Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

PERKEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Perbankan syariah

Dosen Pengampu: Faiz Arif Jamil, M.Ak

Disusun Oleh:

Kelompok 3

Rendi Wiradarma 2151040331

Shinta Nuria Dewi 2151040357

Titin Hermawati 2151040368

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
MANAJEMEN BISNIS SYARIAH
1444 H / 2023 M
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Tak lupa
sholawat serta salam mari kita sanjungkan kepada baginda kita Nabi Muhammad SAW.
Semoga kita semua mendapat syafaat-Nya di yaumil akhir kelak.

Kami mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada Faiz Arif Jamil, M.Ak


selaku dosen pengampu Mata Kuliah Komunikasi Bisnis yang telah memberikan tugas
ini dan membimbing kami dalam penyusunan makalah ini.

Tak lupa juga kami ucapkan terimakasih kepada teman-teman yang telah
berpartisipasi dalam penyusunan makalah ini. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas
mata kuliah Komunikasi Bisnis. Adapun judul dari makalah ini adalah “MANAJEMEN
PERBANKAN SYARIAH ”.

Dengan tujuan agar mahasiswa/i dapat mengetahui dan memahami materi


tersebut. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari
segi penyusunan maupun penulisannya. Oleh karena itu kami membutuhkan bimbingan
dosen serta kritik dan saran yang membangun dari teman-teman sangat kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.

Bandar Lampung, 27 Maret 2025

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................1
A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1
B..Rumusan Masalah ...................................................................................................2
C..Tujuan Pembahasan ................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................4

A. Perkembangan Perbankan Syariah .........................................................................4


B..Keuntungan Dan Resiko Bank Syariah ..................................................................5
C..Manajemen Perbankan Syariah ..............................................................................7
D. Bank Syariah Dan Bank Konvensional ................................................................11

BAB III PENUTUP .......................................................................................................19

A. Kesimpulan ...........................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................20

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perkembangan bank syariah telah menjadi bagian penting dari industri keuangan
global, khususnya dalam ekonomi yang didasarkan pada prinsip-prinsip Islam. Bank
syariah beroperasi sesuai dengan hukum Islam (Syariah) yang melarang riba (bunga)
dan berbagai praktik keuangan lainnya yang dianggap tidak sesuai dengan prinsip-
prinsip agama Islam.
Sejarah bank syariah dimulai pada abad ke-20 di dunia Arab, khususnya di
Mesir dan negara-negara lain di kawasan tersebut. Namun, perkembangannya secara
signifikan terjadi pada tahun 1970-an dan 1980-an, terutama setelah pendirian Bank
Islam Malaysia Berhad (sekarang Bank Islam Malaysia) pada tahun 1983. Sejak itu,
bank syariah telah berkembang pesat di berbagai negara dengan mayoritas Muslim
dan bahkan menyebar ke negara-negara non-Muslim.

Selain pendirian Bank Islam Malaysia pada tahun 1983, perkembangan bank
syariah juga didorong oleh berbagai faktor ekonomi, sosial, dan politik di dunia
Muslim dan di negara-negara dengan populasi Muslim yang signifikan. Beberapa
faktor yang mempengaruhi perkembangan bank syariah antara lain:

1. Pertumbuhan populasi Muslim: Dengan pertumbuhan populasi Muslim yang


signifikan di seluruh dunia, terutama di kawasan Asia dan Afrika, permintaan
akan produk keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam juga meningkat.
2. Kesadaran akan keuangan Islam: Masyarakat Muslim semakin menyadari
pentingnya menggunakan produk dan layanan keuangan yang sesuai dengan
prinsip-prinsip Islam, sehingga meningkatkan permintaan terhadap bank syariah.
3. Dukungan pemerintah: Beberapa negara dengan mayoritas Muslim memberikan
dukungan aktif bagi pengembangan industri keuangan syariah melalui kebijakan,
regulasi, dan insentif fiskal.

1
4. Inovasi produk dan layanan: Bank syariah terus mengembangkan produk dan
layanan baru yang sesuai dengan kebutuhan pasar dan prinsip-prinsip Islam,
seperti pembiayaan syariah, investasi berbasis syariah, dan asuransi syariah.
5. Keterlibatan lembaga keuangan internasional: Lebih banyak lembaga keuangan
internasional mulai tertarik untuk berinvestasi dan bermitra dengan bank
syariah, membantu memperluas jangkauan industri ini secara global.
6. Krisis keuangan global: Krisis keuangan global pada tahun 2008 memicu
ketertarikan yang lebih besar terhadap sistem keuangan yang berprinsip kehati-
hatian dan tidak melibatkan praktik riba. Sebagai alternatif, bank syariah
menawarkan model yang lebih stabil dan berkelanjutan.
7. Perkembangan teknologi: Kemajuan teknologi informasi telah memungkinkan
bank syariah untuk menyediakan layanan perbankan secara online dan melalui
platform digital lainnya, meningkatkan aksesibilitas bagi para nasabah di
seluruh dunia.
8. Pendidikan dan kesadaran finansial: Program-program pendidikan dan
kesadaran finansial yang didukung oleh bank syariah dan organisasi Islam
lainnya telah membantu meningkatkan pemahaman masyarakat tentang prinsip-
prinsip keuangan Islam dan manfaat menggunakan produk keuangan syariah.
9. Pengakuan global: Bank syariah semakin diakui secara global sebagai bagian
integral dari sistem keuangan internasional, terbukti dengan inklusi produk
keuangan syariah dalam berbagai indeks pasar global dan dukungan dari
lembaga keuangan internasional.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana perkembangan bank syariah dari perspektif sejarah, baik secara


global maupun di tingkat regional/nasional?
2. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan bank
syariah?
3. Bagaimana dampak krisis keuangan global terhadap industri bank syariah.

2
C. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk menyediakan pemahaman yang komprehensif tentang sejarah, faktor-


faktor penggerak, dan dampak perkembangan bank syariah dalam konteks
ekonomi global dan masyarakat Muslim.
2. Untuk menganalisis peran bank syariah dalam mempromosikan inklusi keuangan
dan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, khususnya di negara-negara
dengan mayoritas Muslim.
3. Untuk mengevaluasi tantangan dan peluang yang dihadapi oleh bank syariah
dalam menghadapi dinamika pasar global dan regulasi keuangan.
4. Untuk menyediakan wawasan tentang inovasi produk dan layanan bank syariah
serta peran teknologi informasi dalam mendukung perkembangan industri ini.
5. Untuk mempertimbangkan implikasi etis dan sosial dari praktik keuangan
syariah serta potensi kontribusinya terhadap pembangunan berkelanjutan dan
kesejahteraan masyarakat.
6. Untuk memberikan rekomendasi kebijakan dan strategi bagi pemerintah,
regulator, lembaga keuangan, dan masyarakat umum dalam mendukung
pertumbuhan dan pengembangan bank syariah secara berkelanjutan.

3
BAB II

A. .PERKEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH

Perkembangan perbankan syariah merupakan hasil dari pertumbuhan pesat


ekonomi global dan meningkatnya kesadaran akan keuangan Islam di kalangan
masyarakat Muslim dan non-Muslim. Dalam beberapa dekade terakhir, bank syariah telah
memainkan peran penting dalam memfasilitasi akses keuangan yang inklusif dan
berkelanjutan, serta membantu memperkuat sistem keuangan yang stabil dan
beretika.Bank syariah menawarkan berbagai produk dan layanan keuangan yang sesuai
dengan prinsip-prinsip Islam, seperti pembiayaan syariah, investasi berbasis syariah,
asuransi syariah, dan lain-lain. Dengan pendekatan berbasis risiko dan keuntungan
bersama, bank syariah bertujuan untuk mempromosikan keadilan dan keberlanjutan
dalam aktivitas ekonomi.

Pentingnya bank syariah juga tercermin dalam pengakuan globalnya, dengan


inklusi produk keuangan syariah dalam berbagai indeks pasar global dan dukungan dari
lembaga keuangan internasional. Bank syariah juga terus menghadapi berbagai
tantangan, termasuk kompetisi dengan bank konvensional, kompleksitas regulasi, dan
kebutuhan untuk terus berinovasi dalam produk dan layanan.Dengan demikian,
perkembangan perbankan syariah merupakan fenomena yang menarik dan signifikan
dalam transformasi sistem keuangan global, dan terus memberikan kontribusi positif
terhadap pembangunan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Perkembangan perbankan syariah juga didorong oleh semakin tingginya


permintaan akan produk keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam, terutama di
negara-negara dengan mayoritas Muslim. Hal ini tercermin dalam pertumbuhan populasi
Muslim yang signifikan di seluruh dunia, terutama di kawasan Asia dan Afrika.

Pentingnya pendidikan dan kesadaran finansial juga menjadi faktor penting dalam
mempercepat perkembangan perbankan syariah. Program-program pendidikan dan
kesadaran finansial yang didukung oleh bank syariah dan organisasi Islam lainnya telah
membantu meningkatkan pemahaman masyarakat tentang prinsip-prinsip keuangan
Islam dan manfaat menggunakan produk keuangan syariah.Dalam konteks globalisasi,
bank syariah juga memainkan peran penting dalam mempromosikan inklusi keuangan di
negara-negara berkembang, di mana lembaga keuangan konvensional mungkin kurang
mampu mencapai lapisan masyarakat yang lebih luas.

4
B. KEUNTUNGAN DAN RESIKO BANK SYARIAH
Seperti halnya dengan bank konvensional, bank syariah juga mempunyai
peran sebagai lembaga perantara (intermediary) antara pihak-pihak yang
mengalami kelebihan dana (surplus unit) dan pihak lain yang mengalami
kekurangan dana (deficit unit). Melalui bank, kelebihan dana tersebut dapat
disalurkan kepada pihak-pihak yang memerlukan dan memberikan manfaat
kepada kedua belah pihak.Bank konvensional melaksanakan peran tersebut
melalui kegiatannya sebagai peminjam dan pemberi pinjaman. Para pemilik dana
tertarik untuk menyimpan dana di bank berdasarkan tingkat bunga yang
dijanjikan. Demikian pula, bank memberikan pinjaman kepada pihak-pihak yang
memerlukan dana berdasarkan kemampuan mereka membayar tingkat bunga
tertentu. Hubungan antara bank dan nasabahnya adalah hubungan antara kreditor
dan debitur.
Berbeda dengan bank konvensional dan dalam konsep ideal, hubungan
antara bank syariah dan nasabahnya bukanlah hubungan antara debitur dan
kreditor, melainkan hubungan kemitraan antara penyandang dana (shahib al-maal
atau shahibul maal) dan pengelola dana (mudharib). Oleh karena itu, tingkat laba
bank syariah bukan saja berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil untuk para
pemegang saham, tetapi juga berpengaruh terhadap bagi hasil yang dapat
diberikan kepada nasabah menyimpan dana. Dengan demikian, kemampuan
manajemen untuk melaksanakan fungsinya sebagai penyimpan harta, pengusaha,
dan manajer investasi profesional (professional investment manager) akan sangat
menentukan kualitasusahanya sebagai lembaga perantara dan kemampuannya
menghasilkan laba.
Pertumbuhan setiap bank sangat dipengaruhi oleh perkembangan
kemampuannya menghimpun dana masyarakat, baik skala kecil maupun besar
dengan masa pengendapan yang memadai. Sebagai lembaga keuangan, dana
merupakan masalah bank yang paling utama. Tanpa dana yang cukup, bank tidak
dapat berbuat apa-apa. Dengan kata lain, bank menjadi tidak berfungsi sama
sekali.

5
Dana adalah uang tunai yang dimiliki atau dikuasai oleh bank dalam
bentuk tunai, atau aset lain, yang dapat segera diubah menjadi uang tunai. Uang
tunai yang dimiliki atau dikuasai oleh bank tidak hanya berasal dari para pemilik
bank itu sendiri, tetapi juga berasal dari titipan atau penyertaan dana orang
lain/pihak lain yang sewaktu-waktu atau pada suatu saat tertentu akan ditarik
kembali, baik secara sekaligus maupun secara berangsur-angsur.Berdasarkan data
empiris selama ini, dana yang berasal dari para pemilik bank itu sendiri,ditambah
cadangan modal yang berasal dari akumulasi keuntungan yang ditanam kembali
pada bank, hanya sebesar 7–8 % dari total aset bank. Bahkan di Indonesia, rata-
rata jumlah modal dan cadangan yang dimiliki oleh bank-bank belum pernah
melebihi 4% dari total aset. Hal ini berarti bahwa sebagian besar modal kerja bank
berasal dari masyarakat, lembaga keuangan lain, dan pinjaman likuiditas dari bank
sentral.
Dalam pandangan syariat, uang bukanlah merupakan suatu komoditas,
melainkan hanya sebagai alat untuk mencapai pertambahan nilai ekonomis
(economic added value). Hal ini bertentangan dengan perbankan yang berbasis
bunga, di mana “uang mengembangbiakkan uang”, tidak peduli apakah uang itu
dipakai dalam kegiatan yang produktif atau tidak.
Untuk menghasilkan keuntungan, uang harus dikaitkan dengan kegiatan
ekonomi dasar (primary economic activities), baik secara langsung (melalui
transaksi, seperti perdagangan, industri manufaktur, sewa-menyewa, dan lain-
lain) maupun secara tidak langsung (melalui penyertaan modal guna melakukan
salah satu atau seluruh kegiatan usaha tersebut)

Berdasarkan prinsip tersebut, bank syariah dapat menarik dana pihak


ketiga atau masyarakat dalam bentuk, sebagai berikut (Zainul Arifin, 2007).

1. Titipan (wadi’ah), yaitu simpanan yang dijamin keamanan dan


pengembaliannya
2. Partisipasi modal berbagi hasil dan berbagi risiko (non-guaranteed
account) untuk investasi umum (general investment

6
account/mudharabah mutlaqah), di mana bank akan membayar bagian
keuntungan secara proporsional dengan portofolio yang didanai
dengan modal tersebut.
3. Partisipasi modal berbagi hasil dan berbagi risiko (non-guaranteed
account) untuk investasi umum (general investment
account/mudharabah mutlaqah), di mana bank akan membayar bagian
keuntungan secara proporsional dengan portofolio yang didanai
dengan modal tersebut.1

C. MANAJEMEN PERBANKAN SYARIAH


1. Pengertian Manajemen
Kata Manajemen merupakan sebuah kata serapan yang diambil dari
bahasa asing “Management”, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti
pimpinan yang bertanggungjawab atas jalannya perusahaan dan organisasi, dalam
bahasa Indonesia padanan kata yan cocok adalah “Tata Laksana”yang berarti
pengaturan atau cara kerja. Dr. Harsono berpendapat bahwa manajemen adalah
proses yang dilakukan organisasi untuk merencanakan,mengorganisasikan,
mengarahkan, dan mengendalikan seluruh kegiatan anggota organisasi dengan
memanfaatkan berbagai sumber daya yang tersedia untuk mencapai tujuan
organisasi.
Para ahli memiliki perbedaan mengenai manajemen,berikut pendapat para ahli
mengenai manajemen:
a. Haliman
Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain
dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai sesuatu melalui
kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai
tujuan bersama.

1
Gita Danupranata.Manajemen Perbankan Syariah.Jakarta Selatan:Salemba Empat.2013

7
b. George R. Terry
Menurutnya manajemen adalah pencapaian tujuan yang ditetapkan terlebih
dahulu dengan mempergunakan kegiatan orang lain.
c. Mary Parker Follett
Manajemen merupakan seni dalam mencapai tujuan melalui orang lain.
Definisi ini mengandung arti bahwa para manajer untuk mencapai tujuan dari
organisasi melalui bantuan orang lain untuk melaksanakan tugas yang
mungkin diperlukan.
d. James A.F. Stoner
Manajemen ialah proses perencanaan, organisasi, kepemimpinan dan
pengawasan terhadap usaha-usaha anggota organisasi dan penggunaan semua
sumber organisasi lainnya untuk mencapai tujuan organisasi. Definisi ini
mengandung arti bahwa manajemen merupakan suatu kesatuan yang dimulai
dari perencanaan hingga pengawasan terhadap penggunaan semua sumber
daya untuk mencapai tujuan dari organisasi.
e. Luther Gullick
Manajemen menjadi suatu bidang (ilmu) yang secara sistematik berusaha
memahami mengapa dan bagaimana orang bekerja sama. Definisi ini
mengandung arti bahwa manajemen adalah suatu bidang ilmu yang
mempelajari mengenai bagaimana dan mengapa orang-orang bekerja sama
untuk sebuah tujuan.
Dari penafsiran pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen
adalah metode ilmu perencanaan,pengorganisasian, penyusunan, pengarahan
dan pengawasan kepada orang lain dan juga terhadap dirinya sendiri untuk
pencapaian tujuan secara efektif dan efesien.
Bank Syariah ialah lembaga keuangan yang konsep operasional sesuai
dengan kaidah-kaidah ketentuan Islam, sesuai apa yang diajarkan oleh Al-
Qur‟an, As-Sunnah, Ijma dan Qiyas. Pengembangan lebih lanjut menyangkut
aturan hukum tersebut disajikan oleh ahli jurisprudensi Islam atau ulama‟
fikih dalam kerangka menjabarkan aturan al-Qur‟an dan Sunnah. Karena pada

8
dasarnya Bank Syariah titik fokusnya untuk kemaslahatan umat terutama
menghindari konsekwensi bunga bank. Akad-akad yang telah disepakati
dalam dunia Bank Syariah tentulah telah memenuhi standarisasi dari hukum
Islam yang ada.
2. Pengertian Perbankan Syariah

Bank secara Bahasa diambil dari Bahasa Italia yaitu banco yang
mempunyai arti meja. Penggunaan istilah ini dikarenakan dalam realitanya
kejadian setiap transaksi yang dilakukan baik di masa lampau maupun masa
sekarang dan masa mendatang dilakukan diatas meja.16 Bank menurut pasal 1
Ayat 2 UU No. 21 Tahun 2008 adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat
dalam bentuk kredit atau dalam bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf
hidup rakyat banyak.

Cholil Uman menjelaskan Bank Syariah adalah sebuah lembaga keuangan


yang menjalankan operasinya menurut hukum Islam. Sudah tentu Bank Syariah
tidak memakai sistem bunga, sebab bunga dilarang oleh Islam. Sedangkan Bank
Konvensional adalah sebuah lembaga keuangan yang fungsi utamanya
menghimpun dana untuk disalurkan kepada yang memerlukan dana guna investasi
dalam usaha-usaha yang produktif dan lain-lain dengan sistem bunga.
3. Manajemen Perbankan
Manajemen adalah sebuah kata bebas yang juga memiliki nilai,
bergantung pada fungsi dan kegunaan yang akan diharapkan. Manajemen berarti
seni dan pengelolaan yang berisi atau berfungsi untuk melakukan
perencanaan,pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan.
Manajemen Perbankan Syariah berarti seni dan ilmu mengelola usaha jasa
Perbankan Syariah. Dapat dikatakan sebagai seni karena sering terjadi hal-hal
khusus dan unik berdasarkan karakteristik masing-masing lembaga. Dari sudut
pandang lainnya, juga dapat dikatakan ilmu karena dapat dipelajari, dapat ditiru,

9
dan dapat didokumentasikan.Implementasi manajemen sangat diperlukan untuk
kemajuan organisasi Perbankan Syariah.
Manajemen dalam Islam dipandang sebagai perwujudan amal sholeh yang
harus bertitik tolak dari niat baik. Niat baik tersebut akan memunculkan motivasi
aktivitas untuk mencapai hasil yang bagus demi kesejahteraan bersama. “Fii
Dunya Hasanah Wa Fil akhiroti hasanah”. Menurut Prayudi dalam tulisannya
berjudul “Manajemen Islami”,mencatat empat landasan untuk mengembangkan
manajemen menurut pandangan islam, yaitu: kebenaran, kejujuran,keterbukaan,
dan keahlian. Seorang manajer harus memiliki empat sifat utama itu agar
manajemen yang dijalankannya mendapatkan hasil yang maksimal.
Manajemen Perbankan Syariah paling tidak membahas tentang
manajemen umum, manajemen pemasaran,manajemen sumber daya manusia
(MSDM), manajemen operasional, manajemen keuangan dan manajemen risiko
dari perbankan syariah. Manajemen umum menyangkut aspek-aspek makro dan
aspek umum, seperti studi kelayakan pendirian usaha, pengelolaan lingkungan
usaha, perizinan,dampak lingkungan, dan tata kelola koperasi.
Permasalahan utama bidang keuangan adalah penetapan sumber dana dan
alokasi pengeluaran.Implementasi syariah pada bidang ini dapat berupa penetapan
syarat kehalalan dana, baik sumber masukan maupun alokasinya. Maka, tidak
pernah direncanakan,misalnya, peminjaman dana yang mengandung unsur
riba,atau pemanfaatan dana untuk menyogok pejabat.
Pembahasan manajemen Perbankan Syariah selain menjembatani antara
pemilik modal dengan pihak yang membutuhkan dana, juga mempunyai fungsi
khusus yaitu amanah. Artinya berkewajiban menjaga dan bertanggungjawab atas
keamanan dana yang disimpan dan siap sewaktu-waktu dana diambil oleh
pemiliknya. Amanah yang dimaksud salah satu pokok bahasan penting dalam
sebuah ilmu manajemen.2

2
Isra Misra,Muhammad Ragil,dan Muhammad Iqbal Fachreza.Manajemen Perbankan
Syariah.Yogyakarta:K-Media.2021.

10
D. BANK SYARIAH DAN BANK KONVENSIONAL
1. Bank Konvensional

Penerapan bank konvensional sejatinya sudah ada semenjak zaman


Romawi, Yunani dan Babilonia. Aplikasi perbankan dimasa itu sangat sangat
urgen di dalam lalu lintas perdagangan. Awalmulanya dijalankan perbankan
hanya terbatas kepada tukar-menukar uangsaja. Kemudian praktek tersebut di
kemudian hari tambah berkembang menjadi usaha menerima setoran tabungan
dari masyarakat, menitipkan uang ataupun memberikan pinjaman uang dengan
kemudian mengambil bunga pinjamandari peminjam. 13
Masa bankkonvensional modern dimulai sejak abad ke 16 di , Belgia Inggris, dan
Belanda. Si waktu itu tukang emas mau menerima uang logam (emas dan perak)
untuk dijadikan tabunggan. Tanda bukti tabungan emas ini ditunjukkan dengan
suratdeposito yang disebut goldmith’s note. Dalam perkembangan selanjutnya
goldmith’s note ini digunakan sebagai alat pembayaran. Para tukang emas mulai
mengeluarkan goldmith’s note yang tidak didukung dengan cadangan emas atau
perak dan diterima sebagai alat pembayaran yang sah dalam transaksi bisnis.
Inilah cikal bakal munculnya uang kertas modern. Pihak-pihak yang terlibat
dalam zaman ini adalah konsumen, produsen serta pedagang, raja-raja serta
aparatnya, organisasi gereja yang membutuhkan jasa perbankan untuk
melancarkan kegiatannya. Dari derkriptif sejarah perbankan konvensional di atas,
dapat diketahui bahwa ada keterkaitanyang erat antara mekanisme perbankan
yakni sebagai lembaga perantara (intermediary institusion) antara debitur dan
kreditur dalam hal penyaluran dan penarikan dana dari masyarakat dengan prinsip
dan mekanisme bunga. Kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan, ketika
membicarakan prinsip dan mekanisme perbankan konvensional.
Sebagaimana disebutkan di dalam UU Nomor. 7 1992, Di Indonesia bank
dibedakan menjadi 2 jenis bank dengan masing-masing usahanya yaitu:

1) Bank Umum
Dalam Menurut ketentuan pasalusaha bank umum meliputi :
a. Mengumpulkan dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan,sertifikat
deposito, simpanan giro, deposito berjangka, dan atau bentuk lainnya yang
disamakan dengan itu.
b. Menyalurkan kredit.
c. Membuat surat pengakuan hutang.

3
1Y. Sri Susilo, Bank dan Lembaga Keuangan lain(Yogyakarta; Gama Mulia, 2002), hlm.5

11
d. Menjual, membeli, dan menjamin atas resiko sendiri maupun untuk
kepentingan dan atas perintah nesabahnyayaitu :
1) Surat-surat wesel diantaranya wesel yang diakseptasi oleh bank yang
waktu berlakunya tidak lebih lama dan pada kebiasaan dalam
perdagangan surat-surat dimaksud.
2) Surat pengakuan hutang dan kertas dagang lainnya yang masa
berlakunya tidak lebih lama dari kebiasaan dalam perdagangan surat-
surat dimaksud.
3) .Kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah
4) Sertifikat bank Indonesia (SBI)
5) Obligasi
6) Surat dagang jangka waktu sampai dengan 1 tahun.
e. Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk
kepentingan nasabah.
f. Meminjam dana dari, menempatkan dana pada, atau meminjamkan dana
kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi,
wesel unjuk, cek atau sarana lainnya
g. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan
perhitungan dengan atau antar pihak ketiga.
h. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga.
i. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan
suatu kontrak.
j. Melakukan penempatan dana dari nasabah ke nasabah lainnya dalam
bentuk berharga yang tidak tercatat di bursa efek.
k. Membeli melalui pelelangan agunan baik semua maupun sebagian dalam
bal debitur tidak memenuhikewajibannya kepada bank dengan ketentuan
agunan yang dibeli tersebut wajib dicairkan secepatnya.
l. Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip madin
keuntungan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan
pemerintah
m. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak
bertentangan dengan Undang-undang ini dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Selain melakukan kegiatan usaha sebagaimana disebutkan di atas, bank umum
juga melakukan kegiatan-kegiatan seperti berikut ini:
1) Melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia.

12
2) Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain di
bidang keuangan, seperti sewa usaha, modal ventura, perusahaan efek
asuransi serta lembaga kliring penyelesaian dan penyimpanan, dengan
memeenuhi ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia.
3) Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat
kegagalan kredit, dengan syarat harus menarik kembali penyertaannya
dengan memenuhiketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia.
4) Bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus dana pension sesuai
dengan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan dana pensiun
yang berlaku.Terhadap aktifitas usaha Bank Umum ini terdapat
pembatasan atau pelarangan, yaitu ;
a. melakukan penyertaan modal,
b. melakukan usaha perasuransian ; dan
c. melakukan usaha laiin di luar kegiatan usaha.
Di samping lingkup aktifitas usaha bank umum seperti diuraikan di atas,
pemerintah dapat pula menugaskan bank Umum untuk melaksanakan program
pemerintah guna mengembangkan sektor-sektor perekonomian tertentu, atau
memberi perhatian yang lebih besar pada koperasi dan pengusaha golongan
ekonomi lemah, dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak,
berdasarkan ketentuan yang diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah,

2). Perkreditan Rakyat

Menurut ketentuan pasal 13LTU Nomor 7 tahun 1992 tentang usaha


perbankan, usaha Bank Perkreditan Rakyat meliputi :
a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa
deposito berjangka, tabunngan dan atau bentuk lainnya yang
dipersamakan dengan itu.
b. Memberikan kredit.
c. Menyediakan pembiayaan bagi nasabahberdasarkan prinsip bagi hasil
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah.
d. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI),
deposito berjangka, sertifikat deposito dan atau tabungan pada bank lain.
Sementara itu menurut ketentuan pasal 14, Bank Perkreditan Rakyat dilarang :
a. Menerima simpanan giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran.
b. Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing.
c. Melakukan penyertaan modal.
d. Melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha

13
2. Bank Syariah

Menurut Niazi, praktek perbankan dalam Islam telah ada sejak lama,4Ia
menyebutkan bahwa pengusaha muslim telah mengenal usaha penukaran uang
(Money changer), yang dalam sejarah Islam dikenal dengan sarraf dan adanya
siftajah yakni sejenis letter of credit atau kertas pembayaran (bill of exchange)
menandakan telah dikenal operasional transper dana (remmitance) dalam
masyarakat muslim. Pengharaman bunga dalam mekanisme perbankan Islam,
menyebabkan bisnis mereka tidak mampu bersaing dengan pebisnis lain yang non
muslim yang menerapkan bunga yang tinggi.
Prinsip-prinsip nilai dan mekanisme-mekanisme operasional dari satu sistem
perbankan tertentu akan membedakannya dengan perbankan lain. Dalam
perbankan Islam, internalisasi nilai-nilai syariah dan operrasional perbankan
dapat dilihat dari produk-produk maupun jasa layanan yang ditawarkan perbankan
syariah.
Secara garis besar, produk-produk dan jasa layanan perbankan syariah dapat
dogolongkan berdasarkan prinsip-prinsip akad sebagai berikut Internalisasi nilai-
nilai syari’ah dalam operasional perbankan dapat dilihat dari produk-produk
maupun jasa layanan yang ditawarkan perbankan syari’ah. Secara garis besar,
produk-produk dan jasa layanan perbankan syari’ah dapat digolongkan
berdasarkan prinsip-prinsip akad sebagai berikut:
1. Prinsip Titipan atau Simpanan (Depository/ al-Wadi ’ah)5
Dalam tradisi fiqh Islam, prinsip titipan atau simpanan dikenal dengan
namaal-waa'i ’ah, yang dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak ke
pihak lain, baik individu maupun badan hukum, yang harus dijaga dan
dikembalikan kapan saja si penitip menghendaki. Landasan hukum al-wad'i’ah
antara lain adalah Q.S. an-Nisa (4):58.
Dua jenis al-wadi ’ah adalah:
a) Al-wadi 'ah yad al-amanah Dalam akad ini pihak penyimpan tidak
bertanggung-jawab terhadap kerusakan atau kehilangan barang yang
disimpan, yang tidak diakibatkan oleh perbuatan atau kelalaian
penyimpan. Selain itu pihak penyimpan tidak boleh menggunakan
danmemanfaatkan uang ataupun barang yang dititipkan, tetapi harus
benar-benar menjaga sesuai kelaziman. Pihak penerima titipan dapat
membebankan biaya kepada penitip sebagai biaya pinitipan.

4
Liquali Ali Nazy Khan, Islamic Law of Contrart,hlm.409
5
M. Syafi’I Antonio,Bank Syari’ah dari Teori ke Praktek (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001), hlm.
85-89

14
b) Al-wadi ’ah yad ad-damanah Dalam akad ini, pihak penyimpan dengan
atau tanpa izin pemilik barang atau uang dapat memanfaatkan titipan
tersebut, dan bertanggungjawab atas kerusakan atau kehilangan barang
yang disimpan. Semua manfaat dan keuntungan yang diperoleh dalam
penggunaan barang tersebut menjadi hak penyimpan.

Aplikasinya dalam perbankan syari’ah, Al-wadi’ah yad ad-damanah ini


dapat berbentuk eurrent aecount (giro) dan saving aeeount (tabungan berjangka).
Manfaat bagi penyimpan selain mendapat jaminan keamanan terhadap hartanya,
juga bisa mendapatkan insentif dalam bentuk bonus yang diberikan bank dari
keuntungan bagi hasil atas pemanfaatan dana penyimpan tersebut dalam berbagai
fasilitas pembiayaan.

2. Prinsip Bagi Hasil (Profit Sharing)


Secara umum prinsip bagi basil dalam perbankan syari’ah dapat
dilakukan dalam empat macam akad utama, yaitu: musyarakah, mudarabah,
musaqah, dan muzara ’ah. Sungguhpun demikian, prinsip yang paling banyak
diterapkan dalam praktek perbankan adalah mudarabah dan musyarakah.

a).Al-mudarabah (Trust Financing/ Trust Investment) Secara teknis mudarabah


adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak, dimana pihak pertama (sahib al-
mal) menyediakan keseluruhan (100%) modal, sedangkan pihak lain nya menjadi
pengelola. Keuntungan usaha akad mudarabah dibagi menurut kesepakatan yang
telah dituangkan dalam kontrak.
Sedangkan apabila rugi, kerugian ditanggung oleh pemilik modal, selama
kerugian itu bukan diakibatkan kekurangan atau kelalaian pihak pengelola.
Apabila demikian, maka pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian
tersebut.
Landasanhukum mudarabah seeara umum adalah ayat yang meneerminkan
anjuran untuk melakukan usaha seperti tampak pada Q.S. al-Muzammil (73): 20,
dan al-Baqarah (2): 198. Akad mudarabah terbagi ke dalam dua jenis. Pertama,
mudarabah mutlaqah, yaitu transaksi kerja sama antara sahib al-mal yang
memberi kekuasaan sangat besar kepada mudarib, yang eakupannya sangat luas
dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu, dan daerah bisnis.

b).Mudarabah muqayadah, (restrieted mudarabah/ speefied mudarabah)6 yaitu


akad kerjasama antara sahib Al-mal dengan mudarib disertai batasan-batasan jenis

6
Ibid., hlm. 95-98

15
usaha, waktu, ataupun tempat usaha. Aplikasinya dalam praktek perbankan,
mudarabah biasa diterapkan baik pada produk penghimpunan dana maupun
pembiayaan. Pada sisi penghimpunan dana, mudarabah diterapkan pada:

a. Tabungan berjangka, yaitu tabungan yang dimaksudkan untuk tujuan


khusus, seperti: tabungan haji, tabungan qurban, dll.
b. Deposito biasa
c. Deposito spesial (speeial investment, dimana dana yang dititipkan nasabah
pengelolaannya khusus untuk bisnis tertentu, misalnya murabahah saja
atau ijarah saja. Sedangkan pada sisi pembiayaan , mudarabah diterapkan
untuk:
a) Pembiayaan modal kerja, seperti modal kerja perdagangan dan
jasa.
b) Investasi khusus, sumber dana khusus untuk penyaluran yang
khusus pula dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh sahib
al-mal. Musyarakah (Partnership, Projeet Finaneing
Petrtieipatien).

3. Prinsip Jual-Beli (Sale and Purehase) Bentuk-bentuk akad yang menggunakan


prinsip jual beli adalah:bai ’ almurabahah, bai’ bisamanin ajil, bai’ as-salam, dan
bai al-istisna. Dasar hukum akadakad dengan prinsip jual beli seeara umum adalah
Q.S. al-Baqarah (2) : 275, dan Q.S. Al -Nisa( 4): 29.
1). Bai ’ al-Murabahah dan Bai ' Bisamanin Ajil
Al-murabahah adalah persetujuan jual beli suatu barang dengan harga sebesar
harga pokok ditambah dengan keunmngan yang disepakati bersama dengan
pembayaran ditangguhkan satu bulan sampai satu tahun. Persetujuan tersebut juga
meliputi eara pembayaran sekaligus.
Sedangkan bai' bisamanin ajil adalah persetujuan jual beli suatu barang dengan
harga sebesar harga pokok ditambah dengan keuntungan yang disepakati bersama.
Persetujuan ini termasuk jangka waktu angsuran dan jumlah angsuran. Kedua
bentuk akad tersebut, aplikasinya dalam praktek perbankan.

2). Bai ’ as-salam (In-Front Payment Sale)


Bai ’as-salam adalah persetujuan jual beli suatu barang, dimana terjadi
pembayaran harga barang pada waktu akad seeara tunai, dan penyerahan barang
ditangguhkan dan dilakukan pada waktu yang disepakati. Jika diaplikasikan
dalam perbankan, keuntungan yang didapat bank adalah selisih harga yang
didapat dari nasabah dengan harga jual kepada pembeli.

16
Bai’as-salam biasanya dipergunakan pada pembiayaan bagi petani dengan jangka
waktu yang relatif pendek yaitu 2-6 bulan. Karena yang dibeli bank adalah barang
seperti padi, jagung dan eabai, dimana bank tidak berniat untuk menjadikan
barang-barang tersebut sebagai simpanan (inventory), maka dilakukanlah akad
bai’ as-salam kepada pembeli kedua, misalnya bulog, pedagang pasar induk atau
grosis.
3). Bai ’ al-Istisna (Purehase By Order or Manufaeture) Akad bai’ al-istisna
merupakan kontrak penjualan antara pembeli dan pembuat barang. Dalam kontrak
ini pembuat barang lalu berusaha melalui orang lain untuk membuat atau membeli
barang menurut spesifikasi yang telah disepakati dan menjualnya kepada pembeli
akhir. Kedua belah pihak bersepakat atas harga serta sistem pembayaran, apakah
dilakukan di muka, melalui eieilan, atau ditangguhkan sampai waktu tertentu.

4. Prinsip Sewa ( al- Ijarah)7


Dasar hukum prinsip ijarah adalah Q.S. al-Baqarah (2): 233. Akad yang
menggunakan ptinsip ijarah ada dua, yaitu: ijarah ( operational lease) itu sendiri
dan al-ijarah al-muntahia bittamlik ( financial lease with purchase option).
1. Al-Ijarah (Operational Lease) Pengertiannya adalah akad pemindahan hak guna
atas barang atau jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan
pemindahan kepemilikan (ownership/ milkiyyah) atas barang itu sendiri.
2. Al-Ijarah Muntahi Bittamlik ( Financial Lease With Purchase option) Transaksi
yang disebut dengan al-ijarah al-muntahia bittamlik adalah perpaduan antara
kontrak jual beli dan sewa atau lebih tepatnya akad sewa yang diakhiri dengan
kepemilikan barang di tangan penyewa. Sifat pemindahan kepemilikan ini pula
yang membedakan dengan ijarah biasa. Bank-bank syari’ah mengaplikasikan
prinsip al-ijarah ini dengan mengoperasikan leasing, baik operatianal lease
maupun financial lease. Akan tetapi pada umumnya, bank-bank tersebut lebih
banyak menggunakan al-ijarah al-muntahia bittamlik karena lebih sederhana dari
sisi pembukuan.

5. Prinsip Jasa (Fee Based Services)


“Beberapa akad yang didasarkan pada prinsip jasa adalah”;
1. Al- Wakalah (Deputyship. Wakalah atau wikalah berarti penyerahan,
pendelegasian, atau pemberian mandat.dalam perbankan, yaitu bank melayani
jasa penitipan uang atau surat berharga, dimana bank mendapat kuasa dari si

7
Adiwarna Azwar Karim, Agenda Perkembangan Perbankan Syariah dalam Mendukung Sistem
Perekonomian yang tangguh di Inodonesia; Inovasi Produk, Permasalahan dan solusi nya,makalah di
presentasikan dalam symposium nasional I Sistem Ekonomi.

17
penitip, untuk mengelola uang atau surat berharga tersebut. Dalam hal ini bank
akan memperoleh fee sebagai imbalan jasanya.
2. Al-Kafalah ( Guaranty) Al-Kafalah merupakan jaminan yang diberikan oleh
penanggung (kafil ) kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua
atau yang ditanggung. Dalam pengertian lain, kafalah juga berarti mengalihkan
tanggung jawab orang lain sebagai penjamin.
3. Al-Hawalah (Transper Service) Al-hawalah adalah akad pengalihan hutang dari
pihak yang berutang kepada pihak lain yang wajib menanggungnya.Kontrak
hawalah dalam perbankan biasanya diterapkan pada hal-hal sebagai berikut:
a. Factoring atau anjak piutang, dimana nasabah yang memiliki piutang kepada
pihak ketiga memindahkan piutang tersebut kepada bank, bank lalu membayar
piutang tersebut dan menagihnya dari pihak ketiga.
b. Post-dated cheek, dimana bank bertindak sebagai juru tagih tanpa
membayarkan dulu piutang tersebut.
c. Bill discounting, seeara prinsip serupa dengan hawalah hanya saja nasabah
harus membayar fee, sedangkan pembahasan tentang fee tidak didapati dalam
kontrak hawalah.
4. Al-Rahn (Mortgage) Al-rahn adalah menahan salah satu harta milik si
peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Barang yang ditahan
tersebut harus memilik nilai ekonomis. Seeara sederhana rahn adalah jaminan
utang atau gadai.

18
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

perkembangan perbankan syariah merupakan fenomena yang menarik dan signifikan


dalam transformasi sistem keuangan global, dan terus memberikan kontribusi positif
terhadap pembangunan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.Bank syariah
menawarkan berbagai produk dan layanan keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip
Islam, seperti pembiayaan syariah, investasi berbasis syariah, asuransi syariah, dan lain-
lain. Manajemen perbankan Dapat dikatakan sebagai seni karena sering terjadi hal-hal
khusus dan unik berdasarkan karakteristik masing-masing lembaga.

Berdasarkan temuan yang sudah dijelaskan bisa dipahami bahwa dalam jasa-jasa dan
produk beserta prinsip-prinsip aplikasi transaksi di perbankan konvensional maupun
perbankan syariah, Nampak sekalipun sama-sama memberikan keuntungan pada pemilik
modal, akan tetapi sistem bunga pada bank konvensional dan sistem bagi hasil pada bank
syariah memiliki signifikansi perbedaan, perbedaannya adalah: pada prinsipnya antara
bunga yang merupakan instrumen utama perbankan konvensional dan sistem bagi hasil
yang merupakan instrumen bank syariah merupakan 2 hal yang berbeda dari segi esensi
dan teknisnya.

19
DAFTAR PUSTAKA

Azhar Abdullah, Kelembagaan Perbankan, Jakarta : PT. Raja Grafindo, 2005

Danupranata,Gita.Manajemen Perbankan Syariah.Jakarta Selatan:Salemba Empat.2013

Iqbal, Munawar, and Philip Molyneux. Thirty years of Islamic banking: History,
performance and prospects. Springer Science & Business Media, 2005

Jonathan Sarwono. Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS 13. Andi.


Yogyakarta. 2006.

Khan, Feisal. "Islamic Banking in a Global Economy." Edinburgh University Press, 2018.

Misra,Isra,Muhammad Ragil,dan Muhammad Iqbal Fachreza.Manajemen Perbankan


Syariah.Yogyakarta:K-Media.2021.

Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono, Manajemen Perbankan Teori dan


Aplikasi, Edisi pertama. BPFE. Yogyakarta. 2002.

Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah Suatu Pengenalan Umum, Tazkia


Institute. Jakarta. 2000.

Rosly, Saiful Azhar, and Abu Umar Faruq Ahmad. "Islamic banking: A review of
literature." Australian Journal of Basic and Applied Sciences 7.11 (2013): 595-603.

Sugiyono, Eri Wibowo, Statistika untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung. 2004.


Y. Sri Susilo, Bank Keuangan Lembaga Lain, Yogyakarta : Gama Mulia, 200

Oseni, Umar A. "Introduction to Islamic Banking & Finance: Principles and Practice."
Pearson Education Limited, 2020.

Wilson, Rodney. "Islamic Finance: A Practical Guide." Edinburgh University Press, 2014.

20

Anda mungkin juga menyukai