Anda di halaman 1dari 172

HASIL PENELITIAN

PENGEMBANGAN SOAL MATEMATIKA MODEL PISA


UNTUK MENGUKUR KEMAMPUAN PENALARAN
MATEMATIS SISWA SMP NEGERI 1 UEPAI

OLEH
NUR AINNUL MARDIAH
NIM. 180330213

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER KOLAKA
KOLAKA
2022
ABSTRAK

Nur Ainnul Mardiah (180330213). 2022. Pengembangan Soal Matematika


Model PISA Untuk Mengukur Kemampuan Penalaran Matematis
Siswa SMP Negeri 1 Uepai. Hasil Penelitian. Program Studi Pendidikan
Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sembilanbelas November Kolaka. Pembimbing I Jahring, S.Pd., M.Sc. dan
Pembimbing II Tahir, S.Pd., M.Sc.

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan soal matematika model PISA


yang valid, praktis serta memiliki efek potensial, melihat prosedur pengembangan
soal dan mengukur kemampuan penalaran matematis siswa. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian pengembangan.
Penelitian ini memerlukan dua tahap yaitu persiapan (preliminary) dan tahap
formative evaluation yang meliputi self evaluation, expert reviews, one-to-one,
small group, dan field test. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian
ini analisis data deskriptif. Setelah melalui tahap expert reviews, one-to-one, dan
small group, soal diujicobakan pada tahap field test di kelas IX SMP Negeri 1
Uepai. Hasil tes secara keseluruhan dengan nilai rata-rata kemapuan penalaran
matematis 39,067 termasuk pada kategori kemampuan penalaran matematis yang
cukup baik, walaupun masih ada siswa yang masuk pada kategori kemampuan
penalaran kurang baik. Dari hasil ini juga dapat dikatakan bahwa soal serupa
PISA yang dikembangkan dikategorikan dalam kriteria valid dan praktis serta
memiliki efek potensial terhadap kemampuan penalaran matematis siswa.

Kata Kunci: Kemampuan Penalaran Matematis, Soal Matematika Model PISA,


dan Formative Evaluation
KATA PENGANTAR

Puji syukur pnulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul: ”Pengembangan Soal Matematika Model PISA Untuk Mengukur

Kemampuan Penalaran Matematis Siswa SMP Negeri 1 Uepai”

Penulisan skripsi ini dimaksudkan sebagai salah sattu syarat untuk

memperoleh gelas Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan

Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sembilanbelas

November Kolaka.

Banyak pengalaman berharga yang dapat menjadi pelajaran bagi penulis

dalam proses pembuatan skripsi ini. Tidak sedikit pula hambatan dan kesulitan

yang didapatkan. Namun berkat ketabahan, kesabaran, keikhlasan, kerja keras dan

kemauan yang disertai dengan do’a dan bantuan serta motivasi dari berbagai

pihak, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik tepat pada waktunya.

Pertama dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima

kasih kepada Bapak Jahring, S.Pd., M.Sc selaku pembimbing I, dan Bapak

Tahir, S,Pd., M.Sc selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan

bimbingan dalam penelitian ini sampai selesai.

Melalui kesempatan ini secara khusus dan teristimewa, dengan hati yang

tulus tak lupa penulis mengucapkan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada

Ayahanda Laraaba, S.Pd dan Ibunda Suhaeni atas limpahan cinta, kasih sayang,

perhatian, pengorbanan, dan doa restu, serta dukungan moril dan materi yang tak
terhingga diberikan kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan hasil

penelitian ini.

Ucapan terima kasih juga penulis tujukan pada semua pihak yang telah

memberikan dorongan, bimbingan dan kemudahan serta bantuan moril dan

materil. Tanpa mengurangi rasa hormat dan penghargaan dengan segala

kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Azhari, S.STP., M.Si selaku Rektor Universitas Sembilanbelas

November Kolaka.

2. Bapak Dr. Nur Ihsan, HL., M.Hum selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sembilanbelas November Kolaka.

3. Bapak La Alu , S.Pd., M.Hum selaku Wakil Dekan I Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sembilanbelas November Kolaka.

4. Bapak Sufri Mashuri, S.Pd., M.Pd selaku Wakil Dekan II Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sembilanbelas

November Kolaka.

5. Bapak Made Subawo, S.Pd., M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan (FKIP) Universitas Sembilanbelas November Kolaka.

6. Bapak Chairuddin, S.Pd., M.Pd selaku Ketua program Studi Pendidikan

Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sembilanbelas November Kolaka.


7. Tim penguji Bapak Halidin, S.Pd., M.PMat, Bapak Arbain, S.Pd., M.Si,

dan Bapak Chairuddin, S.Pd., M.Pd. Terima kasih untuk semua kritik,

saran serta bantuan yang diberikan kepada penulis.

8. Bapak dan ibu dosen pada Program Studi Pendidikan Matematika, serta

seluruh staf di lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan USN

atas segala fasilitas dan pelayanan yang diberikan selama penulis dalam

menuntut ilmu.

9. Bapak Ahmad Djauhari, S.Pd., M.Pd (Kepala Sekolah SMP Negeri 1

Uepai), semua Dewan Guru terkhusus Bapak Sutarto, S.Pd, serta staf Tata

Usaha SMP Negeri 1 Uepai atas segala perhatian dan kebijaksanaannya

dalam memberi izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

10. Semua siswa kelas IX SMP Negeri 1 Uepai yang turut berpartisipasi dalam

penelitian ini.

11. Kakak kandung penulis Nurjihad. A, Amd.Keb, Rizkika Shaza, Ns., S.Kep,

Muh. Zulfad Fadli, S.T serta adik kandung penulis Aqila yang selalu

memberi dukungan di setiap hari-hari penulis, terima kasih untuk segalanya.

12. Seluruh keluarga tercinta yang telah banyak memberikan perhatian dan

dukungan baik dukungan moril maupun materil yang tak terhingga kepada

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

13. Rekan-rekan seperjuangan “Produk MasyaaAllah” (Ira, Shinta, Miftah, Nur,

Egi, Yunita, Diah, Qadriah dan Mayang) yang selalu memberikan

dukungan, motivasi serta bantuan baik secara moral maupun materi.


14. Teman-temanku tercinta (Nina, Astiami/cili, Wa Iti, Ka Fika, Fianti,

Sarmila dan Ridwan). yang selalu memberikan doa, motivasi serta perhatian

sampai saat ini.

15. Semua rekan-rekan mahasiswa Program Studi Matematika angkatan 2018

yang yang selalu kompak, kerja sama yang baik dan selalu memberikan

dukungan serta semangat kepada penulis.

16. Kepada Gun Atthaphan, Off Jumpol, Tay Tawan dan BTS (RM, Jin, Suga,

J-hope, Jimin, V dan Jungkook) terima kasih karena selalu memberikan

hiburan dan menjadi moodbooster disaat penulis lelah, serta menjadi

insprasi dan motivasi penulis dalam mengerjakan skripsi ini. Semoga kalian

terus berkarya.

17. Last but not least, I wanna thank me, I wanna thank me for believing in me,

I wanna thank me for doing all this hard work, I wanna thank me for having

no days off, for never guitting, for just being me at all times.

Sebagai manusia biasa, penulis menyadari bahwa sebagaimana pepatah

mengatakan tak ada gading yang tak retak, demikian pula halnya dalam

penyusunan skripsi ini masih terdapat berbagai kelemahan dan kekurangan-

kekurangan yang disebabkan oleh keterbatasan penulis baik dari segi ilmu

pengetahuan, tenaga dan materi sehingga masih memerlukan penelitian yang lebih

mendalam dan menyeluruh. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran maupun

kritik yang bersifat konstruktif dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menjadi

sumbangan yang berharga bagi semua pihak.


Demikian pengantar ini, akhir kalam, Billahi Fii Sabililhaq, Fastabiqul

Khairat, Wassalamu’alaikumWarahmatullahi Wabarakatu

Kolaka, Juni 2022

Penulis,

Nur Ainnul Mardiah

NIM. 180330213
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............. .................. ........ ii
KATA PENGANTAR ........................................................ .................. ........
DAFTAR ISI ....................................................................... .................. ........ iii
DAFTAR TABEL .............................................................. .................. ........ v
DAFTAR GAMBAR ......................................................... .................. ........ vi
LAMPIRAN ........................................................................ .................. ........ vii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... ........ 1


1.1 Latar Belakang ..................................................................... ........ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................ ........ 4
1.3 Tujuan Pengembangan ......................................................... ........ 5
1.4 Spesifikasi Produk yang Diharapkan ................................... ........ 5
1.5 Pentingnya Pengembangan .................................................. ........ 5
1.6 Keterbatasan Pengembangan ............................................... ........ 6
1.7 Definisi Istilah ...................................................................... ........ 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................ ........ 8


2.1 Soal Matematika Model PISA ...................................................... 8
2.1.1 PISA (Program for International Student Assessment) ...... 8
2.1.2 Dimensi Pada Soal PISA ..................................................... 10
2.2 Kemampuan Penalaran.................................................................. 18
2.3 Penelitian yang Relevan ................................................................ 20
2.4 Kerangka Berpikir ......................................................................... 21

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 24


3.1 Model Pengembangan ................................................................... 24
3.2 Prosedur Pengembangan ............................................................... 24
3.2.1 Tahap Preliminary (Persiapan) ........................................... 24
3.2.2 Tahap Formative Evaluation............................................... 25
3.3 Uji Coba Produk............................................................................ 27
3.3.1 Desain Uji Coba .................................................................. 27
3.3.2 Subjek Uji Coba .................................................................. 28

ii
iii

3.3.3 Jenis Data ............................................................................ 28


3.3.4 Instrumen Pengumpulan Data ............................................. 28
3.4 Teknik Analisis Data ..................................................................... 29

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN ...........................................................


4.1 Penyajian Data Uji Coba ...............................................................
4.1.1 Penyajian Data Tahap Persiapan (Pleminary).....................
4.1.2 Penyajian Data Tahap Formatif Evaluation ........................
4.1.2.1 Self Evaluation .......................................................
4.1.2.2 Expert Review.........................................................
4.1.2.3 One-to-one..............................................................
4.1.2.4 Small Group ...........................................................
4.1.2.5 Field Tes .................................................................
4.2 Analisis Data .................................................................................
4.2.1 Analisis Data Kevalidan ......................................................
4.2.1.1 Analisis Data Validitas ...........................................
4.2.1.2 Uji Reliabilitas .......................................................
4.2.1.3 Uji Tingkat Kesukaran ...........................................
4.2.1.4 Daya Pembeda........................................................
4.2.2 Analisis Data Kepraktisan Soal ...........................................
4.2.3 Analisis Data Hasil Tes .......................................................
4.2.3.1 Hasil Analisis Tes Kemampuan Penalaran Matematis
Siswa......................................................................
4.2.3.2 Hasil Analisis Wawancara .....................................
4.3 Pembahasan ...................................................................................

BAB V PENUTUP .........................................................................................


5.1 Kesimpulan ...................................................................................
5.2 Saran ..............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 33


LAMPIRAN .................................................................................................... 36
iii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Enam level kemampuan matematika dalam PISA ................................... 17


3.1 Acuan Penskoran Penalaran Matematis Siswa ........................................ 30
3.2 Kategori Tingkat Kemampuan Penalaran Matematis Siswa .................... 32
4.1 Rangkuman Hasil Validasi .......................................................................
4.2 Revisi Soal Model PISA ..........................................................................
4.3 Tingkat Kesukaran Hasil Uji Coba Small Group.....................................
4.4 Daya Pembeda Hasil Uji Coba Small Group ...........................................
4.5 Distribusi Skor Rata-rata Kemampuan Penalaran Matematis siswa ........

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Contoh Soal PISA Relationship and Change .......................................... 12


2.2 Contoh Soal PISA Space and Shape ........................................................ 13
2.3 Contoh Soal PISA Quanty ....................................................................... 14
2.4 Contoh Soal PISAUncertainty and Data ................................................. 15
2.5 Bagan Alur Kerangka Berpikir ................................................................ 23
3.1 Alur Desain Formative Evaluation .......................................................... 27
4.1 Hasil Penalaran Matematis Siswa ............................................................

v
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Lampiran Lembar Validasi ......................................................................... 36

2 Pedoman Wawancara ................................................................................. 45

3 Lampiran Kisi-kisi Draf Soal ..................................................................... 46

4 Lampiran Draf Soal .................................................................................... 47

5 Lampiran Kunci Jawaban ........................................................................... 51

6 Lampiran Hasil Validasi Instrumen Tes Oleh Ahli ....................................

7 Lampiran Kisi-kisi Draf Soal Model PISA ................................................

8 Lampiran Lembar Soal Matematika Model PISA .....................................

9 Lampiran Kunci Jawaban Soal Matematika Model PISA ..........................

10 Lampiran Hasil Tes Matematika Model PISA untuk Mengetahui Kemampuan

Penalaran Matematis Siswa .........................................................................

11 Lampiran Daftar Hadir Siswa ....................................................................

12 Lampiran Jawaban Siswa ...........................................................................

13 Lampiran Surat Izin Penelitian ...................................................................

14 Lampiran Surat Katerangan Telah Melakukan Penelitian .........................

15 Lampiran Dokumentasi ..............................................................................

vi
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang umum digunakan untuk

meningkatkan kualitas sumber daya manusia sehingga manusia diperlukan untuk

terus berusaha mempelajari, memahami dan menguasai berbagai bidang yang

akan berlaku pada semua aspek kehidupan. Menurut UU No. 20 Tahun 2003,

tentang sistem pendidikan nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Ada banyak

mata pelajaran di sekolah bisa digunakan untuk mencapai tujuan tersebut salah

satunya yaitu mata pelajaran matematika (Kartikasari, 2021:1). Menurut Undang-

undang RI Nomor 20 Tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional pasal 37

matematika merupakan suatu mata pelajaran wajib bagi siswa SD, SMP, dan

SMA.

Matematika adalah studi tentang pola dan hubungan, cara berpikir dengan

strategi organisasi, analisis dan sintesis, seni, bahasa, dan alat untuk memecahkan

masalah-masalah abstrak dan praktis (Liestya et al., 2020:103). Matematika

dirancang dari hasil pikiran manusia yang terkait dengan ide, proses, dan

penalaran, dan setiap penerapannya dalam memecahkan masalah matematika

membutuhkan kemampuan penalaran. Depdiknas (2006) mengemukakan bahwa

1
2

materi matematika dan penalaran matematika adalah dua hal yang tidak dapat

dipisa yaitu materi matematika dipahami melalui penalaran dan penalaran

dipahami dan dilatihkan melalui belajar materi matematika.

Penalaran adalah salah satu keterampilan terpenting yang harus dikuasai

siswa. Kemampuan menggunakan matematika sebagai cara bernalar dapat

digunakan dalam semua situasi, seperti berpikir kritis, berpikir logis, berpikir

sistematis, objektivitas, dan melatih mempertimbangkan dan memecahkan

masalah. Penalaran matematika (mathematical reasoning) yaitu suatu kegiatan,

proses atau aktivitas berpikir yang dilakukan untuk menarik kesimpulan yang

logis atau untuk membuat pernyataan baru yang mendasar pada beberapa

pernyataan yang diketahui benar ataupun yang dianggap benar (Rosalina & Elly

S, 2018:91).

Penalaran tersebut ditandai dengan adanya mengajukan dugaan,

melakukan manipulasi matematika, menarik kesimpulan, menyusun bukti,

memberikan alasan terhadap kebenaran solusi dan menarik kesimpulan dari suatu

pernyataan. Gambaran yang tampak dari proses pembelajaran selama ini adalah

soal-soal yang diberikan oleh guru lebih menekankan pada pemahaman konsep,

sedangkan proses pemikiran tinggi termasuk bernalar jarang dilatihkan sehingga

mengakibatkan rendahnya kemampuan matematis siswa (Rizta et al., 2013:231).

Hal ini didukung dengan adanya hasil evaluasi Programme International Student

Assessment (PISA) yang diadakan oleh Organization for Economic Co-operation

Development (OECD). PISA sendiri merupakan sebuah studi tentang program

penilaian siswa tingkat internasional yang diselenggarakan setiap tiga tahun


3

sekali, adapun materi yang diujikan PISA meliputi perubahan dan hubungan

(change and relationship), ruang dan bentuk (space and shape), bilangan

(quantity), dan ketidakpastian data (uncertainty and data) (OECD, 2017:16).

Berdasarkan hasil survey PISA menunjukkan bahwa kemampuan

matematika siswa Indonesia masih rendah, baik pada dimensi konten maupun

dimensi kognitif. Penilaian dimensi konten pada domain: bilangan, aljabar,

geometri, data dan peluang, sedangkan penilaian dimensi kognitif pada domain: 1)

pengetahuan, mencakup fakta-fakta, konsep dan prosedur yang harus diketahui

siswa; 2) penerapan, yang berfokus pada kemampuan siswa menerapkan

pengetahuan dan pemahaman konsep untuk menyelesaikan masalah atau

menjawab pertanyaan; 3) penalaran, yang berfokus pada penyelesaian masalah

non rutin, konteks yang kompleks dan melakukan langkah penyelesaian masalah

yang banyak (Widyaningsih & Syarifuddin, 2019:50).

Kemampuan kognitif dalam soal PISA berkaitan dengan tujuan

pembelajaran matematika yang terdapat pada kurikulum. Masalah yang sering

dihadapi oleh guru yaitu kurang tersedianya soal-soal yang didesain khusus yang

sesuai dengan potensi siswa dan karakter siswa sehingga diasumsikan bahwa

potensi siswa dalam menggunakan penalaran dalam menjawab soal belum

berkembang secara maksimal (Jurnaidi & Zulkardi, 2013:40). Hal tersebut bisa

mengakibatkan rendahnya hasil kemampuan penalaran matematika siswa.

Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan pada guru mata

pelajaran matematika di SMP Negeri 1 Uepai diperoleh kenyataan bahwa guru

masih jarang memberikan soal-soal tingkat tinggi terutama soal yang


4

membutuhkan penalaran, dikarenakan soal yang memerlukan penalaran hanya

akan diselesaikan oleh siswa yang kompetensi matematikanya bagus saja,

sedangkan siswa dengan kompetensi matematika yang rendah tidak memiliki

minat dalam menjawab soal tersebut. Guru juga belum pernah menggunakan soal

model PISA pada pembelajran matematika. Dan dari hasil observasi yang peneliti

lakukan, dengan menelaah soal-soal yang diujikan oleh guru sebagian besar

bentuk soal yang diberikan terhadap siswa mirip dengan contoh soal. Maka dari

itu diperlukan pengembangan dalam soal-soal matematika yaitu soal yang

berbasis kemampuan penalaran matematika siswa dengan model PISA guna

mengukur kemampuan penalaran matematis siswa dan juga sebagai wujud

apresiasi dalam perbaikan evaluasi pembelajaran.

Dari uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan

judul “Pengembangan Soal Matematika Model PISA Untuk Mengukur

Kemampuan Penalaran Matematis Siswa SMP Negeri 1 Uepai”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan sebelumnya, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana mengembangkan soal matematika model PISA untuk mengukur

kemampuan penalaran matematis siswa SMP Negeri 1 Uepai yang valid dan

praktis?

2. Bagaimana efek potensial penerapan soal model tipe PISA yang dihasilkan

terhadap kemampuan penalaran matematis siswa SMP Negeri 1 Uepai?


5

1.3 Tujuan Pengembangan

Adapun tujuan dari penelitian ini berdasarkan rumusan masalah tersebut

adalah untuk:

1. Menghasilkan soal matematika model PISA yang valid dan praktis untuk

mengukur kemampuan penalaran matematis siswa SMP Negeri 1 Uepai.

2. Mengetahui efek potensial penerapan soal-soal model PISA yang dihasilkan

terhadap kemampuan penalaran matematis siswa SMP Negeri 1 Uepai.

1.4 Spesifikasi Produk yang Diharapkan

Adapun spesifikasi produk yang akan dikembangkan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Soal yang dikembangkan berupa soal matematika model PISA, dimana konteks

soal sesuai dengan yang ada di Indonesia.

2. Soal yang dikembangkan menyesuaikan konten yang ada di dalam PISA.

3. Soal yang dikembangkan dibuat dengan bahasa yang mudah dipahami dan

dimengerti siswa.

4. Soal yang dikembangkan dapat digunakan sebagai bahan untuk mengasah

kemampuan penalaran matematis siswa.

1.5 Pentingnya Pengembangan

Pentingnya pengembangan pada penelitian ini dapat dilihat dari hasil

wawancara yang peneliti lakukan kepada guru matematika SMP Negeri 1 Uepai,

dimana guru masih jarang memberikan soal-soal tingkat tinggi terutama soal yang

membutuhkan penalaran dikarenakan guru memiliki perspektif bahwa soal-soal


6

tingkat tinggi terutama soal-soal yang membutuhkan penalaran hanya bisa

diselesaikan oleh siswa yang memiliki kompetensi bagus dalam bidang

matematika, sedangkan siswa dengan kompetensi matematika yang rendah tidak

memiliki minat dalam menjawab soal tersebut. Guru juga belum pernah

menggunakan soal model PISA pada pembelajaran matematika.

Berdasarkan hal tersebut peneliti ingin melakukan pengembangan soal

matematika model PISA yang diharapkan bisa menjadi alternatif dalam

memperkaya variasi soal dan dapat melatih serta mengukur kemampuan penalaran

matematis siswa, dan juga dapat digunakan sebagai tolak ukur dalam perbaikan

pembelajaran siswa.

1.6 Keterbatasan Pengembangan

Keterbatasan dalam penelitian pengembangan ini yaitu:

1. Materi yang digunakan dalam penelitian ini mengikuti setiap konten yang ada

dalam PISA.

2. Konten PISA pada soal jumlahnya tidak sama rata.

3. Soal yang dibuat hanya berjumlah 6 nomor soal dari banyaknya jumlah soal

yang diujikan pada PISA.

4. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas IX di SMP Negeri 1 Uepai.

1.7 Definisi Istilah

1. Penelitian pengembangan adalah penelitian yang digunakan untuk

menghasilkan produk tertentu melalui proses pengembangan.


7

2. PISA (Programme InternationalStudent Assessmen) merupakan sebuah studi

tentang program penilaian siswa tingkat internasional yang diselenggarakan

setiap tiga tahun sekali untuk siswa usia 15 tahun.

3. Validasi ahli adalah dosen/pakar yang berkompeten dalam menilai isi,

konstruks dan bahasa dalam soal yang dikembangkan.

4. Pedoman wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan

pertanyaan secara langsung dan dijawab secara langsung pula oleh responden.

5. Draf soal adalah rancangan atau konsep soal yang akan diberikan kepada

siswa.

6. Efek potensial merupakan salah satu kriteria yang harus dimiliki oleh

perangkat yang baik. Yang dimaksud efek potensial dalam penelitian ini adalah

efek apa saja yang dapat diberikan oleh suatu perangkat dalam hal ini adalah

perangkat soal tipe PISA terhadap subjek penelitian. Untuk melihat efek

potensial yang dimiliki suatu perangkat dapat dilihat dari level efektivitas

pengembangan, yaitu reaksi yang diberikan subjek penelitian penggunaan

pengetahuan dan keterampilan baru oleh siswa.


8

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Soal Matematika Model PISA

2.1.1 PISA (Program for International Student Assessment)

Program for International Student Assessment (PISA) yaitu suatu bentuk

penilaian kemampuan dan pengetahuan yang dirancang untuk siswa usia 15 tahun.

PISA berasal dari rencana Organization for Economic Coperational Development

(OECD) yang dimulai tahun 2000 dan dilaksanakan 3 tahun sekali untuk tes kelas

internasional yang mengukur tiga literasi kemampuan yakni membaca (reading

literacy), matematika (mathematical literacy), dan sains (scientific literacy)

(Mutia et al., 2020:47).

PISA yang dilaksanakan pada 3 tahun sekali, yaitu dimulai pada tahun

2000, 2003, 2006, 2009, 2012, 2015, dan 2018. Studi ini mengharuskan setiap

Negara mengikuti prosedur operasi standar yang telah ditetapkan, seperti

melaksanakan uji coba dan survei, penggunaan tes dan angket, penentuan populasi

dan sampel, pengelolaan dan analisis data, dan pengendalian mutu (Astuti,

2018:11).

Studi PISA dilaksanakan di sekolah-sekolah yang dipilih melalui metode

sampling yang sahih. Pada PISA 2018, terpilih 400 sekolah sampel di Indonesia.

Peserta studi PISA adalah siswa usia 15 tahun dari sekolah sampel. Siswa tersebut

dipilih secara acak untuk memastikan hasil penilaian yang tidak bias. Di Indonesia,

siswa sampel PISA tersebar di SMP, MTs, SMA, MA, dan SMK yang duduk di

kelas 7 sampai kelas 12. Sampel tersebut mencakup seluruh jenis sekolah, baik

8
9

negeri maupun swasta, mencakup sekolah di wilayah kota dan pedesaan. Sampel

sekolah PISA tidak merepresentasikan sekolah di Indonesia karena tujuan dari

pemilihan sekolah pada sampel PISA adalah memaksimalkan proses pemilihan

sampel siswa yang akan merepresentasikan populasi siswa PISA (Kemdikbud,

2019:1).

Fokus dari PISA adalah siswa dapat merumuskan, menerapkan, dan

menginterpretasian matematika ke dalam berbagai konteks yang mencakup

penalaran matematis dan menggunakan konsep matematika, prosedur, fakta, dan

alat untuk menggambarkan, menjelaskan, dan memprediksi fenomena dalam

kehidupan sehari-hari (OECD, 2013a:25).

Secara umum, PISA dirancang dengan maksud untuk mengumpulkan

informasi terkait literasi siswa dalam tiga domain utama, yakni membaca,

matematika dan sains. Selain itu, asesmen reguler tiga tahunan ini juga dapat

memberi informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan

kemampuan dan sikap siswa dan juga bagaimana faktor-faktor tersebut

berintegrasi sehingga mempengaruhi perkembangan kebijakan suatu negara (Johar,

2012:32)

PISA bertujuan untuk menilai prestasi siswa berusia 15 tahun dalam

membaca, matematika, dan sains. Bagi Indonesia, keuntungannya adalah untuk

mengetahui posisi prestasi literasi siswa Indonesia dibandingkan dengan prestasi

literasi siswa internasional dan elemen apa yang mempengaruhinya. Oleh karena

itu, diharapkan dampak dari tinjauan ini akan berfungsi untuk metode teknik

untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.


10

2.1.2 Dimensi Pada Soal PISA

Terdapat tiga dimensi yang diukur dalam soal matematika model PISA,

yaitu konteks, konten, serta kompetensi. Ketiga dimensi dalam domain soal PISA

dijabarkan sebagai berikut:

1. Konteks

Masalah bisa datang dari berbagai konteks berdasarkan pengalaman

individu. Oleh karena itu, soal yang berbentuk dalam model PISA di sajikan

berdasarkan konteks dunia nyata sehingga manfaatnya dapat dirasakan ketika

menyelesaikan masalah matematika didalam kehidupan sehari-hari.

Konteks merupakan bagian dari dunia siswa di mana soal-soal

ditempatkan pada jarak tertentu. Menurut (Astuti, 2018:16) dalam PISA, konteks

matematika dibagi ke dalam situasi sebagai berikut:

1) Konteks pribadi yang secara langsung berhubungan dengan kegiatan pribadi

siswa sehari-hari. Dalam menjalani kehidupan sehari-hari tentu para siswa

menghadapi berbagai persoalan pribadi yang memerluka pemecahan

secepatnya. Matematika diharapkan dapat berperan sebagai solusi dalam

menginterprestasikan permasalahan dan kemudian memecahkannya.

2) Konteks pendidikan dan pekerjaan yang berkaitan dengan kehidupan siswa di

sekolah atau di lingkungan tempat kerja. Pengetahuan siswa tentang konsep

matematika diharapkan dapat membantu untuk merumuskannya, melakukan

klasifikasi masalah dan memecahkan masalah pendidikan dan pekerjaan pada

umumnya.
11

3) Konteks umum yang berkaitan dengan penggunaan pengetahuan matematika

dalam kehidupan bermasyarakat dan lingkungan yang lebih luas dalam

kehidupan sehari-hari. Siswa dapat menyumbangkan pemahaman mereka

tentang pengetahuan dan konsep matematikanya itu untuk mengevaluasi

berbagai keadaan yang relevan dalam kehidupan di masyarakat.

4) Konteks keilmuan yang secara khusus berhubungan dengan kegiatan ilmiah

yang lebih bersifat abstrak dan menuntut pemahaman dan penguasaan teori

dalam melakukan pemecahan masalah matematika. Konteks ini dikenal sebagai

konteks intra-mathematical

2. Konten

Sesuai dengan tujuan PISA yaitu menilai kemampuan siswa dalam

menyelesaikan masalah nyata. Terdapat empat konten matematika dalam PISA

(OECD, 2013a:33-35), yaitu:

1) Perubahan dan Hubungan (Change and Relationships)

Perubahan dan hubungan berkaitan dengan pokok pelajaran aljabar.

Hubungan matematika sering dinyatakan dengan persamaan atau hubungan yang

bersifat umum, seperti penambahan, pengurangan, dan pembagian. Hubungan ini

juga dinyatakan dalam berbagai simbol aljabar, grafik, bentuk geometris, dan

tabel. Oleh karena setiap reprentasi simbol itu memiliki tujuan dan sifatnya

masing-masing. Proses penerjemahnya sering menjadi sangat penting dan

menentukan sesuai dengan situasi dan tugas yang harus dikerjakan.


12

Contoh:

Gambar 2.1 Contoh Soal PISA Relationship and Change (OECD, 2013b:22)

2) Ruang dan Bentuk (Space and Shape)

Ruang dan bentuk berkaitan dengan pelajaran geometri. Soal tentang

ruang dan bentuk ini menguji kemampuan siswa mengenali bentuk. Mencari

persamaan dan perbedaan dalam berbagai dimensi dan represetasi bentuk, serta

mengenali ciri-ciri suatu benda dalam hubungannya dengan posisi benda tersebut.

Untuk memahami konsep space and shape dibutuhkan kemampuan untuk

mengidentifikasi persamaan dan perbedaan objek berbeda, menganalisis


13

komponen-komponen dari suatu objek, dan mengenali suatu bentuk dimensi dan

representasi yang berbeda.

Contoh:

Gambar 2.2 Contoh Soal PISA Space and Shape (OECD, 2013b:13)

3) Bilangan (Quanty)

Bilangan berkaitan dengan hubungan bilangan dan pola bilangan, antara

lain kemampuan untuk memahami ukuran, pola bilangan, dan segala sesuatu yang

berhubungan dengan bilangan dalam kehidupan sehari-hari, seperti menghitung

dan mengukur benda tertentu. Termasuk dalam konten bilangan ini adalah

kemampuan bernalar secara kuantitatif, merepresentasikan sesuatu dalam angka,

memahami langkah-langkah matematika, berhitung di luar kepala, dan melakukan

penaksiran.
14

Contoh:

4) Probabilitas/Ketidakpastian dan Data (Uncertainty and Data)

Probabilitas/ketidakpastian dan data berhubungan dengan statistik dan

peluang yang sering digunakan dalam masyarakat informasi. Pada kategori ini

meliputi pengenalan tempat dari variasi suatu proses, makna kuantifikasi dari

variasi tersebut, pengetahuan tentang ketidakpastian dan kesalahan dalam

pengukuran, dan pengetahuan tentang kesempatan/peluang. Penyajian dan

interpretasi data adalah konsep kunci dalam konten ini.


15

Contoh:

3. Kompetensi

Kompetensi pada PISA diklasifikasikan atas tiga kelompok (Astuti,

2018:17-18), yaitu:

1) Komponen proses reproduksi (reproduction cluster)

Dalam penilaian PISA, siswa diminta untuk mengulang atau menyalin

informasi yang diperoleh sebelumnya. Misalnya, siswa diharapkan dapat

mengulang kembali defenisi suatu hal dalam matematika. Dari segi keterampilan,

siswa dapat mengerjakan perhitungan sederhana. Tentunya keterampilan seperti

ini sudah sering kita lihat dalam penilaian tradisional.


16

2) Komponen proses koneksi (connection cluster)

Dalam koneksi ini, siswa diminta untuk dapat membuat keterkaitan antara

beberapa gagasan dalam matematika, membuat hubungan antara materi ajar yang

dipelajari dengan kehidupan nyata di sekolah dan masyarakat. Dalam kelas ini

pula, siswa dapat memecahkan permasalahan yang sederhana. Khususnya, siswa

dapat memecahkan soal yang berkaitan dengan pemecahan masalah dalam

kehidupan tetapi masih sederhana. Dengan demikian, siswa diharapkan dapat

terlibat langsung dalam pengambilan keputusan secara matematika dengan

menggunakan penalaran matematika yang sederhana.

3) Komponen proses refleksi (reflection cluster)

Komponen refleksi ini adalah kompetensi yang paling tinggi yang diukur

kemampuannya dalam PISA, yaitu kemampuan bernalar dengan menggunakan

konsep matematika. Melalui uji kompetensi ini, diharapkan setiap siswa

berhadapan dengan suatu keadaan tertentu. Mereka dapat menggunakan pemikiran

matematikanya secara mendalam dan menggunakannya untuk memecahkan

masalah. Dalam melakukan refleksi ini, siswa melakukan analisis terhadap situasi

yang dihadapinya, mengidentifikasi dan menemukan “matematika‟ dibalik situasi

tersebut. Proses matematisasi ini meliputi kompetensi siswa dalam mengenali dan

merumuskan keadaan dalam konsep matematika, membuat model sendiri tentang

keadaan tersebut, melakukan analisis, berpikir kritis, dan melakukan refleksi atas

model itu, serta memecahkan masalah dan menghubungkannya kembali pada

situasi semula karena matematika adalah salah satu pelajaran yang mampu

mengembangkan kemampuan kreatifitas dan menekankan pada pemecahan


17

masalah. Dalam penelitian ini seluruh tingkatan kompetensi proses digunakan

dalam pengembangan soal model PISA. Selain itu, dalam pengerjaan soal-soal

yang diberikan, PISA juga melibatkan kemampuan matematika dasar yang

mendasari proses matematika.

Kemampuan matematika dalam PISA dibagi menjadi enam level

(tingkatan). Level enam sebagai level atau tingkatan tertinggi, dan level satu

sebagai tingkatan yang terendah. Setiap level menunjukan tingkat kompetensi

matematika yang dicapai oleh siswa (Johar, 2012:36). Secara lebih rinci level-

level tersebut tergambar pada tabel berikut.

Tabel 2.1 Enam level kemampuan matematika dalam PISA


Soal Level Kemampuan Pemecahan Masalah
Siswa mampu menjawab pertanyaan dengan konteks yang
umum serta semua informasi yang relevan tersedia dengan
jelas. Mampu mengidentifikasi informasi dan menerima
1
semua petunjuk berdasarkan intruksi yang jelas pada situasi
yang ada. Mampu menunjukkan suatu tindakan sesuai
dengan simulasi yang diberikan.
Siswa mampu menafsirkan dan mengenali situasi dengan
konteks yang memerlukan kesimpulan langsung. Mampu
memilah informasi yang relevan dari sumber yang tunggal
dan menggunakan cara penyajian tunggal. Mampu
2
mengerjakan algoritma dasar, menggunakan rumus,
melaksanakan prosedur atau kesepakatan dalam
memecahkan masalah. Mampu menyimulkan secara tepat
dari hasil penyelesaiannya.
Siswa mampu melaksanakan prosedur dengan jelas,
termasuk prosedur yang memerlukan keputusan yang
berurutan. Mampu memilih dan menerapkan strategi
3 memecahkan masalah yang sederhana. Mampu
menginterpretasikan dan menggunakan representasi
berdasarkan informasi yang berbeda. Mampu menjabarkan
berdasarkan hasil interpretasi dan alasan mereka.
Siswa mampu mengerakan dengan metode tertentu secara
efektif dalam situasi yang kompleks tetapi konkret yang
4
mungkin melibatkan hambatan-hambatan atau membuat
asumsi-asumsi. Mampu memilih dan menggunakan
18

representasi yang berbeda termasuk pada simbol. Mampu


menggunakan keterampilan dan pengetahuannya pada
konteks yang jelas. Mampu menjelaskan pendapatnya
berdasarkan pada pemahaman, alasan dan rumusan mereka.
Siswa mampu mengembangkan dan bekerja dengan model
untuk situasi yang kompleks, mengidentifikasi masalah dan
menetapkan asumsi. Mampu memilih, membandingkan dan
mengevaluasi strategi untuk memecahkan masalah yang
5 kompleks yang berhubungan dengan model. Mampu
menggunakan pemikiran dan penalarannya serta secara tepat
menghubungkan representasi simbol dengan situasi yang
dihadapi. Mampu menjabarkan dan merumuskan hasil
pekerjaannya.
Siswa mampu membuat konsep, generalisasi dan
menggunakan informasi berdasarkan penelaahan dan
pemodelan dalam situasi yang kompleks. Mampu
menghubungkan dan menerjemahkan sumber informasi
berbeda dengan fleksibel. Mampu menerapkan
6
pemahamannya dengan penguasaan simbol dan operasi
matematika, mengembangkan strategi dan pendekatan baru
dalam menghadapi situasi baru. Mampu merumuskan hasil
pekerjaannya dengan tepat dengan mempertimbangan
penemuannya, penafsiran, pendapat dan ketepatan pada
situasi nyata.

2.2 Kemampuan Penalaran

Penalaran diartikan dari kata reasoning yang berarti menarik kesimpulan.

Menurut (Agustin, 2016:181) penalaran merupakan suatu kegiatan berpikir logis

untuk mengumpulkan fakta, mengelola, menganalisis, menjelaskan, dan membuat

kesimpulan. Sedangkan menurut (Amir, 2018:7) penalaran adalah gagasan untuk

menghubungkan dua hal atau lebih tergantung pada sifat aturan tertentu yang

dianggap benar dengan menggunakan langkah-langkah pembuktian untuk

menarik kesimpulan.

Menurut (Habsah, 2017:43) penalaran adalah sebuah "keterampilan dasar"

dalam matematika, diperlukan dalam berbagai tujuan yang digunakan untuk


19

memahami konsep matematika ide dan prosedur matematika yang fleksibel serta

untuk merekonstruksi pengetahuan matematika yang dipahami tetapi dilupakan.

Menurut (Kusumawardani et al., 2018:592) penalaran matematika diperlukan

untuk menentukan apakah sebuah argumen matematika benar atau salah dan

dipakai untuk membangun suatu argumen matematika. Penalaran matematika

tidak hanya penting untuk melakukan pembuktian atau pemeriksaan program,

tetapi juga untuk inferensi dalam suatu sistem kecerdasan buatan. Depdiknas

(2006) mengemukakan bahwa materi matematika dan penalaran matematika

adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan, yaitu materi matematika dipahami

melalui penalaran dan penalaran dipahami dan dilatihkan melalui belajar materi

matematika.

Kemampuan penalaran matematis adalah hal yang perlu dan penting

dimiliki peserta didik, karena kemampuan penalaran matematis merupakan salah

satu hal yang menentukan keberhasilan proses pembelajaran matematika. Menurut

(Santosa et al., 2020:63) penalaran matematis sangat membantu individu tidak

hanya mengingat fakta, aturan, langkah-langkah penyelesaian masalah, tetapi juga

menggunakan keterampilan bernalarnya dalam melakukan pendugaan atas dasar

pengalamannya sehingga yang bersangkutan akan mendapatkan pemahaman

konsep matematika yang saling berkaitan dan belajar secara bermakna atau

meaningfull learning. Penalaran matematis dapat dikonseptualisasikan sebagai

kemampuan untuk memahami dan memahami konsep matematika dengan cara

yang logis untuk membentuk kesimpulan atau penilaian (Santosa et al., 2019:143).
20

Kemampuan penalaran matematis akan berkembang dengan baik apabila

peserta didik dapat menerima pelajaran matematika. Agar peserta didik dapat

menerima pelajaran matematika perlu ditanamkan motivasi belajar peserta didik

terhadap pelajaran matematika. Adapun indikator kemampuan penalaran

matematis yang digunakan adalah adaptasi dari penelitian (Nurhayati et al.,

2013:4) dalam pembelajaran matematika adalah sebagai berikut:

1) Memperkirakan proses penyelesaian.

2) Menganalisis situasi matematis.

3) Menyusun argumen yang valid dengan menggunakan langkah yang sistematis.

4) Menarik kesimpulan logis.

2.3 Penelitian yang Relevan

Berdasarkan tinjauan pustaka di atas terdapat beberapa peneliti terdahulu

yang relevan dengan penelitian ini, yaitu:

1. Riski Sahrida Nasution, KMS. M. Amin Fauzi,dan Edi Syahputra (2020)

dengan judul “Pengembangan Soal Matematika Model PISA pada Konten

Space and Shape untuk Mengukur Kemampuan Penalaran Matematis”

menunjukan bahwa pengembangan instrumen tes yang telah dikembangkan

untuk mengukur kemampuan penalaran matematis siswa memenuhi kriteria

valid dan reliabel. Jenis pengembangan yang digunakan adalah model

pengembangan Tessmer tipe formative research dan bertujuan untuk

mengetahui kemampuan penalaran matematis peserta didik.

2. Brigita Florensia Rusmiyati Uba Ina (2020) dengan judul “Pengembangan Soal

Matematika Model PISA Bagi Siswa Sekolah Menengah Pertama”


21

menunjukan bahwa kualitas soal matematika model PISA yang dikembangkan

bagi siswa Sekolah Menengah Pertama dikatakan memenuhi kriteria valid,

praktis, dan memiliki efek potensial. Produk instrumen soal matematika model

PISA bagi siswa sekolah menengah pertama dikembangkan berdasarkan

prosedur penelitian dan pengembangan Borg and Gall. Penelitian dan

pengembangan ini hanya dilakukan hingga langkah ke-5 awal yaitu: (1)

Penelitian dan Pengumpulan Informasi Awal, (2) Perencanaan, (3)

Pengembangan Format Produk Awal, (4) Uji coba Lapangan Awal, dan (5)

Merevisi Hasil Uji Coba.

3. Elya Rosalina dan As Elly S (2018) dengan judul “Pengembangan Soal Model

PISA untuk Mengukur Kemampuan Penalaran Matematika Siswa”

menunjukan bahwa Prototype perangkat soal yang dikembangkan

dikategorikan valid dan praktis. Perangkat soal yang dikembangkan terdiri dari

10 soal model PISA pada konten Space and shape. Jenis penelitian

pengembangan yang digunakan adalah penelitian pengembangan tipe formative

research yang bertujuan untuk mengukur kemampuan penalaran matematika

siswa.

2.4 Kerangka Berpikir

Tes evaluasi dalam dunia Pendidikan sangat penting dalam mengukur

kemampuan seorang siswa. UN adalah alat evaluasi pendidikan yang ada di

Indonesia sedangkan untuk evaluasi internasional Indonesia mengikuti tes

Program International for Student Assesment (PISA) adalah tes yang bertaraf

internasional yang menilai tiga literasi yaitu membaca, matematika, dan sains.
22

PISA menilai sejauh mana siswa berusia 15 tahun dapat menangani

matematika dengan mahir ketika dihadapkan dengan situasi dan masalah yang

sebagian besar disajikan dalam konteks dunia nyata. Indonesia mengikuti tes ini

sejak tahun 2000 dan program tersebut diadakan setiap 3 tahun sekali dan selama

ini hasilnya adalah di bawah rata-rata. Faktor penyebab hasil studi PISA selalu

rendah adalah kurangnya siswa Indonesia mengerjakan soal pemecahan masalah

atau level tingkat tinggi. Guru di tempat penulis melakukan penelitian juga belum

menerapkan soal model PISA. Oleh karena itu, penulis ingin mengembangkan

soal PISA yang valid dan praktis untuk mengukur kemampuan penalaran

matematis siswa SMP Negeri 1 Uepai dengan konteks yang berada di Indonesia.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian pengembangan. Penelitian ini

dilakukan dengan melalui dua tahap yaitu tahap persiapan (preliminary) dan tahap

formative evaluation.
23

• Identifikasi Masalah

1. Kurangnya pemberian soal-soal tingkat tinggi terutama soal yang

membutuhkan penalaran dalam proses pembelajaran Matematika.

2. Masih kurangnya penggunaan dan pengembangan soal-soal model

PISA dalam proses pembelajaran Matematika.

Mengembangkan Produk Soal Matematika Model


Penelitian Berupa Soal PISA Untuk Mengukur
Matematika Model PISA Kemampuan Penalaran
Matematis Siswa SMP

preliminary

Model Self Evaluation


Pengembangan Expert Reviews
Tessmer, tipe
Prototyping
Formative One-to-One
Evaluation
Small Group

Field Test

1. Soal Matematika Model PISA yang


Valid dan Praktis
2. Efek potensial penerapan soal-soal
model PISA yang dihasilkan terhadap
kemampuan penalaran matematis siswa

Gambar 2.5 Bagan Alur Kerangka Berpikir


24

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Model Pengembangan

Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan atau Development

Research. Penelitian pengembangan ini adalah untuk menghasilkan soal

matematika model PISA untuk mengukur kemampuan penalaran matematis siswa

Sekolah Menengah Pertama. Penelitian ini menggunakan model pengembangan

formative evaluation Tessmer. Menurut (Tessmer, 1993:14) Formative evaluation

merupakan sebuah bagian dari peroses penemuan masalah dari desain dan

pengembangan produk. Dimana dalam penelitian ini dilakukan melalui dua tahap

yaitu tahap persiapan (preliminary) dan tahap formative evaluation (Nasution et

al., 2020:4). Tahap formative evaluation meliputi selfe valuation, prototyping

yang meliputi expert reviews, one-to-one, dan small group, serta field test

(Tessmer, 1993:15).

3.2 Prosedur Pengembangan

Prosedur pengembangan soal matematika model PISA untuk mengukur

kemampuan penalaran matematis siswa ini dilakukan melalui tahap

pengembangan Tessmer dengan tipe formative evaluation. Adapun tahapan-

tahapan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

3.2.1 Tahap Preliminary (Persiapan)

a. Persiapan

24
25

Pada tahapan ini ditentukan tempat dan subjek penelitian dengan cara

menghubungi kepala sekolah dan juga guru mata pelajaran matematika untuk

mengatur jadwal dan prosedur kerjasama. Peneliti juga melakukan observasi

kesekolah untuk mengetahui lingkungan sekolah serta melakukan wawancara

terhadap guru mata pelajaran matematika. Kemudian dilakukan analisis terhadap

soal-soal yang guru ujikan untuk mengetahui bentuk soal yang guru sering

berikan terhadap siswa.

b. Pendesainan

Tahap ini peneliti mendesain perangkat soal yang meliputi pendesainan

kisi-kisi dan soal matematika model PISA berdasarkan indikator penalaran.

3.2.2 Tahap Formative Evaluation

a. Self Evaluation

Pada kegiatan ini peneliti menelaah kembali soal yang disusun pada tahap

perancangan untuk mencari dan memperbaiki kesalahan atau kekuranga prototype

awal yang telah dikembangkan sehingga dapat diujicoba ke tahap selanjutnya.

Hasil dari tahap ini berupa prototype pertama.

b. Tahap Prototyping

1. Pakar (expert review)

Tahap uji coba pakar ini disebut uji validitas. Produk yang di desain akan

dicermati, dinilai, dan dievaluasi oleh pakar. Uji validitas yang dilakukan

berdasarkan konten, konstruk dan Bahasa. Saran-saran dari validator digunakan

untuk merevisi desain soal yang telah dikembangkan. Tanggapan dan saran dari
26

validator tentang desain yang telah dibuat dicatat dan dijadikan bahan masukan

untuk prototype kedua.

2. One-to-one

Pada tahap ini prototype diujicobakan pada tiga orang siswa non subjek

penelitian. Komentar dan saran yang diberikan dari tiga orang siswa kemudian

direvisi. Hasil revisi digunkan untuk prototype kedua.

c. Small Group

Pada tahap ini soal-soal matematika model PISA untuk mengukur

kemampuan penalaran matematis siswa yang telah diujicobakan dan direvisi

kemudian diujicobakan kembali pada sekelompok siswa yang terdiri dari enam

orang siswa non subjek penelitian. Siswa-siswa tersebut diminta untuk

memberikan tanggapan atas soal-soal yang diberikan. Hasil dari tes dan komentar

siswa kemudian diperbaiki yang selanjutnya dinamakan prototype ketiga.

d. Field Test

Pada tahap ini produk yang telah direvisi sebelumnya kemudian

diujicobakan pada subjek penelitian. Produk yang diujicobakan harus memenuhi

kriteria kualitas, yaitu; validitas (dari pakar), dan kepraktisan. Produk memiliki

validitas baik jika soal-soal yang telah dikembangkan mampu untuk mengetahui

kemampuan penalaran siswa. Kepraktisan artinya produk mudah digunakan oleh

pengguna yaitu siswa (Akker, 1999:10).


27

Adapun prosedur pengembangan tipe Tessmer disajikan seperti pada

gambar berikut:

Gambar 3.1 Alur Desain Formative Evaluation (Tessmer, 1993)

3.2 Uji Coba Produk

3.3.1 Desain Uji Coba

Uji coba produk dilakukan untuk mengetahui apakah produk telah

dikategorikan valid dan praktis. Sebelum diujicobakan, produk berupa soal

matematika model PISA peneliti mengevaluasi sendiri prototype awal yang telah

dikembangkan hasil dari tahap ini berupa prototype I. Kemudian hasil berupa

prototype I divalidasi oleh validasi ahli dan siswa (one to one), hasil revisi

dijadikan bahan masukan untuk prototype II. Produk yang telah direvisi berupa

prototype II diberikan lagi kepada siswa (small group), kemudian soal direvisi

kembali. Produk yang telah direvisi dinamakan prototype III. Sebelum dilanjutkan

ke tahap field test, peneliti melakukan uji coba untuk melihat tingkat kesukaran

soal, daya pembeda, dan juga reliabilitas. Hasilnya dianalisis dan dibahas

sehingga menghasilkan saran-saran untuk memperbaiki prototype III. Produk


28

yang telah direvisi sebelumnya kemudian diujicobakan pada subjek penelitian

yaitu siswa kelas IX SMP Negeri 1 Uepai.

3.3.2 Subjek Uji Coba

Subjek uji coba penelitian ini adalah siswa kelas IX SMP Negeri 1 Uepai.

3.3.3 Jenis Data

Sesuai dengan tujuan penelitian pengembangan ini, data yang

dikumpulkan terdiri dari, data kualitatif yang diperoleh berdasarkan catatan-

catatan yang diberikan validator serta hasil wawancara siswa.

3.3.4 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan penelitian dalam

mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik,

sehingga mudah diolah (Hatmoko, 2015:1731). Instrumen utama dalam penelitian

ini adalah peneliti sendiri, karena dalam penelitian ini peneliti sebagai penentu

dalam mengumpulkan, menganalisis dan menyajikan data (Rahmawati, 2017:83).

Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini yakni lembar

validasi, pedoman wawancara, dan draft soal.

1. Lembar validasi

Lembar validasi soal digunakan untuk menguji kevalidan Draft yang telah

dibuat. Validasi Draft soal meliputi validasi isi, validasi konstruks dan bahasa.

Lembar validasi diberikan peneliti kepada validator ahli yaitu dosen Pendidikan

Matematika dan guru matematika di SMP Negeri 1 Uepai. Penilaian tersebut


29

diberikan pada instrumen lembar validasi soal model PISA. Pada lembar validasi

tersebut, validator mengisi komentar/saran untuk perbaikan draft soal secara

keseluruhan baik dari isi, konstruk maupun bahasa dari masing-masing

permasalahan.

2. Pedoman wawancara

Pedoman wawancara bertujuan untuk mengetahui lebih dalam mengenai

kualitas produk instrumen yang akan dikembangkan setelah dilakukan ujicoba ke

siswa. Wawancara juga dilakukan sebagai upaya untuk menggali informasi

sebagai panduan dalam menyusun produk dengan baik setelah diujicobakan ke

siswa.

3. Draft soal

Draft soal adalah soal yang dibuat oleh peneliti. Draft soal ini dilakukan

revisi setiap kali uji coba selesai dilakukan.

3.3 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan

tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Analisis Data Kevalidan

Untuk menganalisis data validitas ahli digunakan analisis data deskriptif,

analisis data deskriptif ini digunakan untuk menganalisis data setelah validasi

dengan cara merevisi berdasarkan catatan-catatan yang diberikan validator. Hasil

dari analisis ini akan digunakan untuk merevisi soal matematika model PISA

untuk mengukur kemampuan penalaran matematis siswa yang telah dibuat

peneliti.
30

2. Analisis Data Kepraktisan Soal

Menganalisis data kepraktisan soal model PISA untuk mengukur

kemampuan penalaran matematis siswa digunakan analisis deskriptif. Data

analisis itu berdasarkan dokumen hasil tes yang diperoleh siswa dalam

mengerjakan soal-soal model PISA yang diberikan dan juga berdasarkan hasil

komentar dan saran siswa setelah mengerjakan soal. Hasil dari analisis digunakan

untuk merevisi soal-soal yang dibuat oleh peneliti.

3. Analisis Data Hasil Tes

Untuk melihat kemampuan penalaran matematis siswa dapat diketahui

berdasarkan hasil tes soal-soal model PISA yang diberikan kepada siswa.

Selanjutnya dilakukan penyekoran terhadap jawaban siswa dan skor yang

diperoleh siswa dianalisis secara deskriptif kualitatif dan dikelompokkan dalam

kategori sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

Analisis data hasil tes soal matematika model PISA ini menggunakan

acuan penskoran penalaran matematis siswa sebagai berikut:

Tabel 3.1 Acuan Penskoran Penalaran Matematis Siswa


No. Aspek yang di nilai Keterangan Skor
1. Memperkirakan proses Tidak benar dan tidak tepat 1
penyelesaian dalam memperkirakan jawaban
dan proses solusi
Kurang benar dan tidak tepat 2
dalam memperkirakan jawaban
dan proses solusi
Benar dan kurang tepat dalam 3
memperkirakan jawaban dan
proses solusi.
Benar dan tepat dalam 4
memperkirakan jawaban dan
31

proses solusi.
2 Menganalisis situasi matematis. Tidak dapat menuliskan pola 1
yang diketahui dari soal dan
tidak dapat menghubungkan
dengan yang ditanyakan dalam
soal.
Dapat menuliskan pola yang 2
diketahui dari soal tetapi tidak
dapat menghubungkannya
dengan yang ditanyakan dalam
soal.
Dapat menuliskan pola yang 3
diketahui dari soal dan dapat
menghubungkannya dengan
yang ditanyakan dalam soal
tetapi salah
Dapat menuliskan pola yang 4
diketahui dari soal dan dapat
menghubungkannya dengan
yang ditanyakan dalam soal
3 Menyusun argument yang valid Tidak tepat dalam menyusun 1
dengan menggunakan langkah argumen yang valid dengan
yang sistematis menggunakan langkah
penyelesaian yang tidak
sistematis
Kurang tepat menyusun 2
argumen yang valid dengan
langkah penyelesaian yang
kurang sistematis
Dapat menyusun argumen yang 3
valid dengan langkah
penyelesaian yang kurang
sistematis
Dapat menyusun argumen yang 4
valid dengan tepat
menggunakan langkah
penyelesaian yang sistematis
4 Menarik kesimpulan logis Tidak tepat menarik 1
kesimpulan yang logis dan
tidak dapat memberikan alasan
dengan benar pada langkah
32

penyelesaian
Kurang tepat menarik 2
kesimpulan yang logis dan
memberikan alasan yang
kurang tepat pada langkah
penyelesaian
Tepat menarik kesimpulan 3
yang logis namun memberikan
alasan yang kurang benar pada
langkah penyelesaian
Tepat menarik kesimpulan 4
yang logis dan memberikan
alasan yang benar pada langkah
penyelesaian.
(Nurhayati et al., 2013:4)

Setelah dilakukan penskoran berdasarkan indikator kemampuan penalaran

matematis siswa, data yang didapat dari penskoran dikategorikan berdasarkan

table berikut:

Tabel 3.2 Kategori Tingkat Kemampuan Penalaran Matematis Siswa


Nilai Tingkat Penalaran Matematis Siswa
72 – 95 Sangat Baik
48 –71 Baik
24 – 47 Cukup Baik
0-23 Kurang Baik
(Sari, 2015:136)

Skor maksimum penalaran matematis siswa adalah 96 (6 butir soal),

sedangkan skor minimumnya adalah 6 x 1 =6 . Interval skor rata-rata penalaran

matematis siswa adalah 96 – 6 = 90. Selanjutnya selang interval dibagi menjadi 4

selang dengan rentanng interval 23.


33

BAB IV
HASIL PENGEMBANGAN

4.1 Penyajian Data Uji Coba

Penyajian data uji coba ini terdiri dari dua tahap yaitu pleminary dan tahap

formatif evaluation yang meliputi self evalution, expert reviews dan one-to-one,

small group serta field test adalah sebagai berikut.

4.1.1 Penyajian Data Tahap Persiapan (Pleminary)

Tahapan ini dimulai dengan mengumpulkan beberapa referensi yang

berhubungan dengan penelitian ini. Selanjutnya, peneliti melakukan kegiatan

penentuan tempat dan subjek uji coba penelitian. Tempat uji coba pada penelitian

ini adalah SMP Negeri 1 Uepai, sedangkan subjek uji coba pada penelitian ini

adalah siswa kelas IX SMP Negeri 1 Uepai.

Selanjutnya, peneliti mendesain perangkat soal yang meliputi pendesainan

kisi-kisi dan soal matematika model PISA yang berlandaskan dari literatur yang

sudah diperoleh. Tahap ini dilakukan dengan menentukan komponen konten

berdasarkan PISA 2012 Draf Mathematics Framework yakni Perubahan dan

Hubungan (Change and Relationships), Ruang dan Bentuk (Space and Shape),

Bilangan (Quanty), Probabilitas/Ketidakpastian dan Data (Uncertainty and Data).

Selanjutnya masing-masing soal yang diberikan mewakili setiap tingkatan PISA.

Soal yang dibuat disusun dalam bentuk uraian, dengan bahasa yang tepat dan

sesuai Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).


34

4.1.2 Penyajian Data Tahap Formatif Evaluation

4.1.2.1 Self Evaluation

Pada tahapan self evaluation ini diperoleh dari prototipe I yang merupakan

soal matematika model PISA untuk mengukur kemampuan penlaran Matematis

siswa yang berjumlah 6 butir soal. Kemudian pada tahap ini, peneliti menelaah

kembali soal yang telah disusun pada tahap perancangan untuk mencari dan

memperbaiki kesalahan atau kekurangan prototype awal yang telah dikembangkan

agar memenuhi karakteristik konten, konstruk, dan bahasa.

4.1.2.2 Expert Review

Pada penyajian data expert review atau uji validitas ini diperoleh dari

lembar validasi ahli yang dilakukan oleh 4 validator yaitu terdiri dari 3 Dosen

Universitas Sembilanbelas November Kolaka Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan khususnya Pendidikan Matermatika yaitu Bapak Chairuddin, S.Pd.,

M.Pd., Bapak Halidin, S.Pd., M.PMat., dan Bapak Sufri Mashuri, S.Pd., M.Pd.,

serta 1 Guru Matematika di SMP Negeri 1 Uepai kelas IX yaitu Bapak Sutarto,

S.Pd. Bentuk validasi terbuka dengan komentar-komentar yang membangun.

Berikut ini adalah ringkasan hasil validasi pakar:

Tabel 4.1 Rangkuman Hasil Validasi


No. Indikator Komentar
1. Draf soal sudah sesuai dengan Semua konten yang ada pada PISA
konten yang ada pada PISA sudah terwakilkan dalam satu
nomor soal
2. Draf soal dapat digunakan sebagai Soal matematika model PISA dapat
pedoman penelitian soal digunakan sebagai pedoman
matematika model PISA penelitian, dengan perbaikan dan
revisi secukupnya.
3. Draf soal dapat digunakan untuk Draf soal sudah cocok digunakan
mengukur kemampuan penalaran untuk mengetahui kemampuan
35

matematis siswa dalam penalaran matematis siswa pada


menyelesaikan soal matematika. tingkatan PISA dalam
menyelesaikan soal matematika.
4. Bahasa yang digunkan bersifat Ada beberapa soal yang perlu
komunikatif, mudah dipahami, dan disesuaikan dengan konteks yang
tidak menimbulkan penafsiran lebih kongkrit agar dapat dipahami
ganda. dengan lebih mudah.

4.1.2.3 One-to-one

Pada tahap ini dilakukan ujicoba terhadap tiga orang siswa kelas IX SMP

Negeri 1 Uepai non subjek. Ketiga siswa yang memiliki tingkat kemampuan

tinggi, sedang, dan rendah ini mengerjakan 6 soal matematika model PISA.

Kemudian peneliti melakukan interaksi serta komunikasi kepada siswa tersebut

untuk melihat kesulitan apa saja yang dirasakan oleh siswa saat pengerjaan soal

matematika model PISA.

Hasil komentar siswa hampir seluruh soal bisa dipahami dengan baik,

namun ada beberapa redaksi soal yang harus dibenahi, terutama soal 1 dan soal 6.

Dari tahapan di atas maka peneliti merevisi redaksi beberapa soal, mengganti

angka-angka yang tidak habis jika dibagi, dan membenahi tata letak dan tampilan

pada lembar soal.

Pada tahap one-to-one hasil yang dicapai siswa yang berkemampuan

tinggi sangat baik walaupun masih ada beberapa kesalahan yang dibuat. Siswa

yang berkemampuan sedang memperoleh nilai kemampuan penalaran matematis

yang baik, sedangkan siswa yang berkemampuan rendah mencapai nilai

kemampuan penalaran matematis yang kurang baik. Kemampuan siswa dalam

membaca soal dan memahami makna soal ke dalam permasalahan matematika

rata-rata sudah cukup baik, namun perlu waktu lama bagi siswa berkemampuan
36

rendah untuk memahaminya. Kesulitan yang dialami rata-rata pada soal nomor 6.

Pada soal tersebut, siswa masih belum mampu memahami dengan baik soal yang

diberikan sehingga masih banyak kesalahan dalam menyelesaian soal. Hal ini

menunjukkan bahwa siswa pada tahap one-to-one secara umum sudah memiliki

kemampuan penalaran matematis yang baik walaupun pada beberapa soal tertentu

belum bisa menyelesaikan soal-soal yang mempunyai level kognitif yang tinggi.

Hasil revisi soal prototype I berdasarkan expert reviews dan one-to-one

menghasilkan prototype II yang terdiri dari 6 soal yang akan diujicobakan pada

small group.

4.1.2.4 Small Grup

Soal-soal yang telah direvisi berdasarkan expert reviews dan one-to-one

diujicobakan pada 6 siswa yang memiliki tiga kemampuan berbeda, yaitu dua

siswa dengan kemampuan tinggi, dua siswa dengan kemampuan sedang dan dua

siswa dengan kemampuan rendah. Secara keseluruhan hasil jawaban yang muncul

pada small group ini hampir sama dengan hasil jawaban siswa pada one-to-one.

Siswa mampu menyelesaikan permasalahan yang muncul pada setiap soal,

mampu membuat model matematika dari suatu permasalahan sehingga didapat

hasil yang benar. Walaupun masih muncul beberapa kesalahan dalam mengartikan

soal dan beberapa soal yang tidak dapat dikerjakan oleh siswa. Untuk soal-soal

perhitungan sederhana dapat diselesaikan dengan baik oleh siswa pada small

group ini. Seperti soal nomor 2 dapat dijawab oleh seluruh siswa berkemampuan

tinggi dan sedang, sedangkan siswa dengan kemampuan rendah hanya satu orang

yang dapat menjawab dengan benar. Pada soal nomor 1 dan 3, siswa
37

berkemampuan tinggi dan sedang sudah menunjukkan pemahaman terhadap soal

dengan menuliskan identifikasi permasalahan yang didapatnya dari soal.

Soal-soal matematika model PISA ini didesain agar siswa lebih terbiasa

dalam menyelesaikan permasalahan non routine yang berhubungan dengan

kehiduan sehari-hari. Dalam pelaksanaan small group, peneliti juga mengamati

siswa ketika mengerjakan soal-soal yang diberikan. Berbeda dengan uji one-to-

one, pada tahap ujicoba small group intensitas siswa bertanya tentang maksud

soal sudah berkurang. Selanjutnya, berdasarkan hasil analisis butir soal dan

komentar/saran siswa pada small group ini menghasilkan prototype III yang

terdiri dari 6 soal tetap dipertahankan dan diuji coba pada field test.

4.1.2.5 Field Tes

Pengembangan soal matematika model PISA pada prototipe III ini untuk

mengukur kemampuan penalaran matematika siswa sekolah menengah pertama di

SMP Negeri 1 Uepai. Subjek penelitiannya yakni siswa SMP kelas IX.

Field test ini bertujuan untuk mengetahui efek potensial soal penalaran

matematis model PISA terhadap kemampuan penalaran matematika siswa. Soal-

soal yang diberikan pada field test ini merupakan soal-soal yang telah valid dan

praktis. Soal tersebut dinyatakan valid setelah melalui proses validasi dari

beberapa validator yang memberikan kontribusi berupa saran dan komentar

terhadap perbaikan soal baik dari segi konten, kontruk dan bahasa. Soal yang

diberikan pada siswa terdiri dari 6 soal. Berdasarkan hasil analisis rata-rata nilai

kemampuan penalaran siswa diperoleh sebesar 39,031 dalam kategori cukup baik.
38

4.2 Analisis Data

4.2.1 Analisis Data Kevalidan

4.2.1.1 Analisis Data Validitas

Dari keseluruhan validator menyatakan bahwa instrumen soal matematika

model PISA sudah tergolong baik (valid sesuai isi dan bahasa) dengan perbaikan

dan revisi berdasarkan komentar dan saran para validator. Dari hasil validasi

terdapat beberapa perbaikan terhadap soal. Berikut adalah saran atau masukan dari

validator pada tabel 4.2:

Tabel 4.2 Revisi Soal Model PISA


No
Saran Sebelum Revisi Sesudah Revisi
.
1. Pada bagian soal Seorang dokter hewan Mobil-mobilan dari kulit
nomor 1 ganti pergi selama setahun jeruk Bali merupakan
soal yang untuk mengamati salah satu mainan
mewakili level 4 pertumbuhan dan tradisional anak-anak
pada soal PISA. ukuran populasi suatu Indonesia. Pak Agus ingin
kelinci. Dokter hewan membuat beberapa mobil
penasaran bagaimana mainan tersebut untuk
cara mengetahui jumlah anak-anak di sekitar
kelinci dalam satu rumahnya. Adapun bahan-
populasi kelinci untuk bahan yang diperlukan
tahun-tahun berikutnya. untuk membuat mobilan
Dokter hewan tersebut adalah
mengasumsikan bahwa sebagaimana yang tertera
kelinci tersebut akan dalam tabel di bawah ini:
terus tumbuh dengan
cara sebagai berikut:
- Pada awal tahun, satu
populasi terdiri dari Berapa banyak mobil yang
10.000 kelinci (5000 dapat dibuat oleh Pak
pasang) Agus dari bahan yang
- Setiap tahunnya tersedia? beri alasanmu!
sepasang kelinci
menghasilkan 1 anak
pada musim panas
- Pada akhir tahun, 20%
dari seluruh kelinci
39

akan mati
Pada akhir tahun,
berapa banyak kelinci
yang ada pada satu
populasi tersebut?
2. Pada soal nomor
2, soal layang- Aldi bermain layangan
layang itu tidak ditengah padang
valid, karena rumput. Layang-layang
hanya sekedar terbang dengan stabil
teori saja tidak setinggi 80 meter dari
bisa di buktikan permukaan tanah dan Gambar diatas
kebenarannya. membentuk sudut 30º. mengilustrasikan sebuah
Ada bagusnya Berapakah panjang tali tangga dengan 14 anak
soal layang-layang yang tangga dan tinggi total 238
menggunakan diterbangakan Aldi jika cm
tangga karena tinggi Aldi adalah 155 Berapa tinggi masing-
lebih jelas. cm? seperti yang masing dari 14 anak
diperlihatkan pada tangga tersebut?
gambar.

3. Pada soal nomor 3 • Para Mahasiswa • Para Mahasiswa


perbaikan pada mendaki Gunung mendaki Gunung
redaksi kalimat Ahuawali, dengan Ahuawali, dengan
dalam kecepataan mendaki kecepataan mendaki 1
memperkirakan 1 km/jam lalu turun km/jam lalu turun
kecepatan turun dengan kecepatan dengan kecepatan rata-
gunung, serta 2x nya ini sudah rata 2 km/jam.
redaksi kalimat termaksud istirahat • Tentukan waktu star
pada bagian dan makan. sekelompok mahasiswa
pertanyaan. • Berapa waktu pada saat mendaki
paling akhir Gunung Ahuawali
mahasiswa boleh kemudian turun
naik ke puncak kembali sebelum
Gunung Ahuawali Gunung Ahuawali di
kemudian turun tutup?
kembali sebelum
Gunung Ahuawali
di tutup?
4. Pada soal nomor 6 • Dokter hewan • Dokter hewan
gunakan hewan mengasumsikan mengasumsikan bahwa
40

yang sering di bahwa kelinci sapi-sapi tersebut akan


jumpai di tersebut akan terus terus tumbuh dengan
kehidupan sehari- tumbuh dengan cara cara sebagai berikut:
hari, dengan sebagai berikut: • Pada awal tahun,
jumlah populasi • Pada awal tahun, terdapat 20 ekor sapi
pertahunnya lebih satu populasi terdiri (10 pasang)
sedikit dari 10.000 kelinci
dibandingkan (5000 pasang)
dengan hewan
kelinci.

Berdasarkan penialain validator di dapat penilaian secara umum sebagai

berikut:

a. Validator 1

Instrumen soal tergolong baik dan dapat digunakan tanpa revisi

b. Validator 2

Instrumen soal tergolong baik dan dapat digunakan dengan sedikit revisi

c. Validator 3

Instrumen soal tergolong baik dan dapat digunakan tanpa revisi

d. Validator 4

Instrumen soal tergolong baik dan dapat digunakan tanpa revisi

4.2.1.2 Uji Reliabilitas

Tes uji reliabilitas butir soal matematika model PISA ini dilakukan pada

tahap Small Group. Tujuan dari pengujian reliabilitas adalah untuk mengetahui

konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur sehingga instrumen dapat dipercaya.

Berdasarkan hasil perhitungan, menggunkan rumus uji reliabilitas alpha

cronbach, dapat dikatakan reliabel apabila nilai lebih dari 0,6. Dan dari hasil uji

coba alpha cronbach diperoleh data reliabilitas = 0,63 sehingga soal dapat

dinyatakan reliabel.
41

4.2.1.3 Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran soal PISA yang dikembangkan juga diperoleh dari data

hasil pekerjaan siswa pada uji small group soal PISA. Berikut hasil analisis

tingkat kesukaran item soal model PISA untuk mengukur kemampuan penalaran

matematisi siswa dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3 Tingkat Kesukaran Hasil Uji Coba Small Group


No. Soal Tingkat Kesukaran Keterangan
1 0.667 Sedang
2 0.833 Mudah
3 0.5 Sedang
4 0.667 Sedang
5 0.667 Sedang
6 0 Sukar

Berdasarkan Tabel 4.3 diketahui bahwa pada uji coba soal nomor 2

memiliki tingkat kesukaran dengan kategori “Mudah”, soal nomor 1, 3, 4 dan 5

memiliki tingkat kesukaran dengan kategori “Sedang”, untuk soal nomor 6

memiliki tingkat kesukaran dengan kategori “Sukar”.

4.2.1.4 Daya Pembeda

Daya pembeda butir-butir soal instrumen tes untuk mengukur kemampuan

penalaran matematis siswa yang dikembangkan diperoleh dari data hasil pekerjaan

siswa pada uji coba small group. Hasil analisis daya pembeda dari butir-butir soal

instrumen tes dapat ditunjukkan pada tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4 Daya Pembeda Hasil Uji Coba Small Group


No. Soal Daya Pembeda Keterangan
1 0 Jelek
2 0,333 Sedang
3 1 Sangat Baik
4 0,667 Baik
5 0,667 Baik
6 0 Jelek
42

Berdasarkan Tabel 4.4 diketahui bahwa pada uji coba small group soal

nomor 4 dan 5 memiliki daya pembeda dengan kriteria “Baik”. Soal nomor 2

memiliki daya pembeda dengan kriteria “Sedang”. Soal nomor 3 memiliki daya

pembeda dengan kriteria “Sangat Baik”. Dan Soal nomor 3 memiliki daya

pembeda dengan kriteria “Sangat Baik”.

4.2.2 Analisis Data Kepraktisan Soal

Data kepraktisan soal diperoleh dari hasil tes yang diperolah siswa dalam

mengerjakan soal-soal model PISA yang diberikan dan juga berdasarkann hasil

komentar siswa setelah mengerjakan soal. Jika ditinjau dari analisis hasil jawaban

siswa pada small group, secara umum sudah bisa memahami dengan baik setiap

isi dan pertanyaan yang termuat di dalam setiap soal. Ini di lihat dari hasil dan

sistematika uraian jawaban siswa. Siswa sudah mampu mengidentifikasi

permasalahan dalam situasi konteks dan kemudian mengubahnya dalam situasi

matematika. Siswa rata-rata sudah mampu menyelesaikan soal-soal pada level 1,

2, 3, 4, dan 5, sedangkan untuk soal pada level 6 hanya bisa dijawab oleh siswa

berkemampuan sangat baik, itupun jawaban yang diberikan belum maksimal

karena masih ada kesalahan dalam pengerjaan dan perhitungan sehingga jawaban

masih belum seperti yang diinginkan.

Berdasarkan hasil revisi komentar/saran dan lembar jawaban siswa pada

small group menunjukkan soal yang dikembangan praktis. Dari hasil komentar

siswa pada small group hampir seluruh soal jelas dan mudah dimengerti oleh

siswa. Soal tersebut dikategorikan praktis tergambar dari hasil pengamatan pada

ujicoba small group, dimana semua siswa dapat menggunakan perangkat soal
43

dengan baik. Soal yang dikembangkan sesuai dengan alur pikiran siswa, mudah

dibaca, dan tidak menimbulkan penafsiran yang beragam.

4.2.3 Analisis Data Hasil Tes

4.2.3.1 Hasil Analisis Tes Kemampuan Penalaran Matematis Siswa

Analisis kemampuan penalaran matematis didapat pada tahap Field Test.

Penelitian ini diujicobakan pada hari Senin tanggal 18 April dikelas IX SMP

Negeri 1 Uepai dengan jumlah siswa sebanyak 32 siswa. Pengumpulan data pada

penelitian ini dilakukan dengan cara memberikan soal prototipe akhir yang telah

valid, reliabel, mempunyai tingkat kesukaran dan daya pembeda yang cukup baik,

yang telah dianalisis pada tahap small group. Waktu mengerjakan soal adalah 90

menit dengan jumlah soal yang diberikan sebanyak 6 butir soal. Setiap siswa

menjawab pertanyaan pada lembar jawaban yang tersedia dan dikumpulkan

setelah waktu yang ditentukan selesai.

Data hasil tes soal PISA kemampuan penalaran matematis siswa dianalisis

untuk menentukan rata-rata skor kemapuan penalaran matematis siswa

berdasarkan pada pedoman penskoran. Berikut data hasil tes kemampuan

penalaran matematis siswa kelas IX SMP Negeri 1 Uepai. Adapun persentase

tingkat kemampuan komunikasi matematis siswa dapat dilihat pada tabel 4.5

berikut:
44

Tabel 4.5 Distribusi Skor Kemampuan Penalaran Matematis Siswa


Interval Skor Frekuensi Persentase Kategori
72 – 95 4 13.33 Sangat Baik
48 – 71 4 13.33 Baik
24 – 47 15 50.00 Cukup Baik
0 – 23 9 30.00 Kurang Baik
Jumlah 30 100
Rata-rata 39,031 Cukup Baik

Berdasarkan analisis data instrumen untuk mengukur kemampuan

penalaran matematis siswa diketahui bahwa dari 32 sebjek uji coba lapangan

(field test) terdapat 4 siswa (13,33%) memiliki kemampuan penalaran matematis

dengan kategori sangat baik, 4 siswa (13,33%) memiliki kemampuan penalaran

matematis dengan kategori baik, 15 siswa (50,00%) memiliki kemampuan

penalaran matematis dengan kategori cukup baik dan 9 siswa (30,00%) memiliki

kemampuan penalaran matematis dengan kategori kurang baik. Jadi didapat rata-

rata hasil tes kemampuan penalaran matematis siswa sebesar 39,031 dengan

kategori cukup baik.

Dari data disimpulkan bahwa yang paling mendominasi adalah kategori

cukup baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram yang disajikan pada

gambar 4.1 berikut:


45

Penalaran Matematis Siswa


30

20 15
9
10 4 4
0
Siswa

Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik

Gambar 4.1 Hasil Penalaran Matematis Siswa

4.2.3.2 Hasil Analisis Wawancara

Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa ketika pelaksanaan field test

tergambar bahwa secara umum soal matematika tipe PISA yang dikembangkan

dapat memicu siswa untuk mengeksplor kemampuan penalaran matematisnya.

Berikut ini beberapa kutipan hasil wawancara peneliti dengan siswa:

1. S1

Dari hasil tes, S1 mampu menyelesaikan 5 soal dengan benar yaitu soal

nomor 1, 2, 3, 4 dan 5 yang secara berturut-turut memenuhi level 1, 2, 3, 4 dan 5

pada tingkatan PISA. Dari 5 soal tersebut, ada bebrapa soal yang dijawab dengan

benar tetapi langkah pengerjaannya kurang sitematis.

Adapun trankrip hasil wawancara kepada S1 adalah sebagai berikut:

P : Apakah anda dapat menyelesaikan soal dengan baik?

S1 : Tidak terlalu baik

P : dari 6 nomor soal tersebut, manakah yang menurut anda bisa dikerjakan

dengan baik?

S1 : Soal nomor 3 dan soal nomor 4


46

P : Soal nomor berapa yang menurut anda sulit?

S1 : Soal nomor 6

P : Apa yang menjadi kesulitan anda dalam mengerjakan soal tersebut?

S1 : Soal nomor 6 ditambahkan berulang-ulang juga itu yang bagian 20%

nya agak susah sedikit buat mengerjakannya. Untuk yang dikalikan

berulang-ulang itu biasanya linglung, lupa lagi.

P :Bisa anda jelaskan cara yang anda gunakan dalam menyelesaikan soal

yang menurut anda sukar?

S1 : Cara saya mengerjakan soal nomor 6 itu, kan jumlah pertama itu dari 20

ekor sapi, dari 20 sapi itu ada 10 pasang, setiap satu pasangkan

melahirkan 1 anak jadi ada 10 pasang, udah di jumlahkan jadi 30 ekor

sapi. Terus kalua setiap tahunnya yang mati itu ada 0,2 jadi saya kaliakan

30 dengan 0,2 hasilnya 6 baru saya kurang jadi 24. Begitu terus sampai 7

tahun.

P :Apa keuntungan yang anda dapatkan setelah mengerjakan soal

matematika model PISA ini?

S1 : Agak lebih paham sedikit, lebih paham kalua nanti ketika ujian dapat

soal beginikan bisa.

2. S2

Dari hasil tes, S2 mampu menyelesaikan 4 soal dengan benar yaitu soal

nomor 1, 2, 3 dan 5 yang secara berturut-turut memenuhi level 1, 2, 3 dan 4 pada

tingkatan PISA. Dari 4 soal tersebut, ada bebrapa soal yang dijawab dengan benar

tetapi langkah pengerjaannya kurang sitematis.


47

Adapun trankrip hasil wawancara kepada S1 adalah sebagai berikut:

P : Apakah anda dapat menyelesaikan soal dengan baik?

S2 :Tidak cukup baik dikarnakan saya kurang pemahaman tentang

matematika

P : Dari 6 nomor soal tersebut, manakah yang menurut anda bisa dikerjakan

dengan baik?

S2 : Nomor 2

P : Soal nomor berapa yang menurut anda sulit?

S2 : Soal nomor 5

P : Apa yang menjadi kesulitan anda dalam mengerjakan soal tersebut?

S2 : Tidak mengetahui cara kerjanya

P : Bisa anda jelaskan cara yang anda gunakan dalam menyelesaikan soal

yang menurut anda sukar?

S2 : Tidak bisa karna saya isi sembarang

P :Apa keuntungan yang anda dapatkan setelah mengerjakan soal

matematika model PISA ini?

S2 :Keuntungan yang saya dapatkan yaitu dapat mengetahui cara

mengerjakan matematika yang saya pahami serta saya dapat mengasah

pemikiran saya.

3. S3

Dari hasil tes, S3 mampu menjawab 5 soal sama seperti S1, S3 mampu

menyelesaikan soal dengan benar yaitu nomor 1, 2, 3, 4 dan 5 yang secara

berturut-turut memenuhi level 1, 2, 3, 4 dan 5 pada tingkatan PISA.


48

Adapun trankrip hasil wawancara kepada S3 adalah sebagai berikut:

P : Apakah anda dapat menyelesaikan soal dengan baik?

S3 : Masih kurang baik

P : Dari 6 nomor soal tersebut, manakah yang menurut anda bisa dikerjakan

dengan baik?

S4 : Nomor 2

P : Soal nomor berapa yang menurut anda sulit?

S4 : Soal nomor 6

P : Apa yang menjadi kesulitan anda dalam mengerjakan soal tersebut?

S3 : Kurang mengetahui rumusnya dan cara mengerjakannya

P : Bisa anda jelaskan cara yang anda gunakan dalam menyelesaikan soal

yang menurut anda sukar?

S3 :Menambahkan jumlah sapi dengan jumlah anak yang dihasilkan setiap

akhir tahun lalu dikurang dengan 20%

P :Mengapa anda menggunakan cara tersebut dalam menyelesaikan soal

ini?

S3 : Karena menurut saya sudah itu yang bisa digunakan

P :Apa keuntungan yang anda dapatkan setelah mengerjakan soal

matematika model PISA ini?

S3 : Jadi lebih bisa, siapa tau nanti ada soal yang sama seperti itu, akan jadi

lebih gampang dalam mengerjakannya.


49

4. S4

Dari hasil tes, S4 mampu menyelesaikan 2 soal dengan benar yaitu soal

nomor 1 dan 2 yang secara berturut-turut memenuhi level 2 dan 4 pada tingkatan

PISA.

Adapun trankrip hasil wawancara kepada S4 adalah sebagai berikut:

P : Apakah anda dapat menyelesaikan soal dengan baik?

S4 : Ada yang agak sulit

P : Dari 6 nomor soal tersebut, manakah yang menurut anda bisa dikerjakan

dengan baik?

S4 : Nomor 2

P : Soal nomor berapa yang menurut anda sulit?

S4 : Nomor 4

P : Apa yang menjadi kesulitan anda dalam mengerjakan soal tersebut?

S4 : Untuk diagram-diagramnya.

P : Bisa anda jelaskan cara yang anda gunakan dalam menyelesaikan soal

yang menurut anda sukar?

S4 : Perkirakan penjualan laptop pada bulan Juli seperti kita liat pada

diagramnya yang paling banyak penjualannya, kita tulis diperkirakan

sampe mana tinggi diagram itu dan berapa jumlahnya.

P : Mengapa anda menggunakan cara tersebut dalam menyelesaikan soal

ini?

S4 : Menurut say acara itu yang lebih benar.


50

P : Apa keuntungan yang anda dapatkan setelah mengerjakan soal

matematika model PISA ini?

S4 : Lebih dapat memahami mengenai soal model PISA ini, kita juga dapat

mengetahui caranya dalam mengerjakan soal tersebut kemudian kita

dapat mengenal lebih luas lagi mengenai soal model PISA ini.

5. S5

Dari hasil tes, S5 mampu menyelesaikan 3 soal dengan benar yaitu soal

nomor 2, 3 dan 5 yang secara berturut-turut memenuhi level 1, 2 dan 3 pada

tingkatan PISA. Dari 3 soal tersebut, ada bebrapa soal yang dijawab dengan benar

tetapi langkah pengerjaannya kurang sitematis.

Adapun trankrip hasil wawancara kepada S5 adalah sebagai berikut:

P : Apakah anda dapat menyelesaikan soal dengan baik?

S5 : Tidak

P : dari 6 nomor soal tersebut, manakah yang menurut anda bisa dikerjakan

dengan baik?

S5 : Soal nomor 1 dan 2

P : Soal nomor berapa yang menurut anda sulit?

S5 : Soal nomor 3, 4 dan 6

P : Apa yang menjadi kesulitan anda dalam mengerjakan soal tersebut?

S5 :Karena kurang tau rumusnya, dan kurang menguasai cara

perhitungannya

P : Bisa anda jelaskan cara yang anda gunakan dalam menyelesaikan soal

yang menurut anda sukar?


51

S5 : Untuk nomor 6, kan yang 20% seharusnya tadi yang disoal itu 0,2 tapi

disini tadi saya ganti dengan 140 bagi 100, karena 20% dikali 7 sama

dengan 140 persennya diganti ke 100 dikali 30 dan dikali 7 tahun yang

tadi, hasilnya 29400 lalu di bagi 100 hasilnya 290 ekor. Untuk soal nomor

3 dan 4 saya tidak mengerjakannya.

P : Mengapa anda menggunakan cara tersebut dalam menyelesaikan soal

ini?

S5 : Karena seingat saya acara itu yang saya gunakan waktu di kelas 8

P : Apa keuntungan yang anda dapatkan setelah mengerjakan soal

matematika model PISA ini?

S5 : Ada sedikit pengalaman untuk menjawab soal ujian nanti.

6. S6

Dari hasil tes, S6 mampu menyelesaikan 2 soal dengan benar yaitu soal

nomor 1 dan 3 yang secara berturut-turut memenuhi level 3 dan 4 pada tingkatan

PISA.

Adapun trankrip hasil wawancara kepada S6 adalah sebagai berikut:

P : Apakah anda dapat menyelesaikan soal dengan baik?

S6 : Ada juga yang tidak

P : Dari 6 nomor soal tersebut, manakah yang menurut anda bisa dikerjakan

dengan baik?

S6 : Soal nomor 4

P : Soal nomor berapa yang menurut anda sulit?

S6 : Soal nomor 3
52

P : Apa yang menjadi kesulitan anda dalam mengerjakan soal tersebut?

S6 : Karena bentuk soal cerita, jadi susah dipahami

P :Bisa anda jelaskan cara yang anda gunakan dalam menyelesaikan soal

yang menurut anda sukar?

S6 :Cara saya menyelesaikannya dengan memahami teks dan cara

pengerjaannya, kemudian dengan mengalikan nilai dengan soal tersebut.

P : Mengapa anda menggunakan cara tersebut dalam menyelesaikan soal

ini?

S6 : Agar lebih mudah dipahami

P :Apa keuntungan yang anda dapatkan setelah mengerjakan soal

matematika model PISA ini?

S6 : Keuntungannya bisa lebih memahami tentang matematika yang soalnya

model cerita dan lebih mendapat pengetahuan, kemudian dalam

menyelesaikan soal membuat saya harus berpikir lebih jauh.

Proses pengembangan soal ini telah menghasilkan soal-soal model PISA

untuk mengukur kemampuan penalaran matematis yang valid dan praktis. Selin

itu juga hasil tesnya termasuk kategori cukup baik dengan nilai rata-rata 39,063.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan siswa diketahui bahwa soal yang

dikembangkan dapat memicu siswa untuk mengeksplor kemampuan penalaran

matematis dengan memberikan jawaban soal beserta penjelasan, langkah-langkah

penyelesaian dan kesimpulan terhadah jawaban dari soal yang dikerjakan. Maka

dapat dilihat bahwa perangkat soal tipe PISA yang dikembangkan memiliki efek

potensial terhadap kemampuan penalaran matematis siswa.


53

4.3 Pembahasan

Setelah melalui proses pengembangan yang terdiri dari 3 tahap besar, tiga

siklus prototype dan proses revisi berdasarkan saran validator dan ujicoba pada

siswa, diperoleh perangkat soal yang dikembangkan dapat dikategorikan valid dan

praktis. Valid tergambar dari hasil penilaian validator, dimana hampir semua

validator menyatakan baik berdasarkan konten (sesuai dengan Framework dari

soal model PISA pada setiap konten PISA), konstruk (mengembangkan

kemampuan penalaran matematis), dan bahasa (sesuai dengan EYD, tidak

berbelit-belit, tidak mengandung penafsiran ganda dan menggunakan bahasa yang

bisa dipahami oleh seluruh orang yang membacanya). Soal dikategorikan praktis

tergambar dari hasil ujicoba pada tahap small group, dimana semua siswa dapat

menggunakan perangkat soal dengan baik.

Dari hasil analisis data tes soal untuk mengukur kemampuan penalaran

matematis siswa pada soal model PISA dapat diketahui bahwa 4 Siswa (13.33%)

yang termasuk dalam kategori memiliki kemampuan penalaran matematis yang

sangat baik, ada 4 siswa (13,33%) termasuk dalam kategori memiliki kemampuan

penalaran matematis yang baik, ada 15 siswa (50.00%) termasuk dalam kategori

memiliki kemampuan penalaran matematis yang cukup, dan ada 9 siswa (30.00%)

termasuk dalam kategori memiliki kemampuan penalaran matematis yang kurang.

Secara umum, dari hasil tes diketahui bahwa kemampuan penalaran

matematis siswa sebagian sudah cukup baik, siswa yang termasuk pada kategori

memiliki kemampuan penalaran matematis yang cukup baik sudah mampu

mengidentifikasi pernyataan dan menentukan cara matematis yang relevan dengan


54

masalah. Namun di beberapa soal siswa terlihat masih belum mampu mencapai

kemampuan kognitif yang ada pada level tinggi seperti yang terjadi pada soal

nomor 6. Pada soal ini tidak seorang pun siswa yang mampu memberikan

pernyataan yang mendukung argumen dengan sempurna.

Siswa yang termasuk pada kategori memiliki kemampuan penalaran

matematis yang kurang masih sangat kesulitan memahami makna soal, sehingga

bisa terlihat di sini kemampuan membaca (literasi) matematika siswa masih

sangat rendah. Mereka yang termasuk pada kategori ini memerlukan waktu yang

lama dalam memahami makna soal sehingga juga mengalami kesulitan untuk

mengidentifikasi permasalahan dan otomatis kesulitan juga dalam menentukan

cara matematis yang relevan untuk menyelesaikan masalah. Terlihat bahwa siswa

kebanyakan mengalami kesulitan dalam mengubah dari situasi nyata ke dalam

situasi matematis, sehingga berakibat pada gagalnya siswa menyelesaikan

permasalahan karena tidak mempunyai kemampuan penalaran yang baik. Hal ini

bisa jadi disebabkan karena mereka tidak terbiasa diberikan soal-soal latihan yang

mengimplementasikan materi pembelajaran di sekolah pada situasi nyata,

sehingga kemampuan penalaran matematis merekapun jarang terlatih secara

optimal.

Dari analisis dokumen yang didapat pada tes soal model PISA untuk

mengukur kemampuan penalaran matematis dari tahap one-to-one sampai pada

tahap field test, soal-soal model PISA juga berhasil menimbulkan kemampuan

menalar, dari mulai mengidentifikasi permasalahan dalam soal,

menghubungkannya dengan situasi matematis yang sesuai, sampai dengan


55

menyelesaikan permasalahan, membuat generalisasi bahkan sampai kepada proses

justifikasi suatu pernyataan. Dari pembahasan beberapa soal di atas, pada

akhirnya hasil tes kemampuan penalaran matematis pada soal model PISA, secara

keseluruhan dengan nilai rata-rata kemampuan penalaran matematis 39.031,

termasuk pada kategori kemampuan penalaran matematis yang cukup, walaupun

masih ada beberapa siswa yang masuk pada kategori kurang. Namun perbedaan

dalam konten, konteks dan komponen soal-soal yang biasa dikerjakan siswa di

kelas dengan soal yang diberikan pada studi berskala internasional menjadi

kendala besar bagi siswa. Penekanan harus diberikan kepada keterampilan yang

lebih mendorong dan melatih kemampuan berpikir siswa dengan menjamin

adanya konsistensi di antara unsur-unsur tujuan, isi, proses, dan evaluasi

pendidikan. Pengembangan ini adalah bentuk upaya untuk membekali siswa kita

dengan kemampuan atau kompetensi yang dibutuhkan dalam konteks globalisasi

sekarang ini.
56

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang tahapan-tahapan

pengembangan soal matematika model PISA untuk mengukur kemampuan

penalaran matematis siswa didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Soal matematika model PISA yang dikembangkan sebanyak 6 butir soal

berbentuk uraian untuk mengukur kemampuan penalaran matematis siswa telah

dinyatakan valid, dengan koefisien reabilitas sebesar 0,63 sehingga soal dapat

dinyatakan reliabel.

2. Kepraktisan soal matematika model PISA untuk mengukur kemampuan

penalaran matematis siswa dapat digunakan, hal ini dilihat dari hasil komentar

siswa pada small group hampir seluruh soal jelas dan mudah dimengerti oleh

siswa. Kepraktisan soal juga dilihat dari hasil dan sistematika uraian jawaban

siswa, dimana semua siswa dapat menggunakan perangkat soal dengan baik.

3. Tingkat kemampuan penalaran matematis siswa kelas IX SMP Negeri 1 Uepai

terhadap soal matematika model PISA berdasarkan hasil analisis rata-rata

diperoleh nilai sebesar 39,031 dalam kategori cukup baik.

4. Perangkat soal matematika tipe PISA yang dihasilkan mempunyai efek

potensial terhadap kemampuan penalaran matematis siswa SMP Negeri 1

Uepai. Hal ini dapat diketahui dari analisis jawaban siswa, hasil tes, dan

wawancara dengan beberapa orang siswa ketika pelaksanaan uji coba soal

dimana siswa dapat mengeksplor kemampuan penalaran matematisnya.


57

5.2 Saran

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini, dapat dikemukakan

beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi siswa, agar dalam belajar matematika dengan menggunakan soal-soal ini

diharapkan dapat meningkatkan kemampuan penalaran matematis.

2. Bagi guru matematika, agar dapat menggunakan soal PISA yang telah dibuat

sebagai alternatif dalam memperkaya variasi pembelajaran sehingga dapat

digunakan untuk melatih kemampuan penalaran matematis siswa terhadap

pembelajaran matematika.

3. Bagi peneliti lain, instrumen tes PISA ini dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan untuk mengkaji lebih mendalam mengenai soal-soal dalam

pembelajaran matematika di sekolah dalam upaya mengukur kemampuan

penalaran matematis siswa.


58

DAFTAR PUSTAKA

Agustin, R. D., 2016. Penalaran matematika mahasiswa melalui pendekatan


problem solving. Jurnal Pedagogis, 5(2), pp. 179 – 183.
Amir, A., 2018. Penalaran Matematik Melalui Pendekatan Open-Ended Dalam
Pembelajaran Matematika. Logaritma, 06(01), pp. 1–18.
Astuti, R. S. S. D., 2018. Pengembangan Soal Matematika Model Pisa Untuk
Mengukur Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas Ix Smp Negeri
4 Bandar Lampung. Lampung: Universitas Islam Raden Intan Lampung.
Effendi, K. N. S., Mutia & Sutirna., 2020. Pengembangan Soal Matematika
Model PISA dengan Konteks Futsal pada Konten Uncertainty and Data.
Jurnal Penelitian Matematika dan Pendidikan Matematika, 5(1), pp. 46-
53.

Habsah, F., 2017. Developing teaching material based on realistic mathematics


andoriented to the mathematical reasoning and mathematical
communication. Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 4(1), pp. 43-55.
https://doi.org/10.21831/jrpm.v4i1.10199
Hatmoko, J. H., 2015. Survei Minat Dan Motivasi Siswa Putri Terhadap Mata
Pelajaran Penjasorkes Di SMK Se-Kota Salatiga Tahun 2013. Journal of
Physical Education, Sport, Health and Recreations, 4(4), pp. 1729-1736.
Ina, B. F. R. U., 2020. Pengembangan Soal Matematika Model Pisa. Yogyakarta:
Jurusan Pendidikan Matematika, FKIP Universitas Sanata Dharma.
Johar, R., 2012. Domain PISA untuk Literasi Matematika. Jurnal Peluang, 1(1),
pp. 30-41.
Jurnaidi & Zulkardi, 2013. Pengembangan Soal Model Pisa Pada Konten Change
And Relationship Untuk Mengetahui Kemampuan Penalaran Matematis
Siswa Sekolah Menengah Pertama. Jurnal Pendidikan Matematika, 7(2),
pp. 37-54.

Kartikasari, R., 2021. Pengembangan Soal Matematika Model Pisa Untuk


Mengukur Kemampuan Penalaran Matematis Siswa SMA.
http://repository.radenfatah.ac.id/id/eprint/16259
Kemdikbud., 2019. Infografis tentang PISA.
https://simpandata.kemdikbud.go.id/index.php/s/XNGMdx5CL7rXoYR/d
ownload/Infografis%20tentang%20PISA.pdf
59

Kusumawardani, D. R., Wardono & Kartono, 2018. Pentingnya Penalaran


Matematika dalam Meningkatkan Kemampuan Literasi Matematika.
Prosiding Seminar Nasional Matemati, pp. 588-595.

Liestya, A. D., Muchlis, E. E., & Agustinsa, R., 2020. Perbandingan Hasil Belajar
Matematika Antara Model Discovery Learning dan Ekspositori Materi
Segiempat dan Segitiga. Jurnal Pendidikan Matematika Raflesia, 05(02),
pp. 103–112.
Nasution, R. S., Fauzi, K. M. A. & Syahputra, E., 2020. Pengembangan Soal
Matematika Model Pisa Pada Konten Space and Shape Untuk Mengukur
Kemampuan Penalaran Matematis. Jurnal Pendidikan Matematika, 13(1),
pp. 1-10.
Nurhayati, S., Sutinah & Rosyidi, A. H., 2013. Kemampuan Penalaran Siswa
Kelas VIII Dalam Menyelesaikan Soal Kesebangunan. MATHEdunesa,
2(1). pp. 1-9.
OECD., 2013a. PISA 2012 Assessment and Analytical Framework.
https://doi.org/10.1787/9789264190511-en
OECD., 2013b. OECD Programme for International Student Assessment 2012
PISA 2012 RELEASED MATHEMATICS ITEMS.
https://www.oecd.org/pisa/pisaproducts/pisa2012-2006-rel-items-maths-
ENG.pdf
OECD., 2017. PISA 2015 Assessment and Analytical Framework.
https://doi.org/10.1787/9789264281820-en
Rahmawati, A., 2017. Analisis Kesalahan Mahasiswa Pendidikan Matematika
Dalam Menyelesaikan Soal Pertidaksamaan Pada Mata Kuliah Kalkulus I.
Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika, pp. 81-90.

Rizta, A., Zulkardi & Hartono, Y., 2013. Pengembangan Soal Penalaran Model
Timss Matematika Smp. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan,
17(2), pp. 230-240.

Rosalina, E., & Elly S, A., 2018. Pengembangan Soal Matematika Model Pisa
untuk Mengukur Kemampuan Penalaran Matematika. Journal of
Education and Instruction (JOEAI), 1(2), pp. 90–97.
https://doi.org/10.31539/joeai.v1i2.490

Santosa, F. H., Negara, H. R. P., & Bahri, S., 2020.Efektivitas Pembelajaran


Google Classroom Terhadap Kemampuan Penalaran Matematis Siswa.
JurnalPemikiran dan Penelitian Pendidikan Matematika, 3(1). pp. 62–70.
60

Santosa, F. H., Negara, H. R. P., Indrawati, Bahri, S. & Samsuriadi, 2019.


Komparasi kemampuan penalaran matematis mahasiswa ditinjau dari gaya
kognitif. JurnalPemikiran dan Penel itian Pendidikan Matematika, 2(2),
pp. 142–153.

Sari, E. F. P., 2015. Pengembangan Soal Matematika Model PISA Untuk


Mengetahui Argumentasi Siswa di Sekolah Menengah Pertama. Jurnal
Pendidikan Matematika, 9(2), pp. 124–147.

Tessmer Martin. (1993). Planning and Conducting Formative Evaluations:


Improving the Quality of Education and Training. Psychology Press.
https://books.google.co.id/books?id=eEsO-
LvMS60C&printsec=frontcover&hl=id#v=onepage&q&f=false

Tessmer, M., 1998. Planning and conducting formative evaluations: improving


the quality of education and training. London: Kogan Page.
Van den Akker, J., 1999. Principles and methods of development research. In
(Eds). Design Approaches and Tools in Education and Training, pp.1-14.
Dord-recht: Kluwer Academic Publishers.
Widyaningsih, E. & Syarifuddin, H., 2019. Pengaruh Model Pembelajaran
Discovery Learning Terhadap Kemampuan Penalaran Matematis Peserta
Didik Kelas VIII Smpn 3 Pariaman. Jurnal Edukasi dan Penelitian
Matematika, 9(1), pp. 50-55.
61

Lampiran. 1 Lembar Validasi

A. Tujuan:

Lembar validasi ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui pendapat Bapak/Ibu terkait aspek-aspek yang disajikan dalam darf

soal.

2. Mengukur tingkat kevalidan lembar darf soal yang akan digunakan oleh

peneliti.

B. Berikut petunjuk yang dapat membantu Bapak/Ibu dalam memberikan

penilaian pada draf soal:

1. Keterangan tingkat kevalidan:

1) Tingkat kevalidan dikatakan sangat tidak valid ketika draf soal tidak memenuhi

4 elemen yang valid.

2) Tingkat kevalidan dikatakan tidak valid ketika draf soal hanya memenuhi 1

atau 2 elemen yang valid.

3) Tingkat kevalidan dikatakan valid ketika instrumen tes memenuhi 3 elemen

yang valid.

4) Tingkat kevalidan dikatakan sangat valid ketika draf soal memenuhi 4 elemen

yang valid.

2. Bapak/Ibu dimohon untuk memberikan penilaian dengan cara checklist (√)

pada kolom elemen yang divalidasi sesuai dengan kriteria.

3. Jika menurut Bapak/Ibu terdapat kekurangan pada draf soal yang telah disusun,

Bapak/Ibu dimohon memberikan saran/komentar pada tempat yang telah

disediakan.
62

Atas kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi lembar validasi ini, diucapkan terima

kasih.
63

C. Penilaian

Tujuan:

Instrumen ini bertujuan untuk mengetahui kualitas produk yang dikembangkan yakni soal matematika model PISA untuk mengukur

kemampuan penalaran matematis siswa SMP Negeri 1 Uepai.

No. Konten PISA Soal Tes Saran/Komentar

1. Bilangan o Draf soal sudah sesuai dengan


(Quantity) konten yang ada pada PISA
o Draf soal dapat digunakan
sebagai pedoman penelitian
soal matematika model PISA
o Draf soal dapat digunakan
untuk mengukur kemampuan
Seorang dokter hewan pergi selama penalaran matematis siswa
setahun untuk mengamati dalam menyelesaikan soal
pertumbuhan dan ukuran populasi matematika
suatu kelinci. Dokter hewan o Bahasa yang digunakan
penasaran bagaimana cara bersifat komunikatif, mudah
mengetahui jumlah kelinci dalam dipahami, dan tidak
satu populasi kelinci untuk tahun- menimbulkan penafsiran
tahun berikutnya. ganda.
Dokter hewan mengasumsikan
64

bahwa kelinci tersebut akan terus Kesimpulan:


tumbuh dengan cara sebagai berikut: o Sangat tidak valid
-Pada awal tahun, satu populasi o Tidak valid
terdiri dari 10.000 kelinci (5000 o Valid
pasang) o Sangat valid
-Setiap tahunnya sepasang kelinci
menghasilkan 1 anak pada musim
panas
-Pada akhir tahun, 20% dari seluruh
kelinci akan mati
Pada akhir tahun, berapa banyak
kelinci yang ada pada satu populasi
tersebut?
2. o Draf soal sudah sesuai dengan
Ruang dan Aldi bermain layangan ditengah konten yang ada pada PISA
bentuk (Space padang rumput. Layang-layang o Draf soal dapat digunakan
and Shape) terbang dengan stabil setinggi 80 sebagai pedoman penelitian
meter dari permukaan tanah dan soal matematika model PISA
membentuk sudut 30º. Berapakah o Draf soal dapat digunakan
panjang tali layang-layang yang untuk mengukur kemampuan
diterbangakan Aldi jika tinggi Aldi penalaran matematis siswa
adalah 155 cm? seperti yang dalam menyelesaikan soal
diperlihatkan pada gambar. matematika
o Bahasa yang digunakan
bersifat komunikatif, mudah
dipahami, dan tidak
menimbulkan penafsiran
ganda.
65

Kesimpulan:
o Sangat tidak valid
o Tidak valid
o Valid
o Sangat valid

3. Perubahan dan o Draf soal sudah sesuai dengan


hubungan) konten yang ada pada PISA
(Change and o Draf soal dapat digunakan
relationships) sebagai pedoman penelitian
soal matematika model PISA
o Draf soal dapat digunakan
untuk mengukur kemampuan
penalaran matematis siswa
Sekelompok mahasiswa melakukan dalam menyelesaikan soal
pendakian di Gunung Ahuawali. matematika
Untuk mencapai puncak Gunung o Bahasa yang digunakan
Ahuawali, para mahasiswa harus bersifat komunikatif, mudah
menempuh jarak sejauh 2 km dipahami, dan tidak
sehingga jika bolak balik menempuh menimbulkan penafsiran
jarak 4 km dari desa Ahuawali. Jarak ganda.
tersebut sudah dihitung sesuai
dengan kelokan-kelokan yang dilalui Kesimpulan:
selama perjalanan. Gunung o Sangat tidak valid
Ahuawali ditutup pada pukul 20.00 o Tidak valid
WITA. Para Mahasiswa mendaki o Valid
Gunung Ahuawali, dengan o Sangat valid
66

kecepataan mendaki 1 km/jam lalu


turun dengan kecepatan 2x nya ini
sudah termaksud istirahat dan
makan.
Jika rata-rata waktu yang dihabiskan
di puncak gunung adalah 1 jam.
Berapa waktu paling akhir
mahasiswa boleh naik ke puncak
Gunung Ahuawali kemudian turun
kembali sebelum Gunung Ahuawali
di tutup?
4. o Draf soal sudah sesuai dengan
Ketidakpastian Pada bulan Januari, Toko Jaya konten yang ada pada PISA
dan data Computer menjual laptop merek o Draf soal dapat digunakan
(Uncertainty Asus dan Toshiba. Pada bulan sebagai pedoman penelitian
and Data) Februari, Toko Jaya Computer mulai soal matematika model PISA
menjual laptop merek Acer dan Hp. o Draf soal dapat digunakan
Grafik berikut menggambarkan hasil untuk mengukur kemampuan
penjualan laptop dari bulan Januari penalaran matematis siswa
sampai dengan bulan Juni. dalam menyelesaikan soal
Data Penjualan Laptop di Toko Jaya Computer
matematika
Periode Januari-Juli 2021
o Bahasa yang digunakan
80
bersifat komunikatif, mudah
Jumlah Laptop Yang

60
Asus dipahami, dan tidak
Terjual

40
toshiba menimbulkan penafsiran
20 acer ganda.
hp
0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Kesimpulan:
Bulan
67

Pemilik toko Jaya Computer o Sangat tidak valid


khawatir karena jumlah laptop o Tidak valid
Toshiba mereka yang terjual o Valid
menurun dari Maret hingga Juni. o Sangat valid
Berapa perkiraan penjualan laptop
Toshiba untuk bulan Juli, jika
kecenderungan penurunan pada
bulan-bulan sebelumnya terus
berlanjut?
5. Ruang dan o Draf soal sudah sesuai dengan
bentuk (Space konten yang ada pada PISA
and shape) o Draf soal dapat digunakan
sebagai pedoman penelitian
soal matematika model PISA
o Draf soal dapat digunakan
untuk mengukur kemampuan
penalaran matematis siswa
Terdapat sebuah bianglala raksasa dalam menyelesaikan soal
yang biasa disebut dengan kincir ria. matematika
Kincir ria memiliki diameter luar 140o Bahasa yang digunakan
meter dan titik tertingginya adalah bersifat komunikatif, mudah
150 meter di atas permukaan tanah. dipahami, dan tidak
Kincir ria itu berputar berlawanan menimbulkan penafsiran
arah jarum jam. Jika huruf M dalam ganda.
diagram menunjukkan pusat roda.
Maka, berapa meter (m) tinggi titik Kesimpulan:
M dari dasar permukaan tanah? o Sangat tidak valid
o Tidak valid
68

o Valid
o Sangat valid
6. o Draf soal sudah sesuai dengan
Perubahan dan Lihat penjelasan pada soal nomor 1, konten yang ada pada PISA
hubungan selanjutnya dokter hewan o Draf soal dapat digunakan
(Change and mengasumsikan bahwa: sebagai pedoman penelitian
relationships) soal matematika model PISA
- Pada awal tahun, satupopulasi o Draf soal dapat digunakan
terdiri dari10.000 kelinci (5000 untuk mengukur kemampuan
pasang) penalaran matematis siswa
dalam menyelesaikan soal
- Setiap tahunnya sepasang kelinci matematika
menghasilkan 1 anak pada musim o Bahasa yang digunakan
panas bersifat komunikatif, mudah
dipahami, dan tidak
- Pada akhir tahun, 20% dari seluruh
menimbulkan penafsiran
kelinci akan mati
ganda.
- Anak yang lahir pada musim panas
awal tahun, akan tumbuh dewasa dan Kesimpulan:
menghasilkan anak pada musim o Sangat tidak valid
panas tahun berikutnya o Tidak valid
o Valid
Dengan menggunakan asumsi di o Sangat valid
atas, tentukan persamaan yang
menyatakan banyaknya kelinci (K)
setelah 7 tahun dan tentukan
jumlahnya!
69

D. Penilaian Umum

Mohon berikan penilaian Bapak/Ibu yang sesuai dengan cara checklist (√) pada

kolom dibawah ini.

□ Instrumen belum dapat digunakan

□ Instrumen dapat digunakan dengan banyak revisi

□ Instrumen dapat digunakan dengan sedikit revisi

□ Instrumen dapat digunakan tanpa revisi

Saran untuk perbaikan draf soal:

Kolaka,

Validator

( )
70

Lampiran. 2 Pedoman Wawancara

A. Petunjuk wawancara

1. Wawancara yang dilakukan dengan siswa mengacu pada pedoman wawancara

2. Wawancara tidak harus berjalan berurutan sesuai dengan pedoman wawancara

3. Pedoman wawancara hanya digunakan sebagai garis besar saja dan

pewawancara diperbolehkan untuk mengembangkan pembicaraan (diskusi)

ketika wawancara.

B. Pedoman wawancara

1. Apakah anda dapat menyelesaikan soal dengan baik?

2. Dari 6 nomor soal tersebut, manakah yang menurut anda bisa dikerjakan

dengan baik?

3. Soal nomor berapa yang menurut anda sulit?

4. Apa yang menjadi kesulitan anda dalam mengerjakan soal tersebut?

5. Bisa anda jelaskan cara yang anda gunakan dalam menyelesaikan soal yang

menurut anda sukar?

6. Mengapa anda menggunkan cara tersebut dalam menyelesaikan soal ini?

7. Apa keuntungan yang Anda dapatkan setelah mengerjakan soal matematika

model PISA?
71

Lampiran. 3 Kisi-Kisi Draf Soal Uji Coba

Satuan Pendidikan : SMP


Mata Pelajaran : Matematika
Alokasi Waktu : 90 menit

No. Soal Konten Konteks Indikator Proses Tema


1. Bilangan Ilmiah Menghitung banyaknya Kelinci
(Quantity) kelinci dalam satu
populasi
2. Ruang dan bentuk Pribadi Menghitung panjang tali Layang-
(Space and layang-layang layang
shape)
3. Perubahan dan Umum Menghitung waktu Mendaki
hubungan paling akhir yang gunung
(change and dibutuhkan untuk Ahuawali
relationship) mendaki gunung
4. Ketidakpastian Umum Menghitung perkiraan Grafik
data (uncertainty penjualan laptop pada
and data) bulan berikutnya
5. Ruang dan bentuk Umum Menghitung tinggi kincir Kincir ria
(space and shape) ria dari dasar tanah
6. Perubahan dan Ilmiah Menentukan persamaan Kelinci
hubungan dan jumlah kelinci
(change and setelah tujuh tahun
relationship)
72

Lampiran. 4 Draf Soal Uji Coba

Satuan Pendidikan : SMP


Mata Pelajaran : Matematika
Waktu : 90 Menit

Soal 1

Seorang dokter hewan pergi

selama setahun untuk mengamati

pertumbuhan dan ukuran populasi

suatu kelinci. Dokter hewan

penasaran bagaimana cara

mengetahui jumlah kelinci dalam satu populasi kelinci untuk tahun-tahun

berikutnya.

Dokter hewan mengasumsikan bahwa kelinci tersebut akan terus tumbuh dengan

cara sebagai berikut:

- Pada awal tahun, satu populasi terdiri dari10.000 kelinci (5000 pasang)

- Setiap tahunnya sepasang kelinci menghasilkan 1 anak pada musim panas

- Pada akhir tahun, 20% dari seluruh kelinci akan mati

Pada akhir tahun, berapa banyak kelinci yang ada pada satu populasi tersebut?
73

Soal 2

Aldi bermain layangan ditengah padang

rumput. Layang-layang terbang dengan

stabil setinggi 80 meter dari permukaan

tanah dan membentuk sudut 30º.

Berapakah panjang tali layang-layang

yang diterbangakan Aldi jika tinggi Aldi adalah 155 cm?

Soal 3

Sekelompok mahasiswa melakukan

pendakian di Gunung Ahuawali.

Untuk mencapai puncak Gunung

Ahuawali, para mahasiswa harus

menempuh jarak sejauh 2 km

sehingga jika bolak balik menempuh jarak 4 km dari desa Ahuawali. Jarak

tersebut sudah dihitung sesuai dengan kelokan-kelokan yang dilalui selama

perjalanan. Gunung Ahuawali ditutup pada pukul 20.00 WITA. Para Mahasiswa

mendaki Gunung Ahuawali, dengan kecepataan mendaki 1 km/jam lalu turun

dengan kecepatan 2x nya ini sudah termaksud istirahat dan makan.

Jika rata-rata waktu yang dihabiskan di puncak gunung adalah 1 jam. Berapa

waktu paling akhir mahasiswa boleh naik ke puncak Gunung Ahuawali kemudian

turun kembali sebelum Gunung Ahuawali di tutup?


74

Soal 4

Pada bulan Januari, Toko Jaya Computer menjual laptop merek Asus dan

Toshiba. Pada bulan Februari, Toko Jaya Computer mulai menjual laptop merek

Acer dan Hp. Grafik berikut menggambarkan hasil penjualan laptop dari bulan

Januari sampai dengan bulan Juni.

Data Penjualan Laptop di Toko Jaya Pemilik toko Jaya Computer khawatir
Computer Periode Januari-Juli 2021
80
karena jumlah laptop Toshiba mereka
Jumlah Laptop Yang Terjual

70
60 yang terjual menurun dari Maret
50
Asus
40
30
toshiba hingga Juni. Berapa perkiraan
acer
20
10 hp
penjualan laptop Toshiba untuk bulan
0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun
Bulan Juli, jika kecenderungan penurunan

pada bulan-bulan sebelumnya terus berlanjut?

Soal 5

Terdapat sebuah bianglala

raksasa yang biasa disebut

dengan kincir ria. Kincir ria

memiliki diameter luar 140 meter

dan titik tertingginya adalah 150

meter di atas permukaan tanah. Kincir ria itu berputar berlawanan arah jarum jam.

Jika huruf M dalam diagram menunjukkan pusat roda. Maka, berapa meter (m)

tinggi titik M dari dasar permukaan tanah?


75

Soal 6

Lihat penjelasan pada soal nomor 1, selanjutnya dokter hewan mengasumsikan

bahwa:

- Pada awal tahun, satu populasi terdiri dari10.000 kelinci (5000 pasang)

- Setiap tahunnya sepasang kelinci menghasilkan 1 anak pada musim panas

- Pada akhir tahun, 20% dari seluruh kelinci akan mati

- Anak yang lahir pada musim panas awal tahun, akan tumbuh dewasa dan meng

hasilkan anak pada musim panas tahun berikutnya

Dengan menggunakan asumsi di atas, tentukan persamaan yang menyatakan

banyaknya kelinci (K) setelah 7 tahun dan tentukan jumlahnya!


76

Lampiran. 5 Kunci Jawaban Draf Soal Uji Coba

No. Soal Tes Indikator Langkah Skor Bobot


Soal Penalaran Penyelesaian
Matematis
1 Memperkirakan 3 14
proses penyelesaian Diketahui:

- Banyak kelinci dalam 1 populasi pada awal tahun=


10.000 (5.000 pasang)
- Tiap tahun sepasang kelinci menghasilkan 1 anak
pada musim panas
Seorang dokter hewan pergi selama - Jumlah kelinci yang mati pada akhir tahun sebanyak
setahun untuk mengamati 20% dari jumlah seluruh kelinci
pertumbuhan dan ukuran populasi
suatu kelinci. Dokter hewan Ditanyakan:
penasaran bagaimana cara
Berapa banyak kelinci pada akhir tahun?
mengetahui jumlah kelinci dalam satu
populasi kelinci untuk tahun-tahun Menganalisis Penyelesaian: 9
berikutnya. situasi matematis.
Dokter hewan mengasumsikan bahwa 1. Menentukan rumus untuk mencari banyaknya kelinci
kelinci tersebut akan terus tumbuh pada akhir tahun berdasarkan 3 pernyataan di atas
dengan cara sebagai berikut: Banyak kelinci = banyak kelinci awal + banyak anak
- Pada awal tahun, satu populasi kelinci – penurunan jumlah kelinci akhir tahun
terdiri dari10.000 kelinci (5000 2. Banyak kelinci awal = 10.000
pasang)
77

- Setiap tahunnya sepasang kelinci 1


Banyak anak kelinci = 2 × banyak kelinci = 5.000
menghasilkan 1 anak pada musim Menyusun argumen
yang valid dengan Penurunan jumlah kelinci akhir tahun
panas 20
- Pada akhir tahun, 20% dari seluruh menggunkan = 100 ×(10.000+5.000)
kelinci akan mati langkah yang = 0,2 × 15.000 = 3.000
Pada akhir tahun, berapa banyak sistematis
kelinci yang ada pada satu populasi 3. Menentukan banyak kelinci pada akhir tahun
tersebut? Banyak kelinci = banyak kelinci awal + banyak anak
kelinci – penurunan jumlah kelinci akhir tahun
Banyak kelinci = 10.000 + 5.000 – 3.000
= 12.000
Menarik Jadi, banyaknya kelinci pada akhir tahun adalah 12.000 2
kesimpulan logis. ekor

2 Aldi bermain layangan ditengah Memperkirakan Diketahui: 4 16


padang rumput. Layang-layang proses penyelesaian
terbang dengan stabil setinggi 80 - Tinggi layang-layang = 80 m
meter dari permukaan tanah dan - Tinggi Aldi = 155 cm => 1,55 m
membentuk sudut 30º. Berapakah - Sudut yang terbentuk (α) = 30º
panjang tali layang-layang yang
diterbangakan Aldi jika tinggi Aldi Ditanyakan:
adalah 155 cm? seperti yang
diperlihatkan pada gambar. Berapakah panjang tali layang-layang yang diterbangkan
Aldi?
78

Menganalisis Penyelesaian: 10
situasi matematis.
• Menentukan rumus untuk mencari panjang tali
layang-layang

Rumus perbandingan pada trigonometri =


sisi depan x
Sin α = sisi miring = r
1
• Sin α = Sin 30º = 2 = 0,5

Menyusun argumen x = tinggi layang-layang – tinggi Aldi


yang valid dengan x= 80 m – 1,55 m = 78,45 m
menggunkan
x
langkah yang • Sin (α) = r
sistematis
78,45 m
Sin (30º) = r
78,45 m 78,45 m
r= = 1
sin 30º
2

78,45
r= = 156,9 m
0,5
79

Menarik Jadi, panjang benang layang-layang yang diterbangkan 2


kesimpulan logis. Aldi adalah = 156,9 m

3 Memperkirakan Diketahui: 4 16
proses penyelesaian - Jarak yang harus ditempuh untuk mendaki dan turun
gunung = 4 km
- Kecepatan mendaki gunung = 1 km/jam
- Kecepatan turun gunung dua kali kecepatan mendaki
= 2 × 1 = 2 km/jam
- Rata-rata waktu yang dihabiskan di puncak gunung =
1 jam
Sekelompok mahasiswa melakukan - Gunung akan ditutup jam 20.00 WITA
pendakian di Gunung Ahuawali. Ditanyakan:
Untuk mencapai puncak Gunung Berapa waktu paling akhir mahasiswa boleh naik ke
Ahuawali, para mahasiswa harus puncak Gunung Ahuawali kemudian turun kembali
menempuh jarak sejauh 2 km sebelum Gunung Ahuawali di tutup?
80

sehingga jika bolak balik menempuh


jarak 4 km dari desa Ahuawali. Jarak Menganalisis Penyelesaian: 10
tersebut sudah dihitung sesuai dengan situasi matematis
kelokan-kelokan yang dilalui selama • Menentukan rumus untuk mencari waktu paling akhir
perjalanan. Gunung Ahuawali ditutup untuk mendaki Gunung Ahuawali
pada pukul 20.00 WITA. Para Waktu harus mulai mendaki = waktu gunung akan
Mahasiswa mendaki Gunung ditutup – waktu naik dan turun gunung – waktu di
Ahuawali, dengan kecepataan puncak gunung
mendaki 1 km/jam lalu turun dengan • Waktu yang dibutuhkan untuk mendaki gunung 2 km
kecepatan 2x nya ini sudah dengan kecepatan 1 km/jam:
jarak
termaksud istirahat dan makan. Waktu untuk mendaki = kecepatan
2
Jika rata-rata waktu yang dihabiskan Waktu untuk mendaki = 1 = 2 jam
Menyusun argumen
di puncak gunung adalah 1 jam. Waktu yang dibutuhkan untuk turun gunung 2 km
yang valid dengan
Berapa waktu paling akhir mahasiswa dengan kecepatan 2 km/jam:
menggunkan jarak
boleh naik ke puncak Gunung langkah yang Waktu untuk turun = kecepatan
Ahuawali kemudian turun kembali sistematis 2
sebelum Gunung Ahuawali di tutup? Waktu untuk turun = 2 = 1 jam
Waktu yang dibutuhkan untuk mendaki dan turun
gunung = 2 + 1 = 3 jam
• Waktu harus mulai mendaki = waktu gunung akan
ditutup – waktu naik dan turun gunung – waktu
dipuncak gunung
Waktu harus mulai mendaki = jam 8 malam – 3 jam –
1 jam
Waktu harus mulai mendaki = 20.00 – 03.00 – 01.00
Waktu harus mulai mendaki = 16.00 WITA
81

Menarik Jadi, berdasarkan kecepatan para mahasiswa, mereka 2


kesimpulan logis harus mulai mendaki pukul 16.00 atau jam 4 sore

4 Pada bulan Januari, Toko Jaya Memperkirakan Diketahui: 4 13


Computer menjual laptop merek Asus proses
dan Toshiba. Pada bulan Februari, penyelesaian. Data penjualan laptop Toshiba sebagai berikut:
Toko Jaya Computer mulai menjual
laptop merek Acer dan Hp. Grafik - Bulan Maret = 47 unit
berikut menggambarkan hasil - Bulan April = 42 unit
penjualan laptop dari bulan Januari - Bulan Mei = 37 unit
sampai dengan bulan Juni. - Bulan Juni = 32 unit

Data Penjualan Laptop di Toko Jaya Ditanya:


Computer Periode Januari-Juli 2021
80 Berapa perkiraan penjualan laptop Toshiba untuk bulan
Jumlah Laptop Yang Terjual

70 Juli?
60
50
Menganalisis Penyelesaian: 7
• Menentukan rumus untuk mengetahui perkiraan laptop
Asus
40 situasi matematis
toshiba
30
acer
Toshiba untuk bulan Juli
20
10 hp Bulan Juli = bulan Juni – pengurangan penjualan
0 • Pengurangan penjualan =
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Bulan Maret – bulan April = 47 – 42 = 5
Bulan
82

Menyusun argumen Bulan April – bulan Mei = 42 - 37= 5


Pemilik toko Jaya Computer khawatir yang valid dengan Bulan Mei – bulan Juni = 37 – 32 = 5
karena jumlah laptop Toshiba mereka menggunkan Bisa di lihat dari bulan ke bulan terjadi pengurangan
yang terjual menurun dari Maret langkah yang penjualan sekitar 5 unit
hingga Juni. Berapa perkiraan sistematis. • Jadi bisa di prediksi penjualan laptop Toshiba pada
penjualan laptop Toshiba untuk bulan bulan Juli
Juli, jika kecenderungan penurunan Bulan Juli = Bulan Juni – pengurangan penjualan
pada bulan-bulan sebelumnya terus Bulan Juli = 32 – 5 = 27 unit
berlanjut?
Menarik Jadi, perkiraan penjualan laptop Toshiba untuk bulan Juli 2
kesimpulan logis adalah 27 unit
83

5 Memperkirakan Diketahui: 3 11
proses
penyelesaian. - Kincir ria memiliki diameter luar = 140 meter
- Jarak tempat naik kincir ria dengan dasar sungai = 10
meter
- Tinggi kincir ria di atas dasar sungai = 150 meter

Ditanyakan:
Terdapat sebuah bianglala raksasa Berapa meter tinggi titik M dari dasar sungai?
yang biasa disebut dengan kincir ria.
Kincir ria memiliki diameter luar 140 Menganalisis Penyelesaian: 6
meter dan titik tertingginya adalah situasi matematis
150 meter di atas permukaan tanah. • Menentukan rumus untuk mencari tinggi titik M dari
Kincir ria itu berputar berlawanan dasar sungai
arah jarum jam. Jika huruf M dalam Jarak M ke dasar sungai = jarak M ke tempat naik +
diagram menunjukkan pusat roda. jarak tempat naik kincir ria dengan dasar sungai
Maka, berapa meter (m) tinggi titik • M adalah bagian tengah kincir ria berarti jarak M ke
M dari dasar permukaan tanah? tempat naik adalah jari-jari kincir ria
140
Jarak M ke tempat naik = 2 = 70 meter
Menyusun argumen
yang valid dengan • Menetukan jarak titik M dari dasar sungai
menggunkan Jarak M ke dasar sungai = jarak M ke tempat naik +
langkah yang jarak tempat naik kincir ria dengan dasar sungai
sistematis. Jarak M ke dasar sungai = 70 + 10 = 80 meter
84

Menarik Jadi, tinggi titik M dari dasar sungai adalah 80 meter 2


kesimpulan logis

6 Lihat penjelasan pada soal nomor 1, Memperkirakan Diketahui: 5 30


selanjutnya dokter hewan proses
mengasumsikan bahwa: penyelesaian. - Banyak kelinci dalam 1 populasi pada awal tahun=
10.000 (5.000 pasang)
- Pada awal tahun, satupopulasi - Tiap tahun sepasang kelinci menghasilkan 1 anak
terdiri dari 10.000 kelinci (5000 pada musim panas
pasang) - Jumlah kelinci yang mati pada akhir tahun sebanyak
20% dari jumlah seluruh kelinci
- Setiap tahunnya sepasang kelinci - Anak yang lahir pada musim panas awal tahun, akan
menghasilkan 1 anak pada musim tumbuh dewasa dan menghasilkan anak pada musim
panas panas tahun berikutnya

- Pada akhir tahun, 20% dari seluruh Ditanyakan:


kelinci akan mati
Tentukan rumus yang menyatakan banyaknya kelinci
- Anak yang lahir pada musim panas (K) setelah 7 tahun!
85

awal tahun, akan tumbuh dewasa dan


menghasilkan anak pada musim Menganalisis • Membuat permisalan 22
panas tahun berikutnya situasi matematis Misalkan banyaknya kelinci pada tahun pertama = K1
Banyaknya kelinci pada tahun kedua = K2
Dengan menggunakan asumsi di atas, .
tentukan persamaan yang .
menyatakan banyaknya kelinci (K) .
setelah 7 tahun dan tentukan Banyaknya kelinci pada tahun ke tujuh = K7
jumlahnya! • Melakukan perhitungan untuk K1 dan K2 dan melihat
hubungannya
1 1
K1=(10.000+ 2 ×10.000) - (10.000+ 2 ×10.000) ×20%
K1 = (10.000+5.000)-(10.000+5.000)×0,2
= (10.000 + 5.000) × (1- 0,2)
= 15.000 × 0,8
= 10.000 × 1,5 × 0,8
1
K2= ((10.000×1,5×0,8)+ 2 (10.000×1,5×1,8)) -
1
((10.000×1,5×0,8)+ 2 (10.000×1,5×1,8)) × 20%

1
=((10.000×1,5×0,8)+ 2 (10.000×1,5×1,8))×(1-0,2)

1
= ((10.000×1,5×0,8)+ 2 (10.000×1,5×1,8)) × 0,8

1
= ((10.000×1,5×0,8)×(1+ 2 ))× 0,8

= 10.000 × 1,5 × 0,8 × 1,5 × 0,8


86

Menyusun argumen = 10.000 × 1,52 × 0,82


yang valid dengan
menggunkan = 10.000 × (1,5 × 0,8)2
langkah yang
1
sistematis. K3= ((10.000×1,52 ×0,82 )+ 2 (10.000×1,52 ×1,82 )) -
2 2 1 2 2
((10.000×1,5 ×0,8 )+ 2 (10.000×1,5 ×0,8 )) × 20%

1
=( (10.000×1,52 ×0,82 )+ 2 (10.000×1,52 ×0,82 )) ×(1
-0,2)
1
=( (10.000×1,52 ×0,82 )+ 2 (10.000×1,52 ×0,82 )) ×
0,8
1
= ((10.000×1,52 ×0,82 )×(1+ 2 ))× 0,8

= 10.000 × 1,52 × 0,82 × 1,5 × 0,8

= 10.000 × 1,53 × 0,83

= 10.000 × (1,5 × 0,8)3

Berdasarkan hasil dari K1, K2, dan K3 diperoleh


hubungan yang terlihat bahwa pangkat dari 1,5 dan
0,8 menyesuaikan pangkat dari banyaknya tahun.
87

• Sehingga untuk menentukan K7 dapat dihitung dengan


memangkatkan 1,5 dan 0,8 dengan 7 sebagai berikut
K7 = 10.000 × (1,5 × 0,8)7
88

Menarik Jadi, persamaan yang menyatakan banyaknya kelinci 3


kesimpulan logis (K) setelah 7 tahun adalah K7 = 10.000 × (1,5 × 0,8)7
dan jumlah kelinci adalah 35.831 ekor
89

Lampiran. 6 Hasil Validasi Instrumen Tes Oleh Ahli


90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126

Lampiran.7 Kisi-Kisi Draf Soal Model PISA

Satuan Pendidikan : SMP


Mata Pelajaran : Matematika
Alokasi Waktu : 90 menit

No. Soal Konten Konteks Indikator Proses Tema


1. Bilangan Umum Menghitung berapa Mainan
(Quantity) banyak mobil mainan mobil-
yang dapat dibuat mobilan
2. Ruang dan bentuk Pekerjaan Menghitung tinggi anak Tangga
(Space and tangga
shape)
3. Perubahan dan Umum Menghitung waktu Mendaki
hubungan paling akhir yang gunung
(change and dibutuhkan untuk Ahuawali
relationship) mendaki gunung
4. Ketidakpastian Umum Menghitung perkiraan Grafik
data (uncertainty penjualan laptop pada
and data) bulan berikutnya
5. Ruang dan bentuk Umum Menghitung tinggi kincir Kincir ria
(space and shape) ria dari dasar tanah
6. Perubahan dan Ilmiah Menentukan persamaan Sapi
hubungan dan jumlah sapi setelah
(change and tujuh tahun
relationship)
127

Lampiran. 8 Lembar Soal Matematika Model Pisa

Kelas : Nama :
Hari, Tanggal :

Petunjuk pengerjaan:
1. Berdoalah sebelum memulai mengerjakan.
2. Sebelum mengerjakan, tuliskan identitas berupa Hari, tanggal; Nama; serta
Kelas pada tempat yang telah tersedia.
3. Waktu pengerjaan 90 menit
4. Bacalah secara teliti setiap soal yang diberikan.
5. Kerjakan jawaban di lembar jawab dan tulis cara penyelesaiannya dengan
baik dan benar
6. Dilarang menggunakan alat komunikasi dalam bentuk apapun!

1. membuat mobilan tersebut adalah

sebagaimana yang tertera dalam tabel

di bawah ini:

Bahan Lidi Kulit Ban


untuk
Badan Mobil
Mobil
Mobil-mobilan dari kulit jeruk Bali Jumlah 3 2 4
yang
merupakan salah satu mainan diperlukan
untuk
tradisional anak-anak Indonesia. Pak membuat
sebuah
Agus ingin membuat beberapa mobil mobil
Jumlah 30 20 32
mainan tersebut untuk anak-anak di yang
tersedia
sekitar rumahnya. Adapun bahan-

bahan yang diperlukan untuk


128

Berapa banyak mobil yang dapat menempuh jarak sejauh 2 km

dibuat oleh Pak Agus dari bahan sehingga jika bolak balik menempuh

yang tersedia? beri alasanmu! jarak 4 km dari desa Ahuawali. Jarak

tersebut sudah dihitung sesuai


2.
dengan kelokan-kelokan yang dilalui

selama perjalanan. Gunung Ahuawali

ditutup pada pukul 20.00 WITA.

Para Mahasiswa mendaki Gunung

Ahuawali, dengan kecepataan


Gambar diatas mengilustrasikan
mendaki 1 km/jam lalu lalu turun
sebuah tangga dengan 14 anak
dengan kecepatan rata-rata 2 km/jam.
tangga dan tinggi total 238 cm.
Jika rata-rata waktu yang dihabiskan
Berapa tinggi masing-masing dari 14
di puncak gunung adalah 1 jam.
anak tangga tersebut?
Tentukan waktu star sekelompok
3.
mahasiswa pada saat mendaki

Gunung Ahuawali kemudian turun

kembali sebelum Gunung Ahuawali

di tutup?

Soal 4
Sekelompok mahasiswa melakukan
Pada bulan Januari, Toko Jaya
pendakian di Gunung Ahuawali.
Computer menjual laptop merek
Untuk mencapai puncak Gunung
Asus dan Toshiba. Pada bulan
Ahuawali, para mahasiswa harus
Februari, Toko Jaya Computer mulai
129

menjual laptop merek Acer dan Hp. Terdapat sebuah bianglala raksasa

Grafik berikut menggambarkan hasil yang biasa disebut dengan kincir ria.

penjualan laptop dari bulan Januari Kincir ria memiliki diameter luar 140

sampai dengan bulan Juni. meter dan titik tertingginya adalah

Data Penjualan Laptop di Toko 150 meter di atas permukaan tanah.


Jaya Computer Periode Januari-
Juli 2021
Kincir ria itu berputar berlawanan
80
Jumlah Laptop Yang Terjual

70
60 arah jarum jam. Jika huruf M dalam
50
40 Asus
diagram menunjukkan pusat roda.
30 toshiba

20 acer
Maka, berapa meter (m) tinggi titik
10 hp
0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun M dari dasar permukaan tanah?
Bulan

6.
Pemilik toko Jaya Computer

khawatir karena jumlah laptop

Toshiba mereka yang terjual

menurun dari Maret hingga Juni.

Berapa perkiraan penjualan laptop

Toshiba untuk bulan Juli, jika


Seorang dokter hewan pergi selama
kecenderungan penurunan pada
setahun untuk mengamati
bulan-bulan sebelumnya terus
pertumbuhan dan ukuran beberapa
berlanjut?
ekor sapi. Dokter hewan penasaran
5.
bagaimana cara mengetahui jumlah

sapi untuk tahun-tahun berikutnya.


130

Dokter hewan mengasumsikan - Anak yang lahir pada akhir tahun,

bahwa sapi-sapi tersebut akan terus akan tumbuh dewasa dan

tumbuh dengan cara sebagai berikut: menghasilkan anak pada akhir

- Pada awal tahun, terdapat 20 ekor tahun berikutnya

sapi (10 pasang)


Dengan menggunakan asumsi di
- Setiap tahunnya sepasang sapi
atas, tentukan persamaan yang
menghasilkan 1 anak pada akhir
menyatakan banyaknya sapi (S)
tahun
setelah 7 tahun dan tentukan
- Pada akhir tahun, 20% atau 0,2 dari
jumlahnya!
seluruh sapi akan mati
131

Lampiran. 9 Kunci Jawaban

No. Soal Tes Indikator Langkah Skor Bobot


Soal Penalaran Penyelesaian
Matematis
1 Memperkirakan 18
proses penyelesaian Diketahui:

- Banyak jumlah lidi yang diperlukan untuk membuat 1


sebuah mobil= 3
- Banyak kulit yang dibutuhkan untuk membuat badan 1
mobil = 2
- Banyak ban mobil yang dbutuhkan sebuah mobil = 4 1
- Jumlah lidi yang tersedia = 30 1
- Jumlah kulit yang tersedia = 20 1
Mobil-mobilan dari kulit jeruk Bali - Jumlah ban yang tersedia = 32 1
merupakan salah satu mainan
tradisional anak-anak Indonesia. Pak Ditanyakan:
Agus ingin membuat beberapa mobil
Berapa banyak mobil yang dapat dibuat oleh Pak Agus
mainan tersebut untuk anak-anak di 1
dari bahan yang tersedia? beri alasanmu!
132

sekitar rumahnya. Adapun bahan-


bahan yang diperlukan untuk Menganalisis Penyelesaian:
membuat mobilan tersebut adalah situasi matematis.
sebagaimana yang tertera dalam tabel • Menentukan banyaknya mobil yang dapat dibuat. 1
di bawah ini: Langkah yang dilakukan adalah menbagi jumlah
bahan yang tersedia dengan jumlah bahan yang
diperlukan untuk setiap mobilnya.
Bahan Lidi Kulit Ban
untuk • Untuk lidi: banyaknya mobil yang dapat dibuat = 30 :
Badan Mobil 3 = 10 mobil 1
Mobil Menyusun argumen
Jumlah 3 2 4 yang valid dengan • Untuk kulit: banyaknya badan mobil yang dapat dibuat
yang menggunkan = 20 : 2 = 10 mobil 1
diperlukan langkah yang
untuk sistematis • Untuk ban: banyaknya ban mobil yang dapat dibuat = 1
membuat 32 : 4 = 8 mobil
sebuah
mobil
Jumlah 30 20 32 Menarik Jadi, banyaknya mobil mainan yang dapat dibuat adalah 8 1
yang kesimpulan logis. mobil
tersedia

Berapa banyak mobil yang dapat


dibuat oleh Pak Agus dari bahan yang
tersedia? beri alasanmu!

Jumlah 12
133

2 Memperkirakan Diketahui: 10
proses penyelesaian
- Total tinggi tangga= 238 cm 1
- Banyak anak tangga = 14
1
Ditanyakan:
Gambar diatas mengilustrasikan
sebuah tangga dengan 14 anak tangga Berapa tinggi masing-masing dari 14 anak tangga
dan tinggi total 238 cm. tersebut? 1

Berapa tinggi masing-masing dari 14 Menganalisis Penyelesaian:


anak tangga tersebut? situasi matematis.
• Menentukan rumus untuk mencari tinggi masing-
masing dari 14 anak tangga

Tinggi masing-masing dari 14 anak tangga = 1


𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑎𝑛𝑎𝑘 𝑡𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎

• Tinggi masing-masing dari 14 anak tangga = 1


𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 238
Menyusun argumen = = 17 cm
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑎𝑛𝑎𝑘 𝑡𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎 14
yang valid dengan
menggunkan
langkah yang
sistematis
134

Menarik Jadi, tinggi masing-masing dari 14 anak tangga adalah = 1


kesimpulan logis. 17 cm

3 Memperkirakan Diketahui: 12
proses penyelesaian - Jarak yang harus ditempuh untuk mendaki dan turun
gunung = 4 km 1
- Kecepatan mendaki gunung = 1 km/jam 1
- Kecepatan rata-rata turun gunung= 2 × 1 = 2 km/jam 1
- Rata-rata waktu yang dihabiskan di puncak gunung = 1
1 jam
- Gunung akan ditutup jam 20.00 WITA 1
Sekelompok mahasiswa melakukan Ditanyakan:
pendakian di Gunung Ahuawali. Tentukan waktu star sekelompok mahasiswa pada saat
Untuk mencapai puncak Gunung mendaki Gunung Ahuawali kemudian turun kembali 1
Ahuawali, para mahasiswa harus sebelum Gunung Ahuawali di tutup?
135

menempuh jarak sejauh 2 km


sehingga jika bolak balik menempuh Menganalisis Penyelesaian:
jarak 4 km dari desa Ahuawali. Jarak situasi matematis
tersebut sudah dihitung sesuai dengan • Menentukan rumus untuk mencari waktu paling akhir
kelokan-kelokan yang dilalui selama untuk mendaki Gunung Ahuawali
perjalanan. Gunung Ahuawali ditutup Waktu harus mulai mendaki = waktu gunung akan
pada pukul 20.00 WITA. Para ditutup – waktu naik dan turun gunung – waktu di
Mahasiswa mendaki Gunung puncak gunung
Ahuawali, dengan kecepataan • Waktu yang dibutuhkan untuk mendaki gunung 2 km
mendaki 1 km/jam lalu turun dengan dengan kecepatan 1 km/jam:
jarak
kecepatan rata-rata 2 km/jam. Waktu untuk mendaki = kecepatan 1
Jika rata-rata waktu yang dihabiskan 2
di puncak gunung adalah 1 jam. Waktu untuk mendaki = 1 = 2 jam 1
Menyusun argumen
Tentukan waktu star sekelompok Waktu yang dibutuhkan untuk turun gunung 2 km
yang valid dengan
mahasiswa pada saat mendaki dengan kecepatan rata-rata 2 km/jam:
menggunkan jarak
Gunung Ahuawali kemudian turun langkah yang Waktu untuk turun = kecepatan
kembali sebelum Gunung Ahuawali 1
sistematis 2
di tutup? Waktu untuk turun = 2 = 1 jam
Waktu yang dibutuhkan untuk mendaki dan turun 1
gunung = 2 + 1 = 3 jam
1
• Waktu harus mulai mendaki = waktu gunung akan
ditutup – waktu naik dan turun gunung – waktu
dipuncak gunung
Waktu harus mulai mendaki = jam 8 malam – 3 jam – 1
1 jam
Waktu harus mulai mendaki = 20.00 – 03.00 – 01.00 1
Waktu harus mulai mendaki = 16.00 WITA
1
136

Menarik Jadi, berdasarkan kecepatan para mahasiswa, mereka 1


kesimpulan logis harus mulai mendaki pukul 16.00 atau jam 4 sore

Jumlah 15

4 Pada bulan Januari, Toko Jaya Memperkirakan Diketahui: 24


Computer menjual laptop merek Asus proses
dan Toshiba. Pada bulan Februari, penyelesaian. Data penjualan laptop Toshiba sebagai berikut: 1
Toko Jaya Computer mulai menjual
laptop merek Acer dan Hp. Grafik - Bulan Maret = 47 unit 1
berikut menggambarkan hasil - Bulan April = 42 unit
penjualan laptop dari bulan Januari - Bulan Mei = 37 unit 1
sampai dengan bulan Juni. - Bulan Juni = 32 unit
1
Data Penjualan Laptop di Toko Jaya Ditanya:
Computer Periode Januari-Juli 2021
80 Berapa perkiraan penjualan laptop Toshiba untuk bulan
Jumlah Laptop Yang Terjual

70 Juli? 1
60
50
Menganalisis Penyelesaian:
• Menentukan rumus untuk mengetahui perkiraan laptop
Asus
40 situasi matematis
toshiba
30
acer
Toshiba untuk bulan Juli
20
10 hp Bulan Juli = bulan Juni – pengurangan penjualan 1
0 • Pengurangan penjualan =
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Bulan Maret – bulan April = 47 – 42 = 5 1
Bulan
137

Menyusun argumen Bulan April – bulan Mei = 42 - 37= 5 1


Pemilik toko Jaya Computer khawatir yang valid dengan Bulan Mei – bulan Juni = 37 – 32 = 5 1
karena jumlah laptop Toshiba mereka menggunkan Bisa di lihat dari bulan ke bulan terjadi pengurangan
yang terjual menurun dari Maret langkah yang penjualan sekitar 5 unit 1
hingga Juni. Berapa perkiraan sistematis. • Jadi bisa di prediksi penjualan laptop Toshiba pada
penjualan laptop Toshiba untuk bulan bulan Juli
Juli, jika kecenderungan penurunan Bulan Juli = Bulan Juni – pengurangan penjualan 1
pada bulan-bulan sebelumnya terus Bulan Juli = 32 – 5 = 27 unit 1
berlanjut? Menarik Jadi, perkiraan penjualan laptop Toshiba untuk bulan Juli 1
kesimpulan logis adalah 27 unit

Jumlah 13

5 Memperkirakan Diketahui: 6
proses
penyelesaian. - Kincir ria memiliki diameter luar = 140 meter 1
- Jarak tempat naik kincir ria dengan dasar sungai = 10
meter 1
- Tinggi kincir ria di atas dasar sungai = 150 meter
1
Ditanyakan:
Terdapat sebuah bianglala raksasa
Berapa meter tinggi titik M dari dasar sungai?
yang biasa disebut dengan kincir ria. 1
138

Kincir ria memiliki diameter luar 140


meter dan titik tertingginya adalah Menganalisis Penyelesaian:
150 meter di atas permukaan tanah. situasi matematis
Kincir ria itu berputar berlawanan • Menentukan rumus untuk mencari tinggi titik M dari
arah jarum jam. Jika huruf M dalam dasar sungai
diagram menunjukkan pusat roda. Jarak M ke dasar sungai = jarak M ke tempat naik + 1
Maka, berapa meter (m) tinggi titik jarak tempat naik kincir ria dengan dasar sungai
M dari dasar permukaan tanah? • M adalah bagian tengah kincir ria berarti jarak M ke
tempat naik adalah jari-jari kincir ria
140 1
Jarak M ke tempat naik = 2 = 70 meter
Menyusun argumen
yang valid dengan • Menetukan jarak titik M dari dasar sungai
menggunkan Jarak M ke dasar sungai = jarak M ke tempat naik +
jarak tempat naik kincir ria dengan dasar sungai 1
langkah yang
sistematis. Jarak M ke dasar sungai = 70 + 10 = 80 meter
1

Menarik Jadi, tinggi titik M dari dasar sungai adalah 80 meter 1


kesimpulan logis

9
139

6. Memperkirakan Diketahui: 30
proses
penyelesaian. - Banyak sapi pada awal tahun= 20 ekor sapi (10 1
pasang)
- Tiap tahun sepasang sapi menghasilkan 1 anak pada 1
akhir tahun
- Jumlah sapi yang mati pada akhir tahun sebanyak 1
20% atau 0,2 dari jumlah seluruh sapi
- Anak yang lahir pada akhir tahun, akan tumbuh 1
dewasa dan menghasilkan anak pada akhir tahun
Seorang dokter hewan pergi selama
berikutnya
setahun untuk mengamati
pertumbuhan dan ukuran beberapa Ditanyakan:
ekor sapi. Dokter hewan penasaran
bagaimana cara mengetahui jumlah Tentukan rumus yang menyatakan banyaknya sapi (S)
sapi untuk tahun-tahun berikutnya. 1
setelah 7 tahun dan tentukan jumlahnya!
Dokter hewan mengasumsikan bahwa
sapi-sapi tersebut akan terus tumbuh Menganalisis • Membuat permisalan
dengan cara sebagai berikut: situasi matematis 1
Misalkan banyaknya sapi pada tahun pertama = S1
Banyaknya sapi pada tahun kedua = S2
- Pada awal tahun, terdapat 20 ekor Menyusun argumen .
sapi (10 pasang) yang valid dengan .
menggunkan .
- Setiap tahunnya sepasang sapi langkah yang Banyaknya sapi pada tahun ke tujuh = S7
menghasilkan 1 anak pada akhir sistematis.
• Melakukan perhitungan untuk S1 dan S2 dan melihat
tahun
hubungannya
1 1
- Pada akhir tahun, 20% atau 0,2 dari S1=(20+ 2 ×20) - (20+ 2 ×20) ×20% 1
140

seluruh sapi akan mati S1 = (20+10)-(20+10)×0,2 1


= (20 + 10) × (1- 0,2) 1
- Anak yang lahir pada akhir tahun, = 30 × 0,8 1
akan tumbuh dewasa dan = 20 × 1,5 × 0,8 1
menghasilkan anak pada akhir tahun
berikutnya 1
S2= ((20×1,5×0,8)+ 2 (20×1,5×1,8)) - 1
1
Dengan menggunakan asumsi di atas, ((20×1,5×0,8)+ (20×1,5×1,8)) × 20%
2
tentukan persamaan yang
menyatakan banyaknya sapi (S) 1
=((20×1,5×0,8)+ 2 (20×1,5×1,8))×(1-0,2) 1
setelah 7 tahun dan tentukan
jumlahnya! 1 1
= ((20×1,5×0,8)+ 2 (20×1,5×1,8)) × 0,8

1
= ((20×1,5×0,8)×(1+ 2 ))× 0,8 1

= 20 × 1,5 × 0,8 × 1,5 × 0,8 1


= 20 × 1,52 × 0,82 1
= 20 × (1,5 × 0,8)2
1
1
S3= ((20×1,52 ×0,82 )+ 2 (20×1,52 ×1,82 )) - 1
1
((20×1,52 ×0,82 )+ 2 (20×1,52 ×0,82 )) × 20%

1 1
=((20×1,52 ×0,82 )+ 2 (20×1,52 ×0,82 ))×(1-0,2)
141

1
=((20×1,52 ×0,82 )+ 2 (20×1,52 ×0,82 )) × 0,8 1

1
= ((20×1,52 ×0,82 )×(1+ 2 ))× 0,8
1
= 20 × 1,52 × 0,82 × 1,5 × 0,8 1
= 20 × 1,53 × 0,83
1
= 20 × (1,5 × 0,8)3 1

Berdasarkan hasil dari S1, S2, dan S3 diperoleh


hubungan yang terlihat bahwa pangkat dari 1,5 dan 1
0,8 menyesuaikan pangkat dari banyaknya tahun.

• Sehingga untuk menentukan S7 dapat dihitung dengan


memangkatkan 1,5 dan 0,8 dengan 7 sebagai berikut

S7 = 20 × (1,5 × 0,8)7 1

Menarik Jadi, persamaan yang menyatakan banyak sapi (S) setelah


kesimpulan logis 7 tahun adalah S7 = 20 × (1,5 × 0,8)7 dan jumlah sapi
setelah 7 tahun adalah 72 ekor sapi 1
142

Jumlah 28

SPi
Ni = S ×B
max

N = N1+N2+…+Nn
143

Lampiran. 10 Hasil Tes Matematika Model PISA untuk Mengetahui


Kemampuan Penalaran Matematis Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Uepai
Kelas IX A
Nilai
No. Nama Siswa Penalaran Kategori
1 AGISTA PUTRI WULANDARI 45 Cukup Baik
2 AHMAT ZAIFUDIN 83 Sangat Baik
3 ARCITA 15 Kurang Baik
4 ARDIAN RAMADHAN. A 6 Kurang Baik
5 ARGA PUTRA ROSDIANZAH 43 Cukup Baik
6 AULIAH 39 Cukup Baik
7 BAKHTIAR AKDAM 83 Sangat Baik
8 DHEA JULIPMI 41 Cukup Baik
9 FIKRAN 40 Cukup Baik
10 GILBY GIBRAN 52 Baik
11 HANIFAH AZZAHRA 48 Baik
12 HERI TRI SETIAWAN 38 Cukup Baik
13 HUSNI AULIA 42 Cukup Baik
14 JIHAN FAHIRA 46 Cukup Baik
15 KEMBAR PRAMONO HAJI SUSANTO 37 Cukup Baik
16 METI HASWATI 31 Cukup Baik
17 MUH. AKBAR 38 Cukup Baik
18 MUH. ARIL 6 Kurang Baik
19 MUH. FHAREL 61 Baik
20 MUH. RIDHO SAPUTRA 75 Sangat Baik
21 NUR SAFITRI 38 Cukup Baik
22 RAHMA LIDIA 20 Kurang Baik
23 RAHMAT 4 Kurang Baik
24 REGINA DWI JULYA 52 Baik
25 RIZKI DWI SARDIYASTUTI 44 Cukup Baik
26 SAKINAH RISKI ANANDA 22 Kurang Baik
27 SINTA UTARI 23 Kurang Baik
28 TAUFIQURRAHMAN 6 Kurang Baik
29 SULTAN DARMA 45 Cukup Baik
30 WAHYUNI NANDA ANGAREANI 28 Cukup Baik
31 ZAFRA SABIQAH ASHARI 76 Sangat Baik
32 ZHIZY ASKIRANI MUCHALIS 22 Kurang Baik
Σ 1249
Rata-rata 39.031 Cukup Baik
144

Kelas IX B
Nilai
No. Nama Siswa Penalaran Kategori
1 ALDI
2 ANITA RAHAYU 15 Kurang Baik
3 ARNILA YANTI 19 Kurang Baik
4 ASLINDA 60 Baik
5 DIVA YANA SAPUTRA 61 Baik
6 DWI PUTRI FIQHA 75 Sangat Baik
7 FADLAN ASAD FATHUROHMAN
8 FIKRY ALLYSIA 28 Cukup Baik
9 GEDE RIYAN DINATA 61 Baik
10 INTAN TRI WAHYUNI 75 Sangat Baik
11 IZZA NUR RAMADHANI
12 KADEK ARYANDI 43 Cukup Baik
13 KADEK IIN PURNAMASARI 8 Kurang Baik
14 KADEK RISNA SURIANI 61 Baik
15 KOMANG AYU INDRIYANI 62 Baik
16 KOMANG MERTAYASA 61 Baik
17 LINDA PUSPITA SARI 8 Kurang Baik
18 NABILA
19 NENGAH SASKIYA ANDARI 15 Kurang Baik
20 NOVITA RISKA ANANDA
21 NUR ISTI 34 Cukup Baik
22 NURAISYAH ADE PRATIWI
23 OKTAVIA DWI SAFITRI 60 Baik
24 PUTU AYU AGUSTIANI 71 Baik
25 PUTU EKA WIRANATA 61 Baik
26 REHAN MAULANA BAHA RUDDIN 35 Cukup Baik
27 RIPAN
28 RIVAL MAHGLAR 35 Cukup Baik
29 WAYAN ADI PUTRA WIASA 76 Sangat Baik
30 WAYAN ASPIRANDA
31 WAYAN DARMAWAN 30 Cukup Baik
32 WIJAYA KUSUMA 45 Cukup Baik
Σ 1099
Rata-rata 45.792 Cukup Baik
145

Kelas IX C
Nilai
No Nama Siswa Penalaran Keterangan
1 AHMAD REYHAN VERDIANSYAH 75 Sangat Baik
2 ANGGUN PATIMAH 53 Baik
3 AURA MENGGIA RISAL. D 41 Cukup Baik
CHRISTIAN PRAYITNO BAHTIAR
4 DARANGA
5 DEVINDA SEKARWATI 56 Baik
6 FHANISA JENIAR 56 Baik
7 JEHAN 45 Cukup Baik
8 JUWITA SHELA MONICA 45 Cukup Baik
9 KHILAL AL-ADLIM 26 Cukup Baik
10 MUH RIJAL
11 MUH. FAHRI
12 MUH. ZHULFIKAL 4 Kurang Baik
13 MUHAMAD AKBAR 56 Baik
14 MUHAMMAD NUR HIDAYAT 4 Kurang Baik
15 NARDIANTO SAPUTRA
16 NURLIANA 60 Baik
17 NURUL FADILLA 46 Cukup Baik
18 PRAMADI HAJI PRANOTO 9 Kurang Baik
19 MULYANA ARNOLD
20 RESA AMALIA 45 Cukup Baik
21 RESTU DWI ARMANSYAH 35 Cukup Baik
22 REZKY DELA LAURIA. W 46 Cukup Baik
23 RIFA'AT NAZARUDHIN 26 Cukup Baik
24 RINI RAHMADANI 19 Kurang Baik
25 ROBIYATUL JANNAH
26 ROFIQ ABD. AZIZ AL FATHA
27 SENIA BAROKAH 45 Cukup Baik
28 SITI NURAISYAH 41 Cukup Baik
29 SYAHRULLAH FAHRIL 82 Sangat Baik
30 VIRA TRI LESTARI 37 Cukup Baik
31 WINDARTIN
32 WIWIN
Σ 952
Rata-rata 41.391 Cukup Baik
146

Kelas IX D
Nilai
No Nama Siswa Penalaran Kategori
1 CHELSI TALITA 53 Baik
2 CHICO CHICIANO 12 Kurang Baik
3 DESNALIN TANGSANIA DUA LEMBANG 25 Cukup Baik
4 DEVI ASTITI 48 Baik
5 DEWI EMA MUTIARI 49 Baik
6 DHANI HERMAWAN 27 Cukup Baik
7 GIDEON ANDERSON DEMANNORA 27 Cukup Baik
8 GUSTI KADEK BENI LESMANA 23 Kurang Baik
9 I LUH REZTI DIANA
10 JUAN
11 KADEK FERDI MAULANA 34 Cukup Baik
12 KADEK ITA YANI 52 Baik
13 KADEK KARMILAWATI 53 Baik
14 KADEK NISA YULIVIA 53 Baik
15 KADEK VITA SARI 27 Cukup Baik
16 KETUT ASTA UTAMA
17 MADE AGUS ABISWA 27 Cukup Baik
18 MADE DWI PARTA WINATA 12 Kurang Baik
19 NENGAH SARIANTI 59 Baik
20 NI KOMANG JULIANI 53 Baik
21 PUTU AGUS MULYA ANANTA 27 Cukup Baik
22 PUTU ARDIYSA 19 Kurang Baik
23 PUTU ERIC STIAWAN 19 Kurang Baik
24 PUTU RIA KENCANA 13 Kurang Baik
25 REGITA KHOMAR SIDI 15 Kurang Baik
26 SEFTIANI 52 Baik
27 WAYAN ELSA SRILYA 69 Baik
28 WAYAN MAHARANI 53 Baik
29 WAYAN RYAN ANDIKA 10 Kurang Baik
30 YOAS FREDLY 44 Cukup Baik
31 YULIYANTI 44 Cukup Baik
32 YULSIANI
Σ 999
Rata-rata 35.679 Cukup Baik
147

Lampiran. 11 Daftar Hadir Siswa


148
149
150
151

Lampiran. 12 Surat Izin Penelitian


152
153
154

Lampiran. 13 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian


155

Lampiran. 14 Dokumentasi

1. Pelaksanaan Uji One-to-one


156

2. Pelaksanaan Uji Small Group


157

3. Pelaksanaan Uji Field Test

Kelas IX A (Kelas Subjek)


158

Kelas IX B

Kelas IX C
159

Kelas IX D

4. Pelaksanaan Wawancara

Anda mungkin juga menyukai