TUGAS AKHIR
Oleh :
FAKULTAS TEKNIK
PEKANBARU
2019
IDENTIFIKASI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM
PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN SENAPELAN
i
IDENTIFICATION OF COMMUNITY PARTICIPATION IN WASTE
MANAGEMENT IN SENAPELAN DISTRICT
ABSTRACT
Waste Management in the Senapelan District starts from the stage of waste
disposal, garbage collection, waste segregation, waste processing, garbage
transportation and final waste processing. Based on the results of frequency
distribution analysis, the factors that influence community participation are
income, employment, and community attitudes towards the environment, forms of
community participation in Senapelan District in the form of Power (Physical
participation), Participation with skill, Money (Money participation) , for the level
of community participation in the Senapelan District, which is moderate.
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat serta
syarat memperoleh gelar Sarjana Teknik (S.T) bagi mahasiswa program S-1 di
program studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Islam.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua
sehingga pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa
pihak yang telah memberikan bantuan moril maupun materil baik langsung
Islam Riau.
3. Ibu Puji Astuti ST, MT selaku Ketua Jurusan Perencanaan Wilayah dan
iii
5. Ibu Febby Asteriani, ST. MT, selaku dosen pembinbing skripsi saya
7. Teristimewa kepada Orang Tua penulis Drs. Nur Aziz M.Pd dan
8. Sahabat – sahabat saya Nola Revinda, Rahmi Putri Joni, Andany Desi
dan doanya.
10. Terima kasih juga kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
telah membantu dan penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
Penulis,
143410409
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................... i
v
2.4. Pengelolaan Sampah ........................................................................ 37
Di Kecamatan Senapelan................................................... 63
vi
4.2.4 Ketersediaan Prasarana .................................................................. 80
Senapelan .................................................................................................. 88
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Jumlah dan Luas wilayah per kecamatan di Kota Pekanbaru
Tabel 4.2. Luas Wilayah dan Persentase Luas Wilayah menurut Kelurahan
Tabel 4.3. Jumlah Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) menurut
Kelurahan di Kecamatan Senapelan, 2018 ...................................... 77
Tabel 5.1 Jenis Pewadahan Sampah di Kecamatan Senapelan Tahun 2019 .... 83
viii
Tabel 5.2 Lokasi Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS) di
ix
DAFTAR GAMBAR
x
BAB I
PENDAHULUAN
Riau dengan pertumbuhan ekonominya yang cukup besar, telah memiliki fasilitas-
mendorong masyarakat untuk mengikuti pola hidup berfoya-foya. Pola hidup ini
mempunyai dua dampak bagi lingkungan hidup pertama; pola hidup ini
membutuhkan dana yang semakin besar. Untuk mendapatkan dana itu eksploitasi
sumber daya alam makin meningkat misalnya pada hutan dan aliran sungai.
Limbah yang dihasilkan per orang semakin besar. Padahal jumlah penduduk juga
1
masih terbatas. Akibatnya, di kota-kota besar di Indonesia banyak sampah yang
yang paling kecil yaitu membuang sampah pada tempat sampah. Saat ini sampah
menjadi persoalan serius terutama bagi daerah perkotaaan sebagai daerah dengan
tingkat kepadatan yang tinggi dan jumlah konsentrasi sampah yang besar. Secara
dapat dilakukan dari seluruh skala (skala kota dan skala lingkungan). Menurut
pelayanan dan fasilitas hingga sampah tersebut sampai ke TPA dan atau diolah
Persoalan sampah memang menjadi satu hal yang menakutkan bagi Kota
Pekanbaru. Penanganan sampah yang kurang dan tak terurus dilihat dari semakin
2
banyaknya tumpukan sampah dan menyebabkan bau yang tidak sedap. Bahkan
Permasalahan sampah yang kerap terjadi di kota Pekanbaru, hingga saat ini
masih menjadi kendala yang harus segera diatasi. Sampai yang paling kontras
sebagai lokasi pembuangan sampah. Pada tahun 2016 Kota Pekanbaru memiliki
permanen, 98 TPS berada dilahan kosong tanpa pemilik atau pinggit jalan dan 8
TPS BIN dengan jumlah sampah yang dihasilkan dari seluruh masyarakat kota
Pekanbaru ditahun 2016 sekitar 407,72 ton/hari. Hal ini tentu saja akan menjadi
Pekanbaru, terdiri atas 42 RW dan 146 RT. Luas wilayah Kecamatan Senapelan
adalah 6,65 km2. Jumlah penduduk yang tinggi sebanyak 36.563 jiwa dengan
Senapelan biasanya diangkut oleh petugas ke TPS, tetapi karena tidak semua
3
penduduk membuang sampah ke sungai dan menumpuk di permukiman
penduduk.
Sampah Sementara (TPS) dan sebagai salah satu kecamatan yang memproduksi
sampah terbanyak dan daerah yang padat penduduk. Oleh karena itu, diperlukan
Senapelan”.
tidak peduli terhadap sampah yang ada, melihat latar belakang diatas yang
4
1. Bagaimana bentuk pengelolaan sampah di Kecamatan Senapelan?
Kecamatan Senapelan?
Kecamatan Senapelan.
a. Bagi akademis yaitu hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu
pengetahuan dan koleksi data serta referensi yang dapat digunakan sebagai
Senapelan.
5
1.6 Ruang Lingkup Penelitian
kecamatan di wilayah Kota Pekanbaru, terdiri atas 42 RW dan 146 RT. Luas
Rumbai Pesisir.
masyarakat.
6
1.7 Kerangka Berpikir.
mestinya, untuk itu perlu mengetahui bentuk pengelolaan sampah dan partisipasi
7
Kecamatan Senapelan termasuk dalam kategori kawasan permukiman
padat penduduk, Kecamatan Senapelan juga memiliki beberapa Tempat
Latar Belakang dan
Pembuangan Sampah Sementara (TPS), namun pengelolaan sampah di
Rumusan Masalah
Kecamatan Senapelan belum optimal dikarenakan kurangnya partisipasi
masyarakat.
Analisis
Distribusi
Frekuensi
8
1.8 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
penulisan.
Bab ini menjelaskan mengenai kajian pustaka atau teori yang digunakan
data, alat dan bahan, tahapan penelitian, teknik analisis data dan desain
9
BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dalam suatu kegiatan atau turut berperan atau peran serta. Menurut Made Pidarta
suatu kegiatan. Keterlibatan dapat berupa keterlibatan mental dan emosi serta fisik
dilihat dari asal katanya, kata partisipasi berasal dari kata bahasa Inggris
pencapaian tujuan pada tujuan kelompok tersebut dan ikut bertanggung jawab
terhadap kelompoknya (Siti Irene, 2011). Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri
Partisipasi adalah penentuan sikap dan keterlibatan hasrat setiap individu dalam
11
tersebut untuk berperan serta dalam pencapaian tujuan organisasi, serta ambil
dan yang mempunyai wilayah tempat tinggal yang khusus. Istilah masyarakat
1. Manusia yang hidup bersama secara teoritis, maka jumlah manusia yang
sosiologi, tidak ada suatu ukuran yang mutlak ataupun angka yang pasti
kesatuan.
12
4. Adanya nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi patokan bagi perilaku
1. Masyarakat sederhana
setempat,
orang tua kepada anak sambil berpraktek dengan sedikit teori dan
13
f. Ekonominya sebagian besar meliputi produksi untuk keperluan
sebagai alat penukar dan alat pengukur harga berperan secara terbatas
sekali,
2. Masyarakat Madya
14
h. Gotong royong tradisional tinggal untuk keperluan sosial di kalangan
3. Masyarakat pra-modern/modern
kepentingankepentingan pribadi,
masyarakat,
kompleks,
15
Serta terdapat nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi patokan
dalam berperilaku.
dalam pekerjaan atau tugas saja, yang berarti keterlibatan pikiran dan
kesatuan sistem maupun sebagai individu, merupakan bagian integral yang sangat
bersangkutan.
16
masyarakat tersebut. Partisipasi masyarakat di bidang kesehatan berarti
mereka sendiri. Dalam hal ini masyarakat sendirilah yang aktif memikirkan,
(Notoadmojo, 2007):
1. Motivasi
dari diri sendiri, tanpa motivasi masyarakat akan sulit berpartisipasi dalam
kegiatan apapun.
2. Komunikasi
Suatu komunikasi yang baik adalah yang dapat menyampaikan pesan, ide
dan informasi kepada masyarakat. Media massa, seperti TV, radio, poster, film
dan sebagainya. Semua itu sangat efektif untuk manyampaikan pesan yang
3. Kooperasi
instansi kesehatan sendiri adalah mutlak diperlukan. Adanya team work (kerja
17
4. Mobilisasi
Hal ini berarti bahwa partisipasi itu bukan hanya terbatas pada tahap
program.
pembangunan akan menjadi tindakan yang nyata apabila tiga faktor utama yang
mendukung ini terpenuhi, yaitu adanya kesadaran pada diri yang bersangkutan
tentang adanya kesempatan, dan adanya kemauan (sikap positif terhadap sasaran
mereka sendiri,
2. Masyarakat bisa menganalisa sebab dan akibat dari kejadian yang terjadi
18
4. Masyarakat mampu memanfaatkan sumberdaya pembangunan
masyarakat, yaitu:
sasaran akan dengan sukarela terlibat dalam suatu proyek, jika sambutan
dibutuhkan oleh sasaran, maka sasaran tersebut tidak akan ragu untuk
19
Selain itu ada juga faktor yang menghambat partisipasi masyarakat menurut
ketergantungan.
sendiri.
masyarakat tersebut dapat dibedakan dalam faktor internal dan faktor eksternal,
20
2. Faktor eksternal, menurut Sunarti (2003), faktor-faktor eksternal ini
dari masyarakat tersebut. Hal ini membuat masyarakat memahami ataupun tidak
2. Pekerjaan masyarakat.
berpartisipasi pada suatu proyek tertentu. Seringkali alasan yang mendasar pada
21
3. Tingkat pendidikan dan buta huruf.
4. Jenis kelamin.
agama dan budaya akan menentukan strategi partisipasi yang digunakan serta
1. Tingkat pendidikan.
22
maka akan semakin tinggi tingkat partisipasi masyarakat karena masyarakat
2. Pengetahuan
3. Persepsi Masyarakat.
dari sampah. Semakin baik persepsi ibu-ibu rumah tangga terhadap kebersihan
lingkungan.
4. Pendapatan.
23
5. Peran Pemerintah / Tokoh Masyarakat.
sebaiknya dilakukan oleh setiap individu agar masalah mengenai sampah dapat
diatasi mulai dari akarnya, yaitu sumber penghasil sampah. Selain itu, peran
pengelolaan sampah pada tingkat rumah tangga. Peran serta pemerintah daerah
mempunyai hubungan yang kuat dengan pengelolaan sampah. Selain itu, tokoh
pengelolaan sampah.
yang ada yang berguna untuk membantu proses pengelolaan sampah. Contohnya
adalah tong sampah yang memisahkan sampah organik dan sampah nonorganik
ataupun fasilitas pengangkutan sampah rutin oleh petugas. Minimnya sarana dan
24
program namun ada juga yang sifatnya dapat menghambat keberhasilan program.
Misalnya saja faktor usia, terbatasnya harta benda, pendidikan, pekerjaan dan
1. Pendidikan
seluruh masyarakat, pendidikan yang masih rendah lebih sulit dalam menyerap
informasi.
Hal ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena pekerjaan seseorang
3. Lamanya tinggal
25
4. Luas Halaman
masyarakat yang memiliki luas halaman kecil cenderung tidak bisa memanfaatkan
kamar mandi, kondisi jamban atau wc, sumber air minum, kondisi saluran air atau
rumah, kondisi pepohonan sekitar rumah, bahan bangunan dinding dan lantai
sadar akan lingkungan yang bersih tentu memiliki partisipasi yang besar untuk
7. Persepsi Masyarakat
Persepsi masyarakat untuk ikut lebih peduli dan berpartisipasi dalam setiap
tinggal.
26
Partisipasi masyarakat merupakan atas rasa sadar dari diri sendiri, kemauan
dan keyakinan, melakukan kegiatan dengan rasa sukarela tanpa paksaan dari pihak
manapun. Tentunya kegiatan yang dilakukan akan bermanfaat bagi dirinya juga
partisipasi seperti yang telah disebutkan diatas merupakan bentuk partisipasi yang
bisa diberikan oleh tiap individu. Sebagai contoh adalah saat pewadahan,
kegiatan.
bentuk nyata (memiliki wujud) dan juga bentuk partisipasi yang diberikan dalam
bentuk tidak nyata (abstrak). Bentuk partisipasi yang nyata misalnya tenaga, uang,
(2013) adalah:
27
a. Partisipasi buah pikiran.
untuk perbaikan atau pembangunan desa, pertolongan bagi orang lain dan
sebagainya.
pemerintah pusat, yang dalam banyak hal lebih mencerminkan sifat kebutuhan
uang tunai, dan atau beragam bentuk lainnya yang sepadan dengan manfaat yang
28
akan diterima oleh masing-masing warga masyarakat yang bersangkutan. Selain
berhasil diselesaikan. Oleh sebab itu, perlu adanya kegiatan khusus untuk
sangat diperlukan. Bukan saja agar tujuanya dapat dicapai seperti yang
dalam setiap program pembangunan yang akan datang. Namun, pemanfaatan hasil
29
dirasakan oleh masyarakat sasarannya. Padahal seringkali masyarakat sasaran
bentuk, yaitu
30
3. Partisipasi ketrampilan merupakan memberikan dorongan melalui
bantuan.
31
6. Uang (Money participation)
32
membagi tanggung jawab dalam perencanaan, pengendalian keputusan,
dan berbagai pilihan, tetapi tidak ada umpan balik atau kekuatan untuk
33
tujuannya lebih pada mengubah pola pikir masyarakat daripada
dan menjanjikan keadaan yang lebih baik meskipun tidak akan pernah
terjadi.
placation,
citizen power.
Hetifah Sj. Sumarto. Pendapat yang diutarakan oleh salah seorang praktisi
34
lapangan dalam bidang perencanaan partisipatif di Indonesia yaitu Sumarto
1. Tinggi
a. Inisiatif datang dari masyarakat dan dilakukan secara mandiri mulai dari
pembangunan.
2. Sedang
3. Rendah
pemerintah.
saja.
35
c. Masyarakat masih sangat bergantung kepada dana dari pihak lain
terhenti juga.
Menurut Cohen dan Uphoff (1977), yang diacu dalam Harahap (2001),
perubahan sosial,
pelaksanaan pembangunan.
partisipasi yaitu:
36
1. Memberikan informasi (information).
pendengar yang baik untuk memberikan umpan balik, tetapi tidak terlibat
4. Bertindak bersama (acting together); dalam arti tidak sekedar ikut dalam
sampah adalah barang sisa proses suatu produksi yang berasal dari kegiatan atau
Menurut Davis dan Cornwell (2008) menjelaskan bahwa kata sampah padat
merupakan suatu kata yang umum digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang
kita buang. Sampah padat, dimana terdiri dari bermacam benda-benda yang sudah
dibuang, mengandung berbagai macam zar baik yang dapat berbahaya maupun
tidak bebahaya. Akan tetapi secara umum, sampah padat yang menumpuk mampu
menimbulkan dampak yang cukup serius bagi populasi manusia yang padat. Dari
37
lingkungan yang dapat mempengaruhi kehidupan sosial juga kehidupan
pengelolaan sampah. Manfaat yang didapatkan untuk diri kita sendiri, anak cucu
dan alam sekitar tempat tinggal kita, dan kegiatan pengelolaan sampah ini
memiliki nilai ibadah di sisi Allah swt., dan karenanya kita diperintahkan Allah
swt., untuk ikut andil dalam segala aktivitas yang memberikan kemaslahatan,
Qur’an yang telah mengajarkan kepada kita tentang mejaga lingkungan dan tidak
َن0ُ-Nِ Dْ َ9 'ْ )ُ ﱠ+-َ َ. ا0ُ+2ِ 3َ ي5ِ ﱠ. ا6 ِ <=ﱠ. ِ>ي ا9ْ ََ@ْ أAB
َ -ْ َ7 'ْ )ُ َ895ِ ُ:ِ. س َ Cَ <2َ ِ7 Dِ Eْ َA.ْ َواD ﱢAَ .ْ اHِI < ُدB َ
َ َK.ْ اDَ )َ ظ
ْ Qُ 'ْ ُھDُ َSCْ َ<نَ أCَ ۚ Uُ Aْ َV ْOQِ َO95ِ ﱠ.ُ اWَAVِ <َ3 َ<نCَ َXْ:Cَ واDُ ُYZْ <Iَ ض
َO:Cِ Dِ P ِ ْا]َ ْرHِI واDُ :^
ِ Uْ ُV
(42)
manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan
mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Katakanlah : Adakanlah
38
yang dulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang
kesehatan. Pemilihan adalah memisahkan antara jenis sampah yang satu dengan
a. Sampah organik, yaitu sampah yang tidak dapat di daur ulang yang dapat
sebagainya.
pada sampah, factor geografis, waktu, sosial, ekonomi dan budaya, musim hujan,
kuantitas maupun kualitasnya, sangat dipengaruhi oleh berbagai kegiatan dan taraf
39
a. Jumlah penduduk. Dapat dipahami dengan mudah bahwa semakin
persoalan persampahan.
adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk
40
a. Adanya sesuatu benda atau benda padat,
1. Pewadahan
sampah sendiri sedangkan wadah komunal dan pejalan kaki disediakan oleh
apabila ada pemisahan wadah untuk sampah basah dan sampah kering. Proses
Pengosongan sampah dari wadah individual dilakukan paling lama 2 hari sekali
2. Pengumpulan
alat angkut (untuk sumber sampah besar atau daerah yang memiliki kemiringan
lahan cukup tinggi) atau tidak langsung dengan menggunakan gerobak (untuk
daerah teratur) dan secara komunal oleh mayarakat sendiri (untuk daerah tidak
teratur). Penyapuan jalan diperlukan pada daerah pusat kota seperti ruas jalan
41
Pemindahan sampah dari alat pengumpul (gerobak) ke alat angkut (truk)
radius ±500 meter. Pemindahan skala kota ke stasiun transfer diperlukan bila jarak
Pengangkutan secara langsung dari setiap sumber harus dibatasi pada daerah
pelayanan yang tidak memungkinkan cara operasi lainnya atau pada daerah
memperhitungkan besarnya biaya operasi yang harus dibayar oleh pengguna jasa.
Dan Jenis truk yang digunakan minimal dump truck yang memiliki kemampuan
membongkar muatan secara hidrolis, efisien dan cepat. Penggunaan arm roll truck
4. Pengolahan
pembakaran sampah secara aman (bebas COx, SOx, NOx dan dioxin),
pemanfaatan gas metan dan daur ulang sampah. Khusus pemanfaatana gas metan
TPA (landfill gas), dapat masuk dalam CDM (clean developmant mechanism)
karena secara significan dapat mengurangi emisi gas rumah kaca yang
42
Skala pengolahan sampah mulai dari individual, komunal (kawasan), skala
5. Pemrosesan Akhir
Pemilihan lokasi TPA mengacu pada SNI 03-3241-1994 tentang Tata Cara
Pemilihan Lokasi TPA. Agar keberadaan TPA tidak mencemari lingkungan, maka
jarak TPA ke badan air penerima > 100m, ke perumahan terdekat > 500 m, ke
airport 1500 m (untuk pesawat propeler) dan 3000 m (untuk pesawat jet). Selain
itu muka air tanah harus > 4 m, jenis tanah lempung dengan nilai K < 10-6 cm/det.
konsep controlled landfill dengan “sistem sel”. Prasarana dasar minimal yang
harus disediakan adalah jalan masuk, drainase keliling dan pagar pengaman (dapat
Sampah harus dikelola secara baik sampai sekecil mungkin agar tidak
baik, bukan untuk kepentingan kesehatan saja, tetapi juga untuk keindahan
rumah tangga atau industri yang menghasilkan sampah. Oleh karena itu, mereka
43
harus membangun atau mengadakan tempat khusus kemudian dari masing-masing
sistem atau cara pengangkutan untuk di derah perkotaan adalah tanggung jawab
sampah, khususnya dalam hal pendanaan. Sedangkan untuk daerah pedesaan pada
maupun TPA. Sampah rumah tangga daerah pedesaan umumnya didaur ulang
menjadi pupuk.
Pemusnahan dan atau pengelolaan sampah padat ini dapat dilakukan melalui
dan sampah lain yang dapat membusuk. Di daerah pedesaan hal ini sudah
44
dibuang dan akan segera dipungut oleh pemulung. Dengan demikian
permukaan tanah yang rendah. Selain itu juga bisa dibuang ke laut tanpa
menimbulkan pencemaran.
kasa, botol bekas, logam, dan plastik. Sampah-sampah semacam ini dapat
rumah tangga dari plastik dan kaca. Tetapi perlu diingat jangan sampai
kesehatan.
kebersihan maupun estetika lingkungan, selain itu juga dapat menghambat dan
45
makanan, sarang/tempat tinggal serta media yang baik untuk perkembangan
biogas, potensi energi, dan hasil daur ulang lainnya. Tempat pengolahan sampah
terkandung dalam sampah itu sendiri (bahan daur ulang, produk lain, dan energi).
pencacahan.
46
sampah padat menjadi fasa gas, cair, dan produk padat yang terkonversi,
dilakukan oleh sejumlah peneliti dengan daerah dan periode waktu yang berbeda
47
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
N Nama Lokasi Metode
Tahun Judul Tujuan Penelitian Variabel Hasil
o Penulis Penelitian Analisis
1 Martinawati, 2016 Partisipasi Kecamatan mengetahui tingkat tingkat teknik Usia dan lama
Imron Zahri Masyarakat dalam Sukarami partisipasi partisipasi deskriptif bermukim mempunyai
dan M. Pengelolaan Kota masyarakat masyarakat kuantitatif (uji hubungan tingkat
Faizal Sampah Rumah Palembang terhadap terhadap Chi-Square) partisipasi masyarakat
Tangga pengelolaan pengelolaan terhadap pengelolaan
sampah rumah sampah sampah. Pendidikan
tangga yang dan
dilaksanakan di pekerjaan/penghasilan
Kecamatan tidak dapat dibuktikan.
Sukarame Kota Untuk menciptakan
Palembang lingkungan bebas
sampah dapat
mengurangi beban
pemerintah dengan
partisipasi masyarakat
yang tinggi.
2 Sari Aji 2018 Partisipasi Parit Nenas mengkaji Jenis metode Warga parit nenas
Pratiwi, Masyarakat Kelurahan keterlibatan partisipasi, deksriptif dan melakukan program-
Nana Novita Dalam Siantan masyarakat dalam Model asosiatif program peningkatan
Pratiwi, Vetti Peningkatan Hulu proses dan partisipasi, dan dengan kualitas permukiman
Puryanti Kualitas pemahaman Tingkatan pendekatan kumuh sesuai dengan
Permukiman partisipasi partisipasi kualitatif tahapannya. Warga
Kumuh masyarakat pada berpartisipasi secara
program jenis dan model
peningkatan partisipasi yang terdiri
kualitas atas pikiran, tenaga,
permukiman di pikiran dan tenaga,
kawasan prioritas keahlian, barang, uang
48
N Nama Lokasi Metode
Tahun Judul Tujuan Penelitian Variabel Hasil
o Penulis Penelitian Analisis
permukiman dan dana serta Can do,
kumuh lingkungan Like to, Enable to,
Aksed to, dan
Responded to.
3 Nur 2015 Partisipasi Kelurahan mendeskripsikan Karakteristik teknik Merupakan bentuk
Rahmawati Masyarakat Cicurug bentuk partisipasi Partisipasi deskriptif peran serta masyarakat
Sulistiyorini, Dalam masyarakat di masyarakat kualitatif. dalam usaha perbaikan
Rudi Pengelolaan Lingkungan dalam lingkungan yaitu
Saprudin Sampah Di Margaluyu. pengelolaan dengan memberikan
Darwis, & Lingkungan mendeskripsikan sampah sumbangan tenaga
Arie Surya Margaluyu tingkat partisipasi berupa kerja bakti dan
Gutama masyrakat di ikut serta dalam
Lingkungan pengelolaan sampah.
Margaluyu Selain itu, mereka juga
mengadakan
pertemuan warga yang
dilakukan satu kali
dalam sebulan, yang
dihadiri oleh sebagian
warga untuk tingkat
RW dan seluruh warga
untuk tingkat RT.
4 Fitriza 2017 Partisipasi Kecamatan mengidentifikasi faktor-faktor analisis Faktor-faktor yang
Yuliana, Masyarakat Tungkil Ilir faktor-faktor yang tingkat distribusi mempengaruhi tingkat
Septu Dalam Kabupaten mempengaruhi partisipasi frekuensi partisipasi masyarakat
Haswindy Pengelolaan Tanjung tingkat partisipasi masyarakat dalam pengelolaan
Sampah Jabung masyarakat tingkat sampah pemukiman di
Pemukiman Barat terhadap partisipasi Kecamatan Tungkal
pengelolaan masyarakat Ilir antara lain adalah
sampah hubungan tingkat pendidikan,
49
N Nama Lokasi Metode
Tahun Judul Tujuan Penelitian Variabel Hasil
o Penulis Penelitian Analisis
pemukiman, karakteristik pendapatan, luas
sehingga terwujud masyarakat halaman, keadaan
kebersihan dan dan lingkungan, sikap
keindahan lingkungan terhadap lingkungan
keberlanjutan pemukiman dan persepsi
lingkungan masyarakat.
pemukiman di Karakteristik
Kecamatan masyarakat dan
Tungkal Ilir. lingkungan
pemukiman
berhubungan positif
sangat nyata dengan
tingkat partisipasi
masyarakat dalam
pengelolaan sampah
pemukiman.
5 Ida Ayu 2013 Partisipasi Kabupaten mengetahui partisipasi metode Pemahaman, kemauan,
Nyoman Masyarakat Badung pengaruh masyarakat Proportionate dan pendapatan
Yuliastuti Dalam pemahaman, Random masyarakat secara
I N. Pengelolaan kemauan, dan Sampling. simultan berpengaruh
Mahaendra Sampah pendapatan Teknik analisis signifikan terhadap
Yasa masyarakat secara dalam partisipasi masyarakat
I Made simultan dan penelitian ini dalam pengelolaan
Jember parsial terhadap menggunakan sampah di Kabupaten
partisipasi analisis regresi Badung. Secara parsial
masyarakat dalam linear pemahaman, kemauan,
pengelolaan berganda. dan pendapatan
sampah di masyarakat
Kabupaten Badung. berpengaruh positif
dan signifikan
50
N Nama Lokasi Metode
Tahun Judul Tujuan Penelitian Variabel Hasil
o Penulis Penelitian Analisis
terhadap partisipasi
masyarakat dalam
pengelolaan sampah di
Kabupaten Badung.
6 Kanwal 2003 Impact Faisalabad To find out the solid waste With the help The results have
Zahra, Assessment of City impact of management, of shown the knowledge
Khalid Community community community questionnaire and awareness about
Majeed, Participation in participation participation techniques, the method of solid
Afzal Solid Waste projects for the 800 waste disposal is great
Mahmood, Management management of households change after door to
Muzaffar Project in solid waste in some and shops in door campaign, at the
Asad. Selected Area selected areas of commercial same time people gave
Faisalabad areas have good information
been surveyed. regarding the in-house
solid waste
management of
houses.
7 Maidodo 2018 A Review Of Nigeria This paper Developing The authors The discussion
Adam Rationale Of undertakes a nations; critically provides valuable
Maiyaki, Community comprehensive Public evaluate information and
Azizan Participation In review of the awareness; worsening insights on the
Marzuki, Urban Solid growing Active condition of emergence of waste
Rahmat Ibn Waste international community urban solid management and the
Azam Management literature on the participation; waste need for community
Mustafa. community Waste management participation in
participation, handling; in developing developing nations
regarding solid waste nations including Nigeria.
waste management. collection cost; particularly,
It examines a range waste Nigeria and
51
N Nama Lokasi Metode
Tahun Judul Tujuan Penelitian Variabel Hasil
o Penulis Penelitian Analisis
of approaches and transportation; suggest
identifies the key Trash directions for
attributes management. future research
associated with attention
effects of
community
involvement in
urban solid waste
management.
8 Nur 2015 Community Putrajaya The objectives of Community The fully Policy review by
Khaliesah participation on this study was participation; structured Government is highly
Abdul Malik, solid waste identifying the attitude; policy questionnaires recommended to
Sabrina Ho segregation correlation between review; were filled in identify the factors that
Abdullah, through the community recycling by 382 can influence more
Latifah Abd recycling participation in programmes; respondents community
Manaf. programmes. recycling solid waste through participation in
programme and segregation random recycling programmes.
community attitude sampling.
and their
knowledge on solid
waste segregation
Sumber: Hasil Analisis, 2019
52
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
observasi yang telah dilakukan sebelumnya. Metode ini disebut metode kuantitatif
karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik dengan
Adapun instrument penelitian yang digunakan adalah angket dan instrument yang
telah tersandar.
Kuesioner dilakukan untuk mendapatkan data terkait bentuk, tingkat dan faktor
53
yang terjadi di lapangan. Data yang diperoleh akan diklasifikasikan menjadi dua
kelompok data yaitu data kuantitatif yang berbentuk angka-angka dan data kualitatif
data sekunder. Sesuai dengan tujuan dan sasaran penelitian, pengumpulan data dan
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari hasil observasi lapangan
(Sangadji, 2010), seperti yang diperoleh dari responden melalui kuesioner dan
kualitatif obyek studi. Jenis data yang dimaksud seperti kondisi persampahan
angket (kuesioner).
Untuk memperoleh data primer maka dapat dilakukan dengan cara survey
Kecamatan Senapelan.
b. Data Sekunder
oleh peneliti, misalnya diambil dari surat kabar dan majalah ataupun publikasi
54
Data sekunder diperoleh dari instansi-instansi terkait dengan penelitian ini,
serta data yang diperoleh melalui studi dokumentasi, baik dari buku, jurnal dan situs
internet untuk mendukung penelitian seperti Badan Pusat Statistik, Dinas Badan
diperoleh hasil serta data-data yang lengkap dan akurat. Tahap persiapan ini meliputi:
Penentuan masalah untuk penelitian ini didasarkan pada kondisi yang ada pada
saat ini, dan permasalahan perkembangan tersebut perlu dikaji guna memperoleh
keadaan perkembangan pada saat ini, sehingga dapat dijadikan referensi dalam
melakukan perencanaan serta perumusan tujuan diperlukan sebagai salah satu upaya
Lokasi studi yang diangkat dalam studi ini adalah Kecamatan Senapelan,
karena kecamatan ini merupakan salah satu kecamatan yang tingkat penghasil
55
c. Penentuan Kebutuhan Data
penelitian.
Tahap ini merupakan tahap lanjutan setelah diperoleh hasil survey awal yang
untuk melengkapi data maupun informasi yang masih kurang, baik melalui observasi
a. Kuesioner
suatu masalah atau bidang yang akan diteliti (Utama, 2012). Dalam Sugiyono (2012)
kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
56
b. Observasi
akan menjadi cara pengumpulan data yang baik apabila (a) mengabdi kepada tujuan
penelitian; (b) direncanakan secara sistematik; (c) dicatat dan dihubungkan dengan
proporsi-proporsi yang umum; (d) dapat dicek dan dikontrol validitas, realibilitas, dan
ketelitiannya (Utama, 2012). Hal tersebut dapat membantu peneliti dalam mengamati
c. Wawancara
dengan cara tanya jawab dan bertatap muka antara pewancara dan informan. Dalam
rangka memperoleh informasi tentang hal-hal yang belum tercantum dalam observasi
dilapangan.
d. Studi Pustaka
Studi pustaka adalah data yang diperoleh secara tidak langsung atau melalui
pihak lain, atau laporan historis yang telah di susun dalam arsip yang dipublikasikan
atau tidak dalam bentuk yang sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak
57
3.3.2.1 Daftar Informan Penelitian
Penelitian mengenai Model Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah
3.4.1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga benda-benda alam yang lain.
Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/ subyek yang dipelajari
tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh obyek atau subyek
itu. Populasi pada penelitian ini ialah seluruh masyarakat yang ada di Kecamatan
Senapelan
58
3.4.2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan penelitian
(Arikunto, 2006). Sampel pada penelitian ini ialah sebagian masyarakat yang ada di
sampel yang digunakan pada penelitian ini ialah Rumus Slovin (Sugiono, 2016),
N
=
1+
36563
=
1 + 36563 0,05
36563
=
1 + 36563 0,0025
36563
= = 396
92,4075
Dimana :
n : jumlah sampel
N : jumlah populasi
59
e : persen kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan pengambilan sampel
Teknik yang digunakan untuk pengambilan sampel yaitu dengan cara simple
sampling dimana maksud dari probability sampling adalah sesuatu cara pengambilan
sample yang memberikan kesempatan atau peluang yang sama untuk diambil kepada
kriteria tertentu. Pengambilan unit sampel dari sampling frame dapat dilakukan
sampel tiap kelurahan dnegan menggunakan teknik cluster sampling dimana metode
(sudaryono, 2018). Berikut Tabel 3.2 terkait jumlah sampel Kecamatan Senapelan
Tahun 2019.
60
8002
396 = 87
36563
3 Sago 2018
2018
396 = 22
36563
Tingkat presisi atau tingkat kesalahan sebesar 5%, didapat jumlah sampel
data yang diperoleh dapat lebih akurat dalam penggunaan data sebagai acuan
penelitian. Setelah data primer dan sekunder diperoleh, maka data tersebut dianalisis
61
menggunakan metode deskriptif sebagai upaya untuk menjawab permasalahan yang
diangkat dalam penelitian ini, adapun jenis teknik analisa yang digunakan, yaitu:
a. Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata atau pun huruf dan bukan
dalam bentuk angka, tahapan analisa data kualitatif ini diperoleh melalui berbagai
lapangan dan lain-lain. Analisis ini tidak dilakukan dengan menggunakan rumusan
b. Kuantitatif
kualitatatif yaitu merupakan data dalam bentuk angka, data kuantitatif dapat diolah
suatu permasalahan dengan bilangan dan rumusan yang ada untuk mendapat kan
menggunakan beberapa teknik analisa dalam mencapai tujuan dan sasaran antara lain
sebagai berikut:
analisis kualitatif dengan analisis yang digunakan adalah deskriptif kualitatif yang
62
mengumpulkan data adalah penelitian ini menggunakan data primer yang merupakan
pemrosesan akhir.
pendukung berupa data dari buku, jurnal ilmiah, dan dokumen elektronik dari
kemudian menjadi gagasan, pengumpulan data dan fakta terkait, verifikasi data dan
fakta, analisa konseptual dengan argumentasi yang rasional, perumusan hasil gagasan
Senapelan.
63
Pengumpulan data dilakukan dengan metode survey deskriptif melalui
yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan sekunder. Metode pengumpulan data
atau formulir dan melakukan pengamatan langsung di lapangan terhadap kondisi fisik
melalui data dan laporan dari beberapa instansi terkait di Kecamatan Senapelan serta
tertentu (Hasan, 2005). Menurut Suharyadi dan Purwanto (2003), distribusi frekuensi
banyaknya data dalam setiap kategori, dan setiap data tidak dapat dimasukkan ke
dalam dua atau lebih kategori. Pada tahap penyajian data, data yang sudah
pengukuran yang kita peroleh biasanya bervariasi. Apabila kita perhatikan data
mentah tersebut, sangatlah sulit bagi kita untuk menarik kesimpulan yang berarti.
Untuk memperoleh gambaran yang baik mengenai data tersebut, data mentah tersebut
64
Pada saat kita dihadapkan pada sekumpulan data yang banyak, seringkali
membantu untuk mengatur dan merangkum data tersebut dengan membuat tabel yang
berisi daftar nilai data yang mungkin berbeda (baik secara individu atau berdasarkan
pengelompokkan) bersama dengan frekuensi yang sesuai, yang mewakili berapa kali
nilai-nilai tersebut terjadi. Daftar sebaran nilai data tersebut dinamakan dengan Daftar
Dengan demikian distribusi frekuensi adalah daftar nilai data biasanya berupa
nilai individual atau nilai data yang sudah dikelompokkan ke dalam selang interval
penting data tersebut dapat segera terlihat. Daftar frekuensi ini akan memberikan
gambaran yang khas tentang bagaimana keragaman data. Sifat keragaman data sangat
harus selalu memperhatikan sifat dari keragaman data. Tanpa memperhatikan sifat
dalam tabel agar mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian. Adapun desain
65
Tabel 3.2 Desain Penelitian
Cara
Sumber
No Sasaran Variabel Indikator Pengambilan Analisis Hasil
Data
Data
1 Teridentifikasi - pewadahan, Proses Pengelolaan Responden - Kuesioner Analisis Teridentifikasi
bentuk - pengumpulan, Sampah (Masyarakat) - Wawancara Deskriptif bentuk
pengelolaan - pemindahan, Kualitatif. pengelolaan
sampah di - pengangkutan, sampah di
perkotaan - pengolahan, Kecamatan
Senapelan.
- pemrosesan
akhir.
2 Terindentifikasi - Faktor Karakteristik Responden - Kuesioner Analisis Teridentifikasi
partisipasi - Bentuk Masyarakat (Masyarakat) - Wawancara Deskriptif partisipasi
masyarakat dalam - Tingkat Kuantitatif. masyarakat dalam
pengelolaan pengelolaan
sampah di sampah di
perkotaan Kecamatan
Senapelan.
Sumber: Hasil Analisis, 2019
66
3.2 Bagan Alur Penelitian
Bentuk
- pewadahan,
Mulai Pengelolaan
Sampah
- pengumpulan, Deskriptif Kualitatif
- pemindahan,
- pengangkutan,
Studi - pengolahan,
pendahuluan - pemrosesan akhir.
Menentukan
Sasaran
67
68
BAB IV
dipimpin oleh seorang Kepala Suku disebut Batin. Daerah ini terus berkembang
menjadi kawasan pemukiman baru dan seiring waktu berubah menjadi Dusun
antara Kerajaan Johor dengan Belanda (VOC) dimana dalam perjanjian tersebut
Belanda diberi hak yang lebih luas. Diantaranya pembebasan cukai dan monopoli
terhadap beberapa jenis barang dagangan. Selain itu Belanda juga mendirikan Loji
di Petapahan yang saat itu merupakan kawasan yang maju dan cukup penting.
perdagangan baik dari luar untuk diangkut ke pedalaman, maupun dari pedalaman
untuk dibawa keluar berupa bahan tambang seperti timah, emas, barang kerajinan
penting dalam lalu lintas perdagangan. Letak Senapelan yang strategis dan kondisi
Sungai Siak yang tenang dan dalam membuat perkampungan ini memegang posisi
68
silang baik dari pedalaman Tapung maupun pedalaman Minangkabau dan
Kampar. Hal ini juga merangsang berkembangnya sarana jalan darat melalui rute
yang strategis dan menjadi pintu gerbang perdagangan yang cukup penting.
Perkembangan Senapelan sangat erat dengan Kerajaan Siak Sri Indra Pura.
pekan atau pasar di Senapelan namun tidak berkembang. Kemudian usaha yang
dirintis tersebut dilanjutkan oleh putranya Raja Muda Muhammad Ali yang
bergelar Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazamsyah meskipun lokasi pasar
Akhirnya menurut catatan yang dibuat oleh Imam Suhil Siak, Senapelan
yang kemudian lebih popular disebut Pekanbaru resmi didirikan pada tanggal 21
Rajab hari Selasa tahun 1204 H bersamaan dengan 23 Juni 1784 M oleh Sultan
penguasaan Senapelan diserahkan kepada Datuk Bandar yang dibantu oleh empat
Datuk besar yaitu Datuk Lima Puluh, Datuk Tanah Datar, Datuk Pesisir dan
Datuk Kampar. Mereka tidak memiliki wilayah sendiri tetapi mendampingi Datuk
Bandar. Keempat Datuk tersebut bertanggung jawab kepada Sultan Siak dan
69
Selanjutnya perkembangan tentang pemerintahan di Kota Pekanbaru selalu
mengalami perubahan :
District.
Kota Kecil.
1987 Daerah Kota Pekanbaru diperluas dari ± 62,96 Km² menjadi ± 446,50 km²,
70
pengukuran/pematokan di lapangan oleh BPN Tk. I Riau maka ditetapkan luas
Untuk lebih terciptanya tertib Pemerintahan dan pembinaan wilayah yang cukup
luas, maka dibentuklah kecamatan baru dengan Perda Kota Pekanbaru No. 3
Tahun 2003 menjadi 12 kecamatan dan kelurahan baru dengan Perda Kota
Pekanbaru No. 4 Tahun 2016 menjadi 83 Kelurahan (Badan Pusat Statistik, 2018).
Timur dan 0° 25’ - 0° 45’ Lintang Utara. Dengan ketinggian dari permukaan laut
berkisar 5-50 meter. Permukaan wilayah bagian utara landai dan bergelombang
dengan ketinggian berkisar antara 5-11 meter. Adapun batas wilayah Kota
Pelalawan
Pelalawan
Secara spasial, Pekanbaru memiliki lokasi yang sangat strategis sebagai kota
lokasional ini, harus dicermati sebagai potensi dan masalah yang harus
71
diantisipasi agar pembangunan kota ke depan benar-benar dapat memberikan
negatif yang akan ditimbulkan. Kota Pekanbaru terdiri dari 12 Kecamatan dan 58
Kelurahan, dengan luas 632,26 km2. Berikut Tabel 4.1 terkait Jumlah dan Luas
Tabel 4.1 Jumlah dan Luas wilayah per kecamatan di Kota Pekanbaru
Tahun 2018
No Kecamatan Luas (km2) Persentase (%)
1 Pekanbaru Kota 2,26 0,36
2 Sail 3,26 0,52
3 Sukajadi 3,76 0,59
4 Lima Puluh 4,04 0,64
5 Senapelan 6,65 1,05
6 Bukit Raya 22,05 3,49
7 Marpoyan Damai 29,74 4,70
8 Payung Sekaki 43,24 6,84
9 Tampan 59,81 9,46
10 Rumbai 128,85 20,38
11 Rumbai Pesisir 157,33 24,88
12 Tenayan Raya 171,27 27,09
Jumlah 632,26 100,00 %
Sumber: Pekanbaru dalam Angka, 2018
72
73
4.1.3. Kondisi Fisik Wilayah
bahan induk oleh aliran sungai. Lahan jenis ini mempunyai karakteristik yang
Sebagian lahan Kota Pekanbaru juga mempunyai ciri formasi minas yang
yang mempunyai sifat porositas tanah rendah, yang dapat menahan senyawa
aluminium, sehingga tanah bersifat asam dan sangat korosif terhadap material
logam.
Akibat kondisi geologi ini jenis tanah di Kota Pekanbaru bervariasi, antara
lain alluvial hidromorf, alluvial coklat kekuningan, alluvial kelabu dan tanah-
tanah yang berasosiasi, yaitu perpaduan dua jenis tanah yang sulit
yaitu musim hujan dan kemarau. Pada tahun 2016 cukup berfluktuasi jumlah hari
hujan terbanyak jatuh pada desember sedangkan curah hujan tertinggi jatuh pada
bulan november dengan curah hujan rata-rata 306,39 mm dan temperatur berkisar
74
4.2 Gambaran Umum Kecamatan Senapelan
ketidaksenangan atas perubahan pucuk kekuasaan itu. Maka, diutuslah Agam dari
suku Limapuluh untuk meninjau bandar Senapelan dan berunding dengan batin
ramai setelah menjadi ibu kota Siak. Baginda membangun sebuah pekan (pasar)
Buluh dan Buluh Cina dan ke barat sampai ke Bangkinang terus ke Rantau
Berangin.
jalur perdagangan ke hilir sungai Siak. Akibatnya, Mempura menjadi sepi dan
75
Belanda dirugikan. Kerugian besar tersebut bahkan mendesak Belanda untuk
Ali naik tahta dengan gelar Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzam Syah. Ia
dengan nama Pekanbaru. Bandar ini menjadi pusat perdagangan di hulu sungai
Senapelan.
Pekanbaru, terdiri atas 42 RW dan 146 RT. Pada tahun 2017 terdapat 8.167 kepala
keluarga. Luas wilayah Kecamatan Senapelan adalah 6,65 km2 dengan luas
76
Batas-batas wilayah Kecamatan Senapelan adalah:
a. Sebelah Timur : berbatasan dengan Kec. Pekanbaru Kota dan Kec. Lima
Puluh
Berikut Tabel 4.2 dan Tabel 4.3 terkait Jumlah Rukun Tetangga (RT) dan
Rukun Warga (RW) menurut Kelurahan di Kecamatan Senapelan 2018 dan Luas
Senapelan 2018.
Tabel 4.2. Luas Wilayah dan Persentase Luas Wilayah menurut Kelurahan
di Kecamatan Senapelan, 2018
Kelurahan Luas (km2) Persentase
1 Padang Bulan 1,59 23,91
2 Padang Terubuk 1,54 23,16
3 Sago 0,68 10,23
4 Kampung Dalam 0,68 10,23
5 Kampung Bandar 0,97 14,58
6 Kampung Baru 1,19 17,89
Jumlah 6,65 100,00
Sumber: Data Kantor Camat Senapelan Kota Pekanbaru 2018
Tabel 4.3. Jumlah Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) menurut
Kelurahan di Kecamatan Senapelan, 2018
Kelurahan Jumlah RT Jumlah RW
1 Padang Bulan 38 10
2 Padang Terubuk 28 6
3 Sago 12 5
4 Kampung Dalam 17 5
5 Kampung Bandar 29 8
6 Kampung Baru 22 8
Sumber: Data Kantor Camat Senapelan Kota Pekanbaru 2018
77
78
4.2.3 Kependudukan
Jumlah penduduk Kecamatan Senapelan mencapai 36.563 jiwa pada tahun
2017. Angka ini mengalami kenaikan berdasarkan data hasil proyeksi sebesar 0,05
jiwa/km2. Berikut Tabel 4.4 dan Tabel 4.5 terkait Jumlah Penduduk menurut
79
4.2.4 Ketersediaan Prasarana
Kecamatan Senapelan dalam publikasi ini disajikan data pendidikan meliputi data
TK, SD, SLTP, SLTA dan SMK baik yang dikelola oleh pemerintah maupun
yang dikelola oleh swasta. Berikut Tabel 4.6 terkait Jumlah Sarana Pendidikan
dapat memperoleh pelayanan kesehatan secara mudah, murah dan merata. Dengan
tujuan tersebut diharapkan akan tercapai derajat kesehatan masyarakat yang baik.
Surau/Langgar dan 1 Vihara. Berikut Tabel 4.8 terkait Jumlah Sarana Peribadatan
dan Bank. Pada tabel lainnya ditampilkan juga banyaknya koperasi beserta jumlah
anggota yang ada di Kecamatan Senapelan 2018. Berikut Tabel 4.9 dan Tabel
4.10 terkait Jumlah Sarana Perekonomian menurut Kelurahan dan Jenis Sarana
81
Tabel 4.9. Jumlah Sarana Perekonomian menurut Kelurahan dan Jenis
Sarana Perekonomian di Kecamatan Senapelan, 2018
Kelurahan Pasar Bank/BPR
Rakyat
1 Padang Bulan 1 1
2 Padang Terubuk 5
3 Sago 5
4 Kampung Dalam 1 2
5 Kampung Bandar 2
6 Kampung Baru 4
Jumlah 2 19
Sumber: Data Kantor Camat Senapelan Kota Pekanbaru 2018
2,994 Km2. Berikut Tabel 4.11 terkait Luas Penggunaan Lahan Kecamatan
82
BAB V
HASIL PENELITIAN
Senapelan masih cenderung kurang, menuruh hasil observasi dilapangan hal ini
diperlihatkan dari sampah yang ada di wadah sampah itu tidak dipilah terlebih
dahulu ataupun sampah yang bisa di daur ulang tidak dilakukan pemilahan
sampah dari plastik kresek yang digantung didepan rumah, ada juga yang
didalam tong sampah atau keranjang nntiknya sampah itu diangkut oleh
Senapelan.
83
Tabel 5.1 Jenis Pewadahan Sampah di Kecamatan Senapelan Tahun 2019
No Jenis Pewadahan Foto
1 Wadah Plastik
2 Wadah Kresek
3 Wadah Keranjang
4 Wadah Karung
Senapelan sangat kurang, hal ini dikarenakan pengumpulan sampah dari rumah
mengambil sampah yang sudah di letakkan didalam wadah plastik atau kresek,
sebagian masyarakat Kecamatan Senapelan berada di dalam gang kecil atau jalan
gerobak. Pada tahap pemindahan sampah ini dilakukan oleh petugas dimana
85
sampah yang sudah dikumpulkan di gerobak kemudian akan dipindahkan ke alat
angkut berupa truk sampah yang telah disediakan oleh pemerintah Kota
Pekanbaru.
Kecamatan Senapelan
86
Kemudian selanjutnya akan diolah dan dipilah sampah yang masih bisa
digunakan atau tidak, selanjutnya sampah yang sudah tidak bisa digunakan akan
atau plastik semua sampah disatukan baik itu sampah yang masih bisa
digunakan maupun sudah tidak bisa digunakan, apalagi sampah sisa rumah
di Kecamatan Senapelan berupa daur ulang sampah yang masih bisa digunakan,
sampah daur ulang ini berupa plastik-plastik hasil sampah rumah tangga yang
kemudian akan diolah menjadi barang pakai seperti tas, dompet, keranjang dan
87
pot bunga. Kelompok masyarakat di Kecamatan Senapelan yang mengolah daur
pemrosesan akhir sampah tidak ada di karenakan pada tahap ini sampah yang
sudah di angkut dan pindahkan ke TPS kemudian akan diolah dan dipilah, sisa
akhir sampah yang sudah tidak bisa digunakan akan diangkut menuju Tempat
Senapelan
yang berdagang tidak bisa meninggalkan dagangannya untuk ikut dalam kegiatan
yang berhubungan dengan pengelolaan sampah, masyarakat hanya bisa ikut serta
Rp. 3.118.453,-, dengan penghasilan yang ada tentunya masyarakat tentu lebih
88
mudah menggunakan uangnya untuk ikut berpartisipasi dengan cara menyediakan
wadah atau tempat sampah yang layak untuk sampah yang dihasilkan, masyarakat
juga bisa berpartisipasi dengan membayar uang iuran atau dana retribusi sampah.
berserakan, hasil wawancara (27 Juni 2019) salah seorang Informan Bapak Adi
“kalau saya sering marah atau negur orang buang sampah kepinggir-pinggir
jalan kadang sampai masuk keselokan trus numpuk padahal disitu udah
ditulis dilarang buang sampah disini, tapi masih ada aja yang buang sampah
90
Berikut Gambar 5.2 terkait Grafik Sikap Masyarakat Terhadap Lingkungan.
3. Persepsi Masyarakat
91
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Masyarakat Berdasarkan Persepsi
Masyarakat di Kecamatan Senapelan Tahun 2019
Persepsi Masyarakat (berdasarkan kegiatan yang Frekuensi Persentase (%)
dilakukan oleh masyarakat)
Selama ini melihat semua sampah Sangat Peduli 194 49
yang ada dibuang pada tempat
sampah Peduli 115 29
Tidak Peduli 87 22
92
kotor dan penuh dengan sampah Tidak Peduli 194 49
93
Berikut Gambar 5.4 terkait Grafik Persepsi Masyarakat.
94
Berikut Tabel 5.7 terkait Rekapitulasi Data Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah
Tabel 5.7 Rekapitulasi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah di Kecamatan
Senapelan
No Pernyataan Kriteria Frekuensi Persentase %
1 Pendapatan < Rp. 2.662.025,- 90 22,7
Rp. 2.662.025,- s/d Rp. 3.118.453,- 191 48,2
> Rp. 3.118.453,- 115 29
2 Lama Tinggal < 3 Tahun 51 12,9
3-5 Tahun 102 25,7
> 5 Tahun 243 61,4
3 Luas Halaman Tidak Memiliki Halaman (tidak ada tanaman, tidak bisa parkir 76 19,2
kendaraan)
Memiliki Halaman (tidak memiliki media tanam, tanaman ditanam 166 41,9
dengan pot, hanya bisa parkir kendaraan roda dua)
Memiliki Halaman (ada media tanam untuk tumbuh tanaman bahkan 154 38,9
pepohonan, bisa parkir kendaraan roda empat)
95
5 Persepsi Masyarakat (berdasarkan kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat)
Selama ini melihat semua sampah yang ada Sangat Peduli 194 49
dibuang pada tempat sampah
Peduli 115 29
Tidak Peduli 87 22
Ikut membayar iuran sampah setiap bulan kepada Sangat Peduli 182 46
petugas atau pemerintah untuk kelancaran proses
pengelolaan sampah permukiman Peduli 115 29
Tidak Peduli 99 25
96
Ikut hadir jika rapat di tingkat RT atau kelurahan Sangat Peduli 87 22
yang membahas tentang akan diadakannya gotong
royong untuk membersihkan lingkungan Peduli 115 29
permukiman
Tidak Peduli 194 49
Tidak Peduli 99 25
97
5.2.2. Bentuk Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah Di
Kecamatan Senapelan
Berikut Tabel 5.8 bentuk perilaku ataupun partisipasi secara nyata yang dapat
itu sampah rumah tangga yang berasal dari rumah masing-masing juga sampah
98
Senapelan mengadakan kegiatan Gotong Royong untuk membersihkan dan
skill dalam pembuatan kerajinan tangan ikut membantu mengolah sampah yang
dimana tiap rumah tangga melakukan pembayaran sekitar Rp. 10.000 – Rp.
ikut memberikan sumbangan uang dalam rangka kegiatan gotong royong atau
tangan.
Kecamatan Senapelan
99
Tabel 5.9 Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah di
Kecamatan Senapelan.
Frekuensi Tingkat
No Kelurahan Kadang- Tidak Jumlah Partisipasi
Sering
Kadang Pernah Masyarakat
1 Padang Bulan 98 585 87 770 Sedang
2 Padang Terubuk 421 96 92 609 Tinggi
3 Sago 33 109 12 154 Sedang
4 Kampung Dalam 44 136 37 217 Sedang
5 Kampung Bandar 211 85 26 322 Tinggi
6 Kampung Baru 517 96 87 700 Sedang
Sumber : Hasil Analisis, 2019
100
Berikut Tabel 5.10 terkait Rekapitulasi Bentuk dan Tingkat Partisipasi Dalam Pengelolaan Sampah di Kecamatan Senapelan 2019
Tabel 5.10 Rekapitulasi Bentuk dan Tingkat Partisipasi Dalam Pengelolaan Sampah di Kecamatan Senapelan
SERING KADANG-KADANG
(3-4 kali/bulan) (1-2 kali/bulan) TIDAK PERNAH
No Pernyataan
Persentaase Persentaase Persentaase
Frekuensi Frekuensi Frekuensi
% % %
1 Ikut serta dalam berpartisipasi kegiatan gotong 109 27,5 135 34,1 152 38,4
royong
2 Ikut serta dilapangan untuk membantu mengambil 54 13,6 236 59,6 106 26,8
dan mengumpulkan sampah
3 Ikut serta mengelola sampah yang telah 35 8,8 80 20,2 281 70,9
dikumpulkan
4 Ikut serta memberikan sumbangan berupa makanan 64 16,2 73 18,4 259 65,4
atau minuman ketika ada kegiatan gotong royong
membersihkan sampah
5 Ikut serta memberikan sumbangan berupa uang atau 92 23,2 173 43,7 131 33,1
dana untuk kegiatan pengelolaan sampah
6 Ikut serta membayar uang atau dana sebagai 183 46,2 121 30,6 92 23,2
retribusi untuk kegiatan pengangkutan sampah
7 Ikut serta mengolah aneka ragam kerajinan dan hasil 41 10,4 68 17,1 287 72,5
tangan yang berasal dari sampah
Sumber : Hasil Analisis, 2019
101
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
sampah yang dilakukan oleh petugas yang kemudian akan di angkut, pemilahan
sampah guna memilah sampah yang masih bisa digunakan dan sudah tidak bisa
akan di daur ulang yang tidak bisa digunakan akan dibuang menuju tempat
102
6.2 Saran
103
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Achmad, M. 2008. Tehnik Simulasi dan Permodelan. Yogyakarta Universitas
Gadjah Mada.
Al-Qur'an dan Terjemahannya, QS. Ar Rum ayat 41 – 42, Departemen Agama RI,
Jakarta. Bumi Restu, 1976.
Hasan, 2005. Pokok – Pokok Materi Statistik 2. PT Bumi Aksara. Jakarta. Cetakan
ketiga.
104
Suliyanto. 2014. Statistika nonparametrik:dalam statistik penelitian. Andi
publisher. Yogyakarta.
DOKUMEN
Badan Pusat Statistik. 2018. Kecamatan Senapelan Dalam Angka 2018.
Pekanbaru. BPS.
Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah I Kementerian Pekerjaan Umum.
2012. Permasalahan Sampah. http://ciptakarya.pu.go.id/btam/. (Diakses
28 Desember 2018).
107