NAMA KELOMPOK :
Kita memanfaatkan piranti kontrol setiap hari. Sebagai contoh, ketika kita
berkendaraan menuju ke sekolah atau ke bekerja, sering kita melihat
kecepatan kendaraan melalui speedometer dan secara manual mengontrol
kecepatan kendaraan kita pada titik kecepatan yang diinginkan.
Ketika kita berada di dalam ruang kerja, seringkali kita mengatur nyala lampu
untuk memperoleh penerangan yang memadai. Dan masih banyak contoh lain
yang sering kita lakukan tanpa menyadari hakekatnya.
Besaran kecepatan yang kita inginkan lazim disebut sebagai set point.
Kemudian piranti pengendali akan melakukan pengukuran kecepatan aktual
yang sedang terjadi saat itu.
Bila kecepatan actual belum sama dengan kecepatan yang kita inginkan, maka
piranti pengendali akan mengatur posisi piranti akselerasinya untuk menjaga
laju kecepatan kendaraan sesuai dengan set point.
Yang perlu dicacat di sini, adalah sistem kontrol otomatik lebih presisi daripada
sistem kontrol manual. Hal ini disebabkan karena perhatian kita tidak hanya
tertuju pada kecapatan kendaraan saja, melainkan kita juga harus
berkonsentrasi pada stir kendaraan kita, melihat keramaian lalu lintas, dan
mengarahkanstir agar tidak bertabrakan dengan pengendara lain.
a. Sensor/Tranduser
Sensor adalah suatu komponen yang mendeteksi keluaran atau informasi lainnya
yang diperlukan dalam siste kontrol. Sedangkan tranduser adalah suatu
komponen yang mampu merubah besaranbesaran non listrik (mekanis, kimia
atau yang lainnya) menjadi besaranbesaran listrik atau sebaliknya.
b. Kontroler
Kontroler adalah suatu komponen, alat, atau peralatan (berupa mekanis,
pneumatik, hidrolik, elektronik atau gabungan darinya) yang mampu mengolah
data masukan dari membandingkan respon plant (hasil pembacaan dari keluaran
plant) dan referensi yang dikehendaki untuk dikeluarkan menjadi suatu data
perintah atau disebut sinyal kontrol.
c. Aktuator
Aktuator adalah suatu komponen, alat atau peralatan (berupa mekanis,
pneumatik, hidrolik, elektronik atau gabungan dari hal tersebut) yang mampu
mengolah data perintah (sinyal kontrol) menjadi sinyal aksi ke suatu plant. Untuk
lebih mudah memahami cara kerja sistem kontrol otomatis, pada Gambar 2.7
diberikan contoh sistem kontrol secara otomatis pada aplikasi kontrol level air.
Pada bagian ini sudah tidak menggunakan seorang operator manusia lagi untuk
mempertahankan level air sesuai yang diinginkan, tetapi sudah menggunakan
kontroler yang bekerja secara otomatis, berupa bahan pelampung dan tambahan
komponen elektronik.
Dengan komponen ini bisa diketahui berapa kedalaman atau ketinggian level air
yang sebenarnya. Dari besaran fisika, yaitu kedalaman/ketinggian dengan satuan
meter dirubah menjadi besaran listrik dengan satuan tegangan. Dengan adanya
informasi ini, maka kontroler akan menghasilkan sinyal kontrol yang diolah
sebelumnya. Kontroler bias berupa rangkaian elektronik, mikrokontroler,
mekanis, pneumatik, hidrolik ataupun gabungan dari nya.
Sistem refrijerasi dan tata udara pada hakekatnya mengontrol kondisi udara
di dalam suatu area spesifik. Peralatan tersebut memelihara suatu kondisi
yang diharapkan yang dikenal dengan istilah “operating control”.
Kebutuhan akan kontrol modulasi yang murah yakni untuk mengatur output
secara kontinyu bukan hanya sekedar siklus operasi on dan off, menghasilkan
pengembangan control berbasis pnumatik, yang mengunakan udara kempa
sebagai sumber energi untuk menggerakan piranti kontrolnya.
Tujuan kontrol pada kasus di atas adalah menjaga suhu suplai udara
sesuai yang diinginkan. Dalam hal ini sensor mengukur suhu udara yang akan
disuplai ke ruangan atau variable terkontrol (controlled variable) dan
mengirimkan informasi ini ke piranti control (controller). Di dalam controller,
suhu yang terukur oleh sensor (control point) dibandingkan dengan suhu
udara yang diinginkan (set point).
Perbedaan antara set point dan control point disebut error. Berdasarkan nilai
error ini, peralatan kontrol (controller) mengkalkulasi sinyal output dan
mengirimkan sinyal tersebut ke piranti control valve (piranti terkontrol).
Sebagai hasil dari sinyal baru ini, posisi control valve akan berubah sehingga
jumlah fluida pemanas yang dialirkan ke pipa pemanas juga berubah (process
plant).
Keakuratan dan ketelitian dapat terjaga Komponen lebih banyak sehingga bianya relatif
mahal
1. Setrika listrik
2. Ac
3. Lemari es
Biaya konstruksi dan pemeliharaan relatif murah Hanya bisa digunakan setelah hubungan input
dan output sudah diketahui
Tidak memiliki masalah dalam hal stabilitas Adanya gangguan membuat nilai output tidak
akan akurat
Cocok digunakan untuk sistem dengan output Nilai output dapat berubah terhdap waktu
yang sulit diukur
1. Televisi
2. Traffic Light
3. Mesin Cuci
4. Kipas Angin