Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN PERJALANAN

STUDY TOUR DI KOTA BLITAR

Disusun Oleh :
1. Azizatul Lailiyah (IXD/04)
2. Silma Lailatul Fitria (IXD/24)
3. Nadine Aulia Variasari (IXD/17)
4. Vanesa Aprilia Sari (IXD/30)

UPT SATUAN PENDIDIKAN SMP NEGERI 3 BLITAR


TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat melakukan Study Budaya di kota Blitar dan
dapat menyelesaikan laporan perjalanan ini dengan tepat waktu tanpa adanya
halangan suatu apapun. Shalawat serta salam tidak lupa haturkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah menuntun umat manusia ke jalan yang benar dan penuh
berkah.
Terlaksananya seluruh rangkaian kegiatan Study Budaya, hingga terwujudnya
laporan ini tak terlepas dari fasilitas, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-
tingginya kepada seluruh pihak yang mendukung berlangsungnya
kegiatan Study Budaya di kota Blitar.

Blitar, 9 Januari 2023

Kelompok 7
Penulis

i
FOTO WISATA

Keterangan :

Foto ini diambil ketika kami sedang berwisata di Istana Gebang.

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR……………………………………………………............ i
FOTO WISATA.................................................................................................... 1
DAFTAR ISI……………………………………………………………………… 2
BAB 1 : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………................ 3
B. Rumusan Masalah……………………………………………..................... 3
C. Tujuan Penulisan………………………………………………................... 3
BAB 2 : ISI
A. Istana Gebang……………………………………........................................ 4
B. Candi Penataran..………………………………………............................... 7
C. Rambut Monte...…………………………………………............................. 18
D. Hutan Pinus Loji..………………………………........................................... 21
E. Sumber Bon C……………………………………….................................... 23

2
BAB 3 : PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………………….. 26
B. Saran………………………………………………………………………… 26
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………............ 28
LAMPIRAN…………………………………………………………………....... 29

3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Objek wisata merupakan tempat atau keadaan alam yang memiliki sumber
daya wisata yang dibangun dan dikembangkan sehingga mempunyai daya tarik dan
diusahakan sebagai tempat yang dikunjungi wisatawan. Destinasi wisata Indonesia
cukup berhasil menarik perhatian para wisatawan lokal maupun wisatawan asing.
Indonesia mempunyai objek wisata yang cukup beragam mulai dari wisata sejarah
seperti candi atau museum, wisata religi seperti makam atau tempat beribadah, wisata
pendidikan atau edukasi, serta wisata alam seperti pantai atau pegunungan.

B. Rumusan Masalah
1. Dimana saja objek wisata yang dikunjungi?
2. Apa saja kebiasaan yang berlaku di Kota Blitar?
3. Apa manfaat adanya Study Tour di Kota Blitar?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan laporan perjalanan ini adalah sebagai berikut :
1.Menambah pengalaman dan wawasan
2.Dapat mengenal tempat-tempat bersejarah
3.Dapat memperkuat materi pembelajaran

4
BAB 2
ISI

Study Tour di Kota Blitar tahun pelajaran 2022/2023 dilaksanakan pada hari
Senin, 9 Januari 2022 hingga hari Jumat, 13 Januari 2023 atau selama 5 hari. Study
Tour ini diikuti oleh hampir seluruh siswa kelas XI SMP Negeri 3 Blitar. Pada Study
Tour ini, saya mengunjungi banyak objek wisata. Berikut adalah objek-objek wisata
yang saya kunjungi:

A. ISTANA GEBANG

Istana Gebang sekarang menjadi obyek wisata museum di Kota Blitar dan
merupakan salah satu tempat wisata dekat Stasiun Blitar. Masih tersimpan dengan
baik beberapa barang peninggalan Bung Karno dan keluarga. Seperti dua kamar tidur
yang sering ditempati Bung Karno saat liburan sekolah maupun kuliah, bahkan saat
menjabat sebagai presiden. Saat ini selain berfungsi sebagai museum peninggalan
Bung Karno, Istana ini juga menjadi tempat perayaan haul Bung Karno dan pagelaran
kesenian.
Balai kesenian ini biasanya dipergunakan oleh masyarakat dan sanggar seni
untuk berlatih tari di sore hari. Selain itu ada banyak agenda kegiatan yang dilakukan
di Istana Gebang ini, untuk jadwal kegiatannyna biasanya ada pada papan
pengumuman yang ada di bagian depan Balai kesenian.

Alamat :

Jl. Sultan Agung No.59, Sananwetan, Kec. Sananwetan, Kota Blitar, Jawa Timur
66137.

Apa saja yang ada ditempat tersebut:

Istana Gebang memiliki luas 15.000 meter persegi, terdiri dari sepuluh
bangunan. Yaitu rumah induk, bangunan belakang, 2 rumah keluarga, 1 pavilium,

5
balai kesenian, dapur belakang, rumah pembantu, bekas kandang kuda dan lumbung.
Di rumah ini kita bisa menemukan begitu banyak peninggalan barang-barang Bung
Karno. Kondisi barang-barang tersebut masih sangat terawat, terletak dalam ruang
atau tempat yang juga memiliki kondisi hampir sama seperti di masa kehidupan Ir.
Soekarno tinggal disini. Jika melihat plakat, Istana Gebang pernah dipugar pada tahun
1998, meski begitu tidak banyak merubah bentuk keasliannya.

Keadaan Masyarakat :

Setelah ditutup beberapa bulan, Istana Gebang yang memiliki nilai sejarah
tentang Bung Karno di Kota Blitar kini telah dibuka kembali untuk umum. Peresmian
pembukaan cagar budaya ini oleh Walikota Blitar secara resmi dilaksanakan Sabtu
pagi tanggal 7 Januari 2023, dengan diisi selametan di Istana Gebang.
Muhammad Samanhudi Anwar, SH, Walikota Blitar saat dikonfirmasi seusai
membuka secara resmi bangunan cagar budaya Istana Gebang mengatakan, setelah
dibuka secara resmi, masyarakat bisa kembali mengunjunginya sehingga mengetahui
tentang sejarah Bung Karno. Dan pengelolaannya akan ditangani oleh Dinas
Komunikasi Informatika dan Pariwisata Daerah (Kominparda) Kota Blitar satu
rangkaian dengan wisata Makam Bung Karno.
Lebih lanjut Walikota menambahkan, Pemerintah Kota Blitar akan melakukan
penataan disekitar Istana Gebang, seperti para pedagang disekitar Istana Gebang.
Bahkan pembangunannya akan berkelanjutan seperti adanya Museum serta
dibangunnya tempat-tempat ibadah di sekitar lokasi yang akan menjalin kerjasama
dengan pemerintah pusat.
Sementara itu A. Abu Mansyur, SH, Kepala Dinas Kominparda Kota Blitar
saat dikonfirmasi ditempat yang sama mengatakan, dengan dibukanya kembali Istana
Gebang, Dinas Kominparda akan mengelola secara professional. Dalam
pengelolaaanya tetap menyatukannya dengan Makam Bung Karno. Dan akan
melibatkan pemandu wisata yang berkompeten, sehingga informasi yang diberikan
kepada pengunjung dapat dijabarkan secara lengkap. Sesuai harapan bersama
nantinya akan dilakukan penertiban pengunjung, pedagang, abang becak wisata dan
fotografer yang ada disekitar lokasi, sehingga bisa tertib.

Sejarah :

Istana Gebang merupakan rumah keluarga Bung Karno yang berdiri diatas
lahan seluas 1,8 hektar. Terdiri dari sebuah rumah induk dengan delapan bangunan

6
rumah lain. Awalnya rumah ini merupakan pejabat bBellanda yang kemudian dibeli
oleh ayah Bung Karno, Soekemi Soestrohardjo saat mengajar di SMA di Kota Blitar
tahun 1917. Diperkirakan rumah tersebut dibangun tahun 1914 saat Bung Karno
masih bersekolah di HBS Surabaya.

Istana gebang merupakan rumah yang pernah ditempati oleh Bung Karno saat
masih kecil. Istana Gebang mulai di tempati keluarga Bung Karno antara tahun 1917
– 1919, dibeli dari seorang warga Belanda CH. Portier pegawai kereta api di Blitar.

Fakta Menarik Seputar Istana Gebang

 Miliki arsitektur khas Jawa dan Belandapotret Ruang Tamu Istana Gebang
(instagram.com/ericdragunov)
Dibangun di atas lahan seluas dua hektar, Istana Gebang terdiri dari
beberapa bagian bangunan, di antaranya ada rumah utama yang menjadi
kediaman Bung Karno Sewaktu kecil dan Balai Kesenian yang dahulunya
sebagai tempat berkarya seniman-seniman Blitar.

Bangunan-bangunan tersebut memiliki arsitektur yang cukup kental


dengan nuansa Jawa-Belanda, yang akan membawamu seperti kembali ke
kolonialisme. Tentunya cocok bagi yang ingin berburu foto dengan spot
Instagram-able.

 Punya berbagai perabotan antik


Di dalam Istana Gebang, ada banyak perabotan antik macam kursi dan
meja kayu tempo dulu, serta lemari-lemari kecil di sudut-sudut ruangan. Di
bagian dinding rumah ini, juga terpampang beberapa lukisan serta foto
dari Putra Sang Fajar (julukan Bung Karno).

Yang lebih kerennya lagi, ada sebuah mobil sedan Mercedes lawas
yang pernah dipakai Bung Karno ketika menjabat sebagai presiden pertama
RI. Mobil itu disinyalir dibuat spesial oleh pabriknya untuk Bung Karno,
karena terdapat bendera merah putih di bagian depan kendaraan.

7
 Selalu diadakan tasyakuran setahun sekalit Balai Kesenian Istana
Gebang(instagram.com/blitar_ku)
Karena dianggap sebagai salah satu tempat bersejarah bagi masyarakat
Blitar, bertepatan dengan tanggal lahir Bung Karno yaitu tanggal 6 Juni, selalu
digelar berbagai haul atau peringatan yang meriah.

Selain Selametan atau Tasyakuran, ada juga beberapa kesenian yang di


tampilkan demi memeriahkan acara yang ada. Namun, semenjak adanya
pandemik COVID-19, kegiatan-kegiatan semacam itu kini dilakukan
secara virtual saja.

 Mempunyai sumur tua yang airnya tak pernah habisret Istana Gebang
(instagram.com/blitar_ku)
Adanya sebuah sumur di belakang Istana Gebang memang istimewa.
Volume air yang keluar dari sumber yang sudah dibangun sejak tahun 1884
tersebut seakan-akan tak pernah ada habisnya. Masyarakat setempat percaya,
sumur tua itu menyimpan berkah tersendiri.

Namun, usia sumur yang sudah ratusan tahun, membuat aura mistik
selalu menyelimuti tempat tersebut. Konon, setiap malam atau di saat-saat
tertentu, tercium aroma dupa atau wangi melati yang sangat menyeruak. Oleh
karena itu, tak heran jika sering terjadi kejadian mistis di tempat tersebut.

B. CANDI PENATARAN

Candi Penataran atau nama aslinya adalah Candi Palah adalah sebuah
gugusan candi bersifat keagamaan Hindu Siwaitis yang terletak di Desa Penataran,
Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Candi termegah dan terluas di
Jawa Timur ini terletak di lereng barat daya Gunung Kelud, di sebelah utara Blitar,
pada ketinggian 450 meter di atas permukaan laut. Dari prasasti yang tersimpan di
bagian candi diperkirakan candi ini dibangun pada masa Raja Srengga dari Kerajaan
Kadiri sekitar tahun 1200 Masehi dan berlanjut digunakan sampai masa
pemerintahan Wikramawardhana, Raja Kerajaan Majapahit sekitar tahun 1415.
Dalam kitab Desawarnana atau Nagarakretagama yang ditulis pada tahun
1365, Candi ini disebut sebagai bangunan suci "Palah" yang dikunjungi Raja Hayam
Wuruk dalam perjalanan kerajaan bertamasya keliling Jawa Timur.
Candi Penataran telah diusulkan dalam daftar Situs Warisan Dunia UNESCO sejak
19 Oktober 1995.

8
Alamat :
Penataran, Kec. Nglegok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur 66181.

Apa saja yang ada ditempat tersebut:

a. Kompleks Candi
Kompleks candi ini adalah gugusan beberapa bangunan yang membujur
dalam poros barat laut-tenggara. Di belakang candi utama di sisi timur terdapat
sungai yang berhulu di gunung Kelud. Kompleks candi ini disusun dalam pola linear,
beberapa candi perwara dan balai pendopo terletak di depan candi utama. Tata letak
ini berbeda dengan candi pada langgam Jawa Tengah, misalnya Candi Sewu, yang
disusun dalam pola mandala konsentrik dengan candi utama terletak di tengah
halaman candi dikelilingi barisan candi perwara. Pola susunan linear dengan pola
agak tidak beraturan pada Candi Penataran ini merupakan ciri khas langgam Jawa
Timur yang berkembang pada zaman Kediri hingga Majapahit, lalu dilanjutkan pada
pola tata letak Pura Bali.
Kompleks bangunan Candi Penataran menempati areal tanah seluas 12.946
meter persegi berjajar membujur dari barat laut ke timur dan tenggara. Seluruh
halaman komplek percandian, kecuali yang bagian tenggara, dibagi menjadi tiga
bagian, yang dipisahkan oleh dua dinding. Susunan dari komplek Candi Penataran
yang sangat unik dan tidak tersusun simetris. Hal ini menunjukkan bahwa pembuatan
candi tidak dalam satu periode.
b. Halaman depan
Masuk ke dalam halaman depan, pintu gerbang terletak di sisi barat laut
kompleks candi, diapit oleh dua arca Dwarapala, penjaga pintu dengan angka tahun
1232 Saka atau 1310 Masehi terpahat pada arca. Masyarakat setempat menyebutnya
sebagai Reco Pentung. Berdasarkan pahatan angka tahun yang ada pada kedua lapik
arca tersebut, bangunan Candi Palah baru diresmikan menjadi Candi Negara pada
masa pemerintahannya Jayanegara dari Majapahit. Sebelah timur kedua arca tersebut
terdapat sisa-sisa pintu gerbang yang terbuat dari batu bata merah.

 Bale Agung
Melalui bekas pintu gerbang, pengunjung memasuki bagian terdepan dari
Candi Penataran, Bale Agung. Lokasi bangunan tersebut terletak di bagian barat laut
halaman depan, posisinya sedikit menjorok ke depan. Bangunan seluruhnya terbuat
dari batu, didingnya masih polos dan memiliki empat buah tangga, dua buah terletak
di sisi tenggara, sehingga bangunan ini terkesan menghadap tenggara. Sedangkan dua
buah yang lain terletak di sisi timur laut dan barat daya terkesan sebagai tangga ke

9
pintu samping. Pada diding utara dan selatan terdapat dua buah tangga masuk yang
membagi dinding sisi timur menjadi tiga bagian.
Sekeliling tubuh bangunan Bale Agung dililit oleh ukiran ular naga. Kepala
ular naga tersembul di bagian kanan dan kiri bangunan. Masing-masing tangga naik
terdapat arca penjaga yang berupa arca mahakala. Bangunan Bale Agung berukuran
panjang 37 meter, lebar 18,84 meter dan tinggi 1,44 meter. Di atas ada pelataran yang
di masing-masing sudutnya ada umpak-umpak batu yang diperkirakan sebagai
penumpu tiang-tiang kayu yang digunakan untuk atap bangunan. Fungsi bangunan
Bale Agung menurut N.J. Krom seperti juga di Bali dipergunakan untuk tempat
musyawarah para pendeta atau pendanda. Dipastikan bale atau pendopo ini pernah
dinaungi struktur tiang dan atap dari bahan organik kayu dan mungkin beratap ijuk
atau sirap yang kini telah lapuk dan musnah.

 Pendopo Teras
Lokasi bangunan terletak di sebelah tenggara bangunan Bale Agung. Pendopo
Teras seluruhnya terdiri dari batu, berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran
29,05 meter x 9,22 meter x 1,5 meter. Diperkirakan Pendopo Teras digunakan
sebagai tempat untuk meletakkan sesaji dalam upacara keagamaan atau tempat
peristirahatan raja dan bangsawan lainnya. Pada sisi barat terdapat dua buah tangga
naik yang berupa undak-undakan, tangga ini tidak berlanjut di dinding bagian timur.
Pada masing-masing sudut tangga masuk di sebelah kiri dan kanan pipi tangga
terdapat arca raksasa kecil bersayap dengan lutut kaki ditekuk pada satu kakinya dan
salah satu tangannya memegang gada. Pipi tangga bagian yang berbentuk ukel besar
berhias tumpal yang indah.
Bangunan Pendopo Teras berangka tahun 1297 Saka atau 1375 Masehi. Letak
pahatan tahun ini agak sulit mencarinya karena berbaur dengan hiasan yang berupa
sulur daun-daunan, lokasinya berada di pelipit bagian atas dinding sisi timur. Seperti
pada Bale Agung, Pendopo Teras juga dililit teras ular yang ekornya saling
berbelitan, kepalanya tersembul ke atas di antara pilar-pilar bangunan. Kepala ular
sedikit mendongak ke atas, memakai kalung dan berjambul. Pada dinding Pendopo
Teras terdapat relief-relief yang menceritakan berbagai kisah yang belum semua
terinterpretasi dengan pasti, di antaranya adalah cerita Bubhuksah dan Gagang
Aking (dalam cerita rakyat juga dikenal sebagai kisah Bela-belu dan Dami
Aking), Sang Satyawan, dan Sri Tanjung.

 Candi Candra Sengkala


Candi Candra Sengkala berangka tahun 1291 Saka atau 1369 Masehi.
Masyarakat Jawa Timur lebih mengenalnya dengan nama Candi Brawijaya yang
merupakan bangunan yang paling dikenal dalam kompleks Candi Penataran dan juga
digunakan sebagai lambang Kodam V Brawijaya. Terkadang ada juga yang
menyebutnya Candi Ganesha karena di dalam bilik candinya terdapat sesosok

10
arca Ganesha. Lokasi candi berada di sebelah tenggara bangunan pendopo teras
dalam jarak sekitar 20 meter. Pintu masuk candi terletak di bagian barat, pipi
tangganya berakhir pada bentuk ukel besar dengan hiasan tumpal yang berupa bunga-
bungaan dalam susunan segitiga sama kaki. Bagian dalam relung candi terdapat
sebuah arca Ganesha dari batu dalam posisi duduk di atas padmasana. Pada bagian
atas bilik candi pada batu penutup cungkup terdapat relief Surya Majapahit yakni
lingkaran yang dikelilingi oleh jurai pancaran sinar yang berupa garis-garis lurus
dalam susunan beberapa segitiga sama kaki. Relief Surya Majapahit juga ditemukan
di beberapa candi yang lain di Jawa Timur ini dalam variasi yang sedikit berbeda
sebagai lambang kerajaan.
Candi Candra Sengkala seperti umumnya bangunan-bangunan candi lain,
terdiri dari bagian-bagian yang disebut kaki candi yaitu bagian candi yang bawah,
kemudian tubuh candi, terdapat bilik atau kamar candi (garbagriya) dan kemudian
mastaka atau kemuncak bangunan yang berbentuk kubus. Pada bagian mahkota
terdapat hiasan yang raya dan pada masing-masing dinding tubuh candi terdapat
relung-relung atau ceruk yang berupa pintu semu yang di bagian atasnya terdapat
kepala raksasa kala yang rupanya menakutkan. Kepala makhluk seperti ini disebut
kepala kala yang di Jawa Timur sering disebut Banaspati yang berarti raja hutan.
Penempatan kepala kala di atas relung candi dimaksudkan untuk menakut-nakuti roh
jahat agar tidak berani masuk komplek percandian. Sementara itu pada sekeliling
bangunan ini terdapat sisa-sisa tembok bata yang tinggal bagian dasarnya dengan
pintu masuk di sisi barat laut. Bangunan-bangunan di halaman pertama ini seluruhnya
terbuat dari batu andesit. Kecuali dua buah fondasi dari bata berdenah persegi
panjang, terletak di sebelah timur laut candi Candra Sengkala ini. Di sebelah kiri
candi Candra Sengkala terdapat arca wanita yang ditafsirkan sebagai arca
perwujudan Gayatri Rajapatni.

c. Halaman tengah
Memasuki halaman kedua dari Candi Penataran, terdapat dua buah arca
Dwarapala dalam ukuran yang lebih kecil dibanding Dwarapala pintu masuk candi.
Seperti pada arca Dwarapala di pintu masuk, Dwarapala ini pun pada lapik arcanya
juga terpahat angka tahun, tertulis tahun 1214 Saka atau 1319 Masehi, setahun lebih
tua dibanding Dwarapala di pintu masuk, juga berasal dari zaman Raja Jayanegara.
Halaman tengah atau halaman kedua ini terbagi menjadi dua bagian oleh tembok bata
yang membujur arah percandian di tengah halaman. Tembok tersebut sekarang hanya
tinggal pondasinya saja yang masih terlihat. Pada bagian timur laut ada enam buah
sisa bangunan dari batu maupun dari bata. Tiga buah tinggal sisanya berupa fondasi
dari bata, dua buah berupa batur dan sebuah lagi berupa candi tanpa penutup di
atasnya. Batur pertama terbuat dari batu bercampur bata dengan ukuran lebih besar
dibanding batur satunya yang khusus terbuat dari batu.

11
 Candi Naga
Pada bagian dalam halaman tengah ini terdapat Candi Naga yang hanya
tersisa bagian kaki dan badan dengan ukuran lebar 4,83 meter, panjang 6,57 meter
dan tinggi 4,70 meter. Nama Candi Naga digunakan untuk menamakan bangunan ini
karena sekeliling tubuh candi dililit naga dan disangga tokoh-tokoh berbusana raya
seperti raja sebanyak sembilan buah, masing-masing berada di sudut-sudut bangunan,
bagian tengah ketiga dinding dan di sebekah kiri dan kanan pintu masuk. Para Batara
ini menggambarkan sosok makhluk kahyangan, yaitu para dewa dilihat berdasarkan
dari ciri busana raya dan perhiasan mewah yang dikenakannya. Salah satu tangannya
memegang genta (lonceng upacara) dan tangan yang lainnya menopang tubuh naga
yang melingkar di bagian atas bangunan dalam keadaan berdiri dan menjadi pilaster
bangunan. Masing-masing dinding tubuh candi dihiasi dengan relief-relief buatan
yang disebut dengan motif medalion. Pintu masuk candi terletak di barat laut dengan
pipi tangga berhiaskan tumpal dengan ukuran lebar 4,83 meter, panjang 6,57 meter
dan tinggi 4,70 meter. Di depan telah disampaikan bahwa gambar naga di sangga 9
orang ini mengisyaratkan sebuah candrasengkala ”Naga muluk sinangga jalma” yang
berarti angka tahun 1208 Saka atau 1286 M dimasa pemerintahan Kertanegara.

 Fondasi bata
Masih dalam lingkungan halaman tengah, terdapat sebuah fondasi dari bata
yang terkesan menghadap barat daya, diketahui dari bidang menjorok ke sisi barat
daya dan membentuk suatu pintu masuk. Lokasinya terletak di sebelah timur candi.
Bagian barat daya terdapat dua buah sisa bangunan, yaitu sebuah fondasi dari bata
berukuran 10 x 20 meter dan sebuah lagi berdenah bujur sangkar yang memiliki ciri-
ciri sama dengan salah satu fondasi di bagian timur laut. Pada bagian sudut barat
halaman ini terdapat sekumpulan ambang pintu yang terlepas dari bangunan aslinya.
Pada ambang-ambang pintu itu beberapa di antaranya memuat angka tahun yang
masih dapat terbaca dengan jelas, yaitu tahun 1245 Saka, 1294 Saka, 1295 Saka, dan
dua buah lagi berangka tahun sama yaitu 1301 Saka. Ada dua buah arca Dwarapala
lagi dengan angka tahun 1242 Saka terletak di pintu masuk ke halaman ketiga yang
mungkin bekas sebuah gapura paduraksa, karena dekat tempat itu terdapat reruntuhan
sebuah pintu yang berangka tahun 1240 Saka.

12
d. Halaman belakang
Melewati pintu gerbang paduraksa yang hanya tinggal fondasi dan dijaga dua
Dwarapala, sampailah di halaman ketiga terletak di ujung tenggara sebagai bagian
paling belakang dari kompleks candi dan terletak di tanah yang lebih tinggi dari yang
lainnya. Karena adanya anggapan bahwa tempat tersebut merupakan tempat yang
paling sakral. Ada sekitar 9 buah bekas bangunan di halaman ini yang letaknya tidak
beraturan. Dua buah candi yang sudah dapat dikenali adalah bangunan candi induk
dan prasasti Palah berupa linggapala. Sepanjang sisi barat laut terdapat lima buah sisa
bangunan berupa fondasi dan batur dari batu atau bata. Satu daiantaranya sebuah
batur yang terdapat relief-relief cerita candi. Tingginya sekitar satu meter.

 Candi utama
Pada halaman ketiga ini terdapat bangunan candi induk yang terdiri dari tiga
teras tersusun dengan tinggi 7,19 meter. Pada masing-masing sisi tangga terdapat dua
arca mahakala, yang pada lapiknya terdapat angka tahun 1269 Saka atau 1347 M.
Sekelling dinding candi pada teras pertama terdapat relief cerita Ramayana. Untuk
dapat membacanya harus mengikuti arah prasawiya, dimulai dari sudut barat laut.
Pada teras kedua sekeliling dinding dipenuhi pahatan relief ceritera Krçnayana yang
alur ceriteranya dapat diikuti secara pradaksina (searah jarum jam). Sedangkan di
teras ke tiga berupa relief naga dan singa bersayap. Teras ketiga bentuknya hampir
bujur sangkar, dinding-dindingnya berpahatkan arca singa bersayap dan naga
bersayap. kepalanya sedikit mendongak ke depan sedangkan singa bersayap kaki
belakangnya dakam posisi berjongkok sedang kaki depan diangkat ke atas.
Pada sisi sebelah barat daya halaman terdapat dua buah sisa bangunan.
Sebuah candi kecil dari batu yang belum lama runtuh yang oleh orang Belanda dulu
dinamakan klein heligdom atau bathara kecil. Tampaknya candi inilah yang mula-
mula dibuat bersamaan dengan prasasti Palah melalui upacara pratistha tersebut.
Sebuah sisa yang lain berupa fondasi dari bata. Kedua sisa bangunan ini menghadap
ke arah barat daya. Sederet dengan sisa kedua bangunan ini berdiri sebuah lingga batu
yang disebut prasasti Palah. Dalam area komplek percandian juga terdapat sebuah
kolam berangka tahun 1337 Saka atau 1415 Masehi yang terletak di belakang candi
sebelah tenggara dekat aliran sungai.

 Prasasti Palah
Prasasti Palah adalah prasasti yang dibuat oleh Raja Srengga dan ditemukan
di halaman candi Penataran berangka tahun 1119 Saka atau
1197 Masehi menerangkan bahwa “menandakan Kertajaya berbahagia dengan
kenyataan tidak terjadi sirnanya empat penjuru dari bencana” dari kalimat ”tandhan
krtajayayåhya / ri bhuktiniran tan pariksirna nikang sang hyang catur lurah

13
hinaruhåra nika”. Rasa senangnya tersebut kemudian dia curahkan dengan perintah
dibangunnya prasasti yang tertulis dalam sebuah linggapala oleh Mpu Amogeçwara
atau disebut pula Mpu Talaluh. Bangunan tersebut dia fungsikan untuk menyembah
Bathara Palah, seperti yang tertuang dalam prasasti tersebut yang
beerbunyi “sdangnira Çri Maharaja sanityangkên pratidina i sira paduka bhatara
palah” yang berarti “Ketika dia Sri Maharaja senantiyasa setiap hari berada di tempat
bathara Palah”.

Keadaan Masyarakat :

Pariwisata adalah wadah yang dapat dijadikan oleh pelaku industri kreatif
dalam memasarkan produknya, dari banyaknya destinasi wisata di setiap provinsi di
Indonesia terdapat satu daerah yang cukup menarik jika dilihat dari prospek
perkembangan pariwisatanya, yaitu di Provinsi Jawa Timur. Keindahan alam dan
kebudayaan memang menjadi destinasi wisata yang sering dikunjungi oleh para
wisatawan. Salah satu daerah yang memiliki prospek pariwisata yang baik di Jawa
Timur yaitu Kabupaten Blitar. Wilayah Kabupaten Blitar terdapat banyak destinasi
yang baru-baru ini muncul sebagai pengerak perekonomian di Kabupaten Blitar, hal
ini tidak terlepas dari peran pemerintah dalam membangun infrastruktur pariwisata
dan ekonomi kreatif yang digagas oleh masyarakat setempat.
Salah satu wilayah yang menarik dalam perkembangan wisatanya di wilayah
Kabupaten Blitar adalah pariwisata di Desa Penataran, yaitu terdapat wisata Candi
Penataran yang menjadi salah satu destinasi wisata unggulan di Kabupaten Blitar.
Dengan adanya pariwisata ini dapat meningkatkan pendapatan masyarakat yang
berimbas pada peningkatan ekonomi Desa Penataran. Peningkatan perekonomian ini
tidak terlepas dari adanya peralihan profesi, yang tadinya kebanyakan masyarakat
bekerja menjadi buruh tani sekarang kebanyakan dari mereka beralih berdagang di
sekitar Candi Penataran. Mayoritas masyarakat sekitar Candi Penataran sekarang
bekerja sebagai pedagang di sekitar Candi Penataran, adanya pariwisata
mempengaruhi pendapatan mereka, sebagian masyarakat yang awalnya hanya bekerja
sebagai buruh tani dengan penghasilan sekitar Rp 35.000 - Rp 60.000/hari, mereka
beralih profesi dengan berdagang yang dapat menghasilkan Rp 70.000 - Rp
200.000/hari. Pendapatan dari pedagang ini dipengaruhi oleh beberapa hal, salah
satunya dipengaruhi oleh hari libur, pendapatan mereka meningkat ketika hari libur
dan turun ketika hari biasa, akan tetapi ketidakkonsistenan pendapatan tersebut masih
baik ketimbang menjadi buruh tani, adanya objek pariwisata ini menjadikan
peningkatan perekonomian masyarakat di sekitar Candi Penataran. Pariwisata dapat
mensejahterakan masyarakatnya melalui industri kreatif, akan tetapi pada kenyataan

14
hal tersebut tidak berjalan lancar ada saja kendala yang membuat masyarakat sekitar
Candi Penataran sulit untuk menjual produk dari masyarakat tersebut. Hal ini
dilatarbelakangi dari berbagai aspek, permasalahan yang sering dijumpai dari
perilaku masyarakat sekitar Candi Penataran, yaitu dari segi pemasaran produk-
produk dan segi produksi dari produk yang ditawarkan, dimana masyarakat sekitar
cenderung monoton dalam hal produknya dan dalam aspek pemasarannya masyarakat
cenderung kurang mempunyai etos kerja yang tinggi. Hal ini bisa menganggu
perkembangan dari perekonomian masyarakat Desa Penataran, khususnya di sekitar
Candi Penataran mengalami penurunan, sehingga juga bisa berimbas sampai
penurunan jumlah kunjungan wisatawan kalau tidak ditindaklanjuti, karena
masyarakat yang kurang kreatif dalam mengelola desa wisata tersebut. Dalam
peningkatan kualitas usaha mikro yang dikolaborasikan dengan kekreatifan itu juga
tidak bisa terlepas dari peran para pedagang itu sendiri yang harus terus
dikembangkan. Kearifan lokal yang dijual oleh masyarakat pedagang lebih disukai
oleh para pengunjung, mereka lebih tertarik karena banyak keunikan yang disajikan
yang belum tentu ada di daerah lain. Dari ketertarikan itu menjadikan nilai tambah
tersendiri bagi para pedagang yang jika dikembangkan lebih besar dan lebih baik lagi
akan mempengaruhi peningkatan pendapatan para pedagang. Makanan merupakan
subsektor kekreatifan yang paling ditonjolkan oleh banyak masyarakat pedagang,
mereka memanfaatkan apa saja yang ada di sekitar tempat tinggal mereka dan diolah
menjadi sebuah produk yang memiliki nilai kearifan lokal serta juga mempunyai nilai
jual. Dari subsektor makanan ini saja sudah memberikan dampak positif apalagi jika
dikembangkan ke subsektor lainnya pasti akan menjadikan alasan tersendiri bagi
wisatawan yang ingin berkunjung ke kawasan Candi Penataran. Akan tetapi ada
kendala dalam kekreatifan yang ditonjolkan para pedagang ini dimana kualitas dari
produk yang dijual para pedagang masih tergolong rendah. Hal ini terkadang masih
menjadi alasan enggannya para pengunjung untuk membeli dagangannya, tetapi
sebagian dagangan mereka memang sesuai antara harga dan kualitas yang
ditawarkan. Kurangnya perhatian para pedagang terhadap kualitas juga menjadikan
keraguan para pengunjung untuk membelinya, hal ini seharusnya perlu menjadi
perhatian khusus bagi para pedagang untuk menaikan kualitas dari produksinya.
Dalam hal kemasan, produk yang dijual oleh para pedagang masih tergolong
monoton, masih belum ada inovasi-inovasi yang dilakukan oleh para pedagang,
model kemasannya juga masih banyak yang dijumpai hanya direkatkan dengan cara
tradisional, dimana jika menggunakan cara tradisional akan membuat produk yang
dijual tidak bertahan lama. Selain itu ada juga subsektor ekonomi kreatif lainnya yang
ditonjolkan oleh para pedagang adalah hasil karya seni kesenian masyarakat sekitar
Candi Penataran ini, seperti kesenian jaranan, produk kendang, dan lain-lain. Akan
tetapi makanan keripik mendominasi produk yang paling menjadi ciri khas oleh-oleh

15
dari Candi Penataran. Jajanan keripik ini mempunyai peluang besar kedepannya jika
dikembangkan lebih baik lagi, tentunya juga harus dibarengi dengan kekreatifan yang
baik. Semakin berkembangnya zaman maka semakin banyaknya pengaruh negatif
dan positif yang mempengaruhi gaya produksi dan berjualan para pedagang. Semakin
berkembangnya zaman para pedagang mulai beradaptasi terhadap gaya berjualannya.
Pedagang sekarang mulai banyak yang menjual makanan siap saji seperti jajanan
modern yang memberikan dampak negatif untuk produk tradisional. Produk
tradisional seperti keripik khas penataran ini lama kelamaan juga bisa terlupakan jika
dibiarkan terus menerus. Kebanyakan para pedagang sekarang hampir menjual
jajanan modern bersebelahan dengan jajanan tradisional, sebenarnya mereka belum
beralih sepenuhnya. Namun jika jajanan modern mendominasi dagangan mereka
tentunya berdampak negatif jika kelamaan dibiarkan. Para penjual seharusnya lebih
menonjolkan kearifan lokal dibalut dengan kekreatifan yang baik, jika hal tersebut
dikembangkan dengan baik maka akan berdampak positif terhadap penjualan mereka
dan berimbas pada peningkatan pendapatan untuk menuju peningkatan perekonomian
masyarakat.

Sejarah :

Arkeolog meyakini bahwa candi Penataran di masa penggunaannya dulu


dinamakan Candi Palah, sebagaimana disebut dalam prasasti Palah. Isi prasasti
menyebutkan tahun 1194 sebagai tahun pembangunan oleh Raja Çrnga (Syrenggra)
yang bergelar Sri Maharaja Sri Sarweqwara Triwikramawataranindita Çrengalancana
Digwijayottungadewa yang memerintah kerajaan Kediri antara tahun 1190 – 1200.
Maksud pembangunan adalah sebagai candi gunung untuk tempat upacara pemujaan
agar dapat menangkal atau menghindar dari mara bahaya akibat Gunung Kelud yang
sering meletus dan merusak kawasan pemukiman dan pertanian.
Kitab Negarakretagama yang ditulis oleh Mpu Prapanca menceritakan
perjalanan Raja Hayam Wuruk, yang memerintah kerajaan Majapahit antara tahun
1350 – 1389, ke "Palah" untuk melakukan pemujaan kepada Hyang Acalapat,
perwujudan Siwa sebagai Girindra (Giri Indra, "dewa penguasa gunung").
Kesamaan nama Girindra yang disebut pada kitab Negarakretagama dengan
nama Ken Arok yang bergelar Girindra atau Girinatha menimbulkan dugaan bahwa
Candi Penataran adalah tempat pedharmaan (perabuan) Ken Arok, Girindra juga
adalah nama salah satu wangsa yang diturunkan oleh Ken Arok selain wangsa
Rajasa dan wangsa Wardhana. Sedangkan Hyang Acalapati adalah salah satu
perwujudan dari Dewa Siwa, serupa dengan peneladanan sifat-sifat Bathara Siwa
yang konon dijalankan Ken Arok.

16
Perhatian kembali terhadap kompleks Palah dilakukan pada tahun 1286, oleh
penguasa terakhir Singhasari, Kertanegara. Dia mendirikan Candi Naga dengan
hiasan relief naga yang disangga sembilan orang sebagai lambang suryasengkala
”Naga muluk sinangga jalma” atau tahun 1208 Saka.
Pada masa pemerintahan Jayanegara, raja kedua Majapahit, candi Penataran
mulai mendapat perhatian kembali, kemudian dilanjutkan pada masa
Tribuanatunggadewi dan Hayam Wuruk. Pemujaan terhadap Dewa Palah semakin
kental diwarnai pemujaan kepada Dewa Gunung atau Syiwa. Candi Penataran
diresmikan sebagai candi negara dengan status dharma lepas. Sesuai angka tahun
yang dipahatkan didinding kolam yaitu tahun 1337 Saka atau tahun 1415 M
merupakan angka tahun termuda di antara angka-angka tahun yang terdapat di
kompleks candi Penataran tersebut. Waktu itu Majapahit di dalam masa
pemerintahan Wikramawardhana.
Kronik berbahasa Sunda yang berasal dari abad XV mengenai kisah
perjalanan Bujangga Manik, seorang bangsawan Kerajaan Sunda, menyebutkan
bahwa "Rabut Palah" masih merupakan tempat belajar agama dan tujuan ziarah yang
ramai. Dalam naskah itu sang tokoh mengaku tinggal di sana selama setahun dan
kemudian terpaksa pergi karena para peziarah "lebih mementingkan hal duniawi".
Candi Penataran pertama kali dilaporkan keberadaannya oleh catatan Inggris
pada tahun 1815, tetapi sampai tahun 1850 belum banyak dikenal. Penemunya
adalah Sir Thomas Stamford Raffles (1781-1826), gubernur jenderal pemerintah
kolonial Inggris yang pernah berkuasa di Nusantara. Seiring berjalannya waktu,
kompleks candi Penataran yang sempat terabaikan smulai mendapatkan perhatian dari
pemerintah dan kemudian dipugar.

Relief Candi :
Selain sebagai komplek percandian terluas, Candi Penataran juga memiliki
kekhasan dalam ikonografi reliefnya. Gaya reliefnya menunjukkan bentuk yang jelas
berbeda dari candi-candi Jawa Tengah dari sebelum abad ke-11 seperti Candi
Prambanan. Wujud relief manusia digambarkan mirip wayang kulit, seperti yang bisa
dijumpai pada gaya pengukiran yang ditemukan di Candi Sukuh, suatu candi dari
masa akhir periode Hindu-Buddha dalam sejarah Nusantara.

 Bubhuksah dan Gagang Aking

Sebagian dinding Pendopo Teras sisi timur terukir kisah Bubhuksah dan
Gagang Aking. Ceritanya adalah sebagai berikut. Bubhuksah digambarkan sebagai
sesosok makhluk yang berbadan besar, suka memakan apa pun, ikhlas, dan tidak
pernah tidur. Gagang Aking, sebaliknya, kurus kering, suka berpuasa, dan suka tidur.

17
Suatu saat Dewa Siwa menjelma menjadi macan putih yang hendak memangsa
mereka, guna menguji kedua orang tersebut. Tanggapan dari Gagang Aking adalah
”saya orang yang kurus, jangan makan saya tetapi makanlah teman saya yang
gemuk”; sedangkan Bubhuksah ”silakan makanlah tubuh saya”. Dalam ujian tersebut
Bubhuksah lulus dan ia kemudian diantar sang macan masuk surga. Hikmah yang
bisa dipetik dari kisah tersebut yakni manusia harus ikhlas dalam menjalani hidup ini.

 Sri Tanjung

Kisah berikutnya yang terukir pada relief Pendopo Teras adalah kisah Sri
Tanjung, yang dimulai dari sisi barat ke selatan dengan putaran prasanawya. [5] Kisah
Sri Tanjung diawali dengan lukisan Raden Sidapaksa mengabdi kepada Raja
Sulakrama di Negeri Sindurejo. Sidapaksa diutus mencari obat oleh raja kepada
kakeknya Bhagawan Tamba Petra dan di sana ia menjalin cinta dengan Sri Tanjung.
Setelah menjadi istrinya, Sri Tanjung diboyong ke Sindurejo. Raja Sulakrama tergila-
gila dengan Sri Tanjung, sehingga mencari daya agar bisa memisahkannya dengan
Sidapaksa.
Sidapaksa lantas diutus ke Sorga, dengan membawa surat yang
isinya pembawa surat akan menyerang Sorga. Atas bantuan Sri Tanjung yang
menerima warisan selendang dari ayahnya Raden Sudamala, dia bisa ke sorga, dan di
sana dia dihajar para dewa. Namun akhirnya dengan menyebut leluhurnya Pandawa
dia dibebaskan dan diberi berkah. Sepeninggal Sidapaksa, Sri Tanjung dipaksa oleh
Sulakrama dan Sri Tanjung menolak. Mendadak datang Sidapaksa dan Sri Tanjung
difitnah mengajak raja berzinah. Akhirnya dengan garang Sidapaksa membunuh Sri
Tanjung. Namun Sri Tanjung dihidupkan kembali oleh para dewa. Sidapaksa pun
diharuskan membunuh Raja Sulakrama, dan dalam peperangan dia berhasil.

 Ramayana dan Kresnayana

Pada dinding Candi Utama terukir relief Ramayana dengan


tokoh Rama dan Shinta, dan relief Kresnayana dengan tokoh Krisna dan Rukmini.
Kisah Kresnayana menceritakan Krisna yang menculik dan mempersunting
Rukmini. Relief candi di Jawa Timur biasanya dipahat berdasarkan analogi riwayat
hidup tokoh yang didharmakan di tempat tersebut. Kisah Ramayana dan Kresnayana
yang dipahatkan pada dinding candi Penataran ditafsirkan mirip dengan kisah Ken
Arok dan Ken Dedes. Ketokohan Ken Arok sendiri masih menjadi kontroversi antara
karakter seorang bandit yang berambisi memperbaiki keturunan setelah mengerti arti
cahaya yang terpancar dari garbha Ken Dedes yang dilihatnya dan kemudian
membunuh Tunggul Ametung yang menjadi suami sang nareswari, atau karakter

18
seorang bangsawan yang mengemban amanat dari Mpu Purwa yang merupakan
ayah Ken Dedes sekaligus keturunan Mpu Sindok untuk mengembalikan kejayaan
kerajaan Kanjuruhan yang ditaklukkan oleh kerajaan Kediri, dengan dukungan
kalangan brahmana dari kedua kerajaan.
Kitab Negarakretagama menyebutkan bahwa Ken Arok dicandikan di
daerah Kagenengan, yang dewasa ini masih tersisa sebagai nama desa di wilayah
selatan Kabupaten Malang, tepatnya di Kecamatan Pakisaji. Belum dapat dipastikan
apakah Desa Kagenengan ini merupakan tempat yang sama yang disebut dalam
kitab Negarakertagama, dan apakah luas daerah ini pada zaman itu meliputi
wilayah Kecamatan Nglegok, tempat Candi Penataran berada.

C. RAMBUT MONTE

Rambut Monte merupakan salah satu tempat wisata alam berupa telaga
membentang dengan keindahan eksotis namun berbalut misteri dan memiliki aura
mistis. Telaga Rambut Monte sendiri berlokasi di lereng gunung Desa Krisik,
Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar.
Rambut Monte sudah ada pada zaman Kerajaan Majapahit. Di sana bukan
hanya terdapat telaga saja namun juga terdapat candi. Rambut Monte juga memiliki
alam yang sangat asri dan damai, dapat dibuktikan di sekeliling area terdapat banyak
pepohonan nan asri. Telaga ini memiliki pesona yang sangat indah yaitu berupa air
yang jernih dan di tengah terdapat sumber air berwarna biru. Selain telaga, terdapat
pula candi yang konon katanya candi tersebut sudah berdiri sejak era Majapahit.

Alamat:
Tirtomoyo, Krisik, Kec. Gandusari, Kabupaten Blitar, Jawa Timur 66187

Apa saja yang ada ditempat tersebut:

Begitu memasuki kawasan Rambut Monte, suasana hutan akan menyambut


dengan ketenangan. Tidak ada teriakan atau riuh suara wisatawan lain yang
mengunjungi. Justru, tempat wisata ini memiliki suasana yang tenang dan
menenangkan. Meskipun berupa telaga, jangan mengharapkan wisata air seperti
perahu, karena tempat ini bertujuan menyuguhkan keindahan.

19
Memasuki kawasan telaga, pengunjung akan takjub dengan sebuah telaga
berair sangat jernih. Bahkan, jernihnya air telaga semakin indah karena ada bagian
telaga yang berwarna biru. Pengunjung pun dapat menyaksikan dasar dari telaga
tersebut, yang berupa pasir lembut dan halus. Tak hanya itu, tampak juga batang kayu
yang tumbang dan kini menjadi penghuni dasar telaga.

Memang terlihat dangkal, namun jika memasuki telaga ternyata telaganya


begitu dalam. Karena pasir hisap yang ada di dasar telaga, sehingga tidak terdapat
larangan untuk berenang di telaga tersebut. Suasana semakin lengkap karena di
sekitar telaga terdapat hutan pinus yang begitu indah. Jajaran pohon pinus ini
terpantul dengan jelas di permukaan air, menciptakan kombinasi pemandangan begitu
indah.

Indahnya telaga berair biru ini seolah tak ada habisnya. Apalagi, telaga ini
menjadi habitat ikan purba yang begitu langka. Bahkan, keberadaan ikan ini
dipercaya masyarakat sekitar sebagai jelmaan dewa, karena keunikan dan
keanehannya. Masyarakat sekitar menyebut ikan ini sebagai ikan sengkaring.

Ikan sengkaring yang ada di telaga ini memiliki warna abu – abu kehitaman.
Sisiknya tegas dengan kepala yang lebih besar dari badannya, serta sekitar mulut
terdapat sulur. Panjang ikan ini mencapai kurang lebih 30 sentimeter, dan jumlahnya
sekitar 100 ekor. Uniknya, jumlah ikan di sini tetap, tidak pernah bertambah ataupun
berkurang.

Legenda yang berkembang di masyarakat bahwa ikan sengkaring di sini


adalah jelmaan dari dewa. Oleh karena itu, siapapun dilarang untuk menangkap serta
mengkonsumsi ikan di sini. Konon, ada yang menangkap ikan ini dan membawa
pulang, di perjalanan orang tersebut mengalami kecelakaan. Ada juga yang
memasaknya, namun ikan berubah menjadi minyak dan mengeluarkan amis darah
yang menyengat.

Telaga ini berada di kawasan wisata cagar budaya, dan sudah terbuka untuk
umum dari tahun 2000. Nama Rambut Monte digunakan karena di dekat sumber air
ini terdapat arca. Arca ini memiliki tinggi kurang lebih 1,5 meter. Di mana sang arca
memiliki rambut ikal seperti monte, sehingga nama Rambut Monte menjadi pilihan.

20
Lokasi arca berada kurang lebih 300 meter dari sumber mata air. Di mana
dulunya seringkali menjadi tempat sembahyang umat Hindu, bahkan hingga
sekarang. Sayangnya, lokasi sembahyang ini sering disalahgunakan bagi masyarakat.
Ada yang menggunakannya sebagai tempat bersemedi atau melakukan berbagai
ritual.

Hal ini karena lokasi sekitar ada kepercayaan di sekitar arca merupakan
tempat berkumpul para dewa dan leluhur. Sehingga masyarakat mengharap berkah
dengan melakukan semedi di lokasi tersebut.

Dulunya, telaga Rambut Monte ini hanyalah mata air kecil. Ikan sengkaring
yang hidup di sini pun hanya berputar – putar di mata air kecil tersebut. Namun, atas
inisiatif kepala desa saat itu, Suratmin, untuk memperlebar sumber mata air hingga
menjadi telaga. Kotoran serta tanaman – tanaman liar di sekitar disiangi, sehingga
menjadi lebih bersih.

Sayangnya, tidak semua masyarakat desa kala itu dapat menikmati keindahan
Rambut Monte. Banyak dari warga yang terpaksa untuk ikut Romusha. Karena saat
itu Indonesia masih dalam periode jajahan Jepang, yaitu pada tahun 1942.

Meski tidak sempat menikmati keindahan telaga ini, beruntungnya generasi


penerus tetap melestarikannya. Buktinya, hingga saat ini Rambut Monte masih tetap
lestari dan terjaga keindahannya. Mitos yang berkembang turut menjadi alat supaya
masyarakat dan wisatawan ikut menjaga kelestarian objek wisata ini.

Keadaan masyarakat:

Para wisatawan bisa mengunjungi Telaga Rambut Monte dengan harga tiket
masuk Rp.5.000/orang. (HTM wisata alam Telaga Rambut Monte Blitar Jawa Timur
bisa berubah setiap waktu). Destinasi wisata alam Telaga Rambut Monte bisa
dikunjungi kapan saja karena buka setiap hari.

Untuk operasionalnya sendiri, destinasi Telaga Rambut Monte buka dari jam
08.00 – 17.00 WIB. Nikmati kesegaran alamnya dengan jelajah spot terbaik yang
disuguhkan obyek wisata murah di Blitar Jatim satu ini.

21
Sejarah:

Masyarakat percaya bahwa Telaga Rambut Monte berasal dari kisah Mbah
Monte yang berperang melawan Rahwana. Kesombongan Rahwana membuat
peperangan itu dimenangkan oleh Mbah Monte.

Kekalahan Rahwana disimbolkan dengan batu menyerupai monyet dengan


rambut gimbal. Masyarakat percaya batu tersebut sebagai peninggalan Mbah Monte
sehingga dinamakan Candi Rambut Monte. Kemudian, telaga yang berada di sekitar
Candi Rambut Monte dinamakan Telaga Rambut Monte.

Sementara itu, kepercayaan terhadap Danyang yang ada di Telaga Rambut


Monte mendorong masyarakat melaksanakan beberapa ritual. Di antaranya, nyadran,
ruwatan desa, ritual larung wedhus kendi).

Selain itu, masyarakat Desa Krisik yang akan memiliki hajat biasanya
melakukan nyadran terlebih dahulu di Rambut Monte. Hal itu dilakukan sebagai
bentuk menghormati leluhur dan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha
Kuasa atas berkah yang diberikan.

D. HUTAN PINUS LOJI

Hutan Pinus Loji di Lereng gunung kelud merupakan salah satu alternatif
tempat ngadem baru di Blitar. Pasalnya hutan pinus yang tadinya hanya sebagai rute
pendakian Gunung Kelud kini dikelola cukup apik sehingga bisa juga digunakan
sebagai tempat ngadem hingga camping di Blitar.
Berada di lereng gunung kelud pada ketinggian sekitar 680 mdpl ini membuat
kawasan hutan pinus ini cukup dingin. Pada salah satu sisinya terdapat sungai yang
menjadi tempat mengalirnya lahar ketika gunung kelud meletus.

Alamat :
Celeng, Tulungrejo, Kec. Gandusari, Kabupaten Blitar, Jawa Timur 66187.

Apa saja yang ada ditempat tersebut:

22
Karena berada di Lereng Gunung Kelud, haw adi Hutan Pinus Loji masih
sejuk dan segar. Ditambah dengan pepohonan pinus yang hijau, semakin membuat
adem tempat wisata ini. Di salah satu sisinya, terdapat sungai yang menjadi aliran
lahar ketika Gunung Kelud meletus.

Wisatawan dapat bersantai melepaskan penat, dengan jalan-jalan di area hutan


pinus, maupun sekedar duduk santai. Selain pohon pinus yang berjajar rapi, tempat
wisata ini juga dilengkapi dengan spot foto menarik yang memiliki warna cantik.
Wisatawan dapat bersua foto dengan latar belakang pohon pinus.

Fasilitas yang tersedia untuk menunjang kenyamanan pengunjung di


antaranya, ada parkir luas, mushola, toilet, dan warung makan. Di sini juga terdapat
arena bermain seperti mini trail dan flying fox yang bisa kamu coba.

Karena berada di kawasan hutan pinus, tempat wisata ini cocok banget
dijadikan tempat melakukan aktivitas di lam terbuka. Seperti piknik dan camping.

Kamu bisa piknik bersama teman atau keluarga di bawah rindangnya pohon-
pohon pinus. Kamu bisa membawa peralatan piknik dari rumah, kemudian menatanya
di lokasi. Ketika piknik, biasanya wisatawan nge-grill bareng, kemudian
menyantapnya.

Untuk camping, telah disediakan tempat khusus, yaitu camp area. Di camp
area, biasanya juga digunakan para pendaki Gunung Kelud untuk beristirahat. Hutan
Pinus Loji tempatnya landai, jadi cocok untuk dijadikan tempat camping bareng. Hal
itu karena tidak menempuh medan sulit dan tidak membutuhkan effort yang lebih
untuk menuju ke sini.

Di tempat wisata ini juga terdapat cafe yang bisa dikunjungi. Namanya
KAMPNH Cafe. Cafe ini mengusung tema nature space, sehingg cocok banget buat
nongkrong dan bersantai bersama teman atau keluarga. Tata ruang hingga viewnya
benr-benar selaras dengan lingkungan alam sekitar. Kamu bisa menikmati aneka
olahan kopi hingga non-coffee di KAMPNH Cafe, selain itu juga banyak menu
makanan lezat yang wajib kalian coba.

Keadaan Masyarakat :

23
Agar sebuah wisata semakin ramai pengunjung maka pengelola harus terus
melakukan inovasi dan pengembangan, seperti halnya dengan Wana Wisata
Pendakian Gunung Kelud. Pengelola dan masyarakat bergotong royong dalam
membangun dan merawat destinasi wisata.
Di wisata pendakian gunung kelud, yang menjadi daya tarik utama selain
wisata pendakian gunung Kelud adalah Hutan Pinus Loji yang menyediakan spot foto
dan camping area. Terdapat pula fasilitas lain guna mendukung aktivitas pariwisata,
seperti tempat parkir kendaraan, pos registrasi, musholla, toilet, warung, ojek bagi
pendaki, musholla, pos registrasi, plakat penunjuk jalur, pos istirahat pendaki
(shelter), asuransi pendakian, penerapan standar keamanan dalam pendakian. Akses
menuju destinasi wisata juga tak luput dari perhatian pengelola dan instansi terkait,
seperti Jalan 5 beraspal dengan papan penunjuk menuju destinasi wisata, dukungan
google maps, dan tersedia pula jasa carter mobil.
Tiket masuk relatif murah, dengan biaya registrasi masuk sebesar
Rp.15.000,00,- yang sudah termasuk asuransi pendakian, biaya parkir kendaraan
sebesar Rp. 5.000,00,- dan jasa ojek sebesar Rp.5.000,00,- namun jasa ojek ini
bersifat opsional. Bagi wisatawan yang hanya mengunjungi wisata hutan pinus loji
hanya dikenakan biaya masuk sebesar Rp.3.000,00,-.
Dalam pengembangan objek wisata diperlukan dukungan dari masyarakat
setempat, mulai dari tahap perencanaan sampai pengoperasian. Dimana masyarakat
lebih mengetahui semua kondisi dari lingkungan yang ada disekitarnya. Oleh karena
itu, partisipasi masyarakat setempat harus terus ditingkatkan dan dilibatkan secara
aktif. Sehingga tercipta rasa memiliki serta memelihara sumber daya alam dan
lingkungan yang menjadi objek wisata.
Lokasi Wisata Pendakian Gunung Kelud ini dipilih karena memberikan
pengalaman berwisata yang menarik dan mempunyai potensi pengembangan. Wana
Wisata Pendakian Gunung Kelud juga menerapkan tempat wisata berbasis
pengembangan ekonomi masyarakat dimana sumber daya lokal disana dimanfaatkan
dengan baik, masyarakat membentuk lembaga masyarakat desa hutan untuk bersama
– sama mengelola dan mengembangkan Wisata Pendakian Gunung Kelud.

Sejarah :

Pada awalnya lereng Gunung Kelud hanyalah dimanfaatkan untuk aktivitas


tradisional masyarakat, seperti mencari kayu bakar, berkebun dan mencari pakan
ternak warga sekitar. Kemudian masyarakat melalui LMDH bekerja sama dengan
pihak Perhutani dalam perintisan jalur dan peresmian jalur pendakian sehingga dapat
dikelola menjadi sebuah destinasi pariwisata baru, secara perlahan kemudian

24
dikembangkan pula potensi wisata lainya, yaitu hutan pinus loji yang terletak pas
sebelum jalur pendakian gunung kelud.

E. SUMBER BON C

Sekarang banyak anak muda yang mencari tempat untuk healing, begitupun di
Blitar. Healing merupakan istilah populer di media sosial belakangan ini yang berarti
penyembuhan psikologis. Terutama untuk jiwa-jiwa yang mendapatkan tekanan jiwa,
batin, perasan dan pikiran.

Bon C di Desa Karangrejo, Garum bisa menjadi salah satu tempat healing
yang cocok untuk kamu yang ingin refreshing sejenak. Lokasi yang mudah diakses
dengan suasana alam yang natural membuat anda bisa menikmati quality time.

Untuk yang menyukai aktivitas outdoor seperti camping, Bon C juga bisa
menjadi alternatif selain Hutan Pinus Loji yang sudah terkenal sebelumnya. Meski
tidak seluas Pinus Loji, namun kawasan ini memiliki aliran air jernih yang mengaliri
kolam dengan corak ikan koi berwarna-warni.

Kapasitas terbatas bisa meminimalisir kebisingan di kawasan ini, sehingga


bisa menikmati suasana damainya alam dengan pemandangan yang syahdu dan angin
sepoi-sepoi yang sejuk.

Alamat:
Karangrejo, Kec. Garum, Kabupaten Blitar, Jawa Timur

Apa saja yang ada ditempat tersebut:

Salah satu hal yang bisa dilakukan di kawasan Bon C ini adalah memberi
makan koi dengan pelet yang sudah disediakan. Satu bungkus pelet dihargai cuma
seribu rupiah. Untuk kalian yang ingin camping, disini dapat memuat 10 tenda. Ada
sumber mata air yang cukup besar, saat saya datang ke tempat ini juga sedang dalam
proses pembangunan toilet untuk pengunjung. Kamu bisa membayangkan saat keluar

25
tenda di pagi hari, terdengar suara gemricik air denga suana hutan dan semburat
cahaya yang masuk.

Keadaan Masyarakat:

Karena wisata ini masih terbilang baru jadi untuk para pedagang yang
berjualan di sekitar wisata Bon C ini masih sangat jarang. Tapi jangan takut kelaparan
di area wisata ini, karena di sekitar wisata Bon C terdapat Warung Mak Preh yang
sudah terkenal di area ini.
Untuk petugas penjaga area wisata Bon C ini terbilang cukup ramah, para
pengunjungpun disediakan pelet yang di beri harga seribu rupiah jika ingin memberi
makan ikan yang ada disana.
Sayangnya area wisata ini bias dibilang masih sepi pengunjung. Karena kapasitas
pengunjung memang sengaja dibatasi agar bisa meminimalisir kebisingan di kawasan
ini, sehingga bisa menikmati suasana damainya alam dengan pemandangan yang
syahdu dan angin sepoi-sepoi yang sejuk.

26
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa Blitar
merupakan salah satu daerah di Indonesia yang menyajikan objek-objek wisata yang
berskala nasional maupun internasional. Selain itu, Blitar juga merupakan daerah
yang kental akan budaya dan tradisi sehingga menarik untuk dijadikan sebagai
bahan pembelajaran dalam dunia pendidikan. Dengan adanya pendidikan diluar
sekolah ini diharapkan mampu menciptakan rasa bersyukur kepada Allah SWT atas
ciptaan dan anugerah-Nya, berfikir kreatif dan inovatif dalam mempelajari sesuatu
sehingga mampu menciptakan ide yang berkembang menjadi lebih baik dah bahkan
lebih sempurna.

B. Saran
Untuk pihak Pariwisata :

1. Perlu ditingkannya tenaga-tenaga profesional dalam bidang pariwisata


yang memiliki pengalaman, keterampilan dan kemampuan berinteraksi yang

27
baik dengan cara mendirikan perguruan tinggi pariwisata, pendidikan
menengah pariwisata, pusat penelitian dan pengembangan pariwisata.
2. Perlu adanya penambahan fasilitas-fasilitas yang masih dianggap kurang
seperti tempat parkir, transportasi, dan akomodasi. Karena hal tersebut
sangat berpengaruh bagi kemajuan jasa pariwisata Blitar.

Untuk Guru :

1. Untuk menumbuhkan konsep diri siswa agar siswa dapat berperilaku kreatif,
serta disiplin, guru disarankan untuk bersikap empatik, menerima dengan
terbuka, selalu mendorong siswa untuk menemukan ide-ide baru.

Untuk Siswa :

1. Dengan adanya pembelajaran diluar ini siswa diharapkan mampu untuk


berfikir kreatif dan inovatif sesuai dengan kurikulum 2013.
2. Semoga dengan adanya pembelajaran diluar lingkungan sekolah ini
membuat siswa menjadi berfikir objektif mengenai pentingnya untuk selalu
mencintai budaya bangsa. Serta tidak lupa menjaga dan melestarikan aset
budaya bangsa yang lainnya.

28
DAFTAR PUSTAKA

https://jelajahblitar.com/istana-gebang/
https://arsip-indonesia.org/nl/zoeken?
mivast=50000&mizig=190&miadt=50000&miaet=14&micode=ORGANISASI&min
r=1030455&milang=nl&misort=pla%7Casc&miview=ldt#:~:text=Istanan
%20Gebang%20memiliki%20luas%2015.000,bekas%20kandang%20kuda%20dan
%20lumbung.
https://www.idntimes.com/travel/destination/dimas-hutama/fakta-menarik-istana-
gebang-c1c2?page=all
https://blitarkota.go.id/id/berita/walikota-harap-masyarakat-bisa-manfaatkan-istana-
gebang
https://id.wikipedia.org/wiki/Candi_Penataran
https://www.kompasiana.com/riza91316/629b6eb7d263454d982f9c52/pengaruh-
wisata-candi-penataran-terhadap-ekonomi-masyarakat-desa-sekitar
https://travel.okezone.com/read/2020/09/13/408/2276916/pesona-telaga-rambut-
monte-dan-mitos-keberadaan-ikan-dewa
https://travelspromo.com/htm-wisata/rambut-monte-blitar/
https://sikidang.com/telaga-rambut-monte/
https://jatim.idntimes.com/travel/destination/fika-febriana/hutan-pinus-loji-blitar-
c1c2?page=all
https://www.panduaji.net/2022/02/sumber-bon-c.html
https://travelingyuk.com/sumber-bon-c-karang-rejo-blitar/302049/

29
LAMPIRAN
GALERI FOTO KEGIATAN STUDY TOUR

30
31
32
33

Anda mungkin juga menyukai