Anda di halaman 1dari 16

KOMITE ETIK DAN HUKUM

1
DAFTAR ISI

I. Pendahuluan..................................................................................................... 2
II. Latar belakang..................................................................................................2
III. Tujuan umum dan tujuan khusus.....................................................................3
IV. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan..............................................................4
V. Cara melaksanakan kegiatan...........................................................................7
VI. Sasaran.........................................................................................................17
VII. Timeline pelaksanaan program kerja...........................................................27
VIII. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan..........................................36
IX. Pencatatan, pelaporan dan evaluasi kegiatan..............................................46

2
I. PENDAHULUAN

Masalah Etik dalam pelayanan rumah sakit secara keseluruhan


merupakan hal yang tidak bisa diabaikan oleh penyelenggara rumah
sakit. Masalah Etik bisa menjadi masalah besar yang mengancam
keberadaan rumah sakit tersebut di tengah masyarakat. Rumah sakit
memerlukan Komite Etik yang memiliki kemampuan mumpuni untuk
menjaga agar rumahsakit terhindar dari masalah etik, dan jika terjadi
permasalahan etik bisa diatasi dengan baik oleh Komite Etik Rumah Sakit.
Untuk mendukung visi dan misi Rumah Sakit Umum Daerah Cilincing sebagai
penyelenggara pelayanan kesehatan, maka dipandang perlu Rumah Sakit
Umum Daerah Cilincing membuat suatu program pendidikan dan pelatihan
bagi anggota Komite Etik Rumah Sakit.

Masing-masing profesi memiliki etika disiplin yang harus


ditaati. Dalam menjalankan pelayanan kesehatan masing-masing profesi
harus berpedoman pada etika profesinya dan harus pula memahami etika
profesi disiplin lainnya apalagi sama-sama berada dalam wadah yang
sama di mana mereka berkumpul yaitu rumah sakit, agar tidak terjadi
saling berbenturan. Disinilah peran Komite Etik untuk menciptakan
suasana saling menghargai etik masing-masing disiplin profesi dan
menjaga agar tidak terjadi konflik antar disiplin profesi.

II. LATAR BELAKANG

Rumah sakit dituntut secara moral dan operasional untuk menjalankan


fungsinya sesuai dengan undang-undang Rumah Sakit No 44 tahun 2009.
Rumah sakit tidak akan dapat berfungsi baik tanpa ditunjang oleh tenaga
medis dan non medis yang baik. Baik dalam menjalankan profesi
kedokteran dan keperawatan, baik dalam mentaati disiplin, dan baik dalam
membina hubungan sesama profesi dan hubungan antar profesi.
Komunikasi yang efektif disertai pemahaman pimpinan dan semua staf dalam
melaksanakan pelayanan kepadapasien menjadi dasar untuk
meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat.

3
Komite Etik Rumah Sakit (KERS) Rumah Sakit Umum Daerah
Cilincing merupakan suatu komite yang secara resmi dibentuk oleh
Direktur Rumah Sakit Umum Cilincing, dengan anggota dari berbagai
disiplin pelayanan kesehatan dalam rumah sakit yang bertugas untuk
menangani berbagai masalah etik yang timbul didalam Rumah Sakit Umum
Cilincing. Komite Etik Rumah Sakit Umum Daerah Cilincing harus dapat
berperan secara efektif dalam mengusahakan saling pengertian antara
berbagai pihak yang terlibat seperti dokter, perawat, tenaga kesehatan
lainnya, pasien, keluarga pasien, dan masyarakat tentang berbagai
masalah etika hukum kedokteran yang muncul dalam pelayanan/
perawatan kesehatan dirumah sakit.

Ada 3 (tiga) fungsi Komite Etik Rumah Sakit Umum Daerah


Cilincing yaitu pendidikan, penyusun kebijakan dan pembahasan kasus.
Oleh karena itu salah satu tugas Komite Etik Rumah Sakit adalah
menjalankan fungsi pendidikan etika. Dalam rumah sakit ada kebutuhan
akan kemampuan memahami masalah etika, melakukan diskusi
multidisiplin tentang kasus medikolegal dan dilema etika biomedis dan
proses pengambilan keputusan yang terkait dengan permasalahan etik.

Dengan dibentuknya Komite Etik Rumah Sakit Umum Kota


Tangerang Selatan, pengetahuan dasar bidang etika dapat diupayakan
ditingkatkan dalam institusi dan pegetahuan tentang etika diharapkan akan
menelurkan tindakan yang professional etis. Komite Etik Rumah Sakit tidak
akan mampu mengajari orang lain jika dirinya sendiri tidak cukup
kemampuannya. Oleh karena itu tugas pertama Komite Etik Rumah Sakit
adalah meningkatkan pengetahuan anggota Komite Etik Rumah Sakit.

Mengingat banyaknya permasalahan etika di bidang kesehatan


dan semakin tingginya tuntutan pengetahuan maka diperlukan suatu
program pendidikan dan pelatihan yang akan memberikan tambahan
ilmu pengetahuan kepada semua anggota Komite Etik Rumah Sakit
Umum Daerah Cilincing yang akhirnya akan menjadikan anggota Komite Etik
Rumah Sakit Umum Daerah Cilincing memiliki potensi serta kompetensi
yang mendukung keberhasilan peran dan fungsi Komite Etik Rumah Sakit
Umum D a e r a h Cilincing yang sejalan dengan tujuan organisasi Rumah
Sakit Umum Cilincing

4
I. TUJUAN
A. Tujuan Umum

Agar Komite Etik Rumah Sakit Umum Daerah Cilincing mampu


berperan menjalankan fungsinyadi Rumah Sakit Umum Daerah Cilincing .

B. Tujuan Khusus

a. Agar anggota Komite Etik Rumah Sakit Umum Daerah Cilincing


memiliki kemampuan memahami masalah etika rumah sakit.

b. Agar anggota Komite Etik Rumah Sakit Umum Daerah Cilincing


memiliki kemampuan dalam melakukan pembahasan etik multidisiplin
tentang kasus medico legal dan dilemaetika biomedis.

c. Agar Komite Etik Rumah Sakit Umum Daerah Cilincing dapat dapat
melakukan pengambilan keputusan yang terkait dengan permasalahan
etik dengan lebih bijak danadil.

2. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

1. Kegiatan Pokok
Program pendidikan dan pelatihan Komite Etik ini dilaksanakandalam 2
(dua) macam kegiatan yaitu:

a. Pendidikan dan Pelatihan Internal.

b. Pendidikan dan Pelatihan Eksternal.

c. Pembahasan Kasus Sulit/ Insiden/ Komplain terkait Etik.

3. Rincian Kegiatan

a. Pendidikan dan Pelatihan internal

Pendidikan dan Pelatihan internal adalah setiap kegiatan yang


diadakan baik itu pelatihan dalam waktu singkat maupun yang
membutuhkan waktu lama dilakukandalam ruang lingkup Rumah Sakit
Umum Daerah Cilincing, sehingga seluruh anggota Komite Etik Rumah
Sakit Umum Daerah Cilincing akan lebih mudah mengikuti jadwal
pelatihan yang tersebut. Trainer dari pelatihan ini bisa berasal
dari dalam Rumah Sakit Umum Daerah Cilincing maupun
mangundang trainer dari luar Rumah Sakit Umum Daerah Cilincing
. Kalau daridalam Rumah Sakit Umum Daerah Cilincing maka trainer
tersebut harus sudah pernah mengikuti pelatihan Etik yang

5
diselenggarakan oleh provider training yang sudah dipercaya dan
memiliki kredibilitas yang tidakmeragukan.

b. Pendidikan dan Pelatihan Eksternal

Pendidikan dan Pelatihan Eksternal adalah setiap kegiatan yang


diadakan baik itu pelatihan dalam waktu singkat maupun yang
membutuhkan waktu lama yang dilakukan di luar lingkup Rumah
Sakit Umum Daerah Cilincing . Biasanya kegiatan ini
diselenggarakan adalah provider training yang kompeten dan
sudah sering dan berpengalaman dalam bidang ini. Anggota Komite
Etik yang mengikutinya harus hadir di tempat penyelengaraan
kegiatan yang telah ditentukan oleh profider training
yang menyelenggarakan pelatihan tersebut.

c. Pembahasan Kasus Sulit/ Insiden/ Komplain terkait Etik.

Kasus sulit adalah kasus yang memerlukan perhatian dan penanganan


khusus agar tidak berdampak semakin luas. Insiden adalah
kejadian yang berpotensi menimbulkan resiko. Komplain terkait etik
adalah komplain yang diajukan oleh customer terhadap pelayanan
Rumah Sakit Umum Daerah Cilincing yang diduga melanggar etik.
Kasus sulit, insiden dan komplain terkait etik yang masuk ke
Komite Etik akan dicatat dan diagendakan untuk dibahas dalam
rangka membantu direktur memecahkan hal tersebut.

4. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

1. Pendidikan dan Pelatihan Internal

a. Ketua Komite Etik Rumah Sakit harusmemiliki daftarkebutuhan


pendidikan dan pelatihan yang diperlukanbagi anggota Komite Etik
untuk dilaksanakan secara internal di Rumah Sakit Umum Daerah
Cilincing dalam 1 (satu) tahun.

b. Berdasarkan daftar kebutuhan pendidikan dan pelatihan internal


tersebut maka Ketua Komite Etik Rumah Sakit mengajukan usulan
jadwal pendidikan dan pelatihan kepada Direktur Rumah Sakit Umum
Daerah Cilincing dengan mengisi Formulir Permohonan Pelatihan
Internal.

6
c. Direktur melalui bagian Diklat dibawah Bidang Kepegawaian Rumah
Sakit Umum Daerah Cilincing membuat jadwal pendidikan dan pelatihan
internal tentang Etik.

d. Bagian Diklat dan Ketua Komite Etik Rumah Sakit


berkoordinasi menyepakati siapa pembicara/ pelatihnya dan topik apa
yang akan diajarkan dalam pendidikan dan pelatihan internal.

e. Bagian Diklat menghubungi trainer yang dipilih untuk


memastikan kebersediaannya dan bisa segera mempersiapkan diri.

f. Minimal 1 (satu) minggu sebelum hari pelaksanaan bagian Diklat


membuat undangan pendidikandan pelatihan internal kepada seluruh

anggota Komite Etik Rumah Sakit.

g. Seluruh anggota Komite Etik harus menghadiri pendidikan dan


pelatihan internal ini.

h. Jika diperlukan, bagian Diklat bisa mengundang juga petugas Rumah


Sakit Umum Daerah Cilincing yang bukan anggota Komite Etik
Rumah Sakit untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan internal
tersebut dengan persetujuan Direktur.

i. Bagian Diklat wajib memfasilitasi pelaksanaan pendidikan dan


pelatihan internal Komite Etik agar pelaksanaan pendidikan dan
pelatihan internal dapat berlangsung dengan baik, lancardan
bermanfaat.

j. Semua biaya yang timbul atas pelaksanaan pendidikan dan


pelatihan internal Komite Etik Rumah Sakit ini menjadi tanggungan

Rumah Sakit Umum Daerah Cilincing .

2. Pendidikan dan Pelatihan Eksternal

a. Ketua Komite Etik Rumah Sakit harus memiliki daftar kebutuhan


pendidikan dan pelatihan yang diperlukanbagi anggota Komite Etik
untuk dilaksanakan secara eksternaldi luar Rumah Sakit Umum Daerah
Cilincing dalam 1 (satu) tahun.

b. Berdasarkan daftar kebutuhan pendidikan dan pelatihan eksternal


tersebut maka Ketua Komite Etik Rumah Sakit mengajukanusulan
jadwalpendidikan dan pelatihan kepada Direktur Rumah Sakit Umum

7
Daerah Cilincing dengan mengisi Formulir Permohonan Pelatihan
Eksternal.

c. Direktur melalui bagian Diklat dibawah Bidang Kepegawaian Rumah


Sakit Umum Daerah Cilincing membuat jadwal pendidikan dan pelatihan
eksternal tentang Etik bagi anggota Komite Etik.

d. Bagian Diklat dan Ketua Komite Etik Rumah Sakit berkoordinasi dan
sepakat sama-sama mencari informasi dan memberi informasi jika
ada penawaran pendidikan dan pelatihan Etik dari luar Rumah Sakit
Umum Daerah Cilincing

e. Jika ada penawaran pendidikan dan pelatihan eksternal yang


masuk ke Direktur maka Direktur meminta bagian Diklat untuk
berkoordinasi dengan Ketua Komite Etik menentukan siapa yang
akan ditugaskan mengikuti pendidikandan pelatihan eksternal tentang
Etik tersebut.

f. Keputusan mengikut sertakan atau menugaskan anggota Komite Etik


untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan eksternal juga
memperhatikan efektifitas dan efisiensi pendidikan dan pelatihan
eksternal tersebut.

g. Bagian Diklat membuat surat tugas kepada anggota Komite Etik


yang ditugaskan mengikut pendidikan dan pelatihan eksternal,
melengkapi administrasi pendaftaran, akomodasi dan transportasi
serta hal lain yang terkait dengan pendidikandan pelatihan eksternal
tersebut.

h. Minimal 3 (tiga) hari kerja sebelum hari pelaksanaan pendidikan


dan pelatihan eksternal bagian Diklat harus sudah menyerahkan
surat tugas kepada anggota Komite Etik yang ditugaskan mengikuti
pendidikan dan pelatihaneksternal.

i. Jika diperlukan, bagian Diklat bisa menugaskan juga petugas Rumah


Sakit Umum Daerah Cilincing yang bukan anggota Komite Etik
Rumah Sakit untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan eksternal
tersebut dengan persetujuan Direktur.

j. Setelah selesaimengikuti pendidikandan pelatihan eksternal maka


anggota Komite Etik yang mengikuti pendidikan dan pelatihan

8
eksternal harus membuat laporan sesuai Form Laporan Pelatihan
Eksternal dari bagian Diklat dan diserahkan kebagian Diklat Rumah
Sakit Umum Daerah Cilincing

k. Bagian Diklat menyerahkan Laporan Pelatihan Eksternal tersebut

kepada Ketua Komite Etik

l. Semua biaya yang timbul atas pelaksanaan pendidikan dan


pelatihan eksternal Komite Etik Rumah Sakit ini menjadi tanggungan

Rumah Sakit Umum Daerah Cilincing.

3. Pembahasan Kasus Sulit/ Insiden/ Komplain terkait Etik.

a. Komite etik menerima laporan/ aduan dari siapapun tentang kasus/


insiden/ komplain yang terjadi.

b. Komite Etik mengadakan pertemuan dipimpin oleh Ketua Komite Etik.

c. Komite Etik melakukan klasifikasi atas laporan/ aduan yang masuk,


dipilah mana yang masuk dalam kasus sulit, insiden atau komplain
terkait etik.

d. Komite membahas dan menyusun prioritas laporan/ aduan mana yang


perlu segera dibahas lebih dalam.

e. Komite Etik jika dipandang perlu bisa melibatkan siapapun dalam


membahas dan mencari kebenaran atas laporan/ aduan yang masuk.

f. Dari hasil pembahasan kemudian disimpulkan dan selanjutnya Komite


Etik membuat rekomendasi dan diserahkan kepada Direktur.

g. Direktur bersama jajaran menindaklanjuti rekomendasi Komite Etik.

5. SASARAN
1. Sasaran
a. Setiap anggota Komite Etik Rumah Sakit berhak mendapatkan
kesempatan mengikuti kegiatan Pendidikan Pelatihan untuk
mengembangkan kemampuannya.

b. Setelah mengikut pendidikan dan pelatihan diharapkan anggota Komkite


Etik dapat memiliki potensi dan kompetensi yang lebih baik, sehingga
dapat menyelesaikan setiap permasalahan Etika yang timbul di Rumah
Sakit Umum Daerah Cilincing

9
c. Setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan diharapkan anggota Komite
Etik dapat memberikan pendidikan dan pelatihan Etik kepada
setiapprofesi yang adadi Rumah Sakit Umum Daerah Cilincing.

d. Pembahasan Kasus sulit/ insiden/ komplain terkait etik dilakukan agar


kasus sulit yang terjadi dapat diatasi, insiden yang beresiko bisa
dihindari atau diminimalkan dampaknya dan komplain terkait etik dapat
diatasi.

2. Target
a. Semua anggota Komite Etik Rumah Sakit Umum Daerah Cilincing
mengikuti pendidikan dan pelatihan internal, target: 80%/ tahun.

b. Semua anggota Komite Etik Rumah Sakit Umum Daerah Cilincing


mengikuti pendidikan dan pelatihaneksternal, target: 50%/ tahun.

c. Minimal ada 2 (dua) topik dari kasus sulit atau insiden atau komplain
terkait etik dibahas Komite Etik setiap tahun.

10
I. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Jadwal pendidikan dan pelatihan internal disusun awal tahun disesuaikan dengan jadwal pendidikan dan pelatihan internal
yang lain. Jadwal pendidikan dan pelatihan eksternal disesuaikan dengan tawaran yang masuk atau pihak penyelenggara
pendidikan dan pelatihan. Penundaan jadwal pendidikan dan pelatihan untuk tahun berjalan dapat terjadi apabila situasi dan
keadaan tidak memungkinkan, misalnya apabila waktu yang telah ditentukan ternyata pendidikan dan pelatihan internal
pembicara berhalangan, atau untuk pendidikan dan pelatihan eksternal yang dimaksud tidakada.

B. Jadwal pendidikandan pelatihan seperti tampak dalam tabel berikut:

Des
No Uraian Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
2022
Membuat Program Kerja 2023 √                        
I Diklat Internal
1. Diklat Eksternal   √        

2. Teknik Penyelesaian kasus etik     √                    


3.   √                  
Pelepasan rahasia medik  

11
C. Jadwal pembahasan kasus sulit/ insiden/ komplain terkait etik:

Des
No Uraian Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
2022
I Pertemuan
1. Mengklasifikasi Laporan/ aduan yang masuk   √        

2. Pembahasan     √                    

12
II. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN

Evaluasi pelaksanaan kegiatan dibuat segera setelah kegiatan dilakukan, paling


lama 1 (satu) bulan setelah kegiatan dilakukan maka evaluasi pelaksanaan harus
sudha dibuat oleh Komite Etik.

1. Laporan Kegiatan diklat internal, meliputi:

a. Judul kegiatan
b. Waktu pelaksanaan
c. Topik diklat
d. Pembicara
e. Jumlah pesertadiundang,jumlah peserta hadir.
f. Sertifikat diklat.
g. Evaluasi pelaksanaan.

h. Absebsi peserta.

2. Laporan Kegiatandiklateksternal, meliputi:

a. Judul kegiatan.
b. Waktu pelaksanaan.
c. Topik diklat.
d. Pembicara.
e. Jumlah pesertaditugaskan mengikuti.
f. Sertifikat diklat.
g. Evauasi pelaksanaan.

3. Laporan Kegiatan pembahasan kasus sulit/ insiden/ komplain terkait etik,

meliputi

a. Jumlah kasus sulit/ insiden/ komplain terkait etik yang masuk.


b. Topik yang sudah dibahas.
c. Jumlah yang sudah dibahas.
d. Rekomendasi.
e. Evaluasi.

4. Evaluasi efisiensi pelaksanaan kegiatan diklat:

a. Evaluasi efisiensi dilakukan untuk diklat internal.

b. Untuk diklat internal efisiensi dilihat dari jumlah peserta yang diundang dan
jumlah peserta yang hadir mengikuti pendidikandan pelatihan internal.

13
c. Jika jumlah peserta yang hadir 80% atau lebih dari total undangan maka
disebut efisien.

d. Efisiensi dipertimbangkan dari biaya yang sudah dianggarkan/ dikeluarkan


untuk pendidikan dan pelatihan internal dibandingkan dengan jumlah peserta
yang menggunakan manfaat biaya tersebut.

e. Asumsinya jika semua undangan hadir 100% berarti semua biaya


bermanfaat, jika ada 20 % undangan tidak hadir padahal sudah dianggarkan
berarti ada 20% biaya yang hilang sia-sia.

Laporan pelaksanaan kegiatan dibuat oleh Sekretaris Komite Etik dan diketahui
oleh Ketua Komite Etik. Laporan diserahkan kepada Direktur

III. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

Setiap tahun pada bulan Nopember - Desember dilakukan evaluasi


tahunan atas keterlaksanaan kegiatan yang sudah dijadwalkan dalam 1 (satu)
tahun. Evaluasi tahunan dibuat oleh Sekretaris Komite Etik dan diketahui oleh
Ketua Komite Etik.

Selanjutnya hasil evaluasi tahuanan diserahkan kepada Direktur.


Evaluasi tahunan meliputi:
1. Kegiatan diklat

a. Jumlah kegiatan diklat yang terlaksana, apakah tepat waktu sesuai


jadwal.
b. Jumlah kegiatan diklat yang tidak terlaksana.
c. Jumlah peserta diklat internal dan topiknya.
d. Jumlah peserta diklat eksternal dantopiknya.
e. Sertifikat yang diperolah dari diklat.
f. Efisiensi pelaksanaan diklat internal.

2. Kegiatan pembahasan kasus sulit/ insiden/ komplain terkait etik:

a. Jumlah kasus sulit/ insiden/ komplain terkait etik yang masuk.


b. Kegiatan pembahasan kasus sulit/ insiden/ komplain terkait etik yang telah
dilakukan.
c. Topik Kasus/ insiden/ komplian yang sudah dibahas.

14
IV. Evaluasi Kegiatan
Dalam evaluasi tahunan perlu ada rekomendasi untuk pelaksanaan
program tahun berikutnya, ataupun saran kepada pihak lain maupun saran
untuk Komite Etik sendiri.

Jakarta, 26 Desember 2022

Yang Menyetujui Yang Membuat


Ketua Komite Etik dan Hukum Ketua Komite Etik dan Hukum

dr. Pramafitri Adi Patria Sp. An Drg. Fusiana, MARS

Yang Menyetujui Yang Mengetahui


Kepala Bidang AdmKeu Direktur Rumah Sakit Umum
Daerah Cilincing

.
Marjoni Hutabarat, S.Sos drg. Evi Marni Nasril, MKM
NIP. 196806301991031007 NIP. 197001291999032002

15
16

Anda mungkin juga menyukai