Anda di halaman 1dari 15

Manajemen Performa

Permesinan Kapal
(MANAGE THE OPERATION OF PROPULSION PLANT)

( II )
Main Power Unit – 1 (Turbin Gas)
DP_I #13A (2022)

Edited by : Hendito - 2019


III. MESIN PENGGERAK UTAMA (MPU)

Mesin Penggerak Utama (MPU) : adalah pesawat kalori yang merubah tenaga thermis
menjadi tenaga mekanis yang diteruskan melalui as ke propeller/baling-baling untuk
menjadi tenaga penggerak/ penggerak kapal.
Dalam sejarah perkembangan mesin penggerak kapal terdapat beberapa tipe yang
mendominasi hingga kurun waktu tertentu
Jenis / Type Mesin Penggerak Utama (MPU) :
. TURBIN GAS . TURBIN UAP . MOTOR DIESEL

Beragam macam dari tipe Main Engines tersebut, tidak semuanya di-rate pada basis
yang sama. Sebagai missal : Internal Combustion Engines dalam bentuk Indicated
Power, atau juga, Brake Power (PB ); dan Turbine (Steam / Gas) dalam bentuk Shaft
Power (PS ). Bentuk Horse Power masih tetap digunakan sampai saat ini, dimana
untuk 1 HP = 0.7457 kW, sedangkan dalam English units 1 HP = 550 ft-lb per sec.

 TURBIN GAS :  mesin penggerak kapal telah dikembangkan “Ship


Propulsion” yang mana BBM (fuel) dibakar melalui proses udara yang dikompresikan,
dan gas panas hasil pembakaran tersebut digunakan untuk memutar turbine.

Keunggulan dari gas turbine ini terletak


pada ukuran dan kapasitas power yang
dihasilkan dibandingkan dengan tenaga
penggerak lainnya. Selain itu,
kesiapannya untuk beroperasi pada
kondisi full load sangat cepat

Marine Gas Turbine sangat jarang dijumpai pada kapal-kapal niaga, hal ini
disebabkan karena operasi dan investasinya yang relatif mahal. Sehingga paling
banyak dijumpai pada kapal-kapal perang jenis, frigates; destroyers; patrol
crafts; dsb. Instalasinya pun kadang merupakan kombinasi dengan tipe
permesinan yang lainnya, yakni : Diesel engines.

 TURBIN UAP :  pertama diinstal oleh Sir Charles Parsons ke kapal Turbinia pada
tahun 1894, dengan kecepatan mencapai 34 knots. Kemudian turbines mengalami
kemajuan pesat hingga pada tahun 1906, yang mana diaplikasikan sebagai tenaga
penggerak untuk kapal perang HMS. Dreadnought dan kapal Atlantic Liner –
Mauretania. Kebutuhan BBM (fuel consumption) secara rata-rata untuk suatu Large
Turbine adalah 0.30 kg/kWh.

13
Namun demikian, keunggulan segi ekonomis tersebut mengalami suatu
tantangan dari sisi Non-reversible dan Rotational Speed, yang mana memerlukan
pertimbangan teknis lebih lanjut. Untuk kepentingan reverse diperlukan adanya
reversing turbines yang secara terpisah diinstal ke sistem. Sementara itu untuk
mengatasi rotational speed-nya yang relatif tinggi, maka diperlukan adanya
mechanical geared untuk menurunkan putaran output turbines khususnya untuk
alat gerak kapal berjenis screw propeller, sehingga hal itu menyebabkan
terjadinya power loss berkisar 2 hingga 4 persen.

Penurunan putaran turbines (rpm) ke propeller


shaft (poros propeller), dapat juga diatasi
dengan merancang electric driven, yaitu dengan
meng-couple secara langsung antara turbine
dengan generator yang mana keduanya sama-
sama memiliki operasional yang lebih efisien bila
dalam kondisi putaran tinggi.

 INTERNAL COMBUSTION ENGINE (DIESEL ENGINE) :  mesin penggerak


kapal yang digunakan dalam propulsi kapal, pada umumnya adalah Reciprocating
engines yang beroperasi dengan prinsip-prinsip diesel (compression ignation) yang
mana kemudian dikenal dengan nama Diesel Engines.

Berbagai ukuran untuk Diesel Engines dapat dikembangkan


hingga memberikan lebih dari 2.500 kW per cylinder, maka
output power bisa mencapai 30.000 kW untuk 12 cylinders
(= 40.200 HP). Torsi yang diproduksi oleh Diesel Engine,
dibatasi oleh maximum pressure dari masing-masing
silinder-nya, maka artinya maximum power hanya dapat
dicapai pada kondisi maximum RPM

Diesel Engine secara konsekuensi, mungkin memproduksi power sedemikian hingga


proporsional dengan RPM untuk masing-masing throttle setting-nya. Pembatasan ini
kemudian menyebabkan masalah tersendiri didalam melakukan matching
antara Diesel Engine dan Propeller.


14
“TURBIN GAS”

A. PEMAHAMAN :
Adalah “Mesin Pembakaran Dalam” (Internal Combustion Engine) yang
memanfaatkan “Energi Kinetik” kemudian dikonversikan menjadi “Energi Mekanik”
melalui udara bertekanan yang memutar sudu Turbin hingga menghasilkan daya.
Secara Konstruktif Turbin Gas terdiri atas tiga komponen utama.

Komponen utama, Turbin Gas :

1. Compressor
2. Combuster
3. Exhaust

1. Compressor (Axial Compressor) :  Compressor bekerja dengan cara menyedot


udara kemudian mendorong udara ke sudu tetap. Pada sudu tetap dengan
bentuk menyerupai diffuser, berfungsi untuk memperbesar tekanan dan
menurunkan kecepatan dari udara. Axial compressor terdiri atas 2 bagian :

a. Rotor :  terdiri atas beberapa tingkat Sudu untuk mengkompresi aliran


udara secara axial dari tek. Awal (1 atm) hingga beberapa kali lipat jumlah
tingkat Sudu (jika ada 14 tingkat : 14 x 1 atm = 14 Atm).

b. Stator :  merupakan bagian dari housing Turbin yang terdiri dari :


 Inlet casing ; yang mengarahkan Udara Masuk ke Inlet bellmouth terus
ke Inlet Guide Vane.
 Forward Casing; terdiri atas 4 tingkat Sudu Kompresor.
 After Casing; terdiri atas 5 – 10 tingkat sudu Kompresor.
 Dsicharge Casing; bagian casing berfungsi sebagai saluran keluar Udara
yang telah dikompresi.

2. Combuster (Combustion Chamber) :  adalah ruangan tempat proses terjadinya


pembakaran secara kimia BBM” diubah menjadi “Energi Thermal” pada proses
pembakaran tersebut.
Cara Kerjanya : di ruang bakar, udara bertekanan (Oksigen) bercampur dengan
fuel / BBM (membentuk “Gas BBM”) dan dibakar dengan efisiensi tinggi,
sehingga menaikkan temperatur Pembakaran. Ruang Pembakaran ini terdiri atas
Komponen yang bervariasi a.l :

a. Combustion Chamber; berfungsi sebagai tempat terjadinya campuran BBM


dengan Oksigen / Udara kompresi berubah bentuk menjadi “Gas BBM”.

15
b. Combustion Liner; terletak didalam Combustion chamber berfungsi
sebagai tempat Pembakaran berlangsung.
c. Fuel Nozzle; berfungsi sebagai Pemasukan BBM kedalam ruang
bakar berbentuk Kabut.
d. Ignitors (Spark Plug); berfungsi sebagai pemicu Nyala Api untuk
membakar “Gas BBM.

3. Exhaust Manifold :  adalah bagian akhir Turbin Gas berfungsi sebagai


Pembuangan Gas Panas Sisa pembakaran keluar Turbin Gas, dibagian ini
terpasang sensor Thermocouple untuk “Suhu” dan “Temperature Trip”.

Exhaust section Terdiri atas 2 bagian :


i. Exhaust frame assy
ii. Exhaust Diffuser.
Exhaust gas sebelum keluar Turbin melalui Exhaust
Diffuser dan dibuang ke atmosfeer, diukur dengan
exhaust thermocouple untuk data control Temperatur &
Temperatur Trip .

B. SIKLUS & KALKULASI KERJA TURBIN GAS : ”Siklus Brayton”


 Siklus Terbuka (Open Cycle) :  di akhir Proses “Expansi” fluida kerja (Energy
Kalor) Turbin, gas bekasnya langsung dibuang ke Atmosfer.

 Siklus Tertutup (Close Cycle) :  akhir “Expansi” Fluida kerja Turbin, gas
bekasnya dimanfaatkan lagi untuk penggerak pesawat bantu lain.

Konsep kerja Turbin Gas mirip seperti mesin pembakaran Torak, perbedaannya
untuk Turbin Gas proses kompresi dan ekspansi terjadi pada mesin rotary
(kompresor dan turbin). Udara segar dihisap oleh kompresor dan dikomprsesikan
sampai tekanan tinggi di ruang bakar, kemudian BBM diinjeksikan sehingga
berlangsung pembakaran pada tekanan konstan. Gas hasil pembakaran dengan
temperatur tinggi berekspansi di Turbin sampai tekanan atmosfer, gas panas sisa
keluar ke lingkungan, demikian proses berlangsung secara kontinu.

 Satu Siklus lengkap Untuk menghasilkan “Kerja Berguna” Terdiri atas 4 proses :
1. Proses 1 - 2 : Kompresi adiabatik reversibel (Isentropic)
2. Proses 2 - 3 : Pemasukan panas tekanan konstan (Isobaric)
3. Proses 3 - 4 : Ekspansi adiabatic reversibel (Isentropic)
4. Proses 4 - 1 : Pembuangan panas tekanan konstan (Isobaric)

16
Dari T-S diagram (a) akhir proses kompresi
temperature naik yaitu T2 dari tempertur atmosfer T1
dan tekanan naik dari P1 menjadi P2, tempertur dan
tekanan ini diperlukan untuk proses pembakaran.
Setelah BBM disemprotkan dan bercampur dengan
udara kompresi didalam ruang bakar dan dinyalakan
terjadi proses pembakaran, temperatur naik sampai
mencapai T3 (Temperature gas pembakaran) masuk
Turbin proses ekspansi temperatur gas turun sampai
T4 (temperatur gas sisa ini masih tinggi > T1).

1. “Proses Kompresi” 1 – 2 (Wc) :  Semua proses terjadi pada


kondisi : Steady Flow dan Steady State.
 Steady Flow : laju aliran massa masuk sama dengan laju
aliran masa keluar sistem.
 Steady State : tidak terjadi perubahan energy sistem selama
proses berlangsung, perubahan energi potensial & energi
kinetik sistem diabaikan.

 Udara dimampatkan secara isentropik, proses (1-2), secara thermodinamika


Compressor membutuhkan “Kerja” (Wc) sebesar Selisih Entalpi” antara “Inlet”
(hi) dengan “Exhaust” (he) :  𝑊𝑐 = ℎ𝑒 − ℎ𝑖 Atau :
𝑘−1 𝑘−1
𝑊𝑐 = 𝑚𝑎 𝑘 × 𝑍 × 𝑅 × 𝑇1 × 𝑟𝑝 𝑘

Kondisi udara luar yang dihisap kompresor memiliki kondisi sbb :


Ta = T1 = Temperatur udara lingkungan.
pa = p1 = Tekanan udara lingkungan.
𝑘
 𝑝 × 𝑣𝑘 = 𝐶  𝑇 × 𝑣 𝑘−1 = 𝐶  T × 𝑝𝑘−1 = 𝐶
𝑘 𝑘
a. Proses Kompresi 1 - 2 berlaku : 𝑇1 ∗ 𝑝1 𝑘−1
= 𝑇2 ∗ 𝑝2 𝑘−1

𝑘
𝑝1 𝑘−1 𝑝1
𝑇2 = 𝑇1 ∗ dimana : = 𝑟𝑝 (rp = Rasio Kompresi/Tekanan)
𝑝2 𝑝2

𝑘
𝑝1 𝑘−1 𝑇1
𝑻𝟐 = 𝑇1 ∗
𝑝2
 𝑻𝟐 = 𝑘
𝑟𝑝 𝑘−1
𝒌
 Sehingga Suhu Akhir Kompresi : 𝑻𝟐 = 𝑻𝟏 ∗ 𝒓𝒑 𝒌−𝟏

17
Dimana (rp)  merupakan fungsi dari jumlah deret sudu gerak dan
kemampuan kompresi dari masing-masing deretan sudu gerak kompresor.
b. Rasio Pressure / Kompresi (rp) :  perbandingan tekanan discharge (keluar)
𝑝𝑑 𝑝
kompresor dengan tekanan masuk kompresor: 𝑟𝑝 = = 𝑝2
𝑝𝑠 1
𝑛−1 𝑘−1 1
c. Nilai eksponen politropis “n” persamaannya : 𝑛= 𝑛
= 𝑘
×𝜂
𝑐
Dimana “k” merupakan eksponen isentropis dan dapat diasumsikan dengan
nilai = 1,4 dan efisiensi / Rendemen kompresi (ηc) = 0,7.

 Kalkulasi Kerja Kompresor (Wc) :


Untuk menghitung kerja kompresor secara adiabatis, dirumuskan sbb. :
 𝑊𝑐 = ℎ2 − ℎ1 = 𝐶𝑝 𝑇2 − 𝑇1 Atau :
𝑇2 1
 𝑊𝑐 = 𝐶𝑝 ∗ 𝑇1 − 1 = 𝐶𝑝 ∗ 𝑇1 𝑘 −1 Atau :
𝑇1
𝑟𝑝 𝑘−1
 𝑾𝒄 = 𝒎𝒂 × 𝒉𝟐𝒂 − 𝒉𝟏 𝒌𝑱Τ𝒌𝒈

2. “Proses Pemasukan” 2 – 3 (Qin) :  Proses pemasukan kalor secara tekanan


konstan besar kecilnya jumlah kalor yang dimasukan pada proses pembakaran
tergantung pada jumlah “Masa BBM” yang diinjeksikan (mbb) ; “Nilai Kalor
Bawah” (NP) dan “Efisiensi” dari ruang bakar tesebut (rb).

Temperatur hasil proses pembakaran dibatasi oleh


kwalitas material ruang bakar dan material sudu
turbin, serta beberapa tingkat pembakaran yang
terjadi (Pembakaran Primer, Sekunder dan Tersier).

 Kalkulasi Pemasukan Kalor (Qin) :


𝑄𝑖𝑛 = 𝑄2−3 = 𝑚𝑏𝑏 × 𝑁𝑃𝑏𝑏 × 𝜂𝑟𝑏

𝑸𝒊𝒏 = 𝑪𝑷 ∗ 𝑻𝟑 − 𝑻𝟐

❖ Input dari sistem adalah kapasitas / laju aliran volume BBM. Untuk
menghitung kapasitas masuk, persamaannya : 𝑄𝑖𝑛 = 𝑚𝑓 × 𝐿𝐻𝑉𝑏𝑏𝑚

𝑾𝒄𝒐𝒎𝒃 = 𝑪𝒑 𝑻𝟑 − 𝑻𝟐  𝑾𝒄𝒐𝒎𝒃 = 𝒎𝒂 + 𝒎𝒇 × 𝒉𝟑 − 𝒉𝟐𝒂 𝒌𝑱Τ𝒌𝒈

3. Proses Ekspansi 3 – 4 (Wt) :  Panas / Suhu Pembakaran (T3) dari ruang bakar
masuk ke Turbin diekspansi kondisi “Isentropik”, sehingga mengalami penurunan
Suhu menjadi (T4) Expansi di Turbin, menghasilkan tenaga.

18
𝑘 𝑘
 Proses Expansi 3 – 4 berlaku : 𝑇3 ∗ 𝑝3 𝑘−1
= 𝑇4 ∗ 𝑝4 𝑘−1

𝑘
𝑝3 𝑘−1 𝑝3
𝑇4 = 𝑇3 ∗ dimana : = 𝑟𝑒 = 𝑟𝑝 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝐸𝑥𝑝𝑎𝑛𝑠𝑖/𝑃𝑟𝑒𝑠𝑠
𝑝4 𝑝4
𝑘−1
𝑝3 𝑘 𝑇3
𝑻𝟒 = 𝑇3 ∗ 𝑝4
 𝑻𝟒 = 𝑘−1
𝑟𝑒 𝑘

Dimana (re)  merupakan fungsi dari jumlah deret sudu gerak


dan kemampuan kompresi dari masing-2 deretan sudu gerak Turbin.
 Perhitungan Kerja Turbin (Wt) :
 𝑊𝑡 = ℎ3 − ℎ4 = 𝑪𝒑 𝑻𝟑 − 𝑻𝟒 Atau :
𝑇 1
 𝑊𝑡 = 𝐶𝑝 ∗ 𝑇3 1 − 𝑇4 = 𝐶𝑝 ∗ 𝑇3 1 − 𝑘−1 Atau :
3 𝑘
𝑟𝑝

 𝑾𝒕 = 𝒎𝒂 − 𝒎𝒇 × 𝑪𝒑 𝑻𝟑 − 𝑻𝟒

4. “Proses pembuangan” (4-1) :  Pembuangan gas panas pada tekanan konstan


ke udara Atmosfer, besar kecilnya energi terbuang pada proses 4 - 1 tergantung
pada besar kecilnya “Beda Temperatur” antara “Gas Buang” dengan “Temperatur
Udara Atmosfer”.

 Kalkulasi Pembuangan Kalor (Qout) :


𝑄𝑜𝑢𝑡 = 𝑄1−4 = −𝑄4−1 = ℎ4 − ℎ1  𝑄𝑜𝑢𝑡 = 𝐶𝑃 ∗ 𝑇4 − 𝑇1

5. “Kerja Netto Siklus & Back Work Ratio” (Wn &BWR) :  Rasio / perbandingan
“Kerja Kompresor” (Wc) terhadap “Kerja Turbin” (Wt). Lebih dari satu setengah
kerja total turbin gas digunakan untuk menggerakan kompresor.

a. Kerja Netto Siklus (Wnet) : 𝑊𝑛𝑒𝑡 = 𝑊𝑇 − 𝑊𝑐


𝑊𝑛𝑒𝑡 = 𝐶𝑝 𝑇2 − 𝑇1 − 𝐶𝑃 𝑇3 − 𝑇4  𝑊𝑛𝑒𝑡 = ℎ3 − ℎ4 − ℎ2 − ℎ1

b. Back Work Ratio (BWR) :  Perbandingan antara “Kerja


Kompresor” terhadap “Kerja Turbin”, sebagian kerja turbin
digunakan untuk menggerakan Kompresor.
𝑊𝑐
 𝐁𝐖𝐑 = × 100%
𝑊𝑡

6. “Efisiensi Thermis” (th) :  Efisiensi adalah perbandingan antara energy bersih


berguna dari system dengan energy yang diberikan ke system tersebut. Dalam
hal ini efisiensi turbin gas secara idial diberikan oleh persamaan :
𝑊 𝑄𝑖𝑛 −𝑄𝑜𝑢𝑡 𝑄𝑜𝑢𝑡
𝜼𝒕𝒉 = 𝑄 𝑛 = = 1−
𝑖𝑛 𝑄𝑖𝑛 𝑄𝑖𝑛

19
𝑸𝒐𝒖𝒕 = 𝐶𝑝 ∗ 𝑇4 − 𝑇1  𝑸𝒊𝒏 = 𝐶𝑝 ∗ 𝑇3 − 𝑇2

𝐶 ∗ 𝑇 −𝑇 𝑇 ∗ 𝑇 Τ𝑇 −1
 𝜼𝒕𝒉 = 1 − 𝐶𝑝 ∗ 𝑇4 −𝑇1 = 1 − 𝑇1 ∗ 𝑇4Τ𝑇1 −1
𝑝 3 2 2 3 2
𝑘−1 𝑘
𝑇2 𝑇4
dimana : 𝑇1
= 𝑟𝑝 𝑘  dan : 𝑇3
= 𝑟𝑝 𝑘−1

𝑘
𝑇2 𝑇 𝑇3 𝑇
 𝑇1
= 𝑇4  𝑇2
= 𝑇4 = 𝑟𝑝 𝑘−1
3 1

1
 Sehingga Rendemen Thermis siklus : 𝜂𝑡ℎ = 1 − 𝑘−1
𝑟𝑝 𝑘

C. PROSES FISIS TURBIN GAS :

1. Secara umum proses yang terjadi pada Turbine Gas adalah sbb. :
a. Pemampatan (Compression), Udara yang dihisap oleh Kompresor
dimampatkan, hingga Tekanan & Suhu Meningkat.
b. Pembakaran (Combustion), BBM + Oksigen (Gas BBM), menghasilkan
“Energy Calor” (Gas Panas)
c. Pemuaian (Expansion), “Energy Calor / Gas Panas”, melauli “Nozzle” akan
terjadi “Jatuh Kalor” menghasilkan “Usaha / Kerja / Work”.
d. Pembuangan (Exhaust) :  Pembuangan gas panas pada tekanan konstan

2. Secara umum proses yang terjadi pada Turbine Gas adalah sbb. :
a. Kompressor berfungsi menghisap Udara masuk melalui Inlet, dimampatkan
hingga “Tekanan & Temperatur” meningkat.
b. Udara bertekanan & bersuhu tinggi masuk keruang bakar, bersamaan
waktunya di Injeksikan BBM serta merta Kabut BBM “Menguap” dan
“terbakar” dengan “Nyala Api” menghasilkan “Gas Panas” bertekanan.
c. “Gas Panas” bertekanan dialirkan melalui “Nozzle Turbin” masuk ke ruang
“Turbin Daya” hingga mengalami “Jatuh Kalor” menghasilkan “Usaha / Kerja”
yang menggerakkan “Poros Daya”.
d. Setelah melewati ruang “Turbin Daya”, gas panas sisa pembakaran dibuang
ke atmosfer melalui Cerobong.
e. Daya yang dihasilkan ditransmisikan melalui “Gear Box” untuk digunakan
sebagai Penggerak “Propulsion”.

D. RINGKASAN KALKULASI DAYA / KERJA TURBIN GAS :

 Bahwa metode dalam penyelesaian soal-soal hitungan Kerja Turbin Gas, harus
mengurai masing-masing unit kerja sbb. :

20
a. Proses di Kompresor :
𝑘 𝑘 𝑘
𝑝1 𝑘−1
𝑇1 ∗ 𝑝1 𝑘−1
= 𝑇2 ∗ 𝑝2 𝑘−1
 𝑇2 = 𝑇1 ∗ dimana :
𝑝2

𝑘
𝑝1 𝑝1 𝑘−1 𝑇1
𝑝2
= 𝑟𝑝 (Rasio Kompresi) 𝑇2 = 𝑇1 ∗ 𝑝2
 𝑻𝟐 = 𝑘
𝑟𝑝 𝑘−1
𝒌−𝟏
1. Suhu Akhir Kompresi : 𝑻𝟐 = 𝑻𝟏 ∗ 𝒓𝒑 𝒌

2. Kerja Kompresor : 𝑾𝒄 = 𝑪𝒑 𝑻𝟐 − 𝑻𝟏  𝑾𝒄 = 𝒉𝟐 − 𝒉𝟏 𝒌𝑱Τ𝒌𝒈

b. Proses di R. Bakar :
3. Panas Pembakaran sbb. (NP) :
𝑘−1 𝑘−1
𝑁𝑃 = 𝑝1 𝑏𝑎𝑟 × 𝐶𝑝 × 𝑇1 °𝐾 × 𝑟𝑝 𝑘 + 𝑝2 𝑏𝑎𝑟 × 𝐶𝑝 × 𝑇3 °𝐾 × 𝑟𝑝 𝑘

4. Panas BBM sbb. (Qin) : 𝑸𝒊𝒏 𝒌𝑱Τ𝒔𝒆𝒄 =𝒎 𝒌𝒈Τ𝒔𝒆𝒄 ×𝑸 𝒌𝑱Τ𝒌𝒈

𝑸𝒊𝒏 = 𝑪𝒑 𝑻𝟑 − 𝑻𝟐  𝑄𝑖𝑛 = ℎ3 − ℎ2 𝑘𝐽Τ𝑘𝑔

Catatan : (Panas BBM ini yang digunakan untuk menggerakkan Turbin dan
menghasilkan Daya), dimana konversi energi kalor 1 kJ/sec = 1 kW. Bahwa konversi
Panas BBM di R. Bakar merupakan Daya yang bisa dibangkitkan oleh Turbin Gas.

c. Proses di Turbin :
𝑘 𝑘 𝑘
𝑝3 𝑘−1
𝑇3 ∗ 𝑝3 𝑘−1
= 𝑇4 ∗ 𝑝4 𝑘−1
 𝑇4 = 𝑇3 ∗ dimana :
𝑝4

𝑘
𝑝3 𝑝3 𝑘−1 𝑇3
𝑝4
= 𝑟𝑒 = 𝑟𝑝 (Rasio Expansi) 𝑇4 = 𝑇3 ∗ 𝑝4
 𝑻𝟒 = 𝑘
𝑟𝑝 𝑘−1
𝒌−𝟏
5. Suhu Keluar Turbin (T4) : 𝑻𝟒 = 𝑻𝟑 ∗ 𝒓𝒑 𝒌

6. Kerja Turbin (Wt) : 𝑾𝑻 𝒌𝑱Τ𝒌𝒈 = 𝑪𝒑 𝑻𝟑 − 𝑻𝟒  𝑊𝑡 = ℎ3 − ℎ4 𝑘𝐽Τ𝑘𝑔

o 𝑾𝒕 𝒌𝑱Τ𝒔𝒆𝒄 = 𝒎𝒂 − 𝒎𝒇 × 𝑪𝒑 𝑻𝟑 − 𝑻𝟒  (1 kJ/sec = 1 kW)

7. Daya Turbin (Pt) : 𝑸𝒊𝒏 𝒌𝑱Τ𝒔𝒆𝒄 = 𝑷𝒕 𝒌𝑾

21
d. Proses Pembuangan (Qout) :

8. Kalor Keluar (Qout) : 𝑸𝒐𝒖𝒕 = −𝑪𝒑 𝑻𝟒 − 𝑻𝟏  𝑄𝑜𝑢𝑡 = ℎ4 − ℎ1 𝑘𝐽Τ𝑘𝑔

Catatan : (Panas Keluar Turbin yang masih tinggi, pada siklus terbuka dibuang ke
atmosfer, sebaliknya pada siklus tertutup Panas Keluar dimanfaatkan lagi.

e. Kerja Netto (Wn) :


o 𝑊𝑛𝑒𝑡 = 𝑊𝑇 − 𝑊𝑐 (Wnet = Kerja Turbin – Kerja Kompressor)

9. Kerja Netto (Wn) : 𝑊𝑛𝑒𝑡 = 𝐶𝑝 𝑇2 − 𝑇1 − 𝐶𝑃 𝑇3 − 𝑇4

o 𝑊𝑛𝑒𝑡 = ℎ3 − ℎ4 − ℎ2 − ℎ1

𝑊𝑛 𝑄𝑖𝑛 −𝑄𝑜𝑢𝑡 𝑄𝑜𝑢𝑡


f. Efisiensi Thermis (n) : 𝜼𝒕𝒉 =
𝑄𝑖𝑛
=
𝑄𝑖𝑛
=1−
𝑄𝑖𝑛

 𝑸𝒐𝒖𝒕 = 𝐶𝑝 ∗ 𝑇4 − 𝑇1  𝑸𝒊𝒏 = 𝐶𝑝 ∗ 𝑇3 − 𝑇2
𝑘
𝑇2 𝑇 𝑇3 𝑇
 𝑇1
= 𝑇4  𝑇2
= 𝑇4 = 𝑟𝑝 𝑘−1
3 1

1
10. Sehingga Rendemen Thermis siklus : 𝜂𝑡ℎ = 1 − 𝑘−1
𝑟𝑝 𝑘

g. Back Work Rasio (BWR) : Perbandingan Kerja Kompresor dengan Kerja


Turbin, dimana sebagian Kerja Turbin digunakan untuk menggerakkan Kompressor.
𝑊 𝑄𝑖𝑛 −𝑄𝑜𝑢𝑡 𝑄𝑜𝑢𝑡
𝑩𝑾𝑹 = 𝑄 𝑛 = =1−
𝑖𝑛 𝑄𝑖𝑛 𝑄𝑖𝑛

22
Keterangan Rumus :
 Wc = Kerja Kompresor (KW)
 Wt = Kerja Turbin (KW)
 Qin = Panas / Kalor Pemasukan di R. Bakar (kJ/h)
 Qout = Panas / Kalor sisa Keluar Turbin (kJ/h)
 Cp = Specific Heat BBM (kJ/kg0K)
 ma = Laju aliran massa udara (kg/s)
 mf = Laju aliran massa BBM (kg/s)
 n = Eksponen politropis
 k = Eksponen isentropis 1,4
 Z = Kompresibilitas (Compressibility)
 R = Konstanta gas universal udara (286,9) (kJ/kgK)
 T1 = Temperatur masuk kompresor (0K)
 T2 = Temperatur keluar kompresor (0K)
 T3 = Temperatur masuk Turbin (0K)
 T4 = Temperatur keluar kompresor (0K)
 rp = Rasio Tekanan Kompresi
 re = Rasio expansi
 h1 = entalpi udara spesifik masuk kompresor (kJ/kg)
 h2 = entalpi udara spesifik keluar kompressor (kJ/kg)
 h3 = entalpi Gas Panas masuk Turbin (kJ/kg)
 h4 = entalpi Gas panas sisa keluar Turbin (kJ/kg)
 LHV = Low Heating Value BBM (NP) (kJ/kg)

E. ALAT BANTU TURBIN GAS (Gas Turbine Auxcilliary) :

1. Generator :  berfungsi untuk mengubah energi mekanik putaran pada rotor


yang terdapat kutub magnet, kemudian menjadi energi listrik pada kumparan
stator. Generator sebagai Motor, memutar poros Turbin sampai kekuatan BBM
dapat menggantinya (Turbin Gas mampu berdiri sendiri)

2. Penggerak Mula (Prime Mover) :  yaitu Diesel Starting Motor (Cranking


Motor).Hydraulic Ratchet, berfungsi memutar poros Turbin sebelum start,
sebanyak 450 setiap 3 menit, untuk memudahkan pemutaran oleh penggerak
mula dan meratakan pendinginan poros saat Turbin Gas stop.

3. Turning Gear :  fungsinya sama seperti juga Ratchet, hanya poros diputar
kontinyu dengan putaran lambat (± 6 RPM).

23
4. Accessories Gear :  adalah tempat roda gigi untuk memutar alat-alat bantu
seperti : pompa BBM, pompa pelumas, pompa hidrolik, main atomizing air
Compressor, water pump, tempat hubungan Ratchet.
5. Torque Converter :  sebagai kopling hidrolik, saat digunakan kopling diisi
dengan minyak pelumas. Sedangkan saat dilepas, minyak pelumas di drain.
6. Load Gear, (Reduction Gear / Load Coupling) :  untuk mengurangi kecepatan
Turbin menjadi kecepatan yang dibutuhkan oleh Generator. Load Gear
Westinghouse dimanfaatkan untuk penggerak pompa BBM & Pelumas.
7. Exciter :  yaitu peralatan yang berfungsi memberikan arus searah untuk
penguatan kutub magnet Generator Utama.
8. Starting Clutch :  adalah kopling mekanik yang berfungsi menghubungkan
poros Penggerak Mula dengan poros Compressor saat proses Start.
9. Bantalan (Bearing) :  terdiri dari bantalan aksial dan bantalan luncur. Bantalan
luncur disebut juga disebut juga Journal Bearing, yang berfungsi sebagai
penyangga berat poros Turbin, Compressor dan generator. Sedangkan bantalan
aksial disebut juga Thrust Bearing, berfungsi sebagai penahan gaya aksial.

F. BAHAN RENUNGAN :

Contoh Soal _1 : (Turbine Gas)


Turbin Gas bekerja ideal dgn lipat kompresi kompresornya = 4 memasukkan udara
tekanan = 1 Bar pd temp. = 37 °C, sedangkan temp. tertinngi gas yg masuk turbin
ditahan = 810°C. Bila Constanta udara = 1,4 & panas jenis Gas diambil = panas jenis
udara = 1,007. Kapasitas kompressornya = 20 kg udara/detik, ditanyakan :

a. rendemen thermis
b. Daya turbin gas ini ?
JAWAB  Diketahui Turbin Gas (Ideal)
 ma = 20 kg/sec  CP = 1,007
 rp = 4  t1 = 370C = 310 0K
 p1 = 4 bar  t3 = 8100C = 1.083 0K
 p2 = 1 bar  k = 1,4

Ditanya : a. ηth (…%) b. Pe (…kW)


Penyelesaian :
1 1 1 1
 Rendemen Thermis (ηth) : 𝜂𝑡ℎ = 1 − 𝑘−1 = 1− 𝑘−1 =1− 1,4−1 = 1 − 40,285
𝑟𝑝 𝑘 rp 𝑘 4 1,4

a. Jadi Rendemen Thermis : 𝜂𝑡ℎ = 1 − 0,67 = 0,33 ≅ 𝟑𝟑 %

24
Penyelesaian :
1 1 1 1
 Rendemen Thermis (ηth) : 𝜂𝑡ℎ = 1 − 𝑘−1 = 1− 𝑘−1 =1− 1,4−1 = 1 − 40,285
𝑟𝑝 𝑘 rp 𝑘 4 1,4

a. Jadi Rendemen Thermis : 𝜂𝑡ℎ = 1 − 0,67 = 0,33 ≅ 𝟑𝟑 %

 Panas Pembakaran (Qbb) :


𝑘−1 𝑘−1
𝑄𝑏𝑏 = 𝑝1 𝑏𝑎𝑟 × 𝐶𝑝 × 𝑇1 °𝐾 × 𝑟𝑝 + 𝑝2 𝑏𝑎𝑟 × 𝐶𝑝 × 𝑇3 °𝐾 × 𝑟𝑝
𝑘 𝑘
1,4−1 1,4−1
𝑄𝑏𝑏 = 1 × 1,007 × 310 × 4 + 1 × 1,007 × 1.083 × 1
1,4 1,4
0,286
𝑄𝑏𝑏 = 312,2 × 4 + 1.090,6 × 10,286
𝑄𝑏𝑏 = 312,2 × 1,487 + 1.090,6 × 1 = 464,2 + 1.090,6 = 1.554,8 𝑘𝐽Τ𝑘𝑔

b. Daya turbin (PT) : 𝑷𝑻𝒓𝒃 = 𝒎 𝒌𝒈Τ𝒔𝒆𝒄 ×𝑸 𝒌𝑱Τ𝒌𝒈 = 𝟐𝟎 × 𝟏. 𝟓𝟓𝟒, 𝟖

𝑷𝑻𝒓𝒃 = 𝟑𝟏. 𝟎𝟗𝟔 𝒌𝑱Τ𝒔𝒆𝒄 ≅ 𝟑𝟏. 𝟎𝟗𝟔 𝒌𝑾

---  ---

Contoh Soal_2 : (Turbine Gas)


Sebuah Turbin Gas beroperasi secara siklus brayton memiliki rasio kompresi 8.
Temperatur gas adalah 300 0K pada sisi masuk kompresor dan 1300 K pada sisi
masuk turbin. Pergunakan asumsi udara standar. Asumsi : Cp = 1,005 (Kj/kg.K), Cv
= 0,718 (Kj/kg.0K), dan k = 1,4.

Hitung :
a. Suhu keluar kompresor & turbin.
b. Back Work Ratio.
c. Efisiensi Thermis.

JAWAB  Diketahui Turbin Gas (Ideal)


 CP = 1,005 kJ/kg.0K
 CV = 0,718 kJ/kg.0K
 T1 = 300 0K
 T3 = 1.300 0K
 k = 1,4
 rp=re = 8

Ditanya : a. Tc & Tt c. ηth (…%)

b. BWR

25
i. Proses kompresi 1-2 (T2 & Wc) :
𝑘−1
𝑇1
 Suhu Akhir Kompresi : 𝑻𝟐 = 𝑘  𝑻𝟐 = 𝑇1 ∗ 𝑟𝑝 𝑘

𝑟𝑝 𝑘−1
1,4−1
𝑻𝟐 = 300 × 8 1,4 = 300 × 1,813 = 𝟓𝟒𝟑, 𝟖 °𝑲

 Kerja Kompressor (Wc) : 𝑊𝑐 = 𝐶𝑝 𝑇2 − 𝑇1


𝑊𝑐 = 1,005 𝑘𝐽Τ𝑘𝑔 × 543,8 − 300 = 𝟐𝟒𝟓, 𝟎𝟐 𝒌𝑱Τ𝒌𝒈

ii. Proses Pemasukan 2 – 3 (Qin) : 𝑄𝑖𝑛 = 𝐶𝑝 𝑇3 − 𝑇2  T3= 1.300 0K

 Energy panas yang ditransfer : 𝑄𝑖𝑛 = 1,005 × 1.300 − 543,8 = 𝟕𝟔𝟎 𝒌𝑱Τ𝒌𝒈

𝑇3
iii. Proses Ekspansi di Turbin 3 – 4 (T4) : 𝑻𝟒 = 𝑘−1  dimana : rp=re=8
𝑟𝑒 𝑘

1.300 1.300
 Suhu Akhir Expansi : 𝑻𝟒 = 1,4−1 = 1,813 = 𝟕𝟏𝟕, 𝟎𝟒 °𝑲
8 1,4

 Kerja Turbin (Wt) : 𝑊𝑇 = 𝐶𝑝 𝑇3 − 𝑇4

𝑊𝑇 = 1,005 × 1.300 − 717,04 = 𝟓𝟖𝟓, 𝟗 𝒌𝑱Τ𝒌𝒈

iv. Proses Pembuangan 3 – 4 (Qout) : 𝑄𝑜𝑢𝑡 = 𝑄1−4 = −𝑄4−1 = 𝐶𝑝 𝑇4 − 𝑇1

 Kalor dibuang : 𝑄𝑜𝑢𝑡 = 𝐶𝑝 𝑇4 − 𝑇1 = 1,005 × 717,04 − 300 = 𝟒𝟏𝟗, 𝟏𝟑 𝒌𝑱Τ𝒌𝒈

PENYELESAIAN JAWABAN :
a. Suhu keluar kompresor (T2 = 543,4 K) & Suhu keluar turbin (T4 = 717,66 K).
𝑊𝑐 245,02
b. Back Work Ratio (BWR) : 𝐁𝐖𝐑 = = = 𝟎, 𝟒𝟐
𝑊𝑡 585,9

(Artinya 42 persen dari kerja yang dihasilkan Turbin dipergunakan untuk


menggerakkan Kompressor)
𝑄𝑜𝑢𝑡 419,13
c. Efisiensi Thermis (ηth) : 𝜼𝒕𝒉 = 1 − =1− × 100% = 𝟒𝟒, 𝟗 %
𝑄𝑖𝑛 760

---  ---

26

Anda mungkin juga menyukai