Dosen Pengampu:
1. Farokhah Muzayinatun N., S.EI., M.Si
2. Dita P. Kusumaningtyas, S.E., M.Si
Oleh:
A Satria Syarif Hidayatullah (2001030011)
Puji Syukur bagi Allah SWT atas Rahmat dan Hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan
laporan Big Project ini dengan lancer. Laporan ini dapat terselesaikan atas bantuan dan
bimbingan dari pihak-pihak terkait. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada
pihak- pihak yang turut serta membimbing dalam penyusunan laporan ini, baik secara
langsung dan tidak langsung yang di antaranya:
1. Bapak Prof. Dr. A. Aziz Alimul Hidayah, S.Kep., Ns, M.Kes. selaku Rektor
Universitas Muhammadiyah Lamongan;
2. Bapak Hendrix Irawan, S.E., M.M selaku Dekan Universitas Muhammadiyah
Lamongan;
3. Elvina Assadam, S.E., M.M selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas
Muhammadiyah Lamongan;
4. Farokhah Muzayinatun Niswah, S.EI., M.Si dan Dita P. Kusumaningtyas, S.E., M.Si
selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Koperasi Syariah;
5. Bapak H. Ahmad Arif Rahman Saidi, SE selaku Ketua Baitul Tamwil
Muhammadiyah Mulia Babat;
6. Ibu Irhamni Zubaidah, SE selaku Kepala Cabang Baitul Tamwil Muhammadiyah
Mulia Babat;
7. Seluruh staf Baitul Tamwil Muhammadiyah Mulia Babat;
8. Dan seluruh pihak yang tak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu
penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari laporan ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari sempurna,
untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan ini sangat
penulis harapkan dan laporan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak
yang berkepentingan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................................1
1.3. Tujuan..........................................................................................................................2
1.4. Manfaat........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................4
2.2. Faktor Penyebab Koperasi Syariah atau BMT lain Tidak dapat Bertahan saat
Pandemi Covid 19........................................................................................................5
2.3. Strategi BTM Mulia dalam Mengantisipasi Pembayaran Macet dan Pelanggaran-
Pelanggaran lain yang dilakukan Nasabah...................................................................7
3.1. Kesimpulan................................................................................................................17
3.2. Saran..........................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................18
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat diambil rumusan masalah yakni:
1. Mengapa banyak koperasi/BMT yang tidak dapat bertahan lama, terutama saat
pandemi Covid-19 terjadi?
2. Bagaimana strategi BTM Mulia untuk mengantisipasi pembayaran macet dan
pelanggaran-pelanggaran yang dapat dilakukan oleh nasabah/anggota?
3. Apa saja produk yang ditawarkan di BTM Mulia?
4. Bagaimana prosedur pengajuan pembiayaan di BTM Mulia? Apa saja syarat yang
diperlukan?
5. Bagaimana peran Dewan Pengawas Syariah (DPS) di BTM Mulia?
1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat diambil tujuan yakni:
1. Mengetahui faktor penyebab koperasi syariah atau BMT tidak dapat bertahan lama
saat pandemic covid-19
2. Mengetahui strategi BTM Mulia untuk mengantisipasi pembayaran macet dan
pelanggaran-pelanggaran yang dapat dilakukan oleh nasabah/anggota
3. Mengetahui produk-produk yang ditawarkan di BTM Mulia
4. Mengetahui prosedur pengajuan pembiayaan di BTM Mulia? Apa saja syarat yang
diperlukan?
5. Mengetahui peran Dewan Pengawas Syariah (DPS) di BTM Mulia
1.4. Manfaat
Study visit memiliki manfaat yang sangat besar bagi mahasiswa, perguruan tinggi dan
BTM Mulia Babat, adapun manfaat study visit tersebut antara lain:
Bagi Mahasiswa:
1. Mahasiswa dapat mengetahui ilmu yang didapat di perkuliahan di aplikasikan
secara langsung di lapangan
2. Menambah kemampuan, ketrampilan, dan wawasan mahasiswa, sehingga
nantinya akan menghasilkan lulusan yang memenuhi tuntutan pasar
kerja.
2
3. Mahasiswa menjadi tahu bagaimana dunia kerja dalam bidang koperasi syariah
yang sebenarnya.
4. Menambah dan meningkatkan keterampilan serta keahlian di bidang praktik.
Bagi Perusahaan/Instansi:
1. Terbangunnya kerja sama antara dunia pendidikan dan perusahaan atau instansi
tertentu.
2. Memotivasi agar lebih giat mengadakan kegiatan sosialisasi tentang pentingnya
Lembaga keuangan syariah bagi masyarakat.
3
BAB II
PEMBAHASAN
BTM Mulia Babat launching atau didirikan sekitar 9 orang dengan cara
mengumpulkan uang dengan jumlah hasil 200 juta sebagai modal awal.
Launching pada tanggal 19 Desember 2009 namun belum langsung beroperasi.
Pada waktu itu kantor masih menempati ruangan atas garasi ambulans rumah
sakit Muhammadiyah babat sekitar sampai tahun 2017. Sewaktu itu terdapat
bongkar pasang karyawan dan pengurus hingga teknik mekanisme lembaga
syariah. Produk-produk juga seperti itu berkembang secara bertahap dan itu
dilalui dengan tidak mudah apalagi kita diseimbangi dengan pembangunan
kepercayaan kepada nasabah untuk membesarkan lembaga keuangan ini. Pada
tahun 2017 pindah ke tempat yang sekarang dan mendirikan cabang pertama di
Sekaran tahun 2018. Kemudian Pangkatrejo sebelum Covid-19 yakni tahun 2020,
kemudian cabang Paciran didirikan tahun 2021 tetapi baru beroperasional tahun
2022.
4
2.1.2. Visi dan Misi
Visi: Menjadi lembaga keuangan mikro syariah yang tangguh dan mandiri.
Misi:
1. Mencapai standar lembaga keuangan mikro syariah;
2. Menjadi model lembaga keuangan syariah yang memberikan kontribusi bagi
kesejahteraan masyarakat
2.1.3. Struktur Organisasi Perusahaan
2.2. Faktor Penyebab Koperasi Syariah atau BMT lain Tidak dapat Bertahan saat
Pandemi Covid 19
Keberadaan BMT memberikan manfaat yang nyata bagi masyarakat, khususnya para
pelaku UMKM, sehingga kebijakan dan langkah-langkah serta prakarsa pengelolaan
yang tepat dan cepat dapat mencegah banyak BMT yang tumbang di masa pandemi.
bersama Dengan demikian, BMT harus tetap beroperasi dan bertahan di tengah krisis
yang melanda dan membenturkan kepentingan komersial dan rasa tanggung jawab
5
kepada masyarakat.
Menurut hasil wawancara yang dilakukan dengan pihak BTM Mulia Babat yang
dijawab oleh Bendahara yakni Ibu Mamik mengenai penyebab koperasi syariah atau
BMT tidak dapat bertahan di masa pandemi dikarenakan bahwa:
Menurutnya faktor penyebab koperasi syariah atau BMT lain tidak dapat bertahan
saat pandemi covid-19: Pertama yakni tidak adanya regenerasi yang artinya
pengurus maupun pengolah BTM hanya dikelola oleh orang yang sudah tua tidak
ada yang lebih uda sehingga tidak ada keterbaruan kepengurasan yang mengikuti
perkembangan jaman. Kedua, adanya kesalahan dalam sistem manajerial. Ketiga,
banyaknya kredit macet baik yang menggunakan jaminan atau tidak menggunakan
jaminan tidak segera ditangani (Rini, 2023)
Untuk itulah upaya yang dilakukan dalam jangka pendek dan menengah ini perlu
dilakukan dengan segera. Terdapat dua alernatif kebijakan atau solusi yang dapat
dilakukan untuk menjaga keberlangsungan BMT sebagai solusi jangka pendek dan cepat
sambil menunggu resesi ekonomi kembali yaitu dengan cara antara lain (Fauzi,
Gunawan, & Darussalam, 2020):
6
2.3. Strategi BTM Mulia dalam Mengantisipasi Pembayaran Macet dan Pelanggaran-
Pelanggaran lain yang dilakukan Nasabah
Pembayaran macet merupakan salah satu alasan pembiayaan bermasalah, dimana
nasabah membayar cicilan sejumlah uang tertentu dari harga yang disepakati dengan
waktu yang melampaui batas pembayaran atau angsuran yang telah ditentukan.
Kemungkinan masalah keterlambatan peminjam melunasi cicilannya serta berbagai
konsekuensinya yang membahayakan pemberi pinjaman termasuk persoalan penting.
Ada beberapa cara yang biasanya dilakukan untuk menyelamatkan pembiayaan macet
(Kasmir, 2016):
7
1. Menggunakan jaminan, maksudnya disini jaminan yang akan diserahkan
untuk pembiayaan harus lah dicek terlebih dahulu kecocokannya dengan
barang yang dijadikan jaminan.
2. Telaten, Teliti, dan Tepat, dimana telaten berarti setiap hari pihak BTM
Mulia harus melakukan penagihan atau penarikan angsuran pembiayaan
yang dilakukan nasabah. Teliti yang artinya pada saat nasabah mengajukan
pembiayaan pihak BTM Mulia harus mengadakan survey dengan benar dan
pihak surveyor diharus orang yang dapat dipercaya. Kemudian tepat artinya
pihak surveyor harus objektif yakni tidak boleh terbawa suasana dan
bersifat subjektif.
3. Memberi limit pembiayaan, yang artinya setiap pembiayaan BTM Mulia
membri limit pembiayaan yang bergantung dengan jaminan yang akan
dijaminkan kepada pihak BTM. Jika nilai jaminan tinggi maka semakin
tinggi pula nominal pembiayaan yang akan diberikan. Jaminan yang berupa
sertifikat seperti sertifikat tanah maupun rumah haruslah dinotariskan
terlebih dahulu (Rini, 2023).
1. Simpanan
a. Simpanan Mudharabah Umum
Simpanan Mudharabah membantu mewujudkan keinginan dan harapan nasabah
dalam mengatasi masalah yang tidak terencana. Penarikan maupun penyetoran
dapat dilakukan sewaktu-waktu. Bagi hasil dengan nasabah nisbah 25:75.
Setoran asal minimal Rp 10.000,-.
b. Simpanan Berjangka (SIJAKA)
Simpanan yang diperuntukkan bagi nasabah yang mempercayakan dana
diinvestasikan secara syariah, investasi jangka panjang akan dijamin dengan
sempurna dengan manfaat yang besar. Produk didasarkan pada akad
Mudharabah. Bagi hasil dengan perhitungan nisbah sebagai berikut:
Tabel 2.1. Bagi Hasil dengan Perhitungan Nisbah
8
Jangka Waktu Shahibul Maal BTM Mulia
9
melalui jual beli baik secara angsuran maupun tunai. Jika Pihak BTM tidak bisa
melakukan pembelian barang yang nasabah ajukan di pembiayaan ini. Maka
ada perjanjian atau akad BMT Muhammadiyah Babat untuk akad pembelian
barangnya diwakilkan ke nasabah untuk membelinya, maka akadnya menjadi
murabahah wal wakalah (jual beli yang diwakilkan) yang diberikan kepada
nasabah adalah modal sesuai dengan harga barang, pada saat pengembaliannya
baru modal ditambah dengan margin keungtungan. Beberapa kebutuhan yang
bisa memanfaatkan skema pembiayaan ini diantaranya:
1. Pembelian motor
2. Pembelian pupuk
3. Pembelian elektronik
4. Pembelian rumah
b. Pembiayaan Al-Ijarah
Al-Ijarah adalah sewa menyewa atas manfaat suatu barang, benda, jasa dalam
waktu tertentu tanpa diikuti pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri.
Beberapa usaha yang bisa memanfaatkan skema Al-Ijarah diantaranya adalah:
1. Kebutuhan Keluarga: sewa rumah, sewa mobil, dll.
2. Kebutuhan Ibadah: haji dan umrah. Membangun sekolah, dll
3. Kebutuhan Usaha: sewa, toko, kapal/perahu, lapak di pasar, sawah, dll
4. Kebutuhan Jasa: Biaya sekolah, biaya kuliah, pelayanan Kesehatan, dll
5. Kebutuhan Konsumtif: sewa [eralatan resepsi, travel, dll
c. Pembiayaan Al-Hawalah
Al-Hawalah dalam Bahasa Arab bermakna mengalihkan atau memindahkan. Di
dalam istilah fiqih hawalah berarti pengalihan penagihan hutang dari orang
yang berhutang kepada orang yang menanggung hutang tersebut. Disamping
itu BTM
10
siap mengambil alih hutang nasabah yang kesulitan melunasi hutangnya.
Pembiayaan Al-Hawalah dimaksudkan untuk:
1. Memberi solusi kepada nasabah yang sedang menghadapi hutang jatuh
tempo yang tida bisa diperpanjang lagi
2. Diperuntukkan bagi seseorang yang iingin hijrah dari praktek ribawi ke
akad syariah.
d. Pembiayaan Al-Mudharabah dan Al-Musyarakah
Pembiayaan Al-Mudharabah adalah bentuk kerjasama antara dua pihak atau
lebih dimana, pihak pertama sebagai pemilik modal (shahibul mal) yang
mempercayakan sejumlah modal kepada pihak kedua, sebagai pengelola
(mudharib) dengan perjanjian di awal, yang menyangkut:
1. Besaran persentase bagi hasil antara kedua belah pihak.
2. Berapa lama kerjasama di jalankan.
3. Dalam bentuk apa kerjasamanya.
4. Kapan dilakukannya pembagian keuntungan, dll.
5. Layanan lainnya
Selain simpanan dan pembiayaan BTM Mulia juga melayani layanan muti
payment lainnya:
a. Transfer atau kirim uang
b. Cek saldo
c. Cek mutasi
d. Penarikan tunai
e. Pengisian saldo e-wallet (OVO, Shopeepay, LinkAja, Gopay, DANA)
11
f. Pembayaran PLN, BPJS, dan Finance
g. Pembelian Pulsa Telepon dan token listrik
6. Travel Umroh dan Properti
BTM Mulia Babat tidak hanya simpan pinjam namun juga bidang usaha lainnya,
antara lain akan membuat layanan biro travel umrah dan properti yang sejalan
dengan program perumahan subsidi untuk warga persyarikatan oleh Pimpinan
Cabang Muhammadiyah Babat.
12
Calon nasabah mengisi formulir permohonan pembiayaan yang berisikan yang
telah disediakan oleh BMT Taqwa Muhammadiyah dan boleh juga membuat
permohonan sendiri yang berisikan tentang identitas nasabah, jenis usaha yang
akan di biayai dan jenis anggunan, serta melampirkan secara umum persyaratan
berikut:
a. Fotokopi KTP (suami & istri)
b. Fotokopi kartu keluarga
c. Fotokopi surat nikah
d. Slip gaji (bila ada)
e. Surat Izin Usaha
f. Agunan/jaminan (BPKB, sertifikat, cassie gaji)
g. Membuka rekening tabungan di KSPPS BTM Mulia
2. Pemeriksaan Kelengkapan Administrasi.
Formulir permohonan yang diajukan akan diperiksa oleh Administrasi
Pembiayaan, untuk memeriksa apakah kelengkapan administrasi calon nasabah
sudah lengkap. Apabila sudah lengkap maka bagian administrasi akan meneruskan
ke Account Officer untuk dilakukan Survei.
3. Pelaksanaan Survei.
Setelah kelengkapan administrasi, biasanya survei dilakukan paling lama 2 hari
setelah penyerahan kelengkapan administrasi. Survei ini biasanya akan
dilaksanakan oleh Kepala Cabang dengan Kepala Pembiayaan atau Kepala
Pembiayaan dengan Account Officer. Survei ini bertujuan untuk mendapatkan
keterangan data nasabah meliputi:
a. Tempat usaha calon nasabah
b. Rumah calon nasabah
c. Agunan calon nasabah
4. Melakukan Analisa.
Setelah survei dilakukan, maka data-data yang di dapat sebelum dan sesudah
survei, maka kepala pembiayaan akan melakukan analisa terhadap kelayakan dari
usaha calon nasabah. Biasanya analisa yang dilakukan adalah menggunakan 5 C:
a. Character (karakter).
Merupakan sifat-sifat calon debitur seperti kejujuran, perilaku, dan
ketaatannya. Gunanya untuk mendapatkan data-data mengenai karakter calon
13
debitur tersebut, caranya dapat dilakukan melalui pengumpulan informasi
dari referensi.
1. Dari tetangga tempat tinggal calon nasabah.
2. Tetangga tempat usaha.
3. Dari bank lain yang telah memberikan pembiayaan sebelum
mengajukan pembiayaan BMT Mulia Babat.
b. Capital (Modal).
Analisa dalam permodalan ini yaitu tentang besar dan struktur modal termasuk
kinerja dari modal itu sendiri. BMT Taqwa Muhammadiyah Padang
mensyaratkan bahwa modal yang dimiliki oleh calon debitur untuk mengelola
suatu usaha minimal 50 % dari biaya pengelolaan usaha tersebut.
c. Capacity (Kemampuan).
Analisa yang dilakukan terhadap kemampuan pengembalian pinjaman nasabah
ke BMT Mulia Babat. Hal ini bisa dilihat dari laporan laba rugi usaha calon
nasabah bila nasabah sudah ada usaha sendiri.
d. Collateral (Agunan).
Merupakan kemampuan calon debitur dalam memberikan agunan yang baik
serta memiliki nilai yang baik. Agunan ini merupakan jaminan tambahan yang
diperlukan dalam hal pemberian fasilitas pembiayaan. Agunan berperan
penting apabila terjadi wanprestasi dari debitur atau adanya pembiayaan
bermasalah, maka BMT Mulia Babat dengan segera dapat
mengkonversikannya kepada sejumlah uang yang lebih likuid.
e. Condition (Kondisi).
BMT akan melihat bagaimana jenis usaha nasabah dan mengkaitkannya
dengan kondisi ekonomi sekarang dan kemungkinan yang akan terjadi dimasa
yang akan datang. Adapun yang menjadi perhatian bagi BMT Mulia Babat
adalah kebijakan pemerintah dalam perekonomian Usaha Kecil Menengah
(UKM), politik, sosial, budaya dan segi lainnya yang dapat mempengaruhi
kondisi ekonomi itu sendiri.
5. Tahap Keputusan Pembiayaan.
Setelah dilakukan analisa, maka hasil dari analisa tersebut akan dirapatkan oleh
Kepala Pembiayaan dengan Kepala Cabang, untuk memutuskan layak atau tidak
layaknya usaha yang akan dibiayai. Jika hasilnya layak maka akan dikeluarkan
14
Surat Persetujuan Pasilitas Pembiayaan (SP3) kepada calon nasabah. Jika tidak
layak, maka calon nasabah akan diberitahukan melalui telephon
6. Penandatanganan Aqad Pembiayaan.
Jika calon nasabah sepakat dengan SP3 yang diterbitkan oleh BMT Mulia Babat,
maka proses selanjutnya adalah penandatanganan aqad pembiayaan.
7. Pencairan Dana.
Setelah penandatanganan akad, maka nasabah telah bisa mengambil dana dari
BMT Mulia Babat.
Menurut Dewan Pengawas Syariah (DPS) BTM Mulia Bapak Tholhah, secara umum
peran Dewan Pengawas Syariah (DPS) di BTM Mulia Babat yakni:
Dewan Pengawas Syariah (DPS) bertugas untuk memberi penjelasan tentang syariah
atau tidak baik maupun prosedur atau tata cara kepada nasabah maupun pengurus. Di
BTM Mulia sendiri memiliki 4 orang DPS, yang terdiri dari 2 orang yang sudah
memiliki sertifikasi DPS dan 2 orang lainnya tidak tersertifikasi namun merupakan
agama disekitar daerah BTM Mulia Babat (Tholhah, 2023).
15
syariah. menumbuh kembangkan penerapan nila-nilai syariah dalam kegiatan
perekonomian pada umumnya dan sektor keuangan pada khususnya, termasuk, usaha
Bank, Asuransi, Reksadana, Koperasi Syariah, dan Lembaga Keuangan lainnya. Hal ini
disebabkan transaksi-transaksi yang berlaku dalam Koperasi Syariah (BTM) sebagai
lembaga keuangan syariah sangat khusus jika dibandingkan dengan lembaga keuangan
konvensional, karena itu diperlukan garis panduan yang dapat menjadi acuan Koperasi
syariah (BTM) untuk mrnjalankan kegiatan usahanya. Garis panduan (guidelines) ini
disusun dan ditentukan oleh Dewan Syariah Nasional. Dewan Pengawas Syariah dalam
melaksanakan tugasnya wajib mengikuti Fatwa DSN-MUI yang merupakan otoritas
tertinggi dalam mengeluarkan Fatwa mengenai kesesuaian produk dan jasa BTM dengan
ketentuan dan prinsip syariah (Afifah, Fasa, & Ja'far, 2021).
16
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
Berhubungan dengan tulisan yang kami buat ini semoga bermanfaat bagi
pembaca terkhusus bagi penyusun. Namun kami menyadari bahwa tulisan yang kami
buat ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran untuk penulis
diperlukan, agar kami bisa memperbaikinya dalam pembuatan tulisan selanjutnya.
17
DAFTAR PUSTAKA
Afifah, F., Fasa, M., & Ja'far, A. (2021). Tinjauan Perspektif Hukum Islam terhadap
Implementasi Pelaksanaan Tugas Dewan Pengawas Syariah di Koperasi Syariah pada
KSPPS BTM BiMU Way Dadi Sukarame Bandar Lampung. EKSYA: Jurnal Ekonomi
Syariah, 2(2). From https://jurnal.stain-madina.ac.id/index.php/eksya/article/view/606
Fauzi, M., Gunawan, A., & Darussalam, A. (2020). Upaya Baitul Maal Wa Tamwil Bertahan
Di Masa Pandemi Covid-19. AL-URBAN: Jurnal Ekonomi Syariah dan Filantropi
Islam, 04(2), 141-152. From https://media.neliti.com/media/publications/364728-
none-eda7ae34.pdf
Kasmir. (2016). Bank dan lembaga keuangan lainnya. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Purwanti, A. (2023, Juni 22). Produk BMT Mulia Babat. (E. R. Pratiwi, Interviewer)
Rini, M. I. (2023, Juni 22). Faktor Penyebab Koperasi Syariah Lain Tidak dapat Bertahan
saat Pandemi. (E. R. Pratiwi, Interviewer) Lamongan.
Rini, M. I. (2023, Juni 22). Strategi BTM Mulia Mengantisipasi Pembiayaan Macet. (E. R.
Pratiwi, Interviewer) Lamongan.
Sirat, A. F. (2017). Kajian Imbalan Atas PNBP Royalti Paten Bagi Investor. Akurasi: Jurnal
Sistem Penganggaran Sektor Publik, Vol.1,(No.1), 1-9. From
https://doi.org/10.33827/akurasi2017.vol1.iss1.art23.
Tholhah. (2023, Juni 22). Peran Dewan Pengawas Syariah. (E. R. Pratiwi, Interviewer)
Wahyuni, T. D., & Suryasaladin, R. (2023). Tinjauan Hukum Pembagian Royalti Paten Atas
Invensi Melalui Hubungan Dinas. Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia, Volume 5,
Nomor 1, 11-28. From file:///C:/Users/HP/Downloads/15659-59538-1-PB.pdf
18
LAMPIRAN
19