Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN AKHIR BIG PROJECT

“STUDY VISIT KE BTM MULIA


BABAT”

Dosen Pengampu:
1. Farokhah Muzayinatun N., S.EI., M.Si
2. Dita P. Kusumaningtyas, S.E., M.Si

Oleh:
A Satria Syarif Hidayatullah (2001030011)

PROGRAM STUDI S1 EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIAH LAMONGAN
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur bagi Allah SWT atas Rahmat dan Hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan
laporan Big Project ini dengan lancer. Laporan ini dapat terselesaikan atas bantuan dan
bimbingan dari pihak-pihak terkait. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada
pihak- pihak yang turut serta membimbing dalam penyusunan laporan ini, baik secara
langsung dan tidak langsung yang di antaranya:

1. Bapak Prof. Dr. A. Aziz Alimul Hidayah, S.Kep., Ns, M.Kes. selaku Rektor
Universitas Muhammadiyah Lamongan;
2. Bapak Hendrix Irawan, S.E., M.M selaku Dekan Universitas Muhammadiyah
Lamongan;
3. Elvina Assadam, S.E., M.M selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas
Muhammadiyah Lamongan;
4. Farokhah Muzayinatun Niswah, S.EI., M.Si dan Dita P. Kusumaningtyas, S.E., M.Si
selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Koperasi Syariah;
5. Bapak H. Ahmad Arif Rahman Saidi, SE selaku Ketua Baitul Tamwil
Muhammadiyah Mulia Babat;
6. Ibu Irhamni Zubaidah, SE selaku Kepala Cabang Baitul Tamwil Muhammadiyah
Mulia Babat;
7. Seluruh staf Baitul Tamwil Muhammadiyah Mulia Babat;
8. Dan seluruh pihak yang tak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu
penyusunan laporan ini.

Penulis menyadari laporan ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari sempurna,
untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan ini sangat
penulis harapkan dan laporan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak
yang berkepentingan.

Lamongan, 24 Juni 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................................1

1.1. Latar Belakang.............................................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah........................................................................................................2

1.3. Tujuan..........................................................................................................................2

1.4. Manfaat........................................................................................................................2

1.5. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Study Visit...............................................................3

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................4

2.1. Gambaran Umum BTM Mulia Babat..........................................................................4

2.2. Faktor Penyebab Koperasi Syariah atau BMT lain Tidak dapat Bertahan saat
Pandemi Covid 19........................................................................................................5

2.3. Strategi BTM Mulia dalam Mengantisipasi Pembayaran Macet dan Pelanggaran-
Pelanggaran lain yang dilakukan Nasabah...................................................................7

2.4. Produk-produk yang Ditawarkan di BTM Mulia Babat..............................................8

2.5. Prosedur Pengajuan Pembiayaan di BTM Mulia Babat.............................................12

2.6. Peran Dewan Pengawas Syariah (DPS) di BTM Mulia Babat..................................15

BAB III PENUTUP................................................................................................................17

3.1. Kesimpulan................................................................................................................17

3.2. Saran..........................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................18

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Melalui proses pembelajaran mahasiswa, sistem pendidikan tinggi tidak hanya
memahami dan mendengarkan, tetapi juga secara kreatif melakukan pendekatan
pemecahan masalah. Dengan demikian, mahasiswa harus dipersiapkan untuk memahami
masalah-masalah keilmuan dalam mencapai hasil belajar, khususnya bidang ekonomi
Islam, dan ditugaskan untuk memecahkannya sebagai sarana pembelajaran. Selama
pelaksanaan mata kuliah, fokusnya adalah pada pengetahuan dan kompetensi yang terkait
dengan pemberdayaan keterampilan mahasiswa, yang secara langsung menyangkut
kebutuhan masyarakat dan pemerintah daerah. Koperasi syariah adalah lembaga
keuangan mikro yang menghimpun uang dari anggota dan menyalurkannya kepada
anggota untuk meningkatkan taraf hidup anggota koperasi dan masyarakat sekitar. Atau
yang sering kita sebut BMT (Baitul Mal Tamwil) yang fungsi atau perannya di
masyarakat tidak jauh berbeda dengan bank syariah lainnya yaitu menggunakan berbagai
akad yang sudah ada atau telah dilaksanakan oleh bank syariah dan BMT itu sendiri.
Bisnis BMT tidak selalu tentang menyalurkan atau mengumpulkan uang dari anggota
karena menurut Islam seperlima kekayaan kita adalah milik orang miskin atau
membutuhkan. Dengan demikian, BMT juga menjadi tempat atau tempat perlindungan
ZIS (zakat, infak, sadaqoh) bagi para anggotanya agar tidak jauh-jauh menggunakan
hartanya.
Oleh karena itu, mata kuliah Koperasi Islam prodi Ekonomi Islam universitas tersebut
melakukan study tour ke BTM Mulia Babat. Ekskursi ini bermanfaat untuk menggali
kesejajaran antara teori dan praktik Koperasi Syariah BTM Mulia Babat.
BTM Mulia Babat sendiri merupakan BTM yang berada di urutan kedua di provinsi
Jawa Timur. Jika sebelumnya berbentuk Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS), pada
tahun 2016 berubah menjadi Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS) dan
pada tahun 2023 berubah lagi menjadi Koperasi Konsumen Syariah (KKS) karena
peningkatan aktivitas. hanya untuk produk tabungan dan keuangan, dan travel dan
pariwisata

1
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat diambil rumusan masalah yakni:
1. Mengapa banyak koperasi/BMT yang tidak dapat bertahan lama, terutama saat
pandemi Covid-19 terjadi?
2. Bagaimana strategi BTM Mulia untuk mengantisipasi pembayaran macet dan
pelanggaran-pelanggaran yang dapat dilakukan oleh nasabah/anggota?
3. Apa saja produk yang ditawarkan di BTM Mulia?
4. Bagaimana prosedur pengajuan pembiayaan di BTM Mulia? Apa saja syarat yang
diperlukan?
5. Bagaimana peran Dewan Pengawas Syariah (DPS) di BTM Mulia?

1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat diambil tujuan yakni:
1. Mengetahui faktor penyebab koperasi syariah atau BMT tidak dapat bertahan lama
saat pandemic covid-19
2. Mengetahui strategi BTM Mulia untuk mengantisipasi pembayaran macet dan
pelanggaran-pelanggaran yang dapat dilakukan oleh nasabah/anggota
3. Mengetahui produk-produk yang ditawarkan di BTM Mulia
4. Mengetahui prosedur pengajuan pembiayaan di BTM Mulia? Apa saja syarat yang
diperlukan?
5. Mengetahui peran Dewan Pengawas Syariah (DPS) di BTM Mulia

1.4. Manfaat
Study visit memiliki manfaat yang sangat besar bagi mahasiswa, perguruan tinggi dan
BTM Mulia Babat, adapun manfaat study visit tersebut antara lain:
Bagi Mahasiswa:
1. Mahasiswa dapat mengetahui ilmu yang didapat di perkuliahan di aplikasikan
secara langsung di lapangan
2. Menambah kemampuan, ketrampilan, dan wawasan mahasiswa, sehingga
nantinya akan menghasilkan lulusan yang memenuhi tuntutan pasar
kerja.

2
3. Mahasiswa menjadi tahu bagaimana dunia kerja dalam bidang koperasi syariah
yang sebenarnya.
4. Menambah dan meningkatkan keterampilan serta keahlian di bidang praktik.

Bagi Perguruan Tinggi:

1. Peningkatan wawasan pengetahuan Perbankan Syariah dan kedalaman materi


perkuliahan Koperasi Syariah secara keseluruhan.
2. Terjalinnya kerja sama yang saling menguntungkan antara Universitas
Muhammadiyah Lamongan dengan perusahaan atau instansi.
3. Dapat memudahkan belajar mahasiswa dengan melalui adanya program study visit.

Bagi Perusahaan/Instansi:

1. Terbangunnya kerja sama antara dunia pendidikan dan perusahaan atau instansi
tertentu.
2. Memotivasi agar lebih giat mengadakan kegiatan sosialisasi tentang pentingnya
Lembaga keuangan syariah bagi masyarakat.

1.5. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Study Visit


Study visit dari mata kuliah Koperasi Syariah tahun 2023 Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Program Studi S1 Ekonomi Syariah telah dilaksanakan pada:
Nama Perusahaan : Baitul Tamwil Muhammadiyah Mulia Babat
Alamat Perusahaan : Jl. Pramuka No. 200, Tanggul Rejo, Babat, Kec. Babat, Kabupaten
Lamongan
Alasan :Baitul Tamwil Muhammadiyah Mulia Babat memiliki kerja sama
(MOU) dengan Universitas Muhammadiyah Lamongan, kemudian
Baitul Tamwil Muhammadiyah Mulia Babat terjun di dunia kerja
yang sesuai dengan ilmu dan materi yang disampaikan pada mata
kuliah Koperasi Syariah di Program Studi Ekonomi Syariah.

Waktu Pelaksanaan : Kamis, 22 Juni 2023

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Gambaran Umum BTM Mulia Babat


2.1.1. Latar Belakang Pendirian
Beberapa hal yang melatar belakangi didirikannya Baitul Tamwil
Muhammadiyah Mulia Babat di antaranya:
1. Banyaknya bank titil dan bank batak, di mana bank batak sama sepeti bank
titil tetapi sistemnya jika modal diserahkan pada pagi hari maka sore hari
harus sudah dikembalikan langsung. Dan itu berlaku setiap harinya di
lingkungan pedagang-pedagang kecil di pasar dan balai pengobatan
Muhammadiyah daerah babat.
2. Amanah dari Bapak H. Ahmad Wasil Maksum selaku bendahara Pimpinan
Cabang Muhammadiyah Babat, yakni supaya daerah babat mempunyai
badan amal usaha ekonomi. Di daerah babat sendiri hanya ada semacam
koperasi yakni Kesejahteraan Karyawan Muhammadiyah (KKM) yang
dikhususkan untuk karyawan Muhammadiyah dan sudah berdiri sejak
lama, sehingga babat ingin mendirikan koperasi tidak hanya untuk
karyawan Muhammadiyah saja tetapi untuk seluruh umat.
3. Hasil mukhtamar yang mengharuskan masing-masing cabang atau daerah
untuk membentuk amal usaha ekonomi. Akhirnya dengan latar belakang
tersebut berdirilah BTM Mulia Babat.

BTM Mulia Babat launching atau didirikan sekitar 9 orang dengan cara
mengumpulkan uang dengan jumlah hasil 200 juta sebagai modal awal.
Launching pada tanggal 19 Desember 2009 namun belum langsung beroperasi.
Pada waktu itu kantor masih menempati ruangan atas garasi ambulans rumah
sakit Muhammadiyah babat sekitar sampai tahun 2017. Sewaktu itu terdapat
bongkar pasang karyawan dan pengurus hingga teknik mekanisme lembaga
syariah. Produk-produk juga seperti itu berkembang secara bertahap dan itu
dilalui dengan tidak mudah apalagi kita diseimbangi dengan pembangunan
kepercayaan kepada nasabah untuk membesarkan lembaga keuangan ini. Pada
tahun 2017 pindah ke tempat yang sekarang dan mendirikan cabang pertama di
Sekaran tahun 2018. Kemudian Pangkatrejo sebelum Covid-19 yakni tahun 2020,
kemudian cabang Paciran didirikan tahun 2021 tetapi baru beroperasional tahun
2022.
4
2.1.2. Visi dan Misi
Visi: Menjadi lembaga keuangan mikro syariah yang tangguh dan mandiri.
Misi:
1. Mencapai standar lembaga keuangan mikro syariah;
2. Menjadi model lembaga keuangan syariah yang memberikan kontribusi bagi
kesejahteraan masyarakat
2.1.3. Struktur Organisasi Perusahaan

Gambar 2.1. Struktur Organisasi Perusahaan

2.2. Faktor Penyebab Koperasi Syariah atau BMT lain Tidak dapat Bertahan saat
Pandemi Covid 19
Keberadaan BMT memberikan manfaat yang nyata bagi masyarakat, khususnya para
pelaku UMKM, sehingga kebijakan dan langkah-langkah serta prakarsa pengelolaan
yang tepat dan cepat dapat mencegah banyak BMT yang tumbang di masa pandemi.
bersama Dengan demikian, BMT harus tetap beroperasi dan bertahan di tengah krisis
yang melanda dan membenturkan kepentingan komersial dan rasa tanggung jawab
5
kepada masyarakat.

Menurut hasil wawancara yang dilakukan dengan pihak BTM Mulia Babat yang
dijawab oleh Bendahara yakni Ibu Mamik mengenai penyebab koperasi syariah atau
BMT tidak dapat bertahan di masa pandemi dikarenakan bahwa:

Menurutnya faktor penyebab koperasi syariah atau BMT lain tidak dapat bertahan
saat pandemi covid-19: Pertama yakni tidak adanya regenerasi yang artinya
pengurus maupun pengolah BTM hanya dikelola oleh orang yang sudah tua tidak
ada yang lebih uda sehingga tidak ada keterbaruan kepengurasan yang mengikuti
perkembangan jaman. Kedua, adanya kesalahan dalam sistem manajerial. Ketiga,
banyaknya kredit macet baik yang menggunakan jaminan atau tidak menggunakan
jaminan tidak segera ditangani (Rini, 2023)

Untuk itulah upaya yang dilakukan dalam jangka pendek dan menengah ini perlu
dilakukan dengan segera. Terdapat dua alernatif kebijakan atau solusi yang dapat
dilakukan untuk menjaga keberlangsungan BMT sebagai solusi jangka pendek dan cepat
sambil menunggu resesi ekonomi kembali yaitu dengan cara antara lain (Fauzi,
Gunawan, & Darussalam, 2020):

1. Perlunya upaya bantuan likuiditas untuk mengatasi cadangan likuiditas yang


semakin menipis.
2. Perlunya upaya relaksasi bagi BMT yang mendapatkan pembiayaan dari perbankan
ataupun lembaga keuangan non-bank lainnya.
3. Perlunya adanya jaring pengaman sosial atau bansos bagi anggota BMT yang
kesulitan ekonomi karena pandemi. Dalam konteks ini, banyak anggota BMT atau
UMKM yang menjadi ghorimin dan berhak menerima zakat
4. Pengawasan dan pelaporan yang efektif bagi BMT, sebagai upaya menjaga kehati-
hatian dan risk tolerance.
5. Perubahan model bisnis yang mengarah pada pembentukan ekosistem digital
dengan penerapan human touch and technology, bukan sekadar digitalisasi untuk
meningkatkan aspek bisnis, melainkan juga mempertahankan kedekatan emosional
dengan anggota.

6
2.3. Strategi BTM Mulia dalam Mengantisipasi Pembayaran Macet dan Pelanggaran-
Pelanggaran lain yang dilakukan Nasabah
Pembayaran macet merupakan salah satu alasan pembiayaan bermasalah, dimana
nasabah membayar cicilan sejumlah uang tertentu dari harga yang disepakati dengan
waktu yang melampaui batas pembayaran atau angsuran yang telah ditentukan.
Kemungkinan masalah keterlambatan peminjam melunasi cicilannya serta berbagai
konsekuensinya yang membahayakan pemberi pinjaman termasuk persoalan penting.
Ada beberapa cara yang biasanya dilakukan untuk menyelamatkan pembiayaan macet
(Kasmir, 2016):

1. Penjadwalan ulang (rescheduling)


Biasanya pihak lembaga akan melakukan perpanjangan jangka waktu kredit atau
memperpanjang jangka waktu angsuran. Jika perpanjangan jangka waktu kredit itu
contohnya jangka waktu nya 6 bulan, lalu diperpanjang menjadi 1 tahun. Jika
jangka waktu angsuran nya contohnya angsuran yang diberika 36 kali,
diperpanjang jadi 48 kali.
2. Diperbaiki (reconditioning)
Dilakukan dengan mengubah beberapa persyaratan yang ada seperti:
a. Bunga dijadikan utang pokok.
b. Penurunan suku bunga/persentase bagi hasilnya.
c. Pembebasan bunga/bagi hasil, hanya membayar pokok nya saja
3. Restructuring
Dengan menambah jumlah dana pembiayaan/kredit supaya dapat membantu si
peminjam.
4. Penyitaan Jaminan
Langkah terkhir yang akan di ambil oleh lembaga adalah penyitaan jaminan jika
memang si peminjam benar-benar tidak dapat membayar semua hutang nya. Dan
jaminan tersebut menjadi pihak lembaga dan bisa di jual untuk menggantikan dana
yang di pinjam.
Sedangkan berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan pengurus, Ibu
Mamik Isworo Rini S.Pd selaku Bendahara di BTM menjawab bahwa:
Strategi yang dimiliki oleh BTM Mulia sendiri untuk mencegah pembayaran macet
dan pelanggaran-pelanggaran nasabah lainnya yakni dengan cara:

7
1. Menggunakan jaminan, maksudnya disini jaminan yang akan diserahkan
untuk pembiayaan harus lah dicek terlebih dahulu kecocokannya dengan
barang yang dijadikan jaminan.
2. Telaten, Teliti, dan Tepat, dimana telaten berarti setiap hari pihak BTM
Mulia harus melakukan penagihan atau penarikan angsuran pembiayaan
yang dilakukan nasabah. Teliti yang artinya pada saat nasabah mengajukan
pembiayaan pihak BTM Mulia harus mengadakan survey dengan benar dan
pihak surveyor diharus orang yang dapat dipercaya. Kemudian tepat artinya
pihak surveyor harus objektif yakni tidak boleh terbawa suasana dan
bersifat subjektif.
3. Memberi limit pembiayaan, yang artinya setiap pembiayaan BTM Mulia
membri limit pembiayaan yang bergantung dengan jaminan yang akan
dijaminkan kepada pihak BTM. Jika nilai jaminan tinggi maka semakin
tinggi pula nominal pembiayaan yang akan diberikan. Jaminan yang berupa
sertifikat seperti sertifikat tanah maupun rumah haruslah dinotariskan
terlebih dahulu (Rini, 2023).

2.4. Produk-produk yang Ditawarkan di BTM Mulia Babat


Kegiatan umum Baitul Tamwil Muhammadiyah Mulia Babat adalah menghimpun dan
menyalurkan dana masyarakat, adapun uraian kegiatan umum di antaranya (Purwanti,
2023):

1. Simpanan
a. Simpanan Mudharabah Umum
Simpanan Mudharabah membantu mewujudkan keinginan dan harapan nasabah
dalam mengatasi masalah yang tidak terencana. Penarikan maupun penyetoran
dapat dilakukan sewaktu-waktu. Bagi hasil dengan nasabah nisbah 25:75.
Setoran asal minimal Rp 10.000,-.
b. Simpanan Berjangka (SIJAKA)
Simpanan yang diperuntukkan bagi nasabah yang mempercayakan dana
diinvestasikan secara syariah, investasi jangka panjang akan dijamin dengan
sempurna dengan manfaat yang besar. Produk didasarkan pada akad
Mudharabah. Bagi hasil dengan perhitungan nisbah sebagai berikut:
Tabel 2.1. Bagi Hasil dengan Perhitungan Nisbah

8
Jangka Waktu Shahibul Maal BTM Mulia

1 Bulan 37% 63%

3 Bulan 39% 61%

6 Bulan 42% 58%

12 Bulan 45% 55%

c. Simpanan Pendidikan (SIPENDI)


Simpanan yang diperuntukkan untuk membiayai pendidikan anak mulai dari
playgroup, TK, SD, SMP, SMA sampai perguruan tinggi. Dengan Simpanan
Pendidikan ini nasabah telah mempersiapkan masa depan anak sejak dini.
Penyetoran dapat dilakukan sewaktu-waktu. Setoran awal minimal Rp 10.000,-
selanjutnya minimal Rp 5.000,-. Penarikan dapat dilakukan sebanyak sekali per
semester dalam satu tahun
d. Simpanan Qurban
Simpanan yang dipersiapkan untuk qurban dan hanya dapat diambil menjelang
Hari Raya Qurban. Setoran awal minimal Rp 10.000,-.
e. Simpanan Wadiah
Simpanan ini merupakan sebuah titipan yang dapat diambil sewaktuwaktu.
Setoran awal minimal Rp 10.000,- tanpa mendapat “imbalan”.
f. Simpanan Mau Haji
Berguna bagi nasabah yang merencanakan ibadah haji/umroh. Setoran awal
minimal Rp 1.000.000,- selanjutnya minimal Rp 100.000,-
Persyaratan umum:
1. Menjadi anggota BTM Mulia
2. Fotokopi identitas (KTP/SIM/paspor)
3. Biaya administrasi Rp 7.000,-
4. Pembiayaan
a. Pembiayaan Al-Murabahah
Al-Murabahah adalah transaksi jual belu dengan menyebutkan harga beli,
keuntungan, dan harga jual serta sistem pembayarannya terhadap suatu barang
yang dibutuhkan oleh konsumen. Pembiayaan Al-Murabahah ini dijalankan

9
melalui jual beli baik secara angsuran maupun tunai. Jika Pihak BTM tidak bisa
melakukan pembelian barang yang nasabah ajukan di pembiayaan ini. Maka
ada perjanjian atau akad BMT Muhammadiyah Babat untuk akad pembelian
barangnya diwakilkan ke nasabah untuk membelinya, maka akadnya menjadi
murabahah wal wakalah (jual beli yang diwakilkan) yang diberikan kepada
nasabah adalah modal sesuai dengan harga barang, pada saat pengembaliannya
baru modal ditambah dengan margin keungtungan. Beberapa kebutuhan yang
bisa memanfaatkan skema pembiayaan ini diantaranya:
1. Pembelian motor
2. Pembelian pupuk
3. Pembelian elektronik
4. Pembelian rumah

Pembiayaan Al-Murabahah bertujuan untuk memberikan solusi bagi dunia


usaha atau anggota yang sedang membutuhkan barang sementara kondisi
finansial sedang tidak memungkinkan.

b. Pembiayaan Al-Ijarah
Al-Ijarah adalah sewa menyewa atas manfaat suatu barang, benda, jasa dalam
waktu tertentu tanpa diikuti pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri.
Beberapa usaha yang bisa memanfaatkan skema Al-Ijarah diantaranya adalah:
1. Kebutuhan Keluarga: sewa rumah, sewa mobil, dll.
2. Kebutuhan Ibadah: haji dan umrah. Membangun sekolah, dll
3. Kebutuhan Usaha: sewa, toko, kapal/perahu, lapak di pasar, sawah, dll
4. Kebutuhan Jasa: Biaya sekolah, biaya kuliah, pelayanan Kesehatan, dll
5. Kebutuhan Konsumtif: sewa [eralatan resepsi, travel, dll

Pembiayaan Al-Ijarah adalah solusi yang kami tawarkan untuk memberian


kemudahan bagi dunia usaha atau individu yang sedang menghadapi kondisi
finansial.

c. Pembiayaan Al-Hawalah
Al-Hawalah dalam Bahasa Arab bermakna mengalihkan atau memindahkan. Di
dalam istilah fiqih hawalah berarti pengalihan penagihan hutang dari orang
yang berhutang kepada orang yang menanggung hutang tersebut. Disamping
itu BTM

10
siap mengambil alih hutang nasabah yang kesulitan melunasi hutangnya.
Pembiayaan Al-Hawalah dimaksudkan untuk:
1. Memberi solusi kepada nasabah yang sedang menghadapi hutang jatuh
tempo yang tida bisa diperpanjang lagi
2. Diperuntukkan bagi seseorang yang iingin hijrah dari praktek ribawi ke
akad syariah.
d. Pembiayaan Al-Mudharabah dan Al-Musyarakah
Pembiayaan Al-Mudharabah adalah bentuk kerjasama antara dua pihak atau
lebih dimana, pihak pertama sebagai pemilik modal (shahibul mal) yang
mempercayakan sejumlah modal kepada pihak kedua, sebagai pengelola
(mudharib) dengan perjanjian di awal, yang menyangkut:
1. Besaran persentase bagi hasil antara kedua belah pihak.
2. Berapa lama kerjasama di jalankan.
3. Dalam bentuk apa kerjasamanya.
4. Kapan dilakukannya pembagian keuntungan, dll.

Pembiayaan Al-Musyarakah adalah bentuk Kerjasama antara dua pihak atau


lebih dimana pemilik modal (BTM Mulia) dan pengelola usaha masing-masing
memiliki kontribusi modal, dengan suatu perjanjian diawal. Pembiayaan ini
dimaksudkan untuk memberi kemudahan kepada nasabah yang punya keahlian
dalam suatu bidang produkstif, tetapi karena keterbatasan modal, maka dia
tidaak bisa mengembangkan usahanya atau bahkan tidak bisa memanfaatkan
peluang usaha yang ada. Kerjasama akan dilaksanakan secara transparan baik
yang berkaitan dengan besaran modal, jangka waktu Kerjasama, jenis usaha,
besaran keuntungan, sampai pada nisbah bagi hasil semua disepakati diawal
secara terbuka.

5. Layanan lainnya
Selain simpanan dan pembiayaan BTM Mulia juga melayani layanan muti
payment lainnya:
a. Transfer atau kirim uang
b. Cek saldo
c. Cek mutasi
d. Penarikan tunai
e. Pengisian saldo e-wallet (OVO, Shopeepay, LinkAja, Gopay, DANA)

11
f. Pembayaran PLN, BPJS, dan Finance
g. Pembelian Pulsa Telepon dan token listrik
6. Travel Umroh dan Properti
BTM Mulia Babat tidak hanya simpan pinjam namun juga bidang usaha lainnya,
antara lain akan membuat layanan biro travel umrah dan properti yang sejalan
dengan program perumahan subsidi untuk warga persyarikatan oleh Pimpinan
Cabang Muhammadiyah Babat.

2.5. Prosedur Pengajuan Pembiayaan di BTM Mulia Babat


Pada prinsipnya produk pembiayaan di BMT Mulia Babat adalah pembiayaan dengan
akad Murabahah, Ijarah, Hawalah, Mudharabah dan Musyarakah. Sehingga prosedur
pengajuannya umum nya sama namun berbeda dalam ketentuan perjanjian setiap akad.
Yang menjadi ketentuan umum untuk calon nasabah pembiayaan sebagai berikut:

1. Beragama Islam dan Kewarganegaraan Indonesia.


Hal ini mutlak karena BMT Mulia Babat merupakan suatu lembaga keuangan islam
yang bertujuan untuk memajukan kesejahteraan umat Islam di Indonesia.
2. Punya Usaha yang Layak dan milik sendiri,
Usaha yang Layak dan milik sendiri merupakan suatu usaha dinilai layak jika usaha
tersebut berjalan 1 (satu) tahun, yang berlokasi strategis dengan profit yang bagus
atau paling tidak punya potensi untuk dapat dikembangkan dan usaha tersebut tidak
usaha bersama.
3. Pelarangan Pembiayaan
a. Pembiayaan tidak diberikan kepada perorangan atau badan usaha yang
tidak berdomisili di Sumatera Barat.
b. Pembiayaan tidak diberikan kepada perorangan atau badan usaha yang tercatat
dicatatan hitam (black lease).
c. Pembiayaan tidak diberikan kepada usaha yang haram dan yang bertentangan
dengan syari’at Islam, seperti: Klub malam, arena perjudian, peternakan babi, dan
usaha lain yang dilarang dalam Syariat Islam

Dalam penyaluran pembiayaan ada beberapa aktivitas yang harus dilakukan


sehubungan dengan pelaksanaan aktivitas tersebut, maka prosedur yang harus dijalani
adalah:

1. Mengisi Permohonan Pembiayaan.

12
Calon nasabah mengisi formulir permohonan pembiayaan yang berisikan yang
telah disediakan oleh BMT Taqwa Muhammadiyah dan boleh juga membuat
permohonan sendiri yang berisikan tentang identitas nasabah, jenis usaha yang
akan di biayai dan jenis anggunan, serta melampirkan secara umum persyaratan
berikut:
a. Fotokopi KTP (suami & istri)
b. Fotokopi kartu keluarga
c. Fotokopi surat nikah
d. Slip gaji (bila ada)
e. Surat Izin Usaha
f. Agunan/jaminan (BPKB, sertifikat, cassie gaji)
g. Membuka rekening tabungan di KSPPS BTM Mulia
2. Pemeriksaan Kelengkapan Administrasi.
Formulir permohonan yang diajukan akan diperiksa oleh Administrasi
Pembiayaan, untuk memeriksa apakah kelengkapan administrasi calon nasabah
sudah lengkap. Apabila sudah lengkap maka bagian administrasi akan meneruskan
ke Account Officer untuk dilakukan Survei.
3. Pelaksanaan Survei.
Setelah kelengkapan administrasi, biasanya survei dilakukan paling lama 2 hari
setelah penyerahan kelengkapan administrasi. Survei ini biasanya akan
dilaksanakan oleh Kepala Cabang dengan Kepala Pembiayaan atau Kepala
Pembiayaan dengan Account Officer. Survei ini bertujuan untuk mendapatkan
keterangan data nasabah meliputi:
a. Tempat usaha calon nasabah
b. Rumah calon nasabah
c. Agunan calon nasabah

4. Melakukan Analisa.
Setelah survei dilakukan, maka data-data yang di dapat sebelum dan sesudah
survei, maka kepala pembiayaan akan melakukan analisa terhadap kelayakan dari
usaha calon nasabah. Biasanya analisa yang dilakukan adalah menggunakan 5 C:
a. Character (karakter).
Merupakan sifat-sifat calon debitur seperti kejujuran, perilaku, dan
ketaatannya. Gunanya untuk mendapatkan data-data mengenai karakter calon

13
debitur tersebut, caranya dapat dilakukan melalui pengumpulan informasi
dari referensi.
1. Dari tetangga tempat tinggal calon nasabah.
2. Tetangga tempat usaha.
3. Dari bank lain yang telah memberikan pembiayaan sebelum
mengajukan pembiayaan BMT Mulia Babat.
b. Capital (Modal).
Analisa dalam permodalan ini yaitu tentang besar dan struktur modal termasuk
kinerja dari modal itu sendiri. BMT Taqwa Muhammadiyah Padang
mensyaratkan bahwa modal yang dimiliki oleh calon debitur untuk mengelola
suatu usaha minimal 50 % dari biaya pengelolaan usaha tersebut.
c. Capacity (Kemampuan).
Analisa yang dilakukan terhadap kemampuan pengembalian pinjaman nasabah
ke BMT Mulia Babat. Hal ini bisa dilihat dari laporan laba rugi usaha calon
nasabah bila nasabah sudah ada usaha sendiri.
d. Collateral (Agunan).
Merupakan kemampuan calon debitur dalam memberikan agunan yang baik
serta memiliki nilai yang baik. Agunan ini merupakan jaminan tambahan yang
diperlukan dalam hal pemberian fasilitas pembiayaan. Agunan berperan
penting apabila terjadi wanprestasi dari debitur atau adanya pembiayaan
bermasalah, maka BMT Mulia Babat dengan segera dapat
mengkonversikannya kepada sejumlah uang yang lebih likuid.
e. Condition (Kondisi).
BMT akan melihat bagaimana jenis usaha nasabah dan mengkaitkannya
dengan kondisi ekonomi sekarang dan kemungkinan yang akan terjadi dimasa
yang akan datang. Adapun yang menjadi perhatian bagi BMT Mulia Babat
adalah kebijakan pemerintah dalam perekonomian Usaha Kecil Menengah
(UKM), politik, sosial, budaya dan segi lainnya yang dapat mempengaruhi
kondisi ekonomi itu sendiri.
5. Tahap Keputusan Pembiayaan.
Setelah dilakukan analisa, maka hasil dari analisa tersebut akan dirapatkan oleh
Kepala Pembiayaan dengan Kepala Cabang, untuk memutuskan layak atau tidak
layaknya usaha yang akan dibiayai. Jika hasilnya layak maka akan dikeluarkan

14
Surat Persetujuan Pasilitas Pembiayaan (SP3) kepada calon nasabah. Jika tidak
layak, maka calon nasabah akan diberitahukan melalui telephon
6. Penandatanganan Aqad Pembiayaan.
Jika calon nasabah sepakat dengan SP3 yang diterbitkan oleh BMT Mulia Babat,
maka proses selanjutnya adalah penandatanganan aqad pembiayaan.
7. Pencairan Dana.
Setelah penandatanganan akad, maka nasabah telah bisa mengambil dana dari
BMT Mulia Babat.

2.6. Peran Dewan Pengawas Syariah (DPS) di BTM Mulia Babat


Dewan Pengawas Syariah (DPS) adalah badan yang ada di lembaga keuangan syariah
dan bertugas mengawasi pelaksanaan keputusan DSN di lembaga keuangan syariah.
Sebagaimana adanya penetapan surat keputusan DSN (Dewan Syariah Nasional) Nomor
03 Tahun 2000 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penetapan Anggota Dewan Pengawas
Syariah Pada Lembaga Keuangan Syariah memberikan tugas kepada DPS untuk:

1. Dewan Pengawas Syariah melaksanakan pengawasan secara periodik pada


lembaga keungan syariah yang berada di bawah pengawasannya.
2. Dewan Pengawas Syariah mengajukan usul-usul pengembangan lembaga keuangan
syariah kepada pimpinana lembaga yang bersangkutan dan kepada DSN.
3. Dewan Pengawas Syariah melaporkan perkembangan produk dan operasional
lembaga keuangan syariah yang diawasinya kepada DSN sekurang-kurangnya dua
kali dalam satu tahun anggaran.
4. Dewan Pengawas Syariah merumuskan permasalahan-permasalahan yang
memerlukan pengawasan Dewan Syariah Nasional

Menurut Dewan Pengawas Syariah (DPS) BTM Mulia Bapak Tholhah, secara umum
peran Dewan Pengawas Syariah (DPS) di BTM Mulia Babat yakni:

Dewan Pengawas Syariah (DPS) bertugas untuk memberi penjelasan tentang syariah
atau tidak baik maupun prosedur atau tata cara kepada nasabah maupun pengurus. Di
BTM Mulia sendiri memiliki 4 orang DPS, yang terdiri dari 2 orang yang sudah
memiliki sertifikasi DPS dan 2 orang lainnya tidak tersertifikasi namun merupakan
agama disekitar daerah BTM Mulia Babat (Tholhah, 2023).

Peran utama Dewan Pengawas Syariah adalah mengawasi jalannya operasional


Lembaga Keuangan Syariah sehari-hari agar selalu sesuai dengan ketentuan ketentuan

15
syariah. menumbuh kembangkan penerapan nila-nilai syariah dalam kegiatan
perekonomian pada umumnya dan sektor keuangan pada khususnya, termasuk, usaha
Bank, Asuransi, Reksadana, Koperasi Syariah, dan Lembaga Keuangan lainnya. Hal ini
disebabkan transaksi-transaksi yang berlaku dalam Koperasi Syariah (BTM) sebagai
lembaga keuangan syariah sangat khusus jika dibandingkan dengan lembaga keuangan
konvensional, karena itu diperlukan garis panduan yang dapat menjadi acuan Koperasi
syariah (BTM) untuk mrnjalankan kegiatan usahanya. Garis panduan (guidelines) ini
disusun dan ditentukan oleh Dewan Syariah Nasional. Dewan Pengawas Syariah dalam
melaksanakan tugasnya wajib mengikuti Fatwa DSN-MUI yang merupakan otoritas
tertinggi dalam mengeluarkan Fatwa mengenai kesesuaian produk dan jasa BTM dengan
ketentuan dan prinsip syariah (Afifah, Fasa, & Ja'far, 2021).

16
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan

Keberadaan BMT sebagai lembaga keuangan mikro syariah telah berkembang


sebagai pilar perkonomian nasional dan mendapat respon positif dari masyarakat
Indonesia, hal ini memberikan kepercayaan bagi tumbuh pesatnya BMT sebagai
potensi guna menunjang pembangunan ekonomi. Untuk membangun BMT yang
berkelanjutan dibutuhkan pertumbuhan pembiayaan, dukungan dari masyarakat, dan
sumber daya manusia syariah yang baik. Dengan demikian pentingnya kebijakan
pemerintah dalam memperkuat lembaga keuangan syaraih mikro yang termasuk di
dalamnya BMT, dukungan stakeholder juga memiliki peran berarti selain penguatan
kelembagaan. Selanjutnya dukungan regulasi yang memungkinkan setiap kota dan
kabupaten mengambil peran dalam pengembangan BMT diseusaikan dengan kearifan
lokal masing-masing tanpa merubah prinsip domain tentang BMT itu sendiri.

3.2. Saran
Berhubungan dengan tulisan yang kami buat ini semoga bermanfaat bagi
pembaca terkhusus bagi penyusun. Namun kami menyadari bahwa tulisan yang kami
buat ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran untuk penulis
diperlukan, agar kami bisa memperbaikinya dalam pembuatan tulisan selanjutnya.

17
DAFTAR PUSTAKA

Afifah, F., Fasa, M., & Ja'far, A. (2021). Tinjauan Perspektif Hukum Islam terhadap
Implementasi Pelaksanaan Tugas Dewan Pengawas Syariah di Koperasi Syariah pada
KSPPS BTM BiMU Way Dadi Sukarame Bandar Lampung. EKSYA: Jurnal Ekonomi
Syariah, 2(2). From https://jurnal.stain-madina.ac.id/index.php/eksya/article/view/606

Fauzi, M., Gunawan, A., & Darussalam, A. (2020). Upaya Baitul Maal Wa Tamwil Bertahan
Di Masa Pandemi Covid-19. AL-URBAN: Jurnal Ekonomi Syariah dan Filantropi
Islam, 04(2), 141-152. From https://media.neliti.com/media/publications/364728-
none-eda7ae34.pdf

Kasmir. (2016). Bank dan lembaga keuangan lainnya. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Purwanti, A. (2023, Juni 22). Produk BMT Mulia Babat. (E. R. Pratiwi, Interviewer)

Rini, M. I. (2023, Juni 22). Faktor Penyebab Koperasi Syariah Lain Tidak dapat Bertahan
saat Pandemi. (E. R. Pratiwi, Interviewer) Lamongan.

Rini, M. I. (2023, Juni 22). Strategi BTM Mulia Mengantisipasi Pembiayaan Macet. (E. R.
Pratiwi, Interviewer) Lamongan.

Sirat, A. F. (2017). Kajian Imbalan Atas PNBP Royalti Paten Bagi Investor. Akurasi: Jurnal
Sistem Penganggaran Sektor Publik, Vol.1,(No.1), 1-9. From
https://doi.org/10.33827/akurasi2017.vol1.iss1.art23.

Tholhah. (2023, Juni 22). Peran Dewan Pengawas Syariah. (E. R. Pratiwi, Interviewer)

Wahyuni, T. D., & Suryasaladin, R. (2023). Tinjauan Hukum Pembagian Royalti Paten Atas
Invensi Melalui Hubungan Dinas. Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia, Volume 5,
Nomor 1, 11-28. From file:///C:/Users/HP/Downloads/15659-59538-1-PB.pdf

18
LAMPIRAN

19

Anda mungkin juga menyukai