Abstrak
Intrauterine growth restriction merupakan gangguan pertumbuhan janin yang ditandai dengan taksiran berat janin kurang dari
presentil 10 dan tidak dapat tumbuh sesuai potensi genetik dan ras janin. Anhidramnion merupakan kelainan volume cairan
amnion berupa tidak ditemukannya cairan amnion atau AFI ≤ 2 cm. Ny. FL, perempuan 32 tahun datang dengan keluhan
perut dirasa lebih kecil dari ukuran kehamilan seharusnya dan perut terasa lebih nyeri saat janin bergerak. Gerakan janin
dirasakan aktif, tidak ada perasaan perut mulas maupun keluar air air, lendir, ataupun darah. Pada pemeriksaan USG
didapatkan janin tunggal hidup intrauterine, presentasi bokong, BPD 26w6d, AC 28w0d, EFW 1.133 gram, 27w4d, amniotic
fluid index 0, anhidramnion. Pasien didiagnosis dengan G2P1A0 hamil 30 minggu belum inpartu janin tunggal hidup presentasi
bokong dengan anhidramnion dan IUGR. Pasien kemudian diberikan tatalaksana cairan RL 20 tpm, O 2 nasal canule 5 lpm,
ceftriaxone 1 gram/ 12 jam, dexamethasone 12 mg/24 jam, kemudian dilakukan terminasi kehamilan secara SC. Pasien dan
suami diberikan edukasi mengenai kontrasepsi dan menyetujui untuk pemasangan IUD saat operasi SC. Lahir neonatus hidup
berjenis kelamin laki-laki dengan berat badan lahir 1.000 gram, panjang badan 42 cm, dan Apgar Score 4/6, neonatus
meninggal setelah perawatan 7 hari di NICU dengan diagnosis premature, BBLSR, sespsis dan HMD grade I-II.
Korespondensi: Sonia Mahatva Dwi Pambella, alamat: Jl. Onta No. 2C, Bandar Lampung, email soniamahatva97@gmail.com
20 minggu sehingga jumlah sel berkurang memburuk dan menjadi letal selama masa
secara permanen dan menghambat neonatus, serta menyebabkan tingginya
pertumbuhan janin. Asimetris apabila angka sectio caesarea. 6
ukuran badan janin tidak proporsional, Pemantauan fungsional janin pada
yaitu lingkar perut lebih kecil, namun kasus IUGR dapat dilakukan dengan
skeletal dan diameter kepala normal. Hal pemeriksaan Non-Stress Test (NST),
tersebut dapat disebabkan adanya pemeriksaan indeks cairan amnion, penilaian
kelainan pada kehamilan trimester III yang kesejahteraan janin dengan skor profil
sering disebabkan oleh insufisiensi biofisik, pengukuran Doppler Velocimetry,
plasenta sehingga ukuran sel dalam tubuh pemeriksaan pembuluh darah arteri, dan
janin berkurang. 1-3 pemeriksaan pembuluh darah vena. 5
Etiologi dari IUGR dapat dibagi Penatalaksanaan IUGR pada kehamilan
menjadi faktor maternal, faktor plasenta preterm dilakukan berdasarkan etiologi dari
dan tali pusat, serta faktor janin. Faktor IUGR tersebut, seperti adanya kelainan
maternal diantaranya adalah hipertensi bawaan, infeksi, atau menurunnya sirkulasi
dalam kehamilan, penyakit jantung feto-plasenter. Kemudian ditentukan apakah
sianosis, diabetes melitus lanjut, IUGR tersebut termasuk IUGR simetris atau
hemoglobinopati, penyakit autoimun, asimetris. Tatalaksana diberikan sesuai
malnutrisi, merokok, narkotika, kelainan dengan kondisi maternal, seperti mengurangi
uterus, dan trombofolia. Faktor plasenta stress, meningkatkan asupan nutrisi,
dan tali pusat yaitu sindroma twin to twin mengurangi rokok atau narkoba, dan
transfusion, kelainan plasenta, solusio dianjurkan untuk beristirahat dengan posisi
plasenta kronik, plasenta previa, dan tidur miring ke kiri. Pemberian kortikosteroid
kelainan insersi tali pusat. Faktor janin profilaksis pada kehamilan preterm untuk
dapat berupa infeksi pada janin seperti pematangan paru dapat diberikan hingga usia
HIV, CMV, rubella, herpes, toksoplasmosis, gestasi 36 minggu. Pemberian magnesium
sifilis, dan kelainan kromosom atau sulfat juga direkomendasikan sebagai
genetik. Sedangkan faktor risiko dari IUGR neuroprotector pada kehamilan preterm.
dapat berupa lingkungan sosio-ekonomi Selanjutnya dilakukan pemeriksaan USG
yang rendah, riwayat obstetri yang buruk, untuk evaluasi pertumbuhan dan dilakukan
adanya riwayat IUGR dalam keluarga, dan pemeriksaan Doppler velocimetry arteri
berat badan ibu sebelum kehamilan serta umbilikalis setiap 3 minggu sampai usia
selama masa kehamilan yang rendah. kehamilan 36 minggu atau sampai timbul
Diagnosis IUGR dapat dilakukan dengan keadaan oligohidramnion, dilakukan
palpasi abdomen, pengurukan tinggi pemeriksaan profil biofisik setiap minggu,
fundus uteri (TFU), mengukur TBJ dan serta pemeriksaan NST. Syarat untuk
abdominal circumference (AC), serta dilakukan terminasi segera yaitu jika pasien
pengukur indeks cairan amnion (ICA). 3 ditemukan keadaan anhidramnion pada usia
Salah satu gangguan volume cairan kehamilan 30 minggu atau lebih dengan
amnion yaitu anhidramnion. Anhidramnion adanya deselerasi berulang selama 2 minggu,
didefinisikan sebagai tidak adanya cairan tidak adanya pertumbuhan janin, namun paru
amnion atau Amniotic Fluid Index (AFI) janin sudah matang, dan pada pemeriksaan
yang ≤ 2 cm pada trimester kedua yang Doppler velocimetry ditemukan adanya
dapat dideteksi menggunakan absent end-diastolic flow (AEDF) atau
pemeriksaan ultasonografi (USG). 4-6 reversed end-diastolic flow (REDF). 3,8
Anhidramnion dapat disebabkan karena
adanya ketuban pecah dini (KPD), disfungsi Kasus
plasenta, atau gangguan renal pada janin. 7 Pasien Ny. FL, usia 32 tahun hamil 30
Komplikasi dari anhidramnion dapat minggu, datang ke IGD PONEK Rumah Sakit Abdul
berupa kompresi dari umbilicus yang Moeloek pada tanggal 22 November 2021
menyebabkan asfiksia atau Intrauterine dengan keluhan air ketuban habis. Pasien
Fetal Death (IUFD), gangguan struktur merupakan rujukan dari salah satu rumah sakit
tulang janin, hypoplasia paru yang dapat swasta dalam kota dengan diagnosis gawat janin
premature, BBLSR, sespsis dan HMD grade I-II. Pada pemeriksaan USG didapatkan janin
Pasien pulang pada (26/11/21) dengan tunggal hidup intrauterine, presentasi bokong,
keadaan umum baik, dengan resep pulang BPD 6.67 cm, 26 weeks 6 days, AC 23.66 cm 28
Cefadroxil 500 mg 2x1, Natrium diclofenac 50 weeks 0 day, EFW 1.133 gram, 27 weeks 4 days,
mg 3x1, Vit.B kompleks3x1, dan Sucralfat 500 plasenta di posterior, amniotic fluid index 0,
mg/5 ml 3x1. Sementara neonates meninggal anhidramnion, kesan hamil 26 minggu. Diagnosis
pada (01/12/21) setelah perawatan 7 hari di anhidramnion dapat ditegakkan dengan
NICU dengan diagnosis premature, BBLSR, ultrasonografi yang dapat menentukan Amniotic
sespsis dan HMD grade I-II. Fluid Index (AFI) yang ≤ 2 cm. 10
Amniotic Fluid Index (AFI) adalah
Pembahasan perkiraan atau perhitungan kasar terhadap
Pasien datang dengan keluhan utama jumlah cairan amnion dan merupakan indeks
hamil kurang bulan dengan air ketuban habis. untuk menilai kesejahteraan janin. 11 AFI juga
Pasien merupakan pasien rujukan dengan merupakan bagian dari profil biofisik.
diagnosis gawat janin untuk/asfiksia bayi baru Pengukurn Indeks Cairan Amnion (ICA) atau
lahir=O36.3 + Anhidramnion + IUGR pada Amniotic Fluid Index (AFI) dilakukan dengan
G2P1A0 hamil 30 minggu + bekas SC 1x JTH pemeriksaan USG dengan cara penilaian
Presbo. Butuh perawatan lebih lanjut untuk semikuantitatif. Cara pengukuran AFI: (1) Pada
janin sehingga pasien dirujuk ke Rumah Sakit pengukuran indeks cairan amnion, uterus dibagi
Abdul Moeloek. dalam 4 kuadran yang dibuat oleh garis mediana
Pada anamnesis pasien mengatakan melalui linea nigra dan garis horizontal setinggi
perut dirasa lebih kecil dari ukuran kehamilan umbilikalis. (2) Pada setiap kuadran uterus,
seharusnya. Pasien juga mengeluhkan dicari kantong amnion terbesar, bebas dari
perutnya terasa lebih nyeri saat janin bagian tali pusat dan ekstremitas janin. (3)
bergerak dibandingkan dengan kehamilan Indeks cairan amnion merupakan hasil
sebelumnya. Manifestasi klinis yang dapat penjumlahan dari diameter vertical terbesar
ditemukan pada pasien dengan kantong amnion pada setiap kuadran. (4)
oligohidramnion atau anhidramnion adalah Nilai indeks cairan amnion yang normal
uterus yang lebih kecil dari usia kehamilan, adalah 5-25 cm; bila < 5 cm ₌
ibu merasa nyeri di perut sewaktu ada HIS, oligohidramnion; 5.1-8 cm ₌ low; 8.1-25 cm ₌
dan bila ketuban pecah air ketubannya sedikit normal; > 25 cm ₌ polihidramnion. 11,12
sekali bahkan tidak ada yang keluar, sering
berakhir dengan partus prematurus, ibu
merasa nyeri sekali sewaktu janin bergerak.9
Pada pemeriksaan fisik pasien
didapatkan kesadaran komposmentis.
Tekanan darah 131/85 mmHg, status
generalis pasien didapatkan kepala, hidung,
mulut, leher, jantung, dan paru pasien dalam
batas normal. Pada pemeriksaan obstetri, Gambar 1. Pengukuran 4 kuadran pada AFI11
tinggi fundus uteri didapatkan 21 cm. HIS (-).
Denyut jantung janin 142x/menit.
Pemeriksaan Vaginal Toucher (VT)
menunjukkan portio livid, anterior, OUE
tertutup, fluxus (-), perdarahan aktif (-),
flour (+), erosi/polip/laserasi (-/-/-), tes
nitrazin (-). Pada pukul 14.20 WIB, lahir
neonates hidup laki-laki secara
perabdominal dengan tindakan SSTP (Sectio
Saesarea Transperitoneal Profunda) dengan Gambar 2. Pemeriksaan cairan amnion menurut Phelan,
abdomen dibagi atas 4 kuadran, dan setiap kuadran diukur
APGAR Score 4/6, BB 1000 gram, panjang indeks cairan amnionnya12
badan 42 cm, dan anus (+).
Pengukuran indeks cairan amnion dapat deformitas janin, kompresi tali pusat langsung
juga dilakukan secara Single Pocket: (1) sehingga dapat menimbulkan fetal distress, fetal
Berdasarkan satu kuadran saja; (2) Diambil distress menyebabkan makin terangsangnya
kantong terbesar yang terletak antara dinding nervus vagus dengan dikeluarkannya mekonium
uterus dan tubuh janin; (3) Tidak boleh ada semakin mengentalkan air ketuban.10
bagian janin yang terletak di dalam area Sedikitnya air ketuban, dapat
pengukuran tersebut. 12 menyebabkan terjadinya hubungan langsung
antara membran dengan janin sehingga dapat
menimbulkan gangguan tumbuh kembang janin
intrauterin. Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT)
atau Intrauterine Growth Restriction (IUGR)
adalah janin dengan berat badan kurang atau
sama dengan 10 persentil, atau lingkaran perut
kurang atau sama dengan 5 persentil atau FL/AC
> 24. Hal tersebut dapat disebabkan karena
berkurangnya perfusi plasenta, kelainan
kromosom, dan faktor lingkungan atau infeksi.16
Penentuan IUGR juga dapat ditentukan secara
Gambar 3. Pemeriksaan single pocket didapatkan
68.0 mm
USG dimana biometri tidak berkembang secara
bermakna setelah 2 minggu.
Penyebab pasti anhidramnion masih Diagnosis IUGR dapat dilakukan dengan
belum diketahui. Beberapa keadaan beberapa cara yaitu:17 1) Palpasi abdomen;
berhubungan dengan anhidramnion namun akurasinya terbatas, sehingga tidak boleh
seperti obstruksi saluran traktus urinarius rutin digunakan dan perlu tambahan
janin atau renal agenesis. 13 Penyebab pemeriksaan biometri janin, 2) Mengukur tinggi
anhidramnion adalah absorpsi atau fundus uteri (TFU); akurasinya terbatas,
kehilangan cairan yang meningkat, sensitivitas 56-86% dan spesifisitas 80-93%.
ketuban pecah dini merupakan penyebab Pengukuran TFU secara serial akan meningkatkan
paling tersering, penurunan produksi sensitifitas dan spesifisitas, sehingga dianjurkan
cairan amnion akibat kelainan ginjal pada kehamilan diatas usia 24 minggu, 3)
kongenital yang akan menurunkan Taksiran berat janin (TBJ) dan abdominal
keluaran ginjal janin, dan adanya obstruksi circumference (AC); metode ini lebih akurat pada
kandung kemih atau uretra akan kehamilan risiko tinggi dengan AC<10 persentil
menurunkan luaran urin. 9 Penyebab memiliki sensitifitas 72,9-94,5% dan spesifisitas
anhidramnion secara primer karena 50,6-83,8%, 4) Mengukur indeks cairan amnion
pertumbuhan amnion yang kurang baik, (ICA), Doppler, kardiotokografi (KTG) dan profil
sedangkan secara sekunder yaitu ketuban biofisik; metode tersebut bersifat lemah dalam
pecah dini. 14 Beberapa keadaan yang dapat mendiagnosis IUGR. Metaanalisis menunjukkan
menyebabkan anhidramnion adalah bahwa ICA antepartum <5 cm meningkatkan
kelainan kongenital, Pertumbuhan Janin angka bedah sesar atas indikasi gawat janin. ICA
Terhambat (PJT), ketuban pecah, dilakukan setiap minggu atau 2 kali seminggu
kehamilan post term, insufiensi plasenta tergantung berat ringannya IUGR.17
dan obat-obatan (misalnya golongan Pada pemeriksaan obstetri, leopold I
prostaglandin). 15 didapatkan tinggi fundus uteri didapatkan 21
Komplikasi dari anhidramnion dapat cm, yang seharusnya jika usia kehamilan 30
berupa: 1) Dari sudut maternal tidak ada minggu normal TFU adalah 29.5 - 30 cm. Pada
kecuali akibat persalinannya oleh karena pemeriksaan USG didapatkan EFW 1.133 gram,
sebagian persalinannya dilakukannya dengan berdasarkan kurva taksiran berat janin menurut
induksi dan persalinan dilakukan dengan Hadlock, usia kehamilan 30 minggu taksiran
tindakan secsio sesaria, 2) Komplikasi terhadap berat janin yang diharapkan adalah antara 1.300
janinya menyebabkan tekanan langsung - 1.800 gram.18 Sehingga taksiran berat badan
terhadapat janinnya sehingga menyebabkan janin < 10 persentil. Hasil Amniotic fluid index 0,
kesan anhidramnion. Janin PJT dengan ditemukan keadaan seperti ICA < 2,5 persentil
oligohidramnion akan disertai dengan dengan Doppler velocimetry arteri umbilikalis
peningkatan angka kematian perinatal lebih normal dan Doppler velocimetry arteri
dari 50 kali lebih tinggi.19 Oleh sebab itu umbilikalis hilang (AEDF) atau terbalik (REDF),
oligohidramnion pada PJT diangap sebagai maka pasien memerlukan pemantauan ketat di
suatu keadaan emergensi dan merupakan rumah sakit. Jika pada pasien ditemukan keadaan
indikasi untuk melakukan terminasi kehamilan seperti anhydramnion (tidak ada poket) pada
pada janin viabel. 10,20 usia kehamilan 30 minggu atau lebih, adanya
Tatalaksana medikamentosa yang deselerasi berulang, selama 2 minggu tidak ada
diberikan pada pasien yaitu profilaksis pertumbuhan janin dan paru janin sudah matang,
kortikosteroid berupa dexamethasone 12 dan pada pemeriksaan Doppler velocimtery
mg/24 jam untuk pematangan paru janin. adanya AEDF atau REDF, maka sudah terpenuhi
Pemberian kortikosteroid sebelum paru syarat untuk dilakukan terminasi kehamilan
matang akan memberikan efek berupa segera.18 Secara garis besar, perawatan
peningkatan sintesis fosfolipid surfaktan pada konservatif pada kehamilan <32 minggu
sel pneumosit tipe II dan memperbaiki tingkat sangatlah kontroversial karena diragukan
maturitas paru. Kortikosteroid bekerja dengan manfaatnya, sehingga sebagian besar kasus
menginduksi enzim lipogenic yang dibutuhkan berakhir dengan terminasi kehamilan.
dalam proses sintesis fosfolipid surfaktan dan Morbiditas dan mortalitas perinatal
konversi fosfatidilkolin tidak tersaturasi kehamilan dengan IUGR lebih tinggi daripada
menjadi fosfatidilkolin tersaturasi, serta kehamilan yang normal. Morbiditas perinatal
menstimulasi produksi antioksidan dan antara lain prematuritas, oligohidramnion, DJJ
protein surfaktan. Efeknya pada paru meliputi yang abnormal, meningkatnya angka SC, asfiksia
peningkatan kemampuan dan volume intrapartum, skor APGAR yang rendah,
maksimal paru, menurunkan permeabilitas hipoglikemia, hipokalsemi, polisitemi,
vaskuler, meningkatkan pembersihan cairan hiperbilirubinemia, hipotermia, apnea, kejang
paru, maturase struktur parenkim, dan infeksi. Mortalitas perinatal dipengaruhi
memperbaiki fungsi respirasi, serta beberapa faktor, termasuk derajat keparahan
memperbaiki respon paru terhadap IUGR, saat terjadinya IUGR, umur kehamilan dan
pemberian terapi surfaktan post natal.21 penyebab dari IUGR. Makin kecil persentil berat
Antibiotik profilaksis yang diberikan badan makin tinggi angka kematian perinatal.16
pada pasien yaitu ceftriaxone 1 gram/12 jam.
Pemberian antibiotik profilaksis dilakukan Kesimpulan
untuk mengurangi risiko infeksi pasca operasi. Telah ditegakkan diagnosis G2P1A0 hamil 30
Pemberian antibiotik sebelum tindakan SC minggu belum inpartu dengan riwayat sectio
juga dapat mengurangi insiden demam, infeksi caesarea 1x janin tunggal hidup presentasi
luka operasi, endometritis, dan infeksi. bokong dengan anhidramnion dan intrauterine
Antibiotik profilaksis harus disesuaikan dengan growth restriction pada pasien wanita usia 32
mikroorganisme yang dapat menyebabkan tahun. Bayi laki-laki dilahirkan secara
infeksi sesuai dengan peta kuman dan perabdominal dengan berat badan lahir 1.000
sensitivitasnya terhadap antibiotik. Jenis gram dan panjang badan 42 cm serta Apgar
antibiotik yang diberikan pada pasien yaitu Score 4/6. Neonatus meninggal setelah
golongan sefalosporin generasi ketiga berupa perawatan 7 hari di NICU dengan diagnosis
ceftriaxone. Waktu pemberian antibiotik premature, BBLSR, sespsis dan HMD grade I-II.
profilaksis yang direkomendasikan oleh WHO Pasien diberikan tatalaksana cairan Ringer
adalah 15 – 60 menit sebelum dimulainya Laktart 20 tpm, oksigen 5 lpm, dexamethasone
prosedur section caesarea untuk mencapai 12 mg/12 jam untuk pematangan paru janin,
kadar antibiotik yang cukup pada saat dan antibiotik profilaksis ceftriaxone 1 gram/12
prosedur dilakukan. Rute pemberian antibiotik jam untuk mencegah infeksi. Persalinan
profilaksis yaitu secara intravena.22-24 kemudian dilakukan secara section caesarea.
Penatalaksanaan pada kehamilan
preterm usia kehamilan <32 minggu, jika