Disusun Oleh:
Kelompok 3
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Tak lupa
sholawat serta salam mari kita sanjungkan kepada baginda kita Nabi Muhammad SAW.
Semoga kita semua mendapat syafaat-Nya di yaumil akhir kelak.
Tak lupa juga kami ucapkan terimakasih kepada teman-teman yang telah
berpartisipasi dalam penyusunan makalah ini. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas
mata kuliah Komunikasi Bisnis. Adapun judul dari makalah ini adalah “MANAJEMEN
PERBANKAN SYARIAH ”.
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ...........................................................................................................19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perkembangan bank syariah telah menjadi bagian penting dari industri keuangan
global, khususnya dalam ekonomi yang didasarkan pada prinsip-prinsip Islam. Bank
syariah beroperasi sesuai dengan hukum Islam (Syariah) yang melarang riba (bunga)
dan berbagai praktik keuangan lainnya yang dianggap tidak sesuai dengan prinsip-
prinsip agama Islam.
Sejarah bank syariah dimulai pada abad ke-20 di dunia Arab, khususnya di
Mesir dan negara-negara lain di kawasan tersebut. Namun, perkembangannya secara
signifikan terjadi pada tahun 1970-an dan 1980-an, terutama setelah pendirian Bank
Islam Malaysia Berhad (sekarang Bank Islam Malaysia) pada tahun 1983. Sejak itu,
bank syariah telah berkembang pesat di berbagai negara dengan mayoritas Muslim
dan bahkan menyebar ke negara-negara non-Muslim.
Selain pendirian Bank Islam Malaysia pada tahun 1983, perkembangan bank
syariah juga didorong oleh berbagai faktor ekonomi, sosial, dan politik di dunia
Muslim dan di negara-negara dengan populasi Muslim yang signifikan. Beberapa
faktor yang mempengaruhi perkembangan bank syariah antara lain:
1
4. Inovasi produk dan layanan: Bank syariah terus mengembangkan produk dan
layanan baru yang sesuai dengan kebutuhan pasar dan prinsip-prinsip Islam,
seperti pembiayaan syariah, investasi berbasis syariah, dan asuransi syariah.
5. Keterlibatan lembaga keuangan internasional: Lebih banyak lembaga keuangan
internasional mulai tertarik untuk berinvestasi dan bermitra dengan bank
syariah, membantu memperluas jangkauan industri ini secara global.
6. Krisis keuangan global: Krisis keuangan global pada tahun 2008 memicu
ketertarikan yang lebih besar terhadap sistem keuangan yang berprinsip kehati-
hatian dan tidak melibatkan praktik riba. Sebagai alternatif, bank syariah
menawarkan model yang lebih stabil dan berkelanjutan.
7. Perkembangan teknologi: Kemajuan teknologi informasi telah memungkinkan
bank syariah untuk menyediakan layanan perbankan secara online dan melalui
platform digital lainnya, meningkatkan aksesibilitas bagi para nasabah di
seluruh dunia.
8. Pendidikan dan kesadaran finansial: Program-program pendidikan dan
kesadaran finansial yang didukung oleh bank syariah dan organisasi Islam
lainnya telah membantu meningkatkan pemahaman masyarakat tentang prinsip-
prinsip keuangan Islam dan manfaat menggunakan produk keuangan syariah.
9. Pengakuan global: Bank syariah semakin diakui secara global sebagai bagian
integral dari sistem keuangan internasional, terbukti dengan inklusi produk
keuangan syariah dalam berbagai indeks pasar global dan dukungan dari
lembaga keuangan internasional.
B. RUMUSAN MASALAH
2
C. TUJUAN PENULISAN
3
BAB II
Pentingnya pendidikan dan kesadaran finansial juga menjadi faktor penting dalam
mempercepat perkembangan perbankan syariah. Program-program pendidikan dan
kesadaran finansial yang didukung oleh bank syariah dan organisasi Islam lainnya telah
membantu meningkatkan pemahaman masyarakat tentang prinsip-prinsip keuangan
Islam dan manfaat menggunakan produk keuangan syariah.Dalam konteks globalisasi,
bank syariah juga memainkan peran penting dalam mempromosikan inklusi keuangan di
negara-negara berkembang, di mana lembaga keuangan konvensional mungkin kurang
mampu mencapai lapisan masyarakat yang lebih luas.
4
B. KEUNTUNGAN DAN RESIKO BANK SYARIAH
Seperti halnya dengan bank konvensional, bank syariah juga mempunyai
peran sebagai lembaga perantara (intermediary) antara pihak-pihak yang
mengalami kelebihan dana (surplus unit) dan pihak lain yang mengalami
kekurangan dana (deficit unit). Melalui bank, kelebihan dana tersebut dapat
disalurkan kepada pihak-pihak yang memerlukan dan memberikan manfaat
kepada kedua belah pihak.Bank konvensional melaksanakan peran tersebut
melalui kegiatannya sebagai peminjam dan pemberi pinjaman. Para pemilik dana
tertarik untuk menyimpan dana di bank berdasarkan tingkat bunga yang
dijanjikan. Demikian pula, bank memberikan pinjaman kepada pihak-pihak yang
memerlukan dana berdasarkan kemampuan mereka membayar tingkat bunga
tertentu. Hubungan antara bank dan nasabahnya adalah hubungan antara kreditor
dan debitur.
Berbeda dengan bank konvensional dan dalam konsep ideal, hubungan
antara bank syariah dan nasabahnya bukanlah hubungan antara debitur dan
kreditor, melainkan hubungan kemitraan antara penyandang dana (shahib al-maal
atau shahibul maal) dan pengelola dana (mudharib). Oleh karena itu, tingkat laba
bank syariah bukan saja berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil untuk para
pemegang saham, tetapi juga berpengaruh terhadap bagi hasil yang dapat
diberikan kepada nasabah menyimpan dana. Dengan demikian, kemampuan
manajemen untuk melaksanakan fungsinya sebagai penyimpan harta, pengusaha,
dan manajer investasi profesional (professional investment manager) akan sangat
menentukan kualitasusahanya sebagai lembaga perantara dan kemampuannya
menghasilkan laba.
Pertumbuhan setiap bank sangat dipengaruhi oleh perkembangan
kemampuannya menghimpun dana masyarakat, baik skala kecil maupun besar
dengan masa pengendapan yang memadai. Sebagai lembaga keuangan, dana
merupakan masalah bank yang paling utama. Tanpa dana yang cukup, bank tidak
dapat berbuat apa-apa. Dengan kata lain, bank menjadi tidak berfungsi sama
sekali.
5
Dana adalah uang tunai yang dimiliki atau dikuasai oleh bank dalam
bentuk tunai, atau aset lain, yang dapat segera diubah menjadi uang tunai. Uang
tunai yang dimiliki atau dikuasai oleh bank tidak hanya berasal dari para pemilik
bank itu sendiri, tetapi juga berasal dari titipan atau penyertaan dana orang
lain/pihak lain yang sewaktu-waktu atau pada suatu saat tertentu akan ditarik
kembali, baik secara sekaligus maupun secara berangsur-angsur.Berdasarkan data
empiris selama ini, dana yang berasal dari para pemilik bank itu sendiri,ditambah
cadangan modal yang berasal dari akumulasi keuntungan yang ditanam kembali
pada bank, hanya sebesar 7–8 % dari total aset bank. Bahkan di Indonesia, rata-
rata jumlah modal dan cadangan yang dimiliki oleh bank-bank belum pernah
melebihi 4% dari total aset. Hal ini berarti bahwa sebagian besar modal kerja bank
berasal dari masyarakat, lembaga keuangan lain, dan pinjaman likuiditas dari bank
sentral.
Dalam pandangan syariat, uang bukanlah merupakan suatu komoditas,
melainkan hanya sebagai alat untuk mencapai pertambahan nilai ekonomis
(economic added value). Hal ini bertentangan dengan perbankan yang berbasis
bunga, di mana “uang mengembangbiakkan uang”, tidak peduli apakah uang itu
dipakai dalam kegiatan yang produktif atau tidak.
Untuk menghasilkan keuntungan, uang harus dikaitkan dengan kegiatan
ekonomi dasar (primary economic activities), baik secara langsung (melalui
transaksi, seperti perdagangan, industri manufaktur, sewa-menyewa, dan lain-
lain) maupun secara tidak langsung (melalui penyertaan modal guna melakukan
salah satu atau seluruh kegiatan usaha tersebut)
6
account/mudharabah mutlaqah), di mana bank akan membayar bagian
keuntungan secara proporsional dengan portofolio yang didanai
dengan modal tersebut.
3. Partisipasi modal berbagi hasil dan berbagi risiko (non-guaranteed
account) untuk investasi umum (general investment
account/mudharabah mutlaqah), di mana bank akan membayar bagian
keuntungan secara proporsional dengan portofolio yang didanai
dengan modal tersebut.1
1
Gita Danupranata.Manajemen Perbankan Syariah.Jakarta Selatan:Salemba Empat.2013
7
b. George R. Terry
Menurutnya manajemen adalah pencapaian tujuan yang ditetapkan terlebih
dahulu dengan mempergunakan kegiatan orang lain.
c. Mary Parker Follett
Manajemen merupakan seni dalam mencapai tujuan melalui orang lain.
Definisi ini mengandung arti bahwa para manajer untuk mencapai tujuan dari
organisasi melalui bantuan orang lain untuk melaksanakan tugas yang
mungkin diperlukan.
d. James A.F. Stoner
Manajemen ialah proses perencanaan, organisasi, kepemimpinan dan
pengawasan terhadap usaha-usaha anggota organisasi dan penggunaan semua
sumber organisasi lainnya untuk mencapai tujuan organisasi. Definisi ini
mengandung arti bahwa manajemen merupakan suatu kesatuan yang dimulai
dari perencanaan hingga pengawasan terhadap penggunaan semua sumber
daya untuk mencapai tujuan dari organisasi.
e. Luther Gullick
Manajemen menjadi suatu bidang (ilmu) yang secara sistematik berusaha
memahami mengapa dan bagaimana orang bekerja sama. Definisi ini
mengandung arti bahwa manajemen adalah suatu bidang ilmu yang
mempelajari mengenai bagaimana dan mengapa orang-orang bekerja sama
untuk sebuah tujuan.
Dari penafsiran pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen
adalah metode ilmu perencanaan,pengorganisasian, penyusunan, pengarahan
dan pengawasan kepada orang lain dan juga terhadap dirinya sendiri untuk
pencapaian tujuan secara efektif dan efesien.
Bank Syariah ialah lembaga keuangan yang konsep operasional sesuai
dengan kaidah-kaidah ketentuan Islam, sesuai apa yang diajarkan oleh Al-
Qur‟an, As-Sunnah, Ijma dan Qiyas. Pengembangan lebih lanjut menyangkut
aturan hukum tersebut disajikan oleh ahli jurisprudensi Islam atau ulama‟
fikih dalam kerangka menjabarkan aturan al-Qur‟an dan Sunnah. Karena pada
8
dasarnya Bank Syariah titik fokusnya untuk kemaslahatan umat terutama
menghindari konsekwensi bunga bank. Akad-akad yang telah disepakati
dalam dunia Bank Syariah tentulah telah memenuhi standarisasi dari hukum
Islam yang ada.
2. Pengertian Perbankan Syariah
Bank secara Bahasa diambil dari Bahasa Italia yaitu banco yang
mempunyai arti meja. Penggunaan istilah ini dikarenakan dalam realitanya
kejadian setiap transaksi yang dilakukan baik di masa lampau maupun masa
sekarang dan masa mendatang dilakukan diatas meja.16 Bank menurut pasal 1
Ayat 2 UU No. 21 Tahun 2008 adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat
dalam bentuk kredit atau dalam bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf
hidup rakyat banyak.
9
dan dapat didokumentasikan.Implementasi manajemen sangat diperlukan untuk
kemajuan organisasi Perbankan Syariah.
Manajemen dalam Islam dipandang sebagai perwujudan amal sholeh yang
harus bertitik tolak dari niat baik. Niat baik tersebut akan memunculkan motivasi
aktivitas untuk mencapai hasil yang bagus demi kesejahteraan bersama. “Fii
Dunya Hasanah Wa Fil akhiroti hasanah”. Menurut Prayudi dalam tulisannya
berjudul “Manajemen Islami”,mencatat empat landasan untuk mengembangkan
manajemen menurut pandangan islam, yaitu: kebenaran, kejujuran,keterbukaan,
dan keahlian. Seorang manajer harus memiliki empat sifat utama itu agar
manajemen yang dijalankannya mendapatkan hasil yang maksimal.
Manajemen Perbankan Syariah paling tidak membahas tentang
manajemen umum, manajemen pemasaran,manajemen sumber daya manusia
(MSDM), manajemen operasional, manajemen keuangan dan manajemen risiko
dari perbankan syariah. Manajemen umum menyangkut aspek-aspek makro dan
aspek umum, seperti studi kelayakan pendirian usaha, pengelolaan lingkungan
usaha, perizinan,dampak lingkungan, dan tata kelola koperasi.
Permasalahan utama bidang keuangan adalah penetapan sumber dana dan
alokasi pengeluaran.Implementasi syariah pada bidang ini dapat berupa penetapan
syarat kehalalan dana, baik sumber masukan maupun alokasinya. Maka, tidak
pernah direncanakan,misalnya, peminjaman dana yang mengandung unsur
riba,atau pemanfaatan dana untuk menyogok pejabat.
Pembahasan manajemen Perbankan Syariah selain menjembatani antara
pemilik modal dengan pihak yang membutuhkan dana, juga mempunyai fungsi
khusus yaitu amanah. Artinya berkewajiban menjaga dan bertanggungjawab atas
keamanan dana yang disimpan dan siap sewaktu-waktu dana diambil oleh
pemiliknya. Amanah yang dimaksud salah satu pokok bahasan penting dalam
sebuah ilmu manajemen.2
2
Isra Misra,Muhammad Ragil,dan Muhammad Iqbal Fachreza.Manajemen Perbankan
Syariah.Yogyakarta:K-Media.2021.
10
D. BANK SYARIAH DAN BANK KONVENSIONAL
1. Bank Konvensional
1) Bank Umum
Dalam Menurut ketentuan pasalusaha bank umum meliputi :
a. Mengumpulkan dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan,sertifikat
deposito, simpanan giro, deposito berjangka, dan atau bentuk lainnya yang
disamakan dengan itu.
b. Menyalurkan kredit.
c. Membuat surat pengakuan hutang.
3
1Y. Sri Susilo, Bank dan Lembaga Keuangan lain(Yogyakarta; Gama Mulia, 2002), hlm.5
11
d. Menjual, membeli, dan menjamin atas resiko sendiri maupun untuk
kepentingan dan atas perintah nesabahnyayaitu :
1) Surat-surat wesel diantaranya wesel yang diakseptasi oleh bank yang
waktu berlakunya tidak lebih lama dan pada kebiasaan dalam
perdagangan surat-surat dimaksud.
2) Surat pengakuan hutang dan kertas dagang lainnya yang masa
berlakunya tidak lebih lama dari kebiasaan dalam perdagangan surat-
surat dimaksud.
3) .Kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah
4) Sertifikat bank Indonesia (SBI)
5) Obligasi
6) Surat dagang jangka waktu sampai dengan 1 tahun.
e. Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk
kepentingan nasabah.
f. Meminjam dana dari, menempatkan dana pada, atau meminjamkan dana
kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi,
wesel unjuk, cek atau sarana lainnya
g. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan
perhitungan dengan atau antar pihak ketiga.
h. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga.
i. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan
suatu kontrak.
j. Melakukan penempatan dana dari nasabah ke nasabah lainnya dalam
bentuk berharga yang tidak tercatat di bursa efek.
k. Membeli melalui pelelangan agunan baik semua maupun sebagian dalam
bal debitur tidak memenuhikewajibannya kepada bank dengan ketentuan
agunan yang dibeli tersebut wajib dicairkan secepatnya.
l. Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip madin
keuntungan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan
pemerintah
m. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak
bertentangan dengan Undang-undang ini dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Selain melakukan kegiatan usaha sebagaimana disebutkan di atas, bank umum
juga melakukan kegiatan-kegiatan seperti berikut ini:
1) Melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia.
12
2) Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain di
bidang keuangan, seperti sewa usaha, modal ventura, perusahaan efek
asuransi serta lembaga kliring penyelesaian dan penyimpanan, dengan
memeenuhi ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia.
3) Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat
kegagalan kredit, dengan syarat harus menarik kembali penyertaannya
dengan memenuhiketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia.
4) Bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus dana pension sesuai
dengan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan dana pensiun
yang berlaku.Terhadap aktifitas usaha Bank Umum ini terdapat
pembatasan atau pelarangan, yaitu ;
a. melakukan penyertaan modal,
b. melakukan usaha perasuransian ; dan
c. melakukan usaha laiin di luar kegiatan usaha.
Di samping lingkup aktifitas usaha bank umum seperti diuraikan di atas,
pemerintah dapat pula menugaskan bank Umum untuk melaksanakan program
pemerintah guna mengembangkan sektor-sektor perekonomian tertentu, atau
memberi perhatian yang lebih besar pada koperasi dan pengusaha golongan
ekonomi lemah, dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak,
berdasarkan ketentuan yang diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah,
13
2. Bank Syariah
Menurut Niazi, praktek perbankan dalam Islam telah ada sejak lama,4Ia
menyebutkan bahwa pengusaha muslim telah mengenal usaha penukaran uang
(Money changer), yang dalam sejarah Islam dikenal dengan sarraf dan adanya
siftajah yakni sejenis letter of credit atau kertas pembayaran (bill of exchange)
menandakan telah dikenal operasional transper dana (remmitance) dalam
masyarakat muslim. Pengharaman bunga dalam mekanisme perbankan Islam,
menyebabkan bisnis mereka tidak mampu bersaing dengan pebisnis lain yang non
muslim yang menerapkan bunga yang tinggi.
Prinsip-prinsip nilai dan mekanisme-mekanisme operasional dari satu sistem
perbankan tertentu akan membedakannya dengan perbankan lain. Dalam
perbankan Islam, internalisasi nilai-nilai syariah dan operrasional perbankan
dapat dilihat dari produk-produk maupun jasa layanan yang ditawarkan perbankan
syariah.
Secara garis besar, produk-produk dan jasa layanan perbankan syariah dapat
dogolongkan berdasarkan prinsip-prinsip akad sebagai berikut Internalisasi nilai-
nilai syari’ah dalam operasional perbankan dapat dilihat dari produk-produk
maupun jasa layanan yang ditawarkan perbankan syari’ah. Secara garis besar,
produk-produk dan jasa layanan perbankan syari’ah dapat digolongkan
berdasarkan prinsip-prinsip akad sebagai berikut:
1. Prinsip Titipan atau Simpanan (Depository/ al-Wadi ’ah)5
Dalam tradisi fiqh Islam, prinsip titipan atau simpanan dikenal dengan
namaal-waa'i ’ah, yang dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak ke
pihak lain, baik individu maupun badan hukum, yang harus dijaga dan
dikembalikan kapan saja si penitip menghendaki. Landasan hukum al-wad'i’ah
antara lain adalah Q.S. an-Nisa (4):58.
Dua jenis al-wadi ’ah adalah:
a) Al-wadi 'ah yad al-amanah Dalam akad ini pihak penyimpan tidak
bertanggung-jawab terhadap kerusakan atau kehilangan barang yang
disimpan, yang tidak diakibatkan oleh perbuatan atau kelalaian
penyimpan. Selain itu pihak penyimpan tidak boleh menggunakan
danmemanfaatkan uang ataupun barang yang dititipkan, tetapi harus
benar-benar menjaga sesuai kelaziman. Pihak penerima titipan dapat
membebankan biaya kepada penitip sebagai biaya pinitipan.
4
Liquali Ali Nazy Khan, Islamic Law of Contrart,hlm.409
5
M. Syafi’I Antonio,Bank Syari’ah dari Teori ke Praktek (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001), hlm.
85-89
14
b) Al-wadi ’ah yad ad-damanah Dalam akad ini, pihak penyimpan dengan
atau tanpa izin pemilik barang atau uang dapat memanfaatkan titipan
tersebut, dan bertanggungjawab atas kerusakan atau kehilangan barang
yang disimpan. Semua manfaat dan keuntungan yang diperoleh dalam
penggunaan barang tersebut menjadi hak penyimpan.
6
Ibid., hlm. 95-98
15
usaha, waktu, ataupun tempat usaha. Aplikasinya dalam praktek perbankan,
mudarabah biasa diterapkan baik pada produk penghimpunan dana maupun
pembiayaan. Pada sisi penghimpunan dana, mudarabah diterapkan pada:
16
Bai’as-salam biasanya dipergunakan pada pembiayaan bagi petani dengan jangka
waktu yang relatif pendek yaitu 2-6 bulan. Karena yang dibeli bank adalah barang
seperti padi, jagung dan eabai, dimana bank tidak berniat untuk menjadikan
barang-barang tersebut sebagai simpanan (inventory), maka dilakukanlah akad
bai’ as-salam kepada pembeli kedua, misalnya bulog, pedagang pasar induk atau
grosis.
3). Bai ’ al-Istisna (Purehase By Order or Manufaeture) Akad bai’ al-istisna
merupakan kontrak penjualan antara pembeli dan pembuat barang. Dalam kontrak
ini pembuat barang lalu berusaha melalui orang lain untuk membuat atau membeli
barang menurut spesifikasi yang telah disepakati dan menjualnya kepada pembeli
akhir. Kedua belah pihak bersepakat atas harga serta sistem pembayaran, apakah
dilakukan di muka, melalui eieilan, atau ditangguhkan sampai waktu tertentu.
7
Adiwarna Azwar Karim, Agenda Perkembangan Perbankan Syariah dalam Mendukung Sistem
Perekonomian yang tangguh di Inodonesia; Inovasi Produk, Permasalahan dan solusi nya,makalah di
presentasikan dalam symposium nasional I Sistem Ekonomi.
17
penitip, untuk mengelola uang atau surat berharga tersebut. Dalam hal ini bank
akan memperoleh fee sebagai imbalan jasanya.
2. Al-Kafalah ( Guaranty) Al-Kafalah merupakan jaminan yang diberikan oleh
penanggung (kafil ) kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua
atau yang ditanggung. Dalam pengertian lain, kafalah juga berarti mengalihkan
tanggung jawab orang lain sebagai penjamin.
3. Al-Hawalah (Transper Service) Al-hawalah adalah akad pengalihan hutang dari
pihak yang berutang kepada pihak lain yang wajib menanggungnya.Kontrak
hawalah dalam perbankan biasanya diterapkan pada hal-hal sebagai berikut:
a. Factoring atau anjak piutang, dimana nasabah yang memiliki piutang kepada
pihak ketiga memindahkan piutang tersebut kepada bank, bank lalu membayar
piutang tersebut dan menagihnya dari pihak ketiga.
b. Post-dated cheek, dimana bank bertindak sebagai juru tagih tanpa
membayarkan dulu piutang tersebut.
c. Bill discounting, seeara prinsip serupa dengan hawalah hanya saja nasabah
harus membayar fee, sedangkan pembahasan tentang fee tidak didapati dalam
kontrak hawalah.
4. Al-Rahn (Mortgage) Al-rahn adalah menahan salah satu harta milik si
peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Barang yang ditahan
tersebut harus memilik nilai ekonomis. Seeara sederhana rahn adalah jaminan
utang atau gadai.
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan temuan yang sudah dijelaskan bisa dipahami bahwa dalam jasa-jasa dan
produk beserta prinsip-prinsip aplikasi transaksi di perbankan konvensional maupun
perbankan syariah, Nampak sekalipun sama-sama memberikan keuntungan pada pemilik
modal, akan tetapi sistem bunga pada bank konvensional dan sistem bagi hasil pada bank
syariah memiliki signifikansi perbedaan, perbedaannya adalah: pada prinsipnya antara
bunga yang merupakan instrumen utama perbankan konvensional dan sistem bagi hasil
yang merupakan instrumen bank syariah merupakan 2 hal yang berbeda dari segi esensi
dan teknisnya.
19
DAFTAR PUSTAKA
Iqbal, Munawar, and Philip Molyneux. Thirty years of Islamic banking: History,
performance and prospects. Springer Science & Business Media, 2005
Khan, Feisal. "Islamic Banking in a Global Economy." Edinburgh University Press, 2018.
Rosly, Saiful Azhar, and Abu Umar Faruq Ahmad. "Islamic banking: A review of
literature." Australian Journal of Basic and Applied Sciences 7.11 (2013): 595-603.
Oseni, Umar A. "Introduction to Islamic Banking & Finance: Principles and Practice."
Pearson Education Limited, 2020.
Wilson, Rodney. "Islamic Finance: A Practical Guide." Edinburgh University Press, 2014.
20