Anda di halaman 1dari 6

Viral yang Gagal

Dila, Eka, Caca, Cantika, Martha, dan Poppy sudah berteman sejak mereka masih
kecil. Hingga saat ini pertemanan itu masih terjaga dengan baik. Walau jarang berkumpul
hingga lupa waktu, tapi mereka selalu menyempatkan untuk saling bertemu. Seperti saat ini,
mereka sedang berada di sebuah café.
Poppy : “Akhirnya ketemu kalian lagi.” (baru datang dan duduk di zebelah Eka)
Eka : “Kamu tuh, Pop yang sibuknya kebangetan sampe tiap kita kumpul kamu selalu absen.”
Caca : “Iya, padahal Poppy tuh udah kayak wasit di pertemanan kita. Tiap ada yang ribut
pasti Poppy yang jadi penengahnya.”
Dila : “Untung kemarin waktu Poppy absen kita nggak ribut ya.”
Poppy : “Iya deh, maaf ya jarang ikut kumpul. Yang penting sekarang kan kita kumpul lagi
nih.”
Cantika : “Tapi setengah jam lagi aku harus balik. Ada acara lain.”
Eka : “Yaelah, Can. Baru bentar nih.”
Caca : “Iya, Can. Ntaran aja gimana? Sejam deh.”
Cantika : “Masalahnya ini janji sama bunda. Takut diomelin sepanjang masa.”
Cantika : “Atau gini aja. Gimana kalau Sabtu besok kumpul lagi? Di rumah siapa gitu.”
Dila : “Boleh-boleh. Di rumah siapa enaknya?” (makan cemilan)
Caca : “Poppy aja gimana?” (sambil makan)
Dila : “Ca, diabisin dulu itu yang ada di mulutmu. Keselek nanti.”
Poppy : “Sabtu ya? Kayaknya sih bisa.”
Cantika : “Kok kayaknya. Pastiin lagi lah, Pop.”
Poppy : “Seingetku sih aku nggak ada acara ya. Bisa-bisa. Sabtu aja boleh.”
Eka : “Beneran? Pada setuju kan semua? Gimana?”
Caca : “Aku ngikut aja.”
Mereka lanjut ngobrol dan menghabiskan makanan yang dipesan. Hingga saatnya
Cantika harus pulang.
Cantika : “Sorry, ya. Aku pamit duluan.”
Eka : “Kalau nggak dimaafin gimana, Can?”
Dila : “Ka, yang bener.”
Eka : “Hahaha, iya-iya santai aja kali. Lagian Sabtu besok kita ketemu lagi, lebih lama.”
Caca : “Sabtu pastiin waktu kalian bener-bener luang ya. Jadi ngga sebentar banget kita
kumpulnya.”
Semua : “Aman.” (mengacungkan jempol)
Cantika : “Eh, bentar. Aku ada ide. Gimana kalau besok pas kumpul kita sekalian ngelakuin
itu yang lagi ngetren.” (sudah berdiri lalu duduk lagi)
Dila : “Yang lagi ngetren? Apa, Can?”
Cantika : “Itu lho, food gathering. Jadi nanti bawa makanan sendiri-sendiri pas kumpul tapii
makanannya harus sesuai inisial nama.”
Eka : “Jadi nanti aku bawa makanan atau minuman yang huruf depannya E gitu?”
Cantika : “Huum.” (mengangguk)
Poppy : “Boleh, aku juga setuju.”
Cantika : “Oke deh kalau gitu, aku duluan ya. Ini udah ditelponin Bunda. Sampai ketemu lagi
hari Sabtu guys.” (meninggalkan café)
Semua : “Dah.” (melambaikan tangan ke Cantika)
Dila : “Aku besok bawa apa ya? Makanan apa yang huruf depannya D? tiba-tiba ngeblank
gini.”
Eka : “Aku juga bingung ih, apa ya?”
Poppy : “Udah dipikirin besok lagi aja. Sekarang lanjut ngobrol, yuk!”
Tak terasa hari semakin larut. Mereka memutuskan untuk kembalu ke rumah. Banyak
pekerjaan lain yang harus mereka selesaikan.
Poppy : “Bye, guys! Sampai ketemu sabtu di rumahku ya!” (melambaikan tangan)
Semua : “See you.” (balas melambaikan tangan)
Hari yang mereka tunggu tiba. Sekarang waktunya mereka kembali berkumpul di
rumah Poppy. Dila, Eka, Martha, dan Poppy sudah berada di rumah Poppy sejak tadi. Caca
dan Cantika belum datang.
Eka : “Eh coba deh itu si Cantika ditelpon kok belum dateng.”
Dila : “Iya itu coba siapa yang mau hubungin dia.”
Eka : “Kamu ajalah Dil.” (menyenggol bahu Dila)
Dila : “Hpku dicas, Ka.” (menunjuk ke arah hpnya berada)
Poppy : “Udah-udah, biar aku aja yang telpon mereka.”
Poppy mengambil handphonenya yang tergeletak di atas meja. Berniat untuk
menghubungi Caca.
Poppy : “Ini Caca ditelpon nggak aktif.” (menatap layar handphone)
Eka : “Coba si Cantika.”
Poppy : “Oh iya, bentar.” (mendekatkan handphone di telinga)
Lama panggilan itu berdering, tapi tidak kunjung dibalas. Sampai Poppy harus
menelpon Cantika sebanyak tiga kalu baru panggilan itu terhubung.
Poppy : “Halo, Can?”
Cantika : “Halo, Pop? Iya, gimana?”
Poppy : “Kamu nggak lupa kan hari ini acaranya?”
Cantika : “Nggak kok, tenang aja.”
Poppy : “Tenang aja gimana? Kamu belum sampai daritadi padahal kita janjian udah dari
setengah jam yang lalu.”
Cantika : “Iya-iya ini aku lagi nunggu Caca. Dia tadi bilang mau nebeng.”
Poppy : “Oh, syukurlah. Caca tadi aku telpon nggak aktif.”
Cantika : “Kayaknya handphonenya dicas jadi dimatiin.”
Poppy : “Yaudah kamu hati-hati nanti kesininya.”
Cantika : “Eh iya, Pop. Kayaknya nanti aku mau mampir beli makanannya dulu.”
Poppy : Lho belum beli?” (terkejut)
Cantika : “Hehe, belum.”
Poppy : “Yaudah, nggak udah buru-buru.” (mematikan telpon)
Cantika sudah berteku dengan Caca. Keduanya kini sedang menyusuri jalan arah
rumah Poppy. Mereka mencari makanan yang berawalan C, sama seperti nama mereka.
Cantika : “Ca, Ca! Itu ada cilung. Aku kemarin lihat di tiktok rame pada makan itu.”
Caca : “Eh iya! Aku juga. Beli itu aja apaya? Kan C hurufnya.”
Cantika : “Iya beli itu aja.”
Keduanya pun menghampiri pedagang di pinggir jalan itu. Warung pinggir jalan itu
tampak sepi, tidak ada pelanggan lain selain Caca dan Cantika.
Cantika : “Permisi, Pak. Mau beli.”
Pedagang : “Oh iya, boleh. Mau beli apa?” (menyiapkan peralatan)
Cantika : “Mau cilung, Pak. Berapaan ya?”
Pedagang : “Seribu aja.”
Cantika : “Beli 20 ribu deh.”
Caca : “Eh, ini jual cilok juga. Gimana kalau aku beli cilok aja?” (berbisik)
Cantika : “Boleh, udah beli aja.”
Caca : “Sama ciloknya ya, Pak. 20 ribu juga.”
Pedagang : “Siap. Ini pedes semua?” (memasak)
Cantika : “Iya pak.”
Caca : “Yang cilok pedesnya dipisah bisa, Pak?”
Pedagang : “Bisa, nanti saya pisah sambelnya.”
Lama mereka menunggu pedagang membuatkan cilung pesanan Cantika.mereka juga
sempat ngobrol bersama. Setelah pesanan jadi mereka langsung bergegas menuju rumah
Poppy.
Poppy : “Akhirnya dateng juga kalian.”
Cantika : “Maaf ya nunggu lama, tadi aku beli cilung dulu ini yang lagi viral itu lho.”
Eka : “Itu mah makanan jadul kali.”
Cantika : “Ih tapi aku belum pernah coba.”
Dila : “Itu Caca bawa apa?”
Caca : “Cilok! Beli bareng cilung tadi.” (menyerahkan kresek)
Dila : “Beli dimana?”
Caca : “Di pinggir jalan deket sana.” (menunjuk arah kanan)
Dila : “Yakin itu makanannya bersih?”
Eka : “Udah gausah dipikir nggak sih? Makan tinggal makan.”
Caca : “Betul.” (mengangguk)
Eka : “Minta dong, Ca.”
Mereka pun menghabiskan waktu untuk bercengkrama dan menghabiskan makanan
yang mereka bawa. Cilok yang Caca beli ludes dimakan Caca, Cantika, dan Eka. Sedang
yang lain cukup mencicipinya sekali saja. Sedangkan Cilung yang dibawa Cantika juga hanya
dinikmati oleh dirinya sendiri dan Caca.
Beberapa hari kemudian Dila mendapat telpon dari Cantika bahwa dirinya, Caca, dan
Eka sedang berada di rumah sakit sekarang. Tentunya dengan segera mungkin Dila langsung
mengabari teman lainnya dan bergegas menyusul ke rumah sakit.
Dila : “Kenapa nih kalian? Lemes banget?” (melihat kawannya tertidur di kasur yang
berjejer)
Poppy : “Kok bisa sih kalian sakit barengan?”
Dila : “Pasti ini gara-gara cilok dan cilung yang kalian beli kemarin. Ufah aku bilang, itu
makanan nggak bersih. Kita gatau bahan yang dipake apa aja. Mana di pinggir jalan, belum
tentu higienis.”
Poppy : “Udah, Dil. Tunggu dokter aja.”
Dokter : “Permisi. Pasien diare karena salah makan sepertinya ya? Ada bakteri yang ikut
masuk, tapi untung tidak sampai tipes.”
Dila : “Tuh dengerin.”
Dokter : “Sebaiknya besok lagi kalau ingin makan usahakan cari makanan yang bersih dan
sehat. Jangan makan sembarangan, apalagi terlalu pedas. Saya permisi.”
Poppy : “ Terima kasih, Dok!”
Dokter : “Sama-sama.” (tersenyum)
Dila : “Tuh udah denger kan apa kata dokternya? Untung nggak tipes. Atau emang mau
nunggu sampe tipes? Apalagi Eka. Udah tahu nggak bisa makan pedes, kemarin makan cilok
sama Caca banyak banget. Kalau Gerd-nya kumat lagi gimana, Ka?”
Poppy : “Dil, udah Dil.”
Cantika : “Iya kita udah kapok. Janji nggak bakal jajan gituan lagi. Maafin aku juga yang
ngide beli itu jadinya sakit begini. Kemarin kan niatnya mau coba aja apa yang lagi viral kok
orang-orang seneng banget makan kayak gitu.”
Eka : “Nggak papa, harusnya kita kemarin dengerin apa kata Dila.”
Dila : “Mungkin yang orang lain makan itu lebih higienis atau bahan-bahannya beda Can
sama yang kalian makan. Kita nggak tahu kan?”
Caca : “Paeahal kemarin penjualnya kayak sangat terpecaya. Eh ternyata malah bikin kita
masuk rumah sakit gini.
Eka : “Udah nggak usah gitu. Yang terjadi udah biarin aja. Sekarang lebih hati-hati aja
kedepannya. Kesehatan harus selalu dijaga. Penting banget. Gini nih nggak enak banget,
banyak hal yang harus ditinggalin jadi makin sedih mikirnya.”
Poppy : “Bener. Besok utamain kesehatan. Jangan asal makan, perut kalian itu nggak bisa
sembarangan dimasukin makanan yang nggak jelas. Kalian udah gede harusnya udah bisa
kontrol diri sendiri.”
Dila : “Janji sama aku kalau ini terakhir kalinya kalian begini.”
Caca, Cantika, Eka : “Janji.”
Mereka pun menunggui Caca, Cantika, dan Eka hingga pulih. Mulai saat itu mereka
benar-benar berhati-hati tentang makanan yang hendak mereka konsumsi. Ingat kesehatan itu
yang utama

Anda mungkin juga menyukai