Anda di halaman 1dari 3

1.

Menjelaskan terjadinya peristiwa Rengasdengklok dan peristiwa Proklamasi beserta


tokoh-tokoh penting yang berperan dalam peristiwa proklamasi
Jawab :
berawal dari jepang yang menyerah tanpa syarat dari sekutu karena dibomnya daerah
hiroshima dan nagasaki. Sutan syahrir yang mendengar berita tersebut dengan segera
pergi memberitahukannya ke golongan muda. Golongan muda berunding dan sepakat
ingin indonesia cepat merdeka karena terjadinya kekosongan kekuasaan.

Para golongan muda bergegas ke rumah sukarno untuk mendesak sukarno dan hatta
untuk segera memproklamasikan kemerdekaan indonesia. Akan tetapi sukarno menolak
dan marah bahwa itu harus didiskusikan terlebih dahulu dalam rapat ppki. Para pemuda
kecewa dan pulang, namun mereka berkumpul kembali di jalan cikini, karena
perundingan gagal mereka berencana untuk menculik sukarno dan hatta dan
membawanya ke rengasdengklok. Keesokan harinya mereka menculik sukarno dan
hatta dan membawanya ke rengasdengklok dan kembali memaksa mereka untuk
memproklamasikan kemerdekaan indonesia.

Di Jakarta dalam sidang ppki ahmad subarjo yang menyadari ketidakhadiran sukarno
dan hatt segera pergi mencarinya dan ke rengasdengklok. Ahmad subarjo berhasil
menemukannya dan membuat kesepakatan denga golongan muda untuk
memproklamasikan kemerdekaan selambatnya tanggal 17 agustus dengan jaminan
nyawa nya. Mereka setuju dan membebaskan sukarno hatta untuk kembali.

Para rombongan sukarno pergi ke rumah laksamana maeda untuk merumuskan teks
proklamasi.naskah Proklamasi berhasil dibuat dan direncanakan untuk
memberitahukannya kepada seluruh rakyat indonesia dengan diadakannya upacara
proklamasi di jalan pegangsaan timur no 56.

Keesokan harinya pukul 10 proklamasi dibacakan lalu dilanjutkan dengan pengibaran


bendera merah putih yang dijahit oleh fatmawati diiringi lagu indonesia raya.

Tokoh yang terlibat :


Main charachter : Soekarno
Heroine : Fatmawati
Supporter : Moh. Hatta dan Ahmad Subarjo
Golongan muda : Sutan syahrir, wikana, chairil saleh, darwis
Pasus : Suhud, B.M Diah, Latief
Sisanya banyak sebagai peserta (NPC), g deng. Maaf

2. Menjelaskan alasan para tokoh menentang hasil perundingan renville?


Jawab :
Karena hasil perundingan tersebut sangat merugikan indonesia , wilayah RI semakin
sempit (Yogyakarta dan sebagian Jawa timur yang diakui). Anggota TNI yang masih
berada di daerah-daerah kantong yang dikuasai Belanda, harus ditarik masuk ke
wilayah RI, Indonesia terpaksa menyetujui pembentukan RIS, dan belanda bebas
membuat negara boneka.

3. Menganalisis tujuan Kebijakan Ekonomi Benteng dan penyebab kegagalannya


Jawab :
Tujuannya untuk mencadangkan impor barang-barang tertentu bagi kelompok bisnis
pribumi, serta membuka kesempatan bagi para pedagang pribumi membangun basis
modal di bawah perlindungan pemerintah. juga untuk menumbuhkan kaum pengusaha
pribumi agar mampu bersaing dalam usaha dengan para pengusaha keturunan Cina
dan asing lainnya. Upaya yang dilakukan pemerintah adalah memberi peluang usaha
sebesar-besarnya bagi pengusaha pribumi dengan bantuan kredit. Dengan upaya
tersebut diharapkan akan tercipta kelas pengusaha pribumi yang mampu meningkatkan
produktivitas barang dan modal domestik.

Gagal karena pemberian lisensi impor banyak yang disalahgunakan. Mereka yang
menerima lisensi bukanlah orang-orang yang memiliki potensi kewiraswastaan yang
tinggi, namun orang-orang yang mempunyai hubungan khusus dengan kalangan
birokrat yang berwenang mendistribusikan lisensi dan kredit. Akibatnya,
pengusaha-pengusaha yang masuk dalam Program Benteng lamban menjadi dewasa,
bahkan ada yang menyalahgunakan maksud pemerintah tersebut untuk mencari
keuntungan yang cepat dengan menjual lisensi impor yang dimilikinya kepada
pengusaha impor yang sesungguhnya, yang kebanyakan berasal dari keturunan Cina.
Juga banyak muncul perusahaan alibaba.

4. Mengidentifikasi penyimpangan yang terjadi pada masa Demokrasi Terpimpin


Jawab :
1. pelaksanaan politik luar negeri yang cenderung memihak blok komunis (Blok Timur).
Dengan mendukung Nasakom (Nasionalis, Agama dan Komunis) yang menjadi jiwa
bangsa Indonesia, yang diperhitungkan dapat menjadi satu kekuatan (Nasakom
Jiwaku). untuk mengalahkan Nekolim (Neo Kolonialisme dan Imperialisme).
2. MPRS dalam menjalankan fungsi dan tugasnya tidak sejalan dengan apa yang
diamanatkan dalam UUD 1945, namun diatur melalui Penpres No. 2/1959, dimana
fungsi dan tugas MPRS hanya menetapkan Garis-garis Besar Haluan Negara.
3. Membubarkan DPR da mendirikan DPR Gotong Royong (DPR-GR). Para anggota
DPR-GR ditunjuk Presiden tidak berdasarkan perimbangan kekuatan partai politik,
namun lebih berdasarkan perimbangan lima golongan, yaitu Nasionalis, Islam, Komunis,
Kristen- Sejarah Indonesia 87 Katolik dan golongan fungsional.
4. Presiden seumur hidup
5. Pembentukan Dewan Pertimbangan Agung Sementara (DPAS) yang langsung
diketuai oleh Presiden Soekarno, dengan Roeslan Abdulgani sebagai wakil ketuanya.
DPAS bertugas menjawab pertanyaan presiden dan berhak mengajukan usul kepada
pemerintah.
6. Mundurnya Indonesia dari PBB berujung pada terhambatnya pembangunan dan
modernisasi Indonesia karena menjauhnya Indonesia dari pergaulan internasional.

5. Menjelaskan latar belakang politik luar negeri bebas aktif Indonesia


Jawab :
politik luar negeri bebas aktif bertujuan untuk mengabdi kepada tujuan nasional bangsa
Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea keempat yang
menyatakan: “Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi
dan keadilan sosial….”
Indonesia dalam menjalankan politik luar negerinya tidak hanya tidak memihak tetapi
juga “aktif“ dalam usaha memelihara perdamaian dan meredakan pertentangan yang
ada di antara dua blok tersebut dengan cara “bebas“ mengadakan persahabatan
dengan semua negara atas dasar saling menghargai.

Konsep politik luar negeri yang bebas aktif ini berusaha membantu bangsa-bangsa di
dunia yang belum terlepas dari belenggu penjajahan

Indonesia berkeinginan untuk tidak memihak salah satu blok yang ada pada saat itu.
Bahkan bercita-cita untuk menciptakan perdamaian dunia yang abadi atau minimal
meredakan Perang Dingin yang ada dengan cara bersahabat dengan semua negara
baik di Blok Barat maupun di Blok Timur, karena hanya dengan cara demikian cita-cita
perjuangan kemerdekaan bangsa dan negara Indonesia dapat dicapai. Tetapi walaupun
Indonesia memilih untuk tidak memihak kepada salah satu blok yang ada, hal itu tidak
berarti Indonesia berniat untuk menciptakan blok baru. Karena itu menurut Hatta,
Indonesia juga tidak bersedia mengadakan atau ikut campur dengan suatu blok ketiga
yang dimaksud untuk mengimbangi kedua blok raksasa itu.

Anda mungkin juga menyukai