Anda di halaman 1dari 167

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN FISKUS DALAM RANGKA

MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI


KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA SENEN
2020 – 2022

SKRIPSI

Disusun Oleh :

FARRA ALIFIANANDA NUR

NPM : CA191110146

Program Studi : Ilmu Administrasi Publik

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK

INSTITUT ILMU SOSIAL DAN MANAJEMEN STIAMI

JAKARTA

2023
ANALISIS KUALITAS PELAYANAN FISKUS DALAM RANGKA
MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA SENEN
2020 - 2022

SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Memperoleh Gelar
Sarjana Administrasi Publik (S.AP) Program Studi Strata Satu
Insitut Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI

Disusun Oleh :

FARRA ALIFIANANDA NUR


NPM : CA191110146
Program Studi : Ilmu Administrasi Publik

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI


PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK
INSTITUT ILMU SOSIAL DAN MANAJEMEN STIAMI
JAKARTA
2023

ii
ANALISIS KUALITAS PELAYANAN FISKUS DALAM RANGKA
MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA SENEN
2020 - 2022

FARRA ALIFIANANDA NUR


NPM : CA191110146
Program Studi : Ilmu Administrasi Publik

SKRIPSI
Diajukan guna memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar
Sarjana Administrasi Publik (S.AP) Program Studi Strata Satu telah
disetujui oleh Pembimbing dan Ketua Pgrogram Studi pada tanggal
seperti tertera dibawah ini
Jakarta, .. .. 2023

Menyetujui,

Mira Permata Sari, S.AP., MA


Pembimbing

Menyetujui,

Eka Rofiyanti, S.AP, M.Si


Ketua Program Studi Administrasi Publik

iii
ANALISIS KUALITAS PELAYANAN FISKUS DALAM RANGKA
MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA SENEN
2020 – 2022

FARRA ALIFIANANDA NUR


NPM : CA191110146
Program Studi : Ilmu Administrasi Publik

SKRIPSI
Diajukan guna memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar
Sarjana Administrasi Publik (S.AP) Program Studi Strata Satu telah
disetujui Tim Penguji dan disahkan Rektor Institut Ilmu Sosial dan
Manajemen STIAMI pada tanggal seperti tertera di bawah ini
Jakarta, .. … 2023

1. …………………… ………………………
Ketua Tim Penguji

2. …………………… ………………………
Penguji Ahli

3. Mira Permata Sari, S.AP., MA ………………………


Dosen Pembimbing

Mengesahkan,
Dekan Fakultas Ilmu Administrasi
Institut Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI

Diana Prihadini, S.Sos., M. Si


NIK : 199905053

iv
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan:

1. Karya tulis saya, skripsi ini, adalah asli dan belum pernah diajukan
untuk mendapatkan gelar akademik* (sarjana, magister, dan atau
doktor) di perguruan tinggi lain.
2. Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya
sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Dosen Pembimbing
dan masukan dari Tim Penguji.
3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah
ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan
jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan
nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di
kemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam
pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik
berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh, serta sanksi lainnya
sesuai dengan norma yang berlaku di perguruan tinggi ini.

Jakarta, ……….. 2023 Yang membuat

peryataan,

Materai 6.000

Farra Alifiananda Nur


CA191110146

v
MOTTO

“ Barangsiapa Tidak Mau Merasakan Pahitnya Belajar, Ia Akan

Merasakan Hinanya Kebodohan Sepanjang Hidupnya.”

- Imam Syafi’I –

“ Maka Sesungguhya Bersama Kesulitan Itu Ada Kemudahan. ”

- Qs Al Insyirah : 5 –

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas


rahmat, hidayah, dan inayah-Nya serta ditambah dengan semangat dan
kerja keras sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul
“ ANALISIS KUALITAS PELAYANAN FISKUS DALAM RANGKA
MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA SENEN 2020 -
2022 ”.

Penulisan skripsi dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu


syarat guna memperoleh gelar kesarjanaan Sarjana Ilmu Administrasi
Publik dari Institut Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI.

Penulis menyadari, bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,


maka kritik dan saran membangun penulis harapkan dari berbagai pihak
demi kesempurnaan substansi skripsi ini.

Besar harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi


yang memerlukan, khususnya bagi peneliti yang bermaksud untuk
melakukan penelitian lanjutan.

Jakarta, ….. …. 2023

Farra Alifiananda Nur


Penulis,

vii
Ucapan Terima Kasih

Dalam penyelesaian skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan dan

perhatian yang tidak terhingga dari berbagai pihak. Untuk itu pada

kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Tuhan Yang Maha Kuasa atas Rahmat dan Hidayah-Nya.

2. Orangtua Penulis Ayahanda Muhammad Nur dan Ibunda Mardiana

yang sangat penulis sayangi yang tak henti-hentinya memberikan

doa, dukungan, dan nasehat hingga sampai detik ini penulis tetap

kuat dan bersemangat dalam menyelesaikan S1.

3. Bapak Prof. Dr. Ir. Wahyuddin Latunreng, MM. selaku Rektor Institut

Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI.

4. Ibu Diana Prihadini, S.Sos., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu

Administrasi.

5. Ibu Eka Rofiyanti, S. AP, M.Si. selaku Ketua Program Studi Ilmu

Administrasi Bisnis / Publik.

6. Mira Permata Sari, S.AP., MA selaku Dosen Pembimbing yang telah

meluangkan waktu dan pikirannya untuk membimbing,

mengarahkan dan memberikan semangat kepada penulis selama

penyusunan skripsi ini.

7. Direktorak Jenderal Pajak (DJP) dan Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Jakarta Senen selaku sumber informasi yang telah

mengijinkan penulis dalam menyusun skripsi ini

viii
8. Narasumber yaitu Seksi Pelayanan dan Penyuluhan Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Senen dan Wajib Pajak serta

Dosen Institut Ilmu Sosial dan Manejemen STIAMI terima kasih atas

waktu yang telah disediakan untuk penulis dalam menjawab

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh penulis.

9. Rekan – rekan di Institut STIAMI yang bernama Shofa Nirwana S.AP,

Achmad Riyadhi S.AP, Erika Anabela Sihombing S.AP, Cornelia

Atini S.AP, yang telah banyak membantu mendukung dalam

menyelesaikan skripsi ini.

10. Sahabat yang sangat penulis sayangi, Salshabila Puty Fadillah SE,

yang dengan penuh kesabaran selalu mensupport dan memberikan

nasihat-nasihat menjadi sumber inspirasi dan motivasi penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

11. Rekan kerja di PT. SanSan Yosindo yang telah mendukung penulis.

12. Seluruh Staff dan Dosen Institut Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI.

13. “Lastly, thanks to myself, for fighting as far and as hard as I have

until now, through all the obstacles and trials that are not easy. thank

you for sticking around i'm great.”

Terima kasih atas bantuan dan bimbingan semua pihak yang sungguh amat

tidak ternilai, semoga Tuhan Yang Maha Esa membalasnya dengan yang

lebih baik. Terima kasih.

ix
ABSTRAK

Analisis Kualitas Pelayanan Fiskus Dalam Rangka Meningkatkan


Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Jakarta Senen 2020 – 2022

Farra Alifiananda Nur, CA191110146

Kata Kunci : Kualitas, Pelayanan Fiskus, Kepatuhan Wajib Pajak.

Penelitian dilatar belakangi oleh Penerimaan Pajak yang menurun di tahun


2020–2021. Beberapa kemungkinan yang menyebabkan wajib pajak KPP
Pratama Jakarta Senen tidak patuh dalam kewajiban perpajakan. Pertama,
minimnya pengetahuan kewajiban perpajakan. Kedua, kesadaran dalam
membayar pajak. Ketiga, kualitas pelayanan fiskus. Ketika Wajib Pajak
merasa puas dengan pelayanan yang diberikan petugas pajak, maka akan
mendorong Wajib Pajak untuk patuh dalam melaksanakan kewajiban
perpajakannya. Tujuan penelitian untuk menganalisis kualitas pelayanan
fiskus dalam rangka meningkatkan kepatuhan wajib pajak orang pribadi
KPP Pratama Jakarta Senen 2020-2022, hambatan dan upaya dalam
mengatasi hambatan. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah
kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Sumber data terdiri dari data
primer berupa hasil wawancara dan data sekunder berupa data-data
dokumentasi. Hambatan yang terjadi susahnya mendapatkan informasi dan
pelayanan fiskus via online, jaringan server yang suka down dan kurangnya
sosialisasi yang diberikan oleh fiskus. Upaya untuk mengatasi hambatan
meningkatkan sosialisasi kewajiban perpajakan, perbesar jaringan server
dan menambah kuantitas SDMnya.

xi
ABSTRACT

ANALYSIS OF FISCAL SERVICE QUALITY TO ENHANC COMPLIANCE


OF INDIVIDUAL TAXPAYERS AT THE JAKARTA SENEN PRIMARY
TAX SERVICE OFFICE, 2020-2022

Farra Alifiananda Nur


CA191110146

The research is motivated by the decline in Tax Revenue in 2020-


2021. Several possible factors contribute th the non-compliance of
taxpayers at the Jakarta Senen Primary Tax Service Office. Firstly, the lack
of tax obligation knowledge. Secondly, the awareness to fulfill tax
obligations, thirdly, the quality of fiscal service. When taxpayers are satisfied
with the service provided by tax officers, it encouranges them to comply with
their tax obligations. The research aims to analyze the quality of fiscal
service in order to enhance the compliance of individual taxpayers at the
Jakarta Senen Primary Tax Service Office from 2020 to 2022, as well as
identify obstacles and efforts in overcoming them. The research adopts a
qualitative approach with a descriptive research design. The data sources
consist of primary data obtained through interviews and secondary data
comprising documentation. The identified obstacles include difficulties in
obtaining information and fiscal service online. frequent server network
issues, and inadequate socialization provided by fiscal authorities. Efforts to
overcome these obstacles involve increasing socialization on tax
obligations, expanding the server network, and augmenting the quantity of
human resources involved.

Keywords: Quality, Fiscal Service, Taxpayer Compliance.

xi
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ………...……………………………………………… i&ii


LEMBAR PERSETUJUAN ..………………………………………..………. iii
LEMBAR PENGESAHAN …………………………………………….…… iv
PERNYATAAN ……………………………………………………..…… v
MOTO …………………………………………………………….…… vi
KATA PENGANTAR ……………………………………..…………... vii
UCAPAN TERIMA KASIH ………………………………………….…...… viii
ABSTRAK ………………………………………………...………...……… xi
ABSTRACT …………………………………………...………………...…… xi
DAFTAR ISI ……………………………………………………………..…… xii
DAFTAR TABEL ………………………………………………….…...… xvi
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………..… xvii
BAB I PENDAHULUAN …………………………………..……………... 18
A . Latar Belakang Penelitian ……………………………..…... 18
B. Ruang Lingkup Penelitian ……………………………..…... 23
C. Pertanyaan Penelitian …………………………………..…...… 23
D. Tujuan Penelitian ……………………………………..…... 24
E. Manfaat Penelitian …………………………………………. 25
BAB II KAJIAN LITERATUR …………………………………………. 26
A. Penelitian Terdahulu …………………………………………. 26
B. Kajian Pusaka …………………………………………………. 32
1. Teori Administrasi ………………………………………… 32
2. Pengertian Administrasi Publik …………………………. 33
3. Administrasi Perpajakan …………………………………. 34
3. 1. Pengertian Administrasi Perpajakan …………….. 34
3. 2. Kegunaan Administrasi Perpajakan …………….. 35
4. Pajak …………………………………………………………. 36

xii
5. Information and Communication Technology (ICT) …….. 37
6. Sistem Pemungutan Pajak …………………………………. 38
6.1. Syarat Pemungutan Pajak …………………………. 39
6.2. Hambatan Dalam Pemungutan Pajak …………. 40
7. Pengertian Pelayanan Fiskus …………………………. 41
7.1. Hak dan Kewajiban Fiskus …………………………. 43
8. Wajib Pajak …………………………….…………………… 43
8.1. Kepatuhan Wajib Pajak ………….……………… 44
8.2. Faktor yang Mempengaruhi Wajib Pajak ………… 44
8.3. Indikator Kepatuhan Wajib Pajak …………….…… 46
9. Pengertian SPT …………………………….…………….… 46
10. Kesadaran ………………………………………….……… 47
10.1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesadaran
Membayar Pajak ………………………….……… 47
11. Sanksi Pajak ……………………………………………….… 49
C. Kerangka Konseptual ……….………………………………… 51
D. Model Konseptual …………….…………………………… 53
BAB III METODE PENELITIAN ………………….……………………… 54
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ………….……………… 54
B. Operasionalisasi Konsep ……………………….………… 55
C. Teknik Pengumpulan Data …………………………….…… 57
D. Penentuan Informan ……………….………………………… 59
E. Teknik Analisa Data …………………….…………………… 61
F. Lokasi dan Jadwal Penelitian ………………….……………… 62
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………………… 65
A. Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama
Jakarta Senen ………………………………………………… 65
1) Sejarah Singkat KPP Pratama Jakarta Senen ………… 65
2) Visi dan Misi KPP Pratama Jakarta Senen ………….…. 66
3) Tugas dan Fungsi KPP Pratama Jakarta Senen ……… 67

xiii
4) Susunan Organisasi KPP Pratama Jakarta Senen …… 69
5) Struktur dan Tugas Organisasi KPP Pratama Jakarta
Senen ……………………………………………..………… 70
B. Hasil Penelitian ………………………………………………… 73
1) Analisis Kualitas Pelayanan Fiskus Dalam Rangka
Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Jakarta senen ……………… 73
2) Analisis Hambatan Kualitas Pelayanan Fiskus Dalam Rangka
Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi kantor
Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Senen ……………… 100
3) Analisis Upaya Yang Dilakukan Dalam Mengatasi Hambatan
Yang Dihadapi Pada Kualitas Pelayanan Fiskus Dalam
Rangka Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Senen ……... 104
C. Pembahasan ……………………………………………..… 107
1) Analisis Kualitas Pelayanan Fiskus Dalam Rangka
Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Jakarta senen ……………… 107
2) Analisis Hambatan Kualitas Pelayanan Fiskus Dalam Rangka
Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi kantor
Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Senen ……………… 113
3) Analisis Upaya Yang Dilakukan Dalam Mengatasi Hambatan
Yang Dihadapi Pada Kualitas Pelayanan Fiskus Dalam
Rangka Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Senen …… 115
BAB V PENUTUP ………………………………..……………… 119
A. KESIMPULAN …...………………………………..……… 119
B. SARAN ……………………………………………….…… 120

xiv
DAFTAR PUSAKA ……..………………………………………………… 122
PEDOMAN WAWANCARA ……………………………………….…… 125
LAMPIRAN ………………………………………………………..……… 163
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ……………………………………….…… 167

xv
DAFTAR TABEL

Table I.1 Data Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Kantor


Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Senen 2020 – 2022 ….………… 20
Tabel I.2 Penelitian Terdahulu ……………………………………….... 26
Tabel I.3 Data Informan …………………………………………..…….. 60
Tabel I.4 Jadwal Penelitian …………………………………………… 64
Tabel I.5 Daftar Informan ………………………………………….….. 74
Tabel I.6 Data Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Senen 2020 – 2022 ………..… 103

xvi
DAFTAR GAMBAR

Gambar I.1 Model Konseptual ………………………………………… 53

Gambar I.2 Susunan Organisasi KPP Pratama Jakarta Senen .… 69

xvii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009, pajak adalah

kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau

badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan

tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk

keperluan negara bagi kemakmuran rakyat.

Penerimaan pajak merupakan sumber dana bagi pemerintah yang

digunakan untuk membiayai pengeluaran – pengeluaran umum yang

bermanfaat bagi kepentingan masyarakat luas. Sebagai sumber

penerimaan yang berasal dari dalam negeri, pajak memiliki potensi yang

besar untuk ditingkatkan. Oleh karena itu, pemerintah dalam hal ini

Direktorat Jenderal Pajak (DJP) berupaya mengoptimalkan penerimaan

pajak melalui banyak hal, salah satunya adalah Pelayanan Fiskus, untuk

menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam membayar pajak dan

memenuhi kewajibannya sebagai Wajib Pajak.

Kualitas Pelayanan fiskus merupakan pelayanan yang sangat

penting karena sebagian besar pendapatan negara bersumber dari

wajib pajak yang patuh akan pajak. Untuk itu pelayanan fiskus perlu

menjadi perhatian utama dalam hal ini oleh Direktorat Jenderal Pajak.

18
Peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan diharapkan dapat

memberikan kepuasan Wajib Pajak orang pribadi yang menjadi upaya

dalam meningkatkan kepatuhan pajak. Karena dengan pelayanan

terbaik dapat mendorong masyarakat untuk melaksanakan kewajiban

pajaknya. Sebagaimana penelitian terdahulu R. Jordan Niratmika

Baskoro, mengenai Analisis Layanan Fiskus Pada Kepatuhan Wajib

Pajak Kapubaten Minahasa Utara menyatakan bahwa Layanan Fiskus

berpengaruh positif pada Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dalam

membayar pajak periode Tahun 2013-2015 di Kabupaten Minahasa

Utara. Dari uraian tersebut, dapat dikatakan bahwa sikap Wajib Pajak

dalam memandang kualitas pelayanan fiskus berpengaruh terhadap

kepatuhan Wajib Pajak di dalam membayar pajak dan pada akhirnya

berdampak pada penerimaan negara.

Secara umum, kesadaran masyarakat untuk membayar pajak masih

cukup rendah. Rendahnya kesadaran pajak yang berada di Indonesia

dikarenakan minimnya kualitas pelayanan fiskus, kurangnya

penyuluhan dan informasi perpajakan kepada masyarakat dan

minimnya pengetahuan masyarakat dalam pelaporan perpajakan.

Dengan Rasio Kepatuhan Wajib Pajak yang jumlah wajib pajak orang

pribadi wajib lapor mengalami perubahan penurunan dan kenaikan

dalam 3 tahun terakhir, seperti data dibawah ini :

19
Tabel I.6

Data Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Jakarta Senen 2020 – 2022.

Tahun Jumlah Wajib Pajak Jumlah WP Wajib Jumlah Rasio

Terdaftar Lapor SPT Tahunan Pelaporan SPT Kepatuhan

2020 61.519 24.136 18.826 78,00%

2021 65.324 19.336 17.262 89,27%

2022 69.061 18.709 18.471 98,73%

Sumber : Diolah dari KPP Pratama Jakarta Senen

Berdasarkan data yang diperoleh dari KPP Pratama Jakarta Senen.

Pada Tahun 2020 jumlah pelaporan SPT masih dibawah jumlah WP

wajib Lapor SPT Tahunan yaitu dengan jumlah pelaporan wajib pajak

sebesar 18.826 dari 24.136 wajib pajak dengan rasio kepatuhan pajak

78%. Setahun setelahnya jumlah pelaporan SPT Tahunan Kembali

menurun dengan jumlah pelaporan wajib pajak sebesar 17.262 dari

19.366 wajib pajak dengan rasio kepatuhan pajak sebesar 98,27%.

Pada tahun 2022 mengalami peningkatan dengan jumlah pelaporan

wajib pajak sebesar 18.471 dari 18.709 wajib pajak dengan rasio

kepatuhan 98,73%.

Tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi yang melaporkan pajak

disetiap tahun mengalami perubahan penurunan dan kenaikan jumlah

wajib pajak orang pribadi yang lapor. Hal tersebut diindikasi karena

20
kualitas pelayanan yang belum maksimal, rendahnya tingkat kepatuhan

wajib pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Senen

disebabkan oleh beberapa fenomena diantaranya.

Pertama, kurangnya sosialisasi perpajakan yang dilakukan oleh

fiskus dalam hal tata cara pelaporan pajak menyebabkan masih banyak

wajib pajak orang pribadi yang kurang memahami tata cara dan

prosedur penyetoran pajak, yang menyebabkan wajib pajak enggan

membayar pajak dikarenakan prosesnya dianggap sulit untuk di pahami.

Di tengah pandemi covid-19 pelayanan fiskus pajak tetap berjalan,

akan tetapi pelayanan dilakukan secara online, melalui saluran eletronik

yang tersedia seperti DJP Online, e-mail, dan telepon unit kerja. Hal

tersebut dilakukan Dirjen Pajak agar wajib pajak orang pribadi tetap

mendapatkan pelayanan selama pandemi.

Bagi wajib pajak yang minim pengetahuan akan tata cara pelaporan

pajak tentunya akan menghambat dan mempengaruhi tingkat

kepatuhan wajib pajak. Wajib pajak dikatakan sadar untuk membayar

pajak ketika ia memiliki pengetahuan yang cukup tentang perpajakan,

memiliki karakteristik patuh dan telah mendapatkan penyuluhan yang

memadai.

Kedua, Fiskus diharapkan memiliki kompetensi dalam arti memiliki

keahlian (skill), pengetahuan (knowledge), dan pengalaman

(experience) dalam hal kebijakan perpajakan, administrasi pajak dan

21
Undang-undang perpajakan. Selain itu Fiskus juga harus memiliki

motivasi yang tinggi sebagai pelayan publik, guna meningkatkan

kepatuhan wajib pajak orang pribadi.

Namun saat terjadi kendala dalam pelaporan pajak pada Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Senen, petugas fikus belum cakap

dalam menindaklanjuti pengaduan dari masyarakat atau belum

sepenuhnya membantu menyelesaikan kendala dan hambatan yang

dirasakan oleh wajib pajak.

Ketiga, fasilitas fisik seperti ruang tunggu, formulir pajak yang

tersedia secara lengkap, lahan parkir yang memadai membuat wajib

pajak merasa nyaman saat berada di kantor pajak. Namun

kenyataannya minimnya ruang tunggu dan formulir pajak yang tersedia

menjadi penghambat pada saat pelaporan pajak. wajib pajak yang

datang untuk melaporkan pajak harus mengurungkan niatnya untuk

melapor pajak, pada saat melihat KPP penuh dan menunda pelaporan

pajaknya.

Berdasarkan fenomena dan penjelasan di atas, peneliti melakukan

penelitian berjudul “Analisis Kualitas Pelayanan Fiskus Dalam

Rangka Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Senen 2020–2022”.

22
B. Ruang Lingkup Penelitian

Berdasarkan penelitian yang akan peneliti lakukan maka peneliti

menetapkan batas ruang lingkup penelitian sebagai berikut :

1. Peneliti hanya membahas Kualitas Pelayanan Fiskus Dalam Rangka

Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Senen 2020 - 2022.

2. Peneliti hanya membahas Hambatan Kualitas Pelayanan Fiskus

Dalam Rangka Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Senen 2020 - 2022.

3. Peneliti hanya membahas upaya yang dilakukan fiskus dalam

menghadapi hambatan Kualitas Pelayanan Fiskus Dalam Rangka

Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Senen 2020 - 2022.

C. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat disampaikan bahwa yang

menjadi pertanyaan penelitian dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana Kualitas Pelayanan Fiskus Dalam Rangka

Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Senen 2020 – 2022 ?

2. Faktor apa saja yang menghambat fiskus dalam memberikan

Kualitas Pelayanan Fiskus Dalam Rangka Meningkatkan

23
Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Jakarta Senen 2020 – 2022 ?

3. Upaya apa yang telah dilakukan fiskus dalam menghadapi

hambatan Kualitas Pelayanan Fiskus Dalam Rangka

Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Senen 2020 – 2022 ?

D. Tujuan Penelitian

Mengacu pada pertanyaan penelitian yang dijelaskan diatas,

Adapun yang menjadi tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis Kualitas Pelayanan Fiskus

Dalam Rangka Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Senen 2020 - 2022.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis faktor penghambat Kualitas

Pelayanan Fiskus Dalam Rangka Meningkatkan Kepatuhan Wajib

Pajak Orang Pribadi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta

Senen 2020 - 2022.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis upaya yang telah dilakukan

fiskus dalam menghadapi hambatan Kualitas Pelayanan Fiskus

Dalam Rangka Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Senen 2020 - 2022.

24
E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Manfaat Akademik

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sarana

pengembangan ilmu pengetahuan serta memperluas wawasan baik

bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca mengenai Analisis

Kualitas Pelayanan Fiskus Dalam Rangka Meningkatkan Kepatuhan

Wajib Pajak Orang Pribadi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta

Senen 2020 - 2022.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan

sumber informasi atau referensi untuk penelitian yang akan datang

tentang Analisis Kualitas Pelayanan Fiskus Dalam Rangka

Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Senen 2020 - 2022.

3. Manfaat Bagi Penulis

Manfaat hasil penelitian ini bagi penulis adalah sebagai syarat

menyelesaikan Studi Strata 1 (S1) Fakultas Ilmu Administrasi Publik

di Institut Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI dan dapat menambah

wawasan keilmuan tentang Analisis Kualitas Pelayanan Fiskus

Dalam Rangka Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Senen 2020 - 2022.

25
BAB II

KAJIAN LITERATUR

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu adalah penelusuran terhadap penelitian karya

ilmiah yang relavan dengan permasalahan yang dibahas sebelumnya

dan dijadikan sebagai bahan kajian karya ilmiah selanjutnya dengan

memiliki permasalahan yang sama atau hampir sama dengan penelitian

yang akan dilakukan.

Adapun hasil penelitian terdahulu mengenai topik yang berkaitan

dengan penelitian ini dapat dilihat dalam tabel antara lain :

Penelitian Pertama

Nama Alabede, James O and Zainal Affrin, Zaimah and Md.

Peneliti Idris, Kamil (2011). pp. 90-108. ISSN 1450-2275

Tax service quality and compliance behaviour in Nigeria:


Judul
Do taxpayer’s financial condition and risk preference
Penelitian
play any moderating role.

Metode
Deskriptif kualitatif.
Penelitian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi kualitas


Hasil
pelayanan pajak berhubungan positif dan signifikan
Penelitian
dengan perilaku kepatuhan pajak. Studi ini juga

26
mengungkapkan bahwa kondisi keuangan wajib pajak

dan preferensi risiko secara bersama-sama

memoderasi hubungan antara persepsi kualitas

layanan pajak dan perilaku kepatuhan.

Penelitian Kedua

Nama
Mirnawati / 222015090 / 2020 / (tahun 2020)
Peneliti

Analisis Kualitas Pelayanan Fiskus Dan Kesadaran Wajib

Judul Pajak Dalam Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak

Penelitian Kendaraan Bermotor (Studi Kasus Pada Kantor Bapenda

Kota Palembang)

Metode
Deskriptif Kualitatif
Penelitian

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa:

1) dalam penelitian ini indikator yang digunakan untuk

mengukur kualitas pelayanan pajak kendaraan bermotor


Hasil
di Kantor Bapenda Kota Palembang terdiri dari Tangibles
Penelitian
(bukti nyata), Reliability (kehandalan), Responsiveness

(daya tanggap), Assurance (jaminan), dan Empaty

(empati),

27
2) kurangnya informasi dari pihak pemerintah kepada

wajib pajak, dalam hal ini masyarakat menyebabkan

kurangnya kesadaran untuk membayar pajak kendaraan

bermotor.

Penelitian Ketiga

Nama
Agustuti Handayani, Azza Fitria (Tahun 2021)
Peneliti

Analisis Kualitas Pelayanan Pajak Drive Thru Units


Judul
Pelayanan Cepat (UPC) Pada Samsat Raja basa
Penelitian
Lampung

Metode
Kualitatif
Penelitian

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa pelayanan yang

diberikan oleh petugas Samsat Drive Thru UPC sudah

cukup baik dalam melayani masyarakat wajib pajak

Hasil hanya saja terdapat kurangnya fasilitas gedung yang

Penelitian tidak memadai dan tidak terlihat oleh masyarakat wajib

pajak bahwa Samsat Rajabasa memiliki Samsat

Pembantu Drive Thru UPC

28
Penelitian Keempat

Nama
Robby kurniawan, Sundari Apriliyanti, dan zelika fitri dewi
Peneliti
(Vol. 1, No. 1, Tahun 2019)

Analisis Kualitas Pelayanan Fiskus Terhadap Perilaku

Judul Wajib Pajak Dan Kepatuhan Wajib Pajak Di Badan

Penelitian Pendapatan Daerah (Bapenda) Kabupaten Kuantan

Singingi.

Metode
Kualitatif
Penelitian

Hasil Penelitian menunjukan kesadaran masyarakat

Hasil terhadap pajak masih rendah karena sudah hilangnya

Penelitian kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah untuk

menerapkan perpajakan tersebut.

Penelitian Kelima

R. Jordan Niratmika Baskoro, Robert Lambey. ISSN


Nama
2303-1174 R.J.N. Baskoro., R. Lambey. Analisis
Peneliti
Layanan Fiskus Tahun 2013 – 2015.

Judul ANALISIS LAYANAN FISKUS PADA KEPATUHAN

Penelitian WAJIB PAJAK DI KABUPATEN MINAHASA UTARA

29
Metode
Kualitatif
Penelitian

Layanan Fiskus berpengaruh positif pada Kepatuhan

Wajib Pajak (WPOP Karyawan)dalam membayar pajak

periode Tahun 2013-2015 di Kabupaten Minahasa Utara,

tetapi kurang berpengaruh positif pada Wajib Pajak (WP

Badan dan WPOP Non karyawan) dalam membayar

pajak periode

Hasil Tahun 2013-2015 di Kabupaten Minahasa Utara.

Penelitian Pimpinan KPP Pratama Bitung sebaiknya dapat

melakukan perluasan Tempat Pelayanan Terpadu (TPT)

untuk mempermudah pengawasan dan pelayanan

penyuluhan kepada Wajib Pajak, sehingga diharapkan

dapat meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak di

Kabupaten Minahasa Utara.

Penelitian Keenam

Nama Selvi, S.AP., MA, Tulus Santoso, S.Sos, MA, Herlina

Peneliti Windy Setianingsih

Judul ANALISIS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN

Penelitian PEMUNGUTAN PAJAK REKLAME PADA BADAN

30
PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH KOTA

ADMINISTRASI JAKARTA PUSAT TAHUN 2016

Metode Kualitatif

Penelitian

Hasilnya menunjukkan bahwa pada tahun 2014 s.d 2016

penerimaan pajak reklame di jakarta pusat mengalami


Hasil
penurunan setiap tahunnya. Ada beberapa kendala
Penelitian
dalam pemungutan dan pengawasan pajak reklame .

Tapi ada juga yang harus dilakukan dalam mengatasi

hambatan tersebut

Penelitian Ketujuh

Nama Suryani, 2016 Jurnal Managemen Vo.2 No. 1 2016

Peneliti

Pelayanan Prima Dalam Pembuatan Akta Kelahiran Di


Judul
Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kabupaten
Penelitian
Toraja Utara.

Metode Kualitatif

Penelitian

31
Hasil Dalam pembuatan akte perkawinan memerlukan kualitas

Penelitian pelayanan yang baik dan pemahaman yang jelas dari

masyarakat tentang pentingnya akte perkawinan

Beberapa penelitian di atas merupakan salah satu faktor pendorong

bagi peneliti untuk melakukan penelitian yang relatif sama. Meski

demikian, penelitian yang akan dilakukan memiliki kebaharuan dengan

penelitian sebelumnya, antara lain lokasi penelitian dan variabel

penelitian. Dimana dalam penelitian ini yang akan diteliti yaitu Kualitas

Pelayanan Fiskus Dalam Rangka Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak

Orang Pribadi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Senen 2020 -

2022.

B. Kajian Pusaka

Berikut penulis uraikan kajian literatur yang penulis gunakan sebagai

latar belakang informasi mengenai teori dan konsep yang akan

memperkuat pembahasan dalam bab berikutnya.

1. Teori Administrasi

Ada beberapa pendapat menurut para ahli mengenai pengertian

administrasi diantaranya yaitu :

1. Siagian (dalam Anggara 2016 : 21), menyatakan bahwa :

Administrasi adalah keseluruhan proses kerja sama antara dua

orang manusia atau lebih yang dilaksanakan atas rasionalitas

tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

32
2. Anggara (2016: 11) menyatakan bahwa:

Administrasi diartikan sebagai suatu proses

pengorganisasian sumber-sumber sehingga tugas pekerjaan dalam

organisasi tingkat apapun dapat dilaksanakan dengan baik.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka penulis mengambil

kesimpulan bahwa pengertian administrasi merupakan

serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dari

proses pelaksanaan hingga keputusan yang diambil mencapai

tujuan yang telah di tetapkan.

2. Pengertian Administrasi Publik

Beberapa pengertian administrasi publik menurut para ahli yaitu :

1. Menurut Silalahi (dalam Zulkifli 2014;11)

Administrasi adalah kerjasama yang dilakukan sekelompok

orang berdasarkan pembagian kerja sebagaimana ditentukan

dalam struktur dengan mendaya gunakan sumberdaya-

sumberdaya untuk mencapai tujuan secara efektif dan efesien.

2. Menurut Nicholas Henry (dalam Mulyadi 2016;34)

Administrasi Publik adalah suatu kombinasi yang kompleks

antara teori dan praktik dengan tujuan mempromosikan

pemahaman terhadap pemerintah dalam hubungannya dengan

masyarakat yang diperintah dan juga mendorongkan kebijakan

publik agar lebih responsive terhadap kebutuhan sosial.

33
Administrasi publik berusaha melembagakan praktik-praktik

manajemen agar sesuai dengan nilai efektifitas dan efesiensi.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka penulis menyimpulkan

bahwa pengertian administrasi publik adalah seluruh kegiatan

administrasi untuk melaksanakan semua urusan publik dengan

peraturan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan pemerintahan.

3. Administrasi Perpajakan

3. 1. Pengertian Administrasi Perpajakan

a) Menurut Pandiangan (2014) :

Administrasi perpajakan adalah kegiatan yang berhubungan

dengan bidang tata usaha dan pelayanan kepada wajib pajak

yang dijalankan oleh pegawai pajak untuk melunasi pembayaran

wajib pajak di bidang pajak.

b) Menurut Rahayu (2010) :

Administrasi pajak adalah prosedur berupa tahap-tahap sebagai

berikut: pendaftaran, penetapan besarnya pajak, melunasi pajak,

melaporkan pajak, serta penagihan pajak.

Berdasarkan pendapat - pendapat tersebut di atas tentang

administrasi perpajakan, maka peneliti menyimpulkan bahwa

administrasi perpajakan adalah kegiatan di bidang tata usaha dan

pelayanan yang dijalankan oleh setiap pegawai pajak sebagai

pemungut pajak, dan di sisi lain administrasi perpajakan sangat

34
dibutuhkan wajib pajak karena semua yang menyangkut perpajakan

telah diatur sedemikian rupa dengan baik.

3. 2. Kegunaan Administrasi Perpajakan

Sistem administrasi pajak yang mudah dan sederhana akan

memotivasi setiap wajib pajak untuk membayar pajak yang terutang.

Wajib pajak lebih menyukai apabila sistem administrasi yang mudah dan

tidak rumit dalam proses pendaftaran sampai pembayar pajak.

Menurut Pandiangan (2014:45) bahwa dengan menjalankan sistem

administrasi perpajakan yang mudah akan menimbulkan manfaat bagi

organisasi atau personal seperti:

1) Bisa melaksanakan kewajiban perpajakan dengan baik, benar

dan tepat waktu,

2) Mudah mengajukan dan mendapatkan hak di bidang perpajakan

dari Dirjen Pajak,

3) Pengelolaan pajak menjadi lebih efektif dan efisien,

4) Terhindar dari sanksi pajak, dan

5) Dapat memperoleh status wajib pajak patuh dari Dirjen Pajak

dengan mengajukan suatu permohonan.

Menurut Departemen Keuangan Republik Indonesia Direktorat

Jendral Pajak (2007) manfaat adanya sistem administrasi pajak yang

baik dan modern adalah:

1) pelayanan yang baik dan terpadu,

35
2) mengimplementasikan dan penegakan good governance di

seluruh kalangan.

Dari pemikiran para ahli tersebut di atas, dapat dirangkum dalam

sebuah kesimpulan yaitu:

1) kewajiban dan hak wajib pajak dapat dijalankan berdasarkan

aturan undang-undang pajak,

2) pengelolaan pajak menjadi efektif dan efisien,

3) dapat memperoleh status wajib pajak patuh dari Dirjen Pajak

dengan mengajukan suatu permohonan,

4) pelayanan yang baik dan terpadu,

5) mengimplementasikan dan penegakan good governance di

seluruh kalangan.

4. Pajak

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009, pajak adalah

kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau

badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan

tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk

keperluan negara bagi kemakmuran rakyat.

Pajak adalah suatu kewajiban yang merupakan bentuk transfer

pendapatan dari sektor warga negara kepada negara dengan ketentuan

yang dibuat berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan untuk

kepentingan negara (publik). (Simanjuntak & Mukhlis, 2012:11).

36
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-

undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal

balik yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk

membayar pengeluaran umum. (Mardiasmo,2016:3).

Dengan demikian Pajak adalah setoran wajib dari warga negara

kepada negara berdasar undang-undang, dapat dipaksakan dan

digunakan untuk kepentingan negara.

5. Information and Communication Technology (ICT)

Menurut Slamin (2010) Teknologi Informasi Dan Komunikasi (TIK)

atau Information and Communication Technology (ICT) adalah teknologi

yang digunakan untuk menyimpan, menghasilkan, mengolah, serta

menyerbarkan informasi.

Menurut Victoria Tinio dalam bukunya ICT in Education (2009) TIK

didefinisikan tujuan untuk berkomunikasi yang dilengkapi oleh alat bantu

pendukungnya untuk mengkreasi, desiminasi, menyimpan informasi

maupun memanage-nya. Di dalamnya termasuk komputer, internet,

web, penyiaran radio, televisi maupun telepon.

Dari berbagai definisi tentang TIK maka dapat disimpulkan bahwa

TIK tidak hanya sekedar alat komunikasi, komputer atau hanya

sebagian media saja, tetapi sebagai alat bantu untuk mempermudah

mengolah dan menghasilkan data informasi yang dibutuhkan yang di

lengkapi alat bantu pendukung untuk mempermudah sistem yang

digunakan tersebut.

37
6. Sistem Pemungutan Pajak

Ada 3 (tiga) sistem pemungutan pajak,(Mardiasmo, 2016:9) yakni:

a. Official assessment system adalah suatu sistem pemungutan

yang memberi wewenang kepada pemerintah (Fiskus) untuk

menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak.

Ciri - cirinya:

1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang

ada pada Fiskus.

2) Wajib Pajak bersifat pasif.

3) Utang pajak timbul setelah dikeluarkan Surat Ketetapan

Pajak oleh Fiskus.

b. Self Assessment System adalah suatu sistem pemungutan pajak

yang memberi wewenang kepada Wajib Pajak untuk menentukan

sendiri besarnya pajak yang terutang.

Ciri - cirinya:

1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang

ada pada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri.

2) Wajib Pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetor dan

melaporkan sendiri pajak yang terutang.

3) Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi.

c. Withholding System, adalah suatu sistem pemungutan pajak

yang memberi wewenang kepada pihak ketiga (bukan Fiskus dan

38
bukan Wajib Pajak yang bersangkutan) untuk memotong atau

memungut pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.

Ciri - cirinya: wewenang memotong atau memungut pajak yang

terutang ada pada pihak ketiga, pihak selain Fiskus dan Wajib

Pajak.

6. 1. Syarat Pemungutan Pajak

Agar pemungutan pajak tidak menimbulkan hambatan atau

perlawanan, maka pemungutan pajak harus memenuhi syarat

sebagi berikut:

1) Pemungutan pajak harus Adil (syarat keadilan);

Adil dalam perundang-undangan diantaranya mengenakan pajak

secara umum dan merata serta disesuaikan dengan kemampuan

masing-masing. Sedang adil dalam pelaksanaannya yakni dengan

memberikan hak bagi Wajib Pajak untuk mengajukan keberatan,

penundaan dalam pembayaran dan mengajukan banding kepada

pengadilan pajak.

2) Pemungutan pajak harus berdasarkan Undang-undang (syarat

Yuridis);

Hal ini mencerminkan jaminan hukum untuk menyatakan

keadilan, baik bagi negara maupun warganya.

3) Tidak mengganggu perekonomian (syarat Ekonomis);

39
Pemungutan tidak boleh mengganggu kelancaran kegiatan

produksi maupun perdagangan sehingga tidak menimbulkan

kelesuan perekonomian masyarakat.

4) Pemungutan pajak harus Efisien (syarat finansial);

Sesuai fungsi budgetair, biaya pemungutan pajak harus lebih

rendah dari hasil pemungutannya.

5) Sistem pemungutan pajak harus Sederhana;

Sistem pemungutan yang sederhana akan memudahkan dan

mendorong masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.

Syarat ini telah dipenuhi olah undang-undang perpajakan yang baru.

Contoh:

a. Bea Meterai disederhanakan dari 167 macam tarif menjadi 2

macam tarif.

b. Tarif PPN yang beragam disederhanakan menjadi hanya satu

tarif, yaitu 10%.

c. Pajak perseroan untuk badan dan pajak pendapatan untuk

perorangan disederhanankan menjadi pajak penghasilan (PPh)

yang berlaku bagi badan maupun perseorangan (orang pribadi).

(Mardiasmo, 2016:4)

6. 2. Hambatan Dalam Pemungutan Pajak

Hambatan terhadap pemungutan pajak dapat dikelompokan

menjadi:

1. Perlawanan pasif.

40
Masyarakat enggan (pasif) membayar pajak, yang dapat

disebabkan antara lain:

a. Perkembangan intelektual dan moral masyarakat.

b. Sistem perpajakan yang (mungkin) sulit dipahami

masyarakat.

c. Sistem kontrol yang tidak dapat dilakukan atau dilaksanakan

dengan baik.

2. Perlawanan aktif.

Perlawanan aktif meliputi semua usaha dan perbuatan yang

dilakukan oleh Wajib Pajak, dengan tujuan untuk menghindari pajak.

Bentuknya antara lain:

a. Tax Avoidance, usaha meringankan beban pajak dengan

tidak melanggar undang-undang.

b. Tax Evasion, usaha meringankan beban pajak dengan

dengan cara melanggar undang-undang. (menggelapkan

pajak). (Mardiasmo, 2016:10)

7. Pengertian Pelayanan Fiskus

Pelayanan adalah cara melayani, membantu mengurus dan

menyiapkan segala keperluan yang dibutuhkan seseorang. Sedangkan

Fiskus adalah petugas pajak. Fiskus diharapkan memiliki kompetensi

dalam arti memiliki keahlian (skill), pengetahuan (knowledge), dan

pengalaman (experience) dalam hal kebijakan perpajakan, administrasi

41
pajak dan Undang-undang perpajakan. Selain itu Fiskus juga harus

memiliki motivasi yang tinggi sebagai pelayan publik (Jatmiko,2006:61).

Sehingga Pelayanan Fiskus dapat diartikan sebagai cara petugas

pajak dalam membantu, mengurus dan menyiapkan segala keperluan

yang dibutuhkan seseorang dalam hal ini adalah Wajib Pajak (Jatmiko,

2006:20).

Menurut Zeithalm & Biner Gremler, dalam Wijayani ( 2019 ) ada lima

dimensi yang digunakan sebagai indikator/ukuran Kualitas Layanan,

yaitu :

1. Keandalan (reliability),

Kemampuan untuk melaksanakan layanan yang dijanjikan

secara tepat dan terpercaya;

2. Kepastian/ Jaminan (assurance),

Pengetahuan dan kesopanan karyawan serta kemampuan

organisasi dan karyawannya untuk menimbulkan kepercayaan

dan keyakinan;

3. Responsif (responsiveness),

Kemauan untuk membantu pelanggan dan memberikan layanan

dengan cepat;

4. Empati (empathy),

Kepedulian atau perhatian pribadi yang diberikan organisasi

kepada pelanggannya;

5. Berwujud/Bukti Fisik (tangible),

42
Penampilan fisik, peralatan, personil, dan media komunikasi.

7. 1. Hak dan Kewajiban Fiskus

Suandy (2011:120) Hak - hak Fiskus diatur dalam Undang-

Undang perpajakan, adalah sebagai berikut:

1. Menerbitkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan

mengukuhkan Pengusaha Kena Pajak (PKP)

2. Menerbitkan Surat Tagihan Pajak;

3. Melakukan pemeriksaan dan penyegelan;

4. Melakukan penyidikan;

5. Menerbitkan Surat Paksa dan melaksanakan penyitaan.

Selanjutnya Suandy (2011:121) mengatakan bahwa:

Kewajiban Fiskus yang diatur dalam Undang- Undang perpajakan,

adalah sebagai berikut:

1. Kewajiban untuk melakukan penyuluhan kepada Wajib Pajak;

2. Menerbitkan surat ketetapan pajak;

3. Merahasiakan data Wajib Pajak.

8. Wajib Pajak

Istilah Wajib Pajak (WP) dalam perpajakan Indonesia merupakan

istilah yang sangat populer. Istilah ini secara umum bisa diartikan

sebagai orang atau badan yang dikenakan kewajiban pajak. Wajib Pajak

adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong

43
pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban

perpajakan sesuai dengan perundang - undangan perpajakan.

8. 1. Kepatuhan Wajib Pajak

Terdapat definisi mengenai Kepatuhan Wajib Pajak yang dikemukan

oleh Para Ahli, yaitu :

1) Kepatuhan Wajib Pajak dapat didefinisikan sebagai suatu

keadaan dimana Wajib Pajak memenuhi semua kewajiban

perpajakan dan melaksanakan hak perpajakannya ;

2) Kepatuhan memenuhi kewajiban perpajakan secara sukarela

(Voluntary Of Compliance) merupakan tulang punggung sistem

Self Assessment, dimana WP bertanggung jawab menetapkan

sendiri kewajiban perpajakan dan kemudian secara akurat dan

tepat waktu membayar dan melaporkan pajaknya tersebut.

Kamus Umum Bahasa Indonesia, menyatakan kepatuhan berarti

tunduk atau patuh pada ajaran atau aturan. Kepatuhan pajak

mencerminkan kesediaan dari individu untuk melaksanakan kewajiban

perpajakannya sesuai peraturan perpajakan yang berlaku (Simanjuntak

& Mukhlis, 2012:110).

8.2. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak

Banyak faktor menjadi penyebab WP tidak mentaati aturan yang

berlaku dalam Undang-Undang Perpajakan. Hal tersebut menjadi tugas

petugas pajak untuk melaksanakan penyuluhan pajak agar dalam hati

44
nurani wajib pajak sadar mengenai pentingnya pajak untuk

pembangunan. Seperti yang dikatakan oleh Putri et al. (2013) bahwa

kepatuhan wajib pajak terhadap aturan pajak dapat dikarenakan:

1) Kesadaran Wajib Pajak

Kesadaran diperhatikan atas upaya wajib pajak untuk

membayarkan pajak yang ditanggungnya, dimana hal tersebut dapat

timbul dari pemahaman pajak. Pemahaman pajak yang relatif besar

mendorong setiap wajib pajak melaksanakan pembayaran

tanggungan pajaknya dengan tidak terpaksa.

2) Kewajiban Moral

Etika dalam pembayaran pajak ialah tingginya sikap wajib pajak.

Tingginya sikap wajib pajak berkorelasi kepada keharusan wajib

pajak dalam memenuhi pembayaran pajak terhutang. Wajib pajak

yang mempunyai moral dan etika yang besar dengan sukarela akan

melakukan setiap kewajiban perpajakannya.

3) Kualitas Pelayanan

Pelayanan secara profesional membuat wajib pajak merasa

senang, hal ini berkorelasi terhadap peningkatan keharusan wajib

pajak, dimana jasa yang dilakukan oleh fiskus berdampak pada

kepuasan wajib pajak.

4) Sanksi Perpajakan

Sanksi pajak yang tegas adalah upaya terakhir Dirjen Pajak

supaya wajib pajak patuh terhadap ketentuan perpajakan yang

45
berjalan saat ini. Sanksi pajak juga ditujukan terhadap pencegahan

terhadap kelalaian dan kecurangan.

8.3. Indikator Kepatuhan Wajib Pajak

Sebagai wajib pajak tertib yang tanpa dipaksa saat pembayaran

pajak mampu diketahui dari indikator-indikator yang melingkupinya.

Seperti yang terangkum dalam pendapat Nasucha yang dikutip

Rahayu (2010:139) dimana indikator dari kepatuhan sebagai berikut:

1) Wajib pajak patuh untuk mendaftarkan diri,

2) Patuh dalam hal mengumpulkan kembali SPT,

3) Patuh dalam hal menjumlah dan pelunasan pajak yang

terutang,

4) Patuh perihal melunasi utang pajak yang ada.

9. Pengertian SPT Tahunan Orang Pribadi

Wajib Pajak Orang Pribadi memiliki kewajiban dalam melaporkan

SPT Tahunan Orang Pribadi. SPT Tahunan Orang Pribadi sendiri

adalah laporan pajak tahunan yang digunakan oleh Wajib Pajak Orang

Pribadi (WPOP) di Indonesia untuk melaporkan pendapatan yang

diperoleh selama tahun pajak. Formulir ini harus diisi oleh setiap WPP

yang memiliki pendapatan yang harus dikenakan pajak, baik itu dari

penghasilan tetap maupun penghasilan tidak tetap.

46
10. Kesadaran

Menurut Puspita (2014) kesadaran wajib pajak akan kewajibannya

membayar pajak adalah suatu perasaan yang senantiasa timbul dari hati

sanubari wajib pajak, karena pemenuhan kewajibannya dalam

membayar pajaknya dengan ikhlas dan tanpa dipaksa. Kesadaran

tersebut muncul disebabkan adanya pengertian dan pengetahuan yang

dipunyai wajib pajak tentang pajak.

Kesadaran tentang perpajakan sesuai pendapat Hardiningsih (2011)

menunjukkan kepatuhan melunasi pajak akan berbeda bilamana dalam

diri wajib pajak muncul persepsi positif terhadap perpajakan, maka

proses melunasi pajak akan meningkat. Semakin meningkat

pengetahuan dan pemahaman terkait pendidikan pajak baik disekolah

maupun diluar akan memiliki dampak baik kepada kesadaran dalam

membayar pajaknya.

Jadi yang dimaksud kesadaran merupakan hasil atau bukti dari suatu

proses, dimana proses tersebut terkadang membutuhkan waktu yang

panjang, dalam keadaan tenang, tidak emosi/marah, dan timbul didalam

hati sanubari wajib pajak guna menjalankan kewajiban pajaknya dengan

tulis ikhlas dan tanpa dipaksa.

10.1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesadaran Membayar Pajak

Kesadaran wajib pajak pada saat melaksanakan kewajiban

perpajakannya dipengaruhi beberapa faktor. Menurut Rahayu (2017), faktor

47
yang dapat menguasai kesadaran seseorang dalam melunasi pajaknya

yaitu:

1) Sosialisasi perpajakan.

2) Kualitas pelayanan.

3) Kualitas individu membayar pajak.

4) Tingkat pengetahuan wajib pajak.

5) Tingkat ekonomi wajib pajak.

6) Sudut pandang yang baik atas sistem administrasi yang

ditetapkan

Pendapat Lubis (2011) bahwa faktor yang dapat menguasai

kesadaran dalam hal pelunasan pajak yaitu:

1) Pengetahuan wajib pajak yaitu wawasan wajib pajak mengenai

pandangan dari fungsi pajak dan manfaat pajak untuk negara.

Pengetahuan pajak didapat dengan jalan pengajaran dan

sosialisasi tentang peraturan pajak yang berlaku.

2) Pemahaman wajib pajak yaitu bagaimana seorang wajib pajak

dapat memahami lebih mendalam tentang peraturan perudang-

undangan perpajakan yang berlaku, hingga memahmi

kewajibannya untuk membayar pajak dan menghindari sanksi

pajak.

3) Manfaat pajak yang berikan kepada wajib pajak yaitu dapat

dirasakan bahwa keuntungan dari pajak yang ditimbulkan untuk

48
penyelenggaraan pembangunan negara dan hasil-hasilnya

dinikmati oleh wajib pajak itu sendiri.

4) Sikap optimis wajib pajak adalah sudut pandang mengenai pajak

bahwa pajak yang telah dibayarkannya bermanfaat untukk

pembangunan dan kemakmuran bangsa.

Dari pendapat-pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan yaitu

faktor-faktor yang dapat menguasai kesadaran wajib pajak dalam

menjalankan kewajiban perpajakannya yaitu sikap wajib pajak terhadap

manfaat pajak, tingkat ekonomi, kualitas pelayanan, kealitas individu

dalam melunasi/membayar pajaknya, tingkat pengetahuan wajib pajak

11. Sanksi Pajak

Sanksi pajak adalah hukuman negatif kepada orang yang melanggar

peraturan, sehingga dapat dikatakan bahwa sanksi perpajakan

merukapan hukuman negatif kepada orang yang melanggar peraturan

perpajakan dengan cara membayar uang (Jotopurnomo dan Mangoting,

2013). Sanksi juga didefinisikan sebagai alat pencegah agar wajib pajak

tidak melanggar peraturan (Suhendri, 2015).

Dalam undang-undang perpajakan dikenal dua macam sanksi, yaitu

sanksi administrasi dan sanksi pidana. Ancaman terhadap pelanggaran

suatu norma perpajakan ada yang diancam dengan sanksi administrasi

saja, ada yang diancam dengan sanksi pidana, dan ada pula yang

diancam dengan sanksi administrasi dan sanksi pidana.

49
1. Sanksi pidana

Menurut ketentuan dalam undang-undang perpajakan ada 3

macam sanksi pidana, yaitu :

a) Denda pidana

Denda administrasi yang hanya diancam/dikenakan kepada

wajib pajak, pejabat, atau pihak ketiga yang melanggar ketentuan

peraturan perpajakan.

b) Pidana kurungan

Pidana kurungan hanya diancam kepada tindak pidana yang

bersifat pelanggaran

c) Pidana penjara

Pidana penjara yaitu hukuman perampasan kemerdekaan.

Ancaman pidana penjara tidak ada yang ditujukan kepada pihak

ketiga, adanya kepada pejabat dan kepada wajib pajak.

2. Sanksi administrasi

Menurut Rahayu (2006) sanksi administrasi dapat dijatuhkan

apabila wajib pajak melakukan pelanggaran, terutama atas

kewajiban yang ditentukan dalam UU KUP dapat berupa :

a) Bunga adalah sanksi administrasi yang dikenakan terhadap

pelanggaran yang berkaitan dengan kewajiban pembayar pajak.

b) Denda adalah sanksi administrasi yang dikenakan terhadap

pelanggaran yang berkaitan dengan kewajiban pelaporan.

50
c) Kenaikan adalah sanksi administrasi yang berupa kenaikan

jumlah pajak yang harus dibayar, terhadap pelanggaran

berkaitan dengan kewajiban yang diatur dalam ketentuan

material.

C. Kerangka Konseptual

Kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak bisa meningkat atau

menurun disebabkan oleh banyak faktor dan salah satu faktornya

adalah pelayanan. Kepuasan Wajib Pajak merupakan tujuan utama

dalam proses pemberian jasa layanan pajak yang artinya berguna untuk

menilai seberapa puas masyarakat atau pelanggan dalam

mempersepsikan serta merasakan dampak dari proses pemberian jasa

layanan pajak tersebut.

Kinerja pelayanan yang baik dan transparan dari Kantor Pelayanan

Pajak (KPP) yaitu dalam bentuk kemudahan administrasi perpajakan,

kecepatan dan kepastian hukum, rasa nyaman, dan rasa aman dalam

pemberian pelayanan akan membangun sikap patuh dari Wajib Pajak

dalam melaksanakan kewajibannya di bidang perpajakan.

Penelitian ini bertujuan untuk menjawab tentang seberapa besar

keberhasilan Kualitas Pelayanan Fiskus Dalam Rangka Meningkatkan

Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Jakarta Senen 2020 - 2022, apakah sudah optimal atau belum.

51
Menurut Zeithalm & Biner Gremler, dalam Wijayani ( 2019 ) ada lima

dimensi yang digunakan sebagai indikator/ukuran Kualitas Layanan,

yaitu :

1. Keandalan (reliability),

Kemampuan untuk melaksanakan layanan yang dijanjikan secara

tepat dan terpercaya.

2. Kepastian/ Jaminan (assurance),

Pengetahuan dan kesopanan karyawan serta kemampuan

organisasi dan karyawannya untuk menimbulkan kepercayaan dan

keyakinan.

3. Responsif (responsiveness),

Kemauan untuk membantu pelanggan dan memberikan layanan

dengan cepat.

4. Empati (empathy),

Kepedulian atau perhatian pribadi yang diberikan organisasi kepada

pelanggannya.

5. Berwujud/Bukti Fisik (tangible),

Penampilan fisik, peralatan, personil, dan media komunikasi.

Serta menganalisa hambatan – hambatan dan upaya yang dilakukan dalam

menganalisis Kualitas Pelayanan Fiskus Dalam Rangka Meningkatkan

Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Jakarta Senen 2020 – 2022.

52
D. Model Konseptual

Berdasarkan kerangka konseptual diatas maka penyajian model

konseptual adalah sebagai berikut :

Gambar I.1

Gambar Model Konseptual

Reabilitas
Daya Tanggap Bukti Fisik

Jaminan Empati

Analisis Kualitas Pelayanan Fiskus Dalam


Rangka Meningkatkan Kepatuhan Wajib
Pajak Orang Pribadi Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Jakarta Senen 2020-2022

Hambatan

Upaya

Sumber : Menurut Zeithalm & Biner Gremler, dalam Wijayani (2019)

53
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan

Deskriptif Kualitatif. Menurut Sugiono dalam bukunya yang Berjudul

“metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D‟ (2018:7-8).”

“Metode penelitian kualitatif dinamakan sebagai metode baru

karena popularitasnya belum lama, dinamakan metode postpositivistik

karena berlandasan pada filsafat postpositivisme. Metode ini disebut

juga sebagai metode artistik, karena proses penelitian lebih bersifat seni

(kurang terpolah), dan disebut sebagai metode interpretive karena data

hasil penelitian lebih berkenan dengan interprestasi terhadap data yang

ditemukan dilapangan”.

Kualitatif menurut Sugiyono (Nuning Indah Pertiwi, Jurnal Ilmiah

Dinamika Sosial : 2017), mengumumkasn bahwa: “metode penelitian

kualitatif merupakan metode penelitian yang berlandasan pada filsafat

postpostivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang

alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana pengumpulan

data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat

kualitatif/statistic dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah di

tetapkan”.

54
Tujuan penelitian kualitatif merupakan untuk memahami fenomena

atau gejala sosial dengan menitikberatkan pada gambaran yang

lengkap tentang fenomena yang dikaji. Yang ingin dibahas dan ingin

dicapai oleh penulis adalah fenomena yang terjadi pada wajib pajak

orang pribadi yaitu tentang Analisis Kualitas Pelayanan Fiskus Dalam

Rangka Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Senen 2020-2022.

B. Operasionalisasi Konsep

Operasional konsep ini adalah uraian yang berisi konsep yang akan

diteliti serta ukuran konsep yang menjadikan dasar dalam sebuah

wawancara, observasi, dan dokumentasi yang akan digunakan.

Penelitian ini akan mengfokuskan pada pokok-pokok tujuan penelitian

yang ingin dicapai. Fokus pada penelitian ini yaitu:

1. Analisis Kualitas Pelayanan Fiskus Dalam Rangka Meningkatkan

Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi. Teori yang digunakan yaitu

Menurut Zeithalm & Biner Gremler, dalam Wijayani (2019) ada lima

dimensi yang digunakan sebagai indikator/ukuran Kualitas Layanan,

yaitu :

a) Keandalan (reliability),

Pelayanan pajak untuk memberikan pelayanan yang sesuai

dengan peraturan yang ada secara akurat dan terpercaya.

Artinya, semakin tinggi kualitas pelayanan fiskus, semakin tinggi

pula kepuasan yang dirasakan oleh para wajib pajak. Seperti

55
memberikan sosialisasi atau pengetahuan pelaporan pajak untuk

mempermudah wajib pajak dalam melapor pajak, bantuan dalam

melapor pajak, cepat tanggap dalam menjawab permasalahan

yang dihadapi wajib pajak. Sebagaimana penelitian terdahulu R.

Jordan Niratmika Baskoro, mengenai Analisis Layanan Fiskus

Pada Kepatuhan Wajib Pajak Kapubaten Minahasa Utara

menyatakan bahwa Layanan Fiskus berpengaruh positif pada

Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dalam membayar pajak

periode Tahun 2013-2015 di Kabupaten Minahasa Utara.

b) Kepastian/ Jaminan (assurance),

Pengetahuan dan kesopanan karyawan serta kemampuan

organisasi dan karyawannya untuk menimbulkan kepercayaan

dan keyakinan.

c) Responsif (responsiveness),

Kemauan untuk membantu pelanggan dan memberikan layanan

dengan cepat. Pelayanan pajak terhadap suatu persoalan yang

timbul pada wajib pajak dan keinginan fiskus untuk membantu

wajib pajak.

d) Empati (empathy),

Kepedulian atau perhatian pribadi yang diberikan organisasi

kepada pelanggannya. Memberikan perhatian yang tulus dan

bersifat individual atau pribadi yang diberikan kepada wajib pajak.

56
e) Berwujud/Bukti Fisik (tangible),

Memberikan pelayanan meliputi fasilitas fisik, perlengkapan,

jumlah pegawai yang cukup dan sarana komunikasi.

2. Menganalisis faktor penghambat yang berkaitan dengan Kualitas

Pelayanan Fiskus Dalam Rangka Meningkatkan Kepatuhan Wajib

Pajak Orang Pribadi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta

Senen 2020-2022.

3. Mengetahui upaya yang telah dilakukan yang berkaitan dengan

fiskus dalam menghadapi hambatan Kualitas Pelayanan Fiskus

Dalam Rangka Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Senen 2020-2022.

C. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2014: 375) teknik pengumpulan data merupakan

langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dalam

penelitian adalah mendapatkan data, yaitu observasi, wawancara,

dokumentasi. Dalam skripsi ini penulis mengunakan tiga teknik

pengumpulan data yaitu :

1) Observasi terus terang atau tersamar.

Sugiyono (2014: 379) menyatakan bahwa:

“ Dalam observasi terus terang atau tersamar , peneliti dalam

melakukan pengumpulan data menyatakan terus terang kepada

sumber data bahwa ia sedang melakukan penelitian. Jadi mereka

yang diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir tentang aktivitas

57
peneliti. Tetapi dalam suatu saat peneliti juga tidak terus terang atau

tersamar dalam observasi , hal ini menghindari kalua suatu data

yang dicari merupakan data yang masih dirahasiakan. Kemungkinan

kalu dilakukan dengan terus terang, maka peneliti tidak dapat

diijinkan untuk melakukan observasi.”

2) Wawancara

Sugiyono (2014: 379) menyatakan bahwa:

“ Interviewing provide the researcher a means to gain a deeper

understanding of how the participant interpret asituation or

phenomenon than can be gained through abservation along. “jadi

dengan wawancara maka peneliti akan mengetahui hal – hal yang

lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterprestasikan

situasi dan fenomena yang terjadi, dimana hal ini tidak bisa

ditemukan melalui observasi.”

3) Dokumentasi

Sugiyono (2014: 240) menyatakan bahwa:

“Dokumen merupakan catatan peristiwa yang berlalu. Dokumen bisa

berbentuk tulisan, catatan, gambar atau karya – karya monumental

dari seorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan

harian, sejarah kehidupan (life histories), cerita, biografi, peraturan,

kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto, gambar

hidup, sketsa dan lain – lain. Dokumen yang berbentuk karya

misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar , patung, flim dan

58
lain – lain. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan

metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.”

D. Penentuan Informan

Informan adalah orang yang dipandang memiliki pengetahuan atau

informasi mengenai suatu hal atau peristiwa tertentu kualifikasi tersebut

dimiliki oleh yang bersangkutan, baik karena kedudukannya sebagai

orang yang berwenang pada jabatan tertentu, maupun karena

kegiatannya dalam proses di bidang tertentu.

Penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan Teknik

purposive sampling. Teknik purposive sampling ini adalah Teknik

mengambil informan atau narasumber dengan tujuan tertentu sesuai

dengan tema penelitian karena orang tersebut dianggap memiliki

informasi yang diperlukan bagi penelitian. Dalam hal ini peneliti memilih

informan yang dianggap mengetahui permasalahan yang akan dikaji

serta mampu memberikan informasi yang dapat dikembangkan untuk

memperoleh data diantaranya :

59
Tabel I.3

Data Informan

No Nama Jabatan Kode

1. Fiskus Seksi Pelayanan Pelayanan Pajak Informan 1

Pratama Jakarta Senen

2. Fiskus Seksi Penyuuhan Kantor Pelayanan Informan 2

Pajak Pratama Jakarta Senen

3. Wajib Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi Kantor Informan 3

Pelayanan Pajak Pratama Jakarta

Senen

4. Wajib Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi Kantor Informan 4

Pelayanan Pajak Pratama Jakarta

Senen

5. Wajib Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi Kantor Informan 5

Pelayanan Pajak Pratama Jakarta

Senen

6. Dosen Dosen Institut STIAMI Informan 6

60
E. Teknik Analisa Data

Dalam penelitian metode kualitatif, analisis datanya bersifat induktif

yaitu analisis yang didasarkan pada data yang diperoleh dan selanjutnya

dikembangkan menjadi hipotesis. Menurut mulyadi (2014) :

“ Secara operasional analisis data kualitatif adalah proses menyusun

data ( menggolongkan dalam tema atau kategori ), agar dapat

ditafsirkan atau interprestasikan ”.

Analisis data ini dilakukan selama penelitian dilapangan dan setelah

selesai pengumpulan data. Analisis data selama pengumpulan data

dilapangan penelitian ini dilakukan melalui kegiatan :

1) Memantapkan fokus penelitian dan pengumpulan data sesuai

dengan fokus tersebut, sehingga tidak bias oleh banyak hal yang

kelihatan mungkin menarik

2) Wawancara dengan informan dimulai dari pertanyaan yang

bersifat umum, kemudian dikembangkan pertanyaan –

pertanyaan yang lebih analitik, operasional, fleksibel sesuai

dengan kondisi objektif yang dihadapi dilapangan

3) Setiap sesi pengumpulan data direncanakan secara jelas

4) Menjaga konsisten atas ide dan tema atau fokus penelitian

5) Menuangkan data yang diperoleh dalam catatan lapangan

Mempelajari referensi yang relevan untuk menambah dan

meningkatkan wawasan dan mempertajam analisis peneliti

61
Menurut Moleong (2010:324) Ada 4 (empat) kriteria untuk

menentukan tingkat keabsahan, maka diperlukan penilaian validalitas

dan reabilitas penelitian kualitatif antara lain :

1) Credibility, yaitu kepercayaan terhadap data yang telah diperoleh

peneliti harus melalui proses pengolahan dan penelitian yang

cukup lama.

2) Transferability, yaitu data penelitian dapat dialihkan berkaitan

dengan apa yang sedang dipelajari.

3) Dependability, yaitu data harus dapat diandalkan

4) Confirmability, yaitu data harus dapat ditegaskan

Dalam skripsi ini, peneliti melakukan wawancara mendalam dan

mengiteprestasikan jawaban yang telah di dapat dari informan dalam

bentuk matriks hasil wawancara sehingga peneliti dapat menarik

kesimpulan mengenai Kualitas Pelayanan Fiskus Dalam Rangka

Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Kantor Pelayanan

Pajak ( KPP ) Pratama Jakarta Senen 2020 - 2022.

F. Lokasi dan Jadwal Penelitian

Dari penulisan ini penulis menentukan lokasi peneliti dan juga jadwal

penelitian yang akan dilakukan. Berikut ini adalah lokasi dan jadwal

penelitian:

62
1) Lokasi Peneliti

Lokasi penelitian ini bertempat di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Jakarta Senen, Jl. Kramat Raya No.136, RT.2/RW.9, Kenari, Kec.

Senen, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10430.

63
2) Jadwal Penelitian

Penulis membuat jadwal penelitian dalam menyelesaikan skripsi

mulai dari penyusunan proposal sampai dengan penyempurnaan

skripsi.

Tabel I.4
Jadwal Penelitian
Tahun 2023
Kegiatan
No Februari Maret April Mei Juni
Penelitian
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
Penyusunan
1
Proposal

Studi
2
Pendahuluan

Pengumpulan
3
Referensi

Penulisan
4
Bab I-III

Pengumpulan
5
Data

6 Analisis Data

Penulisan
7
Bab IV-V

Penyusunan
8
Skripsi

Sumber Pedoman Penulisan Skripsi, Institut STIAMI.


Data Dibuat Oleh Peneliti 2023

64
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama

Jakarta Senen

1) Sejarah Singkat KPP Pratama Jakarta Senen

Kantor Pelayanan Pajak, dahulu dinamakan Kantor Inspeksi Pajak.

Dalam rangka diadakannya reorganisasi. Beberapa kantor inspeksi pajak

dipecah dengan pertimbangan semakin meningkatnya jumlah wajib pajak

dan demi meningkatkan pelayanan yang lebih baik bagi wajib pajak itu

sendiri, lalu pada tahun 1984 semua Kantor Inspeksi Pajak berganti nama

menjadi Kantor Pelayanan Pajak (KPP). KPP Pratama merupakan sebuah

instansi yang terpenting bagi Direktorat Jenderal Pajak (DJP) untuk

menambah rasio perpajakan di Indonesia.

KPP Pratama juga merupakan sebuah instansi yang bertanggung

jawab langsung kepada Direktorat Jenderal Pajak. Selain itu juga, Kantor

Pelayanan Pajak Pratama juga melakukan pemeriksaan untuk menguji

kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan tetapi bukan sebagai

lembaga yang memutuskan keberatan, struktur organisasi Kantor

Pelayanan Pajak Pratama juga berdasarkan pada Fungsi Pajak.

Dalam pembentukan Kantor Pelayanan Pajak Pratama ini

merupakan bagian dari program reformasi birokrasi perpajakan yang

sifatnya sangat komprehensif dan sudah berjalan sejak tahun 2002 yang

65
ditandai dengan terbentuknya Kantor Wilayah (Kanwil) dan Kantor

Pelayanan Wajib Pajak Besar. Dalam pembentukan Kantor Pelayanan

Pajak Pratama ini dilandasi dengan diadakannya SE-19/PJ/2007 tentang

persiapan penerapan sistem administrasi perpajakan modern pada kantor

wilayah Direktorat Jenderal Pajak.

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Senen, merupakan

instansi vertikal Direktorat Jenderal Pajak yang berada dibawah dan

bertanggung jawab langsung kepada Kantor Wilayah DJP Jakarta Pusat.

Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Senen terbentuk tanggal

31 Maret 2005 berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik

Indonesia Nomor 254/KMK.01/2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta I, Kantor Pelayanan Pajak

Madya, dan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Di Lingkungan Kantor

Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta I.

2) Visi dan Misi

a) Visi

Menjadi Institusi Penghimpun Penerimaan Negara yang terbaik

demi Menjamin Kedaulatan dan Kemandirian Negara.

b) Misi

Menjamin penyelenggaraan negara yang berdaulat dan mandiri

dengan:

1. Mengumpulkan penerimaan berdasarkan kepatuhan pajak

sukarela yang tinggi dan penegakan hukum yang adil,

66
2. Pelayanan berbasis teknologi modern untuk kemudahan

pemenuhan kewajiban perpajakan,

3. Aparatur pajak yang berintegritas, kompeten dan

professional, dan

4. Kompensasi yang kompetitif berbasis sisem manajemen

kinerja.

3) Tugas dan Fungsi

Ketentuan tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal

Direktoral Jenderal Pajak diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor

184/PMK.01/2020, sebagaimana yang dimaksud dalam peraturan tersebut

bahwa KPP Pratama mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut:

a) Tugas KPP Pratama Jakarta Senen

KPP Pratama Jakarta Senen memiliki tugas yaitu melaksanakan

pelayanan, edukasi, pengawasan, dan penegakan hukum Wajib Pajak di

bidang Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak

Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), dan Pajak Tidak Langsung

lainnya dan Pajak Bumi dan Bangunan, dan melaksanakan penguasaan

informasi subjek dan objek pajak dalam wilayah wewenangnya

berdasarkan peraturan perundang-undangan.

b) Fungsi KPP Pratama Jakarta Senen

KPP Pratama Jakarta Senen menyelenggarakan fungsinya, yaitu:

a. Analisis, penjabaran, dan pencapaian target penerimaan

pajak

67
b. Penguasaan data dan informasi subjek dan objek pajak dalam

wilayah wewenang KPP

c. Pelayanan, edukasi, pendaftaran, dan pengelolaan pelaporan

Wajib Pajak

d. Pendaftaran Wajib Pajak, objek pajak, dan penghapusan

Nomor Pokok Wajib Pajak

e. Pengukuhan dan pencabutan pengukuhan Pengusaha Kena

Pajak

f. Pemberian atau penghapusan Nomor Objek Pajak secara

jabatan

g. Penyelesaian tindak lanjut pengajuan atau pencabutan

permohonan Wajib Pajak maupun masyarakat

h. Pengawasan, pemeriksaan, penilaian, dan penagihan pajak

i. Pendataan, pemetaan Wajib Pajak dan objek pajak, dan

pengenaan

j. Penetapan, penerbitan, dan/atau pembetulan produk hukum

dan produk layanan perpajakan

k. Pengawasan dan pemantauan tindak lanjut pengampunan

pajak

l. Penjaminan kualitas data hasil perekaman dan hasil

identifikasi data internal dan eksternal

m. Pemutakhiran basis data perpajakan

n. Pengurangan pajak bumi dan bangunan

68
o. Pengelolaan kinerja dan pengelolaan risiko

p. Pelaksanaan dan pemantauan kepatuhan internal

q. Penatausahaan dan pengelolaan piutang pajak

r. Pelaksanaan tindak lanjut kerja sama perpajakan

s. Pengelolaan dokumen perpajakan dan nonperpajakan, dan

t. Pelaksanaan administrasi kantor

4) Susunan Organisasi KPP Pratama Jakarta Senen

Gambar I.2
Susunan Organisasi KPP Pratama Jakarta Senen

Sumber : KPP Pratama Jakarta Senen

69
5) Struktur dan Tugas Organisasi KPP Pratama Jakarta Senen

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2020

Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal

Pajak, pada pasal 60&61 menjelaskan Tugas pokok dan Fungsi Masing-

Masing Dari Struktur Organisasi KPP Pratama Jakarta Senen sebagai

berikut:

a. Subbagian Umum dan Kepatuhan Internal mempunyai tugas

melakukan urusan kepegawaian, keuangan, tata usaha,

rumah tangga, pengelolaan kinerja, melakukan pemantauan

pengendalian intern, pengujian kepatuhan dan manajemen

risiko, internalisasi kepatuhan, penyusunan laporan,

pengelolaan dokumen nonperpajakan, serta dukungan teknis

pelaksanaan tugas kantor.

b. Seksi Penjaminan Kualitas Data mempunyai tugas

melakukan analisis, penjabaran, dan pengelolaan dalam

rangka penjaminan kualitas data melalui pencairan,

pengumpulan, pengolahan, penyajian data dan informasi

perpajakan, perekaman dokumen perpajakan, pengelolaan

dan tindak lanjut kerja sama perpajakan, penjaminan kualitas

data yang berkaitan dengan kegiatan intensifikasi dan

ekstensifikasi, penerusan data hasil penjaminan kualitas,

tindak lanjut atas distribusi data, penatausahaan dokumen

berkaitan dengan pembangunan data, dan pelaksanaan

70
dukungan teknis pengolahan data, serta melakukan

penyusunan monografi fiskal dan melakukan pengelolaan

administrasi produk hukum dan produk pengolahan data

perpajakan.

c. Seksi Pelayanan mempunyai tugas melakukan analisis,

penjabaran, dan pengelolaan dalam rangka pemberian

layanan perpajakan yang berkualitas dan memastikan Wajib

Pajak memahami hak dan kewajiban perpajakannya melalui

pelaksanaan edukasi dan konsultasi perpajakan, pengelolaan

registrasi perpajakan, penerimaan dan pengolahan Surat

Pemberitahuan, penerimaa, tindak lanjut, dan proses

penyelesaian permohonan, saran dan/atau pengaduan, dan

surat lainnya dari Wajib Pajak atau masyarakat, pemenuhan

hak Wajib Pajak, serta melakukan penatausahaan dan

penyimpanan dokumen perpajakan, dan penerbitan produk

hukum dan produk layanan perpajakan.

d. Seksi Pemeriksaan, Penilaian, dan Penagihan mempunyai

tugas melakukan analisis, penjabaran, dan pengelolaan

dalam rangka pencapaian target penerimaan pajak melalui

pelaksanaan pemeriksaan, pelaksanaan penilaian properti,

bisnis, dan aset takberwujud, pelaksanaan tindakan

penagihan, penundaan dan angsuran tunggakan pajak, serta

melakukan penatausahaan piutang pajak, dan melakukan

71
pengelolaan administrasi penetapan dan penerbitan produk

hukum dan produk pemeriksaan, penilaian dan penagihan.

e. Seksi Pengawasan I, Seksi Pengawasan II, Seksi

Pengawasan III, Seksi Pengawasan IV, Seksi Pengawasan V,

dan Seksi Pengawasan VI masing-masing mempunyai tugas

melakukan analisis, penjabaran, dan pengelolaan dalam

rangka memastikan Wajib Pajak mematuhi peraturan

perundang-undangan perpajakan melalui perencanaan,

pelaksanaan, dan tindak lanjut intensifikasi dan ekstensifikasi

berbasis pendataan dan pemetaan (mapping) subjek, dan

objek pajak, penguasaan wilayah, pengamatan potensi pajak

dan penguasaan informasi, pencairan, pengumpulan,

pengolahan, penelitian, analisis, pemutakhiran, dan tindak

lanjut data perpajakan, pengawasan, dan pengendalian mutu

kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak, imbauan dan

konseling kepada Wajib Pajak, pengawasan dan pemantauan

tindak lanjut pengampunan pajak, serta melakukan

pengelolaan administrasi penetapan dan penerbitan produk

hukum dam produk pengawasan perpajakan.

f. Ketentuan lebih lanjut mengenai pembagian dan penetapan

tugas Seksi Pengawasan sebagimana dimaksud pada ayat

(5) ditetapkan dalam Keputusan Direktur Jenderal Pajak.

72
B. Hasil Penelitian

Hasil penelitian merupakan proses pengkajian kembali terhadap

validasi dari penelitian. Hasil penelitian dapat dikatakan sebagai pemikiran

asli yang tujuannya untuk memberikan penjelasan dan interpretasi atas

hasil yang diperoleh dalam penelitian agar dapat menjawab pertanyaan

pada penelitian. Hasil dari penelitian ini merupakan fakta - fakta yang

penulis dapatkan melalui observasi, dokumentasi, dan wawancara kepada

pihak yang terkait yang bertanggung jawab terhadap Kualitas Pelayanan

Fiskus Dalam Rangka Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi

Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama Jakarta Senen 2020 – 2022 :

1. Analisis Kualitas Pelayanan Fiskus Dalam Rangka

Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Jakarta senen.

a) Data Primer ( Wawancara )

Hasil wawancara dengan fiskus di Kantor Pelayanan Pajak (KPP)

Pratama Jakarta Senen dan Wajib Pajak serta Akademisi.

Penelitian ini penulis mewawancarai beberapa informan, antara

lain sebagai berikut :

73
Tabel I.5
Daftar Informan

No Nama Informan Jabatan

1 Usha Puanova Seksi Pelayanan

2 Siti Kholilah Maulida Account Representative

3 Vina Ariany Wajib Pajak I

4 Oktavianingsih Wajib Pajak II

5 Komalasari Wajib Pajak III

6 Tri Djoko Hardjono, SH, MM Dosen Akademisi

Penulis mendapatkan hasil wawancara dari 6 informan, antara lain :

1. Keandalan ( Reliability )

Pertanyaan 1

a) Menurut bapak/ibu, Apa yang membuat anda tertarik dan

memilih untuk melaporkan pajak di KPP Pratama Jakarta

Senen?

No.

Informan Hasil Wawancara Analisis Verbatim

Lokasi KPP Pratama Jakarta Senen

1. yang cukup strategis ditengah-tengah Lokasi yang strategis.

pemukiman serta perkantoran di

74
Jalan Kramat Raya dan

pelayanannya yang ramah.

2. Petugas di KPP Jakarta Senen cukup Pelayanan yang

ramah dalam membantu wajib pajak. ramah.

Yang membuat tertarik untuk

melaporkan pajak di KPP Pratama

3. Jakarta Senen ialah lokasi yang

cukup strategis dengan rumah Lokasi yang strategis.

sehingga memudahkan untuk

pelaporan pajak.

Fasilitas dan sarana yang memadai,


Fasilitas yang
4. selain itu pegawai yang sigap
memadai dan
membantu jika Wajib Pajak ada
pelayanan yang baik
keluhan.

Lokasinya lebih dekat dengan tempat

5. kerja, sehingga mudah untuk Lokasi yang strategis.

melaporkan jika terjadi kendala pada

saat plaporan pajak.

Lokasi yang mudah dijangkau

6. sehingga memudahkan untuk


Lokasi yang strategis.
melakukan pelaporan pajak secara

langsung

Kesimpulan :

75
Para informan tertarik untuk melaporkan pajak di KPP Pratama Jakarta

Senen dikarenakan lokasi yang cukup strategis sehingga memudahkan

untuk melapor pajak. Dan tersedia fasilitas serta pelayanan yang cukup

baik.

Pertanyaan 1

b) Menurut bapak/ibu, Bagaimana menurut anda pelayanan

fiskus KPP Pratama Jakarta Senen dalam membantu

pelaporan pajak, guna meningkatkan kepatuhan wajib pajak

orang pribadi? apakah sudah optimal?

No.

Informan Hasil Wawancara Analisis Verbatim

Fiskus sebagai petugas pajak yang

bertanggung jawab memberikan

pelayanan kepada wajib pajak akan

selalu berusaha memberikan

pelayanan yang optimal sesuai Pelayanan Fiskus KPP

1. dengan visi dan misi yang menjadi Pratama Jakarta

tujuan kantor pelayanan pajak dalam Senen sudah optimal.

memberikan pelayanan. sehingga

para petugas dapat menjawab

permasalahan yang dihadapi oleh

para wajib pajak untuk

76
meningkatkan kepatuhan wajib

pajak secara optimal.

Sudah cukup optimal, dari segi Pelayanan Fiskus KPP

2. keramahan, dari segi pengetahuan Pratama Jakarta

cukup bagus serta dapat Senen sudah optimal

memberikan solusi bagi Wajib Pajak

yang merasa kesulitan.

Pelayanan yang diberikan KPP

Pratama Jakarta Senen secara Pelayanan Fiskus KPP

langsung sudah cukup optimal Pratama Jakarta

3. dengan pelayanan yang akurat Senen sudah optimal.

sesuai dengan kebutuhan wajib

pajak.

Pelayanan Fiskus KPP

4. Sudah sangat optimal. Pratama Jakarta

Senen sudah optimal.

Petugas cukup optimal dengan

menjelaskan beberapa poin untuk Pelayanan Fiskus KPP

5. kepatuhan pajak. Namun, sebagai Pratama Jakarta

wajib pajak juga harus aktif bertanya Senen sudah optimal.

hal-hal yang masih belum dipahami.

77
Untuk kemampuan para petugas Pelayanan Fiskus KPP

6. pelayanan dibagian seksi pelayanan Pratama Jakarta

sudah cukup optimal. Senen sudah optimal.

Kesimpulan :

Menurut para informan, pelayanan fiskus KPP Pratama Jakarta Senen

dalam membantu pelaporan pajak sejauh ini sudah cukup optimal dan

dapat memberikan solusi bagi wajib pajak yang mengalami kesulitan

dalam melaporkan kewajiban perpajakan.

Pertanyaan 1

c) Menurut bapak/ibu, Hal apa yang membuat wajib pajak orang

pribadi enggan atau terlihat lalai untuk melaporkan kewajiban

perpajakan?

No.

Informan Hasil Wawancara Analisis Verbatim

Karena pelaporan hanya dilakukan

setahun sekali, membuat Wajib

Pajak lupa akan kewajiban Minimnya

1. pelaporan SPT. Selain itu ada pengetahuan wajib

beberapa Wajib Pajak yang pajak mengenai

mempunyai kesibukan pekerjaan pelaporan pajak.

dan tidak ada waktu senggang untuk

datang ke KPP dan tidak

78
mengetahui bahwa pelaporan pajak

bisa dilakukan secara daring melalui

DJP Online.

Kurangnya kesadaran masyarakat

dalam melaporkan pajak, hal ini

disebabkan oleh masih ada Kurangnya kesadaran

2. beberapa wajib pajak yang tidak wajib pajak akan

mengetahui manfaat atau pelaporan pajak.

keuntungan dalam pembayaran

pajak.

Kurangnya sosialisasi atau edukasi

kepada wajib pajak yang membuat Kurangnya sosialisasi

wajib pajak kurang sadar akan yang diberikan kepada

3. pentingnya membayar pajak, karena wajib pajak dalam

wajib pajak akan sadar untuk melaporkan pajak.

membayar pajak jika memahami hal

tersebut.

Biasanya walaupun fasilitas dan

sarana di KPP memadai, Wajib Kurangnya kesadaran

4. Pajak malas melapor mungkin wajib pajak akan

karena memang belum ada pelaporan pajak.

kesadaran pentingnya bayar pajak.

79
Kurangnya pendekatan langsung ke Kurangnya sosialisasi

5. masyarakat, sehingga masyarakat yang diberikan kepada

abai dalam melaporkan pajaknya. wajib pajak dalam

Karena pelaporan SPT tahunan melaporkan pajak.

hanya dilakukan 1 tahun sekali, hal

itu membuat wajib pajak sering lupa

dalam melaporkan pajaknya. Untuk

mengurangi hal seperti itu,

diharapkan kedepannya akan ada

pengingat dari KPP dalam bentuk

sms atau email untuk wajib pajak

yang belum melaporkan pajaknya.

Minimnya

6. Kebanyakan tidak memahami aturan pengetahuan wajib

pajak atau tidak paham aplikasi pajak mengenai

pajak yang dianggap sulit. pelaporan pajak.

Kesimpulan :

Menurut para informan wajib pajak orang pribadi terlihat lalai atau enggan

melaporkan perpajakan dikarenakan minimnya pengetahuan wajib pajak

dan kurangnya sosialisasi yang didapatkan sehingga menyebabkan

kurangnya kesadaran wajib pajak dalam melaporkan perpajakan.

80
2. Kepastian/Jaminan (Assurance)

Pertanyaan 2

a) Menurut bapak/ibu, Apakah kualitas pelayanan fiskus yang

diterapkan untuk membantu wajib pajak orang pribadi dalam

melaporkan perpajakan sesuai dengan SOP yang berlaku?

No.

Informan Hasil Wawancara Analisis Verbatim

Pelayanan yang ada di KPP

Pratama Jakarta Senen sesuai

dengan SOP dan peraturan yang Sesuai dengan SOP

1. berlaku, secara umum mulai dari yang berlaku.

pelayanan yang diberikan sesuai

dengan kebutuhan masing-masing

wajib pajak.

Sebelum memberikan pelayanan

kepada wajib pajak. Petugas fiskus

2. mendapatkan pelatihan yang cukup. Sesuai dengan SOP

Sehingga petugas di KPP yang berlaku.

memberikan pelayanan yang sesuai

dengan ketentuan yang ada.

81
Selama melaporkan pajak di KPP

untuk SOP sudah di berlakukan,

3. dengan tata cara pelaporan pajak Sesuai dengan SOP

dari awal hingga akhir oleh fiskus yang berlaku.

untuk membantu melaporkan pajak

orang pribadi

Sejauh ini saat melaporkan pajak.

Pelayanan yang diberikan sudah

4. sesuai dengan prosedur yang Sesuai dengan SOP

berlaku dari awal hingga akhir yang berlaku.

terarah dengan baik.

Ada SOP yang berlaku yang

diterapkan di KPP, seperti

5. dibuatkannya nomer antrian yang Sesuai dengan SOP

berbeda, untuk keperluan yang yang berlaku.

berbeda.

Petugas fiskus memahami dan

menguasai mengenai peraturan

6. perpajakan yang ada. Dengan Sesuai dengan SOP

demikian pelayanan yang diberikan yang berlaku.

pastinya sesuai dengan SOP yang

berlaku di KPP.

Kesimpulan :

82
Pelayanan yang diberikan oleh fiskus dalam membantu wajib pajak untuk

melaporkan pajak di KPP Pratama Jakarta Senen sudah sesuai dengan

SOP yang berlaku di KPP. Mulai dari memberikan nomor antrian dan

mengarahkan wajib pajak ke pelayanan sesuai dengan kebutuhan

masing-masing wajib pajak hingga kebutuhan terpenuhi sampai akhir

pelaporan pajak.

Pertanyaan 2

b) Bagaimana menurut pendapat anda mengenai sikap petugas

fiskus KPP Pratama Jakarta Senen dalam memberikan

pelayanan atau menjawab pertanyaan wajib pajak secara

online/offline?

No.

Informan Hasil Wawancara Analisis Verbatim

Petugas Fiskus memberikan

pelayanan dengan ramah dan jelas. Sikap Petugas Fiskus

berperilaku baik dan memegang dalam memberikan

1. teguh kode etik pelayanan, untuk pelayanan secara

daring sudah cukup bagus, offline sudah cukup

meskipun agak menunggu lama baik, namun secara

karena sistem selalu ada hambatan online belum cukup

di koneksi jaringan atau hal baik.

semacamnya.

83
Secara offline sikap petugas fiskus Sikap petugas fiskus

dirasa sudah cukup baik, dan untuk dalam memberikan

2. online pun cukup fast respon dalam pelayanan baik

melayani wajib pajak. online/offline sudah

cukup baik.

Sikap petugas KPP dalam

memberikan pelayanan melalui Sikap Petugas Fiskus

3. online masih agak kurang jika secara online masih

dibandingkan offline, karena masih kurang baik.

sering ditemukan kendala yaitu

petugas sulit untuk dihubungi.

Sikap petugas fiskus

Sikap petugas fiskus memberikan dalam memberikan

4. pelayanan melalui online/offline pelayanan baik

sudah cukup baik. online/offline sudah

cukup baik.

Pelayanan yang diberikan secara

online masih kurang baik, karena Pelayanan yang

5. masih ada beberapa wajib pajak diberikan secara online

yang tidak memahami cara masih kurang baik.

pelaporan pajak melalui online,

disebabkan oleh kurangnya

sosialisasi yang diberikan. Dan

84
minimnya pengetahuan teknologi

wajib pajak.

Mengenai sikap cukup memuaskan Sikap petugas fiskus

pada seksi pelayanan namun tetap dalam memberikan

6. perlu ditingkatkan karena masih pelayanan baik

agak lama. online/offline sudah

cukup baik.

Kesimpulan :

Sikap Petugas Fiskus KPP Pratama Jakarta Senen dalam memberikan

pelayanan secara offline cukup baik dan para petugas menjunjung tinggi

kode etik pelayanan. Namun pelayanan yang diberikan secara online

masih perlu ditingkatkan. hal ini juga disetujui oleh semua informan yang

sudah diwawancarai.

Pertanyaan 2

c) Menurut bapak/ibu, Apakah jumlah SDM dalam pelayanan

fiskus kepada para wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama

Jakarta Senen cukup memadai?

No.

Informan Hasil Wawancara Analisis Verbatim

Sudah cukup memadai. Sudah

1. banyak pelayanan yang dilakukan Jumlah SDM sudah

secara online, sehingga memadai.

85
memudahkan fiskus untuk

melakukan pelayanan.

Sudah cukup memadai jika

melaporkan pajak tidak diakhir batas

2. pelaporan. Karena wajib pajak Jumlah SDM sudah

terbiasa melakukan pelaporan memadai.

dibatas akhir yang menyebabkan

petugas fiskus kewalahan dengan

keadaan tersebut.

Jumlah SDM di KPP Pratama Jumlah SDM sudah

3. Jakarta Senen sudah cukup memadai.

memadai.

Sudah cukup memadai. Namun

disaat pelaporan pajak secara offline

4. jumlah SDM perlu penambahan Jumlah SDM sudah

petugas fiskus agar tidak menunggu memadai

terlalu lama.

Jika di hari-hari biasa, SDM fiskus

5. cukup memadai. Namun di tanggal Jumlah SDM sudah

tanggal tertentu perlu adanya memadai

penambahan petugas fiskus, agar

tidak antri terlalu lama.

86
Sudah cukup memadai, karena

pelayanan bisa di lakukan secara Jumlah SDM sudah

6. online yang lebih memudahkan memadai

wajib pajak dalam melaporkan

perpajakan.

Kesimpulan :

Menurut beberapa informan, jumlah SDM KPP Pratama Jakarta Senen

sudah memadai sesuai dengan kebutuhan wajib pajak, karena pelaporan

pajak bisa menggunakan online yang mana akan lebih memudahkan

wajib pajak untuk melaporkan perpajakan. Namun untuk pelaporan offline

dihari akhir pelaporan perpajakan penambahan petugas fiskus

dibutuhkan guna memberikan pelayanan terbaik.

3. Daya Tanggap ( Responsiveness )

Pertanyaan 3

a) Menurut bapak/ibu, Apakah anda mengetahui dan memahami

tata cara pelaporan pajak sesuai dengan ketentuan perpajakan

yang baik dan benar?

No.

Informan Hasil Wawancara Analisis Verbatim

Sebagai Petugas Pajak KPP

1. Pratama Jakarta Senen, pastinya Memahami dan sesuai

mengetahui dan memahami ketentuan.

87
pelaporan perpajakan sesuai

dengan tatacara pelaporan pajak

agar memberikan pelayanan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.

Sangat memahami guna

memberikan pelayanan pajak yang

2. baik sesuai dengan ketentuan Memahami dan sesuai

perpajakan yang berlaku di KPP ketentuan.

Pratama Jakarta Senen.

Sebelum bekerja di perusahaan

yang bergerak dibidang konsultan

pajak.belum mengetahui bagaimana

tata cara pelaporan pajak sesuai Memahami dari

3. dengan ketentuan yang berlaku lingkungan pekerjaan

karena tidak mendapatkan

himbauan atau tata cara pelaporan

pajak secara langsung dari KPP

setelah mempunyai NPWP dan

penghasilan.

Mengetahui. Biasanya saya melapor Memahami dan sesuai

4. dari website DJP Online dan ketentuan.

membayar di Bank terdekat.

88
Cukup mengerti dan memahami Memahami dan sesuai

5. cara melapor pajak dari rekan kerja ketentuan.

dan juga baca dari situs online pajak.

Sangat mengetahui dan memahami Memahami dan sesuai

6. pelaporan pajak sesuai dengan ketentuan.

ketentuan yang berlaku.

Kesimpulan :

Beberapa informan mengetahui dan memahami tatacara pelaporan pajak

sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Namun beberapa diantaranya

mengetahui dan memahami bukan dari petugas fiskus atau sosialisasi

yang diberikan melainkan dari lingkungan pekerjaan dan masih merasa

kurang mendapatkan sosialisasi dari petugas fiskus KPP Pratama

Jakarta Senen.

Pertanyaan 3

b) Menurut bapak/ibu, Bagaimana Tindakan yang dilakukan oleh

fiskus mengenai wajib pajak yang melakukan pelaporan SPT

Tahunan Orang Pribadi tidak tepat waktu, guna meningkatkan

kepatuhan wajib pajak orang pribadi?

No.

Informan Hasil Wawancara Analisis Verbatim

Keterlambatan pelaporan SPT

1. Tahunan akan mengakibatkan Sanksi Administrasi.

89
terbitnya sanksi administrasi seperti

yang sudah diatur dalam UU KUP

yang sekarang disempurnakan

dengan UU HPP.

Keterlambatan pelaporan SPT

Tahunan akan mengakibatkan

adanya surat teguran yang Dikenakan sanksi dan

2. dikeluarkan untuk wajib pajak dan denda keterlambatan.

akan mendapatkan sanksi denda

keterlambatan pelaporan pajak yang

berlaku.

Tindakan yang dilakukan fiskus

terhadap wajib pajak yang tidak

tepat waktu dalam pelaporan pajak. Dikenakan surat

3. Akan mendapatkan surat teguran teguran dan denda

atau denda keterlambatan yang keterlambatan.

dikirim ke alamat yang terdaftar di

NPWP

4. Dikenakan denda. Mendapatkan denda.

Mendapatkan sanksi memang perlu,

dengan harapan dapat memberikan

efek jera. Namun, tetap diberikan

5. sosialisasi dan pemahaman terkait Mendapatkan sanksi.

90
batas akhir pelaporan SPT, serta

mendengarkan penjelasan dari wajib

pajak terkait telat melapor.

Terbitnya surat teguran/sanksi Mendapatkan sanksi

6. administrasi jika melebihi batas administrasi.

waktu pelaporan pajak.

Kesimpulan:

Wajib Pajak yang melakukan pelaporan SPT Tahunan Orang Pribadi

melebihi batas waktu pelaporan akan mendapatkan surat teguran atau

sanksi administrasi yang selanjutnya akan mendapatkan denda guna

meningkatkan kepatuhan wajib pajak orang pribadi.

4. Empati ( empathy )

Pertanyaan 4

a) Menurut bapak/ibu, Bagaimana antusias wajib pajak orang

pribadi dalam melaporkan kewajiban perpajakan di KPP

Pratama Jakarta Senen?

No.

Informan Hasil Wawancara Analisis Verbatim

Antusias wajib pajak orang pribadi

cukup baik. Terbukti dengan Antusias wajib pajak

1. tingginya tingkat kepatuhan wajib cukup baik dengan

pajak ditahun terakhir, dengan rasio

91
kepatuhan sebesar 98% dengan jumlah lapor pajak

jumlah pelaporan SPT Tahunan yang meningkat.

sebesar 18.471 dari 18.709 wajib

pajak lapor SPT Tahunan.

Sejauh ini antusias wajib pajak

cukup baik, dilihat dari masih banyak Antusias wajib pajak

2. wajib pajak yang datang ke KPP cukup baik.

secara langsung untuk meminta

bantuan pelaporan pajak.

Pada saat pertama kali mempunyai

NPWP sangat antusias untuk

melaporkan pajak, namun seiring

berjalannya waktu dengan sistem Antusias wajib pajak

dan tatacara pelaporan pajak baru sedikit menurun

3. secara online yang seharusnya dengan keterbatasan

mempermudah wajib pajak untuk pemahaman pelaporan

melapor tetapi dengan kurangnya secara online.

sosialisasi dari KPP membuat

kurangnya kualitas pelayanan fiskus

untuk membantu pelaporan pajak

sehingga wajib pajak kurang

antusias dalam melaporkan

pajaknya

92
Sangat senang jika lapor langsung di Antusias wajib pajak

4. KPP,karena pelayanan dan pegawai cukup baik.

sangat baik

Lebih antusias secara online karena Antusias wajib pajak

5. lebih mudah dan praktis dalam cukup baik.

melaporkan secara online.

Lebih suka melaporkan pajak Antusias wajib pajak

6. melalui online, karena prosesnya cukup baik.

lebih praktis.

Kesimpulan :

Beberapa informan mempunyai antusias yang cukup baik dalam

melaporkan perpajakan secara online ataupun datang langsung ke KPP

Pratama Jakarta Senen. Namun untuk pelaporan secara online harus

lebih ditingkatkan sosialisasi cara pelaporan untuk wajib pajak agar lebih

paham tatacaranya.

Pertanyaan 4

b) Menurut bapak/ibu, Apakah pelayanan fiskus dalam membantu

wajib pajak orang pribadi mengisi SPT Tahunan menggunakan

DJP Online sudah disampaikan dengan jelas dan mudah di

mengerti oleh wajib pajak orang pribadi, guna meningkatkan

kepatuhan wajib pajak orang pribadi?

93
No.

Informan Hasil Wawancara Analisis Verbatim

Semua wajib pajak yang datang ke Sudah di sampaikan

kantor untuk melaporkan SPT dengan jelas. Cara

1. Tahunan, akan diajarkan sampai mengisi SPT Tahunan

paham agar untuk tahun berikutnya menggunakan DJP

dapat melaporkan secara mandiri. Online.

Wajib Pajak yang datang untuk

melaporkan SPT Tahunan akan di Sudah di sampaikan

pandu dari awal hingga akhir dengan jelas. Cara

pelaporan menggunakan DJP mengisi SPT Tahunan

2. Online, namun ada beberapa wajib menggunakan DJP

pajak yang tidak mau belajar dan Online.

menyerahkan pelaporan kepada

petugas fiskus.

Sejauh ini tidak mendapatkan

sosialisasi mengenai tata cara Tidak mendapatkan

3. pelaporan pajak yang dilakukan oleh sosialisasi.

KPP Pratama Jakarta Senen.

Sudah jelas, jika ada yang kurang Sudah di sampaikan

4. jelas Wajib Pajak bisa tanya ulang dengan jelas. Cara

dan akan dijelaskan sedetail mengisi SPT Tahunan

94
mungkin agar tidak terjadi salah menggunakan DJP

paham. Online.

Tidak mendapatkan sosialisasi

menggunakan DJP Online melalui

petugas fiskus. Melainkan Mendapatkan

5. mendapatkan sosialisasi secara sosialisasi melalui

tidak langsung, dengan membaca website DJP Online.

tatacara melapor di DJP online

dengan membaca website DJP

Online.

Disampaikan dengan

6. Pelayanan yang diberikan melalui jelas. Cara mengisi

DJP Online sudah cukup jelas. SPT Tahunan

menggunakan DJP

Online.

Kesimpulan :

Pelayanan Fiskus dalam membantu Wajib Pajak Orang Pribadi mengisi

SPT Tahunan menggunakan DJP Online sejauh ini disampaikan dengan

jelas dan mudah di mengerti, namun harus diperluas untuk sosialisasi

karena ada beberapa wajib pajak yang tidak mendapatkan sosialisasi

tersebut. Seperti informan Nomor 3 ( Tiga ).

95
5. Bukti Fisik ( Tangibles )

Pertanyaan 5

a) Menurut bapak/ibu, Apakah fasilitas sarana dan prasarana

yang tersedia di KPP Pratama Jakarta Senen sudah memadai?

No.

Informan Hasil Wawancara Analisis Verbatim

Fasilitas sarana dan prasarana yang

tersedia sesuai dengan kebutuhan

wajib pajak. Agar pada saat Fasilitas sarana dan

1. melaporkan pajak bukan hanya prasarana yang

mendapatkan pelayanan yang baik tersedia sudah

tetapi juga fasilitas fisik yang akan memadai.

membuat wajib pajak merasa

nyaman pada saat melaporkan

pajak secara langsung.

Fasilitas yang disediakan KPP Fasilitas sarana dan

Pratama Jakarta Senen sudah prasarana yang

2. sesuai dengan kebutuhan yang tersedia sudah

diperlukan wajib pajak dalam memadai.

melaporkan perpajakan di KPP.

Fasilitas sarana dan prasarana yang Fasilitas sarana dan

3. tersedia Di KPP Pratama Jakarta prasarana yang

96
Senen sejauh ini sudah sesuai tersedia sudah

dengan kebutuhan wajib pajak. memadai.

Fasilitas sarana dan

4. Sudah sangat memadai. Ditambah prasarana yang

dengan pegawai yang ramah. tersedia sudah

memadai.

Sarana dan Prasarana cukup

memadai. Namun, ketika sudah Fasilitas sarana dan

menjelang tanggal - tanggal prasarana yang

5. penutupan laporan, pengunjung tersedia sudah

menjadi lebih banyak, sehingga ada memadai.

pengunjung yang menunggu sambil

berdiri.

Fasilitas yang diberikan KPP sudah Fasilitas sarana dan

6. cukup memadai sesuai dengan prasarana yang

kebutuhan wajib pajak. tersedia sudah

memadai.

Kesimpulan:

Menurut para informan fasilitas sarana dan prasarana yang tersedia di

KPP Pratama Jakarta Senen sudah cukup memadai, hanya perlu di

tingkatkan di hari-hari tertentu pada saat pelaporan pajak berlangsung.

97
Pertanyaan 5

b) Menurut bapak/ibu, Apakah fasilitas di KPP Pratama Jakarta

Senen sudah sesuai dengan kebutuhan wajib pajak ?

No.

Informan Hasil Wawancara Analisis Verbatim

Sudah, fasilitas yang diberikan

sudah cukup memadai sesuai

dengan kebutuhan wajib pajak, Fasilitas di KPP

seperti tempat 98eknik untuk Pratama Jakarta

1. kendaraan yang kami sediakan Senen sudah sesuai

cukup untuk wajib pajak yang ingin dengan kebutuhan

melapor pajak, ruang tunggu yang wajib pajak.

nyaman, dokumen – dokumen

pendukung lainnya untuk kebutuhan

wajib pajak dalam melaporkan

pajaknya.

2. Tentunya sudah sesuai dengan Sesuai kebutuhan

kebutuhan wajib pajak. wajib pajak.

Fasilitas fisik seperti lahan 98eknik, Fasilitas di KPP

3. ruang tunggu untuk pelaporan pajak Pratama Jakarta

sudah tersedia, namun untuk form Senen belum

keperluan pelaporan seperti memadai.

pembuatan efin belum memadai.

98
Sudah sesuai dengan kebutuhan Fasilitas di KPP

Wajib Pajak apalagi tempat nya Pratama Jakarta

4. cukup mudah untuk ditemukan, dan Senen sudah sesuai

mudah dijangkau dengan kendaraan dengan kebutuhan

umum. wajib pajak.

Fasilitas cukup sesuai dengan Sesuai kebutuhan

5. kebutuhan wajib pajak. wajib pajak.

Fasilitasnya cukup memadai. Di Fasilitas di KPP

KPP ada unit computer, Pratama Jakarta

6. 99eknik9999 yang tersedia bagi Senen sudah sesuai

wajib pajak, 99eknik untuk buat ID dengan kebutuhan

Billing mandiri/ tanpa bantuan fiskus. wajib pajak.

Di KPP ada mesin EDC, jika wajib

pajak ingin melakukan pembayaran

pajak, bisa gesek kartu debit/ kartu

kredit.

Kesimpulan :

Keenam informan sepakat bahwa fasilitas di KPP Pratama Jakarta Senen

sudah sesuai dengan kebutuhan wajib pajak dan dapat membantu

petugas serta wajib pajak untuk memenuhi kewajiban perpajakan, namun

tetap harus di tingkatkan untuk beberapa yang belum tersedia dengan

baik.

99
2. Analisis Hambatan Kualitas Pelayanan Fiskus Dalam Rangka

Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi kantor

Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Senen

Pertanyaan

a) Menurut bapak/ibu, Hambatan apa saja yang terjadi dalam

pelaporan SPT Tahunan Orang Pribadi yang berhubungan

dengan kualitas pelayanan fiskus dan penggunaan DJP

Online, guna meningkatkan kepatuhan wajib pajak orang

pribadi?

No.

Informan Hasil Wawancara Analisis Verbatim

Hambatan yang sering terjadi adalah Situs Web DJP Online

1. terkait DJP Online yang beberapa yang mengalami eror

kali sempat overload sehingga pada saat batas

terjadi eror. pelaporan.

Hambatan berupa jaringan suka Hambatan di KPP

down pada saat pelaporan akhir Paratama Jakarta

2. tahun khususnya dibulan Maret dan senen. Pada saat akhir

April karena masih ada para wajib pelaporan jaringan

pajak yang susah untuk membuat down.

e-filling/e-billing pada bulan-bulan

itu.

100
Hambatan yang dirasakan dari segi

website DJP seringkali eror

101eknik waktu pelaporan pajak

sedang berlangsung, minimnya Situs Web DJP Online

3. edukasi atau sosialisasi yang yang mengalami eror

diadakan oleh KPP yang pada saat pelaporan.

menyebabkan masih banyak wajib

pajak yang belum mengetahui

secara jelas alur pelaporan wajib

pajak orang pribadi.

Hambatan Kualitas Pelayanan KPP

Senen adalah SDM pada saat

pelayanan secara offline karena Hambatan Kualitas

semakin 101eknik101 antrian yang Pelayanan KPP Senen

4. ada dengan jumlah SDM yang masih ialah jumlah SDM dan

belum sebanding masih belum DJP Online down pada

efektif dan yang kedua pelayanan saat pelaporan pajak.

secara daring juga masih belum

maksimal karena dilihat dari DJP

Online masih suka down.

Hambatannya karena sosialisasi Kurangnya sosialisasi

yang dilakukan hanya sosialisasi dan pemahanan

5. secara tidak langsung. Sehingga pelaporan pajak.

101
wajib pajak harus lebih aktif mencari

tahu tentang pelaporan pajak.

Faktor yang dapat menghambat

kualitas pelayanan fiskus yaitu Sulit menghubungi

6. sulitnya menghubungi petugas pada pelayan secara online.

saat hari pelaporan pajak apabila

pelayanan dilakukan secara online.

Kesimpulan :

Hambatan dari kualitas pelayanan fiskus dalam meningkatkan kepatuhan

wajib pajak masih ada, dari kuantitas atau kualitas SDM nya yang kurang

memadai. Petugas yang masih terbilang kurang banyak dibandingkan

dengan jumlah wajib pajak nya. Pelayanan via DJP Online yang masih

lama dan juga 102eknik/jaringan/server yang masih down pada saat para

wajib pajak ingin memenuhi kewajibannya.

b) Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui perantara atau

pihak lainnya yang telah mengumpulkan data sebelumnya. Data sekunder

adalah proses menganalisis yang dilakukan terhadap data yang sudah ada

sebelumnya tanpa melakukan wawancara, survei, observasi, dan teknik

pengumpulan data lainnya. Berikut Data Kepatuhan Wajib Pajak Orang

Pribadi Tahun 2020 – 2022, yang diperoleh merupakan data dari Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Senen.

102
Tabel I. 5

Data Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Jakarta Senen 2020 – 2022.

Tahun Jumlah Wajib Pajak Jumlah WP Wajib Jumlah Rasio

Terdaftar Lapor SPT Tahunan Pelaporan SPT Kepatuhan

2020 61.519 24.136 18.826 78,00%

2021 65.324 19.336 17.262 89,27%

2022 69.061 18.709 18.471 98,73%

Sumber : Diolah dari KPP Pratama Jakarta Senen

Berdasarkan data yang diperoleh dari KPP Pratama Jakarta Senen.

Pada Tahun 2020 jumlah pelaporan SPT masih dibawah jumlah WP wajib

Lapor SPT Tahunan yaitu dengan jumlah pelaporan wajib pajak sebesar

18.826 dari 24.136 wajib pajak dengan rasio kepatuhan pajak 78%.

Setahun setelahnya jumlah pelaporan SPT Tahunan Kembali menurun

dengan jumlah pelaporan wajib pajak sebesar 17.262 dari 19.366 wajib

pajak dengan rasio kepatuhan pajak sebesar 98,27%. Pada tahun 2022

mengalami peningkatan dengan jumlah pelaporan wajib pajak sebesar

18.471 dari 18.709 wajib pajak dengan rasio kepatuhan 98,73%.

Dari jumlah wajib pajak terdaftar yang terdata belum sepenuhnya

memenuhi kewajiban perpajakannya. Hal ini penulis dapat simpulkan

bahwa menurunnya penerimaan pajak disebabkan belum optimalnya

103
kualitas pelayanan fiskus yang menyebabkan kurangnya kepatuhan wajib

pajak orang pribadi atas kewajiban perpajakannya. Sehingga berdampak

ke penerimaan pajak pada tahun 2020 – 2021 yang menyebabkan

penerimaan pajak belum mencapai target.

3. Analisis Upaya Yang Dilakukan Dalam Mengatasi

Hambatan Yang Dihadapi Pada Kualitas Pelayanan Fiskus

Dalam Rangka Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Orang

Pribadi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Senen

Pertanyaan

a) Menurut bapak/ibu, Upaya apa yang dilakukan dalam

mengatasi kendala yang terjadi dalam pelaporan perpajakan.

Dalam upaya meningkatkan kepatuhan wajib pajak orang

pribadi?

No.

Informan Hasil Wawancara Analisis Verbatim

Sudah banyak upaya yang

dilakukan, seperti adanya pojok Dengan mengadakan

1. pajak, kunjungan ke beberapa upaya Pelayanan

RT/RW, adanya pelayanan dan Pojok Pajak.

konsultasi via whatsapp dan email.

Upaya yang dilakukan dalam

mengatasi kendala yang dirasakan

104
oleh wajib pajak. Dengan cara Upaya yang dilakukan

memberikan sosialisasi secara secara offline dengan

langsung mengunjungi kelurahan mengadakan

2. terdekat atau secara daring, dengan kunjungan di instansi

aktif mengadakan seminar cara terdekat menghimbau

pelaporan pajak melalui DJP Online. untuk melaporkan

untuk meningkatkan kesadaran pajak dan secara

wajib pajak atas kewajiban online mengadakan

perpajakannya guna meningkatkan sosialisasi kewajiban

kepatuhan wajib pajak. Dan juga perpajakan.

memperbesar jaringan/servernya

karena masih suka down server,

masalah teknis saja namun

berdampak besar.

Memberikan sosialisasi kepada

masyarakat luas mengenai

pentingnya membayar atau Memberikan edukasi

3. melaporkan pajak serta manfaat dari terkait pentingnya

pelaporan pajak tersebut, dan kewajiban perpajakan.

memberikan penjelasan alokasi

dana yang digunakan dari

pendapatan pelaporan pajak.

105
Menghimbau Wajib Pajak untuk

segera lapor pajak, mengingatkan Menghimbau wajib

tentang pentingnya bayar pajak dan pajak untuk

mengembangkan DJP Online agar melaporkan

4. tidak mudah error saat diakses perpajakan dan

banyak orang karena DJP Online meningkatkan kualitas

cukup membantu apabila Wajib DJP Online.

Pajak tidak sempat lapor secara

langsung di KPP.

Lebih sering melakukan sosialisasi Meningkatkan

5. ke masyarakat secara langsung. sosialisasi perpajakan.

Mengadakan sosialisasi pentingnya

melaporkan pajak mulai dari

kalangan mahasiswa dengan Meningkatkan

6. mengadakan seminar perpajakan, sosialisasi perpajakan.

mengadakan seminar terbuka untuk

masyarakat agar lebih sadar akan

kewajiban melapor pajak.

Kesimpulan :

Upaya yang dilakukan KPP Pratama Jakarta Senen ialah dengan

mengadakan Pelayanan Pojok Pajak bagi wajib pajak secara

langsung dalam melaksanakan kewajiban perpajakan. Selain itu

secara daring mengadakan seminar sosialisasi yang dilakukan ke

106
instansi-instansi tertentu untuk meningkatkan kesadaran dan

kepatuhan wajib pajak atas kewajiban perpajakan.

C. Pembahasan

Setelah melakukan penelitian langsung dan memaparkan hasil

penelitian mengenai Analisis Kualitas Pelayanan Fiskus Dalam Rangka

Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Kantor Pelayanan

Pajak ( KPP ) Pratama Jakarta Senen diatas. Dalam penelitian ini,

Operasionalisasi konsep yang telah diuraikan pada Bab III dan untuk

menemukan jawaban dari pertanyaan penelitian di Bab I. penulis akan

membahas tiga pokok utama Analisis Kualitas Pelayanan Fiskus Dalam

Rangka Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Kantor

Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama Jakarta Senen 2020-2022, yaitu :

1. Analisis Kualitas Pelayanan Fiskus Dalam Rangka

Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Jakarta senen.

Dalam mengukur Kualitas Pelayanan, penulis menggunakan

Model Teori Kualitas Pelayanan Menurut Zeithmal (dalam

Wijayani 2019), dimana Kualitas Pelayanan dapat diukur dari lima

indikator yang mempengaruhi, lima indikator tersebut adalah

sebagai berikut :

107
1) Keandalan ( Reliability )

Keandalan (Reability) kemampuan memberikan pelayanan

yang dijanjikan dengan segera dan memuaskan. Suatu kualitas

pelayanan terlihat dari kemampuan seorang pelayan dalam

membantu pelaporan para wajib pajaknya . KPP Pratama Jakarta

Senen mempunyai lokasi kantor yang strategis yang mudah di

jangkau wajib pajak sehingga memudahkan untuk melakukan

pelaporan pajak secara langsung. Karena pelaporan pajak atau

SPT Tahunan dilakukan hanya setahun sekali membuat wajib

pajak lupa akan kewajiban perpajakan. Namun KPP Pratama

Jakarta Senen mempunyai SDM dengan kemampuan yang baik

dan pelayanan yang cukup optimal untuk memberikan

kemudahan kepada wajib pajak ketika melaporkan kewajiban

perpajakan. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan jumlah

kepatuhan wajib pajak terhadap pelaporan pajaknya. Hal ini

disampaikan melalui wawancara dengan Ibu Usha selaku

Pelaksana Pelayanan yang menurut beliau Fiskus sebagai

petugas pajak yang bertanggung jawab memberikan pelayanan

kepada wajib pajak akan selalu berusaha memberikan pelayanan

yang optimal sesuai dengan visi dan misi yang menjadi tujuan

kantor pelayanan pajak dalam memberikan pelayanan untuk

meningkatkan kepatuhan wajib pajak.

108
Berdasarkan uraian diatas penulis dapat menyimpulkan

bahwa Keandalan (Reability) yang sudah dilakukan oleh petugas

seksi pelayanan sudah cukup optimal dan petugas seksi

pelayanan sudah berperan aktif untuk membantu para wajib

pajak dalam memenuhi kewajibannya dan mempermudah

melaporkan kewajiban perpajakan secara langsung karena lokasi

KPP yang strategis dan pelayanan fiskus yang sudah optimal.

2) Kepastian/Jaminan ( Assurance )

Jaminan (Assurance), yaitu kemampuan, kesopanan, dan

sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staff bebas dari bahaya,

resiko, atau ragu-ragu. Kualitas pelayanan fiskus salah satu

faktor penting dalam kewajiban perpajakan, fiskus merupakan

petugas yang diharapkan dapat membantu memudahkan wajib

pajak dalam melaporkan kewajiban perpajakan sesuai dengan

ketentuan yang berlaku. Sehingga dapat meningkatkan jumlah

kepatuhan wajib pajak dalam kewajiban perpajakannya.

Sejauh ini pelayanan yang diberikan oleh fiskus dalam

membantu pelaporan pajak secara langsung sudah cukup baik,

karena sebelum memberikan pelayanan kepada wajib pajak

petugas fiskus mendapatkan pelatihan yang akurat sehingga

petugas di KPP memberikan pelayanan sesuai dengan ketentuan

yang ada. Saat ini wajib pajak diberikan kemudahan untuk

109
melaporkan kewajiban perpajakan secara online melalui website

DJP Online.

Hal ini disampaikan melalui wawancara dengan Ibu Usha

selaku Pelaksana Pelayanan yang menurut beliau Petugas

Fiskus memberikan pelayanan dengan ramah dan jelas.

berperilaku baik dan memegang teguh kode etik pelayanan,

untuk daring sudah cukup bagus, meskipun agak menunggu

lama karena sistem selalu ada hambatan di koneksi jaringan atau

hal semacamnya. Selain itu kurangnya pemahaman wajib pajak

terhadap teknologi menjadi hambatan pelaporan pajak melalui

DJP online.

Dapat disimpulkan bahwa Jaminan (Assurance) yang

diberikan petugas seksi pelayanan di KPP Pratama Jakarta

Senen sudah cukup baik. Namun perlu ditingkatkan kembali

kualitas DJP Online dan perlu ditingkatkan sosialisasi

penggunaan DJP Online kepada wajib pajak untuk meningkatkan

jumlah kepatuhan wajib pajak dalam kewajiban perpajakan.

3) Daya Tanggap ( Responsiveness )

Daya Tanggap (Responsiveness), yaitu keinginan para staff

untuk membantu para wajib pajak dan memberikan pengetahuan

serta pemahaman cara pelaporan pajak sesuai dengan

ketentuan yang berlaku. Dalam hal ini petugas fiskus harus

mempunyai pengetahuan yang baik mengenai dunia perpajakan

110
untuk memberikan pemahaman kepada wajib pajak akan

kewajiban perpajakan yang harus dijalani. Terkait hal tersebut

Menurut Ibu Siti Kholifah selaku Account Representative,

“Sebagai AR saya mempunyai pengetahuan yang cukup soal

cara pelaporan pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku

guna memberikan pelayanan pajak yang tanggap sesuai dengan

ketentuan perpajakan yang berlaku di KPP Jakarta Senen.”

Dalam hal ini petugas KPP Pratama Jakarta Senen sudah

membantu para wajib pajak dan memberikan pelayanan dengan

tanggap. Namun hasil wawancara penulis dengan wajib pajak

menyebutkan bahwa masih banyak wajib pajak yang kurang

memahami tata cara pelaporan pajak sistem baru yaitu melalui

website DJP Online yang dianggap sulit.

Dapat disimpulkan bahwa Daya Tanggap (Responsiveness)

petugas seksi pelayanan di KPP Pratama Jakarta Senen cukup

baik dalam memberikan pemahaman pelaporan pajak namun

masih perlu ditingkatkan kembali, memberikan arahan kepada

wajib pajak mengenai cara melaporkan pajak melalui Online.

4) Empati ( Empathy )

Empati (Emphaty) yaitu kemudahan melakukan hubungan

dalam hal memenuhi kewajiban pelaporan pajak, komunikasi

yang baik dan memahami kebutuhan para pelanggan. Seiring

dengan perkembangan zaman pelaporan pajak semakin mudah

111
untuk dilakukan dengan adanya sistem pelaporan melalui

website DJP Online. Dimana wajib pajak bisa melakukan

pelaporan dimana pun dan kapan pun sesuai dengan batas

waktu pelaporan pajak. Jika terjadi kendala pada saat pelaporan

pajak petugas fiskus menyediakan konsultasi melalui WhatsApp

atau email yang memudahkan wajib pajak untuk melakukan

hubungan dengan petugas fiskus.

Namun hasil wawancara penulis dengan Ibu Vina selaku wajib

pajak mengatakan bahwa “Sikap petugas KPP dalam

memberikan pelayanan melalui online masih agak kurang jika

dibandingkan offline, karena masih sering ditemukan kendala

yaitu petugas sulit untuk dihubungi dan server down.”

Dapat disimpulkan bahwa Empati (Emphaty) yang diberikan

petugas seksi pelayanan di KPP Pratama Jakarta Senen sejauh

ini cukup baik. Namun perlu ditingkatkan untuk memberikan

pemahaman terkait pelaporan secara online kepada para wajib

pajak untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak dan

memperluas jaringan server.

5) Bukti Fisik ( Tangibles )

Bukti Fisik (Tangible) meliputi fasilitas fisik, perlengkapan,

pegawai dan sarana komunikasi. Fasilitas fisik yang ada berupa

lahan parkir yang luas, toilet yang nyaman. Perlengkapan

pegawai juga sangat diperhatikan baik untuk wajib pajak dan para

112
petugasnya berupa komputer yang disediakan. Tujuan kualitas

pelayanan tidak semata-mata hanya suatu jasa para petugas

pelayanan yang diberikan tetapi meliputi sarana dan prasarana

yang lengkap dan tentunya dapat mendukung seorang pelayan

dalam mencapai tujuannya. Kelengkapannya berupa adanya

komputer, ATK, kursi, meja, AC dan sistem secara online. Hal ini

dikemukakan melalui wawancara dengan Ibu Siti Kholifah selaku

Account Representatif, dimana beliau mengatakan sudah cukup

terpenuhi sesuai dengan kebutuhan wajib pajak. Bukan hanya

sarana dan prasarana yang lengkap tetapi kenyamanan juga

menjadi prioritas KPP Pratama Jakarta Senen.

Dapat disimpulkan bahwa Bukti Fisik (Tangible) KPP Pratama

Jakarta Senen sudah terpenuhi dengan baik sesuai dengan

kebutuhan wajib pajak dan petugas fiskus dalam membantu wajib

pajak memenuhi kewajiban perpajakannya.

2. Analisis Hambatan Kualitas Pelayanan Fiskus Dalam Rangka

Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi kantor

Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Senen

Tujuan dari Kualitas Pelayanan ini untuk meningkatkan

kepatuhan wajib pajak di KPP Pratama Jakarta Senen. Dalam

Rangka meningkatkan kualitas terdapat hambatan secara internal

113
dan eksternal yang dapat mempengaruhi proses penyampaian

kewajiban wajib pajak. Hambatan tersebut antara lain:

Hambatan Internal :

Pertama, informan menyampaikan hambatan internal yang

dialami oleh KPP adalah jaringan yang suka melambat/down server.

Hal tersebut diungkapkan pada wawancara berikut ini :

“Petugas Fiskus memberikan pelayanan dengan ramah dan


jelas. kami pun berperilaku baik dan memegang teguh kode
etik pelayanan, untuk daring pun sudah cukup bagus,
meskipun agak menunggu lama karna yang namanya sistem
selalu ada hambatan di koneksi jaringan atau hal
semacamnya.”
( Wawancara dengan Ibu Usha Selaku Seksi Pelayanan )

Hambatan Eksternal :

Pertama, salah satu informan menyampaikan bahwa

hambatan eksternal berupa minimnya sosialisasi atau pengarahan

yang diberikan oleh petugas fiskus kepada wajib pajak yang

menyebabkan rendahnya kesadaran wajib pajak dalam memenuhi

kepatuhan kewajiban perpajakan. Hal tersebut diungkapkan pada

wawancara berikut ini :

“Pelayanan yang diberikan secara online masih kurang baik,


karena masih ada beberapa wajib pajak yang tidak
memahami cara pelaporan pajak melalui online, disebabkan
oleh kurangnya sosialisasi yang diberikan. Dan minimnya
pengetahuan teknologi wajib pajak.”

114
( Wawancara dengan Ibu Komalasari selaku Wajib Pajak )

Kedua, informan lain menyebutkan hambatan eksternal berupa

masih banyaknya keluhan terkait mendapatkan informasi ke KPP

via daring/online. Hal tersebut diungkapkan dari beberapa

kutipan hasil wawancaran berikut:

“Sikap petugas KPP dalam memberikan pelayanan melalui


online masih agak kurang jika dibandingkan offline, karena
masih sering ditemukan kendala yaitu petugas sulit untuk
dihubungi.”
( Wawancara dengan Ibu Vina selaku Wajib Pajak )

Penulis menyimpulkan bahwa dalam menjalankan kualitas

pelayanan dalam meningkatkan kepatuhan wajib pajak selalu

memiliki kendala, namun kendala tersebut merupakan bagian

dari proses peningkatan Kualitas Pelayanan yang lebih baik,

dengan adanya kendala tersebut, maka diharapkan bisa

mendapat perhatian lebih untuk dapat ditingkatkan dikemudian

hari.

3. Analisis Upaya Yang Dilakukan Dalam Mengatasi Hambatan

Yang Dihadapi Pada Kualitas Pelayanan Fiskus Dalam Rangka

Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Senen

Dalam meningkatkan kualitas pelayanan seksi pelayanan

perpajakan, KPP Pratama Jakarta Senen mempunyai upaya yang

akan dilakukan baik secara internal dan eksternal yang menjadi tolak

115
ukur sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan

meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Upaya tersebut diantaranya:

Upaya Internal :

Pertama, informan menyebutkan banyak upaya yang sudah

dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan dan kesadaran wajib pajak

dalam kewajiban perpajakan diantaranya adalah mengadakan

kunjungan untuk memberikan sosialisasi secara langsung,

mengadakan Pojok Pajak untuk memudahkan pelaporan pajak,

memberikan pelayanan dan konsultasi via whatsapp/email. Hal

tersebut diungkapkan pada wawancara berikut ini :

“Sudah banyak upaya yang dilakukan, seperti adanya pojok


pajak, kunjungan ke beberapa RT/RW, adanya pelayanan
dan konsultasi via whatsapp dan email.”
( Wawancara dengan Ibu Usha selaku Seksi Pelayanan )

Kedua, informan lain menyebutkan upaya internal yang

diperlukan adalah memperluas jaringan/server KPP. Hal tersebut

diungkapkan pada wawancara berikut ini:

“memperbesar jaringan/servernya karena masih suka down


server, masalah teknis saja namun berdampak besar.”
( Wawancara dengan Ibu Siti Kholilah selaku Account
Representatif ).

Upaya Eksternal :

Pertama, informan menyebutkan upaya yang diperlukan

adalah dengan aktif memberikan sosialisasi pemahaman pentingnya

116
kewajiban perpajakan dan alokasi dana yang digunakan dari

pendapatan pajak. Bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan

kepatuhan wajib pajak dalam kewajiban perpajakan. Hal tersebut

diungkapkan pada wawancara berikut :

“Memberikan sosialisasi kepada masyarakat luas mengenai


pentingnya membayar atau melaporkan pajak serta manfaat
dari pelaporan pajak tersebut, dan memberikan penjelasan
alokasi dana yang digunakan dari pendapatan pelaporan
pajak.”

( Wawancara dengan Ibu Vina selaku Wajib Pajak )

Kedua, informan lain menyebutkan upaya yang diperlukan

adalah menghimbau wajib pajak untuk melaporkan pajak tepat

waktu dan memberikan pemahaman serta mengembangkan DJP

Online agar tidak mudah eror saat diakses dengan para wajib

pajak. Hal tersebut diungkapkan pada wawancara berikut :

“Menghimbau Wajib Pajak untuk segera lapor pajak, mengingatkan


tentang pentingnya bayar pajak dan mengembangkan DJP Online
agar tidak mudah error saat diakses banyak orang karena DJP
Online cukup membantu apabila Wajib Pajak tidak sempat lapor
secara langsung di KPP.”

( Wawancara dengan Ibu Okta selaku Wajib Pajak )

Penulis menyimpulkan dalam meningkatkan kualitas

pelayanan dalam meningkatkan kepatuhan wajib pajak terdapat

upaya pendorong yang dapat menunjang kualitas pelayanan para

petugas seksi pelayanan, maka dari faktor pendorong ini

117
diharapkan bisa dipertahankan atau lebih ditingkatkan lagi untuk

kualitas pelayanan yang lebih baik.

118
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada bab - bab sebelumnya yang

membahas analisis kualitas fiskus dalam rangka meningkatkan

kepatuhan wajib pajak orang pribadi KPP Pratama Jakarta Senen

2020 – 2022 dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1) Kualitas Pelayanan Fiskus Dalam Rangka Meningkatkan

Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi sudah cukup optimal

seperti Keandalan (Reability), Bukti Fisik (Tangibles) dan Daya

Tanggap (Responsiveness). Atas pelayanan yang diberikan

pegawai fiskus sangat baik sehingga wajib pajak pun merasa

puas atas pelayanan yang diberikan KPP Pratama Jakarta

Senen, Namun masih perlu ditingkatkan kembali untuk indikator

Jaminan (Assurance) dan Empati (Emphaty).

2) Ada 2 indikator kualitas pelayanan fiskus yang masih perlu

ditingkatkan yaitu : Jaminan ( Assurance ) seperti kuantitas &

kualitas SDM yang masih kurang, ada beberapa wajib pajak

merasa masih menunggu lama dilayani baik secara offline

maupun online, kendala ini karena terbatasnya jumlah petugas

pelayanan dibandingkan dengan wajib pajak pada saat waktu

pelaporan pajak, jaringan server yang suka down pada saat

musim pelaporan dan Empati ( Empathy ) seperti pelayanan

119
melalui online masih agak kurang jika dibandingkan offline,

karena masih sering ditemukan kendala yaitu petugas sulit untuk

dihubungi, Pelayanan yang diberikan secara online masih kurang

baik, karena masih ada beberapa wajib pajak yang tidak

memahami cara pelaporan pajak melalui online disebabkan oleh

kurangnya sosialisasi yang diberikan dan minimnya pengetahuan

teknologi wajib pajak.

3) Menurunnya kepatuhan wajib pajak orang pribadi KPP Pratama

Jakarta Senen Tahun 2020 – 2021 dengan rendahnya kesadaran

wajib pajak. Petugas Fiskus KPP Pratama Jakarta Senen

berupaya Meningkatkan Kualitas Pelayanan Fiskus dalam

rangka Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi,

dengan memberikan kualitas pelayanan fiskus yang optimal, hal

itu dapat dilihat dari pencapaian data kepatuhan wajib pajak

orang pribadi yang mengalami kenaikan di tahun 2022.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian diatas, saran - saran yang dapat

diberikan adalah sebagai berikut:

1) KPP Pratama Jakarta Senen harus terus meningkatkan kualitas

pelayanan untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak, ketika

kepatuhan wajib pajak meningkatkan maka akan berdampak

positif juga kepada penerimaan pajak.

120
2) Untuk mengurangi hambatan yang ada, KPP Pratama Jakarta

Senen perlu meningkatkan sosialisasi pelaporan secara online,

menambah jumlah petugas pelayanan fiskus pada waktu

pelaporan pajak untuk bisa memberikan informasi pajak dengan

baik kepada wajib pajak. Kemudian untuk meningkatkan kualitas

SDM perlu diakan pelatihan internal terkait peraturan-peraturan

perpajakan yang baru supaya dalam memberikan informasi

kepada wajib pajak tidak ada kendala lagi.

3) Untuk meningkatkan upaya pendorong dalam hal sumber daya

manusia harus selalu ditingkatkan kualitas ilmu yang dimiliki dan

bisa berkomitemen dan juga konsisten dalam memberikan

pelayanan pajak.

121
Daftar Pusaka

Buku :

Siti Kurnia. (2013). Perpajakan Indonesia: Konsep & Aspek Formal

Cetakan Kedua. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Samudra, Azhari Aziz. (2015). Perpajakan di Indonesia: Keuangan Pajak

dan Restribusi Daerah. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Sidiq, U., & Choiri, (2019). Metode penelitian kualitatif di bidang

pendidikan. Ponorogo: CV Nata Karya.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,

Cetakan ke-24. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kuaitatif, dan R&D.

Bandung: Alfabeta

Indradi, Sjamsir Sjamsuddin. (2016). Dasar-Dasar dan Teori Administrasi

Publik. Malang: Instans Publishing.

Dr. Rukin, (2021). Metodelogi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi.

Surabaya: CV. Jakad Media Publishing

Anggara, Sahya. (2016). Hukum Administrasi Perpajakan.

Bandung: Pustaka Setia.

Waluyo. (2013). Perpajakan Indonesia.

Jakarta: Salemba Empat

122
Internet :

https://repository.stiami.ac.id/js/pdfjs/web/viewer.html?file=../../../repository
//BAB%20I%20-%20DIECKY.pdf
https://repository.stiami.ac.id/index.php?p=show_detail&id=4097&keyword
s=
https://www.pinhome.id/blog/pengertian-administrasi
publik/#Pengertian_Administrasi_Publik_Menurut_Para_Ahli
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/08/04/rasio-kepatuhan-
pelaporan-spt-pajak-tercapai-84-pada-2021
https://www.slideshare.net/FairNurfachrizi/pelayanan-prima-djp
https://www.pajakku.com/read/6226e20ea9ea8709cb1895e7/Realisasi-
Kepatuhan-Pajak-2021-84-Persen-tapi-Target-2022-Hanya-80-Persen
https://eprints.uny.ac.id/16819/1/TA%20FEBRILYA%20SARI%20DEWI-
NIM%2011409134054.pdf
https://eprints.uny.ac.id/17821/1/TUGAS%20AKHIR.pdf
https://www.researchgate.net/publication/349904112_Analisis_Pemeriksa
an_dalam_Meningkatkan_Kepatuhan_Wajib_Pajak_Badan_di_Kantor_Pel
ayanan_Pajak_Pratama_Jakarta_Tanah_Abang_Satu_Tahun_2016-2018
http://eprints.kwikkiangie.ac.id/934/3/22160127%20-
%20Claudia%20Ade%20-%20bab%202.pdf
http://portaluqb.ac.id:808/167/4/BAB%20II.pdf

123
Peraturan Undang – undang :

Dalam pembentukan Kantor Pelayanan Pajak Pratama ini dilandasi dengan


SE-19/PJ/2007 tentang persiapan penerapan sistem administrasi
perpajakan modern pada kantor wilayah Direktorat Jenderal Pajak.

Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor


254/KMK.01/2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor
Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta I, Kantor Pelayanan Pajak
Madya, dan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Di Lingkungan Kantor
Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta I.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2020


Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat
Jenderal Pajak, pada pasal 60&61 menjelaskan Tugas pokok dan
Fungsi Masing-Masing Dari Struktur Organisasi KPP Pratama
Jakarta Senen.

124
PEDOMAN WAWANCARA

No Informan : 1

A. Jadwal Wawancara

Hari/Tanggal : Jum’at, 16 Juni 2023


Pukul : 10 : 30

B. Identifikasi Masalah

Nama : Usha Puanova


Jabatan : Seksi Pelayanan KPP Pratama Jakarta Senen

C. Pertanyaan Wawancara

1. Keandalan (Reliability)

a) Menurut bapak/ibu, Apa yang membuat anda tertarik

dan memilih untuk melaporkan pajak di KPP Pratama

Jakarta Senen?

“Lokasi KPP Pratama Jakarta Senen yang cukup

strategis ditengah - tengah pemukiman serta

perkantoran di Jalan Kramat Raya dan pelayanannya

yang ramah.”

b) Menurut bapak/ibu, Bagaimana menurut anda

pelayanan fiskus KPP Pratama Jakarta Senen dalam

membantu pelaporan pajak, guna meningkatkan

125
kepatuhan wajib pajak orang pribadi? apakah sudah

optimal?

“Fiskus sebagai petugas pajak yang bertanggung

jawab memberikan pelayanan kepada wajib pajak

akan selalu berusaha memberikan pelayanan yang

optimal sesuai dengan visi dan misi yang menjadi

tujuan kantor pelayanan pajak dalam memberikan

pelayanan. sehingga para petugas dapat menjawab

permasalahan yang dihadapi oleh para wajib pajak

untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak secara

optimal.”

c) Menurut bapak/ibu, Hal apa yang membuat wajib pajak

orang pribadi enggan atau terlihat lalai untuk

melaporkan kewajiban perpajakan?

“Karena pelaporan hanya dilakukan setahun sekali,

membuat Wajib Pajak lupa akan kewajiban pelaporan

SPT. Selain itu ada beberapa Wajib Pajak yang

mempunyai kesibukan pekerjaan dan tidak ada waktu

senggang untuk datang ke KPP dan tidak mengetahui

bahwa pelaporan pajak bisa dilakukan secara daring

melalui DJP Online.”

126
2. Kepastian/Jaminan (Assurance)

a) Menurut bapak/ibu, Apakah kualitas pelayanan fiskus

yang diterapkan untuk membantu wajib pajak orang

pribadi dalam melaporkan perpajakan sesuai dengan

SOP yang berlaku?

“Pelayanan yang ada di KPP Pratama Jakarta Senen

sesuai dengan SOP dan peraturan yang berlaku,

secara umum mulai dari pelayanan yang diberikan

sesuai dengan kebutuhan masing-masing wajib pajak.”

b) Bagaimana menurut pendapat anda mengenai sikap

petugas fiskus KPP Pratama Jakarta Senen dalam

memberikan pelayanan atau menjawab pertanyaan

wajib pajak secara online/offline?

“Petugas Fiskus memberikan pelayanan dengan

ramah dan jelas. berperilaku baik dan memegang

teguh kode etik pelayanan, untuk daring sudah cukup

bagus, meskipun agak menunggu lama karena sistem

selalu ada hambatan di koneksi jaringan atau hal

semacamnya.”

c) Menurut bapak/ibu, Apakah jumlah SDM dalam

pelayanan fiskus kepada para wajib pajak orang

127
pribadi di KPP Pratama Jakarta Senen cukup

memadai?

“Sudah cukup memadai. Sudah banyak pelayanan

yang dilakukan secara online, sehingga memudahkan

fiskus untuk melakukan pelayanan.”

3. Daya Tanggap (Responsiveness)

a) Menurut bapak/ibu, Apakah anda mengetahui dan

memahami tata cara pelaporan pajak sesuai dengan

ketentuan perpajakan yang baik dan benar?

“Sebagai Petugas Pajak KPP Pratama Jakarta Senen,

pastinya mengetahui dan memahami pelaporan

perpajakan sesuai dengan tatacara pelaporan pajak

agar memberikan pelayanan sesuai dengan ketentuan

yang berlaku.”

b) Menurut bapak/ibu, Bagaimana Tindakan yang

dilakukan oleh fiskus mengenai wajib pajak yang

melakukan pelaporan SPT Tahunan Orang Pribadi

tidak tepat waktu, guna meningkatkan kepatuhan wajib

pajak orang pribadi?

“Keterlambatan pelaporan SPT Tahunan akan

mengakibatkan terbitnya sanksi administrasi seperti

128
yang sudah diatur dalam UU KUP yang sekarang

disempurnakan dengan UU HPP.”

4. Empati (Empathy)

a) Menurut bapak/ibu, Bagaimana antusias wajib pajak

orang pribadi dalam melaporkan kewajiban perpajakan

di KPP Pratama Jakarta Senen?

“Antusias wajib pajak orang pribadi cukup baik.

Terbukti dengan tingginya tingkat kepatuhan wajib

pajak ditahun terakhir, dengan rasio kepatuhan

sebesar 98% dengan jumlah pelaporan SPT Tahunan

sebesar 18.471 dari 18.709 wajib pajak lapor SPT

Tahunan.”

b) Menurut bapak/ibu, Apakah pelayanan fiskus dalam

membantu wajib pajak orang pribadi mengisi SPT

Tahunan menggunakan DJP Online sudah

disampaikan dengan jelas dan mudah di mengerti oleh

wajib pajak orang pribadi, guna meningkatkan

kepatuhan wajib pajak orang pribadi?

“Semua wajib pajak yang datang ke kantor untuk

melaporkan SPT Tahunan, akan diajarkan sampai

paham agar untuk tahun berikutnya dapat melaporkan

secara mandiri.”

129
5. Bukti Fisik (Tangibles)

a) Menurut bapak/ibu, Apakah fasilitas sarana dan

prasarana yang tersedia di KPP Pratama Jakarta

Senen sudah memadai?

“Fasilitas sarana dan prasarana yang tersedia sesuai

dengan kebutuhan wajib pajak. Agar pada saat

melaporkan pajak bukan hanya mendapatkan

pelayanan yang baik tetapi juga fasilitas fisik yang akan

membuat wajib pajak merasa nyaman pada saat

melaporkan pajak secara langsung.”

b) Menurut bapak/ibu, Apakah fasilitas di KPP Pratama

Jakarta Senen sudah sesuai dengan kebutuhan wajib

pajak ?

“Sudah, fasilitas yang diberikan sudah cukup memadai

sesuai dengan kebutuhan wajib pajak, seperti tempat

parkir untuk kendaraan yang kami sediakan cukup

untuk wajib pajak yang ingin melapor pajak, ruang

tunggu yang nyaman, dokumen - dokumen pendukung

lainnya untuk kebutuhan wajib pajak dalam

melaporkan pajaknya.”

130
6. Hambatan

Menurut bapak/ibu, Hambatan apa saja yang terjadi dalam

pelaporan SPT Tahunan Orang Pribadi yang berhubungan

dengan kualitas pelayanan fiskus dan penggunaan DJP

Online, guna meningkatkan kepatuhan wajib pajak orang

pribadi?

“Hambatan yang sering terjadi adalah terkait DJP Online

yang beberapa kali sempat overload sehingga terjadi eror.”

7. Upaya

Menurut bapak/ibu, Upaya apa yang dilakukan dalam

mengatasi kendala yang terjadi dalam pelaporan perpajakan.

Dalam upaya meningkatkan kepatuhan wajib pajak orang

pribadi?

“Sudah banyak upaya yang dilakukan, seperti adanya pojok

pajak, kunjungan ke beberapa RT/RW, adanya pelayanan

dan konsultasi via whatsapp dan email.”

131
PEDOMAN WAWANCARA

No Informan : 2

A. Jadwal Wawancara

Hari/Tanggal : Kamis, 22 Juni 2023


Pukul : 16 : 00

B. Identifikasi Masalah

Nama : Ibu Siti Kholilah Maulida


Jabatan : Account Representative

C. Pertanyaan Wawancara

1. Keandalan (Reliability)

a) Menurut bapak/ibu, Apa yang membuat anda tertarik

dan memilih untuk melaporkan pajak di KPP Pratama

Jakarta Senen?

“Petugas di KPP Jakarta Senen cukup ramah dalam

membantu wajib pajak.”

b) Menurut bapak/ibu, Bagaimana menurut anda

pelayanan fiskus KPP Pratama Jakarta Senen dalam

membantu pelaporan pajak, guna meningkatkan

kepatuhan wajib pajak orang pribadi? apakah sudah

optimal?

132
“Sudah cukup optimal, dari segi keramahan, dari segi

pengetahuan cukup bagus serta dapat memberikan

solusi bagi Wajib Pajak yang merasa kesulitan.”

c) Menurut bapak/ibu, Hal apa yang membuat wajib pajak

orang pribadi enggan atau terlihat lalai untuk

melaporkan kewajiban perpajakan?

“Kurangnya kesadaran masyarakat dalam melaporkan

pajak, hal ini disebabkan oleh masih ada beberapa

wajib pajak yang tidak mengetahui manfaat atau

keuntungan dalam pembayaran pajak.”

2. Kepastian/Jaminan (Assurance)

a) Menurut bapak/ibu, Apakah kualitas pelayanan fiskus

yang diterapkan untuk membantu wajib pajak orang

pribadi dalam melaporkan perpajakan sesuai dengan

SOP yang berlaku?

“Sebelum memberikan pelayanan kepada wajib pajak.

Petugas fiskus mendapatkan pelatihan yang cukup.

Sehingga petugas di KPP memberikan pelayanan

yang sesuai dengan ketentuan yang ada.”

b) Bagaimana menurut pendapat anda mengenai sikap

petugas fiskus KPP Pratama Jakarta Senen dalam

133
memberikan pelayanan atau menjawab pertanyaan

wajib pajak secara online/offline?

“Secara offline sikap petugas fiskus dirasa sudah

cukup baik, dan untuk online pun cukup fast respon

dalam melayani wajib pajak.”

c) Menurut bapak/ibu, Apakah jumlah SDM dalam

pelayanan fiskus kepada para wajib pajak orang

pribadi di KPP Pratama Jakarta Senen cukup

memadai?

“Sudah cukup memadai jika melaporkan pajak tidak

diakhir batas pelaporan. Karena wajib pajak terbiasa

melakukan pelaporan dibatas akhir yang

menyebabkan petugas fiskus kewalahan dengan

keadaan tersebut.”

3. Daya Tanggap (Responsiveness)

a) Menurut bapak/ibu, Apakah anda mengetahui dan

memahami tata cara pelaporan pajak sesuai dengan

ketentuan perpajakan yang baik dan benar?

“Sangat memahami guna memberikan pelayanan

pajak yang baik sesuai dengan ketentuan perpajakan

yang berlaku di KPP Pratama Jakarta Senen.”

134
b) Menurut bapak/ibu, Bagaimana Tindakan yang

dilakukan oleh fiskus mengenai wajib pajak yang

melakukan pelaporan SPT Tahunan Orang Pribadi

tidak tepat waktu, guna meningkatkan kepatuhan wajib

pajak orang pribadi?

“Keterlambatan pelaporan SPT Tahunan akan

mengakibatkan adanya surat teguran yang dikeluarkan

untuk wajib pajak dan akan mendapatkan sanksi

denda keterlambatan pelaporan pajak yang berlaku.”

4. Empati (Empathy)

a) Menurut bapak/ibu, Bagaimana antusias wajib pajak

orang pribadi dalam melaporkan kewajiban perpajakan

di KPP Pratama Jakarta Senen?

“Sejauh ini antusias wajib pajak cukup baik, dilihat dari

masih banyak wajib pajak yang datang ke KPP secara

langsung untuk meminta bantuan pelaporan pajak.”

b) Menurut bapak/ibu, Apakah pelayanan fiskus dalam

membantu wajib pajak orang pribadi mengisi SPT

Tahunan menggunakan DJP Online sudah

disampaikan dengan jelas dan mudah di mengerti oleh

wajib pajak orang pribadi, guna meningkatkan

kepatuhan wajib pajak orang pribadi?

135
“Wajib Pajak yang datang untuk melaporkan SPT

Tahunan akan di pandu dari awal hingga akhir

pelaporan menggunakan DJP Online, namun ada

beberapa wajib pajak yang tidak mau belajar dan

menyerahkan pelaporan kepada petugas fiskus.”

5. Bukti Fisik (Tangibles)

a) Menurut bapak/ibu, Apakah fasilitas sarana dan

prasarana yang tersedia di KPP Pratama Jakarta

Senen sudah memadai?

“Fasilitas yang disediakan KPP Pratama Jakarta

Senen sudah sesuai dengan kebutuhan yang

diperlukan wajib pajak dalam melaporkan perpajakan

di KPP.”

b) Menurut bapak/ibu, Apakah fasilitas di KPP Pratama

Jakarta Senen sudah sesuai dengan kebutuhan wajib

pajak ?

“Tentunya sudah sesuai dengan kebutuhan wajib

pajak.”

6. Hambatan

Menurut bapak/ibu, Hambatan apa saja yang terjadi dalam

pelaporan SPT Tahunan Orang Pribadi yang berhubungan

dengan kualitas pelayanan fiskus dan penggunaan DJP

136
Online, guna meningkatkan kepatuhan wajib pajak orang

pribadi?

“Hambatan berupa jaringan suka down pada saat pelaporan

akhir tahun khususnya dibulan Maret dan April karena masih

ada para wajib pajak yang susah untuk membuat e-filling/e-

billing pada bulan-bulan itu..”

7. Upaya

Menurut bapak/ibu, Upaya apa yang dilakukan dalam

mengatasi kendala yang terjadi dalam pelaporan perpajakan.

Dalam upaya meningkatkan kepatuhan wajib pajak orang

pribadi?

“Upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala yang

dirasakan oleh wajib pajak. Dengan cara memberikan

sosialisasi secara langsung mengunjungi kelurahan terdekat

atau secara daring, dengan aktif mengadakan seminar cara

pelaporan pajak melalui DJP Online. untuk meningkatkan

kesadaran wajib pajak atas kewajiban perpajakannya guna

meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Dan juga memperbesar

jaringan/servernya karena masih suka down server, masalah

teknis saja namun berdampak besar.”

137
PEDOMAN WAWANCARA

No Informan : 3

A. Jadwal Wawancara

Hari/Tanggal : Selasa, 20 Juni 2023


Pukul : 17 : 00

B. Identifikasi Masalah

Nama : Ibu Vina Ariany


Jabatan : Wajib Pajak I

C. Pertanyaan Wawancara

1. Keandalan (Reliability)

a) Menurut bapak/ibu, Apa yang membuat anda tertarik

dan memilih untuk melaporkan pajak di KPP Pratama

Jakarta Senen?

“Yang membuat tertarik untuk melaporkan pajak di

KPP Pratama Jakarta Senen ialah lokasi yang cukup

strategis dengan rumah sehingga memudahkan untuk

pelaporan pajak.”

b) Menurut bapak/ibu, Bagaimana menurut anda

pelayanan fiskus KPP Pratama Jakarta Senen dalam

membantu pelaporan pajak, guna meningkatkan

138
kepatuhan wajib pajak orang pribadi? apakah sudah

optimal?

“Pelayanan yang diberikan KPP Pratama Jakarta

Senen secara langsung sudah cukup optimal dengan

pelayanan yang akurat sesuai dengan kebutuhan wajib

pajak.”

c) Menurut bapak/ibu, Hal apa yang membuat wajib pajak

orang pribadi enggan atau terlihat lalai untuk

melaporkan kewajiban perpajakan?

“Kurangnya sosialisasi atau edukasi kepada wajib

pajak yang membuat wajib pajak kurang sadar akan

pentingnya membayar pajak, karena wajib pajak akan

sadar untuk membayar pajak jika memahami hal

tersebut.”

2. Kepastian/Jaminan (Assurance)

a) Menurut bapak/ibu, Apakah kualitas pelayanan fiskus

yang diterapkan untuk membantu wajib pajak orang

pribadi dalam melaporkan perpajakan sesuai dengan

SOP yang berlaku?

“Selama melaporkan pajak di KPP untuk SOP sudah di

berlakukan, dengan tata cara pelaporan pajak dari

139
awal hingga akhir oleh fiskus untuk membantu

melaporkan pajak orang pribadi.”

b) Bagaimana menurut pendapat anda mengenai sikap

petugas fiskus KPP Pratama Jakarta Senen dalam

memberikan pelayanan atau menjawab pertanyaan

wajib pajak secara online/offline?

“Sikap petugas KPP dalam memberikan pelayanan

melalui online masih agak kurang jika dibandingkan

offline, karena masih sering ditemukan kendala yaitu

petugas sulit untuk dihubungi.”

c) Menurut bapak/ibu, Apakah jumlah SDM dalam

pelayanan fiskus kepada para wajib pajak orang

pribadi di KPP Pratama Jakarta Senen cukup

memadai?

“Jumlah SDM di KPP Pratama Jakarta Senen sudah

cukup memadai.”

3. Daya Tanggap (Responsiveness)

a) Menurut bapak/ibu, Apakah anda mengetahui dan

memahami tata cara pelaporan pajak sesuai dengan

ketentuan perpajakan yang baik dan benar?

“Sebelum bekerja di perusahaan yang bergerak

dibidang konsultan pajak. belum mengetahui

140
bagaimana tata cara pelaporan pajak sesuai dengan

ketentuan yang berlaku karena tidak mendapatkan

himbauan atau tata cara pelaporan pajak secara

langsung dari KPP setelah mempunyai NPWP dan

penghasilan.”

b) Menurut bapak/ibu, Bagaimana Tindakan yang

dilakukan oleh fiskus mengenai wajib pajak yang

melakukan pelaporan SPT Tahunan Orang Pribadi

tidak tepat waktu, guna meningkatkan kepatuhan wajib

pajak orang pribadi?

“Tindakan yang dilakukan fiskus terhadap wajib pajak

yang tidak tepat waktu dalam pelaporan pajak. Akan

mendapatkan surat teguran atau denda keterlambatan

yang dikirim ke alamat yang terdaftar di NPWP.”

4. Empati (Empathy)

a) Menurut bapak/ibu, Bagaimana antusias wajib pajak

orang pribadi dalam melaporkan kewajiban perpajakan

di KPP Pratama Jakarta Senen?

“Pada saat pertama kali mempunyai NPWP sangat

antusias untuk melaporkan pajak, namun seiring

berjalannya waktu dengan sistem dan tatacara

pelaporan pajak baru secara online yang seharusnya

141
mempermudah wajib pajak untuk melapor tetapi

dengan kurangnya sosialisasi dari KPP membuat

kurangnya kualitas pelayanan fiskus untuk membantu

pelaporan pajak sehingga wajib pajak kurang antusias

dalam melaporkan pajaknya.”

b) Menurut bapak/ibu, Apakah pelayanan fiskus dalam

membantu wajib pajak orang pribadi mengisi SPT

Tahunan menggunakan DJP Online sudah

disampaikan dengan jelas dan mudah di mengerti oleh

wajib pajak orang pribadi, guna meningkatkan

kepatuhan wajib pajak orang pribadi?

“Sejauh ini tidak mendapatkan sosialisasi mengenai

tata cara pelaporan pajak yang dilakukan oleh KPP

Pratama Jakarta Senen.”

5. Bukti Fisik (Tangibles)

a) Menurut bapak/ibu, Apakah fasilitas sarana dan

prasarana yang tersedia di KPP Pratama Jakarta

Senen sudah memadai?

“Fasilitas sarana dan prasarana yang tersedia Di KPP

Pratama Jakarta Senen sejauh ini sudah sesuai

dengan kebutuhan wajib pajak.”

142
b) Menurut bapak/ibu, Apakah fasilitas di KPP Pratama

Jakarta Senen sudah sesuai dengan kebutuhan wajib

pajak ?

“Fasilitas fisik seperti lahan parkir, ruang tunggu untuk

pelaporan pajak sudah tersedia, namun untuk form

keperluan pelaporan seperti pembuatan efin belum

memadai.”

6. Hambatan

Menurut bapak/ibu, Hambatan apa saja yang terjadi dalam

pelaporan SPT Tahunan Orang Pribadi yang berhubungan

dengan kualitas pelayanan fiskus dan penggunaan DJP

Online, guna meningkatkan kepatuhan wajib pajak orang

pribadi?

“Hambatan yang dirasakan dari segi website DJP seringkali

eror ketika waktu pelaporan pajak sedang berlangsung,

minimnya edukasi atau sosialisasi yang diadakan oleh KPP

yang menyebabkan masih banyak wajib pajak yang belum

mengetahui secara jelas alur pelaporan wajib pajak orang

pribadi.”

7. Upaya

Menurut bapak/ibu, Upaya apa yang dilakukan dalam

mengatasi kendala yang terjadi dalam pelaporan perpajakan.

143
Dalam upaya meningkatkan kepatuhan wajib pajak orang

pribadi?

“Memberikan sosialisasi kepada masyarakat luas mengenai

pentingnya membayar atau melaporkan pajak serta manfaat

dari pelaporan pajak tersebut, dan memberikan penjelasan

alokasi dana yang digunakan dari pendapatan pelaporan

pajak.”

144
PEDOMAN WAWANCARA

No Informan : 4

A. Jadwal Wawancara

Hari/Tanggal : Jum’at, 16 Juni 2023


Pukul : 13 : 00

B. Identifikasi Masalah

Nama : Ibu Oktavianingsih


Jabatan : Wajib Pajak II

C. Pertanyaan Wawancara

1. Keandalan (Reliability)

a) Menurut bapak/ibu, Apa yang membuat anda tertarik

dan memilih untuk melaporkan pajak di KPP Pratama

Jakarta Senen?

“Fasilitas dan sarana yang memadai, selain itu

pegawai yang sigap membantu jika Wajib Pajak ada

keluhan.”

b) Menurut bapak/ibu, Bagaimana menurut anda

pelayanan fiskus KPP Pratama Jakarta Senen dalam

membantu pelaporan pajak, guna meningkatkan

kepatuhan wajib pajak orang pribadi? apakah sudah

optimal?

“Sudah sangat optimal.”

145
c) Menurut bapak/ibu, Hal apa yang membuat wajib pajak

orang pribadi enggan atau terlihat lalai untuk

melaporkan kewajiban perpajakan?

“Biasanya walaupun fasilitas dan sarana di KPP

memadai, Wajib Pajak malas melapor mungkin karena

memang belum ada kesadaran pentingnya bayar

pajak.”

2. Kepastian/Jaminan (Assurance)

a) Menurut bapak/ibu, Apakah kualitas pelayanan fiskus

yang diterapkan untuk membantu wajib pajak orang

pribadi dalam melaporkan perpajakan sesuai dengan

SOP yang berlaku?

“Sejauh ini saat melaporkan pajak. Pelayanan yang

diberikan sudah sesuai dengan prosedur yang berlaku

dari awal hingga akhir terarah dengan baik.”

b) Bagaimana menurut pendapat anda mengenai sikap

petugas fiskus KPP Pratama Jakarta Senen dalam

memberikan pelayanan atau menjawab pertanyaan

wajib pajak secara online/offline?

“Sikap petugas fiskus memberikan pelayanan melalui

online/offline sudah cukup baik.”

146
c) Menurut bapak/ibu, Apakah jumlah SDM dalam

pelayanan fiskus kepada para wajib pajak orang

pribadi di KPP Pratama Jakarta Senen cukup

memadai?

“Sudah cukup memadai. Namun disaat pelaporan

pajak secara offline jumlah SDM perlu penambahan

petugas fiskus agar tidak menunggu terlalu lama.”

3. Daya Tanggap (Responsiveness)

a) Menurut bapak/ibu, Apakah anda mengetahui dan

memahami tata cara pelaporan pajak sesuai dengan

ketentuan perpajakan yang baik dan benar?

“Mengetahui. Biasanya saya melapor dari website DJP

Online dan membayar di Bank terdekat.”

b) Menurut bapak/ibu, Bagaimana Tindakan yang

dilakukan oleh fiskus mengenai wajib pajak yang

melakukan pelaporan SPT Tahunan Orang Pribadi

tidak tepat waktu, guna meningkatkan kepatuhan wajib

pajak orang pribadi?

“Dikenakan denda.”

147
4. Empati (Empathy)

a) Menurut bapak/ibu, Bagaimana antusias wajib pajak

orang pribadi dalam melaporkan kewajiban perpajakan

di KPP Pratama Jakarta Senen?

“Sangat senang jika lapor langsung di KPP, karena

pelayanan dan pegawai sangat baik.”

b) Menurut bapak/ibu, Apakah pelayanan fiskus dalam

membantu wajib pajak orang pribadi mengisi SPT

Tahunan menggunakan DJP Online sudah

disampaikan dengan jelas dan mudah di mengerti oleh

wajib pajak orang pribadi, guna meningkatkan

kepatuhan wajib pajak orang pribadi?

“Sudah jelas, jika ada yang kurang jelas Wajib Pajak

bisa tanya ulang dan akan dijelaskan sedetail mungkin

agar tidak terjadi salah paham.”

5. Bukti Fisik (Tangibles)

a) Menurut bapak/ibu, Apakah fasilitas sarana dan

prasarana yang tersedia di KPP Pratama Jakarta

Senen sudah memadai?

“Sudah sangat memadai. Ditambah dengan pegawai

yang ramah.”

148
b) Menurut bapak/ibu, Apakah fasilitas di KPP Pratama

Jakarta Senen sudah sesuai dengan kebutuhan wajib

pajak ?

“Sudah sesuai dengan kebutuhan Wajib Pajak apalagi

tempat nya cukup mudah untuk ditemukan, dan mudah

dijangkau dengan kendaraan umum.”

6. Hambatan

Menurut bapak/ibu, Hambatan apa saja yang terjadi dalam

pelaporan SPT Tahunan Orang Pribadi yang berhubungan

dengan kualitas pelayanan fiskus dan penggunaan DJP

Online, guna meningkatkan kepatuhan wajib pajak orang

pribadi?

“Hambatan Kualitas Pelayanan KPP Senen adalah SDM

pada saat pelayanan secara offline karena semakin panjang

antrian yang ada dengan jumlah SDM yang masih belum

sebanding masih belum efektif dan yang kedua pelayanan

secara daring juga masih belum maksimal karena dilihat dari

DJP Online masih suka down.”

7. Upaya

Menurut bapak/ibu, Upaya apa yang dilakukan dalam

mengatasi kendala yang terjadi dalam pelaporan perpajakan.

149
Dalam upaya meningkatkan kepatuhan wajib pajak orang

pribadi?

“Menghimbau Wajib Pajak untuk segera lapor pajak,

mengingatkan tentang pentingnya bayar pajak dan

mengembangkan DJP Online agar tidak mudah error saat

diakses banyak orang karena DJP Online cukup membantu

apabila Wajib Pajak tidak sempat lapor secara langsung di

KPP.”

150
PEDOMAN WAWANCARA

No Informan : 5

A. Jadwal Wawancara

Hari/Tanggal : Rabu, 21 Juni 2023


Pukul : 15 : 00

B. Identifikasi Masalah

Nama : Ibu Komalasari


Jabatan : Wajib Pajak III

C. Pertanyaan Wawancara

1. Keandalan (Reliability)

a) Menurut bapak/ibu, Apa yang membuat anda tertarik

dan memilih untuk melaporkan pajak di KPP Pratama

Jakarta Senen?

“Lokasinya lebih dekat dengan tempat kerja, sehingga

mudah untuk melaporkan jika terjadi kendala pada saat

plaporan pajak.”

b) Menurut bapak/ibu, Bagaimana menurut anda

pelayanan fiskus KPP Pratama Jakarta Senen dalam

membantu pelaporan pajak, guna meningkatkan

kepatuhan wajib pajak orang pribadi? apakah sudah

optimal?

151
“Petugas cukup optimal dengan menjelaskan

beberapa poin untuk kepatuhan pajak. Namun,

sebagai wajib pajak juga harus aktif bertanya hal-hal

yang masih belum dipahami.”

c) Menurut bapak/ibu, Hal apa yang membuat wajib pajak

orang pribadi enggan atau terlihat lalai untuk

melaporkan kewajiban perpajakan?

“Kurangnya pendekatan langsung ke masyarakat,

sehingga masyarakat abai dalam melaporkan

pajaknya. Karena pelaporan SPT tahunan hanya

dilakukan 1 tahun sekali, hal itu membuat wajib pajak

sering lupa dalam melaporkan pajaknya. Untuk

mengurangi hal seperti itu, diharapkan kedepannya

akan ada pengingat dari KPP dalam bentuk sms atau

email untuk wajib pajak yang belum melaporkan

pajaknya.”

2. Kepastian/Jaminan (Assurance)

a) Menurut bapak/ibu, Apakah kualitas pelayanan fiskus

yang diterapkan untuk membantu wajib pajak orang

pribadi dalam melaporkan perpajakan sesuai dengan

SOP yang berlaku?

152
“Ada SOP yang berlaku yang diterapkan di KPP,

seperti dibuatkannya nomer antrian yang berbeda,

untuk keperluan yang berbeda.”

b) Bagaimana menurut pendapat anda mengenai sikap

petugas fiskus KPP Pratama Jakarta Senen dalam

memberikan pelayanan atau menjawab pertanyaan

wajib pajak secara online/offline?

“Pelayanan yang diberikan secara online masih kurang

baik, karena masih ada beberapa wajib pajak yang

tidak memahami cara pelaporan pajak melalui online,

disebabkan oleh kurangnya sosialisasi yang diberikan.

Dan minimnya pengetahuan teknologi wajib pajak.”

c) Menurut bapak/ibu, Apakah jumlah SDM dalam

pelayanan fiskus kepada para wajib pajak orang

pribadi di KPP Pratama Jakarta Senen cukup

memadai?

“Jika di hari-hari biasa, SDM fiskus cukup memadai.

Namun di tanggal tanggal tertentu perlu adanya

penambahan petugas fiskus, agar tidak antri terlalu

lama.”

153
3. Daya Tanggap (Responsiveness)

a) Menurut bapak/ibu, Apakah anda mengetahui dan

memahami tata cara pelaporan pajak sesuai dengan

ketentuan perpajakan yang baik dan benar?

“Cukup mengerti dan memahami cara melapor pajak

dari rekan kerja dan juga baca dari situs online pajak.”

b) Menurut bapak/ibu, Bagaimana Tindakan yang

dilakukan oleh fiskus mengenai wajib pajak yang

melakukan pelaporan SPT Tahunan Orang Pribadi

tidak tepat waktu, guna meningkatkan kepatuhan wajib

pajak orang pribadi?

“Mendapatkan sanksi memang perlu, dengan harapan

dapat memberikan efek jera. Namun, tetap diberikan

sosialisasi dan pemahaman terkait batas akhir

pelaporan SPT, serta mendengarkan penjelasan dari

wajib pajak terkait telat melapor.”

4. Empati (Empathy)

a) Menurut bapak/ibu, Bagaimana antusias wajib pajak

orang pribadi dalam melaporkan kewajiban perpajakan

di KPP Pratama Jakarta Senen?

“Lebih antusias secara online karena lebih mudah dan

praktis dalam melaporkan secara online.”

154
b) Menurut bapak/ibu, Apakah pelayanan fiskus dalam

membantu wajib pajak orang pribadi mengisi SPT

Tahunan menggunakan DJP Online sudah

disampaikan dengan jelas dan mudah di mengerti oleh

wajib pajak orang pribadi, guna meningkatkan

kepatuhan wajib pajak orang pribadi?

“Tidak mendapatkan sosialisasi menggunakan DJP

Online melalui petugas fiskus. Melainkan

mendapatkan sosialisasi secara tidak langsung,

dengan membaca tatacara melapor di DJP online

dengan membaca website DJP Online.”

5. Bukti Fisik (Tangibles)

a) Menurut bapak/ibu, Apakah fasilitas sarana dan

prasarana yang tersedia di KPP Pratama Jakarta

Senen sudah memadai?

“Sarana dan Prasarana cukup memadai. Namun,

ketika sudah menjelang tanggal - tanggal penutupan

laporan, pengunjung menjadi lebih banyak, sehingga

ada pengunjung yang menunggu sambil berdiri.”

b) Menurut bapak/ibu, Apakah fasilitas di KPP Pratama

Jakarta Senen sudah sesuai dengan kebutuhan wajib

pajak ?

155
“Fasilitas cukup sesuai dengan kebutuhan wajib

pajak.”

6. Hambatan

Menurut bapak/ibu, Hambatan apa saja yang terjadi dalam

pelaporan SPT Tahunan Orang Pribadi yang berhubungan

dengan kualitas pelayanan fiskus dan penggunaan DJP

Online, guna meningkatkan kepatuhan wajib pajak orang

pribadi?

“Hambatannya karena sosialisasi yang dilakukan hanya

sosialisasi secara tidak langsung. Sehingga wajib pajak

harus lebih aktif mencari tahu tentang pelaporan pajak.”

7. Upaya

Menurut bapak/ibu, Upaya apa yang dilakukan dalam

mengatasi kendala yang terjadi dalam pelaporan perpajakan.

Dalam upaya meningkatkan kepatuhan wajib pajak orang

pribadi?

“Lebih sering melakukan sosialisasi ke masyarakat secara

langsung.”

156
PEDOMAN WAWANCARA

No Informan : 6

A. Jadwal Wawancara

Hari/Tanggal : Selasa, 20 Juni 2023


Pukul : 19 : 40

B. Identifikasi Masalah

Nama : Bapak Tri Djoko Hardjono, SH, MM.


Jabatan : Dosen Institut Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI

C. Pertanyaan Wawancara

1. Keandalan (Reliability)

a) Menurut bapak/ibu, Apa yang membuat anda tertarik

dan memilih untuk melaporkan pajak di KPP Pratama

Jakarta Senen?

“Lokasi yang mudah dijangkau sehingga memudahkan

untuk melakukan pelaporan pajak secara langsung.”

b) Menurut bapak/ibu, Bagaimana menurut anda

pelayanan fiskus KPP Pratama Jakarta Senen dalam

membantu pelaporan pajak, guna meningkatkan

kepatuhan wajib pajak orang pribadi? apakah sudah

optimal?

“Untuk kemampuan para petugas pelayanan dibagian

seksi pelayanan sudah cukup optimal.”

157
c) Menurut bapak/ibu, Hal apa yang membuat wajib pajak

orang pribadi enggan atau terlihat lalai untuk

melaporkan kewajiban perpajakan?

“Kebanyakan tidak memahami aturan pajak atau tidak

paham aplikasi pajak yang dianggap sulit.”

2. Kepastian/Jaminan (Assurance)

a) Menurut bapak/ibu, Apakah kualitas pelayanan fiskus

yang diterapkan untuk membantu wajib pajak orang

pribadi dalam melaporkan perpajakan sesuai dengan

SOP yang berlaku?

“Petugas fiskus memahami dan menguasai mengenai

peraturan perpajakan yang ada. Dengan demikian

pelayanan yang diberikan pastinya sesuai dengan

SOP yang berlaku di KPP.”

b) Bagaimana menurut pendapat anda mengenai sikap

petugas fiskus KPP Pratama Jakarta Senen dalam

memberikan pelayanan atau menjawab pertanyaan

wajib pajak secara online/offline?

“Mengenai sikap cukup memuaskan pada seksi

pelayanan namun tetap perlu ditingkatkan karena

masih agak lama.”

158
c) Menurut bapak/ibu, Apakah jumlah SDM dalam

pelayanan fiskus kepada para wajib pajak orang

pribadi di KPP Pratama Jakarta Senen cukup

memadai?

“Sudah cukup memadai, karena pelayanan bisa di

lakukan secara online yang lebih memudahkan wajib

pajak dalam melaporkan perpajakan.”

3. Daya Tanggap (Responsiveness)

a) Menurut bapak/ibu, Apakah anda mengetahui dan

memahami tata cara pelaporan pajak sesuai dengan

ketentuan perpajakan yang baik dan benar?

“Sangat mengetahui dan memahami pelaporan pajak

sesuai dengan ketentuan yang berlaku.”

b) Menurut bapak/ibu, Bagaimana Tindakan yang

dilakukan oleh fiskus mengenai wajib pajak yang

melakukan pelaporan SPT Tahunan Orang Pribadi

tidak tepat waktu, guna meningkatkan kepatuhan wajib

pajak orang pribadi?

“Terbitnya surat teguran/sanksi administrasi jika

melebihi batas waktu pelaporan pajak.”

159
4. Empati (Empathy)

a) Menurut bapak/ibu, Bagaimana antusias wajib pajak

orang pribadi dalam melaporkan kewajiban perpajakan

di KPP Pratama Jakarta Senen?

“Lebih suka melaporkan pajak melalui online, karena

prosesnya lebih praktis.”

b) Menurut bapak/ibu, Apakah pelayanan fiskus dalam

membantu wajib pajak orang pribadi mengisi SPT

Tahunan menggunakan DJP Online sudah

disampaikan dengan jelas dan mudah di mengerti oleh

wajib pajak orang pribadi, guna meningkatkan

kepatuhan wajib pajak orang pribadi?

“Pelayanan yang diberikan melalui DJP Online sudah

cukup jelas.”

5. Bukti Fisik (Tangibles)

a) Menurut bapak/ibu, Apakah fasilitas sarana dan

prasarana yang tersedia di KPP Pratama Jakarta

Senen sudah memadai?

“Fasilitas yang diberikan KPP sudah cukup memadai

sesuai dengan kebutuhan wajib pajak.”

160
b) Menurut bapak/ibu, Apakah fasilitas di KPP Pratama

Jakarta Senen sudah sesuai dengan kebutuhan wajib

pajak ?

“Fasilitasnya cukup memadai. Di KPP ada unit

komputer, komputer yang tersedia bagi wajib pajak,

misal untuk buat ID Billing mandiri/ tanpa bantuan

fiskus.

Di KPP ada mesin EDC, jika wajib pajak ingin

melakukan pembayaran pajak, bisa gesek kartu debit/

kartu kredit.”

6. Hambatan

Menurut bapak/ibu, Hambatan apa saja yang terjadi dalam

pelaporan SPT Tahunan Orang Pribadi yang berhubungan

dengan kualitas pelayanan fiskus dan penggunaan DJP

Online, guna meningkatkan kepatuhan wajib pajak orang

pribadi?

“Faktor yang dapat menghambat kualitas pelayanan fiskus

yaitu sulitnya menghubungi petugas pada saat hari

pelaporan pajak apabila pelayanan dilakukan secara online.”

7. Upaya

Menurut bapak/ibu, Upaya apa yang dilakukan dalam

mengatasi kendala yang terjadi dalam pelaporan perpajakan.

161
Dalam upaya meningkatkan kepatuhan wajib pajak orang

pribadi?

“Mengadakan sosialisasi pentingnya melaporkan pajak mulai

dari kalangan mahasiswa dengan mengadakan seminar

perpajakan, mengadakan seminar terbuka untuk masyarakat

agar lebih sadar akan kewajiban melapor pajak.”

162
Lampiran Wawancara Informan

Informan 1
Ibu Usha Puanova

Informan 2
Ibu Siti Kholilah Maulida

163
Informan 3
Ibu Vina Ariany

Informan 4
Ibu Oktavianingsih

164
Informan 5
Ibu Komalasari

Informan 6
Bapak Tri Djoko Hardjono, SH, MM.

165
Lampiran Surat Izin KPP Pratama Jakarta Senen

166
Daftar Riwayat Hidup

167

Anda mungkin juga menyukai