MENYUSUN SKRIPSI
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
manusia yang berkualitas. Salah satu hal yang dilakukan manusia untuk memperoleh
jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan anak
Keberhasilan pendidikan akan tercapai apabila ada usaha dan kemauan dari setiap
sarjana, program magister, program doctor, dan program profesi, serta program
spesialis, yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi berdasarkan kebudayaan
menempuh SKS semester demi semester terkait dengan jurusan yang dipilihnya.
Setelah sampai pada tingkat akhir dan telah mencapai jumlah SKS yang dijadikan
prasyarat untuk menempuh ketahapan berikutnya, mahasiswa akan masuk pada tahap
terakhir dalam dunia perkuliahan, yaitu tugas akhir atau yang disebut dengan skripsi.
Begitu pula di Universitas Syiah Kuala, skripsi merupakan tugas akhir atau tugas
karya tulis yang wajib ditempuh dan diselesaikan oleh mahasiswa agar mendapatkan
gelar sarjana.
seperti mengulang mata kuliah yang sulit sehingga menghambat pembuatan tugas
akhir yaitu skripsi. Beberapa mahasiswa disibukkan dengan mengulang mata kuliah
yang menurutnya sulit. Waktu untuk mengulang mata kuliah pun tidak semuanya
bisa dilakukan pada semester selanjutnya, karena tidak semua mata kuliah selalu ada
di tiap semester. Pengulangan mata kuliah ini dapat terjadi karena beberapa hal
diantaranya sering tidak masuk pada jadwal yang ditentukan, tidak membuat dan
mengumpulkan tugas yang diberikan, tidak mengikuti ujian tengah semester (UTS),
dan tidak mengikuti ujian akhir semester (UAS). Pada mahasiswa pendidikan
karya tulis ilmiah, pada mata kuliah ini hasil akhirnya berupa karya tulis ilmiah. Pada
terlibat dalam suatu organisasi, yang dapat menyita waktu. Maka mahasiswa harus
dapat mengatur waktu dengan baik agar kegiatan organisasi dan kegiatan akademik
dapat berjalan dengan baik. Adapula mahasiswa yang kuliah sambil bekerja, ia juga
harus bias membagi waktu jangan sampai melupakan kewajiban utamanya sebagai
mahasiswa.
Tugas akhir berupa skripsi menjadi penting untuk diperhatikan, selain sebagai
yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan tugas akademik lain. Baik berupa
pengorganisasian waktu, pengaturan diri dan sumber daya lain secara mandiri. Tidak
jarang mahasiswa terbelit dengan persoalan skripsi tersebut, sehingga berakibat pada
skripsi dengan baik sesuai dengan tema dan objek penelitiannya. Pada saat proses
proses penyelesaian skripsi, sehingga tidak sedikit mahasiswa yang merasa terbebani
saat penyusunan skripsi sering dirasakan sebagai suatu beban yang berat oleh
yang negative. Pada akhirnya, perasaan negatif ini dapat menimbulkan suatu
kehidupan emosinya dengan intelegensi (to manage our emotional life with
pengendalian diri dan suasana hatinya, sehingga kecerdasan emosional ini berfungsi
Regulasi diri (self regulation) mengacu pada cara orang mengontrol diri dan
mengarahkan tindakan mereka sendiri. (Taylor, dkk 2009 dalam Iswahyudi, dkk
penting dalam proses pendidikan. Regulasi diri meliputi kemampuan untuk memulai
membagi waktu antara tugas akademik dan bermain, dan mempersiapkan diri dalam
menghadapi ujian.
(Dewi, 2014:43).
kondisi yang sulit, bangkit kembali dari keterpurukan, mengatasi kesulitan, dan
beradaptasi secara positif terhadap tekanan dan tuntutan akademik. Martin dan Marsh
(dalam Hartuti & Mangunsong, 2009), menjelaskan bahwa mahasiswa yang resiliensi
secara akademik adalah mahasiswa yang mampu secara efektif menghadapi empat
adalah individu yang optimis, yang percaya bahwa segala sesuatu dapat berubah
menjadi lebih baik. Pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi, resiliensi ini
selain itu ia juga mampu untuk membaca situasi sehingga ia dapat mengelola emosi
dirinya dan memotivasi dirinya untuk memutuskan suatu hal atau menyelesaikan
tugasnya dengan baik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Untuk
menyelesaikan tugasnya sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan perlu adanya
regulasi diri, yaitu kemampuan pengaturan diri, dengan adanya pengaturan diri pada
Selain itu di dalam diri mahasiswa perlu adanya resiliensi yang disebut juga
daya tangguh, artinya mahasiswa dituntut untuk bisa bertahan, mengatasi bahkan
kecerdasan emosional dan regulasi diri terhadap resiliensi mahasiswa yang sedang
menyusun skripsi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mahesti dan
resiliensi mahasiswa yang sedang menyusun skripsi, mahasiswa yang memiliki taraf
kecerdasan emosi yang tinggi akan lebih mampu mengarahkan gejolak emosinya
emosional yang rendah maka mahasiswa tersebut tidak mampu bersikap tenang dan
tidak jernih dalam melihat suatu permasalahan dan tidak terarah dalam menggunakan
dalam mengikuti proses kegiatan belajar mengajar dan kemampuan untuk membagi
waktu antara belajar dan kegiatan lain. Selain itu termasuk pula kemampuan untuk
mempersiapkan diri dalam menghadapi ujian. Oleh karena itu, apabila kemampuan
regulasi diri dalam diri tidak berkembang dengan optimal maka tujuan yang ingin
dicapai tidak dapat dicapai dengan optimal. Begitu juga sebaliknya, apabila regulasi
diri dapat berkembang dengan optimal maka tujuan pendidikan dapat dicapai dengan
optimal.
fenomen-fenomena seperti mengerjakan tugas tidak tepat waktu dan terlambat dalam
kegiatan akademik dapat disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. faktor yang
berasal dari dalam diri diasumsikan terkait rendahnya kemampuan regulasi diri
mahasiswa.
memiliki kemampuan untuk bertahan pada kondisi yang sulit berupa menyelesaikan
kewajiban akademik dan bangkit untuk mengatasi kesulitannya. Oleh karena itu,
berdasarkan latar belakang masalah di atas, akan meneliti lebih lanjut hubungan
pendidikan geografi fkip universitas syiah kuala yang sedang menyusun skripsi.
jurusan Pendidikan Geografi FKIP Universitas Syiah Kuala yang Sedang Menyusun
Skripsi.
Pendidikan Geografi FKIP Universitas Syiah Kuala yang Sedang Menyusun Skripsi
V. Manfaat Penelitian
geografi memahami hubungan antara kecerdasan emosional dan regulasi diri dengan
resiliensi akademik mahasiswa jurusan Pendidikan Geografi FKIP Universitas Syiah
Kuala dan menjadi referensi yang relevan bagi penelitian di masa yang akan datang.
Ruang lingkup bermakna batasan subjek yang akan diteliti. Dalam pengertian
ini, ruang lingkup dapat berupa batasan masalah yang diangkat dan jumlah subjek
yang diteliti serta materi yang akan dibahas dan variabel-variabel yang akan diteliti
terbatas pendidikan geografi FKIP universitas syiah kuala yang sedang menyusun
skripsi.
didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang
diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi, hipotesis juga dinyatakan sebagai jawaban
teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban empirik dengan data
emosional dan regulasi diri dengan resiliensi mahasiswa pendidikan geografi FKIP
beberapa istilah yang sulit di dalam penelitian ini, maka penulis memberikan
karena biasanya peneliti tidak memanipulasi keadaan variabel yang ada dan
3. Regulasi diri adalah usaha sadar dan aktif mengintervensi untuk mengontrol
Wicaksana, 2014).
singkat alur logika peneliti dalam menentukan indikator dan variabel dalam
emosional dan regulasi diri dengan resiliensi mahasiswa pendidikan geografi FKIP
Kecerdasan Emosional
Resiliensi Akademik
Mahasiswa
Regulasi Diri
X. Kajian Teoritis
suasana hati (mood), berempati serta kemampuan bekerja sama (Goleman, 2000
merupakan kemampuan memantau perasaan sendiri dan perasaan orang lain serta
Kecerdasan emosional tidak hanya berfungsi untuk mengendalikan diri, tetapi lebih
dari itu juga, mencerminkan dalam mengelola ide, konsep, karya atau produk
sehingga hal itu menjadi minat bagi orang yang banyak (Suharsono 2004 : 120 dalam
Beberapa ahli yang lain seperti Patton (dalam Saam dan Mulyani 2012)
di tempat kerja.
emosional bukan merupakan factor genetik yang tidak dapat berubah melainkan
Regulasi diri dalam bahasa inggris adalah self regulation. Self artinya diri dan
regulation adalah terkelola. Albert Bandura menyatakan tentang konsep regulasi diri
bahwa individu tidak dapat secara efektif beradaptasi terhadap lingkungannya selama
dapat mampu membuat kemampuan control pada proses psikologi dan perilakunya
individu untuk menghadapi kesulitan dalam hidup. Dalam definisi yang lain,
menurut Revicih dan Shatte dalam Hamidi (2017:5) sebagai kemampuan untuk
mengatasi dan beradaptasi terhadap kejadian yang berat atau masalah yang terjadi
dalam kehidupan.
menunjukkan perilaku adaptif saat ia dihadapkan pada persoalan dan mengarah pada
kemampuan yang mungkin dimilikinya untuk menghadapi peristiwa yang buruk dan
dalam akademik (Rojas, 2015 dalam Hendriansyah, dkk 2020:185). Hal ini dikuatkan
perguruan tinggi.
Mahasiswa yang memiliki resiliensi akademik yang baik, tidak akan mudah
putus asa dalam menghadapi kesulitan akademik. Malah sebaliknya, dia akan selalu
optimis, berpikir positif dan mampu keluar dari masalah. Resiliensi akademik
merupakan resiliensi dalam proses belajar, yaknik sebuah proses dinamis yang
emosional negative, saat menghadapi situasi sulit yang menekan atau mengandung
hambatan signifikan dalam aktivitas belajar yang dilakukan (Hendriani, 2017 dalam
a. Ketekunan (perseverance)
Ketekunan (perseverance) adalah sebuha predictor untuk mengakomodasi
perilaku yang mencerminkan ketahanan seseorang dalam menghadapi proses
kehidupan. Cassidy (2016) menyatakan bahwa seseorang yang memiliki
ketekunan adalah dia yang mampu untuk tetap berjuang meskipun
mengahadapi kesulitan, menerapkan kedisiplinan dalam diri, mampu
mengontrol diri sendiri, ulet memiliki orientasi tujuan sehingga mampu
membuat strategi yang efektif ketika menghadapi kesulitan.
b. Mencari bantuan adaptif (reflecting and adaptive help-seeking)
Cassidy (2016) menyatakan bahwa refleksi diri adalah factor penting ketika
seseorang menghadapi kesulitan, ketika mengetahui kelebihan dan kelemahan
dirinya, serta mampu mengakomodasi strategi yang efektif untuk
menghadapinya maka besar peluang kesuksesan untuk menghadapi kesulitan
akademik. Ada pula menurut Newman (dalam Cassidy 2016) factor yang juga
menghubungkan individu dengan lingkungan emosional yaitu dengan
mencari bantuan untuk meningkatkan adaptibilitas seseorang dalam
menghadapi kesulitan. Seseorang yang sadar akan kelebihan dan
kekurangannya, akan mengetahui bantuan apa yang dibutuhkan, siapa yang
dapat membantunya, dan sejauh apa ia membutuhkan bantuan sebagai bentuk
implementasi kemandirian.
c. Pengaruh negative dan respon emosional (negative affect and emotional
response)
Afeksi negative dan respon emosional merupakan kemampuan individu untuk
mengelola emosi negative. Seseorang yang mengembangkan kemampuan
untuk merespon suatu kondisi sulit dengan emosi yang positif akan
mengahasilkan output yang baik pula, karena ia tidak menyikapinya dengan
respon negative yang berpengaruh pada efek psikologis yang kurang adaptif
pula (Cassidy, 2016)
ataupun belajar serta terdaftar sedang menjalani pendidikan pada salah satu
perguruan tinggi baik akademik, politeknik, sekolah tinggi, institute dan universitas
Skripsi adalah syarat wajib untuk mahasiswa meraih gelar sarjana. Skripsi
merupakan karya ilmiah yang ditulis oleh mahasiswa program sarjana pada akhir
syarat mutlak yang harus dipenuhi dalam menggunakan pendekatan ini, karena kedua
replikasi serta generalisasi penggunaan model penelitian sejenis. Tujuan akhir yang
yaitu penelitian untuk mengetahui hubungan dan tingkat hubungan antara dua
variabel atau lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi variabel tersebut sehingga
jurusan pendidikan geografi fkip universitas syiah kuala yang sedang menyusun
skripsi.
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. Waktu
11.2.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek yang mempunyai
kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditentukan oleh penelitian untuk dipelajari
dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2017:61). Populasi dalam penelitian ini adalah
mahasiswa jurusan pendidikan geografi fkip universitas syiah kuala yang sedang
menyusun skripsi, namun populasi yang peneliti gunakan yaitu pada mahasiswa
yang sedang menyusun skripsi terdiri dari 6 mahasiswa dan mahasiswa angkatan
2017 terdiri dari 25 mahasiswa, dan mahasiswa angkatan 2018 terdiri dari 32
sehingga total populasi mahasiswa jurusan pendidikan geografi fkip universitas syiah
11.2.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
bahwa sampel merupakan bagian dari populasi yang diambil dengan cara-cara
tertentu lalu kemudian data sampel diolah hingga pada akhirnya mampu
merefleksikan keadaan populasi yang ada. Menurut Arikunto (Hobsi, 2019:153) jika
jumlah populasinya kurang dari 100 orang, maka jumlah sampelnya diambil secara
keseluruhan, tetapi jika populasinya lebih besar dari 100 orang, maka dapat diambil
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah angket. Angket yang
diuji validitas dan reliabilitasnya terlebih dahulu agar angket tersebut sudah layak
untuk digunakan.
angket disini adalah daftar pertanyaan tentang hubungan kecerdasan emosional dan
Bentuk angket yang digunakan adalah angket tertutup yaitu angket yang telah
dilengkapi dengan pilihan jawaban sehingga siswa hanya diberi tanda pada jawaban
kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid mempunyai validitas tinggi
dan sebaliknya bila tingkat validitasnya rendah maka instrumen tersebut kurang valid
(Riduwan dan Sunarto, 2017:348). Instrumen yang valid berarti alat ukur yang
digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen
tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono,
Keterangan :
rxy = Koefisien Korelasi
n = Jumlah Responden
∑ X i Y i = Jumlah Perkalian antara skor X dan Y
∑ Xi = Jumlah skor butir soal
∑Yi = Jumlah skor total
∑ X 2i = Jumlah kuadrat dari butir soal
∑ Y 2i = Jumlah kuadrat dari skor total
Kriteria pengujian jika nilai rhitung lebih besar atau sama dengan dari nilai rtabel
(rhitung ≥ rtabel), maka butir soal tersebut dinyatakan valid. Sebaliknya apabila nilai r hitung
lebih kecil dari nilai rtabel (rhitung < rtabel), maka butir soal tersebut dinyatakan tidak
apa yang harus diukur. Ujia reliabilitas pada instrument penelitian ini menggunakan
instrument sekali saja, kemudian hasil yang diperoleh dianalisis dengan terkenik
r₁=
k
(k −1)
1−{M (k−M )
k sₜ ² } (Sugiyono, 2015:361)
Keterangan :
K = Jumlah item dalam instrument
M = mean skor total
sₜ² = varians total
Instrumen dikatakan reliabel jika rhitung lebih besar dari nilai rtabel (rh > 0,6) dan
sebaliknya jika rhitung lebih kecil atau sama dengan dari rtabel instrumen dikatakan tidak
Uji normalitas merupakan uji tahap awal dalam uji prasyarat analisis.
Tujuan dilakukan uji normalitas terhadap serangkaian data dari tiap-tiap variabel
adalah untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak.
Apabila data tersebut berdistribusi normal, maka dapat digunakan analisis statistik
perbandingan X2hitung dan X2tabel. Rumus yang digunakan dalam tahap uji normalitas
Dimana :
2
χ = Chi-Kuadrat yang dicari
fo = Frekuensi dari hasil pengamatan
fh = Frekuensi yang diharapkan
Kriteria pengujian yaitu terima Ho dan tolak Ha apabila χ 2hitung < χ 2tabel yang
berarti distribusi data dinyatakan normal, sebaliknya terima Ha dan tolak Ho apabila
2
χ hitung ≥ χ 2tabel yang berarti distribusi data dinyatakan tidak normal (Sugiyono,
2015:109).
diteliti tersebut bervariasi sama atau tidak. Antara kelompok data dengan kelompok
lainnya, variansnya bisa saja sama (homogen) atau tidak sama (tidak homogen).
Metode yang digunakan dalam melakukan uji homogenitas ini adalah metode varian
sebagai berikut:
varians terbesar
F= (Sugiyono. 2015:140)
varians terkecil
Apabila nilai Fhitung ≤ Ftabel, maka terima Ho dan tolak Ha yang berarti varian
data homogen, sebaliknya jika Fhitung > Ftabel maka varian data tidak homogen, dengan
2015:141)
dilakukan uji linieritas adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan linier
antara variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Untuk menguji linieritas variabel
RJK reg(b / a)
F hitung =
RJK res
Keterangan:
RJKreg(b/a) = Rata-rata kuadrat regresi
RJKres = Rata-rata kuadrat residu
Kriteria uji linieritas dengan taraf signifikan yang digunakan 5% adalah jika
nilai Fhitung > Ftabel maka tolak Ho yang artinya hubungan antar variabel adalah berpola
linier. Sebaliknya jika nilai Fhitung ≤ Ftabel maka terima Ho yang artinya hubungan antar
pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap variabel terikat untuk membuktikan
ada atau tidaknya hubungan fungsi atau hubungan kausal antara dua variabel bebas
atau lebih dengan satu variabel terikat (Riduwan dan Sunarto, 2017:108). Rumus
hubungan antar dua variabel independen secara bersama-sama atau dengan satu
√
2 2
r y x + r y x + 2r y x r y x r x x
R y x 1 x 2= 1 2 1 2 1 2
(Sugiyono, 2015: 233)
1−r x x 1 2
Keterangan :
R y x 1 x 2 : Korelasi antara variabel X1 dengan X2 secara bersama-sama dengan
variabel Y
r yx 1
: Korelasi Product Moment antara X1 dengan Y
r yx 2
: Korelasi Product Moment antara X2 dengan Y
rx 1 x2 : Product Moment antara X1 dengan X2
Selanjutnya untuk menyatakan besar kecilnya nilai korelasi digunakan angka
yang menyatakan besar kecilnya hubungan (korelasi) disebut koefisien korelasi (r),
penafsiran terhadap koefisien yang ditemukan tersebut besar atau kecil, maka dapat
sumbangan yang diberikan oleh sebuah variabel atau lebih X (bebas) terhadap
rumus berikut:
Keterangan:
KP : Nilai Koefisien determinan
r² : Nilai koefisien korelasi
bebas secara bersama-sama dengan variabel terikat dalam suatu penelitian. Adapun
R ²/ K
Fh = 2 (Sugiyono, 2015:235)
(1−R )/( n−k−1)
Keterangan :
F h = Fhitung
R = Koefisien korelasi ganda
k = Jumlah variabel bebas
n = Jumlah sampel
Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak, yang artinya terdapat hubungan yang signifikan antara
Sebaliknya jika Fhitung ≤ Ftabel maka Ho diterima, yang artinya tidak terdapat hubungan
Hartuti & Mangunsong, F.M. (2009). Pengaruh faktor-faktor protektif internal dan
eksternal pada resiliensi akademis siswa penerima bantuan khusus murid
miskin (BKMM) di SMA Negeri di Depok. Jurnal Psikologi Indonesia, 6(2),
107-119.
Hulu, T., & Minauli, I. (2013). Hubungan Antara Kecerdasan Emosi dan Efikasi Diri
dengan Prestasi Belajar. Medan: Program Studi Magister Psikologi
Universitas Medan Area.
Indrawati, E. S., & Sari, P. K. (2016). Hubungan Antara Dukungan Sosial Teman
Sebaya dan Resiliensi Akademik pada Mahasiswa Tingkat Akhir Jurusan X
Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. Jurnal Empati, april 2016.
Iswahyudi, A., & Mahmudi, I. (2016). Pengaruh Mengikuti Orgamawa dan Regulasi
Diri terhadap Prokrastinasi Mahasiswa dalam Menyelesaikan Skripsi di
Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP PGRI Madiun Tahun Akademik 2015/2016.
Jurnal Ilmiah Counsellia, Vol.6, No.2, Hal.41-55.
Kadili, N. D. (2018). Kecerdasan Emosional dan Problem Focused pada Mahasiswa
yang Sedang Menyusun Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Psikologi
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.
Mahesti, N. R., & Rustika, I. M. (2020). Peranan Kecerdasan Emosional dan Efikasi
Diri terhadap Resiliensi pada Mahasiswa Universitas Udayana yang Sedang
Menyusun Skripsi. Jurnal PSikologi Udayana, Vol.7, No. 2, Hal. 53-65.
Masril. (2011). Konseling Regulasi-Diri Berbasis Teori Pilihan. Prosiding, Seminar
dan Workshop Internasional. Universitas Pendidikan Indonesia.
Mulhamah, I. U. (2016). Pengaruh Regulasi Diri (Metakognisi, Motivasi dan
Perilaku) Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa. Universitas Islam
Negeri Sunan Ampel Surabaya. Surabaya.
Ormrod, Jeanne Ellis. 2008. Psikologi Pendidikan : Membantu Siswa Tumbuh dan
Berkembang. Jakarta : Erlangga.
Poetry, R. V. (2010). Resiliensi pada Mahasiswa Baru Penyandang Cerebral Palsy
(CP). Skripsi. Universitas Brawijaya.
Riduwan, Sunarto. (2017). Pengantar Statistika Untuk Penelitian Pendidikan : Sosial,
Ekonomi, Komunikasi dan Bisnis. Bandung:Alfabeta
Rizki, A., & Umayyah, U. 2021. Analisis Pengukuran Regulasi Diri. Surabaya. UIN
Sunan Ampel Surabaya.
Roellyana, S., & Listyandini, R. A. (2016). Peranan Optimisme terhadap Resiliensi
pada Mahasiswa Tingkat Akhir yang Mengerjakan Skripsi. Vol. 1 No.1 , Hal.
29-37.
Septian, Fitra. (2018). Hubungan Harga Diri dan Regulasi Diri dengan Prokrastinasi
Akademik pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah
Malang. Tesis. Universitas Muhammadiyah Malang
Shinta, Dewi. 2021. Hubungan Resiliensi Akademik dan Dukungan Sosial Dengan
Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Angkatan 2015 dan 2016 Fakultas
Psikologi Universitas Medan Area. Tesis. Universitas Medan Area