Para golongan muda bergegas ke rumah sukarno untuk mendesak sukarno dan hatta
untuk segera memproklamasikan kemerdekaan indonesia. Akan tetapi sukarno menolak
dan marah bahwa itu harus didiskusikan terlebih dahulu dalam rapat ppki. Para pemuda
kecewa dan pulang, namun mereka berkumpul kembali di jalan cikini, karena
perundingan gagal mereka berencana untuk menculik sukarno dan hatta dan
membawanya ke rengasdengklok. Keesokan harinya mereka menculik sukarno dan
hatta dan membawanya ke rengasdengklok dan kembali memaksa mereka untuk
memproklamasikan kemerdekaan indonesia.
Di Jakarta dalam sidang ppki ahmad subarjo yang menyadari ketidakhadiran sukarno
dan hatt segera pergi mencarinya dan ke rengasdengklok. Ahmad subarjo berhasil
menemukannya dan membuat kesepakatan denga golongan muda untuk
memproklamasikan kemerdekaan selambatnya tanggal 17 agustus dengan jaminan
nyawa nya. Mereka setuju dan membebaskan sukarno hatta untuk kembali.
Para rombongan sukarno pergi ke rumah laksamana maeda untuk merumuskan teks
proklamasi.naskah Proklamasi berhasil dibuat dan direncanakan untuk
memberitahukannya kepada seluruh rakyat indonesia dengan diadakannya upacara
proklamasi di jalan pegangsaan timur no 56.
Gagal karena pemberian lisensi impor banyak yang disalahgunakan. Mereka yang
menerima lisensi bukanlah orang-orang yang memiliki potensi kewiraswastaan yang
tinggi, namun orang-orang yang mempunyai hubungan khusus dengan kalangan
birokrat yang berwenang mendistribusikan lisensi dan kredit. Akibatnya,
pengusaha-pengusaha yang masuk dalam Program Benteng lamban menjadi dewasa,
bahkan ada yang menyalahgunakan maksud pemerintah tersebut untuk mencari
keuntungan yang cepat dengan menjual lisensi impor yang dimilikinya kepada
pengusaha impor yang sesungguhnya, yang kebanyakan berasal dari keturunan Cina.
Juga banyak muncul perusahaan alibaba.
Konsep politik luar negeri yang bebas aktif ini berusaha membantu bangsa-bangsa di
dunia yang belum terlepas dari belenggu penjajahan
Indonesia berkeinginan untuk tidak memihak salah satu blok yang ada pada saat itu.
Bahkan bercita-cita untuk menciptakan perdamaian dunia yang abadi atau minimal
meredakan Perang Dingin yang ada dengan cara bersahabat dengan semua negara
baik di Blok Barat maupun di Blok Timur, karena hanya dengan cara demikian cita-cita
perjuangan kemerdekaan bangsa dan negara Indonesia dapat dicapai. Tetapi walaupun
Indonesia memilih untuk tidak memihak kepada salah satu blok yang ada, hal itu tidak
berarti Indonesia berniat untuk menciptakan blok baru. Karena itu menurut Hatta,
Indonesia juga tidak bersedia mengadakan atau ikut campur dengan suatu blok ketiga
yang dimaksud untuk mengimbangi kedua blok raksasa itu.