulis menyimpulkan bahwa :

1. Seharusnya dunia pendidikan juga meningkatkan minat siswa/i


terhadap berbagai sejarah guna meningkatkan eksistensi sejarah

2. Siswa perlu meningkatkan rasa ingin tahu terhadap sejarah agar


sejarah tidak hilang.

3. Perlu dilakukan kerja sama antar masyarakat, tenaga pendidik dan


peserta didik untuk menjaga kelestarian nilai sejarah dan menjaga
peninggalan sejarah.

11
DAFTAR PUSTAKA

1. https://budaya-indonesia.org/Sejarah-Orang-Batak-Membuat-
Tugu-Monumen-Makam-Leluhur-DaftarSB19

2. https://www.google.com/search?
q=fungsi+adanya+monumen+&rlz=1C1CHBF_enID974ID974&sxs
rf=APwXEdeZvc7FnURoXIOk2LBtHPx1AIDPbw
%3A1685640408039&ei=2NR4ZMmBApeH4-
EPlvyT0AQ&ved=0ahUKEwjJzfXty6L_AhWXwzgGHRb-
BEoQ4dUDCA4&uact=5&oq=fungsi+adanya+monumen+&gs_lcp=
Cgxnd3Mtd2l6LXNlcnAQAzIECCMQJzIGCAAQFhAeOgoIABB
HENYEELADSgQIQRgAUMoBWIIGYOYKaAFwAXgAgAGSAY
gB1gSSAQMxLjSYAQCgAQHAAQHIAQg&sclient=gws-wiz-serp

3. https://id.wikipedia.org/wiki/Sisingamangaraja_XII

4. https://www.merdeka.com/sumut/menengok-monumen-km-sinar-
bangun-kenang-peristiwa-tragis-di-danau-toba.html

5. https://id.wikipedia.org/wiki/Huta_Siallagan

12
6. https://www.gosumut.com/berita/baca/2019/09/12/tetap-solid-dan-
bersatu-dalam-perbedaan-dan-keberagaman/

13

Anda mungkin juga menyukai