Anda di halaman 1dari 1

ANALISIS PUTUSAN HAKIM TINDAK PIDANA KEKERASAN

SEKSUAL TERHADAP ANAK DIBAWAH UMUR


(Studi Putusan Pengadilan Negeri Marabahan Nomor.207/Pid.Sus/2022/PN
Mrh)

Abstrak

Kekerasan seksual terhadap anak dibawah umur adalah suatu bentuk penyiksaan
anak dimana orang dewasa atau remaja yang lebih tua menggunakan anak untuk
rangsangan seksual. Salah satu kasus kekerasan seksual anak dibawah umur yang
telah mendapatkan putusan Pengadilan Negeri Marabahan Nomor.
207/Pid.Sus/2022/PN Mrh. Seorang laki-laki paruh baya melakukan pencabulan
terhadap anak perempuan berumur 9 tahun. Terdakwa telah secara sah dan
meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “melakukan kekerasan atau
ancaman kekerasan, memaksa, melakukan tipu muslihat, melakukan serangkaian
kebohongan, atau membujuk anak untuk melakukan atau membiarkan dilakukan
perbuatan cabul”, melanggar Pasal 82 ayat (1) UURI Nomor 17 Tahun 2016
tentang Penetapan PERPU Nomor 01 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas
UURI Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Menjadi UU Jo Pasal
76E UURI Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas UURI Nomor 23
Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian hukum normatif, yaitu penelitian
terhadap data sekunder yang berupa bahan-bahan hukum primer, sekunder, dan
tersier. Bahan hukum tersebut dikumpulkan dengan cara studi Pustaka. Kemudian
bahan-bahan hukum tersebut diolah dan dianalisis secara kualitatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam menjatuhkan putusan kasus


tersebut hanya dengan melihat keadaan yang meringankan, tidak menilai fakta
yang terjadi dilapangan, perbuatan terdakwa yang melakukan tindak pidana
kekerasan seksual kepada korban dilakukan secara berulang, yakni lebih dari 2
(dua) kali dan hakim tidak menyertakan kedalam hal-hal yang memberatkan.
Pidana dijatuhkan kepada terdakwa hanya 5 tahun penjara dan tuntutan Penuntut
Umum yakni pidana selama 7 tahun penjara sedangkan maksimal pidana penjara
tidak pidana kekerasan seksual adalah 15 (lima belas) tahun penjara.
Putusan hakim Nomor 207/Pid.Sus/2022/PN Mrh yang dianalisis oleh penulis,
memiliki permasalahan dimana putusan tersebut tidak sesuai dengan Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Pasal 2 dan
Pasal 3. Yaitu putusan hakim tidak sejalan dengan prinsip-prinsip hukum yang
ada dalam Undang-Undang Perlindungan Anak dan lebih memfokuskan kepada
terdakwa.
Kata kunci : Pidana; Anak; Tindak Pidana Kekerasan Seksual

ix

Anda mungkin juga menyukai