JOMBANG
2021
TIM PPL MAHASISWA
PROGRAM S1
Ketua : Lailatul K
Seksi Seksi :
1. Seksi Pelaporan
Koordinator : Amaliyatus Shofiyah
Anggota : Bilhaq Ihyauddin
Fathur Rohman
2. Seksi Pengumpulan Data
Koordinator : Nilna Aimmatul Mafkhoroh
Anggota : Mohammad Asrori
3. Seksi Humasy
Koordinator :M. Agil Hasan Ali
Anggota : Riski U.B Lele
PENGESAHAN
MENGESAHKAN :
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga laporan penelitian Implementasi Qs. Al-A’rof Ayat 56-58 Terhadap Program
Sampah Menjadi Berkah Dan Pelestarian Lingkungan Di Madrasah Al-Hikam Jatirejo Diwek
Jombang dapat kami selesaikan.
Laporan ini tentu tidak dapat terlaksana dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak.
Untuk itu kami ucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H.Haris Supratno, selaku Rektor Universitas Hasyim Asy’ari
Tebuireng
2. Bapak Dr. Jasminto, M.Pd.I, selaku Dekan FAKULTAS AGAMA ISLAM
Universitas Hasyim Asy’ari Tebuireng
3. Dosen Pembimbing Lapangan Bapak Ali Said,M.Hi, yang telah membimbing kami
dalam proses penyusanan penelitian Implementasi Qs. Al-A’rof Ayat 56-58 Terhadap
Program Sampah Menjadi Berkah Dan Pelestarian Lingkungan Di Madrasah Al-
Hikam Jatirejo Diwek Jombang
4. Ibu Hj. Maftuhah Mustiqowati, S,Ag, M.Pd, selaku kepala yayasan yang naungi
madrasah Al-Hikam Jatirejo Jombang
5. Ibu Andriadik, S.Pd, selaku kepala madrasah aliyah Al-Hikam Jatirejo Diwek
Jombang
6. Ibu Rany Zulaikhah, S.Pd, Selaku Sekretaris Tim Adiwiyata Madrasah Al-Hikam
Jatirejo Diwek Jombang, yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk
melaksanakan wawancara dan memberikan informasi yang sangat memberi manfaat
bagi kami dalam penyusunan laporan penelitian ini
7. Bapak Pulung Tejo Kusumo, S.pd.i selaku penangung jawab Tim Adiwiyata
Madrasah Al-Hikam Jatirejo Diwek Jombang, yang telah bersedia meluangkan
waktunya untuk melaksanakan wawancara dan memberikan informasi yang sangat
memberi manfaat bagi kami dalam penyusunan laporan penelitian ini
8. Bapak ibu guru Madrasah Al-Hikam Jatirejo Diwek Jombang
9. Bimo Dwi Nugroho, Selaku perwakilan siswa dari MA Al-Hikam kelas XII-IPA,
yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk melaksanakan wawancara dan
memberikan informasi yang sangat memberi manfaat bagi kami dalam penyusunan
laporan penelitian ini
10. Ayu Fita Sari, Selaku perwakilan siswi dari MA Al-Hikam kelas XII-IPA, yang telah
bersedia meluangkan waktunya untuk melaksanakan wawancara dan memberikan
informasi yang sangat memberi manfaat bagi kami dalam penyusunan laporan
penelitian ini
11. Indah Sholikhah Wulandari, Selaku perwakilan siswi dari MA Al-Hikam kelas XII-
IPA, yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk melaksanakan wawancara dan
memberikan informasi yang sangat memberi manfaat bagi kami dalam penyusunan
laporan penelitian ini
12. Teman teman yang sudah membantu dalam penyelesaian tugas laporan penelitian ini
ABSTRAK
Masalah lingkungan saat ini menjadi salah satu isu sosial yang sangat sering dibahas oleh
pemerintah maupun masyarakat.Karena besarnya pengaruh sampah terhadap manusia
menjadikan manusia lebih bergantung kepada lingkungan. Cara pandang manusia terhadap
lingkungan berbeda beda hal ini dapat dilihat dari segi pendidikan formal maupun non formal
yang mampu dipelajari dengan sengaja maupun tidak. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengkaji
implementasi pengelolaan sampah dan pelestarian lingkungan pada sekolahan sekolahan khusus
nya pada penelitian ini yakni Madrasah Aliyah Al-Hikam Jatirejo Diwek Jombang.Metode
penelitian yang digunakan adalah deskripsi kualitatif, observasi dan wawancara.Instrumen yang
digunakan berupa beberapa list pertanyaan wawancara, cacatan hasil observasi dan wawancara,
serta dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dalam pengeloaan sampah di
Madrasah Aliyah Al-Hikam yang biasanya disebut sebagai sampah menjadi berkah, dari sampah
diolah menjadi berbagai macam kerajinan, seperti kaligrafi yang terbuat dari daur ulang sampah
kertas, kemudain jenis sampah plastik dijadikan Ecobrick, lalu sampah organik dimanfaatkan
sebagai pupuk dan kompos. Pendidikan konservasi lingkungan peserta didik Madrasah Aliyah
Al-Hikam diperoleh dari sosialisasi yang diadakan oleh pihak madrasah dan pondok
pesantrennya. Dalam hal ini pada mata pelajaran baik di Pondok Pesantren dan Madrasah Al-
Hikam diberi tambahan pelajaran fiqih lingkungan disertai dengan ayat yang ada di Al-Qur’an
dan Hadist, lalu para siswa mempratikkannya dengan melakukan shodaqoh sampah dan
mengelolanya. Dalam kegiatan pengolaan sampah juga dinaungi oleh pihak Adiwiyata madrasah
karena di Madrasah Al-Hikam berbasic sekolah Adiwiyata tingkat sekolah madrasah tsanawiyah
sedangkan madrasah aliyahnya tidak tercantum sebagai sekolah adiwiyata, akan tetapi semua
siswa dibawah naungan Madrasah Al-Hikam melakukan pengelolaan sampah dan pelestarian
lingkungan.
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL........................................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................................
KATA PENGANTAR.........................................................................................................
ABSTRAK...........................................................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................................
DAFTAR TABEL...............................................................................................................
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN...............................................................................................
a. Hasil Penelitian............................................................................................
b. Pembahasan..................................................................................................
BAB V : PENUTUP...........................................................................................................
a. Kesimpulan..................................................................................................
b. Saran.............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................
DAFTAR TABEL
PENDAHULUAN
3
Anggi Trisna Sihaloho. Kerusakan Lingkungan Hidup. Universitas Negeri Jakarta, 2018.
4
Ratih Permatasari, Dampak Kerusakan Lingkungan di Indonesia Yang Terjadi Akibat Ulah Manusia. Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta, 2018.
5
WALHI, Tinjauan Lingkungan Hidup 2015, Menagih Janji Menuntut Perubahan (Jakarta: Wahana Lingkungan
Hidup Indonesia, 2015).
6
Daniel D, Chiras, Environmental Science: Action for a Sustainable Future, (California: The Benjamin/Cummings
Pub. Co. Inc., 1991).
telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran (57) Dan tanah yang baik,
tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan izin Tuhan; dan tanah yang buruk,
tanaman-tanamannya yang tumbuh merana.Demikianlah Kami menjelaskan berulang-
ulang tanda-tanda (kebesaran Kami) bagi orang-orang yang bersyukur (58)”.
Ayat ini menjelaskan terkait larangan berbuat kerusakan di bumi, yang mana
berbuat kerusakan merupakan salah satu bentuk pelampauan batas.Alam raya diciptakan
Allah SWT dalam keadaan yang harmonis, serasi, dan memenuhi kebutuhan
makhluk.Allah SWT telah menjadikannya dalam keadaan baik, serta memerintahkan
hamba-hambanya untuk memperbaikinya.Salah satu bentuk perbaikan yang dilakukan
oleh Allah SWT adalah dengan mengutus para nabi untuk meluruskan dan memperbaiki
kehidupan di masyarakat.Maka merusak setelah diperbaiki jauh lebih buruk daripada
sebelum diperbaiki.Karena ayat tersebut secara tegas menggaris bawahi larangan
tersebut, walaupun memperparah kerusakan atau merusak sesuatu yang baik juga
dilarang.7
Melalui surah al-A’raf ayat 56-58 terkait pendidikan menjaga kelestarian
lingkungan diharapkan mampu menggerakkan masyarakat dalam hal menjaga dan
melestarikan lingkungan dengan cara mengimplementasikan ayat tersebut dalam
kehidupan sehari-hari salah satunya adalah dengan tidak merusak lingkungan. Pada saat
ini terdapat banyak sekolah maupun madrasah yang mempunyai program yang bertujuan
untuk melestarikan lingkungan. Hal ini dilakukan agar para siswa terbiasa dan dapat
memahami akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan sejak dini, dan memulainya
dengan hal-hal yang kecil.
MA Al-Hikam merupakan madrasah di bawah naungan pondok pesantren
Mamba’ul Hikam, yang bertempat di desa Jatirejo Diwek Jombang.Yang didirikan oleh
KH. Zubaidi Muslich, yang saat ini madrasah tersebut dikelola oleh putri beliau yaitu Ibu
Hj. Maftuhah Mustiqowati, S.Ag., M.Pd. Di madrasah ini bukan hanya mengutamakan
ilmu pengetahuan tetapi juga memperhatikan bakat para siswanya. Hal tersebut
dibuktikan dengan adanya prestasi-prestasi yang telah diraih oleh para siswa di madrasah
tersebut.Di MA Al-Hikam juga terdapat program yang peduli terhadap lingkungan, yaitu
7
M. Quraish Shihab. Membumikan Al-Qur’an, Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat. (Bandung:
PT. Mizan Pustaka, 2013), hlm. 119.
program sampah menjadi berkah.Dimana program tersebut bertujuan agar para siswa
dapat mendaur ulang sampah yang mana sampah tersebut nantinya menjadi barang yang
bermanfaat.Selain itu juga meminimalisir adanya sampah plastik yang sulit diuraikan
oleh tanah.Sebelum didaur ulang, sampah-sampah tersebut dipilah terlebih dahulu, antara
sampah organik seperti dedaunan maupun sampah yang non-organik seperti botol plastik
maupun bungkus snack.Hasil dari daur ulang tersebut biasanya berupa baju, ecobrick,
sapu, dan lain-lain.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penelitian ini berjudul
“IMPLEMENTASI QS. AL-A’RAF AYAT 56-58 TERHADAP PROGRAM
SAMPAH MENJADI BERKAH DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN DI
MADRASAH ALIYAH AL-HIKAM JATIREJO DIWEK JOMBANG”.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana antusiasme warga Madrasah Aliyah Al-Hikam Jatirejo Diwek Jombang
dalam pelestarian lingkungan dan pengelolaan sampah?
2. Bagaimana implementasi QS. Al-A’raf ayat 56-58 dalam program sampah menjadi
berkah dan pelestarian lingkungan di Madrasah Aliyah Al-Hikam Jatirejo Diwek
Jombang?
3. Bagaimana hasil dan pemasaran pengelolaan sampah di Madrasah Aliyah Al-Hikam
Jatirejo Diwek Jombang?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui antusiasme warga Madrasah Aliyah Al-Hikam Jatirejo Diwek
Jombang dalam pelestarian lingkungan dan pengelolaan sampah.
2. Untuk mengetahui implementasi QS. Al-A’raf ayat 56-58 dalam program sampah
menjadi berkah dan pelestarian lingkungan di Madrasah Aliyah Al-Hikam Jatirejo
Diwek Jombang.
3. Untuk mengetahui hasil dan pemasaran pengelolaan sampah di Madrasah Aliyah Al-
Hikam Jatirejo Diwek Jombang.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat secara teoritis: dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah
khazanah keilmuan dan memberikan manfaat bagi seluruh masyarakat khususnya
para siswa MA Al-Hikam Jatirejo Diwek Jombang
2. Manfaat secara praktis: dari penelitian ini diharapkan seluruh masyarakat dapat
mengimplementasikan QS. Al-A’raf ayat 56-58 dalam menjaga kelestarian
lingkungan.
3. Kerangka Teori
4. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam tugas akhir ini, disusun sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah,tujuan dan manfaat
penelitian,kerangka teori serta sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisi gambaran bagaimana pelaksanaan pelestarian linkungan dan program
sampah menjadi berkah
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini menjelaskan variabel penelitian, metode pengumpulan data, waktu
dan tempat penelitian, dan prosedur analisis data.
BAB IV PEMBAHASAN
Bagian ini berisi pembahasan mengenai pelestarian lingkungan dan program sampah
menjadi berkah
BAB V PENUTUP
Pada bab ini berisikan beberapa kesimpulan dari hasil penelitian.
BAB II
LANDASAN TEORI
َض بَ ْع َد ِإصْ اَل ِحهَا َوا ْدعُوهُ خَ وْ فًا َوطَ َمعًا ۚ ِإ َّن َرحْ َمتَ هَّللا ِ قَ ِريبٌ ِمنَ ْال ُمحْ ِسنِين
ِ َْواَل تُ ْف ِسدُوا فِي اَأْلر
ت فََأ ْن َز ْلنَا ْ َّاح بُ ْشرًا بَ ْينَ يَ َديْ َرحْ َمتِ ِه ۖ َحتَّ ٰى ِإ َذا َأقَل
ٍ ِّت َس َحابًا ثِقَااًل ُس ْقنَاهُ لِبَلَ ٍد َمي َ ََوهُ َو الَّ ِذي يُرْ ِس ُل ال ِّري
َ ِت ۚ َك ٰ َذل
َك نُ ْخ ِر ُج ْال َموْ ت َٰى لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكرُون ِ بِ ِه ْال َما َء فََأ ْخ َرجْ نَا بِ ِه ِم ْن ُك ِّل الثَّ َم َرا
Artinya: “Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira
sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu telah
membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu
Kami turunkan hujan di daerah itu, Maka Kami keluarkan dengan sebab hujan
itu pelbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang-
orang yang telah mati, Mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran”.
c. Q.S. Al-A’raf Ayat 57
لِقَوْ ٍم يَ ْش ُكرُون
8
Mustakim, Pendidikan Lingkungan Hidup dan Implementasinya dalam Pendidikan Islam, Jurnal
Pendidikan Islam, Vol. 2, No. 1, (Mei 2017), hal 9
lebat (dari awan tersebut) sehingga negeri yang hampir mati tersebut kembali
menjadi negeri yang subur (sumur-sumurnya penuh dengan air dan tanaman-
tanaman berlimpah).Sebelum hujan turun, Allah SWT menghembuskan angin
yang sedikit demi sedikit mengarak partikel-partikel awan yang mengandung air,
kemudian awan tersebut saling tindih-menindih lalu menyatu menjadi gumpalan
awan, lalu turunlah hujan yang menyuburkan tersebut.Ketika partikel-partikel
awan tersebut tertiup angin, seakan-akan awan tersebut masih ringan, kemudian
setelah menyatu awan tersebut menjadi gumpalan dan menjadi berat sehingga
gerakannya menjadi lambat. Hal tersebut menunjukkan di mana Allah SWT akan
menurunkan hujan, Hujan yang menyebabkan tanah yang mati menjadi hidup
kembali tersebut menurut analisa para pakar ilmu pengetahuan disamping berupa
butiran air, ternyata juga mengandung material yang berfungsi sebagai pupuk.Saat
air laut menguap dan mencapai awan, air tersebut mengandung zat-zat yang dapat
menghidupkan kembali daratan yang mati.
d. Ayat 58
Menurut ayat ini, tanah di muka bumi ini ada yang baik dan subur, dan ada pula
yang tidak baik.Tanah yang baik dan subur apabila disirami hujan sedikit saja,
dapat menumbuhkan berbagai macam tanaman.Sedangkan tanah yang tidak baik
atau tandus meskipun disirami hujan yang lebat, namun tumbuhan-tumbuhannya
merana tidak menghasilkan apa-apa. Tanaman-tanaman tumbuh subur di tanah
subur tersebut karena mendapat anugerah khusus dari Allah SWT dan diizinkan
untuk menjadi yang terbaik.Berbeda dengan tanaman yang tidak subur di tanah
tandus yang mana tidak mandapatkan anugerah dan izin Allah SWT sehingga
tidak bisa menjadi yang terbaik.
Hal tersebut kemudian dijadikan perumpamaan bagi sifat manusia, yaitu ada yang
baik dan buruk. Manusia yang baik mendapat perlakuan khusus dari Allah
SWT.Yaitu manusia yang hatinya bersih, berusaha mendekatkan diri kepada
Allah SWT melalui kewajiban agama dan sunnah-sunnahnya.Hal ini berarti
bahwa mereka telah mendapatkan izin dari Allah SWT untuk menggunakan
anugerah dari Allah SWT dengan baik. Namun sebaliknya, orang yang memiliki
sifat buruk tidak mendapat anugerah dari Allah SWT, tetapi mereka mendapatkan
bencana dan siksa dari-Nya.9
3. Tafsir Al-Misbah Karya M. Quraish Shihab surah Al-A’raf ayat 56-58
Dalam surah Al-A’raf ayat 56-58 pada tafsir Al-Misbah karya M. Quraisy Shihab
dijabarkan sebagai berikut :
a. Lingkungan hidu pmerupakan fasilitas yang diberikan kepada manusia
Lingkungan hidup sebagai fasilitas yang diberikan kepada manusia dijelaskan
dalam suratAl-A’raf ayat 57:
Dalam Tafsir Al-Misbah dijelaskan mengenai ayat tersebut, bahwa sebelum hujan
turun, Allah SWT menghembuskan angin yang sedikit demi sedikit mengarak
partikel-partikel awan yang mengandung air, kemudian awan tersebut saling
tindih-menindih lalu menyatu menjadi gumpalan awan, lalu turunlah hujan yang
menyuburkan. Dengan sebab air hujan tersebut, Allah SWT menumbuhkan buah-
buahan (Shihab, 2013:123). Salah satu karunia yang Allah SWT berikan kepada
manusia sebagai fasilitas kehidupan adalah hujan yang menyuburkan
tanah.Meskipun hanya sebagian fasilitas saja yang disebutkan, yaitu angin dan
hujan, akan tetapi menurut penulis, hal tersebut sudah menggambarkan bahwa
alam semesta adalah diciptakan untuk kepentingan manusia. Penunjang
kehidupan manusia seluruhnya disediakan di alam semesta.Manusia hanya tinggal
mengelola dan memanfaatkannya dengan baik.
b. Larangan merusak lingkungan hidup
Larangan berbuat kerusakan terhadap lingkungan hidup secara tegas diungkapkan
pada awal suratAl-A’raf ayat 56:
Dijelaskan dalam Tafsir Al-Misbahbahwa berbuat kerusakan adalah salah satu
bentuk pelampauan batas.Alam raya diciptakan Allah SWT.dalam keadaan yang
baik untuk memenuhi kebutuhan makhluk dan memerintahkan untuk
memperbaikinya. Allah mengutus para nabi untuk memperbaiki kehidupan yang
kacau, sehingga merusak setelah diperbaiki lebih buruk daripada sebelum
diperbaiki(Shihab, 2013:119). Akan tetapi merusak sesuatu yang masih dalam
keadaan baik juga dilarang.Rasa tanggung jawab terhadap pelestarian lingkungan
9
Mustakim, Pendidikan Lingkungan Hidup dan Implementasinya dalam Pendidikan Islam, Jurnal
Pendidikan Islam, Vol. 2, No. 1, (Mei 2017), hal 9-12
hidup muncul karena dalam diri manusia terbentuk nilai-nilai bahwa lingkungan
hidup harus dilestarikan.Aspek tanggung jawab seseorang lebih berpengaruh
terhadap terbentuknya perilaku daripada sekedar sikap setuju dalam upaya
pelestarian lingkungan hidup. Seseorang yang memiliki rasa tanggung jawab akan
terbentuk keteguhan hati dalam bertingkah laku(Iskandar, 2013:217).
Selanjutnya penjelasan mengenai firman Allah SWT dalam suratAlA’raf ayat 58:
Dijelaskan dalam Tafsir Al-Misbah bahwasanya sebagaimana terdapat perbedaan
antara tanah yang satu dengan yang lainnya, terdapat pula perbedaan sifat
manusia yang satu dengan yang lainnya. Manusia yang hatinya bersih akan
mendapat izin dari Allah SWTuntuk menjadi yang terbaik(Shihab, 2013:124).
c. Kewajiban menjaga dan melestarikan lingkungan hidup.
Dalam hal ini perintah menjaga dan melestarikan lingkungan secara eksplisit
terkandung pada akhir surat Al-A’raf ayat 56:
Menjaga lingkungan hidup berarti berhati-hati dalam memanfaatkannya untuk
memenuhi kebutuhan hidup, agar berfungsi sebagaimana mestinya, sehingga
dapat terwujud keseimbangan, keselarasan, dan kesejahteraan hidup manusia dan
makhluk lainnya(Rosyanti, 2002:123). Allah SWT telah memberikan kuasa
kepada manusia untuk mengelola alam dengan tetap berorientasi kepada
kemaslahatan.Memanfaatkan alam dan memeliharanya merupakan implementasi
dari keimanan seseorang.Memelihara lingkungan hidup merupakan salah satu
tugas manusia sebagai khalifah Allah SWT di muka bumi (Sukarni, 2011:45).10
A. Sampah menjadi berkah
Sampah akan terus diproduksi dan tidak pernah berhenti selama manusia tetap
ada. Dapat dibayangkan bahwa jumlah sampah yang dihasilkan oleh penduduk di
bumi ini akan semakin meningkat. Apabila sampah tidak ditangani secara efektif dan
efisien maka nantinya sampah akan berbalik menghancurkan lingkungan di sekitanya.
Memang, alam memiliki andil besar dalam pengolahan sampah secara alami,
terutama pada jenis sampah organik.Tetapi, peran alam dalam mengolah sampah
tidak seimbang seiring dengan berjuta ton sampah yang diproduksi oleh
10
Mustakim, Pendidikan Lingkungan Hidup dan Implementasinya dalam Pendidikan Islam, Jurnal
Pendidikan Islam, Vol. 2, No. 1, (Mei 2017), hlm. 12
manusia.Bagaimanapun disini peran manusia dalam pengolahan sampah sangatlah
penting.Upaya pengendalian sampah merupakan salah satu bukti dari dampak
aktivitas manusia itu sendiri.
1. Pengertian sampah
Sampah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik
produksi industri maupun domestik (rumah tangga). Sampah adalah sisa kegiatan
sehari-hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat atau semi padat
berupa zat organik atau anorganik bersifat dapat terurai atau tidak dapat terurai
yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang ke lingkungan.
Sampah yang mudah membusuk terutama terdiri dari zat-zat organic
seperti sayuran, sisa daging, daun, dll.Sedangkan sampah yang tidak mudah
membusuk dapat berupa plastik, karet, logam, kertas, abu, ataupun bahan-bahan
bangunan bekas, dll.11
Pengaruh sampah terhadap kesehatan dapat dikelompokkan menjadi efek
yang langsung maupun tidak langsung. Yang dimaksud efek langsung adalah efek
yang disebabkan kontak langsung dengan sampah tersebut, misalnya sampah
beracun, sampah yang korosif terhadap tubuh, teratogenik dll.Selain itu pula
sampah yang mengandung kuman pathogen, sehingga dapat menimbulkan
penyakit.Sampah ini dapat berasal dari sampah rumah tangga selain sampah
industri. Pengaruh tidak langsung dapat dirasakan masyarakat akibat proses
pembusukan, pembakaran dan pembakaran dan pembuangan sampah.12
2. Penggolongan jenis sampah
Di Indonesia penggolongan sampah yang sering digunakan adalah :
a. Sampah organik, atau sampah basah yang teridiri atas daun-daunan, kayu,
kertas, karton, tulang, sisa-sisa makanan ternak, sayur, buah, dll.
b. Sampa anorganik, atau sampah kering yang terdiri atas kaleng, plastik, besi,
dan logam-logam lainnya, gelas, dan mika. Kadang kertas dimasukkan dalam
kategori ini. Sedangkan bias dilihat dari sumbernya, sampah perkotaan yang
dikelola oleh pemerintah.
11
Dwi Wahyu Purwiningsih, Pengelolaan Sampah Daerah Pesisir, (Tasikmalaya : Perkumpulan Rumah
Cemerlang, 2021), hlm. 1
12
Ibid, hlm. 4
Sampah yang berasal dari pemukiman/tempat tinggal dan daerah komersial,
selain terdiri atas sampah organic dan anorgaik, juga dapat dikategorikan
B3.Sampah organik bersifat biodegradable sehingga mudah terdekomposisi,
sedangkan sampah anorganik bersifat non-biodegradable sehingga sulit
terdekomposisi.Bagian organic sebagian besar terdiri atas sisa makanan,
kertas, kardus, plastik, tekstil, karet, kulit, kayu, dan sampah kebun.Bagian
anorganik sebagian besar terdiri dari kaca, tembikar, logam, dan debu.
Sampah yang mudah terdekomposisi, terutama dalam cuaca yang panas,
biasanya dalam proses dekomposisinya akan menimbulkan baud an
mendatangkan lalat.
Pada suatu kegiatan dapat dihasilkan jenis sampah yang sama, sehingga
komponen penyusunannya juga akan sama. Misalnya, sampah yang hanya
terdiri atas kertas, logam, atau, daun-daunan saja. Apanila tidak tercampur
dengan bahan-bahan lain, maka sebagian besar komponennya adalah
seragam.13
3. Pengelolaan sampah
Era sekarang sesungguhnya membutuhkan masyarakat yang memiliki
kesadaran untuk memelihara dan mengembangkan lingkungan agar kehidupan
masyarakat menjadi lebih sehat, nyaman, dan sejahtera. Pemikiran tentang
pentingnya memelihara lingkungan tersebut tentu didasari oleh kenyataan akan
kerusakan lingkungan yang sekarang terjadi dimana-mana, terutama disebabkan
oleh pembuangan sampah secara sembarangan dan tidak dikelola dengan baik.
Pengelolaan sampah bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat
dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumberdaya.Dari sudut
pandang kesehatan lingkungan, pengelolaan sampah dipandang baik jika sampah
tersebut tidak menjadi media berkembang biaknya bibit penyakit serta sampah
tersebut tidak menjadi medium perantara menyebarluasnya suatu penyakit.Syarat
lainnya yang harus dipenuhi, yaitu tidak mencemari udara, air dan tanah, tidak
13
Rakhmad Armus, Muhammad Ihsan Mukrim, dkk.,Pengelolaan Sampah Padat, (Yayasan Kita Menulis,
2022), hlm. 8
menimbulkan bau (tidak mengganggu nilai estetis), tidak menimbulkan kebakaran
dan yang lainnya.14
Berbagai alternatif pengolahan dan pengelolaan sampah perlu dilakukan
untuk menangani permasalahan sampah secara menyeluruh.Alternatif-alternatif
pengelolaan sampah harus bisa menangani semua masalah pembuangan
sampah.Mendaur ulang semua sampah dan mengembalikannya ke alam adalah
satu alternatif yang sangat menjanjikan bagi terciptanya lingkungan yang bebas
sampah. Daur ulang juga akan mengurangi tekanan terhadap sumber daya alam.
Daripada terus berkutat dengan jumlah sampah yang terus meningkat,
meminimalisasi sampah tampaknya bisa dijadikan prioritas utama.
Berikut adalah prinsip-prinsip yang bisa diterapkan dalam pengolahan
sampah. Prinsip-prinsip ini dikenal dengan nama 4R, yaitu:
a. Reduce (Mengurangi): sebisa mungkin meminimalisasi barang atau material
yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin
banyak sampah yang dihasilkan. Misalnya, kita selalu menggunakan kantong
plastik saat berbelanja. Jika dalam satuminggukitaberbelanja sebanyak tiga
kali, maka dalam sebulan kita akan menghasilkan sampah berupa kantong
plastik sebanyak 12 buah. Tumpukan sampah kantong plastik akan terus
bertambah jika kita tidak segera mengurangi penggunaannya, atau bahkan
menggantinya dengan kantong belanjaan yang ramah lingkungan, seperti
kantong anyaman dari daun pandan.
b. Reuse (Menggunakan kembali): sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang
bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang disposable
(sekali pakai, buang). Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang
sebelum barang tersebut menjadi sampah. Misalnya: menggunakan botol
plastik (produk minyak goreng atau sabun) yang bias diisi ulang. Dengan
demikian, setidaknya kita tidak akan menghasilkan sampah botol plastik
selama beberapa lama.
14
Yadi hartono, Dwi Mardhia, dkk. , Pengelolaan dan Pemanfaatan SAMPAH Berbasis Rumah Tangga,
(Malang : Literasi Nusantara, 2020), hlm. 11
c. Recycle (Mendaur ulang): sebisa mungkin, barang-barang yang sudah tidak
berguna didaur ulang lagi. Tidak semua barang bisa didaur ulang, tetapi saat
ini sudah banyak industri informal dan industri rumah tangga yang
memanfaatkan sampah menjadi barang lain. Di antara industri-industri ini ada
yang mengubah sampah plastik menjadi berbagai suvenir, sampah kertas
menjadi lukisan dan mainan miniatur, atau sampah aluminium foil menjadi tas
dan dompet.
d. Replace (Mengganti): teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah
barang-barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan
lama. Juga telitilah agar kita hanya memakai barang-barang yang lebih ramah
lingkungan. Misalnya, ganti kantong plastik kita dengan keranjang saat
berbelanja, dan jangan pergunakan styrofoam karena kedua bahan ini tidak
bisa didegradasi secara alami. Kita bisa menggunakan tas anyaman dari daun
pandan atau bambu sebagai pengganti kantong plastik dan menggunakan daun
pisang untuk membungkus makanan kita.
Dari keempat prinsip tadi yang paling menonjol adalah prinsip recycle.
Melalui prinsip recycle, kita tidak hanya membantu mengurangi volume
sampah, tetapi juga menciptakan sebuah alternatif usaha baru. Daur ulang
sampah bisa menjadi usaha menjanjikan yang akan memberi kita banyak
keuntungan. Namun, sebelumnya kita harus terlebih dahulu mengetahui, apa
saja material yang dapat didaur ulang.15
Pengelolaan sampah sangatlah penting, karena dikelolanya sampah dengan
baik, maka banyak manfaat yang bisa dirasakan. Manfaat mengelola sampah
diantaranya:
a. mengurangi polusi,
b. mendapat manfaat lain dri sampah,
c. mendapat keuntungan ekonomi,
d. menambah penghasilan dan
e. membantu orang lain.16
15
Gugun Gunawan, Mengolah Sampah Jadi Uang, (Jakarta : TransMedia Pustaka, 2007), hlm. 4
16
Riska Wani Eka putri Perangin-Angin, dkk.,Perilaku Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah,
(Indramayu : Penerbit Adab, 2020), hlm. 10
4. Pemanfaatan sampah
Dalam pemanfaatan sampah rumah tangga, bias dibedakan atas 2 bagian yaitu
pemanfaatan sampah organik dan pemanfaatan sampah anorganik.Pada
prinsipnya pemanfaatan sampah rumah tangga ini dilakukan pemisahan atau
pemilahan terlebih dahulu antara sampah organik dan sampah anorganik, agar
dalam proses pengelolaan dan pemanfaatannya lebih mudah. Berikut beberapa
cara pemanfaatan sampah rumah tangga.
a. Pemanfaatan Sampah Organik
Jenis sampah organik skala rumah tangga terdiri dari sampah-sampah basah
yang dihasilkan dapur berupa sisa makanan dan sisa sayuran, juga sampah
dedaunan dari pohon-pohon disekitar rumah.Untuk sampah dari dapur bisa
digunakan kembali sebagai kompos sedangkan sampah dedaunan bisa
digunakan sebagai briket, yaitu bahan bakar alternatif pengganti minyak
tanah.
1) Pengomposan (Composting)
Composting merupakan proses pembusukan secara alami dari materi
organik, misalnya daun, limbah pertanian (sisa panen), sisa makanan dan
lain-lain. Pembusukan itu menghasilkan materi yang kaya unsur hara,
antara lain nitrogen, fosfor dan kalium yang disebut kompos atau humus
yang baik untuk pupuk tanaman.
2) Pembuatan Briket
Pembuatan briket sebagai bahan bakar alternatif pengganti minyak, bisa
menjadi salah satu upaya kita sebagai masyarakat dalam menanggulangi
dan mengurangi timbulan sampah, khususnya dalam sektor rumah tangga.
b. Pemanfaatan Sampah Anorganik
Sampah anorganik tidak dapat terdegradasi secara alami.Dengan kreativitas,
sampah ini bisa didaur ulang untuk beragam kebutuhan. Ada beberapa sampah
yang bisa dimanfaatkan:
1) Sampah kertas
Kumpulan sampah kertas bisa dibuat berbagai macam jenis kerajinan
tangan, seperti topeng, patung, dan kertas daur ulang.Nilai jual sampah
kertas daur ulang jauh lebih tinggi dari sekadar sampah kertas biasa.Kertas
daur ulang bisa dijual ke pengrajin sebagai bahan pembuat kerajinan
tangan.
2) Sampah plastik
Kegiatan mendaur ulang sampah merupakan tindakan positif atas bentuk
kepedulian terhadap lingkungan. Adapun sampah plastik bisa diolah
beraneka ragam, mulai pembuatan tas, dompet, mainan anak-anak, bunga
hias, pot, dan lain sebagainya. Sederhana ialah kata yang tepat dari
pemanfaatan daur ulang sampah plastik, dll.17
A. Pelestarian Lingkungan
1. Pengertian Lingkungan
Lingkungan hidup merupakan keseluruhan unsur atau komponen yang berada di
sekitar individu yang memengaruhi kehidupan dan perkembangan individu yang
bersangkutan.Karena lingkungan hidup diartikan sebagai keseluruhan unsur atau
komponen, maka lingkungan dapat dibedakan menjadi lingkungan fisik dan
lingkungan sosial.
a. Lingkungan Fisik
Lingkungan fisik adalah segala sesuatu di sekitar manusia yang berwujud benda
mati.
b. Lingkungan Sosial
Lingkungan Sosial adalah lingkungan yang memiliki beberapa aspek, diantaranya
aspek kemasyarakatan, sikap kejiwaan, sikap kerohanian dan sebagainya.
Menurut Bintarto ditambah satu lagi dengan lingkungan biologis, yaitu segala sesuatu
di sekitar manusia yang berupa organisme hidup selain manusia.
Menurut Undang-undang Nomor 4 tahun 1982 bahwa lingkungan hidup adalah
kesatuan ruang semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk
didalamnya manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kehidupan dan
kesejahteraan manusia dari makhluk hidup lainnya.
17
Miftahur Rohim, Teknologi Tepat Guna Pengolahan Sampah, (Pasuruan : CV. Penerbit Qiara Media,
2020), hlm. 21
Dalam pelestarian lingkungan hidup terdapat unsur-unsur yang berupa sumber daya
hayati, sumber daya nonhayati dan sumber daya buatan.
a. Sumber Daya Alam Hayati
Sumber daya alam hayati adalah semua organisme hidup, kecuali manusia yang
ada di alam.
b. Sumber Daya Alam Nonhayati
Sumber daya alam nonhayati adalah sumber daya yang tidak hidup yang
disediakan oleh alam.
c. Sumber Daya Buatan
Sumber daya buatan adalah semua sumber daya yang ada karena pengaruh
manusia.
Adapun komponen-komponen lingkungan hidup dibedakan menjadi dua yaitu
komponen benda-benda hidup (biotik) dan komponen-komponen benda mati
(abiotik).Komponen biotik meliputi manusia, flora dan fauna sedangkan komponen
abiotic meliputi udara, tanah dan air.18
2. Pengertian Pelestarian Lingkungan
Melestarikan lingkungan hidup adalah usaha manusia yang harus segera
dilakukan agar kelangsungan hidupnya dapat terjaga dengan baik.Sekecil apapun
usaha yang kita lakukan sangat besar manfaatnya bagi terwujudnya bumi yang layak
huni. Perlu dilakukan upaya-upaya untuk menjaga kelestarian lingkungan sehingga
tata kelola lingkungan berkelanjutan akan terwujud. Pengelolaan lingkungan hidup
merupakan upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi
kebijakan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan,
pengawasan, dan pengendalian lingkungan hidup.Dalam pengelolaan lingkungan
harus dilakukan terhadap masalah yang paling pokok.
Pengelolaan lingkungan mengacu kepada tujuan perbaikan kualitas
lingkungan.Jadi harus menetapkan terlebih dahulu kualitas mana yang terburuk
keadaannya, dan faktor ini memperoleh prioritas pengelolaan. Pelestarian dan
pemanfaatan lingkungan hidup mutlak diperlukan demi terwujudnya tata lingkungan
18
Sabartiyah, Pelestarian Lingkungan Hidup, (Semarang: Alprin, 2008), Hal 4-5.
yang berkelanjutan sehingga potensi dan kekayaan alam Indonesia dapat diwariskan
kepada generasi yang akan datang.19
Pelestarian lingkungan hidup bermakna perbuatan perlindungan lingkungan hidup
dari kemusnahan.Dalam bahasa Arab pelestarian semakna dengan al-ishlah yang
berarti menjadikan sesuatu tetap adanya dan menjaga keberadaannya karena dilandasi
rasa kasih sayang.Dengan demikian, upaya pelestarian lingkungan adalah menjaga
keberadaan lingkungan yang dilandasi rasa cinta dan kasih sayang. Ishlah juga bisa
diartikan memperbaiki sesuatu yang sebelumnya mengalami kerusakan atau
kehancuran (QS al-A’raf [7]: 56).
َض بَ ْع َد ِإصْ ٰلَ ِحهَا َوٱ ْدعُوهُ َخوْ فًا َوطَ َمعًا ۚ ِإ َّن َرحْ َمتَ ٱهَّلل ِ قَ ِريبٌ ِّمنَ ْٱل ُمحْ ِسنِين ۟
ِ َْواَل تُ ْف ِسدُوا فِى ٱَأْلر
19
Ahmad Taufiq, Upaya Pelestarian Lingkungan Oleh Masyrakat, Jurnal Pendidikan Geografi, Vol.14,
No.2 (Oktober 2014) hal. 124.
Sumber daya alam adalah segala sesuatu yang terdapat di alam yang berguna
untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia baik di masa kini maupun masa
mendatang.Kelangsungan hidup manusia tergantung dari kebutuhan lingkungannya,
sebaliknya kebutuhan lingkungan tergantung bagaimana kearifan manusia dalam
mengelolanya.Lingkungan hidup tidak semata mata dipandang sebagai penyedia
sumber daya alam serta sebagai daya dukung kehidupan yang harus dieksploitasi,
tetapi juga sebagai tempat hidup yang mensyaratkan adanya keserasian dan
keseimbangan antara manusia dengan lingkungan hidup.20
3. Bentuk-bentuk Pelestarian Linkungan
a. Menjalankan progam penanaman seribu pohon.
Bencana alam seperti banjir, tanah longsor, bukan terjadi begitu saja.Bencana ini
utamanya terjadi karena kurangnya daerah resapan air hujan akibat penggundulan
hutan.Alih fungsi hutan menjadi lahan pertanian dan bangunan membuat tanah
menjadi lemah dalam menyerap air.Akibatnya lapisan tanah terkikis dan terjadilah
erosi.Dengan adanya erosi terus menerus dan tidak adanya penahan tanah, maka
longsorpun mudah terjadi.Begitu juga dengan terjadinya abrasi Karang dan hutan
bakau diambil untuk keperluan pribadi tanpa memperhatikan lingkungan,
sehingga tidak ada penghalang ombak laut.Bahaya semacam ini dapat dihindarkan
dengan melakukan reboisasi (penanaman hutan yang gundul) serta melakukan
reklamasi hutan bakau. Dengan adanya penahan tanah terhadap air hujan atau
ombak, maka kemungkinan terjadi bencana banjir, longsor, dan bnajir rob bisa
berkurang. Di wilayah padat penduduk bisa disiasati dengan melakukan
penanaman pohon-pohon buah atau tanaman hias disekitar rumah.Selain
membantu tanah untuk meresap air, lingkungan sekitar rumah terlihat lebih hidup
dengan adanya tanaman.
b. Tidak membuang limbah ke sungai atau laut
Selain penggundulan hutan, pembuangan sampah di aliran sungai juga
mempengaruhi terjadinya banjir.Sampah plastik misalnya, sulit untuk didegradasi
dan biasanya menumpuk di sepanjang aliran sungai.Saat hujan datang, aliran
terhalang sampah sehingga aliran air membelok keluar dari aliran sungai yang
20
Istiani Nur Hafizah, Skripsi: “ Pelestarian Lingkungan Hidup” (Purwokerto: UMP, 2018), hal 14-16
seharusnya.Selain menjadi penyebab banjir, dampak sampah plastik bagi
kesehatan juga cukup beresiko.Air-air yang tergenang di sampah plastik peran
besar dalam daur hidup nyamuk yang membawa penyakit malaria atau demam
berdarah.Bukan hanya limbah sampah, pabrik yang dekat aliran sungai juga
sering membuang limbahnya pada sungai.
c. Melakukan sosialisasi lingkungan hidup melalui media pendidikan
Menurut Machali Imam program program pemerintah harus selalu
disosialisasikan kepada masyarakat lewat penyuluhan lalu didukung kegiatan lain
agar masyarakat punya kesadaran untuk melestarikan lingkungan. Sebagai contoh
masyarakat diberikan sosialisasi pendidikan mengenai ciri lingkungan sehat dan
tidak sehat.Setelah sosialisasi selesai, dibuat kegiatan atau lomba rumah sehat.21
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
21
Istiani Nur Hafizah, Skripsi: “ Pelestarian Lingkungan Hidup” (Purwokerto: UMP, 2018), hal 19-22
Penelitian pada hakikatnya adalah suatu kegiatan memperoleh kebenaran
mengenai suatu masalah dengan metode ilmiah, dorongan utama untuk mengadakan
penelitian ialah instink ingin tahu yang ada pada setiap manusia.22
Metodologi merupakan cara utama yang digunakan untuk mencari suatu tujuan,
misalnya menguji serangkaian hipotesa dengan menggunakan Teknik serta alat tertentu.
Cara ini digunakan setelah penyelidikan memperhitungkan kewajarannya ditinjau dari
tujuan penelitian.23
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu, yang didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu
rasional yang berarti kegiatan penelitian yang dilakukan dengan cara yang masuk akal.
Empiris ialah cara yang dilakukan yang dapat di amati oleh indra manusia dan sistematis
yang artinya proses yang dilakukan dengan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.24
Untuk mendapatkan gambaran yang utuh tentang subjek penelitian, maka peneliti
menggunakan jenis penelitian kualitatif yang deskriptif, yaitu untuk mengetahui dan
menggambarkan implementasi QS. Al-A’raf ayat 56-58 terhadap program sampah
menjadi berkah dan pelestarian lingkungan di madrasah Aliyah Al-Hikam Jatirejo Diwek
Jombang.
22
Moh. Kasiram, Metodologi Penelitian, (Malang : UIN-MALIKI PRESS, 2008) Cet I, hlm. 4
23
Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah, (Bandung : Tarsito, 1970), hlm. 33
24
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, R&D, (Bandung : Alfabeta, 2011), hlm.2
25
Moleong J.Lexy 2005, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung : PT Rosdakarya), hlm. 3
angka pada statistika sosial namun lebih ditekankan pada data dari hasil observasi dan
wawancara peneliti dengan narasumber yang diterjemahkan dalam tulisan baku. Tipe
penelitian deskriptif yaitu dengan memaparkan subjek penelitian, tipe penelitian ini
didasarkan pada pertanyaan dasar yaitu “bagaimana”. Pada penelitian ini metode
kualitatif deskriptif memudahkan penulis untuk meneliti bagaimana gaya hidup Anton
Ismael membentuk proses kreativitas dirinya.
B. Instrumen Penelitian
Salah satu ciri penelitian kualitatif adalah peneliti bertindak sebagai instrument
sekaligus pengumpul data. Instrument selain manusia (seperti: angket, pedoman
26
Sukardi, Metode Penelitian Pendidikan:Kompetensi dan Prakteknya, (Jakarta: Bumi Aksara,2005), 157
wawancara, pedoman observasi dan sebagainya) dapat pula digunakan, tetapi fungsinya
terbatas sebagai pendukung tugas peneliti sebagai instrument kunci. Oleh karena itu
dalam penelitian kualitatif kehadiran peneliti adalah mutlak, karena peneliti harus
berinteraksi dengan lingkungan baik manusia dan non manusia yang ada dalam kancah
penelitian. Kehadirannya di lapangan peneliti harus dijelaskan, apakah
kehadirannyadiketahui atau tidak diketahui oleh subyek penelitian. Ini berkaitan dengan
keterlibatan peneliti dalam kancah penelitian, apakah terlibat aktif atau pasif.27
C. Latar Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data seekunder.
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber atau dapat disebut sebagai
data utama. Sedangkan data sekunder merupakan data yang dikumpulkan oleh peneliti
dari sumber yang telah tersedia sehingga peneliti dapat disebut sebagai tangan kedua.28
Di dalam peneletian ini data primer di peroleh dari wawancara. Sedangkan data
sekunder akan diambil dari dokumen, observasi, foto, data serta penelitian terdahulu
yang relevan.
Sumber Data Menurut Lofland,29 “Sumber data utama dalam penelitian kualitatif
ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah tambahan seperti dokumen dan lain-
lain”. Sumber data akan diambil dari dokumen, hasil wawancara, catatan lapangan dan
hasil dari observasi.
27
A Muri Yusuf, Metodologi Penellitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan, (Jakarta: Prenadamedia
Group, 2017)
28
Mulyadi, Sistem Akuntansi, (Jakarta: Salemba Empat, 2016), hlm. 144
29
J. Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 157
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam peneletian,
karena tujuan utama adalah mendapatkan data. 23 Teknik pegumpulan data dalam
penelitian ini adalah wawancara, observasi, dan metode dokumentasi.30
30
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: ALFABETA, 2015), hlm. 224
31
J. Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 186
32
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: ALFABETA, 2016), hlm. 137
33
Rubiyanto, Metode Penelitian Pendidikan, (Surakarta: PSKGJ FKIP UMS, 2011), hlm. 85
34
Satori Djam’an dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2013)
35
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif. Teori dan Praktik, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), hlm. 143
reduksi data, dan sampai ke verifikasi dan kesimpulan data. Penjelasan dari teknik
analisis data ini sebagai berikut:
1) Reduksi data Pada suatu penelitian pasti akan mendapat data yang banyak dan
beragam, karena itulah diperlukan analisis data. Djam’an dan Aan berpendapat
bahwa data yang diperoleh dan ditulis dalam bentuk laporan atau data yang
terperinci, laporan yang disusun berdasarkan data yang direduksi, dirangkum,
serta diambil hal-hal pokok yang berfokus pada hal-hal yang penting.36 Reduksi
data ini dilakukan dengan memilih data yang diperlukan dalam penelitian
tersebut.
2) Penyajian Data Data display merupakan suatu cara untuk memperlihatkan data
mentah sehingga terlihat perbedaan antara data yang diperlukan dalam penelitian
dan data yang tidak diperlukan.37 Sedangkan fungsi dari display adalah untuk
memudahkan dalam memahami apa yang terjadi serta merencanakan kerja
selanjutnya berdasarkan dengan yang telah dipahami.38
3) Kesimpulan dan verifikasi Menurut Djam’an dan Aan, suatu kesimpulan awal
yang dikemukakan masih bersifat sementara, serta dapat berubah jika tidak
diemukan bukti-bukti yang kuat untuk mendukung data yang dikumpulkan, tetapi
apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti
yang valid dan konsisten saat penelitian kembali kelapangan pengumpulan data,
maka kesimpulan yang kemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.39
G. Teknik Pengecekan Keabsahan Data
Untuk mendapatkan data yang valid peneliti menggunakan teknik triangulasi
sumber data dan metode. Menurut Gunawan, triangulasi adalah suatu pendekatan
analisa data yang mensintesa data dari berbagai sumber. 40 Triangulasi sumber data
menurut Arifin merupakan penggalian informasi tertentu melalui metode-metode
dan sumber perolehan data. Triangulasi sumber data dilakukan melalui wawancara,
36
Satori Djam’an dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 218
37
Umi Zulfa, Metode Penelitian Penelitian (edisi revisi), (Yogyakarta: Cahaya Ilmu, 2010), hlm. 132
38
Satori Djam’an dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 219
39
Ibid.,
40
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif. Teori dan Praktik, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), hlm. 218
observasi, dan dokumen tertulis.41 Menurut Sugiyono, triangulasi bukan bertujuan
mencari kebenaran, tetapi meningkatkan pemahaman peneliti terhadap data dan
fakta yang dimilikinya.42 Hal ini dipertegas oleh Wiersma yang mengemukakan
triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekean data dari
berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Sedangkan triangulasi
metode menurut Arifin dilakukan dengan membandingkan informasi atau data
dengan cara yang berbeda. Triangulasi metode ini dilakukan dengan menggunakan
cara wawancara kemudian dilanjutkan dengan observasi untuk memperoleh
informasi yang sama.43
BAB IV
41
Arifin, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011), hlm. 164
42
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif. Teori dan Praktik, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), hlm. 219
43
Arifin, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011), hlm. 164
Penelitian ini dilakukan di kota Jombang yakni di Madrasah Aliyah Al-Hikam
Jatirejo Diwek Jombang dan Pondok Pesantren Putri Mambaul Hikam Jatirejo Diwek
Jombang yang satu yayasan dengan Madrasah Al-Hikam. Lebih lengkapnya teletak
di Jl. Masjid 12 Jatirejo Diwek Jombang, Jatirejo Kec. Diwek Kab. Jombang Jawa
Timur.
2. Profil Madrasah Al-Hikam Jatirejo Diwek Jombang
a. Sejarah Berdirinya MA Al-Hikam Jatirejo Jombang
MA-Al Hikam Jatirejo Jombang berada dibawah naungan pondok
pesantren Ma’had Mambaul Hikam Jatirejo Jombang.Madrsah ini berdiri
sejak tahun 2009 lalu bersamanya dengan Mts. Al-Hikam.
b. Visi Misi Madrasah Aliyah Al-Hikam Jatirejo Diwek Jombang
1. Visi MA Al-Hikam Jatirejo Jombang
“Mewujudkan Insan Religius, Cendekia, Terampil, Berakhlakul Karimah, dan
Berbudaya Lingkungan”
2. Misi MA Al-Hikam Jatirejo Jombang
1) Menanamkan pengamalan terhadap ajaran agama dalam aktivitas
kehidupan sehari hari
2) Melaksanakan pembelajaran serta lingkungan yang efektif, kreatif, dan
inovatif yang berbasis ICT
3) Mengembangkan minat dan bakat siswa secara optimal sesuai dengan
potensi yang dimiliki
4) Mewujudakan siswa yang terampil dalam kompetensi dan unggul dalam
prestasi
5) Mewujudkan prestasi siswa dalam bidang sains dan teknologi
6) Membiasakan siswa siswi untuk mencintai dan melestarikan lingkungan
sekitar
7) Membiasakan siswa siswi untuk mencegah terjadinya pencemaran dan
kerusakan lingkungan
c. Struktur OrganisasiMadrasah Aliyah Al-Hikam Jatirejo Diwek Jombang
Stuktur Organisasi merupakan kerangka atau susunan yang dapat
menunjang hubungan antara komponen yang satu dengan yang lainnya, sehingga
menjadi jelas antara wewenang, tugas, dan tanggung jawab masing masing
dengan teratur.Oleh karena itu, MA Al-Hikam Jatirejo Jombang sebagai lembaga
pendidikan yang terdapat penasihat, kepala madrasah, kepala tata usaha, waka,
guru, dan siswa merupakan pengorganisasian yang baik dan teratur.
Demikian ini bertujuan agar program peran pendidikan agama islam
terhadap pendidikan lingkungan hidup yang sudah berjalan sesuai dengan yang
diharapkan selain itu juga agar kerja sama dan tanggung jawab mereka dapat
dilaksanakan secara maksimal. Hasil dokumentasi yang diperoleh peneliti tentang
struktur organisasi MA Al-Hikam Jatirejo untuk lebih jelasnya dapat dilihat
didaftar terlampir.
d. Sarana dan Prasarana
Dari data yang diperoleh ketika berada dilapangan, dimadrasah ini
memiliki sarana dan prasarana yang cukup memadai dan dapat mendukung proses
pembelajaran.
45
Obsevasi tanggal 06 Februari 2022 Pukul 10.10 WIB di MA Al-Hikam Jatirejo Jombang
46
Wawancara dengn ibu Rany, Sekretaris Adiwiyata, tanggal 24 Januari Pukul 11. WIB di Ruang BK Madrasah Al-
Hikam
ulang sampah, serta membuat kostum dari daur ulang sampah
mendapatkan juara tiga.47
Dari penuturan ibu Rany tadi, dapat dilihat bahwa MA Al-Hikam turut
berpartisipasi terhadap program adiwiyata Mts Al-Hikam, yang sama sama
terfokus pada pelestarian lingkungan dan pengelolaan sampah di madrasah.
“Setiap hari ada rolingan untuk piket harian pokja, jadi semua siswa sudah
ada jadwalnya sendiri untuk membersihkan semua tempat di madrasah”49
47
Wawancara dengn ibu Rani, Sekretaris Adiwiyata, tanggal 24 Januari 2022 Pukul 11.00 WIB di Ruang BK
Madrasah Al-Hikam
48
Wawancara dengan bapak Pulung, tanggal 11 Februari 2022 pukul 10.10 WIB
49
Wawancara dengan Ayu Fita Sari, Siswi Kelas XII-IPA MA Al-Hikam Jatirejo Jombang, Pukul : 10.15 WIB,
Tanggal 27 Januari 2022, di kelas XII-IPA MA Al-Hikam Jatirejo Jombang.
Kemudian peneliti mengamati sisi lain disekitar kelas dan madrasah tersedia
keranjang sampah besar untuk sedekah botol plastikdisetiap hari jum’atnya
selama satu minggu atau setelah jajan yang terdapt botol plastik dibuang pada
keranjang sampah yang sudah disediakan untuk membuang sampah botol. Dari
botol tersebut dan sampah plastik nantinya akan digunakan untuk ecobrick, jadi
setiap dua orang siswa menyetorkan satu botol ecobrick dalam dua pekannya.
Kemudian disetiakan tempat sampah organik dan anorganik.
50
Narasumber Acara sosiali adiwiyata, Ibu Hj. Maftuhah Mustiqowati, di madrasah Al-Hikam, pukul 09.00 WIB
Tanggal 10 Februari 2022
Pengelolan sampah plastik biasanya di daur ulang menjadi beberapa
produk diantaranya Ecobrick, kerajinan tangan seperti vas bunga dari
plastik dan steroform, dompet, dan tas. Dimana setiap 2 kelas siswa wajib
menyetorkan 2 Ecobrick dalam jangka waktu 2 minggu. Dalam 1 bulan
siswa Al-Hikam Jatirejoo bisa mengumpulkan kurang lebih 144
Ecobrick. Pengelolaan sampah plastik juga bisa di buat baju dan layang-
layang. Untuk sampah botol plastik Siswa Al-Hikam Jatirejo di wajibkan
mengumpulkan dalam satu tempat khusus yang dipisah dari sampah
lainnya. Adapun cara implementasinya :
a) Dengan membuat ecobrick, para siswa mengumpulkan sampah
yang sudah dicuci bersih semudian dimasukan kedalam botol,
lalu disetorkan kepada pihak pengelola, dari pihak pengelola
terus ditimbang dan didaftarkan ke akun gobrik. Kemudian
direkatkan dengan lem kaca dan dijadikan sebagai meja dan
kursi.
b) Dengan membuat baju dari daur ulang sampah plastik, cara membuat
baju daur ulang dengan dijahit.
2. Pengelolaan Sampah Kertas dan Kain
Pengelolaan sampah kertas bisa di buat berbagai macam kerajinan
diantaranya adalah, bubur kertas menjadi kaligrafi, kerajinan topeng,
keset yang terbuat dari kain perca. Dengan cara menghancurkan kertas
kertas kemudian dicetak dan dicampur dengan lem rajawali
3. Pengelolaan Sampah Daun dan Minyak Jelantah
Pengelolaan Sampah Daun dan Minyak Jelantah dijadikan
Pembuatan Kompos, dan POC (Pupuk Organik Cair), kemudian Minyak
Jelantah diolah menjadi sabun batang cuci tangan, sabun cuci piring dan
sabun pel lantai. Adapun proses pembuatan pembuatan daur ulang
minyak jelantah sebagai berikut Percobaan membuat sabun suci piring
bekerja sama dengan UIN Malang.
- Proses membuat minyak jelantah menjadi sabun cuci piring
a. Bahan utamanya adalah minyak jelantah
Tahapan dibagi menjadi 4 tahab, tahap filtrasi,
netralisasi,blicing/pemucatan, mastrasi.
Filtrasi = minyak jelantah disaring agar terpisah dari ampas
dan kotoran yang terdapat pada minyak jelantah, dengan
menggunakan kain saring, lalu diendapin selama satu malam,
kemudia disaring lagi samapai 2 atau 3 kali tergantung sampai
minyaknya bersih.
Netralisasi = karena minyak jelantah adalah berupa endapan
masa jenderung keasamannya, ph nya terlalu tinggi, tujuan dari
netralisasi untuk menetralkan ph. Dengan cara pakai larutan
KLA dengan air perbandingannya 1 : 10, kemudian campuran
dari hasil larutan KLA dan air di campurkan ke minyak
jelantah dengan cara minyak nya dipanaskan sampai suhu 60
sampai 70 derajat kedua larutan KLA diteteskan pada minyak
jelantah sampai menemukan beberapa indikator dengan diukur
menggunakan test paper. Kemudian langkah selanjutnya sama
dengan pembuatan sabun biasa dengan ditambahkan pewangi
agar tidak bau minyak jelantah.51
3. Hasil dan Pemasaran Pengelolaan Sampah di Madrasah Al-Hikam Diwek
Jombang
Sebagian dari hasil produksi siswa Al-Hikam Jatirejo suah di pasarkan. Salah
satu diantaranya adalah sampah botol plastik yang di pasarkan di Bank Sampah
Jombang yang mana dalam 2 minggu bisa menghasilkan kurang lebih 400 Ribu
rupiah, keset dari kain perca yang di jual dengan harga 15 Ribu rupiah. Selain di
pasarkan, hasil produksi siswa Al-Hikam Jatirejo juga di pakai sendiri seperti
Ecobrick yang digunakan sebagai podium, meja belajar, dan pot bunga.
Biaya pendanaan dalam pengelolaan sampah didapatkan dari sedekah uang
pada hari jum’at dan distribusi hasil penjualan di kelola lagi untuk membuat produk
produk baru. Serta dalam menghasilkan produk seperti sabun madrasah al-hikam
51
Wawancara dengan para siswa MA Al-Hikam, Ayu Fita sari dan Bimo Dwi Nugroho, Pukul 10.15 WIB, tanggal
27 Februari 2022
bekerja sama dengan uin malang.dalam aturan adiwiyata sebenarnya tidak boleh
keluar uang, karena murni mengelola sampah dan sumbernya dari sampah dan semua
yang ada dilingkungan. Hal ini telah dijelaskan oleh ibu rany, para siswa kelas XII-
IPA Ayu Fitria dan Indah Sholikhah Wulandari.52
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masalah lingkungan saat ini menjadi salah satu isu sosial yang sangat sering
dibahas oleh pemerintah maupun masyarakat. Terkait masalah lingkungan tersebut, maka
52
Wawancara dengan ibu Rany, Ayu,dan Indah, Tanggal 27 Februari 2022, pukul 13.30 WIB
peneliti melakukan penelitian di MA-Al Hikam Jatirejo Diwek Jombang dengan
mengimplemetasikan QS.Al-A’raf ayat 56-58 terhadap program sampah menjadi berkah
dan pelestarian lingkungan, dari hasil pengumpulan data dan juga analisis peneliti, maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
Dalam program sampah menjadi berkah dan pelestarian lingkungan sudah mulai
diterapkan setelah bangunan madrasah menjadi bangunan yang kokoh akan tetapi suasana
di MA Al-Hikam maupun MTs Al-Hikam gersang dan tidak asri ditambah lagi dengan
perilaku para siswa yang suka membuang sampah tidak pada tempatnya, pada akhirnya
untuk memicu semangat para warga madrasah Al-Hikam untuk mengikuti program
sekolah adiwiyata. Program ini juga ditetapkan karena adanya nilai nilai karakter yang
nyata bagi siswa dan warga sekolah. Tujuan kegiatan utamanya adalah menciptakan
kelembagaan sekolah yang peduli lingkungan. Peneliti mengamati kondisi madrasah
secara langsung, dari pantauan peneliti, madrasah ini memang bersih, asri, indah, penuh
dengan pepohonan yang berbagai tanaman hijau di sepanjang sudut kelas. Pendidikan
lingkungan hidup di MA Al-Hikam sudah berjalan selama kurang lebih 8 tahun semenjak
tahun 2014 lalu, berbagai macam perlombaan yang berkaitan dengan pengelolaan sampah
dan pelestarian lingkungan sudah pernah diraih. “ kita juga Pernah mengikuti event yang
berkaitan dengan sampah yakni JEC, tempatnya dikebon ratu Jombang,seperti membuat
layang layang, kostum dari daur ulang sampah, dan poster tentang sampah, dan
mendapatkan juara satu dalam perlombaan membuat layangan dari daur ulang sampah,
serta membuat kostum dari daur ulang sampah mendapatkan juara tiga. Kemudian
peneliti mengamati sisi lain disekitar kelas dan madrasah tersedia keranjang sampah besar
untuk sedekah botol plastik disetiap hari jum’atnya selama satu minggu atau setelah jajan
yang terdapt botol plastik dibuang pada keranjang sampah yang sudah disediakan untuk
membuang sampah botol. Yang dilaksanakan setiap harinya oleh siswa sesuai dengan
jadwal yang telah ditentukan. Bank sampah tempat untuk mengumpulkan sampah sampah
yang telah terkumpul selama satu minggu disetiap kelas.
Pengelolaan Sampah di Madrasah Aliyah Al-Hikam Jatirejo Diwek Jombang . Di
MA Al-Hikam Jatirejo Jombang memiliki kompoten kegiatan berbasis partisipatif, para
siswa diharapkan juga dapat berpartisipasi secara aktif dalam berbagai kegiatan yang
diselenggarakan oleh madrasah dalam mewujudkan madrasah cinta lingkungan dan
berbudaya lingkungan. Yang bertujuan untuk membedakan sampah yang bisa diolah
kembali atau tidak. Untuk sampah yang diolah disendirikan kemudian diolah kembali.
Setelah sampah dipilah sesuai jenisnya. Kemudian sampah yang mudah didaur ulang
dijadikan kerajinan seperti bunga hias, tas, tempat tissu, kaligrafi dan lain lain, sedangkan
sampah organik ditimbun dibawah tanah untuk dijadikan pupuk dan kompos.
a.) Pengolahan sampah plastik juga bisa dibuat baju dan layang-layang. Untuk sampah
botol plastik siswa Al-Hikam Jatirejo di wajibkan mengumpulkan dalam satu tempat
khusus yang dipisah dari sampah lainnya.
b.)Dengan membuat ecobrick, para siswa mengumpulkan sampah yang sudah dicuci
bersih kemudian dimasukan kedalam botol, lalu disetorkan kepada pihak pengelola, dari
pihak pengelola terus ditimbang dan didaftarkan ke akun gobrik.
c.) Dengan membuat baju dari daur ulang sampah plastik, cara membuat baju daur
ulang dengan dijait. Pengelolaan sampah kertas bisa di buat berbagai macam kerajinan
diantaranya adalah, bubur kertas menjadi kaligrafi, kerajinan topeng, keset yang terbuat
dari kain perca. Pengelolaan Sampah Daun dan Minyak Jelantah dijadikan Pembuatan
Kompos, dan POC (Pupuk Organik Cair), kemudian Minyak Jelantah diolah menjadi
sabun batang cuci tangan, sabun cuci piring dan sabun pel lantai.
Selain dipasarkan, hasil produksi Siswa Al-Hikam Jatirejo juga di pakai sendiri seperti
Ecobrick yang digunakan sebagai Podium, meja belajar, dan pot bunga. Biaya
pendanaan dalam pengelolaan sampah didapatkan dari sedekah uang pada hari jum’at
dan distribusi hasil penjualan di kelola lagi untuk membuat produk produk baru. Serta
dalam menghasilkan produk seperti sabun madrasah alhikam bekerja sama dengan UIN
Malang. Dalam aturan adiwiyata sebenarnya tidak boleh keluar uang, karena murni
mengelola sampah dan sumbernya dari sampah dan semua yang ada dilingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, 2011, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta
Gugun Gunawan. 2007. Mengolah Sampah Jadi Uang. Jakarta : TransMedia Pustaka
Gunawan, Imam, 2013, Metode Penelitian Kualitatif. Teori dan Praktik, Jakarta: PT
Bumi Aksara
Istiani Nur Hafizah. 2018. Skripsi: “ Pelestarian Lingkungan Hidup”. Purwokerto: UMP
Miftahur Rohim. 2020. Teknologi Tepat Guna Pengolahan Sampah. Pasuruan : CV.
Penerbit Qiara Media
Quraish Shihab, M. 2013. Membumikan Al-Qur’an, Fungsi dan Peran Wahyu dalam
Kehidupan Masyarakat. Bandung: PT. Mizan Pustaka.
Riska Wani Eka putri Perangin-Angin, dkk. 2020. Perilaku Masyarakat dalam
Pengelolaan Sampah.Indramayu : Penerbit Adab
Rubiyanto, 2011, Metode Penelitian Pendidikan, Surakarta: PSKGJ FKIP UMS, 2011
Sabartiyah. 2008. Pelestarian Lingkungan Hidup. Semarang: Alprin
Satori Djam’an dan Aan Komariah, 2013 Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung:
Alfabeta
Sugiyono, 2015, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung:
ALFABETA
Trisna Sihaloho, Anggi. 2018 Kerusakan Lingkungan Hidup. Universitas Negeri Jakarta.
WALHI, 2015. Tinjauan Lingkungan Hidup 2015, Menagih Janji Menuntut Perubahan.
Jakarta: Wahana Lingkungan Hidup Indonesia.
Yadi hartono, Dwi Mardhia, dkk. 2020. Pengelolaan dan Pemanfaatan SAMPAH
Berbasis Rumah Tangga. Malang : Literasi Nusantara
Lampiran
Gambar 2.2
Gambar 2.4
Gambar 2.5
Gambar 3.1 Gambar 3.2
Gambar 3.3