SKRIPSI
OLEH :
FITRIA RAMADHANTY KUSUMANINGRUM
K3116027
i
2
3
ABSTRAK
4
ABSTRACK
5
Keywords: service field, online counseling, LINE, students.
MOTTO
“The purpose of technology is not to confuse the brain, but to serve the body”
-William S. Burroughs-
“Health isn’t just about a diet. It’s also about a way of thinking and a way of
being”
-Katrina Mayer-
6
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam
yang senantiasa memberikan rahmat, dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGEMBANGAN APLIKASI LINE
UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS LAYANAN BIDANG
BIMBINGAN DAN KONSELING PESERTA DIDIK SMA DI
SURAKARTA”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan pada Program Studi Bimbingan dan Konseling, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Peneliti
menyadari bahwa dalam terselesaikanya skripsi ini tidak lepas dari bantuan,
bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu peneliti menyampaikan
terimakasih kepada:
1. Dr. Mardiyana, M.si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan izin dalam
menyusun skripsi serta melakukan penelitian.
2. Dr. Edy Legowo, M.Pd., selaku Kepala Program Studi Bimbingan dan
Konseling, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang selalu memberikan motivasi dan bimbingan dalam penyusunan
skripsi ini.
3. Agus Tri Susilo, S.Pd., M.Pd selaku pembimbing I yang selalu memberikan
pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini
4. Dr. Ribut Purwaningrum, S.Pd, M.Pd, selaku pembimbing II yang selalu
memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini
5. Guru BK dan peserta didik SMA di Surakarta, yang telah member dukungan
dan bantuan dalam penyusunan skripsi.
6. Papa dan Mama yang telah memberikan semangat, doa dan dukungan dalam
menyelesaikan skripsi
7. Teman-teman “Rich People”, teman kos bunga, teman-teman basket, dan
teman hidup selama saya berkuliah di UNS
7
8. Teman-teman BK 2016 yang selalu memberikan dukungan dan bantuan dalam
menyelesaikan skripsi
9. Pihak-pihak lain yang sudah membantu dan mendukung yang tidak dapat
peneliti sebutkan satu persatu
Peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi guru BK dan
praktisi BK dalam pengembangan ilmu di bidang Bimbingan dan Konseling
Peneliti
8
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL............................................................................................i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.............................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................iii
ABSTRAK.............................................................................................................iv
MOTTO.................................................................................................................vi
KATA PENGANTAR..........................................................................................vii
DAFTAR ISI..........................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xi
DAFTAR TABEL................................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................11
C. Tujuan...............................................................................................................11
D. Spesifikasi Produk............................................................................................11
E. Pentingnya Penelitian dan Pengembangan........................................................14
F. Asumsi Keterbatasan Penelitian dan Pengembangan........................................14
G. Definisi Konseptual dan Definisi Operasional..................................................15
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR........................17
A. Kajian Pustaka..................................................................................................17
1. Kajian tentang Bidang Layanan Bimbingan dan Konseling.........................17
2. Kajian tentang Konseling Online ...............................................................22
3. Aplikasi Line................................................................................................28
4. Konseling Online Berbasis Aplikasi LINE untuk Meningkatkan Kualitas
Layanan Bidang Bimbingan dan Konseling Peserta Didik SMA.................32
5. Teori Pengembangan Produk.......................................................................34
6. Kualitas Produk dan Pengembangan............................................................35
B. Kerangka Berpikir.............................................................................................36
BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN........................39
A. Metode Penelitian dan Pengembangan..............................................................39
B. Desain Penelitian dan Pengembangan...............................................................40
C. Prosedur Penelitian dan Pengembangan............................................................42
9
D. Isi Produk..........................................................................................................44
E. Subjek Penelitian..............................................................................................45
F. Data dan Teknik Pengumpulan Data.................................................................46
G. Teknik Analisis Data........................................................................................50
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................52
A. Hasil Pengembangan.........................................................................................52
B. Pembahasan......................................................................................................66
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SASARAN.......................................78
A. Simpulan...........................................................................................................78
B. Implikasi...........................................................................................................80
C. Saran.................................................................................................................80
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................82
LAMPIRAN..........................................................................................................88
10
DAFTAR GAMBAR
11
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1. Domain dan alasan penggunaan media sosial menurut Supratman (2018).....29
Tabel 2. 2. Fitur dan juga kegunaan dari LINE OA..........................................................31
Tabel 2. 3. Kriteria dalam intervensi berkualitas tinggi menurut Nieveen (dalamPlomp &
Nieveen, 2013)..............................................................................................36
12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan bimbingan dan konseling pada saat ini telah mengalami
perubahan paradigma dalam pendekatannya, dari pendekatan yang
berorientasi tradisional, remedial, klinis, dan terpusat pada konselor menuju
ke pendekatan yang berorientasi perkembangan dan preventif (Depdiknas,
2007). Pendekatan yang berorientasi perkembangan dan preventif ini
merupakan pendekatan bimbingan dan konseling (BK) Komprehensif yang
didasarkan pada upaya dalam mencapai tugas perkembangan, pengembangan
potensi, dan mengentaskan permasalahan konseli.
Suherman (Daryono dkk, 2014), menjelaskan bahwa BK komprehensif
merupakan pandangan mutakhir yang bertitik tolak dari asumsi yang positif
mengenai potensi manusia. Menurut Gysbers & Henderson (2012), terdapat
lima premis dasar yang menegaskan istilah BK Komprehensif, diantaranya
yaitu : (1) BK adalah sebuah program; (2) Program BK adalah perkembangan
dan komprehensif; (3) Program BK melibatkan kolaborasi antar staf; (4)
Program BK dikembangkan melalui serangkaian proses sistematis sejak dari
perencanaan, desain, implementasi, evaluasi, dan keberlanjutan, dan; (5)
Program BK ditopang oleh kepemimpinan yang kokoh. Menurut pernyataan
diatas, Cobia (2007) menjelaskan bahwa program BK Komprehensif
mencakup layanan dan program mulai dari program dan layanan
perkembangan hingga intervensi individu, yang meliputi konseling,
konsultasi, dan rujukan ke layanan khusus.
Pemberian layanan BK Komprehensif ini memiliki beberapa aspek
bidang layanan. Menurut ASCA (Gysbers & Henderson, 2012) bidang
layanan BK adalah sebuah komponen yang terdapat dalam pemberian layanan
BK khususnya dalam ranah pendidikan yang mengemukakan tiga bidang
pengembangan layanan BK yaitu akademik, pribadi/ sosial, dan karier. BK
Komprehensif, diharapkan mampu memberikan layanan terhadap peserta
didik agar dapat lebih sistematis dan lebih dioptimalkan.
1
2
ditetapkan yaitu raiso guru BK dengan siswa adalah 1 : 150. Selain itu,
pelaksanaan layanan BK dirasa kurang maksimal karena tidak adanya jam
khusus untuk melakukan layanan secara klasikal.
Berdasarkan studi lapangan yang didapatkan oleh peneliti selama
melakukan Magang Kependidikan 3 di SMA N 6 Surakarta hanya terdapat
tiga guru BK yang masing-masing guru BK harus mengampu peserta didik
sejumlah kurang lebih sekitar 200 peserta didik.Selain itu, peneliti
memperolehfakta bahwa banyak peserta didik yang datang ke ruang BK
untuk berkonsultasi terkait dengan permasalahnya yang beragam dan berbeda
satu sama lain. Namun, jumlah guru BK yang tidak sebanding dengan peserta
didik yang ingin berkonsultasi membuat guru BK kepayahan untuk
menangani permasalahan para peserta didik ini satu persatu. Jam pelajaran
BK yang hanya berdurasi 45 menit juga dirasa kurang untuk membantu
terselesaikannya permasalahan siswa. Bahkan dibeberapa sekolah masih
terdapat guru BK yang tidak mendapat jam untuk memberikan program
layanan BK secara klasikal.
Selain melakukan studi lapangan, peneliti juga melakukan studi literatur
yang diambil dari penelitian mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan
2012 mengenai analisis data kepentingan dan kebutuhan siswa SMA di
Surakarta berkaitan dengan bidang layanan BK yaitu pribadi, sosial, belajar,
dan karier. Hasil penelitian mengenai tingkat kepentingan dan kebutuhan
layanan BK bagi siswa SMA di Surakarta berdasarkan bidang layanan yaitu
bidang pribadi-sosial 68,4%, bidang belajar 64,3%, dan bidang karier
sejumlah 64,4%.
Peneliti juga melakukan penyebaran instrumen angket berdasarkan tugas-
tugas perkembangan peserta didik Sekolah Menengah Atas (SMA), Angket
ini mengacu pada Ditjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendibud (2016)
terkait dengan POP BK SMA yang meliputi: (1) Mengenal sistem etika dan
nilai-nilai bagi pedoman hidup sebagai pribadi, anggota masyarakat, dan
minat manusia; (2) Mencapai pola hubungan yang baik dengan teman sebaya
dalam peranannya sebagai pria atau wanita; (3) Mengenal kemampuan, bakat,
6
D. Spesifikasi Produk
Pengembangan dan penelitian ini akan menghasilkan produk konseling
berbasis aplikasi LINE dan manual book yang langkah penggunaanya ialah
sebagai berikut :
1. Homepage Website (Beranda Website), home website adalah sebuah
alamat situs yang memaparkan keterangan dan penjelasan terkait produk di
dalamnya yang dalam hal ini merupakan konseling online .Homepage
website ini berisi tentang informasi dan branding. Homepage website
memilikilink yang akan menghubungkan website ini dengan aplikasiLINE
yang nantinya kegiatan konseling online akan dilakukan. Dalam website
ini juga akan terdapat kata-kata motivasi dan motto dari website ini.
2. LINE Official Account (OA) merupakan layanan yang memungkinkan
para pelaku bisnis untuk berkomunikasi dengan pelanggannya yang
sesama pengguna LINE.
a. Menambahkan akun LINE OA, bagi calon konseli yang ingin
melakukan konseling dapat menambahkan LINE OA yang terdapat di
website. Karena konseling online ini berbasis Line, maka calon konseli
harus menambahkan akun LINE OA untuk dapat melakukan konseling.
Setelah menambahkan akun LINE OA nantinya akan terdapat pesan
atau chat yang otomatis masuk atau biasa disebut chatbot. Chatbot ini
akan berisi ucapan terimakasih telah menambahkan akun LINE OA dan
juga penjelasan singkat mengenai akun LINE OA tersebut.
b. Konten-konten dalam akun LINE OA, dalam konten ini terdapat
beberapa konten yang dapat dimanfaatkan. Konten-konten tersebut
diantaranya ialah :
1) Kodaline, fitur ini berisi konten yang dapat digunakan oleh
pengguna LINE atau calon konseli untuk melakukan sesi konseling
secara online . Dalam fitur Kodalineini calon konselor dapat
memilih konselor yang diinginkan dan jadwal konseling sesuai
dengan kesepakatan dengan konselor yang dipilihnya.
12
c) Daftar Isi, dalam daftar isi memuat BAB dan juga SUB- BAB yang
akan dibahas disertai dengan halaman. Hal ini digunakan untuk
mempermudah pembaca dalam pencarian.
d) Daftar Gambar, di dalamnya memuat gambar-gambar yang terdapat
dalam manual book. Dalam daftar gambar ini juga terdapat halamannya
untuk mempermudah dalam pencarian.
e) Pendahuluan, menjelaskan secara singkat latar belakang terkait dengan
“konseling berbasis aplikasi Line”, selain itu juga membahas tujuan dan
juga kelebihan dari produk yang akan dibahas.
f) Panduan penggunaan sebagai konselor, dalam panduan ini berisi secara
terperinci langkah-langkah penggunaan “konseling berbasis aplikasi
Line” yang sudah memiliki aplikasi Linebagi konselor. Panduan ini
menunjukkan langkah awal sign-in sampai dengan tahap sign-out.
g) Panduan penggunaan sebagai konseli,panduan ini hampir sama dengan
panduan bagi konselor yaitu berisi secara terperinci langkah-langkah
penggunaan “konseling berbasis aplikasi Line” mulai dari langkah awal
Sign-in sampai dengan tahap Sign-out.
h) Penutup, pada bagian ini memuat hal-hal yang diharapkan oleh penulis
bagi pembaca atau pengguna konseling berbasis aplikasi LINE ini.
E. Pentingnya Penelitian dan Pengembangan
Penelitian dan pengembangan mengenai konseling berbasis LINE ini
merupakan bentuk konseling yang dapat dilakukan dengan pemanfaatan
teknologi tanpa tatap muka antara konseli dan konselor. Konseling berbasis
aplikasi LINE ini dirasa sangat dibutuhkan, terbukti dari hasil wawancara
terhadap guru BK dan peserta didik di Surakarta. Hasil dari wawancara yang
dilakukan terhadap 3 guru BK di Surakarta ditemukan bahwa konseling
online ini dapat menjadi inovasi dan alternatif baru bagi guru BK yang tidak
memiliki jam mengajar. Sementara itu, hasil survey yang dilakukan terhadap
peserta didik menemukan hasil bahwa konseling online memang dirasa cocok
dengan perkembangan zaman yang membutuhkan waktu yang singkat dan
tidak harus mengenal satu sama lain.
14
Produk ini dirasa penting bagi para konseli karena pada dasarnya
konseling online ini memiliki keuntungan yaitu cepat dan bisa diakses kapan
saja dan dimana saja. Konseling online ini merupakan suatu produk baru di
wilayah Surakarta karena memang pemanfaatan konseling berbasis aplikasi
LINE di Surakarta selama ini masih belum dikembangkan. Berdasarkan hal
tersebut, maka produkini nantinya diharapkan dapat digunakan oleh seluruh
peserta didik SMA di Surakarta dengan dibantu oleh konselor-konselor yang
profesional.
Aplikasi LINE ini dipilih karena dalam aplikasi ini terdapat fitur-fitur
yang menarik dan mendukung kegiatan konseling online . Beberapa fitur
dalam LINE yaitu fitur broadcast, chat 1:1, timeline, halaman akun, halaman
promosi, halaman reset, dan statistik yang dapat membantu pelaksananaan
dan pengembangan konseling online ini agar dapat berjalan secara maksimal.
Panduan yang dibuat dalam penelitian ini hanya sampai pada pengembangan
produk yang memenuhi kriteria relevansi dan konsistensi.
F. Asumsi Keterbatasan Penelitian dan Pengembangan
1. Asumsi Penelitian dan Pengembangan
Penelitian Pengembangan Aplikasi Konseling Berbasis LINE untuk
Peserta Didik SMA di Surakarta dikembangkan atas beberapa asumsi
berikut ini :
a. Konseling Berbasis LINE ini dapat dijadikan bentuk layanan
psikologis bagi siswa di Surakarta untuk membantu mereka
menghadapi dan menyelesaikan permasalahan seperti pribadi sosial,
belajar, dan karier yang mereka alami tanpa merasa takut akan
terbongkarnya kerahasiaan.
b. Konseling online dirasa mampu menjadi wadah bagi peserta didik
yang ingin menceritakan permasalahan secara online yang
membutuhkan penyelesaian secara segera atau secara responsif
c. Dapat menjadi alternatif bagi guru BK yang dalam sekolah tidak
mendapatkan jam untuk mengajar dan memberikan layanan.
2. Keterbatasan Penelitian dan Pengembanagan
15
17
18
dapat menjadi pilihan bagi beberapa individu yang secara fisik tidak dapat
bertemu dengan konselor. Beberapa diantaranya juga menganggapnya
sebagai pelengkap konseling tatap muka tradisional
Istilah konseling online mengacu pada konselingproses yang tidak
tergantung pada kehadiran konselor dan klien di satu tempat atau kantor,
tetapi terpisaholeh jarak (Elleven dan Allen, 2004). Haberstroh& Duffey
(2011) mengungkapkan, e-counseling merupakakan komunikasi yang
dilakukan antara konselor dengan konseli yang menggunakan video
streamingdan audio komputer yang akan menciptakan komunikasi yang
terjadi antara konselor dengan klien.
Menurut pengertian beberapa ahli diatas mengenai konseling online
maka dapat disimpulkan bahwa konseling online atau e-
counselingmerupakan suatu proses pemberian layananan yang diberikan
oleh konselor kepada konseli dengan menggunakan media teknologi
komunikasi sebagai salah satu cara pemberian bantuan penyelesaian
masalah konsei melalui jarak jauh.
b. Jenis – jenis konseling online
Konseling online merupakan kegiatan pemberian bantuan oleh konslei
terhadap klien dengan menggunakan teknologi. Dalam kegiatan konseling
online terdapat berbagai media atau aplikasi yang dapat dijadikan sebagai
penghubung antara konselor dengan konseli. Berikut ini penjelasan dari
Ifdil (2011) terkait dengan beberapa jenis yang dapat digunakan untuk
melakukan konseling online .
1) Website/ situs
Menurut Ifdil (2011) website/ situs adalah bentuk konseling
yang dapat dilakukan konselor/guru BK menggunakan sebuah alamat
situs. Didalamnya nanti terdapat praktik online yang disana akan
terdapat kegiatan konseling online . Agar konselor dapat memiliki
situs untuk melakukan konseling online , konselor dapat bekerjasama
dengan pihal yang ahli dalam per-website-an. Dalam website, konselor
19
dapat memilih design sesuai yang diinginkan baik dari html, hingga
php yang diinginkan.
2) Email Counseling (konseling surat elektronik)
Email counceling adalah bentuk konseling online yang
memungkinkan klien untuk berkonsultasi dengan konselor online atau
psikoterapis yang berkualitas melalui pertukaran email (Mallen dkk,
2005). Prosesnya melibatkan klien menuliskan masalah dan
kekhawatiran mereka dalam email, dan konselor meluangkan waktu
untuk membaca email sebelum menjawab dengan tanggapan
terapeutik yang dipertimbangkan. E-mail dapat ditulis kapan saja
selama periode yang berkelanjutan dan klien memiliki kendali untuk
menentukan waktu konseling, klien juga memiliki kebebasan untuk
mendokumentasikan apa yang ada dalam pikiran mereka saat itu
terjadi, tanpa harus menunggu beberapa hari untuk sesi konseling
tatap muka. Hanya dengan mengetahui bahwa ada seseorang di sana
untuk menerima, mengakui, dan menanggapi masalah tanpa penilaian
dapat memberikan rasa nyaman dan dukungan yang sangat besar
kepada siapa pun yang berusaha mengatasi masa sulit dalam hidup
mereka.
3) Online chat counselling (konseling obrolan online )
Ifdil (2011) mengungkapkan bentuk konseling ini dilakukan
pada waktu yang telah ditentukan sebelumnya menggunakan
messenger obrolan instan, yang memungkinkan klien untuk menerima
tanggapan instan ‘real time’. Dalam online konseling banyak sekali
digunakan media sosial, seperti salah satunya Aplikasi Line. Umpan
balik instan yang diperoleh dari konseling obrolan online dapat
menghibur bagi klien yang ingin berinteraksi dan merespons dengan
terapis mereka segera. Mirip dengan konseling email, konseling
obrolan online seringkali lebih mudah diakses dan nyaman daripada
konseling tatap muka, dan juga memberi klien pilihan untuk tetap
anonim.
20
1) Tahap I (Persiapan)
Menurut Ifdil (2011) pada tahap persiapan yang harus
diperhatikan dalam konseling online adalah persiapan peralatan dan
persiapan konselor. Persiapan peralatan dibagi menjadi dua aspek
penggunaan hardware dan software. Penggunaan hardware
dibutuhkan laptop/komputer, mic, webcam, internet, dsb. software
yang harus disiapkan adalah browser, account, email, dsb.
Sedangkan persiapan yang dibutuhkan konselorialah skill, latar
pendidikan, etika, kaidah hukum, dsb.
2) Tahap II (Proses Konseling)
Tahapan dalam konseling online tidak berbeda jauh dengan
dengan tahapan konseling secara langsung. Tahapan konseling
menurut Prayitno (2004) terdiri dari lima tahap yaitu pengantaran,
penjajagan, penafsiran, pembinaan, dan penilaian. Konseling online
tahapan ini dilakukan namun lebih secara “kontinum fleksibel”
maksudnya tahapan tahapan tersebut tetap dilakukan namun
dilakukan lebih terbuka dan dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan
klien. Konseling online lebih menekankan pengentasan masalah
klien daripada cara pendekatan terhadap klien. Pada tahap ini
22
Instagram
Instagram menyediakan posting edit foto snapgram (caption,
filter, efek unik, dan stiker lucu), video pendek, bumerang,
superzoom,rewind, handsfree dan slow motion, berita
mutakhir, link informasi gosip dan akun, meme, video
tutorial, dll
Line LINE merupakan pilihan utama bagi para digital native untuk
melakukan video call yang dapat juga menggunakan berbagai
filter, berbagi stiker dan emoji, mengobrol di grup, multichat,
dan mencari informasi melalui Linenews.
Youtube Youtube adalah media audio visual pilihan bagi digital native
untuk menonton film, acara TV yang terlewat, video, dan
vlog.
Melalui tabel 2.1 di atas dapat diketahui beberapa jenis media sosial dan
juga alasan penggunaannya. Dari bermacam domain media sosial yang telah
dijelaskan, peneliti merasa penggunaan media sosial LINE dirasa sangat cocot
digunakan dalam pelaksanaan konseling online karena fitur-fitur yang
disajikan dalam aplikasi ini sangat cocok dengan konseling online.
Menurut Naldo & Satria (2018), LINE merupakan sebuah aplikasi
pengiriman pesan instan yang dapat diunduh secara gratis yang dapat
digunakan pada berbagai platform seperti telepon cerdas, tablet, dan
komputer. Penggunaan LINE ini dapat digunakan bagi berbagai platform
seperti iOS, Android, Windows Phone, BlackBerry OS bahkan Computer
24
Mac OS X dan Microsoft Windos. Aplikasi LINE ini dapat diunduh secara
gratis bagi seluruh platform yang menyediakan aplikasi ini.
Dalam pelaksanaan aplikasi LINE ini, peneliti (operator) menggunakan
layanan LINE OAdalam pelaksanaan konseling online. LINE OAsendiri
merupakanlayanan yang memungkinkan para pelaku bisnis untuk
berkomunikasi dengan pelanggannya yang sesama pengguna LINE. Menurut
Website resmi dari LINE sendiri menjelaskan bahwa LINE OA
memungkinkan Anda untuk mengirim berbagai jenis pesan kepada semua
pelanggan dan penggemar. Anda juga dapat menjawab pertanyaan dan
melakukan obrolan personal dengan lebih mudah, dalam hal ini penggunaan
LINE dirasa sangat melengkapi kebutuhan dalam pemberian layanan
BK.Berikut ini merupakan fitur-fitur LINE OA yang juga dapat dimanfaatkan
dalam pemberian layanan bidang BK.
Fitur Kegunaan Pemanfaatan dalam bidang
layanan BK
Pesan siaran Anda dapat membuat pesan Pesan siaran ini dapat di kirim
(Broadcast) siaran dari aplikasi LINE OA secara otomatis ketika para konseli
di ponsel atau dari Halaman menambahkan akun ini sebagai
Admin LINE OA di komputer teman. Akan ada penjelasan
Anda. Pesan tersebut dapat mengenai konten-konten yang
Anda kirim sekaligus ke terdapat dalam akun LINE OAini.
follower yang telah berteman Selain itu admin dapat memberikan
dengan akun Anda. Selain pesan pesan berisi konten terbaru yang
siaran, Anda juga dapat terdapat dalam halaman akun yang
mengirimkan survei, kupon, dan terkait dengan pemberian bidang
lain-lain. layanan BK khususnya bagi peserta
didik SMA
Chat 1:1 Anda dapat berkomunikasi Dalam fitur ini akan menjadi
langsung dengan menggunakan kegiatan pemberian konseling
fitur chat LINE untuk terkait dengan bidang layanan BK.
menanggapi pengaduan dari Dalam fitur chat ini, konselor akan
pelanggan atau melakukan konseling online dengan
penggemar.Anda dapat para klien/ konseli.
menanggapi pengaduan tersebut
dari ponsel dan browser (PC)
Anda kapan pun dan di mana
pun.
Beranda Anda dapat menuliskan Dalam beranda ini posting-an yang
(Timeline) informasi di Beranda (Timeline) akan di-upload oleh admin akan
akun LINE OA Anda. Setiap keluar ke beranda. Postingan yang
pos yang Anda tulis juga akan terkait dengan bidang layanan BK
muncul di ini dapat dilihat oleh seluruh
TimelinefollowersAnda, followers akun LINE OAini.
sehingga mereka dapat Memalui beranda ini followers
25
Melalui gambar 2.3 dapat dilihat bahwa media sosial atau social network
yang paling sering digunakan di Indonesia dipisisi pertama adalah aplikasi
Youtube dengan persentase 88% kemudian diposisi kedua disusul oleh
Whatsapp sebagai messanger application dengan persentase 83%. Social
network kedua diduduki oleh aplikasi Facebook dengan persentase 81%,
sedangkan messanger application kedua diduduki oleh aplikasi LINE dengan
persentase 59%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa LINE menjadi
aplikasi chat atau message yang masih banyak diminati oleh penduduk di
Indonesia.
3. Kajian tentang Kebutuhan Peserta Didik SMA
a. Pengertian Peserta Didik
Peserta didik merupakan anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan diri dengan mengikuti pendidikan pada jalur sekolah
(Chasiyah, Chadidjah, & Legowo, 2009). Pengertian peserta didik juga
telah dijelaskan pada UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003
pasal 1 ayat 4, “peserta didik diartikan sebagai anggota masyarakat yang
berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur
jenjang dan jenis pendidikan tertentu”.
27
B. Kerangka Berpikir
mbingan juga terbagi menjadi 3 bidang yaitu bidang pribadi-sosial, bidang karier, dan bidang belajar.
suatu proses pemberian layananan yang diberikan oleh konselor kepada konseli dengan menggunakan mediaKriteria Relevansi
teknologi komunikasi sebagai salah satu
g dapat digunakan pada berbagai platform seperti telepon cerdas, tablet, dan komputer.
Pengembangan Aplikasi Konseling Berbasis LINE untuk Peserta Didik SMA di Surakarta Konsistensi
39
38
Preliminary
research
Preliminary Research
Pengembangan Pengembangan Aplikasi Konseling Berbasis LINE untuk Peserta Didik SMA
di Surakarta adaptasi dari Plomp (2013)
40
E. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian terbagi menjadi 3 yaitu subjek eksplorasi, subjek ahli
serta subjek pengguna. Subjek eksplorasi merupakan sumber dari data yang akan
digunakan dalam penelitian. Selanjutnya subjek ahli merupakan individu yang
ahli berkaitan dengan bidang panduan yang dihasilkan dalam penelitian, dan
subjek pengguna adalah individu atau kelompok yang dijadikan sebagai target
pengaplikasian panduan hasil penelitian. Penelitian ini hanya sampai pada subjek
eksplorasi. Subjek pada studi eksplorasi melibatkan peserta didik dan Guru BK
44
SMA di Surakarta, hal ini dikarenakan penelitian dan pengembangan ini hanya
sampai pada tahap development or protoyping atau penyusunan produk.
F. Data dan Teknik Pengumpulan Data
1. Data Tingkat Kebutuhan dan Kepentingan, dan Teknik Pengumpulan Data
a. Data Tingkat Kebutuhan
1) Guru BK/ Konselor
Data tingkat kebutuhan yang digunakan oleh peneliti adalah
melalui wawancara yang dilakukan terhadap tiga guru BK di
Surakarta yang hasilnya dapat disimpulkan bahwa konseling berbasis
aplikasi LINE ini dirasa dibutuhkan karena dinilai dapat menjadi
inovasi dalam dunia konseling khususnya di daerah Surakarta
2) Konseli/ Peserta didik
Berdasarkan data tingkat kebutuhan peserta didik, produk
konseling berbasis aplikasi LINE ini dirasa sangat dibutuhkan oleh
para peserta didik karena konseling berbasis aplikasi LINE inidirasa
cocok dengan perkembangan zaman yang membutuhkan waktu yang
singkat dan tidak harus mengenal satu sama lain.
b. Data Tingkat Kepentingan
1) Guru BK/ Konselor
Melalui studi pendahuluan berupa wawancara yang dilakukan
terhadap guru BK, ditemukan hasil bahwa konseling online ini dirasa
dibutuhkan karena dapat menjadi alternatif baru bagi para guru BK
yang tidak memiliki jam mengajar
2) Konseli/ Peserta didik
Survey yang dilakukan oleh peneliti menyimpulkan bahwa
konseling berbasis aplikasi LINE ini dirasa penting dengan kebutuhan
peserta didik yang membutuhkan konseling dengan waktu yang
singkat, bisa dilakukan kapan dan dimana saja.
c. Teknik Pengumpulan Data
Data tingkat kebutuhan dan kepentingan ini mengacu pada studi
pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti. Studi pendahuluan yang
45
10. Bimbingan dan Konseling Dalam Berbagai Latar Nurihsan, A.J. (2006).
Kehidupan.
13. Kajian Dampak Penggunaan Media Sosial Bagi Anak dan Triastuti, E., Prabowo,
Remaja. D. A. I., & Nurul, A.
(2017).
16. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan (Edisi Winkel, W. S., &
Revisi, Cetakan Kelima) Hastuti, S. (2006).
17. Bimbingan dan Konseling (Studi & Karier). Yusuf, S & Nurihsan,
A.J. (2005)
Selanjutnya, jurnal ilmiah dan karya ilmiah lain yang digunakan sebagai
dasar Penelitian dan Pengembangan Aplikasi Konseling Berbasis LINE untuk
Peserta Didik SMA di Surakarta disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 3. 4. Daftar Jurnal ilmiah dan karya ilmiah lain sebagai dasar Penelitian dan
Pengembangan Aplikasi Konseling Berbasis LINE untuk Peserta Didik SMA di
Surakarta
4. Current and Future Trends in Internet-Supported Mental Barak, A., & Grohol,
Health Interventions. Journal of Technology in Human J.M. (2011).
Services
11. Konseling Online Sebagai Salah Satu Bentuk Pelayanan Ifdil, & Ardi, Z.
E-Konseling. Jurnal Konseling dan Pendidikan (2013).
52
50
diantaranya yaitu kurangnya jam untuk memberikan layanan oleh guru BK,
tingginya tingkat kebutuhan siswa terkait dengan layanan BK yang tidak
sepadan dengan jumlah guru BK, serta anggapan para peserta didik yang
masih menganggap bahwa guru BK adalah polisi sekolah. Berdasarkan
hambatan yang dialami oleh para guru BK tersebut, perlu adanya media yang
dapat digunakan peserta didik untuk mendapatkan layanan BK dengan
mengikuti perkembangan teknologi agar dapat dimanfaatkan dimana saja
dengan mudah, cepat, dan praktis.
2. Hasil Kajian Teoritik Panduan Aplikasi Konseling Berbasis LINE untuk
Peserta Didik SMA Di Surakarta
Kajian teoritik dilakukan dengan menggunakan studi literatur. Kajian
teoritik disesuaikan dengan penggunaan literatur yang sesuai dengan variabel
yang akan diteliti. Studi literatur ini diperoleh melalui buku, jurnal, artikel,
dan media massa yang berasal dari sumber referensi yang dapat
dipertanggung jawabkan karya ilmiahnya. Kajian teoritik ini dimanfaatkan
sebagai landasan teori penelitian dan pengembangan Apliasi Konseling
Berbasis Aplikasi LINE untuk Peserta Didik SMA di Surakarta yang
memenuhi kriteria konsistensi yang merupakan kebutuhan untuk intervensi
dan didesain untuk memenuhi keterkaitan konsep dan hubungan variabel
secara relevan. Hasil dari kajian teoritik ini dibagi menjadi dua yaitu : (1)
Hasil kajian teoritik mengenai layanan bidang BK; (2) Hasil kajian teoritik
mengenai konseling online; (3) Hasil kajian teoritikmengenai aplikasi
Line.Tiga hasil kajian teoritik dapat diperinci sebagai berikut :
a. Hasil Kajian Teoritik Mengenai Bidang Layanan Bimbingan dan
Konseling
Konseling
5. Developmental Guidance and Counseling in Coy, D. R. (2004)
Today’s Schools.
6. Guidance services In O. C. Okobiah and R. I. Egbule, J. F. (2006).
Okorodudu (editors) Issues, concepts, theories
and techniques of guidance and counselling.
7. Bimbingan Konseling. Giyono. (2015).
8. Developing & Managing Your School Gysbers, N. C. &
Guidance and Counseling Program. Henderson, P. (2012).
9. School Guidance and Counseling Services. Lunenburg, F.C. (2010).
Schooling
10. Utah model for comprehensive counseling and Utah State Office of
guidance: K-12programs. Education. (2008).
11. Career Development, personal growth, and Wolfe, D. M., & Kolb, D.
experimental learning. In J. W. Springer A. (1980).
(Ed.),Issues in career and human resource
development
12. Layanan Bimbingan Pribadi-Sosial dalam Yahya, A.D & Winarsih.
Meningkatkan Komunikasi Interpersonal (2016).
Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 2 Padang
Cermin Kabupaten Pesawaran. Jurnal
Bimbingan dan Konseling.
dari Konseling Online dalam LINE. Produk ini dibuat untuk memenuhi
kebutuhan layanan BK bagi para peserta didik SMA yang berada di
Surakarta. Produk ini dibuat untuk meningkatkan layanan BK dari para
peserta didik khususnya pada bidang pribadi-sosial, belajar, dan karier.
KODALINEmemiliki konten-konten yang sangat bermanfaat bagi para
peserta didik, dalam akun ini terdapat tiga konten yaitu konten
KODALINEatau konseling secara online, TOD (Topic of The Day), dan
NT (Night Thoughts).
1) Logo Kodaline/ Menambahkan Teman Akun Kodaline
Menu yang terletak pada bagian bawah ruang obrolan ini terdapat
tiga opsi pilihan yaitu Konten, Jadwal, dan Konselor. Setiap pengguna
yang ingin mengetahui informasi terkait dengan akun ini dapat
memilih tiap-tiap pilihan yang terdapat pada menu, maka akan
terdapat pesan masuk yang menjelaskan tiap-tiap pilihan menu
tersebut. Menu konten menjelaskan terkait dengan konten apa saja
yang dapat dimanfaatkan dalam Kodalineini, kemudian menu Jadwal
menjelaskan tentang Jadwal dari setiap konten terdapat jam dan juga
hari yang dapa menginformasikan kepada calon konseli. Terakhir
adalah Menu Konselor, pada menu ini akan ditampilkan display nama
dan juga pendidikan serta dimana para konselor ini bekerja.
3) Konten dari KODALINE
Gambar 4. 4. Sampul Buku Panduan Bagi Guru BK dan Peserta Didik SMA di
Surakarta
Buku panduan ini akan dicetak pada Art Paper berukuranA4 (15cm
x 21 cm). Isi dari sampul Buku Panduan Penggunaan KODALINEini
adalah judul buku, gambar ilustrasi sesuai isi, nama penyusun,
program studi, fakultas, dan universitas dari peneliti.Warna-warna
cerah pada tulisan “Buku Panduan” ini mewakili jiwa muda dari para
peserta didik. Objek-objek kecil yang menjadi latar belakang pada
buku panduan ini melambangkan simbol teknologi dan juga
menyiratkan bidang-bidang pada layanan bimbingan dan koseling
(pribadi, sosial, belajar, dan karier). Pada buku panduan ini juga
terdapat logo “KODALINE” yang terletak pada bagian muka sampul
dan juga pada bagian belakang sampul. Warna biru sebagai warna
dominan buku panduan bagi guru BK melambangkan kewibawaan
seorang konselor, sedangkan warna kuning yang dominan pada buku
panduan bagi peserta didik melambangkan keceriaan dan rasa keingin
tahuan.
2) Kata Pengantar
Kata pengantar adalah bagian yang teramat penting dalam suatu
buku. Fungsi dari kata pengantar adalah sebagai deskripsi pembuka
dalam buku panduan. Kata pengantar juga menjelaskan secara sekilas
mengenai latar belakang dan cara berpikir secara sistematis dari
peneliti dalam proses pembuatan produk yang berkualitas.
3) Daftar Isi
57
beragam bagi para siswa. Bentuk lain dari konseling telah muncul di
negara maju seperti Amerika dan Kanada. Bentuk lain dari konseling ini
dirasa lebih efektif dan efisien dalam pelaksanaan konseling dengan
menggunakan teknologi, konseling ini dikenal dengan konseling online .
Menurut Attridge (2004), beberapa siswa lebih menyukai bentuk
komunikasi berjarak jauh karena memungkinkan mereka untuk bebas
mengekspresikan diri sehingga lebih nyaman menunjukkan perasaan
mereka melalui media ini. Beberapa siswa melihat konseling online
sebagai suatu terobosan yang menarik.
Haberstroh (2011), menjelaskan bahwa konseling online adalah klien
dan konselor berkomunikasi dengan menggunakan streaming video dan
audio yang bertujuan untuk membantu menyelesaikan permasalahan klien.
Shaw (2006), menjelaskan penggunaan konseling online ini dipilih karena
memiliki banyak keuntungan diantaranya: (1) mampu menangani konseli
yang berada di tempat terisolasi, (2) membantu konseli yang memiliki
kekurangan fisik, atau sakit keras, (3) membantu konseli yang tidak
bersedia menjalani konseling secara langsung (face to face), (4) merasa
lebih nyaman mengekspresikan diri dalam bentuk tulisan.
Di Indonesia, Ifdil (2009) memperkenalkannya konseling online
dengan istilah Pelayanan E-Konseling. Konseling online adalah proses
konseling yang dilakukan dengan alat bantu jaringan sebagai penghubung
antara konselor dengan kliennya. Hal senada juga diungkapkan oleh
Siradjuddin (2017), yang berpendapat bahwa konseling online atau e-
counseling merupakan kegiatan membantu (terapi) yang dilakukan oleh
seorang konselor terhadap masalah yang dihadapi oleh seorang klien
dengan memanfaatkan teknologi informasi berupa komputer dan internet.
Menurut Ifdil (2011), dalam pelaksanaan atau pemberian layanan
konseling online terdapat beberapa jenis media yang dapat dimanfaatkan.
Diantaranya yaitu terdapat konseling online melalui website/ situs, Email
counseling (konseling surat elektronik), video conferencing (konferensi
video), telephone counseling (konseling melalui telepon), dan online chat
63
digunakan untuk terjadinya interaksi antara admin atau Guru BK dan para
peserta didik, diantaranya yaitu fitur pesan siaran (broadcast), chat 1:1,
beranda (Timeline), halaman riset, dsb. Fitur-fitur tersebut dapat
dimanfaatkan bagi para Guru BK untuk memberikan layanan terutama
konseling online sekaligus melakukan riset terhadap peserta didik dan juga
dapat bermanfaat bagi para peserta didik khususnya peserta didik SMA di
Surakarta untuk membantu dalam penyelesaian permasalahan terkait
dengan empat bidang layanan BK.
Organization, dalam pembuatan produk ini peneliti telah
mendapatkan dukungan dari guru BK yang telah menjadi narasumber.
Konseling online berbasis aplikasi LINE telah didasarkan pada kajian
empirik yang dilakukan pada 3 SMAdi Surakarta dengan dukungan penuh
dari guru BK. Novelty, merupakan media yang memiliki nilai kebaruan.
Melalui kajian empirik yang didapat, konselingonline yang di khususkan
bagi peserta didik SMA di Surakarta masih sangat awam. Akun
KODALINEmemiliki beberapa konten yang memang dapat membantu
siswa dalam pemenuhan bidang layanan BK yang bentunya lebih menarik
dan tidak monoton sepeti pemberian layanan secara klasikal yang
dilakukan dalam kelas. Pemenuhan kriteria ACTION dalam
pengembangan konseling online berbasis aplikasi LINE yang sudah
dijabarkan diatas diharapkan dapat memenuhi kriteria konsistensi dengan
dilakukan evaluasi formatif lebih lanjut lagi.
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SASARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan ini dapat disimpulkan bahwa:
1. Studi Empiris
Hasil penelitian mahasiswa BK angkatan 2012 terkait dengan kebutuhan
layanan BK yaitu (1) Bidang pribadi 63,4%, (2) Bidang sosial 63,1%, (3)
Bidang belajar 64,3%, dan (4) Bidang karier sejumlah 64,4%. Hasil penelitian
tersebut mendapatkan persentase lebih dari 50% yang artinya setengah dari
jumlah populasi peserta didik SMA di Surakarta perlu mendapatkan layanan
terkait dengan bidang pribadi-sosial,belajar, dan karier.Selain itu peneliti
melakukan studi lapangan dengan menyebarkan instrumen angket terkait
dengan bidang layanan BK. Angket tersebut mendapatkan hasil sebagai berikut
(1) bidang pribadi-sosial 68,4%, (2) bidang belajar 61%, (3) bidang karier
57,5%. Peneliti juga melakukan wawancara terhadap beberapa guru BK di dua
SMA yaitu SMA N 6 Surakarta dan SMA N 2 Batik Surakarta. Hasil
wawancara tersebut ditemukan hambatan yang dialami oleh beberapa guru BK
di Surakarta diantaranya yaitu, (1) Kurangnya jam layanan klasikal bagi para
peserta didik, bahkan beberapa SMA di Surakarta terdapat guru BK yang tidak
memiliki jam layanan klasikal. (2) Tingginya tingkat kebutuhan peserta didik
terkait dengan layanan BK tidak sepadan dengan jumlah guru BK, dan (3)
Anggapan para peserta didik yang masih menganggap bahwa guru BK adalah
polisi sekolah yang membuat para peserta didik enggan untuk melakukan
konseling dengan guru BK.
2. Studi Literatur
Pelaksanaan studi literatur berdasarkan oleh beberapa ahli diantaranya
yaitu Gysbers & Henderson (2012) menjelaskan bahwa bimbingan konseling di
sekolah merupakan bagian integral dari pendidikan yang berfokus pada
pengembangan akademik, karier, dan sosial pribadi peserta didik. Ahli
selanjutnya Fields (2011), menjelaskan konseling online sebagai layanan terapi
yang dikembangkan dengan menggunakan teknologi komunikasi dari yang
78
70
paling sederhana email, sesi dengan chat, sesi dengan telepon sampai dengan
penggunaan webcam (video live sessions). Konseling online dapat dilakukan
dengan menggunakan berbagai media, salah satunya dengan instant message
dengan menggunakan aplikasi LINE. Menurut Bogart & Wichadee (2015)
LINE merupakan aplikasi komunikasi baru yang memungkinkan pengguna
melakukan panggilan suara dan mengirim pesan kapan pun dan dimanapun
mereka berada. Kamita dkk (2019) melakukan penelitian terkait dengan
penggunaan sistem chatbot untuk perawatan kesehatan mental berdasarkan
metode konseling dengan menggunakan aplikasi LINE dan hasil dari
penelitiannya yaitu aplikasi LINE dapat meningkatkan motivasi, dapat
mengurangi stres dan efektif dalam penanganan kesehatan mental secara
mandiri.
3. Produk yang dikembangkan
Penelitian ini mengembangkan “Panduan Penggunaan KODALINEBagi
Guru BK dan Peserta Didik SMA di Surakarta”. Pengembangan ini didasarkan
pada pengembangan Plomp & Nieveen (2013) yang terdiri dari tiga tahap
yaitu, (1) Preliminary research; (2) development or prototyping phase; dan (3)
Assessment phase atau Implementation.Pengembangan yang dilakukan hanya
sampai pada tahap kedua yaitu development or prototyping phase, dengan
produk yang memenuhi kriteria relevace. Penelitian ini menghasilkan dua
produk yaitu akun dalam aplikasi LINE yang bernama KODALINEdan buku
panduan penggunaan KODALINEBagi Guru BK dan Peserta Didik SMA di
Surakarta. Produk yang dihasilkan ini masih perlu memenuhi kriteria
consistenct, practically, dan effectiveness untuk dapat melanjutkan ke tahap
selanjutnya yaitu assessment phase atau implementation.Penelitian ini hanya
sampai pada tahap development or prototyping phase karena untuk
mewujudkan produk yang optimal membutuhkan waktu yang cukup lama dan
proses yang rumit, sedangkan peneliti terbatasi oleh waktu penyusunan skripsi
yang hanya memiliki waktu singkat.
71
B. Implikasi
Implikasi yang didapatkan dari penelitian dan pengembangan ini adalah :
1. Produk ini telah dilakukan analisis berupa penyebaran angket dan wawancara
terhadap guru BK dan peserta didik SMA di Surakarta, maka memerlukan
adanya studi eksplorasi yang berkaitan dengan pengembangan aplikasi
konseling berbasis aplikasi LINE untuk peserta didik SMA di Surakarta.
2. Strategi layanan bimbingan dan konseling yang digunakan adalah konseling
individu dengan menggunakan metode konseling berbasis aplikasi LINE.
Maka, akan terjadi kegiatan konseling online yang di dalamnya terdapat bidang
layanan pribadi-sosial, belajar, dan karier yang dapat membantu menyelesaikan
permasalahan dari peserta didik.
3. Produk penelitian dan pengembangan ini hanya sampai pada tahap
development or prototyping phase atau tahap penyusunan produk. Produk ini
masih membutuhkan uji secara validitas, kepraktisan, dan keefektifan.
C. Saran
Terdapat beberapa saran yang berkaitan dengan penelitian dan pengembangan
ini yang ditujukan kepada beberapa pihak terkait. Adapun saran yang dimaksud
sebagai berikut :
1. Guru BK
Guru BK hendaknya dapat menguasai penggunaan aplikasi LINE
terlebih dahulu dengan bantuan produk panduan sebelum menggunakannya
dalam pelaksanaan konseling online . Selain itu, guru BK hendaknya
mampu mengembangkan KODALINEdalam pelaksanaan layanan BK di
sekolah.
2. Peserta didik
Peserta didik mampu memanfaatkan KODALINE untuk membantu
menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan bidang pribadi-sosial,
belajar, dan karier secara maksimal dan dapat memahami langkah demi
langkah dalam panduan yang diberikan. Hal tersebut diharapkan mampu
membantu peserta didik untuk dapat melakukan konseling online secara
72
Ardi, Z., Yendi, F, M., & Ifdil, I. (2013). Konseling Online : Sebuah Pendekatan
Teknologi Dalam Pelayanan Konseling. Jurnal Konseling dam Pendidikan
Vol. 1, No.1.
82
74
Borich, G.D. (1994). Observation Skill for Effective Teaching. New York. Mac
Millian Publishing Company.
Brown, D. & Trusty, J. (2005). Designing and Leading Comprehensive School
Counseling Programs; Promoting Student Competence and Meeting
Student Needs .
Cahaningtyas, K.D. & Muis, T. (2017). Peta Masalah Santri Dan Kesiapan Guru
BK SMA Di Pondok Pesantren Al Fattah Sidoharjo. Jurnal BK UNESA
Vol. 7, No.3
Cobia, D. C. (2007). Developing An Effective And Accountable School
Counseling Program. Upper Saddle River, NJ: Prentice Hall.
Gärter, D. (2014).
https://www.studierendenwerk.uni-heidelberg.de/en/advice_social_counsel
ling. Diakses tanggal 10 November 2020.
Gibson, R.L. & Mitchell, M.H. (2008). Introduction to Counseling and Guidance.
New York: Macmillan Publisher.
Ifdil, & Ardi, Z. (2013). Konseling Online Sebagai Salah Satu Bentuk Pelayanan
E-Konseling. Jurnal Konseling dan Pendidikan Volume 1 Nomor 1.
Kamita,T., Ito, T., Matsumoto, A., Munakata, T., & Inoue, T. (2019). A Chatbot
System for Mental Healthcare Based on SAT Counseling Method.
Academic Editor: FilippoGandino
Koutsonika, Helen. (2009). E-Counseling: the new modality. Online Career
Counseling-achallenging opportunity for greek tertiary education. In:
Proceeding of the WedSci’09: Society On-Line, 18-20 March 2009,
Athens, Greece. (In Press)
76
Mallen, M. J., Vogel, D. L., & Rochlen, A. B. (2005). The practical aspects of
online counseling: Ethics, training, technology, and competency.
Counseling Psychologist, 33, 776–818.
Naldo, & Satria, H.W. (2018). Studi Observasi terhadap Penggunaan Aplikasi
LINE oleh Generasi Millenial. Jurnal Sosial Humaniora Terapan Volume
1 Nomor 1.
Nurihsan, A.J. (2006). Bimbingan dan Konseling Dalam Berbagai Latar
Kehidupan. Bandung. PT. Refika Aditama.
Rahman & Hibanas, S.(2003). Bimbingan dan Konseling Pola 17. UCY Press
Yogyakarta.
Riyanto, A.D. (2019). Hootsuite (We are Social): Indonesian Digital Report 2019.
Diakses dari https://andi.link/hootsuite-we-are-social-indonesian-digital-
report-2019/. Diakses pada 23 Februari 2020
Shaw, H. E. & Shaw, S.F. (2006). Critical Ethical Issues in Online Counseling:
Assessing Current Practices with an Ethical Intent Checklist. Journal of
Counseling & Development, 84: 41–53.
Supratman, L.P. (2018). Penggunaan Media Sosial oleh Digital Native. Jurnal
Ilmu Komunikasi , Volume 15, Nomor 1.
Triastuti, E., Prabowo, D. A. I., & Nurul, A. (2017). Kajian Dampak Penggunaan
Media Sosial Bagi Anak dan Remaja. Jakarta, Indonesia. Pusat Kajian
Komunikasi FISIP Universitas Indonesia.
Utah State Office of Education. (2008). Utah model for comprehensive counseling
and guidance: K-12programs. Salt Lake City, UT: Author
Wolfe, D. M., & Kolb, D. A. (1980). Career Development, personal growth, and
experimental learning. In J. W. Springer (Ed.),Issues in career and human
resource development(pp. 1-56). Madison, WI: American Society for
Training and Development.
LAMPIRAN
Lampiran 1
LAMPIRAN 2
HASIL ANGKET DARI PESERTA DIDIK SMA
DI SURAKARTA
81
LAMPIRAN 3
HASIL ANGKET DARI PESERTA DIDIK SMA DI SURAKARTA
82
Lampiran 4
Nama Interviewer :
Nama Guru :
Nama Sekolah :
Lampiran 5
Lampiran 6
Nama Interviewer : Fitria Ramadhant K
Nama Guru : Nur Setyoningsih, S.Pd
Nama Sekolah : SMA Negeri 6 Surakarta
HASIL WAWANCARA DENGAN GURU BK
NO ITEM PERTANYAAN JAWABAN
A PENGGUNAAN TEKNOLOGI
DALAM PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN
1. Apakah siswa diperbolehkan Iya, diperbolehkan.
membawa HP?
2. Apakah dalam pembelajaran guru Iya menggunakan, ada suatu waktu pembelajaran
menggunakan teknologi sebagai memerlukan internet untuk browsing materi
media pembelajaran? pembelajaran.
3. Apakah ada tata tertib dalan Ada, bahkan rajin dilakukan razia HP bagi para
penggunaan HP di sekolah? siswa yang menggunakan HP diluar jam
pelajaran dan nantinya HP harus diambil orang
tua
4. Apakah terdapat hambatan dalam Pasti ada, jaringan internet yang terkadang lemot.
penggunaan media komunikasi Kurangnya stop kontak juga menjadi salah satu
(HP) selama proses pembelajaran? hambatan dalam berjalannya pembelajaran kalau-
kalau batery low
B. PENGGUNAAN KONSELING
ONLINE DI SEKOLAH
1. Apakah sudah terdapat konseling Sudah ada namun melalui WA
online di sekolah ini?
2. Jika ada, melalui media apa saja? Biasanya lewat Whatsapp
3. Apakah konseling secara online Dibilang efektif tergantung dengan konteksnya
dirasa efektif? ya mbak. Kalau memang siswa sulit untuk
mengungkapkan secara lisan bisa jadi efektif.
Tapi kalau bisa secara langsung saya lebih
memilih tatap muka
4. Apa saja hambatan yang biasa Mungkin kalau online sering terjadi perbedaan
terjadi ketika melakukan konseling persepsi ya mbak, banyak juga siswa yang
online ? merasa takut tersebar ceritanya
C. PERMASALAHAN TERKAIT
DENGAN BIDANG LAYANAN BK
1. Apakah di SMA ini sudah Sudah mbak
menggunakan BK Komprehensif?
2. Apakah ada kesulitan dalam Mungkin perbedaan pembuatan RPLnya sekarang
penusunan progtam BK beda. Ya harus lebih banyak pelatihan lagi dan
Komprehensif? lebih beradaptasi dengan perubahan RPL yang
lebih ringkas sebenarnya.
3. Dalam bidang layanan pribadi, Kebanyaka bidang pribadi sosial ya mbak, karena
sosial, belajar, dan karier bidang memang keduanya itu kan berkaitan ya mbak.
mana yang memiliki keluhan Biasanya masalah mereka berasal dari keluarga
paling sering dari para siswa?
4. Apakah jam layanan BK di SMA Ya kalau dikatakan 1 jam pelajaran ini masih
ini dirasa sudah cukup untuk kurang maksimalya. Kita juga terbatas guru BK
membantu permasalahan siswa? hanya 3 mbak. Tapi ya harus bisa dimanfaatkan
jam layanannya kalau kurang bisa dilanjut di luar
86
Lampiran 7
Lampiran 8